KOMNAS PEREMPUAN. Jakarta, 11 Desember 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMNAS PEREMPUAN. Jakarta, 11 Desember 2014"

Transkripsi

1 KERANGKA ACUAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN PUBLIK Perkokoh Pengetahuan, mekanisme HAM perempuan dan Dukungan Bersama Hapuskan Kekerasan terhadap Perempuan untuk Bangsa Indonesia KOMNAS PEREMPUAN Jakarta, 11 Desember 2014 Pendahuluan Sebagai Lembaga Nasional untuk hak asasi perempuan, Komnas Perempuan tak bisa dilepaskan dari kesejarahannya. Lahir sebagai bentuk pertanggungjawaban negara atas desakan masyarakat anti kekerasan terhadap perempuan, utamanya kelompok perempuan atas tragedi massal dan penyerangan seksual terhadap perempuan pada bulan Mei 1998 di Jakarta dan beberapa kota lainnya. Komnas Perempuan dibentuk melalui Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 1998, yang kemudian diperkuat dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2005 sebagai lembaga Negara yang independen. Dengan berdasar pada latar belakang diatas, tujuan utama Komnas Perempuan fokus pada Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) yang dijabarkan menjadi: 1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan penegakkan hak-hak asasi perempuan di Indonesia; 2. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan di Indonesia (Keppres No.181/Tahun 1998, dalam Pasal 4 dan 5). Sebagai mekanisme HAM untuk perempuan, Komnas Perempuan bekerja berlandaskan: 1. Konstitusi, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW) 3. Undang-Undang No. 5 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam atau tidak Manusiawi (CAT) 4. Deklarasi Internasional tentang Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, serta kebijakan-kebijakan lainnya tentang hak asasi manusia. Mandat utama Komnas Peremuan adalah sebagai berikut ini: 1. Menyebarluaskan pemahaman atas segala bentuk kekerasan terhadap perempuan Indonesia dan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan, serta penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan; 2. Melaksanakan pengkajian dan penelitian terhadap berbagai peraturan perundangundangan yang berlaku, serta berbagai instrumen internasional yang relevan bagi perlindungan hak-hak asasi perempuan; 3. Melaksanakan pemantauan, termasuk pencarian fakta dan pendokumentasian kekerasan terhadap perempuan dan pelanggaran HAM perempuan, serta penyebarluasan hasil pemantauan kepada publik dan pengambilan langkah-langkah yang mendorong pertanggungjawaban dan penanganan; 4. Memberi saran dan pertimbangan kepada pemerintah, lembaga legislatif, dan yudikatif, serta organisasi-organisasi masyarakat guna mendorong penyusunan dan pengesahan kerangka hukum dan kebijakan yang mendukung upaya-upaya 1 P a g e

2 pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, serta perlindungan HAM penegakan dan pemajuan hak-hak asasi perempuan; 5. Mengembangkan kerja sama regional dan internasional guna meningkatkan upayaupaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan Indonesia, serta perlindungan, penegakan dan pemajuan hak-hak asasi perempuan. Dengan berlandaskan pada tujuan dan mandat diatas, pada periode , Komnas Perempuan telah mengembangkan Rencana Strategis sebagai pijakan dan arahan kerja untuk masa 5 tahun. Kerja-kerja tersebut dilakukan untuk memperkuat perannya dalam pencegahan dan penanganan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. Adapun rencana strategis tersebut antara lain, yang diuraikan di bawah ini Meningkatnya upaya Negara untuk memenuhi tanggung jawab atas penegakan hakhak perempuan dan penanganan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan serta akar masalahnya meliputi penyempurnaan dan harmonisasi peraturan perundangundangan dan kebijakan sesuai standart konstitusional dan HAM Internasional; penguatan mekanisme pencegahan, pengungkapan dan penyelesaian kasus termasuk pelanggaran HAM masa lalu serta; perubahan perilaku aparat negara agar tanggap terhadap kebutuhan dan hak-hak perempuan korban atas kebenaran, keadilan dan pemulihan. 2. Terbukanya peluang yang lebih besar bagi perempuan korban, kelompok rentan kekerasan dan diskriminasi berlapis, termasuk perempuan miskin, perempuan migran, perempuan dalam prostitusi, perempuan adat, perempuan pekerja rumah tangga, perempuan minoritas seksual dan agama, serta pembela hak asasi perempuan untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengakses hak-haknya atas kebenaran, keadilan, dan pemulihan. 3. Meluas dan menguatnya penyikapan untuk menghapuskan segala bentuk kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan oleh masyarakat, khususnya kelompokkelompok sosial masyarakat yang berpengaruh pada terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan pelanggaran hak asasi perempuan, termasuk lembaga-lembaga, adat dan budaya. 4. Terbangunnya mekanisme komunikasi dan kerjasama sinergis, lintas institusi secara efektif dan berkelanjutan untuk menghapuskan segala bentuk kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan khususnya antar kekuatan masyarakat, komunitas korban, dan negara, baik di tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional; dan 5. Kokohnya Komnas Perempuan sebagai salah satu institusi nasional Hak Asasi Manusia (National Human Rights Institution) yang independen, efektif, terpercaya, partisipatif, dan akuntabel di tingkat nasional, regional dan internasional. Adapun Renstra ini diturunkan kedalam 11 isu krusial tentang Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP). Isu-isu krusial ini dirumuskan dari hasil kerja panjang Komnas Perempuan, baik temuan hasil pemantauan, masukan konsultasi dengan berbagai pihak, maupun temuantemuan kekerasan lain yang kerentanannya masih tinggi, akses keadilan dan mekanisme perlindungan masih jauh, atau hak korban akan kebenaran, keadilan dan pemulihan masih harus dikawal dan diwujudkan. Berikut 11 isu krusial tersebut: (1) KtP akibat pemiskinan perempuan (termasuk migrasi, Pekerja Rumah Tangga, Sumber Daya Alam, buruh, pengungsian dalam penanganan bencana), (2) KtP akibat politisasi identitas dan kebijakan berbasis moralitas dan agama, (3) KtP dalam konteks pelanggaran HAM masa lalu dan konflik, (4) Penguatan mekanisme HAM bagi perempuan, (5) KtP dalam praktik budaya, (6) KtP dalam konteks tahanan dan serupa tahanan, (7) Perempuan Pembela HAM, (8) KtP dalam praktik pemilu dan 1 Rencana Strategis , Komnas Perempuan, P a g e

3 pemilukada, (9) KtP dalam konteks perkawinan dan keluarga, (10) Kekerasan seksual dalam berbagai konteks lainnya (KtP oleh pejabat publik, pendidikan, anggota komunitas, media, dll), (11) KtP terhadap perempuan rentan diskriminasi (penyandang cacat/difabel, dll). Komnas Perempuan juga mengembangkan berbagai strategi, baik menggunakan konstitusi sebagai pijakan membangun keberadaban ham dalam berbangsa, menterjemahkan ham kedalam ranah agama dan budaya, membangun terobosan pemulihan korban dari komunitas, mencari peluang dan ruang strategis kerja bersama dari sejumlah daerah mengimbangi dinamika otonomi daerah, advokasi regional dan internasional untuk mengkontribusikan pengetahuan dan mendorong perbaikan bagi Indonesia. Selain itu Komnas Perempuan juga mengembangkan srategi memperkuat dan mempererat jejaring untuk bersama sama membangun kondisi kondusif penghapusan kekerasan terhadap perempuan, baik gerakan perempuan, komunitas korban, lembaga Negara, jaringan regional dan Internasional dalam rangka pemenuhan mandat dan sekaligus meneguhkan keberadaan Komnas Perempuan sebagai Lembaga Nasional HAM bermandat spesifik. Salah satu strategi utama kerja Komnas Perempuan adalah mengembangkan jejaring, bersinergi dengan mitra strategisnya; dari kelompok gerakan perempuan, komunitas korban, lembaga Negara, jaringan maupun melalui mekanisme regional dan Internasional dalam rangka pemenuhan mandat dan sekaligus meneguhkan keberadaan Komnas Perempuan sebagai Lembaga Nasional HAM bermandat spesifik. Oleh karenanya, lima tahun capaian kerja Komnas Perempuan untuk memenuhi mandatnya, secara keseluruhan dan yang bersifat tematik, penting dikonsultasikan kembali kepada publik, baik dari unsur lembaga negara, komunitas korban, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan mitra strategis Komnas Perempuan lainnya, di tingkat nasional maupun lokal. Untuk memperteguh mekanisme akuntabilitas juga transparansi publik Komnas Perempuan membangun konsultasi Publik yang bertujuan untuk mendapatkan masukan konstruktif baik berbasis refleksi kerja yang sudah dilakukan maupun masukan kedepan dengan analisa prediktif yang tajam dan berkonteks untuk pengawalan ham perempuan serta strategi advokasinya, termasuk isu krusial dan rekomendasi untuk basis kerja kedepan dalam melanjutkan mandat Komnas Perempuan. Tujuan Memberikan gambaran kepada publik tentang mandat KP, rencana dan isu strategis yang menjadi fokus periode ini, kerja-kerja komisioner, capaian yang sudah dilakukan, hambatan dan bacaan analitis tentang konteks HAM di Indonesia serta rekomendasi kedepan. Merawat kesinambungan dan keberlanjutan kerja-kerja KP yang telah dikembangkan bersama mitra. Mendapatkan masukan substantif dan strategis yang memperkokoh rambu-rambu kerja KP untuk 5 tahun mendatang. Output Adanya catatan reflektif dan konstruktif atas kerja-kerja Komnas Perempuan periode 5 tahun terakhir sebagai mekanisme ham nasional untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Adanya masukan-masukan untuk 5 tahun kedepan dari para mitra strategis 3 P a g e

4 Materi Laporan Pertanggung Jawaban Publik Periode Peserta Peserta kegiatan berasal dari internal dan mitra strategis. Dari internal Komnas Perempuan, terdiri dari Anggota Komisi Paripurna periode , Anggota Komisi Paripurna periode , sejumlah mantan komisioner dan Badan Pekerja Komnas Perempuan. Dari mitra strategis antara lain dari unsur perwakilan komunitas korban, CSO/NGO, Institusi Masyarakat, Institusi Agama, Tokoh Perempuan, Lembaga Nasional HAM/NHRI, Lembaga Negara dan Lembaga Regional/Internasional. Waktu dan Tempat Waktu : Kamis, 11 Desember 2014 Tempat : Ruang Birawa Lantai 1 Hotel Bidakara Jakarta Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Pancoran Jakarta Selatan Phone : Pelaksana kegiatan Pelaksana kegiatan adalah Bidang Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi (PME) Komnas Perempuan. Agenda Jadwal Kegiatan: Agenda PJ wib: Registrasi Peserta. Penerima dan Among Tamu wib: Pembukaan: Sambutan dari Pimpinan KP Desti Murdijana Nyanyian pembukaan Dialita wib: Paparan Hasil Kerja Komnas Perempuan Ketua Komnas Perempuan: Periode wib. Tanggapan perwakilan mitra strategis: 1. Perwakilan/perspektif Komunitas Korban Ketua Lajnah Immailah JAI: Lilis Kamil 2. Perwakilan/perspektif Pemerintah Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Dra. Sridanti, M.A. 3. Perwakilan/perspektif CSO/NGO perempuan Forum Pengada Layanan 4. Perwakilan/perspektif LNHAM/NHRI Komnas HAM : Yuniyanti Chuzaifah 4 P a g e

5 Jadwal Kegiatan: Agenda PJ Roichatul Komnas 5. Perwakilan /perspektif Mekanisme HAM regional/internasional Rafendi Djamin 6. Perwakilan/perspektif Media Ninuk Pambudi wib. Tanggapan Publik wib. Tanggapan Komnas Perempuan Oleh Anggota Komisi Paripurna Periode wib: ISHOMA Panitia wib: Konsultasi bersama mitra strategis berdasarkan rencana strategis Kelompok Korban 2. Kelompok Negara 3. Kelompok Masyarakat 4. Kelompok LNHAM wib. Pleno : Paparan hasil konsultasi per kelompok Fasilitator 1. Desti Murdijana, Soraya Ramli, Dwi Ayu 2. Ninik Rahayu, Ema Mukaramah, Dahlia Madanih 3. Andy Yentriyani, Christina Yulita, Tini Sastra 4. Sylvana Maria Apituley, Sondang Frishka, Detti Arsanti wib. Perkenalan komisioner baru periode Pimpinan Komnas Perempuan Periode wib. Penutupan dan Doa Sekretaris Jenderal Komnas Perempuan : Hemmlyvartie D. Danes 5 P a g e

Meneguhkan Komitmen Negara pada Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan dan Jaminan Hak-hak Asasi Perempuan

Meneguhkan Komitmen Negara pada Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan dan Jaminan Hak-hak Asasi Perempuan Meneguhkan Komitmen Negara pada Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan dan Jaminan Hak-hak Asasi Perempuan Komnas Perempuan Berdiri: 15 Oktober 1998 Konsultasi Publik Bersama Mitra Strategis 13 Desember

Lebih terperinci

Kekerasan Terhadap Perempuan di Indonesia: Peta Persoalan dan refleksi peran CSO di Indonesia Yuniyanti Chuzaifah Ketua Komnas Perempuan ( )

Kekerasan Terhadap Perempuan di Indonesia: Peta Persoalan dan refleksi peran CSO di Indonesia Yuniyanti Chuzaifah Ketua Komnas Perempuan ( ) Kekerasan Terhadap Perempuan di Indonesia: Peta Persoalan dan refleksi peran CSO di Indonesia Yuniyanti Chuzaifah Ketua Komnas Perempuan (2010-2014) TENTANG KOMNAS PEREMPUAN Komnas Anti Kekerasan Terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang

Lebih terperinci

Hari/Tanggal : Rabu, 17 Desember 2014, : Pkl wib Tempat : Kantor Komnas Perempuan, Jl. Latuharhary 4 B, Jakarta Pusat

Hari/Tanggal : Rabu, 17 Desember 2014, : Pkl wib Tempat : Kantor Komnas Perempuan, Jl. Latuharhary 4 B, Jakarta Pusat Jakarta, 12 Desember 2014 No. : 106/KNAKTP/GK Papua/XII/2014 Lamp. : - Perihal : Undangan Media Briefing dan Siaran Pers dalam rangka Seminar Nasional Anyam Noken Kehidupan: Keadilan, Perdamaian dan Keadilan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 181 TAHUN 1998 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 181 TAHUN 1998 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 181 TAHUN 1998 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar 1945 menjamin semua

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014 ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014 PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya hak-hak asasi dan kebebasan-kebebasan fundamental manusia melekat pada setiap orang tanpa kecuali, tidak dapat

Lebih terperinci

Perkawinan Anak dan Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia

Perkawinan Anak dan Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia Perkawinan Anak dan Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Komnas Perempuan Respon negara terhadap tuntutan masyarakat anti kekerasan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN Rangkaian Kegiatan Perayaan Hari Internasional Penyandang Disabilitas

KERANGKA ACUAN KEGIATAN Rangkaian Kegiatan Perayaan Hari Internasional Penyandang Disabilitas Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Australia Organisasi Penyandang Disabilitas Australia Konsorsium Nasional (Konas) Difabel KERANGKA ACUAN

Lebih terperinci

KEJAHATAN SEKSUAL Lindungi Hak Korban. Masruchah Komnas Perempuan 11 Januari 2012

KEJAHATAN SEKSUAL Lindungi Hak Korban. Masruchah Komnas Perempuan 11 Januari 2012 KEJAHATAN SEKSUAL Lindungi Hak Korban Masruchah Komnas Perempuan 11 Januari 2012 KOMNAS PEREMPUAN Mei 1998 : kerusuhan dibeberapa kota besar, dengan berbagai bentuk kekerasan Kekerasan seksual menjadi

Lebih terperinci

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN K/L TAHUN 2011

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN K/L TAHUN 2011 MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN K/L TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA 1 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS KOMNAS HAM Meningkatnya dukungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komitmen Negara Republik

Lebih terperinci

Negara Punya Banyak PR untuk Atasi Labirin Kekerasan terhadap Perempuan

Negara Punya Banyak PR untuk Atasi Labirin Kekerasan terhadap Perempuan Negara Punya Banyak PR untuk Atasi Labirin Kekerasan terhadap Perempuan SOSIAL Pemerintah masih punya banyak pekerjaan rumah untuk mengatasi labirin kekerasan terhadap perempuan, demikian seruan Komisi

Lebih terperinci

RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIA INDONESIA

RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIA INDONESIA LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2003 TANGGAL 31 Juli 2003 RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIA INDONESIA 1998-2003 I. MUKADIMAH 1. Sesungguhnya hak-hak asasi manusia

Lebih terperinci

MENCEGAH DISKRIMINASI DALAM PERATURAN DAERAH

MENCEGAH DISKRIMINASI DALAM PERATURAN DAERAH MENCEGAH DISKRIMINASI DALAM PERATURAN DAERAH (Mengenal Pedoman Pengujian Kebijakan Konstitusional) Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Disampaikan dalam Workshop Perencanaan

Lebih terperinci

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Hak asasi merupakan hak yang bersifat dasar dan pokok. Pemenuhan hak asasi manusia merupakan suatu keharusan agar warga negara

Lebih terperinci

Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional

Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional Oleh Agung Putri Seminar Sehari Perlindungan HAM Melalui Hukum Pidana Hotel Nikko Jakarta, 5 Desember 2007 Implementasi

Lebih terperinci

MENDEKATKAN AKSES PEREMPUAN MISKIN KORBAN KEKERASAN TERHADAP LAYANAN. Komnas Perempuan & Forum Pengada Layanan

MENDEKATKAN AKSES PEREMPUAN MISKIN KORBAN KEKERASAN TERHADAP LAYANAN. Komnas Perempuan & Forum Pengada Layanan MENDEKATKAN AKSES PEREMPUAN MISKIN KORBAN KEKERASAN TERHADAP LAYANAN Komnas Perempuan & Forum Pengada Layanan 1 Gambaran Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia Meningkat setiap tahunnya (321.752 kasus

Lebih terperinci

Mewujudkan Payung Hukum Penghapusan Diskriminasi Gender di Indonesia Prinsip-Prinsip Usulan Terhadap RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender

Mewujudkan Payung Hukum Penghapusan Diskriminasi Gender di Indonesia Prinsip-Prinsip Usulan Terhadap RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender Mewujudkan Payung Hukum Penghapusan Diskriminasi Gender di Indonesia Prinsip-Prinsip Usulan Terhadap RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender Mewujudkan Payung Hukum Penghapusan Diskriminasi Gender di Indonesia

Lebih terperinci

23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia

23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia 23 Oktober 2017 Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Setelah mengikuti siklus ketiga Tinjauan Periodik Universal (Universal Periodic Review - UPR) Indonesia, saya menyambut

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 BAB I STRUKTUR ORGANISASI Pasal 1 Komisi Paripurna (1) Komisi Paripurna dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua. (2) Sidang

Lebih terperinci

Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017

Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017 Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid 14-15 November 2017 Kondisi kekerasan seksual di Indonesia Kasus kekerasan terhadap perempuan

Lebih terperinci

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Mempertimbangkan bahwa, untuk lebih lanjut mencapai tujuan Konvensi

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAN PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKJEN KOMISI YUDISIAL, KOMNAS HAM DAN PIMPINAN KPK ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

MAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M

MAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M INTERMEDIATE HUMAN RIGHTS TRAINING BAGI DOSEN HUKUM DAN HAM Hotel Novotel Balikpapan, 6-8 November 2012 MAKALAH CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan Oleh: Antarini

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KERJA 2008 KOMNAS PEREMPUAN

LAPORAN HASIL KERJA 2008 KOMNAS PEREMPUAN LAPORAN HASIL KERJA 2008 KOMNAS PEREMPUAN Diserahkan kepada Presiden RI Jakarta, 1 Juli 2009 LATAR BELAKANG Tahun 2008 adalah sebuah tonggak bersejarah karena merupakan tahun kesepuluh proses reformasi.

Lebih terperinci

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1

Lebih terperinci

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya (Konvensi Migran 1990) KOMNAS PEREMPUAN KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN Mengenal

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS 2017 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN Tim Penyusunan Renstra Komnas Perempuan 1/1/2017 SEKAPUR SIRIH Perumusan Rencana Strategis 2010-214 adalah upaya untuk

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KERJA 2008 KOMNAS PEREMPUAN. Diserahkan kepada Presiden RI Jakarta, 1 Juli 2009

LAPORAN HASIL KERJA 2008 KOMNAS PEREMPUAN. Diserahkan kepada Presiden RI Jakarta, 1 Juli 2009 LAPORAN HASIL KERJA 2008 KOMNAS PEREMPUAN Diserahkan kepada Presiden RI Jakarta, 1 Juli 2009 LATAR BELAKANG Tahun 2008 adalah sebuah tonggak bersejarah karena merupakan tahun kesepuluh proses reformasi.

Lebih terperinci

Jakarta, 3 Maret Disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono

Jakarta, 3 Maret Disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono Pertimbangan dan Saran tentang Isu-Isu Krusial dan Langkah Strategis Penegakan Hak-Hak Konstitusional Warga Negara Indonesia, khususnya terkait Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan Kekerasan terhadap

Lebih terperinci

Pengalaman dan Perjuangan Perempuan Minoritas Agama Menghadapi Kekerasan dan Diskriminasi Atas Nama Agama

Pengalaman dan Perjuangan Perempuan Minoritas Agama Menghadapi Kekerasan dan Diskriminasi Atas Nama Agama Laporan Pelapor Khusus Komnas Perempuan Tentang Kekerasan dan Diskriminasi terhadap Perempuan dalam Konteks Pelanggaran Hak Konstitusional Kebebasan Beragama Pengalaman dan Perjuangan Perempuan Minoritas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIAINDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIAINDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIAINDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa bangsa Indonesia sebagai bagian

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 3 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN CAPACITY BUILDING IBU RUMAH TANGGA DENGAN ODHA DAN PEDILA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN CAPACITY BUILDING IBU RUMAH TANGGA DENGAN ODHA DAN PEDILA KERANGKA ACUAN KEGIATAN CAPACITY BUILDING IBU RUMAH TANGGA DENGAN ODHA DAN PEDILA A. PENDAHULUAN Berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS Jawa Tengah, kondisi di Jawa Tengah sampai dengan September

Lebih terperinci

laporan dan proses advokasi Komnas Perempuan dalam UPR PBB SERI DOKUMEN KUNCI 11

laporan dan proses advokasi Komnas Perempuan dalam UPR PBB SERI DOKUMEN KUNCI 11 laporan dan proses advokasi Komnas Perempuan dalam UPR PBB dalam kunjungan Komisi Tinggi Dewan HAM PBB SERI DOKUMEN KUNCI 11 LAPORAN DAN PROSES ADVOKASI KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

Lebih terperinci

Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum

Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum No. Draft RUU Bantuan Hukum Versi Baleg DPR RI 1. Mengingat Pasal 20, Pasal 21, Pasal 27 ayat (1), Pasal 28D ayat (1), Pasal 28H ayat

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan: KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA.

MEMUTUSKAN: Menetapkan: KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA. KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1993 TENTANG KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesungguhnya manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : perlu dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai

2015, No Mengingat : perlu dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.144, 2015 HAM. Rencana Aksi. Nasional. Tahun 2015-2019. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN

Lebih terperinci

KEPPRES 61/2003, PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK HAK ASASI MANUSIA INDONESIA

KEPPRES 61/2003, PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK HAK ASASI MANUSIA INDONESIA Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 61/2003, PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK HAK ASASI MANUSIA INDONESIA *51004 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011

INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011 RINGKASAN TABEL INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011 SETARA Institute, Jakarta 5 Desember 2011 SCORE 2011 PENYELESAIAN PELANGGARAN HAM MASA LALU 1,4 KEBEBASAN BEREKSPRESI 2,5 KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN

Lebih terperinci

H. Afif Nurhidayat, S.Ag.

H. Afif Nurhidayat, S.Ag. Peran Legislatif dalam mendorong Perda Kabupaten Wonosobo Ramah HAM H. Afif Nurhidayat, S.Ag. Ketua DPRD Wonosobo Disampaikan dalam Workshop Penyusunan Peraturan Daerah Pada Festival Hak Asasi Manusia

Lebih terperinci

2017, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Komisi Nasional

2017, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Komisi Nasional No.856, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNASHAM. RAN Bisnis dan HAM. Pengesahan. PERATURAN KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA NOMOR 001 TAHUN 2017 TENTANG PENGESAHAN RENCANA AKSI NASIONAL BISNIS

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Komitmen Penegakan HAM Pemerintah dan Implikasinya dalam Hubungan Internasional

Komitmen Penegakan HAM Pemerintah dan Implikasinya dalam Hubungan Internasional Komitmen Penegakan HAM Pemerintah dan Implikasinya dalam Hubungan Internasional Refleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua, Aryaduta, Jakarta 13 Desember 2010 Rafendi Djamin Wakil Indonesia

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis (Lemba

2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis (Lemba No.1483, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Calon Anggota Komnas Ham. Panitia Seleksi. Pembentukan. PERATURAN KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAN PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKJEN KOMISI YUDISIAL, DAN KOMNAS HAM (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 215216 Masa Persidangan

Lebih terperinci

Pesan Ibu Nusantara Bagi Arah Kebangsaan Indonesia: Akui dan Penuhi Hak-hak Konstitusional Pemeluk Agama Leluhur dan Penghayat Kepercayaan

Pesan Ibu Nusantara Bagi Arah Kebangsaan Indonesia: Akui dan Penuhi Hak-hak Konstitusional Pemeluk Agama Leluhur dan Penghayat Kepercayaan I. Latar Belakang Kerangka Acuan Dialog Publik dalam rangka memperingati Hari Ibu Nasional Pesan Ibu Nusantara Bagi Arah Kebangsaan Indonesia: Akui dan Penuhi Hak-hak Konstitusional Pemeluk Agama Leluhur

Lebih terperinci

BAB III INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HAM PEREMPUAN

BAB III INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HAM PEREMPUAN BAB III INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HAM PEREMPUAN A. Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women 1. Sejarah Convention on the Elimination of All Discrimination Against

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Makarim Wibisono Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Seminar KOMNAS Perempuan Hotel Kartika Chandra, 12 Maret 2012

Oleh: Dr. Makarim Wibisono Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Seminar KOMNAS Perempuan Hotel Kartika Chandra, 12 Maret 2012 Oleh: Dr. Makarim Wibisono Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Seminar KOMNAS Perempuan Hotel Kartika Chandra, 12 Maret 2012 Ucapan Selamat Saya atas nama saya pribadi dan ASEAN Foundation mengucapkan:

Lebih terperinci

Memintal sinergi antar policy makers di Indonesia : Peran kunci dunia akademik

Memintal sinergi antar policy makers di Indonesia : Peran kunci dunia akademik Memintal sinergi antar policy makers di Indonesia : Peran kunci dunia akademik Yuniyanti Chuzaifah (Komnas Perempuan) Disampaikan dalam Seminar Nasional "Jaringan dan Kolaborasi untuk Mewujudkan Keadilan

Lebih terperinci

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia KOMISI B KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia Mukadimah Konsil LSM Indonesia menyadari bahwa peran untuk memperjuangkan partisipasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.

KATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak. KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIA INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PELINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

Definisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.

Definisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional. Definisi Global Profesi Pekerjaan Sosial Pekerjaan sosial adalah sebuah profesi yang berdasar pada praktik dan disiplin akademik yang memfasilitasi perubahan dan pembangunan sosial, kohesi sosial dan pemberdayaan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENGHAPUSAN PERDAGANGAN (TRAFIKING) PEREMPUAN DAN ANAK DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

2 Mengingat tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Komnas HAM; : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia; 2. Undang-U

2 Mengingat tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Komnas HAM; : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia; 2. Undang-U BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1559, 2014 KOMNAS HAM. Manajemen Resiko. Penerapan. PERATURAN KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA NOMOR 005/PER.KOMNAS HAM/IX/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI

Lebih terperinci

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita + Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita Disampaikan dalam Seminar Nasional "Jaringan dan Kolaborasi untuk Mewujudkan Keadilan

Lebih terperinci

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK Seri Bahan Bacaan Kursus HAM untuk Pengacara XI Tahun 2007 PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK Supriyadi W. Eddyono, S.H. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat Jl Siaga II No 31 Pejaten Barat, Jakarta 12510 Telp

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN HAK HAK ANAK: TINJAUAN HUKUM HAM

PENGARUSUTAMAAN HAK HAK ANAK: TINJAUAN HUKUM HAM PENGARUSUTAMAAN HAK HAK ANAK: TINJAUAN HUKUM HAM R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 29 Januari 2008 Pokok Pembahasan 1. Bagaimana ketentuan hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhatian terhadap anak sejalan dengan peradaban manusia yang dari hari ke hari semakin berkembang, anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kelangsungan hidup

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 5 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 5 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 5 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN

Lebih terperinci

Komisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM. Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015

Komisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM. Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015 Komisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015 Poin pembelajaran Konteks kelahiran Komnas HAM Dasar pembentukan

Lebih terperinci

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Diskriminasi merupakan suatu bentuk ketidakadilan di berbagai bidang yang secara tegas dilarang berdasarkan UUD 1945. Penegakan hukum melawan perlakuan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2011-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG KERJASAMA PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN TINDAK KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN Majelis Umum, Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 20 Desember 1993 [1] Mengikuti perlunya penerapan secara

Lebih terperinci

MAKALAH KEBIJAKAN KOMISI YUDISIAL UNTUK PENGADILAN YANG DAPAT DIAKSES

MAKALAH KEBIJAKAN KOMISI YUDISIAL UNTUK PENGADILAN YANG DAPAT DIAKSES PENGUATAN KAPASITAS HAKIM DALAM PEMENUHAN HAK ATAS PERADILAN YANG FAIR BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI INDONESIA Jogjakarta Plaza Hotel, 14-17 April 2014 MAKALAH KEBIJAKAN KOMISI YUDISIAL UNTUK PENGADILAN

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Seminar Publik Representasi Politik Perempuan: RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender 16 Januari 2014 Grand Kemang Hotel

Laporan Penyelenggaraan Seminar Publik Representasi Politik Perempuan: RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender 16 Januari 2014 Grand Kemang Hotel Laporan Penyelenggaraan Seminar Publik Representasi Politik Perempuan: RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender 16 Januari 2014 Grand Kemang Hotel Latar Belakang Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI)

Lebih terperinci

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG { PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BALIKPAPAN, Menimbang

Lebih terperinci

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI Bahwa kemiskinan adalah ancaman terhadap persatuan, kesatuan, dan martabat bangsa, karena itu harus dihapuskan dari bumi Indonesia. Menghapuskan kemiskinan merupakan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TANGGAL 11 MEI 2004 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2004 2009 I. Mukadimah 1. Sesungguhnya Hak Asasi Manusia

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT,

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang a. bahwa dalam rangka mewujudkan kesetaraan

Lebih terperinci

RINGKASAN HASIL SEMINAR MAMPU. 11 Mei 2016

RINGKASAN HASIL SEMINAR MAMPU. 11 Mei 2016 RINGKASAN HASIL SEMINAR MAMPU 11 Mei 2016 PLENO 1: Perlindungan Sosial Permasalahan: minimnya pengetahuan perempuan, kesenjangan kebijakan dan pelaksanaannya, perbedaan kriteria kemiskinan Inisiatif/Kontribusi

Lebih terperinci

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA MUKADIMAH Konsil LSM Indonesia menyadari bahwa peran untuk memperjuangkan partisipasi masyarakat dalam segala proses perubahan membutuhkan pendekatan dan pentahapan yang

Lebih terperinci

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012 Latar belakang dan konteks Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012 AIPP bekerja untuk mempromosikan hak-hak masyarakat adat. Hak-hak masyarakat adat adalah bagian dari kerangka kerja hak-hak asasi

Lebih terperinci

laporan dan proses advokasi Komnas Perempuan dalam UPR PBB SERI DOKUMEN KUNCI 11

laporan dan proses advokasi Komnas Perempuan dalam UPR PBB SERI DOKUMEN KUNCI 11 laporan dan proses advokasi Komnas Perempuan dalam UPR PBB dalam Review ICPPR-PBB SERI DOKUMEN KUNCI 11 LAPORAN DAN PROSES ADVOKASI KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM MEKANISME HAM

Lebih terperinci

BAB II UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN MELALUI PEMBENTUKAN KOMNAS PEREMPUAN

BAB II UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN MELALUI PEMBENTUKAN KOMNAS PEREMPUAN BAB II UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN MELALUI PEMBENTUKAN KOMNAS PEREMPUAN Kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Indonesia harus ditangani dengan

Lebih terperinci

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK A. KONDISI UMUM Setelah melalui lima tahun masa kerja parlemen dan pemerintahan demokratis hasil Pemilu 1999, secara umum dapat dikatakan bahwa proses demokratisasi telah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK JALANAN ATAS EKSPLOITASI DAN TINDAK KEKERASAN

BAB IV ANALISIS MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK JALANAN ATAS EKSPLOITASI DAN TINDAK KEKERASAN BAB IV ANALISIS MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK JALANAN ATAS EKSPLOITASI DAN TINDAK KEKERASAN A. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Jalanan atas Eksploitasi dan Tindak Kekerasan Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 66 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Umum Kasus Data-data untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumber sebagai berikut: a. Pencarian data literatur melalui buku, artikel, dan website - Buku

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa kemiskinan adalah masalah

Lebih terperinci

LAYANAN PENASIHAT DAN KERJA SAMA TEKNIS DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 3. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

LAYANAN PENASIHAT DAN KERJA SAMA TEKNIS DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 3. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia LAYANAN PENASIHAT DAN KERJA SAMA TEKNIS DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA Lembar Fakta No. 3 Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia PENDAHULUAN Pentingnya memastikan bahwa hak asasi manusia dilindungi oleh hukum,

Lebih terperinci

DEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI

DEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI DEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sakernas BPS Sep 2010, Jumlah angkatan kerja : 116,5 juta Jumlah yang bekerja sebesar

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MAKALAH. Kebutuhan Pendampingan Hukum Penyandang Disabilitas

MAKALAH. Kebutuhan Pendampingan Hukum Penyandang Disabilitas WORKSHOP PENULISAN BUKU Pemenuhan Hak Atas Peradilan yang Fair Bagi Penyandang Disabilitas Hotel Grand Quality Yogyakarta, 12-13 Desember 2013 MAKALAH Kebutuhan Pendampingan Hukum Penyandang Disabilitas

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007 PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN FEBRUARI 2018

LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN FEBRUARI 2018 LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN FEBRUARI A. Laporan Data Penerimaan Pengaduan Pada sampai dengan 3 Januari, Komnas HAM melalui Subbagian Penerimaan dan Pemilahan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

Dalam pemaparan Narasumber tersebut, akan dimoderatori oleh LRC-KJHAM

Dalam pemaparan Narasumber tersebut, akan dimoderatori oleh LRC-KJHAM Kerangka Acuan Kegiatan Workshop Penyusunan Prosedur Standart Operasional dan Finalisasi Draft Perjanjian Kerjasama Penyediaan Akses Keadilan Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Terhadap Sistem Peradilan

Lebih terperinci

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PERIODE UNTUK BAHAN MASUKAN PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN

LAPORAN HASIL KERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PERIODE UNTUK BAHAN MASUKAN PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN LAPORAN HASIL KERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PERIODE 2004-2009 UNTUK BAHAN MASUKAN PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan catatan tahunan

Lebih terperinci