Bab III Metodologi Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab III Metodologi Penelitian"

Transkripsi

1 Bab III Metodologi Penelitian III.1 Alat-alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: alat sentrifugasi rpm dan rpm; ball pipet; batang pengaduk; botol semprot; botol zat berbagai ukuran; buret 50 ml; cawan penguap; corong saring; corong vakum Buchner; freezer; gelas kimia 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml dan 1000 ml; gelas ukur 10 ml, 50 ml dan 100 ml; glukotester elektrik Life Scan tipe Smart Scan dari Johnson & Johnson ; injector 2 ml; inkubator 37 o C Fisher model 503; kaca arloji; kawat kassa; kuvet plastik; labu Erlenmeyer 100 ml dan 250 ml; labu takar 100,00 ml; lemari pendingin 4 o C; magnetic stirrer; mikropipet Eppendorf 500 μl dan 1000 μl beserta tip kuning dan tip biru; mortar dan stemper; neraca analitis Ohaus; pembakar Bunsen; penjepit kayu; pipet tetes; pipet ukur 1,00 ml, 10,00 ml dan 25,00 ml; pisau; plat tetes; rak tabung reaksi; spatula; spektrofotometer Spectronic Genesys 20; tabung reaksi bertutup 15 ml; tabung sentrifugasi 5 ml; tripod; vortex; dan alat-alat gelas dan non gelas lainnya yang umum digunakan di laboratorium biokimia. Glukotester elektrik yang digunakan untuk mengukur kadar GDP hewan uji dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar III.1. Gambar III.1. Glukotester Life Scan tipe Smart Scan dari Johnson & Johnson beserta strip yang digunakan untuk pengukuran kadar GDP hewan uji 26

2 III.2 Bahan-bahan Penelitian III.2.1 Tanaman Tin dan Hewan Uji Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah tin (Ficus carica L.) segar yang diperoleh dari Kompleks Pesantren Qiro atus Sab ah, Limbangan, Garut, Jawa Barat, seperti yang terlihat pada Gambar III.2. (a) (b) Gambar III.2. Buah tin segar sebelum dikeringkan: (a) sebelum dipotong; dan (b) sesudah dipotong Adapun hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus L.) berumur 2 3 bulan, dengan berat masing-masing ± 200 g, sebanyak 35 ekor, seperti yang terlihat pada Gambar III.3. Tikus ini semuanya diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat. Gambar III.3. Tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus L.) yang digunakan sebagai hewan uji dalam penelitian 27

3 III.2.2 Bahan-bahan Kimia Adapun bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: aloksan monohidrat, C 4 H 4 N 2 O 5.H 2 O (Sigma); amonia, NH 3 (Merck); amonium molibdat, (NH 4 ) 2 MoO 4 (Merck); anhidrida asetat, (CH 3 CO) 2 O (Merck), asam klorida, HCl (Merck); asam sulfat, H 2 SO 4 (Merck); aquades, H 2 O; barium hidroksida, Ba(OH) 2 (Merck); dietil eter, C 4 H 10 O (Merck); etanol, C 2 H 5 OH (Merck); glukosa monohidrat, C 6 H 12 O 6.H 2 O (Merck); indikator fenolftalein (Merck); kloroform, CHCl 3 (Merck); natrium hidrogen arsenat heptahidrat, Na 2 HAsO 4.7H 2 O (Merck); natrium bikarbonat, NaHCO 3 (Merck); natrium kalium tartrat, NaKC 4 H 4 O 6 (Merck); natrium karbonat, Na 2 CO 3 (Merck); natrium sulfat anhidrat, Na 2 SO 4 (Merck); pereaksi Dragendorff; pereaksi Mayer; tembaga(ii) sulfat pentahidrat, CuSO 4.5H 2 O (Merck); dan zink sulfat heksahidrat, ZnSO 4.6H 2 O (Merck). III.2.3 Bahan-bahan Penunjang Adapun bahan-bahan penunjang lainnya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: air minum distilasi dengan merk dagang Amidis ; kertas saring; tablet metformin dengan merk dagang Diabex ; dan pelet makanan tikus. III.2.4 Penyediaan Bahan-bahan Penelitian III Larutan Aloksan Monohidrat Sebanyak 1,00 g aloksan monohidrat dilarutkan di dalam 10,00 ml aquades, sehingga diperoleh larutan aloksan monohidrat 100 mg/ml. Larutan yang diperoleh disimpan di dalam botol kaca dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin. III Larutan Arseno Molibdat Sebanyak 5,0 g amonium molibdat dilarutkan dalam 90 ml aquades, kemudian ditambahkan 4,2 ml asam sulfat pekat dan diaduk. Larutan yang diperoleh didinginkan pada suhu ruang. Selanjutnya ke dalam larutan tersebut ditambahkan larutan 0,6 g natrium hidrogen arsenat heptahidrat dalam 5 ml aquades dan diaduk sampai homogen. Larutan kemudian disimpan di dalam botol dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 48 jam. (46) 28

