BAB 26. RELATIVITAS EINSTEIN
|
|
- Widya Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 6. RELATIVITAS EINSTEIN Gerak Relatif di Fisika Klasik Keepatan Cahaya dan Postulat Einstein Delatasi Waktu dan Panjang Quis
2 BAB 6. RELATIVITAS EINSTEIN 6.1 Gerak Relatif di Fisika Klasik yaitu : Gerak relatif seara klasik dikembangkan oleh Galileo dan dinamakan transformasi Galilean, x x' + vt' y y' z z' t t' Persamaan menunjukkan koordinat kejadian di dalam kerangka auan S ketika koordinatkoordinat dalam kerangka auan S diketahui. Transformasi Galilean hanya berlaku jika keepatankeepatan yang digunakan tidak bersifat relativistik, yaitu jauh lebih keil dari keepatan ahaya,. 6. Keepatan Cahaya dan Postulat Einstein Hukum-hukum gerak Newton hanya berlaku di dalam kerangka auan lembam (inersia). Setiap kerangka yang bergerak dengan keepatan tetap terhadap sebuah kerangka lembam, maka ia sendiri akan merupakan sebuah kerangka lembam. Berlaku asas bahwa hukum-hukum mekanika di dalam setiap kerangka auan lembam adalah sama. Einstein pada tahun 1905 mengemukakan bahwa asas tersebut akan berlaku untuk semua hukum-hukum fisika dasar. Hal ini kemudian dikenal sebagai asas relativitas Einstein. Asas ini menyatakan bahwa hukum-hukum fisika di dalam setiap kerangka auan lembam adalah sama. Keepatan ahaya memainkan peranan khusus di dalam teori relativitas. Cahaya bergerak di dalam ruang hampa dengan keepatan yang tidak bergantung kepada gerak sumbernya. Nilai angka telah diketahui sebesar:,9979 x 10 8 m.s -1 Semula ahaya dianggap merambat melalui suatu medium yang dinamakan ether. Selama akhir abad ke sembilan belas dan awal abad kedua puluh, usaha usaha intensif dilakukan untuk menari kebenaran ether. Perobaan Mihelson-Morley merupakan suatu usaha untuk menyelidiki gerak reltif bumi terhadap ether. Perobaan ini dan semua perobaan yang serupa seara konsisten memperoleh hasil yang negative dan diyakini bahwa tidak ada ether. Berdasarka hasil pemikiran
3 tersebut, bila keepatan ahaya diukur oleh dua orang pengamat, yang satu diam terhadap sumber dan yang satu lagi bergerak menjauhi sumber, maka keduanya berada dalam kerangka auan lembam dan menurut asa relativitas Einstein hukum-hukum fisika khususnya keepatan ahaya haruslah sama untuk kedua pengamat tersebut. Sebagai ontoh, bila suatu sumber ahaya diletakkan di dalam sebuah kapal angkasa yang sedang bergerak terhadap bumi. Seorang pengamat yang turut serta dengan kapal angkasa itu mengukur keepatan ahaya adalah sebesar. Seorang pengamat yang berada di bumi juga akan mendapatkan besarnya keepatan ahaya sebesar. Jadi keepatan ahaya (di ruang hampa) tidak bergantung kepada gerak sumber dan akan sama untuk semua kerangka auan lembam. Untuk memeriksa akibat-akibat pernyataan tersebut, kita pandang hubungan Newtonian antara dua kerangka lembam, yang diberi label S dan S pada gambar 9.1. Kita buat sumbu-x dari dua kerangka itu terletak di sepanjang garis yang sama, tetapai pusat O dan S bergerak relatif terhadap pusat O dan S dengan keepatan tetap u disepanjang sumbu-x bersama. Jika dua titik pusat itu pada t0 berhimpitan, maka setelah menempuh waktu t jarak pisah antara kedua titik pusat itu adalah ut. Gambar 9.1 Kedudukan titik P dapat diterangkan oleh koordinat x dan y di dalam kerangka auan S, atau oleh x dan y di dalam kerangka auan S. S bergerak relative terhadap S dengan keepatan tetap u di sepanjang sumbu bersama x x. Sebuah titik P dapat dinyatakan oleh koordinat (x,y,z) di dalam kerangka S atau oleh koordinat (x,y,z ) di dalam S. Gambar 9.1 menunjukkan bahwa koordinat-koordinat tersebut dihubungkan oleh: xx +ut, yy, zz (9.1) Persamaan-persamaan ini dinamakan transformasi koordinat Galilean. Jika titik P bergerak sepanjang arah-x, keepatannya v relative terhadap S diberikan oleh v x/ t, dan keepatannya v 3
4 terhadap s adalah v x / t. Seara intuitif jelaslah bahwa keepatan-keepatan tersebut dihubungkan oleh: v v + u. (9.) Hubungan ini juga dapat diperoleh berdasarkan persamaan (9.1). Umpamakan partikel itu berada di sebuah titik yang dilukiskan oleh koordinat x 1 atau x 1 pada saat t 1 dan akan berada di x atau x pada saat t. Maka t t t 1, dan berdasarkan persamaan (9.1), x x x 1 (x x 1 ) + u (t -t 1 ) x + u t Bila kedua ruas dibagi dengan t maka: Δ x Δt Δx' + u Δt Jika t 0, maka v v + u Hasil ini sesuai dengan persamaan (9.). Bila kita gunakan keepatan ahaya, maka dari persamaan (9.) kita peroleh + u. Hal ini bertentangan dengan asas relativitas Einstein yang menyatakan bahwa. Bila dilakukan modifikasi dengan menambahkan persamaan keempat t t pada persamaan (9.1) maka hasil yang sama dengan persamaan (9.) yang diperoleh. Kesulitan ini terletak pada konsep persamaan waktu (simultanitas). Contoh Soal Seorang penumpang (A) di atas kereta yang sedang bergerak dengan keepatan 40 m/s melewati seseorang (B) yang sedang berdiri di stasiun pada saat t t 0. Selang 30 detik sesudah kereta melewati B, B melihat seekor burung yang terbang searah dengan kereta, burung tersebut berjarak 800 m dengan ketinggian 5 m dari B. Tentukan koordinat burung bila dilihat oleh A! Penyelesaian: B diam dan memiliki koordinat (x,y,z,t) (800 m, 0, 5 m, 30 s) A bergerak dengan keepatan v 40 m/s memiliki koordinat (x,y,z,t,) dimana: x x vt 800 (40) (30) 680 m y y 0 z z 5 m 4
5 t t 30 s Jadi koordinat yang diamati A adalah (680 m, 0, 5 m, 30 s) 6.3 Delatasi Waktu dan Panjang Pengukuran waktu dan selang waktu akan melibatkan konsep persamaan waktu. Apabila seseorang mengatakan dia bangun tidur pukul tujuh, maksudnya bahwa dua kejadian, bangunnya dan tibanya jarum jamnya pada angka tujuh, terjadi dengan ara serentak. Masalah dasar pada pengukuran selang waktu ialah bahwa, pada umumnya dua kejadian yang timbul serentakdi dalam salah satu kerangka auan tidak terjadi serentak di dalam kerangka auan yang kedua yang sedang bergerak relative terhadap kerangka auan pertama, walaupun kedua-duanya adalah kerangka lembam. Kejadian ini dapat diilustrasikan sebagai berikut: pandang serangkaian kereta api panjang yang bergerak dengan keepatan serbasama (uniform), seperti diperlihatkan dalam gambar 9.. Dua kilat ahaya menyala di atas kereta api itu, satu di tiap ujungnya. Masing-masing kilat meninggalkan satu tanda di atas kereta api dan satu di atas tanah pada saat yang bersamaan. Titiktitik di atas tanah diberi label label A dan B, sedangkan titik-titik di atas kereta api yang bersangkutan diberi label A dan B. Kedua pengamat menggunakan sinyal ahaya dari kilat ahaya itu untuk mengamati kejadian-kejadian tersebut. Gambar 9. (a) Terhadap pengamat yang diam di titik O, dua kilat ahaya kelihatan menyala serentak. (b) Pengamat yang sedang bergerak di titik O mula-mula melihat ahaya datang dari depan kereta api dan mengira bahwa kilat di sebelah depan itulah yang mula-mula menyala. 5
6 () Dua pulsa ahaya tiba di O dengan ara serentak Umpamakan dua sinyal ahaya menapai pengamat di O dengan serentak, dia mengambil kesimpulan bahwa dua peristiwa itu terjadi di A dan B dengan ara serentak. Tetapi pengamat di O bergerak mengikuti kereta api, dan pulsa ahaya dari B sampai kepadanya sebelum datangnya pulsa ahaya yang dating dari A ; dia mengambil kesimpulan bahwa peristiwa di sebelah depan kereta api itu terjadi lebih dahulu daripada di bagian belakang. Berarti dua peristiwa itu terjadi serentak kepada seorang pengamat, tetapi tidak untuk pengamat yang lain. Apakah dua peristiwa dititik ruang yang berlainan adalah serentak maupun tidak, bergantung kepada keadaan gerak pengamatnya. Akibatnya ialah bahwa selang waktu antara dua kejadian di titik ruang yang berlainan pada umumnya untuk dua pengamat yang sedang dalam bergerak relatif adalah tidak sama. Menurut asas relativitas baik O maupun O sama-sama benar. Jadi masing-masing pengamat di dalam kerangka auannya sendiri sendiri adalah benar, akan tetapi bukan suatu konsep mutlak. Dua kejadian baik serentak maupun tidak bergantung kepada kerangka auan, dan selang waktu antara dua kejadian bergantung juga kepada kerangka auan. Untuk menurunkan hubungan kuantitatif antara selang-selang waktu di dalam berbagai system koordinat, marilah kita tinjau ilustrasi berikut ini. Sebuah kerangka auan S bergerak dengan keepatan u relatif terhadap sebuah kerangka S. Seorang pengamat di S mengarahkan sebuah sumber ahaya ke sebuah ermin yang jaraknya d, seperti terlihat pada gambar 9.3, dan mengukur selang selang waktu t untuk ahaya melakukan perjalanan pulang-pergi kepada ermin. Karena jarak total adalah d maka selang waktu menjadi, d Δ t' (9.3) 6
7 Gambar 9.3 (a) Pulsa ahaya yang dipanarkan dari sumber di O dan dipantulkan kembali di sepanjang garis yang sama, seperti diamati di dalam S. (b) Lintasan pulsa ahaya yang sama, seperti diamati dalam S. Kedudukan O pada saat berangkat dan kembali nya pulsa diperlihatkan. Laju pulsa di dalam S sama seperti di dalam S, tetapi lintasan di dalam S lebih panjang. Jika diukur di dalam kerangka auan S, waktu untuk perjalanan pulang-pergi ialah selang waktu t yang berbeda. Selama waktu ini, sumber bergerak relative terhadap S menempuh jarak u t, dan jarak perjalanan pulang-pergi total sama dengan l, dimana l d uδt + menjadi: Keepatan ahaya untuk kedua pengamat adalah sama, sehingga hubungan di dalam S Δ l uδt t (9.4) d + bila harga d dari persamaan (9.3) kita substitusikan akan diperoleh: Δt Δt' uδt + Bila persamaan ini dikuadratkan akan diperoleh, Δt' Δ t (9.5) u / Jadi jika suatu selang waktu t memisahkan dua kejadian yang terjadi di titik ruang yang sama dalam sebuah kerangka auan S (berangkat dan tibanya sinyal di O ), maka selang waktu t antara dua kejadian tersebut jika diamati di dalam S akan lebih besar daripada t. Berarti apabila keepatan sebuah loneng ahaya yang diam di S diukur oleh pengamat di S, maka keepatan yang diukur di dalam S lebih rendah daripada keepatan yang diamati di dalam S. Efek ini disebut dilatasi waktu (terlambatnya waktu). Efek dilatasi waktu tidak teramati dalam kehidupan sehari-hari, karena keepatan gerak angkutan yang ada jauh lebih keil dari keepatan ahaya. Selang waktu antara dua peristiwa yang terjadi di titik yang sama di dalam sebuah kerangka auan yang diketahui merupakan suatu besaran yang lebih mendasar lagi daripada selang waktu antara kejadian-kejadian di berbagai titik. Istilah waktu proper (proper time) diperlukan untuk menunjukkan suatu selang antara dua peristiwa yang 7
8 terjadi di titik ruang yang sama. Jadi persamaan (9.3) dapat digunakan apabila t merupakan waktu proper di dalam S. Contoh Soal: Tentukan keepatan gerak sebuah roket bila seorang pengamat di dalam roket memiliki keepatan pertambahan umurnya separuh dari pertambahan umur dari pengamat di bumi! ( Semua peristiwa ini diamati dari pengamat di dalam roket) Penyelesaian: Karena peristiwa ini diamati di dalam roket, maka waktu proper adalah waktu yang diamati oleh pengamat di bumi: ( Δ t) bumi ( Δt) v roket / ( Δt) ( Δt) roket bumi v / 1/ 1 v 1/ 4 v 0,866. Jarak antara dua titik bergantung kepada kerangka auan. Untuk mengukur jarak pada dasarnya kita harus melihat kedudukan dua titik dengan ara serentak, misalnya saja dua ujung sebuah mistar. Akan tetapi apa yang serentak di dalam sebuah kerangka auan belum tentu serentak dalam kerangka auan lainnya. Untuk mengembangkan penurunan hubungan antara beberapa panjang di dalam berbagai system koordinat kita lihat ilustrasi berikut ini. Kita lekatkan sebuah sumber pulsa ahaya pada salah satu ujung sebuah mistar dan pada ujung satunya kita lekatkan sebuah ermin, seperti pada gambar
9 Gambar 9.4 (a) Sebuah pulsa ahaya dipanarkan dari sebuah sumber pada salah satu ujung sebuah mistar, dipantulkan dari sebuah ermin pada ujung yang berlawanan, dan kembali lagi ke kedudukan sumber. (b) Gerak pulsa ahaya seperti terlihat oleh seorang pengamat di dalam kerangka auan S. Jarak yang dijalani dari sumber ke ermin lebih besar daripada panjang l yang diukur di dalam S, dengan besar uδt1, seperti diperlihatkan. Letakkan sebuah mistar diam di dalam S dan panjangnya di dalam kerangka auan ini adalah l. Maka waktu t yang diperlukan untuk suatu pulsa ahaya melakukan perjalanan pulang pergi dari sumber ke ermin dan kembali lagi ditentukan oleh l' Δ t' (9.6) S. Ini adalah selang wktu proper, karena berangkat dan kembali terjadi di titik yang sama di dalam Di dalam S mistar itu dipindahkan selama waktu perjalanan pulsa ahaya tersebut. Andaikan panjang mistar itu di dalam S adalah l, dan andaikan waktu perjalanan dari sumber ke ermin, adalah t 1. Selama selang tersebut ermin bergerak sejarak u t, dan panjang lintasan total d dari sumber ke ermin adalah d l + uδ (9.7) t 1 karena pulsa merambat dengan keepatan, maka d Δ (9.8) t 1 dengan menggabungkan persamaan (9.7) dan (9.8) akan diperoleh, Δ t l + uδ 1 t 1 atau l Δt 1 (9.9) u dengan ara yang sama dapat diperoleh bahwa waktu t untuk perjalanan balik dari ermin ke sumber ialah l Δt (9.10) + u Waktu total t t 1 + t untuk perjalanan pulang pergi, jika diukur di dalam S ialah l l l Δ t + (9.11) u + u (1 u / ) karena t adalah waktu proper di dalam S dan maka persamaan (9.6) menjadi 9
10 u l' Δ t (9.1) dengan menggabungkan persamaan (9.11) dan (9.1) akan diperoleh u l l' (9.13) Jadi panjang yang diukur di dalam S, dimana mistar itu sedang bergerak, adalah lebih pendek daripada S, dimana mistar dalam keadaan diam. Suatu panjang yang diukur di dalam kerangka benda yang sedang diam disebut panjang proper. Dalam ilustrasi di atas, l adalah panjang proper di dalam S dan panjang yang diukur di dalam setiap kerangka akan lebih keil daipada l. Efek ini dinamakan pengerutan panjang (kontraksi panjang). Contoh Soal: Sebuah kubus mempunyai volume proper sebesar 7 x 10 3 m 3. arilah volumenya bila dipandang oleh pengamat O yang bergerak dengan keepatan 0,9 relative terhadap kubus. Arah gerakan ini sejajar salah satu rusuk kubus. Penyelesaian: Ambillah arah gerakan sebagai sumbu x. Bila kita memandang dari O, maka kubus akan bergerak relative terhadap O dalam arah sejajar sumbu x (positif atau negative). Dalam kerangka auan O ini panjang rusuk kubus yang searah gerakan mengalami kontraksi, sehingga panjangnya: l' x l x v / 30m (0.9) 13. m Panjang rusuk yang lainnya (tegak lurus arah gerak) tidak mengalami perubahan: l y l y 30 m l z l z 30 m Sehingga volume kubus menjadi: V l x l y l z (13. m) (30 m) (30 m) x 10 3 m 3 10
11 6.4 Quis 6 1. Sebuah kereta api bergerak dengan keepatan 75 mil/jam melewati sebuah stasiun pada pukul Selang 30 detik kemudian petir menyambar rel kereta api, mil dari stasiun dalam arah yang dituju oleh kereta api tadi. Hitung koordinat-koordinat petir bila dilihat oleh pengamat A (diam di stasiun) dan B (di dalam kereta api):menggunakan transformasi Galilean dan menggunakan transformasi Lorentz. Berapa keepatan seorang pengamat relatif terhadap bumi bila si Pengamat melihat bumi sebagai ellips dengan sumbu panjang 8 kali sumbu pendek? 3. Pengamat O dan O saling mendekati satu sama lainnya dengan keepatan relatif 0,8. Jika O mengukur bahwa jarak mula-mula O dan O adalah 30 m, maka bila dipandang dari kerangka auan O, berapa waktu yang dibutuhkan oleh arloji O dan O pada saat keduannya berpapasan? 4. Seorang pilot dalam sebuah roket bergerak dalam laju 0,7 melewati bumi dan mengatur jamnya sehingga bertepatan dengan jam 1.30 malam. Pada jam malam menurut jam pilot, roket melewati sebuah stasiun ruang angkasa yang tidak bergerak relatif terhadap bumi. : 5. Pukul berapa yang ditunjjukan oleh jam di stasiun pada saat roket melewatinya? 6. Berapa jarak dari bumu ke stasiun bila diukur oleh pilot? 7. Bila pada saat melewati stasiun si pilot melaporkan ke bumi dengan menggunakan radio, kapan pengamat di bumi akan menerima sinyal radio dari roket? 8. Sebuah elektron bergerak dengan laju 0,5 relatif terhadap laboratorium. Pengamat A duduk diam didalam laboratorium sedangkan pengamat B bergerak dengan laju 0,85 relatif terhadap laboratorium dalam arah gerakan elektron. Tentukan energi elektron bila dipandang oleh A maupun B! 11
RELATIVITAS. B. Pendahuluan
