pada tanggal 22 April 2016 pukul wib.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "pada tanggal 22 April 2016 pukul wib."

Transkripsi

1 Keterangan : Lantai 2 loket antrian para pengunjung dalam pengurusan berkas, diambil pada tanggal 22 April 2016 pukul wib.

2 Keterangan : Lantai 2 antrian para pengunjung dalam proses pengurusan berkas, diambil pada tanggal 22 April 2016 pukul wib.

3 Keterangan : Lantai 2 pengisian kuesioner dari peneliti ditempat antrian masyarakat dalam mengurus keperluan berkas masing-masing, diambil pada tanggal 31 Maret 2016 pukul wib.

4 Keterangan : Lantai 3 ruangan informasi kepegawaian, diambil pada tanggal 21 April 2016 pukul wib.

5 Keterangan : Lantai 3 ditemukan pegawai yang menggunakan asesoris yang tidak layak dipakai para pegawai pada umumnya, diambil pada tanggal 21 April 2016 pukul wib.

6

7 Keterangan : Lantai 2 tempat masyarakat untuk melengkapi atau menulis berkas yang masih kurang atau belum memenuhi persyaratan dikarenakan tempat duduk antrian penuh diambil pada tanggal 07 April 2016 pukul wib.

8 Keterangan : Lantai 3 ditemukan pegawai yang pulang sebelum jam kejra berakhir, diambil pada tanggal 21 April 2016 pukul wib.

9 Keterangan : Lantai 3 ruangan informasi kepegawaian, diambil pada tanggal 21 April 2016 pukul wib.

10 Keterangan : Lantai 3 loket antrian dalam pengurusan perubahan data keppndudukan, diambil pada tanggal 21 April 2016 pukul wib.

11

12 Keterangan : Lantai 3 pengambilan akta kelahiran untuk umum, diambil pada tanggal 21 April 2016 pukul wib.

13 Keterangan : Lantai 2 pengisian kuesioner dari peneliti ditempat antrian masyarakat dalam mengurus keperluan berkas masing-masing, diambil pada tanggal 31 Maret 2016 pukul wib.

14 Keterangan : Lantai 3 lokasi pengambilan kartu keleurga, diambil pada tanggal 21 April 2016 pukul wib.

15 Keterangan : Lantai 2 pengisian kuesioner dari peneliti ditempat antrian masyarakat dalam mengurus keperluan berkas masing-masing, diambil pada tanggal 31 Maret 2016 pukul wib.

16 Keterangan : Lantai 2 lokasi gambar peringatan kepada masyarakat untuk menghindari calo, diambil pada tanggal 21 April 2016 pukul wib.

17 Keterangan : Lantai 3 lokasi pengurusan perpindahan penduduk, diambil pada tanggal 21 April 2016 pukul wib.

18 Keterangan : Lantai 2 tempat antrian masyarakat dalam pengurusan berkas, diambil pada tanggal 31 Maret 2016 pukul wib.

19 Keterangan : Lantai 2 lokasi pendaftaran akta kelahiran, diambil pada tanggal 31 Maret 2016 pukul wib.

20 Lokasi tempat melakukan penelitian di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.

21 Kuesioner Penelitian I. Petunjuk Penelitian Berilah tanda (X) atau tulisan tebal pada jawaban yang paling sesuai dengan apa yang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari alami! II. Data-data Responden 1. Nomor Responden : 2. Jenis Kelamin : (a) Laki-laki (b) Perempuan 3. Usia Responden (a) tahun (b) tahun (c) tahun (d) 60 tahun keatas 4. Pendidikan Terakhir : (a) SD (b) SMP/Sederajat (c) SMA/Sederajat (d) Diploma (D III) 5. Pekerjaan Responden : (a) Pelajar/Mahasiswa (b) PNS (c) Karyawan Swasta (d) Pegawai BUMN 6. Kewarganegaraan : (a) WNI (e) Sarjana (S1) (f) Pasca Sarjana (S2) (e) Wirausaha (f) Buruh (g) Lain-lain (b) WNA 7. Alamat Responden : (a) Kecamatan Medan Kota (e) Kecamatan Medan Petisah (b) Kecamatan Medan Polonia (f) Kecamatan Medan Helvetia (c) Kecamatan Medan Baru (g) Kecamatan Medan Barat (d) Kecamatan Medan Selayang

22 PEDOMAN KUESIONER BAGI MASYARAKAT JUDUL : IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN KERJA PEGAWAI (STUDI PADA KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MEDAN). 1. Menurut Bapak/Ibu/Saudara/Saudari, apakah pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan sudah melayani dengan ramah kepada masyarakat? a. Sangat ramah b. Ramah c. Cukup ramah d. Tidak ramah e. Sangat tidak ramah 2. Apakah pegawai bekerja dengan saling menghargai antara pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? a. Sangat menghargai b. Menghargai c. Cukup menghargai d. Tidak menghargai e. Sangat tidak menghargai 3. Bagaimana disiplin kerja pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? a. Sangat disiplin b. Disiplin c. Cukup disiplin d. Tidak disiplin e. Sangat tidak disiplin 4. Bagaimana kualitas pelayanan yang diberikan oleh pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? a. Sangat profesional b. Cukup profesional

23 c. Biasa saja d. Tidak professional e. Sangat tidak professional 5. Bagaimana kejelasan komunikasi yang terjalin kepada masyarakat? a. Sangat jelas b. Jelas c. Cukup jelas d. Tidak jelas e. Sangat tidak jelas 6. Bagaimana sarana dan prasarana yang terdapat di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? a. Sangat baik b. Baik c. Cukup baik d. Tidak baik e. Sangat tidak baik 7. Bagaimana kejelasan prosedur pelayanan yang diberikan setiap pegawai? a. Sangat jelas b. Jelas c. Kurang jelas d. Tidak jelas e. Sangat tidak jelas 8. Apakah Bapak/Ibu/Saudara/Saudari sudah puas terhadap pelayanan yang diberikan pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? a. Sangat puas b. Puas c. Cukup puas d. Tidak puas e. Sangat tidak puas 9. Apakah menurut Bapak/Ibu/Saudara/Saudari pegawai sudah memanfaatkan jam istirahat secara efesien? a. Sangat efesien b. Cukup efesien c. Kurang efesien

24 d. Tidak efesien e. Sangat tidak efesien 10. Bagaimana menurut Bapak/Ibu?Saudara/Saudari tentang kerapian pakaian dinas yang dikenakan oleh pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? a. Sangat rapi b. Rapi c. Cukup rapi d. Tidak rapi e. Sanagat tidak rapi 11. Bagaiamana tanggapan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari mengenai respon pegawai jika dibeikan pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas dari masyarakat? a. Selalu ditanggapi b. Cukup ada penanggapan c. Kurang ditanggapi d. Tidak ada tanggapan e. Terabaikan 12. Menurut Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bagaimanakah tentang kehadiran pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? a. Selalu hadir b. Hadir c. Jarang hadir d. Datang hanya untuk mengisi absensi kehadiran e. Tidak pernah hadir 13. Menurut Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bagaimana tingkat profesionalitas pegawai dalam melayani masyarakat pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? a. Sangat profesionalitas b. Profesionalitas c. Cukup profesionalitas d. Kurang profesionalitas e. Sangat tidak profesionalitas

25 14. Menurut Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bagaimana sopan santun pegawai dalam melayani masyarakat pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? a. Sangat sopan b. Sopan c. Kurang sopan d. Tidak sopan e. Sangat tidak sopan III. Saran dari Bapak/Ibu/Saudara/Saudari Penyediaan sarana dan prasarana harus lebih ditingkatkan; Pegawai harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan pedoman kerja yang berlaku; Kepala Bidang harus lebih teliti dan tegas dalam mengawasi anggotanya masing-masing; serta Penggunaan anggaran harus tepat guna, terutama dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan ekstra para pegawai.

26 Nama Informan Jabatan : Arpian Saragih S.Sos M.Si : Kepala Bidang Informasi Kepegawaian pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan Hari/Tanggal : Senin/11 April 2016 Lama Wawancara : 60 Menit (1 Jam) Pedoman Wawancara Kepada Pelaksana Kebijakan Indikator Implementasi Struktur Birokrasi Komunikasi Sumber Daya Pertanyaan Secara eksternal dan internal siapa yang mengawasi masyarakat pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? Bagaiamana setiap pegawai dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan SOP pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? Bagaimana sisitem prosedur penerimaan pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? Bagaiamana tingkat keramahan dalam komunikasi yang terjalin kepada masyarakat pada kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? Bagaimana komunikasi antara pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? Siapa yang melakukan kontrol terhadap etika komunikasi pegawai pada masyarakat? Apa saja bentuk teguran yang diberikan pimpinan kepada bawahan? Bagaimana tingkat pendidikan pegawai yang ada pada Kantor Dinas

27 Disposisi Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? Adakah fasilitas yang diberikan Pemerintah terhadap pegawai? Dalam jangka berapa lama pegawai mendapatkan sarana/prasarana tersebut pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? Bagaimana interaksi yang terjalin antara pimpinan dan bawahan pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? Bagaimana respon/tanggapan Kepala Dinas terhadap pengembangan ide-ide pegawai dalam meningkatkan pelayanan pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? Berapa tunjangan gaji yang diberikan pemerintah terhadap pegawai yang melakukan lembur pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? Pada jam berapa pegawai masuk kerja dan pulang kerja pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? Bagaimana tindakan pegawai dalam pelaksanaan kode etik pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? Bagaiamana tindakan Kepala Bidang pengawasan pegawai dalam melakukan pengawasan pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan? Bagaimana tanggapan pegawai terhadap sanksi-sanksi yang diberikan kepada mereka jika melakukan pelanggaran pada Kantor Dinas Kependududkan dan Catatan Sipil Kota Medan?

28 Jawaban Wawancara dari Pelaksana Kebijakan Indikator Implementasi Struktur Birokrasi Komunikasi Pertanyaan Pengawasan Eksternal yaitu pegawasan yang dilakukan oleh Kepala Dinas kepada para pegawai dan Kepala Bidang diluar jam kerja. Sedangkan pengawasan Internal yaitu pengawasan yang dilakukan oleh kepala bidang pelayanan kepada pegawai dibidangnya selama berada dalam Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. Contohnya adalah pengawasan etika berbicara kepada masyarakat yang sedang dilayani dan etika berinteraksi sesama pegawai didalam ruang bidang pelayanan. Sistem pegawai dalam menyelesaikan tugas sudah sesuai dengan SOP kerja dengan bidang pelayanan mereka masingmasing. Adapun waktu penyelesaian dalam kinerja mereka adalah berkisar 4 sampai 5 hari bahkan sampai seminggu lewat tergantung apa yang dibutuhkan masyarakat. Sistem prosedur penerimaan pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam penerimaan kepegawaian daerah. Tingkat keramahan pegawai dalam komunikasi yang terjalin kepada masyarakat berjalan dengan baik, walaupun terkadang ada beberapa orang masyarakat yang mengeluh atau sesekali marah terhadap pelayanan yang diberikan oleh pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan seperti pelayanan KTP-EL, Akta kelahiran/kematian dan pelayanan Kartu Keluarga (KK), misalnya seperti seseorang yang datang dari jauh ingin mengurus Kartu keluarga (KK) pada Kantor Dinas

29 Sumber Daya Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, tetapi ada syarat-syarat berkas yang tinggal atau belum lengkap dipenuhi, maka pegawai dengan tegas mengatakan kalau masyarakat atau orang tersebut belum bisa mengurus berkas Kartu Keluarga (KK) sebelum semua syaratsyarat berkas lengkap dipenuhi. Seiring dengan berjalannya penelitan yang dilakukan peneliti kelapangan melalui sejumlah pertanyaan-pertanyaan kepada masyarakat (kuesioner), pada kuesioner tersebut kebanyakan masyarakat dalam menilai pegawai dalam melayani masyarakat adalah dengan ramah. Komunikasi sesama pegawai juga terjalin dengan baik, ramah dan bersahabat pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, walaupun ada sesekali terjadi selisih paham antar pegawai, namun hal tersebut dapat terselesaikan dengan cepat dan tidak memakan waktu yang lama. Kontrol Etika pegawai dipercayakan kepada masing-masing Kepala Bidang pelayanan. Misalnya pada pegawai bidang pelayanan, akta kontrol pegawai diawasi oleh kepala bidang pelayanan pengurusan Akta, begitu juga dengan pegawai bidang pelayanan KK dan KTP serta seterusnya. Sanksi atau teguran yang dikenakan kepada pegawai yang melakukan kesalahan dari atasan atau kepala bidang pelayanan masing-masing berupa seperti teguran lisan atau tulisan, adapun teguran atau sanksinya berupa penahanan gaji pegawai dan sanksi pemecatan secara hormat dan tidak hormat kepada para pegawai yang melanggar aturan yang berlaku pada kantor tersebut. Tingkat pendidikan pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

