Penerapan KTSP Sekolah Dasar di Wilayah Jakarta Timur. Sukiniarti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan KTSP Sekolah Dasar di Wilayah Jakarta Timur. Sukiniarti"

Transkripsi

1 Penerapan KTSP Dasar di Wilayah Jakarta Timur Sukiniarti Abstrak, Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:1) proses pengembangan KTSP di SD wilayah Jakarta Timur, 2) kendala yang dapat menghambat penerapan KTSP di wilayah Jakarta Timur. Penelitian dilakukan dari bulan April sampai dengan September Instrumen penelitian berupa kuesioner diberikan kepada SD dan Guru SD serta wawancara tentang penerapan KTSP kepada Penilik SD di wilayah Jakarta Timur. Data diolah secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) proses pengembangkan KTSP mengacu pada BSNP, landasan yang digunakan dalam pengembangan KTSP adalah UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, dan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan KTSP adalah berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, (2) kendala yang dapat menghambat pelaksanaan KTSP adalah fasilitas yang tersedia tidak mendukung, serta sebagian guru dan siswa masih memiliki kemampuan yang kurang mendukung penerapan KTSP. Kata kunci: Proses pengembangan KTSP, Kendala penerapan KTSP PENDAHULUAN Era globalisasi dewasa ini menuntut semua insan manusia menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dunia ini. Penyesuaian tersebut secara langsung mengubah tatanan yang telah ada. Demikian juga halnya pada dunia pendidikan. Pemerintah mulai tahun ajaran 2006/2007 telah memberlakukan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2006 yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disingkat dengan KTSP. Namun kenyataannya masih banyak kendala dalam penerapan KTSP. Seperti halnya penelitian yang telah dilakukan oleh TIM FMIPA Unesa tahun (2008) dari 40 sekolah yg diteliti hanya 21sekolah yang sudah menerapkan KTSP, itupun belum maksimal. Alasan dari 47,5 % yang belum menerapkan KTSP antara lain tidak adanya dana, belum ada pelatihan, kurang memahami KTSP, dan sarana prasarana yang terbatas. Selain itu Studi Evaluatif pelaksanaan KTSP di Propinsi Jambi oleh Prof Sutrisno, dkk (2009) dari FKIP Universitas Negeri Jambi dalam kesimpulannya dinyatakan bahwa pada semua jenjang pendidikan mulai dari SD,SMP, dan SMA elemen-elemen KTSP belum terimplementasi dengan baik. Oleh karenanya kami sebagai tenaga pengajar di PGSD FKIP UT merasa tergugah utuk mengetahui sampai sejauh mana penerapan KTSP di SD melalui penelitian tentang penerapan KTSP di wilayah DKI, khususnya di SD wilayah Jakarta Timur. Jakarta Timur merupakan salah satu wilayah yang berada di Ibukota Negara Indonesia. Pertanyaan yang muncul adalah apakah masih ada kendala dalam menerapkan KTSP, khususnya di SD? Maka dari itu penulis mengajukan permasalahan: (1). Bagaimanakah proses pengembangan KTSP di SD wilayah Jakarta Timur? (2). Kendala apakah yang dapat menghambat pelaksanaan KTSP di wilayah Jakarta Timur? Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan KTSP di wilayah Jakarta Timur. Secara khusus penelitian ini

2 bertujuan untuk mendeskripsikan: proses pengembangan KTSP di SD wilayah Jakarta Timur, dan kendala yang dapat menghambat pelaksanaan KTSP di wilayah Jakarta Timur. Joko Susilo (2007:11) menyatakan bahwa KTSP merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan Negara. Oleh karenanya diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. KTSP) merupakan suatu rambu-rambu sebagai acuan bagi pelaksanaan pembelajaran di SD yang mengacu pada suatu standar secara nasional. Standar Nasional Pendidikan yang merupakan implementasi dari UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dengan demikian melalui penerapan KTSP, diharapkan otonomi dan demokrasi pendidikan dapat cepat terwujud dengan masih mengacu pada standar yang sama. Pemberian otonomi pendidikan yang luas pada sekolah berarti merupakan kepedulian pemerintah terhadap gejala yang muncul di masyarakat serta upaya peningkatan kualitas pendidikan secara umum. Implementasi KTSP menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang produktif. Selain tersebut di atas untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka perlu pengelolaan proses pembelajaran yang handal. Hal ini senada dengan pendapat Uno (2008: 153) menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasilnya dapat dihandalkan apabila perbaikan pengajaran diarahkan pada pengelolaan proses pembelajaran. Dengan diberlakukannya KTSP pemerintah mengharapkan adanya guru-guru yang professional. Cooper (1984) mengatakan bahwa kemampuan profesional mencakup penguasaan materi dan penguasaan terhadap wawasan kependidikan dan keguruan serta proses pembelajaran siswa. Sehingga guru yang professional dapat mengelola proses pembelajaran sebaik mungkin seperti yang diungkapkan oleh Uno. Mulyasa.(2009:24-28) menyatakan bahwa KTSP dilandasi oleh undang-unhdang dan peraturan pemerintah, yaitu: (1) Undang- Undang no 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, (2) Peraturan pemerintah no 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, (30 Permendiknas no 22 Tahun 2006 Standar Isi, (4)) Permendiknas no 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, (5) Permendiknas no 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas no 22 dan 23. Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP ( 2006) menyatakan bahwa KTSP dikembangkan untuk menjamin desentralisasi pendidikan yang memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri namun tetap berdasarkan prinsipprinsip pengembangan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

3 (BSNP). Hal ini dibutuhkan, agar kualitas pendidikan dapat tetap terjamin. Sejalan dengan pemberlakuan KTSP yang merupakan penyempurnaan dari implementasi Kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, maka sekolah dapat mengembangkan kurikulum didasarkan prinsip-prinsip pengembangan berikut ini (Depdiknas, 2006, Hal 4-6) yang meliputi: (1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, (2) Beragam dan terpadu, (3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan, (5) Menyeluruh dan berkesinambungan, (6) Belajar sepanjang hayat, (7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Wardani (2002: 15) menyatakan bahwa Kurikulum Pendidikan Dasar disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari rumusan di atas jelas bahwa acuan kurikulum pendidikan dasar adalah tujuan pendidikan nasional. Di dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ayat 1 di nyatakan pula bahwa pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi (SI), proses, kompetensi lulusan(skl), tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Namun dalam pelaksanaanya masih banyak sekolah yang belum 100% menerapkan kurikulum buatan sendiri. Hal ini dikarenakan masih banyak guru yang tidak tahu menyusun kurikulum. Menurut Mulyasa (2009), acuan yang diberikan Depdiknas berupa standar isi dan standar kompetensi justru sangat membingungkan para guru. Menurut Deri Suyatma dalam 7/ktsp-masih-banyak-kendala/. Yang diakses tanggal 17 Oktober 2010 menyatakan bahwa kendala KTSP antara lain (1) Sebagian besar guru belum bisa diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjabarkan KTSP, baik di atas kertas maupun di depan kelas. (2) Masih banyak guru-guru yang berpersepsi sebagai penerimapasif pengambilan keputusan kurikulum. Padahal dalam pedoman penyusunannya, KTSP memungkinkan adanya keterlibatan komite sekolah ataupun stakeholder lain untuk bersama-sama mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, lingkungan masyarakat, serta kebutuhan dunia. Hal ini tentu saja berdampak terhadap berjalannya proses pendidikan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode survai. Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini digali melalui kuesioner untuk dan Guru-guru Dasar, serta wawancara langsung dengan Penilik Dasar yang berada di wilayah Jakarta Timur. Waktu pelaksanaan penelitian ini

4 selama enam bulan, mulai bulan April hingga September 2010, bertempat di Jakarta Timur. Subjek penelitian adalah dan Guru Dasar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Dasar dan guru Dasar di seluruh wilayah Kota Madya Jakarta Timur yang terdiri dari 10 kecamatan, yaitu kecamatan: (1) Cakung, (2) Pulogadung,(3) Jatinegara, (4) Matraman, (5) Duren Sawit, (6) Makasar, (7) Kramat Jati, (8) Pasar Rebo, (9) Ciracas, (10) Cipayung, yang berjumlah 700 orang. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik proposional random sampling sebanyak 10% dari populasi terjangkau, yaitu 70 Dasar dan guru Dasar yang tersebar di wilayah Jakarta Timur. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ary.(1979:135) bahwa dalam menentukan sampel dalam penelitian berkisar antara 10-20% dari populasi. Teknik pengumpul data melalui survey dan wawancara dengan menggunakan kuesioner dan panduan wawancara. Kuesioner disebar kepada Dasar dan Guru Dasar. Wawancara dilakukan dengan Penilik. Analisis data dimulai dengan mengelompokkan data untuk setiap variabel dan membuang atau mereduksi data yang tidak sesuai. Untuk memudahkan menganalisis data, data dihitung secara prosentasi.untuk melihat kesahihan data dilakukan triangulasi. Pertama triangulasi dengan sumber yaitu membandingkan data dari Penilik,, dan Guru. Kedua triangulasi dengan metode, yaitu membandingkan data dari kuesioner dengan data dari hasil wawancara. Data yang terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk tabel atau grafik, kemudian ditafsirkan atau dianalisis secara deskriptif kualitatif. Selanjutnya data dinterpretasikan untuk menjawab permasalahan penelitian, kemudian baru disimpulkan. Hasil penelitian ini adalah hasil tinjauan penerapan KTSP di Dasar di sebagian wilayah Jakarta Timur yang meliputi: (1) proses pengembangan KTSP, dan (3) kendala penerapan KTSP. Proses pengembangan KTSP yang dapat dijaring melalui penelitian ini meliputi tiga indikator yaitu: (1) langkah-langkah pengembangan KTSP, (2) fasilitas yang menunjang pengembangan KTSP, (3) pengembangan silabus. Data yang berkaitan dengan langkahlangkah pengembangan KTSP meliputi acuan dalam proses pengembangan KTSP, landasan yang digunakan dalam pengembangan KTSP, prinsip-prinsip yang harus dikembangkan dalam pengembangan KTSP, dan fasilitas yang menunjang KTSP dapat dilihat dalam tabel dan grafik berikut. Tabel 1. Acuan dalam proses pengembangan KTSP Mengacu pada BSNP tentang KTSP Mengacu pada UU no 20 Th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Guru Tabel 1, di atas menunjukkan bahwa 100% kepala sekolah yang diberi kuesioner menyatakan acuan dalam proses pengembangkan KTSP adalah BSNP. Hal ini agak berbeda dengan pendapat guru, ada 29.42% guru yang menyatakan bahwa acuan tersebut adalah UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Hasil wawancara dari Penilik sekolah 100% juga menyatakan

5 acuan dalam proses pengembangkan KTSP adalah BSNP. Selain dalam bentuk tabel, acuan dalam proses pengembangan KTSP. Dengan mencermati Tabel 1 dapat dikatakan bahwa pendapat kepala sekolah dan guru tentang acuan yang digunakan dalam proses pengembangan KTSP cenderung sama yaitu menggunakan acuan dari BSNP, adapun beberapa guru masih ada yang menyatakan UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional sebagai acuan dalam proses pengembangan KTSP. Dari hasil temuan tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa masih ada beberapa guru yang belum memahami acuan dalam proses pengembangan KTSP. Hal ini dikarenakan sosialisasi KTSP terhadap guru-guru belum merata. Senada dengan penelitian yang telah dilakukan oleh TIM FMIPA Unesa tahun (2008) masih banyak guru-guru yang kurang memahami KTSP. Oleh karenanya pihak terkait, setidaknya penilik sekolah harus memperhatikan hal ini. Tabel 2. Landasan yang digunakan dalam pengembangan KTSP para UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi ( SI ) Guru Tabel 2, di atas menunjukkan 71.42% kepala sekolah yang diberi kuesioner menyatakan bahwa landasan yang digunakan dalam pengembangan KTSP adalah UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, namun ada 28.58% yang menyatakan bahwa landasan KTSP adalah standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi (S ). Sedangkan Guru 85.29% menyatakan landasan yang digunakan dalam pengembangan KTSP adalah UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan 14.71% menyatakan Standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi (SI). Hasil wawancara dengan Penilik sekolah 100% menyatakan landasan yang digunakan dalam pengembangan KTSP adalah UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Dengan mencermati Tabel 2, dapat dikatakan bahwa pendapat kepala sekolah dan guru tentang landasan yang digunakan dalam pengembangan KTSP cenderung sama yaitu: UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Adapun beberapa dan Guru masih ada yang menyatakan Standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi (SI) sebagai landasan dalam proses pengembangan KTSP dikarenakan pemahaman dan Guru tersebut tentang KTSP masih belum maksimal. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar dan Guru telah memahami landasan yang digunakan dalam pengembangan KTSP yaitu UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2009) yang menyatakan bahwa KTSP dilandasi oleh undang-unhdang dan peraturan pemerintah, yaitu: (1) Undang-Undang no 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Tabel 3. Prinsip-prinsip yang harus dikembangkan dalam pengembangan KTSP Berpusat pada potensi, perkembangan, Belajar sepanjang hayat kebutuhan, dan kepentingan peserta didik 100% 0 Guru

6 Tabel 3, di atas menunjukkan bahwa 100% kepala sekolah yang diberi kuesioner menyatakan bahwa prinsip-prinsip yang harus dikembangkan dalam KTSP adalah berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik. Namun masih ada guru (11.75%) menyatakan prinsip-prinsip yang harus dikembangkan dalam pengembangan KTSP adalah belajar sepanjang hayat. Dapat dikatakan bahwa pendapat sebagian besar kepala sekolah dan guru tentang prinsip-prinsip yang harus dikembangkan dalam pengembangan KTSP cenderung sama yaitu: berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik. Adapun beberapa dan Guru masih ada yang menyatakan belajar sepanjang hayat merupakan prinsip-prinsip yang harus dikembangkan dalam proses pengembangan KTSP. Hal ini disebabkan bahwa seseorang itu menuntut ilmu tidak ada batasnya. Dari temuan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar dan Guru menyatakan bahwa prinsipprinsip yang harus dikembangkan dalam KTSP adalah: berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik. Hal ini senada dengan prinsipprinsip pengembangan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Depdiknas (2009) yaitu prinsip-prinsip pengembangan KTSP meliputi: berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Namun masih ada beberapa dan Guru yang belum memahami prinsipprinsip yang harus dikembangkan dalam KTSP. Hal ini dikarenakan pemahaman KTSP bagi Guru-guru dan belum merata. Oleh karenanya masih perlu diadakan sosialisasi tentang hakikat KTSP Fasilitas yang menunjang pengembangan KTSP Fasilitas yang menunjang pengembangan KTSP dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel. 4. Fasilitas yang menunjang pengembangan KTSP Kemampuan Sarana yang SDM tersedia di sekolah Guru Tabel 4 di atas menunjukkan 50% kepala sekolah yang diberi kuesioner menyatakan bahwa fasilitas yang menunjang pengembangan KTSP adalah kemampuan SDM, dan 50% kepala sekolah menyatakan sarana yang tersedia di sekolah yang menunjang pengembangan KTSP. Sedangkan Guru 55.88% menyatakan fasilitas yang menunjang pengembangan KTSP adalah kemampuan SDM dan 44.12% menyatakan fasilitas yang menunjang pengembangan KTSP adalah sarana yang tersedia di sekolah. Dapat dikatakan bahwa pendapat dan Guru tentang fasilitas yang menunjang pengembangan KTSP cenderung sama. Sebagian dan sebagian Guru menyatakan fasilitas yang menunjang pengembangan KTSP itu adalah kemampuan SDM dan sarana yang tersedia di sekolah. Dari temuan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa sebagian maupun sebagian Guru menyatakan bahwa fasilitas yang menunjang pengembangan KTSP itu adalah kemampuan SDM dan sarana yang

7 tersedia di sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2007) bahwa komponenkomponen sekolah termasuk diantaranya tenaga kependidikan, kemampuan SDM, serta sarana dan prasarana pendidikan sangat menunjang pengembangan KTSP. Penelitian yang berkaitan dengan pengembangan silabus meliputi: (1) acuan dalam mengembangkan silabus, (2) kesulitan yang ditemui dalam mengembangkan silabus. Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel atau grafik berikut. Tabel 5. Acuan dalam mengembangkan silabus Standar kompetensi Kompetensi dasar Guru Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa 50% kepala sekolah yang diberi kuesioner menyatakan acuan yang digunakan dalam mengembangkan silabus adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun para Guru 97.06% menyatakan bahwa acuan yang digunakan dalam mengembangkan silabus adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dapat dikatakan bahwa pendapat dan Guru tentang acuan yang digunakan dalam mengembangkan silabus cenderung berbeda. Hanya sebagian saja yang menyatakan acuan yang digunakan dalam mengembangkan silabus adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar, namun para Guru sebagian besar menyatakan acuan yang digunakan dalam mengembangkan silabus adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sehingga dapat dikatakan bahwa masih banyak yang belum memahami acuan yang digunakan dalam mengembangkan silabus. Berbeda dengan para guru sebagian besar telah memahami acuan yang digunakan dalam mengembangkan silabus, yaitu standar kompetensi dan kompetensi dasar. Tabel 6. Kesulitan yang ditemui dalam mengembangkan silabus Pengalaman belajar Identifikasi kondisi lingkungan dan budaya daerah Guru Tabel 6 di atas menunjukkan 50% kepala sekolah yang diberi kuesioner menyatakan bahwa kesulitan yang ditemui dalam mengembangkan silabus adalah dalam mengembangkan pengalaman belajar dan dalam mengidentifikasi kondisi lingkungan dan budaya daerah. Namun sebagian besar guru (88.25%) mengalami kesulitan dalam hal mengidentifikasi kondisi lingkungan dan budaya daerah. Kendala yang dapat menghambat pelaksanaan KTSP dalam penelitian ini meliputi: (1) faktor sarana, dan (2) faktor SDM dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik sebagai berikut. Tabel 7. Faktor sarana yang menjadi hambatan dalam pengembangan KTSP Fasilitas yang tersedia tidak mendukung Lingkungan sekolah tidak mendukung Guru

8 Dengan mencermati Tabel 7 dapat dikatakan bahwa pendapat dan Guru tentang faktor sarana yang menjadi hambatan dalam pengembangan KTSP cenderung sama yaitu fasilitas yang tersedia tidak mendukung. Dari hasil penelitian tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa dan Guru berpendapat bahwa faktor sarana yang menjadi hambatan dalam pengembangan KTSP. Pendapat ini senada dengan Paradigma Guru dan Pengajar di Indonesia jiwa.info/makalah-paradigma-guru-dan- pengajar-di-indonesia/ yang menyatakan bahwa kendala yang dialami guru antara lain fasilitas pendidikan di sekolah masih sangat minim padahal konsep KTSP lebih menitikberatkan pada praktek di lapangan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Oleh karenanya perlu perhatian pada pihak terkait untuk mengatasi masalah sarana yang menghambat pengembangan KTSP. Tabel 8. Kendala pengembangan KTSP yang berkaitan dengan SDM Guru kurang memadai Kemampuan siswa kurang mendukung Guru Tabel 8 di atas menunjukkan 71.42% kepala sekolah menyatakan kemampuan siswa kurang mendukung penerapan KTSP sehingga menghambat pengembangan KTSP. Namun sebagian para guru selain menyatakan kemampuan siswa kurang mendukung penerapan KTSP, juga menyatakan guru kurang memadai untuk menunjang penerapan KTSP sebesar 70.59%. Dapat dikatakan bahwa pendapat dan Guru tentang kendala pengembangan KTSP yang berkaitan dengan SDM cenderung sama yaitu dikarenakan kemampuan siswa kurang mendukung penerapan KTSP dan guru kurang memadai untuk menunjang penerapan KTSP Dari hasil penelitian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa dan Guru berpendapat bahwa kendala pengembangan KTSP yang berkaitan dengan SDM dikarenakan kemampuan siswa kurang mendukung penerapan KTSP dan guru kurang memadai untuk menunjang penerapan KTSP. Susilo (2007) menyatakan bahwa dalam mengarahkan segala sumber daya yang tersedia sangat menentukan keberhasilan proses belajar di sekolah. Begitu juga guru sangat berperan dalam proses pembelajaran, karena siswa tidak mungkin belajar tanpa bimbingan guru. Oleh karenanya untuk mengatasi temuan dari penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dalam mengoptimalkan proses pembelajaran berbasis KTSP, guru harus dapat membimbing siswa untuk aktif belajar dengan cara melibatkan aktivitas siswa melalui metode yang bervariasi, sementara untuk guru pihak terkait harus selalu meningkatkan kreativitas guru melalui pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan bidang studi yang diampunya. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut di atas, maka penelitian tentang Tinjauan Penerapan KTSP di Wilayah Jakarta Timur dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama; proses pengembangkan KTSP mengacu pada BSNP, dengan landasan UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, dan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah berpusat pada potensi,

9 perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik. Kedua; kendala yang dapat menghambat pelaksanaan KTSP adalah fasilitas yang tersedia tidak mendukung, serta sebagian guru dan siswa masih memiliki kemampuan yang kurang mendukung penerapan KTSP. penerapannya melalui penataran serta dilakukan tindak lanjut berupa supervisi terhadap RPP dan pelaksanaan pembelajaran terhadap masing-masing guru setiap semester. Untuk mengoptimalkan penerapan KTSP dalam pengembangan silabus perlu dilibatkan komite sekolah dan orang tua murid. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka ada beberapa saran yang harus diperhatikan sebagai berikut. Saran untuk Guru SD; untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar melalui penerapan KTSP diharapkan para guru sering berlatih membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi peserta didik dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran serta mempersiapkan media pembelajaran yang konkret. Saran untuk Penilik ; Perlu disosialisasikan hakikat KTSP dan DAFTAR PUSTAKA BSNP. (2006). Rambu-rambu Pengembangan Rencana pembelajaran di SD. Depdiknas:Jakarta Donald,A et al.(1979:135). Introduction to Researchin Education. New York: Holt Rinehart and Winston. K Ryan. dan Cooper, E. (1984). Whose, Whom, Can Teach. Boston: Houghton miftin company Mulyasa,E.(2009). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suyatma,D. Kendala KTSP. Diakses tanggal 17 Oktober 2010 dari Susilo Joko, M (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan menyongsongnya. Yogyakarta: PenerbitPustaka Pelajar TIM FMIPA Unesa tahun (2008).Mencermati KTSP di. Diakses 17 Desember 2009 dari 20Pelaksanaan%20KTSP%20di%20%20.pdf Uno, Hamzah B (2008). Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Wardani dkk (2002). Kurikulum dan pembelajaran.jakarta: Penerbit Universitas Terbuka Daftar Riwayat Hidup Penulis : Sukiniarti, adalah Dosen UT Pusat Pondok Cabe

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) SULIT DITERAPKAN DI INDONESIA. Kunaryo

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) SULIT DITERAPKAN DI INDONESIA. Kunaryo KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) SULIT DITERAPKAN DI INDONESIA Kunaryo Abstrak, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 1 1. Pengertian KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan 2 2. Landasan Pengembangan KTSP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN sangat banyak sekali perubahan setiap pergantian Menteri Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN sangat banyak sekali perubahan setiap pergantian Menteri Pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika ditinjau dari segi sejarah kurikulum Indonesia yang dimulai tahun 1945 sangat banyak sekali perubahan setiap pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PENGEMBANGAN KTSP PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 2 JOMBANG ARTIKEL

PERMASALAHAN PENGEMBANGAN KTSP PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 2 JOMBANG ARTIKEL PERMASALAHAN PENGEMBANGAN KTSP PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 2 JOMBANG ARTIKEL OLEH: NURJANNAH SYAHADATI NIM 108811410334 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan masyarakat yang begitu cepat sebagai dampak dari kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi, membawa akibat positif dan sekaligus akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi ditandai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi ditandai dengan berlakunya undang-undang Otonomi Daerah Nomor 22 Tahun 1999 dan disempurnakan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum menjadi komponen acuan oleh setiap satuan pendidikan. Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan, selain itu juga

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA SMA, SMK, MA, DAN MAK DI WILAYAH KOTA KEBUMEN

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA SMA, SMK, MA, DAN MAK DI WILAYAH KOTA KEBUMEN IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA SMA, SMK, MA, DAN MAK DI WILAYAH KOTA KEBUMEN Akhmad Khawasi&Liana Aisyah Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional PENDAHULUAN Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK UU SISDIKNAS NO 20 TH 2003 BAB IX STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Pasal 35 (1) dan (2): (1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan 1.1 Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KURIKULUM DALAM IMPLEMENTASI KTSP DI KALANGAN GURU SMK BM DI KOTA SALATIGA

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KURIKULUM DALAM IMPLEMENTASI KTSP DI KALANGAN GURU SMK BM DI KOTA SALATIGA ARTIKEL JURNAL SATYA WIDYA NOMOR : 2 Volume 29 IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KURIKULUM DALAM IMPLEMENTASI KTSP DI KALANGAN GURU SMK BM DI KOTA SALATIGA Sri Muryani, Entri Sulistari, Alex D Ch Mirakaho

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan sengaja, sadar dan berencana yang membiasakan para warga masyarakat sedini mungkin untuk menggali,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya pencerdasan, pendewasaan, kemahiran seseorang yang dilakukan perorangan, kelompok dan lembaga (Yamin, 2008). Menurut Syah (2007),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peralihan sistim pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi telah menjadikan perubahan paradigma berbagai unsur penyelenggaraan pemerintahan, termasuk pendidikan.

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H KESIAPAN SMP NEGERI 3 KARANG BARU DALAM MENGHADAPI KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan Oleh : ULFATUL HASANAH Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata Satu (S-1) Jurusan/Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu dari tujuan pendidikan nasional seperti ada pada UU Nomor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu dari tujuan pendidikan nasional seperti ada pada UU Nomor 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Salah satu dari tujuan pendidikan nasional seperti ada pada UU Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan karena tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA REFLEKSI POSISI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM KEBIJAKAN KURIKULUM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA Email: delaningrat@gmail.com A. Abstrak

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP sebagai seperangkat rencana dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi bangsa Indonesia dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan pendidikan dalam memasuki era globlalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian, diperlukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006 Tentang Pelaksanaan Permendiknas No. 22 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; dan Permendiknas No. 23 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan dan perubahan secara terus-menerus sebagai akumulasi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan dan perubahan secara terus-menerus sebagai akumulasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan secara terus-menerus sebagai akumulasi respon terhadap permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

STUDI BUKU PEGANGAN DALAM KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA DI KECAMATAN BARUS

STUDI BUKU PEGANGAN DALAM KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA DI KECAMATAN BARUS STUDI BUKU PEGANGAN DALAM KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA DI KECAMATAN BARUS Liana Mawaddah Pohan Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Email: liana.fisika@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai negara di dunia tidak pernah surut melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan bahwa sistem penjaminan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga disebutkan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dikemukakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Di satu sisi,

BAB I PENDAHULUAN. kita, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Di satu sisi, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK banyak memberi dampak pada kehidupan kita, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Di satu sisi, perkembangan IPTEK memungkinkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 1 2 PENDAHULUAN Salah satu variabel yang mempengaruhi sistem pendidikan nasional adalah kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum harus dapat mengikuti dinamika yang ada dalam masyarakat. kurikulum harus bisa

Lebih terperinci

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 68 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

PROFIL DAN ANALISIS MATERI IPBA DALAM KTSP

PROFIL DAN ANALISIS MATERI IPBA DALAM KTSP ISSN: 1412-0917 Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008 PROFIL DAN ANALISIS MATERI IPBA DALAM KTSP Oleh : Winny Liliawati dan Taufik Ramlan Ramalis Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP KRISTEN ABDI WACANA PONTIANAK. Oleh Aminuyati, Sri Zulhartati, F.Y. Khosmas

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP KRISTEN ABDI WACANA PONTIANAK. Oleh Aminuyati, Sri Zulhartati, F.Y. Khosmas 131 PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP KRISTEN ABDI WACANA PONTIANAK Oleh Aminuyati, Sri Zulhartati, F.Y. Khosmas (IPS, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak) Abstrak: Pelaksanaan model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sampai kapanpun, manusia tanpa pendidikan mustahil dapat hidup berkembang sejalan dengan perkembangan jaman.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Bentuk-bentuk pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMAN 1 dan 2 Kecamatan. pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran.

BAB V PENUTUP. 1. Bentuk-bentuk pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMAN 1 dan 2 Kecamatan. pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan analisisnya yang diuraikan pada bab IV, peneliti dapat menarik kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. Bentuk-bentuk pelaksanaan

Lebih terperinci

KOMPETENSI: WAWASAN KEPENDIDIKAN, AKADEMIK, DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU PADA EVALUASI IMPLEMENTASI KTSP DI SMK

KOMPETENSI: WAWASAN KEPENDIDIKAN, AKADEMIK, DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU PADA EVALUASI IMPLEMENTASI KTSP DI SMK KOMPETENSI: WAWASAN KEPENDIDIKAN, AKADEMIK, DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU PADA EVALUASI IMPLEMENTASI KTSP DI SMK Disajikan Pada Jurnal Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN); Bandung, Februari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan tantangan yang akan dihadapi oleh anak bangsa pada masa kini maupun masa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada kondisi sekarang ini, Indonesia memasuki kehidupan era globalisasi yang banyak terjadi perubahan-perubahan. Guna menghadapi tantangan global diperlukannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu komponen penting dari

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu komponen penting dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang mandiri, dan berkualitas, sebagaimana diatur dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tentang kurikulum yang termasuk kategori pola lama seperti yang dikemukakan

BAB II KAJIAN TEORI. tentang kurikulum yang termasuk kategori pola lama seperti yang dikemukakan BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 1. Kurikulum Terdapat beberapa batasan tentang kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli, baik yang termasuk kategori pola lama maupun kategori pola baru Batasan tentang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT Anifa Alfia Nur Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang tingkat kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad 21 ini dunia pendidikan kita menjadi geger, geger dengan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad 21 ini dunia pendidikan kita menjadi geger, geger dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad 21 ini dunia pendidikan kita menjadi geger, geger dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang menyadari pentingnya pendidikan dalam rangka

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan

Standar Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia Dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3, Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB V Kesimpulan

BAB V Kesimpulan 5.1. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal penting yang menjadi kesimpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, yaitu tentang : (1) Pengembangan Perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan di Indonesia banyak mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab berbagai permasalahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga ilmu kimia bukan hanya

Lebih terperinci

Jurnal Geografi Vo.l 3 No. 1 Februari

Jurnal Geografi Vo.l 3 No. 1 Februari ANALISIS PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI DI KOTA PEMATANGSIANTAR Rosni 1 dan Ratih Puspita 2 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar

Lebih terperinci

TEKNIK PENGEMBANGAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI MATEMATIKA SMP/MTs

TEKNIK PENGEMBANGAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI MATEMATIKA SMP/MTs DIKLAT GURU PEMANDU/GURU INTI/PENGEMBANG MATEMATIKA SMP JENJANG DASAR TAHUN 2010 TEKNIK PENGEMBANGAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI MATEMATIKA SMP/MTs Disusun oleh: Sri Wardhani DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia dibandingkan dengan daya saing SDM negaranegara Asia lainnya. Berdasarkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BSNP, SATUAN PENDIDIKAN, PUSAT KURIKULUM,

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BSNP, SATUAN PENDIDIKAN, PUSAT KURIKULUM, KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BSNP, SATUAN PENDIDIKAN, PUSAT KURIKULUM, Dr. HERRY WIDYASTONO Pembina Utama Muda, Gol IV/c Kepala Bidang Kurikulum Pend. Non Formal & Pend. Khusus PUSAT KURIKULUM BALITBANG

Lebih terperinci

Apakah Kurikulum itu?

Apakah Kurikulum itu? Apakah Kurikulum itu? Secara konseptual Kurikulum merupakan rancangan dan proses pendidikan yang dikembangkan oleh pengembang kurikulum sebagai jawaban terhadap tantangan komunitas, masyarakat, bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

Lebih terperinci

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 11-20 Agustus 2016 PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH Ayu 1) Nurhaidah

Lebih terperinci

Kata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik

Kata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik PENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU NON PNS DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SD NEGERI CABEAN 2 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Al Munawar

Lebih terperinci

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RPP BERBASIS KTSP PADA MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI TINGKAT SEKOLAH DASAR

PENYUSUNAN RPP BERBASIS KTSP PADA MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI TINGKAT SEKOLAH DASAR 1 PENYUSUNAN RPP BERBASIS KTSP PADA MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI TINGKAT SEKOLAH DASAR A. PENDAHULUAN Semboyan Bhineka Tunggal Ika sebenarnya mewakili kenyataan kondisi tanah air dan bangsa Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Geografi dan Lingkungan Jakarta Timur terletak pada wilayah bagian Timur ibukota Republik Indonesia, dengan letak geografis berada pada 106 0 49 ' 35 '' Bujur Timur

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Kuncoro Asih Nugroho, M.Pd. I. PENDAHULUAN A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU

Lebih terperinci

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu sistem dengan komponenkomponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Dick et al., 2005). Untuk dapat menciptakan

Lebih terperinci

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO Diajukan untuk Memenuhi sebagian Tugas guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan,

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK JALANAN APBD TAHUN 2015 YAYASAN SWARA PEDULI INDONESIA JAKARTA (YSPIJ)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK JALANAN APBD TAHUN 2015 YAYASAN SWARA PEDULI INDONESIA JAKARTA (YSPIJ) LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK JALANAN APBD TAHUN 2015 DAFTAR ISI 01 DAFTAR ISI 02 PENDAHULUAN 03 PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN 04 PENUTUP PENDAHULUAN Kota Administrasi Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Berdasarkan Undang-Undang (UU) nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional dan peraturan pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 44 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn : JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman 33-43 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg PENGETAHUAN GURU IPS TERPADU SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN BANJARMASIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling mendukung dalam rangka mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (Struktur dan Kendalanya) Farid Firmansyah

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (Struktur dan Kendalanya) Farid Firmansyah IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (Struktur dan Kendalanya) Farid Firmansyah Abstrak : Pemerintah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan mengacu pada Standar Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Persaingan global terus berlanjut dan menuntut kesiapan setiap negara untuk mempunyai sumberdaya manusia yang unggul dan mampu menghadapi persaingan. Salah satu

Lebih terperinci

Djuharis Rasul Peneliti di Pusat Kurikulum Diknas Sosialisasi KTSP

Djuharis Rasul Peneliti di Pusat Kurikulum Diknas Sosialisasi KTSP Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan salam sejahtera untuk kita semua Semoga Apa yang kita lakukan hari ini bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin Djuharis Rasul Peneliti di Pusat Kurikulum Diknas

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA KELAS VII DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N 12 SURAKARTA

ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA KELAS VII DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N 12 SURAKARTA ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA KELAS VII DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N 12 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program

Lebih terperinci

MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK By: Estuhono, S.Pd, M.Pd PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM Estuhono, S.Pd, M.Pd I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah, sentralisasi ke desentralisasi, multikultural,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya Manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 TENGARAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 TENGARAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 TENGARAN Disusun : Nama : Risqi Ageng Wiguno NIM : 2501409086 Prodi : Pend. Seni Musik FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009 KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika di SMA Negeri 1 Klaten dapat disampaikan berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika di SMA Negeri 1 Klaten dapat disampaikan berikut. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Aspek-aspek Pengembangan Silabus Hasil penelitian tentang pengembangan silabus dan penilaian hasil belajar matematika di SMA Negeri 1 Klaten

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 105 B. TUJUAN 105 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 105 D. UNSUR YANG TERLIBAT 106 E. REFERENSI 106 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 106

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 105 B. TUJUAN 105 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 105 D. UNSUR YANG TERLIBAT 106 E. REFERENSI 106 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 106 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 105 B. TUJUAN 105 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 105 D. UNSUR YANG TERLIBAT 106 E. REFERENSI 106 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 106 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 108 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya akan sangat dibutuhkan peran serta

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA Makalah Disajikan pada kegiatan Workshop Monev Pelaksanaan KTSP MI, MTs, dan MA Angkatan I Tingkat Propinsi Jawa Barat pada

Lebih terperinci

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dengan sengaja dirancang mencapai tujuan meningkatkan pendidikan kualitas merupakan telah sumber suatu ditetapkan. daya proses Pendidikan

Lebih terperinci