Persyaratan Umum Penggunaan Sistem Informasi Dan Investigasi Kredit Biro Kredit Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Persyaratan Umum Penggunaan Sistem Informasi Dan Investigasi Kredit Biro Kredit Indonesia"

Transkripsi

1 I. Umum Persyaratan Umum Penggunaan Sistem Informasi Dan Investigasi Kredit Biro Kredit Indonesia Persyaratan Umum (sebagaimana didefinisikan dibawah ini) merupakan bagian yang integral dan tidak terpisahkan dari Perjanjian Penggunaan Sistem Informasi Dan Investigasi Kredit Biro Kredit Indonesia atau Perjanjian (sebagaimana didefinisikan dibawah ini), dan dengan menandatangani Perjanjian, Pelanggan (sebagaimana didefinisikan dibawah ini) dengan tegas dan tanpa syarat serta tanpa kecuali menundukkan diri kepada semua ketentuan Persyaratan Umum. II. Definisi Bank: adalah bank sebagaimana dimaksud dalam UU Perbankan (sebagaimana didefinisikan dibawah ini). Biaya Penggunaan Informasi Kredit Negatif Nasabah: adalah biaya yang harus dibayar oleh Pelanggan untuk setiap kali menggunakan Informasi Kredit Negatif Nasabah (sebagaimana didefinisikan dibawah ini) yang menyangkut Nasabah (sebagaimana didefinisikan dibawah ini) yang jumlahnya ditetapkan dari waktu kewaktu oleh Biro Kredit Indonesia, dengan ketentuan bahwa untuk pertama kalinya jumlah biaya tersebut adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Persyaratan Umum yang merupakan bagian yang integral dan tidak terpisahkan dari Persyaratan Umum. Biro Kredit Indonesia: adalah PT Biro Kredit Indonesia, suatu perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta, yang akta pendirian dan anggaran dasarnya dimuat dalam akta nomor 8 tanggal 11 November 2002 dari Benny Kristianto, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusannya nomor C HT TH.2003, tanggal 25 Februari 2003, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia nomor 50/2003 tanggal 24 Juni 2003, Tambahan nomor 4924/2003. Cidera Janji: adalah suatu atau lebih peristiwa atau kejadian dimana Nasabah cidera janji atau gagal bayar atau melanggar atau tidak menepati suatu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian Nasabah (sebagaimana didefinisikan dibawah ini), baik karena kesengajaan, itikad buruk, kecerobohan, kelalaian, atau alasan apapun juga yang dinyatakan dengan Pemberitahuan Cidera Janji (sebagaimana didefinisikan dibawah ini) atau dengan lewatnya waktu atau karena hal atau alasan apapun juga. Informasi Kredit Negatif Nasabah: adalah data dan informasi yang diberikan oleh Kreditur kepada Biro Kredit Indonesia dalam rangka pelaksanaan Perjanjian Nasabah yang menyangkut Cidera Janji atas Perjanjian Nasabah, serta data dan informasi mengenai status ketidak-kepatuhan Nasabah sehubungan dengan Perjanjian Nasabah, termasuk tetapi tidak terbatas pada piutang yang dihapus (written-off account), piutang yang penagihannya bermasalah (collection problem account), pembekuan sementara kartu kredit (suspension of credit card), pembatalan kartu kredit (cancellation of credit card), penutupan tak wajar rekening Koran (mishandling and closing of bank account), penghentian atau pencabutan atau pembatalan 1

2 fasilitas Kredit Nasabah (termination or revocation or cancellation of credit facility), yang semuanya diberikan oleh Pelanggan kepada Biro Kredit Indonesia dalam rangka dan untuk maksud Perjanjian dan pelaksanaannya, dengan memenuhi semua ketentuan Rahasia Bank (sebagaimana didefinisikan di bawah ini) untuk dijadikan bagian yang integral dari SIDIK (sebagaimana didefinisikan dibawah ini), dan dalam menerima Informasi Kredit Negatif Nasabah dari Kreditur atau Pelanggan, Pelanggan menjamin, dan Biro Kredit Indonesia menerima jaminan Pelanggan dan karenanya mengasumsikan, bahwa Pelanggan telah memenuhi semua ketentuan-ketentuan Rahasia Bank, dan karenanya Biro Kredit Indonesia dibebaskan dan dilepaskan oleh Pelanggan yang bersangkutan dari tanggung jawab dan kewajiban hukum, administrasi dan keuangan serta tanggung jawab dan kewajiban lain apapun juga yang mungkin timbul dari pelanggaran Rahasia Bank oleh Pelanggan atau pihakpihak yang bertindak atas nama atau mewakili Pelanggan. Database Biro Kedit Indonesia: adalah semua informasi, data dan keterangan yang berasal dari Informasi Kredit Negatif Nasabah yang diberikan oleh Kreditur kepada Biro Kredit Indonesia yang disimpan dan dipelihara oleh Biro Kredit Indonesia secara terpadu (integrated) dalam SIDIK sesuai dengan Perjanjian dan Persyaratan Umum dengan cara dan bentuk yang ditentukan oleh Biro Kredit Indonesia, dan dapat diakses oleh Pelanggan melalui Situs Biro Kredit Indonesia. Hari Kerja: adalah hari Senin sampai dengan Jumat, dari jam sampai jam Waktu Indonesia Bagian Barat, kecuali hari-hari tersebut merupakan hari libur resmi yang diumumkan oleh Pemerintah. Informasi Rahasia: adalah seluruh Informasi Kredit Negatif Pelanggan yang tersimpan didalam Database Biro Kredit Indonesia dan merupakan bagian dari SIDIK. Kejadian Memaksa: adalah hal, peristiwa atau kejadian yang berada diluar kendali yang wajar dari Biro Kredit Indonesia termasuk tetapi tidak terbatas pada bencana alam, gangguan listrik, gangguan komunikasi satelit atau kabel, perusakan data oleh virus komputer, tindakan hacking, pemogokan, huru hara, peraturan atau kebijakan Pemerintah, gejolak moneter dan/atau ekonomi yang luar biasa, serta hal-hal lain yang terkait, yang bilamana terjadi tidak akan menimbulkan tanggung jawab dan kewajiban apapun juga pada pihak Biro Kredit Indonesia. Kredit Nasabah: adalah fasilitas kredit atau fasilitas pinjaman atau bantuan keuangan dalam bentuk, substansi dan nama apapun juga yang diterima dan/atau akan diterima oleh Nasabah dari Kreditur berdasarkan Perjanjian Nasabah, baik yang timbul dari transaksi pinjaman bank, fasilitas leasing, pembiayaan konsumen, fasilitas kartu kredit atau kartu bayar (charge card), anjak piutang, transaksi penggunaan fasilitas utilitas termasuk fasilitas listrik, telpon (saluran tetap maupun saluran bergerak), air minum, gas, internet, jaringan kabel, dan utilitas apapun dengan teknologi apapun juga, atau transaksi lain apapun juga yang menimbulkan kewajiban keuangan bagi Nasabah, termasuk pokok, bunga maupun denda pajak dan bea serta biaya apapun juga, baik yang sudah lunas dibayar, masih harus dibayar, maupun yang sudah gagal bayar oleh Nasabah karena Cidera Janji atau karena alasan lain apapun juga, sesuai dengan ketentuan-ketentuan Perjanjian Nasabah. 2

3 Kreditur: adalah Bank, Lembaga Pembiayaan Bukan Bank dan Pemberi Jasa Utilitas (sebagaimana didefinisikan dibawah ini) yang memperoleh ijin usaha dari Pemerintah (sebagaimana didefinisikan dibawah ini). Penggunaan istilah Kreditur dan Pelanggan dapat saling ditukar satu dengan yang lainnya tergantung kepada konteks dari ketentuan yang diatur dalam Persyaratan Umum. Lembaga Pembiayaan Bukan Bank: adalah lembaga pembiayaan bukan bank sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Lembaga Pembiayaan. Nasabah: adalah nasabah atau mantan nasabah yang menerima Kredit Nasabah dari Kreditur dan/atau calon nasabah yang mengajukan permohonan Kredit Nasabah kepada Kreditur. Pelanggan: adalah Kreditur yang telah mengajukan aplikasi untuk menjadi pelanggan Biro Kredit Indonesia dan setelah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh Biro Kredit Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian telah diterima menjadi pelanggan Biro Kredit Indonesia. Pembayaran Penerimaan Pelanggan: adalah pembayaran kepada Biro Kredit Indonesia yang wajib dibayar dimuka dan hanya sekali saja oleh Pelanggan pada saat diterima menjadi Pelanggan menurut ketentuan Persyaratan Umum, yang dari waktu kewaktu ditetapkan oleh Biro Kredit Indonesia, dan untuk pertama kalinya selama tahun buku 2003 Biro Kredit Indonesia berjumlah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Persyaratan Umum yang merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari Persyaratan Umum. Pemberi Jasa Utilitas: adalah penyelenggara pemberi jasa utilitas dalam berbagai bidang usaha termasuk pemberi jasa utilitas listrik, telepon (saluran tetap maupun bergerak), air minum, gas, internet, jaringan kabel dan utilitas lain apapun juga dengan menggunakan teknologi apapun juga. Pemberitahuan Cidera Janji: adalah pemberitahuan oleh Kreditur kepada Nasabah bahwa Nasabah telah berada dalam keadaan Cidera Janji. Pemerintah: adalah pemerintah Negara Republik Indonesia termasuk departemen, lembaga non-depertemen, dan lembaga, institusi serta instansi pemerintah lainnya berikut dengan kantor-kantor pusat dan cabang-cabangnya serta pejabatpejabatnya. Peraturan Lembaga Pembiayaan: adalah Surat Keputusan Presiden nomor 61 tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan Dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, dan semua perubahan dan peraturan pelaksanaannya. Perjanjian Penggunaan Sistem Informasi Dan Investigasi Kredit Biro Kredit Indonesia atau Perjanjian: adalah perjanjian yang dibuat oleh dan antara Pelanggan dan Biro Kredit Indonesia yang memuat kesepakatan antara Biro Kredit Indonesia dan Pelanggan mengenai penyerahan, pemeliharaan dan penggunaan Informasi Kredit Negatif Nasabah dan ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan. 3

4 Perjanjian Nasabah: adalah perjanjian pemberian Kredit Nasabah dalam bentuk, substansi serta nama apapun apapun yang dibuat atau pernah dibuat oleh dan antara Kreditur dan Nasabah yang menimbulkan Kredit Nasabah, berikut dengan aplikasi kredit, perjanjian atau dokumen lain dan lampiran-lampirannya yang merupakan bagian yang melekat pada, atau terkait dengan, atau yang merupakan pelaksanaan dari, Perjanjian Nasabah. Persyaratan Penggunaan: adalah persyaratan penggunaan SIDIK, Database Biro Kredit Indonesia dan Informasi Kredit Negatif Nasabah sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian, Persyaratan Umum dan Persyaratan Penggunaan yang dilampirkan sebagai Lampiran II Persyaratan Umum yang merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari Persyaratan Umum. Persyaratan Umum: adalah persyaratan umum keanggotaan Biro Kredit Indonesia ini yang merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari Perjanjian, dan dapat diakses oleh Pelanggan melalui Situs Biro Kredit Indonesia. Rahasia Bank: adalah rahasia bank sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Perbankan (sebagaimana didefinisikan dibawah ini). SIDIK: adalah Sistem Informasi Dan Investigasi Kredit, suatu Sistem informasi yang dikembangkan oleh Biro Kredit Indonesia yang menghasilkan Database Biro Kredit Indonesia dan Informasi Kredit Negatif Nasabah yang disediakan secara online melalui Situs Biro Kredit Indonesia. Situs Biro Kredit Indonesia: adalah situs dengan alamat atau alamat lain yang sewaktu-waktu diberitahukan oleh Biro Kredit Indonesia kepada Pelanggan, yang dibangun dan ditata-usahakan oleh Biro Kredit Indonesia, dan memuat Database Biro Kredit Indonesia dan Informasi Kredit Negatif Nasabah, dan dapat diakses oleh Pelanggan yang memenuhi semua kewajiban-kewajibannya dalam Perjanjian dan Persyaratan Umum. UU Perbankan: adalah Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang Perubaan Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, dan setiap serta semua peraturan pelaksanaannya. III. Ketentuan-ketentuan Persyaratan Umum 1. Aplikasi Pelanggan Setiap Kreditur dapat mengajukan permohonan untuk menjadi Pelanggan setelah memenuhi setiap dan semua persyaratan sebagai berikut yang ditetapkan oleh Biro Kredit Indonesia: 1. Kreditur adalah Bank dan/atau Lembaga Pembiayaan Bukan Bank dan/atau Pemberi Jasa Utilitas yang menjalankan kegiatan usahanya sesuai dengan perijinan yang diberikan kepadanya dan ketentuanketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan 2. Kreditur tidak dalam proses membubarkan diri atau likwidasi, atau tidak dalam proses menyatakan kepailitannya atau dinyatakan pailit oleh krediturnya di hadapan suatu badan peradilan, dan tidak sedang dalam proses mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang 4

5 sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang nomor 4 tahun 1998 tentang Penetapan Perpu nomor 1 tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Tentang Kepailitan Menjadi Undang-undang; dan 3. Pelanggan menyanggupi untuk memenuhi setiap dan semua Persyaratan Umum termasuk tetapi tidak terbatas pada persyaratan untuk menjaga Informasi Rahasia, menjaga Rahasia Bank, persyaratan pengambilan, penyimpanan dan penggunaan Informasi Kredit Negatif Nasabah, serta melakukan pembayaran-pembayaran Pembayaran Penerimaan Pelanggan dan Biaya Penggunaan Informasi Kredit Negatif Nasabah secara penuh dan tepat waktu; dan 4. Pelanggan menyanggupi untuk memenuhi setiap dan semua persyaratan tehnis dan administratif serta persyaratan lainnya yang ditentukan dari waktu kewaktu oleh Biro Kredit Indonesia serta diberitahukan secara tertulis kepada Pelanggan dan/atau melalui informasi yang dimuat dalam Situs Biro Kredit Indonesia; dan 5. Pelanggan menyanggupi untuk memenuhi setiap dan semua persyaratan penggunaan Sistem Informasi Dan Investigasi Kredit termasuk Database Biro Kredit Indonesia dan Informasi Kredit Negatif Nasabah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Perjanjian, Persyaratan Umum dan Persyaratan Penggunaan (sebagaimana didefinisikan diatas). 2. Informasi Kredit Negatif Nasabah 1. Pelanggan dengan selalu dan dari waktu kewaktu memenuhi Rahasia Bank wajib untuk menyerahkan kepada Biro Kredit Indonesia semua Informasi Kredit Negatif Nasabah yang menyangkut Nasabah dari Pelanggan yang merupakan data historis secara lengkap dan utuh tanpa ada yang dikecualikan untuk dimasukkan ke dalam Database Biro Kredit Indonesia sebagai bagian dari SIDIK, yang dapat diakses oleh seluruh Pelanggan melalui Situs Biro Kredit Indonesia. Informasi Kredit Negatif Nasabah tersebut diserahkan dalam bentuk softcopy atau bentuk lain yang ditetapkan oleh Biro Kredit Indonesia sesuai dengan teknologi informasi yang dikembangkan dan diterapkan oleh Biro Kredit Indonesia, dan diberitahukan dari waktu kewaktu oleh Biro Kredit Indonesia kepada semua Pelanggan melalui Situs Biro Kredit Indonesia. Pelanggan menjamin Biro Kredit Indonesia bahwa Informasi Kredit Negatif Nasabah yang diserahkannya kepada Biro Kredit Indonesia merupakan Informasi Kredit Negatif Nasabah yang bersifat historis dan termutakhir, benar, tepat, akurat dan tidak menyesatkan. 2. Pelanggan wajib untuk melakukan pembaharuan (updating) atas Informasi Kredit Negatif Nasabah atas Nasabah dari Pelanggan setiap bulan kalender, atau untuk alasan yang sangat penting termasuk tetapi tidak terbatas bilamana terjadi suatu perubahan penting atas Informasi Kredit Negatif Nasabah, sesegera mungkin sebagaimana setiap kali dianggap perlu oleh Pelanggan. Untuk keperluan penggunaan Informasi Kredit Negatif Nasabah oleh Pelanggan lain menurut Perjanjian dan Persyaratan Umum, Pelanggan yang menyerahkan Informasi Kredit Negatif Pelanggan dianggap telah memberikan kepada Biro Kredit Indonesia, Informasi Kredit Negatif Nasabah yang termutakhir berdasarkan data historis, benar, tepat, akurat dan tidak menyesatkan dari suatu Nasabah. 5

6 3. Biro Kredit Indonesia tidak bertanggung jawab kepada Pelanggan lain yang mengakses dan menggunakan Informasi Kredit Negatif Nasabah dari Database Biro Kredit Indonesia bilamana Informasi Kredit Negatif Nasabah yang diberikan oleh Pelanggan yang menyerahkan Informasi Kredit Negatif Nasabah tersebut ternyata merupakan Informasi Kredit Negatif Nasabah yang tidak konsisten secara historis, tidak termutakhir, tidak benar, tidak akurat, tidak tepat atau menyesatkan, atau melanggar Rahasia Bank. Pelanggan yang menyerahkan Informasi Kredit Negatif Nasabah tersebut dengan ini membebaskan dan melepaskan Biro Kredit Indonesia dan Pelanggan yang mengakses dan menggunakan Informasi Kredit Negatif Nasabah tersebut dari setiap tuntutan, gugatan dan klaim yang diajukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan karena Informasi Kredit Negatif Nasabah yang diberikan oleh Pelanggan tersebut tidak konsisten secara historis, atau tidak mutakhir, atau tidak benar, atau tidak akurat, atau tidak tepat atau menyesatkan, atau karena dilanggarnya Rahasia Bank. 4. Dalam menyediakan Informasi Kredit Negatif Nasabah kepada Pelanggan yang tersedia pada Database Biro Kredit Indonesia, yang dapat diakses dari Situs Biro Kredit Indonesia, Biro Kredit Indonesia tidak menjamin konsistensi secara historis atau kemutakhiran atau kebenaran atau ketepatan atau keakuratan, atau tidak menyesatkannya Informasi Kredit Negatif Nasabah, atau konsistensi, atau kelengkapan atau kemutakhiran Database Biro Kredit Indonesia. 5. Kecuali karena terjadinya Keadaan Memaksa, Biro Kredit Indonesia akan memasukkan semua Informasi Kredit Negatif Nasabah dan perubahan atau perbaikannya ke dalam Database Biro Kredit Indonesia dan menghimpunnya dalam SIDIK setelah Biro Kredit Indonesia menerimanya dari Kreditur dalam bentuk softcopy yang memenuhi standar teknologi informasi yang ditentukan oleh Biro Kredit Indonesia dari waktu kewaktu. Dalam hal karena suatu sebab apapun juga Biro Kredit Indonesia tidak dapat memasukkan Informasi Kredit Negatif Nasabah atau perbaikan atau pembaharuannya ke dalam Database Biro Kredit Indonesia dan menghimpunnya dalam SIDIK dalam jangka waktu tersebut, termasuk karena alasan-alasan tehnis, hukum dan/atau administratif, Biro Kredit Indonesia akan memberitahukannya kepada Pelanggan yang bersangkutan sesegera mungkin setelah mendapati masalah tersebut. 6. Informasi Kredit Negatif Nasabah adalah milik Pelanggan dengan ketentuan bahwa Biro Kredit Indonesia berhak untuk menjadikannya sebagai bagian dari Database Biro Kredit Indonesia sebagai bagian dari SIDIK. Pelanggan dengan ini memberi hak, wewenang dan kuasa kepada Biro Kredit Indonesia untuk memuat Informasi Kredit Negatif Nasabah dalam Database Biro Kredit Indonesia dan menyediakannya secara online kepada seluruh Pelanggan dan untuk diambil, disimpan dan digunakan oleh Pelanggan lainnya, selama Biro Kredit Indonesia menjalankan kegiatan usahanya. 7. Informasi Kredit Negatif Nasabah hanya dapat digunakan oleh Pelanggan untuk tujuan menjalankan kegiatan usahanya dalam rangka mengambil suatu keputusan dalam memberikan Kredit Nasabah kepada Nasabah dan/atau memperkecil risiko usaha dari kemungkinan memberikan Kredit Nasabah kepada Nasabah yang mempunyai tingkat kredibilitas yang rendah. Informasi Kredit Negatif Nasabah tidak dapat digunakan untuk 6

7 tujuan lain apapun juga, termasuk sebagai barang bukti dalam perkara apapun juga dihadapan badan peradilan atau arbitrasi atau penyelesaian sengketa lain manapun juga. 8. Pelanggan bertanggung jawab penuh untuk pengambilan, penyimpanan, pemakaian atau penggunaan Informasi Kredit Negatif Nasabah, dan menjaganya sebagai suatu Informasi Rahasia, dan akan selalu membebaskan dan melepaskan Biro Kredit Indonesia, manajemen dan karyawannya atas akibat-akibat apapun juga yang timbul karena pemakaian atau penggunaan Informasi Kredit Negatif Nasabah yang menyimpang dari ketentuan Perjanjian, Persyaratan Umum dan Persyaratan Penggunaan. 9. Pelanggan tidak akan memberikan informasi yang berbeda kepada otoritas moneter atau badan atau sumber publik lain manapun juga sehubungan dengan Informasi Kredit Negatif Nasabah dari suatu Nasabahnya yang diberikan kepada Biro Kredit Indonesia. 3. Akses ke Database Biro Kredit Indonesia 1. Tanpa mengurangi setiap dan semua persyaratan dalam Perjanjian, Persyaratan Umum, dan Persyaratan Penggunaan, Pelanggan berhak untuk memperoleh akses selama 24 (dua puluh empat) jam sehari ke Database Biro Kredit Indonesia untuk memperoleh Informasi Kredit Negatif Nasabah dari suatu Nasabah melalui Situs Biro Kredit Indonesia dalam rangka melaksanakan kegiatan usaha Kreditur. 2. tersebut dengan menyediakan teknologi informasi dan internet yang memenuhi standar kualitas yang umum digunakan oleh institusi-institusi keuangan di Indonesia yang selalu diperbaharui sesuai dengan perkembangan teknologi informasi terbaru yang tersedia di Indonesia dan umumnya diterapkan oleh institusi-institusi keuangan di Indonesia. Biro Kredit Indonesia tidak menjamin akses ke Database Biro Kredit Indonesia karena kesalahan dan/atau kelalaian pihak penyedia jasa internet (internet service provider) dan jasa lainnya yang disediakan oleh pihak ketiga, serta hal-hal lain yang merupakan Kejadian Memaksa. 3. Dalam hal terjadi gangguan terhadap akses ke Database Biro Kredit Indonesia, Pelanggan wajib dengan segera memberitahukannya kepada Biro Kredit Indonesia yang segera akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan, termasuk memberitahukan kepada Pelanggan dimana letak dan asal gangguan atau kesalahan tersebut, sehingga perbaikanperbaikan segera dapat diatasi. 4. Database Biro Kredit Indonesia Biro Kredit Indonesia akan melakukan usaha terbaik untuk menerapkan teknologi yang terbaik yang dari waktu kewaktu tersedia di Indonesia untuk melindungi Database Biro Kredit Indonesia dari usaha pihak ketiga manapun untuk secara tanpa hak melakukan akses dan/atau mengambil (download) Informasi Kredit Negatif Nasabah dari Database Biro Kredit Indonesia, dan/atau merusak Database Biro Kredit Indonesia dengan memasukkan virus komputer atau program apapun juga yang mengganggu usaha Pelanggan untuk mengakses dan mengambil serta menggunakan Informasi Kredit Negatif Pelanggan. Walaupun demikian Biro Kredit Indonesia tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau berkurangnya kwalitas Database Biro Kredit Indonesia atau berkurang atau sulitnya akses masuk ke Situs Biro Kredit Indonesia dan/atau menyebarnya virus komputer atau program lain yang berasal dari Database Biro Kredit Indonesia 7

8 yang ditimbulkan oleh gangguan-gangguan pihak ketiga tersebut. Pelanggan harus senantiasa melindungi Sistem komputernya sendiri dari kemungkinankemungkinan tersebut dengan upaya dan biayanya sendiri. Biro Kredit Indonesia akan melakukan usaha terbaik untuk memelihara dan memperbaharui Database Biro Kredit Indonesia sesuai dengan Informasi Kredit Negatif Nasabah yang diberikan dan diperbaharui oleh semua Pelanggan sesuai dengan ketentuanketentuan Perjanjian dan Persyaratan Umum serta Persyaratan Penggunaan, dan menyediakan akses kepada Pelanggan untuk memasuki Situs Biro Kredit Indonesia, mengambil (download), mencetak, membuat salinan softcopy, dan menggunakan Informasi Kredit Negatif Nasabah dari Database Biro Kredit Indonesia sesuai dengan Perjanjian dan Persyaratan Umum serta Persyaratan Penggunaan. 5. Tanggung Jawab Biro Kredit Indonesia 1. Kewajiban dan tanggung jawab Biro Kredit Indonesia dibatasi pada tanggung jawabnya yang secara tegas dinyatakan dalam Perjanjian dan Persyaratan Umum serta Persyaratan Penggunaan. 2. Sebagaimana telah diuraikan dalam bagian-bagian lain Persyaratan Umum, Kewajiban dan tanggung jawab Biro Kredit Indonesia terbatas pada: (i) memberikan akses kepada Pelanggan yang memenuhi ketentuanketentuan Perjanjian dan Persyaratan Umum serta Persyaratan Penggunaan untuk memasuki Database Biro Kredit Indonesia, mengambil Informasi Kredit Negatif Nasabah dan menggunakannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan Perjanjian dan Persyaratan Umum serta Persyaratan Penggunaan, (ii) memelihara dan mengelola Database Biro Kredit Indonesia dan Situs Biro Kredit Indonesia dengan teknologi informasi yang terbaik yang tersedia di Indonesia serta umum digunakan oleh industri jasa keuangan di Indonesia, (iii) memperbaiki dan mengubah Database Biro Kredit Indonesia sesuai dengan perbaikan dan perubahan yang diberikan oleh Pelanggan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Perjanjian dan Persyaratan Umum serta Persyaratan Penggunaan, dan (iv) pada umumnya melakukan tugas-tugas lain yang secara wajar dilakukan oleh suatu biro kredit melalui usaha-usaha terbaiknya dan dengan tahapan dan waktu yang wajar. 6. Tanggung Jawab Pelanggan 1. Kewajiban dan tanggung jawab Pelanggan dibatasi pada tanggung jawabnya yang secara tegas dinyatakan dalam Perjanjian dan Persyaratan Umum serta Persyaratan Penggunaan. 2. Sebagaimana telah diuraikan dalam bagian-bagian lain Persyaratan Umum dan Persyaratan Penggunaan, kewajiban dan tanggung jawab Pelanggan terbatas: (i) melakukan pembayaran Biaya Penggunaan Informasi Kredit Negatif Nasabah dan Pembayaran Penerimaan Pelanggan secara penuh dan tepat waktu, (ii) memberikan Informasi Kredit Negatif Nasabah kepada Biro Kredit Indonesia sebagai informasi yang konsisten secara historis, termutakhir, benar, tepat, akurat, dan tidak menyesatkan, (iii) memberikan perbaikan atau updating atas Informasi Kredit Negatif Nasabah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Perjanjian, Persyaratan Umum dan Persyaratan Penggunaan untuk menjamin bahwa Informasi Kredit Negatif Nasabah yang diberikan Pelanggan tersebut merupakan informasi yang konsisten secara historis, benar, tepat, akurat, termutakhir dan tidak menyesatkan, (iv) menggunakan Informasi Kredit Negatif 8

9 Nasabah hanya untuk tujuan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian dan Persyaratan Umum serta Persyaratan Penggunaan, (v) menjaga dengan konsisten Rahasia Bank yang terkait dengan Informasi Kredit Negatif Nasabah, (vi) menjaga dengan ketat dan sungguh-sungguh kerahasiaan Informasi Rahasia dan menyebabkan karyawan dan siapapun yang berada dibawah kendalinya untuk menjaga dengan ketat dan sungguh-sungguh kerahasiaan Informasi Rahasia, (vii) melindungi Sistem komputernya sendiri dengan teknologi dan Sistem perlindungan yang terbaik yang tersedia di Indonesia sehingga menjamin keamanan lalu lintas informasi antara Pelanggan dan Biro Kredit Indonesia, dan (viii) memenuhi kewajiban dan tanggung jawab lainnya dalam Perjanjian dan Persyaratan Umum serta Persyaratan Penggunaan dengan baik dan tepat waktu. 7. Kerahasiaan atas Informasi Rahasia Pelanggan dan Biro Kredit Indonesia masing-masing akan selalu menjaga dengan ketat dan sungguh-sungguh kerahasiaan dari Informasi Rahasia, dan akan menyebabkan karyawan dan pihak-pihak yang berada dibawah kendalinya untuk menjaga dengan ketat dan sungguh-sungguh kerahasiaan Informasi Rahasia. Pengecualian atas ketentuan ini hanya dimungkinkan dalam hal: 1. Pelanggan atau Biro Kredit Indonesia diwajibkan untuk membuka kerahasiaan Informasi Rahasia berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku atau atas perintah badan peradilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, atau 2. Informasi Rahasia sudah menjadi public domain atau pengetahuan umum termasuk telah pernah dimuat dalam suatu media masa, atau 3. Informasi Rahasia tersebut diperoleh dari suatu sumber yang memperolehnya tanpa melanggar ketentuan kerahasiaan Informasi Rahasia. 8. Cidera Janji Pelanggan dan Biro Kredit Indonesia masing-masing dianggap cidera janji dalam hal Pelanggan atau Biro Kredit Indonesia melanggar salah satu saja dari ketentuan Perjanjian atau Persyaratan Umum atau Persyaratan Penggunaan, dan tidak memperbaiki pelanggaran tersebut dalam waktu 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah menerima pemberitahuan dari pihak lainnya tentang pelanggaran tersebut. Cidera janji harus dinyatakan dalam pemberitahuan tertulis oleh pihak lainnya secara tegas, dan tidak dapat dipersangkakan. 9. Jangka Waktu dan Berakhirnya Pelangganan Jangka waktu berlangganan tidak ditentukan lamanya dan berlangsung terus selama Para Pihak memenuhi semua kewajibannya dalam Perjanjian dan Persyaratan Umum serta Persyaratan Penggunaan. Pelangganan untuk penggunaan Database Biro Kredit Indonesia berakhir dengan pemberitahuan tertulis terlebih dahulu dari suatu pihak kepihak lainnya dalam waktu 20 (dua puluh) Hari Kerja dalam hal-hal sebagai berikut: (i) salah satu pihak melakukan pelanggaran atas satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian atau Persyaratan Umum atau Pesyaratan Penggunaan dan tidak memperbaikinya dalam waktu sebagaimana disebut dalam bagian 8 diatas; atau (ii) salah satu pihak bubar demi hukum atau membubarkan diri, atau (iii) salah satu pihak dinyatakan pailit atau menyatakan dirinya pailit dihadapan badan peradilan yang berwenang, atau (iv) salah satu pihak dicabut ijin usahanya oleh pihak yang berwenang, atau (v) salah satu pihak terlibat dalam suatu perkara pidana atau 9

10 perdata atau perkara lainnya yang menyebabkan pihak tersebut secara wajar tidak akan mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam Perjanjian atau Persyaratan Umum atau Persyaratan Penggunaan. 10. Domisili Hukum dan Penyelesaian Sengketa 1. Para pihak sepakat untuk memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah pada kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di Jakarta; 2. Setiap dan semua perselisihan atau perbedaan pendapat yang timbul dari Perjanjian dan/atau Persyaratan Umum dan/atau Persyaratan Penggunaan wajib untuk diselesaikan dengan cara mediasi dan damai dahulu oleh para pihak. Bilamana para pihak tidak dapat menyelesaikannya dengan cara demikian sendiri, para pihak akan menyelesaikannya melalui suatu badan mediasi yang tersedia di Jakarta, dan bilamana dalam waktu yang wajar, tetapi tidak kurang dari 30 (tiga puluh) Hari Kerja kesepakatan para pihak tidak tercapai, para pihak sepakat untuk menyelesaikannya di hadapan suatu badan arbitrasi yang dibentuk berdasarkan ketentuan Undangundang nomor 30 tahun 1998 tentang Arbitrasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, dan dengan ini para pihak sepakat untuk menundukkan diri kepada keputusan badan arbitrasi tersebut. Keputusan badan arbitrasi tersebut adalah final dan mengikat, serta tidak dapat di banding atau diajukan kasasi atau peninjauan kembali terhadapnya dengan cara dan alasan apapun juga. 11. Pemberitahuan Setiap pemberitahuan yang menyangkut Perjanjian atau Persyaratan Umum atau Persyaratan Penggunaan dilakukan dengan tertulis baik dengan surat tercatat, surat yang diantar oleh jasa kurir atau diantar sendiri, fax, dan , atau dalam hal Biro Kredit Indonesia, dengan pemberitahuan dalam Situs Biro Kredit Indonesia. Pemberitahuan dengan surat tercatat dianggap diterima dalam waktu 7 (tujuh) Hari Kerja setelah dikirim, dan bila diantar sendiri atau diantar dengan jasa kurir dianggap diterima 2 (dua) Hari Kerja setelah dikirim, dan bila dengan fax atau dianggap diterima dalam waktu 1 (satu) Hari Kerja setelah dikirim. 12. Ketentuan-ketentuan Lain 1. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Perjanjian, Persyaratan Umum atau Persyaratan Penggunaan akan diatur kemudian oleh Biro Kredit Indonesia dalam suatu pemberitahuan atau pengumuman dalam Situs Biro Kredit Indonesia. 2. Bila ada suatu ketentuan dalam Perjanjian atau Persyaratan Umum atau Persyaratan Penggunaan yang dinyatakan batal atau tidak berlaku oleh suatu ketentuan hukum yang berlaku atau oleh suatu keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, maka ketentuan lainnya dalam Perjanjain atau Persyaratan Umum atau Persyaratan Penggunaan akan tetap berlaku dan mengikat para pihak. Para pihak kemudian dapat mengusahakan untuk mengganti ketentuan yang batal atau tidak berlaku tersebut dengan ketentuan lain yang secara komersial memenuhi kehendak para pihak. 10

PERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak )

PERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak ) PERJANJIAN PINJAMAN Perjanjian pinjaman ini ( Perjanjian ) dibuat pada hari dan tanggal yang disebutkan dalam Lampiran I Perjanjian ini, oleh dan antara: 1. Koperasi Sahabat Sejahtera Anda, suatu koperasi

Lebih terperinci

Pasal 12 ayat (1) dan (2)

Pasal 12 ayat (1) dan (2) SYARAT DAN KETENTUAN UMUM PEMBERIAN FASILITAS PERBANKAN COMMERCIAL NO. PASAL SEMULA MENJADI PERATURAN OJK YANG DIGUNAKAN 1. Halaman 1 Syarat dan Ketentuan Umum Syarat dan Ketentuan Umum Pasal 20 ayat (1)

Lebih terperinci

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG LAYANAN FASILITAS KREDIT

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG LAYANAN FASILITAS KREDIT mandiri PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG LAYANAN FASILITAS KREDIT NOMOR : PJ. 02 TAHUN 2017 NOMOR : DIR.PKS/021/2016 Pada

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat ( Syarat dan Ketentuan Umum ) ini berlaku bagi Nasabah yang permohonan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank

Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank (berikut semua lampiran, dan/atau perubahannya

Lebih terperinci

KETENTUAN-KETENTUAN PELAKSANAAN SINARMAS SEKURITAS ONLINE TRADING ( SIMAS.NET )

KETENTUAN-KETENTUAN PELAKSANAAN SINARMAS SEKURITAS ONLINE TRADING ( SIMAS.NET ) KETENTUAN-KETENTUAN PELAKSANAAN SINARMAS SEKURITAS ONLINE TRADING ( SIMAS.NET ) 1. SIMAS.NET adalah fasilitas untuk melakukan transaksi saham secara online melalui jaringan internet. Transaksi Saham yang

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT PERJANJIAN KREDIT Yang bertanda tangan di bawah ini : I. ------------------------------------- dalam hal ini bertindak dalam kedudukan selaku ( ------ jabatan ------- ) dari

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG FASILITAS PEMBAYARAN PENGHASILAN PEGAWAI NOMOR: HK.201/1/4 BPSDMP-17

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-undang

Lebih terperinci

Persyaratan dan Ketentuan Pasal 1. DEFINISI

Persyaratan dan Ketentuan Pasal 1. DEFINISI Persyaratan dan Ketentuan Dengan menggunakan kartu, berarti Anda telah memahami, menerima, dan terikat pada ketentuan dan syarat yang tercantum berikut ini. Pasal 1. DEFINISI 1.1 BANK MEGA CARD CENTER

Lebih terperinci

KETENTUAN BERLANGGANAN

KETENTUAN BERLANGGANAN KETENTUAN BERLANGGANAN Pasal 1 Definisi 1. Ketentuan Berlangganan adalah ketentuan yang wajib dipatuhi baik oleh Mitra maupun D&K sehubungan dengan pelayanan PEMBUKAAN AKSES ONLINE PAYMENT POINT berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 LAMPIRAN : Keputusan Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia Nomor : Kep-04/BAPMI/11.2002 Tanggal : 15 Nopember 2002 Nomor : Kep-01/BAPMI/10.2002 Tanggal : 28 Oktober 2002 PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/22/PBI/2014 TENTANG PELAPORAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA DAN PELAPORAN KEGIATAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

Syarat dan Ketentuan Umum PermataKTA

Syarat dan Ketentuan Umum PermataKTA Syarat dan Ketentuan Umum PermataKTA Syarat dan Ketentuan Umum (selanjutnya disebut SKU ) merupakan perjanjian yang sah dan mengikat Nasabah dan Bank. Nasabah dan Bank sepakat untuk mengikatkan diri pada

Lebih terperinci

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,

Lebih terperinci

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG mand1r1 PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG LAYANAN FASILITAS KREDIT NOMOR: HK.201/1/5 BPSDMP-17 NOMOR :

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN

SYARAT DAN KETENTUAN SYARAT DAN KETENTUAN 1. DEFINISI (1) Bank adalah PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk., yang berkantor pusat di Bandung, dan dalam hal ini bertindak melalui kantor-kantor cabangnya, meliputi kantor cabang,

Lebih terperinci

Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti

Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti sebagai berikut: a. "Angsuran" adalah besar pembayaran

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN, R AN SALINAN PERATURAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya UndangUndang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan perlu diatur

Lebih terperinci

2. Jika pengguna tetap menggunakan layanan situs setelah adanya perubahan, maka itu berarti pengguna telah menyetujui perubahan tersebut.

2. Jika pengguna tetap menggunakan layanan situs setelah adanya perubahan, maka itu berarti pengguna telah menyetujui perubahan tersebut. SYARAT & KETENTUAN Selamat datang di www.pay-inm.co.id. Kami adalah perusahaan teknologi yang menyediakan jaringan, sistem dan aplikasi yang payment point untuk penerimaan tagihan listrik dan telepon pelanggan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 412/BL/2010 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 68-1996 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 52, 1999 PERBANKAN. LIKUIDASI. IZIN USAHA. PEMBUBARAN. LEMBAGA KEUANGAN. (Penjelasan dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: 01/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT MENGIKAT

PERATURAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: 01/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT MENGIKAT PERATURAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: 01/BAPMI/12.2014 TENTANG PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT MENGIKAT PENGURUS BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA Menimbang : a. bahwa perbedaan pendapat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN PERMOHONAN TRANSAKSI REKSA DANA

SYARAT DAN KETENTUAN PERMOHONAN TRANSAKSI REKSA DANA SYARAT DAN KETENTUAN PERMOHONAN TRANSAKSI REKSA DANA Di bawah ini merupakan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan (selanjutnya disebut "Syarat dan Ketentuan") yang berlaku untuk melakukan pembelian (subscription),

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS 1 tahun ~ keharusan Perseroan menyesuaikan ketentuan Undang-undang ini Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Perseroan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

Pasal 2: Penerbitan, Kepemilikan, Penggunaan Kartu Kredit dan PIN 2.1 Penerbitan Kartu Kredit dilakukan Bank berdasarkan permohonan tertulis dari Pemo

Pasal 2: Penerbitan, Kepemilikan, Penggunaan Kartu Kredit dan PIN 2.1 Penerbitan Kartu Kredit dilakukan Bank berdasarkan permohonan tertulis dari Pemo Sebelum menggunakan Kartu Kredit yang diterbitkan oleh PT Bank UOB Indonesia, mohon untuk membaca dengan teliti Syarat dan Ketentuan Kartu Kredit PT Bank UOB Indonesia ( Syarat dan Ketentuan ) ini. Dengan

Lebih terperinci

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 UU Tentang Yayasan BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan

Lebih terperinci

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth Syarat dan Ketentuan Umum untuk Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth 1. Definisi Syarat dan Ketentuan Umum ANGSURAN adalah suatu

Lebih terperinci

PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK

PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK Pada hari ini, hari... tanggal... di Jakarta, telah dibuat Perjanjian Pembukaan Rekening Efek, oleh dan antara : 1. PT Primasia Securities, dalam hal ini diwakili oleh Heliodorus Sungguhria, dalam jabatannya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.24, 2016 KEUANGAN OJK. BPR. Badan Kredit Desa. Transformasi. Status. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5847) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/11.2009 TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

!"#$#%&'#(&)*%*(%+#(&,*$-./.(#(&%$#(!#)!0&$*)!#&'#(#&

!#$#%&'#(&)*%*(%+#(&,*$-./.(#(&%$#(!#)!0&$*)!#&'#(#& !"#$#%&'#(&)*%*(%+#(&,*$-./.(#(&%$#(!#)!0&$*)!#&'#(#& Berikut di bawah ini merupakan syarat-syarat dan ketentuanketentuan (selanjutnya disebut "Syarat dan Ketentuan") yang berlaku untuk melakukan transaksi

Lebih terperinci

3. HAK BADAN PUBLIK 1. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2.

3. HAK BADAN PUBLIK 1. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. INFORMASI TENTANG HAK DAN TATACARA MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK, SERTA TATACARA PENGAJUAN KEBERATAN SERTA PROSES PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK BERIKUT PIHAK-PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB YANG DAPAT

Lebih terperinci

1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN TRANSAKSI ONLINE BUKAREKSA PERNYATAAN NASABAH PEMBUKAAN REKENING REKSA DANA MELALUI BUKAREKSA

SYARAT DAN KETENTUAN TRANSAKSI ONLINE BUKAREKSA PERNYATAAN NASABAH PEMBUKAAN REKENING REKSA DANA MELALUI BUKAREKSA SYARAT DAN KETENTUAN TRANSAKSI ONLINE BUKAREKSA PERNYATAAN NASABAH PEMBUKAAN REKENING REKSA DANA MELALUI BUKAREKSA Sehubungan dengan Pembukaan Rekening dan Penggunaan Fasilitas Transaksi Online oleh Saya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Dana Bantuan Sahabat ini berlaku bagi Nasabah Dana Bantuan Sahabat yang sebelumnya adalah Nasabah aktif ANZ Personal Loan pada saat produk

Lebih terperinci

LAMPIRAN (Contoh Perjanjian BOT Dalam Format Akta Notaris)

LAMPIRAN (Contoh Perjanjian BOT Dalam Format Akta Notaris) LAMPIRAN (Contoh Perjanjian BOT Dalam Format Akta Notaris) PERJANJIAN PEMBANGUNAN, PENGELOLAAN DAN PENYERAHAN KEMBALI TANAH, BANGUNAN DAN FASILITAS PENUNJANG Nomor : - Pada hari ini, - Pukul -Hadir dihadapan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1996 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1996 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1996 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perbankan

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN ESTA KAPITAL FINTEK

SYARAT DAN KETENTUAN ESTA KAPITAL FINTEK SYARAT DAN KETENTUAN ESTA KAPITAL FINTEK Selamat datang di Situs Esta Kapital Fintek (www.estakapital.com) Syarat & Ketentuan yang ditetapkan di bawah ini mengatur pemakaian jasa yang ditawarkan oleh PT.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA Copyright (C) 2000 BPHN PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA *36161 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 9 TAHUN 1999 (9/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI -1- SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Sehubungan dengan amanat Pasal 51 Peraturan Otoritas

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undangundang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN [LN 2007/85, TLN 4740] 46. Ketentuan Pasal 36A diubah sehingga

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 40-2007 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 13, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu dibentuk Undang-Undang tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM PERJANJIAN PINJAMAN TANPA AGUNAN. Berlaku Sejak 1 April 2015

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM PERJANJIAN PINJAMAN TANPA AGUNAN. Berlaku Sejak 1 April 2015 LAMPIRAN 1 SYARAT DAN KETENTUAN UMUM PERJANJIAN PINJAMAN TANPA AGUNAN Berlaku Sejak 1 April 2015 1. Pengantar dan Definisi 1.1 Sebagaimana digunakan dalam Perjanjian ini, istilah-istilah berikut memiliki

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.04/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.04/2014 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.04/2014 TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU DENGAN

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Living, Breathing Asia SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Dana Bantuan Sahabat ini berlaku bagi Nasabah yang permohonan Dana Bantuan Sahabat telah disetujui. Harap membaca Syarat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci

PERJANJIAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI UNIT PENYERTAAN Nomor: SP- /BK/KSEI/mmyy

PERJANJIAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI UNIT PENYERTAAN Nomor: SP- /BK/KSEI/mmyy PERJANJIAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI UNIT PENYERTAAN Nomor: SP- /BK/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian

Lebih terperinci

PERJANJIAN PEMBIAYAAN PINJAMAN PERSEORANGAN

PERJANJIAN PEMBIAYAAN PINJAMAN PERSEORANGAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN PINJAMAN PERSEORANGAN Data Diri Perusahaan : PT. Crediton Group Indonesia, berkedudukan Tempo Scan Tower, 32 floors, JL. HR Rasuna Said Kav. 3-4, Jakarta 12950, Indonesia. Peminjam

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/1/PBI/2013 TENTANG LEMBAGA PENGELOLA INFORMASI PERKREDITAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/1/PBI/2013 TENTANG LEMBAGA PENGELOLA INFORMASI PERKREDITAN PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/1/PBI/2013 TENTANG LEMBAGA PENGELOLA INFORMASI PERKREDITAN I. UMUM Sesuai dengan Undang-Undang tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia berwenang untuk mengatur

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOM OR : 172/KM K.06/2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1996 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1996 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK Menimbang: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1996 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II KETENTUAN UMUM

BAB II KETENTUAN UMUM BAB II KETENTUAN UMUM 200. PEMBERLAKUAN PERATURAN BURSA 1. Peraturan ini adalah Peraturan dan Tata Tertib yang dibuat dan diberlakukan oleh Bursa setelah mendapatkan persetujuan Bappebti. 2. Peraturan

Lebih terperinci

1 KETENTUAN MENDAPATKAN FASILITAS PINJAMAN

1 KETENTUAN MENDAPATKAN FASILITAS PINJAMAN PERJANJIAN PINJAMAN Perjanjian pinjaman ini ( Perjanjian ) dibuat pada hari [masukan hari penandatanganan] tanggal [masukkan tanggal penandantangan], oleh dan antara: 1. Koperasi Mapan Indonesia, suatu

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2016 TENTANG AGEN PERANTARA PEDAGANG EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2016 TENTANG AGEN PERANTARA PEDAGANG EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2016 TENTANG AGEN PERANTARA PEDAGANG EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI Peraturan KSEI No. II-D Tentang Pendaftaran Efek Beragun Aset di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0027/DIR/KSEI/0815 tanggal 25 Agustus 2015) PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN

Lebih terperinci

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC Sistem Informasi Debitur Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/2005 24 Januari 2005 MDC PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/ 8 /PBI/2005 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

2017, No Cara Pemblokiran dan Pembukaan Pemblokiran Akses Sistem Administrasi Badan Hukum Perseroan Terbatas; Mengingat : 1. Undang-Undang Nom

2017, No Cara Pemblokiran dan Pembukaan Pemblokiran Akses Sistem Administrasi Badan Hukum Perseroan Terbatas; Mengingat : 1. Undang-Undang Nom BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1539, 2017 KEMENKUMHAM. Akses SABH Perseroan Terbatas. Pemblokiran dan Pembukaan Pemblokiran. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN CUKAI UNTUK PENGUSAHA PABRIK ATAU IMPORTIR BARANG KENA CUKAI YANG MELAKSANAKAN PELUNASAN DENGAN CARA PELEKATAN PITA CUKAI MENTERI

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM PEMBERIAN FASILITAS KREDIT RUMAH

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM PEMBERIAN FASILITAS KREDIT RUMAH SYARAT DAN KETENTUAN UMUM PEMBERIAN FASILITAS KREDIT RUMAH SYARAT DAN KETENTUAN UMUM PEMBERIAN FASILITAS KREDIT RUMAH Syarat dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit rumah ini merupakan syarat-syarat

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB Form.# Tgl. R Halaman 1 dari 8 Pasal 1 Letak 1.1. Pengembang dengan ini berjanji dan mengikatkan dirinya sekarang dan untuk kemudian pada waktunya menjual dan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2016 KEUANGAN OJK. Efek. Perantara. Agen. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5896). PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24

Lebih terperinci

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG Menimbang : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERJANJIAN PENGGUNAAN C-BEST UNTUK POST TRADE PROCESSING Nomor: SP-000/MI/KSEI/mmyy

PERJANJIAN PENGGUNAAN C-BEST UNTUK POST TRADE PROCESSING Nomor: SP-000/MI/KSEI/mmyy PERJANJIAN PENGGUNAAN C-BEST UNTUK POST TRADE PROCESSING Nomor: SP-000/MI/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Sumber: LN 1995/13; TLN NO. 3587 Tentang: PERSEROAN TERBATAS Indeks: PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

AKTA JAMINAN FIDUSIA. Nomor : Pada hari ini, Pukul. Waktu Indonesia Bagian Barat

AKTA JAMINAN FIDUSIA. Nomor : Pada hari ini, Pukul. Waktu Indonesia Bagian Barat AKTA JAMINAN FIDUSIA Nomor : Pada hari ini, Pukul Waktu Indonesia Bagian Barat. ---------------------------------------------------------- Berhadapan dengan saya, ----------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM SYARAT DAN KETENTUAN DI BAWAH INI HARUS DIBACA SEBELUM MENGGUNAKAN WEBSITE INI. PENGGUNAAN WEBSITE INI MENUNJUKKAN PENERIMAAN DAN KEPATUHAN TERHADAP SYARAT DAN KETENTUAN DI BAWAH INI SYARAT DAN KETENTUAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PORTOFOLIO EFEK UNTUK KEPENTINGAN NASABAH SECARA INDIVIDUAL

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PORTOFOLIO EFEK UNTUK KEPENTINGAN NASABAH SECARA INDIVIDUAL Rancangan PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PORTOFOLIO EFEK UNTUK KEPENTINGAN NASABAH SECARA INDIVIDUAL DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Menimbang

Lebih terperinci