BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Transkripsi

1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam tugas akhir ini kami memberikan suatu perencanaan alat untuk memotong spon dari spon sandal pada jenis umumnya. Penggunaan peralatan pemotongan untuk membuat sandal atau sejenisnya telah banyak digunakan dalam industri rumah tangga dikawasan masyarakat. Namun pemotongan spon yang dipakai kebanyakan masih mengunakan sistem hidrolik, oleh karena itu kami mencoba melakukan perencanaan alat pemotong spon dengan mengunakan sistem pneumatik, sehingga dicapai suatu mekanisme yang mudah pengoperasian serta efisien. Pada perancangan bangun ( konstruksi ) mesin pemotong spon pneumatik dilakukan penelitian guna menunjang kesempurnaan, Keselamatan kerja serta kenyamana pengguna mesin pemotong spon ini. Rancang bangun ( konstruksi ) mesin ini akan kami buat sedemikian rupa agar tercipta kenyamanan dalam bekerja, apabila pada proses produksi pengguna mesin tidak nyaman itu juga akan berpengaruh terhadap hasil produksi. Contoh apabila kita bekerja pada posisi capek seharusnya kita istirahat biar tidak terjadi kesalahan pada proses produksi, dalam hal ini rancang bangun mengutamakan kenyamanan dan keselamatan kerja guna memperoleh hasil produksi yang maksimal Perumusan masalah Dari uraian diatas dapat disimpulkan permasalahan yang muncul untuk penelitian ini adalah : a. Bagaimana rancang bangun ( konstruksi ) mesin pemotong spon bisa membuat kenyamanan terhadap pengguna mesin tersebut? b. Bagaimana rancang bangun ( konstruksi ) mesin pemotong spon mampu menahan tekanan yang timbul dari mesin pneumatik, agar tercipta keselamatan kerja? 1.3. Batasan masalah Batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah : a. Dengan memperhatikan posisi pekerja pada saat bekerja, lebar dan tinggi konstruksi sesuai dengan pekerja. b. Dengan melakukan penelitian terhadap tumpuan yang disesuaikan dengan tekanan mesin pneumatik, tebal besi sebagai penyangga tumpuan juga harus disesuaikan dengan berat tumpuan dan mesin pneumatik. 1

2 1.4. Tujuan Tujuan dilakukan penelitian rancang bangun ini guna memperoleh kenyamanan serta keselamatan kerja bagi pengguna mesin pemotong spon pneumatik dan proses produksi menjadi lebih cepat hasil produksi juga sesuai dengan keinginan Manfaat Manfaat dari rancang bangun mesin pemotong spon pneumatik : Dapat digunakan di industri kecil. Ukuran dapat disesuaikan dengan tempat kerja Dapat menimbulkan ketenangan dalam bekerja. 1.6 Sistematika penulisan Dalam penulisan tugas akhir ini, sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diberi penjelasan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan mengenai dasar teori yang dipakai untuk membahas permasalahan di dalam tugas akhir. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan tentang bagaimana proses pengerjaan dan perencanaan ulang alat pemotong spon dengan sistem pneumatik. BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini diuraikan mengenai perencanaan dalam mengevaluasi alat yang mencakup perhitungan hingga dimensi dari peralatan. BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini memberikan penjelasan mengenai hasil kerja dari peralatan yang telah dibuat. BAB VI KESIMPULAN Pada bab ini disimpulkan hasil-hasil pokok bahasan dari tugas akhir ini yaitu akhir dari perencanaan alat dan hasil pengujian alat. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 2

3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Kontruksi Alat Pemotong Spon Sistem Pneumatik Pada dasarnya dalam pembuatan mesin pemotong spon ini memerlukan suatu susunan konstruksi yang cukup memadai, salah satunya adalah perancangan atau susunan penumpu dan komponen penunjang mesin pemotong spon apalagi yang menggunakan sistem pneumatik ini. Komponon penunjang yang diperlukan pada mesin pemotong spon antara lain: Besi Siku Sebagai penyangga tumpuan mesin pneumatik, Besi ini kekuatan dan tebalnya harus harus di sesuaikan dengan berat mesin pneumatiknya agar pada saat mesin pneumatik melakukan proses penekanan tidak terjadi kebengkokan yang bisa jadi akan menjadikan hasil dari pemotongan tidak sempurna, serta hal buruk lainnya bisa mengakibatkan mesin pneumatik roboh dan mengakibatkan kerusakan pada mesin pneumatik tersebut Papan Kayu Gambar.2.1 Besi Siku Sebagai tempat alas dudukan matras pisau potong spon sistem pneumatik, Papan kayu juga harus diperhitungkan ketebalan serta kekuatan disesuaikan dengan besarnya tekanan potong mesin pneumatik yang terjadi. 3

4 2.1.4 Kompresor Gambar 2.2 Papan Kayu Kompresor sebagai penghasil udara yang udara tersebut digunakan untuk memberi tekanan atau dorongan terhadap mesin pneumatik, sehingga piston pada mesin pneumatik terdorong dan menghasilkan suatu tenaga untuk dapat memotong spon. Gambar 2.3 Kompresor Dengan Motor Listrik Pengadaan Udara dan Distribusi Supaya dapat menjamin keandalan pengendalian pneumatik, harus disediakan udara yang kualitasnya memadai. Termasuk didalamnya adalah faktor-faktor sebagai berikut : udara yang bersih, kering, dan tekanan yang tepat. Jika ketentuan-ketentuan ini diabaikan, maka akibatnya adalah keandalan mesin tidak terjamin dan dengan demikian akan menaikkan biaya perbaikan dan 4

5 penggantian komponen. Udara bertekanan diperoleh dari kompresor, kemudian dialirkan melalui beberapa elemen sampai mencapai pemakai. Apabila tidak menggunakan persiapan yang baik dalam penyalurannya dan pemilihan komponen yang salah akan mengurangi kualitas udara tersebut. Elemen-elemen berikut harus dipergunakan dalam penyiapan udara bertekanan : - Kompresor udara - Tangki udara - Penyaring udara dengan pemisah air - Pengering udara - Pengatur tekanan - Pelumas - Tempat pembuangan untuk kondensasi Jenis dan penempatan kompresor turut mempengaruhi kadar partikel-partikel debu, minyak dan air masuk ke dalam sistem. Persiapan udara yang kurang baik akan mengakibatkan sering menimbulkan gangguan dan menurunkan daya tahan sistem pneumatik. Berikut adalah gejala-gejala yang tampak : - Keausan yang cepat pada seal dan elemen yang bergerak dalam katup dan silinder - Katup akan beroli Tingkatan Tekanan Umumnya, elemen-elemen pneumatik seperti silinder dan katup disiapkan untuk menerima tekanan kerja maksimal 8 10 bar. Memang untuk pengoperasian yang ekonomis, tekanan 6 bar sudah cukup. Tetapi karena adanya tahanan arus pada masing-masing komponen dan dalam pipa-pipa saluran, sambungan pipa, panjang pipa, kebocoran, maka harus diperhitungkan pula nilai susut tekanan antara 0,1 sampai 0,5 bar. Oleh sebab itu, kompresor harus menyediakan tekanan 6,5 sampai 7 bar supaya tekanan kerja sebesar 6 bar tetap terjamin. Jika tiba-tiba ada perubahan tekanan komsumsi, tangki udara bisa dipasang untuk menstabilkan tekanan pada jaringan kerja udara bertekanan. Pada operasi normal tangki udara ini diisi oleh kompresor, dengan alasan untuk cadangan yang dapat digunakan setiap saat. Hal ini juga membuat kemungkinan untuk mengurangi terjadinya hidup matinya kompresor Tangki Udara Tangki menghasilkan tekanan udara yang konstan di dalam sistem pneumatik, tanpa memperhatikan pemakaian yang berubah-ubah. Fungsi lain dari tangki adalah sebagai penyedia udara darurat ke sistem bila tiba-tiba terjadi kegagalan pada sumber,permukaan tangki yang luas akan mendinginkan udara, sehingga embun dalam udara akan menjadi air. Oleh karena itu, penting pada tangki bagian bawah dipasang kran untuk membuang air kondensasi. 5

6 Ukuran tangki udara bertekanan tergantung dari : - Volume udara yang ditarik ke dalam tangki - Pemakaian udara oleh pengguna - Ukuran saluran - Jenis dari pengaturan siklus kerja kompresor - Penurunan tekanan yang diperkenankan dari jaringan saluran Distribusi Udara Untuk menjamin distribusi udara yang handal dan lancar harus diperhitungkan besarnya tekanan yang dibangkitkan oleh kompresor. Pengatur tekanan terpusat dipasang untuk menjamin agar saringan udara bertekanan menjadi stabil tekanannya. Tekanan konstan adalah syarat agar operasi kontrol pneumatik bebas dari kesalahan. Untuk mendapatkan tekanan yang konstan, pengatur tekanan dipasang sealiran dengan filter udara yang berfungsi untuk menjaga kestabilan tekanan tanpa memperhatikan fluktuasi tekanan atau pemakaian udara dalam sistem. Tekanan udara seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing instalasi. Dalam pendistribusiannya terjadi penurunan tekanan dan pendinginan luar yang dapat menghasilkan kondensat dalam pipa sistem. Supaya kondensat ini dapat dibuang, saluran harus diletakkan pada kemiringan 1-2 %. Kemudian kondensat dapat dibuang pada titik terendah melalui pembuang pipa Kompresor Udara kompresor udara berfungsi untuk memproduksi udara bertekanan dimana udara diambil darik udara bebas dengan tekanan atmosfer dan dimampatkan sampai tekanan kerja yang diinginkan. Kompresor ini memakai energi listrik untuk memutar motor. Kompresor bekerja memanfaatkan udara dengan mengkompresi udara kedalam satu ruangan kemudian mengurangi / memperkecil volume dari ruangan tersebut ada dua tipe yaitu : a. Kompresor torak resiprok Kompresor ini banyak dipakai, karena dapat diigunakan bukan hanya mampu pada tekanan rendah maupun menengah, tetapi juga untuk tekanan tinggi. Batas tekanan ada diantara kira kira 100 kpa ( 1 bar / 14,5 psi ) sampai beberapa ribu kpa ( bar / psi ). Kompresor torak resiprok dibagi dua jenis yaitu : Kompresor torak Prinsip kerja kompresor torak hampir sama dengan prinsip kerja motor bakar, hanya ada perbedaan pada zat yang diprosesnya. Pemasukan udara diatur oleh katup katup masuk dan katup isap oleh torak yang gerakannya menjauhi katup kemudian didesak / didorong 6

7 kembali oleh torak pada saat kembali terjadi pengisapan, karup masuk terbuka dan katup buang tertutup, serta pada waktu penekanan terjadi sebaliknya demikian seterusnya sampai mencapai tekanan yang diinginkan pada tangki penampung. Kompresor diaphrapma Pada jenis ini penempatan torak dipisahkan dengan ruangan penyedot oleh sebuah diaphragma, udara tidak masuk dan tidak berhubungan langsung dengan bagian bagian yang bergerak oleh karena itu udara selalau dijaga dan bebas dari oli. b. Kompresor rotari Kompresor sistem rotari ( putar ) adalah kompresor dengan rotor yang berputar. Udara masuk dalam ruangan, kemudian pada saat yang sama volume ruangan diperkecil dan udara dalam ruangan dimampatkan atau dikompresi. Kompresor jenis ini dibagi dalam 3 jenis, yaitu : Kompresor rotari baling-baling (Vane Compressor) Secara eksentrik rotor dipasang berputar dalam rumah yang berbentuk silindris yang mempunyai lubang masuk dan lubang keluar. Keuntungan dari kompresor ini aadalah karena mempunyai bentuk yang pendek dan kecil, sehingga menghemat ruangan. Kompresor ini tidak berisik dan dapat menghantarkan udara secara terus-menerus. Kompresor Ulir (Screw Compressor) Dua rotor yang saling berpasangan yang satu mempunyai bentuk cekung dan yang lain mempunyai bentuk cembung, memindahkan pemasukan udara secara aksial kesisi yang lainnya. Roots Blower Kompresor jenis ini, udara dibawa dari satu sisi kesisi yang lainnya tanpa ada perybahan volume. Tapi torak membuat penguncian pada bagian sisi yang bertekanan. Penampung udara bertekanan (Receiver) berfungsi untuk menstabilkan pemakain udara bertekanan. Penampung udara bertekanan yang kebanyakan dipakai adalah tangki karena mempunyai sifat akan memperhalus fluktuasi tekanan dalam jaringan ketika udara dipakai oleh jaringan tersebut. Dan lagi luas permukaan yang besar dari penampung akan mendinginkan udara dalam tangki itu sendiri. Jadi penampung udara bertekanan mempuyai fungsi sebagai berikut : a. Menstabilkan pemakaian udara bertekanan b. Mendinginkan udara dalam tangki c. Menghindari presure drop ( penurunan tekanan ) apabila sejumlah besar udara dipakai dalam waktu yang relatif singkat 7

8 d. Menyediakan udara bertekanan untuk suatu jangka waktu tertentu dalam masa kecemasan seperti waktu kompresor dimatikan karena listrik padam. Perlu diperhatikan bahwa tangki udara harus dilengkapi dengan alat pengukur tekanan (pressure gauge), katup pengaman (safety valve) dan switch tekanan. Penggerak tergantung pada syarat syarat cara kerja, kompresor digerakkan oleh motor listrik selain itu juga digerakkan oleh motor listrik selain itu juga digerakkan oleh motor bakar ( bensin dan diesel ) Air filter ( saringan udara ) Udara di atmosfer yang dikempa oleh kompresor mengandung bendabenda pengotor seperti debu, oli residu, uap basah dan butiran-butiran halus lainnya. Apabila udara ditekan dengan kompresor, udara kompresi tersebut akan mengandung sejumlah pengotor atau cemaran. Jika udara yang berisi cemaran tersebut masuk kedalam peralatan pneumatik, dia akan merusak peralatan seperti dudukan katup, keausan packing dan bagian bergerak lainnya. Penyaring udara kempaan digunakan untuk menghilangkan semua bentuk pengotor yang terkandung dalam udara, sehingga didapatkan udara yang bersih sebelum didistribusikan keperalatan pneumatik. Dengan adanya udara yang bersih ini akan memperpanjang umur dari peralatan pneumatik. Penyaring udara dapat dipasang sebagai perlengkapan tunggal atau unit gabungan dengan pelumasan dan pengatur tekanan. Syarat syarat saringan udara : a. Mempunyai tempat penampung cairan yang besar. b. Temnbus pandang dan tahan pecah, mangkuk saringan dengan keran pembuang. c. Dapat dicuci dan bagian bagian saringannya dapat diganti ganti. d. Dapat membuat putaran air dengan baik. e. Memungkinkan untuk pengeluaran cairan otomatis. f. Memungkinkan untuk pembersihan tanpa penggantian saringan. Pada gambar 2.3 Ketika udara memasuki saringan, udara kempaan harus mengalir melalui lubang putaran angin (l). ini menyebabkan udara yang berputar dahulu. Gerakan sentrifugal menyebabkan butiran-butiran air dan benda-benda padat yang ikut terlempar melwan dinding dalam mangkuk saringan (2). Kotorankotoran mengalir dan akhirnya terkumpul dibagian bawah mangkuk. Udara kempaan mengalir melalui dinding-dinding saringan (filter catridge) (3) kesaluran luar. Mangkuk saringan harus sering-sering dibersihkan dari 8

9 butiran-butiran debu dan karat yang sudah terperangkap didalamnya, karena jika tidak demikian lubang-lubang lalunya akan tersumbat atau lebar saringannya terkurangi. Hal yang perlu diperhatikan bahwa apabila cairan dan kotoran (kondensat) yang terkumpul pada bagian bawah mangkuk sudah tercapai pada tinggi maksimum yang ditentukan maka cairan tersebut harus dikeluarkan. Hal ini dapat dilakukan dengan memutar baut (4) searah jarum jam Regulator ( pengatur tekanan ) Gambar 2.4 Filter Pneumatik Tekanan yang keluar dari kompresor masih mempunyai tekanan tinggi, dan ini lebih tinggi dari pada tekanan yang terdapat pada bagian-bagian control atau bagian kerjanya. Untuk mengatur tekanan udara yang didistribusikan kebagian control dan kerja digunakan regulator (pengatur tekanan). Biasanya alat ini dipasang secara bersatu dengan penyaring udara. Setelah udara keluar dari saringan kemudian masuk pada regulator untuk diatur tekanannya sampai pada batas tekanan yang diinginkan. Jadi tujuan dari pada regulator adalah untuk menjaga tekanan operasi (tekanan sekunder) sebenarnya tanpa melihat perubahan tekanan dalam ssaluran (tekanan primer) dan pemakain udara. 9

10 Gambar 2.5 Pengatur Tekanan Pada gambar 2.4 Udara kempaan mengalir kedalam pengatur tekanan dan bertindak atas diaphragma (1). Paegas (2), yang memberikan gaya tekan dapat diperbesar atau diperkecil dengan memakai baut penyetel (3), bekerja menurut sisi-sisi lain permukaan diaphragma (1). Apabila udara bertekanan dipakai pada saluran keluar (tekanan sekunder), gaya tekan bekerja menurut diaphragma (1) mengecil. Dengan demikian pegas tekan (2) dapat mendorong tangki katup (4) keatas. Udara bertekanan dapat mengalir melalui penampang lintang yang tertutup keluar dari pengatur tekanan. Jika tekanan sekunder (tekanan kerja) naik sampai harga yang distel, misalnya akibat gaya dari luar pada perlengkapan atau penyetelan yang rendah dari pegas penekan (2), pembebanan yang lebih besar pada diaphragma menyebabkan pegas (2) terdorong kebawah. Oleh karena itu batang katub (4) melepas dudukan katup (6), dan bertekanan dapat keluar bebas melalui lubang saluran (7). Udara bertekanan akan terus menerus keluar sampai tekanan yang distel sebelumnya sudah tercapai kembali. Lubang saluran tidak boleh ditutup, karena akan berakibat peralatan dalamnya tidak berfungsi Pengatur tekanan Biasanya pengatur tekanan dipasang atau dilengkapi dengan sebuah penduga (penukar tekanan yang menunjukkan besarnya udara kempaan yang mengalir sesudah melalui pengatur tekanan/tekanan sekunder). Pada gambar 2.5 Udara mengalir masuk ke pengatur tekanan melalui lubang saluran P. Tekanan dalam pipa Bourdon (2) menyebabkan pipa 10

11 memanjang. Tekanan lebih besar, mengakibatkan belokan radius lebih besar. Pergerakan perpanjangan pipa diubah ke jarum jam penunjuk (6) melalui tuas penghubung (3), tembereng gigi penggerak (4) dan roda gigi yang digerakkan (5). Tekanan pada saluran masuk dapat terbaca pada skala Lubrikator Gambar 2.6 Pengukur Tekanan Bagian-bagian yang bergerak dan menimbulkan gesekan memerlukan pelumas. Bagian yang bergerak meluncur termasuk didalamnya peralatan pneumatik (silinder, katup). Untuk menjamin supaya bagia-bagian yang bergesekan pada perlengkapan tersebut dapat bekerja dan dipakai secara terusmenerus, maka harus memberikan pelumasan yang cukup. Jumlah tertentu daripada minyak pelumasan pelumasan ditambahkan kedalam udara bertekanan dengan menggunakan perangkat pelumasan. Keuntungan menggunakan pelumasan : a. Terjadinya penurunan angka geskan. b. Perlindungan terhadap korosi. c. Umur pemakaian lebih lama (awet). Syarat yang harus dipenuhi oleh perangkat lumas : a. Pengoperasian pemeliharaan perlengkapan sederhana. b. Kerja perangakat lumas dengan penuh otomatis. Ketika kerja dimulai dan berakhir, pelumasan juga dimulai dan berakhir. c. Banyaknya oli untuk kontrol pneumatik harus dapat disesuaikan untuk kesesuaian ukurannya. d. Mampu membuat campuran udara dan oli dengan halus dibelakang saluran keluar perangkat lumas. e. Perangkat lumas harus dapat berfungsi sekalipun udara bertekanan yang diperlukan hanya sesaat. 11

12 Gambar 2.7 Prinsip Venturi Hampir semua perangkat lumas udara kempaan bekerja pada prinsip venture (pengabutan). Perbedaan tekanan (PressureDrop) antara tekanan di depan lubang penyemprot (nozzle) digunakan supaya dapat menyedot cairan (oli) dari bejana dan mencampurnya dengan udara. Perangkat lumas udara bertekanan dapat bekerja hanya ketika ada aliran udara yang cukup. Jika terlalu kecil alirannya, kecepatan aliran pada nozzle tidak dapat menimbulkan perbedaan tekanan (Pressure Drop). Apabila tekanan pada lubang tersempit dari pipa venture lebih kecil daripada tekanan bejana, maka oli dalam bejana akan tersedot dan keluar bersama-sama udara dan bercampur berupa kabut oli. Gambar 2.8 Lubrikator Perangkat lumas (Lubrikator) yang digambarkan pada gambar 2.7 bekerja menurut prinsip venture. Udara kempaan mengalir melewati perangkat lumas A (saluran masuk) ke B (saluran keluar). Katup mengecek (6) menutup lintasan udara ketika tidak ada udara yang saling mengalir. Sewaktu udara mengalir, 12

13 katup pengecek (6) membuka dan udara kempaan dapat mengalir dengan bebas ke saluran keluar B. Pembatasan (4) dalam lintasan alir menimbulkan penurunan tekanan. Hampa udara ditimbulkan dalam puncak lengkungan penetes (5) dan oli tersedot ke atas melalui pipa oli yang menaik (2). Tetesan-tetesan oli terbawa dalam aliran udara melalui pipa (7) berbentuk kabut. Bentuk tetesan-tetesan oli disemprotkan dan bersatu dengan udara berbentuk kabut diteruskan menuju berbagai macam peralatan pneumatik. Bushing (3) dengan katup pengecek memberikan kemungkinan untuk menambah volume oli dalam gelas, sementara perangkat lumas sedang dalam keadaan kerja. Dengan memakai sekrup pengatur (8), banyaknya oli yang siap dikabutkan dapat disetel. Gelas mangkuk oli (1) harus dijaga selalu bersih, sehingga gelas selalu dapat terlihat (dicek) setiap waktu. Perangkat lumas dipasang secara tegak (vertical). Arah daripada aliran ditunjukan oleh sebuah tanda anak panah, tanda ini harus diamati dengan sungguh-sungguh Pipa Dalam system pneumatik, pipa saluran udara tersedia dalam berbagau jenis menurut bahannya. Adapun macam-macam jenis pipa pneumatik tersebut, antara lain : Metallic pipe Non Metallic Pipe Pipa metal umumnya dipakai untuk pipa-pipa di pabrik dan bagian statik dari peralatan besar baja yang paling banyak dipakai karena mempunyai ketahanan dan kekuatan panas yang cukup. Pipa plastik mempunyai daya kerja dan ketahanan korosi yang tinggi, dan cukup murah harganya. Pipa polyurethane lebih fleksibel daripada pipa nylon dan mempunyai fleksibilitas yang lebih tinggi, maka dari itu banyak dipakai di bagian dimana diperlukan piping halus, bagian bergerak dll. Resin yang dipakai untuk pipa polyurethane secara kasar dapat dibagi menjadi tipe ester yang mempunyai ketahanan tinggi terhadap oksidasi dan larutan, dan tipe ester yang mempunyai ketahanan tinggi terhadap hydrolysis dan mikro organisme Jenis jenis Pipa Dalam system pneumatik, pipa saluran udara tersedia dalam berbagau jenis menurut bahannya. Adapun macam-macam jenis pipa pneumatik tersebut, antara lain : a. Metallic pipe : a. Carbon Steel Pipe. b. Stainless Steel Pipe. c. Seamless Copper Pipe. 13

14 d. Seamless Aluminium Pipe. e. Various Metallic Pipe Coated With Resin. b. Non Metallic Pipe a. Nylon tube. b. Polyturethane tube. c. Polyethylene tube. d. Vinyl tube. e. Teflon tube. f. Rubbert hose for air. Pipa metal umumnya dipakai untuk pipa-pipa di pabrik dan bagian statik dari peralatan besar baja yang paling banyak dipakai karena mempunyai ketahanan dan kekuatan panas yang cukup. Pipa plastik mempunyai daya kerja dan ketahanan korosi yang tinggi, dan cukup murah harganya. Pipa polyurethane lebih fleksibel daripada pipa nylon dan mempunyai fleksibilitas yang lebih tinggi, maka dari itu banyak dipakai di bagian dimana diperlukan piping halus, bagian bergerak dll. Resin yang dipakai untuk pipa polyurethane secara kasar dapat dibagi menjadi tipe ester yang mempunyai ketahanan tinggi terhadap oksidasi dan larutan, dan tipe ester yang mempunyai ketahanan tinggi terhadap hydrolysis dan mikro organisme. Gambar 2..9 Pipa fleksible ( kiri ) dan pipa nylon elastik spiral ( kanan ) Selenoid (katup penyearah) Sistem control pneumatik terdiri dari komponenkomponen sinyal dan bagian kerja. Komponen-komponen sinyal dan control mempergunakan rangkaian atau urut-urutan operasi dari bagian kerja, dan disebut katup. 14

15 Penggunaan katup dalam system pneumatik yaitu untuk mengontrol tekanan, kecepatan aliran dan untuk mengatur arah aliran udara dalam sirkuit pneumatik. Menurut fungsinya, katup dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran) Gambar 2.10 katup 3/2 selenoid tunggal Gambar 2.11 katup selenoid ganda 5/2 way 15

16 Mesin pneumatik Pengertian pneumatik meliputi alat-alat pengerakan, pengukuran, pengaturan, pengendalian, perhubungan dan perentangan yang meminjam (mengambil) gaya dan pengeraknya dari udara mampat. Persaingan antara alat-alat pneumatik dengan alat-alat mekanik, Hidraulik atau elektrik makin menjadi besar. Beberapa peralatan listrik yang sering digunakan dalam mengontrol rangkaian peralatan pneumatik yaitu : solenoid, relay, push button switch. Solenoid merupakan salah satu peralatan utama conrol elektronik dalam rangkaian pneumatik. Dalam bekerja solenoid biasanya dipasangkan pada katup directional. Biasanya katup ini disebut dengan katup elektro pneumatik atau katup solenoid, seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya. Dengan adanya katup ini memungkinkan mengontrol suatu rangkaian pneumatik dengan menggunakan rangkaian listrik. Gambar 2.12 Pneumatik Ventilasi 16

17 Gambar 2.13 Pneumatik Cylinder 17

18 3.1 Diagram Alir ( Flow Chart ) BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Gambar berikut ditunjukkan Diagram Alir: Start Tinjauan Pustaka Pengamatan Lapangan Perencanaan Kerja Pengujian Benda Kerja Gaya Pemotongan Perencanaan Sistem Pneumatik Pengujian Sistem Pneumatik Tidak Ya Perbaikan Alat Selesai Gambar 3.1 Flow Chart Perencanaan dan Penyempurnaan Alat 18

19 3.2. Metodelogi Perencanaan Untuk membuat Rancang bangun ( konstruksi ) mesin pemotong spon dengan sistem pneumatik melalui beberapa tahapan proses sebagai berikut : Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu mencari dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan penelitian ini yang didapat dari perpustakaan, internet, buku-buku dan, di industri kecil yang berkaitaan dengan mesin ini. Perencanaan rancang bangun diatur sedemikian rupa sebagai penunjang mesin pneumatik agar bisa bekerja secara maksimal dan memiliki keselamatan kerja, oleh karena itu tumpuan mesin pneumatik yang digunakan harus disesuaikan dengan berat mesin pneumatik tersebut, serta besi penyangga tumpuan disesuaikan dengan berat tumpuan ditambah dengan berat mesin pneumatiknya agar mesin pneumatik aman pada saat diam ataupun pada saat melakukan pnekanan sehingga dalam proses produksipun pekerja merasa tanang dan nyaman Pengujian Bahan Dilakukan penghitungan tebal, lebar serta kekuatan besi sebagai penyangga utama. Menyesuaikan antara kekuatan konstruksi dengan kekuatan tekan maksimum mesin pneumatik Bahan uji yang akan digunakan adalah Besi dan tumpuan mesin pneumatik sebagai konstruksi : a. Besi diteliti guna memperoleh perbedaan tekanan antara penekan dengan penahan tekanan sehingga pada saat mesin pneumatik melakukan tekanan tidak terjadi kebengkokan ataupun patah pada penyangga tumpuan karena sudah diketahui perbedaan tekanan antara kekuatan besi dengan tekanan mesin pneumatik. b. Tumpuan mesin pneumatik diteliti untuk menentukan tebal tumpuan yang bisa dan kuat menahan antar tekanan pada saat mesin pneumatik melakukan tekanan sedangkam besi tumpuan utama menahan diantara tumpuan dengan mesin pneumatik apabila tanpa diteliti kemungkinan tumpuan pecah lebih besar karena tumpuan berada diantara penekan dan penahan tekanan. 19

20 3.5. Penyempurnaan Alat Gambar 3.2 Kerangka Alat Pemotong Spon Keterangan : 1. Silinder Pneumatik 2. Top Plat 3. Pisau Potong Spon Sandal 4. Ejektor 5. Guide Way 6. Spon Sandal 7. Tatakan/Teflon 8. Bottom Plat 9. Kerangka 10. Pipa Saluran 11. Contorl Valve FRL (Filter Pneumatik, Regulator, dan Lurikator 12. Katub Pedal 13. Pressure Regulator 14. Kompresor 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat, salah satu contoh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat, salah satu contoh perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat, salah satu contoh perkembangan teknologi adalah semakin berkembang dan canggihnya teknologi

Lebih terperinci

Gambar 2.32 Full pneumatik element

Gambar 2.32 Full pneumatik element 2. Two control valve Katup dua tekanan mempunyaidua saluran masuk X dan Y satu saluran keluar A. udara kempaan dapat mengalir melaluinya jika sinyal masukan ke X dan Y alirannya akan tertutup. Jika sinyal

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG SPON/GASKET SISTEM PNEUMATIK

RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG SPON/GASKET SISTEM PNEUMATIK RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG SPON/GASKET SISTEM PNEUMATIK TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar sarjana Pada Program studi Strata I Fakultas Teknik Mesin Universitas Wijaya

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF 4.1 Pengetahuan Dasar Tentang Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),

Lebih terperinci

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran)

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran) 2.1.14 Katup Sistem control pneumatik terdiri dari komponenkomponen sinyal dan bagian kerja. Komponen-komponen sinyal dan control mempergunakan rangkaian atau urut-urutan operasi dari bagian kerja, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK Kondisi saat ini didunia industri mengalami kemajuan pesat dengan meningkatnya pertumbuhan pengunaan energi di sektor Industri yang merupakan konsumen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada Perancangan alat deteksi dengan sistem pneumatik ini menggunakan dasar perancangan dari buku dasar perancangan teknik mesin, teori ini digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK. SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC 200-8 DI PT. UNITED TRACTORS TBK. Nama : Ricko Pramudya NPM : 26411117 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST. MT Latar Belakang Penggunan

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengujian Lengkung (Bending Test) Pengujian lengkung merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang dilakukan terhadap speciment dari bahan baik bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan praktikum Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai penerapan komponen Pneumatik

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran umum Model alat yang kami rancang adalah sebuah alat pendeteksi alumunium foil pada tutup botol susu dengan menggunakan tenaga pneumatik, dilihat dari mekanisme

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL Pesawat bantu terdiri dari dan berbagai peralatan yang secara garis besar dapat dibagi menjadi mesin bantu di kamar mesin dan mesin bantu, di geladak (dek) atau di

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

AC (AIR CONDITIONER)

AC (AIR CONDITIONER) AC (AIR CONDITIONER) AC adalah suatu jenis mesin pendingin yang berfungsi sebagai penyejuk ruangan. Ditinjau dari konstruksi, AC bias dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar dan sisi dalam. Sisi luar

Lebih terperinci

4.2.2 Perencanaan Diameter Pipa Saluran Diameter pipa saluran dapat dicari persamaan kerugian tekanan :

4.2.2 Perencanaan Diameter Pipa Saluran Diameter pipa saluran dapat dicari persamaan kerugian tekanan : Sehingga: F =. D 2. P - 42175,6 = D 2 = D 2 = 995,64 D = D = 31,55 mm Dari perencanaan diatas didapat diameter minimal silinder pneumatik sebesar 31,55 mm. Maka untuk perencanaan ini dipilih silinder dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain, dimana

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI

ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar sarjana Pada Program studi Strata I Fakultas Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 12 Pneumatik (2)

Mekatronika Modul 12 Pneumatik (2) Mekatronika Modul 12 Pneumatik (2) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dari oli. Kotoran yang disaring dalam filter timbul akibat debu yang masuk dari lubang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN SISTEM HIDROLIK Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida cair. minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. prinsip dasar

Lebih terperinci

Oleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito

Oleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito Oleh : Endiarto Satriyo Laksono 2108039006 Maryanto Sasmito 2108039014 Dosen Pembimbing : Ir. Syamsul Hadi, MT Instruktur Pembimbing Menot Suharsono, S.Pd ABSTRAK Dalam industri rumah untuk membuat peralatan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS

SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS Disusun Oleh : 1. Lilis Susanti ( 2214 039 007 ) 2. Kirliyanti Novia Rachma ( 2214 039 024 ) 3. M. Zein Al Haq ( 2214 039

Lebih terperinci

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan

Lebih terperinci

σ = 0,7 = = 15,52 Dimana : = Tegangan geser (N/ ) F = Gaya potong spon (N) = Bidang geser dari spon ( Sehingga : = = = 42175,6

σ = 0,7 = = 15,52 Dimana : = Tegangan geser (N/ ) F = Gaya potong spon (N) = Bidang geser dari spon ( Sehingga : = = = 42175,6 BAB IV PERENCANAAN dan PERHITUNGAN 4.1. Perhitungan dan Pemilihan Peralatan Pneumatik Pada sub bab ini dilakukan perhitungan perencanaan untuk memilih peralatan pneumatik sesuai dengan beban yang telah

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses. dengan tekanan udara lingkungan. Dalam keseharian, kita sering

BAB II DASAR TEORI. kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses. dengan tekanan udara lingkungan. Dalam keseharian, kita sering BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kompresor Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara dengan kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses pemampatan, udara mempunyai tekanan

Lebih terperinci

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB I 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang saat ini menuntut cara berfikir manusia yang semakin maju dan berkembang pula, tidaklah mungkin jika kemajuan zaman tidak diikuti

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PRINSIP PENDINGINAN PROSES MEMINDAHKAN ATAU MENAMBAHKAN PANAS DARI SUATU BENDA ATAU TEMPAT KE

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI & FUNGSI SISTEM BAHAN BAKAR

IDENTIFIKASI & FUNGSI SISTEM BAHAN BAKAR Sistem Bahan Bakar Menggunakan Karburator Charcoal Canister adalah suatu kanister berisi arang pada sistim pengendalian penguapan yang digunakan untuk memerangkap uap bahan bakar untuk mencegahnya keluar

Lebih terperinci

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik, hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Pompa Pompa adalah mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara memberikan energi mekanik pada pompa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

Lembar Latihan. Lembar Jawaban. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.

Lebih terperinci

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen BAB II PNEUMATIK 2. 1. Dasar-dasar Pneumatik 2.1.1. Sifat-sifat fisika dari udara Permukaan bumi ini ditutupi oleh udara. Udara adalah campuran gas yang terdiri atas senyawa : - sekitar 78 % dari volum

Lebih terperinci

BAB VI Aliran udara dan gas buang II. Pembilasan

BAB VI Aliran udara dan gas buang II. Pembilasan BAB VI I. Aliran udara dan gas buang Udara masuk kedalam silinder dapat dijelaskan sbb : a. Untuk musim - musim kecil dan jenis 4 takt, udara masuk kedalam silinder hanya oleh perantaraan toraknya sendiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan Pirolisis Bahan yang di gunakan dalam pirolisis ini adalah kantong plastik es bening yang masuk dalam kategori LDPE (Low Density Polyethylene). Polietilena (PE)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi..

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi.. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan Tujuan Umum Pembelajaran Petunjuk Penggunaan Modul Kegiatan Belajar 1 : Silinder Pneumatik. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Silinder Kerja Tunggal. 1.2.1 Konstruksi.. 1.2.2 Prinsip

Lebih terperinci

BAB II POMPA DAN KOMPRESOR

BAB II POMPA DAN KOMPRESOR 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai alat yang disebut pompa dan kompresor. Pompa (pump) menurut definisi rekayasa mekanika adalah sebuah alat mekanika yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Perencanaan Rancang Bangun Dalam merencanakan suatu alat bantu, terlebih dahulu kita harus memperhatikan faktor-faktor yang mendasari terlaksananya perencanaan alat bantu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Pembuatan Obat 2.1.1 Proses Produksi Obat Dalam dunia industri obat, secara garis besar jenis obat dapat dibedakan menjadi 4, yaitu : solid, semisolid, cair dan serbuk.

Lebih terperinci

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK LAPORAN LAB PNEUMATIK PRAKTIKUM DAC HIDROLIK Dikerjakan oleh: Lukman Khakim (1141150019) D4 1A PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Digester Digester berasal dari kata Digest yang berarti aduk, jadi yang dimaksud dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau melumatkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas BAB II DASAR TEORI. rinsip embangkit Listrik Tenaga Gas embangkit listrik tenaga gas adalah pembangkit yang memanfaatkan gas (campuran udara dan bahan bakar) hasil dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM)

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah alat untuk memindahkan fluida dari tempat satu ketempat lainnya yang bekerja atas dasar mengkonversikan energi mekanik menjadi energi kinetik.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

SISTEM PENDINGINAN ENGINE

SISTEM PENDINGINAN ENGINE A. Sistem Pendingin Air SISTEM PENDINGINAN ENGINE Dalam sistem pendinginan air panas dari proses pembakaran dipindahkan dinding silinder dan ruang bakar melalui lobang air pendingin pada blok dan kepala

Lebih terperinci

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil) Jawaban ( Katup Solenoid Tunggal dan Silinder Kerja Tunggal ) Alat Penyortir ( Sorting Device ) Soal : Dengan menggunakan alat penyortir, benda ditransfer dari ban berjalan satu ke ban berjalan lainnya.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Objek Penelitian Bengkel Bintang didirikan oleh bapak Agung Sudibjo yang beralamat di Jln.Sukodono Gesi Km 2, tepatnya di dukuh Siwalan Kelurahan Gesi. Bengkel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL Hartoyo PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. PENDAHULUAN Dilihat dari fungsinya, AC Mobil memiliki

Lebih terperinci

SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

SISTEM AIR CONDITIONER (AC) SISTEM AIR CONDITIONER (AC) KOMPETENSI Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan prinsip terjadinya pendinginan pada sistem AC. 2. Menjelaskan Fungsi AC pada mobil. 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999 : 1). Sepeda motor, seperti juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah alat untuk memindahkan fluida dari tempat satu ketempat lainnya yang bekerja atas dasar mengkonversikan energi mekanik menjadi energi kinetik.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK PENDINGIN

DASAR TEKNIK PENDINGIN DASAR TEKNIK PENDINGIN Oleh : Agus Maulana Praktisi Mesin Pendingin HP. 0813 182 182 33 PT Mitra Lestari Bumi Abadi Jl.Gading Indah Raya Blok C No. 25 Kelapa Gading - Jakarta, 14240 Siklus Sistem Mesin

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini kompressor mempunyai penggunaan yang sangat luas di segala bidang kegiatan seperti industri, pertanian, rumah tangga dan

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Torak Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : Hakim Abdau NIM : Pembimbing : Nur Indah. S. ST, MT.

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : Hakim Abdau NIM : Pembimbing : Nur Indah. S. ST, MT. LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Alat Simulasi Mesin Pneumatik Pemadat Sampah Plastik Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN SISTEM UDARA TEKAN CO 230 DI IRM

ANALISIS KERUSAKAN SISTEM UDARA TEKAN CO 230 DI IRM ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ANALISIS KERUSAKAN SISTEM UDARA TEKAN CO 230 DI IRM Iskak Haryono, Asep Fathudin, Sutardi ABSTRAK ANALISIS KERUSAKAN SISTEM UOARA TEKAN co 230 01 IRM,

Lebih terperinci

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN MATERI DEFINISI PNEUMATIK SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN HUKUM-HUKUM FISIKA DALAM PNEUMATIK PEMAHAMAN DAN PENGGAMBARAN SIMBOL KOMPONEN PNEUMATIK SESUAI DENGAN STANDARISASI ISO 1219 PENGENALAN

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kompresi udara. Udara yang dikompresi sering disebut udara tekan atau udara

BAB II DASAR TEORI. kompresi udara. Udara yang dikompresi sering disebut udara tekan atau udara BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Kompresi Kompresi adalah pemampatan gas sehingga tekanannya lebih tinggi dari tekanan semula. Proses ini dipakai dalam banyak cabang bidang teknik. Istilah kompresi umumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci