MENYUSUN KELAYAKAN USAHA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENYUSUN KELAYAKAN USAHA"

Transkripsi

1 M O D U L MENYUSUN KELAYAKAN USAHA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PUSAT DATA DAN INFORMASI 2000

2 MENYUSUN KELAYAKAN USAHA I. PENDAHULUAN II. KAJIAN YANG DIPERLUKAN A. ASPEK PASAR B. ASPEK TEKNIS III. RENCANA PENGELOLAAN USAHA A. PERKIRAAN KEBUTUHAN MODAL INVESTASI B. PERKIRAAN BIAYA OPERASI DAN MODAL KERJA C. PERHITUNGAN LABA RUGI IV. ANALISA KELAYAKAN USAHA

3 I. PENDAHULUAN Sebagai pemuda mandiri, setelah lulus Sekolah Menengah Umum, Wira tidak mau masih tergantung pada orang tua dan orang lain. Dia memutuskan untuk menunda pendidikan yang lebih tinggi dan menjadi seorang pengusaha. Keinginan dia didasari pada pendapatnya bahwa uang dan modal bukanlah merupakan kunci sukses utama seseorang, melainkan kreativitas, keuletan, dan kemampuan menangkap peluang usaha. Wira mulai mempersiapkan diri dengan membaca buku, majalah, dan artikel yang menyangkut dunia usaha. Ternyata dia memperoleh pelajaran baru bahwa semangat dan keyakinannya saja tidak menjamin keberhasilan seseorang, sukses dan keberhasilan di dunia usaha selalu didahului oleh perencanaan dan perhitungan yang matang. Wawasan dia bertambah bahwa perencanaan dan perhitungan diperlukan karena tidak semua peluang usaha akan memberikan keuntungan, dan disadari pula bahwa keuntungan akan selalu dibatasi oleh faktor produksi ( uang, bahan baku, mesin dan peralatan, keterampilan dan kemampuan untuk mengelola ) dan kondisi pasar di lingkungan masyarakat. Berdasarkan apa yang telah dibacanya, Wira mulai memilih beberapa alternatif usaha yang diperkirakan mampu memberikan keuntungan yang optimal dengan melakukan perencanaan dan perhitungan terlebih dahulu terhadap faktor produksi yang dikuasainya serta kondisi pasar dengan matang. Proses perencanaan dan perhitungan yang dilakukan Wira terhadap faktor-faktor yang akan membatasi perolehan keuntungan, perkiraan laba rugi usaha dan perkiraan arus kas beserta analisanya secara tertulis disebut sebagai menghitung kelayakan usaha. Selanjutnya data yang diperoleh, proses perencanaan usaha dan perhitungan yang dilakukan dan disusun menurut aturan tertentu disebut sebagai kegiatan menyusun kelayakan usaha. Secara umum laporan kelayakan usaha harus memuat hal-hal sebagai berikut: A. Latar Belakang B. Gambaran Umum C. Prospek Pemasaran D. Aspek Teknis E. Manajemen Operasional F. Manfaat Ekonomis dan Prospek Finansial G. Kesimpulan

4 II. KAJIAN YANG DIPERLUKAN Kelayakan usaha dibuat sebagai alat uuntuk memutuskan apakah suatu rencana dan investasi usaha dapat dilanjutkan atau dihentikan. Selain untuk pihak yang akan melakukan kegiatan usaha, kelayakan usaha ini digunakan oleh pihak penyandang dana atau Bank untuk menilai apakah usaha yang akan didirikan layak untuk dibiayai atau tidak. Kelayakan yang baik memerlukan beberapa kajian tentang aspek usaha seperti aspek pemasaran, aspek teknis, aspek keuangan, dan lain-lain. A. Aspek Pasar Pada dasarnya setiap usaha adalah menjual jasa dan atau barang yang dihasilkan untuk digunakan atau dibeli oleh masyarakat (pasar) tergantung dari kebutuhan masyarakat dan persediaan barang yang dibutuhkan. Sebelum menentukan usaha apa yang akan dilaksanakan, perlu diidentifikasi terlebih dahulu apa kebutuhan masyarakat yang harus kita penuhi. 1. Produk Untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, Wira merencanakan akan melakukan pengamatan terhadap perumahan disekitar tempat tinggalnya. Dimulai dengan kompleks perumahan sederhana (tempat tinggalnya), setiap hari Wira mencatat apa yang dilihat dan dijumpainya. Disamping perumahan sederhana, juga dilakukan pengamatan ke lingkungan perumahan semi real estate dan real estate yang ada di sekitar radius 10 KM dari tempat tinggalnya. Data yang berhasil dikumpulkan oleh Wira adalah sebagai berikut: Perumahan Semi Real Real Estate Sederhana Estate Jumlah Rumah 900 unit 600 unit 400 unit Jumlah Kepala Keluarga 851 KK 530 KK 386 KK KK tanpa anak 20 KK 6 KK - KK dengan anak sekolah 812 KK 515 KK 263 KK Suami Istri Kerja 629 KK 492 KK 300 KK Sambungan Telepon 600 KK 524 KK 386 KK Waktu pulang kerja KK 90 KK 23 KK KK 326 KK 168 KK Di atas pk KK 114 KK 195 KK Jumlah Kendaraan roda KK 500 KK 386 KK Jumlah Kendaraan roda KK 97 KK 21 KK Perkiraan Pendapatan Jumlah Toko Barang Kebutuhan Pokok Barang Elektronik Bahan Bangunan Kue dan Roti Bengkel dan Cuci Mobil Bengkel Sepeda Motor 1 - -

5 Dari hasil pengamatannya, Wira sudah mendapat bayangan tentang kemungkinan bidang usaha atau peluang usaha yang tersedia di lingkungan tempat tinggalnya, antara lain: Bengkel dan Cuci Mobil, Toko Onderdil, Agen LPG, Bengkel Las, Suplier Kebutuhan pokok, Toko Eceran, Warung Sayur, dan sebagainya. Setelah mempelajari semua peluang usaha yang ada, Wira merasa bahwa yang sesuai dengan potensi dan kemampuannya saat ini adalah usaha dibidang kebutuhan pokok. 2. Permintaan dan Penawaran Tanpa adanya permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, maka usaha yang dijalankan tidak mempunyai nilai manfaat ekonomis. Wira menyadari bahwa kegiatan usaha selalu didasari oleh adanya kebutuhan akan barang dan jasa dari pasar. Oleh karena itu, dari data yang dikumpulkan, Wira melakukan perhitungan-perhitungan untuk mengetahui berapa besar kebutuhan pokok sehari-hari yang diperlukan oleh penghuni perumahan di sekitar tempat tinggalnya. Perumahan Semi Real Real Estate Sederhana Estate 1. Jumlah Kepala Keluarga 851 KK 530 KK 386 KK 2. Perkiraan Pendapatan Biaya hidup 80% dari Biaya hidup utama 60% dr Belanja di lingkungan sendiri % dari Belanja Kebutuhan pokok 60% dari Potensi permintaan kebutuhan pokok ( 1. x 6. ) Biaya hidup adalah pengeluaran untuk menunjang kehidupan keluarga, misalnya makanan, pakaian, perumahan, sekolah, kesehatan. komunikasi, hiburan, dan lain-lain. Biaya hidup utama adalah pengeluaran untuk beras, lauk pauk, sayuran, dan kebutuhan pokok lainnya. Biaya di lingkungan sendiri adalah pengeluaran yang dilakukan di sekitar tempat tinggal dan tidak memerlukan waktu lama. Biaya ini dikeluarkan untuk tukang sayur keliling, warung, toko kebutuhan pokok sekitar tempat tinggal.

6 Belanja kebutuhan pokok adalah pengeluaran yang dilakukan untuk belanja ke toko-toko kebutuhan pokok di sekitar tempat tinggal. Secara keseluruhan potensi permintaan belanja di toko kebutuhan pokok per bulan untuk perumahan di sekitar radius 10 Km dari tempat tinggal Wira adalah Rp Rp Rp atau sebesar Rp per bulan atau sekitar Rp per hari. Dari segi penawaran, Wira mengamati toko-toko penyedia kebutuhan pokok yang ada disekitar radius 10 Km, 8 buah di perumahan sederhana dan sebuah di kawasan semi real estate. Pengamatan terhadap toko-toko tersebut dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar nilai dagangan dan kemampuan jual serta karakter pembeli di keempat toko tersebut. Gambaran umum yang diperoleh adalah omzet rata-rata per toko di perumahan sederhana sebesar Rp per hari dan toko di kawasan semi real estate sebesar Rp per hari. Kesimpulannya omzet rata-rata toko kebutuhan pokok di lingkungan radius 10 Km ( 9 toko ) adalah Rp per hari atau sebesar Rp per bulan. Dari perhitungan yang dilakukan, Wira memperoleh kesimpulan bahwa masih terdapat peluang untuk masuk dalam usaha pengadaan kebutuhan bahan pokok sebagai berikut: Potensi permintaanrp Potensi penawaran Rp ,- Peluang pasar Rp ,- Wira beranggapan bahwa potensi pemenuhan kebutuhan pokok yang ada selama ini diperoleh dari luar kawasan, seperti Makro, Goro, atau Hero. Dan potensi ini masih bisa ditarik ke dalam kawasan usaha Wira bila tokonya masih dalam jangkauan konsumen atau pemasaran dilakukan dengan proaktif ( barang di antar ke rumah ). 3. Persaingan Menyadari bahwa usaha yang akan dimasukinya sudah ada 9 toko yang menjalaninya, Wira memperhitungkan bahwa persaingan yang dihadapi cukup berat. Oleh karena itu, Wira melakukan pengamatan lebih jauh dan terperinci terhadap ke sembilan toko tersebut, untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: a) Apakah dalam waktu dekat akan memperluas usahanya, kalau ya di mana lokasinya. b) Tingkat harga jual barang dagangan dan perkiraan margin yang diambil. c) Bagaimana cara melayani konsumen. d) Pelayanan tambahan apa yang diberikan oleh toko ( misalnya fasilitas antar barang, diskon, dll. ) e) Siapa pemasoknya dan bagaimana caranya.

7 Dari pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: a) Dalam waktu dekat belum ada rencana usaha baru yang serupa. b) Harga jual barang lebih mahal dari harga super market, marjin yang diambil rata-rata 20 persen. c) Konsumen dilayani pelayan toko. d) Tidak ada fasilitas antar barang e) Pemasok mendatangi toko. Dari hasil pengamatan di atas, Wira menyimpulkan bahwa peluang pasar yang hendak diambilnya tidak diganggu oleh pesaing baru. Wira merencanakan memperpendek rantai distribusi untuk berhubungan langsung dengan agen atau distriubtor. Dengan pasokan langsung dari distributor, Wira yakin mampu memberikan harga yang lebih murah dari pesaingnya. Dengan sistim swalayan dimana konsumen melayani dirinya sendiri diharapkan dapat menekan biaya operasi, sehingga harga dapat lebih murah dari pesaingnya bahkan dari supermarket. Melalui fasilitas antar barang, Wira berharap selain mendapat konsumen baru juga dapat menarik konsumen pesaing. 4. Rencana Pemasaran Sebelum toko dibuka, hal hal yang harus dilakukan Wira berdasarkan informasi yang diperoleh adalah minimal sudah dapat menentukan: a) Lokasi usaha b) Produk yang akan dijual c) Harga jual barang d) Rencana promosi B. Aspek Teknis 1. Lokasi Setelah menghitung potensi pasar yang ada, Wira harus menentukan lokasi dimana usahanya akan dibuka. Untuk itu dilakukan analisa terhadap lokasi berdasarkan faktor-faktor yang mendukung usaha, seperti jalur jalan, kemudahan pasokan barang, kemudahan akses ke pasar, dan sebagainya. 2. Tanah dan Bangunan Selanjutnya terhadap lokasi yang telah ditetapkan masih harus diputuskan apakah tanahnya akan dibeli atau disewa. Sebagai pengusaha pemula di bidang perdagangan, pada tahap awal sebaiknya menyewa tempat usaha. 3. Mesin dan Peralatan Kebutuhan akan mesin dan peralatan berbeda-beda menurut jenis usahanya. Di bidang usaha produksi, mesin dan perlatan merupakan keharusan, sedangkan untuk bidang perdagangan hanya diperlukan mesin pendukung yaitu mesin hitung dan lebih diutamakan ruang pamer dan perlengkapannya.

8 4. Bahan Baku dan bahan pembantu Untuk usaha perdagangan, barang dagangan merupakan bahan bakunya. Guna keperluan tersebut Wira telah melakukan pendekatan terhadap pemasok bahan baku, ketersediaan pasokan, sarana transportasi, sistem pembelian, dan sebagainya. 5. Proses Produksi Proses produksi untuk usaha industri berbeda dengan usaha perdagangan. Di bidang industri proses produksi berhubungan dengan proses pengolahan bahan baku menjadi barang setangah jaadi atau barang jadi, sementara di bidang perdagangan tidak ada proses pengolahan. Secara umum proses melayani pembeli mulai dari promosi, menawarkan barang, transaksi, penyerahan barang dapat dikategorikan sebagai proses produksi di bidang perdagangan. Sebagai pengusaha tentunya Wira harus mengerti bagaimana proses produksi berlangsung, dan proses ini perlu digambarkan dengan jelas, dipahami dan dilaksanakan oleh pegawai maupun pihak lain yang terkait. Dari peluang pasar dan kriteria teknis yang menjadi pertimbangan usaha tersebut, kemudian Wira melakukan sejumlah keputusan dan perhitungan sebagai berikut: a) Lokasi Usaha : Jl. Raya Bogor, Cimanggis Depok b) Status : Sewa c) Luas Tempat Usaha : 300 M2 d) Luas Ruang Pamer : 100 M2 e) Luas Gusang : 60 M2 f) Nilai Sewa : Rp per bulan g) Biaya Renovasi : Rp Selanjutnya untuk kegiatan operasional diperlukan sejumlah perlengkapan dan alat transportasi yang terdiri dari: a) Papan nama dan perizinan 1 unit b) Meja, kursi kasir 1 unit c) Meja, kursi pimpinan 1 unit d) Meja, kursi administrasi 1 unit e) Etalase 4 unit f) Rak besi 20unit g) Lemari pendingin 1 unit h) Filling Cabinet 1 unit i) Cash Register 1 unit j) Kalkulator 2 unit k) Kotak Kas 1 unit l) Komputer 1 unit m) Telepon/Fax 1 unit n) Sepeda motor 2 unit

9 Renovasi gedung/toko dilakukan agar didapatkan suasana toko yang lebih nyaman dan membuat betah calon konsumen. Untuk tertib administrasi dan proses pelayanan, Wira menggunakan jasa orang untuk membuat sistem pembukuan, sistem database inventori, dan sistem pelayanan. Untuk itu diperlukan biaya pengembangan sistem komputer. Dalam hal pengisian barang dagangan, wira telah melakukan negosiasi dengan beberapa agen dan distributor untuk memperpendek rantai distribusi. Pembayaran pasokan barang tergantung pada jenis dan karakteristik barang, bisa dilakukan tunai, kredit, atau konsinyasi.

10 III. RENCANA PENGELOLAAN USAHA Berdasarkan omzet yang hendak dicapai dan sistem pelayanan yang menyerupai mini market, Wira merencanakan merekrut 4 orang karyawan selain dirinya dengan pembagian tugas sebagai berikut: 1. Seorang pimpinan toko sebagai pengelolan usaha 2. Seorang kasir yang bertanggung jawab terhadap pembukuan dan proses administrasi. 3. Seorang pramuniaga murni untuk melayani kebutuhan calon pembeli. 4. Dua orang pramuniaga yang merangkap petugas antar barang. A. Perkiraan Kebutuhan Modal Investasi Berdasarkan kebutuhan operasional usaha dan perlengkapan yang dibutuhkan dapat dihitung perkiraan biaya investasi sebagai berikut: Perkiraan Modal Investasi No Jenis Biaya Harga/unit ( Rp.) Jumlah unit Jumlah (Rp.) 1 Renovasi Gedung Papan nama dan perizinan Meja, kursi kasir Meja, kursi pimpinan Meja, kursi administrasi Etalase Rak besi Lemari pendingin Filling Cabinet Cash Register Kalkulator Kotak Kas Komputer Telepon/Fax Sepeda motor Penyusu tan/thn Peralatan tersebut di atas diperkirakan mempunyai umur ekonomis 4 tahun.

11 B. Perkiraan Biaya Operasi dan Modal Kerja Biaya operasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk pengelolaan toko setiap bulannya dengan rincian sebagai berikut: Dengan asumsi: 1. Potensi Pasar per bulan Rp (a) 2. Target Omzet ( 80% x a ) Rp (b) 3. Target Omzet per hari (b:30) Rp (c) 4. Pengadaan barang 4 kali setiap bulan.. (d) 5. Hari kerja per bulan 30 hari (e) 6. Rata-rata perputaran barang (e:d) 7,5 hari... (f) 7. Harga pokok pembelian (90% x c) Rp (g) 8. Modal kerja barang dagangan (g x f) Rp Perkiraan Biaya Operasi Biaya per bulan Rp. per unit unit Jumlah/Bulan Pembelian barang dagangan hari Kemasan hari Sewa Gedung Rp /tahun Gaji Pegawai ( 5 orang ) Listrik, Air, dan Telepon Alat Tulis Kantor Pemeliharaan Gedung Biaya operasional Kendaraan Biaya Pemeliharaan Kendaraan Perkiraan Modal Kerja Modal kerja adalah sejumlah dana tunai atau barang dagangan awal yang harus ada sebelum toko mulai beroperasi. Dalam hal ini keperluan dana tetrsebut akan dipergunakan untuk membeli barang dagangan, kemasan, gaji pegawai, sewa tempat dan cadangan uang tunai. Kebutuhan modal kerja untuk barang dagangan dihitung dengan perkiraan berapa lama barang tertahan di toko sejak mulai pembelian sampai barang tersebut terjual dan memperoleh pendapatan tunai. Dalam kasus ini barang akan terjual dalam jangka waktu 7,5 hari. Karena usaha perdagangan pada umumnya menciptakan pendapatan tunai dalam setiap transaksi yang terjadi, maka pembelian barang berikutnya dibiayai dari hasil penjualan, demikian seterusnya. Dengan demikian modal kerja untuk barang dagangan adalah 7,5 x Rp ,- = Rp ,- Karena sewa gedung harus dibayar untuk 1 tahun dimuka, maka dana tunai awal yang diperlukan adalah Rp ,-.

12 Untuk gaji pegawai diperkirakan dari pendapatan tunai harian ditambah dana tunai untuk 5 hari kerja sudah cukup untuk memenuhi pembayaran gaji pegawai bulan pertama. Untuk bulan selanjutnya dana untuk gaji pegawai dapat dipenuhi dari pendapatan penjualan. Modal kerja untuk gaji pegawai adalah 5/30 x Rp ,- = Rp ,- (dibulatkan). Dana cadangan dipersiapkan untuk pembiayaan keperluan yang mendadak diluar yang telah direncanakan, biasanya 15% dari modal kerja untuk barang dagangan. Kebutuhan modal kerja untuk memulai usaha perdagangan adalah sebagai berikut: Uraian Dana tertahan Modal Kerja ( Rp. ) Barang dagangan 7,5 hari Kemasan 7,5 hari Sewa Gedung 12 Bulan Gaji pegawai 5 hari Cadangan Total Modal Kerja Pembiayaan Investasi dan Modal Kerja Perhitungan yang dilakukan Wira memberikan gambaran kebutuhan dana sebagai berikut: Biaya Investasi Modal Kerja Total Kebutuhan Dana Modal Sendiri (modal disetor) Pinjaman/ Kredit Karena modal yang dimiliki Wira tidak mencukupi untuk membuka usaha, maka dia harus mencari dana dari luar atau mengajukan kredit modal kerja ke Bank dengan bunga 21 % per tahun. C. Perhitungan Laba Rugi. Setelah mendapatkan jumlah dana yang diperlukan untuk investasi dan modal kerja. Wira kemudian melakukan perhitungan apakah usaha yang akan dilakukannya dapat memberikan keuntungan atau kerugian. Proyeksi Laba-rugi dibuat untuk jangka waktu 4 tahun sesuai dengan masa pengembalian kredit dan umur ekonomis dari peralatan dan perlengkapan yang dipakai. Pendapatan dari penjualan diasumsikan meningkat 15 % setiap tahunnya sedangkan sewa gedung meningkat 10 % per tahun. Perkiraan laba-rugi dihitung sebagai berikut ( dalam juta rupiah ):

13 Uraian Thn I Thn II Thn III Thn IV Total Penjualan ( g=15%/thn) , , , ,6 Harga Pokok Pembelian 4.544, , , , ,6 Biaya Penjualan 40,1 44,1 48,5 53,3 186 Laba Kotor 465,1 536,7 619,4 714, Biaya Umum Sewa Gedung 6 6,6 7,3 8 27,9 Biaya Listrik dll Pemeliharaan kendaraan 1,2 1,2 1,2 1,2 4,8 Laba Operasional 451,9 522,9 604,9 699,6 2279,3 Biaya Lain-lain Biaya Penyusutan 10,35 10,35 10,35 10,35 41,4 Bunga Pinjaman 24, ,6 8 68,1 Laba bersih seblm pajak 417,05 492,45 579,95 681, ,7 Perhitungan arus Kas Setelah laba-rugi dihitung, Wira menghitung arus kas yang mungkin terjadi pada usahanya. Proyeksi arus kas ini bagian tak terpisahkan dari proyeksi laba rugi, sebab kadang-kadang usaha merugi, tetapi secara arus kas positif. Bila arus kas negatif, maka harus diupayakan adanya tambahan dana baru baik berupa pinjaman atau modal sendiri, sebab pada dasarnya kas tidak boleh negatif. Dengan menghitung arus kas, Wira lebih dapat melihat kondisi keuangan tunai secara lebih nyata Proyeksi Arus Kas ( dalam Juta Rupiah ) Uraian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Penerimaan Kas - Penjualan , , ,5 Pengeluaran Kas - Harga pokok pembelian 4.544, , , ,4 - Biaya penjualan 40,1 44,1 48,5 53,3 - Sewa Gedung 6 6 6,6 7,3 8 - Biaya Listrik dll Bunga Pinjaman 24, ,6 8 Jumlah Operasi & Umum , , , ,7 Investasi 41,4 Jumlah Pengeluaran kas 47, , , , ,7 Surplus / Defisit - 47,4 428,6 503,1 591,5 692,8 Kas Awal 0 119,3 148,5 177,7 206,9 Modal disetor (sendiri) 50 Kredit Inv& Modal Kerja Angsuran Kredit 29,2 29,2 29,2 29,2 Kas Akhir 119,3 148,5 177,7 206,9 236,1 Kas Netto - 156,7 428,6 503,1 591,5 692,8 Akumulasi Kas 271, , ,3

14 IV. ANALISA KELAYAKAN USAHA Sebenarnya banyak cara untuk melihat apakah suatu rencana usaha layak untuk diteuskan atau tidak. Tetapi secara umum kelayakan usaha dilihat pertama kali dari potensi pasarnya. Dari perhitungan yang dilakukan Wira nampak bahwa usaha yang akan dilakukan memiliki prospek pasar dan layak. Setelah aspek pasar, berikutnya adalah aspek teknis dan pengelolaan usaha. Ternyata usaha ini secara teknis dapat diusahakan dan dapat dikelola dengan tenaga yang ada. Analisa kelayakan usaha terpenting adalah dilihat dari aspek keuangannya. Ada beberapa ukuran yang dapat diguhnakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menyatakan apakah suatu rencana usaha atau kegiatan investasi layka untuk dijalankan. Untuk suatu usaha dengan umur ekonomis kurang dari lima tahun dapat digunakan undiscount criteria yaitu suatu perhitungan keuangan yang tidak mempermasalahkan nilai sekarang dari suatu pendapatan dimasa mendatang. Ukuran kelayakan yang dipergunakan untuk kriteria tersebut adalah: 1. Marginal Efficiency of Capital ( MEC ) MEC adalah perbandingan perkiraan laba rata-rata terhadap modal awal suatu usaha. Bila MEC yang dihitung lebih besar dari 1 ( MEC > 1 ), maka investasi dianggap layak untuk dilanjutkan. Dari proyeksi laba rugi yang dihitung Wira, diperoleh MEC sebagai berikut: MEC = Laba rata-rata/ Modal usaha = 542,8/156,7 = 3,46 2. Payback Period Payback period merupakan salah suatu penilaian investasi berdasarkan periode pelunasan biaya investasi oleh kas netto- selisih pendapatan terhadap pengeluaran dikurangi biaya investasi dan modal kerja dari suatu usaha ( periode tercapainya besarnya kas netto sama dengan modal awal usaha ). Dari proyeksi arus kas, kas netto tahun ke 0 hanya menunjukan modal awal usaha atau biaya investasi dan modal kerja karena belum terjadi pendapatan dan pengeluaran, sedangkan akumulasi kas adalah penjumlahan antara biaya investasi dengan kas netto setiap tahunnya. Dari perhitungan akumulasi kas terlihat bahwa pada tahun pertama akumulasi kas telah menunjukan nilai positif yang berarti bahwa biaya investasi dan modal kerja sudah dapat dikembalikan pada tahun tersebut. Perhitungan payback period adalah sebagai berikut: Payback period = 156,7/428,6 x 12 = 4,39 bln artinya biaya investasi dan modal kerja dari usaha yang akan dilakukan Wira sudah dapat dikembalikan pada sebelum bulan ke 5 usahanya berjalan. Dengan perkataan lain, usaha yang akan dijalankan Wira sangat layak untuk dilanjutkan.

15 Selain ukuran kelayakan tersebut di atas, untuk rencana usaha jangka panjang sebaiknya menggunakan discount criteria yang mempermasalahkan berapa nilai sekarang dari suatu pendapatan yang diterima di masa mendatang (NPV). Pada kasus usaha Wira, umur ekonomis barang investasi adalah 4 tahun sehingga ukuran kelayakan undiscount criteria sudah cukup memadai. Selain itu dari akumulasi arus kas samapi tahun ke 4 diperoleh kas akhir sebesar Rp.236,1 juta. Bila tahun ke 5 harus dilakukan investasi ulang dengan kenaikan 15 %, maka biaya investasi dan modal kerja yang harus dikeluarkan adalah sebesar 115% x Rp.156,7 juta = Rp.180,2 juta dan masih tersisa kas sebesar Rp.236,1 Rp.180,2 = Rp.55,9 juta. Dari perhitungan ini ternyata usaha yang dilakukan Wira mampu menyisihkan kas bagi pemiliknya sebesar Rp.55,9 juta selama 4 tahun. Dengan dua ukuran kelayakan tersebut, sudah cukup memberikan gambaran awal terhadap kelayakan usaha yang dilakukan Wira.

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Bab VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Agenda furniture membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: Tabel 6.1 Kebutuhan Dana no Komponen Investasi Jumlah Total 1 Aktiva Tetap A. Mobil Pick Up 112.000.000

Lebih terperinci

Demikianlah surat permohonan ini besar harapan kami mendapat dukungan dana dari bank yang bapak pimpin.

Demikianlah surat permohonan ini besar harapan kami mendapat dukungan dana dari bank yang bapak pimpin. Contoh Proposal Usaha Bengkel Motor Proposal usaha bengkel motor dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam membuka bisnis rumahan. Usaha bengkel motor dan mobil akan dapat sukses jika diawali dengan perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis ritel dewasa ini semakin meningkat. Peningkatan persaingan bisnis ritel dipicu oleh semakin menjamurnya bisnis ritel modern yang sekarang banyak

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel VI.1 Kebutuhan Dana Komponen Investasi Jumlah Aktiva Tetap Peralatan: Komputer + Printer (2 set X Rp. 5.000.000) Rp. 10.000.000 Meja

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Wawancara. 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten?

Lampiran 1. Hasil Wawancara. 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten? Lampiran 1 Hasil Wawancara 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten? Toko Elektronik Cahaya Banten didirikan di Serang, Banten sejak 1996. Dengan seiring berjalannya waktu dan berkembangnya serta

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ASPEK ASPEK USAHA

BAB II DESKRIPSI ASPEK ASPEK USAHA BAB II DESKRIPSI ASPEK ASPEK USAHA A. Deskripsi Umum Usaha Untuk melayani kebutuhan manusia yang tak lepas dari rutinitas yang harus dilakukan yaitu makan karena dengan makan bias mengembalikan energi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA USAHA

PENYUSUNAN RENCANA USAHA PENYUSUNAN RENCANA USAHA I. DEFINISI RENCANA USAHA DAN MANFAAT RENCANA USAHA Rencana Usaha adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh seorang wirausaha yang menggambarkan hubungan faktor-faktor internal

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN Mengelola keuangan suatu usaha bukan hanya dilakukan oleh usaha yang besar saja, tetapi usaha kecil dan menengah juga harus melakukan pengelolaan keuangan dengan baik dan benar. Karena

Lebih terperinci

Oleh: Agung Utama ASPEK KEUANGAN DALAM PERENCANAAN USAHA

Oleh: Agung Utama ASPEK KEUANGAN DALAM PERENCANAAN USAHA Oleh: Agung Utama ASPEK KEUANGAN DALAM PERENCANAAN USAHA PENDAHULUAN Dalam dunia usaha, aspek manajemen sangat penting untuk diperhatikan, termasuk aspek keuangan Menurut penelitian di AS, 90% kegagalan

Lebih terperinci

8 March Wiryanto, Bahan Diskusi Kuliah Manajemen Farmasi Komunitas/Apotik

8 March Wiryanto, Bahan Diskusi Kuliah Manajemen Farmasi Komunitas/Apotik 8 March 2012 1 Studi Kelayakan Pengelolaan : Sediaan Farmasi Administrasi Keuangan Inventaris SDM Laporan Keuangan Perpajakan Investasi Asuhan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) Manajemen Peran Profesional

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Keterangan Tahunan Aktiva tetap Seragam Rp 1,100,000 Mesin kasir Rp 3,500,000 Telepon Rp 150,000 Meja kayu panjang Rp 7,500,000 Sofa Rp

Lebih terperinci

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI (ACCOUNTING EQUATION ) Bentuk Persamaan Dasar Akuntansi Setiap perusahaan pasti memiliki harta (aktiva/asset), yang terdiri dari harta bergerak dan tidak bergerak, harta berwujud

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Pembiayaan 3 02 Mengapa Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 5 5 03 Kapan Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 6 6 04 Siapa Saja Nasabah 8 Jasa Pembiayaan?

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG Nama : Afrian Herdiansyah NPM : 10203034 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Septi Mariani, TR. SE. MM FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

BAB VI 6 ASPEK KEUANGAN

BAB VI 6 ASPEK KEUANGAN BAB VI 6 ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Pada bab 5 ini mengenai aspek keuangan Ngemilbingits, dan menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas dan penilaian kelayakan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN UNTUK BISNIS AWAL

ASPEK KEUANGAN UNTUK BISNIS AWAL ASPEK KEUANGAN UNTUK BISNIS AWAL Hadi Paramu FEB UNEJ APA ASPEK KEUANGAN DALAM BISNIS? Ada dua kegiatan penting dalam pengelo-laan keuangan bisnis: Penggalian dana: darimana dana bisnis diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel XXIX Aktiva Tetap. No. Keterangan Biaya

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel XXIX Aktiva Tetap. No. Keterangan Biaya BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS

PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS Mayang Hadi Ratnawati ABSTRAKSI ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN

Lebih terperinci

Bisnis Warung Kelontong Modal Kecil

Bisnis Warung Kelontong Modal Kecil Bisnis Warung Kelontong Modal Kecil Mungkin benar bila modal uang merupakan salah satu hal yang dibutuhkan dalam memulai usaha. Namun memiliki modal uang yang terbatas, bukan menjadi satu alasan bagi Anda

Lebih terperinci

ASPEK PEMASARAN. Proyeksi Permintaan. (dalam Unit)

ASPEK PEMASARAN. Proyeksi Permintaan. (dalam Unit) ASPEK PEMASARAN A. Gambaran Umum Pasar 1. Jenis Permintaan terhadap produk 2. Segmen Pasar 3. Wilayah pemasaran/ pasar sasaran (contoh: kelurahan, kecamatan, kabupaten, kotamadya, dsb.) B. Permintaan 1.

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

Toko Buku Islami Shofwan Media

Toko Buku Islami Shofwan Media Karya Ilmiah Peluang Bisnis Toko Buku Islami Shofwan Media Dakwah Oke Bisnispun Oke FADHLI NASOKHA 10.02.7896 D3 MANAJEMEN INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 1 A. Pendahuluan Bisnis toko buku

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN A. LATAR BELAKANG Business Plan akan menjadi dasar atau pijakan bagi

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL NAMA : NIMAS SHYNTIA NPM : 15209386 JURUSAN : MANAJEMEN JENJANG : S1 PEMBIMBING : EDY NURSANTA. SE.MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, penilaian kelayakan investasi. Proyeksi 3 tahun. 6.1 Kebutuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

LATIHAN SOAL AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA LATIHAN SOAL AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA I. PILIHAN GANDA 1. Sumber pencatatan untuk neraca saldo berasal dari a. Akun modal d. akun buku besar b. Jurnal umum e. laporan perubahan modal c. bukti transaksi

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS SERVICE AC, KULKAS, DAN DISPENSER. Jurusan : Teknik Mesin

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS SERVICE AC, KULKAS, DAN DISPENSER. Jurusan : Teknik Mesin PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS SERVICE AC, KULKAS, DAN DISPENSER Jurusan : Teknik Mesin Disusun Oleh : SANDY SURYADY 22409817 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

Potensi Peluang Pasar = Potensi Permintaan Potensi Penawaran

Potensi Peluang Pasar = Potensi Permintaan Potensi Penawaran MENGUKUR POTENSI PELUANG PASAR DAN BESARNYA MODAL YANG DIPERLUKAN BAGI CALON USAHAWAN BARU ( Sebuah model aplikasi dalam perencanaan usaha kecil ) SUTOPO A. Pendahuluan Potensi peluang pasar sering diartikan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL NAMA : DIAN RUSMITA NPM : 12209223 JURUSAN : MANAJEMEN JENJANG : S1 PEMBIMBING : EDY NURSANTA, SE., MM

Lebih terperinci

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun]

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun] Rencana Bisnis [Nama Perusahaan] [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun] [Alamat Lengkap Perusahaan] No. Telepon [Nomor Telepon] No. Fax [Nomor Fax]

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA A. LATAR BELAKANG Business Plan (Rencana Bisnis) adalah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH V-BUMD15 REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2013-2014 1. Daftar isian ini digunakan untuk mendapatkan informasi dan data mengenai profil dari Perusahaan BUMD Tahun 2013-2014.

Lebih terperinci

FORMAT LAPORAN & FORM SURVEY USAHA PRAKTIKUM MK. SKUP 2016

FORMAT LAPORAN & FORM SURVEY USAHA PRAKTIKUM MK. SKUP 2016 FORMAT LAPORAN & FORM SURVEY USAHA PRAKTIKUM MK. SKUP 2016 COVER ANALISIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA + (Tuliskan nama usaha yang di survey) BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3.

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha : Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha : Tabel 6.1 Kebutuhan Dana BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal 83 BAB VI ASPEK KEUANGAN 1.1 Kebutuhan Dana Andalucia Party Planner membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: 6.1 Tabel Sumber Pendanaan Uraian Sumber Dana Jumlah 1. Modal sendiri Rp. 15.150.000

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN 82 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Kebutuhan dana pada tahun pertama merupakan investasi awal yang harus didukung dengan modal awal untuk berjalannya usaha. Kebutuhan dana pada bisnis Trendstop

Lebih terperinci

PROPOSAL PERMOHONAN PINJAMAN/PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) KEPADA LPDB-KUMKM

PROPOSAL PERMOHONAN PINJAMAN/PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) KEPADA LPDB-KUMKM PROPOSAL PERMOHONAN PINJAMAN/PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) KEPADA LPDB-KUMKM I PROFIL UKM A. INFORMASI UMUM i. Nama Usaha ii. Alamat iii. Telp/Fax kantor Tlp Fax iv. Awal terbentuknya usaha

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

KUESIONER/ DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apakah nama UKM yang Bapak/Ibu dirikan? 4. Tahun berapa UKM ini didirikan?

KUESIONER/ DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apakah nama UKM yang Bapak/Ibu dirikan? 4. Tahun berapa UKM ini didirikan? LAMPIRAN 1 KUESIONER/ DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA I. Daftar pertanyaan Profil UKM 1. Apakah nama UKM yang Bapak/Ibu dirikan? 2. Siapa nama pendiri UKM ini? 3. Apa visi dan misi dari UKM ini? 4. Tahun berapa

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Tabel Kebutuhan Dana

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Tabel Kebutuhan Dana BAB VI ASPEK KEUANGAN VI.1. Kebutuhan Dana 1. Aktiva tetap: Tabel 6.1 Tabel Kebutuhan Dana No. Komponen Investasi Jumlah Aktiva Tetap : 1. Matras, 40 buah @300,000 Rp.12,000,000 2. Pelindung kepala, 20

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman db JK KT F hit F 0.05 F0.01 Perlakuan 3 13,23749 4,412497 48,60917 4,06618 7,590984 Linier 1 12,742 12,74204 140,3695 5,317645*

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Analisis Kelayakan Proyek Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Kebijakan Publik Perlukah membangun rumah sakit baru? Membangun bandara atau menambah

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET DENAH LOKASI PEMBUATAN TEMPE Jalan Besar Belok kiri Jalan Lurus Lokasi Pembuatan Tempe Bagian Sebelah Kiri Lokasi LIMBAH CAIR PEMBUATAN TEMPE Tempat Limbah Mengalir PROSES SINGKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. Tradisional Corp dalam merealisasikan model bisnis memerlukan waktu

BAB V RENCANA AKSI. Tradisional Corp dalam merealisasikan model bisnis memerlukan waktu BAB V RENCANA AKSI 5.1 Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Tradisional Corp dalam merealisasikan model bisnis memerlukan waktu persiapan selama 1 bulan, dikarenakan modal yang tidak terlalu besar, tempat usaha

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

KUESIONER/ DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apakah nama UKM yang Bapak/Ibu dirikan? 4. Tahun berapa UKM ini didirikan?

KUESIONER/ DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apakah nama UKM yang Bapak/Ibu dirikan? 4. Tahun berapa UKM ini didirikan? LAMPIRAN 1 KUESIONER/ DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA I. Daftar pertanyaan Profil UKM 1. Apakah nama UKM yang Bapak/Ibu dirikan? 2. Siapa nama pendiri UKM ini? 3. Apa visi dan misi dari UKM ini? 4. Tahun berapa

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

B I S N I S P L A N MOBIL BOX PIU KOTA KUPANG

B I S N I S P L A N MOBIL BOX PIU KOTA KUPANG B I S N I S P L A N MOBIL BOX BIODATA PIU KOTA KUPANG 2014 Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 BIODATA Nama Konsultan Kabupaten/Kota : Dr. James D. Adam, SE.MBA : KUPANG Tahun : 2014 Coastal

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan 2007 PT Asahimas Flat Glass Tbk Rusli Pranadi Manager Corporate Finance Samuel Rumbajan Direktur Keuangan NERACA (Tidak diaudit) 30 September 2008

Lebih terperinci

BIAYA BAHAN LANGSUNG YANG DIGUNAKAN

BIAYA BAHAN LANGSUNG YANG DIGUNAKAN LK 6.1 dari 10 L.6.1 Penentuan Pendapatan/Penjualan (Dari lembar kerja L3.8) Bulan : M-1 M-2 M-3 M-4 PENDAPATAN A. Penjualan Kotor B. Komisi (Commissions) max 10% dari penjualan C. Pengembalian (Returns

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET Berikut ini adalah beberapa kebijakan PT Jaya terkait penyusunan budget

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

16 PENGENDALIAN KEUANGAN

16 PENGENDALIAN KEUANGAN 16 PENGENDALIAN KEUANGAN 16.1 Pengendalian keuangan adalah aktivitas untuk merancang, menjalankan, memantau, mengevaluasi dan mendapatkan umpan balik terkait aliran, penggunaan dan perkembangan keuangan

Lebih terperinci

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : TANGGAL : 2 BULAN : 1 TAHUN : 2008 SINTENREMEN.COM PERUSAHA DAFTAR AKUN Per : 02 Januari 2008 NO AKUN NAMA AKUN SALDO AWAL 1111 Kas di

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 Menimbang TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, : a.

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan

BAB VI ASPEK KEUANGAN Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Awal 6.1.1 Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan Mesin/ peralatan yang dibutuhkan Spesifikasi/merek

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Penerimaan dan pengeluaran dalam bisnis merupakan komponen yang sangat penting untuk melihat aktivitas yang berlangsung

Lebih terperinci

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Beberapa istilah anggaran kas Anggaran Kas disebut juga sebagai: o Anggaran Perubahan Kas o Anggaran Penggunaaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PRIMER KOPERASI KARYAWAN MANUNGGAL DAMATEX- TIMATEX disingkat PRIMKOPKAR MANUNGGAL adalah diawali dari

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PRIMER KOPERASI KARYAWAN MANUNGGAL DAMATEX- TIMATEX disingkat PRIMKOPKAR MANUNGGAL adalah diawali dari BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Perusahaan PRIMER KOPERASI KARYAWAN MANUNGGAL DAMATEX- TIMATEX disingkat PRIMKOPKAR MANUNGGAL adalah diawali dari itikat semangat kebersamaan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

ASPEK PEMASARAN. Proyeksi Permintaan. (dalam Unit)

ASPEK PEMASARAN. Proyeksi Permintaan. (dalam Unit) RENCANA USAHA 1 ASPEK PEMASARAN A. Gambaran Umum Pasar 1. Jenis Permintaan terhadap produk/jasa 2. Segmen Pasar 3. Wilayah pemasaran/pasar sasaran (contoh: kelurahan, kecamatan, kabupaten, kotamadya, dsb.)

Lebih terperinci

Swasta Priambada, S.Sos, MAB** *Disajikan dalam MK Nutrition Entrepreneurship PS Ilmu Gizi FKUB, Maret 2015 **PS Ilmu Administrasi Bisnis, FIA-UB

Swasta Priambada, S.Sos, MAB** *Disajikan dalam MK Nutrition Entrepreneurship PS Ilmu Gizi FKUB, Maret 2015 **PS Ilmu Administrasi Bisnis, FIA-UB Swasta Priambada, S.Sos, MAB** *Disajikan dalam MK Nutrition Entrepreneurship PS Ilmu Gizi FKUB, Maret 2015 **PS Ilmu Administrasi Bisnis, FIA-UB Menilai Kesuksesan Bisnis Laporan Keuangan Analisis Payback

Lebih terperinci

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA. kontribusi yang besar terhadap perekonomian daerah/ nasional.

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA. kontribusi yang besar terhadap perekonomian daerah/ nasional. PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA I PENDAHULUAN Usaha kecil merupakan pemain terbesar dalam perekonomian. Meskipun merupakan pemain yang terbesar namun usaha kecil beluim memberikan kontribusi yang besar terhadap

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

Bisnis Plan Toko Ikan / Rumah Kemasan PIU Kota KUPANG

Bisnis Plan Toko Ikan / Rumah Kemasan PIU Kota KUPANG BISNIS PLAN TOKO IKAN/RUMAH KEMASAN PIU KOTA KUPANG 2014 Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 BIOD BIODATA Nama Konsultan : Dr. James D. Adam, SE.MBA. Kota : KUPANG Tahun : 2014 Coastal Community

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu bisa mengantisipasi situasi dan kemauan pasar. Menghadapi tuntutan pasar yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BISNIS PLAN TOKO IKAN/RUMAH KEMASAN

BISNIS PLAN TOKO IKAN/RUMAH KEMASAN BISNIS PLAN TOKO IKAN/RUMAH KEMASAN PIU KOTA KUPANG 2014 Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 BIOD BIODATA Nama Konsultan Kota : Dr. James D. Adam, SE.MBA. : KUPANG. Tahun : 2014 Coastal Community

Lebih terperinci

PERDAGANGAN SUKU CADANG MOBIL

PERDAGANGAN SUKU CADANG MOBIL POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL PERDAGANGAN SUKU CADANG MOBIL BANK INDONESIA KATA PENGANTAR Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki peran yang penting dan strategis. Namun

Lebih terperinci

Tabel 1. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Sumatera Utara. Tabel 2. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Riau

Tabel 1. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Sumatera Utara. Tabel 2. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Riau Lampiran 3. Luas areal perkebunan kelapa sawit tahun 2009. Tabel 1. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Sumatera Utara Kabupaten Luas Areal (Ha) Labuhan Batu 85527 Tapanuli Selatan 57144 Simalungun

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 5 Khotrunnada Patria Septianti 2013.35.2316 Mulyati 2013.35.2319 K. Hasanal Burhansyah 2013.35.2321

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. TABEL 8. Daftar Kebutuhan Fasilitas dan Pengadaan Jenis Fungsi Kebutuhan Khusus

BAB VI ASPEK KEUANGAN. TABEL 8. Daftar Kebutuhan Fasilitas dan Pengadaan Jenis Fungsi Kebutuhan Khusus BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Rencana Keuangan 6.1.1 Spesifikasi Kebutuhan Fasilitas dan Pengadaan Kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat menunjang kegiatan perusahaan, biaya-biaya yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA RUMAH MAKAN MANDHE DENAI YOGA PRADIPTA PUTRA EKONOMI / AKUNTANSI

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA RUMAH MAKAN MANDHE DENAI YOGA PRADIPTA PUTRA EKONOMI / AKUNTANSI STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA RUMAH MAKAN MANDHE DENAI YOGA PRADIPTA PUTRA 28210644 EKONOMI / AKUNTANSI STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA RUMAH MAKAN MANDHE DENAI

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci