Competitive Advantage Throughh Intrafirm Synergies
|
|
- Leony Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Competitive Advantage Throughh Intrafirm Synergies (Review Jurnal) Disusun Oleh: Dr. PURNAMIE TITISARI, S.E., M.Si Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jember FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2013
2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME. karena berkat rahmat dan hidayah-nya buku ajar yang berjudul Competitive Advantage Through Intrafirm Synergies (Review Jurnal) ini dapat terselesaikan. Buku ajar ini dibuat untuk memperlancar proses belajar mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Kami menyadari bahwa ada beberapa kekurangan dalam buku ajar yang telah kami susun. Karena itu, kami selaku penulis mengucapkan permintaan maaf. Kami juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan buku ajar ini. Besar harapan kami semoga buku ajar ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Jember, 1 Juli 2013 Penulis
3
4
5 Competitive Advantage through Intrafirm Synergies By: Mikael Iversen RESPECT Department of Industrial Economics and Strategy Copenhagen Business School Nansensgade 19, 6 DK-1366 Copenhagen K Denmark mi.ivs@cbs.dk draft november 1998 Prepared for the DRUID Winter Conference Alur pikir (jurnal) dalam review jurnal yang berjudul Competitive Avantage Through Intrafirm Synergies sebagai tugas matakuliah Business Research Lanjutan ini akan dibahas tentang (1) alur pikir dari jurnal (latar belakang), (2) research gap, (3) research quation, (4) costruct atau variabel yang digunakan dalam penelitian ini, (5) jawaban sementara (hipotesis), (6) kerangka teori (grant theory), (7) metodologi penelitian, (8) analisis data dan hasil temuan, (9) kesimpulan (concluding remark), 10. keterbatasan penelitian, (11) theoritical recommendations dan practical recomenditions bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dan aplikasinya pada keperluan praktis serta bagi penelitian berikutnya. 1
6 Adapun bahasannya adalah sebagai berikut: 1. Alur Pikir dari Artikel Jurnal (Latar Belakang) Penelitian ini dimulai karena ada alasan yang mendasari, yaitu keinginan peneliti untuk menggali konsep-konsep sinergi, dalam lingkup ekonomis dan kegiatan yang saling melengkapi (complementarity) dalam sebuah usaha untuk menemukan kembali konsep sinergi sebagai sumber keunggulan kompetitif. Terdapat beberapa pendapat ahli tentang pemikiran konsep sinergi sebagai sumber keunggulan kompetitif yang mendorong penulisan penelitian ini, yaitu: a) Sinergi yang telah dibangun dalam interaksi-interaksi antara sumberdaya dan kemampuan telah memberikan suatu keunggulan bersaing (Porter, 1985, 1996). b) Sinergi yang dilakukan akan meningkatkan kinerja bila berada dalam kondisi yang kondusif (Mahajan dan Wind,1988). c) Sinergi akan dihasilkan dengan lebih baik ketika aktivitas dihubungkan pada lebih dari satu dimensi (Farjoun,1998). d) Sinergi juga menghasilkan keunggulan kinerja dalam tahap awal dari sebuah siklus hidup dari suatu hal (venture) yang baru. Sejumlah penelitian sejenis sudah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu yang menjadi dasar dari alur pikir penulisan jurnal ini, yaitu: 1. Farjoun (1998) menyatakan bahwa pencapaian sinergi yang lebih mungkin ketika kegiatan terkait di lebih dari satu dimensi, misalnya baik dalam sumber daya fisik dan keterampilan usaha yang terkait. 2
7 2. Williamson dan Verdin (1992) menyatakan sinergi juga menghasilkan keuntungan kinerja pada tahap awal usaha baru daur-hidup. 3. Davis dan Thomas (1993) menyatakan sinergi juga menghasilkan keuntungan kinerja pada tahap awal usaha baru daur-hidup atau pada tahap tertentu dalam siklus hidup suatu industri. 4. Geneen Harold menyatakan tentang penyelidikan lebih lanjut sumber sinergi dan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi untuk sinergi untuk mengarah pada perbaikan kinerja. 6. Studi empiris oleh David J. Teece (1982), satu penjelasan tentang mengapa perusahaan mengejar kelompok sinergi tidak menampilkan kinerja keunggulan dibandingkan dengan kelompok perusahaan mengejar strategi lain mungkin bahwa keuntungan yang sama dari berbagi, mentransfer dan mengkombinasikan sumber daya dan kemampuan yang tersedia untuk jenis perusahaan lainnya melalui pertukaran pasar dan kolaborasi antar-perusahaan. Poin ini dibuat oleh David J. Teece (1982) mengenai produksi bersama dan ekonomi lingkup, dan Marcus Alexander, yang telah mengembangkan sebuah "teori penyumbatan", yang berpendapat bahwa perusahaan diversifikasi tidak dapat mendapatkan keuntungan dari sinergi kecuali jika ada sesuatu yang menghalangi perusahaan independen dari memperoleh manfaat yang sama melalui kerjasama (Goold dan Campbell 1998: xiv). 7. Igor Ansoff (1965) dan Michael E. Porter (1985, 1987), kontributor penting untuk bidang strategi perusahaan berpendapat bahwa sinergi memberi 3
