Jurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA.
|
|
- Johan Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurna MIPA 37 () (014): Jurna MIPA TRANSFER PANAS LUBANG HITAM SCHWARZSCHILD Y Tiandho Triyanta KK Fisika Teori Energi Tinggi dan Instrumentasi, Fakutas Matematika dan Imu Pengetahuan Aam, Institut Teknoogi Bandung, Indonesia Info Artike Sejarah Artike: Diterima Agustus 014 Disetujui September 014 Dipubikasikan Oktober 014 Keywords: back hoe, heat transfer, thermodynamics, genera reativity Abstrak Mekanika kuantum menunjukkan bahwa ubang hitam memiiki temperatur sebagai indikasi dapat mengemisikan partike. Persamaan transfer panas secara genera mengandung operator Lapacian yang sifatnya dipengaruhi oeh ruang. Keengkungan ruang-waktu di daerah sekitar ubang hitam sangat besar sehingga operator Lapacian untuk menghitung distribusi temperaturnya merupakan Lapacian ruang engkung. Persamaan Fourier untuk ubang hitam Schwarzschid bergantung pada jarak dan radius Schwarzschid. Pada keadaan tunak sousi dari komponen radius mengandung poinomia Legendre dan sousi dari komponen sudut ruang mengadung fungsi spherica harmonics. Untuk kasus dengan persamaan diferensia terhadap waktu berniai konstan sousi menyimpukan bahwa temperatur bertambah seiring waktu. Hasi yang teah didapatkan secara umum dapat digunakan untuk menentukan distribusi temperatur pada ruang engkung akibat suatu objek bermassa M. Koreksi ini sekaigus menggambarkan peristiwa transfer panas daam konteks reativitas umum. Abstract Quantum mechanics show that back hoe has temperature that indicated that back hoe can emit partices. Generay the heat transfer equation contains Lapacian operators that is infuenced by space. The space-time arch in the surrounding of back hoe is very big so that Lapacian operators to cacuate the temperature distribution is the arch space Lapacian. Fourier equation for Schwarzschid back hoe is depended on the distance and radius of Schwarzschid. At ateady state the doution od radius component containing Legendre poynomia and the soution of component corner containing spherica harmonics function. For the case with differentia equationon the constant time, the soution is that temperature wi increase over time. The resut can generay be used to determine the distribution of temperature in the arch space due to mass object M. This correction can at once refects the heat transfer phenomenon in context of genera reativity. 014 Universitas Negeri Semarang Aamat korespondensi: E-mai: triyanta@fi.itb.ac.id ISSN
2 PENDAHULUAN Berdasarkan definisinya, ubang hitam merupakan suatu daerah daam ruang-waktu dengan medan gravitasi begitu kuat bahkan cahaya pun tidak dapat oos. Sebuah ubang hitam terbentuk ketika sebuah objek bermassa M runtuh dan ukurannya ebih keci dibandingkan radius Schwarzschid rs GM c (Froov & Novikov 1998) Daam teori kasik, ubang hitam hanya dapat menyerap dan tidak dapat mengemisikan partike. Tetapi meaui efek mekanika kuantum, ubang hitam dapat menciptakan dan mengemisikan partike seoah-oah mereka adaah benda hitam dengan temperatur, 3 c T. (1) 8 kgm Emisi terma ini menyebabkan penurunan massa ubang hitam secara ambat hingga akhirnya menghiang (Hawking 1975). Semakin tinggi temperatur ubang hitam maka akan semakin keci massanya (Triyanta & Bowaire 013). Daam proses transfer panas suatu objek menuju objek ain distribusi temperaturnya mengikuti persamaan Fourier. Secara mendasar, persamaan Fourier kasik harusah dikoreksi karena mengasumsikan cepat rambat panas memiiki niai yang tak terbatas (Rubin 199). Meaui penerapan prinsip reativitas khusus pada operator Lapacian diperoeh koreksi distribusi temperatur yang memiiki bentuk sama dengan persamaan konduksi panas hiperboik. Hasi tersebut diketahui memiiki akurasi ebih tinggi dibandingkan persamaan Fourier kasik (Ai & Zhang, 005; Ordóñes-Miranda & Avarado-Gi, 01). Lubang hitam merupakan objek yang dapat meengkungkan ruang-waktu secara signifikan. Dengan demikian, operator Lapacian yang akan digunakan untuk menentukan distribusi temperatur ubang hitam harus disesuaikan agar sesuai dengan Lapacian pada ruang engkung. Seama ini perhitungan distribusi temperatur pada ruang engkung beum pernah diakukan. Di daam makaah ini akan dibahas tentang proses transfer panas ubang hitam pada ruangwaktu Schwarzschid. Pembahasan tentang Y Tiandho & Triyanta / Jurna MIPA 37 () (014): persamaan dasar Fourier akan dibahas pada bagian kedua, perumusan persamaan transfer panas pada ubang hitam Schwarzschid pada bagian ketiga, dan sousi pada keadaan tunak dibahas pada bagian keempat. Seain untuk menghitung distribusi temperatur dari ubang hitam, hasi pembahasan ini dapat digunakan untuk mengkoreksi persamaan Fourier kasik sehingga sesuai dengan teori reativitas umum. Ha ini dibutuhkan karena kehadiran setiap objek bermassa M akan membuat ruang-waktu meengkung. Persamaan Transfer Panas Untuk objek stasioner bertemperatur T, keseimbangan energi dipenuhi meaui persamaan sebagai berikut (Carsaw 1945) T C. q 0, () t dengan adaah densitas, C adaah kapasitas panas (pada temperatur T ), q adaah vektor fuks terma, dan merupakan operator gradien yang secara kasik dapat dituiskan sebagai, ˆ i+ ˆ j+ kˆ. (3) x y z Apabia objek bersifat homogen dan variasi temperatur daam materia tersebut begitu keci sehingga sifat-sifatnya dapat diasumsikan berniai konstan maka q dapat diaproksimasi sebagai, q k T, (4) dengan k merupakan konduktivitas terma. Meaui substitusi persamaan (4) ke daam persamaam (1) maka akan diperoeh, dengan, T T, (5) t k C, (6) yang merupakan variabe difusivitas terma dan merupakan operator Lapacian yang secara kasik teah dikena baik dengan bentuk,. (7) x y z
3 Y Tiandho & Triyanta / Jurna MIPA 37 () (014): Persamaan (5) adaah persamaan yang menggambarkan proses distribusi panas yang azim disebut sebagai persamaan Fourier (Pountney et a 01). Beberapa pengamatan seperti pada aser (Sanderson et a. 1995) dan beberapa divais modern (Wang & Li 013 dan Hu & Chen 01) menunjukkan bahwa persamaan (5) kurang tepat. Persamaan tersebut mengasumsikan panas dapat merambat pada kecepatan tak terhingga. Artinya, perambatan terma dapat dideteksi seketika meskipun jaraknya sangat jauh dan secara fisika ha ini tidak dapat diterima. Sousi untuk mengatasi permasaahan tersebut adaah menyusun persamaan transfer panas dengan kecepatan terbatas yang disebut dengan persamaan konduksi panas hiperboik (Chen 014), T T T. (8) t c t Secara mendasar, persamaan (8) dapat diturunkan dengan mudah meaui penggantian operator Lapacian kasik dengan operator Lapacian reativistik yang dikena sebagai operator d Aembert (Ai & Zhang 005). Dapat disimpukan bahwa perambatan panas terjadi pada kecepatan terbatas dan dipengaruhi oeh komponen ruang-waktu. Daam ha ini, efek reativistik muncu daam ruang datar Minkowski. Transfer Panas Lubang Hitam Schwarzschid Eemen panjang Schwarzschid daam koordinat umum t, r, θ, dan φ didefinisikan sebagai (Froov & Novikov 1998), Suku pertama pada persamaan (14) menjeaskan tentang adanya batasan niai cepat rambat terma c. Variabe daam kurung pada suku pertama dan kedua berhubungan dengan kebergantungan distribusi terma pada massa objek (radius Schwarzschid). Daam konteks reativitas 1 rs rs ds 1 c dt 1 dr r d sin d. (9) r r Apabia sebuah objek memiiki radius sebesar radius Schwarzschid rs maka komponen waktu akan menjadi singuar. Kondisi tersebut menggambarkan kondisi ubang hitam Schwarzschid. Batasan antara bagian daam ubang hitam dengan bagian uarnya disebut dengan cakrawaa peristiwa. Karena dibatasi oeh singuaritas maka kajian transfer panas ubang hitam daam makaah ini hanya meninjau hingga batasan cakrawaa peristiwa. Dengan definisi, ds gdx dx, (10) maka sesuai persamaan (9), komponen g dituiskan sebagai, 1 rs rs g diag 1, 1, r, r sin. (11) r r Daam ruang engkung, operator Lapacian untuk suatu skaar ditentukan sebagai (Strichatz 1983), 1 g g, (1) g dengan g merupakan determinan g. Sedangkan untuk komponen g ditentukan meaui hubungan dengan g sebagai, 1 rs rs 1 1 g =diag 1, 1,,. (13) r r r r sin Sehingga meaui substitusi persamaan (13) pada definisi operator Lapacian (1) akan diperoeh Lapacian untuk temperatur pada ruang-waktu Schwarzschid yaitu, 1 rs 1 T 1 rs T 1 T 1 T T 1 1 r sin r c t r r r r r sin r sin. (14) umum kehadiran massa akan membuat ruangwaktu meengkung. Karena distribusi terma sifatnya 13 dipengaruhi oeh gambaran ruang-waktu maka berdasarkan reativitas umum, distribusi temperatur
4 Y Tiandho & Triyanta / Jurna MIPA 37 () (014): juga dipengaruhi oeh massa objek. Meaui penggantian operator Lapacian pada persamaan (5) dengan operator Lapacian Schwarzschid pada persamaan (14), maka akan diperoeh persamaan transfer panas untuk ubang hitam Schwarzschid, 1 T rs 1 T 1 rs T 1 T 1 T 1 1 r sin. (15) t r c t r r r r r sin r sin Pada kondisi tanpa kehadiran massa maka persamaan (15) akan mereduksi menjadi persamaan konduksi terma hiperboik yang disajikan daam koordinat boa. Meaui persamaan (15) dapat disimpukan bahwa transfer panas ubang hitam Schwarzschid seain dipengaruhi oeh batasan cepat rambat terma juga dipengaruhi oeh massa objek (radius Schwarzschid). Seain untuk menghitung distribusi temperatur ubang hitam Schwarzschid persamaan transfer panas yang teah diperoeh secara umum juga dapat digunakan untuk menghitung distribusi temperatur pada sebarang ruang engkung akibat kehadiran objek bermassa M atau untuk tinjauan sesuai dengan teori reativitas umum. Sousi Keadaan Tunak Saah satu kasus sederhana yang sering dipeajari daam proses transfer panas adaah transfer panas pada keadaan tunak (steady state). Keadaan ini terjadi pada saat fungsi temperatur tidak agi bergantung pada waktu. Dengan demikian persamaan (15) dapat direduksi, 1 rs T 1 T 1 T 1 r sin 0. (16) r r r r r sin r sin Apabia perhitungan diakukan tanpa memperhitungkan massa objek maka persamaan (16) akan tereduksi menjadi persamaan transfer panas kasik pada keadaan tunak. Karena temperatur tidak bergantung pada waktu maka temperatur dapat dinyatakan secara sederhana sebagai fungsi r, θ, dan φ,, T R r Y. (17) Meaui substitusi ke daam persamaan (16) dengan metode separasi variabe akan diperoeh persamaan untuk komponen Y,, 1 Y 1 Y sin 1Y 0, (18) sin sin yang memiiki sousi berupa fungsi spherica harmonics, 1 m! Y, P cos e 4 m! m m im m dengan P cos, (19) merupakan poinomia Legendre sedangkan adaah integer non-negatif sehingga Y, memiiki niai yang konvergen. Untuk komponen radia akan didapatkan persamaan, r R r r r s 1 r 1 R 0. (0) Dengan mendefinisikan, r z 1, (1) rs 133
5 Y Tiandho & Triyanta / Jurna MIPA 37 () (014): maka persamaan (0) dapat dituiskan sebagai, 1 R R z z 1 R 0. () z z Persamaan tersebut merupakan persamaan yang dikena sebagai persamaan Legendre yang sousinya adaah, r r R ap 1 bq 1. (3) rs rs Meaui substitusi persamaan (19) dan (3) ke daam persamaan (17) maka akan diperoeh sousi distirbusi temperatur pada keadaan tunak adaah, r r m T ap 1 bq 1 Y,, (4) rs rs dengan P dan Q masing-masing merupakan fungsi Legendre pertama dan kedua. Variabe a dan b merupakan konstanta yang niainya ditentukan oeh syarat batas. Sousi tersebut menunjukkan bahwa daam ruang-waktu Schwarzschid distribusi temperatur seain bergantung pada jarak titik tinjau juga bergantung radius Schwarzschid-nya. Namun karena tinjauan dibatasi oeh cakrawaa peristiwa maka distribusi temperatur hanya beraku untuk kondisi r r. Khusus untuk tinjauan tepat di s cakrawaa peristiwa, yaitu Legendre masing-masing akan berniai r r, poinomia s P 1 dan. Pada cakrawaa peristiwa temperatur Q 1 berniai terbatas, maka pada radius Schwarzschid mengharuskan konstanta b berniai no agar temperatur tidak berniai tak berhingga karena poinomia Legendre kedua Q 1 bersifat tak konvergen. Dengan demikian pada radius Schwarzschid persamaan temperatur dapat dituiskan secara ebih sederhana sebagai, 1 m, T a P Y. (5) Apabia persamaan (16) tidak berniai no, meainkan memiiki niai sebagai suatu konstanta x, maka juga beraku kondisi, 1 1 T 1 r 1 s T x, (6) t c r t A r T t xt e c r rs r tc r r s, (7) dengan A merupakan sebuah konstanta yang ditentukan oeh keadaan awa. Pada kondisi tersebut tampak bahwa distribusi temperatur mengandung suku yang berkurang secara eksponensia terhadap fungsi waktu, radius, dan massa objek yang didefinisikan sebagai radius Schwarzschid. Namun di sisi ain, persamaan tersebut pada suku pertama sebeah kanan mengandung suku yang bertambah seiring pertambahan waktu. Dengan mendefinisikan konstanta berniai satu maka berdasarkan signifikasinya, pada kasus ini akan diperoeh kesimpuan bahwa temperatur di sekitar ubang Schwarzschid bertambah seiring pertambahan waktu. PENUTUP Lubang hitam memiiki temperatur yang niainya berbanding terbaik dengan massanya. Persamaan transfer panas didefinisikan dengan baik meaui persamaan Fourier. Beberapa pengamatan menunjukkan bahwa penggantian operator Lapacian kasik dengan operator d Aembert akan menghasikan persamaan transfer panas yang ebih baik. Untuk menghitung distribusi temperatur di sekitar ubang hitam digunakan operator Lapacian yang beraku untuk ruang engkung. Karena pada daerah sekitar ubang hitam keengkungan ruangwaktu tidak agi dapat diabaikan. Persamaan Fourier daam ruang-waktu Schwarzschid bergantung pada jarak tinjau dan juga massa objek. Untuk keadaan tunak, distribusi temperatur yang dihasikan dapat dinyatakan secara sederhana sebagai fungsi Legendre pertama dan kedua (komponen radia) serta fungsi spherica harmonics (komponen sudut ruang). Fungsi Legendre tersebut bergantung pada jarak dan radius Schwarzschid. Untuk kasus dengan persamaan diferensia yang bergantung pada waktu berniai konstan diperoeh distribusi temperatur bergantung pada waktu, radius, dan massa objek. yang memiiki sousi berupa, 134
6 Y Tiandho & Triyanta / Jurna MIPA 37 () (014): UCAPAN TERIMA KASIH Riset ini mendapat dukungan dari Riset Desentraisasi DIKTI 014. DAFTAR PUSTAKA Ai Y M & Zhang L C Reativistic heat conduction. Internationa Journa of Heat and Mass Transfer 48: Carsaw H S Introduction to the Mathematica Theory of the Conduction Soids, New York: Dover Pubications Chen T M A hybrid transform technique for the hyperboic heat conduction probems. Internationa Journa of Heat and Mass Transfer 65: Froov V P & Novikov I D Back Hoe Physics: Basic Concepts and New Deveopments. Netherands: Springer Hawking S W Partice creation by back hoes Communication in Mathematica Physics 43: Hu K & Chen Z. 01. Thermoeastic anaysis of a partiay insuated crack in a strip under therma impact oading using the hyperboic heat conduction theory. Internationa Journa of Engineering Science 51: Ordóñes-Miranda J & Avarado-Gi J J. 01. Determination of therma properties for hyperboic heat transport using a frequency-moduated excitation source. Internationa Journa of Engineering Science 50: Pountney O, Cho G, Lock G D & Owen J M. 01 Soutions of Fourier s equation appropriate for experiments using thermochromic iquid crysta. Internationa Journa of Heat and Mass Transfer 55: Rubin M B Hyperboic heat conduction and the second aw. Internationa Journa of Engineering Science 30 : Sanderson T, Ume C & Jarzynsk J Hyperboic heat equations in aser generated utrasound modes. Utrasonics 33: Strichatz R S Anaysis of the Lapacian on the compete Riemannian manifod. Journa of Functiona Anaysis 5: Triyanta & Bowaire A N Hawking Temperature of the Reissner-Nordstrom-Vaidya Back Hoe. Journa of Mathematica and Fundamenta Sciences 45: Wang B L & Li J E Hyperboic heat conduction and associated transient therma fracture for a piezoeectric materia ayer. Internationa Journa of Soids and Structures 50:
PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF
PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,
Lebih terperinciModul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.
PROSIDING SKF 016 Modu Praktikum Fisika Matematika: Menukur Koefisien Gesekan pada Osiasi Teredam Bandu Matematika. Rizqa Sitorus 1,a), Triati Dewi Kencana Wunu,b dan Liik Hendrajaya 3,c) 1 Maister Penajaran
Lebih terperinciPREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL
PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL Adhe Afriani 1*, Hasriati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika
Lebih terperinciBAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA
BAB. 6 DINAMIKA OTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGA A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INESIA 1. Momen Gaya Benda hanya dapat mengaami perubahan gerak rotasi jika pada benda tersebut diberi momen gaya, dengan adanya
Lebih terperinciNUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD
Pendekatan Numerik Keadaan Terikat. (Arif Gunawan) 179 PENDEKATAN NUMERIK KEADAAN TERIKAT DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA PADA INTERAKSI DUA NUKLEON MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA (FINITE DIFFERENCE
Lebih terperinciFOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,
FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,
Lebih terperinciPENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA
Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari
Lebih terperinciT E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif
1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,
Lebih terperinciPENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.
36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with
Lebih terperinci(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif
BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,
Lebih terperinciJawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]
Jawaban Tugas 0 Program Pendidikan Fisika [Setiya Utari] Program Pendidikan Fisika Tujuan Mata peajaran Fisik Membentuk sikap positif terhadap fisika Keteraturan aam semesta, Kebesaran TYME. Memupuk sikap
Lebih terperinciSMA NEGERI 14 JAKARTA Jalan SMA Barat, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur Tlp
SM NEGERI 14 JKRT Jaan SM Barat, Ciiitan, Kramatjati, Jakarta Timur Tp. 01 809096 BIDNG STUDI : FISIK DINMIK ROTSI F 1. Sebuah roda dapat mengeinding pada sebuah bidang datar yang kasar. Massa roda 0,5
Lebih terperinciFrekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*
Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan
Lebih terperinciPENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT
JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT
Lebih terperinciModel Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming
Mode Optimasi Penjadwaan Proses Sitting Materia Ro dengan Muti Objective Programming Dina Nataia Prayogo Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jaan Raya Kairungkut, Surabaya, 60293 Te: (031) 2981392,
Lebih terperinciSOLUSI ANALITIK MASALAH KONDUKSI PANAS PADA TABUNG
Jurnal LOG!K@, Jilid 6, No. 1, 2016, Hal. 11-22 ISSN 1978 8568 SOLUSI ANALITIK MASALAH KONDUKSI PANAS PADA TABUNG Afo Rakaiwa dan Suma inna Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Lebih terperinciANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak
ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan
Lebih terperinciSIMAK UI 2011 Fisika. Kode Soal
SIMAK UI 2011 Fisika Kode Soa Doc. Name: SIMAKUI2011FIS999 Version: 2012-11 haaman 1 01. Sebuah mikroskop terdiri dari ensa obyektif (f 1 = 0,5 cm) dan ensa okuer (f 2 = 2 cm). Jarak antara kedua ensa
Lebih terperinciBAB V VERIFIKASI PROGRAM
BAB V VERIFIKASI ROGRAM Hasi perhitungan niai beban kritis eastis yang didapat dari program dibandingkan dengan hasi perhitungan manua. Beberapa kasus porta bidang yang digunakan daam verifikasi ini terdapat
Lebih terperinciSOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER
SOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER ABSTRAK Telah dilakukan perhitungan secara analitik dan numerik dengan pendekatan finite difference
Lebih terperinciTeori Efektif Energi Rendah dan Kosmologi Braneworld
Bab V Teori Efektif Energi Rendah dan Kosmoogi Braneword V. Pendahuuan Di daam Bab IV teah dipeajari bahwa persamaan-persamaan induksi pada brane mengandung sebuah tensor Wey terproyeksi yang membawa informasi
Lebih terperinciPengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal
Jurna ILMU DASAR, Vo. 15 No. 2, Jui 2014 : 97-101 97 Pengukuran Indeks Bias Minyak Keapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Ceah Tungga Pam Cooking Oi Refraction Index Measurement Using
Lebih terperinciAplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi
JURNAL FOURIER Oktober 2013, Vol. 2, No. 2, 113-123 ISSN 2252-763X Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi Annisa Eki Mulyati dan Sugiyanto Program Studi Matematika Fakultas
Lebih terperinciBAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan
68 BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Mode Perkiraan Limpasan Permukaan Sudjono (1995) menguraikan konsep runoff yang teah diubah secara idea pada segmen keci, berdasar pada prinsip keseimbangan air. Mode
Lebih terperinciAnalisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara
Jurna Imu dan Teknoogi Perikanan Tangkap 2(2): 9-93, Desember 2015 ISSN 2337-4306 Anaisis beban pendingin cod storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Suawesi Utara Cooing oad anaysis of cod storage
Lebih terperinciSimulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-13 Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga Vimala Rachmawati dan Kamiran Jurusan
Lebih terperinciSIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan
SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan ABSTRAK SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Aliran panas pada pelat
Lebih terperinciProsiding Matematika ISSN:
Prosiding Matematika ISS: 2460-6464 Mode Matematika Cadangan Premi Asuransi Kesehatan Perawatan Rumah Sakit Menggunakan Metode Prospektif Mathematica Modes of Cacuation of The Heath Insurance Premium Backup
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH
PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH Rusdianto 1, Syarifa Ajrinah 2, Arinda Wahyuni 3, Edward Syarif 4 1,2,3) Pascasarjana Arsitektur, Fatas Teknik, Universitas
Lebih terperinciUJIAN PRAKTEK FISIKA KELAS XII IPA SMAN 1 GIRI BANYUWANGI TAHUN 2010 / 2011 AYUNAN SEDERHANA
UJIAN PRAKTEK FISIKA KELAS XII IPA SMAN GIRI BANYUWANGI TAHUN 00 / 0 NAMA :... NO. UJIAN :... AYUNAN SEDERHANA Tujuan : Menentukan percepatan gravitasi disuatu tempat. Aat dan bahan : - beban - penggaris
Lebih terperinciWater Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok
Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok A. Yudi Eka Risano 1, Indra Mamad Gandidi 2 1,2 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakutas Teknik Universitas Lampung J. Prof. Soemantri Brojonegoro
Lebih terperinciTinjauan Kasus Persamaan Panas Dimensi Satu secara Analitik
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 T - 5 Tinjauan Kasus Persamaan Panas Dimensi Sau secara Anaiik Ahmadi, Harono, Nikenasih Binaari Program Sudi Maemaika, Universias Negeri Yogyakara
Lebih terperinciPEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG
No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa
Lebih terperinciKonsistensi Hambatan Kawat Kumparan Terhadap Hukum Ohm pada Berbagai Medium
8 Prosiding Pertemuan Imiah XX HFI Jateng & DIY Konsistensi Hambatan Kawat Kumparan Terhadap Hukum Ohm pada Berbagai Medium Sandi Somantri, Moh. Toifur, Sumaji Program Magister Pendidikan Fisika, Universitas
Lebih terperinciPENYELESAIAN MODEL DISTRIBUSI SUHU BUMI DI SEKITAR SUMUR PANAS BUMI DENGAN METODE KOEFISIEN TAK TENTU. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.
PENYELESAIAN MODEL DISTRIBUSI SUHU BUMI DI SEKITAR SUMUR PANAS BUMI DENGAN METODE KOEFISIEN TAK TENTU Lutfiyatun Niswah 1, Widowati 2, Djuwandi 3 1,2,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl.
Lebih terperinciBAB III PERSAMAAN DIFUSI, PERSAMAAN KONVEKSI DIFUSI, DAN METODE PEMISAHAN VARIABEL
BAB III PERSAMAAN DIFUSI, PERSAMAAN KONVEKSI DIFUSI, DAN METODE PEMISAHAN VARIABEL Dalam menyelesaikan persamaan pada tugas akhir ini terdapat beberapa teori dasar yang digunakan. Oleh karena itu, pada
Lebih terperinciAnalisis 9 Saham Sektor Industri di Indonesia Menggunakan Metode SVR
Anaisis 9 Saham Sektor Industri di Indonesia Menggunakan Metode SVR Nur Adhi Nugroho1,a, Acep Purqon1,b 1 Laboratorium Fisika Bumi, Keompok Keahian Fisika Bumi dan Sistem Kompeks, Fakutas Matematika dan
Lebih terperinciANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE
Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem merupakan sekumpulan obyek yang saling berinteraksi dan memiliki keterkaitan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciDeret Fourier dan Transformasi Fourier
Bab 6 caku fi58 by khbasar; sem 2-2 Deret Fourier dan Transformasi Fourier 6. Fungsi Periodik Suatu fungsi dikatakan periodik jika niai fungsi tersebut beruang untuk seang besaran tertentu. Secara definisi,
Lebih terperinciMenentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson
Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 2(B) 13204 Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson Siti Sailah Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan,
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang
Anaisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Eektroda Batang I M Yuistya Negara, Daniar Fahmi, D.A. Asfani, Bimo Prajanuarto, Arief M. Jurusan Teknik Eektro Institut Teknoogi Sepuuh Nopember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Upaya para fisikawan, khususnya fisikawan teoretik untuk mengungkap fenomena alam adalah dengan diajukannya berbagai macam model hukum alam berdasarkan
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild
Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild Urai astri lidya ningsih 1, Hasanuddin 1, Joko Sampurno 1, Azrul Azwar 1 1 Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura; e-mail: nlidya14@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneitian Peneitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh service exceence terhadap kepuasan konsumen. Adapun yang
Lebih terperinciKajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan
PROC. ITB Sains & Tek. Vo. 39 A, No. 1&2, 2007, 23-39 23 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan yang Dihasikan dari Data Arus Lauintas pada Kondisi Keseimbangan Ofyar Z. Tamin 1 & Rusmadi Suyuti
Lebih terperinciMANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja
MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. analitik dengan metode variabel terpisah. Selanjutnya penyelesaian analitik dari
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas penurunan model persamaan panas dimensi satu. Setelah itu akan ditentukan penyelesaian persamaan panas dimensi satu secara analitik dengan metode
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
JIEM Vo.1 No. 2, Oktober 216 E-ISSN: 2541-39, ISSN Paper: 253-143 PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dimas Primadian N,
Lebih terperinciHeat Transfer Nur Istianah-THP-FTP-UB-2016
Heat Transfer Unsteady-state heat transfer Temperature is changing with time, it is a function of both location and time It was in such as process: food pasteurization, sterilization, refrigeration/chilling/cooling
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.
Lebih terperinciOPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING
OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING Diana Puspita Sari, Arfan Backtiar, Heny Puspasri Industria Engineering Department, Diponegoro University Emai
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO
PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO SEKOLAH PASCASARANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 8 PERNYATAAN
Lebih terperinciENERGI POTENSIAL. dapat dimunculkan dan diubah sepenuhnya menjadi tenaga kinetik. Tenaga
ENERGI POTENSIAL 1. Pendahuluan Energi potensial merupakan suatu bentuk energi yang tersimpan, yang dapat dimunculkan dan diubah sepenuhnya menjadi tenaga kinetik. Tenaga potensial tidak dapat dikaitkan
Lebih terperinciKOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang
KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Khairi Anwar 1, Aris Sugiharto dan Priyo Sidik Sasongko 3 1,, 3 Jurusan Matematika FMIPA UNDIP J Prof
Lebih terperinciProceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013
Proceeding Seminar Nasiona Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, - Oktober PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN PADA OPERASI PEMOTONGAN MILLING
Lebih terperinciMETODE ELEMEN BATAS UNTUK MASALAH TRANSPORT
METODE ELEMEN BATAS UNTUK MASALAH TRANSPORT Agusman Sahari. 1 1 Jurusan Matematika FMIPA UNTAD Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Abstrak Dalam paper ini mendeskripsikan tentang solusi masalah transport polutan
Lebih terperinciKonduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi
Konduksi Mantap 2-D Shinta Rosalia Dewi SILABUS Pendahuluan (Mekanisme perpindahan panas, konduksi, konveksi, radiasi) Pengenalan Konduksi (Hukum Fourier) Pengenalan Konduksi (Resistensi ermal) Konduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi-diri sebuah elektron adalah energi total elektron tersebut di dalam ruang bebas ketika terisolasi dari partikel-partikel lain (Majumdar dan Gupta, 1947).
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS
PENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS Rusmadi Suyuti Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Muhammadiyah Jakarta Jn. Cempaka Putih
Lebih terperinciBab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data
Bab III Metode Akuiii dan Pengoahan ata III.1 Pembuatan Mode Fii Bagian paing penting dari peneitian ini iaah pemodean fii auran fuida yang digunakan. Mode auran ini digunakan ebagai medium airan fuida
Lebih terperinci1/32 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) KINEMATIKA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta
1/32 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) KINEMATIKA Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Definisi KINEMATIKA Kinematika adalah cabang ilmu fisika yang
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018
ISSN : 2527 5917, Vo.3 Impementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Mienia Indonesia daam Menuju SDGs 2030 KAJIAN DINAMIKA FLUIDA PADA ALIRAN AIR TERJUN TUJUH BIDADARI KABUPATEN JEMBER BERBASIS
Lebih terperinciPERPINDAHAN PANAS DAN MASSA
DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan
BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang digunakan sebagai landasan pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan beberapa kajian matematika,
Lebih terperinciMetode Elemen Batas (MEB) untuk Model Konduksi-Konveksi dalam Media Anisotropik
Metode Elemen Batas (MEB) untuk Model Konduksi-Konveksi dalam Media Anisotropik Moh. Ivan Azis September 13, 2011 Daftar Isi 1 Pendahuluan 1 2 Masalah nilai batas 1 3 Persamaan integral batas 2 4 Hasil
Lebih terperinciTABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro
TABEL MORTALITAS Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tabe mortaitas 2. Menjeaskan hubungan antara ajur-ajur tabe mortaitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan
Lebih terperinciSidang Tugas Akhir - Juli 2013
Sidang Tugas Akhir - Juli 2013 STUDI PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA DAN CRANK-NICHOLSON COMPARATIVE STUDY OF HEAT TRANSFER USING FINITE DIFFERENCE AND CRANK-NICHOLSON METHOD
Lebih terperinciPENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A
PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1 By : Suthami A MATEMATIKA TEKNIK 1??? MATEMATIKA TEKNIK 1??? MATEMATIKA TEKNIK Matematika sebagai ilmu dasar yang digunakan sebagai alat pemecahan masalah di bidang keteknikan
Lebih terperinciPOSITRON, Vol. II, No. 1 (2012), Hal ISSN : Efek Reaksi Balik Gelombang Gravitasi pada Lensa Gravitasi
Efek Reaksi Balik Gelombang Gravitasi pada Lensa Gravitasi Imamal Muttaqien 1) 1)Kelompok Keahlian Astrofisika, Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati,
Lebih terperinciANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD
Konferensi Nasiona Imu osia & Teknoogi (KNiT) Maret 016, pp. 56~6 ANIMAI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK IWA D 56 Desy Yekti A 1, Nani Purwati 1 AMIK BI Yogyakarta e-mai: mbesesek@gmai.com,
Lebih terperinciMomentum Sudut (Bagian 2)
Momentum Suut Bagian Pengenaan Konsep otasi aam Mekanika Kuantum:. Sistem Kooinat Boa. Hamonia Sfeis Spheica Hamonics 3. Momentum Suut Obita 4. Momentum Suut Intinsik Spin Pesamaan Schöinge aam tiga -
Lebih terperinciSISTEM KENDALI PROPORSIONAL, INTEGRAL, DAN DERIVATIF (PID) PADA PERSAMAAN PANAS*
Jurnal Natural Vol.16, No.2, 2016 ISSN 1141-8513 SISTEM KENDALI PROPORSIONAL, INTEGRAL, DAN DERIVATIF (PID) PADA PERSAMAAN PANAS* Muhammad Ikhwan *, Said Munzir, dan Nurmaulidar Jurusan Matematika, Fakultas
Lebih terperinciBAB III KONDUKSI ALIRAN STEDI - DIMENSI BANYAK
BAB III KONDUKSI ALIRAN SEDI - DIMENSI BANYAK Untuk aliran stedi tanpa pembangkitan panas, persamaan Laplacenya adalah: + y 0 (6-) Aliran kalor pada arah dan y bisa dihitung dengan persamaan Fourier: q
Lebih terperinciMETODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL
METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL Bambang Irawanto 1,Djwandi 2, Sryoto 3, Rizky Handayani 41,2,3 Departemen Matematika Faktas Sains dan Matematika
Lebih terperinciANALISIS PERCABANGAN RETAK PADA MATERIAL KERAMIK PIEZOELEKTRIK
AALISIS PERCABAGA REAK PAA MAERIAL KERAM PIEZOELEKR IG Wiratmaja Puja (), Muhamad Hidayat () dan Qing Hua Qin () () epartemen eknik Mesin IB () Schoo o Aerospace, Mechanica, and Mechatronics Engineering,
Lebih terperinciKINETIC STUDY ON ADSORPTION OF CHROMIUM(lIl) TO DIATOMACEOUS EARTH PRE-TREATED WITH SULFURIC AND HYDROCHLORIC ACIDS
Indonesian Journa of Chemistry, 23, 3 (1), 32-38 32 KINETIC STUDY ON ADSORPTION OF CHROMIUM(I) TO DIATOMACEOUS EARTH PRE-TREATED WITH SULFURIC AND HYDROCHLORIC ACIDS Kajian Kinetika Adsorpsi Krom(III)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk menunjang peaksanaan peneitian ini diakukan tinjauan pustaka mengenai tinjauan studi yang berisi peneitian-peneitian terkait dengan pengenaan kuaitas buah, median fitering,
Lebih terperinciGambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,
Lebih terperinciBab 2 TEORI DASAR. 2.1 Model Aliran Panas
Bab 2 TEORI DASAR 2.1 Model Aliran Panas Perpindahan panas adalah energi yang dipindahkan karena adanya perbedaan temperatur. Terdapat tiga cara atau metode bagiamana panas dipindahkan: Konduksi Konduksi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Berikut adalah diagram alir penelitian konduksi pada arah radial dari pembangkit energy berbentuk silinder. Gambar 3.1 diagram alir penelitian konduksi
Lebih terperinciAbstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute
PEGARUH JEIS MEODE ESIMASI DALAM ESIMASI MARIKS ASAL UJUA (MA) MEGGUAKA DAA ARUS LALULIAS PADA KODISI PEMILIHA RUE KESEIMBAGA (EQUILIBRIUM ASSIGME) Rusmadi Suyuti Mahasiswa Program S3 Pascasarjana eknik
Lebih terperinciProblem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA
Prayekti, Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Prayekti FKIP-Universitas Terbuka, emai: prayekti@mai.ut.ac.id
Lebih terperinciBab III Studi Kasus Model Double Decrement
Bab III Sudi Kasus Mode Doube Decremen Pada bab ini, akan dieaskan erebih dahuu mengenai beberapa definisi daam eori Doube Decremen. Seanunya akan dibahas benuk kuanifikasi dependensi daam kasus Doube
Lebih terperinciContoh klasik dari persamaan hiperbolik adalah persamaan gelombang yang dinyatakan oleh
APLIKASI PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL Persamaan diferensial parsial dijumpai dalam kaitan dengan berbagai masalah fisik dan geometris bila fungsi yang terlibat tergantung pada dua atau lebih peubah bebas.
Lebih terperinciPENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN
E-Jurna atematika Vo. 4 (), Januari 05, pp. 4-9 ISS: 303-75 EETUA CAAGA REI UTUK ASURASI EIIKA ade utri Ariasih, Ketut Jayanegara, I yoman Widana 3, I utu Eka. Kencana 4 Jurusan atematika, Fakutas IA Universitas
Lebih terperinciStephen Hawking. Muhammad Farchani Rosyid
Stephen Hawking Muhammad Farchani Rosyid Kelompok Penelitian Kosmologi, Astrofisika, Partikel, dan Fisika Matematik (KAMP), Laboratorium Fisika Atom dan Inti, Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Gadjah Mada,
Lebih terperinciK 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2
1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah
Lebih terperinciBERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT UNIT LAYANAN PENGADAAN Jaan Sutan Syahrir Nomor 02 No. Tep. (0532) 23759 Pangkaan Bun 74112 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011
Lebih terperinciTRANSPORT MOLEKULAR TRANSFER MOMENTUM, ENERGI DAN MASSA RYN. Hukum Newton - Viskositas RYN
TRANSPORT MOLEKULAR TRANSFER MOMENTUM, ENERGI DAN MASSA RYN Hukum Newton - Viskositas RYN 1 ALIRAN BAHAN Fluid Model Moveable Plate A=Area cm 2 F = Force V=Velocity A=Area cm 2 Y = Distance Stationary
Lebih terperinciPersamaan Difusi. Penurunan, Solusi Analitik, Solusi Numerik (Beda Hingga, RBF) M. Jamhuri. April 7, UIN Malang. M. Jamhuri Persamaan Difusi
Persamaan Difusi Penurunan, Solusi Analitik, Solusi Numerik (Beda Hingga, RBF) M Jamhuri UIN Malang April 7, 2013 Penurunan Persamaan Difusi Misalkan u(x, t) menyatakan konsentrasi dari zat pada posisi
Lebih terperinciSelanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L
Seanjutnya rancangan perkuiahan setiap pertemuan adaah sebagai berikut: Pert. Ke Aktivitas Perkuiahan Softski yang Diharapkan 1 Learning Contract - - - - - - - - - - - - Ketekunan Kedisipinan 1 Dosen membagikan
Lebih terperinciRANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG
SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG Indah Puspitorini AMIK BSI Bekasi J. Raya
Lebih terperinciPDP linear orde 2 Agus Yodi Gunawan
PDP linear orde 2 Agus Yodi Gunawan Pada bagian ini akan dipelajari tiga jenis persamaan diferensial parsial (PDP) linear orde dua yang biasa dijumpai pada masalah-masalah dunia nyata, yaitu persamaan
Lebih terperinciLaju Pengembangan Alam Semesta Berdasarkan Data Supernova Tipe Ia
ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 Laju Pengembangan Alam Semesta Berdasarkan Data Supernova Tipe Ia Fitri Rahma Yanti 1*, Wildian 1, Premana W. Premadi 2 Jurusan Fisika, Universitas
Lebih terperinciKemudian, diterapkan pengortonormalan terhadap x 2 dan x 3 pada persamaan (1), sehingga diperoleh
SOLUSI VAKUM PERSAMAAN MEDAN EINSTEIN UNTUK BENDA SIMETRI AKSIAL STASIONER MENGGUNAKAN PERSAMAAN ERNST Aldytia Gema Sukma 1, Drs. Bansawang BJ, M.Si, Dr. Tasrief Surungan, M.Sc 3 Universitas Hasanuddin,
Lebih terperinciMetrik Reissner-Nordström dalam Teori Gravitasi Einstein
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 13, NOMOR 1 JANUARI 17 Metrik Reissner-Nordström dalam Teori Gravitasi Einstein Canisius Bernard Program Studi Fisika, Fakultas Teknologi Informasi dan Sains, Universitas
Lebih terperinciPengaruh Karakteristik Logam Dalam Elemen Pemanas Terhadap Waktu Pengeringan Kayu
Pengaruh Karakteristik Logam Dalam Elemen Pemanas Terhadap Waktu Pengeringan Kayu Oleh : Alifinanda Firca Ardini 1209100064 Pembimbing: Drs.Lukman Hanafi, M.Sc Abstrak Indonesia merupakan negara penghasil
Lebih terperinciPERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL (PDP) MATEMATIKA FISIKA II JURDIK FISIKA FPMIPA UPI BANDUNG
PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL PDP MATEMATIKA FISIKA II JURDIK FISIKA FPMIPA UPI BANDUNG PDP: Persamaa ag pada suku-sukua megadug betuk turua diferesia parsia aitu turua terhadap ebih dari satu variabe
Lebih terperinci