BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Tipe Penelitian Penelitian ini mengenai kecenderungan isi berita tentang transformasi PT (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (Analisis isi berita pada surat kabar Harian Pelita periode Juli Agustus 2013), oleh karena itu tipe penilitian yang digunakan oleh peneliti yakni bersifat deskriptif. Jenis riset ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti yakni Analisis Isi Kuantitatif. Metode analisis isi adalah metode yang digunakan untuk meriset atau menganalisis isi komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif. Sistematik berarti bahwa segala proses analisis harus tersusun melalui proses yang sistematik, mulai dari penentuan isi komunikasi yang dianalisis, cara menganalisisnya, maupun kategori yang dipakai untuk menganalisis. Objektif berarti penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari suatu isi secara apa adanya, tanpa adanya campur tangan dari peneliti, sehingga hasil analisis benarbenar objektif dan apabila dilakukan oleh peneliti lain maka hasilnya relatif sama. Analisis isi harus bisa dikuantitatifkan ke dalam angka-angka, misalnya 70% 31 Rachmat Kriyantono, Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, Hal 69 32

2 33 berita Kompas selama setahun adalah bertema politik. 32 Analisis isi kuantitatif lebih memfokuskan pada isi komunikasi yang tampak (tersurat/manifest/nyata). Pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kecenderungan isi berita tentang transformasi PT (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (Analisis isi berita pada surat kabar Harian Pelita periode Juli Agustus 2013) Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah semua bagian atau anggota dari objek yang akan diamati. Populasi bisa berupa orang, benda objek, peristiwa, atau apapun yang menjadi objek dari survey. 33 Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah selama 2 bulan di Harian Pelita. Terhitung sejak bulan Juli dan Agustus Terbitnya surat kabar harian perlu dihitung berdasarkan bulannya. Untuk mengetahui populasi mengenai berita transformasi PT (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Harian Pelita, perlu diketahui berapa kali berita terkait muncul perbulannya. 32 Ibid Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian Untuk Public Relations, Bandung:Simbiosa Rekatama Media, 2011, Hal 170

3 Tabel Pemberitaan PT (Persero) di Harian Pelita Periode Juli Agustus 2013 BULAN Juli Agustus JUMLAH JUMLAH PEMBERITAAN 9 Pemberitaan 5 Pemberitaan 14 Pemberitaan Oleh karena itu, berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh jumlah populasi sebesar 14 pemberitaan terkait transformasi PT (Persero) menuju Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Harian Pelita Sampel Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang akan diamati. 34 Dalam arti lain, sampel adalah sebagian dari populasi, yang merupakan perwakilan dari populasi. 35 Secara garis besar teknik sampling dapat dibagi dua yaitu teknik sampling tipe probability dan non probability. Probability sampling adalah suatu cara menarik sampel dari populasi dengan memberi peluang atau kemungkinan yang sama terhadap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Sedangkan nonprobability sampling adalah penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu, 34 Kriyantono, Op.Cit., Hal Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, Malang: Penerbitan Universitas Nuhammadiyah Malang, 2007, Hal:129

4 35 sehingga yang menjadi anggota sampel adalah mereka yang telah memenuhi pertimbangan tertentu. 36 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan nonprobability sampling dengan teknik Total Sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil seluruh populasi. Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini adalah sesuai dengan jumlah populasi yaitu 14 berita. 3.2.Rekapitulasi Tanggal Berita PT (Persero) di Harian Pelita Periode Juli Agustus 2013 No. Bulan Tanggal Berita 1. Juli 1 Juli 2013 Jaminan Sosial dan Pengentasan Kemiskinan 2. Juli 2 Juli 2013 Menyongsong Implementasin SJSN dan BPJS (1) Sebuah Sumbang Saran 3. Juli 4 Juli 2013 Jakarta Siap Jadi Contoh Pelaksanaan SJSN Ketenagakerjaan 4. Juli 4 Juli 2013 DJSN : Prinsipnya Januari 2014 BPJS Kesehatan Beroperasi 5. Juli 9 Juli 2013 Potensi Pekerja dari Sektor Informal Masuk Tinggi 6. Juli 15 Juli 2013 PT Sosialisasikan Program BPJS ke Kampus 36 Ibid., Hal 133

5 36 7. Juli 22 Juli 2013 Perusahaan di Aceh Wajib Ikut 8. Juli 24 Juli 2013 Kepesertaan Meningkat 13 Persen 9. Juli 26 Juli 2013 Kemenakertrans Targetkan Tujuh Regulasi BPJS Ketenagakerjaan Selesai 10. Agustus 6 Agustus 2013 Karyawan Harus Terus Kembangkan Kemampuannya 11. Agustus 14 Agustus 2013 Fokus pada Tujuh Landasan BPJS Ketenagakerjaan 12. Agustus 27 Agustus 2013 Siap Alihkan Data JPK ke Askes 13. Agustus 28 Agustus 2013 BPJS Diujicoba Sebelum Berlaku 1 Januari Agustus 30 Agustus 2013 Dinkes Medan Diminta Siap Hadapi UU-BPJS 3.4. Unit Analisis Unit adalah fungsi fakta empiris, tujuan penelitian dan tuntutan yag dibuat oleh berbagai teknik yang ada. 37 Dengan kata lain unit analisis adalah sebuah objek atau unsur terkecil dan terpenting untuk membatasi apa yang akan benarbenar diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan unit pencatatan 37 Klaus Krippendof, Analisis Isi Pengantar Teori, Jakarta:Rajawali Pers, 1991, Hal 91

6 37 (Recording Units), yaitu bagian atau aspek dari isi yang menjadi dasar dalam pencatatan dan analisis. Isi dari suatu teks mempunyai unsur atau elemen, unsur atau bagian ini yang harus didefinisikan sebagai dasar peneliti dalam melakukan pencatatan. 38 Setiap berita transformasi PT (Persero) menuju Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan akan disesuaikan dengan: 1. Unit sintaksis adalah unit analisis yang menggunakan elemen atau bagian bahasa dari suatu isi. Elemen bahasa ini sangat bergantung pada jenis teks. Dalam penelitian ini, unit sintaksis digunakan untuk menganalisis isi berita, menganalisis teknik penulisan beritanya serta kecenderungan dari berita-berita tersebut apakah setiap berita yang diteliti cenderung mengarah ke berita positif, negatif atau netral. 2. Unit referensi merupakan perluasan dari unit sintaksis, unit referensi mencatat kata-kata yang mirip, sepadan, atau punya arti dan maksud yang sama sebagai satu kesatuan atau dengan arti lain yakni kata yang berbeda tetapi mempunyai maksud dan merujuk pada sesuatu yang sama. Dalam penelitian ini, unit referensi merujuk kepada objek, peristiwa, orang, tindakan, Negara, ide-ide tertentu yang dirujuk oleh sebuah ungkapan yang digunakan untuk menganalisis mengenai siapa yang diberitakan di dalam pemberitaan tersebut. 3. Unit fisik adalah unit pencatatan yang didasarkan pada ukuran fisik dari suatu teks. Bentuk ukuran teks ini sangat tergantung kepada jenis teks. Untuk media cetak, ukuran fisik umumnya yang dipakai adalah luas/panjang berita. Unit fisik yang dapat dipakai adalah milimeter 38 Eriyanto., Op.Cit., 61.

7 38 kolom (dimana 1 milimeter kolom identik dengan 90 milimeter). Dalam penelitian ini, unit fisik digunakan untuk menganalisis intensitas pemberitaan seperti frekuensi pemberitaan, luas kolom berita, intensitas terbit berita dan letak tulisan Kategorisasi dan Operasionalisasi Kategori Kategorisasi 1. Berita Berita adalah informasi aktual yang menarik dan penting bagi khalayaknya mengenai suatu kejadian atau peristiwa yang sedang terjadi dimasyarakat. 2. Media Monitoring Media Monitoring adalah proses pencatatan, perekaman, menganalisis dan mengevaluasi pemberitaan-pemberitaan terkait perusahaan di media massa Operasionalisasi Kategori Operasionalisasi adalah seperangkat prosedur yang menggambarkan usaha atau aktivitas peneliti untuk secara empiris menjawab apa yang digambarkan dalam konsep. Konsep adalah abstraksi tentang fenomena sosial yang dirumuskan melalui generalisasi dari sejumlah karakteristik peristiwa atau keadaan fenomena sosial tertentu. Sedangkan, variabel adalah konsep yang memiliki dua variabel atau lebih baik berupa angka maupun kategori agar konsep 39 Ibid., 61-75

8 39 dapat diukur. Indikator adalah sebuah observasi pengamatan yang dipilih yang menggambarkan dimensi dari konsep yang ingin diukur. 40 Berdasarkan judul dan tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui kecenderungan isi berita tentang transformasi PT (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (Analisis isi berita pada surat kabar Harian Pelita periode Juli Agustus 2013). Maka operasionalisasi konsep ditujukan kepada : 3.3.TABEL KATEGORISASI KONSEP Konsep Variabel Indikator Definisi Indikator Berita Isi Berita Sosialisasi Menjadi BPJS BPJS Ketenagakerjaan Edukasi, pemahaman program, transfer nilai, seminar hal-hal yang berkaitan dengan BPJS PT, badan hukum publik, jaminan sosial, tenaga kerja, asuransi sosial. BPJS Kesehatan Jaminan Sosial Jaminan Kesehatan (JK) - Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) PT Askes, badan hukum publik, kesehatan masyarakat, jaminan kesehatan. Perlindungan sosial, kebutuhan hidup dasar masyarakat. Program jaminan sosial yang membantu tenaga kerja dan keluarganya yang mengalami masalah kesehatan. 40 Ibid.,

9 40 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Jaminan Hari Tua (JHT) Jaminan Pensiun (JP) Jaminan Kematian (JKM) UU No 24/2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) UU No 40/2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Program jaminan sosial untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang disebabkan oleh resiko kecelekaan kerja. Program jaminan sosial untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian sebagai pengganti atas terputusnya penghasilan Program jaminan sosial sebagai subtitusi dan hilangnya penghasilan yang disebabkan karena peserta mencapai usia tua. Program jaminan sosial yang diperuntukkan kepada ahli waris dari peserta program yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Aturan pemerintah sebagai pedoman dan acuan terbentuknya serta berjalannya program BPJS. Aturan dari sistem jaminan sosial nasional yang dibuat untuk menggantikan program jaminan sosial sebelumnya seperti jamsostek dan askes.

10 41 Peraturan Presiden (Perpres) Peraturan Pemerintah (PP) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Peraturan Perundangundangan yang dibuat oleh Presiden. Materi muatan Peraturan Presiden adalah materi yang diperintahkan oleh Undang-Undang atau materi untuk melaksanakan Perat uran Pemerintah. Peraturan Perundangundangan di Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang- Undang sebagaimana mestinya Masyarakat miskin dan tidak mampu yang ditanggung pemerintah mengenai iuran Jaminan Kesehatan Nasional. Penyelenggara sistem jaminan sosial nasional berdasarkan UU No 40/2004, badan pengawas BPJS. sistem jaminan sosial nasional berdasarkan UU No 40/2004 sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Jaringan pelayanan kesehatan yang terdiri dari beberapa tingkat, dokter umum, bidan, puskesmas. Bagian dari sistem SJSN untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak.

11 42 Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Program jaminan bantuan pembayaran biaya pelayanan kesehatan yang diberikan Pemerintah Daerah Program jaminan kesehatan untuk menjamin masyarakat miskin agar mendapat kebutuhan dasar kesehatan yang layak. Teknik Penulisan Berita Kecenderungan Isi Berita Pengalihan Aset PT (Persero) Hard News Soft News Positif Pengalihan peserta, program, asset, liabilitas, serta hak dan kewajiban. Penyampaian berita secara langsung pada inti permasalahan Penyampaian berita dengan gaya ringan, Feature, artikel. Berita positif ditandai dengan tidak adanya kata penyangkalan (bukan, tidak, dsb) dan dapat ditandai dengan kata (telah, akan, sedang, dsb) Siapa yang diberitakan Negatif Netral Presiden Susilo Bambang Yudhoyono TNI dan Polri Berita negatif ditandai dengan tidak adanya penyangkalan (bukan, tidak, dsb) Berita seimbang tidak membeda-bedakan posisi sumber berita, tidak memihak. Presiden RI, Presiden SBY, Presiden Yudhoyono, SBY. Militer, Penegak Hukum, PNS.

12 43 Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Serikat Pekerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Direktur Keuangan PT Direktur Pelayanan PT Direktur SDM PT Direktur Kepesertaan PT Kepala Kanwil PT Ketua DJSN Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) Peserta Pengusaha, pelaku usaha. Industrial, ketenagakerjaan. Buruh, tenaga kerja, pekerja, organisasi pekerja Pegawai pemerintah Herdy Trisanto, Direktur Ahmad Riyadi, Pembina Kantor Wilayah, Direktur Amri Yusuf, Direktur Junaedi, Kanwil Banten, Pembina Kantor Wilayah, Direktur Kepala Pembina Wilayah, Kepala daerah Chazali Situmorang, DJSN. Lembaga keuangan, pengawas keuangan, lembaga jasa keuangan, sektor perbankan, sektor asuransi, sektor dana pensiun, lembaga pembiayaan, sektor pasar modal. Pemerintah tenaga kerja, Muhaimin Iskandar, menteri tenaga kerja dan transmigrasi. Pekerja, jaminan sosial, masyarakat.

13 44 Menteri Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Menteri Kesehatan (Menkes) Pemerintah, Agung Laksono, masyarakat, kesejahteraan masyarakat Pemerintah, Nafsiah Mboi, kesehatan masyarakat, lembaga kesehatan, jaminan kesehatan Intensitas Isi Berita Menteri Keuangan (Menkeu) Halaman Berita Pemerintah, Agus Martowardojo. Berita berada di Halaman depan atau halaman dalam Panjang Kolom Masing-masing kolom diukur dengan menggunakan milimeter kolom (MMK) Lebar Kolom Masing-masing kolom diukur dengan menggunakan milimeter kolom (MMK) Media Monitoring Pengumpulan data Pengumpulan berita Mengumpulkan kliping berita sesuai sampel yaitu 14 berita di Harian Pelita Pencatatan unsur-unsur berita Pembuatan tabel yang berisikan menentukan instrumen Mencatat berita sesuai dengan instrumen yang telah dibuat. Evaluasi Hasil analisa Dapat mengetahui kecenderungan isi berita 3.6. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Pengumpulan data tersebut dilakukan

14 45 secara khusus untuk mengatasi masalah riset yang sedang diteliti. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung suatu objek untuk melihat dengan kegiatan yang dilakukan objek tersebut. 41 Observasi tersebut mengenai berita transformasi PT (Persero) menuju Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Harian Pelita Periode Juli Agsustus 2013 yang telah dihitung berdasarkan perhitungan teknik penarikan sampel yaitu berjumlah 14 berita. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber tidak langsung, yaitu dengan membaca literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Data sekunder berguna untuk mendukung data primer yang ada. Data sekunder yang digunakan adalah dengan studi kepustakaan, yaitu dengan mencari dan mengumpulkan data-data melalui buku-buku serta tulisan lainnya yang berhubungan erat dengan penelitian yang dijadikan referensi di dalam penelitian dan yang bisa dipertanggungjawabkan Uji Reliabilitas Alat ukur disebut reliabel apabila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawaban yang sama terhadap gejala yang sama, walau 41 Ibid., Hal 110

15 46 digunakan berulang kali. Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan dan konsisten. 42 Dalam analisis isi sangat diperlukan reliabilitas. Suatu instumen dikatakan valid jika yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji reliabilitas dalam analisis isi pesan untuk menguji reliable tidaknya data yang diperoleh dari observasi (pengamatan isi pesan). Untuk mendapatkan hasil yang valid maka dilakukan uji reliabilitas antar pelaku koding dari berbagai indikatorkategori dan unit analisa yang telah ditentukan. Dalam melakukan uji reliabilitas pada penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Ole R.Holsty untuk menentukan keandalan nominal data dalam presentase persetujuan. Holsty melaporkan sebuah formula untuk menentukan keandalan nominal data dalam presentase persetujuan 43, yaitu : CR = 2M N 1 + N 2 CR = Coeficien Reliability (koefisien keandalan) N 1 = Jumlah koding yang dibuat oleh koder 1 N 2 = Jumlah koding yang dibuat oleh koder 2 M = Jumlah keputusan koding yang coder sepakati 2 = Jumlah coder atau juri Melalui koder/juri yaitu orang yang melakukan koding untuk menguji kehandalan kategori yang ada. Dalam menentukan jumlah juri, peneliti memilih menggunakan tiga orang juri sebagai pengkoding yang akan mengukur tingkat reliabilitas kategori tersebut. 42 Ibid., Hal Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, Yogyakarta: ANDI, 2004, Hal 85

16 47 Dua juri/pengkoding yang telah dilakukan yaitu: 1. Bapak Juwono Tri Atmodjo, S.Sos, M,Si 2. Bapak Dr.Farid Hamid U, M.Si Pemilihan koder atau juri ditentukan berdasarkan bidang ahli atau profesi para juri yang memiliki korelasi terhadap penelitian dan memberikan kontribusi besar terhadap kegiatan pengkodingan. Dalam penelitian ini dilakukan koding pada setiap berita secara sistematis ditransformasikan dan dikelompokkan ke dalam unit-unit yang memungkinkan membuat deskripsi karakteristik isi yang relevan. Berikut ini adalah hasil koding yang telah dirangkum oleh peneliti dengan menggunakan 2 (dua) koder : 3.4. Tabel Hasil Koding dengan menggunakan 2 (Dua) Koder Frekuensi No Dimensi Setuju Tidak Setuju Total 1 Sosialisasi Menjadi BPJS BPJS Ketenagakerjaan 3 BPJS Kesehatan Jaminan Sosial Jaminan Kesehatan (JK) - Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Jaminan Hari Tua (JHT) Jaminan Pensiun (JP)

17 Jaminan Kematian (JKM) UU No 24/2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) UU No 40/2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Peraturan Presiden (Perpres) Peraturan Pemerintah (PP) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Pengalihan Aset PT (Persero) Hard News atau penyampaian berita secara langsung pada inti permasalahan Soft News atau penyampaian berita dengan gaya ringan

18 49 24 Positif Negatif Netral Presiden Susilo Bambang Yudhoyono TNI dan Polri 29 Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) 30 Serikat Pekerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Direktur Keuangan PT Direktur Pelayanan PT Direktur SDM PT Direktur Kepesertaan PT Kepala Kanwil PT Ketua DJSN Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) 40 Peserta

19 Menteri Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Menteri Kesehatan (Menkes) Menteri Keuangan (Menkeu) Jumlah Berdasarkan hasil koding di atas dimana para koder memberikan penilaian yang sama (setuju) terhadap 14 (empat belas) berita, peneliti mendapat gambaran sebagai berikut: kategori isi berita sosialisasi menjadi BPJS sebanyak 11 berita, kategori isi Berita BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 12 berita, kategori isi berita BPJS Kesehatan sebanyak 11 berita, kategori isi berita jaminan sosial sebanyak 13 berita, kategori isi berita Jaminan Kesehatan (JK)-Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) sebanyak 11 berita, kategori isi berita Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebanyak 12 berita, kategori isi berita Jaminan Hari Tua (JHT) sebanyak 12 berita, kategori isi berita Jaminan Pensiun (JP) sebanyak 11 berita, kategori isi berita Jaminan Kematian (JKM) sebanyak 10 berita, kategori isi berita UU No 24/2011 tentang BPJS sebanyak 11 berita, kategori isi berita UU No 40/2004 tentang SJSN sebanyak 10 berita, kategori isi berita Peraturan Presiden (Perpres) sebanyak 11 berita, kategori isi berita Peraturan Pemerintah (PP) sebanyak 12 berita, kategori isi berita Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebanyak 12 berita, kategori isi berita Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) sebanyak 12 berita, kategori isi berita Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebanyak 12 berita, kategori isi berita Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) sebanyak 12 berita,

20 51 kategori isi berita Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebanyak 12 berita, kategori isi berita Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) sebanyak 13 berita, kategori isi berita Jaminan Kesehatan Masyarakat sebanyak 13 berita, kategori isi berita Pengalihan Aset PT (Persero) sebanyak 13 berita, kategori teknik penulisan berita Hard News sebanyak 14 berita, kategori teknik penulisan berita Soft News sebanyak 0 berita, kategori kecenderungan isi berita positif sebanyak 13 berita, kategori kecenderungan isi berita negatif dan netral sebanyak 0 berita, kategori siapa yang diberitakan tentang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebanyak 6 berita, kategori siapa yang diberitakan tentang TNI dan Polri sebanyak 12 berita, kategori siapa yang diberitakan tentang Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) sebanyak 12 berita, kategori siapa yang diberitakan tentang Serikat Pekerja sebanyak 12 berita, kategori siapa yang diberitakan tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 12 berita, kategori siapa yang diberitakan tentang Direktur Keuangan PT (Persero) sebanyak 6 berita, kategori siapa yang diberitakan tentang Direktur Pelayanan PT (Persero), kategori siapa yang diberitakan tentang Direktur SDM PT (Persero) sebanyak 4 berita, kategori siapa yang diberitakan tentang Direktur Kepesertaan sebanyak 3 berita, kategori siapa yang diberitakan tentang Kepala Kanwil PT (Persero) sebanyak 12 berita, kategori siapa yang diberitakan tentang Ketua DJSN sebanyak 13 berita, kategori siapa yang diberitakan tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebanyak 12 berita, kategori siapa yang diberitakan tentang Kemenakertrans sebanyak 12 berita, kategori siapa yang diberitakan tentang Peserta 13 berita, kategori siapa yang diberitakan tentang Menko Kesra

21 52 sebanyak 11 berita, kategori siapa yang diberitakan tentang Menkes sebanyak 11 berita dan kategori siapa yang diberitakan tentang Menkeu sebanyak 11 berita. Uji reliabilitas antar koder dilakukan berdasarkan hasil koding di atas dengan menggunakan formula Holsti : CR = 2M N 1 + N 2 CR = 2(440) (43x14) + (43x14) CR = CR = CR = 0,73 Dalam formula Holsti, angka reliabilitas minimum yang ditoleransi adalah 0,7 atau 70%. Artinya, kalau hasil perhitungan menunjukkan angka reliabilitas di atas 0,7 berarti alat ukur ini benar-benar reliabel. Tetapi jika di bawah angka 0,7 berarti alat ukur bukan alat yang reliabel Eriyanto., Op.Cit.,290.

22 Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. 45 Teknik analisis data yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif. Analisis isi lebih dominan bersifat kuantitatif, yaitu peneliti mengelompokkan karakteristik-karakteristik wacana ke dalam kategori, menentukan frekuensi masuknya karakteristik-karakteristik yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dalam kategori. Langkah-langkah analisis isi yang dilakukan dalam penelitian, adalah : 1. Merumuskan masalah penelitian Masalah yang harus dirumuskan dalam pertanyaan harus dapat diukur. 2. Penarikan sampel Penarikan sampel dilakukan berdasarkan jumlah berita yang akan di analisis. 3. Membuat kategorisasi penelitian serta melakukan coding data Coding adalah suatu proses di mana data mentah secara sistematis diubah (ditrasformasikan) dan dikelompokkan ke dalam unit-unit yang memungkinkan membuat deskripsi karakteristik isi yang relevan Menentukan Juri/Coder 5. Melakukan uji reliabilitas 45 Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Hal Bambang Setiawan&Ahmad Muntaha, Metode Penelitian Komunikasi Edisi Kesatu, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Hal

23 54 Alat ukur harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan alat ukur yang sama. Kesamaan hasil pengukuran mereka menunjukkan tingkat reliabilitas alat ukur. 6. Statistik Deskriptif : 47 A.Frekuensi Proporsi pemberitaan dihitung berdasarkan rumus : Proporsi = ƒχ ᵢ ƒχ B. Modus Sedangkan Modus adalah nilai kategori tertentu yang memiliki frekuensi tertinggi atau yang paling sering muncul. C. Rata-rata (Mean) Mean merupakan jumlah rata-rata dari sekumpulan data yang memberikan gambaran tentang suatu hal. Rata-rata pemberitaan atau intensitas pemberitaan dihitung berdasarkan rumus: Rata-rata (Mean) χ = ƒχ N χ = nilai mean N = Jumlah bulan pada sampel ƒ = frekuensi berita = Total 47 Eriyanto., Op.Cit., 306

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang transformasi PT Jamsostek (Persero) di Harian Pelita tentang transformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban Negara serta tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam mengkaji sebuah penelitian terdapat dua pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tipe penelitian deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel. Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel. Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah analisis isi deskriptif. Analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SJSN. Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional

IMPLEMENTASI SJSN. Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional IMPLEMENTASI SJSN Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL Jakarta, 12 Desember 2011 1 Latar belakang SJSN SJSN

Lebih terperinci

Dr.. Chazali H. Situmorang, Apt, Msc.PH Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional. Jakarta, 7 Nopember 2012

Dr.. Chazali H. Situmorang, Apt, Msc.PH Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional. Jakarta, 7 Nopember 2012 Prospek Pengawasan Implementasi UU SJSN/BPJS Dr.. Chazali H. Situmorang, Apt, Msc.PH Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional Jakarta, 7 Nopember 2012 1 Suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial

Lebih terperinci

Pengalihan JPK ke BPJS Kesehatan. Agus Supriyadi Direktur Renbang dan Informasi

Pengalihan JPK ke BPJS Kesehatan. Agus Supriyadi Direktur Renbang dan Informasi Pengalihan JPK ke BPJS Kesehatan Agus Supriyadi Direktur Renbang dan Informasi Proses Transformasi paska UU BPJS BPJS KESEHATAN Seluruh penduduk (Ketentuan PBI dan Informal) JK Desain Program JK Askes/JPK/Jamkesmas/Jam

Lebih terperinci

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014 ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014 OLEH : DR.CHAZALI H. SITUMORANG, APT, M,Sc / KETUA DJSN SJSN: Reformasi Jaminan Sosial TATA CARA SJSN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMSOS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi kesehatan sedunia, dan secara nasional dalam amandemen UUD 1945 pada Pasal 28-

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1 Metode

III. METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1 Metode III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 55. Penelitian deskriptif ditujukan untuk :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 55. Penelitian deskriptif ditujukan untuk : 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Penelitan deskriptif adalah penelitian yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PETA JALAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BIDANG KESEHATAN DAN BIDANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial Jaminan sosial adalah perlindungan yang diberikan oleh masyarakat bagi anggota-anggotanya untuk resiko-resiko

Lebih terperinci

KONSEP PENGAWASAN OJK TERHADAP BPJS Disampaikan dalam Workshop Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kebijakan Medik

KONSEP PENGAWASAN OJK TERHADAP BPJS Disampaikan dalam Workshop Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kebijakan Medik KONSEP PENGAWASAN OJK TERHADAP BPJS Disampaikan dalam Workshop Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kebijakan Medik Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan Yogyakarta,

Lebih terperinci

Hubungan Industrial Mengenal BPJS Tujuan dan Manfaat BPJS Mekanisme BPJS Fakultas Psikologi

Hubungan Industrial Mengenal BPJS Tujuan dan Manfaat BPJS Mekanisme BPJS Fakultas Psikologi Modul ke: Hubungan Industrial Mengenal BPJS Tujuan dan Manfaat BPJS Mekanisme BPJS Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, SHI., M.Si Sub Bahasan 1. Mengenal

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. penelitian berkaitan dengan jenis-jenis pelanggaran iklan jasa periode 1 Agustus 31

BAB III PEMBAHASAN. penelitian berkaitan dengan jenis-jenis pelanggaran iklan jasa periode 1 Agustus 31 BAB III PEMBAHASAN Dalam bab pembahasan memuat penjelasan secara rinci mengenai hasil penelitian berkaitan dengan jenis-jenis pelanggaran iklan jasa periode 1 Agustus 31 Agustus 2016 berdasarkan Etika

Lebih terperinci

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia AHMAD ANSYORI Dewan Jaminan Sosial Nasional Padang, 26 Juni 2015 1 SJSN SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial untuk kepastian

Lebih terperinci

Hasil Diskusi Peluang dan Tantangan Daerah Menyongsong Kebijakan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional. 7-8 Desember 2012 Yogyakarta

Hasil Diskusi Peluang dan Tantangan Daerah Menyongsong Kebijakan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional. 7-8 Desember 2012 Yogyakarta Hasil Diskusi Peluang dan Tantangan Daerah Menyongsong Kebijakan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional 7-8 Desember 2012 Yogyakarta Topik Pembahasan Regulasi Jaminan Kesehatan Kepesertaan Jaminan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Sifat Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis isi yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan perangkat statistik sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada BAB IV PEMBAHASAN A. HASIL UJI RELIABILITAS Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada penafsiran antara satu coder dengan coder yang lain. Reliabilitas ini melihat apakah alat

Lebih terperinci

Veronika/ Mario Antonius Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Abstrak

Veronika/ Mario Antonius Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Abstrak Pemberitaan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat pada Harian Jurnal Nasional dan Harian Kompas (Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat pada Harian Jurnal Nasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan Metode penelitian adalah sebagai penuntun peneliti tentang bagaimana langkah langkah penelitian yang dilakukan. Jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Hal ini juga menjadi

Lebih terperinci

Presentasi Rapat Kerja RUU BPJS. 7 September 2011

Presentasi Rapat Kerja RUU BPJS. 7 September 2011 Presentasi Rapat Kerja RUU BPJS 7 September 2011 1 Pending Issues yang signifikan 1. Transformasi 2. Seleksi Dewan Pengawas dan Direksi 3. Jumlah Anggota Dewan Pengawas dan Direksi 4. Hubungan dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian ini adalah Deskriptif, penelitian deskriptif adalah jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian ini adalah Deskriptif, penelitian deskriptif adalah jenis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah Deskriptif, penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan sejelas mungkin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. gejala atau fenomena. Hasil dari penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola

BAB III METODOLOGI. gejala atau fenomena. Hasil dari penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola 35 BAB III METODOLOGI 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian Deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan tentang langkah-langkah sistematika dan logis tentang pencarian data

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan tentang langkah-langkah sistematika dan logis tentang pencarian data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam suatu penelitian karya ilmiah, terlebih dulu perlu dipahami metode penelitian, metodologi penelitian yang dimaksud merupakan seperangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penalitian Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional disegala bidang, salah satunya dalam sektor ketenagakerjaan. Pelaksanaan

Lebih terperinci

OBJEKTIVITAS BERITA LINGKUNGAN HIDUP DI HARIAN KOMPAS

OBJEKTIVITAS BERITA LINGKUNGAN HIDUP DI HARIAN KOMPAS OBJEKTIVITAS BERITA LINGKUNGAN HIDUP DI HARIAN KOMPAS (Analisis Isi pada Berita Lingkungan dalam Pemberitaaan Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut Di Indonesia Di Harian Kompas Periode Februari September

Lebih terperinci

Bab III. Objek Penelitian

Bab III. Objek Penelitian Bab III Objek Penelitian 3.1 Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang merupakan sebuah penyelidikan mengenai masalah sosial atau masalah manusia yang berdasarkan pada

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memperoleh Gelar sarjana Strata I (S1) Ilmu Komunikasi. Disusun oleh : Holidah

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memperoleh Gelar sarjana Strata I (S1) Ilmu Komunikasi. Disusun oleh : Holidah KECENDERUNGAN ISI BERITA TENTANG TRANSFORMASI PT JAMSOSTEK (PERSERO) MENJADI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KETENAGAKERJAAN (Analisis Isi Berita Pada Surat Kabar Harian Pelita Periode Juli Agustus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hanya memapaparkan situasi yang didapat atau peristiwa yang diperoleh dari data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Analisis Isi Status Twitter Artis Pada Masa Kampanye Periode 22 Juni s/d 5 Juli

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Analisis Isi Status Twitter Artis Pada Masa Kampanye Periode 22 Juni s/d 5 Juli BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian mengenai Opini Artis Pada Pasangan Capres & Cawapres 2014 (Analisis Isi Status Twitter Artis Pada Masa Kampanye Periode 22 Juni s/d 5 Juli 2014)

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Mengapa RUU tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) perlu segera disusun? Apakah peraturan perundang-undangan yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjamin masyarakat Indonesia untuk memperoleh manfaat pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. penjamin masyarakat Indonesia untuk memperoleh manfaat pemeliharaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, jaminan sosial kesehatan sangat diperlukan sebagai sarana penjamin masyarakat Indonesia untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan tipe deskriptif, yaitu penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa 38 Rahmat Kriyantono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan cara menganalisis perbandingan berita ekonomi rakyat sektor pertanian dan non pertanian di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Dengan upaya mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Guna mengetahui sejauhmana pengaruh program kunjungan masyarakat terhadap efek kognisi dan afeksi peserta didik khususnya mahasiswa mengenai produk Perum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian analisis isi deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian analisis isi deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian analisis isi deskriptif. Dalam Eriyanto (2010: 47) analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. 36 Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. 36 Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe atau sifat dari penelitian ini menggunakan jenis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Perluasan cakupan peserta dan peningkatan kolektabilitas Iuran Jamsos Bid. Ketenagakerjaan

Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Perluasan cakupan peserta dan peningkatan kolektabilitas Iuran Jamsos Bid. Ketenagakerjaan Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Perluasan cakupan peserta dan peningkatan kolektabilitas Iuran Jamsos Bid. Ketenagakerjaan Oleh : Drs. M. FACHRUDDIN, MM Disampaikan pada Sosialisasi SJSN Novotel Banjarmasin,

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan Bab I Pendahuluan 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TIM PENYIAPAN PELAKSANAAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai data yang diamati agar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai data yang diamati agar BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Pada Penelitian ini tipe atau sifat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif

Lebih terperinci

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di dua tempat yaitu kantor redaksi Sinar Tani yang berada di Jalan Harsono RM No. 3, Ragunan, Jakarta Selatan dan kantor Balai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengukuran variabel, dengan menggunakan perhitungan (angka-angka) atau uji statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. pengukuran variabel, dengan menggunakan perhitungan (angka-angka) atau uji statistik. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Hamidi (2007:4) bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang mengutamakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau merupakan hak bagi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berikut tuntutan penanganan berbagai persoalan yang belum

BAB I PENDAHULUAN. berikut tuntutan penanganan berbagai persoalan yang belum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinamika pembangunan bangsa Indonesia telah menumbuhkan tantangan berikut tuntutan penanganan berbagai persoalan yang belum terpecahkan. Salah satunya adalah penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERANAN DJSN DALAM KAJIAN DAN USULAN PEMBIAYAAN JKN YANG TEPAT

PERANAN DJSN DALAM KAJIAN DAN USULAN PEMBIAYAAN JKN YANG TEPAT PERANAN DJSN DALAM KAJIAN DAN USULAN PEMBIAYAAN JKN YANG TEPAT Oleh Chazali Situmorang (Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional) Jakarta, 10 April 2015 Dewan Jaminan Sosial Nasional Pembentukan, Kedudukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan dicanangkan pertama kali oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang dimanfaatkan oleh

Lebih terperinci

Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS

Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS Oleh: dr. AHMAD NIZAR SHIHAB,SpAn Anggota Komisi IX DPR RI Rakeskesnas, 17 April 2013 Makasar VISI Kementerian Kesehatan MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif yaitu bertujuan untuk menjelaskan, meringankan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenaga kerja merupakan faktor strategis dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional Indonesia. Peran negara dalam mewujudkan upaya pembangunan nasional adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia untuk dapat hidup layak, produktif, serta mampu bersaing untuk meningkatkan taraf hidupnya. Namun demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pengakuan

BAB I PENDAHULUAN. dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pengakuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak setiap orang untuk hidup yang memadai termasuk dalam memperoleh kesehatan dan kesejahteraan diri dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh

Lebih terperinci

PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Populasi dan Sampel Populasi

PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Populasi dan Sampel Populasi PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi. Analisis isi didefinisikan sebagai suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematik dan logis

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematik dan logis BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam suatu penelitian karya ilmiah, terlebih dahulu dipahami metodologi peneilitian. Metodologi penelitian yang dimaksud merupakan seperangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimana metode ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang faktafakta

Lebih terperinci

Implementasi Jaminan Pensiun untuk Seluruh Pekerja

Implementasi Jaminan Pensiun untuk Seluruh Pekerja Implementasi Jaminan Pensiun untuk Seluruh Pekerja Mandat Undang Undang + Undang-Undang 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 2 Program dan Kepesertaan Sistem Jaminan Sosial Nasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian Data yang hendak dikumpulkan oleh peneliti dalam hal ini adalah tentang pemberitaan terkait kasus Dahlan Iskan terkait korupsi penjualan aset

Lebih terperinci

SISTEMATIKA PENYUSUNAN PETA JALAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BIDANG KESEHATAN

SISTEMATIKA PENYUSUNAN PETA JALAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BIDANG KESEHATAN LAMPIRAN I PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 74 TAHUN 20142014 TANGGAL : 10 Juli 2014 SISTEMATIKA PENYUSUNAN PETA JALAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BIDANG KESEHATAN I. PENDAHULUAN Bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era saat ini banyak perusahaan perusahaan besar maupun kecil kurang memperhatikan resiko keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya. Dari resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilaksanakan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil,

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL I. UMUM Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diamanatkan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL 1 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL I. UMUM Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diamanatkan

Lebih terperinci

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN A. A. Oka Mahendra, SH. Jakarta, 13 November 2013 OUTLINE 1.Pendahuluan 2.Peraturan Terkait Jaminan Pensiun 3.Harmonisasi

Lebih terperinci

drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional

drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional Pencapaian dan Tantangan Program Jaminan Kesehatan Nasional drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional Jakarta, 28 Desember 2017 1. Pendahuluan 2. Asas Dan Prinsip 3. Pencapaian JKN 4. Tantangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT ASABRI (Persero) yang berlokasi di Jl. Mayjen Sutoyo No. 11, Jakarta. PT ASABRI (Persero) adalah Badan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 /DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 /DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 14 /DPD RI/I/2013-2014 HASIL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH ATAS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 SISTEM JAMINAN SOSIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jaminan Kesehatan di Indonesia bukanlah barang baru, dahulu pada awalnya Indonesia memiliki asuransi kesehatan untuk pegawai negeri sipil yang merupakan lanjutan dari

Lebih terperinci

Transformasi BPJS 2. September 2011

Transformasi BPJS 2. September 2011 Transformasi BPJS 2 September 2011 1 Transformasi BPJS 2 (1) RUU BPJS disahkan menjadi UU Nov 2011 Ijin prakarsa pembuatan dan revisi PP terkait JHT dan JP Proses konsultasi publik terkait harmonisasi

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 96 KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 Riska Septiana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informatika Universitas

Lebih terperinci

Pencapaian dan Tantangan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Dewan Jaminan Sosial Nasional

Pencapaian dan Tantangan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Dewan Jaminan Sosial Nasional Pencapaian dan Tantangan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Dewan Jaminan Sosial Nasional Jakarta, 28 Desember 2017 1. Pendahuluan 2. Pencapaian 3. Tantangan Implementasi JKN 1 Pendahuluan 3 Operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lainlain),

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lainlain), BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Secara umum, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang menggambarkan semua data atau keadaan

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan Abstrak Seiring berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan cepat dan praktis. Kecil kemungkinan media

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pada PT.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pada PT. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pada PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) 1. Gambaran Umum Mengenai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Teori tanggungjawab sosial dapat diterapkan secara luas karena teori ini meliputi beberapa jenis media massa dan lembaga siaran publik, salah satunya yaitu media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. populasi tersebut dengan menyebarkan kuisioner. 1. lebih terurai lagi melalui gabungan antarkarakteristik tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. populasi tersebut dengan menyebarkan kuisioner. 1. lebih terurai lagi melalui gabungan antarkarakteristik tertentu. BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

Lebih terperinci

Keberimbangan Pemberitaan. Dalam Pemberitaan Kasus Korupsi

Keberimbangan Pemberitaan. Dalam Pemberitaan Kasus Korupsi Keberimbangan Pemberitaan Dalam Pemberitaan Kasus Korupsi Irdiana / Lukas S. Ispandriarno Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari No

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat dari penelitian ini ialah Penelitian Korelasional. Kita mulai memasuki metode korelasional bila kita mencoba meneliti hubungan-hubungan di antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini dunia pemasaran berkembang begitu pesat. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini dunia pemasaran berkembang begitu pesat. Setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini dunia pemasaran berkembang begitu pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba mempertahankan maupun membangun eksistensinya di tengah persaingan

Lebih terperinci

Daftar Peraturan/Kebijakan di Bidang Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Berdasarkan Tahun (Sumber: hukumonline.com)

Daftar Peraturan/Kebijakan di Bidang Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Berdasarkan Tahun (Sumber: hukumonline.com) Daftar Peraturan/Kebijakan di Bidang Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Berdasarkan Tahun (Sumber: hukumonline.com) NO BENTUK KEBIJAKAN/PERATURAN NOMOR/TAHUN TENTANG KEYWORDS 1 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

metode riset yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

metode riset yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian berguna untuk membantu penulis dalam menyusun penelitian, sehingga proses penelitian dapat terarah dan sistematis. Dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA. KESRA. Jaminan Sosial. Pengelolaan. Laporan. Bentuk. Isi.

LEMBARAN NEGARA. KESRA. Jaminan Sosial. Pengelolaan. Laporan. Bentuk. Isi. No.252, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Jaminan Sosial. Pengelolaan. Laporan. Bentuk. Isi. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan BPJS ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan) merupakan program pemerintah yang

Lebih terperinci

PH-5/BPJS TK/2015 PENDAPAT HUKUM

PH-5/BPJS TK/2015 PENDAPAT HUKUM PH-5/BPJS TK/2015 Berdasarkan ketentuan Pasal 62 huruf d UU BPJS dan didukung oleh fakta hukum bahwa BPJS Ketenagakerjaan sudah lahir pada tanggal 1 Januari 2014, anggota Dewan Pengawas dan Anggota Direksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan akurat suatu situasi atau

Lebih terperinci

UNIVERSAL HEALTH COVERAGE BAGI SEKTOR INFORMAL

UNIVERSAL HEALTH COVERAGE BAGI SEKTOR INFORMAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL UNIVERSAL HEALTH COVERAGE BAGI SEKTOR INFORMAL Dr. Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, MA Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universal Health Coverage merupakan sistem penjaminan kesehatan yang memastikan semua orang dapat menerima pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa harus mengalami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, penulis ingin mengetahui Daya tarik dan Kepuasan menonton Program acara Talkshow Show Imah di Trans TV terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tertera dalam Undang-Undang

Lebih terperinci