Gambar 4.20: Perencanaan Produksi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 4.20: Perencanaan Produksi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia"

Transkripsi

1 Gambar 4.20: Perencanaan Produksi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia melakukan perencanaan produksinya sebagai berikut: Tahun 2012 meluncurkan produk baru Toyota Nav1 yang diproduksi oleh afiliasinya, yaitu PT. Sugity Creatives. Tahun 2013 PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia meluncurkan produk baru yaitu: Toyota Etios Valco. Tahun 2013 akhir PT. TMMIN meluncurkan Toyota Vios (EFC Sedan), tahun 2014 meluncurkan produk Toyota Yaris, sekaligus melakukan perubahan minor change pada Toyota Etios. Tahun 2015 adanya produksi mesin TR Kai, serta Innova major change. Tahun 2016 memproduksi mesin R-NR di Karawang Plant serta meluncurkan produk baru Toyota minivan. Adanya perencanaan produk lima tahunan yang dibuat oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia merupakan kekuatan perusahaan untuk menghadapi kompetisi dunia otomotif di Indonesia. 110

2 Merek Dagang Toyota dikenal memiliki merek dagang yang kuat di dunia otomotif. Hal ini dikarenakan mobil Toyota umumnya memiliki daya tahan lama / durability yang bagus, harga purna jual yang tinggi, ketersediaan part yang mencukupi. Berdasar pembahan yang sudah dilakukan, Analisis Lingkungan Internal Perusahaan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sebagai berikut: No Sumber Daya Hasil Analisis 1 Sumber Daya Fisik (1.1) Aset Fisik Pabrik & Teknologi Memiliki fasilitas pabrik yang lengka. Mulai dari : perakitan mesin (Engine plant), pengepresan (press shop), pengelasan (welding shop), pengecatan (painting shop), perakitan (assembly shop), pengetesan akhir (final test), pengetesan mobil (test course), penyimpanan sementara mobil (common yard) (1.2) Lokasi Pabrik Memiliki lokasi pabrik yang berdekatan dengan supplier, afiliasi serta pelabuhan (1.3) Bahan Mentah Tersedia bahan mentah yang cukup, dengan supplier yang berasal dari : Lokal, Asia Pasifik dan Jepang. 2 Sumber Daya Manusia (2.1) Karyawan Jumlah karyawan yang mencukupi untuk melakukan proses produksi serta adanya proses rekrutmen yang mamadai. (2.2) Pelatihan - Adanya jenjang pelatihan yang jelas, yang materinya bersumber pada : Toyota Global, Toyota Asia dan Lokal. - Memiliki pusat pelatihan (Toyota Institut Indonesia) (2.3) Pengetahuan dan Kemampuan Adanya pelatihan, baik yang berasal dari Toyota Motor Corporation maupun dari hasil benchmark dengan afiliasi Toyota lainnya. 3 Sumber Daya Organisasional (3.1) Struktur Perusahaan Adanya pembagian antara manufaktur dan distributor. (3.2) Proses Perencanaan Adanya proses perencanaan lima tahunan yang jelas. (3.3) Merek Dagang Adanya kekuatan merek dagang yang bagus. Tabel 4.4: Analisis Lingkungan Internal Perusahaan 4.4 Analisis Kompetitif Lima Kekuatan Porter Berdasar metode analisis industri yang disampaikan oleh Michael E. Porter yang dikenal sebagai analisis kompetitif lima kekuatan Porter, teradapat lima faktor eksternal yang menentukan tingkat kompetisi perusahaan dalam suatu industri. Kelima faktor tersebut antara lain: kompetisi antar perusahaan yang bersaing dalam industri (Rivalry among competing firm), potensi masuknya 111

3 Harga (Rpx1000) kompetitor baru (Potential entry of new competitors), potensi munculnya produk pengganti (Potential developments of substitute products), daya tawar pemasok (Bargaining power of suppliers), daya tawar konsumen (Bargaining power of consumers). Pembahasan masing masing faktor tersebut adalah : Kompetisi Antar Perusahaan yang Bersaing Dalam Industri (Rivalry among competing firm) PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia saat ini memproduksi 3 jenis mobil. Yaitu : Toyota Kijang Innova pada segmen MPV (Multi Purpose Vehicle), Toyota Fortuner pada segmen SUV (Sport Utility Vehicle) dan Etios pada segmen Compact Low Jumlah Perusahaan yang Bergerak di Industri yang Sama Persaingan dunia otomotif pada segmen MPV (Multi Purpose Vehicle) digambarkan oleh PT. TAM (2013) seperti pada gambar di bawah: Innova Freed Phanter Exora Penjualan (Unit) Gambar 4.21: Pangsa Pasar MPV (Multi Purpose Vehicle) di Indonesia

4 Harga (Rpx1000) Digambarkan bahwa Toyota Innova memiliki pangsa pasar terbesar di segment tersebut yaitu dengan melakukan penjualan sebanyak: unit kendaraan (72,6% pangsa pasar), kemudian diikuti oleh Honda Freed yang berhasil dijual sebanyak unit kendaraan (22% pangsa pasar), kemudian diikuti oleh Isuzu Phanter yang berhasil dijual sebanyak unit kendaraan (4,5% pangsa pasar) dan yang terakhir Proton Exora yang berhasil dijual sebanyak 696 unit kendaraan (0,9% pangsa pasar). Ditunjau dari harga rata rata harga penjualan Proton Exora memberikan harga termurah yaitu Rp.145,3 Juta, kemudian diikuti oleh Toyota Innova dengan harga Rp. 194,9 Juta, kemudian diikuti oleh Isuzu Phanter dengan harga Rp.229,5 juta dan yang termahal dipegang oleh Honda Freed dengan harga rata rata sebesar Rp.241,1. Persaingan dunia otomotif pada segmen SUV (Sport Utility Vehicle) digambarkan seperti pada gambar CR-V Fortuner Pajero X-Trail Penjualan (Unit) Gambar 4.22: Pangsa Pasar SUV (Sport Utility Vehicle) di Indonesia

5 Harga (Rpx1000) Digambarkan bahwa Toyota Fortuner menduduki peringkat penjualan kedua pada segmen SUV, yaitu dengan penjualan sebesar unit, sementara peringkat pertama penjualan dipegang oleh Honda CR-V yang berhasil melakukan penjualan sebesar unit, sementara pada peringkat ketiga dipegang oleh Mitsubishi Pajero dengan penjualan sebesar unit dan peringkat keempat dipegang oleh Nissan X-Trail dengan penjualan sebesar unit. Berdasar harga Nissan X-Trail merupakan yang termurah dengan harga rata rata sebesar Rp.290 juta, dilanjutkan oleh Toyota Fortuner dengan harga rata rata sebesar Rp.329,6 Juta, dilanjutkan oleh CR-V dengan harga jual rata rata sebesar Rp. 395,3 Juta dan yang termahal merupakan Mitsubishi Pajero dengan harga rata rata Rp.402 Juta. Persaingan dunia otomotif pada segmen Sedan Kecil (Compact Low) digambarkan seperti pada gambar di bawah: Etios Brio March Sirion Penjualan (Unit) Gambar 4.23: Pangsa Pasar Sedan Kecil (Compact Low) di Indonesia

6 Digambarkan bahwa penjualan Toyota Etios menduduki peringkat pertama dengan penjualan sebesar unit, kemudian diikuti oleh Honda Brio dengan penjualan sebesar unit, kemudian diikuti oleh Nissan March dengan penjualan sebesar unit dan diikuti oleh Daihatsu Sirion dengan penjualan sebesar unit. Sementara dari harga rata rata, harga terendah dipegang oleh Daihatsu Sirion dengan harga rata rata penjualan sebesar Rp.116,7 Juta, diikuti oleh Nissan March dengan harga rata rata penjualan sebesar Rp Juta, diikuti oleh Toyota Etios dengan harga rata rata penjualan sebesar Rp Juta dan yang termahal dipegang oleh Honda Brio dengan harga rata rata penjualan sebesar Rp.157,3 Juta. Dapat disimpulkan bahwa industri otomotif umumnya dikuasai oleh merek-merek tertentu, jumlah industri yang menghadapi persaingan tidak begitu besar dan Toyota saat ini masih menempatkan diri sebagai market leader di Indonesia Pertumbuhan Permintaan Konsumen Terhadap Mobil Penduduk Indonesia yang senantiasa mengalami kenaikan yang mayoritas merupakan usia produktif membuat permintaan otomotif senantiasa mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat produktif cukup Tinggi. Tahun 2012 penjulan otomotif di Indonesia mencapai lebih dari 1 juta unit / tahun dan merupakan pangsa pasar keempat dunia. Berdasarkan perkiraan yang dilakuan oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia, penjualan otomotif di Indonesia akan mencapai 1,6 Juta / tahun pada tahun hal ini menunjukkan bahwa pangsa otomotif di Indonesia masih terbuka cukup lebar, dan memungkinkan 115

7 besar adanya ekspansi. Adanya permintaan mobil di pangsa pasar Indonesia menyebabakan kompetisi antar perusahaan otomotif menjadi rendah Switching Cost pada Industri Otomotif Konsumen dapat berpindah dengan mudah untuk beralih membeli mobil dengan merek tertentu menjadi merek yang lain. Namun, biasanya konsumen mobil memiliki loyalitas terhadap merek tertentu. Misalnya : konsumen yang membeli mobil Toyota, maka konsumen akan cenderung membeli mobil yang sama apabila konsumen ingin memperbarui mobilnya atau ingin menambah mobilnya. Konsumen umumnya memiliki kepercayaan terhadap suatu mobil. Apabila mobil yang dimilikinya memiliki kualitas yang baik, durable / tahan lama, memiliki harga purna jual yang bagus dan memiliki pelayanan servis yang baik, maka konsumen akan memilih produk yang sama. Namun sebaliknya, apabila konsumen pernah dikecewakan terhadap pemakaian mobil merek tertentu, maka konsumen akan beralih dengan mudah ke merek lain. Saat ini konsumen diberi kemudahan dalam membeli mobil dengan berbagai pilihan merek. Adanya rendahnya swithcing cost dapat diredam dengan loyalitas konsumen terhadap merek mobil tertentu. Berdasarkan analisa yang dilakukan pada bagian bahwa kompetisi perusahaan yang bersaing dalam industri otomotif roda empat masih tergolong rendah, hal ini dikarenakan : rendahnya jumlah industri pabrik otomotif roda empat dilain fihak pertumbuhan permintaan mobil bagi masyarakah Indonesia masih cukup tinggi sedangkan switching cost dapat diredam dengan adanya loyalitas konsumen. Konsumen akan cenderung memilih mobil dengan 116

8 merek yang sama apabila ia puas dengan membeli mobil terhadap : kualitas mobil, harga purna jual, pelayanan servis, harga purna jual Potensi Masuknya Kompetitor Baru (Potential Entry of New Competitors) Indonesia merupakan pangsa market yang menarik bagi industri otomotif. Dimana tingkat kepemilikan mobil di Indonesia masih sangat rendah, adanya pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, kemampuan daya beli konsumen yang tinggi serta adanya dorongan dari pemerintah terhadap pertumbuhan industri otomotif. Namun demikian, untuk memasuki bisnis otomotif sangatlah sulit, hal ini dikarenakan beberapa hal sebagai berikut : Kapitalisasi yang Besar Untuk memasuki bisnis otomotif diperlukan kapitaliasasi cukup besar. Investasi ini meliputi : pembelian lahan yang luas, pembangunan pabrik, pembelian mesin dan robot, pembangunan pusat pelatihan bagi sumber daya manusia, pembangunan sarana stok mobil, pembangunan sarana perawatan mobil. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sendiri mendirikan pabrik Karawang plant dengan luas 100 hektar kemudian investasi ini ditambah sebesar 150 hektar pada tahun Pabrik yang dimiliki PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sudah cukup lengkap, meliputi : pabrik pengepresan (press shop) yaitu pabrik yang difungsikan untuk melakukan pengepresan lempengan besi untuk dirubah menjadi komponen dari mobil, misalnya: pintu, penutup mesin, atap mobil dll. 117

9 Fasilitas selanjutnya adalah pabrik pengelasan (welding shop) yaitu pabrik yang difungsikan untuk pengelasan, yang merupakan penggabungan antara komponen mobil yang satu dengan lainnya. Misalnya: untuk menggabungkan bodi mobil. Fasilitas lainnya adalah: pabrik pengecatan (painting shop) yaitu pabrik yang difungsikan untuk melakukan pengecetan bodi mobil. Fasilitas selanjutnya adalah pabrik perakitan (assembly shop) yaitu pabrik untuk merakit komponen mobil satu dengan lainnya. Setelah jadi mobil perlu dilakukan pengetesan, PT. TMMIN sudah memiliki test course sepanjang lebih dari 1 km yang difungsikan untuk melakukan tes mobil setelah selesai dirakit. Disamping fasilitas pabrik yang memadahi, untuk mengembangkan industri otomotif diperlukan adanya jaringan distributor untuk menangani penjualan dan servis untuk melayani perbaikan mobil. Toyota di Indonesia telah memiliki 208 dealer yang difungsikan sebagai agen penjualan mobil sekaligus servis. Jaringan ini tersebar dari penjuru tanah air, dari Sabang sampai Merauke. Berdasar bahwa untuk mengembangkan industri otomotif diperlukan kapitalisasi yang besar dan memerlukan waktu yang lama, maka potensi masuknya kompetitor baru adalah kecil adanya. Namun, kompetisi akan semakin ketat apabila kompetitor yang sudah ada saat ini mengembangkan produknya dengan segmen yang sama yang dimiliki oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Adanya Kekuatan Brand atau Merek yang Kuat Pada dunia otomotif, brand atau merek memegang peranan penting. Toyota yang merintis bisnisnya di Indonesia sejak tahun 1971 membuat brand 118

10 image yang dimilikinya tertanam kuat di masyarakat Indonesia. kekuatan merek Toyota diantaranya adalah: Produk Toyota memiliki ketahanan yang baik, harga purna jual yang cukup baik dan pelayanan servis yang memuaskan. Adanya pengalaman lebih dari 40 tahun di Indonesia memperkokoh posisi Toyota sebagai market leader di Indonesia. Beberapa konsumen loyal terhadap produk Toyota diantaranya adalah, segmen mobil keluarga: mereka loyal terhadap merek Toyota Kijang. Toyota Kijang pertama kali dijual di Indonesia pada tahun 1977 dengan produk pick up nya. Seiring dengan perkembangan waktu, Toyota Kijang dikenal sebagai kendaraan keluarga yang bisa memuat banyak orang (delapan penumpang). Selain itu, Toyota Kijang dikenal sebagai mobil yang memiliki ketahanan cukup baik sehingga konsumen akan loyal terhadap merek Toyota. Merek lain yang terkenal dipercaya untuk menjadi taksi di Indonesia adalah merek Toyota Limo / Toyota Vios. Perusahaan taksi akan senantiasa loyal terhadap merek Toyota Limo / Toyota Vios karena kendaraan ini dikenal sebagai kendaraan yang memiliki ketangguhan cukup baik, irit bahan bakar dan memiliki nilai ekonomis. Adanya loyalitas konsumen akan membuat kompetitor baru sulit untuk memasuki pangsa pasar. Namun, yang patut diwaspadai adalah adanya kompetitor lama yang mengeluarkan mobil murah. Hal ini dikhawatirkan bisa mengurangi pangsa pasar yang sudah ada Penguasaan Teknologi Guna memasuki dunia otomotif diperlukan penguasaan teknologi yang mencukupi. Penguasaan teknologi dimulai dari : teknologi untuk membangun 119

11 pabrik otomotif yang modern mulai dari industri pengepresan bahan baku baja, pengelasan, pengecetan hingga perakitan. Penguasaan teknologi selanjutanya adalah pengembangan teknologi pada produk mobil sendiri, diantaranya adalah adanya perkembangan untuk mencapai emisi bahan bakar yang dapat sesuai dengan aturan pemerintah, menciptakan mobil dengan kekuatan besar namun irit bahan bakar, serta menciptakan mobil dengan berbagai fitur yang dapat memanjakan konsumen. Penguasaan teknologi selanjutnya adalah teknologi perawatan mobil. Setelah mobil diluncurkan ke konsumen, pabrik mobil perlu melakukan pelayanan purna jual atau servis seandainya ada problem teknikal pada mobil yang sudah dijualnya. Dewasa ini teknologi otomotif berlomba lomba untuk bisa menciptakan teknologi yang ramah lingkungan. Toyota melalui lembaga penelitiannya Research & Development senantiasa melakukan penelitian untuk menemukan teknologi yang ramah lingkungan. Penelitian yang sudah dilakukan adalah: menurunkan emisi gas buang pada mesin bensin dengan VVTI (Variable Valve Timing Intelligent), pada mesin disel dikenal dengan penggunaan teknologi common rail yang mengurangi emisi sekaligus memperhalus suara serta meredam getaran mesin. Penelitian berlanjut dengan penggunaan alternatif energi dari energi gas, perpaduan antara energi listrik dan bensin yang dikenal sebagai mobil hybrid dan akhirnya menemukan mobil listrik. Penguasaan teknologi mutlak diperlukan bagi perusahaan yang ingin terjun di dunia otomotif. Hal ini yang membuat sulitnya kompetitor baru memasuki bisnis otomotif. Namun yang penting untuk diwaspadai adalah 120

12 kompetitor saat ini mengembangkan teknologi melebihi teknologi yang sudah dikembangkan oleh Toyota. Mengacu bahwa untuk memasuki dunia otomotif diperlukan : kapitalisasi yang tinggi dan diperlukan waktu lama untuk membangun pabrik, adanya kekuatan merek brand image yang kuat, serta diperlukannya penguasaan teknologi yang tinggi. Maka diambil kesimpulan bahwa potensi masuknya kompetitor baru masih rendah. Namun yang perlu diwaspadai adalah adanya pengembangan mobil baru dari kompetitor yang sudah ada pada segmen mobil yang sama Potensi Munculnya Produk Pengganti (Potential developments of substitute products) Transportasi Masal Saat ini pemerintah Indonesia terutama wilayah ibu kota DKI Jakarta sedang mensosialisasikan himbauan masyarakat untuk menggunkan transportasi masal. hal ini sesuai dengan rencana pemerintah untuk melakukan pembangunan monorail di wilayah Jakarta. Namun, banyak masyarakat perkotaan yang tetap memakai mobil pribadi untuk menuju tempat kerja. Hal ini dikarenakan kurang adanya kenyamanan dalam transportasi masal yang sudah ada, belum adanya sarana untuk penghubung antara transportasi masal di Jakarta dengan kota satelit di Jabodetabek, serta minimnya faktor keamanan pada transportasi masal. Adanya transportasi masal tidak serta merta akan mengurangi permintaan masyarakat terhadap mobil dengan seketika. Permintaan mobil di Indonesia masih akan mengalami perkembangan yang cukup tinggi, mengingat masyarakat 121

13 Indonesia yang memiliki mobil baru sekitar 5% jauh tertinggal dibanding Amerika Serikat yang tingkat kepemilikan kendaraan mobil mencapai 81%, walaupun di Amerika Serikat tentunya sudah tersedia transportasi masal dengan fasilitas yang memadai Perkembangan Mobil Baru Seiring dengan perkembangan zaman, maka semakin banyak mobil ditawarkan, termasuk di Indonesia. Saat ini pada segment MVP (Multi Purpose Vehicle) Toyota Innova memiliki pesaing : Honda Freed, Isuzu Phanter, Proton Exora. Pada segmen SUV (Sport Utility Vehicle) Toyota Fortuner memiliki pesaing : Honda CR-V, Mitsubishi Pajero dan Nissan X-Trail. Sementara pada segmen sedan kecil (Compact Low) Toyota Etios menghadapi pesaing : Honda Brio, Nissan March dan Daihatsu Sirion. Adanya perkembangan mobil baru kedepan terutama produk LCGC (Low Cost Green Car) dengan harga lebih murah, memungkinkan adanya penurunan pangsa pasar PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Daya Tawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers) PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia membagi suppliers menjadi 3 bagian, yaitu : Supplier Lokal (Local Supplier), supplier Asia Pasifik (Multi Sourching Part), dan supplier Jepang (Japanese Sourching Part. Disamping Supplier, PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia memiliki 3 perusahaan rekanan di Indonesia yaitu : PT. Astra Daihatsu Motor yang memproduksi: Toyota Avanza, Toyota Rush dan Toyota Agya, PT. Sugity Creatives yang memproduksi 122

14 Toyota Nav 1, serta PT. Hino Motor Manufacturing Indonesia yang memproduksi Toyota Dyna. Supplier dipandang Toyota sebagai rekan bisnis, sehingga memiliki kedudukan yang sama antara supplier dan Toyota. Namun demikian, dipandang bahwa Toyota memiliki daya tawar lebih dibandingkan dengan supplirs. Hal ini dikarenakan : PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia memiliki keleluasaan untuk memilih supplier, disamping itu PT. TMMIN juga memilki 3 rekanan bisnis PT. ADM, PT. Sugity Creatives dan PT. HMMI yang secara bersama dapat melakukan bargain dengan suppliers. Beberapa bargain yang dilakukan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia kepada suppliers diantaranya adalah: Supplier untuk bisa melakukan pengiriman produk ke Toyota dengan tepat waktu Just in Time, adanya aturan yang ketat mengenai kualitas serta adanya mekanisme pembayaran yang disesuaikan dengan mekanisme Toyota Daya Tawar Pembeli (Bargaining Power of Customers) Peralihan Biaya (Swithcing Cost) Pada dasarnya konsumen otomotif dapat dengan mudah melakukan pembelian mobil sesuai dengan keinginan mereka. Peralihan Biaya (switching cost) tidak terlalu tinggi, terutama untuk mobil dengan segmen yang sama. Saat ini konsumen dapat beralih untuk membeli mobil yang lebih murah dengan memilih membeli mobil LCGC (Low Cost Green Car) yang memiliki harga lebih murah daripada mobil yang sudah lama beredar, karena adanya subsidi pajak dari pemerintah. Namun, kebanyakan konsumen akan berhati hati dalam memilih merek mobil, karena mobil akan mereka pakai dalam jangka waktu yang lama. 123

15 Informasi Mengenai Spesifikasi Mobil dan Harga Adanya teknologi internet membuat konsumen dengan mudah dapat melihat spesifikasi mobil dan harga mobil. Dengan mengakses website dealer penjualan mobil, konsumen dapat memperoleh segala sesuatu terkait dengan spesifikasi mobil dan harga, sehingga dalam hal ini konsumen memiliki nilai tawar yang cukup tinggi dalam memilih jenis mobil yang akan dibelinya. Berdasarkan murahnya biaya peralihan dan memudahkan informasi mengenai spesifikasi mobil dan harga, maka konsumen memiliki nilai tawar yang tinggi terhadap konsumen mobil. Hasil Analisis Kompetitif Lima Kekuatan Porter dapat digambarkan sebagai berikut : Potensi Munculnya Produk Pengganti : Besar - Transportasi masal - Perkembangan mobil baru yang lebih murah (LCGC) Daya Tawar Pemasok : Kecil - Banyak pilihan supplier - PT. TMMIN Memiliki afiliasi yang kuat Kompetisi Antar Perusahaan yang Bersaing dalam Industri : Kecil - Jumlah perusahaan sedikit - Permintaan konsumen naik - Switching cost yang murah dihambat dengan loyalitas konsumen Daya Tawar Pembeli : Besar - Biaya peralihan kecil - Informasi spesifikasi mobil dan harga Potensi Masuknya Kompetitor Baru : Kecil - Diperlukan kapitalisasi besar - Kekuatan brand image - Diperlukan penguasaan teknologi Gambar 4.24: Hasil Analisis Lima Kekuatan Porter 124

16 4.5 Analisis SWOT Analisis selanjutnya adalah mengenai Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman), sebagain berikut : Strength (Kekuatan) Jaringan Servis dan Purna Jual Luas Jaringan dealer yang menangani penjualan dan servis Toyota tersebar diseluruh penjuru Indonesia. Hal ini merupakan kekuatan Toyota. Distributi Toyota dealer dijelaskan dalam gambar 4.25 Gambar 4.25: Distribusi Toyota Dealer di Indonesia Toyota Astra Motor merupakan distributor mobil Toyota di Indonesia. PT. TAM membawahi 5 main dealer yakni : Auto 2000, New Ratna Motor, Agung Automall, Hasjrat Abadi dan Hadji Kalla. Masing masing main dealer kemudian memiliki outlet dealer yang melayani pelanggan yang berjajar dari seluruh Indonesia. 125

17 Dengan adanya jumlah Toyota dealer yang mencukupi di Indonesia, maka customer tidak perlu khawatir apabila kendaraanya mengalami kerusakan. Mereka tinggal menghubungi bengkel Toyota terdekat di lokasinya. Disamping pelayanan perbaikan mobil di dealer, Toyota juga menyediakan pelayanan perbaikan di rumah / kantor pelanggan yang disebut dengan Toyota Home Service (THS). Adanya THS ini merupakan bentuk pelayanan Toyota kepada customer, tanpa mengganggu waktu customer untuk mengunjungi dealer Toyota. Customer hanya perlu tilpun kepada jaringan THS terdekat untuk membuat perjanjian perbaikan mobil. Kelebihan lainnya adalah, adanya dealer Toyota yang terus buka selama 7 hari dalam waktu satu minggu, diantara dealer tersebut adalah Astrido yang merupakan cabang Auto Adanya Brand Image yang Kuat Toyota telah berdiri di Indonesia sejak tahun Pengalaman lebih dari 40 tahun berkecimpung di dunia otomotif Indonesia menjadikan Toyota memiliki brand image yang tinggi. Konsumen yang memakai produk Toyota biasanya akan memiliki loyalitas dan kembali akan menggunakan produk Toyota untuk mobil kedua atau saat ganti mobil. Hal ini dikarenakan produk Toyota memiliki durability atau ketahanan yang cukup baik. Produk Toyota juga secara konsisten digunakan oleh taksi. Hal ini merupakan salah satu bukti tentang loyalitas konsumen. Disamping itu, ditinjau dari sejarah berdirinya Toyota di Indonesia memiliki kedekatan dengan pemerintah Indonesia. Hal ini merupakan kekuatan bari PT. TMMIN. 126

18 Memiliki Fasilitas Pabrik yang Lengkap Seperti yang dijelaskan pada gambar 4.14, bahwa fasilitas yang dimiliki PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia lengkap dan sesuai untuk menghasilkan produk yang siap ekspor. Fasilitas tersebut antara lain : perakitan mesin (Engine plant), pengepresan (press shop), pengelasan (welding shop), pengecatan (painting shop),perakitan (assembly shop), pengetesan akhir (final test),pengetesan mobil (test course), penyimpanan sementara mobil (common yard) Memiliki Jaringan Afiliasi dan Supplier yang Kuat PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia di Indonesia memiliki afiliasi dengan 3 perusahaan otomotif. Hal ini dikarenakan Toyota Motor Corporation memiliki saham di ketiga perusahaan tersebut. Yaitu: Astra Daihatsu Motor yang saat ini memproduksi Toyota Avanza, Toyota Rush, Toyota Agya, Sugity Creatives yang memproduksi Toyota Nav 1, serta Hino Motor Manufacturing Indonesia yang memproduksi Toyota Dyna. Disamping memiliki jaringan afiliasi yang kuat, PT. TMMIN juga memiliki pasokan bahan baku cukup baik, dikarenakan supplier yang mayoritas berdekatan lokasinya dengan PT. TMMIN Memiliki Pengembangan Teknologi (Research and Development) yang Maju Toyota senantiasa mengembangkan produknya seiring dengan kemajuan zaman. R & D ini salah satunya bertujuan untuk menciptakan green car yang ramah lingkungan. 127

19 Gambar 4.26: Pengembangan Teknologi Toyota Ada 4 hal yang dikembangkan Toyota dalam penelitiannya : 1. Menciptakan energi alternatif yang bisa menggantikan bensin dan solar. Saat ini Toyota sedang mengembangkan penggunaaan Natural Gas sebagai bahan bakar alternatif. Di beberapa negara seperti Thailand sudah menggunakan bahan bakar gas sebagai alternatif pengganti bensin dan solar, di Indonesia hal ini perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan mendirikan stasiun pengisian bahan bakar gas. 2. Mengembangkan teknologi mesin disel yang ramah lingkungan Perkembangan mesin disel saat ini dengan menggunakan common rail system, sehingga emisi gas buang yang dihasilkan dapat ramah lingkungan. Selain itu, teknologi common rail juga turut meningkatkan kineja mobil disel serta mengurangi adanya getaran mesin. 128

20 3. Mengembangkan teknologi mesin bensin yang ramah lingkungan Adanya regulasi pemerintah terutama di negara negara Eropa tentang pembatasan emisi gas buang, memacu Toyota untuk melakukan risearch terhadap mobil bensin. Toyota mengembangkan mesin bensin dengan teknologi VVTI (Variable Valve Timing Intelligent). Teknologi VVTI dibuat dengan maksud untuk meningkatkan performa mesin bensin dengan emisi yang ramah lingkungan. 4. Mengembangkan teknologi mobil listrik Mobil listrik merupakan teknologi mutakhir yang dikembangkan oleh Toyota. Adanya mobil listrik dapat menghemat penggunaan bahan bakar baik berupa : bensin, solar maupun gas. Saat ini Toyota sudah mengembangkan teknologi gabungan antara mesin bensin dan mesin elektrik yang dikenal dengan teknology hybrid Sumber Daya Manusia yang Mencukupi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia memiliki kekuatan pada Sumber Daya Manusia. Adanya suppy Sumber Daya Manusia dipadu dengan tersedianya pusat pelatihan dan kurikulum pelatihan yang lengkap, serta adanya budaya perusahaan continuous improvement atau perbaikan secara terus menerus, merupakan kekuatan bagi perushaaan Rencana Lima Tahunan Pada strategi lima tahunan digambarkan dengan jelas mengenai rencana produksi mobil. Adanya rencana lima tahunan akan mempermudah perusahaan dalam merealisasikannya. 129

21 4.5.2 Weakness (Kelemahan) Segmentasi Terbatas Saat ini PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia berkompetisi pada tiga segmen. Toyota Innova yang berada di segmen MPV (Multi Purpose Vehicle), Toyota Fortuner di segmen SUV (Sport Utility Vehicle), serta Toyota Etios yang berada pada segmen Compact Low, dan November 2013 ini baru meluncurkan produk Toyota Vios. Sementara di Indonesia market yang kendaraan yang paling diminati adalah kendaraan pada kelas Toyota Avanza yang saat ini diproduksi oleh rekan bisnis PT. TMMIN yaitu PT. ADM (Astra Daihatsu Motor) Perbedaan Kepemilikan Perusahaan Manufaktur dan Distributor Gambar 4.27: Kepemilikan Perusahaan Toyota di Indonesia Pada tahun 1989 hingga tahun 2003 Toyota di Indonesia menjadi satu antara Manufaktur dan distributor perusahaan bernama PT. Toyota Astra Motor dengan kepemilikan saham 51% oleh Astra International dan 49% oleh Toyota 130

22 Motor Corporation Japan. Namun seiring dengan adanya perubahan bisnis, pada tahun 2003 terjadilah splitting dimana PT. TAM terbagi menjadi dua, yakni PT. Toyota Astra Motor dengan kepemilikan saham Astra International sebesar 51% dan TMC sebesar 49%, dan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sebagai manufaktur dimana mayoritas saham dikuasai oleh Toyota Motor Corporation Japan. Adanya pemisahan PT. TAM menjadi dua perusahaan merupakan kelemahan bagi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Dalam praktiknya PT. TMMIN tidak bisa memerintah kepada PT. TAM walaupun status PT. TAM sebagai distributor PT. TMMIN. Adanya barier dan perbedaan KPI (Key Performa Indicator) antara PT. TAM dan PT. TMMIN menyebabkan kurang sinkronnya kinerja kedua perusahaan tersebut Pengambilan Keputusan yang Sentralisasi Mayoritas saham PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia dimiliki oleh Toyota Motor Corporation Jepang (95%). Berbagai keputusan strategis diambil oleh TMC Jepang, termasuk didalamnya kebijakan mengenai model mobil yang akan diproduksi oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Hal ini menyebabkan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia tidak memiliki kemudahan untuk memilih memproduksi mobil sesuai dengan masyarakat Indoneisa. Bahkan sejak tahun 2004 hingga 2013 awal PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia hanya memproduksi dua model yaitu : Toyota Innova dan Toyota Fortuner. 131

23 4.5.3 Opportunity (Peluang) Indonesia Merupakan Emerging Market Gambar 4.29: Tingkat Kepemilikan Mobil Berbagai Negara Toyota Motor Asia Pacific (2010) menjelaskan mengenai kondisi kepemilikan kendaraan bermotor seperti pada gambar Industri otomotif membagi pangsa market menjadi : emerging market dan matured market. Filipina, Indonesia, Thailand dan Malaysia merupakan emerging market bagi otomotif, dimana tingkat kepemilikan mobil masih besar kemungkinan akan mengalami kenaikan. Di Indonesia sendiri, tingkat kepemilikan mobil baru 5 % dibandingkan dengan Amerika Serikat yang memiliki tingkat kepemilikan mobil mencapai 81%. Jenis market kedua adalah: matured automotive market, meliputi : Korea Selatan, Jerman, Prancis, Itali, Japan, UK, Australia dan US. Tingkat kepemilikan mobil 132

24 pada matured market sudah cukup tinggi, sehingga kemungkinan kenaikan kepemilikan kendaraan mobil akan mengalami perlambatan Komposisi Penduduk Indonesia Berdasarkan usianya, penduduk Indonesia mayoritas usia produktif. Tahun 2000 komposisi penduduk : 64% (15-64tahun), 31% (0-1 4 tahun) dan 5% (diatas 64 tahun). Adanya komposisi penduduk yang mayoritas berusia produktif akan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap mobil. Hal ini merupakan peluang penting bagi industri otomotif di Indonesia Kondisi Infrastuktur Jalan di Indonesia yang Semakin Membaik Pemerintah yang senantiasa melakukan penambahan panjang jalan, baik pada jalan aspal maupun non aspal merupakan peluang bagi industri otomotif untuk mengembangkan produknya di Indonesia. Tahun 2011 panjang jalan aspal hampir mencapai km, sementara panjang jalan non aspal sekitar km Kebijakan Emisi Gas Buang Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.KEP.35/MENLH/10/93 menetapkan keputusan tentang Standar Emisi Gas Buang sebagai berikut : 1. Gas Buang CO : Max 3% volume 2. Gas Buang HC : Max 400 ppm 3. Gas Buang CO2 : Max 12% volume 4. Gas Buang O2 : Max 2% volume 133

25 PT. Toyota Motor Indonesia dengan produk-produknya berupa : Innova, Fortuner dan Etios telah lulus uji emisi yang dilakukan oleh pemerintah, dan bahkan dengan teknologi VVT-I nya emisi gas buang yang dihasilkan telah mencapai strandard Euro II Naiknya Pendapatan Perkapita Indonesia Pendapatan perkapita Indonesia senantiasa mengalami kenaikan dari tahun ke tahun ,00 Pendapatan Nasional Perkapita , , , ,00 0, Gambar 4.30: Pendapatan Nasional Perkapita Adanya kenaikan pendapatan perkapita akan meningkatkan kemampuan konsumen dalam melakukan pembelian barang. Maka, kemungkinan pertambahan konsumen mobil juga semakin besar Threat (Ancaman) Kondisi Perekonomian di Indonesia 134

26 Bapak Mamoru Akiyama disadur oleh Bapak Billy Barliansyah menjelaskan mengenai kondisi perekonomian di Indonesia pada tahun 2013 merupakan hal yang harus diwaspadai oleh industri otomotif, kondisi tersebut meliputi: kenaikan suku bunga Bank Indonesia yang mencapai 7,5% pada tahun 2013, inflasi yang mencapai 8,73% pada bulan November 2013 serta turunnya nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika pada November 2013 mencapai Rp per Dollar Amerika Serikat Pergerakan Kompetitor Gambar 4.31: Pergerakan Kompetitor Toyota di Indonesia Bapak Mamoru Akiyama disadur oleh Bapak Billy Barliansyah, menjelaskan mengenai pergerakan kompetitor PT.Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Kompetitor akan melakukan model change serta melakukan investasi pabrik terutama : Honda, Nissan dan Suzuki merupakan ancaman tersendiri bagi perusahaan. Namun, tentunya PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia akan menghadapi hal ini dengan menerapkan strategi lima tahunannya. 135

27 4.6. Pemilihan Strategi Berdasar Analisis SWOT Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia dapat dihadapi dengan berbagai strategi diantaranya adalah : strategi Strength Opportunities (S-O), strategi Strength Threat (S-T), strategi Weakness Opportunities (W-O) serta strategi Weakness Threat (W-T). Implementasi strategi yang dilakukan oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah strategi Strength Opportunities (S-O). Hal ini dikarenakan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia memiliki Strength (kekuatan) yang besar sebagai market leader industri otomotif di Indonesia serta masih terbukanya opportunities (peluang) yang cukup besar di Indonesia untuk menumbuhkan industri otomotif. Berdasarkan analisa SWOT yang dilakukan pada 4.5 dapat digambarkan strategi yang dapat dilakukan oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indoneisa seperti pada gambar Strategi Strength Opportunities (S-O) yang bisa diterapkan pada PT. TMMIN adalah : 1). Meningkatkan Kapasitas Produksi Adanya jaringan servis dan purna jual yang luas dipadu dengan kondisi pasar Indonesia dimana kepemilikan mobil masih cukup rendah bisa digunakan untuk menerapkan strategi peningkatan kapasitas produksi. Strategi yang diterapkan pada PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sudah sesuai dengan strategi ini, dimana sesuai dengan pernyataan visinya, bahwa PT. TMMIN akan memproduksi 300 ribu unit mobil per tahun pada tahun

28 2). Menambah Segmentasi Mobil Adanya brand image yang kuat dipadu dengan masyarakat Indonesia yang berada pada masa produktif digunakan untuk menerapkan strategi dengan cara menambah segmentasi mobil. Kondisi ini sudah sesuai dengan strategi yang dilakukan oleh PT. TMMIN dengan mengacu pada rencana lima tahunan guna menambah segmentasi mobil. Pada tahun 2004 ~ 2012, PT. TMMIN hanya memproduksi mobil: Toyota Innova dan Toyota Fortuner. Kemudian pada tahun 2013 memproduksi 2 model baru, yaitu: Toyota Etios dan Toyota Vios. Kemudian pada tahun 2014 akan memproduksi mobil baru yaitu : Toyota Yaris. 3). Mengembangkan Teknologi Otomotif Adanya kemampuan Toyota dalam mengembangkan teknologi dipadu dengan adanya kebijakan emisi gas buang di Indonesia digunakan untuk menerapkan strategi pengembangan teknologi otomotif. Kondisi ini sudah sesuai dengan strategi yang diterapkan oleh PT. TMMIN yaitu dengan memproduksi mobil yang ramah lingkungan. Selain dijual di pasar domestik Indonesia, mobil produk PT. TMMIN juga diekspor ke negara Timur Tengah dan negara Asia Pasifik, hal ini menunjukkan bahwa produk PT. TMMIN bisa diterima di pangsa pasar tersebut. 4). Meningkatkan Strategi untuk Penetrasi Pasar Adanya jaringan servis dan purna jual yang luas dipadu dengan adanya kenaikan pendapatan perkapita penduduk Indonesia digunakan untuk menerapkan stratego berupa peningkatan penetrasi pasar. Untuk melakukan penetrasi pasar, 137

29 PT. TMMIN perlu untuk bekerjasama dengan distributor PT. Toyota Astra Motor, sehingga penjualan mobil tidak hanya berpusat di wilayah Jabodetabek. 138

30 Faktor Eksternal Faktor Internal Kekuatan - Jaringan servis dan purna jual luas. - Brand image yang kuat. - Fasilitas pabrik yang lengkap. - Jaringan afiliasi dan supplier kuat. - Pengembangan teknologi maju. - Sumber Daya Manusia yang mencukupi. - Memiliki rencana lima tahunan. Kelemahan - Segmentasi terbatas. - Perbedaan kepemilikan antara manufaktur dan distributor. - Pengambilan keputusan yang tersentralisasi Peluang Strategi S-O Strategi W-O - Meningkatkan kapasitas produksi. - Menambah segmentasi mobil. - Mengembangkan teknologi otomotif. - Meningkatkan strategi untuk penetrasi pasar. - Indonesia merupakan emerging market. - Usia produktif penduduk Indonesia. - Kondisi infrastruktur yang membaik. - Kebijakan emisi gas buang. - Naiknya pendapatan perkapita. - Kondisi perekonomian Indonesia mengalami penurunan pada tahun Adanya pergerakan kompetitor. - Menambah segmentasi mobil yang ada. - Menciptakan kerjasama dengan distributor untuk mewujudkan strategi 5 tahunan. - Menciptakan sistem komunikasi untuk mempercepat pengambilan keputusan. Ancaman Strategi S-T Strategi W-T - Menciptakan sistem pembayaran yg fleksibel bagi konsumen. - Menyusun perencanaan lima tahunan produksi memperhatikan kondisi politik di Indonesia. - Menciptakan produk dengan harga terjangkau. - Menciptakan produk untuk menghadapi pergerakan kompetitor. Tabel 4.5: Matrik SWOT PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia 139

31 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang dilakukan pada bab IV, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Strategi yang dilakukan oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sesuai dan efektif, hal ini ditandai dengan penguasaan pangsa terbesar di Indonesia untuk segmen MPV (Multi Purpose Vehicle) dan segmen sedan kecil (Compact Low). Untuk menghadapi persaingan industri otomotif di Indonesia, PT. TMMIN memiliki strategi : i. Meningkatkan kapasitas produksi mobil ii. Menambah segmentasi mobil iii. Mengembangkan teknologi otomotif iv. Meningkatkan strategi untuk penetrasi pasar 2. Pada pernyataan visi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sudah dijelaskan tentang: produk, teknologi dan konsep diri. Akan tetapi, pernyataan visi belum menjelaskan mengenai konsumen, pasar, fokus pada kelangsungan bisnis, pertumbuhan dan keuntingan, filosofi, fokus pada citra publik serta fokus pada karyawan. 3. Pernyataan misi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia mengandung keseluruhan 7 komponen visi, yaitu: menantang, rasional, konsisten, jelas 140

32 dan sederhana, vektor yang besar dalam skalanya, disosialisasikan dan menggambarkan keunikan perusahaan. 5.2 Rekomendasi Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang dilakukan pada bab IV, rekomendasi untuk PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Menciptakan Produk Berdasar Usia Pelanggan Adanya perubahan komposisi masyarakat berdasar umur, perlu mendapat perhatian bagi perusahaan. Perusahaan bisa lebih meningkatkan peluang untuk mendapatkan pangsa pasar baru, dengan cara menciptakan produk berdasar usia pelanggan. 2. Perlu Peningkatan Kerjasama dengan Distributor Peningkatan strategi untuk penetrasi pasar dapat dilakukan cara bekerjasama dengan distributor. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia perlu meningkatkan kolaborasi dengan PT. Toyota Astra Motor sebagai distributor di Indonesia untuk penetrasi pasar serta menghadapi pergerakan kompetitor otomotif di Indonesia. 3. Memperhatikan Kondisi Pemerintahan untuk Penyusunan Strategi Adanya tahun politik pada tahun 2014 kemungkinan akan memberikan dampak terhadap industri otomotif. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia perlu melakukan pemantauan terhadap kondisi politik di Indonesia mengingat hal ini akan berimbas terhadap kondisi otomotif. 141

ANALISIS STRATEGI TOYOTA INDONESIA DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS

ANALISIS STRATEGI TOYOTA INDONESIA DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS TUGAS STRATEGI MANAJEMEN ANALISIS STRATEGI TOYOTA INDONESIA DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS OLEH : Didik Prastowo DOSEN : Prof. DR Ir Rudy C Tarumingkeng, MF, PhD PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. otomotif membagi pasar menjadi dua, yaitu: emerging market dan matured

I. PENDAHULUAN. otomotif membagi pasar menjadi dua, yaitu: emerging market dan matured I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu pangsa terbesar otomotif dunia. Industri otomotif membagi pasar menjadi dua, yaitu: emerging market dan matured market. Emerging market

Lebih terperinci

2014 LAPORAN INDUSTRI STUDI KINERJA INDUSTRI MOBIL INDONESIA

2014 LAPORAN INDUSTRI STUDI KINERJA INDUSTRI MOBIL INDONESIA 2014 LAPORAN INDUSTRI STUDI KINERJA INDUSTRI MOBIL INDONESIA www.indoanalisis.co.id DAFTAR ISI I. KINERJA INDUSTRI MOBIL INDONESIA... 1.1. Pertumbuhan Produksi Mobil Indonesia... 1.2. Pertumbuhan Ekspor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membuka lapangan kerja. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. membuka lapangan kerja. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, sektor 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri otomotif berperan penting di dalam perekonomian nasional. Selain menyediakan angkutan orang dan barang untuk transportasi, industri otomotif juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toyota merupakan perusahaan manufaktur kendaran niaga dan penumpang yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis otomotif yang semakin pesat pada saat ini menimbulkan persaingan yang ketat diantara para produsen mobil di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi informasi sudah diterapkan dalam semua sisi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi informasi sudah diterapkan dalam semua sisi kehidupan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dewasa ini teknologi informasi sudah diterapkan dalam semua sisi kehidupan manusia, terutama dalam perusahaan dan industri. Dengan berbasiskan teknologi informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN) merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur mobil. Perusahaan ini memproduksi beberapa tipe

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Merek perusahaan dapat membedakan produk barang atau jasa nya dengan produk lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toyota merupakan perusahaan manufaktur kendaran niaga dan penumpang yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo Toyota Toyota Motor Corporation (TMC) adalah sebuah pabrikan mobil yang berasal dari Jepang yang didirikan bulan September 1933. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini menuntut perusahaan untuk dapat menciptakan produk yang mampu bersaing dengan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%,

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor otomotif memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Industri otomotif terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Setidaknya, dalam enam tahun

Lebih terperinci

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara Pendahuluan Program Low Cost Green Car (LCGC) merupakan program pengadaan mobil ramah lingkungan yang diproyeksikan memiliki

Lebih terperinci

Tugas Analisis Rantai Pasok

Tugas Analisis Rantai Pasok Tugas Analisis Rantai Pasok PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia & PT Toyota Astra Motor Prafajar Suksessanno Muttaqin 2201160010 Magister Teknik Industri Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom

Lebih terperinci

PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan II. PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah bagian dari perusahaan besar yaitu Toyota Motor Corporation (TMC), Jepang. Diawali dengan berdirinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya pasar otomotif nasional dalam hal mobil compact, membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya pasar otomotif nasional dalam hal mobil compact, membuat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pasar otomotif nasional dalam hal mobil compact, membuat PT. Astra Daihatsu Motor meningkatkan kapasitas produksi di beberapa jalur produksinya, diantaranya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi yang dilakukan perusahaan dimaksudkan untuk memperoleh manfaat atau hasil dalam beberapa periode atau beberapa tahun di masa yang akan datang. Karena itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan strategi yang bersifat fundamental bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan strategi yang bersifat fundamental bagi setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan strategi yang bersifat fundamental bagi setiap perusahaan, diantaranya bertujuan untuk meningkatkan laba dan demi menaikkan nilai perusahaan. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sudah sedemikian pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sudah sedemikian pesatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif di Indonesia sudah sedemikian pesatnya dan membuat tingkat persaingannya semakin ketat, khususnya pada industri mobil. Para produsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi, yang membedakan produk yang dimiliki dengan pesaing

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi, yang membedakan produk yang dimiliki dengan pesaing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan merek bukan hanya semata mata menunjukkan nama dari sebuah produk, namun lebih dari itu, merek menunjukkan nilai tambah dari produk dalam berbagai

Lebih terperinci

persaingan di industri otomotif ini ditandai dengan bermunculannya varianvarian

persaingan di industri otomotif ini ditandai dengan bermunculannya varianvarian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif saat ini semakin pesat. Berbagai Perusahaan berlomba-lomba menawarkan produk unggulannya, sehingga konsumen dihadapkan pada berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya selalu berusaha untuk meningkatkan keunggulan dalam beberapa hal diantaranya yaitu persaingan pasar, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk perusahaan sejenis. Mereka dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. bernama PT. Toyota Astra Motor (PT. TAM) yang didirikan pada tanggal

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. bernama PT. Toyota Astra Motor (PT. TAM) yang didirikan pada tanggal 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN 1.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) pada awalnya bernama PT. Toyota Astra Motor (PT. TAM) yang didirikan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan tren yang positif. Menurut data Badan Pusat Statistik (2012), angka Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat, dan Indonesia masih tetap menduduki urutan ke empat terbanyak di dunia setelah Cina,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan didalam bisnis adalah hal yang wajar dan tidak bisa dihindari, tidak

I. PENDAHULUAN. Persaingan didalam bisnis adalah hal yang wajar dan tidak bisa dihindari, tidak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan didalam bisnis adalah hal yang wajar dan tidak bisa dihindari, tidak ada produk atau jasa yang dipasarkan tanpa melewati suatu persaingan, secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik konsumen (demografi, kepribadian, gaya hidup). Pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik konsumen (demografi, kepribadian, gaya hidup). Pengaruh yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di setiap tahunnya. Pada tahun 2013, pertumbuhan di industri otomotif semakin

BAB I PENDAHULUAN. di setiap tahunnya. Pada tahun 2013, pertumbuhan di industri otomotif semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri otomotif di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan.itu terbukti dengan munculnya produk otomotif baru di setiap tahunnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri otomotif semakin ketat. Terutama industri mobil di

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri otomotif semakin ketat. Terutama industri mobil di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini, bagi masyarakat modern mobil sudah menjadi suatu kebutuhan. Mobil yang sebelumnya dianggap sebagai sebuah kebutuhan sekunder atau barang mewah sekarang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik produk mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lima tahun terakhir persaingan di dunia otomotif semakin ramai dan kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di industri otomotif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya zaman maka jenis alat transportasi pun akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya zaman maka jenis alat transportasi pun akan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh semua orang, karena dengan adanya alat transportasi maka jarak tempuh ataupun tingkat mobilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rp14, per US$1 pada tanggal (31 september 2015) sumber

BAB I PENDAHULUAN. Rp14, per US$1 pada tanggal (31 september 2015) sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin turun nya Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang mencapai Rp14,730.00 per US$1 pada tanggal (31 september 2015) sumber http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/referensi-jisdor/default.aspx.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih kreatif dan memiliki keunggulan kompetitif dibanding dengan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih kreatif dan memiliki keunggulan kompetitif dibanding dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia industri saat ini berjalan dengan begitu pesat sehingga menciptakan persaingan yang semakin ketat, para pelaku bisnis pun dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 33/M- IND/PER/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi. Perkembangan industry yang begitu pesat, perdagangan bisa terjadi

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi. Perkembangan industry yang begitu pesat, perdagangan bisa terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah memberikan perubahan terhadap cara perusahaan untuk berkompetisi. Perkembangan industry yang begitu pesat, perdagangan bisa terjadi lintas negara

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang adalah negara yang selalu berusaha memperbaharui ciptaan dan

Bab 1. Pendahuluan. Jepang adalah negara yang selalu berusaha memperbaharui ciptaan dan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara yang selalu berusaha memperbaharui ciptaan dan meningkatkan mutu produksi. Terbukti dengan pembentukan-pembentukan sistem kerja yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi yang mampu mempersingkat jarak dan waktu, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi yang mampu mempersingkat jarak dan waktu, salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan perkembangan sarana transportasi yang semakin mempermudah dan memperlancar transportasi darat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi otomotif maka semakin pesat juga persaingan dalam bidang otomotif tersebut. Setiap merek saat ini telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif dalam menghadapi munculnya pesaing-pesaing lainnya yang. tapi tetap memenuhi permintaan konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif dalam menghadapi munculnya pesaing-pesaing lainnya yang. tapi tetap memenuhi permintaan konsumen. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cepat dan pesat. Keadaan tersebut menjadikan kondisi persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Asia Tenggara didominasi oleh empat negara yang tercatat sebagai basis produksi kendaraan bermotor, yaitu Thailand, Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri otomotif di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat pada beberapa tahun terakhir. Hal tersebut salah satunya terlihat dari total penjualan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Global Economic Resession atau krisis ekonomi dunia yang dimulai bulan

BAB I PENDAHULUAN. Global Economic Resession atau krisis ekonomi dunia yang dimulai bulan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Global Economic Resession atau krisis ekonomi dunia yang dimulai bulan September 2008 di Amerika, pada awalnya diakibatkan oleh adanya kehancuran pada industri properti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk akan tumbuh dan berkembang. Agar perusahaan menang dalam

BAB I PENDAHULUAN. produk akan tumbuh dan berkembang. Agar perusahaan menang dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan yang sangat ketat di dalam pasar dapat menjadikan suatu produk akan tumbuh dan berkembang. Agar perusahaan menang dalam suatu persaingan maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu bidang kesehatan, teknologi, dan otomotif. Perkembangan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. baik itu bidang kesehatan, teknologi, dan otomotif. Perkembangan tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah membawa perubahan yang sangat pesat diberbagai bidang, baik itu bidang kesehatan, teknologi, dan otomotif. Perkembangan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan nasional akan mengalami kesulitan untuk bermain dalam pasar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan nasional akan mengalami kesulitan untuk bermain dalam pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan nasional akan mengalami kesulitan untuk bermain dalam pasar industri otomotif. Persaingan global industri otomotif sudah sangat tinggi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otomotif terutama mobil jenis MPV berlangsung dengan sangat ketat dan harga

BAB I PENDAHULUAN. otomotif terutama mobil jenis MPV berlangsung dengan sangat ketat dan harga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengguna mobil jenis MPV (Multi Purpose Vehicle) sangat sering dijumpai, sesuai dengan perkembangan teknologi di dunia otomotif dan perubahan gaya hidup masyarakat,

Lebih terperinci

BAB III DAYA SAING INDUSTRI OTOMOTIF INDONESIA, PELUANG DAN TANTANGANYA

BAB III DAYA SAING INDUSTRI OTOMOTIF INDONESIA, PELUANG DAN TANTANGANYA BAB III DAYA SAING INDUSTRI OTOMOTIF INDONESIA, PELUANG DAN TANTANGANYA Pada bab yang ketiga ini akan membahas mengenai daya saing industi otomotif Indonesia. Daya saing ini akan dilihat dari sisi kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis antar perusahaan semakin marak dengan semakin majunya perkembangan teknologi dan bertambahnya kompetitor dalam suatu bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi industri otomotif di benua Eropa sejak tahun 2009 mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi industri otomotif di benua Eropa sejak tahun 2009 mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi industri otomotif di benua Eropa sejak tahun 2009 mengalami penurunan yang signifikan. Krisis Eropa yang terjadi pada akhir tahun 2008 ini berakibat pada penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tersebut telah membangun citra merek dalam mengiklankan suatu

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tersebut telah membangun citra merek dalam mengiklankan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi lisan (Word of mouth) merupakan komunikasi yang dapat dilakukan tanpa sadar oleh konsumen yang secara tidak langsung memasarkan melalui perkataan dari satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menonjol akan kompleksitas, persaingan, perubahan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menonjol akan kompleksitas, persaingan, perubahan, dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bisnis di Indonesia belakangan ini semakin lama semakin menonjol akan kompleksitas, persaingan, perubahan, dan ketidakpastian. Keadaan ini menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal membawa dampak pada dunia usaha, perkembangan pesat industri otomotif di Indonesia membuat tingkat persaingannya

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Persaingan dalam dunia otomotif bukan merupakan hal baru di Indonesia. Setiap hari kita melihat cukup banyaknya masyarakat dan sekelompok orang yang memliki ketertarikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai jenis dan merek mobil yang membanjiri Indonesia salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai jenis dan merek mobil yang membanjiri Indonesia salah satunya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Berbagai jenis dan merek mobil yang membanjiri Indonesia salah satunya mobil jenis Multi Purpose Vecicle atau yang biasa disebut MPV. Mobil jenis MPV ini yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri otomotif saat ini berlangsung pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri otomotif saat ini berlangsung pesat seiring 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri otomotif saat ini berlangsung pesat seiring kemajuan teknologi dan tingkat persaingan di antara kompetitor perusahaan otomotif dalam menciptakan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR

BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR 2.1 Profil Perusahaan 2.2 Sejarah Singkat PT. Astra Daihatsu Motor PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) mengawali sejarahnya pada tahun 1973. Pada tahun 1973, Astra mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Catatan prestasi ekonomi yang ditunjukkan pemerintah sepanjang tahun

BAB I PENDAHULUAN. Catatan prestasi ekonomi yang ditunjukkan pemerintah sepanjang tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Catatan prestasi ekonomi yang ditunjukkan pemerintah sepanjang tahun 2007 memang cukup menggembirakan. Produk Domestik Bruto (PDB) mampu tumbuh 6%, inflasi terkendali,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian, dimana konsumen benar-benar membeli produk (Philips

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian, dimana konsumen benar-benar membeli produk (Philips 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian, dimana konsumen benar-benar membeli produk (Philips Kotler dalam penelitian Ian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari modernisasi telah dirasakan hampir di segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari modernisasi telah dirasakan hampir di segala aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dampak dari modernisasi telah dirasakan hampir di segala aspek kehidupan manusia. Tingginya tingkat mobilitas, baik manusia maupun barang, mutlak membutuhkan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN MOBIL MEREK DAIHATSU PADA DEALER DAIHATSU JEMBER

STRATEGI PEMASARAN MOBIL MEREK DAIHATSU PADA DEALER DAIHATSU JEMBER Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 82 STRATEGI PEMASARAN MOBIL MEREK DAIHATSU PADA DEALER DAIHATSU JEMBER Shinta Nurafni Untari 1, Sutrisno Djaja 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 : Penjualan Kendaraan Domestik Kuartal I 2011

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 : Penjualan Kendaraan Domestik Kuartal I 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki tahun 2011 ini, perkembangan perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan. Hal ini ditandai dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang

BAB I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang signifikan tentu mempengaruhi pertumbuhan sektor bisnis lainnya. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar mobil bekas di Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar mobil bekas di Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar mobil bekas di Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan tren positif (meningkat). Pesatnya pertumbuhan sektor industri otomotif nasional dan melonjaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan merupakan suatu organisasi bisnis yang meraih reward dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan merupakan suatu organisasi bisnis yang meraih reward dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah perusahaan merupakan suatu organisasi bisnis yang meraih reward dan keberhasilan. Namun keberhasilan tidak diperoleh dengan sendirinya. Keberhasilan hanya

Lebih terperinci

Inovasi teknologi yang bagus( contoh : penggunaan injeksi )

Inovasi teknologi yang bagus( contoh : penggunaan injeksi ) B. THE INPUT STAGE Pada tahan input data, kita mengenal menggunkan SWOT untuk membantu analisa dalam perusahaan Honda yang akan kami teliti, sedangkan dalam tahap ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) diresmikan pada tanggal 12 April 1971. Pada saat itu PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan yang dilakukan oleh berbagai pabrik otomotif di seluruh dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan yang dilakukan oleh berbagai pabrik otomotif di seluruh dunia ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman suatu negara saat ini melahirkan pemikiran dan keinginan yang tidak sederhana lagi, sehingga struktur perekonomian secara bertahap mengalami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini dapat dilihat dari mulai banyaknya merek dunia yang masuk ke pasar Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk berupaya lebih keras lagi dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pelanggannya. Perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal itu ditandai dengan perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal itu ditandai dengan perilaku 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan di sektor industri jasa semakin ketat sehingga memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dalam menyusun strategi guna mencapai tujuan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. TOYOTA AUTO BODY - TOKAI EXTRUSION 2.1 Gambaran Umum PT. Toyota Auto Body - Tokai Extrusion PT. Toyota Auto Body - Tokai Extrusion merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjualan Toyota Avanza menjadi fenomena tersendiri bagi sejarah automotif nasional. Avanza tercatat sebagai paling sukses di industri otomotif Indonesia. Sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN masih dirasakan oleh semua sektor kehidupan tidak terkecuali sektor riil

BAB I PENDAHULUAN masih dirasakan oleh semua sektor kehidupan tidak terkecuali sektor riil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Pengaruh krisis moneter yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan 1997 masih dirasakan oleh semua sektor kehidupan tidak terkecuali sektor riil khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di bidang pemasaran. Produsen yang dulunya berkonsep product

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di bidang pemasaran. Produsen yang dulunya berkonsep product BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi informasi dan era globalisasi telah membuat perubahan di bidang pemasaran. Produsen yang dulunya berkonsep product centric atau corporate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dunia otomotif, globalisasi dan adanya perkembangan keinginan konsumen menimbulkan juga persaingan yang sangat ketat, khususnya terhadap produk mobil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mobil sedan, hatchback, station wagon, dan sport. Mobil jenis Hatchback

BAB I PENDAHULUAN. mobil sedan, hatchback, station wagon, dan sport. Mobil jenis Hatchback BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan alat transportasi terjadi di berbagai segi, baik dari segi teknologi, desain, variasi dan juga fitur-fitur yang disediakan. Dalam beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN unit. Pertumbuhan penjualan produsen-produsen mobil utama di. dengan pangsa pasar sebesar 11.3%.

BAB I PENDAHULUAN unit. Pertumbuhan penjualan produsen-produsen mobil utama di. dengan pangsa pasar sebesar 11.3%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia semakin hari semakin meningkat, terutama di segmen kendaraan ringan roda empat atau mobil. Pertumbuhan tersebut akan didukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha pada era globalisasi sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha pada era globalisasi sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tingkat persaingan dunia usaha pada era globalisasi sekarang ini semakin ketat, dimana setiap perusahaan senantiasa selalu berusaha untuk meraih konsumen

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia semakin hari semakin meningkat, terutama di segmen kendaraan ringan roda empat atau mobil. Pertumbuhan tersebut akan didukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia usaha yang semakin ketat dan semakin pesatnya perkembangan teknologi memberi pengaruh yang besar terhadap berbagai bidang usaha. Perusahaan dituntut

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di era perdagangan bebas saat ini, setiap perusahaan mengalami persaingan ketat dengan perusahaan lain yang sejenis. Persaingan ini menuntut suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi pemasaran yang efektif untuk menggaet konsumen baru dan

BAB I PENDAHULUAN. strategi pemasaran yang efektif untuk menggaet konsumen baru dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Kondisi semacam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai membaik, berdampak pula dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah industri sepeda motor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen terhadap mobil akan semakin tinggi. Sehingga persaingan antara

BAB I PENDAHULUAN. konsumen terhadap mobil akan semakin tinggi. Sehingga persaingan antara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari tidak akan terlepas dari kegiatan transportasi, sehingga sarana transportasi yang memadai dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA 2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA DAFTAR ISI BAB I KINERJA INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA 1 1.1. Pertumbuhan Produksi Mobil Indonesia Gambar 1.1. Pertumbuhan Produksi Mobil Berdasarkan Kategori

Lebih terperinci

Pelanggan Membayar Lebih Mahal untuk Membeli Entry SUV; Studi J.D. Power Menyimpulkan Bahwa Kepuasan Meningkat Seiring Dengan Popularitas

Pelanggan Membayar Lebih Mahal untuk Membeli Entry SUV; Studi J.D. Power Menyimpulkan Bahwa Kepuasan Meningkat Seiring Dengan Popularitas Pelanggan Membayar Lebih Mahal untuk Membeli Entry SUV; Studi J.D. Power Menyimpulkan Bahwa Kepuasan Meningkat Seiring Dengan Popularitas Daihatsu Menempati Posisi Tertinggi di antara Merek Mobil Lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelemahan neraca posisi transaksi berjalan. Meskipun demikian, Bank Dunia

BAB I PENDAHULUAN. pelemahan neraca posisi transaksi berjalan. Meskipun demikian, Bank Dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, krisis global yang sedang melanda berbagai negara membuat Indonesia terkena dampaknya. Sebelumnya, Bank Dunia membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, telah banyak media berita menyajikan beragam informasi menarik mengenai dunia otomotif di Indonesia. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang makin dinamis membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang makin dinamis membuat manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang makin dinamis membuat manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Berdasarkan kondisi tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Populasi Mobil di Indonesia Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Populasi Mobil di Indonesia Tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif merupakan salah satu sektor industri yang penting dalam perkembangan dan pembangunan ekonomi di Indonesia. Pada tahun 2010, industri otomotif berkontribusi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keputusan membeli setiap orang adalah sesuatu yang unik, hal ini karena

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keputusan membeli setiap orang adalah sesuatu yang unik, hal ini karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keputusan membeli setiap orang adalah sesuatu yang unik, hal ini karena setiap orang mempunyai preferensi dan sikap yang berbeda terhadap barang yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHUL UAN. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan otomotif dari tahun ke

BAB 1 PENDAHUL UAN. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan otomotif dari tahun ke BAB 1 PENDAHUL UAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan otomotif dari tahun ke tahun semakin berkembang. Persaingan antar perusahaan otomotif juga semakin ketat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangannya industri otomotif di Indonesia dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangannya industri otomotif di Indonesia dan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berkembangannya industri otomotif di Indonesia dan untuk meningkatkan daya saing di pasar lokal dan internasional, semua industri otomotif di Indonesia berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan penjualan otomotif di Indonesia sendiri berjalan pesat. Pada Indonesia International Motor Show yang diadakan bulan Juli 2006, tercatat jumlah pengunjung

Lebih terperinci