IFES Indonesia: Laporan Survei Nasional Pemilu 2014 di Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IFES Indonesia: Laporan Survei Nasional Pemilu 2014 di Indonesia"

Transkripsi

1 IFES Indonesia: Laporan Survei Nasional Pemilu 2014 di Indonesia

2

3 Laporan Survei Nasional Pemilihan Umum Tahun 2014 di Indonesia Indonesia, Januari 2015 IFES, Semua hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Pernyataan Izin: Tidak ada bagian dari tulisan ini dapat direproduksi atau disalin dalam bentuk apapun, secara elektronik maupun manual, termasuk difotokopi, direkam, diunduh, atau disimpan tanpa izin tertulis dari IFES. Permohonan izin penggunaan materi ini harus mencantumkan informasi berikut: Penjelasan mengenai materi atau publikasi di mana salinan tersebut akan digunakan. Tujuan penyalinan dan bagaimana salinan tersebut akan digunakan. Nama, jabatan, perusahaan atau organisasi, nomor telepon, nomor fax, alamat , dan alamat pos pemohon. Mohon kirimkan seluruh permohonan izin ke: International Foundation for Electoral Systems 1850 K Street, NW, Fifth Floor Washington, DC editor@ifes.org Fax: Laporan ini diselesaikan dan disusun berkat dukungan dari United States Agency for International Development (USAID), the Department of Foreign Affairs, Trade and Development, Canada and the Australian Government, Department of Foreign Affairs and Trade. Isi laporan ini adalah tanggung jawab IFES dan tidak mencerminkan pandangan atau posisi dari lembagalembaga pendukung di atas.

4

5 Daftar Isi Daftar Isi Ringkasan Eksekutif 5 Temuan Kunci 6 Rincian Survei 11 Survei Pra Pemilu 11 Survei Pasca Pemilu Legislatif 11 Survei Pasca Pemilu Presiden 11 Pengetahuan tentang Proses Pemilu 12 Peningkatan Signifikan terkait Paparan Informasi Tentang Pemilu untuk Pemilih antara Survei Pra Pemilu dan Pasca Pemilu 12 Peningkatan Informasi secara Signifikan dalam Aspek-Aspek Spesifik Kepemiluan 14 Sosialisasi Informasi bagi Pemilih oleh KPU Memiliki Cakupan yang Luas 15 Penggunaan Internet untuk Mendapatkan Informasi 18 Sikap terkait Lembaga Kepemiluan 20 Pengetahuan terkait KPU dan Lembaga Kepemiluan Lainnya 20 Opini terkait Kinerja KPU Selama Pemilu 20 Sikap terhadap Kinerja Lembaga Penyelenggara Pemilu selama Pemilu Penilaian Positif terkait Kerja Staf Pemilu dalam Hari Pemilu 24 Pandangan Masyarakat Terkait Pemilu Sikap terhadap Pemilu Pendapat Masyarakat Yang Sangat Positif Terhadap Penyelenggaraan Pemilu Pandangan terkait Isu-Isu Spesifik Soal Kepemiluan 32 Pandangan Masyarakat Terkait Manipulasi Hasil Pemilu 32 Pandangan Masyarakat terkait Petugas Pengawas Pemilu 34 Pengalaman dan Pandangan Pemilih Terhadap Politik Uang 34 Pandangan Terkait Kekerasan Pemilu 36 Laporan Survei Nasional Pemilu 2014 di Indonesia 3

6

7 Ringkasan Eksekutif Dari Oktober 2013 hingga Oktober 2014, International Foundation for Electoral Systems (IFES) mengadakan tiga survei opini publik untuk mengukur persepsi masyarakat terkait proses pemilu, mengukur kepercayaan masyarakat terkait penyelenggara pemilu, dan mengumpulkan opini masyarakat Indonesia terkait pemilu legisatif dan presiden. Menurut data dari ketiga survei tersebut, sebagian besar masyarakat Indonesia menyatakan bahwa Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 telah berlangsung secara bebas dan adil, dan diselenggarakan secara lebih baik dibandingkan Pemilu Mayoritas pemilih juga merasa puas dengan penyelenggaraan pemilu dan mereka juga memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap para penyelenggara pemilu, khususnya Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU). Kendati demikian, para pemilih menyatakan bahwa masih ada beberapa hal yang bisa ditingkatkan oleh penyelenggara pemilu di masa yang akan datang, baik pada tahapan proses pemilu atau kegiatan penyelenggaraan pada hari pemilihan. Selain itu, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dan kekhawatiran masyarakat pemilih diantaranya adalah proses rekapitulasi hasil pencoblosan yang memakan waktu lebih lama dan terjadinya manipulasi dan kecurangan atas hasil pemilu sebagai imbas dari persaingan ketat antar peserta pemilu Dalam tiga survei yang di selenggarakan IFES tahun , pemilih juga menyatakan bahwa praktek jual beli suara dan politik uang tetap merupakan kekhawatiran utama pemilih dan merupakan tantangan dalam memperkuat proses demokrasi di Indonesia. Dalam tiga survei nasional yang dilakukan IFES dalam periode , pemilih menganggap bahwa terjadi peningkatan prestasi yang signifikan dalam Pemilu 2014 jika dibandingkan Pemilu Partisipasi pemilih di Indonesia cenderung tetap tinggi - pada tahun 2014, sekitar 75% untuk Pileg dan 70% untuk Pilpres. Daftar pemilih, yang pada Pemilu 2009 adalah sumber sengketa, sekarang dianggap cukup dianggap bagus dan tidak menjadi target utama gugatan sengketa hasil pemilu. Responden survei tahun 2014 juga berpendapat bahwa mereka mendapatkan pendidikan pemilih yang lebih intensif, khususnya terkait pengenalan terhadap proses pemilu, penyelenggara pemilu, dan prosedur pemungutan suara. Pemilu 2014 adalah siklus pemilu terakhir di mana hari pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden/ wakil presiden diselenggarakan secara terpisah. Hasil survei menunjukkan bahwa prosedur pemungutan suara dan penyelenggaraan pemilu yang rumit harus diperbaiki untuk memastikan suksesnya pileg dan pilpres serentak di masa mendatang. Pemilih secara umum merasa puas dengan proses dan prosedur pemungutan suara di Indonesia dalam kedua pemilu pada tahun 2014 lalu. Namun, mereka juga menyebutkan beberapa hal yang menjadi kekhawatiran mereka sebagai pemilih pada pemilu Legislatif; sulitnya memahami proses pemungutan suara, lamanya mendapat giliran untuk mencoblos karena antrian pemilih yang cukup panjang, dan petugas TPS kadang tidak terorganisir dengan baik. Pemilu 2014 juga unik dalam aspek terkait keterbelahan pilihan politik para pemilih. Dalam data survei IFES juga terlihat dampak kemenangan pilpres yang tidak tipis atau cukup telak (dengan angka kemenangan sekitar 6,3% perbedaan perolehan suara) dan suasana politik yang sengit dalam proses rekapitulasi hasil pemilu presiden selama dua minggu proses penghitungan suara secara nasional. Pendukung Prabowo Subianto cenderung menganggap Pilpres 2014 tidak bebas dan adil dibandingkan pendukung Joko Widodo. Pemilih yang percaya bahwa Pemilu 2014 tidak bebas dan adil kebanyakan menyebutkan bahwa proses rekapitulasi kurang dapat dipercaya karena ditengarai terdapat kecurangan. Tuduhan kecurangan disampaikan melalui televisi oleh Laporan Survei Nasional Pemilu 2014 di Indonesia 5

8 International Foundation for Electoral Systems tim Prabowo Subianto selama tahap rekapitulasi suara kemungkinan besar telah mempengaruhi opini responden. Namun, pemilih yang percaya bahwa Pileg tidak adil dan bebas menyebutkan politik uang sebagai alasan utama. Walaupun data survei menunjukkan bahwa upaya pendidikan pemilih sebelum pemilu menunjukan keberhasilan, pemilih Indonesia mengidentifikasi beberapa bidang di mana pendidikan pemilih dapat ditingkatkan kualitasnya. Kurang dari setengah responden survei menjawab bahwa mereka puas dengan penggunaan internet dan media sosial dalam upaya pendidikan pemilih. Terkait efektivitas penggunaan internet dan media sosial dalam pendidikan pemilih, responden yang merupakan para pengguna internet saja menyatakan rasa puas dengan upaya KPU dalam memanfaatkan media tersebut dalam mensosialisasikan hal yang harus diketahui pemilih tentang pemilu. Harus dicatat bahwa televisi tetap menjadi media yang paling banyak diandalkan responden untuk mendapatkan informasi kepemiluan. Pemilih menganggap bahwa sumber lain seperti partai politik, calon anggota legislatif, media cetak, dan organisasi masyarakat sipil perannya dianggap tidak sepenting KPU. Praktek politik uang, khususnya kegiatan jual-beli suara, merupakan salah satu praktek kecurangan yang ditemukan dalam survei ini, namun hal tersebut tidak terjadi secara seragam di seluruh provinsi Indonesia. Pemilih Indonesia yakin bahwa praktek jual beli suara lebih banyak terdapat dalam Pemilu Legislatif 2014 dibandingkan Pemilu Lebih dari setengah pemilih menyatakan bahwa jika mereka ditawarkan uang atau bingkisan untuk memilih calon anggota legislatif atau partai politik tertentu, mereka tidak akan melaporkan praktek tersebut pada pihak yang berwenang. Hal ini menunjukan bahwa selain menargetkan para pelanggar aturan atau pelaku politik untuk di advokasi, perlu juga di kemudian hari untuk lebih mendorong publik untuk lebih aktif atau memprakarsai sebuah gerakan anti politik uang. Temuan Kunci IFES bekerjasama dengan Lembaga Survei Indonesia (LSI) dalam mengerjakan survei opini publik nasional pada saat sebelum, selama, dan setelah Pemilu Nasional 2014 dengan 2000 sampel untuk setiap surveinya. Margin of error untuk survei-survei ini adalah + 2%. Survei pertama dilaksanakan pada bulan Desember 2013, sebelum Pileg 9 April Survei kedua dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni Survei ketiga dilaksanakan Oktober 2014, setelah Pilpres 9 Juli Ketiga survei tersebut memiliki metodologi dan jumlah sampel yang sama. Ketiga hasil survei tersebut merupakan rujukan untuk menyusun Laporan Survei Pemilu Nasional Proses wawancara untuk pengumpulan data dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia. Responden yang di wawancarai adalah orang-orang yang menggambarkan pemilih di Indonesia dari seluruh kelompok usia pemilih. Beberapa temuan laporan ini juga mengacu kepada data survei IFES yang sebelumnya dilakukan pada tahun 2008, 2009, dan IFES telah bekerja dengan mitra nasional untuk melaksanakan sejumlah survei tentang proses kepemiluan sejak Hasil temuan dari survei-survei tersebut adalah sumber data untuk melihat tren atas suatu. Temuan-temuan itu menjadi hal yang sangat berharga dalam melihat proses pemilu di Indonesia dan membangun konteks ketika membaca temuan survei tahun Berikut adalah ringkasan temuan kunci survei ini. 6

9 Integritas Pemilu Saat ditanya soal integritas pemilu 2014, 80% pemilih di Indonesia yakin bahwa Pileg dan Pilpres 2014 sepenuhnya atau cukup bebas dan adil. Walaupun perbedaan pendapat antara kelompok partisan tidak terlalu besar terkait integritas Pileg, perbedaan tersebut cukup signifikan terjadi ketika responden diminta menilai integritas terkait Pilpres Sembilan puluh dua persen pendukung Jokowi yakin bahwa Pilpres 2014 setidaknya cukup bebas dan adil, sementara hanya 73% pendukung Prabowo Subianto yakin bahwa Pilpres 2014 setidaknya cukup bebas dan adil. Saat pemilih yang menyatakan yakin bahwa pemilu 2014 tersebut tidak bebas dan adil ditanyakan alasan mereka berpendapat demikian, banyak yang menyebutkan bahwa mereka kurang percaya terhadap proses rekapitulasi penghitungan suara dalam Pilpres (28%), sementara ketidak percayaan pada proses rekapitulasi dalam Pileg adalah 8%. Yang tidak menganggap bahwa pemilu 2014 bebas dan adil beralasan bawah lebih banyak menyebutkan kemungkinan terjadinya kecurangan dalam proses pilpres (23%) dibanding pileg (12%). Di antara pemilih yang menganggap bahwa Pileg tidak bebas dan adil, terdapat banyak pemilih yang menyebutkan politik uang (48%) sebagai alasan dibandingkan yang menganggap bahwa Pilpres tidak bebas dan adil (15%). Penyelenggaraan Pemilu Sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap bahwa Pileg dan Pilpres 2014 diselenggarakan dengan baik. Untuk Pileg, 90% menyatakan bahwa pemilu tersebut diselenggarakan dengan sangat baik (7%) atau cukup baik (83%), sementara hanya 8% yang menyatakan bahwa pemilu tersebut tidak diselenggarakan dengan baik. Untuk pilpres, hampir 90% menyatakan bahwa pemilu tersebut diselenggarakan dengan sangat baik (8%) atau cukup baik (82%) dan hanya 8% yang menyatakan bahwa pemilu tersebut tidak diselenggarakan dengan baik. Walaupun kebanyakan pemilih Indonesia puas dengan penyelenggaraan pemilu, sejumlah besar pemilih menyatakan kekhawatiran terkait penghitungan suara di TPS. Setelah Pileg, 26% pemilih menyatakan bahwa manipulasi hasil pemilu terjadi di beberapa TPS. Kebanyakan menyatakan bahwa manipulasi paling banyak terjadi di Aceh (39%), Maluku/ Papua (33%) dan Jawa Barat/Banten/Jakarta (30%). Sementara daerah dengan tingkat manipulasi lebih rendah terjadi di Sumatera (18%), Bali/NTT/NTB (18%), dan Sulawesi/ Gorontalo (17%). Pendidikan Pemilih Upaya pendidikan pemilih pada bulan-bulan menjelang pemilu efeknya cukup signifikan. Terdapat 64% peningkatan antara survei pra dan pasca pemilu terkait meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai status pendaftaran pemilih atau bagaimana cara mendaftarkan nama sebagai pemilih, tujuh puluh dua persen (72%) peningkatan informasi terkait aspek logistik dalam pemilu misalnya informasi tentang dimana dan kapan memilih, dan 84% peningkatan terkait pengetahuan mengenai tata cara pemungutan suara dan menandai kertas suara. Laporan Survei Nasional Pemilu 2014 di Indonesia 7

10 International Foundation for Electoral Systems Masyarakat Indonesia cenderung mengandalkan informasi dari KPU dibandingkan informasi dari sumber lain sebagai rujukan pengetahuan mengenai pemilu. Hampir sebagian masyarakat Indonesia (47%) menyatakan bahwa sumber informasi terpenting mereka menuju Pileg adalah materi sosialisasi KPU, sementara yang lain menyatakan bahwa mereka mendapatkan informasi dari materi kampanye dari parpol dan caleg (22%), media dan berita (20%), dan materi sosialisasi dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) (3%). Persentase masyarakat Indonesia yang puas dengan kerja KPU dalam memberikan informasi dan memberikan pendidikan kepada masyarakat meningkat dari 61% sebelum Pileg menjadi 76% setelah Pileg, dan terus meningkat hingga mencapai 79% sebelum PIlpres. Hampir dua per tiga masyarakat pemilih Indonesia (64%) yang menggunakan internet setidaknya sekali sebulan menyatakan bahwa mereka puas terhadap kerja KPU dalam menggunakan internet dan media sosial untuk lebih merangkul pemilih dalam Pilpres Penyelenggara Pemilu Pemilih memberikan tanggapan positif terkait kerja KPU dalam Pileg dan Pilpres Secara umum, 79% pemilih Indonesia puas dengan kerja KPU dalam menginformasikan dan memberikan pendidikan masyarakat terkait proses kepemiluan; 77% puas terhadap kerja KPU dalam memastikan hasil pemilu akurat dan merefleksikan suara pemilih, 74% puas terhadap kerja KPU dalam menyusun dan menetapkan daftar pemilih, dan 66% puas terhadap independensi KPU terkait tekanan politis yang banyak terjadi dalam penyelenggaraan pemilu. Di antara tingkatan para penyelenggara pemilu, masyarakat memberikan penilaian tertinggi pada penyelenggara pemilu di tingkat lokal. Kelompok penyelenggara di tingakatan paling bawah ini merupakan kelompok yang sering berinteraksi langsung dengan pemilih dilapangan. Setelah Pileg, tanggapan terbaik terhadap kerja penyelenggara pemilu diberikan bagi KPPS (78%) dan PPS (77%). Setelah Pilpres, masyarakat Indonesia memiliki opini paling kuat terkait PPS (9% menyatakan kerja mereka sangat baik dan 72% menyatakan baik) dan KPPS (11% sangat baik dan 70% baik). Aspek-aspek proses pemilu yang paling di inginkan pemilih untuk diperbaiki KPU setelah Pileg adalah prosedur tata cara pemungutan suara dan menandai kertas suara (24%), pendaftaran pemilih (15%), dan kejujuran dalam proses Penghitungan suara dan pengumuman hasil pemilu di TPS (9%). Kepuasan terhadap aspek-aspek ini meningkat setelah Pilpres. Kepuasan pemilih Indonesia terhadap KPU terkait prosedur pemungutan suara dan cara mengisi surat suara meningkat sebesar enam persen dari 84% menjadi 90%. Kepuasan pemilih Indonesia terkait netralitas KPU dalam melaksanakan proses penghitungan, rekapitulasi, dan pengumuman hasil di TPS meningkat dari 86% menjadi 89%, dan kepuasan terkait proses pendaftaran pemilih naik dua persen dari 87% menjadi 89%. 8

11 Hari Pemilu Sebagian kecil pemilih (9%) menyatakan bahwa mereka menemukan masalah saat mencoblos untuk Pileg Insiden permasalahan pencoblosan Pileg paling banyak terdapat di Kalimantan (14%) dan Bali/NTT/NTB (13%) dan lebih rendah di Sumatera (5%) dan Sulawesi/Gorontalo (3%). Di antara masalah yang dihadapi oleh pemilih dalam Pileg adalah tidak memahami proses pemungutan suara (28%), antrean yang lama (21%), dan petugas pemilu yang kurang terorganisir (6%). Sebagian kecil pemilih (5%) menyatakan bahwa mereka menemukan masalah saat mencoblos untuk Pilpres Kesulitan dalam mencoblos paling banyak ditemukan di Maluku/Papua, di mana 21% pemilih mengalami kesulitan mencoblos. Di daerah lain, pemilih yang menyatakan kesulitan mencoblos tidak lebih dari 8%. Menurut para pemilih yang mengalami kesulitan mencoblos, terdapat beberapa hal yang menjadi kendala para pemilih tersebut, yaitu tidak memahami proses pemungutan suara (22%), tidak tercatat dalam daftar pemilih (20%), petugas pemilu kurang terorganisir (9%), dan antrian lama (9%). Bagi kebanyakan pemilih, keberadaan pengawas pemilu dianggap mampu meningkatkan rasa yakin mereka bahwa pemilu terselenggara secara adil. Di antara para pemilih, 72% pemilih menyatakan bahwa mereka melihat pengawas pada hari Pemilu. Keberadaannya dianggap sebagai aspek positif oleh 80% pemilih. Enam puluh tiga persen pemilih menyatakan bahwa mereka melihat keberadaan pemantau lokal pada hari pemilu, dan 82% menyatakan bahwa keberadaan pemantau lokal meningkatkan rasa yakin mereka. Jual Beli Suara Praktek jual beli suara terus ditemukan namun dengan tingkat yang berbeda di berbagai provinsi. Setelah Pileg 2014, lima belas persen (15%) pemilih Indonesia melaporkan bahwa mereka pernah ditawari uang atau bingkisan sebelum Pileg untuk memilih kandidat tertentu, sementara 20% menyatakan bahwa mereka mengenal seseorang yang pernah ditawari uang atau bingkisan. Tingkat pembelian suara tertinggi ditemukan di Jawa Tengah/Yogyakarta (29%) dan Aceh (27%), dan terendah di Maluku/Papua (12%), Jawa Barat/Banten/Jakarta (12%), dan Bali/NTT/NTB (3%). Masyarakat Indonesia percaya bahwa pembelian suara lebih banyak terdapat di Pileg 2014 dibanding Lebih dari sepertiga pemilih yakin bahwa terdapat peningkatan politik uang jumlah besar (16% responden) dan dalam jumlah kecil (18% responden) dibandingkan 2009, sementara 26% menyatakan bahwa sebarannya sama besar. Terkait tantangan dalam mengentaskan praktek politik uang, lima puluh empat (54%) pemilih Indonesia menyatakan bahwa jika mereka ditawari uang atau bingkisan untuk memilih seorang caleg, mereka tidak akan melaporkannya karena dianggap kegiatan yang normal selama pemilu. Hanya 19% yang menyatakan bahwa mereka akan melaporkan jumlah uang/harga bingkisan yang ditawarkan. Laporan Survei Nasional Pemilu 2014 di Indonesia 9

12 International Foundation for Electoral Systems Kekerasan Pemilu Walaupun periode pemilu berlangsung secara damai, sejumlah masyarakat merasa khawatir akan terjadi kekerasan pada Pilpres. Tiga puluh tujuh persen (37%) masyarakat Indonesia melaporkan bahwa mereka khawatir kekerasan dapat muncul di masyarakat jika hasil pilpres tidak diterima oleh calon yang dinyatakan kalah. Pemilih menyatakan bahwa para calon presiden dan wakil presiden memegang peranan yang penting dalam mengurangi kekhawatiran terkait kekerasan pemilu: Joko Widodo dianggap sebagai figur paling berpengaruh untuk mengurangi kekhawatiran tersebut (73%) dan Prabowo Subianto (68%) dianggap kedua terpenting dalam hal ini. Hasil Pemilu Cukup banyak masyarakat Indonesia yang menganggap lebih banyak manipulasi terjadi di TPS selama Pilpres dibanding Pileg. Lebih dari sepertiga pemilih (35%) cukup atau sangat setuju bahwa terjadi manipulasi hasil pemilu di beberapa TPS angka tersebut meningkat 9% dibandingkan respon terhadap pertanyaan yang sama terkait Pileg. Pemilih yang berpendapat cukup atau sangat setuju lebih banyak merupakan pemilih Prabowo (44%) dibandingkan Jokowi (31%). Sebagai refleksi tentang bagaimana ketatnya persaingan Pilpres 2014 yang lalu bisa juga di lihat dari proses persidangan penyelesaian sengketa pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK) berdasarkan gugatan tim kampanye Prabowo Subianto, 21% pemilih Indonesia menganggap bahwa terjadi manipulasi hasil Pilpres 2014 secara masif. Dari responden yang memiliki opini demikian, lebih banyak terdapat dari pemilih yang memilih Prabowo Subianto (31%) dibandingkan pemilih yang memilih Joko Widodo (16%). 10

13 Rincian Survei: IFES bekerja sama dengan Lembaga Survei Indonesia (LSI) untuk melaksanakan kerja lapangan dan memproses data terkait survei-survei yang diselenggarakan pada periode Data diolah berdasarkan usia, daerah, dan jenis kelamin (gender) untuk menyelaraskan sampel dengan parameter populasi Indonesia sehingga bisa mencerminkan populasi pemilih (berusia 17 tahun atau lebih) di Indonesia. Survei Pra Pemilu Sampel: responden yang sudah mempunyai hal pilih (berusia 17 tahun atau lebih pada hari pemilu atau sudah/pernah menikah) Margin of error: ± 2.3% dengan tingkat keyakinan 95% Cakupan wilayah sampel: 33 provinsi di Indonesia; pembagian sample dilakukan secara proporsional di tingkat nasional dengan sampel berlebih di Aceh, Maluku, Papua, dan Papua Barat. Kerja lapangan: Desember 17 30, 2013 Survei Pasca Pemilu Legislatif Sampel: 2009 responden yang sudah mempunyai hak pilih (berusia 17 tahun atau lebih pada hari pemilu atau sudah/pernah menikah) Margin of error: ± 2,2% dengan tingak keyakinan 95% Cakupan wilayah sampel: 33 provinsi di Indonesia; pembagian sample dilakukan secara proporsional di tingkat nasional dengan sampel berlebih di Aceh, Maluku, Papua, dan Papua Barat. Kerja lapangan: 1 10 Juni 2014 Survei Pasca Pemilu Presiden Sampel: 2000 responden yang sudah mempunyai hak pilih (berusia 17 tahun atau lebih pada hari pemilu atau sudah/pernah menikah) Margin of error: ± 2,1% dengan tingkat keyakinan 95% Cakupan wilayah sampel: 34 provinsi di Indonesia; dengan pembagian sample dilakukan secara proporsional di tingkat nasional dengan sampel berlebih di Aceh, Maluku, Papua, dan Papua Barat. Kerja lapangan: 25 Oktober 3 November 2015 Laporan Survei Nasional Pemilu 2014 di Indonesia 11

14 International Foundation for Electoral Systems Pengetahuan tentang Proses Pemilu Informasi yang di terima para pemilih terkait proses pemilu dapat menjadi faktor penting dalam memastikan partisipasi pemilih Indonesia secara efektif. Survei pra pemilu, pasca Pileg, dan pasca Pilpres yang dilaksanakan oleh IFES mengumpulkan informasi dari responden terkait informasi yang mereka dapatkan menjelang proses pencoblosan. Temuan dari tiga survei tersebut mengindikasikan bahwa kurangnya informasi yang didapatkan oleh sebagian pemilih Indonesia menjelang hari pemilihan telah berhasil ditanggulangi melalui sosialisasi pesanpesan pendidikan pemilih sebelum hari pemilihan Perbandingan data informasi kepemiluan dari tiga survei tersebut mengindikasikan bahwa pemahaman mayoritas pemilih Indonesia terkait informasi kepemiluan dan pengetahuan tentang tata cara pencoblosan atau tata cara memilih telah meningkat secara signifikan selama proses menjelang hari pencoblosan. Data yang ditemukan juga mengindikasikan bahwa pesan dan materi pendidikan pemilih KPU telah berhasil merangkul jumlah pemilih yang signifikan di Indonesia. Peningkatan Signifikan terkait Paparan Informasi Tentang Pemilu Untuk Pemilih antara Survei Pra Pemilu dan Pasca Pemilu Perbandingan data survei pra pemilu dan pasca pemilu mengindikasikan bahwa permasalahan berupa kurangnya informasi kepemiluan yang diterima para pemilih berhasil ditanggulangi oleh KPU sebelum Pileg dan Pilpres Data survei menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan terkait informasi pemilu Pileg dan Pilpres 2014 yang diterima oleh pemilih. Dalam survei pra pemilu di bulan Desember 2013, sebagian besar responden menyebutkan bahwa mereka masih kurang memiliki informasi terkait pemilu secara umum: 73% responden menyatakan bahwa informasi yang mereka miliki masih sedikit atau tidak memiliki informasi sama sekali (Gambar 1). Dalam survei tersebut, hanya sedikit yang menyatakan memiliki informasi: 20% memiliki informasi yang cukup banyak, sementara 3% menyatakan memiliki sangat banyak informasi. Gambar 1: Seberapa banyak informasi yang Ibu/Bapak miliki tentang pemilu-pemilu tersebut? (Desember 2013, n=2,248) Kebanyakan responden di seluruh sub-kelompok besar dalam populasi pemilih menjawab bahwa mereka kurang memiliki informasi tentang Pileg atau Pilpres. Mayoritas (65%) dari pemilih yang memegang gelar sarjana menyatakan bahwa informasi terkait pemilu yang mereka miliki hanya sedikit atau tidak memiliki sama sekali. Yang lebih mengejutkan, mayoritas pemilih yang menyatakan sangat atau cukup tertarik dengan politik menilai bahwa mereka hanya memiliki sedikit atau tidak ada sama sekali informasi yang berkaitan dengan pemilu (67%). Setelah Pileg 2014, pemilih kembali ditanya terkait ketersediaan informasi kepemiluan secara kuantitas dan kualitas. Secara umum, dua per tiga (67%) pemilih Indonesia menyatakan bahwa mereka telah menerima informasi tentang Pemilu sebelum tanggal pemungutan suara (Gambar 12

15 2). Dari yang menjawab bahwa mereka sudah memiliki informasi, sedikit diatas setengah jumlah pemilih (53%) merasa bahwa informasi yang tersedia jumlahnya banyak dan sangat membantu mereka untuk memahami prosedur pemungutan suara, sementara 39% menyatakan bahwa informasi yang mereka miliki cukup banyak tetapi masih perlu informasi tambahan di beberapa aspek pemilu (Gambar 3). Hanya 7% yang menyatakan bahwa informasi yang mereka terima tidak cukup dan perlu informasi yang lebih banyak lagi untuk memahami tata cara memilih. Gambar 2: Pada minggu-minggu menjelang pemilu DPR/DPRD/DPD pada 9 April 2014 lalu, apakah Ibu/Bapak melihat, mendengar, atau membaca informasi, pesan, tentang tata cara memilih dalam pemilu? (n=2,510) Gambar 3: Bagaimana penilaian Ibu/ Bapak terhadap informasi tersebut? (n=1,657) Pertanyaan-pertanyaan seperti yang diatas kembali ditanyakan di survei IFES pasca Pilpres. Temuan dari survei pasca Pilpres memperlihatkan bahwa mayoritas pemilih Indonesia mendapatkan informasi yang signifikan tentang proses kepemiluan. Setelah Pilpres, 75% menyatakan bahwa mereka melihat, mendengar, atau membaca informasi berkaitan dengan pemilu menjelang hari pemilihan. Hal ini memperlihatkan terjadi 8% peningkatan dari hasil survei pasca Pileg. Peningkatan ini menunjukkan bahwa KPU terus meningkatkan kualitas materi informasi bagi pemilih, khususnya tentang tata cara pemilihan (Gambar 4). Sembilan puluh empat persen (94%) responden yang terpapar materi sosialisasi tersebut menyatakan bahwa informasinya banyak dan membantu mereka dalam memahami tata cara memilih (57%) atau cukup banyak, tapi masih perlu informasi tambahan (37%) (Gambar 5). Gambar 4: Pada minggu-minggu menjelang pemilu Presiden 9 Juli 2014 lalu, apakah Ibu/Bapak melihat, mendengar, atau membaca informasi, pesan, atau kegiatan tentang tata cara memilih dalam pemilu? (n=2,540) Gambar 5: Bagaimana penilaian Ibu/ Bapak terhadap Informasi tersebut? (n=1,918) Laporan Survei Nasional Pemilu 2014 di Indonesia 13

16 International Foundation for Electoral Systems Perbandingan data terkait informasi tentang tata cara memilih dari survei pra pemilu dan pasca pemilu menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah informasi yang didapatkan pemilih secara signifikan: dari situasi pra pemilu di mana hampir tiga per empat pemilih Indonesia tidak memiliki Informasi yang cukup ke situasi pasca pemilu di mana tiga per empat pemilih Indonesia memiliki informasi, kebanyakan dari mereka yang memiliki informasi tersebut menganggap bahwa informasi yang mereka dapatkan sangat berguna untuk memahami tata cara memilih. Data ketiga survei juga menunjukkan bahwa peningkatan secara signikan jumlah informasi tentang pemilu yang di miliki oleh pemilih tidak saja berdampak pada pengetahuan masyarakat tentang informasi pemilu secara umum, tetapi juga mampu menjelaskan hal-hal yang spesifik tentang proses pemilu. Peningkatan Informasi secara Signifikan dalam Aspek-Aspek Spesifik Kepemiluan Selain informasi umum terkait pemilu, responden survei pra pemilu juga ditanyakan apakah mereka memiliki informasi cukup atau butuh lebih banyak informasi terkait aspek-aspek spesifik dalam proses pemilu. Di tiap aspek yang ditanyakan, mayoritas responden menyatakan bahwa mereka masih membutuhkan informasi lebih banyak. Gambar 6: Mohon jelaskan, untuk beragam aspek dalam proses pemilu yang akan saya bacakan berikut ini, apakah Ibu/Bapak merasa telah mendapatkan informasi yang cukup atau perlu memperoleh informasi yang lebih banyak lagi? (Desember 2013, n=2,248) Dalam survei pra pemilu, kebanyakan pemilih Indonesia menyatakan butuh informasi lebih banyak tentang aspek-aspek utama proses pemilu yang penting diketahui mereka ketahui sehingga bisa berpartisipasi secara sah dalam Pileg dan Pilpres. Dari 10 orang pemilih, lebih dari 7 orang di antaranya (71%) menyatakan bahwa mereka butuh lebih banyak informasi tentang kapan dan di mana pemungutan suara akan dilakukan, 69% menyebutkan bahwa mereka butuh informasi tentang cara mencoblos yang tepat, dan 67% mengaku bahwa mereka butuh lebih banyak informasi tentang pendaftaran pemilih (Gambar 6). Pemilih juga menyatakan bahwa mereka butuh lebih banyak informasi terkait aspek teknis proses pemilu seperti proses alokasi kursi ke parpol dan bagaimana seorang caleg dapat terpilih (masing-masing 72%). 14

17 Responden dalam survei pasca Pileg juga ditanyakan informasi terkait aspek-aspek tersebut dan hasilnya menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan pemilih yang cukup signifikan menjelang hari pencoblosan. Misalnya terjadi peningkatan pengetahuan pemilih tentang pendaftaran pemilih atau bagaimana cara mendaftarkan diri sebagai pemilih sebesar 64% ketika dibandingkan data pra pemilu dan setelah pemilu (Gambar 7). Peningkatan sebesar 72% juga terjadi pada aspek aspek logistik pemilu misalnya tentang kapan dan di mana seorang pemilih bisa memberikan suara. Pengetahuan pemilih tentang tata cara pemberian suara di surat suara juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni 84%. Gambar 7: Peningkatan Pengetahuan Sebelum/Setelah Pemilu April Mohon jelaskan, untuk beragam aspek dalam proses pemilu yang akan saya bacakan berikut ini, apakah Ibu/Bapak merasa telah mendapatkan informasi yang cukup atau perlu memperoleh informasi yang lebih banyak lagi terkait aspek-aspek dalam pemilu 2014 (Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden) (Desember 2013 n = 2,248; Juni 2014 n = 2,510) Sosialisasi Informasi bagi Pemilih oleh KPU Memiliki Cakupan yang Luas Upaya pendidikan pemilih oleh KPU menjelang Pileg 2014 menggunakan berbagai sumber informasi dalam mensosialisasikan informasi tentang pemilu bagi pemilih di seluruh penjuru Indonesia. Data survei pasca Pileg mengindikasikan bahwa upaya pensosialisasikan pesan-pesan pemilu oleh KPU berhasil merangkul banyak pemilih Indonesia. Namun penggunaan media jejaring sosial dan internet sebagai salah satu metode penyebaran informasi pemilu masih perlu mendapat perhatian dan ditingkatkan lagi di masa depan oleh KPU. Gambar 8: Jumlah iklan yang sudah terlihat/terdengar disiarkan menjelang hari pemilihan (n=2,510) Sebelum Pileg, KPU menggunakan berbagai untuk mendorong partisipasi pemilih dan untuk menginformasikan pemilih terkait isu-isu penting tentang Pemilu. Secara umum, hampir tiga per Laporan Survei Nasional Pemilu 2014 di Indonesia 15

18 International Foundation for Electoral Systems empat (74%) pemilih Indonesia melihat atau mendengar setidaknya satu iklan yang disiarkan KPU: lebih dari setengah (57%) melihat/mendengar lebih dari satu iklan KPU, sementara seperempat (25%) melihat/mendengar keempat iklan yang disiarkan KPU (Gambar 8). Saat ditanya terkait pesan spesifik yang sering disosialisasikan KPU menjelang pemilu, iklan yang paling banyak terlihat oleh pemilih adalah iklan televisi dengan maskot kotak surat suara (dilihat oleh 58% pemilih Indonesia), kemudian poster/pamflet bertuliskan Ayo Memilih (46%), pesan yang mendorong pemilih untuk memilih caleg bersih bertuliskan Pilih yang Jujur (45%), dan pesan tentang bagaimana mencoblos bertuliskan Pilih, Coblos, Celup! (44%) (Gambar 9). Gambar 9: Apakah Ibu/Bapak pernah melihat iklan berikut ini pada minggu-minggu menjelang pemilu? (n=2,510) Data survei tersebut juga mengindikasikan bahwa pemilih Indonesia cenderung mengandalkan informasi dari KPU dibandingkan sumber lainnya. Hampir setengah respond en (47%) menyatakan bahwa sumber informasi yang terpenting sebelum Pileg adalah alat-alat sosialisasi KPU (spanduk, stiker, kalender, iklan TV, radio dan lainnya yang diterbitkan oleh KPU, sementara responden lainnya menyebutkan alat-alat kampanye caleg/partai (spanduk, stiker, kalender, iklan TV, radio dan lainnya (22%), berita dan media (20%), dan alat-alat sosialisasi dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) (3%) (Gambar 10). Hal yang perlu dicatat dari atas peningkatan pengetahuan masyarakat yang terjadi antara Desember 2013 dan April 2014 adalah betapa pentingnyanya peranan materi sosialisasi KPU yang sampai pada masyarakat pemilih. Gambar 10: Menurut Ibu/Bapak, sumber informasi manakah yang paling bisa membantu memahami tata cara memilih DPR/DPRD/DPD pada 9 April 2014 lalu?? (n=2,510) 16

19 Dari survei pasca pemilu, ditemukan banyak masyarakat Indonesia yang mengaku bahwa mereka mendapatkan informasi dari berbagai macam bentuk alat sosialisasi yang di sebarkan oleh KPU. Hal ini juga yang menyebabkan tingginya tingkat kepuasan masyarakat terkait sosialisasi informasi pemilu dan pendidikan pemilih Dari data ketiga survei yang di selenggarakan, kepuasan terhadap kinerja KPU berkaitan sosialisasi ini cenderung meningkat dari satu periode ke periode lainnya. Sebelum Pileg April 2014, 61% pemilih Indonesia menyatakan puas dengan kerja KPU dalam memberikan informasi dan pendidikan pemilih terkait proses pemilu di Indonesia (Gambar 11). Setelah pemilu legislatif, dan dan di awal periode sosialisasi KPU sebelum pemilu presiden, 76% pemilih Indonesia menyatakan puas terhadap informasi dan pendidikan pemilih yang disosialisasikan KPU. Setelah pemilu presiden, tingkat kepuasan ini meningkat menjadi 79%. Total peningkatan kepuasan pemilih terhadap kerja KPU berkaitan dengan sosialisasi Pemilu adalah sebesar 31%. Gambar 11: Mohon Ibu/Bapak memberikan penilaian apakah Ibu/Bapak Sangat Puas, Puas, Tidak Puas, Sangat Tidak Puas dengan dengan kinerja KPU dalam memberi informasi dan pendidikan pemilih tentang proses pemilu di Indonesia Berkaitan dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja KPU dalam menggunakan internet dan media sosial untuk menjangkau dan menginformasikan pemilih berkaitan dengan isu-isu pemilu, data survei cenderung memperlihatkan tingkat yang stagnan. Sebelum Pileg, 43% pemilih Indonesia menyatakan puas dengan upaya KPU dalam mensosialisasikan pemilu menggunakan internet dan media social seperti facebook dan twitter. Pertanyaan yang sama ditanyakan juga setelah pemilu presiden, dan ditemukan angka kepuasan yang hampir sama yakni 44%. Namun, pada saat dilakukan analisa terhadap pemilih yang merupakan pengguna internet, setidaknya sekali dalam bulan untuk memperoleh berita dan perkembangan situasi domestik terkini, tingkat kepuasan mereka terhadap kinerja KPU cenderung meningkat 10%. Sebelum Pileg, 54% pengguna internet menyatakan puas atas upaya KPU terkait penggunaan internet dan media sosial seperti facebook dan twitter untuk menjangkau pemilih. Setelah Pilpres, angka tersebut meningkat menjadi 64% (Gambar 12). Temuan menarik lainnya dalam survei tersebut adalah masyarakat pemilih sangat puas atas upaya KPU untuk menyediakan informasi spesifik tentang pemilu yang dibutuhkan masyarakat sebelum Pileg. Sebelum Pileg, hanya 23% pemilih yang menyatakan memiliki informasi yang cukup terkait proses pendaftaran pemilih, 19% menyatakan mereka memiliki informasi yang cukup terkait kapan dan di mana harus memilih, sementara 13% menyatakan memiliki informasi yang cukup terkait Laporan Survei Nasional Pemilu 2014 di Indonesia 17

20 International Foundation for Electoral Systems tentang tata cara pemungutan suara dan menandai kertas suara yang benar. Setelah Pilpres, hampir 90% pemilih setidaknya menyatakan puas dengan upaya sosialisasi KPU dalam aspek-aspek tersebut: 93% mengaku puas dengan informasi tentang kapan dan dimana harus memilih, 90% menyebutkan puas dengan informasi terkait tata cara pemungutan suara dan menandai kertai suara, dan 89% puas dengan informasi terkait proses pendaftaran pemilih (Gambar 13). Gambar 12: Mohon Ibu/Bapak memberikan penilaian apakah Ibu/Bapak Sangat Puas, Puas, Tidak Puas, Sangat Tidak Puas dengan dengan kinerja KPU dalam menggunakan internet dan sosial media seperti facebook dan twitter untuk menjangkau pemilih di Indonesia? Gambar 13: Apakah Ibu/Bapak merasa sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas dengan tahapan penyelenggaraan pemilu presiden 9 Juli 2014 berikut? (n=2,540) 7% Penggunaan Internet untuk Mendapatkan Informasi Dalam survei yang diselenggarakan oleh IFES menjelang Pemilu 2009, ditemukan bahwa 3% masyarakat Indonesia yang menggunakan internet setidaknya satu kali dalam sebulan. Angka ini meningkat menjadi lima kali lipatnya dalam temuan survei IFES pada tahun lalu, dimana terdapat 17% masyarakat yang mengaku sebagai pengguna internet setidaknya sekali sebulan. Angka ini masih relatif rendah dibandingkan penggunaan sumber informasi lainnya oleh masyarakat untuk mendapatkan berita dan informasi. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa internet merupakan sumber informasi yang akan terus berkembang 18

21 diindonesia dan kemungkinan akan tumbuh lebih signifikan dalam lima tahun ke depan. Tren demografi menunjukkan bahwa area akan berubah dalam beberapa tahun mendatang terlihat dari data temuan survei IFES tahun Dari hasil survei ini, didapatkan bahwa 54% penduduk Indonesia yang berusia di bawah 25 tahun dan merupakan pengguna internet setidaknya sekali sebulan untuk mendapatkan informasi dan berita 35% di antaranya mengaku bahwa mereka menggunakan internet setidaknya beberapa kali dalam seminggu. Selain itu, di antara masyarakat Indonesia yang mempunyai pendidikan di perguruan tinggi atau universitas, 59% menyebutkan bahwa mereka menggunakan internet setidaknya sekali sebulan untuk mengakses berita dan informasi. Hal ini menandakan bahwa di masa depan, penggunaan internet akan lebih luas lagi di Indonesia. Pada saat yang sama, meningkatnya pengguna internet juga akan menjadi tantangan tersendiri untuk KPU dalam mengembangkan dan mempersiapkan alat-alat sosialisasi pemilu yang berbasis internet di masa yang akan datang. Namun, sebagaimana ditunjukkan dalam data di atas, tidak terjadi peningkatan terhadap tingkat kepuasan kinerja KPU dalam menggunakan internet dan media sosial untuk menyampaikan informasi pendidikan pemilih dalam proses pemilu Pileg dan Pilpres. Selanjutnya, data survei juga menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil dari pengguna internet yang menggunakan website KPU atau website penyelenggara pemilu lainnya untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pemilu. Di antara pengguna internet Indonesia, 20% menyatakan pernah mengakses website KPU, dengan mayoritas pengunjung menilai website tersebut memberikan kemudahan pada para pengunjung ketika mencari informasi (95%) dan informasi yang tersedia dalam website tersebut membantu pengunjung dalam meningkakan pengetahuan mereka berkaitan dengan pemilu 9 April 2014 (94%). Pengguna internet juga mengaku bahwa mereka pernah mengunjungi website lainnya untuk mendapatkan informasi tentang pemilu legislatif; Bawaslu(7%), Mahkamah Konstitusi (6%), Rumah Pemilu(4%), dan DKPP(3%). Jumlah pengunjung website tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pengunjung website KPU. Kendati demikian, mayoritas pengunjung situssitus tersebut mengatakan bahwa website tersebut memberikan kemudahan pada mereka ketika mencari informasi dan memberikan nilai tambah untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang pemilu 9 April Sebagai salah satu langkah untuk mempersiapkan pemilu 2019 nanti, KPU juga harus memberikan perhatian yang lebih untuk lebih mengembangan penggunaan internet dalam memberikan informasi pendidikan pemilih. Laporan Survei Nasional Pemilu 2014 di Indonesia 19

22 International Foundation for Electoral Systems Sikap terkait Lembaga Kepemiluan Dalam survei IFES tahun 2013 dan 2014, mayoritas pemilih Indonesia memberikan penilaian positif terhadap penyelenggara pemilu di semua tingkatan. Data menunjukkan bahwa masyarakat yang memberikan penilaian positif umumnya mengalami peningkatan untuk setiap lembaga. Sebaliknya, persentase masyarakat yang tidak mempunyai penilaian terhadap lembaga penyelenggara pemilu cenderung terus menurun. Terjadinya penurunan masyarakat yang tidak mempunyai penilai terhadap lembaga penyelenggara pemilu menunjukkan semakin meningkatnya kedekatan masyarakat dengan lembaga-lembaga tersebut sepanjang tahun Pada saat yang sama, data menunjukan bahwa masyarakat umumnya memberikan sentiment yang positif terhadap pelaksanaan Pemilu pada tahun pemilu legislatif dan pemilu presiden. Sentimen positif tersebut bisa diliat dari evaluasi positif yang diberikan masyarakat terhadap lembaga penyelenggara pemilu dan kinerja yang mereka lakukan untuk melaksanakan dua pemilu sepanjang tahun Pengetahuan terkait KPU dan Lembaga Kepemiluan Lainnya Sebelum pemilu legislatif, tingkat pengetahuan masyarakat Indonesia terkait KPU dan lembaga penyelenggara pemilu lainnya cenderung beragam. Lebih dari dua pertiga (67%) masyarakat mengaku bahwa mereka mengetahui KPU. Suatu hal yang tidak mengherankan apabila KPU merupakan lembaga yang paling banyak diketahui masyarakat karena KPU adalah komisi pemilihan nasional dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pemilu di Indonesia. Sementara lembaga penyelenggara pemilu lainnya kurang begitu dikenal dibandingkan dengan KPU; Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) (52%), Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota (52%), Komisi Pemilihan Umum Provinsi (51%), Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten (Panwaslu Kabupaten) (48%), dan Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi (Bawaslu Provinsi) (43%). Sedangkan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), hanya dikenal oleh seperempat dari pemilih Indonesia (25%) ). Keterkenalan sebuah lembaga akan berbanding lurus dengan tingkat kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat pada lembaga tersebut. Dari survei IFES, lebih dari tiga-perempat pemilih Indonesia yang mengenal masing-masing lembaga penyelenggara pemilu, mengaku bahwa mereka memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kinerja lembaga terkait (Gambar 14). Opini terkait Kinerja KPU Selama Pemilu Perbandingan data antara survei IFES Desember 2013 dan Mei 2014 menunjukkan bahwa kepuasan terhadap kinerja KPU dalam berbagai aspek proses pemilu mengalami kenaikan secara signifikan. Tingkat kepuasan terhadap kinerja KPU ini tetap tinggi dibandingkan dengan data survei IFES pada bulan Oktober 2014 (Gambar 15). Dari data tersebut tergambar bahwa mayoritas masyarakat Indonesia setidaknya merasa cukup puas dengan kinerja KPU sebelum dimulainya tahapan pemilu 2014, dan tingkat kepuasan tersebut terus mengalami peningkatan sepanjang proses persiapan pemilu Data di gambar 15 juga menunjukan bagaimana tingkat kepuasan masyarakat secara umum terhadap pelaksanaan pemilu 2014 lalu. Sebelum Pileg April 2014, sebagian besar orang Indonesia umumnya memiliki pandangan yang positif terhadap kinerja KPU. Enam puluh tiga persen masyarakat menyatakan puas dengan 20

23 Gambar 14: apakah Ibu/Bapak merasa sangat percaya, percaya, tidak percaya, sangat tidak percaya dengan lembaga pemilu berikut dalam melakukan pelaksanaan Pemilu 2014?? (Desember 2013) kinerja KPU dalam menyusun dan menetapkan daftar pemilih tetap (DPT yang digunakan pada hari pemungutan suara, sedangkan 27% lainnya mengaku tidak puas. Selain itu, 61% masyarakat merasa puas dengan kinerja KPU dalam memastikan hasil pemilu yang akurat dan merefleksikan pilihan masyarakat Indonesia, sedangkan 30% sisanya berpendapat tidak puas. Hampir mirip dengan data diatas, 60% masyarakat pemilih Indonesia menyebutkan bahwa mereka merasa dengan kinerja KPU untuk memberikan informasi dan mendidik pemilih tentang proses pemilu di Indonesia, sementara 33% masyarakat lainnya mengaku tidak puas. Sedikit diatas setengah pemilih Indonesia (56%) yang berpartisipasi pada pemilu lalu menyatakan bahwa mereka merasa puas dengan kemampuan KPU untuk tetap netral walaupun berada di tengah tekanan politik ketika dalam menyelenggarakan pemilu, sementara 27% mengungkapkan ketidakpuasan. Kurang dari setengah penduduk Indonesia (44%) merasa puas dengan kinerja KPU dalam menggunakan internet dan media sosial untuk menjangkau pemilih, sementara 27% lainnya menyatakan tidak puas. Namun ketika dilihat hanya pemilih yang merupakan pengguna internet saja, tingkat kepuasan terhadap usaha KPU untuk menggunakan internet dan media sosial yang tercatat meningkat, dengan 64% responden merasa puas setelah pemilihan presiden. Pada gambar 15 diatas, terlihat data survei pada bulan Juni 2014 menunjukkan terjadinya peningkatan kepuasan masyarakat terhadap kinerja KPU dibandingkan dengan periode pra pemilu (Desember 2013). Dari lima aspek kinerja KPU diatas, lebih dari dua pertiga masyarakat mengaku puas terhadap empat aspek kinerja KPU tersebut. Dengan kata lain, tingkat kepuasan masyarakat sebelum dan setelah pemilu legislatif 2014 menjadi lebih luas lagi cakupannya. Secara keseluruhan, 76% masyarakat Indonesia merasa puas dengan kinerja KPU dalam Laporan Survei Nasional Pemilu 2014 di Indonesia 21

24 International Foundation for Electoral Systems menginformasikan dan mendidik masyarakat tentang proses pemilu di Indonesia. Selain itu, 75% merasa puas dengan kinerja KPU dalam menyusun dan menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang digunakan pada hari pemungutan suara, dan 74% merasa puas dengan kinerja KPU dalam memastikan bahwa hasil pemilu akurat dan betul-betul merefleksikan aspirasi masyarakat. Sedikit diatas setengah masyarakat Indonesia (66%) menyatakan puas dengan kemampuan KPU untuk tetap netral di tengah tekanan politik pada saat fase penyelenggaraan pemilu. Sementara itu, kinerja KPU yang dinilai masyarakat terendah adalah berkaitan dengan usaha KPU untuk menggunakan internet dan media sosial dalam upaya menjangkau lebih banyak pemilih di Indonesia. Salah satu penyebab kenapa rendahnya tingkat kepuasan masyarakat berkaitan dengan kinerja KPU ini adalah karena sebagian besar pemilih tidak mengetahui atau tidak mau menanggapi kerja KPU dalam menggunakan internet dan media sosial untuk menjangkau pemilih yang lebih luas lagi. Namun, pemilih yang berusia lebih muda mempunyai tingkat kepuasan sebesar 53% terhadap usaha KPU untuk menggunakan internet dan media sosial dalam menjangkau pemilih. Tingkat kepuasan kelompok ini merupakan tingkat kepuasan tertinggi dalam aspek penggunanaan internet dan media sosial oleh KPU dalam memberikan pendidikan bagi masyarakat pemilih. Gambar 15: Tingkat Kepuasan Terkait Kinerja KPU Dalam Menjalanankan Tugas (Tren) Setelah Pilpres 2014, tingkat kepuasan terhadap kinerja KPU tetap menunjukan penilaian yang positif dari masyarakat: mayoritas masyarakat Indonesia merasa puas terhadap empat aspek kinerja KPU dalam menjalankan tugas-tugas kepemiluan. Sedangkan aspek terakhir penggunanaan internet dan media sosial seperti facebook dan twitter untuk menjangkau pemilih di Indonesia- masyarakat pemilih mempunyai pendapat yang terbelah ketika ditanyakan soal tingkat kepuasan mereka mengenai hal ini. Secara keseluruhan, 79% masyarakat Indonesia merasa puas dengan kinerja KPU dalam menginformasikan dan mendidik masyarakat tentang proses pemilu, 77% mangaku puas dengan kinerja KPU dalam menjamin hasil pemilu yang akurat 22

25 dan mencerminkan pilihan pemilih, 74% pemilih menyatakan puas dengan kinerja KPU dalam menyusun dan menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT), 66% masyarakat mengungkapkan rasa puas dengan sikap KPU untuk tidak terpengaruh tekanan politik dalam proses penyelenggaraan pemilu, dan 44% pemilih Indonesia menyebutkan bahwa mereka puas dengan usaha KPU untuk menggunakan internet dan media sosial untuk merangkul lebih banyak pemilih. Sikap terhadap Kinerja Lembaga Penyelenggara Pemilu selama Pemilu 2014 Sikap masyarakat terhadap kinerja berbagai lembaga penyelenggara pemilu pada hari pemilihan sangat positif, baik dalam survei pada bulan Mei atau setelah Pileg dan survei pada bulan Oktober - setelah Pilpres. Pemilih Indonesia umumnya menilai kinerja staf pemilu tingkat lokal secara lebih positif dibandingkan dengan lembaga penyelenggara pemilu pada tingkat kab/ kota/ propinsi atau nasional. Dalam survei pasca Pileg, penilaian kinerja tertinggi diberikan kepada penyelenggara yang langusng berinteraksi dengan para pemilih, khususnya pada hari pencoblosan yaitu KPPS (78%) dan PPS (77%) (Gambar 16). Tanggapan terhadap lembaga penyelenggara lainnya sebenarnya cukup positif namun masih lebih rendah dibanding dengan KPPS dan PPS. Hal ini disebabkan, bukan karena adanya persepsi negatif namun karena masyarakat Indonesia kurang mengenal lembaga-lembaga penyelenggara tersebut. Dalam temuan survei IFES, tercatat bahwa 59% responden menilai bahwa PPK memiliki kinerja yang baik, 51% masyarakat menyebutkan bahwa kinerja KPU Kab/Kota adalah baik, 48% masyarakat menyatakan penilaian yang baik untuk kinerja KPU Provinsi, sementara 48% masyarakat mengatakan bahwa kinerja KPU Nasional baik. Untuk setiap lembaga tersebut, 27% atau lebih masyarakat tidak memberikan jawaban atas pertanyaan tentang pandangan mereka terhadap kinerja lembaga-lembaga penyelenggara pemilu. Hal ini menunjukan menunjukkan bahwa masyarakat kurang mengenal kinerja lembagalembaga tersebut. Gambar 16: Bagaimana pandangan Ibu/Bapak terhadap kinerja lembaga-lembaha dibahwa ini selama pelaksanaan pemilu DPR/DPRD/DPD pada 9 April 2014 lalu. Apakah kinerja lembaga-lembaga berikut sangat baik, baik, biasa saja, atau sangat buruk? (Juni 2014) Laporan Survei Nasional Pemilu 2014 di Indonesia 23

26 International Foundation for Electoral Systems Penilaian masyarakat juga hampir sama terhadap penyelenggara pemilu selama Pilpres yaitu memberikan penilaian positif terhadap kinerja lembaga penyelenggara pemilu. Penilaian positif itu diungkapkan dengan menyatakan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap kinerja lembaga penyelenggara pemilu pada level paling bawah yaitu kelompok penyelenggara yang dekat dengan pemilih, dan sebaliknya, tingkat kepuasan yang lebih rendah diberikan pada penyelenggara pada tingkat yang lebih tinggi. Dibandingkan dengan penilaian setelah Pemilu Legislatif, nilai kinerja masing-masing lembaga penyelenggara pemilu pada hari pemilihan mengalami peningkatan yang signifikan. Dalam survei pada bulan Oktober 2014, pemilih Indonesia memberikan penilaian positif tertinggi untuk kinerja PPS (9% sangat baik; 72% baik) dan KPPS (11% sangat baik; 70% baik) selama pada hari pemilihan (Gambar 17). Tujuh puluh lima persen masyarakat Indonesia menyatakan bahwa kinerja PPK sudah baik selama pelaksanaan Pilpres, sama seperti lembaga penyelenggara pemilu lainnya (69% KPU Kab/Kota; 65% KPU Provinsi). Sementara untuk KPU Pusat, enam puluh empat persen masyarakat menilai bahwa KPU sudah bekerja dengan baik selama pelaksanaan Pilpres. Data dari survei setelah pemilihan presiden menunjukkan bahwa nilai terhadap kinerja masing-masing lembaga penyelenggara cenderung mengalami peningkatan secara bertahap seiring dengan semakin dikenalnya masingmasing lembaga penyelenggara oleh para pemilih (terjadi penurunan persentase masyarakat yang memberikan jawaban Tidah Tahu atau Tidak Jawab ). Gambar 17: : Bagaimana pandangan Ibu/Bapak terhadap kinerja lembaga-lembaha dibahwa ini selama pelaksanaan pemilu Pemilu Presiden 9 Juli 2014 lalu. Apakah kinerja lembaga-lembaga berikut sangat baik, baik, biasa saja, atau sangat buruk? (November 2014) Penilaian Positif terkait Kerja Staf Pemilu dalam Hari Pemilu Tingkat kepuasan masyarakat terhadap beragam aspek dalam proses tahapan penyelenggaraan Pemilu Legislatif cenderung sangat tingggi, dimana terdapat setidaknya 84% masyarakat melaporkan bahwa mereka merasa puas dengan tahapan-tahapan penyelenggaraan pemilu legislatif (Gambar 18). Masyarakat Indonesia cenderung merasa paling puas dengan penyediaan informasi dimana dan kapan memilih (91%), perlakuan petugas KPPS yang adil kepada setiap 24

Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia. Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014

Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia. Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014 Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014 Temuan Utama Masyarakat Indonesia secara umum memberikan penilaian yang positif terhadap pelaksanaan

Lebih terperinci

Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia. Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014

Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia. Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014 Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014 Temuan Utama Masyarakat Indonesia secara umum memberikan penilaian yang positif terhadap pelaksanaan

Lebih terperinci

Tujuan, Metodologi, dan Rekan Survei

Tujuan, Metodologi, dan Rekan Survei Sejak reformasi dan era pemilihan langsung di Indonesia, aturan tentang pemilu telah beberapa kali mengalami penyesuaian. Saat ini, empat UU Pemilu yang berlaku di Indonesia kembali dirasa perlu untuk

Lebih terperinci

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187); -2- Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud Maksud penyusunan laporan ini adalah : 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pohuwato selama Pelaksanaan Pemilihan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PERGERAKAN KOTAK SUARA, REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA, DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN SELEKSI CALON ANGGOTA KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA (KPPS) DAN PETUGAS KETERTIBAN TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI MUARO JAMBI PADA PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik baik di pemerintah maupun di legislatif. Pelaksanaan pemilihan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.776, 2015 BAWASLU. Tahapan. Pencalonan Pilkada. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

Electoral Law. Electoral Process. Electoral Governance

Electoral Law. Electoral Process. Electoral Governance Gregorius Sahdan, S.IP, M.A Direktur The Indonesian Power for Democracy (IPD), Staf Pengajar Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan STPMD APMD Yogyakarta Email: gorissahdan@yahoo.com Nohp: 085 253 368 530

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.773, 2015 BAWASLU. Pemilihan Umum. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

TAHAPAN PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2011 PUTARAN PERTAMA JADWAL

TAHAPAN PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2011 PUTARAN PERTAMA JADWAL LAMPIRAN I NOMOR TANGGAL : PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR 10/Kpts/KPU Kab- 014329920/2010 : 83 /Kpts/KPU Kab-014329920/2010 : 27 November 2010 NO PROGRAM KEGIATAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012 UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA 1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PENGADAAN DAN PENDISTRIBUSIAN PERLENGKAPAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI MALUKU UTARA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI MALUKU UTARA. NOMOR: 22/Kpts/KPU Prov-029/TAHUN 2012 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI MALUKU UTARA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI MALUKU UTARA. NOMOR: 22/Kpts/KPU Prov-029/TAHUN 2012 TENTANG 1 S A L I N A N KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI MALUKU UTARA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI MALUKU UTARA NOMOR: 22/Kpts/KPU Prov-029/TAHUN 2012 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADUAL PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PERENCANAAN, PENGADAAN, DAN PENDISTRIBUSIAN PERLENGKAPAN

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM I. UMUM Pemilihan Umum merupakan perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman. No.299, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TAHAPAN, PROGRAM, DAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 20142014 TENTANG PENGAWASAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DAN

Lebih terperinci

BAWASLU. Pemungutan Suara. Perlengkapan. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Pencabutan.

BAWASLU. Pemungutan Suara. Perlengkapan. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Pencabutan. No.847, 2014 BAWASLU. Pemungutan Suara. Perlengkapan. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM I. UMUM Pemilihan Umum merupakan perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reformasi memberikan perubahan mendasar dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia. Perubahan tersebut dapat dilihat pada hasil amandemen ketiga Undang-

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN.

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN. - 2 - Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. BAWASLU. Perlengkapan. Pemungutan Suara. Perencanaan. Pengadaan. Pendistribusian. Pengawasan. Tata Cara.

BERITA NEGARA. BAWASLU. Perlengkapan. Pemungutan Suara. Perencanaan. Pengadaan. Pendistribusian. Pengawasan. Tata Cara. No.396, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Perlengkapan. Pemungutan Suara. Perencanaan. Pengadaan. Pendistribusian. Pengawasan. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PERENCANAAN, PENGADAAN, DAN PENDISTRIBUSIAN PERLENGKAPAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

No.852, 2014 BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Perolehan Suara. Rekapitulasi. Pengawasan.

No.852, 2014 BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Perolehan Suara. Rekapitulasi. Pengawasan. No.852, 2014 BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Perolehan Suara. Rekapitulasi. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 20142014 TENTANG

Lebih terperinci

C. Manajemen Pengelolaan Pelayanan

C. Manajemen Pengelolaan Pelayanan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN KUNJUNGAN RUMAH PINTAR PEMILU BOENDA TANAH MELAYU KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU A. Latar Belakang Rumah Pintar Pemilu (RPP)

Lebih terperinci

- 3 - Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota;

- 3 - Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota; - 2 - Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 05/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 05/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 05/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.376, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Pemilu. Presiden. WAPRES. Daftar Pemilih. Penyusunan. Pencabutan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 10/Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 T E N T A N G PENETAPAN PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 130, 2016 PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5898) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

KOP SURAT KPU PROVINSI

KOP SURAT KPU PROVINSI KOP SURAT KPU PROVINSI Nomor Sifat Lampiran Perihal : : : 1 (Satu) Berkas : Laporan Pelaksanaan Tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2017 (Provinsi),.. Februari 2017 Yth. Ketua KPU Republik

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS NOMOR : 26a/Kpts/KPU-Kab-019.435667/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUMM PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUMM PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG KOMISI PEMILIHAN UMUMM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TAHAPAN PROGRAM DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PEMILIHAN UMUM TAHUN Agustus Februari PENYUSUNAN PERATURAN KPU 1 Agustus Januari 2019

PEMILIHAN UMUM TAHUN Agustus Februari PENYUSUNAN PERATURAN KPU 1 Agustus Januari 2019 LAMPIRAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SOSIALISASI DAN PENYAMPAIAN INFORMASI PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemilihan umum

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Undang-Undang

Lebih terperinci

2018, No Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2013

2018, No Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2013 No.392, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pilgub dan wagub. Bupati dan Wabup. Walikota dan Wawali. Pengawasan Rekapitulasi Hasil Perhitungan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

- 3 - Pasal II Peraturan Komisi ini berlaku pada tanggal diundangkan.

- 3 - Pasal II Peraturan Komisi ini berlaku pada tanggal diundangkan. - 2 - b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2017 tentang

Lebih terperinci

Daftar Isi Undang undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum

Daftar Isi Undang undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Daftar Isi Undang undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Buku Bab Bagian Par Kesatu Ketentuan Umum I Pengertian Istilah 3 II Asas, Prinsip dan Tujuan 7 Kedua Penyelenggara Pemilu I KPU 9 Kesatu

Lebih terperinci

Oleh : Dr. Muhammad, S.IP., M.Si. (Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum)

Oleh : Dr. Muhammad, S.IP., M.Si. (Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum) Oleh : Dr. Muhammad, S.IP., M.Si. (Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum) Disampaikan dalam RAKORNAS dalam Rangka Pemantapan Pelaksanaan Pemilu DPR, DPD, dan DPRD Tahun 2014, Balai Sidang Jakarta Convention

Lebih terperinci

BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 SUMATERA JAVA KALIMANTAN Disampaikan pada: IRIAN JAYA Rapat Koordinasi Nasional dalam

Lebih terperinci

2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012

2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.995, 2015 BAWASLU. Penghitungan Suara. Pilkada. Pemungutan Suara. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

Tahap Penetapan Hasil. Pemungutan Suara. Kampanye. Tahap Jelang Pemungutan Dan Penghitungan Suara. Tahap Pencalonan. Tahap Pendaftaran Pemilih

Tahap Penetapan Hasil. Pemungutan Suara. Kampanye. Tahap Jelang Pemungutan Dan Penghitungan Suara. Tahap Pencalonan. Tahap Pendaftaran Pemilih Pemungutan Suara Pemungutan Suara PPS Mengumumkan Salinan Hasil Dari TPS 10 11 April 2009 Rekapitulasi Di PPK Rekapitulasi Di KPU Kab./Kota Rekapitulasi Di KPU Provinsi Rekapitulasi Di KPU Pusat Tahap

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO NOMOR : 01/Kpts/Pilgub/KPU-Prov-027/2011

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO NOMOR : 01/Kpts/Pilgub/KPU-Prov-027/2011 KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO NOMOR : 01/Kpts/Pilgub/KPUProv027/2011 TENTANG PENETAPAN TAHAPAN, PROGRAM DAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

Provinsi/Kabupaten/Kota : Jumlah Pemilih (DPT) : Jumlah TPS :

Provinsi/Kabupaten/Kota : Jumlah Pemilih (DPT) : Jumlah TPS : 34 LAMPIRAN III BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR.3.. TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PERENCANAAN, PENGADAAN, DAN PENDISTRIBUSIAN PERLENGKAPAN PEMUNGUTAN SUARA PEMILIHAN UMUM

Lebih terperinci

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD TAHUN 2014 SUMATERA Disampaikan pada: Rapat KALIMANTAN Koordinasi Nasional dalam rangka Pemantapan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014. MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014. HASIL RISET PARTISIPASI MASYARAKAT OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih wakil wakil rakyat untuk duduk sebagai anggota legislatif di MPR, DPR, DPD dan DPRD. Wakil rakyat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.792, 2013 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pemberian Keterngan. Perselisihan Hasil Pemilu. MK. Bawaslu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

Lampiran: Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi selatan Nomor : 01/Pilgub/Kpts-KPU-Prov-025/VI/2012 Tanggal : 19 Juni 2012

Lampiran: Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi selatan Nomor : 01/Pilgub/Kpts-KPU-Prov-025/VI/2012 Tanggal : 19 Juni 2012 Lampiran: Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi selatan Nomor : 01/Pilgub/Kpts-KPU-Prov-025/VI/2012 Tanggal : 19 Juni 2012 TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DIAN KARTIKASARI, KOALISI PEREMPUAN INDONESIA DISKUSI MEDIA PUSKAPOL, PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM KPU DAN BAWASLU, JAKARTA,

Lebih terperinci

-2- dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010;

-2- dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010; -- dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 0 Tahun 00; 4. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UJI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Pengarah. Design-Layout

TIM PENYUSUN. Pengarah. Design-Layout 1 Photo Book KPU_dummy.indd 1 21/12/2015 3:44:26 PM TIM PENYUSUN Pengarah Husni Kamil Manik Ida Budhiati, SH., MH Sigit Pamungkas, S.IP., MA Arief Budiman, S.S., S.IP., MBA Dr. Ferry Kurnia Rizkiyansyah,

Lebih terperinci

PERAN BAWASLU Oleh: Nasrullah

PERAN BAWASLU Oleh: Nasrullah PERAN BAWASLU Oleh: Nasrullah Seminar Nasional: Pendidikan Politik Bagi Pemilih Pemula Sukseskan Pemilu 2014. Pusat Study Gender dan Anak (PSGA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. BAWASLU Menurut UU No.

Lebih terperinci

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD 1945 yang diamandemen Hukum, terdiri dari: Pemahaman Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pemahaman

Lebih terperinci