bagi perekonomian karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas, baru 25% atau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "bagi perekonomian karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas, baru 25% atau"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Di Indonesia, UKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Jumlah UKM hingga 2011 mencapai sekitar 52 juta. UKM di Indonesia sangat penting bagi perekonomian karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas, baru 25% atau 13 juta pelaku UKM yang mendapat akses ke lembaga keuangan. Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, di masingmasing Provinsi atau Kabupaten/Kota. Maka UKM adalah bagian dari perekonomian yang penting dan vital di Indonesia (Disperindagkop, 2013). Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa UKM mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tidak terkecuali di Kabupaten Semarang. Gambar 1.1. berikut ini menunjukkan perincian jumlah UKM per tahun: 2

2 Gambar 1.1. Perincian Jumlah UKM di Kabupaten Semarang Tahun Sumber: Disperindagkop (2013) Gambar 1.1 Perincian Jumlah UKM Rosok di Kabupaten Semarang Tahun Sumber: Disperindagkop (2013) 3

3 Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa semakin meningkatnya jumlah UKM, khususnya UKM rosok menjadikan bisnis dibidang ini menjanjikan. Salah satu bentuk UKM di Salatiga adalah UKM rosok. Bisnis rosok banyak bermunculan karena banyaknya barang baru dan membutuhkan bahan baku, daripada perusahaan membeli dari pabrik yang lebih mahal, maka digunakan rosok untuk bahan baku yang didaur ulang (recycle). Dalam setiap usaha termasuk UKM rosok, manajemen persediaan adalah hal penting untuk diperhatikan karena menyangkut persediaan barang dagangan. Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulan kompetitif jangka panjang. Mutu, rekayasa, produk, harga, lembur, kapasitas berlebih, kemampuan merespon pelanggan akibat kinerja kurang baik, waktu tenggang (lead time) dan profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Perusahaan dengan tingkat persediaan yang lebih tinggi daripada pesaing cenderung berada dalam posisi kompetitif yang lemah. Oleh karena itu, kebijaksanaan manajemen persediaan menjadi sebuah komponen penting untuk memenangkan persaingan yang kompetitif (Turban, 2004). Dalam mengadakan suatu persediaan maka perusahaan harus mempertimbangkan berbagai macam faktor. Jika perusahaan mengadakan persediaan terlalu besar, maka banyak dana menganggur yang ditanamkan dalam persediaan. Sedangkan jika persediaan terlalu kecil untuk menghemat 4

4 biaya persediaan, maka perusahaan terancam suatu saat mengalami kehabisan persediaan (out of stock) ketika terdapat jumlah permintaan produksi yang melonjak. Dari kedua kendala tersebut maka perusahaan memuat suatu persediaan yang bernilai optimum, dimana nilai persediaan tersebut tidak terlalu kecil sehingga tetap dapat menunjang kelancaran produksi dan juga tidak terlalu besar sehingga perusahaan tidak mengeluarkan biaya yang terlalu banyak (Erlina, 2011). Untuk menghitung besarnya jumlah persediaan yang optimum, maka perusahaan dapat menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Untuk menerapkan dan menghitung metode EOQ maka dibutuhkan tenaga terampil yang memiliki keahlian dalam bidang produksi. Bagi UKM metode EOQ telah banyak diterapkan karena adanya ketersediaan tenaga terampil untuk melaksanakannya (Nasution, 2002). UD Berkah Dalem adalah unit dagang yang bergerak di bidang jual beli barang bekas. Usaha ini didirikan pada tahun Tingkat persediaan yang tidak optimal akan menjadi masalah pada sebuah usaha termasuk pada usaha UKM Lapak Rosok UD Berkah Dalem, karena apabila tingkat persediaan kurang menjadikan kerugian, sebaliknya jika berlebihan maka menjadikan tingkat biaya simpan yang tinggi. Pada UD Berkah Dalem ini ada 4 macam jenis persediaan barang dagangan yaitu: besi, logam, kardus, dan plastik. 5

5 Masalah yang terjadi pada UD Berkah Dalem adalah pada awal tahun 2013 harga besi menurun dan pabrik menjadi tidak mau menerima pasokan dari suplier kecil karena takut merugi. Padahal persediaan selalu datang dan tidak dapat dijual ke pabrik, kondisi seperti ini menjadikan persediaan yang semakin menumpuk sehingga menimbulkan persediaan yang tidak optimal. Berdasarkan pada hasil wawancara dan observasi peneliti diketahui bahwa pada UD Berkah Dalem terdapat masalah yaitu dengan tingginya biaya yang dikeluarkan untuk persediaan sehingga terjadi pembengkakan biaya yang menyebabkan laba tidak optimal dan merugi yang mencapai hampir Rp per bulan. Selain itu dilihat dari data yang diperoleh ada bulan tertentu persediaan rendah seperti pada bulan Oktober, November dan Desember: Tabel 1.1. Data Persediaan UD Berkah Dalem Tahun 2013 Bulan Persediaan (dalam ton) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 9.50 Sumber: Data Primer 6