30 Kota Medan sebagian besar berasal dari tingkat pendidikan Diploma (D3) dan Sarjana (S1), sedangkan Kepala Bidang Pelayanan yang mengawasi masingmasing pegawai berasal dari tingkat pendidikan Magister (S2) contohnya seperti beliau dari Magister Administrasi Negara Universitas Gajah Mada (UGM). Ada, yaitu berupa Pakaian Dinas gratis dari Pemerintah. Fasilitas Pakaian Dinas baru tersebut didapatkan dalam jangka 1 (satu) tahun sekali agar pegawai selalu semangat, kelihatan selalu rapi dan fresh dalam bekerja yang bertujuan untuk menunjang kinerja para pegawai. Interaksi yang terjalin antara pegawai dan Kepala Bidang pelayanan pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan berjalan sesuai dengan etika dan semua terjalin seperti keluarga, pimpinan tidak menganggap pegawai seperti bawahan melainkan seperti rekan tim kerja. Apabila ada ide-ide kreatif yang dapat memajukan kantor tersebut kearah yang lebih baik maka Kepala Dinas akan memberikan apresiasi secara langsung kepada pegawai-pegawai tersebut yang secara tidak langsung akan memberi motivasi dan semangat kepada rekan-rekan pegawai lainnya yang akan membuat dalam diri pegawai tersebut saling berlomba-lomba ingin mengeluarkan ideide baru yang positif sehingga selalu ada perubahan kearah lebih baik untuk kedepannya yang selalu di terima oleh Kepala Bidang pelayanan masing-masing, diantaranya seperti renovasi ruang pelayanan, penambahan fasilitas kerja serta pelatihan-pelatihan khusus yang diinginkan oleh pegawai.

31 Disposisi Tunjangan gaji pegawai yang diberikan kepada masing-masing pegawai adalah berdasarkan kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah Kota Medan dan pegawai yang bersedia lembur diluar jam pulang kerja pukul 16:15 akan diberikan tambahan diluar gaji pegawai. Jam kerja para pegawai yakni masuk kerja pagi pukul 07:45 dan waktu selesai pulang kerja sekitar pukul 16:15, bagi yang telat sebanyak seminggu diberikan surat peringatan kepada para pegawai tersebut. Tindakan pegawai dalam pelaksanaan kode etik adalah mengikuti aturan yang berlaku di Kantor tersebut dan setiap pimpinan wajib mengawasi dan mengevaluasi kerja para anggotanya. Setiap Kepala Bidang wajib mengawasi anggotanya masing-masing minimal dalam satu bulan ada dua kali rapat yang bertujuan untuk mengevaluasi untuk meningkatkan kinerja pegawai. Tanggapan pegawai terhadap sanksisanksi adalah menerima dan tidak mengeluh akan atas sanksi-sanksi yang diberikan atau dilayangkan kepada para pegawai yang melakukan kesalahan atau melakukan pelanggaran pada kantor tersebut, karena sanksi-sanksi yang diberikan/dilayangkan kepada para pegawai sudah sesuai dengan aturan yang berlaku di Kantor tersebut.

32 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pegawai Negri Sipil yang kuat, kompak dan bersatu padu, memiliki kepekaan, tanggap dan memiliki kesetiakawanan yang tinggi, berdisiplin, serta sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsure aparatur Negara dan abdi masyarakat, dapat diwujudkan melalui pembinaan korps Pegawai Negri Sipil, termasuk kode etiknya; b. bahwa untuk menanamkan jiwa korps dan mengamalkan etika bagi Pegawai Negri Sipil, dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentsng Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negri Sipil; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2), Pasal 27 ayat (1), dan Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041 ) ssebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437; 4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851 ); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negri Sipil. M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL. B A B I KETENTUAN UMUM Pasal 1

33 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil adalah rasa kesatuan dan persatuan, kebersamaan, kerja sama, tanggung jawab, dedikasi, disiplin, kreatifitas, kebanggan dan rasa memiliki Organisasi Pegawai Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil di dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari. 3. Majelis Kehormatan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat Majelis Kode Etik adalah lembaga non struktural pada instansi pemerintah yang bertugas melakukan penegakan pelaksanaan serta menyelesaikan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil. 4. Pelanggaran adalah segala bentuk ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang bertentangan dengan butir-butir korps dan kode etik. 5. Pegawai Negeri Sipil adalah Calon Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun Pejabat yang berwenang adalah Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat yang berwenang menghukum atau Pejabat lain yang ditunjuk. BAB II PEMBINAAN JIWA KORPS PEGAWAI NEGRI SIPIL Pasal 2 Pembinaan jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil dimaksudkan untuk meningkatkan perjuangan, pengabdian, kesetiaan, dan ketaatan Pegawai Negeri Sipil kepada Negara kesatuan dan Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 3 Pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk : a. membina karakter/watak, memelihara rasa persatuan dan kesatuan secara kekeluargaan guna mewujudkan kerja sama dan semangat pengabdian kepada masyarakat serta meningkatkan kemempuan, dan keteladanan Pegawai Negeri Sipil. b. Mendorong etos kerja Pegawai Negeri sipil untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang bermutu tinggi dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur Negara, dan abdi masyarakat. c. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesadaran, dan wawasan kebangsaan Pegawai Negeri Sipil sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

34 Pasal 4 Ruang lingkup pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil mencakup : a. peningkatan etos kerja dalam rangka mendukung produktifitas kerja dan profesionalitas Pegawai negri Sipil; b. partisipasi dalam penyusunan kebijaksanaan Pemerintah yang terkait dengan Pegawai Negeri Sipil; c. peningkatan kerja sama antar Pegawai Negeri Sipil untuk memelihara dan memupuk kesetiakawanan dalam rangka meningkatkan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil; d. perlindungan terhadap hak-hak, sipil atau kepentingan Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa, dan Negara. Pasal 5 Untuk mewujudkan pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 dan menjunjung tinggi kehormatan serta keteladanan sikap, tingkah laku dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas kedinasan dan pergaulan hidup sehari-hari, Kode Etik dipandang merupakan landasan yang dapat mewujudkan hal tersebut. BAB III NILAI-NILAI DASAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL Pasal 6 Nilai-nilai Dasar yang harus dijunjung tinggi oleh Pegawai Negeri Sipil meliputi: a. ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; c. semangat nasionalisme; d. mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan; e. ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan; f. penghormatan terhadap hak asasi manusia; g. tidak diskriminatif; h. profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi; i. semangat jiwa korps. BAB IV KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL Pasal 7 Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap Pegawai Negeri Sipil wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, dalam penyelenggaraan Pemerintahan, dalam berorganisasi, dalam bermasyarakat, serta terhadap diri sendiri dan sesama Pegawai Negeri Sipil yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.

35 Pasal 8 Etika dalam bernegara meliputi: a. melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; b. mengangkat harkat dan martabat bangsa dan bernegara; c. menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia; d. menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam melaksanakan tugas; e. akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa; f. tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam melaksanakan setiap kebijaksanaan dan program Pemerintah; g. menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya Negara secara efesien dan efektif; h. tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar. Pasal 9 Etika dalam berorganisasi adalah : a. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku; b. menjaga informasi yang bersifat rahasia; c. melaksanakan setiap kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang; d. membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi; e. menjalin kerja sama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan; f. memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas; g. patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja; h. mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka peningkatan kinerja organisasi; i. berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja. Pasal 10 Etika dalam bermasyarakat meliputi : a. mewujudkan pola hidup sederhana; b. memberikan pelayanan dengan empati, hormat dan santun, tanpa pamrih dan tanpa unsur pemaksaan ; c. memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif; d. tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat; e. berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan tugas. Pasal 11 Etika terhadap diri sendiri meliputi :

36 a. jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar; b. bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan; c. menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan; d. berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, dan sikap; e. memiliki daya juang yang tinggi; f. memelihara kesehatan rohani dan jasmani; g. menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga; h. berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan. Pasal 12 Etika terhadap sesama Pegawai Negeri Sipil meliputi : a. saling menghormati sesama warga negara yang memeluk agama/kepercayaan yang berlainan; b. memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama Pegawai Negeri Sipil; c. saling menghormati antara teman sejawat baik secara vertikal maupun horizontal dalam suatu unit kerja, instansi, maupun antar instansi; d. menghargai perbedaan pendapat; e. menjunjung tinggi harkat dan martabat Pegawai Negeri Sipil; f. menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama Pegawai Negeri Sipil; g. berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai Republik Indonesia yang menjamin terwujudnya solidaritas dan soliditas semua Pegawai Negeri Sipil dalam memperjuangkan hak-haknya. BAB V KODE ETIK INSTANSI DAN KODE ETIK PROFESI Pasal 13 (1) Berdasarkan ketentuan kode etik sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini : a. Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing instansi menetapkan kode etik instansi; b. Organisasi Frofesi di lingkungan Pegawai Negeri Sipil menetapkan kode etiknya masing-masing. (2) Kode etik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan berdasarkan karakteristik masing-masing instansi dan organisasi profesi. Pasal 14 Kode etik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) tidak boleh bertentangan dengan kode etik sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini. BAB VI PENEGAKAN KODE ETIK

37 Pasal 15 (1) Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi moral; (2) Sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat secara tertulis dan dinyatakan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian; (3) Sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa : a. pernyataan secara tertutup; atau b. pernyataan secara terbuka. (4) Dalam pemberian sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus disebutkan jenis pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil. (5) Pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat mendelegasikan wewenangnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) kepada pejabat lain di lingkungannya sekurang-kurangnya pejabat struktural eselon IV. Pasal 16 Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran kode etik selain dikenakan sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3), dapat dikenakan tindakan administratif sesuai dengan peraturan perundang-undangan, atas rekomendasi Majelis Kode Etik. Pasal 17 (1) Untuk menegakkan kode etik, pada setiap instansi dibentuk Mejelis Kode Etik. (2) Pembentukan Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan. Pasal 18 (1) Keanggotaan Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, terdiri dari : a. 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota; b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota; dan c. sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Anggota. (2) Dalam hal Anggota Majelis Kode Etik lebih dari 5 (lima) orang, maka jumlahnya harus ganjil. (3) Jabatan dan pangkat Anggota Majelis Kode Etik tidak boleh lebih rendah dari jabatan dan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperiksa karena disangka melanggar kode etik. Pasal 19 (1) Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah memeriksa Pegawai Negeri Sipil yang disangka melanggar kode etik. (2) Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri.

38 (3) Keputusan Majelis Kode Etik diambil secara musyawarah mufakat. (4) Dalam hal musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak tercapai, keputusan diambil dengan suara terbanyak. (5) Keputusan Majelis Kode Etik bersifat final. Pasal 20 Majelis Kode Etik wajib menyampaikan keputusan hasil sidang majelis kepada Pejabat yang berwenang sebagai bahan dalam memberikan sanksi moral dan/atau sanksi lainnya kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1). Pasal 21 Kode etik profesi di lingkungan Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah berdasarkan Peraturan Pemerintah ini. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 18 Oktober 2004 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd MEGAWATI SOEKARNOPUTRI Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 18 Oktober 2004 SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA ttd BAMBANG KESOWO LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2004 NOMOR 142

39 P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL I. UMUM Kelancaran tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional sangat dipengaruhi oleh kesempurnaan pengabdian aparatur negar. Pegawai Negeri Sipil adalah merupakan unsur aparatur Negara yang bertugas memberikan pelayanan yang terbaik, adil dan merata kepada masyarakat. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan nasional, diperlukan Pegawai Negeri sipil yang netral, mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, profesional dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas, serta penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia. Agar Pegawai Negeri Sipil mampu melaksanakan tugasnya sebagaimana tersebut di atas secara berdaya guna dan berhasil guna, diperlukan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan. Pembinaan jiwa korps akan berhasil dengan baik apabila diikuti dengan pelaksanaan dan penerapan kode etik dalam kehidupan sehari-hari Pegawai Negeri Sipil. Dengan adanya kode etik bagi Pegawai Negeri Sipil dimaksudkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam Peraturan Pemerintah ini antara lain diatur mengenai nilai-nilai dasar yang terkandung didalam pembinaan jiwa korps dan kode etik yang memuat kewajiban Pegawai Negeri Sipil terhadap Negara dan Pemerintah, terhadap organisasi, terhadap masyarakat, terhadap diri sendiri, dan terhadap sesama Pegawai Negeri Sipil, serta penegakan kode etik.

40 II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Huruf a Etos kerja aparatur yang dimaksudkan disini adalah kegiatan atau upaya-upayauntuk menggali dan menerapkan nilai-nilai positif dalam organisasi/instansi Pemerintah yang disepakati oleh para anggota (Pegawai Negeri Sipil) untuk meningkatkan produktivitas kerja. Lingkup kegiatan etos kerja aparatur adalah bersifat off job relation, artinya kegiatan tersebut berada di luar kewenangankewenangan formal dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi. Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Nilai-nilai dasar dalam ketentuan ini merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang berlaku bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil tanpa membedakan dimana yang bersangkutan bekerja. Nilai-nilai dasar ini wajib dijunjung tinggi karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalm kehidupan masyarakat, bangsa, Negara dan Pemerintah. Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8

41 Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas Huruf f Cukup jelas Huruf g Yang dimaksud dengan wadah Korps Pegawai Republik Indonesia adalah wahana Pembinaan jiwa korps dalam rangka membangun sikap, tingkah laku, etos kerja, dan perbuatan terpuji yang harus dilaksanakan oleh setiap Pegawai Negeri Sipil dalam kedinasan dan kehidupan sehari-hari. Pasal 13 Ayat (1) Huruf a. Selain kode etik yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing instansi dapat menetapkan kode etik instansi sesuai dengan sifat dan karakteristik yang menjadi tugas dan fungsi instansinya. Huruf b Selain kode etik yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, dan kode etik instansi, masing-masing organisasi profesi di lingkungan Pegawai Negeri Sipil dapat menetapkan kode etik organisasi profesi, umpamanya kode etik Jaksa, kode

42 etik Pemeriksa Bea dan Cukai, kode etik Dokter dan sebagainya. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Huruf a Pernyataan secara tertutup sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini disampaikan oleh Pejabat yang berwenang atau pejabat lain yang ditunjuk oleh ruang tertutup.

43 PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Pegawai yang bersih, berwibawa dan bertanggungjawab serta memiliki integritas dalam menjalankan tugas di Lingkungan Pemerintah Kota Medan, diperlukan peningkatan disiplin dan mengamalkan kode etik Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kota Medan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Walikota Medan tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Pegawai Pemerintah Kota Medan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-Kota Besar dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 59 tambahan Lembaran Negara Nomor 1092); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4844); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); 1

44 7. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4890); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 5135); 10. Peraturan Walikota Nomor 3 Tahun 2011 tentang Penggajian dan TPP PNS Pemerintah Kota Medan; 11. Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Medan; 12. Peraturan Walikota Medan Nomor 23 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Pemerintah Kota Medan. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA MEDAN TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MEDAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Medan. 2. Pemerintah daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. 3. Walikota adalah Walikota Medan. 4. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai tidak tetap yang bekerja pada Pemerintah Kota Medan termasuk pejabat lainnya yang diperbantukan/dipekerjakan pada Pemerintah Kota Medan. 5. Kode Etik Pegawai Pemerintah Kota Medan selanjutnya disebut Kode Etik, adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan Pegawai Pemerintah Kota Medan dalam melaksanakan tugas pokok serta pergaulan sehari-hari. 6. Pedoman Perilaku mencakup panduan tentang benturan kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah, kepatuhan terhadap peraturan dan pelaksanaan wewenang. 7. Pelanggaran adalah segala perbuatan dalam bentuk ucapan, tulisan dan/atau perilaku pegawai yang bertentangan dan/atau menyimpang dengan kode etik. 8. Majelis Kode Etik adalah Pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Medan yang dihunjuk oleh Walikota Medan yang bertugas memeriksa pelanggaran Kode Etik. 2

45 9. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman, tiket perjalanan, pinjaman tanpa bunga, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya, baik diterima didalam negeri maupun di luar negeri yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. BAB II KODE ETIK PEGAWAI PEMERINTAH KOTA MEDAN Pasal 2 Kode Etik Pegawai Pemerintah Kota Medan bertujuan: a. mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara; b. menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas pegawai; c. meningkatkan disiplin pegawai; d. menjamin terpeliharanya tata tertib; e. menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan iklim kerja yang kondusif; f. menciptakan dan memelihara kondisi serta perilaku yang profesional; dan g. menciptakan Tata Kelola Pemerintahan yang baik. Pasal 3 Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap Pegawai wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam implementasi nilai-nilai Pancasila, dalam berorganisasi, dalam penyelenggaraan pemerintah daerah dan terhadap diri sendiri yang diatur dalam Peraturan Walikota. Pasal 4 Kode etik dalam implementasi nilai-nilai Pancasila: a. melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing serta saling menghormati dengan pemeluk agama lain; b. saling menghormati, menghargai dan bersikap adil sesama Pegawai tanpa membedakan suku, golongan dan agama/kepercayaan; c. mengutamakan kepentingan Bangsa, Negara, dan Kota Medan diatas kepentingan golongan, kelompok dan pribadi; d. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah dibidang keamanan maupun keuangan; e. menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efisien dan efektif untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Kota Medan secara adil, makmur dan merata; dan f. tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar. Pasal 5 Kode Etik dalam Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi meliputi: a. wajib mentaati segala peraturan perundang-undangan dalam melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab; b. wajib menyimpan rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan dan hanya dapat mengemukakannya kepada dan atas perintah Pejabat yang berwenang atau kuasa peraturan perundang-undangan; c. tanggap, terbuka, jujur dan akurat serta tepat waktu dalam melaksanakan setiap kebijakan dan Program Pemerintah; d. akuntabel dalam pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, berwibawa dan bertanggungjawab; e. melaksanakan perintah kedinasan dari atasan yang berwenang secara bertanggungjawab; f. patuh dan taat terhadap operasional dan tata kerja yang telah ditetapkan pada organisasi internal; g. pimpinan Organisasi Internal secara berjenjang wajib memberikan tugas dan tanggungjawab kepada masing-masing Bidang, Subag/Seksi dan Pegawai sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan; 3

46 h. pimpinan Organisasi Internal secara berjenjang wajib membimbing dan mengarahkan bawahannya baik dalam etika bertingkah laku, pola pikir maupun dalam teknis pelaksanaan tugas kedinasan; i. pimpinan Organisasi Internal secara bertanggungjawab wajib menggendalikan, mengawasi dan mengevaluasi tugas dan tanggungjawab masing-masing Bidang, Subag/Seksi dan Pimpinan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan; j. pimpinan Organisasi Internal berkoordinasi dengan Pimpinan Organisasi lainnya dalam pelaksanaan tugas kedinasan yang mempunyai kaitan satu dengan lainnya; k. memiliki integritas, dedikasi dan semangat pengabdian yang tinggi kepada satuan organisasinya serta dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya; l. membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja satuan organisasi; m. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karir; n. dilarang melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau orang lain didalam maupun diluar lingkungan kerjanya dengan tujuan keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain; o. menjalin kerjasama yang baik antara sesama Pegawai dalam Lingkungan internal untuk mencapai hasil kerja yang baik; p. profesional serta senantiasa berinisiatif untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan untuk kesuksesan pelaksanaan tugas kedinasan; q. bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat serta bertanggungjawab untuk kepentingan Pemerintah; r. melayani masyarakat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya secara sopan, ramah dan tidak diskriminatif; dan s. atasan memberikan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi, sesuai dengan batas kewenangannya. Pasal 6 Kode Etik Disiplin Masuk Kerja dan Ketaatan atas Ketentuan Jam Kerja meliputi: a. wajib Apel Pagi dan Apel Sore sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan; b. wajib berada pada tempat kerja selama jam kerja, kecuali ada perintah tugas kedinasan dari atasan, jam istirahat siang dan waktu beribadah; c. bagi pegawai yang tidak dapat hadir karena sakit, urusan keluarga dan alasan-alasan lainnya yang wajar dan dapat diterima akal sehat, wajib memberitahukan secara tertulis kepada satuan organisasinya dan memberitahukan secara lisan kepada atasan langsungnya; d. atasan langsung secara berjenjang wajib memberikan hukuman kepada bawahan yang melanggar disiplin dan ketentuan jam kerja. Pasal 7 Kode Etik dalam Berpenampilan, Berpakaian dan Berkomunikasi meliputi a. Mengimplementasikan norma-norma agama dan kesusilaan; b. Adil, Jujur dan terbuka serta bertanggungjawab; c. Senantiasa menjaga situasi lingkungan kerja yang bersih, rapi, aman dan nyaman; d. Berpenampilan pola hidup sederhana e. Berpakaian rapi, sopan dan bersih dan berpenampilan menarik; f. Berpakaian dinas selama jam kerja sesuai dengan ketentuan; g. Dilarang berpakaian dinas diluar tugas kedinasan; h. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan; i. Dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan disampaikan dengan bahasa yang sopan dan santun serta mudah dimengerti; j. Dalam pelaksanaan tugas kedinasan baik didalam maupun diluar kantor, atasan wajib mengayomi bawahan, dan bawahan menghormati atasan; k. Atasan dalam memberi perintah lisan maupun dalam memberi nasihat dan atau hukuman secara teguran lisan wajib dilakukan secara santun. Pasal 8 Kode Etik dalam Hal Perilaku Individu, Penyelenggara Pemerintah Daerah meliputi: a. Menjunjung tinggi hukum, moral, memiliki harga diri dan disiplin yang tinggi; b. Menjaga integritas pribadi dan komitmen untuk menjaga citra dan reputasi birokrasi; c. Mengedepankan hati nurani dalam pelaksanaan pertanggungjawaban publik; 4

47 d. Mencegah praktik diskriminasi dan menghindari pelecehan terhadap harga diri dan kondisi fisik; dan e. Menghindarkan diri dari segala bentuk benturan kepentingan dan KKN. Pasal 9 Kode Etik dalam bermasyarakat meliputi: a. mewujudkan pola hidup sederhana; b. memberikan pelayanan dengan empati hormat dan santun tanpa pamrih dan tanpa unsur pemaksaan; c. memberikan pelayanan secara cepat, tepal, terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif; d. tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat; berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan tugas. Pasal 10 Kode Etik dalam Hal Perlindungan terhadap Aset Pemerintah Daerah meliputi: a. Selalu memelihara dan melindungi aset milik pemerintah daerah dan tidak menggunakannya untuk kepentingan pribadi, kepentingan politik dan kepentingan lain yang bertentangan dengan kepentingan Pemerintah Daerah; b. Selalu menjaga hak intelektual milik daerah dan mendedikasikan kompetensi yang dimilikinya untuk kepentingan daerah; c. Melindungi informasi yang bersifat rahasia dan mencegahnya dari kehilangan, penyalahgunaan, kebocoran dan pencurian; dan d. Menyelenggarakan pengelolaan aset daerah secara akurat dan lengkap yang ada dalam pengawasannya berdasarkan sistem akuntansi aset daerah. Pasal 11 Kode Etik dalam Hal Penyelenggaraan Pemerintah Daerah meliputi: a. Mengutamakan kepentingan umum dan negara serta menerapkan prinsip profesionalisme, adil dan selalu beritikad baik, mencegah terjadinya KKN dan citra negatif, dan berpandangan jauh kedepan; dan b. Menghindari berhubungan, berkomunikasi dan berinteraksi dengan pihak lain sepanjang diatur tidak diperbolehkan serta berpotensi bertentangan dengan disiplin sebagai Pegawai Pemerintah Kota Medan. Pasal 12 Kode Etik terhadap sesama Pegawai Negeri Sipil: a. saling menghormati sesama warga negara yang memeluk agama/kepercayaan yang berlainan; b. memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama Pegawai Negeri Sipil; c. saling menghormati antara teman sejawat, baik secara vertikal maupun horizontal dalam suatu unit kerja, instansi, maupun antar instansi; d. menghargai perbedaan pendapat; e. menjunjung tinggi harkat dan martabat Pegawai Negeri Sipil; f. menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama Pegawai Negeri Sipil; g. berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai Republik Indonesia yang menjamin terwujudnya solidaritas dan soliditas semua Pegawai Negeri Sipil dalam memperjuangkan hak-haknya. Pasal 13 Kode Etik dalam Hal Kepentingan Pribadi meliputi: a. Tidak menggunakan waktu, fasilitas, sumber daya dan peralatan pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi; b. Tidak menggunakan akses, pengetahuan dan jabatannya untuk hal-hal yang merugikan pemerintah daerah dan yang dilarang secara etis; dan c. Tidak menjadi rekanan dari lembaga daerah, baik langsung maupun tidak langsung sepanjang dilarang menurut peraturan perundang-undangan. 5

48 Pasal 14 Etika terhadap sesama Pegawai: a. saling menghormati sesama warga negara yang memeluk agama/kepercayaan yang berlainan; b. memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama; c. saling menghormati antara teman sejawat, baik secara vertikal maupun horizontal dalam suatu unit kerja, instansi, maupun antar instansi; d. menghargai perbedaan pendapat; e. menjunjung tinggi harkat dan martabat Pegawai; f. menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama Pegawai; dan g. berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai Republik Indonesia yang menjamin terwujudnya solidaritas dan soliditas semua Pegawai dalam memperjuangkan hak-haknya. BAB III PEDOMAN PERILAKU Pasal 15 Pegawai Pemerintah Kota Medan wajib melaksanakan nilai-nilai dasar pribadi (basic individual values) sebagai berikut: a. integritas, bersikap, berprilaku dan bertindak jujur terhadap diri sendiri dan lingkungan, objektif terhadap permasalahan, memiliki komitmen terhadap visi dan misi, konsisten dalam bersikap dan bertindak, berani dan tegas dalam mengambil keputusan dan resiko kerja, disiplin dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan amanah; b. profesionalisme, berpengetahuan luas, berketrampilan yang tinggi sehingga mampu bekerja sesuai dengan kompetensi, mandiri tanpa intervensi pihak lain, konsisten dan bersungguhsungguh dalam menjalankan tugas; c. inovasi, kaya akan ide-ide baru dan selalu meningkatkan kemampuan dalam pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; d. transparansi, setiap pelaksanaan tugas dapat terukur dan dapat dipertanggungjawabkan serta senantiasa dievaluasi secara berkala dan terbuka untuk semua stakeholder Pemerintah Kota Medan; e. produktivitas, mampu bekerja keras dengan orientasi hasil kerja yang sistematis, terarah dan berkualitas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia secara efektif dan efisiensi serta dapat dipertanggungjawabkan; f. religiusitas, berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang dilakukan berada dibawah pengawasan Sang Pencipta, tekun melaksanakan ajaran agama, mengawali setiap tindakan selalau didasari niat ibadah sehingga apa yang dilakukan harus selalu lebih baik dari yang kemarin; g. kepemimpinan, berani menjadi pelopor dan penggerak perubahan dalam pemberantasan korupsi, dapat dipercaya untuk mencapai kinerja yang melebihi harapan. Pasal 16 Dalam tingkah laku pegawai wajib: a. menjaga nama baik dan martabat pegawai, baik di dalam maupun di luar kedinasan; b. harus mempunyai sifat kepemimpinan; c. memelihara jiwa korps pegawai; d. memberi contoh teladan di lingkungan masyarakat dan kedinasan; e. dilarang mengunjungi tempat-tempat yang dapat merendahkan harkat dan martabat Pegawai; f. tidak sombong dan tidak mau menang sendiri; g. hidup sederhana; h. menjaga keluarga dari perbuatan-perbuatan tercela, sesuai norma-norma yang berlaku di masyarakat; dan i. menjaga ketentraman dan keutuhan keluarga. Pasal 17 Dalam pemberian dan penerimaan hadiah, Pegawai: a. tidak diperkenankan meminta atau menerima sesuatu, baik langsung maupun tidak langsung, baik dalam bentuk hadiah atau jasa berupa uang, natura, maupun bentuk lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan; 6

49 b. tidak diperkenankan memberi sesuatu, baik langsung maupun tidak langsung, baik dalam bentuk hadiah atau jasa berupa uang, natura, maupun bentuk lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan; dan c. dalam situasi penyelenggara pemerintah daerah telah menerima kemudahan ataupun menerima sesuatu oleh karena jabatannya sebagai penyelenggara pemerintah daerah, harus melaporkannya kepada pihak yang berwenang untuk menangani masalah tersebut di masingmasing institusi, ataupun kepada lembaga yang telah dibentuk dan dihunjuk oleh negara. Pasal 18 Dalam pelaksanaan kewenangan, Pegawai: a. harus melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajibannya dengan perpedoman pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; dan b. tidak diperkenankan menyalahgunakan tugas, wewenang dan kewajibannya untuk kepentingan pribadi, keluarga, kroni, kelompok, golongan atau afiliasi lainnya. Pasal 19 Dalam kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, Pegawai; a. memahami dengan baik peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya; b. melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan fungsi dan tugasnya seecara efisien, efektif dan konsisten; dan c. tidak diperkenankan menyalahgunakan peraturan perundang-undangan untuk kepentingan pribadi, keluarga, kroni, kelompok, golongan atau afiliasi lainnya. Pasal 20 Jika terjadi benturan kepentingan, penyelenggara Pemerintah Daerah: a. dilarang memegang jabatan lain yang dapat menimbulkan potensi terjadinya benturan kepentingan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan aturan etika; b. membuat pernyataan tertulis pada awal masa jabatannya atau dalam masa jabatannya tentang kepentingan dalam kegiatan diluar tugasnya sebagai penyelenggara negara, kepemilikan saham pada perusahaan dan kepemilikan aset serta kepentingan keuangan lainnya dari penyelenggara negara yang bersangkutan serta suami/isteri beserta anaknya yang berpotensi melanggar norma-norma hukum dan etik; c. tidak diperkenankan untuk turut serta, secara langsung atau tidak langsung, dalam pembahasan dan pengambilan mengenai masalah yang terindikasi ada perbenturan kepentingan pribadi penyelenggara pemerintah daerah yang bersangkutan; d. tidak diperkenankan menyalahgunakan informasi maupun sumberdaya milik pemerintah daerah untuk kepentingan sebagai penyelenggara pemerintah daerah, dan menerima sesuatu dari pihak manapun yang dapat berpengaruh kepada kinerjanya; e. tidak diperkenankan menggunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi, keluarga, kroni, kelompok, golongan atau afiliasi lainnya; dan f. membuat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan dan telah melaksanakan pedoman perilaku yang ditetapkan. BAB IV KODE ETIK KHUSUS SKPD Pasal 21 (1) Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah menetapkan kode etik khusus SKPD. (2) Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan berdasarkan karakteristik masingmasing SKPD. Pasal 22 Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) tidak boleh bertentangan dengan kode etik sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota ini. 7

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pegawai Negri Sipil yang kuat,

Lebih terperinci

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL. B A B I KETENTUAN UMUM

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL. B A B I KETENTUAN UMUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pegawai Negri Sipil yang kuat,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MEDAN

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MEDAN PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN DEMAK

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN DEMAK BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 13 Peraturan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/M-DAG/PER/3/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.271, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Kode Etik. PNS. Kementerian. Hukum. HAM. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-07.KP.05.02

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 SALINAN WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In No.1421, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Kode Etik Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.345, 2012 KEMENTERIAN KESEHATAN. Kode Etik. Pegawai Negeri Sipil. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 008 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.926, 2013 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Kode Etik. PNS. Pembinaan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - DRAFTED 01082016 SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Norma Dasar Pribadi Setiap Pelayan Publik dan Penyelenggara Pelayanan Publik wajib menganut, membina, mengembangkan, dan menjunjung tinggi norma dasar pribadi sebagai berikut:

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 85 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Kode Etik PNS. Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil adalah pernyataan kesanggupan untuk melakukan suatu keharusan atau tidak melakukan suatu larangan.

Kode Etik PNS. Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil adalah pernyataan kesanggupan untuk melakukan suatu keharusan atau tidak melakukan suatu larangan. Kode Etik PNS Sebagai unsur aparatur Negara dan abdi masyarakat Pegawai Negeri Sipil memiliki akhlak dan budi pekerti yang tidak tercela, yang berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Pegawai Negeri Sipil yang kuat,

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN KARANGASEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.156, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kode Etik. Disiplin Kerja. PNS PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

SOSIALISASI KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB.BANTUL

SOSIALISASI KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB.BANTUL SOSIALISASI KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB.BANTUL INSPEKTORAT KAB.BANTUL PENGERTIAN Kode Etik Pegawai Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah pedoman

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KODE ETIK PEGAWAI

Lebih terperinci

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg No.1160, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Kode Etik PNS. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 9 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 9 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 9 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUKU KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BAPPEDA KABUPATEN BOYOLALI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013

BUKU KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BAPPEDA KABUPATEN BOYOLALI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013 2 BUKU KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BAPPEDA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 iv i v KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas perkenannya, kita dapat

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 800-376 Tahun 2011 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DITJEN KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.465, 2017 BPOM. Kode Etik. Kode Perilaku ASN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN

Lebih terperinci

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KOOE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem No.449, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kode Etik. Prinsip. Sanksi. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1423. 2015 KEMENLU. Kode Etik. Pegawai. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1094, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Kode Etik. Pegawai Negeri Sipil. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembar

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembar No.250, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENK0-KEMARITIMAN. Kode Etik PNS. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 11 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK DAN PERILAKU APARATUR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 800/125/SK/SET-1/DLH

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 800/125/SK/SET-1/DLH PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DINAS LINGKUNGAN HIDUP Alamat : Jln. Dharma Praja No. 3 Gunung Tinggi Telp / Fax. 0518 6076050 http: //www.dislh.tanahbumbukab.go.id Email : DLH.tanbu@gmail.com Batulicin

Lebih terperinci

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL REPUBLIK INDONESIA

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL REPUBLIK INDONESIA MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA MATA PELAJARAN: PEMBINAAN JIWA KORPS

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.263, 2015 LIPI. Pegawai. Kode Etik. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Sumatera

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Sumatera i KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR: 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 TENTANG KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Negeri Makassar Dokumen

Lebih terperinci

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara No.1352, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Kode Etik Pegawai. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 1. Karyawan adalah setiap pegawai IKIP Veteran Semarang baik sebagai tenaga administrasi maupun tenaga penunjang.

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.513, 2011 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Kode Etik. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kesadaran Pegawai

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot No.1733, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Kode Etik. Penegakan. PERATURAN BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DAN TATA CARA PENEGAKAN KODE

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH KODE ETIK DOSEN KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 Akademi Keperawatan (AKPER) HKBP Balige adalah perguruan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2017 SERI : PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN PERILAKU PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Negeri Makassar Dokumen

Lebih terperinci

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID KEPUTUSAN KETUA STT NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO NOMOR : NJ-T06/0204/A.1.1/08-2011 TENTANG PEDOMAN ETIKA DOSEN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL

Lebih terperinci

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1507, 2017 KEMENKUMHAM. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG KODE

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP.05.02 TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR : 445.2/185/RSUD.KLU/IV/2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP.05.02 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG TATA NILAI, BUDAYA KERJA,

Lebih terperinci

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas No.605, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Kode Etik. Pegawai Pemasyarakatan. Majelis Kehormatan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : / 4078 / 2015

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : / 4078 / 2015 PEMERINTAH DINAS Jalan Pahlawan No. 4, Telepon. (024) 8311708, 8311705, 8419826, 8417601, Fax. 8311707, 8451700 SEMARANG - 50241 KEPUTUSAN KEPALA DINAS NOMOR : 821.05 / 4078 / 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI

Lebih terperinci

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1179/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Sumatera

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1179/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Sumatera i KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR: 1179/H5.1.R/SK/SDM/2008 TENTANG KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN DOSEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.1

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.1 MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN TENAGA

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA SALINAN PERATURAN NOMOR : PER 04/1VIBU/2012 TENTANG KODE ETIK APARATUR KEMENTERIAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan aparatur Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang bersih, berwibawa, dan

Lebih terperinci

KODE ETIK PNS TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ANDALAS SK REKTOR NOMOR : 24 TAHUN 2012)

KODE ETIK PNS TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ANDALAS SK REKTOR NOMOR : 24 TAHUN 2012) KODE ETIK PNS TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ANDALAS SK REKTOR NOMOR : 24 TAHUN 2012) UNIVERSITAS ANDALAS PADANG OKTOBER, 2012 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR 24 TAHUN 20I2 TENTANG KODE ETIK

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTUR

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencapai tujuan Ombudsman, para

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1647, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. Kode Etik. PNS. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DENGAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU APARATUR SIPIL NEGARA BADAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH NOMOR : 800/ /203 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SALATIGA

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH NOMOR : 800/ /203 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jalan Pemuda Nomor 2 Salatiga Kode Pos 50711 Telp. (0298) 325615 Fax (0298) 325615 Website www.bkd.salatigakota.go.id Email bkd@salatigakota.go.id PERATURAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 Tentang KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Menimbang : a. bahwa Universitas Baiturrahmah

Lebih terperinci

No. Dok. : PD II/DI/004/AKBID YLPP KODE ETIK PEGAWAI AKADEMI KEBIDANAN YLPP PURWOKERTO JL. K.H. WAHID HASYIM NO. 274 A PURWOKERTO

No. Dok. : PD II/DI/004/AKBID YLPP KODE ETIK PEGAWAI AKADEMI KEBIDANAN YLPP PURWOKERTO JL. K.H. WAHID HASYIM NO. 274 A PURWOKERTO No. Dok. : PD II/DI/004/AKBID YLPP KODE ETIK PEGAWAI AKADEMI KEBIDANAN YLPP PURWOKERTO JL. K.H. WAHID HASYIM NO. 274 A PURWOKERTO Halaman 1 dari 15 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEBIDANAN YLPP PURWOKERTO

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N

P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N INSPEKTORAT Jl. Letjend Panjaitan No.17 Madiun, Kode Pos 63137 Jawa Timur Telepon ( 0351 ) 458322 Faximili (0351) 458322 e-mail: inspektorat@madiunkota.go.id KEPUTUSAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

9. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat Kementerian. BAB II TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

9. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat Kementerian. BAB II TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 DRAFT RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 76/MEN/SJ/2009 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 76/MEN/SJ/2009 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 76/MEN/SJ/200 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2013 TENT ANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2013 TENT ANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2013 TENT ANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

JAKARTA KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGBMBANGAN KBHUTANAN PER,ATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

JAKARTA KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGBMBANGAN KBHUTANAN PER,ATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGBMBANGAN KBHUTANAN JAKARTA PER,ATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN NOMOR I Pl/ulrl-sE\ l2ot1 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.422, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BMKG. Kode Etika. PNS. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

PERATURAN WALI KOTA BONTANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BONTANG

PERATURAN WALI KOTA BONTANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BONTANG PERATURAN WALI KOTA BONTANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BONTANG WALIKOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN, KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN NOMOR : /IJ-DAG/KEP/01/2017 TENTANG KODE ETIK AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA Nomor : 104/SK/2013 Tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA SAMARINDA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN NOMOR : PER.068/DJ-P2HP/2011 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK AUDITOR DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, SEKRETARIS

Lebih terperinci

PEDOMAN PENINGKATAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

PEDOMAN PENINGKATAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 29/PMK.01/2007 PEDOMAN PENINGKATAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN Menimbang MENTERI KEUANGAN, : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dan

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018 TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018 DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci