MENINGKATKAN KINERJA GURU PROFESIONAL MELALUI KOMPETENSI PAEDAGOGIK. Oleh. H. M. Idrus Hasibuan 1. Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN KINERJA GURU PROFESIONAL MELALUI KOMPETENSI PAEDAGOGIK. Oleh. H. M. Idrus Hasibuan 1. Abstract"

Transkripsi

1 122 MENINGKATKAN KINERJA GURU PROFESIONAL MELALUI KOMPETENSI PAEDAGOGIK Oleh H. M. Idrus Hasibuan 1 Abstract Teahcers issue has unlimited topic to be discussed in so many events such in seminar, discussion and workshop to find alternative solving problem for so many problems come when doing their job as educator, teacher, and coach in schools. It is caused that teachers for some researches are announced to be a dominant factor is to decide students achievement for transforming experience in science, technology and also internalizing ethics and moral. Those points reveal that there are some elements getting problem on teachers such as their qualifications, competences, safe, job etos, commitment and respectation from society as an important profession. Keywords: Job, professional teacher, and paedagogic competence. 1 Penulis adalah Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Padangsidimpuan

2 Meningkatkan Kinerja Guru Profesional...H. M. Idrus Hasibuan 123 Pendahuluan Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajarmengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. 2 Salah satu amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 kemudian diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 39 Ayat (2) menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan menyelenggarakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. Mohamad Surya dalam kuliah umumnya pada Dies Natalis UPY ke-45 mengemukakan satu pandangan, bahwa upaya mencapai pendidikan berkualitas harus dimulai dengan guru yang berkualitas. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan tanpa memperhitungkan guru secara nyata, hanya akan menghasilkan satu fatamorgana atau sesuatu yang semu dan tipuan belaka. 3 Sudarwan Danim juga menjelaskan bahwa telah lama berkembang kesadaran publik bahwa tidak ada guru, tidak ada pendidikan formal. Telah muncul pula kesadaran bahwa tidak ada pendidikan yang bermutu, tanpa kehadiran guru yang profesional dengan jumlah yang mencukupi. 4 Banyak pihak beranggapan bahwa rendahnya kualitas pendidikan nasional ini tidak terlepas dari minimnya kompetensi yang dimiliki oleh guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan guru menjadi garda terdepan dalam proses pelaksanaan pendidikan 2 Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm Mohamad Surya, dkk., Landasan Pendidikan Menuju Guru yang Baik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru Dari Pra Jabatan, Induksi, ke Profesional Madani, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 2.

3 124 sehingga ada kesan, jika ingin memperbaiki kualitas pendidikan maka perhatikanlah kesejahteraan dan kompetensi guru yang mengajar. Memaknai Tugas Guru Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Sedangkan yang dimaksud dengan profesional telah dinyatakan pada Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Guru dan Dosen sebagai berikut: Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Profesi adalah suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan ketrampialan) tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Pada sisi lain profesi mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik, dan prosedur berlandaskan intelektualitas. Hal demikian dapat dibaca pula pendapat Volmer dan Mills (1966), Mc Cully (1969), dan Diana W. Kommers. Mereka sama-sama mengartikan profesi sebagai spesialisasi dari jabatan intelektual yang diperoleh melalui studi dan training, bertujuan menciptakan keterampilan, pekerjaan yang bernilai tinggi, sehingga keterampilan dan pekerjaan itu diminati, disenangi oleh orang lain dan dia dapat melakukan pekerjaan itu dengan mendapat imbalan berupa bayaran, upah, dan gaji (payment). 5 Dari penjelasan Undang-Undang Guru dan Dosen di atas dapat dipahami bahwa tugas utama guru adalah sebagai berikut: 2009), hlm Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada Press,

4 Meningkatkan Kinerja Guru Profesional...H. M. Idrus Hasibuan Mendidik, yaitu memberi contoh, tuntunan, petunjuk dan keteladanan yang dapat diterapkan atau ditiru siswa dalam sikap dan perilaku yang baik (akhlaqul karimah) dalam kehidupan sehari-hari. (Afektif). 2. Mengajar, yaitu mentransfer atau memberikan pengetahuan dan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa sesuai dengan pedoman dan petunjuk yang telah ditetapkan. (Kognitif). 3. Membimbing, yaitu memberikan bantuan kepada siswa agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 4. Mengarahkan, yaitu menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. 5. Melatih, yaitu membimbing, memberi contoh dan petunjuk-petunjuk praktis yang berkaitan dengan gerakan, ucapan, dan perbuatan lainnya dalam rangka mengembangkan ketrampilan siswa. (Psikomotorik). 6. Menilai, yaitu mengukur atau mengetahui tingkat keberhasilan proses dan hasil belajar mengajar di kelas. 7. Mengevaluasi, yaitu melakukan penilaian terhadap tingkat kehadiran peserta didik, pelaksanaan kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, dan hasil belajar peserta didik. Menurut Moh. Uzer Usman ada tiga macam tugas guru yaitu: Pertama, tugas profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Kedua, tugas dalam bidang kemanusiaan di sekolah yaitu menjadikan dirinya sebagai orangtua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Ketiga, tugas kemasyarakatan, mencerdaskan msyarakat menuju pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya yang berlandaskan Pancasila. 6 Sejalan dengan tugas guru di atas, Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono menjelaskan peran guru dalam proses pembelajaran berpusat pada: (1) Mendidik anak dengan memberikan pengarahan dan motivasi untuk mencapai tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang; (2) Memberikan fasilitas, media, pengalaman belajar yang memadai: dan (3) Membantu mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri. 7 6 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya: 2010), hlm Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 99.

5 126 Beban Kerja Dan Kinerja Guru Menurut Pasal 52 ayat (1), (2), dan (3) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, dijelaskan bahwa: Beban kerja Guru mencakup kegiatan pokok: a). merencanakan pembelajaran; b). melaksanakan pembelajaran; c). menilai hasil pembelajaran; d). membimbing dan melatik peserta didik; dan e). melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru. Beban kerja Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Tugas dan beban kerja guru sesungguhnya sangatlah berat dan rumit karena menyangkut nasib dan masa depan generasi bangsa, sehingga kita sering mendengar tuntutan dan harapan masyarakat agar guru harus mampu mencerminkan tuntutan situasi dan kondisi masyarakat ideal di masa mendatang. Akibat tuntutan yang berlebihan sering kali guru menjadi cemoohan masyarakat ketika hasil kerjanya kurang memuaskan dalam arti peserta didik tidak mampu mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Kinerja guru akan baik jika guru mampu merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, dan memahami teori dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Berkenaan dengan penilaian terhadap kinerja guru, Georgia Department of Education telah mengembangkan mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdikanas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian ini menyoroti tiga aspek utama kemampuan guru, yaitu: (1) Rencana Pembelajaran (teaching plans and material) atau sekarang disebut dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2) Prosedur pembelajaran (classroom procedure), dan hubungan antarpribadi (interpersonal skill); dan (3) Penilaian pembelajaran. 8 Adapun alat penilaian kinerja guru (APKG) yang digunakan sekarang berisi hal-hal sebagai berikut: 8 Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 75.

6 Meningkatkan Kinerja Guru Profesional...H. M. Idrus Hasibuan Indikator Kinerja Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran, meliputi: a. Guru memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik. b. Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual dan mutakhir c. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif d. Guru memilih sumber belajar/media pembelajaran sesuai dengan materi dan strategi pembelajaran. 2. Indikator Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran, meliputi: a. Guru memulai pembelajaran dengan efektif b. Guru menguasai materi pelajaran c. Guru menerapkan pendekatan/strategi pembelajaran yang efektif d. Guru memanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran e. Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran f. Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran g. Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif 3. Indikator Kinerja Guru Dalam Melaksanakan Penilaian Pembelajaran, meliputi: a. Guru merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik b. Guru menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu sebagaimana yang tertulis dalam RPP. c. Guru memanfatkan berbagai hasil penilaian untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya dan bahan penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya d. Guru memanfatkan berbagai hasil penilaian untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya dan bahan penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya Kompetensi Paedagogik Dalam upaya memperbaiki kualitas dan kompetensi guru, Pemerintah telah mengeluarkan Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menjelaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Pasal 8). Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

7 128 kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut kemudian dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (Pasal 1 ayat 12 UUGD). Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Penjelasan Pasal 28 ayat (3) PP. No. 19 Tahun 2005 Tentang SNP). Menurut Pasal 3 ayat (4) Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: 1. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; 2. pemahaman terhadap peserta didik; 3. pengembangan kurikulum atau silabus; 4. perancangan pembelajaran; 5. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; 6. pemanfaatan teknologi pembelajaran; 7. evaluasi hasil belajar; dan 8. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi Pedagogik di atas dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis subyek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subyek yang dibina. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas. Secara otentik kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dari lembaga pendidikan yang diakreditasi Pemerintah. b. Pemahaman terhadap peserta didik.

8 Meningkatkan Kinerja Guru Profesional...H. M. Idrus Hasibuan 129 Guru memiliki pemahaman akan psikolgi perkembangan anak, sehingga mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak didiknya. Guru dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami anak. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan yang tepat. c. Pengembangan kurikulum/silabus. Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). d. Perancangan pembelajaran. Guru merencanakan sistem pembelajaran dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan. e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif, dan menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengeksplorasi potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan. f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran. Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru menggunakan teknologi sebagai media, menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi informasi, dan membiasakan anak berinteraksi dengan menggunakan teknologi. Proses pembelajaran akan benar-benar menyenangkan jika guru mampu mengemasnya dengan teknologi pembelajaran. Teknologi memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas kehidupan umat manusia mempengaruhi segala aspek kehidupan sekaligus memengaruhi kualitas budaya dari suatu bangsa. g. Evaluasi hasil belajar. Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi perncanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode, dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat.

9 130 h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Guru memiliki kemampuan untuk membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan ini adalah dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas. Selanjutnya dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 dinyatakan bahwa Standar Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK adalah sebagai berikut: 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. 4. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. 6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Peningkatan Kinerja Guru Melalaui Kompetensi Paedagogik Peningkatan kinerja guru tidak akan berhasil dengan baik kalau guru hanya menguasai kompetensi pedagogik saja, akan tetapi mereka harus menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional secara holistik. Namun demikian penulis ingin mengemukakan betapa pentingnya guru menguasai kompetensi pedagogik dalam melaksanakan tugasnya, karena dengan penguasaan kompetensi pedagogik dipastikan akan dapat meningkatkan kinerja guru. Sebagaimana penjelasan di atas bahwa indikator kinerja guru pada garis besarnya ditentukan dalam bentuk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran, dan Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran. Kompetensi pedagogik titak dapat dipisahkan dari

10 Meningkatkan Kinerja Guru Profesional...H. M. Idrus Hasibuan 131 pelaksanaan tugas guru dimaksud, karena inti dari kompetensi pedagogik adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, melaksanakan evaluasi pembelajaran, dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik dibutuhkan agar guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik dengan memahami berbagai macam karakteristik siswa dalam proses pembelajaran. Mulyasa mengatakan kompetensi pedagogik sangat penting karena menjadi penentu bagi keberhasilan proses belajar yang langsung menyentuh kemampuan pembelajaran meliputi pengelolaan peserta didik, perencanaan, perancangan pelaksanaan, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik terhadap potensi yang dimilikinya. 9 Menurut Glasser, berkenaan dengan kompetensi guru, ada empat hal yang harus dikuasai guru, yaitu menguasai bahan pelajaran, mampu mendiagnosis tingkah laku siswa, mampu melaksanakan proses pembelajaran, dan mampu mengevaluasi hasil belajar siswa. 10 Berhadapan dengan siswa yang berasal dari berbagai macam latar belakang pendidikan dan status sosial yang berbeda, guru haruslah dapat menempatkan diri, mengelola diri dan emosinya sehingga dapat berinteraksi secara efektif dengan siswa, serta mampu menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Guru juga dituntut untuk dapat menguasai teori-teori dan prinsip-prinsip belajar yang dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar. Guru di abad ini berhadapan dengan kenyataan, bahwa para siswa yang hadir di sekolah/madrasah telah memiliki kekayaan informasi yang mereka peroleh di luar sekolah/madrasah seperti televisi dan internet dan lain-lain. Guru selayaknya harus mampu memanfaatkan teknologi dan informasi dalam pembelajaran agar siswa mampu menghadapi persaingan global. Menurut Mulyasa (2011:106) guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi terutama internet (e-learning). Karena penggunaan teknologi dalam pendidikan dimaksudkan untuk memudahkan kegiatan pembelajaran dan dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Rusman, Op.Cit., hlm Mulyasa, Op.Cit., hlm. 106.

11 132 Tindakan reflektif dalam pembelajaran merupakan tindakan berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir tentang apa yang sudah dilakukan di masa yang telah lalu kemudian diadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran pada masa yang akan datang. Refleksi penting dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya sekaligus sebagai bahan observasi untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran itu tercapai. Untuk mencapai tujuan pembelajaran guru harus mampu menciptakan kondisi sedemikian rupa agar berbagai potensi dan kemampuan yang beragam itu dapat dikembangkan secara optimal. Salah satu wahana untuk mengembangkan kemampuan, potensi, minat dan bakat siswa melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Melalui kegiatan ekstrakurikuler minat, bakat dan kemampuan siswa akan merasa dihargai dan memiliki peluang untuk mengembangkan kemampuannya secara optimal tanpa dihambat oleh berbagai kegiatan-kegiatan akademik pembelajaran semata. Guru harus bisa mengembangkan alat penilaian yang tepat untuk dapat mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar. Guru harus dapat memanfaatkan hasil penilaian tersebut untuk melakukan perbaikan proses atau dapat digunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran, mendiagnosis kelemahan-kelemahan atau kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran berlangsung atau untuk menjadi bahan refleksi. Penutup Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Beban kerja Guru mencakup kegiatan pokok: a). merencanakan pembelajaran; b). melaksanakan pembelajaran; c). menilai hasil pembelajaran; d). membimbing dan melatik peserta didik; dan e). melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru. Beban kerja Guru paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Kinerja

12 Meningkatkan Kinerja Guru Profesional...H. M. Idrus Hasibuan 133 guru akan baik jika guru mampu merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, dan memahami teori dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan tugas dan kinerja guru, karena inti dari kompetensi pedagogik adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, melaksanakan evaluasi pembelajaran, dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sedangkan beban kerja guru atau kinerja guru atalah melaksanakan kompetensi pedagogic yang berkaitan dengan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik; dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru Peningkatan kompetensi pedagogik guru sangat menentukan terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas guru dan sangat menentukan pula terhadap peningkatan proses dan hasil belajar siswa. Upaya peningkatan kompetensi pedagogik harus terus dilakukan dengan cara memperbaiki pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kualitas dan kuantitas pertemuan MGMP, mengefektifkan tugas pengawasan dan sebagainya. Referensi Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, Departemen Agama, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Departemen Agama, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Departemen Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, 2005.

13 134 Departemen Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, Departemen Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Mohamad Surya, dkk., Landasan Pendidikan Menuju Guru yang Baik, Bogor: Ghalia Indonesia, Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung Persada Press, Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya: Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers, Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru Dari Pra Jabatan, Induksi, ke Profesional Madani, Jakarta: Kencana, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT The study was set out to compare analytically the pedagogical competence of the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Jati, Bandung, 1997, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Jati, Bandung, 1997, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan akan sumber daya manusia unggul yang memiliki kompetensi yang tinggi merupakan kebutuhan mendesak dalam menyelesaikan berbagai krisis yang terjadi di

Lebih terperinci

PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR

PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU 2016 37 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Oleh Ujiati Cahyaningsih Ujiati.dikdas13.uny@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Guru Profesional a. Pengertian Guru Definisi guru menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (1) bahwa Guru adalah pendidik profesional

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN Fahmawati Isnita Rahma dan Ma arif Jamuin Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102

Lebih terperinci

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA Hari Amanto, Amat Mukhadis & Mardji, Pemetaan Kompetensi... 49 PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

Lebih terperinci

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Kompetensi Guru Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3, Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI INOVASI PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH (Studi pada SMP di Kabupaten Ciamis)

PENGARUH IMPLEMENTASI INOVASI PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH (Studi pada SMP di Kabupaten Ciamis) PENGARUH IMPLEMENTASI INOVASI PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH (Studi pada SMP di Kabupaten Ciamis) LILIS CITRA KOMARA 82321112012 Abstrak Latar belakang penelitian ini adalah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT Anifa Alfia Nur Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang tingkat kompetensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengakuan dan penghargaan kedudukan guru sebagai tenaga pendidik profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan guru sertifikasi. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus

BAB I PENDAHULUAN. Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus benar-benar memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Guru yang profesional, secara ideal, adalah seorang guru yang telah memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan Undang-undang

Lebih terperinci

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN Penelitian KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN Edi Waluyo, Lita Latiana, & Decik Dian Pratiwi e-mail: waluyowulan@gmail.com PG PAUD FIP Universitas Negeri Semarang Abstrak: Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan asset utama dan dalam pembentukannya membutuhkan proses yang tidak mudah dan cepat tetapi diperlukan sarana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KINERJA GURU DI KECAMATAN GIRIMULYO KABUPATEN KULON PROGO. Oleh: ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KINERJA GURU DI KECAMATAN GIRIMULYO KABUPATEN KULON PROGO. Oleh: ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KINERJA GURU DI KECAMATAN GIRIMULYO KABUPATEN KULON PROGO, dan Oleh: e-mail :, ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui hubungan antara kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan

Lebih terperinci

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat pendidikan itu sendiri untuk membentuk kepribadian manusia, memanusiakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK Oleh : Rita Mariyana, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 APA ITU KOMPETENSI? Istilah kompetensi (competence) dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kecakapan atau

Lebih terperinci

1. Skripsi karyahanifah Lubis ( ) Jurusan Pendidikan

1. Skripsi karyahanifah Lubis ( ) Jurusan Pendidikan BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Dari hasil survai yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa penelitian dan karya ilmiah yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang berjudul Kompetensi Pedagogik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia indonesia

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia indonesia yang berkualitas tersebut dihasilkan

Lebih terperinci

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR PROFESIONALISME PROFESI GURU DAN MENJADI GURU PROFESIONAL Oleh : Andriane Jamrah,S,Pd,M.Pd Staf Pada Pemerintah Kabupaten Tanah Datar I. PENDAHULUAN Dalam proses pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya suatu negara ditentukan oleh peran pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam negara tersebut. Begitu pula negara indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm. 63. 1 Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm. 63. 1 Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan unsure yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah, pendidik merupakan

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Pendahuluan Bab ini akan mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Adapun tujuan utama yang ingin dicapai oleh

Lebih terperinci

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

BAB II TIJAUAN PUSTAKA BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sertifikasi Guru a. Pengertian Sertifikasi Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya kesenjangan antara kemampuan guru dalam mengajar dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Secara ideal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tersebut

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh : Lailatussaadah Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar-Raniry Email: lailamnur27@gmail.com ABSTRAK Kinerja guru merupakan hasil, kemajuan dan prestasi kerja guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam tatanan hidup berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia, pendidikan telah diatur dalam berbagai peraturan perundangundangan seperti yang tercantum di dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru Kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu, yang dihasilkan dari proses belajar. Selama proses belajar stimulus akan bergabung dengan isi memori dan

Lebih terperinci

ANALISIS TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL DAN PEDAGOGIK GURU DALAM MERANCANG PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN IPS SMP DAN MTs DI KOTA DUMAI

ANALISIS TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL DAN PEDAGOGIK GURU DALAM MERANCANG PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN IPS SMP DAN MTs DI KOTA DUMAI ANALISIS TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL DAN PEDAGOGIK GURU DALAM MERANCANG PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN IPS SMP DAN MTs DI KOTA DUMAI Hendripides dan Rina Selva Johan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru Guru memiliki peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendapat Slameto (2012) bahwa kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar

Lebih terperinci

Kemampuan Mahasiswa Mengintegrasikan Sikap Spiritual dan Sosial dalam Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 (Kajian teoritis)

Kemampuan Mahasiswa Mengintegrasikan Sikap Spiritual dan Sosial dalam Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 (Kajian teoritis) Kemampuan Mahasiswa Mengintegrasikan Sikap Spiritual dan Sosial dalam Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 (Kajian teoritis) Oleh: Wati Oviana Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Darussalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ProfesiKeguruan Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur

Lebih terperinci

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO. 1, PEBRUARI 2013:1-8 PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK Hari Amanto Amat Mukhadis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah berdasarkan kurikulum yang disusun oleh lembaga pendidikan. Menurut undang-undang sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua negara

Lebih terperinci

Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Matematika SMP Negeri di Malang

Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Matematika SMP Negeri di Malang Volume, Nomor Januari 2, -8 ISSN: 27-762; EISSN: 27-765 Analisis Pedagogik Guru Matematika SMP Negeri di Malang Anik Kurniawati Email: anikkur@yahoo.com Abstract: this study uses a descriptive qualitative

Lebih terperinci

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd.

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd. GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS 2045 Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd. Staff pengajar Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan (FITK)

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA. Oleh: Yayah Pujasari Nurdin. Abstrak

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA. Oleh: Yayah Pujasari Nurdin. Abstrak PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA Oleh: Yayah Pujasari Nurdin Abstrak Dengan telah digulirkannya Undang-undang mengenai sertifikasi guru dan dosen, maka system pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru ialah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. 1 Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Kegiatan

Lebih terperinci

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KUALIFIKASI AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kompetensi Pedagogik Masalah kompetensi merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembinaan guru sebagai suatu jabatan profesi. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 10 Ayat

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR 9 STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR Oleh: HUSNIA ARFAN Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar MUSTARI Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang bersertifikat pendidik di Kabupaten Kulon Progo dilihat dari segi. kesimpulan yang lebih rinci sebagi berikut:

BAB V PENUTUP. yang bersertifikat pendidik di Kabupaten Kulon Progo dilihat dari segi. kesimpulan yang lebih rinci sebagi berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kinerja guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri yang bersertifikat pendidik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi Guru Sebagai pendidik seorang guru harus dibekali kompetensi. Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan melaksanakan tugas. Menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. unsur yang penting untuk pembaharuan pendidikan. Bagaimanapun baiknya kurikulum,

I. PENDAHULUAN. unsur yang penting untuk pembaharuan pendidikan. Bagaimanapun baiknya kurikulum, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efektifitas dan efisiensi siswa dalam belajar di sekolah sangat bergantung pada peran guru. Oleh karena itu, peningkatan mutu tenaga pengajar atau guru yang profesinal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah pesat mengingat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi dunia yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kepmendiknas 045/U/2002 kompetensi adalah seperangkat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kepmendiknas 045/U/2002 kompetensi adalah seperangkat BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru Sekolah Dasar Menurut Kepmendiknas 045/U/2002 kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sertifikasi guru banyak dibicarakan oleh masyarakat Indonesia saat ini, banyak yang menulis tentang bagaimana pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru.

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KOMPETENSI PROFESIONAL GURU Makalah ini disusun sebagai tugas Mata Kuliah : Pengembangan Profesi Dosen Pengampu : Dr. Tasman Hamami, M.A DISUSUN OLEH: Heri Susanto (10411044) Mir atun Nur Arifah (10411057)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal maupun informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan bangsa yang cerdas dan intelek. Pendidikan yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan bangsa yang cerdas dan intelek. Pendidikan yang bermutu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan di Indonesia semakin dimajukan dengan pesat. Pendidikan yang diharapkan yaitu pendidikan yang modern dan bermutu untuk menciptakan bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan mutu pendidikan dan oleh karena guru sendiri wajib memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan mutu pendidikan dan oleh karena guru sendiri wajib memiliki BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Guru dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Guru

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam setiap pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, guru merupakan sentral pelaksanaan kurikulum. Guru yang harus lebih mengenal, memahami,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Muhammadiyah 4 Sambi merupakan perubahan dari Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah Sambi yang berdiri

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK BAB I PENDAHULUAN Prof Dr Sunardi, MSc Dr Imam Sujadi, MSi KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) STANDAR KOMPETENSI (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK* KOMPETENSI INTI Kompetensi Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya transformasi struktur ekonomi nasional dari struktur ekonomi agraris ke arah struktur ekonomi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang, akibat dari pendidikan,

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang, akibat dari pendidikan, II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Kompetensi Profesional 1.1.Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang, akibat dari pendidikan, pelatihan, atau pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka akan memberikan output

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada setiap proses pembelajaran di kelas, guru dan peserta didik terlibat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada setiap proses pembelajaran di kelas, guru dan peserta didik terlibat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap proses pembelajaran di kelas, guru dan peserta didik terlibat dalam proses edukasi yang khas. Proses interaksi guru dan peserta didik merupakan inti dari

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki abad-21, tugas guru tidak akan semakin ringan. Tantangan yang dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan realita atau kenyataan dari diri sendiri. pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur dan konsisten.

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan realita atau kenyataan dari diri sendiri. pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur dan konsisten. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Profesionalisme merupakan sikap profesional yang berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai

Lebih terperinci

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) Standar Guru Penjas Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Guru IPS Pasca Sertifikasi di SMP Negeri Kota Tarakan

Analisis Kinerja Guru IPS Pasca Sertifikasi di SMP Negeri Kota Tarakan Analisis Kinerja Guru IPS Pasca Sertifikasi di SMP Negeri Kota Tarakan Sukono Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kota Tarakan Email: Sukono nono@yahoo.com Abstract: The approach in this research was quantitative

Lebih terperinci

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMK MELALUI KEBIJAKAN SERTIFIKASI Oleh: Louisa Nicolina Kandoli Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas TeknikUNIMA ABSTRAK Guru adalah suatu jabatan professional

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teoritis 2.1.1 Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD 2.1.1.1 Pengertian Guru Guru memainkan peranan penting bagi jalannya proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan mengalami perubahan yang sangat cepat yang memberikan dampak sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya akan sangat dibutuhkan peran serta

Lebih terperinci

BAB II. A. Pengertian Kompetensi Profesional Guru Agama Islam. keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu". 2

BAB II. A. Pengertian Kompetensi Profesional Guru Agama Islam. keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. 2 20 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kompetensi Profesional Guru Agama Islam Kompetensi secara etimologi berarti "kecakapan atau kemampuan". 1 Sedangkan secara terminology kompetensi berarti pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam proses pembelajaran siswa di sekolah, yang harus dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Robbins (2003:126) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan. lingkungan, yaitu sebagai proses dimana individu-individu

II. KAJIAN PUSTAKA. Robbins (2003:126) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan. lingkungan, yaitu sebagai proses dimana individu-individu 8 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Persepsi Robbins (2003:126) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah sangat strategis. Walaupun perkembangan teknologi cukup pesat, sampai saat ini peranan guru sebagai pendidik,

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang diharapkan, hal ini dikarenakan oleh banyak komponen yang mempengaruhi mutu tersebut. Komponen-komponen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Nk Zahroh

PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Nk Zahroh PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Nk Zahroh (IAI Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Email: zahrohnk@gmail.com) Abstract : Professional teachers are teachers who have the

Lebih terperinci

PEMETAAN PROFIL DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU

PEMETAAN PROFIL DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 10, Nomor 1, April 2014 Dian Pujianto & Bayu Insanistyo Diterbitkan Oleh: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN 1 PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN 2005 Abstraks Oleh Sukanti, Sumarsih, Siswanto, Ani

Lebih terperinci

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik STANDAR KOMPETENSI GURU PAUD/TK/RA No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik Menguasai karakteristik peserta 1. Memahami karakteristik peserta didik usia didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal. 70-81 PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bagi suatu bangsa, peningkatan kualitas pendidikan sudah seharusnya menjadi prioritas pertama. Kualitas pendidikan sangat penting artinya, sebab hanya manusia

Lebih terperinci

MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN

MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN 2008-2011 JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN Dedi Handriyanto Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si Yuni Astuti,

Lebih terperinci

Jasman Jalil. Penerbit. Jazwa Publishing. PENDIDIKAN untuk SEUMUR HIDUP

Jasman Jalil. Penerbit. Jazwa Publishing. PENDIDIKAN untuk SEUMUR HIDUP Jasman Jalil PENDIDIKAN untuk SEUMUR HIDUP Penerbit Jazwa Publishing 1 PENDIDIKAN untuk SEUMUR HIDUP Oleh: Jasman Jalil Copyright 2013 by Jasman Jalil Penulis Jasman Jalil Desain Sampul: JJ Azizi Editor:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Figur

Lebih terperinci