6 Pada penelitian ini hanya difokuskan pada jenis persediaan barang dagang yaitu besi pada UD Berkah Dalem dengan alasan bahwa besi merupakan persediaan yang barangnya lebih cepat masuk, tetapi penjualannya lambat sehingga terjadi masalah adanya penumpukan persediaan. Maka berdasarkan pada uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis tingkat persediaan optimal pada usaha UKM lapak rosok UD. Berkah Dalem. Dalam perhitungan tingkat persediaan optimal ini menjadi alternatif solusi dalam mengatasi sistem akuntansi yang masih kurang efektif dalam perusahaan khususnya terkait stock barang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis tingkat persediaan optimal pada Usaha Mikro Lapak Rosok UD Berkah Dalem dengan menghitung tingkat reorder point, jumlah persediaan optimal dan total biaya persediaan optimal. Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk membantu perusahaan dalam mengetahui tingkat persediaan dengan metode EOQ sehingga mendukung operasi perusahaan, serta dikemudian hari dapat meningkatkan laba dan usahanya. 7

7 LANDASAN TEORI Persediaan Usaha Dagang Menurut Prawirosentono (2000), persediaan adalah aktiva lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan mentah (bahan baku / raw material, bahan setengah jadi / work in process dan barang jadi / finished goods). Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persediaan adalah suatu aktiva yang harus tersedia dalam perusahaan pada saat diperlukan untuk menjamin kelancaran dalam menjalankan perusahaan. Menurut Heizer & Render (2001: 314), persediaan merupakan salah satu asset yang paling mahal di banyak perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Persediaan barang dagang (merchandise inventory) diartikan sebagai barang yang dimiliki oleh perusahaan yang didapatkan dengan cara membelinya dari pemasok atau membuatnya sendiri kemudian disimpan untuk sementara yang diperuntukan untuk dijual kepada konsumen atau untuk memproduksi barang yang akan dijual dalam operasi usahanya. Persediaan barang dagang digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu persediaan barang dalam perusahaan dagang dan persediaan dalam perusahaan manufaktur. Dalam perusahaan dagang persediaan barang dagang diartikan sebagai seluruh barang yang dibeli dari pemasok, disimpan dalam gudang dan dijual kepada konsumen. Jadi persediaan barang dalam perusahaan dagang tidak mengalami proses pengolahan barang, perlakuan persediaan 8

8 barang dalam perusahaan dagang hanya dibeli,disimpan dan dijual (Heizer & Render, 2001). Sedangkan pada perusahaan manufaktur ada barang bahan baku, barang dalam proses produksi dan persediaan barang jadi. Biaya-Biaya Dalam Persediaan Usaha Dagang Menurut Ahyari (2003), biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan penyelenggaraan persediaan di dalam suatu perusahaan terdiri dari tiga macam, yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya tetap persediaan. a. Biaya pemesanan Biaya pemesanan merupakan biaya-biaya yang terkait langsung dengan kegiatan pemesanan yang dilakukan oleh perusahaan. Hal yang diperhitungkan di dalam biaya pemesanan adalah berapa kali pemesanan dilakukan, dan berapa jumlah unit yang dipesan pada setiap kali pemesanan. Beberapa contoh dari biaya pemesanan antara lain: 1) Biaya persiapan pembelian 2) Biaya pembuatan faktur 3) Biaya ekspedisi dan administrasi 4) Biaya bongkar bahan yang diperhitungkan untuk setiap kali pembelian 5) Biaya-biaya pemesan lain yang terkait dengan frekuensi pembelian. 9

9 Biaya pemesanan ini sering kali disebut sebagai biaya persiapan pembelian, set up cost, procurenment cost. Pada prinsipnya biaya pemesanan ini akan diperhitungkan atas dasar frekuensi pembelian yang dilaksanakan dalam perusahaan. b. Biaya penyimpanan Biaya penyimpanan merupakan biaya yang harus di tanggung oleh perusahaan sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan di dalam perusahaan. Beberapa contoh dari biaya penyimpanan antara lain: 1) Biaya simpan bahan 2) Biaya asuransi bahan 3) Biaya kerusakan bahan dalam penyimpanan 4) Biaya pemeliharaan bahan 5) Biaya pengepakan kembali 6) Biaya modal untuk investasi bahan 7) Biaya kerugian penyimpanan 8) Biaya sewa gudang per satuan unit bahan 9) Resiko tidak terpakainya bahan karena using 10) Biaya-biaya lain yang terikat dengan jumlah bahan yang disimpan dalam perusahaan yang bersangkutan. Biaya penyimpanan semacam ini sering disebut sebagai carrying cost atau holding cost. 10

