PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM PIDANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM PIDANA"

Transkripsi

1 Mata Kuliah : Hukum Pidana Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 1 (Satu) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mengerti dan dapat menjelaskan Hukum Pidana B. Pokok Bahasan : Pengenalan Mata Kuliah Hukum Pidana C. Sub Pokok Bahasan : a.. Kontrak Perkuliahan D. Kegiatan Belajar Mengajar b. Literatur yang digunakan c. Pengertian Hukum Pidana d. Jenis-Jenis Hukum Pidana e. Fungsi Hukum Pidana f. Sumber-Sumber Hukum Pidana Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Pengajaran Pendahuluan 1. Menjelaskan tujuan instruksional umum dan khusus yang ingin dicapai 2. Menjelaskan cakupan materi dan ruang lingkup Hukum Pidana

2 Penyajian Penutup 3. Menjelaskan manfaat mempelajari Hukum Pidana 1. Kontrak Perkuliahan 2. Menjelaskan Literatur yang dipergunakan 3. Motivasi Perkuliahan 4. Menjelaskan tentang Pengertian Hukum Pidana 5. Menjelaskan tentang Jenis-Jenis Hukum Pidana 6. Menjelaskan Fungsi Hukum Pidana 7. Menjelaskan Sumber-Sumber Hukum Pidana Mencatat 1. Mengundang komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 2. Memberikan jawaban atas komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 3. Memberikan gambaran umum mengenai materi kuliah akan datang Memberikan komentar atau pertanyaan dan E. Evaluasi 1. Jelaskan tentang pengertian Hukum Pidana Menurut Para Ahli? 2. Sebutkan dan jelaskan Jenis-Jenis Hukum Pidana? 3. Jelaskan Sumber-Sumber Hukum Pidana? Referensi ; Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Reneka Cipta, Jakarta, 2002 Sudarto, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto d/a FH UNDIP Semarang, Semarang, 1990 Adami Chazawi,, Pelajaran Hukum Pidana I, Stelsel Pidana, Tindak Pidana, Teori-Teori Pemidanaan & Batas Berlakunya Hukum Pidana, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010 Yeni Widowaty, Muhtar Zuhdy, Trisno Raharjo, M. Endrio Susila, Hukum Pidana, Lab. FH UMY, Yogayakarta, 2007

3 Mata Kuliah : Hukum Pidana Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 2 (Dua) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mengerti dan dapat menjelaskan Sejarah dan Ilmu Pendukung Hukum Pidana B. Pokok Bahasan : Sejarah dan Ilmu Pendukung Hukum Pidana C. Sub Pokok Bahasan : a. Riwayat Sumber Asal KUHP (W.v.S) D. Kegiatan Belajar Mengajar b. KUHP Sebagai Unifikasi Hukum Pidana c. Sistematika KUHP d. Ilmu Kriminologi e. Ilmu Viktimologi f. Ilmu Penologi g. Ilmu Psikologi Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Pengajaran Pendahuluan 1. Menjelaskan tujuan instruksional umum dan khusus yang ingin dicapai 2. Menjelaskan cakupan materi dan ruang lingkup Sejarah dan

4 Penyajian Penutup Ilmu Pendukung Hukum Pidana 1. Menjelaskan Riwayat Sumber Asal KUHP (W.v.S) 2. Menjelaskan KUHP Sebagai Unifikasi Hukum Pidana 3. Menjelaskan Sitematika KUHP 4. Menjelaskan Ilmu Kriminologi 5. Menjelaskan Ilmu Viktimologi 6. Menjelaskan Ilmu Penologi 7. Menjelaskan Ilmu Psikologi 1. Mengundang komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 2. Memberikan jawaban atas komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 3. Memberikan gambaran umum mengenai materi kuliah akan datang Memberikan komentar atau pertanyaan dan E. Evaluasi 1. Jelaskan tentang Riwayat Sumber Asal KUHP? 2. Sebutkan dan jelaskan Sistem KUHP? 3. Apa yang saudara ketahui tentang Ilmu Kriminologi dan Viktimologi? Referensi ; Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Reneka Cipta, Jakarta, 2002 Sudarto, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto d/a FH UNDIP Semarang, Semarang, 1990 Yeni Widowaty, Muhtar Zuhdy, Trisno Raharjo, M. Endrio Susila, Hukum Pidana, Lab. FH UMY, Yogayakarta, 2007 R.Susilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor, 1996

5 Mata Kuliah : Hukum Pidana Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 3 (Tiga) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mengerti dan dapat menjelaskan Asas-Asas Hukum Pidana B. Pokok Bahasan : Asas-Asas Hukum Pidana C. Sub Pokok Bahasan : a. Asas Berlakunya Hukum Pidana Menurut Waktu b. Asas Berlakunya Hukum Pidana Menurut Tempat c. Asas Hukum Pidana Tindak Tertulis d. Locus Delicti e. Tempus Delicti D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Pengajaran Pendahuluan 1. Menjelaskan tujuan instruksional umum dan khusus yang ingin dicapai 2. Menjelaskan cakupan materi dan ruang lingkup Asas-Asas Hukum Pidana

6 Penyajian Penutup 1. Menjelaskan Asas Berlakunya Hukum Pidana Menurut Waktu 2. Menjelaskan Asas Berlakunya Hukum Pidana Menurut Tempat 3. Menjelaskan Asas Hukum Pidana Tindak Tertulis 4. Menjelaskan Locus Delicti 5. Menjelaskan Tempus Delicti 1. Mengundang komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 2. Memberikan jawaban atas komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 3. Memberikan gambaran umum mengenai materi kuliah akan datang Memberikan komentar atau pertanyaan dan E. Evaluasi 1. Jelaskan tentang pengertian Asas Berlakunya Hukum Pidana Menurut Tempat dan Waktu? 2. Sebutkan dan jelaskan Asas Hukum Pidana Tidak Tertulis? 3. Apa yang saudara ketahui tentang Locus dan Tempus Delicti? Referensi ; Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Reneka Cipta, Jakarta, 2002 Sudarto, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto d/a FH UNDIP Semarang, Semarang, 1990 Adami Chazawi,, Pelajaran Hukum Pidana I, Stelsel Pidana, Tindak Pidana, Teori-Teori Pemidanaan & Batas Berlakunya Hukum Pidana, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010 Yeni Widowaty, Muhtar Zuhdy, Trisno Raharjo, M. Endrio Susila, Hukum Pidana, Lab. FH UMY, Yogayakarta, 2007

7 Mata Kuliah : Hukum Pidana Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 4 (Empat) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mengerti dan dapat menjelaskan Tindak Pidana B. Pokok Bahasan : Tindak Pidana C. Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian Tindak Pidana b. Unsur-Unsur Tindak Pidana c. Jenis-Jenis Tindak Pidana D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Pengajaran Pendahuluan 1. Menjelaskan tujuan instruksional umum dan khusus yang ingin dicapai 2. Menjelaskan cakupan materi dan ruang lingkup Tindak Pidana Penyajian 1. Menjelaskan Pengertian Tindak Pidana 2. Menjelaskan Unsur-Unsur Tindak Pidana 3. Menjelaskan Jenis-Jenis Tindak Pidana

8 Penutup 1. Mengundang komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 2. Memberikan jawaban atas komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 3. Memberikan gambaran umum mengenai materi kuliah akan datang Memberikan komentar atau pertanyaan dan E. Evaluasi 1. Jelaskan tentang pengertian Tindak Pidana? 2. Sebutkan dan jelaskan Unsur-Unsur Tindak Pidana? 3. Sebutkan dan jelaskan Jenis-Jenis Tindak Pidana? Referensi ; Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Reneka Cipta, Jakarta, 2002 Sudarto, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto d/a FH UNDIP Semarang, Semarang, 1990 Adami Chazawi,, Pelajaran Hukum Pidana I, Stelsel Pidana, Tindak Pidana, Teori-Teori Pemidanaan & Batas Berlakunya Hukum Pidana, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010 Yeni Widowaty, Muhtar Zuhdy, Trisno Raharjo, M. Endrio Susila, Hukum Pidana, Lab. FH UMY, Yogayakarta, 2007

9 Mata Kuliah : Hukum Pidana Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 5 (Lima) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mengerti dan dapat menjelaskan Syarat-Syarat Pemidanaan B. Pokok Bahasan : Syarat-Syarat Pemidanaan C. Sub Pokok Bahasan : a. Memenuhi Rumusan Undang-Undang b. Sifat Melawan Hukum c. Kesalahan d. Dapat Dipertanggungjawabkan D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Pengajaran Pendahuluan Penyajian 1. Menjelaskan tujuan instruksional umum dan khusus yang ingin dicapai 2. Menjelaskan cakupan materi dan ruang lingkup Syarat- Syarat Pemidanaan 1. Menjelaskan tentang Memenuhi Rumusan Undang-Undang 2. Menjelaskan tentang Sifat Melawan Hukum

10 Penutup 3. Menjelaskan tentang Kesalahan 4. Menjelaskan tentang Dapat Dipertanggungjawabkan 1. Mengundang komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 2. Memberikan jawaban atas komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 3. Memberikan gambaran umum mengenai materi kuliah akan datang Memberikan komentar atau pertanyaan dan E. Evaluasi 1. Jelaskan tentang Sifat Melawan Hukum? 2. Sebutkan dan jelaskan tentang Kesalahan? 3. Sebutkan dan jelaskan Dapat Dipertanggungjawabkan Perbuatan dalam hukum pidana? Referensi ; Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Reneka Cipta, Jakarta, 2002 Sudarto, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto d/a FH UNDIP Semarang, Semarang, 1990 Yeni Widowaty, Muhtar Zuhdy, Trisno Raharjo, M. Endrio Susila, Hukum Pidana, Lab. FH UMY, Yogayakarta, 2007

11 Mata Kuliah : Hukum Pidana Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 6 (Enam) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mengerti dan dapat menjelaskan Pidana dan Pemidanaan B. Pokok Bahasan : Pidana dan Pemidanaan C. Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian Pidana b. Tujuan Pemidanaan c. Teori Pemidanaan d. Jenis-Jenis Pidana e. Pidana Bersyarat f. Pelepasan Bersyarat D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Pengajaran Pendahuluan 1. Menjelaskan tujuan instruksional umum dan khusus yang ingin dicapai 2. Menjelaskan cakupan materi dan ruang lingkup Pidana dan

12 Pemidanaan Penyajian 1. Menjelaskan tentang Pengertian Pidana 2. Menjelaskan tentang Tujuan Pemidanaan 3. Menjelaskan tentang Teori Pemidanaan 4. Menjelaskan tentang Jenis-Jenis Pemidanaan 5. Menjelaskan tentang Pidana Bersyarat 6. Menjelaskan tentang Pelepasan Bersyarat Penutup 1. Mengundang komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 2. Memberikan jawaban atas komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 3. Memberikan gambaran umum mengenai materi kuliah akan datang 4. Memberikan tugas kepada mahasiswa E. Evaluasi 1. Jelaskan apa itu Tujuan Pemidanaan? 2. Sebutkan dan Jelaskan tentang Teori Pemidanaan? 3. Apa yang saudara ketahui tentang Pidana Bersyarat dan Pelepasan Bersyarat? Referensi ; Memberikan komentar atau pertanyaan dan Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Reneka Cipta, Jakarta, 2002 Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung, 2005 Nyoman Serikat Putra Jaya, Relevansi Hukum Pidana Adat dalam Pembaharuan Hukum Pidana Nasional, Alumni, Bandung, 2005 Adami Chazawi,, Pelajaran Hukum Pidana I, Stelsel Pidana, Tindak Pidana, Teori-Teori Pemidanaan & Batas Berlakunya Hukum Pidana, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010 Yeni Widowaty, Muhtar Zuhdy, Trisno Raharjo, M. Endrio Susila, Hukum Pidana, Lab. FH UMY, Yogayakarta, 2007

13 Mata Kuliah : Hukum Pidana Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 7 (Tujuh) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mengerti dan dapat menjelaskan Alasan Penghapusan Pidana B. Pokok Bahasan : Alasan Penghapusan Pidana C. Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian Alasan Penghapusan Pidama b. Macam-Macam Alasan Penghapusan Pidana c. Alasan Penghapusan Pidana Dalam Undang-Undang d. Alasan Penghapusan Pidana Diluar Undang-Undang D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Pengajaran Pendahuluan Penyajian 1. Menjelaskan tujuan instruksional umum dan khusus yang ingin dicapai 2. Menjelaskan cakupan materi dan ruang lingkup Alasan Penghapusan Pidana 1. Menjelaskan Pengertian Alasan Penghapusan Pidana 2. Menjelaskan Macam-Macam Alasan Penghapusan Pidana

14 Penutup 3. Menjelaskan Alasan Penghapusan Pidana Dalam Undang Undang 4. Menjelaskan Alasan Penghapusan Pidana Diluar Undang- Undang 1. Mengundang komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 2. Memberikan jawaban atas komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 3. Memberikan gambaran umum mengenai materi kuliah akan datang 4. Meminta mahasiswa mengumpulkan tugas Memberikan komentar atau pertanyaan dan dan Mengumpulkan E. Evaluasi 1. Sebutkan dan jelaskan Macam-Macam Alasan Penghapusan Pidana? 2. Sebutkan dan jelaskan Alasan Penghapusan Pidana di dalam dan diluar Undang-undang? Referensi ; Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Reneka Cipta, Jakarta, 2002 Sudarto, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto d/a FH UNDIP Semarang, Semarang, 1990 Yeni Widowaty, Muhtar Zuhdy, Trisno Raharjo, M. Endrio Susila, Hukum Pidana, Lab. FH UMY, Yogayakarta, 2007

15 Mata Kuliah : Hukum Pidana Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 8 (Delapan) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mengerti dan dapat menjelaskan Percobaan (Poging) B. Pokok Bahasan : Percobaan (Poging) C. Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian dan Sifat Percobaan b. Unsur-Unsur Percobaan c. Dasar Patut Dipidananya Percobaan d. Percobaan Mampu dan Percobaan Tidak Mampu e. Pemidanaan Terhadap Percobaan D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Pengajaran Pendahuluan 1. Menjelaskan tujuan instruksional umum dan khusus yang ingin dicapai 2. Menjelaskan cakupan materi dan ruang lingkup Percobaan (Poging)

16 Penyajian Penutup 1. Menjelaskan Pengertian dan Sifat Percobaan 2. Menjelaskan Unsur-Unsur Percobaan 3. Menjelaskan Dasar Patut Dipidananya Percobaan 4. Menjelaskan Percobaan Mampu dan percobaan Tidan Mampu 5. Menjelaskan Pemidanaan Terhadap Percobaan 1. Mengundang komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 2. Memberikan jawaban atas komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 3. Memberikan gambaran umum mengenai materi kuliah akan datang Memberikan komentar atau pertanyaan dan E. Evaluasi 1. Jelaskan tentang Unsur-Unsur Percobaan? 2. Jelaskan tentang Dasar Patut Dipidananya Percobaan? 3. Jelaskan tentang Pemidanaan Terhadap Percobaan? Referensi ; Barda Nawawi Arief, Hukum Pidana Lanjut, BP UNDIP Semarang, Semarang, 2009 Yeni Widowaty, Muhtar Zuhdy, Trisno Raharjo, M. Endrio Susila, Hukum Pidana, Lab. FH UMY, Yogayakarta, 2007 R.Susilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor, 1996

17 Mata Kuliah : Hukum Pidana Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 9 (Sembilan) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mengerti dan dapat menjelaskan Penyertaan (Deelneming) B. Pokok Bahasan : Penyertaan (Deelneming) C. Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian dan Dasar Hukumnya Penyertaan b. Beberapa Pandangan Tentang Sifat Penyertaan c. Bentuk-Bentuk Penyertaan d. Penyertaan Dengan Kealpaan e. Penyertaan Yang Tidak Dapat Dihindarkan f. Tindakan-Tindakan Sesudah Terjadinya Tindak Pidana D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Pengajaran Pendahuluan 1. Menjelaskan tujuan instruksional umum dan khusus yang ingin dicapai 2. Menjelaskan cakupan materi dan ruang lingkup Penyertaan

18 Penyajian Penutup (Deelneming) 1. Menjelaskan Pengertian dan Dasar Hukumnya Penyertaan 2. Menjelaskan Beberapa Pandangan tentang Sifat Penyertaan 3. Menjelaskan Bentuk-Bentuk Penyertaan 4. Menjelaskan Penyertaan Dengan Kealpaan 5. Menjelaskan Penyertaan Yang Tidak Dapat Dihindarkan 6. Menjelaskan Tindakan-Tindakan Sesudah Terjadinya Tindak Pidana 1. Mengundang komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 2. Memberikan jawaban atas komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 3. Memberikan gambaran umum mengenai materi kuliah akan datang Memberikan komentar atau pertanyaan dan E. Evaluasi 1. Jelaskan tentang Bentuk-Bentuk Penyertaan? 2. Jelaskan tentang Penyertaan dengan Kealpaan dan Penyertaan yang tidak dapat dihindarkan? Referensi ; Barda Nawawi Arief, Hukum Pidana Lanjut, BP UNDIP Semarang, Semarang, 2009 Yeni Widowaty, Muhtar Zuhdy, Trisno Raharjo, M. Endrio Susila, Hukum Pidana, Lab. FH UMY, Yogayakarta, 2007 R.Susilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor, 1996

19 Mata Kuliah : Hukum Pidana Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 10 (Sepuluh) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mengerti dan dapat menjelaskan Perbarengan (Concursus) B. Pokok Bahasan : Perbarengan (Concursus) C. Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian Perbarengan (Concursus) b. Pengaturan Perbarengan Dalam KUHP c. Sistem Pemberian Pidana Perbarengan D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Pengajaran Pendahuluan Penyajian 1. Menjelaskan tujuan instruksional umum dan khusus yang ingin dicapai 2. Menjelaskan cakupan materi dan ruang lingkup Perbarengan (Consursus) 1. Menjelaskan Pengertian Perbarengan (Concursus) 2. Menjelaskan Pengaturan Perbarengan Dalam KUHP 3. Menjelaskan Sistem Pemberian Pidana Perbarengan

20 Penutup 1. Mengundang komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 2. Memberikan jawaban atas komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 3. Memberikan gambaran umum mengenai materi kuliah akan datang 4. Memberikan tugas makalah kepada mahasiswa Memberikan komentar atau pertanyaan dan E. Evaluasi 1. Jelaskan tentang Pengertian Perbarengan? 2. Jelaskan Tentang Macam-Macam Perbarengan dalam KUHP? Referensi ; Barda Nawawi Arief, Hukum Pidana Lanjut, BP UNDIP Semarang, Semarang, 2009 Yeni Widowaty, Muhtar Zuhdy, Trisno Raharjo, M. Endrio Susila, Hukum Pidana, Lab. FH UMY, Yogayakarta, 2007 R.Susilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor, 1996

21 Mata Kuliah : Hukum Pidana Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 11 (Sebelas) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mengerti dan dapat menjelaskan Alasan Hapusnya Kewenangan Menuntut dan Menjalankan Pidana B. Pokok Bahasan : Alasan Hapusnya Kewenangan Menuntut dan Menjalankan Pidana C. Sub Pokok Bahasan : a. Alasan Hapusnya Kewenangan Menuntut Pidana b. Alasan Hapusnya Kewenangan Menjalankan Pidana c. Gugurnya Kewenangan Penuntutan dan Pelaksanaan Pidana Menurut RKUHP D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Pengajaran Pendahuluan Penyajian 1. Menjelaskan tujuan instruksional umum dan khusus yang ingin dicapai 2. Menjelaskan cakupan materi dan ruang lingkup Alasan Hapusnya Kewenangan Menuntut dan Menjalankan Pidana 1. Menjelaskan Alasan Hapusnya Kewenangan Menuntut Pidana

22 Penutup 2. Menjelaskan Alasan Hapusnya Kewenangan Menjalankan Pidana 3. Menjelaskan Guugurnya Kewenangan Penuntutan dan Pelaksanaan Pidana Menurut RKUHP 1. Mengundang komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 2. Memberikan jawaban atas komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 3. Memberikan gambaran umum mengenai materi kuliah akan datang 4. Meminta mahasiswa mengumpulkan tugas Memberikan komentar atau pertanyaan dan Mengumpukan E. Evaluasi 1. Jelaskan tentang Alasan Hapusnya Kewenangan Menuntut Pidana? 2. Jelaskan Alasan Hapusnya Kewenangan Menjalankan Pidana? Referensi ; Barda Nawawi Arief, Hukum Pidana Lanjut, BP UNDIP Semarang, Semarang, 2009 Yeni Widowaty, Muhtar Zuhdy, Trisno Raharjo, M. Endrio Susila, Hukum Pidana, Lab. FH UMY, Yogayakarta, 2007 R.Susilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor, 1996

23 Mata Kuliah : Hukum Pidana Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 12 (Dua Belas) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mengerti dan dapat menjelaskan Pengulangan (Recidive) B. Pokok Bahasan : Pengulangan (Recidive) C. Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian Pengulangan (Recidive) b. Macam-macam Pengulangan (Recidive) c. Recidive Menurut KUHP d. Recidive di Luar KUHP D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Pengajaran Pendahuluan Penyajian 1. Menjelaskan tujuan instruksional umum dan khusus yang ingin dicapai 2. Menjelaskan Cakupan materi sifat dan ruang lingkup Pengulangan (Recidive) 1. Menjelaskan Pengertian Pengulangan (Recidive) 2. Menjelaskan Macam-macam Pengulangan (Recidive)

24 Penutup 3. Menjelaskan Recidive Menurut KUHP 4. Menjelaskan Recidive di Luar KUHP 1. Mengundang komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 2. Memberikan jawaban atas komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 3. Memberikan gambaran umum mengenai materi kuliah akan datang Memberikan komentar atau pertanyaan dan E. Evaluasi 1. Jelaskan tentang Pengertian Pengulangan (Recidive)? 2. Jelaskan Macam-macam Pengulangan (Recidive)? 3. Jelaskan tentang Recidive Menurut KUHP dan di Laur KUHP? Referensi ; Barda Nawawi Arief, Hukum Pidana Lanjut, BP UNDIP Semarang, Semarang, 2009 Yeni Widowaty, Muhtar Zuhdy, Trisno Raharjo, M. Endrio Susila, Hukum Pidana, Lab. FH UMY, Yogayakarta, 2007 R.Susilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor, 1996

25 Mata Kuliah : Hukum Pidana Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 13 (Tiga Belas) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mengerti dan dapat menjelaskan Politik Kriminal B. Pokok Bahasan : Politik Kriminal C. Sub Pokok Bahasan : a. Penanggulangan Kejahatan Secara Penal dan Non Penal b. Kriminalisasi dan Dekriminalisasi c. Penalisasi dan Depenalisasi D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Pengajaran Pendahuluan Penyajian 1. Menjelaskan tujuan instruksional umum dan khusus yang ingin dicapai 2. Menjelaskan Cakupan materi sifat dan ruang lingkup Politik Kriminal 1. Menjelaskan Penanggulangan Kejahatan Secara Penal dan Non Penal 2. Menjelaskan Kriminalisasi dan Dekriminalisasi

26 Penutup 3. Menjelaskan Penalisasi dan Depenalisasi 1. Mengundang komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 2. Memberikan jawaban atas komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 3. Memberikan gambaran umum mengenai materi kuliah akan datang Memberikan komentar atau pertanyaan dan E. Evaluasi 1. Jelaskan Tentang Penanggulangan Kejahatan Secara Penal dan Non Penal? 2. Jelaskan Tentang Kriminalisasi dan Dekriminalisasi? Referensi ; Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni, Bandung, , Kaipta Selekta Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 2010 Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan, Kencana, Jakarta, , Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan Penyususnan Konsep KUHP Baru), Kencana Prenada Media Group, Jakarta, , Mediasi Penal Penyelesaian Perkara Diluar Pengadilan, Pustaka Magister, Semarang, , Kebijakan Legislatif dalam Penanggulangan Kejahatan dengan Hukum Pidana, Genta Publishing, Yogyakarta, , Kapita Selekta Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2013

27 Mata Kuliah : Hukum Pidana Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 14 (Empat Belas) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mengerti dan dapat menjelaskan Beberapa Perkembangan dalam RKUHP dan Perbedaannya dengan KUHP B. Pokok Bahasan : Beberapa Perkembangan dalam RKUHP dan Perbedaannya dengan KUHP C. Sub Pokok Bahasan : a. Bentuk-bentuk Pidana dalam RKUHP b. Asas Legalitas Formil dan Materil dalam RKUHP c. Masalah Delik Kesusilaan, Sihir atau Santet serta Delik Agama dalam RKUHP D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Pengajaran Pendahuluan 1. Menjelaskan tujuan instruksional umum dan khusus yang ingin dicapai 2. Menjelaskan Cakupan materi sifat dan ruang Beberapa Perkembangan dalam RKUHP dan Perbedaannya dengan KUHP Penyajian 1. Menjelaskan Bentuk-bentuk Pidana dalam RKUHP

28 Penutup 2. Menjelaskan Asas Legalitas Formil dan Materil dalam RKUHP 3. Menjelaskan Masalah Delik Kesusilaan, Sihir atau Santet serta Delik Agama dalam RKUHP 4. Mengundang komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 5. Memberikan jawaban atas komentar atau pertanyaan dari mahasiswa 6. Memberikan gambaran umum mengenai ujian semester Memberikan komentar atau pertanyaan dan E. Evaluasi 1. Jelaskan tentang Bentuk-bentuk Pidana dalam RKUHP? 2. Jelaskan Tentang Menjelaskan Asas Legalitas Formil dan Materil dalam RKUH? 3. Jelaskan tentang Masalah Delik Kesusilaan, Sihir atau Santet serta Delik Agama dalam RKUHP dan Perbedaannya dengan KUHP? Referensi ; Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan, Kencana, Jakarta, , Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan Penyususnan Konsep KUHP Baru), Kencana Prenada Media Group, Jakarta, , Mediasi Penal Penyelesaian Perkara Diluar Pengadilan, Pustaka Magister, Semarang, , Kebijakan Legislatif dalam Penanggulangan Kejahatan dengan Hukum Pidana, Genta Publishing, Yogyakarta, , Kapita Selekta Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2013

29 Filename: Directory: Template: Satuan Acara Perkuliahan Hukum Pidana C:\Users\Oksep\Desktop C:\Users\Oksep\AppData\Roaming\Microsoft\Templates\Norm al.dotm Title: Subject: Author: toshiba Keywords: Comments: Creation Date: 13/02/ :39:00 Change Number: 2 Last Saved On: 13/02/ :39:00 Last Saved By: Oksep Total Editing Time: 1 Minute Last Printed On: 13/02/ :39:00 As of Last Complete Printing Number of Pages: 28 Number of Words: (approx.) Number of Characters: (approx.)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) : HUKUM PIDANA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) : HUKUM PIDANA Mata Kuliah Dosen Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum : : ENDRI, S.H., M.H : Mata Kuliah Hukum mempelajari ilmu hukum pidana yang ada di Indonesia. : Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) KRIMINOLOGI

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) KRIMINOLOGI Mata Kuliah Dosen Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum : : ENDRI, S.H.,MH : Mata Kuliah mempelajari tentang kejahatan yaitu sebab-sebab terjadinya kejahatan dalam masyarakat. : Mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM PERDATA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM PERDATA Mata Kuliah : Hukum Perdata Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 1 (Satu) A. Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir perkuliahan mahasiswa dapat menjelaskan konsep, lingkup, sejarah,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Mata Kuliah : Hukum Administrasi Negara Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 1 (Satu) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat mengerti

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM PERDATA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM PERDATA Mata Kuliah : Hukum Perdata Dosen : Marnia Rani, S.H., M.H. Deskripsi Singkat : Matakuliah Hukum Perdata merupakan matakuliah mempelajari tentang hubungan antara warga negara yang satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM TATA NEGARA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM TATA NEGARA Mata Kuliah : Hukum Tata Negara Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 1 (satu) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti pertemuan pertama ini, mahasiswa dapat memahami kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UMSU 2016 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA FAKULTAS PROGRAM STUDI : HUKUM : ILMU HUKUM RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH (MK) KODE RUMPUN MK HUKUM PIDANA BOBOT

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PENGANTAR HUKUM INDONESIA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PENGANTAR HUKUM INDONESIA Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia Kode/Bobot : 3 sks Waktu Pertemuan : 3 x 50 Menit Pertemuan : 1 (Satu) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan akan dapat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) POLITIK HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) POLITIK HUKUM Mata Kuliah : Politik Hukum Kode/Bobot : 2 sks Waktu Pertemuan : 2 x 50 Menit Pertemuan : 1 (Satu) A. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti mata kuliah Politik Hukum, mahasiswa dapat mengerti dan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) PERANCANGAN KONTRAK

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) PERANCANGAN KONTRAK Mata Kuliah : Perancangan Dosen : Marnia Rani, S.H., M.H. Deskripsi Singkat : Mata kuliah Perancangan merupakan matakuliah yang mempelajari sumber hukum, tujuan perancangan kontrak, pengertian kontrak,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM LAUT INTERNASIONAL

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM LAUT INTERNASIONAL Mata Kuliah Dosen Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum NO TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang Mata Kuliah Hukum Laut 2. Mahasiswa dapat Pengertian Hukum

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) LOGIKA DAN FILSAFAT

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) LOGIKA DAN FILSAFAT Mata Kuliah Dosen Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum NO TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1 Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang Mata Kuliah Logika dan Filsafat 2 Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) SOSIOLOGI HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) SOSIOLOGI HUKUM Mata Kuliah : Sosiologi Dosen : Marnia Rani, S.H., M.H. Deskripsi Singkat : Mata kuliah Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejalagejala hukum yang terjadi di masyarakat, efektivitas

Lebih terperinci

SILABI A. IDENTITAS MATA KULIAH

SILABI A. IDENTITAS MATA KULIAH SILABI A. IDENTITAS MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : SistemPeradilanPidana Kode Mata Kuliah : SKS : 2 (dua) Sks Status Mata Kuliah : Wajib Konsentrasi Semester Sajian : 7 (tujuh) B. DESKRIPSI MATA KULIAH

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM TATA NEGARA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM TATA NEGARA Mata Kuliah Dosen Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum NO TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1 Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang mata kuliah Hukum Tata Negara 2 Mahasiswa dapat dasar-dasar

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) ; PENGANTAR HUKUM INDONESIA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) ; PENGANTAR HUKUM INDONESIA GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN Mata Kuliah Dosen Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum ; : IRMAN, S.H.,MH ; Pangantar Hukum merupakan mata kuliah pengantar, jadi mengantar mahasiswa mengetahui

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa, PT Raja Grafido Persada, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa, PT Raja Grafido Persada, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku : Adami Chazawi, 2000. Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa, PT Raja Grafido Persada, Jakarta., 2002. Pelajaran Hukum Pidana bagian 1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Arief

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. dengan adalah hasil penjualan modal. dengan adalah biaya pembelian modal.

LAMPIRAN 1. dengan adalah hasil penjualan modal. dengan adalah biaya pembelian modal. LAMPIRAN 12 13 LAMPIRAN 1 Uraian Persamaan (2): Nilai Perusahaan Berdasarkan persamaan present value: 1 1 Nilai perusahaan ( ) adalah penjumlahan dari imbal hasil modal pada Periode-1 dan Periode- 2. Imbal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENCABUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 47 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IJIN DISPENSASI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan permasalahan serta hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. terdahulu, maka penulis menyimpulkan beberapa hal yaitu :

BAB III PENUTUP. terdahulu, maka penulis menyimpulkan beberapa hal yaitu : 77 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, baik itu penelitian kepustakaan maupun wawancara serta analisis yang telah penulis lakukan dalam babbab terdahulu, maka penulis menyimpulkan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Penerapan dan penegakan hukum belum sepenuhnya dilaksanakan secara

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Penerapan dan penegakan hukum belum sepenuhnya dilaksanakan secara BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Penerapan dan penegakan hukum belum sepenuhnya dilaksanakan secara benar sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, karena peraturan perundang-undangan masih banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sistem distribusi tenaga listrik keberadaan perangkat proteksi merupakan hal yang penting untuk menunjang kehandalan sistem penyaluran tenaga listrik

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) POLITIK HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) POLITIK HUKUM Mata Kuliah Dosen Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum ; Politik : Pery Rehendra Sucipta S.H.,MH ; Mata kuliah Politik mempelajari tentang keterkaitan antara politik dan hukum, dihubungkan dengan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Pembaharuan dan pembangunan sistem hukum nasional, termasuk dibidang hukum pidana,

I.PENDAHULUAN. Pembaharuan dan pembangunan sistem hukum nasional, termasuk dibidang hukum pidana, I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembaharuan dan pembangunan sistem hukum nasional, termasuk dibidang hukum pidana, merupakan salah satu masalah besar dalam agenda kebijakan /politik hukum Indonesia.Khususnya

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-Buku Adami Chazawi, 2011, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta, Raja Grafindo Persada

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-Buku Adami Chazawi, 2011, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta, Raja Grafindo Persada DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku Adami Chazawi, 2011, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta, Raja Grafindo Persada ---------------------------, 2002, Percobaan & Penyertaan (Pelajaran Hukum Pidana), Rajawali Pers,

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Definisi koperasi menurut Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 pasal 1 menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orangseorang atau badan hukum koperasi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM PERBATASAN

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM PERBATASAN Mata Kuliah Dosen Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum ; : Dr. Oksep Adhayanto S.H.,MH ; Mata kuliah ini mempelajari sejarah, pengertian, ruang lingkup, arti penting hukum perbatasan dan hubungannya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI PENGADAAN BARANG DAN JASA. Nisa Yulianingsih 1, R.B. Sularto 2. Abstrak

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI PENGADAAN BARANG DAN JASA. Nisa Yulianingsih 1, R.B. Sularto 2. Abstrak KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI PENGADAAN BARANG DAN JASA Nisa Yulianingsih 1, R.B. Sularto 2 Abstrak Penelitian ini mengkaji mengenai kebijakan hukum pidana terutama kebijakan formulasi

Lebih terperinci

BERITA ACARA HASIL LELANG Nomor : 007/PPBJ/Ma /2012

BERITA ACARA HASIL LELANG Nomor : 007/PPBJ/Ma /2012 PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA MAN MEJAYAN KAB. MADIUN Jl. H. Agus Salim 6B Tlpn (0351) 384 174 M A D I U N NAMA KEGIATAN SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN : 2012 BERITA ACARA HASIL LELANG Nomor : 007/PPBJ/Ma.13.19.68/2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 berusaha untuk benar-benar menjunjung tinggi hak asasi manusia, negara akan menjamin

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENCALONAN,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, 2008, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, Bandung, Alumni,

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, 2008, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, Bandung, Alumni, DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Adami Chazawi, 2008, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, Bandung, Alumni, Amiruddin & Zainal Asikim, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Andi Hamzah, Asas - Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2008.

DAFTAR PUSTAKA. Andi Hamzah, Asas - Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2008. 110 DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku : Adami Chazawi, Stelsel Pidana, Tindak Pidana, Teori-teori Pemidanaan dan Batas Berlakunya Hukum Pidana, Cetakan V, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010. Andi Hamzah, Asas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh faktor internal siswa, seperti tingkat kecerdasan, kerajinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh faktor internal siswa, seperti tingkat kecerdasan, kerajinan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari keberhasilan seorang siswa untuk dapat menguasai suatu materi pelajaran. Keberhasilan siswa selain ditentukan oleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok mempunyai pengaruh terhadap peningkatan integritas siswa kelas XI SMA Yayasan Hidayatul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pada masa kini menuntut setiap orang menjadi sumber daya manusia yang lebih profesional. Salah satu upaya

Lebih terperinci

Kebijakan Kriminal, Penyalahgunaan BBM Bersubsidi 36

Kebijakan Kriminal, Penyalahgunaan BBM Bersubsidi 36 Kebijakan Kriminal, Penyalahgunaan BBM Bersubsidi 36 KEBIJAKAN KRIMINAL PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) BERSUBSIDI Oleh : Aprillani Arsyad, SH,MH 1 Abstrak Penyalahgunaan Bahan Bakar

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 102 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, serta analisis yang telah penulis lakukan, berikut disajikan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN 1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode/Nama Mata Kuliah : / Hukum Pia Revisi : Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tanggal Revisi : Jumlah jam dalam seminggu : 100 menit Tanggal Mulai Berlaku: Jumlah jam Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. Berdasarkan analisa kasus diatas dapat disimpulkan bahwa ada. keterkaitan antara jumlah kerugian negara dengan berat ringannya pidana

BAB III PENUTUP. Berdasarkan analisa kasus diatas dapat disimpulkan bahwa ada. keterkaitan antara jumlah kerugian negara dengan berat ringannya pidana BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa kasus diatas dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara jumlah kerugian negara dengan berat ringannya pidana dalam tindak pidana korupsi. Terbukti

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ari Wibowo, Hukum Pidana Terorisme Kebijakan Formulatif Hukum Pidana

DAFTAR PUSTAKA. Ari Wibowo, Hukum Pidana Terorisme Kebijakan Formulatif Hukum Pidana DAFTAR PUSTAKA Al-Qur an Al-Karim, QS. Al-Baqarah ayat 188 Al-Qur an Al Karim, QS. Al-Mujadillah ayat 1-2 Al-Qur an Al-Karim, QS. An-Nisa ayat 29 Al-Qur an Al-Karim, QS. Asy-Syu ara ayat 183 Ari Wibowo,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perbuatan menurut Simons, adalah berbuat (handelen) yang mempunyai sifat gerak aktif, tiap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perbuatan menurut Simons, adalah berbuat (handelen) yang mempunyai sifat gerak aktif, tiap II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan dan Sifat melawan Hukum I. Pengertian perbuatan Perbuatan menurut Simons, adalah berbuat (handelen) yang mempunyai sifat gerak aktif, tiap gerak otot yang dikehendaki,

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN KEJAHATAN PADA TAHAP PENUNTUTAN DALAM PERSPEKTIF RESTORATIVE JUSTICE. (Studi Kasus Penganiyayaan di Kota Malang)

PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN KEJAHATAN PADA TAHAP PENUNTUTAN DALAM PERSPEKTIF RESTORATIVE JUSTICE. (Studi Kasus Penganiyayaan di Kota Malang) PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN KEJAHATAN PADA TAHAP PENUNTUTAN DALAM PERSPEKTIF RESTORATIVE JUSTICE (Studi Kasus Penganiyayaan di Kota Malang) PENULISAN HUKUM Oleh: SLAMET SANTOSO 08400214 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Andi Zainal, Asas-asas Hukum Pidana Bagian Pertama, Bandung: Alumni, 1987

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Andi Zainal, Asas-asas Hukum Pidana Bagian Pertama, Bandung: Alumni, 1987 A. Buku DAFTAR PUSTAKA Abidin, Andi Zainal, Asas-asas Hukum Pidana Bagian Pertama, Bandung: Alumni, 1987 Amirin, Tatang M., Pokok-Pokok Teori Sistem, Jakarta: Rajawali, Cet. I, 1986 Andi Hamzah, Stelsel

Lebih terperinci

REORIENTASI KEBIJAKAN FORMULASI SANKSI PIDANA PENJARA TERHADAP PEREMPUAN PELAKU TINDAK PIDANA DALAM RANCANGAN KUHP (RKUHP)

REORIENTASI KEBIJAKAN FORMULASI SANKSI PIDANA PENJARA TERHADAP PEREMPUAN PELAKU TINDAK PIDANA DALAM RANCANGAN KUHP (RKUHP) REORIENTASI KEBIJAKAN FORMULASI SANKSI PIDANA PENJARA TERHADAP PEREMPUAN PELAKU TINDAK PIDANA DALAM RANCANGAN KUHP (RKUHP) Subaidah Ratna Juita Fakultas Hukum, Universitas Semarang email: ratna.shmh@yahoo.co.id

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Upaya penanggulangan tindak pidana dikenal dengan istilah kebijakan kriminal

TINJAUAN PUSTAKA. Upaya penanggulangan tindak pidana dikenal dengan istilah kebijakan kriminal II. TINJAUAN PUSTAKA A. Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Upaya penanggulangan tindak pidana dikenal dengan istilah kebijakan kriminal yang dalam kepustakaan asing sering dikenal dengan berbagai istilah,

Lebih terperinci

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA A. Batasan Pengaturan Tindak Pidana Kekekerasan Fisik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beberapa opini juga dapat menyebabkan seseorang sebagai korban dikarenakan

I. PENDAHULUAN. beberapa opini juga dapat menyebabkan seseorang sebagai korban dikarenakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Santet pada umumnya memang sulit untuk dipahami atau dimengerti makna nya, namun pada dasarnya santet merupakan bagian dari ilmu gaib yang memang dipercaya atau diyakini

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Achmad, Menguak Realitas Hukum: Rampai Kolom Dan Artikel Pilihan Dalam Bidang Hukum, (Jakarta: Kencana, 2008).

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Achmad, Menguak Realitas Hukum: Rampai Kolom Dan Artikel Pilihan Dalam Bidang Hukum, (Jakarta: Kencana, 2008). DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU Ali, Achmad, Menguak Realitas Hukum: Rampai Kolom Dan Artikel Pilihan Dalam Bidang Hukum, (Jakarta: Kencana, 2008). Anwar, Yesmil dan Adang, System Peradilan Pidana (Konsep,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peraturan perundangan undangan yang berlaku dan pelakunya dapat dikenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peraturan perundangan undangan yang berlaku dan pelakunya dapat dikenai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tindak Pidana Tindak pidana merupakan suatu perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundangan undangan yang berlaku dan pelakunya dapat dikenai dengan hukuman pidana.

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Pembaharuan dan pembangunan sistem hukum nasional, termasuk dibidang hukum pidana,

I.PENDAHULUAN. Pembaharuan dan pembangunan sistem hukum nasional, termasuk dibidang hukum pidana, I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembaharuan dan pembangunan sistem hukum nasional, termasuk dibidang hukum pidana, merupakan salah satu masalah besar dalam agenda kebijakan /politik hukum Indonesia.Khususnya

Lebih terperinci

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM PIDANA KHUSUS STATUS MATA KULIAH : LOKAL WAJIB KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM PIDANA KHUSUS STATUS MATA KULIAH : LOKAL WAJIB KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM PIDANA KHUSUS STATUS MATA KULIAH : LOKAL WAJIB KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 B. DESKRIPSI MATA KULIAH Hukum Pidana Khusus merupakan mata

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PUTRA BANGSA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PUTRA BANGSA ANGGARAN RUMAH TANGGA PUTRA BANGSA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat Keanggotaan Syarat menjadi anggota Putra Bangsa adalah : 1. WNI 2. Berusia minimal 17th 3. Bersedia mematuhi AD / ART dan Ketentuan Organisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejahatan merupakan suatu masalah yang ada di dalam kehidupan masyarakat, baik dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang berbudaya modern

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya, oleh karena itu mengabaikan perlindungan

PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya, oleh karena itu mengabaikan perlindungan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlindungan anak merupakan suatu bidang pembangunan nasional, karena melindungi anak berarti melindungi manusia dan membangun manusia seutuh mungkin. Hakekat pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Adolf, Huala, 2002, Aspek-aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta: Rajawali Pers: Cetakan Ketiga Edisi Revisi.

DAFTAR PUSTAKA. Adolf, Huala, 2002, Aspek-aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta: Rajawali Pers: Cetakan Ketiga Edisi Revisi. DAFTAR PUSTAKA Adolf, Huala, 2002, Aspek-aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta: Rajawali Pers: Cetakan Ketiga Edisi Revisi. Arief,Barda Nawawi, 2005, Pembaharuan Hukum Pidana dalam perspektif

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN KARYA ILMIAH PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN Oleh: MOH. ZAINOL ARIEF NIM : 12 10 91 42 PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdussalam, H.R. Kriminologi. Restu Agung. Jakarta Achadiat, Chrisido M. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam

DAFTAR PUSTAKA. Abdussalam, H.R. Kriminologi. Restu Agung. Jakarta Achadiat, Chrisido M. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Abdussalam, H.R. Kriminologi. Restu Agung. Jakarta. 2007 Achadiat, Chrisido M. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan Zaman. EGC. Jakarta. 2006. Ali, Mahrus. Dasar-Dasar

Lebih terperinci

SILABUS. Mata Kuliah : Kapita Selekta Hukum Pidana Kode Mata Kuliah : HKIn 2043 SKS : 2 : 1. Erna Tri Martini, S.H., M.Hum

SILABUS. Mata Kuliah : Kapita Selekta Hukum Pidana Kode Mata Kuliah : HKIn 2043 SKS : 2 : 1. Erna Tri Martini, S.H., M.Hum SILABUS Mata Kuliah : Kapita Selekta Hukum Pidana Kode Mata Kuliah : HKIn 2043 SKS : 2 Dosen : 1. Erna Tri Martini, S.H., M.Hum Fakultas Hukum UNTAG FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG

Lebih terperinci

Prakoso, D, (1988), Hukum Penitensir di Indonesia, Bandung: Armico.

Prakoso, D, (1988), Hukum Penitensir di Indonesia, Bandung: Armico. 87 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Achmad, M. F, (2012), Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arief, B. N, (2011), Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Jakarta : Kencana.

Lebih terperinci

PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA

PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA Oleh : Pande I Putu Cahya Widyantara A. A. Sri Indrawati Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Assessing criminal law,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam. Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam. Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008. DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU : Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008. Achmad Rivai, Penemuan Hukum oleh Hakim : dalam

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Asikin, Zainal & Amiruddin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Mataram: Divisi Buku Perguruan Tinggi PT.

DAFTAR PUSTAKA. Asikin, Zainal & Amiruddin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Mataram: Divisi Buku Perguruan Tinggi PT. DAFTAR PUSTAKA BUKU Asikin, Zainal & Amiruddin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Mataram: Divisi Buku Perguruan Tinggi PT. Raja Grafind Chazawi, Adam, 2001, Pelajaran Hukum Pidana bagian 1, Jakarta:

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan pembahasan dan analisis, disimpulkan bahwa

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan pembahasan dan analisis, disimpulkan bahwa BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan pembahasan dan analisis, disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi terjadinya disparitas pidana dalam putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amir Ilyas, Asas-Asas Hukum Pidana. Yogyakarta : Mahakarya Rangkang, 2001

DAFTAR PUSTAKA. Amir Ilyas, Asas-Asas Hukum Pidana. Yogyakarta : Mahakarya Rangkang, 2001 DAFTAR PUSTAKA BUKU Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I Stelsel Pidana, Teori-Teori Pemidanaan & Batas Berlakunya Hukum Pidana. Jakarta : PT Raja Grafindo, Jakarta, 2002 Agus Riyanto, Perlindungan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Batas Berlakunya Hukum Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

DAFTAR PUSTAKA. Batas Berlakunya Hukum Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta, DAFTAR PUSTAKA A. Sumber Buku A. Sanusi Has, Dasar-Dasar Penologi, Rasanta, Jakarta, 1994; Abdussalam dan DPM Sitompul, Sistem Peradilan Pidana, Restu Agung, Jakarta, 2007; Adami Chazawi, Pelajaran Hukum

Lebih terperinci

BAB III PIDANA DAN PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi yang Dimuat

BAB III PIDANA DAN PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi yang Dimuat BAB III PIDANA DAN PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI A. Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi yang Dimuat dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 1. Sanksi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arief, Barda Nawawi, (2008), Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Cet. Ke- I, Jakarta: Prenada Media Group.

DAFTAR PUSTAKA. Arief, Barda Nawawi, (2008), Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Cet. Ke- I, Jakarta: Prenada Media Group. DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU Arief, Barda Nawawi, (2008), Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Cet. Ke- I, Jakarta: Prenada Media Group. -------------------------, (2008), Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan. Melalui pembelajaran membaca

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan. Melalui pembelajaran membaca BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran membaca di SD diselenggarakan dalam rangka pengembangan kemampuan membaca yang mutlak harus dimiliki oleh setiap warga negara agar dapat mengembangkan

Lebih terperinci

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945;

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945; PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (3), Pasal 22, dan Pasal 33

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dkk, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Rajawali Pers,.

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dkk, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Rajawali Pers,. 126 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Aji, Oemar Seno,1980, Hukum Hakim Pidana, Jakarta: Erlangga. Amiruddin dkk, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Rajawali Pers,. Amriani, Nirnianingsih, 2012, Mediasi

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Hak-hak korban pelanggaran HAM berat memang sudah diatur dalam

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Hak-hak korban pelanggaran HAM berat memang sudah diatur dalam BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Hak-hak korban pelanggaran HAM berat memang sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban khususnya mengenai kompensasi, namun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai

I. PENDAHULUAN. terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak pidana penggelapan di Indonesia saat ini menjadi salah satu penyebab terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai kehidupan dalam

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arief, Barda Nawawi, Kebijakan Kriminal, op.cit, hal.2

DAFTAR PUSTAKA. Arief, Barda Nawawi, Kebijakan Kriminal, op.cit, hal.2 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Arief, Barda Nawawi, Kapita Selekta Hukum Pidana Tentang Sistem Peradilan Terpadu, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006. Arief, Barda Nawawi, Kebijakan Kriminal,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Grafika, Jakarta Grafika, Anton M.Moelijono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998

DAFTAR PUSTAKA. Grafika, Jakarta Grafika, Anton M.Moelijono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998 DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Abdul Mun im Idries, pedoman kedokteranf orensik, edisi pertama, jakarta : Sinar Grafika, 1997 Agus Rahardjo. Cyber crime Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi, PT.Citra

Lebih terperinci

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA POLITIK. Abstrak

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA POLITIK. Abstrak KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA POLITIK Dian Rahadian 1, Nyoman Serikat Putra Jaya 2 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis kebijakan hukum pidana dalam

Lebih terperinci

KEBIJAKAN FORMULASI ASAS SIFAT MELAWAN HUKUM MATERIEL DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA

KEBIJAKAN FORMULASI ASAS SIFAT MELAWAN HUKUM MATERIEL DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA KEBIJAKAN FORMULASI ASAS SIFAT MELAWAN HUKUM MATERIEL DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA Syarifa Yana Dosen Program Studi Ilmu Hukum Universitas Riau Kepulauan Di dalam KUHP dianut asas legalitas yang dirumuskan

Lebih terperinci

Daftar Pustaka. Berbagai Permaslahannya,Sinar Grafika,Jakarta, Retribusi Ke Reformasi.Pradnya Paramita,Jakarta 1985

Daftar Pustaka. Berbagai Permaslahannya,Sinar Grafika,Jakarta, Retribusi Ke Reformasi.Pradnya Paramita,Jakarta 1985 Daftar Pustaka A. Sumber Buku Adrian Sutedi,Aspek Hukum Pengadaan Barang Dan Jasa Dan Berbagai Permaslahannya,Sinar Grafika,Jakarta, 2009. Ali masyhar, Gaya Indonesia Menghadang Terorisme,,Mandar Maju,

Lebih terperinci

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : 10 JUMLAH SKS : 4 SEMESTER SAJIAN B. DESKRIPSI MATA KULIAH

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : 10 JUMLAH SKS : 4 SEMESTER SAJIAN B. DESKRIPSI MATA KULIAH S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH STATUS MATA KULIAH : : WAJIB NASIONAL KODE MATA KULIAH : 10 JUMLAH SKS : 4 PRASYARAT SEMESTER SAJIAN : PIH, PHI : II B. DESKRIPSI MATA KULIAH Hukum

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. unsur-unsurnya adalah sebagai berikut : dapat diminta pertanggung jawaban atas perbuatannya.

BAB V PENUTUP. unsur-unsurnya adalah sebagai berikut : dapat diminta pertanggung jawaban atas perbuatannya. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan unsur-unsur tindak pidana tanpa hak memiliki menyimpan atau menguasai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Integritas adalah salah satu kunci kesuksesan hidup siswa. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Integritas adalah salah satu kunci kesuksesan hidup siswa. Karena tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Integritas adalah salah satu kunci kesuksesan hidup siswa. Karena tanpa adanya integritas, siswa tidak akan sukses dalam berinteraksi dengan orang lain. Di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) berlandaskan keadilan dan. kebenaran adalah mengembangkan budaya hukum di semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) berlandaskan keadilan dan. kebenaran adalah mengembangkan budaya hukum di semua lapisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu arah kebijaksanaan yang harus ditempuh khususnya dalam rangka mewujudkan sistim hukum nasional yang menjamin tegaknya supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. = 10,3 detik. Didapat data pengujian dengan t = 9,5 detik

BAB IV ANALISA. = 10,3 detik. Didapat data pengujian dengan t = 9,5 detik 49 BAB IV ANALISA 4.1. Perbandingan Data Uji dan Data Perhitungan Karateristik Waktu Tunda Rele MCGG 52 Kita dapat menganalisa respon waktu pemutusan dari tiap karakteristik waktu tunda dari rele dengan

Lebih terperinci

UNIT LAYANAN PENGADAAN

UNIT LAYANAN PENGADAAN PEMERINTAH KABUPATEN PASAM UNIT LAY PENGADA Jl. Sudirman 0, Telp. 07-000/ (07) 7098, Fax. 07-08 LUBUK SIKAPING e-mail : ulp@pasamankab.go.id BERITA ACARA PELELG GAGAL Nomor : 9/BA/POKJA-II/ULP-PAS/07 Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. bentrokan yang tajam dan kekacauan yang besar di kalangan masyarakat dan juga alat

BAB III PENUTUP. bentrokan yang tajam dan kekacauan yang besar di kalangan masyarakat dan juga alat 67 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang dirumuskan di depan yaitu, bahwa pidana

Lebih terperinci

PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI DALAM KUHP SEBAGAI UPAYA KESELARASAN SISTEM PEMIDANAAN ATURAN HUKUM DENGAN UNDANG UNDANG KHUSUS DI LUAR KUHP

PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI DALAM KUHP SEBAGAI UPAYA KESELARASAN SISTEM PEMIDANAAN ATURAN HUKUM DENGAN UNDANG UNDANG KHUSUS DI LUAR KUHP PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI DALAM KUHP SEBAGAI UPAYA KESELARASAN SISTEM PEMIDANAAN ATURAN HUKUM DENGAN UNDANG UNDANG KHUSUS DI LUAR KUHP Oleh Bram Suputra I Gusti Nyoman Agung Bagian Hukum Pidana Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA: Aloysius Wisnusubroto, 1999.Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Komputer, Universitas Atmajaya,Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA: Aloysius Wisnusubroto, 1999.Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Komputer, Universitas Atmajaya,Yogyakarta. 149 DAFTAR PUSTAKA: Buku Literasi Aloysius Wisnusubroto, 1999.Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Komputer, Universitas Atmajaya,Yogyakarta. Abdul Latif dan Hasbih Ali, 2011.Politik

Lebih terperinci

Fakultas Hukum UNTAG Semarang

Fakultas Hukum UNTAG Semarang Mata Kuliah KONTRAK KULIAH : Hukum Penitensier Kode Mata Kuliah : HKIN 2042 SKS : 2 Dosen Team Teaching : A. Hendroyono, S.H., M.Hum : (1) A. Hendroyono, S.H., M.Hum (2) Sri Wulandari, S.H., M.Hum Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, A.Z. & Hamzah, Andi, 2010, Pengantar dalam Hukum Pidana Indonesia, Yarsif Watampone, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, A.Z. & Hamzah, Andi, 2010, Pengantar dalam Hukum Pidana Indonesia, Yarsif Watampone, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abidin, A.Z. & Hamzah, Andi, 2010, Pengantar dalam Hukum Pidana Indonesia, Yarsif Watampone, Jakarta. Adjie, Habib, 2009, Hukum Notaris Indonesia: Tafsir Tematik Terhadap Undang-

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM PENGHENTIAN PENYIDIKAN PERKARA PIDAN DAN PERMASALAHANNYA DALAM PRAKTIK

AKIBAT HUKUM PENGHENTIAN PENYIDIKAN PERKARA PIDAN DAN PERMASALAHANNYA DALAM PRAKTIK AKIBAT HUKUM PENGHENTIAN PENYIDIKAN PERKARA PIDAN DAN PERMASALAHANNYA DALAM PRAKTIK Zulfan kurnia Ainun Najib Dosen Pembimbing I : Dr. Pujiyono, SH., M.Hum Dosen Pembimbing II : Bambang Dwi Baskoro, SH.,

Lebih terperinci

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan BAB II KEBIJAKAN HUKUM PIDANA YANG MENGATUR TENTANG SISTEM PEMIDANAAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA DI INDONESIA A. Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Kejahatan yang Dilakukan Oleh Anak Dibawah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya dalam penulisan ini, secara singkat penulis menarik kesimpulan atas tinjauan strict liability

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut J.C.T. Simorangkir, S.H dan Woerjono Sastropranoto, S.H, Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia

Lebih terperinci

PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA

PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA Oleh : Pande I Putu Cahya Widyantara A. A. Sri Indrawati Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT To determine fault someone

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN A. SIMPULAN

BAB IV SIMPULAN A. SIMPULAN BAB IV SIMPULAN A. SIMPULAN 1. Pengaturan tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh pegawai negeri sipil tidaklah berbeda dengan penyalahgunaan yang dilakukan oleh masyarakat umum, sesuai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 23 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 23 TAHUN 2010 PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PASAR GROSIR DAN / ATAU PERTOKOAN DI KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal serta Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penelitian ini akan di lakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal serta Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penelitian ini akan di lakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal serta Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4.2 Tempat dan waktu penelitian

Lebih terperinci

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N. Nomor: 1048.a/BP2MPD-ULP/POKJA/VII/2013. Tanggal: 26 Juli untuk PENGADAAN ALAT KEMETROLOGIAN

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N. Nomor: 1048.a/BP2MPD-ULP/POKJA/VII/2013. Tanggal: 26 Juli untuk PENGADAAN ALAT KEMETROLOGIAN A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 1048.a/BP2MPD-ULP/POKJA/VII/2013 Tanggal: 26 Juli 2013 untuk PENGADAAN ALAT KEMETROLOGIAN Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan: POKJA II ULP DINAS

Lebih terperinci