PETUNJUK PRAKTIKUM PERTANIAN TERPADU (PDB /2)
|
|
- Sudirman Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PETUNJUK PRAKTIKUM PERTANIAN TERPADU (PDB /2) DISUSUN OLEH: Ir. Supartoto, M.Agr.Sc. Ir. Trijoko Agustono, MP JURUSAN AGROTEKNOLOGI LABORATORIUM AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN 2016
2 TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Mahasiswa wajib mengikuti praktikum. Jika mahasiswa berhalangan hadir saat praktikum, maka yang bersangkutan harus menyelenggarakan praktikum secara mandiri 2. Mahasiswa wajib hadir 10 menit sebelum acara praktikum dimulai, untuk menerima penjelasan praktikum oleh Asisten. 3. Mahasiswa wajib mengikuti pengarahan yang diberikan oleh Asisten. 4. Semua mahasiswa wajib aktif melakukan seluruh kegiatan praktikum untuk melatih ketrampilan mahasiswa dalam bekerja di lapangan 5. Mahasiswa wajib memelihara komoditas yang dipraktekkan dan mengamati tanaman sesuai dengan ketentuan yang diberikan. 6. Mahasiswa wajib meminta persetujuan asisten atas data pengamatan setiap kali selesai melakukan pengamatan. 6. Di akhir kegiatan, mahasiswa peserta praktikum wajib membuat laporan sebagaimana ditentukan. 7. Laporan praktikum bersifat kelompok, dan diharapkan mahasiswa dapat mengerjakan secara bersama-sama sambil melakukan diskusi untuk pemahaman materi yang lebih baik. 8. Jika diketahui laporan yang dibuat menyontek kelompok lain, maka akan diberi sangsi yaitu nilai praktikum kelompok yang bersangkutan tidak akan dikeluarkan.
3 KATA PENGANTAR Buku petunjuk ini disusun untuk memandu mahasiswa dalam melaksanakan praktikum Pertanian Terpadu. Acara praktikum disusun sesuai dengan materi pokok yang disampaikan dalam perkuliahan dengan harapan mahasiswa menjadi lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan. Acara praktikum yang disajikan pada buku petunjukkan ini sifatnya fleksibel dan dinamis dalam arti acara praktikum yang dilaksanakan oleh mahasiswa disesuaikan dengan kondisi terkini perkembangan ilmu pertanian terpadu, dan acara praktikum juga akan terus dikembangkan mengikuti perkembangan keilmuan dan fasilitas yang tersedia. Semoga buku petunjuk praktikum ini dapat membantu Dosen, Laboran dan mahasiswa yang akan melaksanakan praktikum. Purwokerto, Maret 2016 Penyusun
4 PANDUAN PRAKTIKUM PERTANIAN TERPADU ACARA 1: KAJIAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN Azolla microphylla SEBAGAI TANAMAN KUNCI DALAM MENGEMBANGKAN SISTEM PERTANIAN TERPADU PENDAHULUAN Sudah menjadi permasalahan klasik di masyarakat bahwa keberhasilan usaha pertanian dalam berbagai bentuknya, selalu terkendala pada mahalnya harga input produksi, khususnya pupuk bagi tanaman, pakan bagi ternak dan pellet bagi ikan. Permasalahan ini selalu saja dijumpai dari masa ke masa, menyebabkan penghasilan petani rendah dan berdampak pada tingkat kesejahteraan petani juga rendah. Secara teori ada sistem pertanian yang prospektif dalam meningkatkan pendapatan petani, yaitu sistem pertanian dengan masukan dari luar rendah (atau Low External Input Sustainable Agriculture), atau biasa disebut LEISA. Dengan rendahnya masukan dari luar yang harus dibeli petani, diharapkan keuntungan petani meningkat dan seterusnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Meskipun demikian, hingga saat ini sistem LEISA yang mudah diadopsi petani belum ditemukan, seandainya adapun masih memerlukan modal awal yang besar, sehingga belum terjangkau oleh petani secara umum. Praktikum ini merupakan langkah mendasar dalam merakit sistem pertanian terpadu yang diharapkan akan dapat menghasilkan teknologi yang mudah diadopsi oleh petani. Sebagai langkah awal, praktikum ini 1
5 akan mengkaji teknik budidaya tanaman Azolla microphylla, sebagai tanaman kunci dalam sistem pertanian terpadu. Azolla microphylla adalah jenis tanaman azolla, namun dengan kekhususan daunnya kecil-kecil. Tanaman paku-pakuan ini hidup mengambang di atas air. Azolla m., memiliki beberapa keistimewaan, yaitu: (1). Tanaman ini bersimbiose dengan bakteri Anabaena azzolae, yang hidup di dalam rongga daunnya. Anabaena azollae merupakan jenis blue green alga (alga biru hijau) yang mampu mengikat Nitrogen dari udara. Nitrogen selanjutnya akan digunakan oleh Anabaena sendiri dan diberikan kepada Azolla dan Anabaena akan menerima karbohidrat dari tanaman Azolla. Kemampuan Anabaena mengikat N dari udara menyebabkan tanaman Azolla memiliiki kandungan N yang tinggi 0,34% berat segar tiris (Supartoto dkk. 2012) dan juga kandungan protein tinggi berkisar 23,28% (Berat Kering) dg asam amino lengkap (Sari dkk. 2013).; (2) Pertumbuhan Azolla sangat cepat, yaitu untuk meningkat bobotnya menjadi dua kali hanya membutuhkan waktu 4-8 hari tergantung kesuburan air kolam (Supartoto dkk. 2012), (3) Produksi biomasanya sangat tinggi, yaitu meningkat menjadi 20 kali dalam waktu 24 hari (Supartoto dkk. 2013), dan (4) Sangat potensial digunakan sebagai bahan utama pupuk dan pakan ternak serta ikan. Berdasar ke empat kemampuan istimewa di atas, maka tampak bahwa Azolla microphylla sangat potensial digunakan sebagai tanaman kunci dalam sistem pertanian terpadu. 2
6 .Permasalahnnya adalah hingga saat ini potensi tersebut belum dikenal oleh masyarakat petani di Indonesia, dan permasalahan mendasar lainnya adalah teknik budidayanya belum dikuasai dengan baik. Oleh karenanya, praktikum ini akan mengeksplorasi teknik budidaya Azolla microphylla pada berbagai tingkat kesuburan air kolam terpal. TUJUAN: 1. Mengetahui dosis pupuk kandang terbaik untuk membudidayakan azolla microphylla 2. Mengetahui pertumbuhan dan produksi biomassa Azolla yang ditanam di kolam terpal 3. Mengetahui pengaruh keberadaan Azolla microphylla terhadap ketersediaan oksigen di air kolam METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Praktikum ini merupakan kerja kelompok dengan jumlah mahasiswa tiap kelompok bervariasi disajikan pada tabel di bawah, dan pembagian kelompok selengkapnya akan diatur kemudian pada saat pelaksanaan, berkisar antara 5 10 mahasiswa per kelompok. 2. Kegiatan praktikan mulai dari pembuatan kolam terpal, pemberian pupuk kandang, pemberian probiotik, penanaman Azolla, pengamatan pertumbuhan Azolla, oksigen terlarut, dan daya hantar listrik air kolam.. 3. Setiap kelompok praktikum, akan melaksanakan percobaan yang berbeda. 3
7 4. Perlakuan yang akan dicoba tiap-tiap kelompok terlampir. 5. Data masing-masing kelompok nantinya saling dipertukarkan dengan kelompok lain. 5. Variabel yang diamati: a. Bobot Azolla awal yang diinokulasikan b. Kecepatan tumbuh Azolla dengan mengukur luas penutupan permukaan air kolam oleh Azolla empat hari sekali. Caranya adalah Azolla dikumpulkan dengan sebilah bambu hingga padat dan diukur luas penutupannya. Laju pertumbuhan penutupan azolla = (luas t x luas t 1)/ (tx-t1) t 1 = bobot awal t x = bobot pada hari ke x t = adalah hari (agar diukur pada jam yang sama) c. Pertambahan Bobot azolla per 4 hari, yaitu dengan menimbang azolla seluas 40 cm 2, kemudian dikalikan total luas Azolla d. Kandungan oksigen air kolam (dengan alat, jika tersedia). Kandungan oksigen air kolam, diukur sesaat sebelum azolla ditanam dan diulang setiap 8 hari sekali. e. Daya hantar listrik air kolam, diukur dengan alat sebelum Azolla ditanam (setelah pupuk kandang diberikan) dan diulang setiap 8 hari sekali. Azolla diamati hingga penutupan azolla 100% + 1 minggu. 4
8 PERLAKUAN PERCOBAAN PRAKTIKUM PERTANIAN TERPADU No Kel Perlakuan Keterangan 1 A POC 0,5 cc/liter air kolam 1. Ukuran kolam per kelompok 1 m x 2 m. Kedalaman air kolam dibuat 25 cm. 2. Azolla ditanam 1 ons per 2 B POC 1 cc/liter air kolam 3 C Pukan 1,0 kg (per m 2 kolam) 4 D Pukan 1,0 kg (per m 2 kolam)+ POC 0,5 cc/liter air kolam 5 E POC 0,5 cc / liter air kolam + pukan 2,0 kg/m 2 air kolam 3. m 2 Probiotik diberikan 50 cc per m 2 kolam PEKERJAAN LAPANG YANG DILAKSANAKAN PRAKTIKAN 1. Pembuatan kolam terpal. 2. Pemberian pupuk kandang dan pengisian air kolam setinggi 25 cm 3. Pengambilan data, 4. Pertukaran data dengan kelompok lain (dalam satu kelas), yang akan diatur oleh asisten 5. Pembuatan laporan per kelompok. ANALISIS DATA Di akhir waktu praktikum (4-5 minggu pengamatan) setiap kelompok praktikan akan saling menukarkan data, sehingga data menjadi lengkap untuk semua perlakuan. Dengan demikian mahasiswa dapat mengetahui respon tanaman terhadap berbagai variasi perlakuan percobaan yang diberikan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan cara pembuatan diagram batang. 5
9 PERTANYAAN YANG HARUS DIJAWAB: 1. Manakah paket pupuk terbaik untuk mendukung pertumbuhan azolla? 2. Apakah terjadi pelambatan laju pertumbuhan azolla hingga umur 30 hari setelah inokulasi?. Jelaskan mengapa demikian! 3. Berapakah waktu yang dibutuhkan azolla untuk menjadi dua kali lipat dari semula? 4. Kapankah sebaiknya kolam terpal dipupuk lagi agar produksi biomassa azolla selalu tinggi? 5. Menurut saudara baikkah lingkungan di bawah azolla untuk budidaya ikan? Jelaskan jawab saudara. 6. Apakah ada pengaruh daya hantar air terhadap produksi biomasa azolla? FORMAT LAPORAN A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Metode Pelaksanaan Kegiatan D. Hasil dan Pembahasan E. Kesimpulan dan Saran F. Pustaka PUSTAKA Supartoto, P. Widyasunu, Roesdiyanto, dan Marhaendro S., Eksplorasi Potensi Azolla microphylla dan Lemna Polyrhizza sebagai Produsen Biomas Bahan Pupuk Hijau, Pakan Itik dan Ikan. 6
10 Semnas Pengembangan Sumberdaya Pedesaan dan Kearifan Lokal berkelanjutan II, November Supartoto, P. Widyasunu, dan Odie NS Nugroho, Kajian Potensi Azolla microphylla sebagai Produsen Biomas pada Beberapa Variasi Pupuk Kolam. Pengembangan Sumberdaya Pedesaan dan Kearifan Lokal berkelanjutan III, November Sari, F Septiana, Roesdiyanto, dan Ismoyowati Pengaruh Penggunaan Azolla Microphylla Dan Lemna Polyrhiza Dalam Pakan Itik Peking Pada Level Protein Yang Berbeda Terhadap Bobot Dan Persentase Karkas Dan Bagian-bagian Karkas. Skripsi. Fakultas Peternakan Unsoed Purwokerto 7
11 ACARA 2: PEMANFAATAN Azolla microphylla SEBAGAI BAHAN DASAR PUPUK ORGANIK CAIR PENDAHULUAN Selain permasalahan penguasaan lahan pertanian yang sempit, petani di Indonesia juga dihadapkan pada masalah kelangkaan pupuk kimia sintetis, yang selalu terulang setiap tahun. Hal ini dikarenakan besarnya subsidi pupuk dari pemerintah, hanya mencakup sekitar 70% dari kebutuhan petani, sehingga logis setiap musim tanam selalu terjadi kekurangan pasokan pupuk kimia sintetis. Tahun 2015 kebutuhan pupuk berdasarkan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) yang masuk sebesar 13,38 juta ton, sementara subsidi pemerintah baru mencakup 9,5 juta ton atau setara 28 triliun rupiah, sehingga ada gap sebesar 29% kebutuhan pupuk petani tidak disubsidi (Merdeka.com, 2015). Menurut Mentan (Amran Sulaiman)* dalam Soim (2015) keterlambatan pemupukan hingga 2 minggu dapat menurunkan produksi gabah hingga 0,5 t/ha. Dengan luas tanam padi 6 juta ha dua kali musim tanam setahun, maka potensi kehilangan produksi gabah nasional akibat kurang pupuk mencapai 6 juta ton GKP. Hal ini jika tidak ada solusinya, akan mempengaruhi pencapaian target Swa Sembada Beras pada tahun Praktikum ini berusaha mencari solusi atas masalah tersebut, yaitu dengan cara membuat pupuk alternatif berbasis sumberdaya lokal yang banyak terdapat di pedesaan. Sumberdaya lokal adalah bahan baku yang 8
12 banyak terdapat di pedesaan yang dapat diproduksi sendiri atau dimungkinkan diproduksi pada kondisi sumberdaya alam di pedesaan. Terkait dengan solusi permasalahan di atas, praktikum ini akan mengeksplor pemanfaatan urin sapi, kompos kotoran sapi, dan bahan tanaman yang mudah dibudidayakan di pedesaan seperti Azolla microphylla, sebagai sebagai bahan baku utama alternatif pupuk untuk tanaman. Juga akan dimanfaatkan bahan pengaya hara, seperti: gedebok pisang sebagai sumber P, Abu sekam sebagai sumber K, dan bekatul sebagai sumber nutrisi bagi mikroba. Beberapa keuntungan yang diharapkan diperoleh dari hasil praktikum ini adalah: (1) Mahasiswa mampu memberikan alternaitf kelangkaan pupuk kimia sintetis, (2) biaya saprotan lebih hemat, (3) menjadikan urin ternak sebagai komoditas yang mempunyai nilai ekonomi, dan (4) teknologi yang dihasilkan akan mendorong petani menerapkan sistem pertanian dengan input dari luar rendah (Low External Input Sustainable Agriculture). TUJUAN: 1. Memperkenalkan cara membuat pupuk organik cair berbahan baku lokal 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan produksi POC secara mandiri 3. Memproduksi POC yang berkualitas 9
13 4. Memberi bekal mahasiswa agar responsive terhadap masalah petani, dengan memberi alternatif pupuk pengganti pupuk kimia sintetis METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Praktikum ini merupakan kerja kelompok dengan jumlah mahasiswa tiap kelompok bervariasi berkisar antara 5 10 mahasiswa per kelompok. 2. Kegiatan praktikan mulai dari persiapan drum fermentor POC, penyiapan materi bahan pupuk, dan pembuatan POC. 3. Setiap kelompok praktikum, akan melaksanakan percobaan yang berbeda. 4. Perlakuan yang akan dicoba tiap-tiap kelompok terlampir. 5. Data masing-masing kelompok nantinya saling dipertukarkan dengan kelompok lain. 6. Variabel yang diamati: a. Aroma POC yang dihasilkan b. Kandungan hara terlarut dalam POC yang akan diukur berdasarkan daya hantar listriknya. c. Pengaruh POC pada pertumbuhan azolla di kolam terpal Fermentasi POC dalam Drum fermentor akan dilakukan selama 3 minggu, kemudian hasilnya diujikan pada azolla. 10
14 PERLAKUAN PERCOBAAN PRAKTEK PEMBUATAN POC No Kel Perlakuan Keterangan 1 A Azolla + gedebok pisang + kotoran sapi _ abu sekam = 5:5:5:1 + air dan diberi aerator 2 B Azolla + gedebok pisang + kotoran sapi _ abu sekam = 5:5:5:1 + air dan tanpa aerator 3 C Azolla + gedebok pisang + kotoran sapi _ abu sekam = 5:5:5:1 + urin sapi dan diberi aerator 4 D Azolla + gedebok pisang + kotoran sapi _ abu sekam = 5:5:5:1 + urin sapi dan tanpa aerator 5 E Azolla + gedebok pisang + kotoran sapi _ abu sekam = 5:5:5:1 + urin sapi dan diberi aerator + 1 liter tetes tebu 5% 1. Azolla ditimbang berdasar bobot segar tiris 2. Gedebog pisang dicacah agar kecil 3. Probiotik diberikan 300 cc per drum 60 liter 4. Drum diberi lubang keluar dengan selang kecil untuk memungkinkan gas keluar, dan ujung selang yg diberi botol air mineral yang diisi air, untuk mencegah bau PEKERJAAN LAPANG YANG DILAKSANAKAN PRAKTIKAN 1. Persiapan drum fermentor. 2. Formulasi bahan POC sesuai perlakuan 3. Pemeliharaan proses, dengan menjaga agar aerator selalu berfungsi 4. Pemanenan POC setelah inkubasi 3 minggu 5. Pengujian POC sesuai variable yang diamati dan aplikasinya pada tanaman azolla 6. Pertukaran data dengan kelompok lain (dalam satu kelas), yang akan diatur oleh asisten 7. Pembuatan laporan per kelompok. 11
15 ANALISIS DATA Di akhir waktu praktikum (4-5 minggu pengamatan) setiap kelompok praktikan akan saling menukarkan data, sehingga data menjadi lengkap untuk semua perlakuan. Dengan demikian mahasiswa dapat mengetahui kualitas POC yang dihasilkan dan respon tanaman azolla terhadap POC yang diproduksi. Data hasil pengamatan dianalisis dengan cara pembuatan diagram batang. PERTANYAAN YANG HARUS DIJAWAB: 1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dekomposisi pada pembuatan POC dan dalam praktikum ini, apa yang telah saudara lakukan untuk mempercepat dekomposisi? 2. Bagaimanakah kualitas POC yang saudara hasilkan? 3. Manakah POC terbaik? 4. Menurut saudara apakah teknik pembuatan POC seperti yang saudara praktekkan mudah ditiru oleh petani? FORMAT LAPORAN A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Metode Pelaksanaan Kegiatan D. Hasil dan Pembahasan E. Kesimpulan dan Saran F. Pustaka 12
16 PUSTAKA Merdeka.com, Capai swasembada pangan, tahun ini Mentan akan tambah alokasi pupuk. diakses 29 April Soim, Ahmad, Mengamankan Subsidi Pupuk. Sinar Tani 6 April diakses 29 April
I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat peningkatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan menunjukkan dampak positif terhadap kenaikan produksi padi nasional. Produksi padi nasional yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A
PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah dingin maupun tropis. Kebutuhan selada meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup banyak digemari, karena memiliki kandungan gula yang relatif tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung (Zea mays L) termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Jagung tidak hanya sebagai bahan pangan, namun dapat juga
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2014
1 PANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI 2014 Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2014 2 A. PEMUPUKAN DAN KOMPOS PADA SAYURAN DAUN Pendahuluan.
Lebih terperinci1.PENDAHULUAN. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan oleh petani
1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Salah satu dari program intensifikasi pertanian adalah pemupukan. Pupuk yang banyak digunakan oleh petani adalah pupuk kimia. Dalam memproduksi pupuk kimia dibutuhkan
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2015
1 PANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI 2015 Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2015 2 A. KOMPOS PADA SAYURAN DAUN Pendahuluan. Sumber nutrisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia. Buah nenas merupakan produk terpenting kedua setelah pisang. Produksi nenas mencapai 20%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan pakannya berupa hijauan. Pakan hijauan dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang berpotensi untuk dikembangkan secara intensif. Permintaan kacang hijau dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas jagung (Zea mays L.) hingga kini masih sangat diminati oleh masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42% diantaranya merupakan
Lebih terperinciIr. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si
Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si Faktor abiotik (meliputi sifat fisik dan kimia tanah Faktor biotik (adanya mikrobia lain & tanaman tingkat tinggi) ikut berperan dalam menentukan tingkat pertumbuhan dan
Lebih terperinciTemu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi
Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi Bangkinang-Salah satu kegiatan diseminasi inovasi hasil penelitian dan Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau adalah kegiatan temu lapang. Pada sabtu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu merupakan bahan pangan pokok ketiga setelah beras dan jagung. Daunnya dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra pupuk organik.
BAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra Pertanian merupakan sumber pangan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini menyebabkan bidang pertanian harus dapat memacu diri untuk meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan secara komersial di daerah tropis. Hampir setiap hari produk ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dari angka konsumsi
Lebih terperinciPUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011
PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011 TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami definisi pupuk kandang, manfaat, sumber bahan baku, proses pembuatan, dan cara aplikasinya Mempelajari
Lebih terperinciSYLABUS MATA KULIAH PERTANIAN ORGANIK
SYLABUS MATA KULIAH PERTANIAN ORGANIK I. PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Dasar Pertanian Organik 1.2. Kegunaan Budi Daya Organik II. PUPUK ORGANIK 2.1. Pupuk Organik 2.1.1. Karakteristik Umum Pupuk Organik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Peranan sektor pertanian tanaman pangan di Indonesia sangat penting karena keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan Indonesia.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Menurut Mubyarto (1995), pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS
KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL DIREKTORAT BINA PERBENIHAN TANAMAN HUTAN LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS RUMPIN SEED SOURCES AND NURSERY CENTER JAKARTA,
Lebih terperinciLatar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi
Latar Belakang Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi dan menonjol dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia, kecuali Cina, Jepang, dan Korea. Namun keberhasilan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Botani Tanaman Sawi Sendok. Tanaman sawi sendok termasuk family Brassicaceae, berasal dari daerah pantai Mediteranea yang telah dikembangkan di berbagai
Lebih terperinciVI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL
VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang gurih. Selain itu ikan lele dumbo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara Agraris yang memiliki keanekaragaman tumbuh-tumbuhan maupun buah-buahan. Sehingga sebagian masyarakat Indonesia berprofesi sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cacing sutra (Tubifex. sp) merupakan pakan alami yang rata-rata berukuran panjang 1-3 cm. Ukurannya yang kecil membuat pembudidaya memilih cacing sutra sebagai pakan ikan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA
PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun
Lebih terperinciSistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Matheus Sariubang, Novia Qomariyah dan A. Nurhayu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. P. Kemerdekaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL ) terbuat dari bahan-bahan alami,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL ) terbuat dari bahan-bahan alami, sebagai media hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciKANDUNGAN UNSUR HARA RENDAH MENGGANGU PERTUMBUHAN TANAMAN PADA SAAT PROSES PEMBUSUKAN MENIMBULKAN BAU YANG SANGAT MENYENGAT
OLEH AKH. ARIFIN KANDUNGAN UNSUR HARA RENDAH MENGGANGU PERTUMBUHAN TANAMAN PADA SAAT PROSES PEMBUSUKAN MENIMBULKAN BAU YANG SANGAT MENYENGAT PERBANDINGAN KANDUNNGAN Zat Hara pada kotoran ternak sapi padat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-700 ribu ton per tahun dengan kebutuhan kedelai nasional mencapai 2 juta ton
Lebih terperinciPERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN
PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN Tanah sulfat masam merupakan tanah dengan kemasaman yang tinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi merupakan komoditas utama yang selalu dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Tetapi ada banyak hal yang menjadi kendala dalam produktivitas budidaya tanaman padi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan
I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan pertambahan penduduk. Kenaikan konsumsi ini tidak dapat dikejar oleh produksi dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan oleh para petani di Indonesia. Kacang hijau dapat dikonsumsi dalam berbagai macam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Agronomis Padi merupakan salah satu varietas tanaman pangan yang dapat dibudidayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis tanaman pangan yang menjadi mata pencaharian masyarakat adalah tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan pupuk di Indonesia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha
Lebih terperinciI. Pendahuluan. II. Permasalahan
A. PENJELASAN UMUM I. Pendahuluan (1) Padi sawah merupakan konsumen pupuk terbesar di Indonesia. Efisiensi pemupukan tidak hanya berperan penting dalam meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga terkait
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN PROVINSI KEPULAUAN
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciPENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah selain menghasilkan air susu juga menghasilkan limbah. Limbah tersebut sebagian besar terdiri atas limbah ternak berupa limbah padat (feses) dan limbah
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian UMY. B. Bahan dan Alat Penelitian
Lebih terperinciKAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK
KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH M. A. Firmansyah 1, Suparman 1, W.A. Nugroho 1, Harmini 1 dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Caisin pada umumnya banyak ditanam dataran rendah, namun dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Secara singkat menurut data BPS peranan sektor pertanian tercermin melalui kontribusinya dalam
Lebih terperinciPENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI
PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI Endjang Sujitno, Kurnia, dan Taemi Fahmi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat Jalan Kayuambon No. 80 Lembang,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI
EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI Usulan Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk organik cair adalah ekstrak dari hasil pembusukan bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik ini bisa berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian dari keluarga rumput-rumputan. Jagung merupakan tanaman serealia yang menjadi
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2016
1 PANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI 2016 Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2016 2 A. KOMPOS PADA SAYURAN DAUN Pendahuluan. Sumber nutrisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan hijauan unggul yang digunakan sebagai pakan ternak. Produksi rumput gajah (Pannisetum purpureum
Lebih terperinciPembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah
Pembuatan Pupuk Organik Samijan BPTP Jawa Tengah Peranan Pentingnya Pupuk Organik Meningkatkan dan memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan biologis tanah Mengurangi pencemaran lingkungan Dapat digunakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya
TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya Padi merupakan komoditas strategis yang mendapat prioritas penanganan dalam pembangunan pertanian. Berbagai usaha telah
Lebih terperinciPENGOMPOSAN JERAMI. Edisi Mei 2013 No.3508 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian
PENGOMPOSAN JERAMI Dahulu, pada waktu panen padi menggunakan ani-ani, maka yang dimaksud dengan jerami adalah limbah pertanian mulai dari bagian bawah tanaman padi sampai dengan tangkai malai. Namun saat
Lebih terperincib. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar.
Pupuk organik secara umum didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan atau manusia berbentuk padat atau cair yang
Lebih terperinciPengaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Pengaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Tanaman A. Tujuan Mengetahui pengaruh nutrisi terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. B. Dasar Teori Pertumbuhan adalah perubahan biologis yang dipengaruhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan penting sebagai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan penting sebagai sumber karbohidrat kedua setelah beras, sebagai bahan makanan ternak dan bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang memiliki nilai ekonomis dan kandungan gizi yang tinggi seperti vitamin,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi dunia yang dinamis dan semakin terbatasnya cadangan energi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan energi dunia yang dinamis dan semakin terbatasnya cadangan energi fosil menyebabkan perhatian terhadap energi terbarukan semakin meningkat, terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L) Merill) adalah salah satu komoditi tanaman pangan yang penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi merupakan jenis sayuran yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Hamli (2015) salah satu jenis tanaman sayuran yang mudah dibudidayakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pupuk Kompos Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk
Lebih terperinciMENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR
MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR Oleh : Ir. Indra Gunawan Sabaruddin Tanaman Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penting karena merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk
Lebih terperinciModul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD
2014 Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD I. Pendahuluan Daphnia adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar yang mendiami kolam-kolam, sawah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produktivitas (Qu/Ha)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi sumber daya yang sangat mendukung untuk sektor usaha pertanian. Iklim tropis yang ada di Indonesia mendukung berkembangnya sektor pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan bahan kimia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Pupuk organik merupakan
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)
Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016 e-issn : 2527-7367 PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brizilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.
PENDAHULUAN Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk di lahan pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan yang cepat melapuk. Salah satu contoh bahan organik yang
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN KERANGKA PEMIKIRAN
3. METODE PENELITIAN 3. 1. KERANGKA PEMIKIRAN Ide dasar penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu teknik pengolahan limbah pertanian, yaitu suatu sistem pengolahan limbah pertanian yang sederhana,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 11 TAHUN 2014 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 11 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN, PERIKANAN DAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting di Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang hijau masih kurang,
Lebih terperinciVARIASI PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KULIT KOPI ARABIKA TERHADAP PERTUMBUHAN Azolla microphylla
VARIASI PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KULIT KOPI ARABIKA TERHADAP PERTUMBUHAN Azolla microphylla VARIATION OF COFFEE BEAN PEEL ADDITION ON THE GROWTH OF Azolla microphylla Khairul Umam 1, Irma Dewiyanti 1,
Lebih terperinciDASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)
DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2016 PENGERTIAN-PENGERTIAN DALAM AGRONOMI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin, seperti Peru, Ekuador, dan Meksiko. Selanjutnya, tomat menyebar ke seluruh Amerika,
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI
LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI OLEH : ANDY CHRISTIAN 0731010003 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah sering dianggap sebagai sesuatu yang kotor, menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengundang penyakit. Manusia seringkali memandang sebelah mata pada limbah. Tanpa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Pembangunan pertanian masih mendapatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 172 Vol. 1, No. 2: 172 178, Mei 2013 PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.) Mutiara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah
Lebih terperinci