10 c. Biaya tetap persediaan Biaya tetap persediaan adalah seluruh biaya yang timbul karena adanya persediaan bahan di dalam perusahaan yang tidak terkait baik dengan frekuensi pembelian maupun jumlah unit yang disimpan di dalam perusahaan tersebut. Beberapa contoh dari biaya tetap persediaan antara lain: 1) Biaya sewa gudang per bulan 2) Gaji penjaga gudang per bulan 3) Biaya bongkar bahan per unit 4) Biaya biaya persediaan lainnya yang tidak terkait dengan frekuensi dan jumlah unit yang disimpan d. Diskon Pembelian. Diskon perdagangan dan diskon pembelian dalam jumlah besar bias anya tidak catat oleh cacatan akutansi manapun melainkan keduanya diperlukan sebagai pengurang harga. Yaitu, harga yang dibayar ke pemasok di catat pada harga sesudah diskon. Meskipun karaktristik dari diskon tunai, jumlah yang dibebankan ke bahan baku sering kali ditentukan sebelum pengurangan diskon tunai. Akun diskon tunai di kredit, untuk menghindari perlunya menghitung diskon tunai untuk setiap item bahan baku 11

11 Economic Order Quantity (EOQ) Perumusan EOQ Salah satu metode manajemen persediaan yang paling dikenal adalah metode Economic Order Quantity atau biasa disebut dengan EOQ. Metode ini dapat digunakan baik untuk barang yang dibeli maupun barang yang diproduksi sediri. Model EOQ dapat digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya kebalikannya ( inverse cost ) pemesanan persediaan. Menurut Render dan Heizer (2005:177) Economic Order Quantity adalah sebuah teknik statistik yang menggunakan rata-rata seperti rata-rata permintaan dalam 1 tahun. Sedangkan teknik MRP mengasumsikan permintaan dependent yang digambarkan dalam MPS. Anggapan-Anggapan Dalam EOQ Rumusan EOQ dapat digunakan bila anggapan ini terpenuhi. Anggapan tersebut antara lain: a. Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui (deterministik). b. Harga per unit produk adalah konstan c. Biaya penyimpanan per unit per tahun (H) adalah konstan d. Biaya pemesanan per pesanan (S) adalah kostan 12

12 e. Waktu antara pesanan di lakukan dan barang-barang diterima (Lead Time) adalah konstan f. Tidak terjadi kekurangan barang atau Back order Persediaan Maksimum / Maksimum Inventory Sangat sering perusahaan dapat dan akan mengalami kekurangan persediaan tanpa kehilangan penjualan selama periode kehabisan persediaan (out of stock). Bila barang terlambat disuplai ke pasaran di waktu lalu, backordering terjadi. Hal ini akan menyebabkan adanya biaya bacordering persediaan. Bila biaya backordering besarnya proporsional dengan kuantitas unit dan waktu barang-barang dipesan kembali, model sederhana dapat digunakan untuk menentukan EOQ. Anggapan-anggapan dan istilah model backorder identik dengan EOQ dasar tetapi ada beberapa pengecualian sebagai berikut: 1. Ada waktu dimana ada surplus persediaan 2. Ada waktu dimana ada kekurangan persediaan 3. setiap siklus memerlukan waktu yang sama 4. biaya backordering per unit per tahun adalah konstan 5. Backorder dan persediaan dipenuhi secara bersamaan 13

13 Konsep dalam EOQ Safety stock Persediaan pengaman merupakan suatu persediaan yang dicadangankan sebagai pengaman dari kelangsungan proses produksi perusahaan. Persediaan pengaman diperlukan karena dalam kenyataannya jumlah bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi tidak selalu tepat seperti yang direncanakan. Pemesanan kembali (reorder point) Reoder point adalah saat atau waktu tertentu perusahaan harus mengadakan pemesanan bahan dasar kembali, sehingga datangnya pesanan tersebut tepat dengan habisnya bahan dasar yang dibeli, khususnya dengan metode EOQ (Gitosudarmo, 2002). Perhitungan Total Biaya Persediaan Bahan Baku (TIC) TIC merupakan total inventory cost atau total biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan untku jumlah persediaannya. Untuk mengetahui total biaya persediaan bahan baku minimal yang diperlukan perusahaan dengan menggunakan perhitungan EOQ. 14

14 METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah UD Berkah Dalem yang berlokasi di Jl. Diponegoro174 Dsn. Karanglo, Kecamatan Beringin, Kabupaten Semarang. Kontak HP , (0298) Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian menggunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode tersebut didapat langsung dari UD Berkah Dalem. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak pemilik UD Berkah Dalem. Data primer meliputi: data tentang masalah persediaan, jenis persediaan. Data sekunder diperoleh dengan metode dokumentasi, yang meliputi : 1. Persediaan awal barang selama tahun Pembelian barang selama tahun Persediaan akhir barang selama tahun Biaya pesan yang dikeluarkan selama tahun 2013 seperti biaya telpon, transportasi, dan biaya pemeriksaan barang. 5. Biaya penyimpanan 15

15 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui analisis tingkat persediaan optimal pada Usaha Mikro Lapak Rosok UD Berkah Dalem menggunakan analisis data dengan menggunakan perhitungan stock aman (safety stock), waktu order kembali (reorder point) dan total biaya penyimpanan (total inventory cost) akan menjadi optimal jika QOQ optimal. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah analisis dengan metode EOQ. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Menghitung besarnya persediaan optimal dengan rumus EOQ yaitu: EOQ = 2DS H Keterangan: EOQ = persediaan optimal D = pemakaian tahunan S = biaya pesan H = biaya penyimpanan (per tahun per unit), terdiri dari biaya pemeliharaan, biaya kerusakan, nilai sewa gudang, biaya atas modal. 2. Persediaan Pengaman (Safety Stock) Safety Stock = factor keamanan x standar deviasi Rumus : SD x x' n 2 16

16 Keterangan : X : pemakaian yang sesungguhnya X : perkiraan pemakaian n : jumlah atau banyaknya data 3. Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) Reorder point dihitung dengan persamaan sebagai berikut : R EDL SS EDL DL. P DL Keterangan : R : reorder point i i EDL : expected usage during lead time SS : safety stock DL i : tingkat pemakaian selama lead time P(DL i ) : probabilistik pemakaian selama lead time 4. Total Inventory Cost (TIC) Total Inventory Cost dihitung sebagai berikut : D Q TIC s h Q 2 C so Keterangan : Cso : biaya kehabisan persediaan (stock out) 17

17 D : jumlah kebutuhan barang untuk satu periode Q : jumlah pembelian barang optimal S : biaya pemesanan setiap kali pesan yaitu h : biaya penyimpanan yaitu GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN UD Berkah Dalem adalah unit dagang yang bergerak di bidang jual beli barang bekas. Usaha ini didirikan pada tahun Tingkat persediaan yang tidak optimal akan menjadi masalah pada sebuah usaha termasuk pada usaha UKM Lapak Rosok UD Berkah Dalem, Kabupaten Semarang karena apabila tingkat persediaan berlebihan menjadikan kerugian, sebaliknya jika berlebihan maka menjadikan tingkat biaya simpan yang tinggi pula. Pada UD Berkah Dalem ini ada 4 macam jenis persediaan barang dagangan yaitu: besi, logam, kardus, dan plastik. Penjualan rata-rata perusahaan adalah sekitar 14 ton per bulan. Jenis persediaan besi dipilih pada fokus penelitian ini karena perputarannya cepat dibandingkan dengan jenis persediaan lainnya. Persediaan kardus perputaran cepat tetapi modal lebih banyak, sedangkan persediaan logam lama perputarannya mencapai 2 minggu hingga 1 bulan baru bisa dijual. UD Berkah Dalem didirikan oleh Bapak Yustinus Roy. UD Berkah Dalem memiliki 9 orang karyawan yaitu bagian gudang, untuk bagian administrasi dan keuangan adalah Ibu Yustinus. Bagian gudang terdiri dari bagian penerimaan 18

18 barang terdiri dari 3 orang dan 6 orang bagian penyortiran. Berikut ini adalah gambar struktur organisasi dari UD Berkah Dalem: Pimpinan Wakil (merangkap bagian keuangan) Bagian gudang Bagian penerimaan barang Bagian penyortiran Gambar 1. Struktur Organisasi UD Berkah Dalem HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam perhitungan EOQ dibutuhkan data pembelian bahan baku, kebutuhan biaya pemesanan, biaya simpan selama periode Januari hingga Desember 2013 dengan alasan data setahun terakhir yang terbaru. 19

19 Pembelian dan Penggunaan Bahan Baku Berikut ini adalah tabel data pembelian bahan baku dalam ton pada UD Berkah Dalem: Tabel 1. Pembelian dan Kebutuhan Besi dalam Tahun 2013 Bulan (tahun 2013) pada UD Berkah Dalem Penjualan PE (ton) D Pembelian PE (ton) Q Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata: /- Kondisi riil di lapangan menunjukkan pada bulan Oktober hingga Desember, tingkat persediaan terendah dibandingkan bulan-bulan lainnya. Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa pembelian berfluktuasi dari bulan ke bulan selama tahun Sesuai dengan karakteristik perusahaan dagang, maka alurnya adalah sebagai berikut: dari tukang rosok per bulan pembelian sekitar 5 ton dan sisanya dibeli dari lapak lain. Hal inilah yang menyebabkan kelebihan target pada pembelian 20

20 bahan baku yaitu karena untuk menjaga hubungan baik dengan lapak lain sehingga menyebabkan kelebihan pembelian. Kemudian dijual kepada perusahaan pengolahan besi baja di Klaten. Berdasarkan pada hasil wawancara peneliti dengan pemilik, pembelian tertinggi adalah bulan Juli dan September yaitu pada saat menjelang lebaran (dimana banyak orang menjual barang bekas untuk keperluan lebaran) dan setelah lebaran (dimana setelah lebaran banyak sampah bekas perayaan lebaran), dimana stock akan melimpah pada periode tersebut. Sedangkan pembelian terendah adalah pada bulan Desember 2013 dengan alasan karena akan tutup buku sehingga aktivitas operasional perusahaan sedikit. Dari tabel 1. dapat disimpulkan bahwa untuk rata-rata penggunaan kebutuhan (PE) selama dari periode Januari hingga Desember tahun 2013 lebih besar pembelian dan kebutuhan besinya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelian lebih besar daripada penggunaan, sehingga masih ada stock persediaan yang sisa sekitar 2.50 ton ( ton). Adanya surplus ini maka membutuhkan biaya penyimpanan. Biaya Pemesanan Biaya pemesanan setiap kali dilakukan pemesanan terdiri dari biaya pengangkutan, biaya telepon, biaya administrasi dan biaya pemeriksaan. Untuk lebih jelasnya perincian biaya pemesanan dapat dilihat pada tabel berikut ini: 21

21 Tabel 2. Biaya Pemesanan Rata-rata Bahan Baku Besi Tahun 2013 pada UD Berkah Dalem Bulan (tahun 2013) Biaya Pesan (Rp) Biaya telepon Biaya administrasi Biaya pemeriksaan Jumlah: Terlihat dari tabel tersebut bahwa biaya pemesanan setiap kali pesan sejumlah Rp dengan asumsi rata-rata setiap kali pesan sama setiap bulannya. Biaya administrasi meliputi biaya bongkar muat, komisi dan sopir. Sedangkan untuk biaya pemeriksaan meliputi biaya QC (Quality Control) untuk pemeriksaan saat barang datang. Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan pada UD Berkah Dalem terdiri dari biaya pemeliharaan, biaya kerusakan, nilai sewa gudang. Berikut ini adalah tabel perincian biaya penyimpanan pada UD Berkah Dalem: 22

22 Tabel 3. Biaya Penyimpanan Bahan Baku Tahun 2013 pada UD Berkah Dalem Bulan (tahun 2013) Biaya BIaya Nilai sewa Jumlah Pemeliharaan kerusakan gudang (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Berdasarkan pada tabel 4. Diketahui bahwa untuk biaya penyimpanan bahan baku besi selama tahun 2013 yaitu dari bulan Januari hingga Desember mengalami fluktuasi. Untuk biaya pemeliharaan (yaitu biaya alat-alat gudang), biaya kerusakan (adalah 5% dari pembelian) dan sewa gudang relatif sama. Perhitungan EOQ Dari data tersebut maka langkah pertama adalah menghitung persediaan optimal (EOQ) berdasarkan pada rumus: EOQ = 2DS H Keterangan: EOQ = persediaan optimal 23

23 D = kebutuhan tahunan S = biaya pesan H = biaya penyimpanan (per tahun per unit) Berikut ini adalah data untuk perhitungan EOQ: Bulan (tahun 2013) Tabel 4. Perhitungan EOQ Tahun 2013 UD Berkah Dalem Kebutuhan PE (ton) Biaya Pesan Biaya Simpan EOQ=Ѵ2DS/H D S C atau H (dalam ton) Januari , , Februari , , Maret , , April , , Mei , , Juni , , Juli , , Agustus , , September , , Oktober , , November , , Desember , , Jumlah Rata-rata: Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa nilai biaya pesan untuk setiap bulan sama karena terdiri dari biaya pemesanan pada supplier, biaya telepon dan hanya biaya angkut. Sedangkan untuk biaya simpan berbeda setiap bulan karena pembelian dan kebutuhan yang berbeda pula. Untuk biaya simpan ini terdiri dari biaya penyimpanan di gudang dan juga biaya pemeliharaan. 24

24 Berdasarkan pada hasil perhitungan EOQ diketahui bahwa untuk EOQ optimal masing-masing bulan berbeda-beda. Nilai tertinggi adalah pada bulan Juni 2013 dan terendah adalah pada bulan November yaitu 4.10 ton (artinya tingkat pembelian bahan baku optimal sebesar 4.10 ton pada bulan November mengindikasikan biaya pembelian bahan baku terhemat). Hal ini disebabkan karena selisih antara kebutuhan dan pembelian dari bulan Juni terendah dan pada bulan November adalah tertinggi. Berdasarkan pada hasil wawancara peneliti dengan pemilik UD Berkah Dalem, diketahui bahwa nilai EOQ tertinggi adalah pada bulan Juni 2013 yaitu menjelang lebaran. Sedangkan terendah adalah pada November 2013 yaitu menjelang akhir tahun tutup buku. Perhitungan Safety Stock Langkah kedua adalah menghitung persediaan pengaman atau Safety Stock rumus: Safety Stock = factor keamanan x standar deviasi (SD) Rumus : SD x x' n 2 Keterangan : X : pemakaian yang sesungguhnya X : perkiraan pemakaian n : jumlah atau banyaknya data Berdasarkan pada hasil perhitungan (tabel 6) diketahui bahwa untuk rata-rata persediaan pengaman (SD) adalah 2.65 ton. Kemudian untuk menghitung Safety 25

25 Stock dengan rumus: faktor keamanan x standar deviasi (SD). Berdasarkan pada hasil wawancara peneliti, faktor keamanan adalah 5% dari pembelian (berdasarkan pada hasil wawancara peneliti dengan pemilik) sehingga hasilnya adalah 5% x ton = 0.85 x 2.65 = 2.25 ton. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungannya: Tabel 5. Hasil Perhitungan Safety Stock Bulan Kebutuhan PE (ton) (X) Pembelian PE (ton) (X') Selisih (ton) Harga (x - x')2 Januari Rp Februari Rp Maret Rp April Rp Mei Rp Juni Rp Juli Rp Agustus Rp September Rp Oktober Rp November Rp Desember Rp Jumlah: 7.00 SD 2.65 Safety Stock 2.25 Dari tabel tersebut diketahui bahwa ada selisih antara kebutuhan dan pembelian, dimana pada bulan Januari ada selisih 3.20 ton dan ini besar sama seperti bulan September. Selisih tertinggi adalah pada bulan November yaitu 4 ton, kemudian bulan Agustus yaitu 3.40 ton serta bulan Oktober 3.30 ton. Kemudian selisih pada bulan Februari dan Juli adalah 1.70 ton tidak setinggi bulan sebelumnya, 26

26 dan pada bulan Maret 2.20 ton serta 2.60 ton pada bulan April. Pada bulan Mei adalah selisih terendah yaitu 1.10 ton (tetapi tetap saja cukup besar dan merugikan karena dalam ton). Pada bulan Juni selisihnya sebesar 1.90 ton dan Desember 1.70 ton. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata supaya perusahaan ingin aman dan tidak kehabisan stock tetapi biaya tetap optimal dimana biaya simpan tidak terlalu tinggi, harus ada persediaan pengaman atau safety stock sebesar 2.25 ton. Tetapi meskipun demikian nilai untuk safety stock setiap bulan berbeda-beda dimana yang tertinggi adalah pada bulan November 2013 dan terendah adalah pada bulan Mei 2013 karena semuanya itu tergantung pada nilai selisih kebutuhan dan pembelian bahan baku. Berdasarkan pada hasil wawancara peneliti dengan pihak pemilik UD Berkah Dalem diketahui bahwa nilai safety stock tertinggi adalah pada bulan November 2013 karena menjelang akhir tahun dan digunakan untuk safety stock pada awal tahunnya. Sedangkan safety stock terendah adalah pada bulan Mei 2013 karena menjelang pertengahan tahun aktivitas transaksi meningkat. Perhitungan Reorder Point Kemudian langkah ketiga adalah menghitung Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) dengan rumus: (Ruauw, 2011) R EDL SS EDL DL. P DL i i 27

27 Keterangan : R EDL SS DL i : reorder point : expected usage during lead time : safety stock : tingkat pemakaian selama lead time P(DL i ) : probabilistik pemakaian selama lead time Bulan Maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: Kebutuhan PE (ton) (X) Tabel 6. Hasil Perhitungan Reorder Point Pembelian PE (ton) (X') (x - x')2 DLi P(DLi) EDL SS R Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah: SD: 2.65 Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti diketahui bahwa besarnya DL i atau tingkat pemakaian selama lead time (waktu tunggu) adalah 3 ton. Kemudian besarnya P(DL i ) atau probabilistik pemakaian selama lead time adalah 0.5 ton (berdasarkan pada hasil wawancara peneliti dengan pihak pimpinan UD Berkah Dalem). Dari tabel 28

28 tersebut diketahui bahwa ternyata titik reorder point (R) adalah ketika bahan baku mencapai titik 3.98 ton jadi pihak perusahaan harus memesan kembali supaya tidak terjadi stock out atau menanggung rugi karena kehabisan stock barang. Perhitungan TIC Kemudian langkah terakhir adalah menghitung Total Inventory Cost (TIC) dengan rumus: D TIC s Q Keterangan : D : jumlah kebutuhan barang untuk satu periode Q : jumlah pembelian barang optimal S : biaya pemesanan setiap kali pesan yaitu Berdasarkan pada rumus tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 7. Hasil Perhitungan TIC Bulan TIC (dalam Rp) TIC actual Januari 317, ,000 Februari 358, ,000 Maret 343, ,000 April 347, ,000 Mei 373, ,000 Juni 360, ,000 Juli 367, ,000 Agustus 323, ,000 September 340, ,000 Oktober 308, ,000 29

29 November 291, ,000 Desember 339, ,000 Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa nilai TIC untuk setiap bulannya berfluktuasi atau mengalami naik dan turun sehingga dari bulan Januari hingga Desember mengalami perbedaan untuk TIC. Nilai TIC tertinggi adalah pada bulan Mei dan terendah adalah pada bulan November. Jika dibandingkan dengan TIC actual masih ada selisih yang cukup besar. Penjualan dilakukan kepada CV Graha Logam, sebuah perusahaan di Surabaya dengan pola penjualan sesuai dengan tabel kebutuhan UD Berkah Dalem. Dengan adanya implementasi untuk tingkat persediaan optimal tentunya dapat mengatasi masalah kerugian yang terjadi karena akan berdampak pada laporan laba rugi perusahaan. Maka berdasarkan pada hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat persediaan dengan metode EOQ sehingga mendukung operasi perusahaan. Hasil ini dikemudian hari dapat meningkatkan laba dan usahanya yaitu dengan memesan ketika bahan baku mencapai titik 3.98 ton sehingga tidak kekurangan bahan baku dan rata-rata EOQ nya 3.89 ton per bulan. Hal ini diketahui berdasarkan pada hasil perhitungan EOQ perusahaan. Apabila semakin optimal pembelian melalui perhitungan EOQ maka akan tercapai pula total biaya persediaan (TIC) optimal. Jika perusahaan mengalami masalah kelebihan bahan baku maka harus mengerem atau memperkecil pemesanan pada next order sedangkan jika terjadi 30

30 kekurangan bahan persediaan maka hendaknya tidak terlambat dalam melakukan pemesanan bahan baku kepada supplier. KESIMPULAN Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: analisis tingkat persediaan optimal pada Usaha Mikro Lapak Rosok UD Berkah Dalem adalah ketika EOQ sebesar 3.89 ton per bulan dengan safety stock sebesar 2.25 ton sehingga akan meminimalkan nilai TIC. Untuk EOQ optimal masing-masing bulan berbeda-beda. Nilai tertinggi adalah pada bulan April 2013 dan terendah adalah pada bulan Oktober yaitu Hal ini disebabkan karena selisih antara kebutuhan dan pembelian dari bulan April terendah dan pada bulan Oktober adalah tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata supaya perusahaan ingin aman dan tidak kehabisan stock tetapi biaya tetap optimal dimana biaya simpan tidak terlalu tinggi, harus ada persediaan pengaman atau safety stock sebesar 2.25 ton. Nilai TIC untuk setiap bulannya berfluktuasi atau mengalami naik dan turun sehingga dari bulan Januari hingga Desember mengalami perbedaan untuk TIC. Apabila semakin optimal pembelian melalui perhitungan EOQ maka akan tercapai pula total biaya persediaan (TIC) optimal. 31

31 SARAN Sedangkan saran yang dapat dikemukakan pada penelitian ini adalah: 1. Sebaiknya pihak UD Berkah Dalem dapat menerapkan besarnya EOQ optimal yaitu sebesar 3.89 ton per bulan dengan safety stock 2.25 ton, sehingga dapat meminimalkan biaya persediaannya. 2. Pada penelitian selanjutnya dengan topik serupa dapat dilakukan perbandingan beberapa lapak rosok untuk perbandingan hasil optimal dalam perhitungan EOQ. 32

32 DAFTAR PUSTAKA Ahyari, Agus Manajemen Produksi dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: BPFE. Erlina, Manajemen Persediaan. Jakarta; Erlangga. Nasution, Manajemen Mutu. Jakarta: Rajawali Press. Prawirosentono Manajemen Operasi : Analisis dan Studi Kasus. Jakarta: Bumi Aksara. Render, Barry and Jay Heizer Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Jakarta: PT. Salemba Empat. Render, Barry and Jay Heizer Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Jakarta: PT. Salemba Empat. Turban, R Supply Chain Management. Prentice Hall. Yamit, Zulian Manajemen Produksi dan Operasi. Penerbit Ekonisia. FE UII. 33

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY II. 1. Persediaan II. 1. 1. Pengertian Persediaan Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL Fahmi Sulaiman 1 * & Nanda 1 1 Program Studi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan Tel: 061-7322634 Fax: 061-7322649

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar yang relatif besar di neraca dan sebagian aktivitas utama perusahaan berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena kekurangan/kelebihan persediaan akan

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya

Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya Indri Hapsari, Stefanus Soegiharto, Theodore S.K. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya 60293 Email: indri@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara MANAJEMEN PERSEDIAAN ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulan kompetatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Ketergantungan perusahaan terhadap bahan baku sangat besar sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN JURNAL Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, September 2011 Halaman 303-316 ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN (Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Roti Guna Meminimumkan Biaya Persediaan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (Studi Kasus Pada CV. Foker Cake Cimahi)

Lebih terperinci

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN #14 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu resiko mengalami kendala beroperasi sehingga tidak bisa memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. suatu resiko mengalami kendala beroperasi sehingga tidak bisa memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan jasa maupun manufaktur. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan pada suatu resiko

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau profit, seperti usaha dagang, usaha jasa maupun manufaktur berupaya mencapai tujuan yaitu

Lebih terperinci

Yehezkiel Alianto Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya

Yehezkiel Alianto Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya PELAKSANAAN PENGAWASAN BAHAN BAKU LANGSUNG, KAYU SENGON KUALITAS A DAN KAYU SENGON KUALITAS B SEBAGAI UPAYA EFISIENSI BIAYA PENGADAAN BAHAN BAKU (Studi Pada Ud. Serba Guna Pare-Kediri) Yehezkiel Alianto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya setiap perusahaan baik jasa maupun perusahaan produksi selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan

Lebih terperinci

Industrial Management ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU BUAH KELAPA SAWIT PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI

Industrial Management ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU BUAH KELAPA SAWIT PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.6 No.1 (2017) 50-56 ISSN 2302 934X Industrial Management ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU BUAH KELAPA SAWIT PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI Diana Khairani

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA ejournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (1): 15-27 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2018 ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan (Inventory) 2.1.1 Pengertian Persediaan Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua): 1. Pada perusahaan manufaktur yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Apabila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk proses produksi didalam suatu

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 12 Pokok Bahasan : Perencanaan Persediaan Dosen :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di Jl.wolter monginsidi no.70-72 Jakarta selatan. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: TIPE, MANFAAT DAN BIAYA Jenis Persediaan: a. Persediaan bahan mentah. Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. b. Persediaan barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjualan merupakan kegiatan yang mempengaruhi jumlah persediaan, maka pengendalian jumlah persediaan harus diperhatikan. Jumlah persediaan yang terlalu besar ataupun

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: 06 Manajemen Persediaan Persediaan Pengaman Fakultas FEB Program Studi Manajemen Safety Stock Tujuan safety stock adalah meminimalkan terjadinya stock out dan mengurangi penambahan biaya penyimpanan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Manajemen Persediaan Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com INVENTORY MANAGEMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Manajemen Persediaan Terkait dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam menentukan jumlah optimasi. Data yang dikumpulkan berupa

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMBAKAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMICAL ORDER QUANTITY) GUNA MENCAPAI EFISIENSI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PR. GAMBANG SUTRA KUDUS Ilham

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 engertian engendalian ersediaan ersediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persediaan adalah merupakan salah satu unsur paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara kontinue diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali. Sebagian besar

Lebih terperinci

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN #14 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya bermunculan industri-industri baru yang memproduksi berbagai macam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalaian persediaan merupakan salah satu aspek penting dari beberapa aspek yang diuraikan diatas. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Manajemen Investasi dan Pasokan Julius Nursyamsi MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan produk Persediaan dikelompokan : 1. Bahan baku 2.

Lebih terperinci

#12 MANAJEMEN PERSEDIAAN

#12 MANAJEMEN PERSEDIAAN #12 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris, pengendalian persediaan merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting, karena dalam persediaan melibatkan Investasi rupiah terbesarnya

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian ini adalah CV. Tani Jaya Perkasa yang beralamat di Dusun Gebangan RT 02 RW 02 Kelurahan Putat, Kecamatan Purwodadi, Kaubapten

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi terdapat perubahan kebutuhan harga Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen MENENTUKAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEOI 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

PENERAPAN ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK PENGENDALIANPERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN DI UD KRISNO SIDOARJO

PENERAPAN ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK PENGENDALIANPERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN DI UD KRISNO SIDOARJO PENERAPAN ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK PENGENDALIANPERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN DI UD KRISNO SIDOARJO Nararia Nur Ani Dwi Rochyadi, Arief Rachman, Nova Retnowati Program Studi

Lebih terperinci

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan 1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DUMPTRUCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. ASRICO PUTRA PERDANA BEKASI

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DUMPTRUCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. ASRICO PUTRA PERDANA BEKASI ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DUMPTRUCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. ASRICO PUTRA PERDANA BEKASI Yogika Ria Devita *), Kukuh Sulastyoko **) ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

EVALUASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU MENGGUNAKAN EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) MODEL PROBABILISTIK PADA PT DIKA BAKERY.

EVALUASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU MENGGUNAKAN EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) MODEL PROBABILISTIK PADA PT DIKA BAKERY. EVALUASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU MENGGUNAKAN EO (ECONOMIC ORDER UANTITY) MODEL PROBABILISTIK PADA PT DIKA BAKERY. Disusun Oleh: Vikki Yudhi Hapsari Anastasia Susty Program Studi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGADAAN BAHAN BANGUNAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Fakultas Hukum Tahap I)

MANAJEMEN PENGADAAN BAHAN BANGUNAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Fakultas Hukum Tahap I) MANAJEMEN PENGADAAN BAHAN BANGUNAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Fakultas Hukum Tahap I) Ester Oktavia Mumu Alumni Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia PENGENDALIAN PENGOLAHAN BIJI KOPI MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDERQUANTITY(EOQ) PADA PABRIK KOPERASI BAITUL QIRADH (KBQ) BABURRAYYAN TAKENGON ACEH TENGAH Syukriah, Putri Narisa Lia Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Kulit dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity untuk Meminimumkan Biaya Persediaan pada PT. Raindoz Bandung The Controlling

Lebih terperinci

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8035 Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Andri Iskandar Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Sebelum penggunaan MRP, perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. bermanfaat bagi perusahaan jika perusahaan menerapkan metode EOQ pada

BAB IV PENUTUP. bermanfaat bagi perusahaan jika perusahaan menerapkan metode EOQ pada BAB IV PENUTUP Bagian bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi perusahaan jika perusahaan menerapkan metode EOQ pada manajemen persediaannya. Kesimpulan dan saran ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah BAB I PENAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah berkembang dengan pesat, seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Oktavianus: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME... PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Ferry Oktavianus ),

Lebih terperinci