RELATIVITAS A. Tujuan Pembelajaran 1. Memahami pentingnya kerangka auan. Menyebutkan dua postulat Einstein 3. Menjelaskan transformasi Lorentz 4. Menjelaskan konsekuensi transformasi Lorentz yaitu : dilatasi
Lebih terperinciBab 1. Teori Relativitas Khusus
Bab. Teori Relatiitas Khusus. PENDAHULUAN Sebuah benda dikatakan:. Bergerak relatif terhadap benda lain jika dalam selang waktu tertentu kedudukan relatif benda tersebut berubah.. Tidak bergerak jika kedudukan
Lebih terperinciCHAPTER ii GERAK RELATIV
CHAPTER ii GERAK RELATIV Mekanika Newton gagal menjelaskan fenomena gerak dengan keepatan tinggi mendekati keepatan ahaya. Contoh pada perobaan yang dilakukan dengan memberikan beda potensial yang sangat
Lebih terperinciRelativitas Khusus Prinsip Relativitas (Kelajuan Cahaya) Eksperimen Michelson & Morley Postulat Relativitas Khusus Konsekuensi Relativitas Khusus
RELATIVITAS Relativitas Khusus Prinsip Relativitas (Kelajuan Cahaya) Eksperimen Michelson & Morley Postulat Relativitas Khusus Konsekuensi Relativitas Khusus Transformasi Galileo Transformasi Lorentz Momentum
Lebih terperinciBAB 8 Teori Relativitas Khusus
Berkelas BAB 8 Teori Relativitas Khusus Standar Kompetensi: Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya relativitas Einstein dalam paradigma fisika modern. Kompetensi
Lebih terperinciBAB RELATIVITAS. Htung kecepatan rudal pada Contoh 10.1 berdasarkan relativitas Einstein.
BAB RELATIVITAS Contoh. Sebuah pesawat antariksa bergerak dengan kelajuan,5. Seorang awak dalam pesawat tersebut menembakkan sebuah rudal dengan kelajuan,35 searah dengan gerak pesawat. Berapa keepatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 27/01/2014. Gerak bersifat relatif. Gerak relatif/semu. Nurun Nayiroh, M. Si. Gerak suatu benda sangat bergantung pada titik acuannya
Pertemuan Ke- Nurun Nayiroh, M. Si Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Postulat Einstein Ayat-ayat al-qur an tentang Relativitas Relativitas Al-Kindi Konsekuensi Postulat Einstein Momentum & Massa relativistik
Lebih terperinciPENDAHULUAN 25/02/2014. Gerak bersifat relatif. Gerak relatif/semu. Nurun Nayiroh, M. Si. Gerak suatu benda sangat bergantung pada titik acuannya
Pertemuan Ke- Nurun Nayiroh, M. Si Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Postulat Einstein Ayat-ayat al-qur an tentang Relativitas Relativitas Al-Kindi Konsekuensi Postulat Einstein Momentum & Massa relativistik
Lebih terperinciBab 2 Konsep Relativitas
Bab 2 Konsep Relativitas 2.1 Deskripsi Teori relativitas memeriksa bagaimana pengukuran kuantitas fisis bergantung pada pengamat seperti juga pada peristiwa yang diamati. Dari relativitas muncul mekanika
Lebih terperinciBAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius
BAB III GERAK LURUS Pada bab ini kita akan mempelajari tentang kinematika. Kinematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gerak tanpa memperhatikan penyebab timbulnya gerak. Sedangkan ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Gerak Relatif 03/09/2014 TEORI RELATIVITAS KHUSUS. Nurun Nayiroh, M. Si
03/09/014 Pertemuan Ke- TEORI RELATIVITAS KHUSUS Nurun Nayiroh, M. Si Fisika Modern Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Postulat Einstein Ayat-ayat al-qur an tentang Relativitas Relativitas Al-Kindi Konsekuensi
Lebih terperinciRELATIVITAS Arif hidayat
RELATIVITAS Arif hidayat Gerak suatu benda hanya berarti jika dipandang terhadap kerangka acuan tertentu. Tidak ada gerak yang mutlak, semua gerak bersifat relatif. Contohnya, seorang penumpang kereta
Lebih terperinciFISIKA KELAS XII BAB 10 Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd RELATIVITAS
FISIKA KELAS XII BAB 10 RELATIVITAS Standar Kompetensi o Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya relatiitas Einstein dalam paradigma fisika modern Kompetensi
Lebih terperinciTeori Relativitas Khusus I
Modul 1 Teori Relativitas Khusus I Dra. Heni R., M.Si. Arianto, S.Si., M.Si. M PENDAHULUAN odul pertama pada mata kuliah Teori Relativitas ini berisikan materimateri yang terdiri dari kecepatan relatif,
Lebih terperinciBahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi :
Bahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi : Teori Relativitas Umum Sebelum teori Relativitas Umum (TRU) diperkenalkan oleh Einstein pada tahun 1915, orang mengenal sedikitnya tiga
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA
UNIERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA Bahan Ajar 6: Teori Relativitas (Minggu ke 10) FISIKA DASAR II Semester /3 sks/mff 101 Oleh Muhammad Farhani Rosyid Dengan dana BOPTN P3-UGM tahun anggaran
Lebih terperinciTeori Relativitas Khusus
Teori Relativitas Khusus Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso102.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 2017 Daftar Isi 1 Relativitas,
Lebih terperinciRELATIVITAS KHUSUS EINSTEIN
ELATIVITAS KHUSUS EINSTEIN OLEH STEVANUS AIANTO PECOBAAN MOLY & MICHELSON AZAZ ELATIVITAS KHUSUS ELATIVITAS KECEPATAN DILATASI WAKTU PENGUANGAN PANJANG MASSA ENEGI I. STEVANUS AIANTO 1 PECOBAAN MOLY DAN
Lebih terperinciTeori Relativitas Khusus
Teori Relativitas Khusus Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso102.wordpress.com 18 April 2017 Agus Suroso (FTETI-ITB)
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Kelas / Semester : SMA Negeri 16 Surabaya : Fisika : XII IA / (Dua) Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit ( 4 Jam Pelajaran ) Standar Kompetensi: 9.
Lebih terperinciRira/ Resume paper Albert Einstein: On the Electrodynamics of Moving Bodies 1) Kinematika a. Pendefinisian Kesimultanan
Rira/10204002 Resume paper Albert Einstein: On the Electrodynamics of Moving Bodies Dalam papernya, Einstein membuka dengan mengemukakan fenomena elektrodinamika Maxwell. Saat diterapkan pada benda-benda
Lebih terperinciTeori Relativitas Khusus
(agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung 12 April 2017 Materi 1 Relativitas, Galileo vs Einstein 2 Relativitas Simultanitas 3 Relativitas Waktu
Lebih terperinciFISIKA SET 9 RELATIVITAS EINSTEIN DAN INTI ATOM DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. RELATIVITAS KHUSUS. a. Relativitas kecepatan
9 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET 9 RELATIVITAS EINSTEIN DAN INTI ATOM A. RELATIVITAS KHUSUS Teori relatiitas khusus didasarkan pada postulat Einstein, yakni:. Pertama, hukum
Lebih terperinciMakalah Fisika Modern. Pembuktian keberadaan Postulat Relativitas Khusus Einstein. Dosen pengampu : Dr.Parlindungan Sinaga, M.Si
Makalah Fisika Modern Pembuktian keberadaan Postulat Relativitas Khusus Einstein Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Modern Dosen pengampu : Dr.Parlindungan Sinaga, M.Si Disusun
Lebih terperinciKEMBAR IDENTIK TAPI USIA TAK SAMA
KEMBAR IDENTIK TAPI USIA TAK SAMA Nuril Tsalits Uswatun Nafilah Program Studi Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya Abstrak Jurnal ini membahas mengenai postulat pertama pada
Lebih terperinciFISIKA KINEMATIKA GERAK LURUS
K-13 Kelas X FISIKA KINEMATIKA GERAK LURUS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Menguasai konsep gerak, jarak, dan perpindahan.. Menguasai konsep kelajuan
Lebih terperinciGerak dalam Satu Dimensi
B a b 3 Gerak dalam Satu Dimensi Sumber: www.a -teamindonesia.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan cara menganalisis besaran
Lebih terperinciBAB 6. Gerak. A. Titik Acuan B. Kecepatan dan Percepatan C. Gerak Lurus. Bab 6 Gerak 165
BAB 6 Gerak A. Titik Acuan B. Kecepatan dan Percepatan C. Gerak Lurus Bab 6 Gerak 165 Peta Konsep Peta Konsep Gerak gerak terjadi bila mengalami perpindahan kedudukan berubah panjang lintasannya merupakan
Lebih terperinciKarena hanya mempelajari gerak saja dan pergerakannya hanya dalam satu koordinat (sumbu x saja atau sumbu y saja), maka disebut sebagai gerak
BAB I. GERAK Benda dikatakan melakukan gerak lurus jika lintasan yang ditempuhnya membentuk garis lurus. Ilmu Fisika yang mempelajari tentang gerak tanpa mempelajari penyebab gerak tersebut adalah KINEMATIKA.
Lebih terperinciRELATIVITAS. Oleh: Yusman Wiyatmo Jurdik Fisika FMIPA UNY. A. Pendahuluan
A. Pendahuluan RELATIVITAS Oleh: Yusman Wiyatmo Jurdik Fisika FMIPA UNY Apakah dunia fisis yang bebas dari pengaruh inderawi benar-benar ada? Apakah gunung-gunung, pohon-pohon, ladang, lautan, dan awan
Lebih terperinciPrinsip relativtas (pestulat pertama): Hukum-hukum fisika adalah sma untuk setiap kerangka acuan
Konsep teori relativitas Teori relativitas khusus Einstein-tingkah laku benda yang terlokalisasi dalam kerangka acuan inersia, umumnya hanya berlaku pada kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya. Transforasi
Lebih terperinciGERAK PADA GARIS LURUS
GERAK PADA GARIS LURUS Perpindahan, Waktu dan Kecepatan rata rata Perpindahan, perubahan posisi benda terhadap titik asal A X AB = X B - X A B A X BA = X A - X B B Proses perpindahan atau perubahan posisi
Lebih terperinciFISIKA MODERN. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB
FISIKA MODERN Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB 1 MANFAAT KULIAH Memberikan pemahaman tentang fenomena alam yang tidak dapat dijelaskan melalui fisika klasik Fenomena alam yang berkaitan
Lebih terperinciKegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN
Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN A. URAIAN MATERI: Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut kedudukannya berubah setiap saat terhadap titik acuannya (titik asalnya).
Lebih terperinciMATERI gerak lurus GERAK LURUS
MATERI gerak lurus Pertemuan I Waktu : Jarak, Perpindahan, Kelajuan, dan kecepatan :3 JP GERAK LURUS Gerak lurus adalah gerakan suatu benda/obyek yang lintasannya berupa garis lurus (tidak berbelok-belok).
Lebih terperinciFISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO
i FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO Departemen Fisika Universitas Airlangga, Surabaya E-mail address, P. Carlson: i an cakep@yahoo.co.id URL: http://www.rosyidadrianto.wordpress.com Puji
Lebih terperinciHUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN Pernahkah Anda berpikir; mengapa kita bisa begitu mudah berjalan di atas lantai keramik yang kering, tetapi akan begitu kesulitan jika lantai
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Teori Relativitas Umum Einstein
BAB II DASAR TEORI Sebagaimana telah diketahui dalam kinematika relativistik, persamaanpersamaannya diturunkan dari dua postulat relativitas. Dua kerangka inersia yang bergerak relatif satu dengan yang
Lebih terperinciKINEMATIKA STAF PENGAJAR FISIKA IPB
KINEMATIKA STAF PENGAJAR FISIKA IPB KINEMATIKA Mempelajari gerak sebagai fungsi dari waktu tanpa mempedulikan penyebabnya Manfaat Perancangan suatu gerak: Jadwal kereta, pesawat terbang, dll Jadwal pits
Lebih terperinciBAB III GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB III GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
Lebih terperinciRelativitas khusus (Einstein) 1 TEORI RELATIVITAS KHUSUS.
elatiitas khusus (Einstein) TEOI ELATIITAS KHUSUS. Teori gelobang Huygens telah ebuat asalah yang harus eperoleh penyelesaian, yakni tentang ediu yang erabatkan ahaya. Lazi disebut eter. Pada tahun 887
Lebih terperinciSetiap benda yang bergerak akan membentuk lintasan tertentu. GERAK LURUS
GERAK LURUS Kendaraan yang bergerak membentuk lintasan lurus. Sumber: Dokumen Penerbit, 006 Setiap benda yang bergerak akan membentuk lintasan tertentu. Perhatikan gambar kendaraan yang sedang bergerak
Lebih terperinci138 Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII
Gerak Lurus 137 138 Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII V Gerak Lurus Jika kamu berada di dalam mobil yang sedang berjalan dan memandang sebuah pohon di pinggir jalan, kamu akan melihat seolah-olah
Lebih terperinciPembelajaran fisika SMP NEGERI
Pembelajaran fisika SMP NEGERI Clik APA GERAK ITU? Pengertian Gerak Clik Mobil mengalami perubahan kedudukan terhadap titik acuan pohon maka mobil dikatakan bergerak terhadap pohon. Benda dikatakan bergerak
Lebih terperinciv s ( ) : sumber mendekati pendengar
Keterangan: Ketentuan: f p = frekuensi pendengar v p ( + ) : pendengar mendekati sumber f s = frekuensi sumber ( ) : pendengar menjauhi sumber v = keepatan bunyi di udara ( 0 ) : pendengar diam v p = kecepatan
Lebih terperinciBAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Ilmuwan yang sangat berjasa dalam mempelajari hubungan antara gaya dan gerak adalah Isaac Newton, seorang ilmuwan Inggris. Newton mengemukakan tiga buah hukumnya yang dikenal
Lebih terperinciPercepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dibagi waktu yang diperlukan untuk perubahan tersebut.
PERCEPATAN Sebuah benda yang kecepatannya berubah tiap satuan waktu dikatakan mengalami percepatan. Sebuah mobil yang kecepatannya diperbesar dari nol sampai 90 km/jam berarti dipercepat. Apabila sebuah
Lebih terperinciBab II Kinematika dan Dinamika Benda Titik
Bab II Kinematika dan Dinamika Benda Titik Sumber : www.wallpaper.box.com Suatu benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya senantiasa berubah terhadap suatu titik acuan tertentu. Seorang pembalap sepeda
Lebih terperinciMahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
BAB 5 GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN A. Tujuan Umum Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan B. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat memahami
Lebih terperinciTUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.
MATA KULIAH : FISIKA DASAR TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika. POKOK BAHASAN: Pendahuluan Fisika, Pengukuran Dan Pengenalan Vektor
Lebih terperinciPARADOKS SI KEMBAR DALAM TEORI RELATIVITAS KHUSUS SEBAGAI MATERI PENGAYAAN FISIKA DI SMA
Berkala Fisika Indonesia Volume 8 Nomor Januari 06 PARADOKS SI KEMBAR DALAM TEORI RELATIVITAS KHUSUS SEBAGAI MATERI PENGAYAAN FISIKA DI SMA Hery Kustanto SMA N Kota Magelang, Jawa Tengah E-mail: hery_kustanto969@yahoo.om
Lebih terperinciDi unduh dari : Bukupaket.com
Tabel tersebut mendeskripsikan besarnya jarak dan waktu yang diperlukan sepeda untuk bergerak. Dengan menggunakan rumus kelajuan dan percepatan, hitunglah: a. kelajuan sepeda pada detik ke 2, b. kelajuan
Lebih terperinciEINSTEIN DAN TEORI RELATIVITAS
EINSTEIN DAN TEORI RELATIVITAS Freddy Permana Zen, M.Sc., D.Sc. Laboratorium Fisika Teoretik, THEPI Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG I. PENDAHULUAN Fisika awal abad
Lebih terperinciNAMA : NO PRESENSI/ KELAS : SOAL ULANGAN HARIAN IPA Gerak pada Benda
NAMA : NO PRESENSI/ KELAS : SOAL ULANGAN HARIAN IPA Gerak pada Benda I. Pilihan ganda Berilah tanda silang pada pilihan jawaban yang menurutmu tepat. Setiap nomor yang benar menghasilkan poin 1. Berdoalah
Lebih terperinciMAKALAH FISIKA GELOMBANG I TRANSFORMASI FOURIER. Disusun oleh : I Made Oka Guna Antara ( ) I Putu Adi Susanta ( )
MAKALAH FISIKA GELOMBANG I TRANSFORMASI FOURIER Disusun oleh : I Made Oka Guna Antara (1108205007) I Putu Adi Susanta (1108255009) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciWardaya College. Denisi Posisi, Jarak dan Perpindahan. Posisi, Jarak dan Perpindahan. Posisi, Jarak dan Perpindahan. Part II
Posisi, Jarak dan Perpindahan Part I Denisi Posisi, Jarak dan Perpindahan Jarak dan perpindahan adalah besaran gerak yang memiliki dimensi yang sama dengan besaran pokok panjang. Part II Posisi, Jarak
Lebih terperinciSoal Gerak Lurus = 100
Soal Gerak Lurus 1. Sebuah bola bergerak ke arah Timur sejauh 8 meter, lalu membentur tembok dan berbalik arah sejauh meter. Jarak yang ditempuh bola adalah... Jarak, berarti semua dijumlah 8 meter + meter
Lebih terperinciM E K A N I K A MEKANIKA
M E K A N I K A MEKANIKA Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang berhubungan dengan perilaku benda yang menjadi subyek gaya atau perpindahan, dan efek selanjutnya pada benda tersebut dalam lingkungan mereka.
Lebih terperinciKata. Kunci. E ureka. A Pengertian Gerak
Kata Kunci Gerak Peerpindahan Gerak Lurus Beraturan Gerak Lurus Berubah Beraturan Kecepatan Percepatan Banyak sekali konsep fisika yang dapat dipelajari dari arena balap mobil atau balap motor. Salah satu
Lebih terperinciGERAK LURUS Kedudukan
GERAK LURUS Gerak merupakan perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap sebuah acuan tertentu. Perubahan letak benda dilihat dengan membandingkan letak benda tersebut terhadap suatu titik yang diangggap
Lebih terperinciA. Pendahuluan dan Pengertian
Pernahkah Anda melihat atau mengamati pesawat terbang yang mendarat di landasannya? Berapakah jarak tempuh hingga pesawat tersebut berhenti? Ketika Anda menjatuhkan sebuah batu dari ketinggian tertentu,
Lebih terperinciM E K A N I K A T E K N I K TIM FISIKA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2017
M E K A N I K A T E K N I K TIM FISIKA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang berhubungan dengan perilaku benda yang menjadi subyek gaya atau perpindahan, dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Relativitas Einstein Relativitas merupakan subjek yang penting yang berkaitan dengan pengukuran (pengamatan) tentang di mana dan kapan suatu kejadian terjadi dan bagaimana
Lebih terperinciTEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA
TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika jawaban anda BENAR, pilihlah alasannya yang cocok dengan jawaban anda. Begitu pula jika
Lebih terperinciBesaran Dasar Gerak Lurus
Oleh : Zose Wirawan Besaran Dasar Gerak Lurus Pendahuluan Gerak Lurus adalah suatu gerak benda yang lintasannya berupa garis lurus. Ini adalah jenis gerak paling sederhana yang ada didalam kehidupan seharihari.
Lebih terperinciBAB KINEMATIKA GERAK LURUS
1 BAB KINEMATIKA GERAK LURUS I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Perpindahan didefinisikan sebagai. Panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam waktu tertentu Perubahan kedudukan (posisi) suatu benda dalam
Lebih terperinciBAB 1 : MASSA, ENERGI, RUANG, DAN WAKTU
BAB 1 : MASSA, ENERGI, RUANG, DAN WAKTU A. Pengertian Dasar Setiap hari kita melihat berbagai macam hal di lingkungan sekitar. Ada banyak hal yang bisa diamati. Misalnya jenis kendaraan yang melintas di
Lebih terperinciVEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.
VEKTOR 1 A. Definisi vektor Beberapa besaran Fisika dapat dinyatakan dengan sebuah bilangan dan sebuah satuan untuk menyatakan nilai besaran tersebut. Misal, massa, waktu, suhu, dan lain lain. Namun, ada
Lebih terperinciRUANG WAKTU RINDLER DAN PARADOKS KEMBAR Casmika Saputra , Asep Sofyan ABSTRAK
RUANG WAKTU RINDLER DAN PARADOKS KEMBAR Casmika Saputra 10212001, Asep Sofyan 10212074 ABSTRAK Rindler spoacetime bentuk transformasi di ruang waktu untuk kerangka noninersial. Paradoks kebar terjadi ketika
Lebih terperinciBAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK
BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK.1 Teori Perambatan Gelombang Seismik Metode seismik adalah sebuah metode yang memanfaatkan perambatan gelombang elastik dengan bumi sebagai medium rambatnya. Perambatan
Lebih terperinciAndaikan sebutir partikel bergerak searah sumbu-x. Posisi partikel setiap waktu dinyatakan oleh jaraknya dari titik awal (acuan) O.
BAB III GERAK LURUS 3.1 PENDAHULUAN Kinematika partikel mempelajari gerak suatu partikel tanpa meninjau penyebab partikel itu dapat bergerak. Gerakan ini mengamati bentuk lintasan yang ditulis dalam persamaan
Lebih terperinciPlease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN A. Diskripsi Assalamu alaikum Wr wb, senang sekali bisa bertemu lagi melalui modul ini. Pertama kali, saya ucapkan selamat, Anda telah menyelesaikan modul pertama, sekaligus selamat datang
Lebih terperinciLatihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini!
Latihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini! Gambarlah resultan gaya pada ketiga balok di atas! 2 Perhatikan gambar di bawah ini! a. Berapakah jarak yang ditempuh
Lebih terperinciPREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume
PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/2014 A. PILIHAN GANDA 1. Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume d. Panjang, lebar, tinggi, tebal b. Kecepatan,waktu,jarak,energi
Lebih terperinciDINAMIKA GERAK FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.
1/30 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) DINAMIKA GERAK Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Definisi Dinamika Cabang dari ilmu mekanika yang meninjau
Lebih terperinciUSAHA, ENERGI DAN MOMENTUM. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.
USAHA, ENERGI DAN MOMENTUM Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. Impuls dan momentum HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER : Perubahan momentum yang disebabkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensial Coulomb untuk Partikel yang Bergerak Dalam bab ini, akan dikemukakan teori-teori yang mendukung penyelesaian pembahasan pengaruh koreksi relativistik potensial Coulomb
Lebih terperinciBab. Gerak Lurus. A. Gerak, Jarak, dan Perpindahan B. Kelajuan dan Kecepatan C. Percepatan D. Gerak Lurus Beraturan E. Gerak Lurus Berubah Beraturan
Bab 3 Sumber: www.google-images.com Pengaturan kecepatan yang tepat pada sebuah kereta api akan mengefektifkan waktu tempuh yang diharapkan. Gerak Lurus Hasil yang harus Anda capai: menerapkan konsep dan
Lebih terperinciKERJA DAN ENERGI. 4.1 Pendahuluan
IV KERJA DAN ENERGI Kompetensi yang ingin dicapai setelah mempelajari bab ini adalah kemampuan memahami, menganalisis dan mengaplikasikan konsep-konsep kerja dan energi pada kehidupan sehari-hari ataupun
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK LURUS 1
KINEMATIKA GERAK LURUS 1 Gerak Perhatikan kedudukan benda-benda di sekitarmu yang selalu berubah. Misalnya, teman-temanmu yang hilir mudik di halaman sekolah, mobil atau motor yang melaju di jalan raya,
Lebih terperinciBAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif
BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta
Lebih terperinciBAB GELOMBANG MEKANIK
BAB GELOMBANG MEKANK Contoh-contoh Soal Contoh 3. Definisi Cepat Rambat Bunyi Pada suatu saat terlihat kilat, dan sekon kemudian terdengar guntur. Bila cepat rambat bunyi di udara 34 m/s, berapakah jarak
Lebih terperinciGERAK LURUS. Posisi Materi Kecepatan Materi Percepatan Materi. Perpindahan titik materi Kecepatan Rata-Rata Percepatan Rata-Rata
GERAK LURUS (Rumus) Posisi Materi Kecepatan Materi Percepatan Materi Perpindahan titik materi Kecepatan Rata-Rata Percepatan Rata-Rata Kecepatan Sesaat Percepatan Sesaat Panjang Vektor Besar Kecepatan
Lebih terperinciM E K A N I K A HUKUM NEWTON MEKANIKA TIM FISIKA 9/20/2012
M E K A N I K A TIM ISIKA MEKANIKA Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang berhubungan dengan perilaku benda yang menjadi subyek gaya atau perpindahan, dan efek selanjutnya pada benda tersebut dalam lingkungan
Lebih terperinciBab 2 Hukum Coulomb A. Pendahuluan
Bab 2 Hukum Coulomb A. Pendahuluan Pada pokok bahasan ini disajikan tentang hukum Coulomb, yaitu hukum dasar yang mengatur tentang gaya interaksi (gaya Coulomb) antara muatan-muatan yang terpisah pada
Lebih terperinciXpedia Fisika. Soal Mekanika
Xpedia Fisika Soal Mekanika Doc Name : XPPHY0199 Version : 2013-04 halaman 1 01. Tiap gambar di bawah menunjukkan gaya bekerja pada sebuah partikel, dimana tiap gaya sama besar. Pada gambar mana kecepatan
Lebih terperinciPESAWAT ATWOOD. Kegiatan Belajar 1 A. LANDASAN TEORI
odul Gerak Kegiatan Belajar A. LANDASAN TEOI PESAWAT ATWOOD Dalam gerak translasi murni, sifat benda tegar mempertahankan keadaan geraknya disebut sebagai sifat kelembaman atau inersial. Sifat kelembaman
Lebih terperinciNAMA : NO PRESENSI/ KELAS : SOAL ULANGAN HARIAN IPA Gerak pada Benda
NAMA : NO PRESENSI/ KELAS : SOAL ULANGAN HARIAN IPA Gerak pada Benda I. Pilihan ganda Berilah tanda silang pada pilihan jawaban yang menurutmu tepat. Setiap nomor yang benar menghasilkan poin 1. Berdoalah
Lebih terperinciGELOMBANG YUSRON SUGIARTO
GELOMBANG YUSRON SUGIARTO OUTLINE Gelombang Klasiikasi Gelombang Siat gelombang Gelombang Suara Eek Doppler GELOMBANG KLASIFIKASI GELOMBANG Gelombang menurut arah perambatannya: Gelombang Longitudinal
Lebih terperinciBAB II KINEMATIKA GERAK LURUS. A. STANDAR KOMPETENSI : Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskrit (partikel).
BAB II KINEMATIKA GERAK LURUS A. STANDAR KOMPETENSI : Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskrit (partikel). B. INDIKATOR : 1. Mendefinisikan pengertian gerak 2. Membedakan
Lebih terperinciBerdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN
3 GEAK MELINGKA BEATUAN Kincir raksasa melakukan gerak melingkar. Sumber: Kompas, 20 Juli 2006 Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu benda bergerak pada garis lurus, gerak
Lebih terperinciKINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika
KINEMATIKA A. Teori Dasar Besaran besaran dalam kinematika Vektor Posisi : adalah vektor yang menyatakan posisi suatu titik dalam koordinat. Pangkalnya di titik pusat koordinat, sedangkan ujungnya pada
Lebih terperinciGLB - GLBB Gerak Lurus
Dexter Harto Kusuma contoh soal glbb GLB - GLBB Gerak Lurus Fisikastudycenter.com- Contoh Soal dan tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dan Gerak Lurus Beraturan (GLB), termasuk gerak vertikal
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK LURUS
KINEMATIKA GERAK LURUS Mata Pelajaran Kelas Nomor Modul : Fisika : I (Satu) : Fis.X.0 Penulis: Drs. Setia Gunawan Penyunting Materi: Drs. I Made Astra, M.Si Penyunting Media: Dr. Nurdin Ibrahim, M.Pd.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Gelombang dan klasifikasinya. Gelombang adalah suatu gangguan menjalar dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Dalam klasifikasinya gelombang terbagi menjadi yaitu :. Gelombang
Lebih terperinciDisusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)
Disusun oleh : MIRA RESTUTI 1106306 PENDIDIKAN FISIKA (RM) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Kompetensi Dasar :
Lebih terperinciSOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay
SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik
Lebih terperinciDi unduh dari : Bukupaket.com
2. Gerak pada Hewan Salah satu sifat makhluk hidup adalah bergerak. Hewan bergerak dengan berbagai cara, misalnya ada hewan yang berjalan, berlari, terbang, berenang, merayap, dan lain sebagainya. Hewan
Lebih terperinciPertanyaan Final (rebutan)
Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena
Lebih terperinciPESAWAT ATWOOD. Herayanti, Lisna, Arsyam Basri, Rafika Rahmatia PENDIDIKAN FISIKA 2014 Abstrak
PESAWAT ATWOOD Herayanti, Lisna, Arsyam Basri, Rafika Rahmatia PENDIDIKAN FISIKA 2014 Abstrak Telah dilakukan suatu praktikum tentang pesawat atwood dengan tujuan mampu memahami konsep kinematika untuk
Lebih terperinci