BAB 2 LANDASAN TEORI. yang menghubungkan dua himpunan yang terpisah, yakni daerah asal (domain) dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. yang menghubungkan dua himpunan yang terpisah, yakni daerah asal (domain) dan"

Transkripsi

1 BAB LANDASAN TEORI. Fungsi.. Definisi dan Notasi Fungsi Menurut Bertrand Russell (967), fungsi didefinisikan sebagai pemetaan yang menghubungkan dua himpunan yang terpisah, yakni daerah asal (domain) dan daerah hasil (range). Lebih jauh lagi John Nolt (997) menambahkan bahwa suatu ekspresi / persamaan dapat dikatakan sebagai fungsi hanya jika persamaan tersebut memiliki suatu hasil unik bagi setiap elemen dalam domain-nya. Fungsi berbeda dengan relasi. Pada relasi hasil pemetaan dari suatu elemen dalam domain dapat memiliki lebih dari satu hasil, sedangkan pada fungsi setiap pemetaan hanya memiliki satu hasil. Fungsi Relasi Gambar. Ilustrasi Fungsi dan Relasi Suatu fungsi yang memetakan elemen dari Himpunan A ke Himpunan B secara umum dinotasikan sebagai f : A B. Notasi tersebut menunjukkan bahwa ada sebuah fungsi f yang memetakan dua buah himpunan, yaitu A kepada B. Untuk menggambarkan bagaimana tepatnya pemetaan tersebut dilakukan dapat digunakan

2 8 notasi tambahan, misalnya x A, f : x x atau dapat pula ditulis sebagai x A, f ( x) = x... Sifat-Sifat Fungsi Menurut S. Lang (99) berdasarkan jenis pemetaannya, terdapat tiga sifat dari sebuah fungsi, yaitu sebagai berikut : a. Fungsi Injektif Fungsi f : A B disebut fungsi injektif / satu-satu jika hasil pemetaan untuk setiap elemen anggota Himpunan A memiliki hasil yang berbeda a, b A, f ( a) f ( b). b. Fungsi Surjektif Fungsi f : A B disebut fungsi surjektif / kepada / onto jika untuk setiap elemen anggota Himpunan B merupakan hasil pemetaan dari paling tidak satu elemen anggota Himpunan A. c. Fungsi Bijektif Fungsi f : A B disebut fungsi bijektif jika untuk setiap elemen Himpunan B merupakan hasil pemetaan dari tepat satu elemen Himpunan A. Dengan kata lain, fungsi bijektif memiliki sifat injektif sekaligus surjektif. Injektif Surjektif Bijektif Gambar. Ilustrasi Fungsi Injektif, Surjektif, dan Bijektif

3 9. Struktur dan Sistem Aljabar.. Definisi Struktur dan Sistem Aljabar Menurut Jong Jek Siang (00,p6) sistem aljabar didefinisikan sebagai suatu himpunan beserta dengan operasi-operasi pada himpunan tersebut. Struktur aljabar secara lepas didefinisikan sebagai karakteristik dari suatu sistem aljabar. Istilah struktur aljabar juga mengacu kepada cabang ilmu matematika bernama Aljabar Abstrak yang mempelajari mengenai karakteristik sistem aljabar seperti Grup, Ring, dan Field... Tabel Cayley Operasi biner dari suatu himpunan merupakan operasi antara dua elemen dari himpunan tersebut. Tabel Cayley merupakan tabel yang dirancang oleh Arthur Cayley pada abad ke-9 untuk menggambarkan struktur dari Grup berhingga dengan cara menyusun semua hasil operasi dari elemen Grup tersebut ke dalam tabel persegi. Tabel. Tabel Cayley untuk Operasi Penjumlahan Modulo > baris > baris 0 > baris 0 > baris 0 > baris 0 > baris 5 Tabel di atas merupakan contoh tabel Cayley untuk operasi penjumlahan modulo 5. 0,,,, dan pada baris dan kolom berwarna abu-abu merupakan elemen dari himpunan, sedangkan + melambangkan operasi yang didefinisikan pada himpunan tersebut. Kotak berwarna putih melambangkan hasil operasi biner antar masing-masing pasangan elemen dalam himpunan.

4 0 Perlu diperhatikan bahwa dalam membahas sistem aljabar arti dari suatu simbol operasi didefinisikan oleh pengguna. Sebagai contoh simbol + di atas belum tentu berarti penjumlahan seperti yang lazim digunakan dalam operasi aritmatika biasa, namun dapat juga berarti perkalian, pengurangan, dan lain-lain sesuai definisi yang diberikan pengguna untuk simbol operasi tersebut. Dalam sistem aljabar, hasil suatu operasi biner antara dua elemen a dengan b (a+b) belum tentu sama dengan b+a. Untuk menghindari kesalahan pembacaan, perlu dilakukan penyamaan persepsi mengenai cara pembacaan tabel Cayley. Dalam skripsi ini digunakan cara pembacaan yang lazim digunakan, yakni elemen pada baris mewakili elemen pertama dan elemen pada kolom mewakili elemen kedua. Sebagai contoh, 0 pada baris ke- tabel Cayley di halaman sebelumnya merupakan hasil operasi dari * = 0. Tabel Cayley banyak digunakan dalam studi mengenai struktur aljabar karena penyusunannya dapat menggambarkan sifat-sifat dari Grup. Sebagai contoh, dapat ditentukan bahwa operasi penjumlahan modulo 5 dari himpunan 0,,,, dan pada halaman sebelumnya merupakan Grup Abelian dengan melihat bahwa hasil produk operasi pada tabel Cayley saling simetris terhadap sumbu diagonal tabel... Sifat-Sifat Operasi Aljabar Operasi biner pada sistem aljabar memiliki sifat-sifat yang digunakan untuk mengklasifikasikan sistem tersebut, seperti dijelaskan E. H. Connell (00) yakni : A. Tertutup Misalkan (A, ) adalah sistem aljabar. Operasi disebut operasi yang tertutup jika hasil operasi elemen sembarang dalam A juga merupakan elemen yang tunggal dari A sendiri.

5 ( a, b A) a b A tertutup B. Asosiatif Misalkan adalah operasi biner pada himpunan A. Operasi disebut operasi asosiatif jika untuk setiap a, b, c A berlaku (a b) c = a (b c). ( a, b, c A) (a b) c = a (b c) asosiatif C. Komutatif Misalkan (A, ) adalah sistem aljabar. Operasi disebut operasi yang komutatif apabila untuk setiap a,b A berlaku sifat a b = b a. ( a, b A) D. Memiliki Elemen Identitas a b = b a komutatif Misalkan (A, ) adalah suatu sistem aljabar dengan merupakan oprasi biner pada A. Suatu elemen e A disebut identitas kiri jika untuk semua elemen a A berlaku e a = a. Sedangkan suatu elemen e A disebut identitas kanan jika untuk semua elemen a A berlaku a e = a. Jika suatu elemen e A merupakan identitas kiri dan sekaligus identitas kanan, maka e disebut elemen identitas. Dalam simbol matematika : ( a A) e a = a e A adalah identitas kiri ( a A) a e = a e A adalah identitas kanan ( a A) e a = a e = a e A adalah elemen identitas Suatu sistem aljabar (A, ) paling banyak memiliki satu buah elemen identitas. Hal ini dapat dibuktikan dengan melakukan pengandaian terhadap sebuah himpunan yang memiliki dua kandidat elemen identitas e dan e. Hasil operasi

6 antara kedua elemen identitas e e akan memberikan hasil antara e atau e. Sesuai sifat elemen identitas e a = a e = a, hasil operasi suatu elemen identitas dengan elemen sembarang lainnya adalah elemen pasangannya dan bukan elemen identitas itu sendiri. Oleh karena itu hanya ada elemen identitas yang mungkin terdapat dalam suatu himpunan. E. Memiliki Invers Misalkan (A, ) adalah suatu sistem aljabar dengan elemen identitas e dan elemen a A. Suatu elemen b A disebut invers kiri a jika b a = e. Suatu elemen c A disebut invers kanan a jika a c = e. Jika ada suatu anggota A yang merupakan invers kiri sekaligus invers kanan elemen a, maka anggota tersebut disebut invers a (simbol a - ). a - a = a a - = e a - A adalah invers dari a F. Distributif Misalkan (A,, ) adalah suatu sistem aljabar dengan dua buah operasi biner dan. Operasi dikatakan bersifat distributif terhadap operasi apabila untuk setiap a, b, c A berlaku a (b c) = (a b) (a c). Contohnya pada operasi perkalian terhadap penjumlahan biasa : a ( b + c) = ( a b) + ( a c). ( a, b, c A) a (b c) = (a b) (a c) distributif terhadap ( a, b, c A) atau (a b) c = (a c) (b c) distributif terhadap

7 .. Klasifikasi Struktur Aljabar Berdasarkan sifat-sifat pada operasinya, menurut John R. Durbin (00) struktur suatu sistem aljabar dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, yakni :... Klasifikasi Sistem Aljabar dengan Operasi Biner A. Semigrup Misalkan (A, ) adalah suatu sistem aljabar. (A, ) disebut Semigrup bila memenuhi kondisi-kondisi :. merupakan operasi tertutup. merupakan operasi asosiatif Contoh : A adalah himpunan bilangan-bilangan bulat genap positif = {,, 6,...}, dengan adalah operasi penjumlahan biasa. Pembuktian sifat-sifat :. Tertutup A adalah himpunan bilangan genap positif, oleh karenanya setiap elemen dalam A memenuhi sifat bilangan bulat, yaitu n (n>0, n bilangan bulat positif). Hasil penjumlahan antar elemen dalam A yang dilakukan operasi juga akan membentuk pola bilangan genap positif m (m>0, m bilangan bulat positif). Terbukti merupakan operasi tertutup.. Asosiatif Himpunan A merupakan bagian dari himpunan bilangan bulat. Pada himpunan bilangan bulat operasi penjumlahan biasa akan memberikan hasil

8 yang sama meskipun urutannya pengerjaannya berbeda. Oleh karena itu (a b) c = a (b c). Terbukti merupakan operasi asosiatif.. Elemen identitas Pada himpunan bilangan bulat genap positif, tiap operasi penjumlahan biasa antar elemen sembarang akan memberikan hasil lebih besar dari kedua elemen sembarang tersebut, a b>a dan a b>b. Oleh karena itu sifat elemen identitas tidak dapat dipenuhi.. Invers (A, ) tidak memiliki elemen identitas, maka (A, ) tidak memiliki invers. (A, ) memenuhi sifat tertutup dan asosiatif. Maka (A, ) merupakan Semigrup. B. Monoid Misalkan (A, ) adalah suatu sistem aljabar. (A, ) disebut Monoid bila memenuhi kondisi-kondisi :. (A, ) merupakan Semigrup. (A, ) memiliki elemen identitas Contoh : A adalah himpunan atlit dari suatu klub basket tertentu dengan tinggi yang bervarisi, dan didefinisikan sebagai : ( a, b A) a b = a (jika a lebih tinggi dari b) ( a, b A) a b = b (jika b lebih tinggi dari a)

9 5 Pembuktian sifat-sifat :. Tertutup Definisi operasi menunjukkan bahwa jangkauan hasil dari suatu operasi a b pasti berkisar antara a atau b tergantung kondisi yang dipenuhi. Terbukti merupakan operasi tertutup.. Asosiatif Baik (a b) c maupun a (b c).akan memberikan hasil yang sama, yakni elemen dengan tinggi yang lebih besar. Terbukti merupakan operasi asosiatif.. Elemen identitas Jika diambil suatu elemen e dalam himpunan A, yakni atlit yang paling pendek, maka tiap operasi e dengan elemen sembarang manapun dari A (e a atau a e) akan menghasilkan nilai a karena mereka memiliki tinggi yang lebih dari e. Oleh karena e merupakan identitas kiri dan identitas kanan dari (A, ) maka atlit paling pendek (e) merupakan elemen identitas dari (A, ). Terbukti (A, ) memiliki elemen identitas gabungan e. Invers Karena e merupakan atlit paling pendek, maka tidak ada operasi yang dapat menghasilkan nilai e. Oleh karena itu (A, ) tidak memiliki invers. (A, ) memenuhi sifat tertutup, asosiatif, dan memiliki elemen identitas. Maka (A, ) merupakan Monoid.

10 6 C. Grup Misal (A, ) adalah suatu sistem aljabar. (A, ) disebut Grup bila memenuhi kondisi-kondisi :. (A, ) merupakan Monoid. Setiap elemen dalam A memiliki invers Contoh : A adalah himpunan bilangan bulat = {..., -, -, 0,,,...}, dengan adalah operasi penjumlahan biasa. Pembuktian sifat-sifat :. Tertutup Hasil operasi penjumlahan biasa dari sembarang elemen dalam himpunan bilangan bulat juga akan menghasilkan suatu bilangan bulat tertentu. Terbukti merupakan operasi tertutup.. Asosiatif Dalam himpunan bilangan bulat, hasil dari suatu operasi penjumlahan biasa akan sama meskipun urutan pengerjaannya berbeda (a b) c = a (b c). Terbukti bersifat asosiatif.. Elemen identitas Dalam himpunan bilangan bulat terdapat suatu elemen, yakni 0, yang jika dilakukan operasi penjumlahan biasa dengan elemen sembarang lainnya dalam himpunan A akan memberikan hasil berupa elemen itu sendiri, 0 a = a dan a 0 = a. Oleh karena 0 merupakan identitas kiri dan identitas kanan dari (A, ), maka 0 merupakan elemen identitas dari (A, ). Terbukti (A, ) memiliki elemen identitas gabungan; e = 0

11 7. Invers Jika a dan b merupakan elemen sembarang dalam himpunan A, maka a b = 0 dan b a = 0 jika b merupakan nilai negatif dari a. Karena b merupakan invers kanan dan invers kiri dari a, maka b disebut sebagai invers a. Setiap elemen sembarang selain elemen identitas (0) dalam himpunan bilangan bulat A memiliki pasangan inversnya (- dengan, - dengan, dan seterusnya). Terbukti (A, ) memiliki invers. (A, ) memenuhi sifat tertutup, asosiatif, memiliki elemen identitas, dan memiliki invers. Maka (A, ) merupakan Grup.... Klasifikasi Sistem Aljabar dengan Operasi Biner Klasifikasi pada bagian sebelumnya melibatkan suatu himpunan dengan sebuah operasi biner. Selain itu terdapat klasifikasi untuk himpunan yang memiliki dua macam operasi biner berbeda. Berdasarkan hubungan sifat dari masing-masing operasi binernya, himpunan dengan dua operasi biner dapat diklasifikasikan sebagai berikut : A. Ring Misalkan (A,, ) adalah sebuah sistem aljabar. (A,, ) disebut Ring bila memenuhi kondisi-kondisi :. (A, ) merupakan Grup Komutatif (Abelian). (A, ) memenuhi sifat tertutup dan asosiatif (Semigrup). Operasi bersifat distributif terhadap

12 8 Contoh : A adalah himpunan bilangan bulat = {..., -, -, 0,,,...} dengan didefinisikan sebagai operasi penjumlahan aritmatika biasa dan didefinisikan sebagai operasi perkalian biasa. Pembuktian sifat-sifat :. Untuk sistem aljabar (A, ) a. Pada contoh pembuktian Grup di halaman 5 telah dibuktikan bahwa (A, ) adalah Grup. b. Pada operasi penjumlahan biasa hasil dari a b akan sama dengan b a. Terbukti bersifat komutatif (A, ) adalah Grup dan operasi bersifat komutatif, maka (A, ) adalah Grup Komutatif.. Untuk sistem aljabar (A, ) Dengan mengikuti cara pembuktian sifat-sifat operasi aljabar pada bagian sebelumnya akan didapatkan bahwa. a. bersifat tertutup, hasil perkalian antar bilangan bulat juga anggota A. b. bersifat asosiatif, a (b c) = (a b) c (A, ) memenuhi sifat tertutup dan asosiatif, maka (A, ) setidaknya adalah Semigrup.. terhadap Sesuai sifatnya, operasi perkalian bersifat distributif terhadap operasi penjumlahan, a ( b + c) = ( a b) + ( a c) atau a (b c) = (a b) (a c). (A,, ) memenuhi ketiga sifat Ring, maka (A,, ) adalah Ring.

13 9 B. Field Sebuah Ring juga dapat dikategorikan sebagai Field jika dengan pembuktian lanjutan didapatkan bahwa kedua operasi biner memenuhi sifat Grup Komutatif. Dengan demikian syarat Field adalah :. (A, ) merupakan Grup Komutatif (Abelian). (A, ) merupakan Grup Komutatif. Operasi bersifat distributif terhadap..5 Bentuk-Bentuk Grup Khusus Kategori-kategori seperti yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan klasifikasi sistem aljabar secara umum. Kategori-kategori ini dapat dikelompokan lagi ke dalam kategori-kategori khusus berdasarkan sifat yang lebih spesifik. Untuk Grup sendiri terdapat beberapa jenis Grup khusus yang dapat dilihat dengan menganalisis sifat-sifat tambahan pada sistem aljabarnya. Bentuk-bentuk khusus ini antara lain : A. Grup Komutatif (Abelian) Misalkan (A, ) adalah suatu Grup. Grup (A, ) disebut sebagai Grup Komutatif bila memenuhi kondisi-kondisi :. (A, ) merupakan Grup. bersifat komutatif Contoh Grup Siklik misalnya pada himpunan bilangan bulat dengan operasi penjumlahan biasa.

14 0 B. Grup Siklik Misalkan (A, ) adalah suatu Grup. Grup (A, ) disebut sebagai Grup Siklik bila ada suatu elemen a A sedemikian sehingga setiap elemen A dapat dinyatakan sebagai hasil operasi a dengan dirinya sendiri sebanyak n kali (n berhingga). Elemen a yang bersifat seperti itu disebut sebagai Generator. (A, ) Grup Siklik ( a A)( x A) x = a n = a a... a (n berhingga) Contoh : Himpunan A = {0,, } dengan operasi penjumlahan modulo. Tabel. Operasi Penjumlahan Modulo Dengan pembuktian sifat akan didapatkan bahwa (A, ) memenuhi sifat-sifat Grup, yakni :. bersifat tertutup. bersifat asosiatif. (A, ) memiliki elemen identitas e = 0. Setiap elemen dalam A memiliki invers (0 - = 0, - =, - = ) Elemen dan pada himpunan A memenuhi sifat Generator untuk Grup Siklik. 0 = n = 0 = n = = n = = n = = n = = n =

15 C. Grup Permutasi I. Pengertian Umum Permutasi Misalkan terdapat suatu himpunan A = {a, b, c, d}. Bila terdapat suatu fungsi injektif / satu-satu yang memetakan seluruh elemen himpunan A, maka fungsi tersebut disebut sebagai permutasi dari himpunan A. Permutasi himpunan umumnya disajikan dalam bentuk matriks. Misalnya fungsi pada himpunan A memetakan a ke b, b ke d, c ke c, dan d ke a, maka hasil permutasinya dapat ditulis sebagai : a b b d c c d a Baris pertama pada matriks merupakan elemen domain himpunan A, sedangkan baris kedua merupakan hasil pemetaan dari masing-masing elemen. Jika suatu himpunan A terdiri dari n elemen, maka ada n! buah kemungkinan permutasi dari elemen anggotanya. Sebagai contoh, terdapat suatu himpunan A dengan elemen {a, b, c} dan himpunan P yang merupakan himpunan dari seluruh kemungkinan permutasi pada himpunan A. Semua permutasi yang mungkin dari a, b, dan c adalah : abc, acb, bac, bca, cab, dan cba, sehingga ada 6 kemungkinan permutasi dari elemen himpunan A. Hal ini sesuai dengan rumus n! di mana kemungkinan permutasi A dengan n= berjumlah! = = 6 kemungkinan. Penyajian seluruh kemungkinan permutasi tersebut yakni sebagai berikut : p a = a b b c c p a = a b c c b p a = b b a c c

16 p a = b b c c a p 5 a = c b a c b p 6 a = c b b c a Dengan demikian didapatkan anggota dari P yang merupakan himpunan hasil permutasi A, yaitu P = {p, p, p, p, p 5, p 6 }. Sesuai penjelasan di atas, John R. Durbin (99, p8) mendefinisikan bahwa suatu Grup disebut Grup Permutasi apabila setiap elemen dari Grup tersebut merupakan hasil permutasi dengan komposisi sebagai operasinya. Suatu Grup Permutasi dari himpunan A tidak harus berisi seluruh kemungkinan permutasi dari himpunan A tersebut. II. Operasi Komposisi pada Himpunan Permutasi Operasi komposisi merupakan operasi yang digunakan antar elemen permutasi himpunan. Operasi komposisi umumnya dilambangkan dengan simbol komposisi. Contoh : Komposisi antara dua permutasi suatu himpunan dengan anggota {,,, } = Pada operasi komposisi pengerjaan dilakukan dari elemen kedua ke elemen pertama, atau dari kanan ke kiri. Pada contoh operasi komposisi di atas cara membacanya adalah : Sehingga didapatkan hasil =

17 Sebagai perbandingan, hasil operasi komposisi antara elemen yang sama dengan urutan yang berbeda adalah : = Elemen permutasi memiliki invers. Invers permutasi didapatkan dengan cara membalik urutan baris domain dengan hasil pemetaan dari elemen permutasi tersebut. Berikut adalah contoh invers dari suatu elemen permutasi : = Hasil operasi komposisi antara elemen permutasi dengan inversnya akan menghasilkan pemetaan suatu elemen terhadap dirinya sendiri. = Untuk mempermudah penyajian elemen permutasi, sering digunakan cara penulisan yang dinamakan notasi siklus (cycle notation). Jika suatu elemen permutasi dari himpunan A disajikan dengan notasi siklus (a a... a k ) itu berarti pemetaan yang terjadi dari elemen-elemen domain di dalamnya adalah a a, a a,..., a k- a k, a k a. Elemen domain yang tidak ditulis dalam notasi siklus berarti hasil pemetaan elemen tersebut adalah dirinya sendiri. Contoh : ( ) = 5 5 ( ) = 5 5

18 ( )( ) = = 5 = 5 ( ) 5 5 ( ) = ( ) = ( ) = ( ) = ( 5) = III. Tabel Cayley pada Himpunan Permutasi Tabel Cayley juga dapat digunakan untuk menyusun hasil operasi pasangan elemen permutasi dan memudahkan pemeriksaan sifat dari himpunan permutasi tersebut. Contoh : Tabel. Operasi Komposisi pada Himpunan Permutasi () ( ) ( ) () () ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) () ( ) ( ) () ( ) Tabel Cayley di atas mewakili hasil operasi komposisi antara elemen anggota dalam suatu himpunan permutasi P = {(), ( ), ( )}. Dengan melakukan pembuktian sifat operasi sistem aljabar akan didapatkan bahwa :. bersifat tertutup. bersifat asosiatif. (P, ) memiliki elemen identitas e = (). Setiap elemen permutasi memiliki invers Sistem aljabar (P, ) memenuhi sifat-sifat Grup, maka (P, ) merupakan Grup Permutasi.

19 5 D. Homomorfisma Grup I. Pengertian Umum Homomorfisma John R. Durbin (99, p5) mendefinisikan bahwa jika G adalah sebuah Grup dengan operasi * dan H adalah sebuah Grup dengan operasi #, maka pemetaan θ: G H adalah sebuah homomorfisma jika : θ ( a * b) = θ ( a)# θ ( b) untuk semua a,b G. Jika terdapat hubungan homomorfisma dari G ke H, maka H disebut sebagai homomorphic image atau citra homomorfis dari G. Contoh : Misalkan terdapat buah himpunan G dan H G = himpunan bilangan bulat tidak negatif = {0,,,...} H = {genap, ganjil} Kedua himpunan G dan H memiliki operasi biner masing-masing * dan #, yang didefinisikan sebagai operasi penjumlahan biasa. Untuk himpunan G : a. Bilangan bulat ganjil*bilangan bulat ganjil = bilangan bulat genap. b. Bilangan bulat ganjil*bilangan bulat genap = bilangan bulat ganjil. c. Bilangan bulat genap*bilangan bulat ganjil = bilangan bulat ganjil. d. Bilangan bulat genap*bilangan bulat genap = bilangan bulat genap. Untuk himpunan H : a. Ganjil#ganjil = genap b. Ganjil#genap = ganjil c. Genap#ganjil = ganjil d. Genap#genap = genap

20 6 Dari pemeriksaan di halaman sebelumnya dapat dilihat bahwa hasil operasi pada himpunan G memiliki sifat yang sama dengan hasil operasi pada himpunan H, yaitu berupa bilangan genap atau ganjil. Selain itu G dan H masingmasing memenuhi syarat sebagai Grup. Maka H adalah citra homomorfis dari G. Citra homomorfis suatu himpunan mewarisi sifat-sifat dari himpunan yang dicerminkannya. Pewarisan sifat inilah yang menjadi manfaat utama dari homomorfisma Grup. Pada contoh sebelumnya dapat dilihat karakteristik hasil operasi antar elemen pada himpunan G yang tidak berhingga dengan melihat hasil operasi dari himpunan H yang jumlahnya jauh lebih sedikit namun tetap mencerminkan sifat-sifat hasil operasi himpunan G, yaitu bilangan genap atau bilangan ganjil. Sifat homomorfisma terutama banyak digunakan untuk meneliti karakteristik sistem aljabar dengan jumlah anggota yang besar dan sulit diteliti secara manual, sehingga dengan homomorfisma efisiensi penelitian jauh meningkat. Contoh : Himpunan G adalah himpunan bilangan bulat positif dengan operasi perkalian. G = {x} ; x =,,,... ; * = perkalian Sedangkan H adalah himpunan dengan operasi penjumlahan yang elemen anggotanya adalah hasil pemetaan dari tiap anggota himpunan G, yaitu nilai logaritma dari elemen yang dipetakan tersebut. H = {y y = log(x)} ; x =,,,... ; # = penjumlahan Perbandingan hasil operasi antara kedua himpunan G dan H adalah sebagai berikut :

21 7 Tabel. Perbandingan hasil operasi (G,*) dan (H,#) () * dst # log log log log dst log log log log log 6 8 log log log log 6 log log log log 6 log 9 log 8 6 log log log 8 log log 6 dst dst (G,*) (H,#) Pemetaan himpunan G ke H didefinisikan dengan fungsi θ: G H di mana θ(x) = log x. θ() = log θ() = log θ() = log dan seterusnya. Dengan pengujian sifat operasi biner dapat dibuktikan bahwa sistem aljabar (G,*) dan (H,#) keduanya adalah Grup. Operasi penjumlahan pada himpunan H mengikuti sifat penjumlahan logaritma, yaitu log a + log b = log ab. Selanjutnya perlu dibuktikan syarat homomorfisma antara G dengan H. θ(*) = θ() = log sama dengan = log # log = θ() # θ() θ(*) = θ(6) = log 6 sama dengan 6 = log # log = θ() # θ() θ(*) = θ() = log sama dengan = log # log = θ() # θ() dan seterusnya. Jika diteruskan, akan terlihat bahwa pemetaan dari hasil operasi perkalian untuk setiap pasang elemen dalam himpunan G akan sama dengan operasi penjumlahan pasangan pemetaan elemennya dalam himpunan H. Maka terbukti

22 8 syarat homomorfisma θ ( a * b) = θ ( a)# θ ( b) untuk semua a,b G. Terbukti bahwa H adalah citra homomorfis dari G. Karena telah dibuktikan bahwa H adalah citra homomorfis dari G, maka H dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meneliti hasil atau karakteristik dari sistem aljabar G. Hal ini lebih efisien bagi komputer karena komputasi penjumlahan lebih ringan dibanding komputasi perkalian. Untuk mengembalikan nilai elemen di H kembali ke nilai G dapat dilakukan dengan merubah elemen di H ke nilai invers dari elemen tersebut. Dalam contoh ini nilai elemen himpunan G didapat dari : x = y - = 0 y = 0 log x. II. Isomorfisma, Monomorfisma, dan Epimorfisma Selain bentuk homomorfisma yang umum terdapat juga bentuk-bentuk lain dari homomorfisma, yaitu : a. Isomorfisma Jika G adalah Grup dengan operasi * dan H adalah grup dengan operasi #, maka H disebut sebagai citra isomorfis dari G apabila memenuhi syaratsyarat berikut :. θ ( a * b) = θ ( a)# θ ( b) untuk semua a,b G. θ: G H merupakan fungsi bijektif Contoh : Sistem aljabar (G,*) adalah Grup Permutasi dengan anggota G = {(), ( ), ( )} dan operasi komposisi, sedangkan (H,#) adalah Grup dengan anggota H = {0,, } dan operasi penjumlahan modulo. Tabel Cayley untuk kedua sistem aljabar tersebut adalah sebagai berikut :

23 9 Tabel.5 Perbandingan hasil operasi (G,*) dan (H,#) () * () ( ) ( ) # 0 () () ( ) ( ) 0 0 ( ) ( ) ( ) () 0 ( ) ( ) () ( ) 0 (G,*) (H,#) Hasil pemetaan θ: G H : θ(()) = 0 θ(( )) = θ(( )) = Pengujian sifat fungsi :. Hasil pemetaan elemen G ke H tidak ada yang sama. Fungsi injektif.. Seluruh elemen H merupakan hasil pemetaan dari G. Fungsi surjektif.. Sifat injektif dan surjektif dipenuhi. Fungsi bijektif. Pengujian syarat homomorfisma : θ(()*()) = θ(()) = 0 sama dengan 0 = 0 # 0 = θ(()) # θ(()) θ(()*( )) = θ(( )) = sama dengan = 0 # = θ(()) # θ(( )) θ(()*( )) = θ(( )) = sama dengan = 0 # = θ(()) # θ(( )) θ(( )*()) = θ(( )) = sama dengan = # 0 = θ(( )) # θ(()) θ(( )*( )) =θ(( ))= sama dengan = # = θ(( )) # θ(( )) θ(( )*( )) = θ(()) = 0 sama dengan 0 = # = θ(( )) # θ(( )) θ(( )*()) = θ(( )) = sama dengan = # 0 = θ(( )) # θ(()) θ(( )*( )) = θ(()) = 0 sama dengan 0 = # = θ(( )) # θ(( )) θ(( )*( ))= θ(( ))= sama dengan = # = θ(( )) # θ(( ))

24 0 Untuk semua kemungkinan operasi pasangan elemen terpenuhi syarat θ ( a * b) = θ ( a)# θ ( b) untuk semua a,b G. Maka H adalah image isomorfis dari G b. Monomorfisma Jika G adalah Grup dengan operasi * dan H adalah grup dengan operasi #, maka H disebut sebagai citra monomorfis dari G apabila memenuhi syaratsyarat berikut :. θ ( a * b) = θ ( a)# θ ( b) untuk semua a,b G. θ: G H merupakan fungsi injektif Contoh : Sistem aljabar (G,*) adalah Grup dengan anggota G = {0,, } dan operasi penjumlahan modulo, sedangkan (H,#) adalah Grup Permutasi dengan anggota H = {(), ( ), ( ), ( ), ( ), ( )} dan operasi komposisi. Tabel Cayley untuk kedua sistem aljabar adalah sebagai berikut : Tabel.6 Perbandingan hasil operasi (G,*) dan (H,#) () # () ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) () () ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) () ( ) ( ) ( ) * 0 ( ) ( ) () ( ) ( ) ( ) ( ) 0 0 ( ) ( ) ( ) ( ) () ( ) ( ) 0 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) () ( ) 0 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) () (G,*) (H,#) Hasil pemetaan θ: G H : θ(0) = () θ() = ( ) θ() = ( )

25 Pengujian sifat fungsi :. Hasil pemetaan elemen G ke H tidak ada yang sama. Fungsi injektif.. Ada elemen H yang bukan hasil pemetaan dari elemen G, yaitu {( ), ( ), ( )}. Fungsi tidak surjektif.. Fungsi injektif tapi tidak surjektif. Fungsi bukan bijektif. Dengan cara pengujian syarat homomorfisma seperti di bagian sebelumnya akan didapat bahwa untuk setiap a,b G terpenuhi syarat θ ( a * b) = θ ( a)# θ ( b). Maka H adalah image monomorfis dari G. c. Epimorfisma Jika G adalah Grup dengan operasi * dan H adalah grup dengan operasi #, maka H disebut sebagai citra epimorfis dari G apabila memenuhi syaratsyarat berikut :. θ ( a * b) = θ ( a)# θ ( b) untuk semua a,b G. θ: G H merupakan fungsi surjektif Contoh epimorfisma misalnya terdapat pada Grup G = bilangan bulat tidak negatif dengan operasi penjumlahan dan H = {genap, ganjil} dengan operasi penjumlahan yang sifat homomorfisnya telah dibuktikan di halaman 5. Hasil pemetaan θ: G H adalah : θ() = ganjil θ() = genap θ() = ganjil θ() = genap dan seterusnya.

26 Pengujian sifat fungsi :. Hasil pemetaan elemen G ke H ada yang sama. Fungsi tidak injektif.. Seluruh elemen H merupakan hasil pemetaan dari G. Fungsi surjektif.. Fungsi surjektif tapi tidak injektif. Fungsi bukan bijektif. Maka H adalah image epimorfis dari G.. Perancangan Program Perancangan program merupakan langkah yang krusial dalam pembuatan suatu program aplikasi. Perancangan diperlukan untuk membuat bentuk dasar dan langkahlangkah yang perlu dilakukan dalam tahapan-tahapan pembuatan aplikasi... Rekayasa Piranti Lunak Rekayasa Piranti Lunak menurut Roger S. Pressman (005, p) adalah penetapan dan pemakaian prinsip-prinsip rekayasa dalam rangka mendapatkan piranti lunak yang ekonomis, terpercaya, dan bekerja efisien pada mesin (komputer). Rekayasa piranti lunak secara garis besar mencakup elemen yang mampu mengontrol proses pengembangan piranti lunak, yaitu :. Metode-metode (methods) Menyediakan cara-cara teknis untuk membangun piranti lunak.. Alat-alat bantu (tools) Menyediakan dukungan otomatis atau semi otomatis untuk metode-metode, seperti CASE (Computer Aided Software Engineering) yang mengkombinasikan software, hardware, dan software engineering database.. Prosedur-prosedur (procedure) Merupakan pengembangan metode dan alat bantu.

27 Dalam perancangan software dikenal istilah SDLC (Software Development Life Cycle) yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan selama masa pengembangan software. Pemakaian metode SDLC yang cocok ditentukan oleh beberapa aspek seperti jenis bahasa pemrograman yang digunakan atau kompleksitas aplikasi. Contohnya, Waterfall Model merupakan model yang paling umum dan paling dasar pada SDLC. Rapid Application Development (RAD) dan Joint Application Development (JAD) cocok untuk software berbasis objek (OOP), sedangkan Spiral Model cocok untuk pengembangan aplikasi yang rumit dan cenderung mahal pembuatannya. Tahapan-tahapan dari kegiatan pada SDLC model Waterfall menurut (A. Dix, 997) adalah sebagai berikut :. Spesifikasi kebutuhan Pada tahapan ini, pengembang dan klien mengidentifikasi apa saja fungsi-fungsi yang diharapkan dari sistem dan bagaimana sistem memberikan layanan yang diminta. Pengembang berusaha mengumpulkan berbagai informasi dari klien.. Perancangan Arsitektur Pada tahapan ini, terjadi pemisahan dari keseluruhan detil aplikasi yang akan dibuat ke dalam komponen-komponen (modul) sesuai dengan fungsinya masing-masing.. Rancangan detil Setelah sistem dipecah ke dalam komponen-komponen, pada tahapan ini akan dibuat rancangan proses dari masing-masing komponen untuk digunakan dalam proses pengembangan.

28 . Coding and unit Testing Pada tahapan ini, hasil rancangan diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman untuk dieksekusi. Setelah itu tiap komponen diuji apakah sesuai dengan fungsinya masing-masing. 5. Integration and Testing Setelah pengujian tiap komponen dilakukan, komponen-komponen tersebut disatukan (diintegrasikan) ke dalam sistem utama. Kemudian dilakukan pengujian terhadap sistem utama secara keseluruhan apakah sudah sesuai dengan kriteria yang diminta klien. 6. Implementasi dan Pemeliharaan Setelah sistem dimplementasikan, tahapan terakhir adalah pemeliharaan terhadap sistem. Umumnya pemeliharaan sistem berupa perbaikan terhadap error atau bug yang muncul setelah sistem terimplementasi. Gambar. Waterfall Model untuk Software Development Life Cycle (Sumber : A. Dix, 997, p8)

29 5.. Interaksi Manusia dan Komputer Menurut J. Finlay (99), interaksi manusia dan komputer merupakan disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan oleh manusia, serta studi fenomenafenomena besar yang berhubungan dengannya. Pada interaksi manusia dan komputer ditekankan pada pembutan antarmuka pemakai (user interface), di mana user interface yang dibuat diusahakan sedemikian rupa sehingga seorang user dapat dengan baik dan nyaman menggunakan aplikasi piranti lunak yang dibuat. Antarmuka pemakai (user interface) adalah bagian sistem komputer yang memungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer. Tujuan antarmuka pemakai adalah agar sistem komputer dapat digunakan oleh pemakai. Istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang dimiliki oleh piranti lunak atau program aplikasi yang mudah dioperasikan dan dapat membantu menyelesaikan suatu persoalan dengan hasil yang sesuai dengan keinginan pengguna.. Borland Delphi Borland Delphi merupakan sebuah software yang dibuat untuk merancang aplikasi pada Microsoft Windows. Bahasa pemrograman pada Delphi menggunakan bahasa pemrograman Object Pascal yang merupakan pengembangan dari bahasa Pascal, dan dirancang untuk mendukung pemrograman berorientasi objek dan pemrograman dengan IDE (Integrated Development Environment) / lingkungan pengembangan terpadu. Pemrograman dengan IDE memberikan dukungan fasilitas menyeluruh bagi pengguna. Dukungan fitur IDE umumnya berupa : a. Editor source code program.

30 6 b. Compiler dan/atau penerjemah kode. c. Alat-alat (tools) untuk membangun bagian aplikasi secara otomatis. d. Debugger program Pemrograman dengan IDE umumnya disajikan dalam bentuk pemrograman visual, yaitu pemrograman di mana pengguna dapat merancang tampilan program secara intuitif dengan mengklik tombol atau menggeser objek dibanding pemrograman non visual di mana tampilan dirancang dengan menggunakan kode program. Delphi merupakan pionir era pengembangan aplikasi secara rapid dengan memperkenalkan fitur-fitur penting seperti framework aplikasi dan window perancang layout visual yang secara signifikan mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam mengembangkan maupun menguji prototipe aplikasi. Delphi juga memiliki VCL (Visual Component Library) yang cukup ekstensif dan dukungan yang luas untuk komponen tambahan dari pihak ketiga... Sejarah Delphi Software Delphi pertama dirilis pada tahun 995. Pada mulanya Delphi merupakan proyek riset rahasia di perusahaan Borland yang kemudian berkembang menjadi aplikasi dengan nama AppBuilder. Tidak lama sebelum Borland AppBuilder diluncurkan, produk saingan dengan nama Novell AppBuilder lebih dahulu dirilis. Hal itu menyebabkan Borland membutuhkan nama baru untuk software mereka. Nama Delphi dipilih oleh salah seorang programmer di tim pengembang Delphi yang bernama Danny Thorpe. Kepala perancang software Delphi adalah Anders Hejlsberg, yang sebelumnya telah merancang Turbo Pascal. Sejarah pengembangan Delphi yakni sebagai berikut :

31 7 - Borland Delphi sampai 5 Dirilis pada tahun 995 untuk sistem operasi Windows. 6-bit. Borland Delphi merupakan penerus Turbo Pascal, dan menjadi contoh awal dari alat pendukung pengembangan aplikasi secara rapid (RAD). Borland Delphi dirilis pada tahun 996 dan sudah mendukung lingkungan Windows -bit. Menyusul setelahnya, Borland Delphi dirilis pada 997, Borland Delphi pada tahun 998, Borland Delphi 5 pada tahun 999, dan Borland Delphi 6 pada tahun Kylix Merupakan versi Linux dari Delphi yang dirilis pada tahun Borland Delphi 7 Borland Delphi 7 dirilis pada tahun 00 dan hingga saat ini menjadi versi yang paling banyak digunakan dibanding versi Delphi lainnya. Hal ini dikarenakan stabilitas yang lebih baik dari Delphi 7 serta komputasi cepat dan persyaratan kebutuhan hardware yang rendah. - Borland Delphi 8 sampai 0 Borland Delphi 8 dirilis pada 00 dan mulai mendukung pengembangan.net. Borland Delphi 005 (Delphi 9) dirilis pada tahun 005 dengan dukungan aplikasi Win dan.net. Borland Delphi 006 (Delphi 0) dirilis pada akhir 005 dengan dukungan pengembangan gabungan C# dan Delphi.Net. - CodeGear Delphi 007 (Delphi ) Dirilis pada tahun 007. Merupakan versi Delphi pertama yang dikembangkan oleh CodeGear, yakni suatu divisi pengembangan di bawah Borland yang

32 8 nantinya dijual menjadi milik perusahaan Embarcadero Technologies pada tahun Embarcadero Delphi Merupakan versi terbaru Delphi setelah lisensinya dimiliki oleh Embarcadero Technologies. Versi yang sudah dirilis antara lain Embarcadero Delphi 009 (Delphi ), Embarcadero Delphi 00 (Delphi ), dan Embarcadero Delphi XE... Keunggulan dan Keterbatasan Delphi Keunggulan dari Delphi antara lain : a. Bahasa pemrograman Delphi strongly typed, artinya bahasa pemrograman memiliki batasan-batasan pada penggunaan campuran tipe data. Hal ini membantu mencegah terjadi kesalahan penggunaan tipe data dengan cara yang tidak valid. Contohnya penjumlahan antara tipe data String dengan Integer. b. Delphi datang dengan dukungan pemrograman IDE dan dukungan komponen library yang luas. Bahasa pemrograman Delphi cocok untuk pengembangan aplikasi secara rapid (Rapid Application Development), yaitu pengembangan aplikasi yang lebih berfokus pada pengembangan prototipe dan revisi dari uji prototipe, sehingga dengan demikian laju perancangan program dapat dilakukan lebih cepat. c. Komponen library DLL tambahan dapat diintegrasikan ke dalam satu file executable (*.exe) sehingga programmer tidak perlu menambahkan file-file lainnya untuk menjalankan program.

33 9 d. Setiap pengembangan versi baru Delphi memberikan dukungan backward compatibility yang cukup baik bagi bahasa yang digunakan pada versi-versi sebelumnya. Sedangkan batasan-batasan dari Delphi antara lain : a. Belum ada dukungan untuk sistem Windows 6-bit. Sejauh ini Delphi hanya bisa digunakan untuk merancang aplikasi yang berjalan di Windows -bit. b. Tidak lintas platform. Delphi sendiri hanya dapat berjalan di sistem operasi Windows. Pengembangan versi Delphi terbaru serta beberapa variannya sedang dirancang untuk dapat berjalan lintas platform di Windows, Linux, dan Mac OS. c. Dukungan backward compatibility yang diberikan Delphi bagi versi-versi yang lebih lama sediit banyak menyebabkan pengembangan bahasa pemrograman Delphi menjadi lebih terbatas. Pada bab ini telah dibahas mengenai berbagai metode dan teori yang akan digunakan sebagai dasar untuk merancang aplikasi pengujian struktur aljabar. Metode dan teori tersebut dijelaskan sesuai dengan batasan dalam pembuatan aplikasi ini.

PERANCANGAN PIRANTI LUNAK PENGUJIAN STRUKTUR ALJABAR GRUP KHUSUS (ABELIAN, SIKLIK & HOMOMORFISMA)

PERANCANGAN PIRANTI LUNAK PENGUJIAN STRUKTUR ALJABAR GRUP KHUSUS (ABELIAN, SIKLIK & HOMOMORFISMA) PERANCANGAN PIRANTI LUNAK PENGUJIAN STRUKTUR ALJABAR GRUP KHUSUS (ABELIAN, SIKLIK & HOMOMORFISMA) Ngarap Im Manik Jurusan.Matematika FST-BINUS University Jl.K.H Syahdan 9, Jakarta Barat, Indonesia email

Lebih terperinci

PERANCANGAN PIRANTI LUNAK PENGUJIAN STRUKTUR ALJABAR GRUP KHUSUS (ABELIAN, SIKLIK & HOMOMORFISMA)

PERANCANGAN PIRANTI LUNAK PENGUJIAN STRUKTUR ALJABAR GRUP KHUSUS (ABELIAN, SIKLIK & HOMOMORFISMA) PERANCANGAN PIRANTI LUNAK PENGUJIAN STRUKTUR ALJABAR GRUP KHUSUS (ABELIAN, SIKLIK & HOMOMORFISMA) Ngarap Im Manik; Andrew Saputra Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu cabang ilmu matematika yang berhubungan dengan kajian kuantitas, hubungan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. satu cabang ilmu matematika yang berhubungan dengan kajian kuantitas, hubungan, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aljabar abstrak atau yang juga dikenal dengan aljabar moderen merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang berhubungan dengan kajian kuantitas, hubungan, dan struktur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. struktur aljabar yaitu suatu himpunan tak hampa yang dilengkapi dengan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. struktur aljabar yaitu suatu himpunan tak hampa yang dilengkapi dengan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Struktur Aljabar 2.. Definisi Struktur Aljabar Menurut Dr. Kusno Kromodihardjo (988), yang dimaksud dengan suatu struktur aljabar yaitu suatu himpunan tak hampa yang dilengkapi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. aljabar merupakan suatu himpunan beserta dengan operasi-operasi pada himpunan

BAB 2 LANDASAN TEORI. aljabar merupakan suatu himpunan beserta dengan operasi-operasi pada himpunan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Struktur Aljabar Menurut Jong Jek Siang, 2002:436 (seperti dikutip Manik, 2011:2), sistem aljabar merupakan suatu himpunan beserta dengan operasi-operasi pada himpunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI Struktur Aljabar Struktur aljabar adalah ilmu yang mempelajari suatu sistem aljabar dengan satu atau lebih operasi biner yang diberlakukan pada sistem aljabar tersebut. Struktur

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. pengujian struktur aljabar, yaitu implementasi sistem tersebut dan juga evaluasi dari

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. pengujian struktur aljabar, yaitu implementasi sistem tersebut dan juga evaluasi dari BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM Pada bab 4 ini akan dijelaskan mengenai hasil dari rancangan program aplikasi pengujian struktur aljabar, yaitu implementasi sistem tersebut dan juga evaluasi dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fungsi Definisi A.1 Diberikan A dan B adalah dua himpunan yang tidak kosong. Suatu cara atau aturan yang memasangkan atau mengaitkan setiap elemen dari himpunan A dengan tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi dengan aksioma dan suatu operasi biner. Teori grup dan ring merupakan konsep yang memegang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi + 5 BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Struktur Aljabar Struktur aljabar adalah salah satu mata kuliah dalam jurusan matematika yang mempelajari tentang himpunan (sets), proposisi, kuantor, relasi, fungsi, bilangan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan autokomutator yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian pertama ini akan dibahas tentang teori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat luas. Sistem navigasi kendaraan, sistem komunikasi satelit di luar angkasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat luas. Sistem navigasi kendaraan, sistem komunikasi satelit di luar angkasa, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu matematika dalam kehidupan manusia memiliki lingkup penerapan yang sangat luas. Sistem navigasi kendaraan, sistem komunikasi satelit di luar angkasa, peramalan

Lebih terperinci

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS STRUKTUR ALJABAR 1 Winita Sulandari FMIPA UNS Pengantar Struktur Aljabar Sistem Matematika terdiri dari Satu atau beberapa himpunan Satu atau beberapa operasi yg bekerja pada himpunan di atas Operasi-operasi

Lebih terperinci

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI BAB 6 RING (GELANGGANG) Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat suatu Ring, Integral Domain dan Field Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan. 2. Grup Definisi 1.3 Suatu grup < G, > adalah himpunan tak-kosong G bersama-sama dengan operasi biner pada G sehingga memenuhi aksioma- aksioma berikut: a. operasi biner bersifat asosiatif, yaitu a, b,

Lebih terperinci

SOAL DAN PENYELESAIAN RING

SOAL DAN PENYELESAIAN RING SOAL DAN PENYELESAIAN RING 1. Misalkan P himpunan bilangan bulat kelipatan 3. Tunjukan bahwa dengan operasi penjumlahan dan perkalian pada himpunan bilangan bulat, P membentuk ring komutatif. Jawaban:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika yang dikembangkan untuk menunjang pemahaman mengenai struktur bilangan. Struktur atau sistem aljabar

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup BAB 3 DASAR DASAR GRUP Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup Tujuan Instruksional Khusus : Setelah diberikan

Lebih terperinci

MATEMATIKA DASAR PENDIDIKAN BIOLOGI UPI 0LEH: UPI 0716

MATEMATIKA DASAR PENDIDIKAN BIOLOGI UPI 0LEH: UPI 0716 MATEMATIKA DASAR PENDIDIKAN BIOLOGI UPI 0LEH: UPI 0716 N0 TOPIK FUNGSI 2.1 DEFINISI FUNGSI 2.2 DAERAH DEFINISI DAN DAERAH HASIL 2.3 JENIS-JENIS FUNGSI 2.4 OPERASI ALJABAR FUNGSI 2.5 FUNGSI GENAP, GANJIL,

Lebih terperinci

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif. STRUKTUR ALJABAR SEMIGRUP Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif. Contoh 1 (Z, +) merupakan sebuah semigrup. Contoh 2 Misalkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SIMULASI 2.1.1 Pengertian Simulasi Simulasi adalah tiruan dari sebuah sistem dinamis dengan menggunakan model komputer untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan kinerja sistem

Lebih terperinci

1 P E N D A H U L U A N

1 P E N D A H U L U A N 1 P E N D A H U L U A N 1.1.Himpunan Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang terdefenisi dengan baik (well defined). Artinya bahwa untuk sebarang objek x yang diberikan, maka kita selalu akan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan penulisan penelitian diperlukan beberapa pengertian dan teori yang berkaitan dengan pembahasan. Dalam subbab ini akan diberikan beberapa teori berupa definisi,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV 2.41GHz RAM 512 MB DDR. Hard disk 40 GB. Monitor 15 Samsung SyncMaster 551v

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV 2.41GHz RAM 512 MB DDR. Hard disk 40 GB. Monitor 15 Samsung SyncMaster 551v 52 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi dari perangkat keras yang digunakan dalam perancangan program adalah sebagai berikut : Processor Intel Pentium IV 2.41GHz

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 11: Pengembangan Sistem Informasi Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Metodologi Pengembangan Sistem System Development Life Cycle (SDLC)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Grup Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar dari suatu ring dan modul. Definisi 2.1.1 Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang

Lebih terperinci

BAB III. Standard Kompetensi. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III. Standard Kompetensi. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. BAB III Standard Kompetensi 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar: Mahasiswa diharapkan dapat 3.1 Menyebutkan definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bilangan Kompleks Bilangan merupakan suatu konsep dalam matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Sistem bilangan yang dikenal saat ini merupakan hasil perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Informasi Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, bilangan-bilangan, uraian karakter yang mempunyai

Lebih terperinci

GRUP SIKLIK, GRUP PERMUTASI, HOMOMORFISMA

GRUP SIKLIK, GRUP PERMUTASI, HOMOMORFISMA GRUP SIKLIK, GRUP PERMUTASI, HOMOMORFISMA Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Grup Siklik, Grup Permutasi dan Homomorfisma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi tersebut adalah modul. Untuk membahas pengertian tentang suatu modul harus dimengerti lebih

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 3 Sistem Informasi Manajemen Komputer: Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Latar Belakang Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi berperan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi berperan penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi berperan penting dalam berbagai sektor kehidupan manusia. Teknologi informasi yang terus berkembang sampai

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR 2.1 HIMPUNAN DAN FUNGSI

BAB 2 KONSEP DASAR 2.1 HIMPUNAN DAN FUNGSI BAB 2 KONSEP DASAR Pada bab 2 ini, penulis akan memperkenalkan himpunan, fungsi dan sejumlah konsep awal yang terkait dengan semigrup, dimana sebagian besar akan sangat diperlukan hingga bagian akhir dari

Lebih terperinci

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat menggunakan operasi pada himpunan untuk memecahkan masalah dan mengidentifikasi suatu himpunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung proses penelitian. 2.1 Teori Grup Definisi 2.1.1 Operasi Biner Suatu operasi biner pada suatu himpunan adalah

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan didiskusikan unsur tak terdefinisi, aksioma-aksioma, istilahistilah,

II. LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan didiskusikan unsur tak terdefinisi, aksioma-aksioma, istilahistilah, 3 II. LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan didiskusikan unsur tak terdefinisi, aksioma-aksioma, istilahistilah, definisi-definisi dan teorema-teorema yang berhubungan dengan penelitian ini. 2.1 Geometri Insidensi

Lebih terperinci

SEMIGRUP BEBAS DAN MONOID BEBAS PADA HIMPUNAN WORD. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia

SEMIGRUP BEBAS DAN MONOID BEBAS PADA HIMPUNAN WORD. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia SEMIGRUP BEBS DN MONOID BEBS PD HIMPUNN WORD Novia Yumitha Sarie, Sri Gemawati, Rolan Pane Mahasiswa Program S Matematika Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan lam Univeritas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

Materi Kuliah Matematika Komputasi FUNGSI

Materi Kuliah Matematika Komputasi FUNGSI Materi Kuliah Matematika Komputasi FUNGSI Misalkan A dan B himpunan. FUNGSI Relasi biner f dari A ke B merupakan suatu fungsi jika setiap elemen di dalam A dihubungkan dengan tepat satu elemen di dalam

Lebih terperinci

BAB 3 FUNGSI. f : x y

BAB 3 FUNGSI. f : x y . Hubungan Relasi dengan Fungsi FUNGSI Relasi dari himpunan P ke himpunan Q disebut fungsi atau pemetaan, jika dan hanya jika tiap unsur pada himpunan P berpasangan tepat hanya dengan sebuah unsur pada

Lebih terperinci

Komposisi fungsi dan invers fungsi. Syarat agar suatu fungsi mempunyai invers. Grafik fungsi invers

Komposisi fungsi dan invers fungsi. Syarat agar suatu fungsi mempunyai invers. Grafik fungsi invers Komposisi fungsi dan invers fungsi mempelajari Fungsi komposisi menentukan Fungsi invers terdiri dari Syarat dan aturan fungsi yang dapat dikomposisikan Nilai fungsi komposisi dan pembentuknya Syarat agar

Lebih terperinci

BAB III PEMROGRAMAN PADA SOFTWARE MICROSOFT VISUAL BASIC dan data-data yang saling terelasi yang memerintahkan apa yang harus

BAB III PEMROGRAMAN PADA SOFTWARE MICROSOFT VISUAL BASIC dan data-data yang saling terelasi yang memerintahkan apa yang harus BAB III PEMROGRAMAN PADA SOFTWARE MICROSOFT VISUAL BASIC 2010 A. Software Software (perangkat lunak) adalah kumpulan dari program-program dan data-data yang saling terelasi yang memerintahkan apa yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. Untuk membuat sistem perlu dilakukan analisa sistem tersebut sehingga dapat

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. Untuk membuat sistem perlu dilakukan analisa sistem tersebut sehingga dapat BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Analisis Sistem Untuk membuat sistem perlu dilakukan analisa sistem tersebut sehingga dapat diketahui tahapan dan proses yang dibutuhkan sistem agar program (perangkat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Informasi Informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat. (Eka Pratama, 2014). Menurut

Lebih terperinci

II. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu

II. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu II KONSEP DASAR GRUP Suatu cabang matematika yang mempelajari struktur aljabar dinamakan aljabar abstrak abstract algebra Sistem aljabar algebraic system terdiri dari suatu himpunan obyek satu atau lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Cutting Stock Problem 2.1.1 Integer Knapsack Cutting-stock problem merupakan salah satu satu contoh persoalan dalam Integer Knapsack. Dalam persoalan integer knapsack,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RAM 953 MB DDR. Hard disk 160 GB. Mouse Logitech. Professional Service Pack 3. Development Kit 6 Update 2

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RAM 953 MB DDR. Hard disk 160 GB. Mouse Logitech. Professional Service Pack 3. Development Kit 6 Update 2 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi dari perangkat keras yang digunakan dalam perancangan program adalah sebagai berikut. Processor Intel Pentium Dual-Core CPU T4400

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIKOM ABSTRAK

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIKOM ABSTRAK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIKOM Nama : Dewi Mustari Pembimbing 1 : Mira Kania Sabariah, S.t, M.T Pembimbing 2 : Andri Heryandi, S.T ABSTRAK Sistem penjadwalan

Lebih terperinci

Fungsi. Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan f : A B yang artinya f memetakan A ke B.

Fungsi. Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan f : A B yang artinya f memetakan A ke B. Pertemuan 6 Fungsi Fungsi Misalkan A dan B himpunan. Relasi biner f dari A ke B merupakan suatu fungsi jika setiap elemen di dalam A dihubungkan dengan tepat satu elemen di dalam B. Jika f adalah fungsi

Lebih terperinci

KLASIFIKASI NEAR-RING Classifications of Near Ring

KLASIFIKASI NEAR-RING Classifications of Near Ring Jurnal Barekeng Vol 8 No Hal 33 39 (14) KLASIFIKASI NEAR-RING Classifications of Near Ring ELVINUS RICHARD PERSULESSY Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Pattimura Jl Ir M Putuhena, Kampus Unpatti,

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum Bab I. Sekilas Tentang Konsep Dasar Grup antonius cp 2 1. Tertutup, yakni jika diambil sebarang dua elemen dalam G maka hasil operasinya juga akan merupakan elemen G dan hasil tersebut adalah tunggal.

Lebih terperinci

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING Handout MK Aljabar Abstract PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING Disusun oleh : Drs. Antonius Cahya Prihandoko, M.App.Sc, Ph.D e-mail: antoniuscp.ilkom@unej.ac.id Staf Pengajar Pada Program Studi Sistem

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan Menjelaskan definisi pengembangan sistem dan fase dan kegiatan pada system development lifecycle (SDLC) Menjelaskan perbedaan antara model, teknik, dan metodologi pengembangan

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian. II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang grup, ring, dan modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian. 2.1 Ring Sebelum didefinisikan pengertian

Lebih terperinci

FUNGSI. Fungsi atau Pemetaan dari A ke B adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dengan setiap x Є A dipasangkan tepat dengan satu y Є B.

FUNGSI. Fungsi atau Pemetaan dari A ke B adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dengan setiap x Є A dipasangkan tepat dengan satu y Є B. FUNGSI Fungsi atau Pemetaan dari A ke B adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dengan setiap x Є A dipasangkan tepat dengan satu y Є B. FUNGSI KOMPOSISI Daerah asal alami f : A B adalah semua unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data

BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, teknologi informasi sangat banyak membantu seperti dalam hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun

Lebih terperinci

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS Jika A dan B adalah dua himpunan yang tidak kosong, fungsi f dari A ke B; f : A B atau A f B adalah cara pengawanan anggota A dengan anggota B yang memenuhi aturan setiap

Lebih terperinci

STRUKTUR ALJABAR: GRUP

STRUKTUR ALJABAR: GRUP STRUKTUR ALJABAR: GRUP BAHAN AJAR Oleh: Rippi Maya Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) SILIWANGI Bandung 2016 1 A. Pendahuluan Ilustrasi 1.1: Perhatikan

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PROSES DESAIN. 1. Metodologi Pengembangan Sistem

PROSES DESAIN. 1. Metodologi Pengembangan Sistem PROSES DESAIN 1. Metodologi Pengembangan Sistem SDLC (Systems Development Life Cycle) dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBUATAN PROGRAM PENGUJIAN STRUKTUR MATEMATIKA RING DAN FIELD

RANCANGAN PEMBUATAN PROGRAM PENGUJIAN STRUKTUR MATEMATIKA RING DAN FIELD RANCANGAN PEMBUATAN PROGRAM PENGUJIAN STRUKTUR MATEMATIKA RING DAN FIELD Don Tasman 1 ; Ngarap Im Manik 2 ABSTRACT Along with the growth of human being thought and technology everything also becomes quickly.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Perencanaan Stok Barang dengan Menggunakan Teori Trafik dari tahap awal perancangan sampai

Lebih terperinci

FUNGSI. setiap elemen di dalam himpunan A mempunyai pasangan tepat satu elemen di himpunan B.

FUNGSI. setiap elemen di dalam himpunan A mempunyai pasangan tepat satu elemen di himpunan B. FUNGSI Dalam matematika diskrit, konsep fungsi sangat penting, dimana fungsi merupakan relasi yang mempunyai syarat setiap anggota dari daerah definisi (domain) mempunyai pasangan tepat satu anggota dari

Lebih terperinci

Rencana Perkuliahan. Kelas : A, B, C, D. SKS/JS : 3/3 : Yus Mochamad Cholily

Rencana Perkuliahan. Kelas : A, B, C, D. SKS/JS : 3/3 : Yus Mochamad Cholily Rencana Perkuliahan Jurusan : Matematika Mata Kuliah : Struktur Aljabar Semester : IV (empat) Kelas : A, B, C, D. SKS/JS : 3/3 Pengajar : Yus Mochamad Cholily 1. Pendahuluan. Struktur Aljabar atau dikenal

Lebih terperinci

FUNGSI Misalkan A dan B himpunan. Relasi biner f dari A ke B merupakan suatu fungsi jika setiap elemen di dalam A dihubungkan dengan tepat satu

FUNGSI Misalkan A dan B himpunan. Relasi biner f dari A ke B merupakan suatu fungsi jika setiap elemen di dalam A dihubungkan dengan tepat satu FUNGSI FUNGSI Misalkan A dan B himpunan. Relasi biner f dari A ke B merupakan suatu fungsi jika setiap elemen di dalam A dihubungkan dengan tepat satu elemen di dalam B. Jika f adalah fungsi dari A ke

Lebih terperinci

PENGANTAR GRUP. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

PENGANTAR GRUP. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang PENGANTAR GRUP Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang email:ymcholily@gmail.com March 18, 2013 1 Daftar Isi 1 Tujuan 3 2 Pengantar Grup 3 3 Sifat-sifat Grup

Lebih terperinci

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2010 2 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

DASAR-DASAR PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Perancangan Perangkat Lunak DASAR-DASAR PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Karmilasari 2 Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak Merupakan kerangka yang digunakan untuk membuat struktur, perencanaan dan pengendalian

Lebih terperinci

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University Ratna Wardani Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University S/W Process Model Tahapan S/W Process Model Proses S/W Materi Model Waterfall Model Prototype Model Rapid Application Development

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Waterfall Model. Hasil analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : operasi yang paling banyak digunakan.

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Waterfall Model. Hasil analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : operasi yang paling banyak digunakan. 20 BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Teknis Perancangan Program Dalam proses perancangan program aplikasi, digunakan metode Waterfall Model. Hasil analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : Program

Lebih terperinci

STRUKTUR ALJABAR II. Materi : 1. Ring 2. Sub Ring, Ideal, Ring Faktor 3. Daerah Integral, dan Field.

STRUKTUR ALJABAR II. Materi : 1. Ring 2. Sub Ring, Ideal, Ring Faktor 3. Daerah Integral, dan Field. STRUKTUR ALJABAR II Materi : 1. Ring 2. Sub Ring, Ideal, Ring Faktor 3. Daerah Integral, dan Field RING (GELANGGANG) Ring adalah himpunan G yang tidak kosong dan berlaku dua oprasi biner (penjumlahan dan

Lebih terperinci

RELASI FUNGSI. (Kajian tentang karakteristik, operasi, representasi fungsi)

RELASI FUNGSI. (Kajian tentang karakteristik, operasi, representasi fungsi) Outline RELASI DAN FUNGSI (Kajian tentang karakteristik, operasi, representasi fungsi) Drs., M.App.Sc PS. Pendidikan Matematika FKIP PS. Sistem Informasi University of Jember Indonesia Jember, 2009 Outline

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN SIMULASI

BAB 4 ANALISIS DAN SIMULASI BAB 4 ANALISIS DAN SIMULASI Pada bab empat ini akan menjelaskan mengenai hasil rancangan dari program aplikasi pengujian struktur aljabar, yaitu implementasi sistem dari rancangan program yang telah dibuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini dipaparkan dasar-dasar yang akan digunakan pada bagian pembahasan dari skripsi ini. Tinjauan yang dilakukan dengan memaparkan definisi mengenai himpunan fuzzy, struktur

Lebih terperinci

GRUP DARI AUTOMORFISME GRAF BIPARTISI KOMPLIT

GRUP DARI AUTOMORFISME GRAF BIPARTISI KOMPLIT GRUP DARI AUTOMORFISME GRAF BIPARTISI KOMPLIT TRY AZISAH NURMAN Jurusan Matematik Fakultas Sains Teknologi, UINAM chicha_chirwan@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. No. Edisi: Januari Juni 0 Artikel No.: Halaman:

Lebih terperinci

LECTURE NOTES MATEMATIKA DISKRIT. Disusun Oleh : Dra. D. L. CRISPINA PARDEDE, DEA.

LECTURE NOTES MATEMATIKA DISKRIT. Disusun Oleh : Dra. D. L. CRISPINA PARDEDE, DEA. LECTURE NOTES MATEMATIKA DISKRIT Disusun Oleh : Dra. D. L. CRISPINA PARDEDE, DEA. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA PONDOK CINA, MARET 2004 0 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STRUKTUR ALJABAR...

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

REKAYASA PERANGKAT LUNAK REKAYASA PERANGKAT LUNAK A. Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak (RPL, atau dalam bahasa Inggris: Software Engineering atau SE) adalah satu bidang profesi yang mendalami cara-cara

Lebih terperinci

RING FAKTOR DAN HOMOMORFISMA

RING FAKTOR DAN HOMOMORFISMA BAB 8 RING FAKTOR DAN HOMOMORFISMA Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Ring Faktor dan Homomorfisma Ring Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

METODE DAN TEKNIK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

METODE DAN TEKNIK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI METODE DAN TEKNIK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) SDLC adalah suatu proses logis dimana analis sistem, engineer, programmer, dan pengguna (end-users) membangun sistem

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan : 1. Memahami metodologi pengembangan sistem (System Development) yang sesuai untuk sebuah proyek. 2. Memahami tugas-tugas yang perlu dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya

Lebih terperinci

3. FUNGSI DAN GRAFIKNYA

3. FUNGSI DAN GRAFIKNYA 3. FUNGSI DAN GRAFIKNYA 3.1 Pengertian Relasi Misalkan A dan B suatu himpunan. anggota A dikaitkan dengan anggota B berdasarkan suatu hubungan tertentu maka diperoleh suatu relasi dari A ke B. : A = {1,

Lebih terperinci

Pemrograman Visual (Borland Delphi 7.0)

Pemrograman Visual (Borland Delphi 7.0) Pemrograman Visual (Borland Delphi 7.0) Pengenalan Aplikasi Visual Aplikasi adalah adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak Analisa kebutuhan merupakan langkah awal untuk menentukan perangkat lunak yang dihasilkan. Perangkat lunak yang baik dan sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep GRUP Bab ini merupakan awal dari bagian pertama materi utama perkuliahan Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Program Aplikasi Program adalah kombinasi yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang berupa urutan langkah untuk menyelesaikan masalah yang diimplementasikan

Lebih terperinci

Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar

Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar Mashuri, Kristina Wijayanti, Rahayu Budhiati Veronica, Isnarto Jurusan Matenmatika FMIPA

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi. Software Komputer

Pengantar Teknologi Informasi. Software Komputer Pengantar Teknologi Informasi Software Komputer Apa yang dimaksud dengan software? Contoh software dan jenisnya? Software = program Program adalah deretan intruksi yang digunakan untuk mengendalikan komputer

Lebih terperinci

Tugas Softskill. Universitas Gundarma. : Sistem Informasi Manajemen. : Waldhi Supriono NPM : Kelas : 2 DB 12

Tugas Softskill. Universitas Gundarma. : Sistem Informasi Manajemen. : Waldhi Supriono NPM : Kelas : 2 DB 12 Tugas Softskill Mata Kuliah Nama : Sistem Informasi Manajemen : Waldhi Supriono NPM : 37111352 Kelas : 2 DB 12 Universitas Gundarma 2011 Siklus Hidup Sistem Siklus Hidup Sistem DASAR PERENCANAAN SISTIM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Jogiyanto (2008, hal : 34) Suatu sistem dapat didefenisikan sebagai kumpulan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Jogiyanto (2008, hal : 34) Suatu sistem dapat didefenisikan sebagai kumpulan 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Jogiyanto (2008, hal : 34) Suatu sistem dapat didefenisikan sebagai kumpulan komponen yang saling berhubungan yang membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

SOFTWARE PROCESS MODEL

SOFTWARE PROCESS MODEL Bahan Ajar Rekaya Perangkat Lunak SOFTWARE PROCESS MODEL Linear SequentialModel/ Waterfall Model Model ini adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Berikut ini

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A Fakultas : FMIPA Program Studi : Pendidikan Matematika Mata Kuliah/Kode : Aljabar Abstrak I, MAT 309 Jumlah SKS : Teori=3 sks; Praktek= Semester : Genap Mata Kuliah Prasyarat/kode : Teori Bilangan, MAT

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan Menjelaskan definisi pengembangan sistem dan fase dan kegiatan pada system development lifecycle (SDLC) Menjelaskan perbedaan antara model, teknik, dan metodologi pengembangan

Lebih terperinci

Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Abstraks Pengembangan sistem telah berkembang sesuai kebutuhan dan kecepatan pengembangan sistem yang diinginkan oleh pengembang sistem atau

Lebih terperinci

Review of Process Model. SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina*

Review of Process Model. SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina* Review of Process Model SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina* Beberapa Model Proses RPL Linear Sequential Model Evolutionary Software Process Model Incremental Model Spiral Model

Lebih terperinci

TEORI HEMIRING ABSTRAK

TEORI HEMIRING ABSTRAK TEORI HEMIRING Mahasiswa S1 Program Studi Matematika, Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro Jl Prof H Soedarto, SH, Semarang Indonesia 50275 email :tri_matematika@yahoocom

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Berorientasi Objek. 1. Karakteristik dari Objek

PENDAHULUAN. A. Berorientasi Objek. 1. Karakteristik dari Objek 1. PENDAHULUAN Analisis dan desain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata. Dasar pembuatan adalah objek,

Lebih terperinci

Rencana Perkuliahan. Kelas : A, B, C, D. SKS/JS : 3/3 : Yus Mochamad Cholily

Rencana Perkuliahan. Kelas : A, B, C, D. SKS/JS : 3/3 : Yus Mochamad Cholily Rencana Perkuliahan Jurusan : Matematika Mata Kuliah : Struktur Aljabar Semester : IV (empat) Kelas : A, B, C, D. SKS/JS : 3/3 Pengajar : Yus Mochamad Cholily 1. Pendahuluan. Struktur Aljabar atau dikenal

Lebih terperinci