BAB I PENDAHULUAN. Dinamika sosial merupakan problematika yang biasa dalam era persaingan
|
|
- Indra Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dinamika sosial merupakan problematika yang biasa dalam era persaingan bebas, pesatnya laju pertumbuhan penduduk menjadi suatu masalah sekaligus peluang bisnis bagi para pengusaha properti. Meningkatnya jumlah penduduk menuntut penyediaan hunian yang layak, tapi hal itu masih sejalan dengan pemikiran yang lama. Dalam pemikiran yang baru orang-orang beranggapan bahwa setiap hal yang dapat memiliki prestige dapat meningkatkan status sosial mereka dalam masyarakat, hal ini pula yang mendorong pola hidup konsumtif. Berkat arus informasi dan komunikasi kehidupan manusia semakin modern hingga para pengembang atau kontraktor properti mulai berfikir untuk menyediakan tempat hunian yang berkualitas, elegan dan berkesan mewah hingga memberikan prestige tersendiri bagi para pemiliknya. Sama halnya dengan para pengembang atau kontraktor properti, para pengembang hotel, Mall, dan tempat perbelanjaan juga memiliki keinginan untuk membuat tempatnya lebih elegan dan mewah demi kenyamanan pengunjung hingga membuat mereka merasa betah dan ingin berlama-lama dalam tempat tersebut. Contoh sederhana yaitu toilet, bandingkan toilet yang ada di tempat umum contohnya terminal dimana toilet beralaskan lantai plesteran semen. Sebersih apapun toilet tersebut tetap saja membuat orang yang masuk kedalamnya tidak akan merasa nyaman karena kesan yang kumuh dan kotor. Bandingkan dengan 1
2 2 toilet yang ada di tempat pengisian bahan bakar atau pom bensin, meski samasama toilet umum namun alas keramik membuatnya terlihat lebih bersih dan nyaman untuk digunakan. Alasan yang sederhana seperti itu menuntut para pengembang untuk menggunakan bahan yang berkualitas dan memiliki kesan yang mewah salah satunya yaitu penggunaan marmer baik untuk lantai, lapis dinding, meja, bathtub, kitchen set dan perlengkapan lainnya. Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari batu gamping atau dolomit. Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit. Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi. Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Dengan kata lain marmer adalah produk alam yang dihasilkan oleh gejala alam sehingga karakteristik marmer berbeda beda meski dari daerah tambang yang sama. Tidak ada dua potongan marmer yang sama, variasi warna, pola urat warna, dan atribut alam memberikan mereka kecantikan yang khas. Tingginya permintaan marmer menuntut para produsen marmer untuk lebih produktif ditengah persaingan dan minimnya sumber daya sehingga mereka harus berupaya lebih dalam mengoptimalkan produksi.
3 3 Untuk hal itu produktivitas perusahaan marmer harus dijaga dan ditingkatkan sebisa mungkin hingga penggunaan sumber daya lebih optimal dan efektif, dengan demikian perusahaan dapat tetap berjalan ditengah persaingan yang ketat dan tingginya tingkat permintaan dari konsumen. Produktivitas yang harus ditingkatkan adalah produktivitas tenaga kerja, modal, material, dan energi yang menginduk pada kajian manajemen operasional. Menurut Jay Heizer dan Berry render (2006: 4) dalam bukunya Operations Management mengemukakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Sedangkan menurut Manahan (2004: 13) dalam bukunya Manajemen Operasional mendefinisikan manajemen operasional sebagai manajemen proses konversi, dengan bantuan fasilitas seperti: tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen masukan (inputs) yang diubah menjadi keluaran yang diinginkan. Dengan kata lain manajemen operasional dapat diartikan sebagai penggunaan fungsi-fungsi manajemen (Planing, Organizing, Actuating, and Controling) sedemikian rupa dalam proses transformasi berbagai sumber daya (inputs) dengan bantuan fasilitas operasional yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Terdapat sepuluh keputusan strategi manajemen operasional yaitu mengenai desain barang dan jasa, mengelola kualitas, strategi proses, strategi lokasi, strategi tata letak, sumber daya manusia, manajemen rantai pasokan, manajemen persediaan, penjadwalan, dan pemeliharaan.
4 4 Kesepuluh putusan strategi tersebut dilakukan guna mencapai produktivitas yang optimal. Sebagian besar orang berfikir bahwa manajemen operasi hanya terfokus pada proses produksi semata dimana jika input yang ada dapat menghasilkan output yang optimal maka produktivitasnya tinggi. Menurut Mali dalam Gaspersz (2000:18) istilah produktivitas seringkali disamakan dengan istilah produksi. Pengertian produktivitas sangat berbeda dengan produksi. Tetapi produksi merupakan salah satu komponen dari usaha produktivitas, selain kualitas dan hasil keluarannya. Produksi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan hasil keluaran dan umumnya dinyatakan dengan volume produksi, sedangkan produktivitas berhubungan dengan efisiensi penggunaan sumber daya (masukan dalam menghasilkan tingkat perbandingan antara keluaran dan masukan). Produktivitas sering dikaitkan dengan manajemen sumber daya manusia, dimana seakan-akan produktivitas hanyalah berkaitan dengan kinerja dari sumber daya manusia. Dalam pembahasan Produktivitas tentang manajemen operasional ini memang terdapat unsur produktivitas sumber daya manusia yaitu tenaga kerja, namun dikaji dalam konteks manajemen operasional. Selain dari sumber daya manusia terdapat tolak ukur lainnya dalam menentukan produktivitas total yaitu modal, kewirausahaan, sumber daya fisik alam, dan sumber daya informasi. Keseluruhan tolak ukur tersebut lajim disebut sebagai faktor produksi. Faktor produksi adalah keseluruhan sumber daya dasar yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan output.
5 5 Mengukur produktivitas total berdasarkan faktor produksi tidaklah semudah yang diperkirakan karena ada beberapa bagian yang lebih rumit untuk diukur seperti kewirausahaan dan sumber daya informasi sehingga pengukuran parsial lebih mudah digunakan dari pengukuran produktivitas total. Namun pengukuran produktivitas parsial bisa saja tidak tepat jika pengukurannya tidak melalui proses yang benar, dengan kata lain pengukuran produktivitas parsial lebih mudah digunakan jika mengerti bagaimana menerapkannya. Produktivitas parsial sering juga disebut produktivitas faktor tunggal (single-factor productivity) yang menunjukan perbandingan antara output dengan salah satu faktor yang dipergunakan untuk menghasilkan output tersebut. (Gasperz, 2000: 32). Berbicara tentang produktivitas memang selalu menarik, hampir tidak ada batasan telaah produktivitas karena selalu saja ada faktor yang mempengaruhinya dimana faktor-faktor tersebut tidaklah baku seperti halnya pembagian bilangan prima ataupun rumusan-rumusan yang ada dalam keuangan. Penentuan produktivitas setiap perusahaan berbeda-beda tergantung konsep yang diterapkan dan tolak ukur yang digunakan sebagai penilaian dan ada kalanya satu tolak ukur beranak menjadi beberapa aspek penilaian. Contohnya adalah faktor sumber daya manusia atau tenaga kerja yang mungkin saja dapat dinilai bagaimana kinerja sumber daya manusia atau tenaga kerja yang baik akan meningkatkan produktivitas atau dikembangkan menjadi beberapa aspek seperti halnya waktu yang digunakan pekerja dalam suatu proses produksi, kontribusi fisik dan intelektualnya, serta hal-hal lainnya yang dapat berkenaan dengan manajemen sumber daya manusia.
6 6 Dalam tulisan ini produktivitas parsial pada manajemen operasional saling berkaitan dengan bidang manajemen yang lainnya seperti manajemen sumber daya manusia yang berkenaan dengan tenaga kerja dan manajemen keuangan yang berkenaan dengan modal. Dari uraian tersebut terlihat bahwa produktivitas merupakan hal yang flexible karena tidak dapat ditentukan dengan baku, namun kita dapat mengukurnya dengan tolak ukur tertentu sesuai dengan yang dijalankan oleh perusahaan. Seperti halnya dalam produksi marmer dari perusahaan PT. PUMARIN (Pusaka Marmer Indahraya) yang beralamatkan di Jl. Raya Padalarang-Cipatat, Citatah Padalarang kabupaten Bandung Barat. Hasil produksi marmer tidak dapat dihitung dengan sekala unit dikarenakan bahan baku produksi yang berupa bongkahan batu dengan skala hitungan kubik memiliki karakteristik yang tidak pasti dimana tidak ada standar hasil dari setiap bongkahan batu yang diperoleh semisal jika satu bongkahan batu dengan ukuran 8 m 3 menghasilkan 200 lembar marmer dengan ukuran 40cm 2 dan bongkahan batu lainnya dengan ukuran 10 m 3 hanya menghasilkan 160 lembar marmer dengan ukuran 40 cm 2. Perbedaan hasil yang didapat tersebut dikarenakan karakteristik yang terdapat dalam setiap bongkahan batu tersebut. Dengan demikian pengukuran dilakukan melalui penilaian nilai keuangan dari biaya dan perolehan atau penghasilan dalam rupiah.
7 7 Berikut data yang tercantum dalam nilai uang dari tahun 2007 hingga Tabel 1.1. Ikhtisar Keuangan Tahun Berakhir Dalam Jutaan Rupiah 31 Desember Penjualan Bersih Biaya Tenaga Kerja Modal Input Material Biaya Energi Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN Data diatas merupakan data yang penulis dapatkan secara langsung dari perusahaan, data tersebut dihitung berdasarkan data tahunan yang berakhir per 31 Desember periode 2007 sampai 2011 mengenai penjualan bersih, biaya energi, biaya modal, biaya input material dan biaya tenaga kerja. Dengan data diatas kita dapat menghitung gambaran produktivitas total serta produktivitas parsial tenaga kerja, produktivitas material, produktivitas energi, dan produktivitas modal sebagai berikut : Tabel 1.2. Produktivitas Total Rumus Tahun Dalam Jutaan Rupiah Output Input Produktivitas , , , , ,01 Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN
8 8 Produktivitas total merupakan produktivitas keseluruhan yang dihitung dengan membandingkan output total dengan input total. Data di atas membandingkan output total dengan input total dari PT. PUMARIN pada periode 2007 sampai Tabel 1.3. Produktivitas Parsial Tenaga Kerja Rumus Tahun Dalam Jutaan Rupiah Output Input Produktivitas , , , , ,44 Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN Produktivitas parsial tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas parsial hasil dari pembagian output total perusahaan periode 2007 sampai 2011 oleh input tenaga kerja perusahaan periode 2007 sampai Tabel 1.4. Produktivitas Parsial Modal Rumus Tahun Dalam Jutaan Rupiah Output Input Produktivitas , , , , ,02 Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN
9 9 Produktivitas parsial modal merupakan ukuran produktivitas parsial hasil dari pembagian output total perusahaan periode 2007 sampai 2011 oleh input modal perusahaan periode 2007 sampai Tabel 1.5. Produktivitas Parsial Material Rumus Tahun Dalam Jutaan Rupiah Output Input Produktivitas , , , , ,12 Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN Produktivitas parsial material merupakan ukuran produktivitas parsial hasil dari pembagian output total perusahaan periode 2007 sampai 2011 oleh input material perusahaan periode 2007 sampai Tabel 1.6. Produktivitas Parsial Energi Rumus Tahun Dalam Jutaan Rupiah Output Input Produktivitas , , , , ,19 Sumber: Diolah dari laporan keuangan PT. PUMARIN
10 10 Produktivitas parsial energi merupakan ukuran produktivitas parsial hasil dari pembagian output total perusahaan periode 2007 sampai 2011 oleh input energi perusahaan periode 2007 sampai Berikut grafik tingkat produktivitas Total serta Produktivitas Parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi pada periode 2007 sampai Tenaga Kerja Modal Material Energi Total Gambar 1.1. Grafik Tingkat Produktivitas Parsial Sumber: Diolah dari hasil perhitungan produktivitas parsial output/input Dari hasil perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa tren produktivitas parsial tenaga kerja mengalami penurunan karena peningkatan biaya upah pegawai yang dipengaruhi standar upah minimum regional dan biaya lainnya yang berkaitan dengan tenaga kerja, tren produktivitas parsial material mengalami penurunan karena peningkatan biaya material yang dipengaruhi pasokan material, tren produktivitas energi mengalami peningkatan karena biaya energi yang menurun karena dipengaruhi pengoptimalan penggunaan energi, tren produktivitas modal mengalami penurunan akibat dari peningkatan modal yang disertai penurunan pengembalian modal.
11 11 Dalam skema produktivitas terdapat alur yang menunjukan posisi produktivitas berada di akhir sistem dimana produktivitas tidak mempengaruhi input, proses, dan output sebelum produktivitas tersebut di ukur. Namun setelah pengukuran dan evaluasi, produktivitas menghasilkan umpan balik untuk pengendalian sistem produksi agar meningkatkan produktivitas terus menerus sehingga menjaga performansi dari input proses dan output. Pengukuran produktivitas bukanlah suatu ukuran yang sekali pakai dimana ketika usai digunakan dalam suatu periode waktu tertentu tidak digunakan lagi dalam periode waktu lainnya. Pengukuran produktivitas selalu berkesinambungan dan saling berkaitan meski tidak secara baku namun pengukuran yang telah dilakukan dapat digunakan kembali sebagai acuan dalam pengukuran berikutnya baik dalam berupa masalah yang menimbulkannya maupun solusi penyelesaiannya. PT. PUMARIN merupakan salah satu pelopor industri batu marmer di kawasan Citatah Padalarang, namun persaingan bisnis tidak akan melihat pada seberapa lama perusahaan berdiri hingga pemasok bahan baku akan lebih bersimpati dan menyuplai penuh bahan baku. Yang terjadi dalam suatu persaingan bisnis adalah yang memberikan penawaran lebih tinggi yang mendapatkan pasokan. Meskipun setiap industri marmer memiliki hak guna lahan tersendiri dari Perum. Perhutani dalam mengelola dan menambang batu sebagai bahan baku, adakalanya ketika permintaan pasar meningkat sedang pemenuhan kebutuhan bahan baku dari tambang yang dikelola tidak mencukupi maka PT. PUMARIN harus mencari pasokan dari penambang batu lain.
12 12 Selain dari bahan baku, tenaga kerja merupakan input yang sangat penting dalam sebuah proses produksi. Tenaga kerja yang berkualitas tentu akan menunjang proses produksi dengan baik. PT. PUMARIN memiliki 231 tenaga kerja dimana 113 diantaranya merupakan tenaga kerja tetap dan 118 lainnya merupakan pegawai kontrak atau borongan. Secara umum pekerja dari bagian produksi merupakan orang orang yang telah lama bekerja di PT. PUMARIN sehingga mereka lebih menguasai kegiatan produksi dan pengerjaan pengolahan bahan baku sesuai dengan permintaan pasar. Kenaikan UMR atau upah minimum regional tidaklah menjadi suatu hambatan karena perusahaan menyadari peran para tenaga kerja yang sangat berpengaruh hingga telah memberikan upah lebih tinggi dari UMR Kabupaten Bandung Barat yang ditetapkan sebesar RP Banyak hal yang dapat merugikan perusahaan salah satunya adalah pemborosan biaya akibat kesalahan dalam proses produksi. Pengukuran produktivitas merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki pemborosan tersebut sehingga penulis mengambil judul ANALISIS PRODUKTIVITAS PARSIAL TENAGA KERJA, MODAL, MATERIAL, DAN ENERGI yang di aplikasikan pada PT. PUMARIN untuk mengkaji masalah yang ada secara teoritis dan faktual yang terjadi di lapangan.
13 Identifikasi dan Rumusan Masalah Identifikasi Masalah Konsep produktivitas dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasi. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi organisasi melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (output). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas. Kedua pengertian produktivitas tersebut mengandung cara atau metode pengukuran tertentu yang secara praktek sukar dilakukan. Kesulitan-kesulitan itu dikarenakan, pertama karakteristik-karakteristik kepribadian individu bersifat kompleks, sedangkan yang kedua disebabkan masukan-masukan sumber daya bermacam-macam dan dalam proporsi yang berbeda-beda. Banyak yang mempengaruhi produktivitas, yaitu faktor langsung dan tidak langsung namun yang akan saya bahas mengenai produktivitas dimensi organisasi dalam produksi yang kaitannya dengan manajemen operasional dengan penggunaan fasilitas operasional yang mempengaruhi output produksi diantaranya adalah: tenaga kerja, modal, material dan energi.
14 14 Produktivitas perusahaan tidak dapat diketahui begitu saja tanpa adanya pengukuran, gejala-gejala seperti meningkatnya hasil produksi, menurunnya hasil produksi, kenaikan biaya operasional tidak dapat dikatakan sebagai peningkatan produktivitas maupun penurunan produktivitas. Gejala-gejala tersebut dapat dianggap sebagai gejala yang mempengaruhi produktivitas. Ada banyak cara untuk mengukur produktivitas diantaranya dengan membandingkan output dengan input, kemudian berdasarkan perubahan produktivitas periode waktu tertentu yang biasa diukur dengan menggunakan pengukuran angka indeks hingga dapat terlihat peningkatan atau penurunan yang terjadi. Terdapat dua model pengukuran angka indeks yaitu model Mundel dan model APC. Dari kedua model pengukuran angka indeks tersebut memiliki cara pengukuran berbeda yang akan dijelaskan dengan rumus berikut: Model Mundel Model APC { } Pada model Mundel AOMP menyatakan output agregat untuk periode yang diukur, RIMP menyatakan input agregat untuk periode yang diukur, AOBP menyatakan. Output agregat untuk periode dasar, dan RIBP menyatakan input agregat untuk periode dasar. Sedangkan pada model APC indeks produktivitas dapat diperoleh dengan membagi indeks profitabilitas yang merupakan hasil dari
15 15 perbandingan antara hasil penjualan dengan biaya-biaya dengan indeks perbaikan harga yang merupakan perubahan dalam harga output perusahaan terhadap input. Jika saya sederhanakan menjadi rumus yang kedua maka O 2 menyatakan output periode yang diukur, I 2 menyatakan input periode yang diukur, O 1 menyatakan output periode dasar, dan I 1 menyatakan input periode dasar. Sekilas rumus APC yang disederhanakan hanya istilahnya saja yang berbeda sedangkan konsep pengukurannya sama dengan model Mundel, namun perbedaan terdapat pada pengukuran input periode yang diukur. Jika pada model mundel input yang diukur dinilai berdasarkan nilainya sendiri maka pada model APC input yang diukur berdasarkan nilai harga periode dasar dengan anggapan harga konstan. Karena perbedaan cara pengukuran angka indeks ini, maka berdasarkan data yang ada harus ada solusi pengukuran angka indeks mana yang lebih mudah digunakan dalam kasus pengukuran produktivitas PT. PUMARIN. Jika hasil pengukuran menunjukan penurunan maka harus dilakukan analisis untuk mencari penyebab atau masalah yang menimbulkan penurunan tersebut Rumusan Masalah Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas. Dalam penelitian peniliti berfokus pada permasalahan, yaitu: a. Bagaimana gambaran produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi periode di PT. PUMARIN. b. Bagaimana gambaran produktvitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi berdasarkan laporan perubahan produktivitas periode di PT.
16 16 PUMARIN dengan menggunakan pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan angka indeks model mundel dan model APC (The American Produktivity Center Model). c. Bagimana analisis produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi di PT. PUMARIN dengan menggunakan metode five whys Kaoru Ishikawa. d. Dengan menggunakan uji beda, metode pendekatan angka indeks mana yang lebih praktis untuk digunakan perusahaan Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. Gambaran produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi, periode di PT.PUMARIN. b. Gambaran produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi berdasarkan laporan perubahan produktivitas periode di PT. PUMARIN dengan menggunakan pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan angka indeks model mundel dan APC (The American Produktivity Center Model). c. Hasil analisis produktivitas parsial tenaga kerja,modal, material, dan energi di PT. PUMARIN dengan menggunakan metode five whys Kaoru Ishikawa.
17 17 d. Metode Pendekatan angka indeks yang lebih praktis untuk digunakan perusahaan, berdasarkan hasil dari uji beda Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu manajemen khususnya manajemen operasional dalam kaitannya dengan produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi Kegunaan Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk : a. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur penilaian tingkat produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi yang merupakan acuan untuk melihat seberapa besar efektivitas proses produksi yang dijalankan perusahaan. Selain itu juga dapat menjadi referensi dalam melakukan perbaikan dan peningkatan produktivitas parsial tenaga kerja, modal, material, dan energi secara terus menerus. b. Bagi Penelitian selanjutnya, secara umum penelitian ini bisa dijadikan untuk penelitian lanjutan tentang produktivitas perusahaan sejenis. Dengan data yang menunjang penelitian selanjutnya dapat difokuskan pada satu faktor secara detail dengan beberapa aspek yang diujikan.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT. PUMARIN (Pusaka Marmer Indahraya), yaitu sebuah perusahan yang bergerak
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMAKASIH...v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH...v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...xv
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian produktivitas Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (Output) dan masukan (Input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio antara jumlah output yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat oleh karena itu menuntut setiap perusahaan untuk selalu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di dunia Industri dari tahun ketahun berkembang sangat pesat oleh karena itu menuntut setiap perusahaan untuk selalu memiliki kemampuan
Lebih terperinciPENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT.
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT. ITS Jakarta) Robertus Tang Herman*), Faisal Safa*), Rhiren R. Mukti*) Binus University,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produktivitas 1 Produktivitas dapat digambarkan dalam dua pengertian yaitu secara teknis dan finansial. Pengertian produktivitas secara teknis adalah pengefesiensian
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. perlu adanya peningkatan performansi produksi agar mampu. efisien sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang optimal.
BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dalam meningkatkan kemampuan daya saingnya perlu adanya peningkatan performansi produksi agar mampu mempertahankan dan meningkatkan posisinya
Lebih terperinciperusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator
Persaingan bisnis yang sangat kompetitif saat ini menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH. ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE THE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC) (Studi Kasus di PT. Iskandar Tex, Surakarta)
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE THE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC) (Studi Kasus di PT. Iskandar Tex, Surakarta) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS UD ASIKIE MONDE KABUPATEN NGANJUK MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL
ANALISIS PRODUKTIVITAS UD ASIKIE MONDE KABUPATEN NGANJUK MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Program Studi
Lebih terperinciANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI
ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI Bakhtiar, Diana, Fariz Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh bakti66@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS
BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Definisi Produktivitas Definisi secara umum pengertian produktivitas adalah perbandingan masukan dan keluaran. Masukan adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS PARSIAL TERHADAP LABA DI PERUSAHAAN
ANALISIS PRODUKTIVITAS PARSIAL TERHADAP LABA DI PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY) The Partial Productivity Analysis Of The Firm s Earnings (Case Study On PT Jakarana Tama Food
Lebih terperinciJURNAL ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS PADA UD. BALLISTA TAHU CHIPS DI KEDIRI)
JURNAL ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS PADA UD. BALLISTA TAHU CHIPS DI KEDIRI) PRODUCTIVITY MEASUREMENT MODEL ANALYSIS USING MARVIN E. MUNDEL (CASE STUDY
Lebih terperinciatau keluaran yang dihasilkan dari proses.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas merupakan hal yang mendasar yang harus ada pada setiap perusahaan. Setiap industri tentunya akan selalu meningkatkan produktivitas untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelanggan dan mempertahankannya agar perusahaan tersebut berkembang. kebutuhan pelanggan sehingga pelanggan puas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan dalam dunia usaha yang semakin cepat mengharuskan perusahaan untuk merespon perubahan yang terjadi, masalah pokok yang dihadapi perusahaan saat ini adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi adalah bidang yang terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi, dimana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal balik (dua arah) yang sangat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan definisi Operasional
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan definisi Operasional Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 kelompok variable, yaitu variable terikat (dependen) dan variable
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
23 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di PT. IGS yang bertempat di Jl. Gili Sampeng, kemanggisan - Jakarta Barat dan pada bagian ini juga dijelaskan langkah-langkah untuk memecahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat dirasakan sekali pengaruhnya disegala bidang, salah satunya terjadi pada bidang ekonomi. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan, sasaran oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PRODUKTIVITAS 2.1.1. PENDAHULUAN Produktivitas pekerja hanyalah salah satu dari sekitar banyak faktor yang terkait di dalam produktivitas secara keseluruhan, disamping itu
Lebih terperinciBAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.
BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah serangkain kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Barry Render dan Jay Heizer
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi dan Operasi Pada dewasa ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan semakin maju cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan dan
Lebih terperinciMODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN RASIO OUTPUT PER INPUT
MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN RASIO OUTPUT PER INPUT Haryadi Sarjono 1 ABSTRACT Objective of this research is to find model which measure productivity. That measuring uses a ratio
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan dan selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan dan selalu mengembangkan daya saingnya. Berbagai usaha dilakukan untuk mencapai suatu produktivitas yang tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketat. Ditambah lagi banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga persaingan antar perusahaan pun semakin ketat. Ditambah lagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai dengan revolusi di segala bidang, yang membuat faktor-faktor produksi seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian yang sangat berpengaruh dalam perkembangan suatu perusahaan, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan mempunyai tujuan. Tujuan perusahaan adalah mencari laba semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan melakukan operasinya. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan program-program pembangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha semakin ketat, setiap perusahaan dituntut untuk lebih teliti dan berhati-hati dalam melaksanakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta pembangunan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Hakikat pembangunan ini mengandung makna bahwa pembangunan
Lebih terperinciEMA302 Manajemen Operasional
EMA302 - Manajemen Operasional 1 OPERASI DAN PRODUKTIVITAS Materi #2 EMA302 Manajemen Operasional Pengambilan Keputusan Operasi 2 Merupakan elemen penting dalam MO, karena semua pimpinan produksi/operasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo dan Adam Smith tahun 1810. Inti konsep
Lebih terperinciModel Pengukuran Produktivitas
Model Pengukuran Produktivitas Objective Matrix (OMAX) American Productivity Center (APC) Model Craig Haris Marvin E Mundel (1976) Model ini mengukur produktivitas total dengan cara membandingkan antara
Lebih terperinciADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)
Dosen: Christian Ramos K PRODUCTIVITY COSTS (Biaya Produktivitas) ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut) REFERENSI: HANSEN & MOWEN, Managerial Acconting (BOOK) 1 Produktivitas: Pengukuran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini kemajuan sektor ekonomi meningkat dengan pesat, industri berkembang di segala bidang, baik industri barang maupun jasa, sehingga
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Produktivitas Definisi dari produktivitas pertama kali muncul pada tahun 1776 dalam sebuah makalah yang disusun dan ditulis oleh Francis Quesnay
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat cocok dijadikan camilan. Kacang dapat diolah menjadi kacang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan yang memiliki kandungan protein dan lemak yang cukup tinggi serta telah banyak dibudidayakan di Indonesia. Saat ini telah
Lebih terperinciPenetapan Angka Indeks Dalam Pengukuran Produktivitas Perusahaan di PT. Cita Bahana Site Palembang Selatan 70
Penetapan Angka Indeks Dalam Pengukuran Produktivitas Perusahaan di PT. Cita Bahana Site Palembang Selatan 70 Penetapan Angka Indeks Dalam Pengukuran Produktivitas Perusahaan di PT. Cita Bahana Site Palembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip Manajemen Operasi mengemukakan beberapa alasan utama mengenai pentingnya suatu perusahaan menerapkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di era globalisasi seiring dengan semakin ketatnya tingkat kompetisi yang dihadapi. Kemajuan teknologi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Produktivitas, Metode Marvin E. Mundell, Diagram Sebab Akibat, Output
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 14 Nomor 2-2015 ISSN 123.456.7890 PENGUKURAN DAN PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI WOODEN CARPET DI CV NATURAL PALEMBANG Iunike
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan antar perusahaan khususnya antar perusahaan yang sejenis atau masing- masing sektor
Lebih terperinciANALISA PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA DEPARTEMEN PRODUKSI DI PT. MARGA CIPTA PRESISI
ANALISA PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA DEPARTEMEN PRODUKSI DI PT. MARGA CIPTA PRESISI TUGAS AKHIR Program Studi Teknik Industri S-1 Nama : Lince Yuniati NIM : 01602-025 FAKULTAS
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS MELALUI PENDEKATAN THE AMERICAN PRODUCTIVTY CENTER MODEL (Studi Kasus PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional III Malang)
ANALISIS PRODUKTIVITAS MELALUI PENDEKATAN THE AMERICAN PRODUCTIVTY CENTER MODEL (Studi Kasus PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional III Malang) ANALYSIS OF PRODUCTIVITYBY USINGTHE AMERICAN PRODUCTIVITY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun wisatawan mancanegara. Dengan peran ini, Yogyakarta menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia. Propinsi ini kerap dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. majunya gizi pangan, masyarakat semakin sadar akan pentingnya sayuran sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat. Dengan semakin majunya gizi pangan, masyarakat semakin sadar akan pentingnya sayuran sebagai asupan gizi. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah ada maupun menciptakan jenis usaha baru. Hal ini berdampak pada ketatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan kondisi perekonomian, maka dunia industri semakin mendapat tuntutan yang tinggi dari masyarakat. Tuntutan yang dimaksud salah satunya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun tinggi. Produktivitas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan produk.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini mulai memasuki era globalisasi dimana pasar bebas berada didalamnya, dengan keadaan demikian negara bisa dikatan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang terjadi selama ini, banyak menyebabkan para
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha yang terjadi selama ini, banyak menyebabkan para usahawan baru takut dengan persaingan padahal dengan persaingan itu bisa meningkatkan kemampuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dan keinginan manusia terus berkembang dan tidak terbatas
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dan keinginan manusia terus berkembang dan tidak terbatas seiring dengan perkembangan zaman. Manusia tidak lagi mampu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Danbi International adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi bulu mata palsu. PT. Danbi International didirikan di Indonesia pada tahun
Lebih terperinciBAB 3. ASPEK PRODUKSI
BAB 3. ASPEK PRODUKSI A. KONSEP PRODUKSI Sistem produksi yang baik harus mampu menghasilkan produk seperti yang diharapkan. Umumnya, suatu sistem diukur dengan kemampuan memproduksi dalam jumlah dan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perekonomian suatu negara, semakin kuat sector industri modern
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara akan mengalami perubahan struktur perekonomian. Semakin maju perekonomian suatu negara, semakin kuat sector industri modern menggeser sektor pertanian
Lebih terperinciBABH TELAAH PUSTAKA. Sumber daya manusia menempati posisi yang amat strategis dalam
BABH TELAAH PUSTAKA Sumber daya manusia menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang dan jasa. Penggunaan sumber daya manusia dan modal secara ekstensif telah banyak ditinggalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, penyelenggaraan fasilitas kelistrikan untuk umum dikelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, penyelenggaraan fasilitas kelistrikan untuk umum dikelola oleh PT. PLN (Persero). Listrik merupakan bentuk energi siap pakai yang dikonversi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan berupaya guna memenangkan persaingan yang ada di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan akan berupaya guna memenangkan persaingan yang ada di antara perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk sejenis. Untuk mewujudkan hal
Lebih terperinciProduktivitas Bioetanol Menggunakan Metode American Productivity Center (APC): Studi Kasus di PT. Panca Jaya Raharja I.
1 Produktivitas Bioetanol Menggunakan Metode American Productivity Center (APC): Studi Kasus di PT. Panca Jaya Raharja Productivity Measurement of Bioethanol Using American Productivity Center (APC) Methods:
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT)
BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ini berisi penjelasan mengenai hasil analisis yang dilihat posisinya berdasarkan teori dan perencanaan yang ada. Penelitian ini dibahas berdasarkan perkembangan wilayah Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia sekarang ini perkembangannya sangat fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh tingkat perekonomian yang terjadi tergantung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi ini, tingkat perkembangan usaha semakin pesat sehingga menyebabkan tingkat persaingan antar perusahaan yang tinggi. Kondisi ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Manajemen Operasional merupakan serangkaian kegiatan yang membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manajemen Operasional merupakan serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran, serta pengorganisasian untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha semakin kompleks dan ketat. Keunggulan daya saing (competitive advantage) ditentukan oleh
Lebih terperinciApa Yg dimaksud dengan Manajemen Operasi?
MATERI 1 Apa Yg dimaksud dengan Manajemen Operasi? Produksi Manajemen Operasi Untuk membuat barang dan jasa, seluruh organisasi melakukan tiga fungsi : 1. Pemasaran, 2. Produksi/Operasi, 3. Keuangan/akuntansi,
Lebih terperinciKatalog BPS :
Katalog BPS : 9902008.3373 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA SALATIGA TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya. Menurut data http//ciptakarya.pu.go.id (diakses 14 April 2015)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Lampung merupakan kota yang memiliki keberagaman etnis suku dan budaya. Menurut data http//ciptakarya.pu.go.id (diakses 14 April 2015) masyarakat Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang perlu diperhatikan oleh suatu perusahaan, terlebih lagi dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan perkembangan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang perlu diperhatikan oleh suatu perusahaan, terlebih lagi dengan adanya globalisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sekitar 40% resep tablet dikontribusikan untuk produksi obat generik. Jika
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Tablet sebagai obat resep farmasi banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Sekitar 40% resep tablet dikontribusikan untuk produksi obat generik. Jika penyerapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha saat ini khususnya di Indonesia sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat persaingan dunia usaha saat ini khususnya di Indonesia sangat ketat, hal ini dapat diketahui karena setiap perusahaan berusaha untuk dapat merebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sisa Material Menurut Construction Waste Management Guide, sisa material adalah benda yang tidak berbahaya berwujud yang berasal dari aktivitas pembangunan, penghancuran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, distribusi dan logistik telah memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perdagangan dunia. Terlebih lagi persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan yang telah terjadi menjadi semakin meningkat. Persaingan tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha merupakan dampak dari perkembangan perekonomian negara. Perkembangan teknologi, informasi, dan ilmu pengetahuan membuat persaingan yang telah
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Berlian Porter Dayasaing diidentikkan dengan produktivitas atau tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. era globalisasi, berbagai macam skala dan jenis industri telah menyokong
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian di Malang terus berkembang seiring dengan era globalisasi, berbagai macam skala dan jenis industri telah menyokong perekonomian kota Malang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini sangat pesat. Hal itu ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis yang ada di perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara dan juga penyerap banyak tenaga kerja. Indonesia yang sempat menempati posisi ke-5
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teh merupakan salah satu dari komoditas perkebunan sebagai penyumbang devisa negara dan juga penyerap banyak tenaga kerja. Indonesia yang sempat menempati posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat di Indonesia membuat persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini menunjukan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengkoordinasikan penggunaan sumber daya sumber daya yang berupa. sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya dana serta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manajemen operasi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alam,
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Berdasarkan permasalahan yang telah teridentifikasi, disintesakan (dirangkum), dibatasi, dan ditetapkan menjadi tiga pokok permasalahan (faktor),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan agroindustri memiliki tujuan memberi nilai tambah pada produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang semua bekerja secara
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & DASAR TEORI Bab 2 ini menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang membandingkan penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian yang sekarang dilakukan, dan membahas tentang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang mantap sesuai dengan tujuan dan harapan harapan awal dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang bersifat khusus untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu, dan sumber daya yang terbatas (Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan ekonomi nasional yang dapat dicapai melalui pembenahan taraf hidup masyarakat, perluasan lapangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab mengelola proses pengubahan input (dalam bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen operasi merupakan area bisnis yang berfokus pada proses produksi barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan efesien.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aksesoris otomotif bermotor didasarkan oleh perkembangan dari jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor industri manufaktur khususnya industri aksesoris otomotif bermotor didasarkan oleh perkembangan dari jumlah penjualan kendaraan bermotor yang kian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri pada saat sekarang ini menjadi perhatian penting permerintah karena dapat mengembangkan sektor rill pertumbuhan dan pembangunan ekonomi seperti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring berkembangnya era globalisasi, keberhasilan suatu perusahaan atau industri tercermin dari tingginya pencapaian produktivitas perusahaan tersebut. Hal itu menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring dengan peningkatan peradapan manusia menyebabkan persaingan semakin katat. Dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komoditi teh merupakan salah satu andalan dari hasil alam yang diekspor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komoditi teh merupakan salah satu andalan dari hasil alam yang diekspor ke luar negeri, hal ini tentu menjadikan komoditi ini menjadi salah satu perhatian bagi
Lebih terperinciOPERASI DAN PRODUKTIVITAS
EMA302 - Manajemen Operasional 1 OPERASI DAN PRODUKTIVITAS Materi #2 EMA302 Manajemen Operasional Pengambilan Keputusan Operasi 2 Merupakan elemen penting dalam MO, karena semua pimpinan produksi/operasi
Lebih terperinci