BAB I PENDAHULUAN. Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia, sedangkan definisi sederhana
|
|
- Susanto Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia, sedangkan definisi sederhana tentang bank sentral adalah organisasi yang terstruktur yang berdasarkan perundangan yang berlaku diberi mandat wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan fungsi atau tugas tertentu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Bank Indonesia sebagai bank sentral Republik Indonesia, memiliki tujuan tunggal yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, sebagaimana amanat pasal 7 UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan UU No.6 Tahun 2009, yaitu: mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, yakni kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Bank Indonesia memiliki misi menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Visi Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia diberikan untuk melakukan 3 (tiga) pilar utama pasca berlakunya UU No.21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
2 (OJK), yaitu menetapkan dan melaksanaan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran Sistem Pembayaran (SP), dan Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) secara macroprudential. Ketiga tugas ini berkaitan erat dan saling mengisi satu dengan yang lain. Pada penelitian ini, secara khusus bahasan dikonsentrasikan pada salah satu peran sentral dari Bank Indonesia, yaitu menetapkan dan menjaga serta melaksanakan kebijakan terkait dengan Sistem Pembayaran Nasional (SPN). Sistem Pembayaran meliputi pembayaran tunai dan non tunai. Dalam suatu sistem pembayaran, maka terlibat berbagai pihak ataupun stakeholder serta mekanisme yang saling terkait dan menjadi persyaratan bekerjanya suatu sistem pembayaran yang baik, untuk mencipatkan suatu sistem pembayaran itu bekerja dengan baik, mudah, murah dan handal. Dapat disebutkan bahwa persyaratan bekerjanya suatu sistem pembayaran yang handal harus diikuti dengan keberadaan infrastruktur, kebijakan, instrumen dan pelaku dalam suatu sistem pembayaran yang juga handal, dan bekerja sesuai dengan perannya masing-masing serta kehandalan dari masing-masing peran itu sendiri. Sistem pembayaran tunai, meliputi layanan penyediaan uang katral, yaitu uang kertas dan uang logam, sejak dari perencanaan kebutuhan total nilai keseluruhan, termasuk detail dari kopur (pecahan) yang disesuikan dengan kebutuhan perekonomian suatu negara, agar sisi nilai rupiah yang beredar tidak berlebihan sehingga dapat mendorong inflasi domestik. Disisi lain, sebagaimana amanat pada UU No. 11 Tahun 2011, tentang Mata Uang Rupiah, bahwa satu satunya lembaga negara yang dapat mengedarkan alat pembayaran yang sah di NKRI ini, dan menarik, mencabut, memusnahkan serta memintakan Perum Peruri untuk mencetak uang rupiah dalam upaya memenuhi kebutuhan perekonomian nasional, dikarenakan setiap
3 rupiah yang beredar di masyarakat itu adalah menjadi kewajiban moneter dari bank sentral yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia. Satu sisi lain dari sistem pembayaran, adalah non tunai, yaitu fasilitasi bank sentral untuk memperlancar seluruh transaksi giralisasi dan berbagai perkembangan instrumen alat pembayaran yang digunakan dalam memperlancar seluruh jenis transfer dana dan perkembangan alat pembayaran non tunai lainnya yang berkembang sejalan dengan perkembangan tuntutan ekonomi dan bisnis serta teknologi terkini. Menurut pasal 1 angka 6 UU No.23 Tahun 1999 dan UU No.6 Tahun 2009, definisi sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Bank Indonesia, selaku bank sentral senantiasa mengembangkan berbagai infrastruktur, kebijakan dan instrumen pembayaran non tunai. Bank Indonesia sebagai bank sentral, sangat mendorong peningkatan penggunaan transaksi non tunai menuju terciptanya LCS (Less Cash Society). Dengan berkurangnya penggunaan uang tunai maka negara dapat menurunkan jumlah pencetakan uang tunai yang berarti penurunan anggaran pencetakan uang. Selain itu, dengan makin berkurangnya penggunaan uang tunai yang beredar, biaya penyimpanan dan penyortiran uang di perbankan juga akan menurun drastis. Penurunan penggunaan uang tunai akan berimbas pada penurunan jumlah uang palsu yang beredar. Untuk mendukung peningkatan transaksi non tunai, Bank Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 14/2/PBI/2012 tentang perubahan atas PBI No. 11/11/PBI/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. Tidak hanya mengeluarkan rujukan penyelenggaraan pembayaran non tunai dengan
4 menggunakan kartu, BI juga turut memperhatikan aspek pengguna jasa sistem pembayaran non tunai. Oleh sebab itu, Bank Indonesia menerbitkan PBI No. 16/1/PBI/2014 tentang Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran sebagai panduan aspek perlindungan konsumen serta PBI No. 16/8/PBI/2014 tentang perubahan atas PBI No. 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money). Sebagai langkah konkret untuk mendorong peningkatan transaksi non tunai, Bank Indonesia telah meluncurkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Bank Indonesia dengan 4 (empat) lembaga negara yaitu Kementerian Keuangan, Kemenko Perekonomian, Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengenai kerja sama dalam rangka memperluas akses layanan keuangan dan edukasi kepada masyarakat serta penggunaan transaksi non tunai dalam penyelenggaran kegiatan sesuai kewenangan lembaga masing-masing. Tidak berhenti sampai di situ, Bank Indonesia juga secara serentak meluncurkan kawasan Less Cash Society (LCS) di kawasan kampus ternama di sembilan kota besar di Indonesia pada tahun 2014 sebagai tindak lanjut dari pilot project LCS di Universitas Indonesia pada tahun Untuk pelaksanaan program di Denpasar, Bank Indonesia dan perbankan memilih Universitas Udayana sebagai kawasan LCS dalam rangka implementasi program GNNT dengan mempertimbangkan berbagai hal antara lain jumlah mahasiswa, infrastruktur, nama baik, dan potensi pengembangan ke depan. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan dalam pelaksanaannya melibatkan pihak terkait dan pemangku kebijakan termasuk Pemerintah Daerah, pihak swasta, media, dan masyarakat luas lainnya dengan tujuan memberikan edukasi mengenai GNNT.
5 Dengan berbagai isu yang ada di kalangan masyarakat dan penyelenggara Sistem Pembayaran (SP) non tunai serta upaya untuk menciptakan kebiasaan dalam penggunaan instrumen non tunai, maka pada tahun 2013 Bank Indonesia melakukan implementasi kawasan non tunai di kawasan salah satu kawasan kampus ternama yaitu Universitas Indonesia di Depok dengan harapan bahwa kampus merupakan wadah pembelajaran bagi mahasiswa. Melalui pilot project kawasan Less Cash Society (LCS) tersebut didapatkan pengalaman dalam membangun awareness masyarakat khususnya civitas akademika dan lingkungan kampus mengenai manfaat instrumen pembayaran non tunai sekaligus mengetahui pola serta perubahan perilaku metode pembayaran dalam transaksi sehari-hari setelah di kawasan non tunai. Secara langsung mengetahui praktik penggunaan instrumen uang elektronik di kawasan LCS dimaksudkan dapat menciptakan rasa nyaman dan kemudahan dalam transaksi keuangan sehari-hari, sehingga dapat mempengaruhi mahasiswa menggunakan uang elektronik. Berdasarkan hasil survei LCS UI disebutkan bahwa sosialisasi dan promosi kawasan non tunai membuat komunitas kampus lebih memahami kelebihan uang elektronik, seperti transaksi menjadi lebih cepat dan tidak perlu uang kembalian serta menambah pengguna baru uang elektronik sebesar 33 (tiga puluh tiga) persen, terutama di kalangan mahasiswa 45 (empat puluh lima) persen. Selanjutnya 71 (tujuh puluh satu) persen responden menerima kelanjutan dari penerapan kawasan non tunai karena lebih menguntungkan, dan 57 (lima puluh tujuh) persen memberikan pendapat bisa menghindari uang palsu atau uang rusak dan menambah pelanggan jika ada promosi dari penerbit uang elektronik. Selain kelompok mahasiswa dalam lingkungan kampus juga banyak terdapat masyarakat pendukung lainnya seperti dosen dan karyawan yang tidak dapat dipungkiri merupakan pasar
6 yang potensial. Dilihat dari segi usia pun serta tingkat pendidikan, mahasiswa merupakan pasar yang luas dan adaptif terhadap perubahan teknologi dan modernitas sehingga mahasiswa merupakan salah satu sasaran potensial dalam melakukan edukasi. Meskipun program ini dilaksanakan di kawasan kampus, namun tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat untuk merasakan secara langsung kemudahan dan kenyamanan bertransaksi menggunakan instrumen non tunai. Untuk memperluas penerapan kawasan non tunai di seluruh Indonesia, maka pada tahun 2014 Bank Indonesia melanjutkan pengembangan kawasan non tunai dalam bentuk Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di universitas-universitas ternama di sembilan kota yakni Makassar, Banjarmasin, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Palembang, Padang, Medan, Bogor dan Denpasar. Berdasarkan uraian diatas untuk meningkatkan penggunaan transaksi non tunai dalam rangka meminimalisir peredaraan uang palsu sesuai dengan program Bank Indonesia mengenai Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah Bagaimana peran Bank Indonesia Provinsi Bali dalam memperluas dan meningkatkan pelaksanaan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Bank Indonesia Provinsi Bali dalam memperluas dan mendorong peningkatkan pelaksanaan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), mengingat bahwa peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran Nasional terlihat dalam diagram di bawah ini: Gambar 1.1 Tugas Bank Indonesia dalam SPN
7 Perizina n Memberik an izin penyelen ggaraan Regulato sistem pembaya r ran Merumus kan kebijakan Pengawa s Mengawa si penyeleng garaan Sistem sistem pembayar Pemba yaran an yang Aman dan Efisien Operator Menyedia Fasilita kan layanan tor sistem pembayar an Memfas (RTGS dan ilitasi SKNBI) pengem bangan sistem pembay aran oleh industri Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Tahun Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian bermanfaat bagi perkembangan sistem pembayaran yang langsung mempengaruhi efisiensi dalam transaksi ekonomi yang melibatkan sektor pemerintah, perbankan, swasta dan juga penyedia jasa keuangan secara umum dan sistem pembayaran nasional. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat Bank Indonesia sebagai otoritas moneter. Penyelenggara sistem pembayaran non-tunai khususnya untuk
8 mengevaluasi berbagai Kebijakan nasional Sistem Pembayaran Nasional (SPN) ataupun model pengembangan SPN non tunai di daerah dalam memperkenalkan uang elektronik (UNik) sebagai alternatif alat pembayaran transaksi bernilai kecil serta berpotensi mengurangi pencetakan uang khususnya uang berdenominasi kecil, sering digunakan dengan frekuensi yang tinggi. b. Bagi Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-bali Memberikan gambaran tentang system pembayaran di Indonesia sehingga dihadapkan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam memilih alat pembayaran untuk bertransaksi. c. Bagi Merchant/Pengusaha Bagi merchant/pengusaha, maka adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi detail tentang implemetnasi pemanfaatan transaksi non tunai sebagai salah satu alternatif efisiensi pengelolaan keuangan perusahaan, khususnya sektor retail yang terkait dengan biaya pengelolaan uang tunai, dengan mengoptimalkan fasilitas, instrument ataupun infrastruktur yang disediakan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas sistem pembayaran dan perbankan serta perusahaan telekomunikasi (telco) ditengahtengah perkembangan ekonom dan teknologi, yang membawa kearah efisiensi, kemudahan bertransaksi yang aman, cepat dan handal. d. Bagi Masyarakat atau Nasabah Pengguna Adanya pengembangan infrastruktur, instrument dan berbagai kemudahan yang disediakan oleh otoritas Sistem Pembayaran Nasional (SPN) dan seluruh anggota penyelenggara sistem pembayaran di Indonesia, akan memberikan manfaat efisien atas ketersediaan transaksi pembarayan non tunai. Hal ini dengan mempertimbangkan
9 faktor keamanan dan kepraktisan dari sistem pembayaran tersebut dalam bertransaksi pada saat sekarang ataupun mendatang yang sekaligus mampu memberikan pengalaman kepraktisan yang mudah dan murah dalam menggunakan uang elektronik, sehingga dapat menimbulkan kebiasaan dalam bertransaksi secara rutin. e. Bagi Peneliti Selanjutnya Sedangkan bagi peneliti, pemahaman dan pendalaman atas sistem pembayaran nasional yang aman dan praktis sejalan dengan perkembangan teknologi web dan mobile serta jaringan, mendorong proses penelitian dan evaluasi atas GNNT yang dicanangkan oleh Bank Indonesia dalam mendorong percepatan transformasi transaksi tunai menjadi non tunai. Masukan dari hasil pendalaman oleh penulis/peneliti, diharapkan dalam memberikan nilai tambah dari pelaksanaan program yang sedang digalakkan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas Sistem Pembayaran Nasional di Indonesia. 1.4 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas dan terarah mengenai penyajian laporan Tugas Akhir Studi (TAS), maka laporan ini terbagi dalam 5 (lima) bab yang saling berkaitan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya. Bab I : Pendahuluan Merupakan bab pendahuluan yang membahas latar belakang yang disertai rumusan masalah, tujuan serta kegunaan penelitian dan pada bagian akhir bab ini disajikan pula sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka
10 Pada bab ini akan dijelaskan mengenai landasan teori. Landasan teori yang digunakan hanya mengenai teori yang relevan. Bab III : Metode Penelitian Pada bab ini menjelaskan mengenai lokasi penelitian, objek penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian Pada bab ini menyajikan pembahasan mengenai beberapa materi seperti gambaran umum lokasi penelitian maupun deskripsi hasil penelitian terkait dan mengacu pada pokok permasalahan penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Pada bab ini menyajikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil pembahasan yang sesuai dengan tujuan penelitian pada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali.
11
BAB II LANDASAN TEORI. Dalam perekonomian terdapat dua jenis transaksi, yaitu transaksi tunai dan
BAB II LANDASAN TEORI A. Jenis-jenis Transaksi Dalam perekonomian terdapat dua jenis transaksi, yaitu transaksi tunai dan non tunai. Perbedaan dari dua jenis transaksi tersebut terletak pada alat/instrument
Lebih terperinciekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran
K-13 Kelas X ekonomi SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan sistem pembayaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Layaknya fungsi uang sebagai alat pembayaran dalam transaksi ekonomi, uang tidak terlepas dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. independen berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Indonesia merupakan Bank Sentral atau Lembaga Negara yang independen berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha yang terdiri atas uang kertas dan uang logam, yang merupakan alat pembayaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditinjau secara umum, kas merupakan uang kartal yang tersedia bagi suatu usaha yang terdiri atas uang kertas dan uang logam, yang merupakan alat pembayaran
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERAN BANK INDONESIA DALAM PELAKSANAAN GERAKAN NASIONAL NON TUNAI (GNNT) Oleh : NI KETUT AYU ANGGRENI NIM :
PERAN BANK INDONESIA DALAM PELAKSANAAN GERAKAN NASIONAL NON TUNAI (GNNT) Oleh : NI KETUT AYU ANGGRENI NIM : 1206023008 Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian Persyaratan Menyelesaikan studi
Lebih terperinciPERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA
PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciProgram Elektronifikasi dan Keuangan Inklusif Pusat Program Transformasi Bank Indonesia 2015
Program Elektronifikasi dan Keuangan Inklusif Pusat Program Transformasi Bank Indonesia 2015 AGENDA 2 1 Latar Belakang 2 3 Alat Pembayaran Transaksi Non Tunai Latar Belakang LATAR BELAKANG 4 Nota Kesepahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang selalu dibutuhkan manusia dalam kegiatan ekonomi. Uang telah lama digunakan sebagai alat pembayaran yang sah, namun penggunaan uang tunai dirasa memberikan banyak
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Bank Indonesia 2.1.1 Status dan Kedudukan Bank Indonesia Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas
Lebih terperinciBOKS 3 Survei Optimalisasi Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Di Sulawesi Tenggara
BOKS 3 Survei Optimalisasi Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Di Sulawesi Tenggara Salah satu tugas Bank Indonesia sesuai dengan UU No.23/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No.3/2004 adalah mengatur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pembayaran dalam transaksi ekonomi mengalami kemajuan yang pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/9/PBI/2016 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/9/PBI/2016 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang
Lebih terperinciPeresmian Forum Sistem Pembayaran Indonesia
Sambutan Gubernur Bank Indonesia Peresmian Forum Sistem Pembayaran Indonesia Jakarta, 27 Agustus 2015 Yang kami hormati, Menteri Keuangan RI, Bapak Bambang Brodjonegoro Menteri Perdagangan RI, Bapak Thomas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pola hidup konsumtif kini menjadi hal yang biasa bagi masyarakat. Ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pola hidup konsumtif kini menjadi hal yang biasa bagi masyarakat. Ini dapat ditandainya dengan fenomena yang terjadi salah satunya adalah kartu kredit sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingginya jumlah uang beredar, maraknya kasus pemalsuan uang, serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya jumlah uang beredar, maraknya kasus pemalsuan uang, serta besarnya biaya operasional yang dikeluarkan Bank Indonesia tiap tahunnya untuk mencetak, menyimpan,
Lebih terperinciTUGAS-TUGAS BANK INDONESIA. Mulyati, SE., M.T.I.
TUGAS-TUGAS BANK INDONESIA Mulyati, SE., M.T.I. Pendahuluan Fungsi utama Bank Sentral adalah mengatur masalah-masalah yang berhubungan dengan keuangan di suatu negara secara luas, baik dalam maupun luar
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.106, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Uang Rupiah. Pembayaran dan Pengelolaan. Sistem. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5885). PERATURAN BANK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut Peraturan Bank Indonesia yang menjelaskan mengenai Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK). APMK adalah alat pembayaran yang berupa
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/201 /PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
FREQUENTLY ASKED QUESTIONS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/201 1 /PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA 1. Apa saja pertimbangan diterbikannya
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. transaksi menggunakan Rupiah logam sebagai berikut : Rp 1000,00 (seribu Rupiah) dan/atau Rp 1500,00 (seribu lima ratus Rupiah), dan
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan berikut : Dari uraian dalam Bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal 1. Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat di Kabupaten Sijunjung menolak transaksi menggunakan
Lebih terperinciMEKANISME DISTRIBUSI UANG RUPIAH TAHUN EMISI 2016 PADA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI BALI
MEKANISME DISTRIBUSI UANG RUPIAH TAHUN EMISI 2016 PADA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI BALI OLEH : MOKH.SYAIFUDIN NIM : 1406013049 Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak enam puluh tahun yang lalu sudah muncul pemikiran tentang Cashless society. Para pakar sudah memprediksikan adanya cashless society ketika kartu pembayaran umum
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Uang Rupiah. Pembayaran dan Pengelolaan. Sistem (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 106). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA
Lebih terperinciBank Indonesia : Apa, Siapa dan Bagaimana
Bank Indonesia : Apa, Siapa dan Bagaimana 1. Banyak yang mengira tugas Bank Indonesia sama dengan tugas bank komersial. Apa benar begitu, dan apa perbedaan Bank Indonesia dengan bank lain? 2. Banyak juga
Lebih terperinciPERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/20/PADG/2017 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/20/PADG/2017 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung
Lebih terperinci1. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Strategis BI
1 1. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Strategis BI VISI BANK INDONESIA Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembayaran yang baru dilahirkan pada tahun 1995 sudah merupakan hal yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pembayaran dewasa ini memegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai urat nadi perekonomian suatu negara.kegiatan perekonomian kita sehari-hari tidak pernah
Lebih terperinciANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II
ANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA (SKNBI) dan Real Time Gross Settlement (RTGS) Disusun oleh : Candy Gloria (2121 0516) Kelas: SMAK 04-05 Jurusan Akuntansi Fakultas
Lebih terperinciNo transaksi di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia akan memberikan tambahan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah dimanahal ini berpotens
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5683 PERBANKAN. BI. Rupiah. Penggunaan. Kewajiban. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 70) PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinci-2- Mekanisme yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia ini adalah bahwa Pembawaan UKA dengan jumlah yang nilainya paling sedikit setara dengan Rp1.0
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Daerah Pabean Indonesia. Asing. Uang Kertas. Pembawaan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 94) PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga berperan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan suatu bank dalam perekonomian modern merupakan kebutuhan yang sulit dihindari karena bank telah menyentuh pada seluruh aspek kebutuhan masyarakat.
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/13/PBI/2017 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU TERKAIT HUBUNGAN OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK INDONESIA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/13/PBI/2017 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU TERKAIT HUBUNGAN OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Transaksi Non-Tunai di Indonesia dalam beberapa tahun
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penggunaan Transaksi Non-Tunai di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Disatu sisi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinci2017, No payment gateway) merupakan pemenuhan atas kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi secara nontunai dengan menggunakan instrumen pembaya
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.134, 2017 PERBANKAN. BI. Gerbang Pembayaran Nasional. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6081) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/8/PBI/2017
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Dengan melihat analisis data dan pembahasan yang ada, Penulis dapat
digilib.uns.ac.id BAB IV PENUTUP A. Simpulan Dengan melihat analisis data dan pembahasan yang ada, Penulis dapat menyimpulkan bahwa seiring dengan perkembangan sistem pembayaran global yang semakin maju,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini ikut mempengaruhi perkembangan alat pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya tingkat ketergantungan
Lebih terperinciSosialisasi PBI Perlindungan Konsumen Sistem Pembayaran Bank Indonesia
Sosialisasi PBI Perlindungan Konsumen Sistem Pembayaran Bank Indonesia Jakarta, 21 Februari 2014 Bank Indonesia Agenda I Pendahuluan II Perlindungan Konsumen SP III Statistika IV Mekanisme dan Cakupan
Lebih terperinciProgram Elektronifikasi dan Keuangan Inklusif Pusat Program Transformasi Bank Indonesia 2015
Program Elektronifikasi dan Keuangan Inklusif Pusat Program Transformasi Bank Indonesia 2015 AGENDA 2 1 Latar Belakang 2 3 Alat Pembayaran Transaksi Non Tunai Latar Belakang LATAR BELAKANG 4 Nota Kesepahaman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan aktifitas, khususnya dalam kegiatan sehari-hari. Dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, perkembangan di bidang teknologi berjalan dengan sangat pesat. Banyak kemajuan di bidang teknologi yang sangat mempermudah pekerjaan manusia. Mengikuti
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/7/PBI/2017 TENTANG PEMBAWAAN UANG KERTAS ASING KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/7/PBI/2017 TENTANG PEMBAWAAN UANG KERTAS ASING KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belum secanggih saat ini. Awalnya masyarakat memunuhi kebutuhannya. logam dan sampai lah ke tahap penetapan uang kertas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Transaksi ekonomi telah berevolusi berabad-abad lamanya dan dapat dikatakan sangat pesat baik dalam kegiatan transaksinya maupun faktorfaktor pendukungnya
Lebih terperinci-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 3 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 3 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 4 /PBI/1999 TENTANG PENYELENGGARAAN SURVEI OLEH BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 4 /PBI/1999 TENTANG PENYELENGGARAAN SURVEI OLEH BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di dunia perbankan semakin meningkat dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi di dunia perbankan semakin meningkat dan maju, saat ini masyarakat sudah di permudah dengan adanya teknologi dan saat ini masyarakat sudah sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Uang sebagai sistem pembayaran tidak dapat dipisahkan dari fungsinya untuk
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi di Indonesia mendorong masyarakat memperoleh segala sesuatu secara praktis dan aman dalam melakukan transaksi keuangan. Uang sebagai
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. wawancara langsung dan dokumenter, penulis mendapatkan data-data yang
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh penulis dengan cara wawancara langsung dan dokumenter, penulis mendapatkan data-data yang berhubungan
Lebih terperinciNo Bank Indonesia sebagai otoritas yang diberi mandat oleh Undang- Undang untuk mengatur, menyelenggarakan perizinan, dan melakukan pengawasan
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6081 PERBANKAN. BI. Gerbang Pembayaran Nasional. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 134) PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan dalam rangka mencapai
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5498 PERBANKAN. BI. Perlindungan Konsumen. Sistem Pebayaran. Jasa. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 10) PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK
Lebih terperinciTUGAS REVIEW KULIAH UMUM
PENDIDIKAN DAN KEWARGANEGARAAN TUGAS REVIEW KULIAH UMUM OLEH : CLARENITA F.P. 1130106 / KP B FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA 2014 Sekilas Sistem Pembayaran Pembayaran adalah perpindahan nilai antara
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.236, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Pembayaran. Transaksi. Pemrosesan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5945). PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciAnalisis Struktur Industri Bisnis Uang Elektronik (Electronic Money) di Indonesia
Analisis Struktur Industri Bisnis Uang Elektronik (Electronic Money) di Indonesia BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang elektronik (electronic money) telah diselenggarakan di negara-negara maju, baik
Lebih terperinciSEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode
SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode 1999-2005 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Sistem Pembayaran 2 Periode 1999-2005 2. Arah Kebijakan 1999-2005 3 3. Langkah-Langkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan dewasa ini, makin hari menujukan peranan yang semakin besar dan semakin menentukan dalam meningkatkan perkembangan pertumbuhan ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Bank Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang diambil oleh penulis disini yaitu tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI yang tercatat di dalam Bank Indonesia, serta Indeks
Lebih terperinci- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.07/2016 TENTANG PENINGKATAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN BAGI KONSUMEN DAN/ATAU MASYARAKAT I. UMUM Saat ini pengetahuan
Lebih terperinciSTRATEGI KOMUNIKASI BANK INDONESIA DALAM MENSOSIALISASIKAN CIRI-CIRI KEASLIAN UANG RUPIAH KARYA ILMIAH. Oleh: RHAZAQ ABRAHAM SATTAR
STRATEGI KOMUNIKASI BANK INDONESIA DALAM MENSOSIALISASIKAN CIRI-CIRI KEASLIAN UANG RUPIAH KARYA ILMIAH Oleh: RHAZAQ ABRAHAM SATTAR 206000213 PROGRAM ILMU STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS FALSAFAH DAN PERADABAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan Negara Kesatuan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur baik
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/8/PBI/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/8/PBI/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi yang menandai berakhirnya abad 20 merupakan sebuah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang menandai berakhirnya abad 20 merupakan sebuah keniscayaan yang membawa dampak serius diberbagai aspek kehidupan. Dalam konteks ini, Baudrillard dalam
Lebih terperinciNo Pengedaran, serta Pencabutan dan Penarikan, sampai dengan Pemusnahan Uang Rupiah. Dalam pelaksanaan kewenangan dan tugas Pengelolaan Uang R
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5323 (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 138) PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 7 /PBI/2012 TENTANG PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembayaran merupakan hal penting bagi manusia dalam menunjang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembayaran merupakan hal penting bagi manusia dalam menunjang kehidupanya, oleh karena itu jenis pembayaran berubah dari waktu ke waktu agar lebih lancar, efisien,
Lebih terperinciNOTA KESEPAHAMAN ANTARA BANK INDONESIA DAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
NOTA KESEPAHAMAN ANTARA BANK INDONESIA DAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN TENTANG KOORDINASI DALAM RANGKA MENINGKATKAN TRANSAKSI NON TUNAI UNTUK LAYANAN KEUANGAN PEMERINTAH Nomor : BI.16/3/GBI/DKSP
Lebih terperinciVegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM
Sistem keuangan adalah suatu sistem yg dibentuk oleh lembaga-2 yg mempunyai kompetensi yg berkaitan dengan seluk-beluk di bidang keuangan. Sistem keuangan (financial system) merupakan satu kesatuan sistem
Lebih terperinci2 1. Perluasan akses kepesertaan yang tidak terbatas pada Bank Umum Saat ini kepesertaan SKNBI terbatas pada Bank Umum sehingga transfer dana melalui
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERBANKAN. BI. Transfer Dana. Kliring. Berjadwal. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 122). PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciPBI No.17/3/PBI/2015 Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
PBI No.17/3/PBI/2015 Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Pidato Kenegaraan Presiden RI Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2015 Guna mendorong penguatan ekonomi
Lebih terperinciMengenal OJK & Lembaga Keuangan Mikro
Mengenal OJK & Lembaga Keuangan Mikro Bakohumas Information & Communication Expo 2014, Bandung, 29 November 2014 Lucky Fathul Hadibrata DEPUTI KOMISIONER MANAJEMEN STRATEGIS OTORITAS JASA KEUANGAN Agenda
Lebih terperinciPemberian Data dan Informasi Bank Indonesia ke PPATK. Disampaikan oleh: Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia
Pemberian Data dan Informasi Bank Indonesia ke PPATK Disampaikan oleh: Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Diseminasi Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2016 Jakarta,
Lebih terperinciekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X ekonomi BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami fungsi serta peranan
Lebih terperinciAssalammu alaikum wr wb, Selamat Siang dan Salam Sejahtera untuk kita semua
SAMBUTAN DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA PENCANANGAN JALAN TOL MULTI KARTU SURABAYA, 25NOVEMBER 2016 Yang Kami Hormati, Bpk. Herry Trisaputra, Zuna Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Bpk. Arief Budhy Hardono,
Lebih terperinciSambutan Peluncuran Program Desmigratif Jakarta, 11 September 2017
Sambutan Peluncuran Program Desmigratif 2017 Jakarta, 11 September 2017 Yth Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Bapak Muhammad Hanif Dhakiri Yth Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Lebih terperinciSosialisasi UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. SAMARINDA, 2 juli 2015
Sosialisasi UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan SAMARINDA, 2 juli 2015 1 POKOK BAHASAN 1 2 3 4 5 6 Pengertian, Latar Belakang dan Tujuan Pembentukan OJK Fungsi, Tugas dan wewenang OJK Governance
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpindahan barang yang cepat dan tepat adalah tujuan yang ingin dicapai sebuah kegiatan distribusi. Daskin et al (2003) berpendapat bahwa perpindahan yang efektif
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sebenarnya tidak dipermasalahkan mengenai
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. menimbulkan munculnya gagasan pendirian bank sirkulasi untuk Hindia Belanda.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Bank Indonesia (BI) Adanya kesulitan keuangan di Hindia Belanda memerlukan penertiban dan pengaturan sistem pembayaran di Hindia Belanda. Hal itu di
Lebih terperinciSAMBUTAN PENUTUPAN DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT TEKNIS KE-17 KONFERENSI MINTS DI ASEAN (TEMAN) Yogyakarta, 12 Juni 2015
SAMBUTAN PENUTUPAN DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT TEKNIS KE-17 KONFERENSI MINTS DI ASEAN (TEMAN) Yogyakarta, 12 Juni 2015 Yang saya hormati, Para pembicara, Para hadirin sekalian, Bapak dan
Lebih terperinciJudul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking
Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking di Kota Denpasar Nama : Ni Wayan Dewi Mas Yogi Pertiwi NIM : 1306305008
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.177, 2016 PERBANKAN. BI. Rupiah. Pengolahan. Penyelenggara. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5923). PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu
Lebih terperinciPerbankan Komersial dan UKM
01 Ikhtisar Data 02 Laporan Tinjauan Bisnis 04 122 PT Bank Central Asia Tbk 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola Pendukung Bisnis 06 Tanggung Jawab Sosial Tinjauan Perbankan Komersial dan
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016 TENTANG PENINGKATAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN UNTUK KONSUMEN DAN/ATAU
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemajuan informasi dan teknologi yang pesat serta era globalisasi memberikan pengaruh yang besar terhadap sistem perekonomian, baik ekonomi makro maupun mikro. Di antara
Lebih terperinciPERLINDUNGAN dan PEMBERDAYAAN NASABAH BANK DALAM ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 1
PERLINDUNGAN dan PEMBERDAYAAN NASABAH BANK DALAM ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 1 Muliaman D. Hadad 2 I. Pendahuluan Fungsi lembaga perbankan sebagai perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan bagi penggunannya serta membuat lebih efektif dan efisien
1 BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Perkembangan teknologi saat ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Teknologi sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN TRANSAKSI NON-TUNAI DALAM PENGUATAN TATA-KELOLA KEUANGAN PENDIDIKAN
ARAH KEBIJAKAN TRANSAKSI NON-TUNAI DALAM PENGUATAN TATA-KELOLA KEUANGAN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DOKUMEN RAHASIA 1 LATAR BELAKANG: KEBIJAKAN TRANSAKSI NON-TUNAI SEBAGAI PENGUATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Hal ini tentu saja demi kelancaran dan keamanan jalannya kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika kehidupan masyarakat dewasa ini, telah melahirkan pola pemikiran baru yang turut berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Ketika mekanisme pembayaran
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN HARGA RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN HARGA RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perkembangan perekonomian
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN BANK INDONESIA. Nama : Samuel Arijan Jurusan : Manajemen Institusi : Universitas Padjadjaran NPM :
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN BANK INDONESIA Nama : Samuel Arijan Jurusan : Manajemen Institusi : Universitas Padjadjaran NPM : 120310110132 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH VI BANDUNG 2014 DAFTAR
Lebih terperinciBatam, 22 Oktober 2014
SAMBUTAN DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA PENANDATANGANAN POKOK-POKOK KESEPAHAMAN: antara KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KEPULAUAN RIAU dengan KEPOLISIAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uang Vietnam. Vietnam mencetak pecahan Dong sebagai pecahan mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar akhir-akhir ini terus merosot tajam. Pada Nopember 2013, nilai rupiah mencapai Rp. 11.550,- per US Dollar. Semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
No. 5743 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Rupiah. Bank. Domestik. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 223). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. akan barang dan jasa juga semakin meningkat. Kebutuhan suatu kendaraan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu yang semakin maju, maka kebutuhan manusia akan barang dan jasa juga semakin meningkat. Kebutuhan suatu kendaraan merupakan kebutuhan yang
Lebih terperinciTugas Bank Indonesia. Kebijakan Sistem Pembayaran. Kebijakan Moneter. Pengawasan Makroprudensial
Tugas Bank Indonesia 1 Kebijakan Moneter 2 Kebijakan Sistem Pembayaran 3 Pengawasan Makroprudensial 4 Keterkaitan Tugas Bank Sentral dengan Sektor Lain 3 SEKTOR EKSTERNAL Transaksi Berjalan Ekspor Impor
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.34, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Modal. BPR. Jaringan Kantor. Kegiatan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5849) PERATURAN OTORITAS JASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian lembaga perbankan di Indonesia mempunyai tujuan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendirian lembaga perbankan di Indonesia mempunyai tujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum
1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran sangat besar dalam perekonomian, dimana peranan Bank adalah sebagai penyimpan dana dan penyalur dana. Peran
Lebih terperinci