IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian"

Transkripsi

1 2. URUSAN PERTANIAN Pembangunan urusan pertanian menempati prioritas utama dalam pembangunan ekonomi nasional maupun daerah. Kedudukan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi daerah adalah cukup nyata dilihat dari kontribusinya terhadap penyediaan pangan, penyedia bahan baku industri, penyedia lapangan kerja, PDRB, peningkatan pendapatan petani dan pelestarian lingkungan hidup. Pada tahun 2009 kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Wonosobo sebesar 47,42% yang merupakan sumbangan terbesar dibandingkan sektor-sektor lainnya. Paradigma pembangunan pertanian ke depan adalah pertanian berkelanjutan yang menempatkan pembangunan berorientasi manusia untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat tani sebagai sasaran pemberdayaan masyarakat perlu terus dibina dan didampingi sebagai manusia tani yang makin maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan. Dengan demikian kebijakan yang ditempuh antara lain : Peningkatan kemampuan petani, peternak, nelayan dan pelaku usaha sektor pertanian dan penguatan kelembagaan. Peningkatan produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah produk pertanian, peternakan dan perkebunan. Meningkatkan akses pasar. Menjaga kelestarian sumberdaya pertanian yang berkelanjutan. Pemantapan revitalisasi penyuluhan melalui upaya peningkatan koordinasi penyuluhan, pelatihan, penyebaran informasi dan peningkatan kinerja operasional penyuluh. a. PROGRAM DAN KEGIATAN Sejalan dengan arah kebijakan tersebut pada tahun 2010 telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan tetap memfokuskan pada upaya peningkatan produksi dan produktivitas pertanian yang berkelanjutan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat tani. Untuk mendukung dan mewujudkan tujuan tersebut, melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2010 telah dialokasikan anggaran untuk urusan pertanian sebesar Rp atau sebesar 1,10% dari total APBD Tahun Dari alokasi tersebut terealisasi sebesar Rp atau 97,91%. Anggaran tersebut digunakan untuk peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan peningkatan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan masyarakat tani. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut: LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 195

2 Tabel. IV.C.2.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Pertanian Tahun 2010 No. Program Alokasi Realisasi (Rupiah) (Rupiah) A Belanja Langsung Peningkatan Kesejahteraan Petani Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 3 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 4 Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Pelayanan Administrasi Perkantoran Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur B Belanja Tidak langsung Belanja Gaji dan tunjangan Belanja Hibah - - Total Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2010 (diolah) b. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani melalui pemberdayaan dan peningkatan akses petani terhadap sumberdaya usaha tani, dalam rangka budidaya pertanian ramah lingkungan. Dalam rangka mendukung pertanian organik masyarakat tani diharapkan akrab dengan alam dalam arti tidak mencemari dan merusak lingkungan hidup. Dengan demikian dalam proses pemupukan harus memakai pupuk ramah lingkungan yaitu pupuk organik atau pemupukan dilakukan secara berimbang antara pupuk kimia dengan pupuk organik. Untuk itu perlu adanya fasilitasi pemerintah tentang pembuatan pupuk organik Melalui program ini telah dilaksanakan kegiatan berupa pembuatan pupuk organik menggunakan Alat pengolah Pertanian Organik (APPO) yang dilaksanakan di Kelompok Tani Langkah Sarimulyo Desa Tambi Kecamatan Kejajar, Kelompok Tani Perintis Desa Pacarmulyo Kecamatan Leksono dan Kelompok Tani Argo Suro Desa Suroyudan Kecamatan Sukoharjo. Dengan adanya kegiatan Pemberdayaan Kelompok Pengolah Limbah pertanian/appo diharapkan bisa menghemat biaya input produksi sehingga pendapatan petani akan meningkat. Di samping itu untuk meningkatkan kompetensi SDM petani dalam beragribisnis komoditas yang diusahakan dan menumbuhkembangkan lembaga permagangan swadaya telah dilaksanakan kegiatan magang petani berupa pengiriman magang petani di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Permata Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo yang diikuti oleh 28 petani, pengiriman rembuk KTNA Nasional ke Tenggarai Kutai Kartanegara Kalimantan Timur sebanyak 2 orang dan pengiriman pelatihan petani ke BPSDMTAN Soropadan sebanyak 31 petani. Dengan adanya kegiatan magang maka akan terjadi transfer pengetahuan, ketrampilan dan sikap antar petani untuk dapat berusaha tani dan dengan adanya P4S dapat memberikan warna LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 196

3 perubahan pada aspek teknologi atau membagun jejaring usaha dengan petani di wilayahnya. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Tujuan dan sasaran program ini adalah untuk meningkatkan produksi tanaman pertanian/perkebunan dengan cara meminimalkan input produksi dan penggunaan teknologi. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi : 1) Demplot Wana Tani Lestari Sistem usahatani tradisional sebagian terbukti berkelanjutan, tetapi sistem ini dipandang terlalu lamban untuk dapat memenuhi perkembangan kebutuhan pangan dan kebutuhan masyarakat sejalan dengan proses pembangunan dan kemajuan yang makin cepat. Untuk itu perlu adanya modifikasi dan peningkatan sistem tradisional ini dengan masukan unsur teknologi unggul tanpa mengabaikan sifat keberlanjutan. Salah satunya melalui demplot pertanian terpadu yang dilaksanakan di Desa Kuripan Kecamatan Garung. Demplot ini menggunakan sistem tumpangsari tumbuhan dan ternak. Tujuan sistem ini adalah untuk pemanfaatan lahan secara optimal. Di dalam sistem tumpangsari ini tanaman perkebunan (tembakau) sebagai komponen utama dan tanaman rumput (rumput setaria) dan ternak yang merumput diatasnya serta tanaman penguat (cemara gunung, suren dan bambu cendani) merupakan komponen kedua. Melalui demplot integrasi antara tanaman perkebunan dan peternakan dapat meningkatkan kualitas tanah, produksi tembakau, meningkatkan hasil ternak dan keuntungan ekonomis lainnya. 2) Demplot Pengendalian Penyakit NSK pada Tanaman Kentang melalui Musuh Alami dan Teknologi Organik Adanya penyakit NSK pada kentang akan menghambat pengembangan tanaman kentang yang mengakibatkan hasil panen berkurang secara drastis. Agar tanaman kentang tidak terkena NSK maka yang harus dilakukan adalah menggunakan benih yang bebas NSK, mengatur frekuensi atau selang seling tanaman serta sterilisasi tanah secara parsial dengan nematisida. Agar benih tanaman kentang bebas dari NSK Pemerintah Kabupaten Wonosobo mencoba untuk memperkenalkan pertanian organik yang ramah lingkungan pada masyarakat terutama petani kentang sehingga produk kentang yang dihasilkan bebas dari residu bahan-bahan zat kimia. Untuk itu telah dilakukan demplot tanaman kentang dengan teknologi organik yang dilaksanakan oleh Gapoktan Al Faruq Desa Patakbanteng Kecamatan Kejajar. 3) Pengembangan Budidaya Jamur Jamur merupakan tanaman yang bisa tumbuh subur di Kabupaten Wonosobo dan merupakan tanaman budidaya yang memiliki masa panen cukup cepat sehingga dapat dijadikan alternatif peluang usaha yang cukup menjanjikan. Untuk itu jamur terus dibudidayakan sehingga produksinya selalu tersedia. Dalam rangka diversifikasi komoditas maka jamur bisa dijadikan sebagai alternatif. Sehingga di Kabupaten Wonosobo telah dikembangkan budi daya jamur yang berlokasi di : Kelompok Tani Djamur Djaya, Kelurahan Pagerkukuh Kecamatan Wonosobo Kelompok Tani Berkas Mandiri, Kelurahan Mlipak Kecamatan Wonosobo Kelompok Tani Sekar, Kelurahan Jaraksari Kecamatan Wonosobo LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 197

4 Kelompok Tani Sumber Rejeki, Desa Binangun Kecamatan Watumalang 4) Pengembangan Tanaman Buah dan Pengadaan APPO Tanaman hortikultura sangat potensial dan cocok dikembangkan di Kabupaten Wonosobo. Untuk mendukung peningkatan produksi tanaman hortikultura di Kabupaten Wonosobo telah dicoba pengembangan tanaman buah jeruk dan jambu biji secara organik yang dilaksanakan oleh : Kelompok Tani Sidomakmur, Desa Sojopuro Kecamatan Mojotengah Kelompok Tani Moro Seneng, Desa keseneng Kecamatan Mojotengah 5) Peremajaan Tanaman Kelapa Produktivitas kelapa di Kabupaten Wonosobo rata-rata 0,55 ton per hektar per tahun. Produktivitas ini termasuk sedang/rendah bila dibandingkan dengan kemampuannya untuk berproduksi sampai 2,0 ton. Rendahnya produksi ini, disamping belum menggunakan bibit unggul dan kurangnya pemeliharaan, serangan hama dan penyakit Arthona, juga disebabkan oleh umur tanaman yang telah tua dan lingkungan tumbuh yang tidak sesuai. Kondisi yang demikian mengakibatkan pendapatan petani kelapa sangat rendah. Untuk meningkatkan produktivitas kelapa dan pendapatan petani, kelapa tua perlu diremajakan, kelapa yang relatif muda direhabilitasi. Untuk itu melalui kegiatan Peremajaan Tanaman Kelapan ini pada tahun 2010 Pemerintah Kabupaten Wonosobo telah memberi bantuan bibit kelapa Genjah Entog sebanyak batang untuk luas areal 32 Ha yamg meliputi 5 desa di Kecamatan Selomerto (Desa Plobangan, Desa Balekambang, Desa Pakuncen, Desa Kadipaten dan Desa Gunungtawang) serta 1 desa di Kecamatan Sapuran (Desa Pecekelan). 6) Penggunaan Agensia Hayati guna Pengendalian Hama Penyakit Agensia hayati merupakan organisme yang menjadi musuh alami dari berbagai hama dan penyakit pada tanaman pangan dan hortikultura. Dengan meningkatnya penggunaan agensia hayati di lapang, diharapkan penggunaan pestisida secara kimiawi di lapang semakin berkurang. Sehingga secara bertahap pertanian yang ramah lingkungan dapat diwujudkan. Ketersediaan agensia hayati untuk pengendalian hama penyakit tanama kehutanan dan perkebunan secara hayati masih kurang. Sehingga pada tahun 2010 telah dilakukan kegiatan pembuatan agensia hayati di laboratorium agensia hayati. Melalui kegiatan ini tersedia bahan agensia hayati (beuveria bassiana 175 kg, trichoderma 250 kg, metharizium 75 kg), bahan pestisida nabati (pestisida nabati 75 kg, kompos/o tric 5000 kg), terselenggaranya lokakarya pertanian ramah lingkungan dengan peserta 60 orang dan kegiatan magang 2 orang di laboratorium PHP Kabupaten Temanggung. 7) Demplot Pengendalian Karat Puru Tanaman albasia di Kabupaten Wonosobo sebagian besar diserang penyakit karat puru/tumor kayu. Akibat penyakit ini telah mengancam kelangsungan produksi dan pendapatan petani hutan rakyat serta mengakibatkan gangguan serius terhadap penyediaan bahan baku dan kelangsungan industri kehutanan yang berbasis kayu sengon. Untuk mengatasi hal tersebut telah dilakukan kegiatan demplot di Desa Kalianget Kecamatan Wonosobo, Desa Kedalon Kecamatan Kalikajar, Desa LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 198

5 Kalimendong Kecamatan Leksono dengan luas total uji terap 1 Ha dan pembuatan bibit sejumlah batang. 8) Peningkatan Kualitas Bahan Baku, Diversifikasi Usaha Tani yang Terintegrasi pada Lahan Tembakau dan Cengkeh Kondisi sosial ekonomi petani tembakau dan cengkeh semakin tidak menggembirakan, petani tembakau nyaris tidak mempunyai posisi tawar saat berhadapan dengan industri rokok, sebab harga dan kualitas ditentukan oleh indusri rokok apalagi jika cuaca tidak menguntungkan harga akan semakin anjlok. Demikian pula dengan petani cengkeh sejak adanya rekomendasi tentang larangan penggunaan bahan lain selain daun tembakau dalam produk tembakau, harga cengkeh semakin turun. Dengan kondisi tersebut untuk meningkatkan pendapatan petani pada tahun 2010 dilaksanakan diversifikasi usahatani dengan cara tumpangsari antara tanaman tembakau dengan kopi seluas 210 Ha serta cengkih dengan kopi seluas 210 Ha yang berlokasi di 21 desa dan 6 kecamatan (Kecamatan Sapuran, Kalikajar, kertek, Mojotengah, Garung dan Wadaslintang). Melalui kegiatan tersebut juga dilaksanakan sosialisasi, pembangunan gedung huller dan pulper swakelola oleh Kelompok tani Sumber Rejeki Desa Kapencar Kecamatan Kertek, pengadaan pupuk kandang dan bibit kopi arabika. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Tujuan dari program ini adalah mencegah penyebaran penyakit ternak serta menanggulangi penyebab penyakit yang dapat menyebabkan zoonosis dan penurunan produksi ternak. Kesehatan ternak dipengaruhi oleh pemeliharaan dan pemberian pakan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini akan menimbulkan penyakit pada ternak yang dapat merugikan dalam usaha ternak. Oleh karena itu usaha pencegahan dan penanggulangan penyakit sangat diperlukan agar ternak yang dipelihara tetap sehat. Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak telah dilakukan kegiatan pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak dalam bentuk pemeriksaan kesehatan hewan dan pengobatan massal bagi ternak kecil sebanyak 400 ekor, ternak besar sejumlah 150 ekor serta ternak unggas yang dilaksanakan di Desa Buntu Kecamatan Kejajar, Desa Kapencar Kecamatan Kertek, Desa Ngalian Kecamatan Wadaslintang, Desa Simbang Kecamatan Kalikajar, Desa Tirip Kecamatan Wadaslintang serta Desa Kalimendong Kecamatan Leksono. Sampai saat masih terjadi penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) yaitu suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Virus Avian Influenza type A sub type H5N1, yang bisa menyerang ternak unggas serta juga bisa menular kepada manusia. Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh flu burung Pemerintan Kabupaten Wonosobo telah melakukan kegiatan penanggulangan flu burung berupa pengobatan massal yang dilaksanakan di Desa Krinjing Kecamatan Watumalang, Desa Jogoyitnan Kecamatan Wonosobo, Desa Mangunrejo Kecamatan Kalikajar, Desa Durensawit Kecamatan Leksono, Desa Randusari Kecamatan Kepil, Desa Rejosari Kecamatan Kepil, Desa Wonolelo Kecamatan Wonosobo, Desa Mergosari Kecamatan Sukoharjo, Desa Mungkung Kecamatan Kalikajar, Desa Simbang Kecamatan Kalikajar, Desa Timbang Kecamatan Leksono, Desa Kadipaten Kecamatan Selomerto, LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 199

6 Desa Perboto Kecamatan Kalikajar, Kelurahan Tawangsari Kecamatan Wonosobo, Desa Deronduwur Kecamatan Mojotengah, serta Desa Kaliwuluh Kecamatan Kepil. Dengan adanya pemeriksaan kesehatan hewan ternak dan pengobatan massal maka akan tercipta ternak yang sehat sehingga produktivitas ternak relatif lebih optimal. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak sehingga akan menjamin ketersediaan pangan dan menghasilkan nilai tambah ekonomi bagi petani. Program ini diharapkan mampu meningkatkan produksi dan produktifitas ternak di Kabupaten Wonosobo sehingga menjadi daerah yang ketercukupan akan kebutuhan daging, telur dan susu yang memiliki aspek jaminan keamanan pangan. Kegiatan yang dilakukan berupa : 1) Penyuluhan Pengelolaan Bibit Ternak Bibit ternak merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam pembangunan sub sektor peternakan, disamping itu juga untuk menjamin tersedianya bibit ternak yang memenuhi kebutuhan dalam hal jumlah, standar mutu, syarat kesehatan, syarat keamanan hayati, serta terjaga keberlanjutannya yang dapat menjamin terselenggaranya usaha budidaya peternakan Usaha peternakan di Kabupaten Wonosobo belum berkembang, salah satunya disebabkan oleh belum tercukupinya kebutuhan bibit ternak, karena produksi bibit dalam daerah yang belum optimal. Oleh karena itu, pemerintah telah memberikan pembinaan yang dilaksanakan di Desa Igirmranak Kecamatan Kejajar dengan peserta sebanyak 9 orang dan di Desa Patakbanteng Kecamatan Kejajar dengan peserta sebanyak 9 orang. 2) Pemberdayaan Masyarakat melalui Pemeliharaan Ternak Kambing Dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat, pemerintah perlu membangun komunitas masyarakat yang menggeluti bidang peternakan sehingga menghasilkan produk-produk unggul yang dapat memenuhi kebutuhan pasar serta menjadi lokomotif pemberdayaan komunitas berbasis peternakan. Untuk itu perlu ditumbuhkembangka jiwa dan kemandirian masyarakat yang bertumpu pada sumber daya lokal. Untuk meningkatkan kemandirian usaha peternakan di Kabupaten Wonosobo pemerintah memberikan stimulan berupa pemberian bantuan bibit ternak domba sebanyak 41 ekor di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo dan bantuan bibit ternak kambing sebanyak 41 ekor di Desa Rogojati Kecamatan Sukoharjo. 3) Pengadaan Bibit Ternak Dombos di Wonosobo Perkembangbiakan dombos masih tergantung pada kawin alam, berhubung belum terdapatnya produsen frozen semen dombos. Untuk itu Pemerintan Kabupaten Wonosobo membuat pusat pelayanan pembibitan dombos untuk memenuhi kebutuhan peternak akan adanya ketersediaan bibit ternak yang berkualitas. Melalui kegiatan ini Pemerintah memberikan stimulus berupa bantuan bibit ternak dombos masing-masing sebanyak 30 ekor di Desa Buntu Kecamatan Kejajar dan di Desa Kuripan Kecamatan Garung. LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 200

7 4) Pengembangan Dombos di Kabupaten Wonosobo Tingginya permintaan dombos ke luar daerah menyebabkan terjadinya pengurasan ternak sehingga ketersediaan sarana pengembangan ternak menjadi berkurang. Oleh karena itu Pemerintah memberikan stimulan melalui kegiatan ini berupa bantuan bibit ternak domba masing-masing sebanyak 20 ekor di Desa Igirmranak kecamatan Kejajar dan Desa Patakbanteng Kecamatan Kejajar. 5) Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Peternakan Potensi ternak di Kabupaten Wonosobo cukup besar dan ada daerah-daerah tertentu yang merupakan sentra ternak. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi terutama di sektor perdagangan hewan dan untuk mengubah pola transaksi perdagangan tradisional, yang mana jaringan pemasarannya banyak didominasi para tengkulak, menjadi transaksi modern berbasis pembelian langsung antara peternak dan pembeli, keberadaan pasar hewan dinilai akan banyak memberikan manfaat guna menunjang perekonomian masyarakat disektor perdagangan hewan. Selain itu juga dibutuhkan adanya ketersediaan hijauan ternak yang melimpah sehingga dapat mencukupi kebutuhan. Untuk memenuhi hal tersebut telah dilakukan pembangunan pasar hewan di Kecamatan Kaliwiro, rehabilitasi lahan di wilayah Kecamatan Wadaslintang, bantuan bibit ternak kambing masing-masing sebanyak 12 ekor di Desa Tirip dan Desa Ngalian Kecamatan Wadaslintang. 6) Penetapan Galur Dombos sebagai Ternak Khas Kabupaten Dombos tergolong ternak unggulan yang berpotensi sebagai penghasil daging dan menghasilkan bulu wool berkualitas. Dombos juga tergolong ternak yang cepat berkembang biak dan cenderung mempunyai karakter genetik yang dominan. Seiring tingginya permintaan dombos dari luar daerah bahkan ekspor akan meningkatkan pamor dan nilai harga dombos, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak dan pedagang dombos. Dengan adanya penyebaran dombos yang tak terkendali, dipandang perlu untuk mematenkan bahwa Dombos adalah ternak khas Kabupaten Wonosobo. Oleh karena itu, pemerintah memberikan stimulan melalui kegiatan ini berupa sertifikat ternak dombos sebagai plasma nuftah atau ternak khas Kabupaten Wonosobo. 7) Usaha Ekonomi Peternakan di Wilayah Penghasil Tembakau komoditas pertanian utama di daerah pegunungan Wonosobo adalah hortikultura dan tembakau. Seiring jatuhnya harga tembakau di pasaran, maka banyak petani mencari alternatif lain sebagai sumber mata pencaharian yaitu peternakan. Hal ini disebabkan komoditas peternakan selain dapat digunakan sebagai tambahan gizi keluarga, juga dapat menghasilkan pupuk kandang yang sangat berguna untuk menyuburkan tanaman. Oleh karena itu, pemerintah memberikan stimulan melalui kegiatan ini berupa bantuan bibit ternak domba masing-masing sebanyak 6 ekor di Desa Tlogo Kecamatan Sukoharjo, Desa Tlogojati Kecamatan Wonosobo, Kelurahan Kertek Kecamatan Kertek, Kelurahan Kejajar Kecamatan Kejajar, Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo, Kelurahan Mudal Kecamatan Mojotengah, Desa Krinjing Kecamatan Watumalang, Desa Purbosono Kecamatan Kertek, Desa Mlandi Kecamatan Garung, Desa Gunturmadu Kecamatan Mojotengah, Desa Maduretno Kecamatan Kalikajar, Desa Karangluhur Kecamatan Kertek, Desa Tieng Kecamatan Kejajar. LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 201

8 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tujuan program ini adalah menyediakan sumber daya dalam pelaksanaan urusan pertanian. Untuk mencapai tujuan tersebut, Dinas Pertanian Tanaman Pangan telah melaksanakan kegiatan penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa administrasi keuangan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan, penyediaan makanan dan minuman, rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah, penyelesaian pekerjaan kantor dan penyediaan jasa pelayanan umum pemerintah. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program ini mencakup pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional, pemeliharaan rutin/ berkala alat-alat kantor. Capaian Kinerja Urusan Pertanian Capaian kinerja urusan Pertanian berdasarkan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah (EKKPD) dapat dilihat pada beberapa indikator sebagai berikut : Tabel. IV.C.2.2 Capaian kinerja Urusan Pertanian Tahun 2010 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah No. 1 Indikator Kinerja Berdasarkan EKPPD Produktivitas padi atau bahan pangan utama (Produksi tanaman padi (ton) / luas areal tanaman padi (ha) 2 Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (jumlah kontribusi PDRB dari sektor pertanian / jumlah total PDRB) x 100% Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Capaian Kinerja , x 100 % =5,54% 47,42 47,46 Capaian kinerja urusan pertanian dapat dilihat dari produktivitas padi atau bahan pangan utama di mana tahun 2010 produktivitasnya meningkat sebesar 0,12% dibandingkan tahun Peningkatan produktivitas ini terjadi karena meningkatnya produksi sebesar 8,44% dan meningkatnya luas panen sebesar 3,18% serta adanya pemakaian teknologi dan penanganan pasca panen yang optimal. Di samping itu juga didukung dengan adanya kegiatan rehabilitasi JITUT dan JIDES yang berdampak pada ketersediaan air yang cukup bagi tumbuhan serta adanya kegiatan SLPTT (Sekolah Lapangan Pengendali Tanaman Terpadu) sehingga dari segi ketersediaan benih sampai pemasaran menjadi lebih optimal. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih ada ketersediaan bahan pangan utama khususnya padi di Kabupaten Wonosobo yang melebihi kebutuhannya (terjadi surplus beras 53,02%). LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 202

9 Sedangkan bila dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, pada tahun 2010 mencapai 47,46% yang merupakan kontribusi terbesar dari delapan sektor lainnya. Kontribusi terbesar berasal dari sub sektor tanaman bahan makanan diikuti peternakan, kehutanan, tanaman perkebunan dan perikanan. Apabila dibandingkan dengan tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,04% dan diharapkan untuk tahun-tahun berikutnya akan terjadi kenaikan yang signifikan. Kenaikan yang tidak begitu besar ini disebabkan karena penjualan komoditas pertanian di Kabupaten Wonosobo umumnya masih dalam bentuk bahan mentah. Untuk meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, setiap komoditas pertanian yang hendak dijual baik di tingkat lokal maupun ekspor harus dalam bentuk barang jadi sehingga ada nilai tambah dari komoditas pertanian tersebut. Sedangkan untuk capaian RPJMD adalah sebagai berikut : No. Indikator Target RPJMD Capaian Kinerja Naik/Turun Meningkatnya produksi pertanian : 1 Tanaman pangan (ton) 112,68% ,72% 2 Hortikultura (kw) 127,00% ,61% 3 Daging (kg) 100,58% ,60-0,38% 4 Telur (kg) 113,88% ,04 158,34% 5 Susu (lt) 104,53% ,61% Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Peternakan dan Perikanan Berdasarkan data capaian RPJMD terlihat bahwa produksi telur dan susu dari tahun 2005 sampai 2010 peningkatannya melampaui target RPJMD, sementara untuk produksi daging mengalami penurunan dari yang ditargetkan. Hal ini terjadi karena adanya kelangkaan ternak sapi lokal karena harga daging sapi lokal yang sangat tidak wajar sehingga mendorong percepatan pengurasan ternak sapi lokal di samping itu peternak di Kabupaten Wonosobo banyak yang beralih ke ternak pembibitan karena lebih menguntungkan serta adanya wabah penyakit yang menghambat perdagangan ternak seperti penyakit mulut dan kuku, sapi gila dan flu burung pada unggas sehingga banyak unggas yang dimusnahkan. Sementara untuk produksi tanaman pangan dan hortikultura peningkatannya belum signifikan dan masih belum memenuhi targat RPJMD. Sehingga untuk tanaman pangan dan hortikultura perlu terus digenjot produksinya dengan cara penerapan teknologi yang ramah lingkungan, pemberian fasilitasi maupun stimulan yang terkait dengan penanganan pasca panen serta perbaikan infrastruktur pertanian yang memadai. LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 203

10 c. PERMASALAHAN DAN SOLUSI Permasalahan umum yang muncul pada urusan pertanian antara lain : Masih rendahnya tingkat penguasaan teknologi oleh petani dan peternak sehingga tingkat produksi dan produktivitas komoditas pertanian dan peternakan masih rendah. Lemahnya kelembagaan, posisi tawar dan sistem pemasaran yang belum berpihak pada petani dan peternak. Menurunnya daya dukung dan daya tampung sumber daya pertanian dalam upaya peningkatan produktivitas. Masih rendahnya mutu produk pertanian, sebagai akibat tidak dipenuhinya persyaratan teknis, sanitasi dan higienis sehingga produk yang dihasilkan tidak memenuhi persyaratan mutu ekspor. Masih rendahnya daya saing produk pertanian. Upaya mengatasi permasalahan dalam penyelanggaraan urusan pertanian di Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut : Dalam mengatasi rendahnya tingkat penguasaan teknologi oleh petani dan peternak diupayakan melalui peningkatan kemampuan dan ketrampilan SDM pertanian dengan mengikutsertakan pelatihan bimbingan di bidang pertanian khususnya dalam hal peningkatan produksi secara efisien melalui penggunaan dan adopsi teknologi yang sesuai. Menumbuhkan dan menguatkan lembaga pertanian dan perdesaan (GAPOKTAN) untuk meningkatkan posisi tawar petani, mengaktifkan kembali lembaga-lembaga koperasi sebagai lembaga pemasaran produk pertanian, mengembangkan pasar lelang komoditi, serta melakukan revitalisasi pasar tradisional. Melakukan pertanian berkelanjutan melalui pertanian terpadu dengan cara sistem tanam ganda, komplementari hewan ternak dan tumbuhan, usaha terpadu peternakan dan perkebunan, agroforesty, pemeliharaan dan peningkatan sumberdaya genetik, pengelolaan hama terpadu. Melakukan upaya pembinaan penanganan pra produksi, pasca panen dan pengolahan hasil pertanian. Melakukan pengembangan agribisnis pertanian melalui pengembangan industri hilir pertanian sehingga dapat menghasilkan produk akhir pertanian yang berkualitas dan berdaya saing. LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 204

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Lebih terperinci

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN Sektor perikanan di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting. Dari sektor ini dimungkinkan akan menghasilkan protein hewani dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian kesediaan pangan yang cukup. Dalam pencapaian kondisi ketahanan pangan, ada tiga subsistem/aspek yang sangat berpengaruh, yaitu

Lebih terperinci

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013 C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN Pembangunan pertanian khususnya sektor perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi, dalam hal ini sektor perikanan adalah sektor

Lebih terperinci

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

a. PROGRAM DAN KEGIATAN 6. URUSAN PERINDUSTRIAN Pengembangan perindustrian tidak terlepas dari pengaruh perkembangan lingkungan strategis yaitu pengaruh perkembangan global, regional dan nasional. Untuk itu pembangunan industri

Lebih terperinci

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 II. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 01. URUSAN PILIHAN PERTANIAN A. KEBIJAKAN PROGRAM Kebijakan pada Urusan Pertanian diarahkan pada terwujudunya pemanfaatan sumberdaya pertanian secara optimal dengan

Lebih terperinci

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH II. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 01. A. KEBIJAKAN PROGRAM Pada Urusan pilihan Pertanian diarahkan pada Peningkatan produksi pertanian dan pemberdayaan petani lokal serta peningkatan akses modal dan

Lebih terperinci

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

6. URUSAN PERINDUSTRIAN 6. URUSAN PERINDUSTRIAN Pembangunan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan dan merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi. Sektor industri memegang peranan penting dalam peningkatan

Lebih terperinci

Tabel IV.C.3.1 Program, Alokasi dan Realisasi Anggaran Urusan Kehutanan Tahun No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)

Tabel IV.C.3.1 Program, Alokasi dan Realisasi Anggaran Urusan Kehutanan Tahun No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) 3. URUSAN KEHUTANAN Kawasan hutan negara di wilayah Wonosobo secara administratif dikelola oleh KPH Kedu Selatan dan KPH Kedu Utara. Hutan yang ada di Wonosobo saat ini menjadi penyangga 13 kabupaten yang

Lebih terperinci

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN Urusan perikanan semakin penting peranannya secara nasional maupun global, karena kontribusinya dalam penyediaan bahan makanan berprotein, lapangan

Lebih terperinci

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian 6. URUSAN PERINDUSTRIAN Pembangunan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan dan merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini sebagai pemicu kegiatan ekonomi lain

Lebih terperinci

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Pembangunan ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi penduduk merupakan salah satu urusan wajib pemerintah. Hal ini memberikan landasan dan peluang kepada daerah

Lebih terperinci

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan 3. URUSAN KEHUTANAN Sumber daya hutan di Kabupaten Wonosobo terdiri dari kawasan hutan negara seluas + 20.300 Ha serta hutan rakyat seluas ± 19.481.581 Ha. Kawasan hutan negara di wilayah Wonosobo secara

Lebih terperinci

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Lebih terperinci

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM Laporan Program/Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2016 (Belanja Langsung) s/d Bulan Desember Dinas Pertanian dan Kehutanan 1 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 424,049,000

Lebih terperinci

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN URUSAN PILIHAN

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN URUSAN PILIHAN 4.2 URUSAN PILIHAN 4.2.1 URUSAN PILIHAN PERTANIAN 4.2.1.1 KONDISI UMUM Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu wujud pemberdayaan ekonomi rakyat dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Ranperda APBD Tahun 2012 Nomor Tanggal : : 19 Desember 2011 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

7. URUSAN PERDAGANGAN

7. URUSAN PERDAGANGAN 7. URUSAN PERDAGANGAN Perdagangan mempunyai peran strategis dalam pembangunan ekonomi daerah, utamanya dalam mendukung kelancaran penyaluran arus barang dan jasa, memenuhi kebutuhan pokok rakyat, serta

Lebih terperinci

IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian

IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian 2. URUSAN PERTANIAN Pembangunan pertanian menempati prioritas utama dalam pembangunan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonosobo tidak lepas dari pertumbuhan sektor pertanian secara umum yang

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM SESUAI RPJMD BESERTA PERMASALAHAN DAN SOLUSI

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM SESUAI RPJMD BESERTA PERMASALAHAN DAN SOLUSI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM SESUAI RPJMD 0-06 BESERTA PERMASALAHAN DAN SOLUSI NO II URUSAN PILIHAN PERTANIAN Program Pengembangan Agribisnis Kinerja Program Meningkatnya aktivitas ekonomi regional

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA SKPD DINAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA SKPD DINAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA SKPD DINAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan,

Lebih terperinci

Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran

Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (1) (2) (3) 1) Jumlah produksi (ton) komoditas tebu minimal memenuhi 90% dari kebutuhan

Lebih terperinci

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan

Lebih terperinci

IV.C.1. Urusan Pilihan Perikanan

IV.C.1. Urusan Pilihan Perikanan C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN Kebijakan pengembangan perikanan ke depan akan lebih didominasi oleh kegiatan perikanan budidaya. Kegiatan perikanan budidaya diprediksi mampu menaikkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) SUMBER DANA (INTERNAL DAN EKSTERNAL) 1 Meningkatnya layanan masyarakat tanbunakhut

Lebih terperinci

Tabel IV.C.2.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Pertanian Tahun 2013

Tabel IV.C.2.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Pertanian Tahun 2013 2. URUSAN PERTANIAN Pembangunan urusan pertanian menempati prioritas utama dalam pembangunan ekonomi nasional maupun daerah. Kedudukan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi daerah adalah cukup nyata

Lebih terperinci

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Wonosobo dengan kondisi geografis pegunungan dan panorama alam yang memukau merupakan kekayaan alam yang tak ternilai bagi potensi pariwisata. Selain itu budaya dan keseniannya

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Tahun Anggaran 2016

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Tahun Anggaran 2016 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPPA SKPD 2.2 PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Tahun Anggaran 2016 Urusan Pemerintahan : 2 Urusan Pilihan Bidang Pemerintahan : 2. 01 Pertanian

Lebih terperinci

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN Anggaran : 207 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 3. 03 Urusan Pilihan Pertanian Organisasi : 3. 03. 0 Dinas

Lebih terperinci

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN SASARAN 1 : Meningkatkan ketersediaan pangan utama (food availability) SASARAN : INDIKATOR KINERJA : KINERJA PROGRAM : INDIKATOR KINERJA :

Lebih terperinci

II. PENGUKURAN KINERJA

II. PENGUKURAN KINERJA Kota Prabumulih 2 II. PENGUKURAN KINERJA Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan merumuskan 3 misi utama dalam mencapai visi organisasi, setiap misi mempunyai 3 sasaran yang mengacu

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 50

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 50 Kota Prabumulih 50 III.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Rutin, Pembangunan dan Penerimaan Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015 RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir RKAP SKPD 2.2 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015 Urusan Pemerintahan : 2 Urusan Pilihan Bidang Pemerintahan : 2. 01 Pertanian Unit

Lebih terperinci

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 A. Program. Sebagai upaya untuk mewujudkan sasaran pembangunan peternakan ditempuh melalui 1 (satu) program utama yaitu Program Pengembangan Agribisnis. Program ini bertujuan

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 8 Tahun 201 1 Oktober 201 PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 35

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 35 Kota 35 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA III.1. EVALUASI KINERJA Pengukuran Kinerja memberikan informasi terhadap hasil realisasi dari petetapan kinerja yang sudah melalui proses anggaran (budgeting process).

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN SASARAN 1 2 3 4 5 6 7 8 Prosentase layanan 100% Program Pelayanan Peningkatan dan Pengelolaan Input : Dana Rp 1.004.854.000,00 adminstrasi Administrasi Perkantoran Administrasi Perkantoran : Terpenuhinya

Lebih terperinci

RENCANA AKSI TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

RENCANA AKSI TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN Meningkatkan Ketersediaan Beras 10.036 Ton, Jagung 463 Ketersediaan utama Ketahanan Ton, Kedelai 6.806 Ton, Daging Ketersediaan, Utama (Food Availability) (food availability) (/Perkebuna n) 24.547 Ton,

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Tahun Anggaran 2015

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Tahun Anggaran 2015 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPA SKPD 2.2 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Tahun Anggaran 20 Urusan Pemerintahan : 2. 0 Urusan Pilihan Pertanian Organisasi :

Lebih terperinci

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN 8 III. AKUNTABILITAS KEUANGAN Total alokasi dana Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan yang tercantum dalam Perubahan Anggaran Tahun 205 adalah.44.987.2 dengan realisasi 4.33.59.7,00..

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan sektor pertanian melalui peningkatan kontribusi subsektor tanaman pangan dan hortikultura merupakan salah satu upaya untuk memperkuat perekonomian

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp) BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2009 3.1. Program dan Kegiatan Dinas Pertanian Tahun 2008 Program yang akan dilaksanakan Dinas Pertanian Tahun 2008 berdasarkan Prioritas Pembangunan Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian 6. URUSAN PERINDUSTRIAN Urusan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi yaitu sebagai pemicu kegiatan ekonomi lain yang berdampak ekspansif atau meluas ke berbagai sektor

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015 KABUPATEN BANGGAI

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015 KABUPATEN BANGGAI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015 KABUPATEN BANGGAI NAMA : DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANGGAI Kode dan Program/ 2.01.01 01.01 01 Program 01 Penyediaan jasa surat menyurat 02 Penyediaan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

Tabel IV.B.12.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketenagakerjaan tahun 2010

Tabel IV.B.12.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketenagakerjaan tahun 2010 12. URUSAN KETENAGAKERJAAN Pembangunan bidang ketenagakerjaan dewasa ini masih menghadapi berbagai permasalahan antara lain tingginya tingkat pengangguran, terbatasnya penciptaan dan perluasan kesempatan

Lebih terperinci

4.b PENETAPAN KINERJA (PK) TAHUN 2014 (SEKRETARIS & KEPALA BIDANG)

4.b PENETAPAN KINERJA (PK) TAHUN 2014 (SEKRETARIS & KEPALA BIDANG) 4.b PENETAPAN KINERJA (PK) TAHUN 2014 (SEKRETARIS & KEPALA BIDANG) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Bidang : Sekretariat No Sasaran Program/Kegiatan

Lebih terperinci

IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian 2. URUSAN PERTANIAN

IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian 2. URUSAN PERTANIAN 2. URUSAN PERTANIAN Sektor pertanian berperan penting terhadap perekonomian daerah, sumbangannya terhadap pendapatan daerah di luar minyak dan gas bumi serta dalam perekonomian rakyat tidak bisa di abaikan.

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014 SKPD No Misi dan kebijakan : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Program yang direncanakan CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014 Indikator Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan 3. URUSAN KEHUTANAN Kabupaten Wonosobo secara topografis memiliki bentang alam pegunungan dan berbukit dengan kisaran ketinggian antara 270 meter sampai dengan 2250 meter di atas permukaan laut,dengan

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 SKPD : DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN NO NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN PLAFON ANGGARAN LOKASI SUMBER KELUARAN

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO Tahun Anggaran 2016 Urusan Pemerintahan : 2. 01 Urusan Pilihan Pertanian Organisasi : 2. 01. 01 DINAS PERTANIAN Sub

Lebih terperinci

Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.C.5.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kepariwisataan Tahun 2013

Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.C.5.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kepariwisataan Tahun 2013 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Sektor pariwisata sebagai salah satu kegiatan ekonomi yang cukup penting mempunyai peran dalam memacu pembangunan. Pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Rencana Kerja (Renja) Dinas Peternakan Kabupaten Bima disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut : 1) Untuk merencanakan berbagai kebijaksanaan dan strategi percepatan

Lebih terperinci

Rencana Tahun No Alokasi Realisasi % (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) A. Kebutuhan Dana/ Pagu Indikatif

Rencana Tahun No Alokasi Realisasi % (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) A. Kebutuhan Dana/ Pagu Indikatif 77. SKPD : DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN No Realisasi % A BELANJA TIDAK LANGSUNG 1 Belanja Hibah Pengembangan Padi Organik Terlaksananya pengembangan padi organik Kec. Kaloran, Selopampang,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

IV.B.26. Urusan Wajib Perpustakaan

IV.B.26. Urusan Wajib Perpustakaan 26. URUSAN PERPUSTAKAAN Perpustakaan merupakan tempat atau sarana untuk mengakses informasi. Perpustakaan semula didefinisikan sebagai tempat di mana terdapat kumpulan atau koleksi buku. Menyimak perkembangan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Tujuan Sasaran RPJMD Kinerja Utama Program dan Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

Lampiran 4.b Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Pagu Indikatif Urusan Pertanian Kabupaten Bandung KONDISI AWAL 2015

Lampiran 4.b Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Pagu Indikatif Urusan Pertanian Kabupaten Bandung KONDISI AWAL 2015 Lampiran 4.b Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Pagu Indikatif Urusan Pertanian 2016- Kabupaten Bandung TUJUAN SASARAN INDIKATOR AWAL PROGRAM/KEGIATAN 2.01 1 1 Program Pelayanan Administrasi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Anggaran : 206 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 2. 0 Urusan Pilihan Pertanian Organisasi : 2. 0. 0 Pertanian,

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR LAMPIRAN - 3

Lebih terperinci

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN 8.1. Rekomendasi Kebijakan Umum Rekomendasi kebijakan dalam rangka memperkuat pembangunan perdesaan di Kabupaten Bogor adalah: 1. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, adalah

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) 9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses PROGRAM DAN KEGIATAN. A. Program Kegiatan Lokalitas Kewenangan SKPD. Program kerja operasional pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1. Usahatani padi organik masih sangat sedikit dilakukan oleh petani, dimana usia petani padi organik 51

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK Yang terhormat: Hari/Tanggal : Senin /11 Pebruari 2008 Pukul : 09.00 WIB Bupati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Anggaran : 208 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 3. 03 Urusan Pilihan Pertanian Organisasi : 3. 03. 0 Ketahanan

Lebih terperinci

IV.B.3. Urusan Wajib Lingkungan Hidup

IV.B.3. Urusan Wajib Lingkungan Hidup 3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP Pengelolaan lingkungan hidup merupakan isu strategis dan hal penting dalam pembangunan. Pada hakekatnya "pembangunan" itu mengandung implikasi perubahan yang direncanakan. Perubahan

Lebih terperinci

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana. 12 bulan Rp ,00 APBD awal: akhir: 12 Bulan Rp ,00 APBD awal: akhir:

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana. 12 bulan Rp ,00 APBD awal: akhir: 12 Bulan Rp ,00 APBD awal: akhir: RENCANA UMUM PENGADAAN Melalui Swakelola K/L/D/I TAHUN ANGGARAN : 207 Fasilitasi Pengelolaan Program Kegiatan Pemerintah Pusat dan Provinsi 2 Monitoring dan Evaluasi SKPD 3 Pemeliharaann Rutin/Berkala

Lebih terperinci

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO 10.1. Kebijakan Umum Penduduk Kabupaten Situbondo pada umumnya banyak

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016 SEKRETARIS PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SEKRETARIS 3.732.008.000 PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016 1 Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat 36.000.000

Lebih terperinci

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA DEPOK

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA DEPOK RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 06 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 07 PEMERINTAH KOTA DEPOK Nama OPD :.0.0. DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN Halaman dari 6 Indikator Rencana Tahun 06 (Tahun Rencana)

Lebih terperinci

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon. Rencana Tahun Target Capaian Kinerja

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon. Rencana Tahun Target Capaian Kinerja Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon Nama SKPD : DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KOTA AMBON Indikator Rencana Tahun 2015 2 URUSAN PILIHAN 2.01

Lebih terperinci

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembagunan pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, yang memiliki warna sentral karena berperan dalam meletakkan dasar yang kokoh

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian

Lebih terperinci

IV.B.5.Urusan Wajib Penataan Ruang

IV.B.5.Urusan Wajib Penataan Ruang 5. URUSAN PENATAAN RUANG Tujuan dari perencanaan tata ruang adalah mewujudkan ruang wilayah yang memenuhi kebutuhan pembangunan dengan senantiasa berwawasan lingkungan, efisiensi dalam alokasi investasi,

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014 MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014 No Program/ Kegiatan Rincian Pekerjaan 1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 1.1 Kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA A. Program dan Indikasi Kegiatan Program merupakan instrumen kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

Penjabaran dari urusan Kependudukan dan Catatan Sipil kami uraikan sebagai berikut :

Penjabaran dari urusan Kependudukan dan Catatan Sipil kami uraikan sebagai berikut : 11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Urusan kependudukan dan catatan sipil mempunyai nilai strategis di bidang perencanaan, pengembangan dan penanganan permasalahan pembangunan. Idealnya kebijakan

Lebih terperinci

terealisasi sebesar Rp atau 97,36%. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :

terealisasi sebesar Rp atau 97,36%. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : 7. URUSAN PERDAGANGAN Urusan perdagangan merupakan salah satu pembangunan ekonomi yang mempunyai peran strategis, terutama dalam mendukung kelancaran penyaluran arus barang dan jasa, memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya berperan dalam pembentukan

Lebih terperinci

4.2.1 URUSAN PILIHAN PERTANIAN

4.2.1 URUSAN PILIHAN PERTANIAN 4.2.1 PILIHAN PERTANIAN 4.2.1.1 KONDISI UMUM Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan Kota Semarang terutama dalam pengentasan kemiskinan. Penduduk Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya 1-1,5 ton/ha, sementara jumlah penduduk pada masa itu sekitar 90 jutaan sehingga produksi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH NOMOR : 1 TAHUN 2014 TANGGAL : 29 JANUARI 2014 PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

JUMLAH ANGGARAN DAN REALISASI KEGIATAN TAHUN ANGGARAN Anggaran (Rp)

JUMLAH ANGGARAN DAN REALISASI KEGIATAN TAHUN ANGGARAN Anggaran (Rp) JUMLAH ANGGARAN DAN REALISASI KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2015 No. Program/Kegiatan I. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran II. III. IV. Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Penyediaan jasa surat menyurat

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian Kabupaten Lebak

Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Sasaran RKPD yang akan dicapai dalam Renja SKPD : Meningkatkan Perekonomian Daerah Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) 231590 Garut PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 1 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS

Lebih terperinci

IV.B.25. Urusan Wajib Kearsipan 25. URUSAN KEARSIPAN

IV.B.25. Urusan Wajib Kearsipan 25. URUSAN KEARSIPAN 25. URUSAN KEARSIPAN Arsip merupakan dokumen yang sangat penting dalam tata kelola pemerintahan, sehingga perlu dikelola secara terorganisir dan sistematis. Pengertian Arsip itu sendiri adalah rekaman

Lebih terperinci

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi Sebagai penjabaran Visi Pemerintah Kabupaten Lamandau yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Terlaksananya

Lebih terperinci

2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK 2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) PEMERINTAH KABUPATEN SIAK SKPD : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN

Lebih terperinci