Nomor : 251/Pdt.G/2010/PTA.Bdg. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi

1 Salinan P U T U S A N Nomor : 251/Pdt.G/2010/PTA.Bdg. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG yang mengadili perkara tertentu pada tingkat banding, dalam persidangan majelis telah menjatuhkan putusan dalam perkara yang diajukan oleh : Pembanding, umur 48 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, bertempat tinggal di Kota Bogor, dahulu sebagai Tergugat sekarang Pembanding; M e l a w a n Terbanding, umur 37 tahun, agama Islam, Pekerjaan karyawati swasta, bertempat tinggal di Kota Bogor, dahulu sebagai Penggugat sekarang Terbanding; Pengadilan Tinggi Agama tersebut ; Telah membaca dan mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berkaitan dengan perkara yang dimohonkan banding; TENTANG DUDUK PERKARA Mengutip uraian sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Bogor Nomor : 507/Pdt.G/2010/PA.Bgr, tanggal 22 September 2010 M. bertepatan dengan tanggal 13 Syawal 1431 H. yang amarnya sebagai berikut : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat ; Menjatuhkan talak satu bain Sughra Tergugat terhadap Penggugat; Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Bogor untuk menyampaikan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada pegawai pencatat nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor ; Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp ,- (dua ratus sembilan puluh satu ribu rupiah); Bahwa terhadap putusan Pengadilan Agama Bogor tersebut, Tergugat/Pembanding telah mengajukan permohonan banding pada tanggal 5 Oktober 2010, sebagaimana termuat dalam Akta Permohonan Banding Nomor : 507/Pdt.G/2010/PA.Bgr. tanggal 5 Oktober 2010 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Bogor. Selanjutnya permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada Penggugat/Terbanding pada tanggal 12 Oktober 2010 sebagaimana termuat dalam Surat 1

2 Pemberitahuan Pernyataan Banding Nomor : 507/Pdt.G/2010/PA.Bgr. tanggal 12 Oktober 2010 yang dibuat oleh jurusita Pengadilan Agama Bogor; Bahwa Pembanding telah mengajukan memori banding dan diterima oleh Pengadilan Agama Bogor pada tanggal 2 Nopember 2010, sebagaimana termuat dalam Surat Tanda Terima Memori Banding Nomor : 507/Pdt.G/2010/PA.Bgr, tanggal 2 Nopember 2010 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Bogor. Memori banding tersebut telah disampaikan kepada Terbanding pada tanggal 5 Nopember 2010 sebagaimana termuat dalam Surat Pemberitahuan Memori Banding Nomor : 507/Pdt.G/2010/PA.Bgr tanggal 5 Nopember 2010 yang dibuat oleh Jurusita Pengadilan Agama Bogor; Bahwa terhadap memori banding tersebut Terbanding telah mengajukan kontra memori banding yang diterima oleh Panitera Pengadilan Agama Bogor sebagaimana tercantum dalam Surat Tanda Terima Kontra Memori Banding Nomor : 507/Pdt.G/2010/PA.Bgr. tanggal 15 Nopember 2010; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa Pembanding dalam perkara ini adalah sebagai pihak dalam pemeriksaan peradilan tingkat pertama, oleh karena itu berdasarkan Pasal 6 Undang- Undang Nomor 20 Tahun 1947 jo. Pasal 61 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang sudah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka Pembanding mempunyai legal standing untuk mengajukan permohonan banding dalam perkara ini; Menimbang, bahwa permohonan banding diajukan pada tanggal 5 Oktober 2010 dan Pembanding pada saat dibacakan putusan Pengadilan Agama Bogor Nomor : 507/Pdt.G/2010. tanggal 22 September 2010 hadir dipersidangan, maka pengajuan permohonan banding dari pembanding masih dalam tenggang waktu banding. Oleh karena itu berdasarkan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 permohonan banding tersebut dapat diterima; Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi Agama Bandung setelah mempelajari dan meneliti berkas perkara dari Pengadilan Agama Bogor Nomor : 507/Pdt.G/2010/PA.Bgr. tanggal 22 September Bertepatan dengan tanggal 13 Syawal 1431 H, yang terdiri dari salinan putusan, berita acara persidangan serta buktibukti dari para pihak berupa bukti tertulis dan bukti saksi, pada pokoknya dapat menyetujui pertimbangan hakim tingkat pertama, namun ada beberapa pertimbangan yang harus ditambahkan sebagaimana tersebut di bawah ini; Menimbang, bahwa majelis hakim Pengadilan Agama Bogor sebelum mempertimbangkan pokok perkara seharusnya mempertimbangkan lebih dahulu legal 2

3 standing tentang kompetensi relative perkara ini, apakah penggugat berhak mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Bogor atau tidak, oleh karenanya majelis hakim tingkat banding menambahkan pertimbangan hukum bahwa oleh karena ternyata alamat/domisili pengguat dan tergugat yang termuat dalam surat gugat ini tidak dibantah oleh tergugat, maka dengan demikian perkara ini termasuk kewenangan Pengadilan Agama Bogor; Menimbang, bahwa pembanding dan terbanding beragama Islam dan perkawinan mereka dilangsungkan berdasarkan hukum Islam oleh karena itu berdasarkan Pasal 40 dan Pasal 63 ayat (1) huruf (a) Undang-UndangNomor 1 Tahun 1974 jis. Pasal 14 dan Pasal 1 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Pasal 49 huruf (a) Undang-Undang No.7 Tahun 1989 yang sudah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, serta Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, Pengadilan Agama berwenang memeriksa dan mengadili gugatan perceraian ini; Menimbang bahwa pembanding dalam memori bandingnya mengajukan keberatan yang dapat disimpulkan sebagai berikut : Majelis hakim tingkat pertama mengambil keputusan terlalu cepat sehingga upaya damai terkesan asal-asalan; Penggugat mengajukan gugatan perceraian bukan karena KDRT, tapi karena penggugat berselingkuh dengan laki-laki lain sampai hamil ; Pembanding ingin mempertahankan rumah tangga dengan penggugat karena tergugat masih menyayangi dan mencintai penggugat dan demi anak-anak yang masih kecil; Keberatan lainnya berkaitan dengan proses beracara termasuk didalamnya dalam masalah pembuktian; Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan yang diajukan pembanding tersebut, Pengadilan Tinggi Agama Bandung mempertimbangkan sebagai berikut: Menimbang, mengenai keberatan Pembanding point pertama majelis hakim tingkat pertama dalam kaitan dengan upaya perdamaian yang telah diupayakan majelis terlalu cepat dalam penanganan perkara ini, majelis hakim tingkat banding memandang bahwa hal tersebut adalah soal penilaian, penilaian mana adalah wewenang hakim sebagai judek factie karena majelis hakim tingkat pertama telah berupaya untuk mendamaikan dalam setiap kali persidangan, namun sampai saat terakhir tentang perdamaian itu tidak terwujud halmana akibat Pembanding/Tergugat yang tidak bersungguh-sungguh dalam upaya mempertahankan rumah tangganya; Menimbang, bahwa dalam perkara ini telah ditunjuk seorang hakim mediator yang telah mengupayakan untuk berupaya mendamaikan antara penggugat dengan tergugat, namun ternyata upaya mediasi ini tidak dimanfaatkan oleh kedua belah pihak, 3

4 terutama oleh Tergugat yang ingin mempertahankan rumah tangganya dengan tergugat dan diakhiri dengan keluarnya pernyataan bahwa mediasi gagal; Menimbang, bahwa keberatan pembanding point kedua tidak dapat dibenarkan karena kedua orang saksi yang diajukan oleh Penggugat membenarkan adanya kekerasan dalam rumah tangga penggugat dan tergugat, saksi pertama menerangkan : saya pernah melihat bekas pemukulanya itu memar dibawah mata kiri dan bibir berdarah, serta luka dibagian tangan kanan dekat sikut Penggugat ; keterangan saksi saksi ini tidak dibantah oleh tergugat; Menimbang, keberatan point tiga bahwa Tergugat ingin rukun kembali, tidak mau bercerai, alasan tersebut adalah alasan tidak bersungguh-sungguh sebab telah ternyata selama persidangan berlangsung tidak sedikitpun ada upaya Tergugat untuk damai, padahal majelis Hakim telah mengupayakan damai, sementara dalam proses persidangan Tergugat tidak pernah mengajukan saksi-saksi untuk membantah dalil-dalil yang diajukan oleh Penggugat karenanya majelis hakim tingkat banding berpendapat keinginan Tergugat untuk rukun kembali harus dinyatakan tidak bersungguh-sungguh; -- Menimbang, bahwa alasan keberatan Tergugat/Pembanding dalam point empat tidak dapat dipertimbangkan, karena secara keseluruhan keberatan-keberatan tersebut tertuju pada hal-hal yang bersangkutan dengan proses pemeriksaan Hakim tingkat pertama berdasarkan hukum formil yang ternyata telah benar dan dari sudut hukum materil telah dipertimbangkan secara lengkap dalam putusan majelis Hakim tingkat pertama; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, putusan Pengadilan Agama Bogor sudah tepat dan benar sehingga oleh karenanya putusan tersebut harus dikuatkan; Menimbang, bahwa perkara ini mengenai sengketa di bidang perkawinan, maka berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang sudah diubah dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 biaya perkara dalam tingkat banding dibebankan kepada pembanding; Mengingat segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini; M E N G A D I L I - Menerima permohonan banding dari pembanding; Menguatkan putusan Pengadilan Agama Bogor Nomor : 507/Pdt.G/2010/PA.Bgr. tanggal 22 September 2010 M bertepatan dengan tanggal 13 Syawal 1431 H;

5 - Menghukum pembanding untuk membayar biaya perkara dalam tingkat banding sejumlah Rp ,00 (seratus lima puluh ribu rupiah); Demikian diputuskan dalam musyawarah majelis hakim Pengadilan Tinggi Agama Bandung, pada hari Kamis, tanggal 13 Januari 2011 M. bertepatan dengan tangggal 8 Shafar 1432 H, oleh kami Drs.H.E.ABD.RAHMAN,SH. Sebagai ketua majelis, H.M.SURURY YS,SH.MH, dan Drs.H.SYAMSUDIN,SH, masing-masing sebagai Hakim anggota, putusan mana diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua majelis tersebut dan dihadiri oleh hakim-hakim anggota serta dibantu oleh SETYA RINI,SH. selaku panitera pengganti tanpa dihadiri oleh para pihak yang berperkara; KETUA MAJELIS, Drs. H. E. ABD RAHMAN, SH. HAKIM ANGGOTA, HAKIM ANGGOTA, H. M. SURURY YS, SH., M H. Drs. H SYAMSUDIN, SH.MH. Perincian biaya proses: PANITERA PENGGANTI SETYA RINI, SH. 1. Materai Rp Redaksi Rp Biaya ATK, pemberkasan dll----- Rp ,- Jumlah Rp ,- Untuk salinan yang sama bunyinya oleh : PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG, PANITERA H. TRI HARYONO, SH 5

6 6