8 keunggulan kompetitif pada perusahaan terdiversifikasi melalui sharing dan transfer sumber daya dan kemampuan. 8. Porter (1996) berpendapat bahwa sinergi didirikan dalam interaksi antara sumber daya dan kemampuan juga dilihat sebagai sumber keunggulan kompetitif. Namun, keunggulan kompetitif melalui sinergi tidak dapat diharapkan untuk datang mudah. 9. Markides dan Williamson (1996), Robins dan Wiersema (1995), Hall dan St.John, (1994) mencoba untuk membandingkan kinerja kelompok perusahaan dengan strategi terkait dengan kelompok-kelompok yang tidak berhubungan atau perusahaan dengan strategi bisnis tunggal, sementara jenis strategi yang berbeda dapat mengakibatkan keuntungan kinerja untuk berbagai jenis perusahaan, dan perusahaan-perusahaan dalam kelompok mungkin mengalami tingkat keberhasilan yang berbeda dengan strategi pilihan mereka. 10. Montgomery dan Wernerfelt (1988), Pengembalian rata-rata penjualan atau aset mungkin bahkan jatuh ketika perusahaan memaksimalkan laba karena penurunan keuntungan marjinal. 2. Research Gap Research gap penelitian ini diambil dari penelitian Mahajan dan Win (1988) yang menemukan bahwa sinergi tidak meningkatkan performa di bawah kondisi yang tepat, misalnya ketika dicocokkan dengan sebuah industri di mana jenis sinergi adalah penting. 4
9 3. Research Quation Penelitian ini bertujuan untuk menggali konsep-konsep sinergi, dalam lingkup ekonomis dan complementarity dalam sebuah usaha untuk menemukan kembali konsep-konsep sinergi. 4. Construct atau Variabel yang Digunakan Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas, meliputi konsep-konsep sinergi, dalam lingkup ekonomis dan kegiatan yang saling melengkapi (complementarity) b. Variabel terikatnya adalah sumber keunggulan kompetitif. 5. Jawaban Sementara (Hipotesis/Proposisi) Makalah ini membahas konsep-konsep sinergi, dalam cakupan ekonomi dan kegiatan yang saling melengkapi (complementarity) dalam sebuah usaha untuk menemukan kembali konsep sinergi sebagai sumber keunggulan kompetitif. Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitan maka penelitian ini memiliki 3 proposisi. Proposisi penelitian ini yaitu: Proposisi 1: Sinergi adalah hasil dari salah satu dari: a) Concurrent berbagi aset ekonomi didasarkan pada lingkup, operasi dan penjualan sinergi, dan amortisasi aset, atau b) aset Sequential berbagi seperti yang dijelaskan dalam konsep investasi dan manajerial sinergi, peningkatan aset, aset penciptaan, aset fisi, andasset mentransfer, atau c) concurrent aset yang melekat dalam produk saling melengkapi saling melengkapi, 5
10 cocok, dan saling melengkapi kegiatan, atau d) Sequential saling melengkapi aset yang melekat dalam waktu kompresi disekonomis, pilihan nyata, efisiensi massa aset, aset saham investments. Proposisi 2: Synergy tidak dapat diperoleh dalam transaksi pasar atau melalui kolaborasi interfirm jika didasarkan pada: a) Concurrent berbagi aset yang menghasilkan situs kekhususan karena pengguna dari aset bersama harus terletak dekat dengan aset. Sinergi mungkin juga tidak mungkin dapat dicapai dalam kolaborasi jika interfirm spesifik membutuhkan investasi dalam pelatihan dan peralatan untuk memodifikasi output dari aset bersama atau beradaptasi dengan perubahan dalam output yang dipaksakan oleh pengguna lain, atau tidak pasti sering dan perubahan dalam volume atau spesifikasi output. b) Sequential berbagi aset jika aset tidak dapat dipindahkan dan dengan demikian mengharuskan pengguna baru pindah ke lokasi aspecial. Sinergi dari aset berurutan berbagi juga menghalangi dalam kolaborasi jika interfirm spesifik membutuhkan investasi dalam pelatihan dan peralatan untuk memodifikasi output assetsor bersama beradaptasi dengan perubahan dalam output yang dipaksakan oleh pengguna lain, atau aset tunduk pada masalah pengukuran berkaitan dengan pengalihan aset tidak lagi digunakan. 6
11 c) Concurrent saling melengkapi aset yang menderita dari waktu temporal kekhususan dari kegiatan ke kegiatan lain; didedikasikan investasi dalam menyesuaikan proses lain; kekhususan aset manusia disebabkan oleh persyaratan pemantauan, atau tidak pasti sering dan perubahan dalam volume atau spesifikasi output, dan masalah pengukuran akibat kompleksitas dan kesalingtergantungan kegiatan. d) Sequential melengkapi aset yang dapat membawa kekhususan dari beradaptasi dengan kegiatan masa lalu; temporal kekhususan dalam waktu kompresi disekonomis, dan masalah pengukuran dalam membangun kegiatan masa lalu. Proposisi 3: Berbagai jenis sinergi dapat menyebabkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan karena: a) Concurrent sharing aset berharga jika penerapan aset cocok untuk pengguna terkait persyaratan, dan penerapan aset sulit untuk meniru tanpa mengadopsi berbagai macam kegiatan serupa. Keuntungan ini bisa sulit untuk menggantikan karena biaya atau keunggulan diferensiasi. b) Sequential sharing aset berharga ketika digunakan baru berkaitan dengan penggunaan sebelumnya, sulit untuk menggantikan dan meniru tanpa serupa pengalaman yang lalu, dan sulit untuk mengganti ketika pertama kali-penggerak keuntungan yang hadir. 7
12 c) Concurrent saling melengkapi adalah aset berharga karena sepi dihilangkan dan usaha dioptimalkan. Hal ini sulit untuk meniru tanpa menyalin semua aset, dan substitusi memerlukan bahwa adalah mungkin untuk mencapai saling melengkapi antara aset lain. d) Sequential saling melengkapi aset menghemat biaya karena harus mengumpulkan pengalaman masa lalu yang sama. Lebih cepat atau lebih efisien akumulasi aset membuat sulit bagi peniru untuk mengejar ketinggalan. Berurutan saling melengkapi aset sulit untuk pengganti ketika pertama kali-penggerak keuntungan yang hadir. 6. Kerangka Teori (Grant Theory) Penjelasan Tentang Sinergi Empat tipe strategi yang dikenalkan oleh Igor Ansoff (1965) dan Michael E. Porter ( ) adalah sebagai berikut: 1. Sinergi penjualan, terjadi ketika produk-produk yang berbeda menggunakan saluran distribusi, administrasi penjualan, atau gudang yang umum. 2. Sinergi operasi, termasuk kegunaan yang lebih tinggi dari fasilitas dan personel, memperluas overhead, keunggulan dari belajar curve secara umum, dan jumlah pembelian yang besar. 3. Sinergi investasi adalah hasil dari kerjasama dengan menggunakan rencana, persediaan bahan mentah, transfer dari penelitian dan pengembangan dari satu produk ke produk lainnya, mesin dan peralatan secara umum. 8
13 4. Sinergi manajerial adalah mungkin ketika sebuah bisnis baru membutuhkan suatu strategi, organisasional atau masalah-masalah operasi yang sama untuk masalah-masalah yang dimiliki manajemen di masa yang lalu. Tiga Cara Untuk Mendapatkan Sinergi Dari Persaingan Inti Terdapat tiga cara untuk mendapatkan sinergi dari persaingan inti, yaitu: 1. Asset improvement (perbaikan aset), penting untuk menggunakan sebuah kompetensi inti yang diakumulasikan dalam perpindahan bangunan atau strategi aset yang berkelanjutan dalam satu unit bisnis untuk membantu meningkatkan sebuah strategi aset berkelanjutan dalam unit bisnis yang lain. 2. Asset creation (kreasi aset), penting untuk menciptakan nilai guna sebuah kompetensi inti yang dikembangkan secara menyeluruh dari bangunan strategi aset dalam kelangsungan bisnis untuk menciptakan sebuah aset baru dalam sebuah bisnis baru. 3. Asset fission (pembagian asset), penting untuk proses dari diversifikasi yang dihubungkan untuk memperluas sebuah kelangsungan usaha dari kompetensi inti, karena membangun strategi aset dalam bisnis baru, berarti akan mempelajari skill yang baru yang berarti itu akan membiarkan perusahaan untuk mengembangkan kelangsungan aset-aset dalam kelangsungan bisnis. 9
14 Synergy And Complementarity Terdapat tiga jenis komplementaritas, yaitu: 1. Pesanan pertama, yang didefinisikan sebagai sebuah konsistensi sederhana antara tiap aktivitas individu dan strategi secara keseluruhan. 2. Penentuan pesanan kedua, yang dihasilkan ketika pembentukan aktivitasaktivitas, untuk lebih konsisten dengan strategi secara keseluruhan. 3. Penentuan pesanan ketiga, yang dideskripsikan sebagai keyakinan usaha yang diperoleh penentuan pesanan kedua telah dihasilkan. 7. Metodologi Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, sehingga diadakan studi literatur dan penelusuran beberapa jurnal yang terkait. 8. Analisis Data dan Hasil Temuan Temuan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Aset yang dibagi berdasarkan pada lingkup ekonomi, operasi, sinergi penjualan, dan amortisasi aset. b. Pembagian aset seperti yang telah dideskripsikan dalam konsep-konsep dari sinergi investasi dan manajerial, pengembangan aset, kreasi aset, pembagian aset, dan transfer aset. c. Komplementaritas aset yang berlangsung dalam penetapan dan komplementaritas produk, serta aktivitas komplementaritas. 10
15 d. Komplementaritas aset yang berlangsung dalam waktu yang tidak ekonomis, pilihan nyata, efisiensi aset dalam jumlah yang besar, interkoneksi dalam persediaan aset, investasi yang saling melengkapi. Menurut Dierickx dan Cool (1989) sinergi tidak dapat diraih dalam transaksitransaksi pasar atau melalui kolaborasi antar-perusahaan jika didasarkan pada : a. Pelengkapan aset bersamaan yang menderita karena kekhususan sementara dari penjadwalan aktivitas-aktivitas terhadap aktivitas-aktivitas lain; investasiinvestasi yang didedikasikan pada penyesuaian terhadap proses-proses lainnya; kekhususan aset karyawan yang ditimbulkan oleh persyaratan-persyaratan monitoring, perubahan-perubahan yang sering dan tidak pasti dalam volume atau spesifikasi-spesifikasi dari output, dan masalah-masalah pengukuran yang disebabkan oleh kompleksitas dan interdependensi dari aktivitas-aktivitas. b. Pelengkapan aset yang berurutan yang dapat membawa kekhususan dari penyesuaian terhadap aktivitas-aktivitas lampau; kekhususan sementara pada waktu tekanan yang tidak ekonomis, dan masalah-masalah pengukuran dalam membangun aktivitas-aktivitas masa lalu. 11
16 Kemungkinan para pesaing meniru pembagian aset atau pelengkapanpelengkapan aset dapat dikurangi secara signifikan dengan adanya mekanismemekanisme isolasi yang dijabarkan oleh Dierickx dan Cool (1989), yaitu: a. Disekonomi Pemampatan Waktu, yang muncul ketika suatu tingkat pengeluaran tertentu selama periode waktu tertentu memproduksi kenaikan yang lebih besar dalam persediaan aset daripada tingkat yang sama selama periode waktu yang lebih pendek. Penghancuran program-program R&D yang dilakukan untuk menyusul keinginan para pesaing, dalam kekosongan kesempatan untuk meniru, membutuhkan sumber daya yang lebih, daripada program-program yang tersebar pada periode waktu yang lebih lama. b. Efisiensi-efisiensi Aset, yang muncul ketika penambahan pada persediaan aset yang sudah ada difasilitasi oleh tingkat kepemilikan yang tinggi dari aset tersebut. Jadi, mempunyai tempat yang lebih banyak atau akses terhadap saluran-saluran distribusi yang baru akan menjadi lebih mudah bagi perusahaan yang sudah mapan, daripada bagi pendatang baru, karena mereka dapat mendemonstrasikan kesuksesan produk mereka. c. Pengikisan Persediaan Aset, yang terjadi pada kekosongan pengeluaran yang cukup dalam pemeliharaan persediaan aset. Dengan investasi-investasi jangka panjang, aset-aset yang didedikasikan, suatu perusahaan dapat menunjukkan determinasinya untuk tetap dalam bisnis itu dan menghalangi masuknya pesaingpesaing potensial. 12
17 Kemungkinan para pesaing meniru pembagian aset atau pelengkapanpelengkapan aset dapat dikurangi secara signifikan dengan adanya mekanismemekanisme isolasi yang dijabarkan oleh Dierickx dan Cool (1989), yaitu: a. Interkoneksi Persediaan Aset, yang muncul ketika penambahan pada suatu persediaan aset, bergantung tidak hanya pada tingkat persediaan tersebut, tapi juga pada tingkat persediaan yang lain. Suatu jaringan pelayanan dapat memudahkan pengembangan produk baru dengan memberikan akses pada keinginan dan pengalaman konsumen. Demikian juga, suatu jaringan pelayanan mungkin dapat menjadi suatu kondisi untuk membangun reputasi untuk kualitas tinggi. b. Ambiguitas sebab akibat, yang muncul ketika tidak mungkin untuk mengidentifikasi atau mengontrol variabel-variabel yang mengarah pada akumulasi aset. Sukses dari Sony walkman dapat dihubungkan dengan berbagai macam faktor, seperti pandangan Akio Morita, pengembangan di dalam yang terjadi bersamaan pada earphone dan tape-recorder portabel, jaringan dealer Sony dapat menyediakan respon yang cepat terhadap reaksi dan preferensi konsumen. Sejumlah besar kemungkinan, dan jalinan yang memungkinkan, yang disebabkan oleh kesuksesan membuat pesaing sulit untuk mengetahui persediaan aset yang mana yang harus ditiru untuk mengikis keunggulan kompetitif Sony dalam inovasi produk. c. Disekonomi Pemampatan Waktu, yang muncul ketika suatu tingkat pengeluaran tertentu selama periode waktu tertentu memproduksi kenaikan yang lebih besar dalam persediaan aset daripada tingkat yang sama selama periode waktu yang 13
18 lebih pendek. Penghancuran program-program R&D yang dilakukan untuk menyusul keinginan para pesaing, dalam kekosongan kesempatan untuk meniru, membutuhkan sumber daya yang lebih, daripada program-program yang tersebar pada periode waktu yang lebih lama. d. Efisiensi-efisiensi Aset, yang muncul ketika penambahan pada persediaan aset yang sudah ada difasilitasi oleh tingkat kepemilikan yang tinggi dari aset tersebut. Jadi, mempunyai tempat yang lebih banyak atau akses terhadap saluran-saluran distribusi yang baru akan menjadi lebih mudah bagi perusahaan yang sudah mapan, daripada bagi pendatang baru, karena mereka dapat mendemonstrasikan kesuksesan produk mereka. e. Pengikisan Persediaan Aset, yang terjadi pada kekosongan pengeluaran yang cukup dalam pemeliharaan persediaan aset. Dengan investasi-investasi jangka panjang, aset-aset yang didedikasikan, suatu perusahaan dapat menunjukkan determinasinya untuk tetap dalam bisnis itu dan menghalangi masuknya pesaingpesaing potensial. Tipe-tipe sinergi yang berbeda dapat mengarah pada keunggulan kompetitif berkelanjutan karena beberapa hal, adalah: a. Pembagian aset secara bersamaan adalah berharga jika penerapan aset tersebut sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang berhubungan dengan pengguna, dan penerapan dari aset tersebut sulit untuk ditiru tanpa mengadopsi rentang aktivitas yang serupa. Manfaat ini akan sulit untuk digantikan karena biaya atau manfaatmanfaat diferensiasi. 14
19 b. Pembagian aset yang berurutan adalah berharga ketika kegunaan baru dihubungkan dengan kegunaan lama, sulit untuk ditiru dan digantikan tanpa pengalaman masa lalu yang sama, dan sulit untuk digantikan ketika terdapat manfaat-manfaat pemindah-pertama. c. Pelengkapan aset secara bersamaan adalah berharga karena kemunduran dihilangkan dan upaya-upaya dioptimalkan. Ini sulit untuk ditiru tanpa menggandakan semua aset, dan persyaratan substitusi yang mungkin diraih dengan pelengkapan di antara aset-aset lainnya. d. Pelengkapan aset secara berurutan dapat mengurangi biaya dari keharusan untuk mengakumulasi pengalaman masa lalu yang sama. Semakin cepat atau lebih efisien penumpukan aset membuat para peniru sulit untuk mengejar. Pelengkapan aset secara berurutan sulit untuk digantikan ketika terdapat manfaat-manfaat pemindah-pertama. 9. Kesimpulan (Concluding Remark) Kesimpulan penelitian dalan jurnal ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mendapatkan keunggulan bersaing yang menghasilkan dan mengeksploitasi sinergi secara menyeluruh antara aset-aset yang berbeda dan aktivitas perusahaan. Hal ini karena pembagian aset secara bersamaan, pembagian secara berurutan, aset-aset yang saling melengkapi secara bersamaan, pembagian aset secara berurutan, aset-aset yang saling melengkapi secara bersamaan, dan melengkapi aset-aset secara berurutan dapat lebih efisien dalam menggunakan 15
