B.IV PERKEMBANGAN SAKIP/LAKIP DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "B.IV PERKEMBANGAN SAKIP/LAKIP DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA"

Transkripsi

1 B.IV PERKEMBANGAN SAKIP/LAKIP DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA DEPARTEMEN AGAMA RI SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA TAHUN 2007

2 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk dan rahmat-nya buku Perkembangan SAKIP/LAKIP di lingkungan Departemen Agama dapat disusun dan diterbitkan. Buku ini disusun dan diterbitkan sebagai realisasi kegiatan Biro Organisasi dan Tatalaksana Tahun 2007 dan dimaksudkan agar seluruh pejabat di lingkungan Departemen Agama mengetahui perkembangan SAKIP/LAKIP di lingkungan Departemen Agama dan dapat melaksanakan Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2006 dan Instruksi Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2006 secara utuh dan menyeluruh. Sangat disadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas upaya dan jerih payahnya yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran sehingga buku ini dapat disusun dan diterbitkan. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi seluruh pejabat di lingkungan Departemen Agama. Jakarta, Februari 2007 Kepala Biro Organisasi dan Tatalaksana H. Muhammad Irfan NIP C:\Fjr\KMA\06\Perkembangan\Ver Zai i

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 2 C. Tujuan... 2 BAB II PERKEMBANGAN SAKIP / LAKIP DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA A. Kondisi Sekarang... 3 B. Kondisi yang Diharapkan... 9 C. Kebijakan Pimpinan Departemen Agama D. Langkah-Langkah yang Sudah Ditempuh E. Strateji Pencapaian Akuntabilitas F. Kendala G. Solusi BAB III PENUTUP C:\Fjr\KMA\06\Perkembangan\Ver Zai ii

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan dan didasarkan pada TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dalam pasal 3 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa asas-asas umum penyelenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggara negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas. Dalam penjelasan mengenai pasal tersebut, dirumuskan bahwa asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka itu, pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Inpres tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggunjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan stratejik yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing, lembaga-lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 telah ditetapkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 589/IX/6/Y/99 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang telah ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 489 Tahun 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama. Sesuai dengan dinamika perkembangan yang terjadi Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 589/IX/6/Y/99 telah disempurnakan dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang telah ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 507 Tahun 2003, dan disempurnakan kembali dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama.

5 Agar para pejabat mengetahui perkembangan SAKIP/LAKIP di lingkungan Departemen Agama, perlu menyusun dan menerbitkan Buku Perkembangan SAKIP/LAKIP di lingkungan Departemen Agama. B. Dasar Hukum 1. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 2. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 3. Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota (disempurnakan); 4. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama; 5. Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama; 6. Instruksi Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama. C. Tujuan Agar seluruh pejabat mengetahui perkembangan SAKIP/LAKIP di lingkungan Departemen Agama dan dapat melaksanakan Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2006 dan Instruksi Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2006 secara utuh dan menyeluruh. C:\Fjr\KMA\06\Perkembangan\Ver Zai 2

6 BAB II PERKEMBANGAN SAKIP/LAKIP DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA A. Kondisi Sekarang 1. Belum semua satuan organisasi/kerja di lingkungan Departemen Agama dapat melaporkan akuntabilitas kinerja sesuai dengan aturan yang berlaku ; 2. Beberapa satuan organisasi kerja masih dalam taraf memahami petunjuk pelaksanaan tentang penyusunan LAKIP, meski sampai saat ini masih terus dilakukan pembinaan dan bimbingan bagi Pejabat Pusat dan Daerah untuk dapat memahami dan menyusun serta menyampaikan LAKIP dari masing-masing unit satuan kerja mulai dari KUA, MIN sampai dengan eselon I Pusat/Daerah; 3. Adanya perubahan dan perkembangan kebijakan pemerintah perlu penyesuaian kebijakan akuntabilitas kinerja di lingkungan Departemen Agama; 4. Upaya dan kebijakan pimpinan agar seluruh satuan organisasi/kerja di lingkungan Departemen Agama dalam melaksanakan tugasnya senantiasa berorientasi pada SAKIP sebagaimana Instruksi Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2006, inipun belum terwujud; 5. Penyusunan SAKIP/LAKIP sebahagian besar belum dilakukan secara bersama dan menyeluruh; 6. Meskipun sejak ditetapkan Keputusan Menteri Agama Nomor 507 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama telah ditempuh berbagai langkah agar satuan organisasi/kerja dapat menyusun dan menyampaikan LAKIP, namun transparansi, partisipasi dan Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Departemen Agama sampai saat ini masih jauh dari harapan. Hal ini dapat dilihat dari hasil Rapat Kerja Pejabat Departemen Agama Pusat dan Daerah sebagai berikut : a. Tahun ) Pada Rapat Kerja Pejabat Departemen Agama Pusat dan Daerah yang dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober sampai dengan 1 Nopember 2001 dalam rangka mengevaluasi tentang keberhasilan dan kelemahan pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan, untuk pertama kali digunakan instrumen LAKIP dengan hasil sebagai berikut : a) Dari 8 unit kerja eselon I Departemen Agama Pusat, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 6 unit (75,00%). Dari jumlah tersebut yang dapat dievaluasi 5 unit, sedangkan 1 unit lainnya tidak dapat dievaluasi karena tidak dilengkapi dengan nilai capaian kegiatan. Hasil evaluasi atas laporan dari 5 unit sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja dari 55 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 90,06%; (2) Evaluasi Kinerja dari 114 program, nilai capaian rata-rata sebesar 91,72%; (3) Evaluasi Kinerja dari 352 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 89,13%. C:\Fjr\KMA\06\Perkembangan\Ver Zai 3

7 b) Dari 14 IAIN, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 8 IAIN (57,14%). Sedangkan 6 IAIN lainnya tidak dapat dievaluasi karena tidak dilengkapi dengan Evaluasi Kinerja Kegiatan, Program dan Kebijakan (EK-1, EK-2, EK-3). Hasil evaluasi atas laporan dari 8 IAIN sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja dari 66 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 44,75%; (2) Evaluasi Kinerja dari 193 program, nilai capaian rata-rata sebesar 44,33%; (3) Evaluasi Kinerja dari 403 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 47,64%. c) Dari 39 Sekolah Tinggi Agama Negeri, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 24 Sekolah Tinggi Agama Negeri (61,54%). Dari jumlah tersebut yang dapat dievaluasi sebanyak 15 (62,50%), sedangkan 14 Sekolah Tinggi Agama Negeri lainnya tidak dapat dievaluasi karena tidak dilengkapi dengan Evaluasi Kinerja Kegiatan, Program dan Kebijakan (EK-1, EK-2, EK-3). Hasil evaluasi atas laporan dari 15 Sekolah Tinggi Agama Negeri sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja dari 93 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 65,90%; (2) Evaluasi Kinerja dari 141 program, nilai capaian rata-rata sebesar 71,22%; (3) Evaluasi Kinerja dari 224 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 75,25%. d) Dari 27 Kanwil Departemen Agama Propinsi, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 20 Kanwil Departemen Agama Propinsi (74,00%). Dari jumlah tersebut yang dapat dievaluasi sebanyak 17 (85,00%), sedangkan 3 Kanwil Departemen Agama Propinsi lainnya tidak dapat dievaluasi karena tidak dilengkapi dengan Evaluasi Kinerja Kegiatan, Program dan Kebijakan (EK-1, EK-2, EK-3). Hasil evaluasi atas laporan dari 17 Kanwil Departemen Agama Propinsi sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja dari 128 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 67,81%; (2) Evaluasi Kinerja dari 222 program, nilai capaian rata-rata sebesar 74,99%; (3) Evaluasi Kinerja dari 655 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 71,01%. e) Dari 25 Pengadilan Tinggi Agama, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 23 Pengadilan Tinggi Agama (92,00%). Dari jumlah tersebut yang dapat dievaluasi sebanyak 19 (82,61%), sedangkan 4 Pengadilan Tinggi Agama lainnya tidak dapat dievaluasi karena tidak dilengkapi dengan Evaluasi Kinerja Kegiatan, Program dan Kebijakan (EK-1, EK-2, EK-3). Hasil evaluasi atas laporan dari 19 Pengadilan Tinggi Agama sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja dari 109 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 47,44%; (2) Evaluasi Kinerja dari 115 program, nilai capaian rata-rata sebesar 62,95%; (3) Evaluasi Kinerja dari 279 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 60,72%. C:\Fjr\KMA\06\Perkembangan\Ver Zai 4

8 b. Tahun ) Pada Rapat Kerja Pejabat Departemen Agama Pusat dan Daerah yang dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober sampai dengan 1 Nopember 2002 dalam rangka mengevaluasi tentang keberhasilan dan kelemahan pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan, untuk yang kedua kalinya digunakan instrumen LAKIP dengan hasil sebagai berikut: a) Dari 8 unit kerja eselon I Departemen Agama Pusat, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 8 unit (100,00%). Hasil evaluasi atas laporan dari 8 unit sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja dari 76 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 87,50%; (2) Evaluasi Kinerja dari 136 program, nilai capaian rata-rata sebesar 82,40%; (3) Evaluasi Kinerja dari 919 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 87,20%. b) Dari 14 IAIN/UIN, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 12 IAIN/UIN (85,71%). Dari jumlah tersebut yang dapat dievaluasi sebanyak 5 (41,66%), Sedangkan 7 IAIN/UIN lainnya tidak dapat dievaluasi karena tidak dilengkapi dengan Evaluasi Kinerja Kegiatan, Program dan Kebijakan (EK-1, EK-2, EK-3). Hasil evaluasi atas laporan dari 5 IAIN/UIN sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja dari 81 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 86,76%; (2) Evaluasi Kinerja dari 113 program, nilai capaian rata-rata sebesar 81,85%; (3) Evaluasi Kinerja dari 277 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 84,82%. c) Dari 39 Sekolah Tinggi Agama Negeri, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 30 Sekolah Tinggi Agama Negeri (76,92%). Dari jumlah tersebut yang dapat dievaluasi sebanyak 8 (26,66%), sedangkan 22 Sekolah Tinggi Agama Negeri lainnya tidak dapat dievaluasi karena tidak dilengkapi dengan Evaluasi Kinerja Kegiatan, Program dan Kebijakan (EK-1, EK-2, EK-3). Hasil evaluasi atas laporan dari 8 Sekolah Tinggi Agama Negeri sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja dari 102 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 77,65%; (2) Evaluasi Kinerja dari 155 program, nilai capaian rata-rata sebesar 79,24%; (3) Evaluasi Kinerja dari 285 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 81,25%. d) Dari 30 Kanwil Departemen Agama Propinsi, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 27 Kanwil Departemen Agama Propinsi (90,00%). Dari jumlah tersebut yang dapat dievaluasi sebanyak 20 (74,07%), sedangkan 7 Kanwil Departemen Agama Propinsi lainnya tidak dapat dievaluasi karena tidak dilengkapi dengan Evaluasi Kinerja Kegiatan, Program dan Kebijakan (EK-1, EK-2, EK-3). Hasil evaluasi atas laporan dari 20 Kanwil Departemen Agama Propinsi sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja dari 112 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 85,28%; (2) Evaluasi Kinerja dari 239 program, nilai capaian rata-rata sebesar 85,72%; (3) Evaluasi Kinerja dari kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 85,68%. C:\Fjr\KMA\06\Perkembangan\Ver Zai 5

9 e) Dari 25 Pengadilan Tinggi Agama, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 25 Pengadilan Tinggi Agama (100,00%). Dari jumlah tersebut yang dapat dievaluasi sebanyak 12 (48,00%), sedangkan 13 Pengadilan Tinggi Agama lainnya tidak sapat dievaluasi karena tidak dilengkapi dengan Evaluasi Kinerja Kegiatan, Program dan Kebijakan (EK-1, EK-2, EK-3). Hasil evaluasi atas laporan dari 12 Pengadilan Tinggi Agama sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja dari 75 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 84,58%; (2) Evaluasi Kinerja dari 123 program, nilai capaian rata-rata sebesar 84,36%; (3) Evaluasi Kinerja dari 429 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 86,00%. 2) Selain pada saat Rapat Kerja, pada bulan April 2002 Sekeretariat Jenderal c.q. Biro Organisasi dan Tatalaksana juga mengevaluasi LAKIP satuan organisasi/kerja dengan hasil sebagai berikut : a) Dari 8 unit kerja eselon I Departemen Agama Pusat, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 8 unit (100,00%). Dari jumlah tersebut yang dapat dievaluasi 8 unit. Hasil evaluasi atas laporan dari 8 unit sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja dari 246 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 86,00%; (2) Evaluasi Kinerja dari 497 program, nilai capaian rata-rata sebesar 80,00%; (3) Evaluasi Kinerja dari 975 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 85,00%. b) Dari 14 IAIN, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 4 IAIN (28,57%). Dari jumlah tersebut yang dapat dievaluasi sebanyak 3 (75,00%), sedangkan 1 IAIN lainnya tidak dapat dievaluasi karena LAKIP IAIN tersebut tidak sesuai dengan KMA Nomor 489 Tahun Hasil evaluasi atas laporan dari 3 IAIN sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja dari 10 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 90,00%; (2) Evaluasi Kinerja dari 42 program, nilai capaian rata-rata sebesar 97,00%; (3) Evaluasi Kinerja dari 106 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 95,00%. c) Dari 39 Sekolah Tinggi Agama Negeri, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 13 Sekolah Tinggi Agama Negeri (33,33%). Dari jumlah tersebut yang dapat dievaluasi sebanyak 12 (92,30%), sedangkan 1 Sekolah Tinggi Agama Negeri lainnya tidak dapat dievaluasi karena LAKIP Sekolah Tinggi Agama Negeri tersebut tidak sesuai dengan KMA Nomor 489 Tahun Hasil evaluasi atas laporan dari 12 Sekolah Tinggi Agama Negeri sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja dari 74 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 83,00%; (2) Evaluasi Kinerja dari 107 program, nilai capaian rata-rata sebesar 80,00%; (3) Evaluasi Kinerja dari 195 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 81,00%. C:\Fjr\KMA\06\Perkembangan\Ver Zai 6

10 d) Dari 30 Kanwil Departemen Agama Propinsi, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 23 Kanwil Departemen Agama Propinsi (76,66%). Dari jumlah tersebut yang dapat dievaluasi sebanyak 11 (47,82%), sedangkan 12 Kanwil Departemen Agama Propinsi lainnya tidak dapat dievaluasi karena LAKIP Kanwil Departemen Agama Propinsi tersebut tidak sesuai dengan KMA Nomor 489 Tahun Hasil evaluasi atas laporan dari 11 Kanwil Departemen Agama Propinsi sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja dari 50 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 85,00%; (2) Evaluasi Kinerja dari 190 program, nilai capaian rata-rata sebesar 87,00%; (3) Evaluasi Kinerja dari 425 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 89,00%. e) Dari 25 Pengadilan Tinggi Agama, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 17 Pengadilan Tinggi Agama (68,00%). Dari jumlah tersebut yang dapat dievaluasi sebanyak 15 (88,23%), sedangkan 2 Pengadilan Tinggi Agama lainnya tidak dapat dievaluasi karena tidak sesuai dengan KMA Nomor 489 Tahun Hasil evaluasi atas laporan dari 15 Pengadilan Tinggi Agama sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja dari 57 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 85,00%; (2) Evaluasi Kinerja dari 97 program, nilai capaian rata-rata sebesar 85,00%; (3) Evaluasi Kinerja dari 315 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 90,00%. c. Tahun ) Pada tahun ini Rapat Kerja Pejabat Departemen Agama Pusat dan Daerah tidak dapat diselenggarakan sehubungan telah dikeluarkannya Keputusan Menteri Agama Nomor 488 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Rapat Dinas di lingkungan Departemen Agama, dimana salah satu babnya mengatur tentang Rapat Kerja, namun Sekretariat Jenderal c.q. Biro Organisasi dan Tatalaksana telah mengevaluasi LAKIP satuan organisasi/kerja dengan hasil sebagai berikut : a) Dari 8 unit kerja eselon I Departemen Agama Pusat, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 8 unit (100,00%). Hasil evaluasi atas laporan dari 8 unit sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja 975 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 85,00%; (2) Evaluasi Kinerja 497 program, nilai capaian rata-rata sebesar 80,00%; (3) Evaluasi Kinerja 246 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 86,00%. b) Dari 30 Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 22, dengan hasil sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja 425 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 89,00%; (2) Evaluasi Kinerja 190 program, nilai capaian rata-rata sebesar 87,00%; (3) Evaluasi Kinerja 50 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 85,00%. C:\Fjr\KMA\06\Perkembangan\Ver Zai 7

11 c) Dari 25 Pengadilan Tinggi Agama yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 21, dengan hasil sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja 315 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 90,00%; (2) Evaluasi Kinerja 97 program, nilai capaian rata-rata sebesar 85,00%; (3) Evaluasi Kinerja 57 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 85,00%. d) Dari 13 IAIN dan 1 UIN, yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 11, dengan hasil sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja 106 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 95,00%; (2) Evaluasi Kinerja 42 program, nilai capaian rata-rata sebesar 97,00%; (3) Evaluasi Kinerja 10 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 90,00%. e) Dari 33 STAIN yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 26, dengan hasil sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja 193 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 81,00%; (2) Evaluasi Kinerja 106 program, nilai capaian rata-rata sebesar 80,00%; (3) Evaluasi Kinerja 72 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 83,00%. f) Dari 3 STAKN yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 2. g) Dari 3 STAHN yang telah menyampaikan LAKIP sebanyak 3, dengan hasil sebagai berikut : (1) Evaluasi Kinerja 2 kegiatan, nilai capaian rata-rata sebesar 81,00%; (2) Evaluasi Kinerja 1 program, nilai capaian rata-rata sebesar 64,00%; (3) Evaluasi Kinerja 2 kebijakan, nilai capaian rata-rata sebesar 26,00%. Hasil evaluasi Sekretariat Jenderal c.q. Biro Organisasi dan Tatalaksana sampai dengan akhir Maret 2003 dari 123 yang harus menyampaikan LAKIP baru 60 satuan organisasi/kerja yang menyampaikan LAKIP-nya. d. Tahun 2004 Pada Rapat Kerja Pejabat Departemen Agama Pusat dan Daerah tahun 2004 LAKIP satuan organisasi/kerja telah dievaluasi dengan hasil bahwa secara umum LAKIP yang telah sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 507 tahun 2003 sebesar 31,45% dan yang belum/tidak sesuai sebesar 68,55% dengan rincian sebagai berikut : 1) Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Dari 19 LAKIP yang diterima telah sesuai 52,63% dan belum/tidak sesuai 47,37%. 2) IAIN/UIN Dari 9 LAKIP yang diterima telah sesuai 44,44% dan belum/tidak sesuai 55,56%. 3) Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Dari 8 LAKIP yang diterima telah sesuai 37,50% dan belum/tidak sesuai 62,50%. C:\Fjr\KMA\06\Perkembangan\Ver Zai 8

12 4) STAIN/STAKN/STAHN Dari 23 LAKIP yang diterima telah sesuai 34,78% dan belum/tidak sesuai 65,22%. 5) Pusat e. Tahun 2005 Dari 15 LAKIP yang diterima telah sesuai 93,33% dan belum/tidak sesuai 6,67%. Hasil evaluasi LAKIP tahun 2005 belum dapat digambarkan karena untuk mengevaluasi LAKIP tahun 2005 sudah harus mengacu kepada Peraturan Menteri Agama Nomor 17 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama. B. Kondisi yang diharapkan Diatas telah digambarkan mengenai bagaimana kondisi sekarang, hal tersebut terjadi karena masih banyak pimpinan satuan organisasi/kerja yang belum menyadari arti pentingnya AKIP/LAKIP, belum seluruh satuan organisasi/kerja dan pegawai menerima sosialisasi/orientasi AKIP/LAKIP dan pejabat/pegawai yang sudah pernah menerima sosialisasi/orientasi AKIP/LAKIP ada yang sudah beralih tugas. Oleh karena itu agar transparansi, partisipasi dan Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Departemen dapat diwujudkan maka : 1. Seluruh pimpinan satuan organisasi/kerja menyadari arti pentingnya AKIP/LAKIP; 2. Seluruh pejabat harus mengikuti sosialisasi/orientasi/pelatihan SAKIP/LAKIP; 3. Instruksi Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Agama Nomor 507 Tahun 2003 wajib dilaksanakan yakni : a. Seluruh satuan organisasi/kerja wajib melaksanakan Keputusan Menteri Agama Nomor 507 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama. b. Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Biro Perencanaan dalam menyusun sistem perencanaan harus merujuk kepada SAKIP. c. Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Biro Organisasi dan Tatalaksana melakukan pembinaan dan evaluasi LAKIP. d. Inspektur Jenderal dalam melakukan pemeriksaaan harus merujuk kepada SAKIP. e. Kepala Balitbang dan Diklat agar mencantumkan materi SAKIP/LAKIP pada setiap kegiatan Diklat. 4. Agar semua unit organisasi/kerja di lingkungan Departemen Agama telah dapat menyusun dan melaporkan akuntabilitas kinerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku. C:\Fjr\KMA\06\Perkembangan\Ver Zai 9

13 C. Kebijakan Pimpinan Departemen Agama Menindaklanjuti Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 589/IX/6/Y/99 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah telah ditetapkan Keputusan Menteri Agama Nomor 489 Tahun 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama. Karena Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 589/IX/6/Y/99 telah disempurnakan dengan Keputusan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, telah ditetapkan pula Keputusan Menteri Agama Nomor 507 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama. Agar Keputusan Menteri Agama Nomor 507 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama dapat dilaksanakan secara optimal, maka telah dikeluarkan Instruksi Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Agama Nomor 507 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama. Instruksi ini memerintahkan kepada : 1. Seluruh Satuan Organisasi/Kerja untuk melaksanakan Keputusan Menteri Agama Nomor 507 Tahun 2003; 2. Kepada Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Biro Perencanaan untuk menyusun Sistem Perencanaan dengan merujuk kepada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 3. Kepada Sekretaris Jenderal u.p. Kabag Evaluasi Kinerja Organisasi untuk melakukan pembinaan dan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja; 4. Kepada Inspektur Jenderal untuk melakukan pemeriksaan dengan merujuk kepada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 5. Kepada Kepala Badan Penelitian Pengembangan Agama dan Pendidikan Pelatihan Keagamaan untuk mencantumkan materi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada kegiatan Pendidikan dan Latihan. Selain itu telah dikeluarkan pula Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor SJ/B.IV/OT.01.3/2843/2003 tentang Penyusunan dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama dengan Format Baru. Selanjutnya telah dikeluarkan/diterbitkan Peraturan Menteri Agama Nomor 17 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama. D. Langkah-Langkah Yang Sudah Ditempuh Agar kebijakan Pimpinan Departemen tersebut dapat berdayaguna dan berhasilguna telah ditempuh langkah-langkah sebagai berikut : 1. Melalui Proyek Peningkatan Pendayagunaan Aparatur Departemen Agama sejak tahun 2001 sampai dengan 2003 telah dilakukan sosialisasi dan bimbingan SAKIP/LAKIP di 30 Provinsi; C:\Fjr\KMA\06\Perkembangan\Ver Zai 10

14 2. Setiap akhir tahun, yang dimulai akhir tahun 2000 Sekretaris Jenderal selalu mengeluarkan surat himbauan kepada seluruh Pimpinan Satuan Organisasi/Kerja agar menyusun dan menyampaikan LAKIP masing-masing secara berjenjang dan tepat waktu; 3. Biro Organisasi dan Tatalaksana telah melakukan orientasi/asistensi SAKIP/LAKIP kepada satuan organisasi/kerja yang membutuhkan; 4. Mulai tahun 2001 bahan Rapat Kerja Pejabat Departemen Agama Pusat dan Daerah sudah harus mengacu pada SAKIP/LAKIP. 5. Membuat surat kepada seluruh satuan organisasi/kerja agar penyusunan SAKIP/LAKIP dilakukan bersama-sama kepada yang terkait dengan kegiatan dan melaporkannya baik kegiatan yang dibiayai oleh APBN maupun non APBN; 6. Menghimbau agar dalam DIPA masing-masing satuan organisasi/kerja dialokasikan anggaran untuk pembinaan SAKIP/LAKIP, penyusunan LAKIP, dan evaluasi LAKIP. E. Strategi Pencapaian Akuntabilitas Agar kondisi yang diharapkan dengan kata lain Transparansi, Partisipasi Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Departemen Agama dapat terwujud maka: 1. Melanjutkan sosialisasi/orientasi SAKIP/LAKIP sampai dengan tingkat KUA/MI; 2. LAKIP yang telah disampaikan segera dievaluasi secara berjenjang dan hasil evaluasi disampaikan kepada unit yang bersangkutan; 3. Segera menindak lanjuti Instruksi Menteri Agama Nomor 1 Tahun Evaluasi LAKIP mengarah kepada diketahuinya : 1. Apa yang telah dihasilkan; 2. Berapa banyak yang belum dicapai; 3. Apa kendala/hambatan dan solusi mengatasinya; 4. Tingkat efisiensi efektifitas & akuntabilitas setiap kegiatan; 5. Kegiatan mana yang memberikan kontribusi yang tinggi pada visi dan misi dalam mencapai tujuan. dan F. Kendala. Meskipun sejak ditetapkan Keputusan Menteri Agama Nomor 489 Tahun 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama yang telah disempurnakan dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 507 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama telah ditempuh berbagai langkah agar satuan organisasi/kerja dapat menyusun dan menyampaikan LAKIP masing-masing tepat pada waktunya, namun masih dijumpai kendala sebagai berikut : C:\Fjr\KMA\06\Perkembangan\Ver Zai 11

15 1. Masih banyak pimpinan satuan organisasi/kerja yang belum menyadari arti pentingnya AKIP/LAKIP; 2. Pejabat/pegawai yang sudah pernah menerima sosialisasi/bimbingan/orientasi/ asistensi AKIP/LAKIP masih sangat sedikit. Disamping itu ada yang sudah beralih tugas; 3. Masih terbatasnya jumlah pejabat/pegawai yang telah mengikuti pelatihan SAKIP/LAKIP; 4. Peserta yang telah mengikuti pelatihan SAKIP/LAKIP masih ada yang belum diberdayakan atau tidak ditugaskan untuk menyusun SAKIP/LAKIP; 5. Karena Organisasi dan Tatalaksana bergabung dengan Kepegawaian sedangkan Sumber Daya Manusia yang mengelola Organisasi dan Tatalaksana banyak mengerjakan kegiatan Kepegawaian sehingga kegiatan Organisasi dan Tatalaksana di daerah belum optimal. G. Solusi. 1. Seluruh pejabat/pegawai harus menerima sosialisasi/bimbingan/orientasi/asistensi/pelatihan SAKIP/LAKIP dengan jumlah peserta yang memadai termasuk para pimpinan satuan organisasi kerja masing-masing; 2. Adanya pegawai yang khusus mengelola Organisasi dan Tatalaksana di daerah. C:\Fjr\KMA\06\Perkembangan\Ver Zai 12

16 BAB III PENUTUP Perkembangan SAKIP/LAKIP di lingkungan Departemen Agama ini disajikan agar seluruh pejabat mengetahui dan melaksanakannya. Untuk itu agar tidak keliru dalam penerapannya, hendaknya Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/Kerja di lingkungan Departemen Agama dan Instruksi Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2006 betul-betul dipelajari, dipahami dan dilaksanakan. C:\Fjr\KMA\06\Perkembangan\Ver Zai 13

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA JAKARTA, MARET 2011 DAFTAR ISI Hal BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum

Lebih terperinci

B.IV TEKNIK EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

B.IV TEKNIK EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA B.IV TEKNIK EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA DEPARTEMEN AGAMA RI SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA TAHUN 2006 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

Lebih terperinci

B.IV TEKNIK PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

B.IV TEKNIK PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA B.IV TEKNIK PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA DEPARTEMEN AGAMA RI SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA TAHUN 2007 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

Lebih terperinci

B.IV TEKNIK PENYUSUNAN PERENCANAAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

B.IV TEKNIK PENYUSUNAN PERENCANAAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA B.IV TEKNIK PENYUSUNAN PERENCANAAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA DEPARTEMEN AGAMA RI SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA TAHUN 2006 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan pernyataan kehendak rakyat untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transparansi kinerja akan pengelolaan lembaga-lembaga publik, baik pusat maupun

BAB I PENDAHULUAN. transparansi kinerja akan pengelolaan lembaga-lembaga publik, baik pusat maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun ini, fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia adalah meningkatnya keinginan adanya akuntabilitas dan transparansi kinerja

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara, peranan negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (government) menjadi kepemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri atas latar

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri atas latar BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusan permasalahan penelitian, pertanyaan riset, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan jadwal

Lebih terperinci

Pembangunan aparatur Negara merupakan bagian yang tidak terpisahkan. dari keseluruhan proses pembangunan nasional yang diarahkan untuk

Pembangunan aparatur Negara merupakan bagian yang tidak terpisahkan. dari keseluruhan proses pembangunan nasional yang diarahkan untuk A. Latar Belakang Pembangunan aparatur Negara merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses pembangunan nasional yang diarahkan untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia menuju

Lebih terperinci

2014, No639 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme

2014, No639 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 639, 2014 KEMENHUT. Akubilitas Kinerja. Instansi Pemerintah. Evaluasi. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.26/Menhut-II/2014 TENTANG EVALUASI AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

B.IV TEKNIK PERUMUSAN VISI DAN MISI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

B.IV TEKNIK PERUMUSAN VISI DAN MISI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA B.IV TEKNIK PERUMUSAN VISI DAN MISI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA DEPARTEMEN AGAMA RI SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA TAHUN 2006 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Lebih terperinci

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Kepegawaian Negara Tahun 2012 dapat

Lebih terperinci

B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA DEPARTEMEN AGAMA RI SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA TAHUN 2006 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 30/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG WILAYAH TERTIB ADMINISTRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

User [Pick the date]

User [Pick the date] RENCANA KERJA KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG TAHUN 2016 User [Pick the date] KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG Jl babakan sari no.177 Bandung telepon (022) 7271101 2015 Rencana Kerja Kecamatan Kiaracondong

Lebih terperinci

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 2010-2015 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG JALAN RAYA KAPAL - MENGWI BADUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, SALINAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan. Seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan

Lebih terperinci

1 UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAYA

1 UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAYA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan anggaran merupakan bagian dari siklus anggaran yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban. Siklus anggaran dimulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB I PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara.

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

E X E C U T I V E S U M M A R Y

E X E C U T I V E S U M M A R Y E X E C U T I V E S U M M A R Y pada telah melaksanakan kewajiban berakuntabilitas kinerja dengan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang diperuntukkan bagi para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan

Lebih terperinci

LAKIP KPU KOTA BUKITTINGGI

LAKIP KPU KOTA BUKITTINGGI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat dan KaruniaNya sehingga kami dapat menyusun dan membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah mewajibkan setiap instansi pemerintah dan unit kerja untuk menyusun laporan kinerjanya sebagai wujud

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puja Pangastuti Angayubagia Kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 29 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 29 TAHUN 2007 T E N T A N G PEDOMAN UMUM PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.581,2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.581,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.581,2012 PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia sejak tahun 1990-an dan semakin populer pada era tahun 2000-an. Pemerintahan yang baik diperkenalkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 169 TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 169 TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 169 TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan pertanian bukan hanya ditentukan oleh kondisi sumberdaya pertanian, tetapi juga ditentukan oleh peran penyuluh pertanian yang sangat strategis

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepoti

2016, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepoti No. 1646, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. SAKIP. Evaluasi. Juklak. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 9 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI ATAS IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance) yang merupakan tuntutan masyarakat, mengharuskan pemerintah menyelenggarakan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 28

BAB I PENDAHULUAN. serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 28 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dan bernegara.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010-2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan mengucapkan puji dan syukur

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN12008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN12008 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN12008 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA STATEJIK PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2004-2009

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/265/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/265/2015 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/265/2015 TENTANG TIM PENGELOLA LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

2016, No Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Keuangan, yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 42/PMK.01/2012 ten

2016, No Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Keuangan, yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 42/PMK.01/2012 ten BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2165, 2016 KEMENKEU. Sistem Akuntabilitas Kinerja. Instansi Pemerintah. Evaluasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.09/2016 TENTANG

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 130 TAHUN 2003

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 130 TAHUN 2003 MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 130 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

2013, No Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2013, No Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); No.382, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. Sistem Akuntabilitas Kinerja. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1040, 2014 KEMENPOLHUKAM. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Sistem. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN 2016 NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 852 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Wonogiri, Februari 2016 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

KATA PENGANTAR. Wonogiri, Februari 2016 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan HidayahNya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun

Lebih terperinci

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KABUPATEN BADUNG PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG RPJMD 2010-2015 DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016 1 PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Tualang Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/239/2016 TENTANG TIM PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS KINERJA TAHUN 2015 2019 PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) T.A 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) T.A 2016 KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) T.A 2016 PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) RUMBAI PEKANBARU - RIAU Jl. Khayangan No. 160 Rumbai Telp. 0761

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah yang kemudian fokus menjadi pertanyaan penelitian, serta tujuan dilakukannya penelitian. Selain itu

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 27 / HUK / 2007 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 27 / HUK / 2007 TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 / HUK / 2007 TENTANG TIM KOORDINASI, MONITORING DAN EVALUASI ( KORMONEV ) TERHADAP INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004 DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.108, 2014 JAKSA AGUNG. Rencana Kerja. Tahun 2014. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER- 031 /A/JA/12/2013 TENTANG RENCANA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG SALINAN NOMOR 7/E, 2011 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

(2) Pembiayaan pelaksanaan penyusunan SOP administrasi pemerintahanan Satker, Subsatker dan/atau unit kerja di lingkungan Kementerian Pertahanan dibebankan pada anggaran Satker, Subsatker dan/atau unit

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS

PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS 2010-2015 DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS Review 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Sungai Penuh, Februari Ketua, KAMAL MUKHTAR, S.Ag NIP

Sungai Penuh, Februari Ketua, KAMAL MUKHTAR, S.Ag NIP KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan nikmat- Nya atas hambanya sehingga dapat menyelesaikan penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita Bangsa Bernegara.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 32/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN, SISTEM DAN PROSEDUR PENGAWASAN DALAM PENERAPAN STANDAR AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1213, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Kinerja. Rencana Tahunan. Rencana Aksi. LAKIP. Penyusunan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA KATA PENGANTAR

REFORMASI BIROKRASI PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Keterpihakan Pengadilan Agama Jakarta Utara serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Mahkamah Agung Republik Indonesia merupakan suatu amanah yang harus diikuti

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 17/PRT/M/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 17/PRT/M/2012 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUMM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 17/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DAN PENETAPAN KINERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, BAB I PENDAHULUAN Pemahaman kegiatan pengawasan harus berangkat dari suatu pemahaman manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, actuating dan controlling. Controlling adalah salah satu

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa untuk menunjang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN SISTIM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme;

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; - v a Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 29/M-IND/PER/6/2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kinerja Pemerintah Daerah semakin mendapat sorotan masyarakat. Pemerintah dituntut mampu untuk menunjukan akuntabilitas kinerjanya kepada masyarakat sebagai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.51, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 68 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.483, 2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.254,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Monitoring. Evaluasi. Berbasis Teknologi. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci