Fitri Magfirah 1, Agus Wijanarka 2, Novita Intan Arovah 3 INTISARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fitri Magfirah 1, Agus Wijanarka 2, Novita Intan Arovah 3 INTISARI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI OLAHRAGA, FREKUENSI KONSUMSI SUPLEMEN, DAN STATUS GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI ATLET DI KLUB SEPAKBOLA PSIM YOGYAKARTA Fitri Magfirah 1, Agus Wijanarka 2, Novita Intan Arovah 3 INTISARI LatarBelakang: Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus untuk mencegah agar tidak mudah sakit. Dalam praktek sehari-hari banyak atlet dan pelatih kurang memahami tentang konsep dasar gizi olah raga dan kaidah pemakaian suplemen yang pada akhirnya dapat mempengaruhi status gizi atlet. Pada akhirnya hal ini diduga dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani atlet.turunnya kebugaran jasmani khususnya pada atlet sepak bola dapat berdampak pada kurang optimalnya prestasi atlet. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan gizi olahraga, frekuensi konsumsi suplemen, dan status gizi dengan kebugaran jasmani atletsepakbola. MetodePeneletian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah para pemain di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta. Hubungan antara tingkat pengetahuan, frekuensi konsumsi suplemen dan status gizi dengan kebugaran jasmani dianalisis dengan uji statistic Rank Spearman. Hasil: Tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 14 responden (70,0%) dan tingkat pengetahuan kurang yaitu sebanyak 6 responden (30,0%). Frekuensi konsumsi suplemen sebagian besar selalu melakukan konsumsi suplemen yaitu 11 responden (55,0%), konsumsi suplemen jarang yaitu 3 responden (15,0%), dan tingkat frekuensi konsumsi suplemen sering yaitu 6 responden (30 %). Jenis suplemen yang sering dikonsumsi responden yaitu Amino. Status gizi baik yaitu 19 responden (95,0%) dan status gizi lebih yaitu 1 responden (5,0%). Sedangkan tingkat kebugaran jasmani diatas rata-rata yaitu 13 responden (65,0%) dan tingkat kebugaran jasmani kategori Excelent atau sangat baik yaitu 7 responden (35,0%).Pada uji statistik Rank Spearman ditemukan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kebugaran jasmani dengan nilai signifikan 0,947 (> 0,05), ada hubungan antara frekuensi konsumsi suplemen dengan kebugaran jasmani dengan nilai signifikan 0,038 (< 0,05)dan tidak ada hubungan antara status gizi dengan kebugaran jasmani dengan nilai signifikan 0,478 (> 0,05). Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi olahraga dengan kebugaran jasmani, ada hubungan antara frekuensi konsumsi suplemen dengan kebugaran jasmani, tidak ada hubungan antara status gizi dengan kebugaran jasmani. Kata Kunci: Pengetahuan gizi olahraga, konsumsi suplemen, status gizi, kebugaran jasmani Mahasiswa Ilmu Gizi Universitas Respati Yogyakarta Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Dosen Universitas Negeri Yogyakarta 1

2 THE CORRELATION BETWEEN THE KNOWLEDGE LEVEL OF SPORT NUTRIENT, FREQUENCY OF SUPPLEMENT CONSUME AND NUTRIENT STATUS AND PHYSICAL HEALTHINESS OF ATHLETE IN FOOTBALL CLUB OF PSIM, YOGYAKARTA ABSTRACT Background: Sport excercise is a way to improve physical fitness and prevent from suffering illness. In daily practice athlete and trainer has less understand the basic concepts of sports nutrition and supplement usage rules that may ultimately affect the nutritient status of athletes. In the end it could be expected to affect the level of physical fitness of athletes. Decline in physical fitness, especially in athletes can lead to the decruase of athlete perfomance. Objective: This research aims to identify the correlation between the knowledge level of sport nutrient, frequency of supplement consumtion and nutrient status and physical healthiness of athlete. Method: Observational with cross sectional design performed as research methodology. Research was established in football club of PSIM, Yogyakarta. Sample involves the player in football club of PSIM, Yogyakarta. The correlation between the knowledge, frequency of supplement consume and nutrient status and physical healthiness rank spearmen tes was established. Results: The knowledge levels in well category were 14 respondents (70%) and deficit were 6 respondents (30%). The frequency of supplement intakes categorized as frequent as 11 respondents (55%), rarely as 3 respondents (15%) and lack as 6 respondents (30%). While the level of physical fitness categorized as above average were 13 respondents (65%) and excellent were 7 respondents (65%). To observe the correlation between variable, Rank Spearmen test was established. There is no correlation between the knowledge level and physical fitness with significant value (> 0.05), there is correlation between the frequency on supplement intake and physical fitness with significant value as (<0.05), there is no correlation between nutrient status and physical fitness with significant value as (>0.05). Conclusions: There is correlation between the knowledge levels of sport nutrient and physical fitness. There is correlation between frequency for supplement intake and physical fitness. Finally, there is no correlation between nutrient status and physical fitness. Keywords: Knowledge of Sport Nutrition, Supplement Intake, Nutrition Status, Physical Fitness 2

3 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus untuk mencegah agar tidak mudah sakit. Pada proses kehidupan seseorang dipengaruhi banyak faktor salah satunya adalah masukan zat gizi. Disamping itu gizi juga berpengaruh dalam mempertahankan daya tahan tubuh. Hal tersebut berlaku pula bagi atlet, karena kegiatan fisik dan psikis berbeda baik selama latihan maupun pada saat pertandingan (Depkes-kesos RI, 2000). Dalam praktek sehari-hari banyak atlet dan pelatih kurang memahami tentang berbagai mitos makanan dan minuman yang jika dikonsumsi akan memberikan kekuatan luar biasa. Salah satu mitos tersebut adalah mengenai suplemen. Umumnya atlet yang biasa menggunakan suplemen beranggapan bahwa sedikit mengkonsumsi suplemen sudah baik, dan apabila lebih banyak akan lebih baik lagi. Dalam hal ini mereka tidak cukup mengetahui tentang bagaimana vitamin bekerja dan beraksi di dalam tubuh (Husaini, 2000). Untuk mendapatkan atlet yang berprestasi, faktor gizi sangat perlu diperhatikan sejak saat pembinaan di tempat pelatihan sampai pada saat pertandingan (Depkes-kessos RI, 2000). Status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan, membantu pertumbuhan bagi anak serta menunjang prestasi olahragawan. Untuk mengetahui status gizi seseorang, dapat dilakukan pemeriksaan secara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung meliputi anthropometri, biokimia, klinis dan biofisik, sedangkan secara tidak langsung meliputi survei konsumsi, statistik vital, dan faktor ekologi (Irianto, 2006). Problem utama yang sering ditemui atlet yang sedang berlatih dengan keras adalah kelelahan atau ketidakmampuan untuk memulihkan rasa lelah, dari satu latihan ke latihan berikutnya (Damayanti, 2000). Tanpa kesegaran jasmani yang prima, atlet tidak akan berhasil memperoleh prestasi walaupun memiliki ketrampilan teknik dan taktik yang baik. Fakta menunjukan bahwa kesegaran jasmani atlet-atlet indonesia masih berada dibawah standar atlet internasional (Widiany, 2007). Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan tingkat pengetahuan, konsumsi suplemen dan status gizi terhadap kebugaran atlet Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta. B. Tujuan 1. Tujuan umum 1.1 Diketahui tingkat pengetahuan gizi olahraga atlet. 1.2 Diketahui konsumsi suplemen atlet. 1.3 Diketahui status gizi atlet. 1.4 Diketahui tingkat kebugaran jasmani atlet. 2. Tujuan khusus Diketahui hubungan antara tingkat pengetahuan gizi, konsumsi suplemen dan status gizi terhadap kebugaran jasmani atlet 3

4 METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan rancangan cross sectional yaitu penelitian yang mempelajari hubungan antara variabel bebas (faktor resiko) dengan variabel tergantung (efek) dengan melakukan pengukuran sesaat. B. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh atlet sepak bola PSIM Yogyakarta yang berjumlah 27 orang.penentuan sampel penelitian yaitu dengan cara purpossive sampling. Sampel penelitian adalah seluruh atlet sepak bola PSIM Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut: a. Atlet yang bersedia menjadi responden b. Bisa berbahasa Indonesia dan dapat berkomunikasi dengan baik c. Sehat jasmani dan rohani d. Warga Negara Indonesia C. Definisi Operasional 1. Tingkat pengetahuan gizi olahraga Tingkat pengetahuan gizi olahraga pada penelitian ini adalah score jawaban responden yang diperoleh melalui pengisian kuesioner yang terdapat pada lampiran 3.Pertanyaan untuk kuesioner berjumlah 30 butir, dengan skor 1 setiap 1 jawaban benar dan 0 untuk setiap jawaban yang salah. Parameter: jumlah skor yang benar 1) Baik : Bila skore > 80 % skor benar 2) Cukup : Bila skore % skor benar 3) Kurang : Bila skore < 60 % skor benar (Aurelia, 2008) Skala : Ordinal 2. Frekuensi Konsumsi Suplemen Frekuensi yaitu jumlah berapa kali responden dalam mengkonsumsi suplemen dalam 1 minggu. Parameter 1) Jarang : 1-3 kali seminggu 2) Sering: 4 6 kali seminggu 3) Selalu: 7 kali seminggu Skala ordinal(aisyah, 2006). 4

5 3. Status gizi Status gizi pada penelitian ini yaitu dihitung berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), dengan rumus: Parameter : Status gizi kurang : nilai IMT <17,0-18,5 Status gizi baik : nilai IMT 18,5-25,0 Status gizi lebih : nilai IMT > 25,0 (Supariasa, 2002) Skala : Ordinal. 4. Kebugaran jasmani Kebugaran jasmani pada penelitian ini yaitu diukur menggunakan VO 2 max dengan menggunakan metode Beep Test. Parameter: Score penilaian VO 2 max Tabel 5. Score penilaian VO 2 max r Kategori Jelek Di bawah Rata-rata Di atas ratarata Excellent Superior rata-rata < 35,0 35,0-39,9 40,5 45,1 45,2 50,9 51,0 55,9 >55, < 33,0 31,5 38,4 39,9 43,3 43,9 48,7 49,3 52,5 >51, < 31,5 31,5 38,4 38,5 41,8 42,4 47, ,4 >51,6 Sumber: Anonim, Skala: Ordinal D. Jenis dan cara pengumpulan data a. Data primer Data primer dalam penelitian ini adalah identitas responden, kuesioner tentang tingkat pengetahuan dan konsumsi suplemen, data antropometri dan tingkat kebugaran jasmani atlet. b. Data sekunder Data sekunder dari penelitian ini adalah gambaran umum yang didapat dari manajemen Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta. E. Instrumen Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Timbangan berat badan injak untuk mengukur berat badan responden 2. Microtoise untuk mengukur tinggi badan responden 3. Alat tulis 4. Lembar score kebugaran responden. 5

6 Instrumen Penelitian yang digunakan yaitu kuesioner tentang Tingkat Pengetahuan Gizi Olahraga dan Konsumsi Suplemen yang diadopsi dari Ruth Aurelia ( 2008) yang kesemua butir pertanyaan dinyatakan valid atau reliabel. HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi status umur, berat badan, dan tinggi badan. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden No Karakteristik N % 1 Umur < 20 Tahun 1 5, Tahun 15 75,0 > 30 Tahun 4 20,0 Total ,0 2 Berat badan < 65 Kg 13 65, Kg 6 30,0 > 70 Kg 1 5,0 Total ,0 3 Tinggi badan < 165 Cm 2 10, Cm 14 70,0 > 170 Cm 4 20,0 Total ,0 Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa sebagian besar mempunyai umur tahun yaitu sebanyak 15 orang (75,0%). Kemudian dari para atlet tersebut, mayoritas berat badan menunjukkan dibawah 65 kg yaitu sebanyak 13 orang (65,0%). Dan jika dilihat dari tinggi para pemain sepakbola Sepakbola PSIM Yogyakarta, mayoritas tingginya antara Cm yaitu sebanyak 14 orang (70,0%). 6

7 B. Pengetahuan Gizi Olahraga Berikut hasil pengukuran tingkat pengetahuan gizi olahraga responden. Tabel 7. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tingkat pengetahuan N % Kurang 6 30,0 Cukup 14 70,0 Jumlah ,0 Berdasarkan Tabel 7. dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan sebagian besar cukup yaitu sebanyak 14 responden (70,0%). Tingkat pengetahuan kurang yaitu sebanyak 6 responden (30,0%), dan tidak ada responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang pengetahuan gizi. C. Frekuensi Konsumsi Suplemen Adapun hasil pengukuran frekuensi konsumsi suplemen para pemain sepakbola di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta adalah sebagai berikut: Tabel 8.Distribusi Frekuensi Konsumsi Suplemen Responden Konsumsi suplemen N % Jarang 3 15,0 Sering 6 30,0 Selalu 11 55,0 Jumlah ,0 Berdasarkan Tabel 8. dapat diketahui bahwa konsumsi suplemen yang dilakukan responden sebagian besar selalu melakukan konsumsi suplemen yaitu sebanyak 11 responden (55,0%). Konsumsi suplemen sering yaitu sebanyak 6 responden (30,0%), dan tingkat konsumsi suplemen dalam frekuensi jarang yaitu sebanyak 3 responden (15,0%). D. Status Gizi Berikut hasil pengukuran status gizi pada para pemain sepakbola di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta adalah sebagai berikut: Tabel 9. Distribusi Status Gizi Responden Status gizi N % Baik 19 95,0 Lebih 1 5,0 Jumlah ,0 7

8 Berdasarkan Tabel 9. dapat diketahui bahwa status gizi sebagian besar baik yaitu sebanyak 19 responden (95,0%). Status gizi lebih yaitu sebanyak 1 responden (5,0%), dan tidak ada responden yang memiliki status gizi kurang. E. Kebugaran Jasmani Adapun hasil pengukuran tingkat kebugaran jasmani pada para pemain sepakbola di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta adalah sebagai berikut: Tabel 10.Distribusi Tingkat Kebugaran Jasmani Responden Tingkat kebugaran jasmani N % Di atas rata-rata 13 65,0 Excelent ( sangat baik) 7 35,0 Jumlah ,0 Berdasarkan Tabel 10. dapat diketahui bahwa tingkat kebugaran jasmani sebagian besar diatas ratarata yaitu sebanyak 13 responden (65,0%). Tingkat kebugaran jasmani Excelent atau sangat baik yaitu sebanyak 7 responden (35,0%). F. Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi Olahraga dengan Kebugaran Jasmani Hubungan tingkat pengetahuan gizi dengan tingkat kebugaran jasmani para pemain sepakbola di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta dapat ditunjukkan pada tabel pengujian statistik dibawah ini : Tabel 11. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani tingkatpenget tingkatkebug ahuan aran Spearman's rho tingkatpengetahua n Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)..924 N tingkatkebugaran Correlation Coefficient Sig. (2-tailed).924. N Berdasarkan Tabel 11. maka dapat dijelaskan mengenai tentang ada tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan tingkat kebugaran jasmani para pemain sepakbola di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta, dari pengujian diatas diperoleh nilai signifikan pada hubungan antara kedua variabel tersebut sebesar 0,924. Dikarenakan nilai signifikan 0,924 lebih besar dari nilai signifikan 0,05 atau (0,924 > 0,05), maka dinyatakan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan tingkat kebugaran jasmani, 8

9 G. Hubungan Frekuensi Konsumsi Suplemen dengan Kebugaran Jasmani Hubungan frekuensi konsumsi suplemen dengan tingkat kebugaran jasmani dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini : Tabel 12. Hubungan Frekuensi Konsumsi Suplemen Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani frekuensi suplemen tingkat kebugaran jasmani Spearman's rho frekuensi suplemen Correlation Coefficient 1,000,466(*) Sig. (2-tailed).,038 N tingkat kebugaran jasmani Correlation Coefficient,466(*) 1,000 Sig. (2-tailed),038. N Berdasarkan Tabel 12 maka dapat dijelaskan mengenai tentang ada tidaknya hubungan antara frekuensi konsumsi suplemen dengan tingkat kebugaran jasmani para pemain sepakbola di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta, dari pengujian diatas diperoleh nilai signifikan pada hubungan antara kedua variabel tersebut sebesar 0,038. Dikarenakan nilai signifikan 0,038 lebih kecil dari nilai signifikan 0,05 atau (0,038 < 0,05), maka dinyatakan ada hubungan antara frekuensi konsumsi suplemen dengan tingkat kebugaran jasmani, H. Hubungan Status Gizi dengan Kebugaran jasmani Hubungan status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani para pemain sepakbola di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta dapat ditunjukkan pada tabel pengujian statistik dibawah ini : Tabel 13. Hubungan Status Gizi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani status gizi tingkatkebug aran Spearman's rho status gizi Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)..478 N tingkatkebugara n Correlation Coefficient Sig. (2-tailed).478. N

10 Berdasarkan Tabel 13. maka dapat dijelaskan mengenai tentang ada tidaknya hubungan antara status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani para pemain sepakbola di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta, dari pengujian diatas diperoleh nilai signifikan pada hubungan antara kedua variabel tersebut sebesar 0,478. Dikarenakan nilai signifikan 0,478 lebih besar dari nilai signifikan 0,05 atau (0,478 > 0,05), maka dinyatakan tidak ada hubungan antara status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data diatas, diperoleh sebagian besar pemain sepakbola di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta mempunyai umur tahun atau dalam umur keemasannya sebagai seorang atlet dan masih terdapat beberapa atlet yang umurnya sudah lebih dari 30 tahun. Dengan tinggi dan berat badan yang proporsional, tentunya akan berakibat pada status gizi seseorang dalam kategori baik atau bahkan lebih, sehingga dapat menjadikan kebugaran jasmani para pemain sepakbola di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta juga baik yang berdampak juga pada baiknya permainan sepakbolanya. Hal ini sejalan dengan pendapat (Widiany, 2007), salah satu komponen penting yang menentukan keberhasilan seorang atlet untuk berprestasi adalah kesegaran jasmani (phisical fitness). Tanpa kesegaran jasmani yang prima, atlet tidak akan berhasil memperoleh prestasi walaupun memiliki ketrampilan teknik dan taktik yang baik. Dari pengujian statistik dengan uji Rank Spearman, dinyatakan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan tingkat kebugaran jasmani. Pengetahuan tidak memberikan hubungan langsung terhadap kebugaran jasmani karena orang yang memiliki pengetahuan yang baik belum tentu menerapkan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak terjadi perubahan perilaku. Pengertian diatas dapat dihubungkan dalam penelitian ini, dimana atlet yang memiliki pengetahuan yang cukup belum tentu kesegaran jasmaninya baik karena belum tentu pengetahuannya diterapkan untuk melakukan perilaku yakni usaha-usaha dalam meningkatkan kesegaran jasmanikebugaran jasmani ( Aurelia, 2007). Berdasarkan frekuensi konsumsi suplemen yang dilakukan responden sebagian besar selalu melakukan konsumsi suplemen, hal ini menunjukkan bahwa para pemain sepakbola di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta sebagian besar selalu melakukan konsumsi suplemen, Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa dinyatakan ada hubungan antara frekuensi konsumsi suplemen dengan tingkat kebugaran jasmani, sehingga hipotesis kedua yang menyatakan bahwa ada hubungan antara konsumsi suplemen dan kebugaran jasmani atlet. Umumnya atlet yang biasa menggunakan suplemen beranggapan bahwa sedikit mengkonsumsi suplemen sudah baik, dan apabila lebih banyak akan lebih baik lagi. Dengan demikian, pemakaian suplemen dapat memulihkan kondisi fisiknya sehingga mampu berprestasi lebih baik, selain itu pemakaian suplemen juga disebabkan karena efek psikologis atau sugesti bahwa dengan memakan suplemen tertentu atlet merasa lebih siap dan kuat sehingga memacu prestasinya 10

11 Dalam pengujiannya, diperoleh hasil tidak ada hubungan antara status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani, Hal ini disebabkan karena kebugaran jasmani itu bukan hanya berhubungan dengan kesehatan tetapi juga berhubungan dengan ketrampilan gerak meliputi kecepatan gerak, kecepatan reaksi, daya ledak otot, kelincahan, keseimbangan, ketepatan dan koordinasi. Jadi belum tentu seseorang dengan status gizi baik dapat mencerminkan suatu kondisi yang bugar apabila individu tersebut tidak memiliki ketrampilan gerak. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Tingkat pengetahuan gizi para pemain sepakbola di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta sebagian besar dalam kategori cukup. 2. Frekuensi Konsumsi suplemen para pemain sepakbola di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta sebagian besar dalam kategori selalu mengkonsumsi. 3. Status gizi para pemain sepakbola di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta sebagian besar dalam kategori baik 4. Kebugaran jasmani para pemain sepakbola di Klub Sepakbola PSIM Yogyakarta sebagian besar dalam kategori di atas rata-rata 5. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan tingkat kebugaran jasmani. 6. Ada hubungan antara frekuensi konsumsi suplemen dengan tingkat kebugaran jasmani. 7. Tidak ada hubungan antara status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut: 1) selain memberikan pelatihan dalam sepakbola, sebaiknya pihak klub juga memberikan pengetahuan tentang gizi pada para pemainnya, dikarenakan dalam penelitian ini para pemain kondisinya memiliki pengetahuan yang cukup dan beberapa dari mereka pengetahuannya tentang gizi masih kurang. 2) Diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode penelitian yang lain sehingga memperoleh hasil yang lebih baik lagi. 11

12 DAFTAR PUSTAKA Aisyah, Fitri, TingkatPengetahuan dan Konsumsi Suplemen Anggota Fitness Center Kartika Dewi Yogyakarta, Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Gajah Mada Anonim. (2012). Internet. Juni 2012 Aurelia, Ruth Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Gizi Olahraga dengan Kesegaran Kardiorespirasi Atlet Sepakbola Persiba Bantul tahun 2007, Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Gajah Mada Depkes Kesejahteraan Sosial RI, Pedoman Pelatihan Gizi Olahraga Untuk Prestasi, Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat Husaini, D. A. P., anie K. (2002). Gizi Atlet Sepakbola, Jakarta: Depkes. Irianto, J. P Panduan Gizi Lengkap keluarga dan olahragawan, Yogyakarta: Andi Yogyakarta Vitahealth Seluk Beluk Food Supplement, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Widiany, Lusviana, Fery Hubungan antara pola konsumsi karbohidrat, protein, dan lemak dengan kesegaran kardiorespirasi atlet sepakbola PERSIBA Bantul tahun Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Gajah Mada. 12

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang diminati semua golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan beregu yang berisi dari

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN DAN STATUS GIZI ATLET DI PUSDIKLAT OLAHRAGA PELAJAR SUDIANG KOTA MAKASSAR

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN DAN STATUS GIZI ATLET DI PUSDIKLAT OLAHRAGA PELAJAR SUDIANG KOTA MAKASSAR TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN DAN STATUS GIZI ATLET DI PUSDIKLAT OLAHRAGA PELAJAR SUDIANG KOTA MAKASSAR Mustamin 1, Uun Kunaepah 1, Sri Dara Ayu 1 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia. Saat ini, pencak silat sendiri sudah dipertandingkan diberbagai ajang kompetisi olahraga internasional,

Lebih terperinci

Oleh SHOFI IKRAMINA

Oleh SHOFI IKRAMINA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, AKTIVITAS FISIK, Z-SKOR, DAN FREKUENSI LATIHAN TERHADAP KEKUATAN OTOT TUNGKAI PEMAIN BASKET REMAJA LAKI-LAKI DI KLUB BASKET SCORPIO, JAKARTA TIMUR Skripsi Ini Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002). 74 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan sepakbola membutuhkan daya tahan fisik yang tinggi untuk melakukan aktifitas secara terus menerus dalam waktu lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

Lebih terperinci

Hubungan Asupan Energi, Protein dan Suplemen dengan Tingkat Kebugaran

Hubungan Asupan Energi, Protein dan Suplemen dengan Tingkat Kebugaran Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 2. Edisi 2. Desember 2012. ISSN: 2088-6802 Artikel Penelitian http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki Hubungan Asupan Energi, Protein dan Suplemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Olahraga adalah segala bentuk aktivitas fisik kompetitif yang biasanya dilakukan melalui partisipasi santai atau terorganisi, bertujuan untuk menggunakan, memelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan oleh banyaknya klub-klub sepak bola yang ada dan penggemar yang tidak sedikit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL PRIA USIA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL PRIA USIA TAHUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL PRIA USIA 19-23 TAHUN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : LUHUT MAHENDRA J 120 110 049 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

Hubungan Asupan Energi dan Status Hidrasi dengan Kebugaran Atlet Voly Putri Club Voly Baja 78 Bantul Yogyakarta

Hubungan Asupan Energi dan Status Hidrasi dengan Kebugaran Atlet Voly Putri Club Voly Baja 78 Bantul Yogyakarta Nutrisia, Volume 15 Nomor 2, September 2013, halaman 76-81 Hubungan Asupan Energi dan Status Hidrasi dengan Kebugaran Atlet Voly Putri Club Voly Baja 78 Bantul Yogyakarta Rahmawati 1, Nur Hidayat 2, Setyowati

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DIET CALON ATLET TERHADAP STATUS GIZI DI SMA NEGERI OLAHRAGA PROVINSI RIAU

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DIET CALON ATLET TERHADAP STATUS GIZI DI SMA NEGERI OLAHRAGA PROVINSI RIAU ISSN 2527-760X (Print) ISSN 2528-584X (Online) HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DIET CALON ATLET TERHADAP STATUS GIZI DI SMA NEGERI OLAHRAGA PROVINSI RIAU Putri Wulandini S 1, Faisal Hamdani 2 Universitas

Lebih terperinci

GANGGUAN PERILAKU MAKAN DAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI PROTEIN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI PEMAIN SEPAK BOLA IKOR FIK UNESA

GANGGUAN PERILAKU MAKAN DAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI PROTEIN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI PEMAIN SEPAK BOLA IKOR FIK UNESA Jurnal Pembelajaran Olahraga http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pjk/index Volume 3 Nomor 1 Tahun 2017 GANGGUAN PERILAKU MAKAN DAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI PROTEIN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI PEMAIN SEPAK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN.... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... ix KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG Didi Yudha Pranata 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat VO 2 max

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Jurnal Oleh Arif Cahyanto PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Dengan Ketahanan Fisik Atlet Sepak Bola Ps Barito Putera Tahun 2014

Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Dengan Ketahanan Fisik Atlet Sepak Bola Ps Barito Putera Tahun 2014 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Dengan Ketahanan Fisik Atlet Sepak Bola Ps Barito Putera Tahun A Correlation of Energy And Protein Consumption With The Level Of Physical Endurance Of Football

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

Kajian Karakteristik dan Asupan Cairan pada Atlet di SMA Negeri 1 Sewon

Kajian Karakteristik dan Asupan Cairan pada Atlet di SMA Negeri 1 Sewon Nutrisia, Volume 15 Nomor 2, September 2013, halaman 76-81 Kajian Karakteristik dan pada Atlet di SMA Negeri 1 Sewon Fani Indrawati 1, Weni Kurdanti 2, Isti Suryani 3 1,2,3 Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1). BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran, selain itu olahraga juga dapat ditunjukkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA V o l. 1, N o. 2, J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 7 101 HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA Naintina Lisnawati

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI HUBUNGAN STATUS GIZI DAN AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI Bustamam Penjaskesrek FKIP Universitas Syiah Kuala Jl. Hamzah Fansuri, No.7 FKIP. Unsyiah, Darussalam, email: vizamaurizka@gmail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU FITNESS TRAINER

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU FITNESS TRAINER ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU FITNESS TRAINER TERHADAP PEMAKAIAN SUPLEMEN DI BEBERAPA PUSAT KEBUGARAN DI WILAYAH KOTA BANDUNG PERIODE DESEMBER 2008 NOVEMBER 2009 Arko Pradipta, 0610169

Lebih terperinci

Bagan Kerangka Pemikiran "##

Bagan Kerangka Pemikiran ## KERANGKA PEMIKIRAN Olahraga pendakian gunung termasuk dalam kategori aktivitas yang sangat berat (Soerjodibroto 1984). Untuk itu diperlukan kesegaran jasmani, daya tahan tubuh yang prima, dan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Tahan Tubuh (Endurance) 1. Pengertian Menurut Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum (2007) daya tahan umum adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas terus-menerus (lebih

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016 ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 016 Osa Maliki 1), Husnul Hadi ), Ibnu Fatkhu Royana 3) Universitas PGRI Semarang osamaliki04@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci

Tingkat Kontrol Asma Mempengaruhi Kualitas Hidup Anggota Klub Asma di Balai Kesehatan Paru

Tingkat Kontrol Asma Mempengaruhi Kualitas Hidup Anggota Klub Asma di Balai Kesehatan Paru Tingkat Kontrol Asma Mempengaruhi Kualitas Hidup Anggota Klub Asma di Balai Kesehatan Paru Setyoko 1, Andra Novitasari 1, Anita Mayasari 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang mempunyai dampak positif terhadap derajat kesehatan, oleh karena itu olahraga dianjurkan untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA 1 Hubungan Antara Tingkat Aktivitas... (Desi Ardiyani) HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA CORRELATION BETWEEN PHYSICAL ACTIVITY

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG Correlation Of Satisfaction Level Of Food Quality With Energy And Macronutrient

Lebih terperinci

Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness JSSF 3 (1) (214) Journal of Sport Sciences and Fitness http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf PROFIL KONDISI FISIK SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET PUTRA SMA N 2 UNGARAN TAHUN 212 Hari Agung Wiwoho

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI STKIP PGRI TRENGGALEK

EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI STKIP PGRI TRENGGALEK EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI STKIP PGRI TRENGGALEK Henri Gunawan Pratama Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi STKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu keprihatinan tersendiri bagi kondisi olahragawan profesional di Indonesia. Untuk membina seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah sepak bola UNI Ciwastra Bandung pada bulan Januari 2015. B. Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 17 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di lingkungan Kampus (IPB)

Lebih terperinci

Sari, et al., Hubungan antara Tingkat Konsumsi Makanan, Suplemen dan Status Gizi dengan...

Sari, et al., Hubungan antara Tingkat Konsumsi Makanan, Suplemen dan Status Gizi dengan... Hubungan antara Makanan, Suplemen dan Status Gizi dengan Kesegaran Jasmani (Relation Between Food Consumption, Supplement and Nutrition Status with Physical Fitness) Intan Dwi Sari, Ninna Rohmawati, Farida

Lebih terperinci

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes Introduction Gizi sec. Umum zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan memperbaiki jaringan tubuh. Gizi (nutrisi)

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA 29 HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA CORRELATION BETWEEN POSYANDU X S SERVICE WITH ELDERLY SATISFACTION LEVEL ENDAH RETNANI WISMANINGSIH Info Artikel Sejarah Artikel Diterima

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Melihat tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dan faktor-faktor lainnya dengan status lemak tubuh pada pramusaji di Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia olahraga sangat erat kaitannya dengan pencapaian prestasi atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam mencapai suatu prestasi baik di

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER Maria Helena 1), Joko Wiyono 2), Novita Dewi 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN Hubungan antara Kecepatan... (Jerry Patraserasah) 1 HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA 13-15 TAHUN CORRELATION

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG Rosadalima Lebo Atu 1), Atti Yudiernawati 2), Tri Nurmaningsari

Lebih terperinci

STATUS GIZI, ASUPAN CAIRAN DAN KEBUGARAN JASMANI ATLET DI PERSATUAN BULUTANGKIS KABUPATEN KUDUS

STATUS GIZI, ASUPAN CAIRAN DAN KEBUGARAN JASMANI ATLET DI PERSATUAN BULUTANGKIS KABUPATEN KUDUS Fitri Rachma, Siti Zulaekah STATUS GIZI, ASUPAN CAIRAN DAN KEBUGARAN JASMANI ATLET DI PERSATUAN BULUTANGKIS KABUPATEN KUDUS Fitri Rachma - Siti Zulaekah Progam Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah siswa pada perguruan tinggi yang memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN...

LEMBAR PERSETUJUAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii PENGESAHAN SKRIPSI... iv SURAT PERNYATAAN... v RIWAYAT HIDUP... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain sepakbola, tentu saja dibutuhkan latihan yang teratur, berkesinambungan dan terus menerus, kian

Lebih terperinci

Elvia Raissa Vania, Siti Fatimah Pradigdo, S.A Nugraheni. *Elvia Raissa Vania, ABSTRACT

Elvia Raissa Vania, Siti Fatimah Pradigdo, S.A Nugraheni. *Elvia Raissa Vania, ABSTRACT HUBUNGAN GAYA HIDUP, STATUS GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI (STUDI PADA ATLET SOFTBALL PERGURUAN TINGGI DI SEMARANG TAHUN 2017) Elvia Raissa Vania, Siti Fatimah Pradigdo, S.A

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA Abdillah 1, Anang Qosim 2, Rubiyatno

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW Henry Maksum 1, Abdillah 2, Utami Dewi 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK Stephani Yaneˡ, Zainal Arifin², Mira Fuzita³ 1,2,3 Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas

Lebih terperinci

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *  ABSTRAK Hubungan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Berdasarkan Skor Pittsburgh Sleep Quality Index di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Luhur Bantul Yogyakarta RELATIONSHIP BETWEEN ELDERLY GYMNASTIC

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY 1 Tingkat Kesegaran Jasmani... (Taradita Larasati) TINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY LEVEL OF PHSYCIAL FITNESS UKM TENNIS ATHLETE Oleh: Taradita Larasati, Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA

THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA Listia Anita 1, Yeni Prawiningdyah 2, Farissa Fatimah 3 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian non-eksperimental dengan menggunakan data primer untuk mengetahui

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Kraton, Yogyakarta

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Kraton, Yogyakarta Hubungan Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Kraton, Yogyakarta Adam Alqustar 1, Ekorini Listiowati 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan rancangan penelitian kuantitatif pendekatan analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2 Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kefokteran dan Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA Ilman Alifa Syahda, Imas Damayanti, Iman Imanudin Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK SD DI PERKOTAAN DAN PEDESAAAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK SD DI PERKOTAAN DAN PEDESAAAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK SD DI PERKOTAAN DAN PEDESAAAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : ANISTIA LARAS PRATIWI J 120 110 086 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu indikator dari kemajuan bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu memanfaatkan perkembangan ilmu kesehatan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Penelitian ini menggunakan contoh mahasiswa mayor Ilmu Gizi tahun ajaran 2009 yang mengikuti mata kuliah Gizi Olahraga. Jumlah contoh awal dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif, yang menjelaskan hubungan beberapa variabel dengan melalui pengujian hipotesis dibidang gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang berhubungan dengan kemampuan atau kesanggupan tubuh yang berfungsi dalam menjalankan pekerjaan secara optimal dan efisien.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN TAHUN Oleh : PUTRI FORTUNA MARBUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN TAHUN Oleh : PUTRI FORTUNA MARBUN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN TAHUN 2014 Oleh : PUTRI FORTUNA MARBUN 110100276 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Lebih terperinci

GAMBARAN ASUPAN NUTRISI SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA SEJATI PRATAMA MEDAN SAAT PERTANDINGAN TAHUN 2014 OLEH: M. IBNU KHALDUN

GAMBARAN ASUPAN NUTRISI SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA SEJATI PRATAMA MEDAN SAAT PERTANDINGAN TAHUN 2014 OLEH: M. IBNU KHALDUN GAMBARAN ASUPAN NUTRISI SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA SEJATI PRATAMA MEDAN SAAT PERTANDINGAN TAHUN 2014 OLEH: M. IBNU KHALDUN 110100275 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 7 GAMBARAN ASUPAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati

Lebih terperinci

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016 142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016 ANALISIS PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI ASUPAN ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI Analysis Of Reproductive Health Knowledge Of Exposure

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARAN JASMANI (VO2 MAKS) ATLET SEPAKBOLA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARAN JASMANI (VO2 MAKS) ATLET SEPAKBOLA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARAN JASMANI (VO2 MAKS) ATLET SEPAKBOLA Factors That are Associated to Physical Fitness (VO2 Max) of Football Athletes Oktian Firman Bryantara FKM UA, oktian.tara.10@gmail.com

Lebih terperinci

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL Oleh SINGGIH PRADITO PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan olahraga merupakan upaya kesehatan yang memanfaatkan olahraga atau latihan fisik untuk meningkatkan derajat kesehatan. Dengan olahraga atau latihan fisik yang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN PERILAKU SADAR GIZI PADA IBU BALITA DI POSYANDU ANGGREK KALIGAYAM KULUR TEMON KULON PROGO NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Ema Anggraeni

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA NADIYA MAWADDAH PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30) 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study. Pemilihan tempat tersebut dilakukan secara purposive, yaitu di Bogor pada peserta Program

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional karena pengambilan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah. kesegaran jasmani, dan prestasi (Nala, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah. kesegaran jasmani, dan prestasi (Nala, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya, sesuai dengan tujuuannya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN, AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 5 SLEMAN

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN, AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 5 SLEMAN Hubungan Asupan Makanan...(Muhammad Abdul) 1 HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN, AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 5 SLEMAN Oleh: Muhammad Abdul Karim, Prodi Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 Oleh: JUWANDA A1D408033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. Bidang penelitian di bidang gizi masyarakat yang dilakukan pada ibu-ibu rumah tangga desa Meteseh kecamatan

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 1 (1) (2012) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr SURVEI POLA PEMBINAAN

Lebih terperinci

PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: SITI FATIMATUL MUTHI AH 201310201057 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2015 bertujuan untuk mensejahterakan rakyat dalam peningkatan kesehatan termasuk gizi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi, asupan

Lebih terperinci

Universitas Lampung. Abstrak

Universitas Lampung. Abstrak Perbandingan Kapasitas Vital Paru Pada Atlet Pria Cabang Olahraga Renang dan Lari Cepat Persiapan Pekan Olahraga Provinsi 2013 di Bandar Lampung Norma Julianti 1), Khairun Nisa 2) Email: normajulianti@rocketmail.com

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK Tingkat Kebugaran Jasmani (Heige Ma shum Hidaya) 1 TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA 16-19 TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM. 10603141037 ABSTRAK Kebugaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilaksanakan di Universitas pada Unit Kegiatan Mahasiswa Dayung. Peneliti memilih lokasi ini sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena melakukan olahraga yang baik dan benar serta berkelanjutan dapat meningkatkan kebugaran jasmani.

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) FITA PEROL KU TAHUN KECAMATAN GANTUNG KABUPATEN BELITUNG TIMUR

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) FITA PEROL KU TAHUN KECAMATAN GANTUNG KABUPATEN BELITUNG TIMUR Tingkat Keterampilan Bermain...(Eko Zanuarsyah Utomo)1 TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) FITA PEROL KU 14-15 TAHUN KECAMATAN GANTUNG KABUPATEN BELITUNG TIMUR THE

Lebih terperinci