20 sumber daya-sumber daya bila dibandingkan dengan menggunakan sumber dayasumber daya yang sama tanpa adanya sinergi. b. Keunggulan dalam efisiensi hanya dapat berlanjut jika pengimitasian dari aktivitas sinergi telah dihalangi oleh mekanisme isolasi seperti tekanan dalam kondisi yang tidak ekonomis. Atau atau interkoneksi persediaan aset dan akibat yang ambigu. c. Porter telah membahas kelangsungan dalam hubungannya dengan pembagian dan pelengkapan, dan berpendapat bahwa pembagian aset hanya dapat dijalankan untuk kemajuan-kemajuan jangka pendek dari kinerja karena pembagian mudah untuk ditiru, menghasilkan kesesuaian antara aktivitas-aktivitas yang saling melengkapi akan mengarah pada kelangsungan keunggulan bersaing, karena lawan akan mendapatkan sedikit keuntungan dari peniruan kecuali mereka berhasil memadukan sistem secara keseluruhan (Porter; 1996:74). d. Sinergi sulit untuk disubstitusikan oleh perusahaan-perusahaan yang tidak menikmati keunggulan dari skala/lingkup atau pelengkapan antara aset-aset dan nilai dari output yang memiliki biaya lebih tinggi atau lebih rendah. e. Pelengkapan antara aset-aset akan lebih sulit untuk perusahaan untuk mensubstitusikan tanpa menyelesaikan pelengkapan antara aset-aset mereka, jika keunggulan yang signifikan dari interaksi antara aset-aset dan bukan dari proses atau aset khusus. f. Menjadi jarang karena budaya khusus perusahaan mereka, nilai biaya yang menyeluruh atau keunggulan kinerja dan sulit untuk ditiru serta disubstitusi, 16
21 sinergi akan membawa keunggulan kompetitif untuk perusahaan yang mengeksploitasinya. 10. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian dalam jurnal ini adalah sebagai berikut: a. Penelitian ini tidak menjelaskan bagaimana perusahaan mengatasi kegagalan pasar yang terlibat dalam menciptakan sinergi. b. Tidak ada pembahasan mendalam mengenai apakah biaya transaksi dan sumber daya berbasis perspektif berfungsi sebagai input pelengkap atau kompetitif dalam mencapai tujuan penelitian. 11. Theoritical recommendations dan practical recomenditions bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dan aplikasinya pada keperluan praktis serta bagi penelitian berikutnya adalah: Jurnal ini sebaiknya mempertimbangkan pengaturan inovasi atau organisasi lain yang lebih mampu menciptakan dan mengeksploitasi sinergi daripada perusahaanperusahaan dan pasar. Pernyataan ini dapat sebagai subyek penting yang jelas dan dapat digunakan untuk penyelidikan lebih lanjut. 17
BAB I PENDAHULUAN. 22,7 juta perusahaan di Indonesia usaha mikro dan kecil mendominasi dari sisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sensus Ekonomi 2006 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, dari total 22,7 juta perusahaan di Indonesia usaha mikro dan kecil mendominasi dari sisi unit usaha (persentase
Lebih terperinciBAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS
BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk strategi bisnis, tetapi merupakan penyebab
Lebih terperinciSTRATEGI AKUISISI DAN RESTRUKTURISASI. Oleh: Dra. SURYATI, SE. Dosen Tetap pada STIA ASMI SOLO ABSTRAK:
STRATEGI AKUISISI DAN RESTRUKTURISASI Oleh: Dra. SURYATI, SE. Dosen Tetap pada STIA ASMI SOLO ABSTRAK: Perkembangan dan perubahan usaha yang sedemikian cepat menuntut para pelaku usaha untuk mencari terobosan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi
Lebih terperinciAnalisis industri..., Hendry Gozali, FE UI, 2009 Universitas Indonesia
33 3.2.5. Tantangan-tantangan lain yang dihadapi PT. YZ Krisis ekonomi global yang terjadi pada awal tahun 2008 memberikan dampak terhadap industri dimana PT. YZ bersaing. Dengan adanya krisis ekonomi,
Lebih terperinciKonsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk
Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PERTEMUAN 2 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 25 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR- DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan strategi keunggulan bersaing. Perusahaan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berhasil memenangkan persaingan atau kompetisi dalam dunia bisnis dengan perusahaan lainnya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan
Lebih terperinciBAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa
BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau
Lebih terperinciMemadukan tema pokok yang memberikan koherensi serta arah tindakan dan keputusan suatu organisasi
Definisi Strategi : STRATEGI. Seni perang, khususnya perencanaan gerakan pasukan, kapal, dan sebagainya menuju posisi yang layak; rencana tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan sabagainya.
Lebih terperinciPERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF
PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF Disusun Oleh : Muhamad Wahyudin 125030207111110 Johanes Hartawan Silalahi 125030207111101 Arrahman 125030207111044 JURUSAN
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan
22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai
Lebih terperinciMateri Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan
M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan
BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan simpulan hasil penelitian dan beberapa implikasi manajerial bagi para pembuat dan pengambil kebijakan untuk meningkatkan performa melalui peningkatan profitabilitas perusahaan.
Lebih terperinciYuniawan Heru S.
Yuniawan Heru S http://yuniawan.blog.unair.ac.id yuniawan@unair.ac.id Mengapa Organisasi Didirikan? Meningkatkan spesialisasi & Divisi Pegawai Memanfaatkan Teknologi Memungkinkan Orang Lain untuk Bergabung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. korporat dengan membangun bisnis-bisnis baru, sinergi menjadi topik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era semakin berkembangnya perusahaan-perusahaan yang menjadi korporat dengan membangun bisnis-bisnis baru, sinergi menjadi topik yang penting. Hampir semua perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan perdagangan di Indonesia semakin pesat. Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, maka perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mesin-mesin industri, tetapi lebih kepada inovasi, informasi dan knowledge
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Globalisasi ekonomi, penyebaran internet dan teknologi informasi (TI) dan peningkatan inovasi dan ilmu pengetahuan dalam bidang industri telah memodifikasi
Lebih terperinci17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur
Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1. Strategi Diferensiasi Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan
Lebih terperinciIntegrated Marketing Communication II
Modul ke: Integrated Marketing Communication II Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication www.mercubuana.ac.id New Product Development
Lebih terperinciLaporan Penelitian Joint Supplay UMKM Padurenan Jaya Kudus
BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini dilakukan sebagai bagian dari pengembangan kluster berbasis Koperasi yang telah berjalan sejak tahun 2009. Berbagai peran stakeholder telah dilakukan untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB 2 PREFERENSI PASAR DAN PROSES PEMILIHAN
BAB 2 PREFERENSI PASAR DAN PROSES PEMILIHAN Dua studi awal yang penting mengenai adopsi teknologi dilakukan oleh Balcer dan Lipman (1984) dan Gaimon (1985a, 1985b). Balcer dan Lipman mengembangkan teknologi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis five forces Porter, analisis fungsional, dan analisis
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis five forces Porter, analisis fungsional, dan analisis resource based view (RBV), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Key Success
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan pendidikan dalam kehidupan sangat penting. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada era globalisasi ini, setiap perusahaan menghadapi situasi serta permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan harus
Lebih terperinciMANAJEMEN STRATEGIK KULIAH IV. Tujuan Pembelajaran BAHASAN KASUS
MANAJEMEN STRATEGIK KULIAH IV MEMANTAU LINGKUNGAN INTERNAL DAN ANALISIS ORGANISASI 16 April 2010 OLEH DR. JOHANNES, S.E., M.Si 1 Tujuan Pembelajaran 1. Menarik Pembelajaran dari Kasus Garuda 2. Menyiapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dewasa ini membutuhkan sumberdaya manusia yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bisnis dewasa ini membutuhkan sumberdaya manusia yang terampil dengan kompetensi yang memadai yang akan menunjang pada peningkatan kompetensi dari perusahaan.
Lebih terperinciANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK
3 ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK strategik Visi Misi Corporate Strategy Tujuan tujuan yang ingin dicapai di masa depan jalan pilihan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan seperangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan jasa ini cukup signifikan di banding tahun lalu, pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin stabilnya perekonomian Indonesia di bidang bisnis perusahaan jasa membuat Indonesia semakin terhindar dari krisis global yang melanda dunia. Perkembangan
Lebih terperinciManfaat Penggunaan Balanced Scorecard
Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Balanced scorecard digunakan dalam hampir keseluruhan proses penyusunan rencana. Tahapan penyusunan rencana pada dasarnya meliputi enam kegiatan berikut: perumusan
Lebih terperinciMATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS
MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS 1.1. Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. A. Investasi dalam Teknologi Informasi dan Kinerja Perusahaan. Perdagangan bebas akan menyebabkan meningkatnya
II. LANDASAN TEORI A. Investasi dalam Teknologi Informasi dan Kinerja Perusahaan Perdagangan bebas akan menyebabkan meningkatnya persaingan antar perusahaan. Hal ini disebabkan lingkungan usaha menghadapi
Lebih terperinciyang memiliki peran penting dalam perusahaan karena mereka akan berhubungan dengan para pelanggan. Dalam masyarakat, karyawan pemasaran sering kali
2 structural equation model (SEM) to examine the relationship and the effects of independent variable to the dependent variable by the presence of mediator variable. The result of this research was that
Lebih terperinciPERKEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN DALAM KONTEKS PERSAINGAN STRATEGI GENERIK DAN KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUSAHAAN KONSEP THE NEW 7-S s DALAM
PERKEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN DALAM KONTEKS PERSAINGAN STRATEGI GENERIK DAN KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUSAHAAN KONSEP THE NEW 7-S s DALAM MEMASUKI PERSAINGAN KESINAMBUNGAN HIDUP PERUSAHAAN SANGAT
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMASARAN : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA.
KARYA ILMIAH E-BISNIS MANAJEMEN PEMASARAN Nama disusun oleh : : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : 08.11.1884 Kelas : S1-TI-6A SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Marketing
Lebih terperinciBidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS
Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 51-59 BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS ISNIAR BUDIARTI
Lebih terperinciAKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi perusahaan menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional
BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Perkembangan teknologi yang semakin pesat, mengakibatkan perubahan pola persaingan
Lebih terperinciOrganisasi dan Efektivitas Organisasi
Modul ke: Organisasi dan Efektivitas Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cepat. Akibatnya akan terjadi keefisiensian waktu, biaya dan resource, serta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang, kebutuhan manusia dalam akses data semakin meningkat, ini disebabkan adanya pola pergeseran hidup manusia ke arah yang lebih berkembang. Dengan pemanfaatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini cukup baik dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini cukup baik dengan banyaknya para investor yang melakukan investasi di perusahaan yang terdapat di Indonesia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tengah persaingan dan lingkungan bisnis yang dinamis serta menciptakan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir semua organisasi menyadari bahwa dalam iklim kompetitif saat ini, inovasi menjadi salah satu kunci sukses untuk mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang dilakukannya penelitian
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang dilakukannya penelitian terkait isu diversifikasi korporasi dan biaya modal, dan alasan pentingnya penelitian tersebut khususnya dalam
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS
PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban
Lebih terperinciAnalisis Sumberdaya dan Kapabilitas Internal Perusahaan Menggunakan RBV
Analisis Sumberdaya dan Kapabilitas Internal Perusahaan Menggunakan RBV Oleh: Mas Wigrantoro Roes Setiyadi Mahasiswa S3, Strategic Management, PSIM-FEUI Mengapa suatu perusahaan secara terus menerus mampu
Lebih terperinciBENCHMARKING. Amalia, ST, MT
BENCHMARKING Amalia, ST, MT TUJUAN PELAKSANAAN BENCHMARKING Menentukan kunci atau rahasia sukses dari perusahaan pesaing yang paling unggul kemudian mengadaptasikan dan memperbaikinya secara lebih baik
Lebih terperinciMembentuk Positioning Merek. By : Diana Ma rifah
Membentuk Positioning Merek By : Diana Ma rifah Mengembangkan dan Mengkomunikasikan Strategi Positioning Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan agar mendapatkan tempat khusus
Lebih terperinciTeori Ketergantungan Terhadap Sumber Daya (Resource Dependence Theory)
Teori Ketergantungan Terhadap Sumber Daya (Resource Dependence Theory) Resource Dependence Theory adalah studi tentang bagaimana sumber daya eksternal organisasi mempengaruhi perilaku organisasi. Teori
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. perilakunya di masa lampau (Bandura, 1977). memiliki kinerja di bawah tingkat kemampuan aktualnya dan mengabaikan
BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Keyakinan Diri Teori keyakinan diri (self efficacy theory) merupakan suatu prediktor kinerja yang akurat. Seseorang dapat menilai kinerja masa depannya melalui perilakunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan saat ini mengejar keunggulan bersaing untuk bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Setiap perusahaan saat ini mengejar keunggulan bersaing untuk bisa memberikan pelayanan maksimal terhadap setiap konsumen yang melakukan transaksi dengan perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri otomotif khususnya industry otomotif truk di Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri otomotif khususnya industry otomotif truk di Indonesia memiliki prospek sangat cerah. Pertumbuhannya cukup tinggi, yakni berkisar 10% per tahun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi ini diwarnai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi ini diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya datang dari dalam tetapi datang juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada kenyataannya untuk mencapai produktivitas dan efisiensi yang tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, perusahaan yang memiliki daya saing tinggi yang mampu bertahan dan berkembang. Kondisi tersebut dapat terpenuhi melalui peningkatan mutu, produktivitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanyaan, tujuan dan manfaat penelitian. Pada latar belakang dijelaskan urgensi,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan, tujuan dan manfaat penelitian. Pada latar belakang dijelaskan urgensi, faktor dan alasan pemilihan
Lebih terperinci5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter
5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 8:34 PM No comments dada Dalam buku " Competitive Strategy " disebutkan bahwa terdapat 5 kekuatan strateri bisnis yang merupakan kerangka
Lebih terperinciPERTEMUAN 9 : ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI
PERTEMUAN 9 : ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Memahami dan menjelaskan tentang ancaman masuk pendatang baru dan persaingan
Lebih terperinciB a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. jaman, yang cukup terlihat pesat pada bidang ekonomi.
B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini persaingan dunia semakin tajam karena sudah memasuki era globalisasi dimana perkembangan teknologi
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Seiring dengan semakin banyaknya ketidakpastian yang membuat orang memerlukan strategi untuk menghadapi dan mengantisipasinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. comparative advantage menjadi competitive advantage. Seiring dengan. lingkungan yang terus berubah ataupun semakin berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi sangat berdampak pada ketatnya persaingan bisnis, hal ini ditandai dengan era perdagangan bebas yang telah menggeser paradigma bisnis dari comparative advantage
Lebih terperinciStrategi Memasuki Pasar Internasional
Strategi Memasuki Pasar Internasional Standart Kompetensi Mampu untuk memahami Strategi dalam memasuki Pasar International Mampu untuk merencanakan Strategi yg terbaik untuk memasuki Pasar Global. Perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisa SWOT Analisa SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut Adi (2006:6) adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan
Lebih terperinciPANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN
PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN Business Plan adalah dokumen yang berisi narasi mengenai hal yang ingin dicapai sebuah perusahaan dan cara mencapainya. Secara umum, terdapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tracey, 2000). Intensi keluar sendiri, bisa dipengaruhi banyak hal mulai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Intensi keluar adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri (Wickramasinghe
Lebih terperinciPertemuan 3 TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Pertemuan 3 TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Teori perdagangan bermanfaat karena menolong untuk menjelaskan : Apa yang dapat diproduksi secara kompetitif pada lokasi tertentu, Dimana perusahaan dapat memproduksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nilai ekspor Indonesia berperan dalam sebagai penyelamat dalam krisis global tahun 2008 lalu. Kecilnya proporsi ekspor terhadap PDB (Product Domestic Bruto)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. apapun. Perusahaan jasa yang berorientasi pada profit atau non profit, memiliki
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pemasaran jasa sangat penting untuk dihubungkan dengan kegiatan bisnis apapun. Perusahaan jasa yang berorientasi pada profit atau non profit, memiliki perbedaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap kondisi yang disertai persaingan pasar yang merupakan bagian dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan dituntut untuk selalu bertahan bahkan tumbuh dalam setiap kondisi yang disertai persaingan pasar yang merupakan bagian dari dinamika bisnis. Persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan akan disampaikan mengenai latar belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan disampaikan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta ruang lingkup penelitian. 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciStandar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai
SA 0 Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 RESPONS AUDITOR TERHADAP RISIKO YANG TELAH DINILAI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan
Lebih terperinciSTRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN
STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan
Lebih terperinciSIKLUS PRODUKSI. N. Tri Suswanto Saptadi. 6/1/2016 nts/sia 1. Aktivitas Siklus Produksi
SIKLUS PRODUKSI N. Tri Suswanto Saptadi 6/1/2016 nts/sia 1 Aktivitas Siklus Produksi Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu
Lebih terperinciBAB II MANAJEMEN PEMASARAN
BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan
Lebih terperinciDesain Organisasi dan Strategi dalam Mengubah Lingkungan Global
Modul ke: Desain Organisasi dan Strategi dalam Mengubah Lingkungan Global Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir PT. Tawada Graha yang menjadi obyek dari tulisan kami menjalankan bisnis mereka secara tradisional. Tidak ada perencanaan strategis jangka panjang yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam beberapa dasarwasa ini telah terjadi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari era
Lebih terperinciPeranan Aset Stratejik dan Pengaruh Moderasi Lingkungan Dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan Farmasi di Indonesia
Peranan Aset Stratejik dan Pengaruh Moderasi Lingkungan Dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan Farmasi di Indonesia (Dr. Syuhada Sufian, MSIE) 1. Pendahuluan Fokus penelitian ini berkaitan dengan proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Industri Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk sejenis dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses,
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur Organisasi Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 09 35008 Abstract Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini pertumbuhan perekonomian dunia telah berkembang. Perusahaan-perusahaan harus dengan cepat mengubah cara strategi bisnisnya supaya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan
Lebih terperinciMempersiapkan Rencana Produksi Usaha Sosial Anda
Produksi Usaha Beberapa Langkah Melaksanakan Produksi Mengimplementasikan Ide Merencanakan Produksi HASIL KOLABORASI OLEH TIM: DITULIS & DIADAPTASI OLEH: Winda Senja TERINSPIRASI DARI: SME ToolKit (2016)
Lebih terperinciSoal Jawab untuk Semua Materi 1. Ada dua landasan teori dalam pendekatan akuntansi keprilakuan, yakni pendekatan Normatif ke Deskriptif dan
Soal Jawab untuk Semua Materi 1. Ada dua landasan teori dalam pendekatan akuntansi keprilakuan, yakni pendekatan Normatif ke Deskriptif dan Pendekatan Universal ke pendekatan Kontijensi. Dalam hal pendekata
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Istilah manajemen mengacu pada proses mengoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keunggulan Bersaing Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era suatu negara unggul terhadap negara lain karena memiliki kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipicu oleh fenomena gagal bayar subprime mortgage bertransformasi menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis finansial tercatat banyak terjadi hingga tahun 2013. Krisis tersebut menimpa perusahaan, baik di negara berkembang maupun negara maju. Kegagalan menjaga likuiditas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Manajemen Pemasaran 2.1.1 Strategi Strategi perusahaan merupakan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, organisasi biasanya berusaha meningkatkan produktifitas, kemampuan berinovasi, dan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan, keberhasilan maupun kegagalan dalam mengelola sumber daya serta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kinerja keuangan menjadi hal yang penting dan menjadi pokok perhatian utama. Hampir seluruh badan usaha menggunakan kinerja keuangan untuk mengukur
Lebih terperinci