Bab 2. Landasan Teori. dalam bahasa Indonesia masuk ke dalam konjungsi. Karena itu, sebelum menjelaskan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2. Landasan Teori. dalam bahasa Indonesia masuk ke dalam konjungsi. Karena itu, sebelum menjelaskan"

Transkripsi

1 Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konjungsi Dalam Tata Bahasa Indonesia Tame ni ために dan you ni ように dalam bahasa Jepang masuk ke dalam jenis kelas kata keishiki meishi 形式名詞. Akan tetapi, dalam tata bahasa bahasa Indonesia fungsi tame ni ために dan you ni ように bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia masuk ke dalam konjungsi. Karena itu, sebelum menjelaskan fungsi tame ni ために dan you ni ように dalam tata bahasa Jepang, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan fungsi tame ni ために dan you ni ように dalam tata bahasa Indonesia. Kridalaksana (2005:20), menjelaskan bahwa pembagian kelas kata dalam bahasa Indonesia antara lain verba, adjektiva, nomina, pronomina, numeralia, adverbia, interogativa, demonstrativa, artikula, preposisi, konjungsi, kategori fatis, interjeksi, pertindihan kelas. Alwi, et al. (2003 : 296) juga menjelaskan bahwa dilihat dari perilaku sintaktisnya dalam kalimat konjungsi dibagi menjadi empat kelompok yakni: 1. Konjungsi Koordinatif Konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama. Contoh : dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan. 11

2 2. Konjungsi Korelatif Konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaktis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Berikut adalah contohnya: Baik... maupun... Tidak hanya.. tetapi juga... Bukan hanya... melainkan juga... Sedemikian rupa... sehingga... Apa(kah)... atau... Entah... entah Konjungsi Subordinatif Konjungsi yang menghubungkan dua klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki sintaktis yang sama. Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat. Jika dilihat dari perilaku sintaktis dan semestinya, konjungsi subordinatif dapat dibagi menjadi tiga belas kelompok. 3.1 Konjungsi Subordinatif Waktu: Sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai. 3.2 Konjungsi Subordinatif Syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala. 3.3 Konjungsi Subordinatif Pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya. 3.4 Konjungsi Subordinatif Tujuan: Agar, Untuk, Supaya, Biar. Konjungsi subordinatif tujuan merupakan konjungsi yang berhubungan dengan tame ni ために dan you ni ように yang sering mengakibatkan interferensi dalam penerjemahan pada pemelajar bahasa Jepang sebagai bahasa kedua. 12

3 3.5 Konjungsi Subordinatif Konsesif: biarpun, meski(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun, kendati(pun). 3.6 Konjungsi Subordinatif Pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih. 3.7 Konjungsi Subordinatif Sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab. 3.8 Konjungsi Subordinatif Hasil: sehingga, sampai (-sampai), maka (nya). 3.9 Konjungsi Subordinatif Alat: dengan, tanpa Konjungsi Subordinatif Cara: dengan, tanpa Konjungsi Subordinatif Komplementasi: bahwa 3.12 Konjungsi Subordinatif Atributif: yang 3.13 Konjungsi Subordinatif Perbandingan: sama... dengan, lebih... dari(pada). 4. Konjungsi Antar kalimat Konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Selain itu dapat juga menghubungkan kalimat dengan kalimat baik di dalam satu paragraf, maupun diantara dua paragraf. Berikut adalah contoh penggunaan konjungsi subordinatif tujuan: a. Sebaiknya anda luluskan permintaan orang tua anda itu agar mereka tidak kecewa. (Kridalaksana, 1994:105) b. Akan saya ceritakan sedikit peristiwa itu, agar supaya para petugas di sini menjadi jelas duduk persoalannya. (Kridalaksana, 1994:105) Dari keempat macam konjungsi yang telah dijelaskan di atas, selanjutnya penulis akan membahas lebih dalam tentang konjungsi subordinatif tujuan (No: 3.4) seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. 13

4 2.2 Keishiki Meishi ( 形式名詞 ) Dalam Tata Bahasa Jepang Sebelum menjelaskan lebih dalam mengenai keishiki meishi ( 形式名詞 ) terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai meishi ( 名詞 ) Teori Meishi ( 名詞 ) Hirai dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:156) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan meishi ( 名詞 ) adalah: Kata-kata yang menyatakan nama suatu perkara, benda, barang, kejadian atau peristiwa, kejadian dan sebagainya yang tidak mengalami konjugasi. Meishi juga disebut dengan taigen, di dalam suatu kalimat dapat menjadi subjek, predikat, kata keterangan dan sebagainya. Selain Hirai, Murakami dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:156) menyimpulkan bahwa meishi ( 名詞 ) adalah: 1. Mempunyai jirisugo. 2. Tidak mengalami perubahan. 3. Dapat membentuk bunsetsu dengan ditambah partikel ga ( が ), wa ( は ), o ( を ), no ( の ), ni ( に ), dan sebagainya. 4. Dapat menjadi Subjek. 5. Disebut sebagai taigen sebagai lawan yougen. 6. Dilihat dari sudut pandang artinya dapat dibagi menjadi empat macam yaitu futsuu meishi, koyuu meishi, daimeishi dan suushi. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Sudjianto dan Dahidi membagi meishi 名詞 ke dalam empat macam. Akan tetapi, banyak juga yang membagi meishi 14

5 名詞 menjadi lima macam yakni dengan cara menambahkan keishiki meishi 形式名詞 ke dalamnya. Contoh kata yang termasuk dalam futsuu meishi, koyuu meishi, keishiki meishi, daimeishi, dan suushi. Adalah sebagai berikut: 1. Futsuu meishi : yama, hon, sekai, tsukue. 2. Koyuu meishi : fujisan, sooseki, chuugoku, natsume. 3. Keishiki meishi : tame ni, you ni, koto, wake, hazu. 4. Daimeishi : ichi, sichinin, daiichi. 5. Suushi : kore, dochira, anata, watashi. Dari kelima buah jenis meishi di atas, selanjutnya penulis akan menjelaskan lebih dalam mengenai keishiki meishi 形式名詞 seperti berikut ini Teori Keishiki Meishi 形式名詞 Izumi dalam Yoshikawa (2007), menjelaskan definisi keishiki meishi 形式名詞 adalah sebagai berikut: Kata yang kehilangan makna yang sebenarnya dan menjadi kata benda yang hanya memiliki peranan secara formalitas dengan syarat, jika dipadukan dengan kata lain maka akan memiliki fungsi yang sangat penting dalam tata bahasa. Selain itu, Terada dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:160) juga menjelaskan definisi keishiki meishi 形式名詞 seperti berikut: Keishiki meishi 形式名詞 adalah nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina. Nagara, et al. (1987) membagi keishiki meishi 形式名詞 menjadi empat puluh tiga jenis yakni: aida / aida ni, atari, ue / ue ni / ue de, uchi / uchi ni / uchi de / uchi wa, oki / oki ni, ori / ori ni, kata, gachi / gachi ni / gachi na, nuse ni, gurai (kurai), koto, 15

6 shidai, jou, sei, sou, sou / souna, dake, tabi ni, tame / tame ni, dan, tsumori, tei, ten, toori, toki / toki ni, tokoro, nagara, nado / nante (nanzo), no, hazu, bakari, fushi, bun, hou, hodo, ma, mama / mama ni / mama de, mitai, muki, mono, yue / yue ni, you / you ni / you na, yoshi, wake. Dari sekian banyaknya jenis-jenis yang termasuk dalam keishiki meishi 形式名詞, berikut ini penulis hanya akan menjelaskan keishiki meishi 形式名詞 tame ni ために dan you ni ように yang nantinya akan menjadi data pendukung analisis pada bab Teori Tame ni ために Nagara, et al. (1987:53) membagi penggunaan tame ni ために kedalam 3 bagian, yakni: じゅえきたいしょう a. 受益の対象 = Menunjukkan objek yang menerima keuntungan. Pola kalimat: 名詞 + の + ために Kata benda + no + tame ni 息子のために働く Musuko no tame ni hataraku. Bekerja untuk anak. (Nagara, et al., 1987:53) もくてき b. 目的 = Menunjukkan tujuan. tame ni ために yang berfungsi menunjukkan suatu tujuan memiliki pengertian 16

7 dan penggunaan yang serupa dengan you ni ように. Penjelasan tentang tame ni ために yang berfungsi menunjukkan tujuan ini, akan dibahas selanjutnya oleh penulis secara lebih dalam dalam sub bab berikutnya. げんいんりゆう c. 原因. 理由 = Menunjukkan alasan atau penyebab. Pola kalimat: 名詞 + の. だった + ため ( に ) atau Kata benda + no + datta + tame (ni) イ. 形容詞 ( 現在. 過去形 )+ ため ( に ) atau Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + tame (ni) 動詞 ( 現在. 過去形 )+テ+イル形)+ため( に ) Kata kerja (Sekarang atau lampau) + tame (ni) 病気のため 会社を休んでしまいました Byouki no tame, kaisha o yasunde shimaimashita. Kerja menjadi libur karena sakit. Dari ketiga fungsi tame ni ために di atas, berikut penulis akan menjelaskan tentang tame ni ために yang mempunyai pengertian tujuan seperti dijelaskan berikut ini: Nagara, et al. (1987:53) menjelaskan definisi tame ni ために adalah menunjukan suatu tujuan. tame ni ために dapat digunakan dengan pola kalimat sebagai berikut: 17

8 名詞 + の + ために atau 動詞 ( 現在形 )+ ために Kata benda + no + tame ni atau kata kerja (bentuk sekarang) + tame ni a. 生活のために働かなければなりません Seikatsu no tame ni hatarakanakerebanarimasen. Saya harus bekerja untuk kelangsungan hidup. (Tanimori, 1992:273) b. 私は日本語を勉強するために日本に来ました Watashi wa nihongo o benkyousuru tame ni nihon ni kimashita. Saya datang ke Jepang untuk belajar bahasa Jepang. (Nagara, et al., 1987:53) Selain Nagara, et al. (1987), Mc Gloin (1989:48) juga menjelaskan definisi tame ni ために adalah untuk. Dapat juga digunakan dengan pola kalimat seperti berikut: [ X Tame ni Y] (X menunjukkan suatu kegiatan yang dapat dikendalikan oleh subjek Y). a. 新しい車を買うためにお金をためています X Y Atarashii kuruma o kau tame ni okane o tamete imasu. Saya menyimpan uang untuk membeli mobil baru. (Mc Gloin, 1989:48) b. 日本語を勉強するために日本へ行きます X Y Nihongo o benkyousuru tame ni nihon e ikimasu. Saya pergi ke Jepang untuk belajar bahasa Jepang. (Mc Gloin, 1989:49) Contoh kalimat pertama di atas menerangkan bahwa tujuan dari seseorang 18

9 menyimpan uang adalah untuk membeli mobil baru. Sehingga Y pada contoh kalimat pertama yakni menyimpan uang dilakukan sebagai suatu kegiatan untuk mewujudkan tujuannya yakni X atau membeli mobil baru. Begitupun dengan contoh kalimat kedua, tujuan dari seseorang pergi ke jepang adalah untuk belajar bahasa Jepang. Mc Gloin (1989:49) dan Iori, et al. (2004:420) menjelaskan tame ni ために digunakan setelah verba atau kata kerja. Akan tetapi, penggunaan jenis kata kerja yang mendahului tame ni ために harus digunakan kata kerja yang tepat. Dalam hal ini, kata kerja yang mendahului tame ni ために disebut dengan kata kerja yang memiliki bentuk maksud atau ishidoushi 意志動詞. Definisi ishidoushi 意志動詞 berasal dari dua buah kanji yakni kanji ishi 意志 yang berarti maksud atau keinginan sedangkan doushi 動詞 adalah kata kerja. Contoh kata kerja bentuk maksud atau ishidoushi 意志動詞 yang mendahului tame ni ために yaitu seperti: yomu 読む, taberu 食べる, iku 行く, nomu 飲む ) dan lain sebagainya. Okutsu, et al. (1990:80) menjelaskan bahwa tame ため merupakan kata benda atau dalam bahasa Jepang disebut dengan meishi. Sedangkan ni に adalah partikel atau joshi. tame ため apabila disatukan dengan partikel ni に maka tame ni ために akan berubah menjadi keishiki meishi 形式名詞 yang menunjukkan suatu tujuan yakni untuk. 19

10 Teori You ni ように Sama halnya seperti tame ni ために Nagara, et al. (1987:117) juga membagi fungsi you ni ように kedalam delapan bagian, yakni: ひきょう a. 比況 = Seperti Pola kalimat: 名詞 + の + ように atau Kata benda + no + you ni イ. 形容詞 ( 現在. 過去形 )+ ように atau Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you ni 動詞 ( 現在. 過去形 )+ テ + イル形 )+ ように Kata kerja (Sekarang atau lampau) + te + teiru +you ni あの人は朝から晩まで こまねずみのように働いています Ano hito wa asa kara ban made, komanezumi no you ni hataraite imasu. (Nagara, et al., 1989:117 ) Orang itu bekerja dari pagi hingga malam, seperti tikus koma (jenis tikus Jepang). れいじ b. 例示 = Memberikan contoh untuk mempermudah penjelasan. Pola kalimat: 名詞 + の + ように atau Kata benda + no + you ni 20

11 イ. 形容詞 ( 現在. 過去形 )+ ように atau Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you ni 動詞 ( 現在. 過去形 )+ テ + イル形 )+ ように Kata kerja (bentuk sekarang atau lampau) + you ni いかにも見たように話す Ika ni mo mita you ni hanasu. Berbicara seperti orang yang telah melihat. (Nagara, et al., 1987:118) せつめい c. 説明 = Penjelasan Pola kalimat: 名詞. 指示代名詞 + の + よう Kata benda.kata benda bentuk perintah + no + you 動詞 ( 過去形 )+よう Kata kerja (bentuk lampau) + you 電話で話したように この問題はもう解決しました Denwa de hanashita you ni, kono mondai wa mou kaiketsu shimashita. Masalah ini telah selesai seperti yang dibicarakan di telpon. (Nagara, et al., 1987:119) 21

12 すいそく d. 推測 = Perkiraan, dugaan. Pola kalimat: 名詞 + の. だった + よう atau Kata kerja+ no. datta + you イ. 形容詞 ( 現在. 過去形 )+ よう atau Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you 動詞 ( 現在. 過去形 )+ テ + イル形 )+ よう Kata kerja (Sekarang atau lampau) + te + teiru +you この問題は学生には少し難しいようだ Kono mondai wa gakusei ni wa sukoshi muzukashii youda. Masalah ini sepertinya sedikit susah untuk mahasiswa. (Nagara, et al., 1987:119) えんきょく e. 婉曲 = Penjelasan secara tidak langsung. Pola kalimat: 名詞 + の. だった + よう atau Kata kerja+ no.datta + you イ. 形容詞 ( 現在. 過去形 )+ よう atau Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you 動詞 ( 現在. 過去形 )+ テ + イル形 + よう Kata kerja (Sekarang atau lampau) + te + teiru +you 22

13 この洋服はちょっとあなたには会わないようです Kono youfuku wa chotto anata ni wa awanai you desu. Sepertinya baju ini agak kurang cocok dengan kamu. (Nagara, et al., 1987:120) もくてき f. 目的 = Tujuan 動詞 ( 現在形 )+ ように Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni 遅刻しないように 目覚まし時計をかけて置いてください Chikoku shinai you ni, mezamashi tokei wo kakete oite kudasai. Tolong menyetel jam alarm agar tidak terlambat. (Nagara, et al., 1987:121) Dari delapan macam pengertian dan penggunaan keishiki meishi you ni よう に yang ada. Selanjutnya penulis hanya akan menjelaskan secara lebih dalam you ni yang memiliki fungsi untuk menunjukkan suatu tujuan. かんこくがんぼう g. 勧告. 願望 = Nasehat.Keinginan 動詞 ( 現在形 )+ように Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni クラスには遅れて来ないように Kurasu ni wa okurete konai you ni. Agar tidak datang terlambat ke kelas. (Nagara, et al., 1987:122) かんようてきひょうげん h. 慣用的表現 = Ungkapan kebiasaan 動詞 ( 現在形 )+ ように 23

14 Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni suru 明日からは毎朝六時に起きるようにします Ashita kara wa maiasa roku ji ni okiru you ni shimasu. Mulai besok diusahakan bangun jam 6 pagi. (Nagara, et al., 1987:122) Nagara, et al. (1987:53) menjelaskan definisi you ni ように adalah menunjukan suatu tujuan atas perbuatan seseorang. You ni ように dapat digunakan dengan pola kalimat sebagai berikut: どうし動詞 ( 現在形 )+ように Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni a. 後ろの人にも良く聞こえるように 大きい声で言ってください Ushiro no hito ni mo yoku kikoeru you ni, okii koe de itte kudasai. Tolong bicara lebih keras agar terdengar juga dengan baik oleh orang yang berada di belakang. (Tanimori, 1992:274) b. 電車に遅れないように急いだ Densha ni okurenai you ni isoida. Saya bergegas agar tidak terlambat naik kereta. (Nagara, et al., 1987:121) Selain itu, Mc Gloin (1989:48) juga menjelaskan definisi you ni ように adalah supaya atau agar. Secara tidak langsung you ni ように juga menunjukkan sebagai suatu akibat dari sebuah kegiatan yang dilakukan seseorang. You ni ように 24

15 juga dapat menggunakan pola kalimat sebagai berikut: [X You ni Y] (X menunjukkan suatu pernyataan atau kejadian yang berada diluar kendali seseorang). a. みんなに分かるように話した X Y Minna ni wakaru you ni hanashita. Saya bicara agar semuanya mengerti. (Mc Gloin, 1989:49) b. 忘れないようにノートに書いておいた X Y Wasurenai you ni nooto ni kaite oita. Saya menulis di buku agar tidak lupa. (Mc Gloin, 1989:49) Contoh kalimat pertama menerangkan bahwa penutur berbicara dengan harapan agar orang-orang mengerti. Apabila orang lain tersebut mengerti dengan baik atau bahkan tetap tidak mengerti setelah penutur tersebut berbicara hal itu berada di luar kendali keinginan penutur. Begitupun dengan contoh kalimat kedua, penutur menulis dalam sebuah buku agar penutur tidak akan lupa. Akan Tetapi, apakah akan lupa atau tidak adalah sesuatu yang mudah terjadi pada seseorang dan tidak dapat ditentukan oleh keinginan seseorang. Iori, et al. (2001:217) menerangkan bahwa you ni ように dalam suatu kalimat dapat digunakan dengan subjek yang berbeda. Seperti contoh: a. ( 私は ) 子供が進学できるように貯金した Kodomo ga shingaku dekiru you ni chokin shita. Saya menabung agar anak dapat masuk sekolah (Iori, et al. 2001:217) 25

16 Dari contoh di atas terlihat bahwa subjek saya pada kalimat di atas mempunyai suatu tujuan melalui kegiatannya menabung yakni agar dapat menyekolahkan anaknya. Sehingga, dapat dilihat bahwa pelaku tujuan dengan penerima tujuan dari suatu kegiatan tidak harus subjek yang sama. Mc Gloin (1989:49) dan Iori, et al. (2001:216) menjelaskan penggunaan you ni ように sama seperti tame ni ために diletakkan setelah kata kerja atau doushi. Akan tetapi, jenis kata kerja yang digunakan untuk mendahului ungkapan you ni ように adalah dengan menggunakan kata keja dengan bentuk potensial atau kata kerja tidak memiliki bentuk maksud atau muishidoushi 無意志動詞. Definisi muishidoushi terdiri dari tiga buah asal penulisan kanji yakni kanji mu 無 yang berarti tidak, dan kanji ishi 意志 yang berarti maksud serta terakhir adalah kanji doushi 動詞 yang berarti kata kerja. Contoh kata kerja yang termasuk ke dalam golongan muishidoushi antara lain: dekiru, (tabe)rareru, (yom)eru, (oki)rareru, wakaru dan lain sebagainya. Sama halnya dengan tame ni ために bahwa you よう juga merupakan kata benda atau dalam bahasa Jepang biasa disebut dengan meishi. Sedangkan ni に adalah partikel atau joshi 助詞. You よう apabila disatukan dengan partikel ni に maka you ni ように pun akan berubah menjadi keishiki meishi 形式名詞 yang menunjukkan suatu tujuan yakni supaya atau agar. 26

17 2.3 Teori Analisis Kontrastif Kridalaksana dalam Soedibyo (2004:47) menjelaskan definisi analisis kontrastif adalah sebagai berikut: Analisis kontrastif adalah metode sinkronis dalam analisis bahasa untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan antar bahasa atau dialek untuk mencari prinsip yang dapat diterapkan dalam masalah praktis, seperti pengajaran bahasa dan terjemahan. Selain Kridalaksana, Richards, Platt, dan Platt dalam Soedibyo (2004:47) juga mengemukakan pendapatnya mengenai definisi analisis kontrastif antara lain sebagai berikut: Analisis kontrastif adalah pembandingan sistem kebahasaan dari dua bahasa seperti sistem bunyi atau sistem gramatikal. Dari kedua pemahaman definisi di atas, Lado dalam Soedibyo (2004:47-48) memperoleh beberapa pemahaman tentang analisis kontrastif. Yakni: 1. Analisis kontrastif berkaitan dengan pembandingan unsur-unsur yang terdapat dalam dua bahasa atau lebih untuk mengetahui persamaan atau perbedaan unsur-unsur tersebut. Unsur yang dimaksud dari mulai sistem bunyi, hingga wacana. 2. Pembagian unsur-unsur bahasa tersebut dilakukan secara sinkronis atau deskriptif, yaitu pembandingan dalam suatu masa tertentu yang terbatas tanpa melibatkan perkembangan historis dari bahasa-bahasa yang sedang dibandingkan. 3. Hasil pembandingan tersebut dimasukkan untuk berbagai keperluan, dari mulai untuk pemahaman umum hingga keperluan praktis seperti untuk pengajaran, penerjemahan, dan penelitian. Soemarno dalam Soedibyo (2004:47) menjelaskan bahwa analisis kontrastif meliputi pengkajian teoritis dan pengkajian praktis. Pengkajian praktis bertujuan untuk 27

18 meningkatkan pengetahuan dalam bidang kebahasaan, sedangkan pengkajian praktis bertujuan untuk keperluan praktis, seperti pengajaran dan penyusunan bahan pengajaran. Sesuai dengan penjelasan Soemarno dalam Parera (1997:137) juga menjelaskan bahwa tujuan dari analisa kontrastif adalah meningkatkan dan memperbesar keberhasilan pembelajaran dan pengajaran bahasa. Soedibyo (2004: 48-49) menjelaskan ruang lingkup analisis kontrastif terdiri dari: 1. Analisis kontrastif mikro. Bidang lingustik yang mempelajari bahasa dari dalam. Yaitu kaidah atau struktur bahasa itu sendiri. Unsur yang dicakup antara lain fonologi, gramatika, dan leksikologi serta membahas cara-cara membandingkan dua sistem bunyi, dua gramatikal, dua kosakata, dua sistem yang disebutkan di atas adalah pembandingan antara bahasa pertama dan bahasa kedua. 2. Analisis kontrastif makro. Bidang linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan faktorfaktor diluar bahasa itu, yang pada umumnya dilakukan di atas tataran kalimat yang mencakup analisis teks dan wacana. Pierro dalam Soedibyo (2004:47-48) menjelaskan tiga langkah analisis kontrastif dua bahasa adalah sebagai berikut: a. Mengamati perbedaan-perbedaan struktur lahir dari dua bahasa. b. Mengidentifikasi postulat, kaidah atau aturan yang melandasi fitur-fitur satuan bahasa tertentu dari kedua bahasa yang dibandingkan. c. Memformulasikan kaidah-kaidah tersebut, dari struktur batin ke struktir lahir. Parera (1997:110) juga menjelaskan langkah-langkah mengkontraskan adalah 28

19 sebagai berikut: a. Persamaan struktural dan formal. b. Persamaan dalam terjemahan, dan c. Persamaan dalam struktur penerjemahan. Salah satu upaya memperoleh hasil terjemahan yang baik adalah dengan menerapkan analisis kontrastif yaitu pembandingan sistem kebahasaan dua bahasa atau lebih untuk memahami persamaan dan perbedaan sistem kebahasaan kedua bahasa yang dibandingkan itu. Sedangkan Soedibyo (2004:61) menjelaskan untuk melakukan penerjemahan yang baik dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang ataupun sebaliknya, berikut langkah-langkah yang harus dikuasai: 1. Menguasai sistem bahasa Jepang. 2. Menguasai sistem bahasa Indonesia. 3. Memahami teori-teori penerjemahan. 4. Memahami bidang yang diterjemahkan, hal-hal lain yang berkaitan dengan penerjemahan itu. Seperti pemahaman budaya bahasa dan bahasa Indonesia. Menurut Lado dalam Soedibyo (2004: 51) bahwa elemen-elemen bahasa pertama akan memudahkan pemelajar mempelajari bahasa target, akan tetapi elemen yang berbeda akan mempersulit pemelajar mempelajari bahasa itu. Karenanya, manfaat dari hasil analisis kontrastif anatara lain untuk mengurangi kesalahan atau salah persepsi ketika berkomunikasi dengan target, atau ketika berkomunikasi dengan orang-orang dari bahasa target. 29

20 2.4 Teori Interferensi Bahasa Weinreich dalam Parera (1997:105) mendefinisikan Interferensi sebagai berikut: Those instances of deviation from the norms of either language which occur in the speech of billinguals as a result of their familiarity with more than one language, i. e., as a result of language in contact, will be referred to as interference phenomena. Semua deviasi dari salah satu norma bahasa lain ke dalam sebuah percakapan dua bahasa sebagai akibat keakraban pada lebih dari suatu bahasa tersebut, penjelasannya, merupakan hasil kontak bahasa yang mengarah sebagai gejala interferensi. Selain Weinreich, Parera (1997:107) juga menjelaskan definisi interferensi adalah sebagai berikut: Kesalahan yang diakibatkan oleh proses transfer yang tidak cocok atau sama antara B1 dan B2 atau kebiasaan ber-b1 dialihkan ke ber-b2 yang tidak berterima disebut interferensi. Parera (1997:98) menjelaskan seseorang yang sedang mempelajari bahasa asing, maka bahasa asing itu biasa disebut dengan B2. Sedangkan bahasa yang telah dimiliki sebelumnya atau biasa dipergunakan sebagai bahasa ibu maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai B1. Ini berarti dalam proses balajar B2, seseorang beralih dari kaidah intrabahasa B1 ke kaidah intrabahasa B2. Antara ujung kiri B1 dan ujung kanan B2 tidak dapat dilepaskan. Berarti, dalam proses berbahasa B1 dan berbahasa ajaran B2 akan terjadi interferensi betapapun kecil dan tidak tampak dari luar. Semakin tingginya lalu lintas antara penutur B1 dan B2 akan semakin tinggi pula terjadinya interferensi. Istilah interferensi dipergunakan oleh kalangan psikolog untuk menunjuk pengaruh tingkah laku yang lama terhadap hal-hal baru yang sedang dipelajari. Para sosiolinguis mempergunakan istilah interferensi untuk merujuk ke interaksi berbahasa, seperti pinjaman linguistik dan alih kode yang terjadi sewaktu dua paguyuban bahasa berkontak. Sedangkan para penganut analisis kontrastif berpendapat bahwa timbulnya interferensi 30

21 disebabkan ketidakfamiliaran penutur bahasa pertama dengan bahasa kedua yang dipelajari. Terdapat dua perbedaan pandangan tentang interferensi. Weinreich dan Haugen dalam Parera (1997:106) berpendapat bahwa interferensi tidak dapat dihindarkan walaupun sekecil apapun. Akan tetapi, penganut analisis kontrastif berpendapat bahwa makin kurang kebilingualan seseorang makin besar interferensi. 31

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial memegang peranan yang sangat penting. Komunikasi yang baik perlu mempertimbangkan sikap

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Sakakura (1992: 317) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat dipakai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Hampir dalam setiap kegiatan yang dilakukan manusia di dunia tidak pernah terlepas dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman pesan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan dimaksud

Lebih terperinci

ANALISIS INTERFERENSI DALAM KELAS KATA KEISHIKI MEISHI KHUSUSNYA PENGGUNAAN TAME NI DAN YOU NI

ANALISIS INTERFERENSI DALAM KELAS KATA KEISHIKI MEISHI KHUSUSNYA PENGGUNAAN TAME NI DAN YOU NI ANALISIS INTERFERENSI DALAM KELAS KATA KEISHIKI MEISHI KHUSUSNYA PENGGUNAAN TAME NI DAN YOU NI Nalti Novianti 1 ; Is Anggra Dewi 1, Japanese Department, Faculty of Literature, Bina Nusantara University,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang menarik untuk dipelajari karena bahasa sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat

Lebih terperinci

ABSTRAK. atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat

ABSTRAK. atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat ABSTRAK Bahasa adalah alat yang digunakan seseorang untuk melahirkan pikiranpikiran atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat sebagai

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki keunikan tersendiri. Salah satu bahasa yang memiliki keunikan dan karakteristik yaitu bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata kerja bantu dalam bahasa Jepang terbagi menjadi dua jenis, yaitu jodoushi dan hojodoushi. Jodoushi adalah kata kerja bantu murni yang tidak bisa berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat,

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat, Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat, arah, dan waktu (Masuoka, 1993: 49). Meishi memiliki jenis-jenis dan fungsi yang berbeda-beda. Pada kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang memiliki keunikan-keunikan yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Salah satu keunikan bahasa Jepang tersebut adalah adanya nomina abstrak

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah satu dari 10 jenis kelas kata tersebut. Partikel dalam bahasa Jepang disebut juga joshi. Jumlah

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi satu

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah たび (bisa juga dibaca 度 ど jika menempel dengan morfem lain) merupakan salah satu kata dalam bahasa Jepang yang bisa masuk ke dalam beberapa kategori. Dalam Daijiten

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa-bahasa di dunia sangat banyak, dan para penuturnya juga terdiri dari berbagai suku bangsa atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu setiap bahasa

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi ( 品詞 ) atau Kelas Kata Setiap bahasa mempunyai kelas kata. Pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis atau kelas kata, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk menyampaikan sesuatu, manusia dapat menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Dalam tataran lisan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap ragam bahasa, baik dalam bahasa Indonesia, Inggris, maupun dalam bahasa Jepang, memiliki kaidah atau aturan dan beberapa keunikan, salah satu keunikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang merupakan bahasa yang kaya akan struktur. Keberagaman struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau komunikasi. Apa yang terdapat pada komunikasi tersebut terdapat

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur kalimatnya. Makna kalimat tersebut ditandai dengan hadirnya tanda baca, atau kata-kata

Lebih terperinci

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG Menurut Kaneko Shiro dalam Susanti (2007:28-36) ragam memohon bahasa Jepang dikelompokkan ke

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan penerjemahan as changing

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

BAB II JOSHI. berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara. dalam dua kelompok besar, yakni jiritsugo dan fuzokugo.

BAB II JOSHI. berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara. dalam dua kelompok besar, yakni jiritsugo dan fuzokugo. BAB II JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Di dalam gramatika bahasa Jepang terdapat pembagian kelas kata yang disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui berarti penggolongan,

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, mempelajari bahasa bertujuan untuk memperoleh empat keterampilan berbahasa (language competence) yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak terlepas dari budaya. Salah satu unsur penting dalam budaya adalah bahasa. Manusia tidak mungkin hidup tanpa bahasa karena manusia dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. pikiran, maupun ide kepada lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. pikiran, maupun ide kepada lawan bicara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut beberapa pakar ahli bahasa, bahasa memiliki beraneka ragam definisi. Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain. Bahasa pun bersifat unik, dalam arti setiap bahasa mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi antara individu dalam kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. Keberagaman bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang baik dengan lisan maupun tulisan. Manusia dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI 2.1. Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joshi dalam bahasa Jepang yang dikenal dengan istilah partikel, kata bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto dan Dahidi (2007:181),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing. Namun, secara garis besar Bahasa sebagai alat komunikasi adalah definisi singkat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hidup dan hubungan antarmanusia. Bahasa

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 品詞 Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu kelas

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Teori Pragmatik Pragmatik merupakan suatu cabang dari linguistik yang menjadi objek bahasa dalam penggunaannya, seperti komunikasi lisan maupun tertulis. Menurut Leech (1999:

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III TEAM PENYUSUN HERNIWATI, S.PD.M.HUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BANTU RASHII DAN MITAI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BANTU RASHII DAN MITAI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BANTU RASHII DAN MITAI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI OLEH: APRILYA RENI VERDIANTI 115110600111016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか Lampiran I SOAL PRE TEST NIM : A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! れいあした例 : 明日 授業 ( は に を ) やすみですか くうこう 1. 私は母とタクシー ( に を で ) 空港へ行きました はいたた 2. 歯 ( で は が ) 痛いですから 何も食べないです

Lebih terperinci

METODE PENGAJARAN MENULIS Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia)

METODE PENGAJARAN MENULIS Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia) METODE PENGAJARAN MENULIS Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pengantar Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sifatnya produktif, menghasilkan, memberi, atau menyampaikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci