PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP BETA SAHAM SYARIAH ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP BETA SAHAM SYARIAH ABSTRACT"

Transkripsi

1 PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP BETA SAHAM SYARIAH Anggi Mashita Ratna Maswar Patuh Priyadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out the impact on the fundamental factor which is proxy by earning per share (EPS), total asset growth (TAG), leverage (LG) and accounting beta (ACB), and economy macro which is proxy by the inflation rate (TI) and Rupiah exchange rate to the Dollar at the manufacturing companies which are listed in a group of Jakarta Islamic Index (JII). The research result shows that: (1) The earning per share variable (EPS) has significant impact on the sharia stock beta (BS). (2) The total asset growth variable has significant impact on the sharia stock beta (BS). (3) The leverage which is independent variable has no significant impact on the sharia stock beta. (4) The accounting beta variable (ACB) has significant impact on the sharia stock beta. (5) The inflation rate variable (TI) has no significant impact on the sharia stock beta. (6) The Rupiah exchange rate to the Dollar has no significant impact on the sharia stock beta. Keywords: Stock Beta, Earning Per share, Total Asset Growth, Leverage, Accounting Beta, Inflation Level, and Rupiah Exchange Rate to the Dollar. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental yang di proksikan dengan earning pershare (EPS), total asset growth (TAG), leverage (LG) dan accounting beta (ACB) dan makro ekonomi yang di proksikan dengan tingkat inflasi (TI) dan kurs rupiah terhadap dollar pada perusahaan manufaktur yang terdaftar didalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) variabel earning pershare berpengaruh terhadap beta saham syariah; (2) total asset growth berpengaruh terhadap beta saham syariah; (3) leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap beta saham syariah; dan (4) accounting beta berpengaruh terhadap beta saham syariah; (5) tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah; (6) kurs rupiah terhadap dollar tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah. Kata kunci: beta saham, earning pershare, total asset growth, leverage, accounting beta, tingkat inflasi, dan kurs rupiah terhadap dollar. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini pasar modal merupakan salah satu sarana informasi yang banyak diminati oleh para investor. Pasar modal sebagai sarana investasi, dapat digunakan oleh investor untuk ikut serta dalam kepemilikan saham suatu perusahaan, dan dapat digunakan untuk pemerataan pendapatan. Pasar modal sebagai salah satu instrumentasi sistem keuangan merupakan salah satu tolak ukur perkembangan ekonomi suatu negara. Perkembangan pasar modal di indonesia telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekononomi Indonesia. Seiring perkembangan pasar modal, maka dikembangkan pula pasar modal syariah. Perkembangan pasar modal syariah menunjukan kemajuan seiring dengan meningkatnya indeks yang ditunjukan dalam Jakarta Islamic Index (JII). Peningkatan pada JII walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetapi

2 kenaikan secara prosentase indeks pada JII lebih besar dari IHSG. Hal ini dikarenakan adanya konsep halal, berkah dan bertambah pada pasar modal syariah yang memperdagangkan saham syariah. Pasar modal syariah menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi, dan aplikasi bersumber dari nilai epistemologi Islam. Pasar modal memperdagangkan beberapa jenis sekuritas yang mempunyai tingkat resiko berbeda-beda. Saham merupakan salah satu sekuritas yang mempunyai tingkat risiko cukup tinggi. Hal ini disebabkan risiko saham berhubungan dengan keadaan-keadaan yang terjadi, seperti keadaan perekonomian, politik, industri, dan keadaan perusahaan atau emiten. Beta merupakan suatu pengukur volatilitas return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i mengukur volatilitas return sekuritas ke-i dengan return pasar. Dengan demikian beta merupakan pengukur risiko sitematik (systematic risk) dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Volatilitas dapat didefinisikan sebagai fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu (Jogiyanto, 1998: ) Resiko investasi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, diantaranya faktor yang terjadi dari perusahaan dan faktor yang bersal dari makro ekonomi suatu negara. Data keuangan fundamental perusahaan merupakan cerminan dari kondisi perusahaan, karena dengan mengetahui aspek fundamental perusahaan melalui rasio rasio yang ada, investor dapat menentukan perusahaan mana yang layak menjadi tempat berinvestasi, sedangkan kondisi suatu negara meliputi kondisi perekonomian yang terjadi pada suatu negara, yang juga memiliki pengaruh terhadap resiko berinvestasi. Untuk mengukur risiko digunakan koefisien beta. Mengetahui beta suatu sekuritas merupakan hal yang penting untuk menganalisis sekuritas atau portofolio. Beta suatu sekuritas menunjukan kepekaan tingkat keuntungan suatu sekuritas terhadap perubahanperubahan pasar (Aruzzi dan Bandi (2003). Saat ini telah banyak dilakukan penelitian mengenai beta saham syariah dengan hasil yang beragam. Variabel fundamental tidak terbukti berpengaruh terhadap beta saham syariah (Aruzzi dan Bandi (2003), Hamzah (2005), Auliyah dan Hamzah (2006)) Hingga sampai saat ini, telah banyak dilakukan berbagai penelitian mengenai beta saham syariah. Aruzzi dan Bandi (2003) meneliti tentang pengaruh tingkat suku bunga, rasio profitbilitas, dan beta akuntansi terhadap beta saham syariah di Bursa Efek Jakarta tahun yang dipilih secara purposive sampling. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tingkat suku bunga, rasio profitabilitas, dan beta akuntansi. Pengukuran suku bunga dihitung berdasarkan suku bunga yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Untuk faktor fundamental terdiri dari rasio profitabilitas diukur menggunakan rata-rata return on total asset (ROA), dan return on equity (ROE). Hasil penelitian Aruzzi dan Bandi (2003) bahwa rasio profitabilitas dan beta akuntansi secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Sedangkan secara parsial pengaruh masingmasing variabel independen tidak ada yang berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Hamzah (2005) meneliti tentang Analisa Ekonomi Makro, Industri, dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Beta Saham Syariah di Bursa Efek Jakarta tahun yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian Ardi (2005) menunjukan bahwa kurs rupiah terhadap dollar dan Produk Domestik Bruto signifikan. Leverage dan profitabiltas signifikan. Sedangkan jenis industri devidend payout ratio, variabilitas laba, beta akuntansi, cyclicality dan price book ratio tidak signifikan terhadap beta saham syariah. Auliyah dan Hamzah (2006) meneliti tentang Analisa Karakteristik Perusahaan, Industri dan Ekonomi Makro terhadap Return dan Beta Saham Syariah di Bursa Efek Jakarta tahun yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian Auliyah dan Hamzah (2006) menunjukan variabel-variabel karakteristik perusahaan, industri dan 2

3 ekonomi makro secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham syariah tetapi berpengaruh secara signifikan terhadap beta saham syariah. Pengujian secara parsial menunjukan bahwa variabel karakteristik perusahaan, industri, dan ekonomi makro tidak signifikan pada return saham syariah, sedangkan variabel-variabel karakteristik perusahaan, industri, dan ekonomi makro terhadap beta saham mempunyai pengaruh signifikan adalah cyclicality, kurs rupiah terhadap dollar dan produk Domestik Bruto. Fidiana (2010) meneliti tentang Pengaruh tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan rasio keuangan terhadap beta saham di JII tahun yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian pengujian simultan membuktikan bahwa variabel fundamental berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Pengujian secara parsial hipotesis nol tidak dapat ditolak untuk tingkat inflsi, suku bunga, beta akuntansi, dividen yield. Pengujian secara parsial menghasilkan tiga variabel yang signifikan yaitu leverage, earnins variability, dan price book value. Dengan demikian dapat disimpukan bahwa, earning variability, dan price book value berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah. Yulianto (2010) meneliti tentang Analisis pengaruh asset growth, earning pershare, debt to total asset, return on investment, dan dividend yield terhadap beta saham ( Studi pada perusahaan perbankan yang tercatat di BEI periode ) yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian pengujian membuktikan bahwa variabel asset growth, debt to total asset, dan return on investment, berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Sementara variabel earning pershare dan dividend yield tidak berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut masih memiliki hasil yang relatif berbeda satu sama lain, hal ini dapat terjadi karena perbedaan dalam pengukuran variabel dan populasi penelitian. Oleh sebab itu penelitian ini akan menguji kembali dan mengembangkan penelitian sebelumnya mengenai pengaruh faktor fundamental yang diukur dengan earning pershare, asset growth, leverage dan beta akuntansi, variabel makro ekonomi yang diukur dengan inflasi, suku bunga, dan kurs rupiah terhadap dollar terhadap beta saham syariah pada perusahaan yang terdaftar didalam Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia. 3 TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pasar Modal Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara umum ditandai oleh berbagai indikator diantaranya adalah semakin maraknya para pelaku pasar modal syariah yang mengeluarkan efek-efek syariah selain saham. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah, dimana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan basis syariah. Pasar modal syariah tidak hanya ada dan berkembang di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain. Lembaga keuangan yang pertama kali menaruh perhatian di dalam mengoperasikan portofolionya dengan manajemen portofolio syariah di pasar modal adalah Amanah Income Fund yang didirikan bulan Juni Oleh para anggota the North American Islamic Trust yang bermarkas di Indiana, Amerika Serikat. Wacana mengenai pasar modal syariah ini disambut dengan antusias di seluruh belahan bumi ini mulai kawasan Timur Tengah, Eropa, Asia dan Amerika. Beberapa negara yang proaktif dalam mengembangkan pasar modal yang berprinsipkan syariah dan konsisten dalam menerapkan syariah islam dalam sendi kehidupanya adalah Bahrain Stok di Bahrain, Amman Financial Market di Amman, Muscat Securities Kuwait Stock Exchange di Kuwait dan Kuala Lumpur Stock Exchange di Malaysia.

4 Perkembangan pasar modal di Indonesia juga mengikuti perkembangan di negaranegara lain dengan membentuk pasar modal syariah. Hadirnya pasar modal syariah yang diluncurkan pada bulan Juli 2000 di tandai dengan berdirinya Jakarta Islamic Index. Tidak terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara yang syariah. Instrumen Pasar Modal Syariah Investasi keuangan syariah harus disertai dengan kegiatan sektor riil atau transaksi yang mendasari (Underlying transaction). Untuk itu, penciptaan instrumen investasi syariah dalam pasar modal adalah dari sekuritas asset/proyek (asset securitation) yang merupakan bukti penyertaa, sekuritas utang (debt securitation) atas penerbitan surat utang yang timbul atas transaksi jual beli (al dayn) atau merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan, sekuritas modal (equity securitisation), merupakan emisi surat berharga oleh perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal syariah dalam bentuk saham. Adapun instrumen pasar modal yang sesuai dengan syariah dalam pasar perdana adalah muqaradah/mudharabah funds, saham biasa (common stock), muqaradah/mudharabah bonds. Karena instrumen pasar modal tersebut diperdagangkan di pasar perdana, maka prinsip dasar perdana adalah semua efek harus berbasis pada harta atau transaksi riil, tidak boleh menerbitkan efek utang untuk membayar kembali utang (bay al dayn bi al dayn), dana atau hasil penjualan efek akan diterima pemodal (shohibul maal), tidak boleh memberikan jaminan hasil yang semata-mata merupakan fungsi dari waktu (Harahap,2001). Sedangkan untuk pasar sekunder ada beberapa tambahan dari prinsip dasar pasar perdana, yaitu tidak boleh membeli efek berbasis trend (indeks), suatu efek dapat diperjual belikan namun hasil (manfaat) yang diperoleh dari efek tersebut berupa kupon atau deviden tidak boleh diperjual belikan, tidak boleh melakukan suatu transaksi murabahah dengan menjadikan objek transaksi sebagai jaminan. Adapun jenis instrumen pasar modal yang jelas diharamkan syariah adalah preferred stock (saham istimewa), forward contract, option. Risiko Saham Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan (sekuritas) yang diperdagangkan baik dalam bentuk hutang maupun perusahaan swasta. Investor selalu menghadapi dua masalah didalam berinvestasi yaitu return dan risiko mempunyai dua komponen yang tidak dapat dihindari dari investasi. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif (Jogiyanto, 2003:130). Semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi pula ecpected returnnya, begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu dalam membuat investasi, investor akan selalu mencariportofolio optimum yang menawarkan expected return maximal pada tingkat risiko tertentudengan risiko yang maximum. Risiko sering kali disinonimkan dengan ketidakpastian karena risiko sering mengacu pada adanya variasi nilai antara yang diperkirakan dengan nilai yang di observasi. Menurut Husnan (1998) risiko dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu : 1. Risiko sistematis (Systematic Risk) Adalah risiko selalu ada dan tidak bias dihilangkan dengan diversivikasi systematic risk sering disebut dengan market risk karena fluktuasi risiko ini disebabkan oleh karena faktor kondisi perekonomian, kebijakan pajak dan kondisi sosial politik. 2. Risiko tidak sitematis (Unsystematic Risk) Adalah risiko yang dapat dihilangkan oleh faktor mikro spesifik perusahaan seperti market share, jajaran managemen dan laba tahunan. Unsystematic risk dapat dihindari dengan cara melakukan diversifikasi atas portofolio yang dimiliki oleh investor. 4

5 Saham Syariah Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha. Saham syariah dimasukan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). JII diluncurkan pada tanggal 3 juli 2000 dan menggunakantahun 1 Januari 1995 sebagai base date dengan nilai 100. Bagi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks paling tidak mereka dinilai telah memenuhi penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks. Penyaringan secara syariah yang difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional No. 20 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untu Reksa Dana Syariah. Kriteria untuk indeks adalah kapitalisasi pasar harian rata-rata selama satu tahun. Dari kedua penilaian tersebut, untuk perusahaan emiten dapat digolongkan dalam daftar JII melalui prosedur teknis, yaitu saham dari emiten dipilih yang tidak bertentangan dengan syariah yang telah listing minimum 3 bulan, kecuali saham-saham tersebut termasuk 10 besar kapitalisasi pasar. Saham dipilih dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi harian sejumlah 30 saham. Evaluasi terhadap komponen indeks dilakukan setiap 6 bulan sekali. Earning pershare Earning pershare adalah rasio yang menunjukan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki earning pershare yang tinggi dibandingkan saham yang memiliki earning pershare rendah. Earnings pershare yang rendah cenderung membuat harga saham turun (Tandelilin, 2001; ). Earning pershare (EPS) merupakan indikator dari apa yang dipikirkan investor tentang kinerja perusahaan pada masa lalu dan di masa yang akan datang. Total Asset Growth Total Asset Growth adalah rata-rata pertumbuhan kekayaan perusahaan. Bila kekayaan perusahaan adalah tetap jumlahnya, maka pada tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi berarti besarnya kekayaan akhir perusahaan tersebut semakin besar. Demikian pula sebaiknya, pada tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi, bila besarnya kekayaan akhir tinggi berarti kekayaan akhir tinggi berati kekayaan awalnya rendah. Variabel pertumbuhan aktiva (asset growth) juga dapat didefinisikan sebagai perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan dengan beta. Leverage Struktur modal yang optimal akan memaksimalkan shareholder s wealth. Sehingga penggunaan leverage financial dapat meningkatkan return kepada pemegang saham. Penggunaan leverage akan mempengaruhi laba bersih yang akhirnya akan mempengaruhi return saham perusahaan (Fidiana, 2010). Accounting Beta Accounting beta merupakan beta yang timbul dari regresi time series laba perusahaan terhadap rata-rata keuntungan semua perusahaan sampel (Husnan, 1994). Dengan kata lain, beta menunjukan koefisien regresi atas keuntungan suatu perusahaan. Menurut, Jogiyanto (1998:247), beta akuntansi ini dapat dihitung secara bersama dengan laba pasar (yang menggunakan data return). 5

6 Makin tinggi accounting beta perusahaan, makin tinggi pula beta saham. Karena beta merupakan pencerminan risiko, maka semakin tinggi nilai beta saham suatu perusahaan maka akan semakin besar risiko yang harus ditanggung oleh investor. Kondisi demikian akan mengakibatkan risiko yang akan ditanggung oleh pemegang saham juga semakin besar. Acounting beta diharapkan mempunyai hubungan yang positif dengan beta saham. Tingkat Inflasi Tingkat Inflasi adalah ukuran aktivitas ekonomi yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi ekonomi nasional. Inflasi yang tinggi akan mengakibatkan daya beli masyarakatmenurun. Sebagian besar perusahaan akan mengalami penurunan harga saham bila tingkat inflasi naik lebih besar dari yang diharapkan. Sehingga dapat dikatakan inflasi berkorelasi negatif dengan harga saham (Fidiana, 2010). Kurs Rupiah Terhadap Dollar Banyak hal yang mempengaruhi naik turunya kinerja saham, diantaranya faktor makro ekonomi seperti inflasi, nilai tukar kurs rupiah terhadap dollar, dan suku bunga. Nilai tukar suatu mata uang adalah harga mata uang suatu negara terhadap negara asing lainya. Harga pada umunya terkait dengan sejumlah uang dan nilai tukar mata uang ini bersifat stabil dan labil atau terlalu bergerak naik atau turun. Beta saham syariah Menurut Jogiyanto (1998): Beta merupakan suatu pengukur volatilitas dari return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i mengukur volatilitas return portofolio denan return pasar. Accounting beta merupakan beta yang timbul dari regresi time series PER perusahaan dengan rata-rata PER perusahaan sampel (Fidiana, 2010). Pengembangan Hipotesis Pengaruh earning pershare terhadap beta saham syariah. Earning pershare adalah rasio yang menunjukan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki earning pershare tinggi dibandingkan saham yang memiliki earning pershare rendah. Earning pershare yang rendah cenderung membuat harga saham turun (Tandelilin, 2001; ). Penelitian menurut hasil pengujian Auliyah dan Hamzah (2006) hasil pengujian ini menunjukan bahwa variabel karakteristik perusahaan (earning pershare, dividend payout, current ratio, return on investmen dan cyclicality), Industri dan Ekonomi Makro (kurs rupiah terhadap dollar dan PDB) terhadap return saham syariah tidak signifikan pada level 5% syariah. Tetapi berpengaruh secara signifikan pada tingkat 5% terhadap beta saham syariah sementara dengan beta saham syariah menunjukan bahwa cyclicality, kurs rupiah terhadap dollar dan GDP pada level 5% signifikan terhadap beta saham syariah. Berdasarkan uaraian diatas hipotesis yang diajukan adalah: H 1 : Earning pershare berpengaruh positif terhadap beta saham syariah. Pengaruh total asset growth terhadap beta saham syariah. Perusahaan yang mengalami laba akan dapat dikatakan telah melakukan kinerja keuangan dengan baik dan akan memengaruhi ekspektasi para investor untuk memperoleh 6

7 pembagian laba dalam bentuk dividen. Selanjutnya ekspektasi tersebut akan memengaruhi perilaku investor dalam melakukan transaksi di bursa. Secara teori jika perusahaan memperoleh laba yang semakin besar, maka perusahaan akan mampu membagikan dividen yang semakin besar dan akan berpengaruh secara positif terhadap return saham yang akan diharapkan investor sehingga berdampak pada abnormal return. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Djam an (2011) membuktikan bahwa adanya hubungan positif antara laba akuntansi terhadap abnormal return. Hal ini mengindikasikan bahwa informasi mengenai laba perusahaan masih banyak dipakai oleh investor dalam menilai kinerja perusahaan walaupun terdapat informasi yang lain. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa profitabilitas yang tinggi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan nilai perusahaan di masa yang akan datang. Pengaruh total asset growth terhadap beta saham syariah. Total Asset Growth adalah rata-rata pertumbuhan kekayaan perusahaan. Bila kekayaan perusahaan adalah tetap jumlahnya, maka pada tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi berarti besarnya kekayaan akhir perusahaan tersebut semakin besar. Demikian pula sebaiknya, pada tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi, bila besarnya kekayaan akhir tinggi berarti kekayaan akhir tinggi berati kekayaan awalnya rendah. Variabel pertumbuhan aktiva (asset growth) juga dapat didefinisikan sebagai perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total. Variabel ini diprediksi mempunyai hungan dengan beta. Yulianto (2010) telah meneliti hubungan total asset growth dengan beta saham syariah. Hasil penelitian pengujian membuktikan bahwa variabel asset growth, debt to total asset, dan return on investment, berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Sementara variabel earning pershare dan dividend yield tidak berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Berdasarkan uaraian diatas hipotesis yang diajukan adalah: H 2 : total asset growth berpengaruh positif terhadap beta saham syariah. Pengaruh leverage terhadap beta saham syariah. Rasio Leverage, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva yang dibiayai dengan hutang (Husnan, 1994:217). Apabila perusahaan mempunyai hutang semakin banyak maka semakin besar beban bunga dan angsuran pokok pinjaman yang harus dibayar. Pada dasarnya perusahaan yang menggunakan leverage tujuannya agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari biaya tetapnya. Jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan lebih rendah dari biaya tetapnya, maka akibatnya dividen yang akan diterima pemegang saham akan semakin kecil. Penelitian Hamzah (2005) menyatakan bahwa pengujian ini dengan menggunakan F test atau anova variabel ekonomi makro, industri dan karakteristik perusahaan signifikan pada level 5% terhadap beta saham syariah. Pengujian regresi secara parsial dengan t test menunjukan bahwa kurs rupiah terhadap dollar dan PDB signifikan pada tingkat 5%, leverage dan profitabilitas signifikan pada tingkat 5%. Karakteristik perusahaan, dividend payout, variabilitas laba, beta akuntansi, cyclicality dan Price Book Ratio tidak signifikan terhadap beta saham syariah. Berdasarkan uaraian diatas hipotesis yang diajukan adalah: H 3 : Leverage berpengaruh positif terhadap beta saham syariah. 7

8 Pengaruh accounting beta terhadap beta saham syariah. Accounting beta merupakan beta yang timbul dari regresi time series PER perusahaandengan rata-rata PER perusahaan sampel (Fidiana, 2010). Beta akuntansi diprediksikan memiliki hubungan positif dengan beta saham (Jogiyanto, 1998) Penelitian Suseno (2009) menyatakan bahwa financial leverage, asset growth, earning variability dan accounting beta secara parsial mempengaruhi risiko sistematik (beta) saham. Berdasarkan uaraian diatas hipotesis yang diajukan adalah: 8 H 4 : accounting beta berpengaruh positif terhadap beta saham syariah. Pengaruh tingkat inflasi terhadap beta saham syariah. Tingkat inflasi adalah ukuran aktifitas ekonomi yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi ekonomi nasional. Inflasi yang tinggi akan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Sebagian besar perusahaan akan mengalami penurunan harga saham bila tingkat naik lebih besar dari apa yang diharapkan. Sehingga dapat dikatakan inflasi berkorelasi negatif dengan harga saham. Fidiana (2010) menyatakan bahwa pengujian ini tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap beta saham syariah menghasilkan nilai signifikansi 0,575 berati tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah. Berdasarkan uaraian diatas hipotesis yang diajukan adalah: H 5 : Tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap beta saham syariah. Pengaruh kurs rupiah terhadap dollar terhadap beta saham syariah. Menurut hasil pengujian Auliyah dan Hamzah (2006) hasil pengujian ini menunjukan bahwa variabel karakteristik perusahaan (earning pershare, dividend payout, current ratio, return on investmen dan cyclicality), Industri dan Ekonomi Makro (kurs rupiah terhadap dollar dan PDB) terhadap return saham syariah tidak signifikan pada level 5% syariah. Tetapi berpengaruh secara signifikan pada tingkat 5% terhadap beta saham syariah sementara dengan beta saham syariah menunjukan bahwa cyclicality, kurs rupiah terhadap dollar dan GDP pada level 5% signifikan terhadap beta saham syariah. Berdasarkan uaraian diatas hipotesis yang diajukan adalah: H 6 : Kurs rupiah terhadap dollar berpengaruh positif terhadap beta saham syariah. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam kelompok Jakarta Islamic Index di BEI pada periode Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan masuk dalam kelompok Jakarta Islamic Index minimal 3 kali selama tahun secara berturut-turut, (2) Perusahaan dalam kelompok Jakarta islamic Index yang menerbitkan laporan keuangan tahunan dan yang tidak mengalami kerugian selama tahun secara berturut turut.

9 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Dependen Beta merupakan suatu pengukur volatilitas return dari suatu sekuritas atau return portofolio relatif terhadap return pasar. Volatilitas adalah fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Beta bernilai positif menunjukkan pergerakan harganya selaras dengan pasar. Beta bernilai negatif menunjukkan pergerakan harganya berlawanan dengan pasar. Beta bernilai 1 menunjukkan pergerakan harganya sama dengan pasar. Beta bernilai negatif tidak ada di dalam teori tetapi dalam realitas beta negatif ini terjadi karena adanya anomali pasar. Pengukuran Beta ini diukur dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Ri = αi + βirm + ei Keterangan : Ri = Return saham i αi = Konstansa βi = Beta saham i ei = tingkat kesalahan/residual Sedangkan untuk menghitung tingkat keuntungan pasar (Rm) dapat dihitung dengan menggunakan data indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terdapat di bursa selama periode waktu tertentu. Persamaan yang dapat digunakan dalam menghitung return pasar adalah sebagai berikut : (JII t JII t-1) JII = JII t-1 Keterangan : R m = Return pasar JII t = JII pada tahun t JII t-1 = JII pada tahun t-1 Menghitung return saham individual dihitung dengan rumus : (P t P t-1) R it= P t-1 Keterangan : R it = return saham i perioda t P t = harga penutunpan saham tahun ke t P t-1 = harga penutupan saham tahun ke t- Variabel Independen a. Earning pershare (EPS) Earning pershare adalah rasio yang menunjukan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang memiliki earnings per share rendah. Earnings per share yang rendah cenderung membuat harga saham turun (Tandelilin, 2001; ) 9

10 10 Earning pershare (EPS) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: EAT EPS = Jumlah saham beredar Keterangan: EPS = Earning pershare perusahaan i pada tahun yang bersangkutan. EAT = Laba setelah pajak pada perusahaan i b. Total Asset Growth (TAG) Total Asset Growth adalah rata-rata pertumbuhan kekayaan perusahaan. Bila kekayaan perusahaan adalah tetap jumlahnya, maka pada tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi berarti besarnya kekayaan akhir perusahaan tersebut semakin besar. Demikian pula sebaiknya, pada tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi, bila besarnya kekayaan akhir tinggi berarti kekayaan akhir tinggi berati kekayaan awalnya rendah. Variabel pertumbuhan aktiva (asset growth) juga dapat didefinisikan sebagai perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan dengan beta. Total Asset Growth (TAG) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: TAG = Total Asset t Total asset t-1 Total Asset t-1 c. Leverage (LG) Rasio Leverage, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva yang dibiayai dengan hutang (Husnan, 1994:217). Apabila perusahaan mempunyai hutang semakin banyak maka semakin besar beban bunga dan angsuran pokok pinjaman yang harus dibayar. Pada dasarnya perusahaan yang menggunakan leverage tujuannya agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari biaya tetapnya. Jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan lebih rendah dari biaya tetapnya, maka akibatnya dividen yang akan diterima pemegang saham akan semakin kecil. Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa semakin besar tingkat leverage perusahaan, makin tinggi risiko financialnya. Hal ini dapat mengakibatkan prospek perusahaan menurun. Prospek perusahaan mempengaruhi harga saham, prospek perusahaan diperkirakan meningkat atau menurun maka harga saham akan naik atau turun. (Husnan, 1994:388). Perubahan harga saham berarti juga, makin besar variasi perubahan return maka makin besar beta saham perusahaan, yang berarti makin besar pula risiko yang ditanggung oleh investor. Apabila leverage semakin tinggi sementara proporsi total aktiva tidak berubah berarti risiko financial atau resiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi dan sebaliknya. Oleh karena itu leverage diprediksi mempunyai hubungan positif dengan beta saham. Leverage (LG) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Total Hutang Leverage = Total aktiva Dimana : Leverage (LG) = Leverage untuk perusahaan i pada tahun yang bersangkutan Total hutang = Total hutangperusahaan i pada tahun yang bersangkutan. Total aktiva = Total aktiva perusahaan i pada tahun yang bersangkutan.

11 d. Accounting Beta (ACB) Accounting beta merupakan beta yang timbul dari regresi time series PER perusahaandengan rata-rata PER perusahaan sampel (Fidiana, 2010). Accounting beta dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: PER i = α i + β iper sampel rata-rata + e i Keterangan : PER i = Price Earning Ratio perusahaan ke i α i = Konstanta β i = Beta saham i e i = tingkat kesalahan/residual Menghitung PER individual dapat dihitung dengan rumus : Dimana : Closing Price PER = EPS PER = Price earning ratio i pada tahun tertentu. EPS = Earning pershare ratio (laba setelah pajak dibagi dengan jumlah saham). Closing Price = Harga penutupan perusahaan i pada tahun tertentu. e. Tingkat Inflasi (TI) Pendekatan yang paling banyak digunakan untuk menghitung inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK).Untuk Indonesia data IHK dapat diperoleh dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) atau Bank Indonesia. Laju inflasi dapat dihitung dengan rumus: TI n TI n-1 TI n = x 100 % IHK n-1 Dimana: TI n : Laju Inflasi pada bulan n TI n : Indeks Harga Konsumen bulan n IHK n-1 : Indeks Harga Konsumen bulan n-1. f. Kurs rupiah terhadap dollar (KRTD) Nilai tukar ini dinyatakan dalam rupiah/dollar amerika (Rp/USD). Data yang diambil adalah data nilai tukar rupiah/usd mulai tahun (Noerirawan, 2012). Menghitung nilai kurs : (kurs jual t + kurs beli t) n t = x 100 % 2 Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian akan diuji dengan satu persamaan regresi, yaitu : BSS = α + β 1EPS + β 2 TAG+ β 3 LG+ β 4 ACB+ β 5 TI+ β 6KRTD + e 11

12 12 Keterangan : BS a β 1,2,3,4,5,6 EPS TAG LG ACB TI KRTD e =Beta saham = Konstanta = Koefisien variabel bebas = Earning pershare = Total Asset growth = Leverage = Accounting beta = Tingkat Inflasi = Kurs rupiah terhadap dollar = Kesalahan pengganggu HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas. Hasil uji normal plot pola data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel dalam penelitian ini memenuhi uji normalitas. Di samping menggunakan uji grafik dilengkapi dengan uji statistik, salah satunya dengan menggunakan uji statistik non-parametrik kolmogorov-smirnov. Nilai kolmogorov-smirnov Z sebesar 1,153 dengan tingkat signifikan 0,240 berarti hal itu menunjukkan bahwa variabel penelitian terdistribusi normal karena tingkat signifikasinya 0,240 0,05. b. Uji Multikolinearitas.Nilai tolerancesemua variabel bebas lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas adanya multikolinieritas. c. Uji Autokorelasi.Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 1,983 terletak Antara -2 sampai +2, yang berarti tidak ada masalah autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara ZEPRED dengan SRESID. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi. Uji Hipotesis Hasil nilai koefisien determinasi (adjusted R square) sebesar 0,369 yangberarti sebanyak 36,9% variabel independen (EPS, TAG, LG, ACB, TI, KRTD) dapat menjelaskan variabel dependen beta saham syariah dan sisanya 63,1% dipengaruhi oleh faktor yang lain di luar penelitian. Pengujian Hipotesis 1,2,3,4,5 dan 6 Persamaan regresi ini digunakan untuk menjawab hipotesis 1,2, 3, 4, 5 dan 6.Hasil uji hipotesis dapat diuraikan sebagai berikut:

13 13 Tabel 1 Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) EPS TAG LG ACB TI KRTD a. Dependent Variable: BS Sumber: Output SPSS 20 Berdasarkan hasil tabel 1 diatas menunjukkan bahwa pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut: a. Pengaruh earning pershare (EPS) terhadap beta saham syariah. Berdasarkan pada tabel 1, Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel earning pershare berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,018 (sig < 5%) dengan nilai koefisien sebesar 0,000. Tanda koefisien positif menunjukkan variabel earning pershare dan beta saham syariah searah sehingga dapat disimpulkan bahwa earning pershare berpengaruh secara signifikan terhadap beta saham syariah dan H 1 diterima. Kondisi ini terjadi karena earning pershare berpengaruh positif terhadap beta saham syariah artinya semakin tinggi earning pershare semakin tinggi risiko sistematis perusahaan. Alasan earning pershare berpengaruh positif terhadap beta saham syariah yaitu, earning pershare merupakan laba bersih yang dibagi dengan jumlah saham yang beredar, sehingga rasio tersebut dapat menunjukan kinerja perusahaan dalam mencetak laba. Maka earning pershare merupakan indikator dari apa yang dipikirkan investor tentang kinerja perusahaan pada masa lalu dan dimasa yang akan dating. Sehingga dengan melihat earning pershare investor dapat melihat risiko yang akan diterima di masa yang akan dating dan investor dapat mengambil keputusan apakah akan membeli, menjual atau mempertahankan saham tersebut. Semakin besar nilai earning pershare menunjukan perusahaan mampu memberikan laba yang lebih tinggi bagi investor. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamzah (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki jumlah saham yang beredar yang sedikit dibandingkan perusahaan lain, maka laba bersih yang akan dibagikan kepada pemegang saham akan bertambah banyak. b. Pengaruh total asset growth terhadap beta saham syariah. Berdasarkan pada tabel 1, Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel total asset growth berpengaruh signifikan terhadap variabel beta saham syariah yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,048 (sig < 5%) dan H 2 diterima tetapi dilihat dari nilai koefisien regresi variabel total asset growth menunjukkan sebesar 0,337 Tanda koefisien negatif menunjukkan variabel total asset growth dan beta saham syariah searah.

14 Beberapa hal yang dapat menjadi alasan mengapa total asset growth berpengaruh positif terhadap beta saham. Pertama, suatu perusahaan yang sedang berada pada tahap pertumbuhan akan membutuhkan dana yang besar. Kebutuhan akan dana yang semakin besar, menyebabkan meningkatnya pengeluaran perusahaan dalam memperoleh asset. Semakin besar pengeluaran perusahaan dalam memperoleh asset maka akan menambah beban perusahaan dan mengurangi laba perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chairiyah (2013) yang memproksikan faktor fundamental dengan pertumbuhan asset mengatakan bahwa pertumbuhan asset memiliki hubungan positif dengan beta saham syariah. Tingkat total asset growth yang nantinya akan semakin cepat akan mempengaruhi harapan dan minat investor. Investor akan cenderung melepas (menjual) sahamnya. Semakin banyak saham dijual maka harganya akan cenderung melemah. Parmono (2001), yang memproksikan faktor fundamental yaitu total asset growth yang menyatakan total asset growth berpengaruh positif signifikan terhadap beta saham dan menolak penelitian yang dilakukan oleh Yulius (2010) yang menyatakan total asset growth tidak berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah. c. Pengaruh leverage (LG) terhadap beta saham syariah. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel beta saham syariah yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,151 (sig < 5%) dan H 3 ditolak tetapi dilihat dari nilai koefisien regresi variabel leverage menunjukkan sebesar 0,645. Tanda koefisien negatif menunjukkan variable leverage dan beta saham syariah tidak searah. Hal ini disebabkan karena hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi. Risiko tersebut berhubungan dengan risiko pembayaran bunga yang umumnya tidak dapat ditutupi perusahaan. Dengan asumsi apabila perusahaan menghasilkan laba, prioritas utama adalah membayar hutang dari pada mensejahterakan kemakmuran pemegang saham, sehingga beta saham akan menurun. d. Pengaruh accounting beta terhadap beta saham syariah. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel accounting beta berpengaruh signifikan terhadap variabel beta saham syariah yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,003 (sig < 5%) dan H 4 diterima tetapi dilihat dari nilai koefisien regresi variabel accounting beta menunjukkan sebesar 0,308 Tanda koefisien negatif menunjukkan variabel accounting beta dan beta saham syariah searah. Dalam hal ini, apabila rata-rata tingkat keuntungan semua perusahaan meningkat, maka keuntungan atas perusahaan juga akan meningkat, sebesar koefisien regresinya. Sebaliknya, apabila rata-rata tingkat keuntungan semua perusahaan menurun, maka keuntungan perusahaan juga akan mengikutinya. Sehingga semakin besar pengaruhnya terhadap laba suatu perusahaan. Perusahaan dengan beta akuntansi yang tinggi cenderung mudah terpengaruh kondisi pasar sehingga apabila kondisi pasar sedang menurun maka potensi pailit akan tinggi. Hal ini akan menyebabkan resiko atas perusahaan akan meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Parmono (2001) dan Suseno (2009) yang memproksikan faktor fundamental dengan variabel accounting beta yang menyatakan accounting beta secara parsial mempengaruhi beta saham syariah dan menolak penelitian yang dilakukan oleh Fidiana (2010) yang menyatakan accounting beta tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah. 14

15 e. Pengaruh Tingkat Inflasi (TI) terhadap beta saham syariah. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel beta saham syariah yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,728 (sig < 5%) dan H 5 ditolak tetapi dilihat dari nilai koefisien regresi variabel tingkat inflasi menunjukkan sebesar -1,754 Tanda koefisien negatif menunjukkan variabel tingkat inflasi dan beta saham syariah tidak searah Tandelilin (2001) menyatakan bahwa tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan kenaikan harga barang dan jasa pada suatu periode, sehingga kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Hal ini akan membuat investor tidak tertarik lagi untuk berinvestasi yang mengakibatkan harga saham mengalami penurunan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fidiana (2010) yang menyatakan bahwa tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah. f. Pengaruh kurs rupiah terhadap dollar (KRTD) terhadap beta saham syariah. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel kurs rupiah terhadap dollar tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel beta saham syariah yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,780 (sig < 5%) dan H 6 ditolak tetapi dilihat dari nilai koefisien regresi variabel kurs rupiah terhadap dollar menunjukkan sebesar -0,079 Tanda koefisien negatif menunjukkan variabel kurs rupiah terhadap dollar dan beta saham syariah tidak searah. Hal ini terjadi apabila nilai mata uang asing naik perdagangan di BEJ akan semakin menurun, karena tingginya harga mata uang asing mendorong investor berinvestasi di pasar uang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Haryanto (2007) yang menyatakan bahwa kurs rupiah terhadap dollar tidak berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah dan menolak penelitian Auliyah dan Hamzah (2006) yang menyatakan bahwa kurs rupiah terhadap dollar berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah. 15 SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) earning pershare berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah. (2) total asset growth berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah. (3) leverage tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah. (4) accounting beta berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah. (5) tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah. (6) kurs rupiah terhadap dollar berpengaruh terhadap beta saham syariah. Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini terutama adalah: 1. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya mempertimbangkan untuk menggunakan populasi pengamatan Jakarta Islamic Index karena munculnya Jakarta Islamic Index yang masih relatif baru, sehingga dapat menyebabkan parameter prediksi yang bias. Sehingga peneliti selanjutnya bisa menggunakan populasi pengamatan lain misalnya, Index Saham Syariah (ISSI) dan LQ45 yang mungkin lebih sesuai untuk menjelaskan Beta Saham Syariah. 2. Bagi peneliti selanjutnya yang hendak mengkaji beta saham syariah (BS) secara lebih mendalam dapat menambah objek penelitian pada jenis industri agar hasilnya lebih akurat dan diyakini beta saham untuk masing-masing industri tersebut berbeda. Karena dalam penelitian ini hanya menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur yang

16 terdaftar didalam kelompok JII sebanyak 15 perusahaan sesuai dengan kriteria selama periode 2008 sampai dengan Sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal dan menyebabkan tidak konsistennya hasil penelitian. 3. Penelitian ini hanya mengukur pengaruh faktor fundamental terhadap beta saham syariah dengan menggunakan earning pershare, total asset growth, leverage, dan accounting beta serta variabel ekonomi makro dengan menggunakan kurs rupiah terhadap dollar dan tingkat inflasi sebagai variabel dependen, namun peneliti selanjutnya bisa menggunakan proksi lain. Misalnya Deviden yield, Firm Size, dan Earning Variablility sebagai indikator untuk mengukur beta saham syariah. 16 DAFTAR PUSTAKA Aruzzi, M.I dan Bandi Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Rasio Profitabilitas, dan Beta Akuntansi Terhadap Beta Saham Syariah. Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya Oktober Auliyah, R. dan Hamzah. A Analisa Karakteristik Perusahaan, Industri dan Ekonomi Makro Terhadap Return dan Beta Saham Syariah. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang Agustus: 1-16 Boediono Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Jogjakarta: BPFE. Fidiana Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi dan Rasi Keuangan terhadap Beta Saham. Jurnal Investasi vol Juni: Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Haryanto, Riyanto Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dam Nilai Kurs terhadap Risiko Sistematik Saham Perusahaan di BEJ. Jurnal Keuangan dan Bisnis. Vol.5. No1. Hlm Harahap, Sofyan S., Menuju Perumusan Teori Akuntansi Islam, Cetakan Pertama, Pasar Quantum. Husnan, Suad Dasar-dasar Teori Portofolio : Edisi 2. Yogyakarta : AMPYKPN Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek), Buku I, Yogyakarta : BPFE Indriantoro dan Supomo Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajamen, BPFE. Yogyakarta. Jogiyanto, Hartono Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, Yogyakarta:BPFE Koetin, E.A Analisis Pasar Modal. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Mir atul,chairiyah Pengaruh Asset Growth, Return On Equity, Total Asset Turnover, dan Earning pershare terhadap Beta Saham Skripsi Program Study Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas negeri Padang.

17 Noerirawan, M.R. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Nilai Perusahaan periode , Skripsi, Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang. Parmono, Agung Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Sistematis (Beta Saham) Perusahaaan Industri Manufaktur Periode di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Universitas Diponegoro. Prastowo, dwi dan Julianty, Rifka Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Edisi revisi, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Santoso, S Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. PT Alex Media Komputindo. Jakarta. Sekaran, U Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Buku 1. Perebit erlangga. Jakarta. Sugiyono. D Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. CAPS. Yogyakarta. Suryafinanti, R.A Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Leverage Terhadap Beta Saham Syariah. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Perbanas. Suseno. B.Y, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Beta Saham (Studi Kasus Perbandingan Perusahaan Finance dan Manufaktur Yang Listing di BEI pada Tahun ). Tesis. Universitas Diponegoro. Tandelilin, Eduardus Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta. Yulianto, Yulius Analisis Pengaruh Asset Growth, Earning Pershare, Debt to Total Asset, Return On Investment dan Dividen Yield terhadap Beta Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Perode ). Skripsi. Universitas Diponegoro. 17

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini pasar modal merupakan salah satu sarana informasi yang banyak diminati oleh para investor. Pasar modal sebagai sarana investasi, dapat

Lebih terperinci

2.1 Penelitian Terdahulu

2.1 Penelitian Terdahulu 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan dalam penlitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini adalah uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR. Arif Siswanto ABSTRAK

PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR. Arif Siswanto ABSTRAK PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR Arif Siswanto Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Dividen merupakan laba bersih yang didapatkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor fundamental terhadap beta saham perusahaan. Penelitian ini penting karena dalam melakukan investasi, setiap

Lebih terperinci

A LA TAR BELAKANG MASALAH

A LA TAR BELAKANG MASALAH BABI PENDAHULUAN A LA TAR BELAKANG MASALAH Perkembangan bisnis yang menggunakan pnns1p-pnns1p syariah merupakan fenomena baru dalam kancah perekonomian Indonesia. Bangkitnya ekonomi islam di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun pemerintah jangka panjang dalam berbagai instrumen keuangan yang diperjualbelikan, salah satunya

Lebih terperinci

Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Ledi Lasni Jurusan Akuntansi Falkultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM. Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan

PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM. Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan Zumrotun Nafiah Jurusan Akuntansi STIE SEMARANG Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai statistik deskriptif variabel return, CR, ROA, DER, EPS dan Beta. Dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Return Saham Setiap investor yang ingin melakukan investasi memilki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan keuntungan (return). Selain memiliki tujuan yang sama, investor (shahib

Lebih terperinci

earnings per share (EPS), dan volume perdagangan] terhadap risiko sistematis

earnings per share (EPS), dan volume perdagangan] terhadap risiko sistematis BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN Sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya bahwa tujuan peneilitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel makro ekonomi (tingkat inflasi, tingkat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori ini

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori ini 24 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Portofolio Portofolio optimal dapat ditentukan mengunakan model Markowitz atau model indeks tunggal. Harry M. Markowitz

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan menerbitkan surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari nilai epistemologi Islam (Hamzah, 2005). dari pengembangan pasar modal syariah (Nazwar, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari nilai epistemologi Islam (Hamzah, 2005). dari pengembangan pasar modal syariah (Nazwar, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai salah satu instrumentasi sistem keuangan merupakan salah satu tolak ukur perkembangan ekonomi suatu negara. Perkembangan pasar modal di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM) pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai 2013. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan 4.1 Pengujian Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan hasil gambaran data sebagai berikut : Tabel 4.1 Pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997 telah menyebabkan perekonomian nasional semakin terpuruk, bahkan dampak dari krisis moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi suatu perusahaan untuk memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal menjadi alternatif bagi

Lebih terperinci

Prosiding Akuntansi ISSN:

Prosiding Akuntansi ISSN: Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Stock Exchange (IDX) atau dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2006 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN 82 BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kausalitas yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel sehingga lebih mudah dipahami dan diinterprestasikan. Statistik deskriptif memberikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang

Lebih terperinci

Faizatur Rosyadah Suhadak Darminto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Faizatur Rosyadah Suhadak Darminto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009 2011) Faizatur Rosyadah Suhadak Darminto Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode )

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode ) ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode 2007-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak awal berdirinya perusahaan tersebut. Meningkatkan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. sejak awal berdirinya perusahaan tersebut. Meningkatkan kemakmuran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pastilah mempunyai tujuan yang hendak dicapai sejak awal berdirinya perusahaan tersebut. Meningkatkan kemakmuran pemegang saham menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya. Berdasarkan tingkat penjelasan dari kedudukan variabelnya,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Variabel Penelitian Sebelum melihat hasil penelitian dilakukan untuk membuktikan suatu hipotesis, terlebih dahulu harus mengumpulkan data yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pasar modal di negara Indonesia mengalami perkembangan yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin bertambah yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal mempunyai peran penting dalam perekonomian dan menjadi faktor pembiayaan dan alternatif sumber dana operasional bagi perusahaan-perusahaan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek BAB IV HASIL PENGUJIAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh size, financial leverage

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pasar Modal Syariah a. Pengertian Pasar Modal Syariah Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah, di mana setiap perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. 1

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. 1 Namun bagi investor dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan. meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan. meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa mendatang. Proses penilaian investasi memerlukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Indonesia periode Penelitian ini menggunakan PBV, ROE, dan PER

III. METODE PENELITIAN. Indonesia periode Penelitian ini menggunakan PBV, ROE, dan PER 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian ini adalah sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2001-2010. Penelitian ini menggunakan PBV, ROE, dan PER dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor ekonomi makro seperti Interest Rate dan Foreign Exchange Rate selain itu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi (CPA/BVA), Keputusan Pendanaan (DER), Kebijakan Dividen (DPR),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. more assets that will be held over some future time period, sedangkan Jogiyanto

BAB I PENDAHULUAN. more assets that will be held over some future time period, sedangkan Jogiyanto BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan sebuah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang akan dikorbankan saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Reksa dana yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah reksa dana yang dikelola oleh PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia. Dari 15 reksa dana yang dikelola

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap (Annual

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin 45 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan disajikan statistik deskriptif dari semua variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang digunakan untuk pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjelaskan sifat dari hubungan tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (closing price) yang tercatat di indeks LQ 45 periode yang dinyatakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (closing price) yang tercatat di indeks LQ 45 periode yang dinyatakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian 1. Variabel terikat (Dependent variable) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham, harga saham penutupan (closing price) yang tercatat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jangka panjang akan menimbulkan suatu efek yang biasa disebut dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jangka panjang akan menimbulkan suatu efek yang biasa disebut dengan 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Leverage Penggunaan sumber-sumber pembiayaan perusahaan, baik yang merupakan sumber pembiayaan jangka pendek maupun sumber pembiayaan jangka panjang akan menimbulkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN KARYA ILMIAH ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN YANG TERGABUNG DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2007-2011 Oleh: NUR AMALINA NIM : B 100 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin memudahkan para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya terlebih bagi perusahaan yang telah go public. Dalam upaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan data penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

Lebih terperinci

Nama : Suherman Pembimbing : Suryandari Sedyo Utami, SE., MM.

Nama : Suherman Pembimbing : Suryandari Sedyo Utami, SE., MM. ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO TOTAL ASSETS (DTA), DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek pada penilitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. B. Jenis Data Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PENGARUH ROA DAN DER TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Zuhafni ST Perpatih Dosen Sekolah Tinggi Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomenafenomena. Teori-teori

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Bentuk penelitian ini merupakan penelitian kausalitas. Penelitian kausalitas merupakan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara 2 variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website : BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan cara untuk menggambarkan dan menyajikan informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat awal seorang investor berniat melakukan transaksi di pasar modal, biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang dimilikinya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan perbedaannya,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1. Analisis Perhitungan pada Variabel Independen 4.1.1. Analisis Price to Book Value (PBV) Price to Book Value berfokus pada nilai ekuitas perusahaan. Price to Book

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH CR, DER DAN ROA TERHADAP HARGA SAHAM

ANALISIS PENGARUH CR, DER DAN ROA TERHADAP HARGA SAHAM ANALISIS PENGARUH CR, DER DAN ROA TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada Industri Real Estate and Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA VERNANDE NIROHITO Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di BEI pada tahun 2011-2014. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian Dari data yang telah dikumpulkan, didapat hasil perhitungan sebagai berikut : 1) Beta saham Beta merupakan suatu pengukur volatilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

Lebih terperinci

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 1 ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2003-2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Syarat-syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Size

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil analisis deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek / Objek Perusahaan Perusahan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2014. B. Tehnik Pengambilan Sampel Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH RETURN ON EQUITY

PENGARUH RETURN ON EQUITY PENGARUH RETURN ON EQUITY, DIVIDEND PAYOUT RATIO, PRICE TO BOOK VALUE, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2015) Disusun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dividen Per Share, Tingkat Inflasi, Return on Equity, Net Profit Margin

Lebih terperinci

AKRUAL Jurnal Akuntansi

AKRUAL Jurnal Akuntansi AKRUAL 6 (1) (2014): 51-65 e-issn: 2502-6380 AKRUAL Jurnal Akuntansi http://fe.unesa.ac.id/ojs/index.php/akrl KAJIAN EMPIRIS VARIABEL MAKROEKONOMI DAN MIKROEKONOMI TERHADAP BETA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 58 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan dengan tidak ada laba negatif serta melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala numeric

BAB III METODE PENELITIAN. data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala numeric 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang diperlukan dan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala numeric

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar ke dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar ke dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar ke dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) yang listing di Bursa Efek Indonesia. Periode waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Waktu penelitian yaitu pada bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juni 2014 2. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. 1 Dalam

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE 2008-2010 Renna Magdalena Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya-Indonesia renna.magdalena@uphsurabaya.ac.id

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Nama : Yopi Atul Improh Atik NPM : 11208317 Pembimbing : Dr. Izzati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah semua perusahaan BUMN Go Public yang tercatat di

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah semua perusahaan BUMN Go Public yang tercatat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999:15). Populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2015. Penelitian dilakukan dengan mengambil data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang mendukung kepercayaan pemodal terhadap pasar modal adalah persepsi mereka akan kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan seperti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL yang diukur dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Tabel 5.1 Deskripsi Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROE 50,0174,3480,166018,0794598 DER 50,1536 2,6783,631622,5626124

Lebih terperinci

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2015 Dewi Khamala Rizkiani 21212951 AKUNTANSI PEMBIMBING :

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016 PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, PRICE TO BOOK VALUE DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan oleh peneliti di bagian awal, penelitian ini menghasilkan berbagai hal yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang berturutturut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun 2012-2014.

Lebih terperinci

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA BAB II TIMJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran arus instrumen keuangan jangka panjang, umumnya

Lebih terperinci