4 III Larutan Barium Hidroksida 0,3 N Sebanyak 150 ml aquades dididihkan kemudian didinginkan pada suhu ruang. Ke dalam 100 ml aquades tersebut kemudian ditambahkan 5,15 g barium hidroksida dan diaduk. Larutan yang diperoleh disimpan di dalam botol plastik. (46) III Larutan Etanol 10% Sebanyak 3,01 ml etanol 99,5% dipipet dan diencerkan dengan aquades hingga 30 ml. III Larutan Etanol 95% Sebanyak 9,55 ml etanol 99,5% dipipet dan diencerkan dengan aquades hingga 10 ml. III Larutan Glukosa Standar Sebanyak 0,10 g glukosa monohidrat dilarutkan dengan aquades dalam labu takar 100 ml, kemudian diencerkan hingga tanda batas. Larutan standar glukosa yang diperoleh mempunyai konsentrasi 1 mg/ml. Larutan ini langsung diencerkan menjadi 8 larutan dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu: 0,002; 0,003; 0,004; 0,005; 0,010; 0,020; 0,030; dan 0,040 mg/ml. Banyaknya volume larutan standar glukosa 1 mg/ml yang diencerkan dengan aquades hingga 100 ml untuk masingmasing konsentrasi dapat dilihat pada Tabel III.1. Tabel III.1. Volume larutan standar glukosa 1 mg/ml yang digunakan pada pengenceran larutan standar Konsentrasi larutan standar glukosa (mg/ml) 0,002 0,003 0,004 0,005 0,010 0,020 0,030 0,040 Volume larutan standar glukosa 1 mg/ml 0,20 ml 0,30 ml 0,40 ml 0,50 ml 1,00 ml 2,00 ml 3,00 ml 4,00 ml 29

5 III Larutan Indikator Fenolftalein 1% Sebanyak 0,10 g fenolftalein dilarutkan di dalam 10 ml etanol 95%. Larutan indikator yang diperoleh kemudian disimpan di dalam botol cokelat. III Larutan Somogyi Nelson A Sebanyak 1,5 g natrium kalium tartrat, 3 g natrium karbonat, 2 g natrium bikarbonat dan 18 g natrium sulfat anhidrat dilarutkan dengan aquades, lalu diaduk sampai homogen. Larutan yang dihasilkan kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu takar 100 ml hingga tanda batas. Selanjutnya larutan disimpan di dalam botol dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin. (46) III Larutan Somogyi Nelson B Sebanyak 18 g natrium sulfat anhidrat dan 2 g tembaga(ii) sulfat pentahidrat dilarutkan dengan aquades, lalu diaduk sampai homogen. Ke dalam larutan tersebut ditambahkan H 2 SO 4 pekat sebanyak 2 tetes. Larutan yang dihasilkan kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu takar 100 ml hingga tanda batas. Selanjutnya larutan disimpan di dalam botol dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin. (46) III Larutan Somogyi Nelson C Larutan pereaksi Somogyi Nelson A dan B dicampurkan dengan perbandingan volume 4 : 1 sehingga diperoleh larutan C. Larutan ini harus segar sehingga proses pencampuran dilakukan beberapa saat sebelum pengukuran absorbansi. (46) III Larutan Zink Sulfat Heksahidrat 5% Sebanyak 5 g zink sulfat heksahidrat dilarutkan dengan aquades dan diencerkan dalam labu takar 100 ml hingga tanda batas. Sebanyak 5 ml larutan ini kemudian dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 100 ml, kemudian ke dalamnya ditambahkan 2 tetes indikator fenolftalein dan diencerkan dengan aquades hingga 25 ml. Selanjutnya larutan yang diperoleh dititrasi dengan barium hidroksida 0,3 N hingga mencapai titik akhir titrasi. (46) 30

6 III Suspensi Metformin 5 mg/ml Sebanyak 10 butir tablet metformin, dengan berat masing-masing 50 mg, dihaluskan dan disuspensikan dalam 100 ml aquades. Selanjutnya suspensi disimpan di dalam botol dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin. III.3 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Desember 2007 hingga bulan April 2008 dan bertempat di: a. Laboratorium Penelitian Biokimia, Program Studi Kimia, Institut Teknologi Bandung. b. Laboratorium Farmakologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, yang berlokasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung. III.4 Metoda Penelitian III.4.1 Desain Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pada penelitian ini dilakukan uji pemberian ekstrak air buah tin (Ficus carica L.) pada tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus L.) yang telah diinduksi dengan aloksan monohidrat untuk melihat efeknya terhadap kadar GDP hewan uji dan membandingkan efektivitasnya dengan pemberian metformin. III.4.2 Definisi Konsep dan Operasi Variabel III Definisi Konsep Variabel Konsep variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel tidak bebas, variabel bebas dan variabel terkendali, dengan rincian sebagai berikut: a. variabel tidak bebas yaitu kadar GDP; b. variabel bebas terdiri dari dosis ekstrak air buah tin dan dosis metformin; dan c. variabel terkendali terdiri dari galur, jenis kelamin, berat badan, umur, makanan dan minuman. 31

7 III Definisi Operasi Variabel a. Kadar GDP ditentukan dengan dua jenis metoda, yaitu metoda enzimatik dengan glukotester Life Scan tipe Smart Scan dan metoda Somogyi Nelson yang berdasarkan pada penentuan absorbansi dengan metoda spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang 660 nm. b. Dosis ekstrak air buah tin yang digunakan adalah 25 mg/kgbb, 50 mg/kgbb, 100 mg/kgbb dan 200 mg/kgbb per oral. c. Dosis metformin yang digunakan adalah 50 mg/kgbb per oral. d. Hewan uji adalah tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus L.), berumur 2 3 bulan, sebanyak 35 ekor, dengan berat rata-rata ± 200 g. e. Makanan hewan uji berupa pelet standar dan minumannya berupa air. III.4.3 Jumlah Sampel Jumlah sampel atau hewan uji berupa tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus L.) untuk setiap kelompok adalah 4 ekor. III.5 Prosedur Penelitian III.5.1 Pembuatan Ekstrak Air Buah Tin (Ficus carica L.) Buah tin segar sebanyak ± 500 gram dibersihkan, dikupas, diiris dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Sebanyak 100 gram buah tin yang sudah kering ditambahkan ke dalam 500 ml aquades lalu dididihkan selama satu jam di atas api sedang. Ekstrak yang diperoleh kemudian disaring dengan penyaring vakum Buchner. Filtrat yang dihasilkan selanjutnya disentrifugasi pada suhu 4 o C dengan kecepatan rpm selama 20 menit. Supernatan yang diperoleh dipisahkan dari suspensinya. Selanjutnya ke dalam supernatan tersebut ditambahkan 5 tetes larutan etanol 10%, kemudian disimpan di dalam freezer untuk proses selanjutnya. III.5.2 Analisis Fitokimia Analisis fitokimia terhadap simplisia buah tin (Ficus carica L.) yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi penapisan beberapa metabolit sekunder yaitu alkaloid, saponin, steroid dan triterpenoid. 32

8 III Uji Alkaloid Sebanyak 2 gram serbuk simplisia buah tin (Ficus carica L.) dalam mortar dibasakan dengan 5 ml amonia encer lalu ditambah 10 ml kloroform sambil digerus kuat-kuat. Lapisan kloroform dipipet sambil disaring, kemudian ke dalamnya ditambahkan 5 ml HCl 2 N. Campuran larutan tersebut dikocok hingga terdapat dua lapisan. Lapisan asam dipisahkan dan dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama digunakan sebagai blanko. Bagian kedua ditetesi pereaksi Mayer, terbentuknya endapan warna putih menunjukkan adanya alkaloid. Sementara bagian ketiga ditetesi pereaksi Dragendorff, terbentuknya endapan jingga merah menunjukkan adanya alkaloid. (47) III Uji Saponin Sebanyak 1 gram simplisia buah tin (Ficus carica L.) digerus dengan 10 ml air suling dan dipanaskan beberapa saat, lalu disaring. Setelah dingin, filtrat dalam tabung reaksi dikocok kuat-kuat selama beberapa menit. Pembentukan busa setinggi minimal 1 cm dan bertahan selama 5 10 menit serta tidak hilang pada penambahan 1 tetes larutan HCl 0,1 N menunjukkan adanya saponin. (48) III Uji Steroid dan Triterpenoid Sebanyak 1 gram simplisia buah tin (Ficus carica L.) digerus dengan 20 ml eter, kemudian dipipet sambil disaring. Filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan dalam cawan penguap hingga kering. Ke dalam filtrat tersebut ditambahkan pereaksi Liebermann Burchard yang terdiri dari 2 tetes H 2 SO 4 pekat dan 1 tetes anhidrida asetat. Terbentuknya warna ungu menunjukkan adanya senyawa triterpenoid sedangkan terbentuknya warna hijau biru menunjukkan adanya senyawa steroid. (47) III.5.3 Perlakuan Terhadap Hewan Uji Sebanyak 35 ekor tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus L.) sebagai hewan uji disiapkan, ditimbang berat badannya dan diadaptasikan selama tujuh hari. Sejak hari pertama proses adaptasi tersebut, semua tikus diberi makanan pelet dan minuman secukupnya. Setelah proses adaptasi, masing-masing tikus 33

9 dipuasakan selama 12 jam lalu diperiksa kadar GDP nya dengan glukotester elektrik dan dengan metoda Somogyi Nelson sehingga diperoleh data kadar GDP pra induksi. Dari ke 35 ekor tikus tersebut diambil empat ekor tikus dan dimasukkan ke dalam kelompok satu (K.1). Sisa tikus sebanyak 31 ekor diinduksi dengan larutan aloksan monohidrat secara intravena dengan dosis 125 mg/kgbb, lalu didiamkan selama 60 jam. Selanjutnya GDP nya diperiksa kembali dengan metoda yang sama setelah dipuasakan terlebih dahulu selama 12 jam sehingga diperoleh data kadar GDP pasca induksi pada T 0. Tikus yang mempunyai kadar GDP di atas 126 mg/dl dipilih sebagai tikus diabetes. Semua tikus diabetes dibagi menjadi enam kelompok secara acak, masing-masing terdiri dari empat ekor, sisanya digunakan sebagai cadangan. Dengan demikian, secara keseluruhan terdapat tujuh kelompok tikus dengan perlakuan berbeda sebagai berikut: a. kelompok 1 (K.1) : kontrol negatif, tidak diinduksi dengan larutan aloksan monohidrat, diberi makan dan minum; b. kelompok 2 (K.2) : kontrol positif, diinduksi dengan larutan aloksan monohidrat 125 mg/kgbb secara intravena, diberi makan dan minum, diberi Amidis 1 ml per oral setiap hari c. kelompok 3 (K.3) : kelompok pembanding, diinduksi dengan larutan aloksan monohidrat 125 mg/kgbb secara intravena, diberi makan dan minum, diberi metformin 50 mg/kgbb per oral setiap hari; d. kelompok 4 (K.4) : diinduksi dengan larutan aloksan monohidrat 125 mg/kgbb secara intravena, diberi makan dan minum, diberi ekstrak air buah tin 25 mg/kgbb per oral setiap hari; e. kelompok 5 (K.5) : diinduksi dengan larutan aloksan monohidrat 125 mg/kgbb secara intravena, diberi makan dan minum, diberi ekstrak air buah tin 50 mg/kgbb per oral setiap hari; 34

10 f. kelompok 6 (K.6) : diinduksi dengan larutan aloksan monohidrat 125 mg/kgbb secara intravena, diberi makan dan minum, diberi ekstrak air buah tin 100 mg/kgbb per oral setiap hari; dan g. kelompok 7 (K.7) : diinduksi dengan larutan aloksan monohidrat 125 mg/kgbb secara intravena, diberi makan dan minum, diberi ekstrak air buah tin 200 mg/kgbb per oral setiap hari. Perlakuan mula-mula dilakukan selama tujuh hari. Selanjutnya kadar GDP nya diperiksa kembali dengan metoda yang sama setelah dipuasakan selama 12 jam sehingga diperoleh data kadar GDP pasca induksi pada T 7. Dan dengan cara yang sama pula, dilakukan pemeriksaan kadar GDP pasca induksi pada T 14 dan T 21. III.5.4 Pemeriksaan Kadar GDP III Pemeriksaan dengan Glukotester Elektrik Sebelum dilakukan pemeriksaan kadar GDP, tiap tikus dipuasakan terlebih dahulu selama 12 jam. Alat yang digunakan dalam metoda ini yaitu glukotester elektrik Life Scan tipe Smart Scan dari Johnson & Johnson. Cuplikan darah diambil dari bagian ekor tikus dan diteteskan ke atas strip yang sudah terpasang pada bagian tertentu dari glukotester elektrik, seperti terlihat pada Gambar III.4. Nilai kadar GDP dapat dilihat pada layar setelah 15 detik, seperti terlihat pada Gambar III.5. Nilai kadar GDP yang tertera pada layar adalah nilai dalam mg/dl. Gambar III.4. Proses penetesan cuplikan darah hewan uji ke atas strip glukostester elektrik Life Scan tipe Smart Scan 35

11 Gambar III.5. Tampilan nilai kadar GDP yang terbaca pada layar glukotester elektrik Life Scan tipe Smart Scan III Pemeriksaan dengan Metoda Somogyi Nelson Sebelum dilakukan pemeriksaan kadar GDP, tiap tikus dipuasakan terlebih dahulu selama 12 jam. Cuplikan darah tikus yang diambil dari ekornya mula-mula diteteskan ke atas plat tetes secukupnya, lalu diambil sebanyak 0,05 ml dengan menggunakan mikropipet Eppendorf 500 μl melalui tip kuning dan ditambahkan ke dalam tabung sentrifugasi 5 ml yang sudah berisi 1,95 ml aquades. Pipet dibilas dengan aquades yang ada di dalam tabung tersebut minimal tiga kali, lalu diaduk. Ke dalam larutan tersebut kemudian ditambahkan 1,50 ml barium hidroksida 0,3 N dan diaduk hingga berwarna cokelat, lalu ditambah 1,50 ml zink sulfat heksahidrat 5% dan diaduk lagi. Selanjutnya campuran didiamkan selama lima menit dan disentrifugasi dengan kecepatan rpm selama 20 menit. Filtrat darah bebas protein kemudian didekantasi dan dipindahkan ke dalam wadah yang lain, lalu disimpan di dalam lemari pendingin untuk proses selanjutnya. (46,49,50) Tabung blanko berisi 1,00 ml aquades, tabung larutan standar berisi 1,00 ml larutan glukosa standar dengan beberapa variasi konsentrasi, sedangkan tabung cuplikan berisi 1,00 ml filtrat darah. Ke dalam tabung-tabung tersebut selanjutnya ditambahkan 1,00 ml larutan Somogyi Nelson C, yang merupakan campuran antara pereaksi Somogyi Nelson A dan B. Semua tabung lalu ditutup 36

12 dan dipanaskan di atas penangas air mendidih selama 20 menit. Setelah didinginkan pada suhu ruang, ke dalam semua tabung ditambahkan 1,00 ml pereaksi arsenomolibdat, lalu dikocok dengan vortex hingga semua gelembung gas hilang. Ke dalam semua campuran tersebut kemudian ditambahkan 7,00 ml aquades dan diaduk kembali dengan vortex hingga homogen. Setelah itu, absorbansinya diukur dengan spektrofotometer Spectronic Genesys 20 pada panjang gelombang 660 nm. Pengukuran absorbansi dilakukan sebanyak tiga kali dan nilai absorbansi yang diambil adalah nilai rata-rata dari ketiga nilai absorbansi tersebut. (46,49,50) Diagram alir pemeriksaan kadar GDP dengan metoda Somogyi Nelson dapat dilihat pada Gambar III.10. Adapun kadar GDP hewan uji dapat ditentukan melalui persamaan (3.1). (3.1) di mana C u A u A s C s V u D u D s = kadar glukosa darah puasa cuplikan (mg/ml) = absorbansi cuplikan = absorbansi larutan glukosa standar = konsentrasi larutan glukosa standar (mg/ml) = volume darah hewan uji (ml) = volume akhir di mana cuplikan diencerkan (ml) = volume akhir di mana glukosa standar diencerkan (ml) III.6 Analisis Data Hasil penelitian dianalisis secara statistik untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis varian oneway ANOVA. Jika hasil analisis varian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda DUNCAN dengan derajat kepercayaan 95% (p 0,05). Analisis dilakukan dengan program SPSS for Windows versi

13 III.7 Diagram Alir Penelitian III.7.1 Pembuatan Ekstrak Air Buah Tin (Ficus carica L.) ± 500 g buah tin matang dan segar dibersihkan dengan air dibuang kulitnya diiris tipis dikeringkan di bawah sinar matahari Buah tin kering 100 g buah tin kering ditambah 500 ml aquades dididihkan selama 1 jam Suspensi merah kecokelatan disaring dengan corong Buchner Filtrat merah kecokelatan disentrifugasi dengan kecepatan rpm pada suhu 4 o C selama 20 menit Supernatan Ekstrak air buah tin siap digunakan Hasil ditambah 5 tetes etanol 10% dimasukkan ke dalam botol disimpan di dalam freezer diuji aktivitas hipoglikemiknya terhadap hewan uji yang sudah diinduksi dengan aloksan monohidrat Gambar III.6. Prosedur pembuatan ekstrak air buah tin (Ficus carica L.) 38

14 III.7.2 Perlakuan Terhadap Hewan Uji 35 Ekor tikus putih jantan ditimbang diadaptasikan selama 7 hari dipuasakan selama 12 jam kadar GDP diperiksa dengan glukotester elektrik dan metoda Somogyi Nelson Tikus dengan kadar GDP normal Kelompok non induksi sebanyak 4 ekor Kelompok induksi sebanyak 31 ekor diinduksi dengan aloksan 125 mg/kgbb didiamkan 60 jam dipuasakan selama 12 jam GDP diperiksa pada T 0 dengan glukotester elektrik dan metoda Somogyi Nelson Tikus dengan kadar GDP 126 mg/dl dibagi menjadi 6 kelompok secara acak, masingmasing terdiri dari 4 ekor sisanya digunakan sebagai cadangan K.1 Kontrol K.2 Kontrol + K.3 Pembanding K.4 K.5 K.6 K.7 Aquades Aquades Metformin 50 mg/kgbb Ekstrak buah tin 25 mg/kgbb Ekstrak buah tin 50 mg/kgbb Ekstrak buah tin 100 mg/kgbb Ekstrak buah tin 200 mg/kgbb diberi perlakuan setiap hari pada jam yang sama dipuasakan 12 jam sebelum pemeriksaan GDP GDP diperiksa pada T 7, T 14 dan T 21 dengan glukotester elektrik dan metoda Somogyi Nelson data dianalisis Data GDP pada T 7, T 14 dan T 21 Gambar III.7. Perlakuan terhadap hewan uji tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus L.) 39

15 III.7.3 Pemeriksaan Kadar GDP dengan Metoda Somogyi Nelson 0,05 ml darah tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus L.) dipipet ke dalam tabung sentrifugasi 5 ml yang berisi 1,95 ml aquades diaduk ditambah 1,50 ml Ba(OH) 2 0,3 N diaduk Warna cokelat ditambah 1,50 ml ZnSO 4.6H 2 O 5% diaduk dibiarkan 5 menit disentrifugasi dengan kecepatan rpm selama 20 menit Filtrat darah bebas protein didekantasi 1,00 ml filtrat darah 1,00 ml glukosa standar dengan berbagai konsentrasi 1,00 ml aquades dimasukkan ke dalam tabung reaksi 15 ml ditutup dipanaskan di atas penangas air mendidih selama 20 menit didinginkan pada suhu ruang ditambah 1,00 ml arsenomolibdat dikocok dengan vortex ditambah 7,00 ml aquades dan diaduk diukur absorbansinya pada panjang gelombang 660 nm Data absorbansi Gambar III.8. Prosedur pemeriksaan kadar GDP dengan metoda Somogyi Nelson 40

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ini didesain sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu merepresentasikan aktivitas hipoglikemik yang dimiliki buah tin (Ficus carica L.) melalui penurunan kadar glukosa

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang diperoleh dari perkebunan murbei di Kampung Cibeureum, Cisurupan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Penyiapan Bahan Daun sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg yang digunakan sudah berwarna hijau tua dengan ukuran yang sama. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Daun gamal diperoleh dari Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Protozoologi, Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2013. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Pengumpulan Bahan Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah daun steril Stenochlaena palustris. Bahan penelitian dalam bentuk simplisia, diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia BAB 3 PERCOBAAN Pada bab ini dibahas tentang langkah-langkah percobaan yang dilakukan dalam penelitian meliputi bahan, alat, pengumpulan dan determinasi simplisia, karakterisasi simplisia, penapisan fitokimia,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan lokasi penelitian di analisis di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat 19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Rambut jagung (Zea mays L.), n-heksana, etil asetat, etanol, metanol, gliserin, larutan kloral hidrat 70%, air, aqua destilata, asam hidroklorida, toluena, kloroform, amonia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath, 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel PBAG di lingkungan sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan daerah Cipaku.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari sampai April 2008. B. ALAT

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap selama bulan April-Oktober 2010. Tahap pertama adalah proses pencekokan serbuk buah kepel dan akuades dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) MARIATI Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hijau yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara Gunung Mas di Bogor. Bahan-bahan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2013 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 2 dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu daun anggrek merpati juga memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, kandungan flavonoid yang tinggi ini selain bermanfaat sebagai antidiabetes juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang. BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan, Alat, dan Hewan Percobaan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah duku (Lansium domesticum Corr.), hirdoksipropil metilselulosa (HPMC), carbomer, gliserin, trietanolamin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun salam (Syzygium polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam yang didapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1 ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cibarunai, Kelurahan Sarijadi, Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia L.) yang diperoleh dari Kampung Pamahan-Jati Asih, Bekasi. Dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 23 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Juli sampai Oktober 2013. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Sawit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah akar landep (Barleria prionitis) yang berasal dari Kebun Percobaan Manoko, Lembang. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2015. Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. dilakukan di daerah

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2014 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) terhadap kadar gula darah dan kadar transminase pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, 18 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama lebih kurang 6 (enam) bulan yaitu dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat 47 LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat Biji Alpukat - Dicuci dibersihkan dari kotoran - Di potong menjadi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji 19 BAB III METODOLOGI Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji pendahuluan golongan senyawa kimia, pembuatan ekstrak, dan analisis kandungan golongan senyawa kimia secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida Dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Pembuatan minuman instan daun binahong dilakukan di Laboratorium Pangan dan Gizi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Uji aktivitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium sulfat dalam menghasilkan enzim bromelin dan aplikasinya sebagai koagulan pada produksi keju. 3.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Murni dengan rancangan penelitian One Group Pre and Post Test With Control Design yang digambarkan sebagai berikut

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu perlakuan konsentrasi dan perlakuan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Analisis fitokimia

Lampiran 1 Analisis fitokimia 113 Lampiran 1 Analisis fitokimia a. Uji alkaloid Satu gram sampel daun digerus dan ditambahkan 1.5 ml kloroform dan tiga tetes amoniak. Fraksi kloroform dipisahkan dan diasamkan dengan lima tetes H 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut : 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2012 dengan tempat penelitian sebagai berikut : 1. Laboratorium Mutu Giling Balai Besar

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT 1. Kertas saring a. Kertas saring biasa b. Kertas saring halus c. Kertas saring Whatman lembar d. Kertas saring Whatman no. 40 e. Kertas saring Whatman no. 42 2. Timbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol

Lebih terperinci

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

PEMBUATAN REAGEN KIMIA PEMBUATAN REAGEN KIMIA 1. Larutan indikator Phenol Pthalein (PP) 0,05 % 0,05 % = 0,100 gram Ditimbang phenol pthalein sebanyak 100 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 100 ml,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci