BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan individu dapat dilihat dengan tumbuhnya aspek fisik yang
|
|
- Dewi Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa sekolah dasar merupakan individu-individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam rangka mencapai kepribadian yang dewasa. Pertumbuhan individu dapat dilihat dengan tumbuhnya aspek fisik yang bersifat kuantitatif, misalnya bertambahnya tinggi badan, berat badan. Perkembangan individu dapat dilihat dari aspek psikis yang ditandai dengan betambahnya kemampuan individu yang bersifat kualitatif misalnya keberanian anak berinteraksi dengan orang lain. Salah satu kegiatan yang mendukung dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah belajar. Agar dalam kegiatan belajar dapat mencapai hasil yang maksimal hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Menurut Sidiq dkk (2009: 1-7) prinsip dalam belajar yaitu : 1) prinsip motivasi; 2) prinsip perhatian; 3) prinsip aktivitas; 4) prinsip umpan balik; 5) prinsip perbedaan individu. Pembelajaran matematika adalah suatu proses yang dengan sengaja didesain yang bertujuan menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk belajar matematika sekolah. Menurut Bruner (Aisyah dkk: 2008, 1-4) belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur matematika yang ada pada materi yang dipelajari serta menemukan hubungan antara konsep dan struktur matematika. Dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: 1
2 2 1. Faktor Internal merupakan faktor yang mempengaruhi individu dalam pembelajarn yang muncul dari dirinya sendiri misalnya, kecerdasan individu, bakat, motivasi untuk melakukan proses belajar mengajar. 2. Faktor eksternal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi belajar individu yang muncul dari luar individu misanya, lingkungan sekolah, sosial, sarana dalam pembelajaran yang dapat berupa media dan alat peraga, media dan alat peraga mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. Matematika disebut sebagai ilmu tentang pola karena pada matematika sering dicari keseragaman seperti keturutan, keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu atau model yang merupakan representasinya untuk membuat generalisasi. Bangun datar mempunyai keterkaiatan pola yang saling berhubungan yaitu titik, garis, sudut. Salah satu cabang ilmu matematika adalah geometri atau bangun datar. Bangun adalah semua informasi geometri yang tersisa pada saat lokasi, skala, dan efek putar disaring dari suatu objek. Bangun sederhana dua dimensi dapat digambarkan oleh titik, garis, kurva, bidang, dan seterusnya. Suatu bangun yang titiktitiknya dimiliki oleh bidang yang sama disebut gambar bidang. Kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora kelas II prestasi belajar bidang studi matematika materi bangun datar kurang maksimal. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan oleh peneliti, dalam pelaksanaan kegiatan belajar siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran, serta kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil prestasi belajar matematika
3 3 materi bangun datar siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora belum mencapai Kritiria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu minimal 60, dan target ketuntasan minimal adalah 70% dari seluruh siswa harus mendapatkan nilai di atas KKM. Kurang maksimalnya hasil belajar matematika materi bangun datar Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora karena dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan cara konservatif atau monoton. Guru mengajar dengan hanya menerangkan materi pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar berpusat pada kegiatan guru, anak kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Anak bermain dengan teman, tidak mendengarkan penjelasan materi dari guru. Selain itu guru tidak pernah menggunakan media, dimana media mempunyai peranan penting dalam membantu guru menyampaikan materi pembelajaran. Karena pada usia ini siswa pada masa operasional kongkrit,anak membutuhkan manipulasi objek yang dapat mengkongritkan abstaraksi materi pembelajaran. Hasil tes awal yang dilaksanakan menunjukan bahwa dari 16 siswa kelas II yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan, menunjukkan bahwa 4 siswa yang dapat menjawab soal yang diberikan, hanya 25% siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora yang mendapatkan nilai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah yaitu minimal 60. Sedangkan 12 siswa mendapatkan nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan sekolah minimal 60.
4 4 Piaget (dalam Aisyah dkk: 2-3) pada anak sekolah dasar merupakan fase operasional kongkrit dimana anak memulai dari yang sederhana (kongkrit) ke yang kompleks (abstrak). Pada fase ini siswa akan lebih mudah menerima materi pembelajaran matematika materi bangun datar apabila dalam kegiatan proses balajar mengajar, guru menggunakan media pembelajaran. Menurut teori Van Hielle dalam (Sa dijah:59-60) tahapan dalam pembelajaran geometri 1). Fase Visualisasi 2). Fase analisis 3). Fase diduksi Informsl 4). Fase diduksi 5). Fase ragor (keakuratan). Siswa kelas rendah pada tahap visualisasi dan analisis, anak membutuhkan benda kongkrit sebagai media yang bisa memudahkan siswa untuk menerima materi pembelajaran khususnya materi bangun datar. Media dapat membantu memanipulasi objek materi pembelajaran yang bersifat abstrak menjadi kongkrit. Selain itu media juga dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga anak dapat dengan mudah menerima materi bangun datar dalam proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi hasil belajar siswa kelas II sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan latar belakang di atas maka dipilihlah penggunaan media seni mozaik sebagai alternatif untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat menumbuhkan keaktifan siswa dan prestasi belajar matematika materi bangun datar siswa kelas II Sekolah Dasar I Sambongrejo akan meningkat. Selain itu media seni mozaik dapat membantu guru untuk menurunkan abstraksi materi pembelajaran menjadi kongkrit atau lebih sederhana, materi pembelajaran dapat difahami dengan baik sehingga prestasi belajar matematika materi bangun datar siswa kelas II
5 5 Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora akan meningkat. Berdasarkan alasan dan uraian tersebut maka peneliti melaksanakan penelitian dengan judul Penggunaan Media Seni Mozaik untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun Datar Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Sambogrejo I Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1 Bagaimanakah media seni mozaik dapat meningkatkan motivasi belajar matematika materi bangun datar siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo kecamatan Sambong Kabupaten Blora? 2 Bagaimanakah media seni mozaik dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi bangun datar siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan penggunaan media seni mozaik dalam meningkatkan motivasi belajar matematika materi bangun datar siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora.
6 6 2. Untuk mendeskripsikan penggunaan media seni mozaik dalam meningkatkan prestasi belajar matematika materi bangun datar siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi pembelajaran Matematika, khususnya materi bangun datar siswa kelas II Sekolah Dasar dengan memanfaatkan media seni mozaik. 2. Manfaat Praktis a) Lembaga Sekolah Dasar Meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi bangun datar sebagai salah satu tolak ukur tingkat keberhasilan belajar mengajar matematika yang telah dilakukan bersama antara guru dan siswa yang berhasil guna dan berdaya guna b) Guru Sekolah Dasar Sebagai bahan refleksi diri untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran dan lebih meningkatkan profesionalisme sebagai seorang guru. c) Siswa Sekolah Dasar 1. Lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran matematika. 2. Lebih memahami serangkaian materi bangun datar yang diajarkan dengan menggunakan media seni mozaik.
7 7 d) Peneliti Lain 1. Untuk dijadikan sebagai pertimbangan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya. 2. Dapat dijadikan sebagi referensi untuk melaksanakan penelitian. E. Hipotesis Tindakan Hipotesis yang penulis rumuskan pada penelitian ini adalah: Menggunakan media seni mozaik dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika materi bangun datar pada siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora F. Batasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan untuk memfokuskan penelitian pada upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa materi bangun datar dalam proses pembelajaran Matematika di Kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora penelitian ini dibatasi pada: 1. Penelitian ini dilaksanakan pada bidang studi matematika materi bangun datar kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. 2. Penelitian ini hanya untuk mengetahui apakah penggunaan media seni mozaik dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas II materi bangun datar sampai mencapai KKM yang sudah ditentukan yaitu minimal 60.
8 8 3. Hasil penelitian ini hanya dapat diaplikasikan pada Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora dan tidak dapat digeneralisasikan pada sekolah lain. 4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan sekolah lain dalam pembelajaran matematika materi bangun datar dengan menggunakan media seni mozaik. G. Penegasan Istilah 1. Media adalah segala benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut 2. Mozaik adalah sebuah gambar yang dibuat dengan cara berupa tempelan benda berukuran kecil (Nurhadiat:2004 ) 3. Media seni mozaik Media seni mozaik yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material dipotong-potong atau sudah berbentuk potongan kemudian disusun dengan ditempelkan pada bidang datar dengan cara di lem. 4. Motivasi Motivasi adalah suatu perubahan energi atau dorongna didalam pribadi individu yang dapat ditandai dengan adanya timbulnya afektif dan reaksi unruk mencapai tujuan. 5. Belajar
9 9 Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya 6. Prestasi belajar Prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.
BAB I PENDAHULUAN. pengembangan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pengembangan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pengajaran, juga terkait dengan berbagai faktor yang dapat memberikan perubahan pada siswa. Faktor siswa, guru serta
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. visual dalam konteks ruang. Sedangkan menurut Piaget (Marliah, 2006:28)
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Spasial 1. Pengertian Kemampuan Spasial Menurut Wahyudin (2015:85) kemampuan spasial adalah kemampuan membayangkan, membanding, menduga, menentukan, menkonstruksi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Depdiknas (2006:417) Mata pelajaran matematika salah satunya bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan erat kaitannya dengan kegiatan pembelajaran. Dimana kegiatan pembelajaran tersebut diciptakan oleh guru dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah. Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari tingkat SD (Sekolah Dasar) hingga PT (Perguruan Tinggi). Matematika pada dasarnya abstrak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Belajar 1. Pengertian Belajar Untuk memperoleh pengertian belajar yang objektif terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada terbentuknya kepribadian peserta didik (Tirtarahaja, Umar dan S. L.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik (Tirtarahaja, Umar dan S. L. La Sulo, 2005:34).
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan perubahan perilaku individu dalam merespon suatu kondisi dan peristiwa yang terjadi di lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gagne yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak variabel yang mempengaruhinya. Sebagai suatu proses psikologis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas dan banyak variabel yang mempengaruhinya. Sebagai suatu proses psikologis, pendidikan tak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kegiatan menjadi kurang berarti apabila tujuan yang telah direncanakan sebelumnya tidak terlaksana. Terlaksananya sebuah tujuan tentu memerlukan upaya yang sungguh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Slameto (2003:2), belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No.
A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia kini telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses pemberian pengalaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran matematika merupakan suatu proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat diperlukan bagi semua orang. Baik pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan dasar yang mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah Dasar (SD) agar siswa mampu berpikir logis, analistis, sistematis, kritis, dan kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat dan oleh karena itu setiap manusia dituntut untuk mengembangkan seluruh potensi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika dalam dunia pendidikan di Indonesia telah dimasukkan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sejak usia dini. Matematika adalah salah satu mata pelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Awal SDN Kalibalik 01 sebagai sekolah di ibukota kecamatan idealnya memiliki peran yang sangat strategis dalam menopang
Lebih terperincipesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah membosankan. Jika hal ini dapat diwujudkan maka diharapkan di masa yang
A. Kondisi Kelas dan Proses Pembelajaran Matematika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang amat pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah menciptakan strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia, diterima oleh semua lapisan masyarakat dan dipelajari pada setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru dunia, diterima oleh semua lapisan masyarakat dan dipelajari pada setiap tingkat pendidikan.
Lebih terperinciPenerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara
Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara Dewi Lestari Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses penting dalam kehidupan, manfaat dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses penting dalam kehidupan, manfaat dari pendidikan itu sendiri akan dirasakan baik untuk saat ini maupun masa yang akan datang. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan agar berkembang bakat dan potensi siswa untuk menghadapi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERCAYA DIRI 1. Pengertian percaya diri Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam kurikulum 2006, bertujuan antara lain agar siswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran matematika di Sekolah Dasar sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, dalam kurikulum 2006, bertujuan antara lain agar siswa memiliki kemampuan menggunakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Hasil Belajar Matematika
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar Matematika Sudjana. (2007: 22), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah menemukan pengalaman belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia di SD memiliki nilai penting pada jenjang pendidikan dengan pengajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana dan terarah.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar merupakan proses perubahan dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI 2.1Pengertian Belajar Hasil Belajar
BAB II KAJIAN TEORI 2.1Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kualitas dan martabat kehidupan manusia Indonesia sehingga dapat mengatasi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan dan meningkatkan kemampuan, kualitas dan martabat kehidupan manusia Indonesia sehingga dapat mengatasi keterbelakangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata pelajaran matematika adalah salah satu
Lebih terperinci2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Hal tersebut sesuai dengan
Lebih terperinciTEORI BELAJAR MATEMATIKA DAN PENERAPANNYA DI SEKOLAH DASAR
TEORI BELAJAR MATEMATIKA DAN PENERAPANNYA DI SEKOLAH DASAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD kelas awal oleh Rahayu Condro Murti, M.Si Belajar dan Pembelajaran Belajar : berusaha untuk memperoleh kepandaian atau
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peneliatian dilakukan di SD Negeri Ujung-ujung 02 merupakan SD yang terletak di Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. SD Negeri Ujung-ujung 02 berada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
Lebih terperinciJeffry Gagah Satria Frigatanto
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 03 BANTARBOLANG KECAMATAN BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menengah Pertama Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. (repository.upi.edu, 2013), 3.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 Tahun 2013 tentang standart lulusan dalam Dimensi Pengetahuan menyebutkan bahwa siswa harus memiliki pengetahuan faktual,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA II.1 Kajian Teori II.1.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA II.1 Kajian Teori II.1.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan matematika Sekolah Dasar yang terdiri dari bagian-bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang digunakan manusia untuk memecahkan persoalan sehari-hari dan persoalan ilmu lainnya. Para ahli yang mendefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika bertujuan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistemetis, kritis,dan kreatif serta kemampuan bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang definisi pendidikan banyak dikemukakan oleh para
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang definisi pendidikan banyak dikemukakan oleh para ahli. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS VI DI SDN 1 KALUKUBULA
PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS VI DI SDN 1 KALUKUBULA Oleh: Sriwahyuni B. Ladaka, Mestawaty, Musdalifah Nurdin Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses untuk menuntun siswa agar mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan agar siswa dapat mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan suatu proses untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, dalam menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proyek kemanusiaan yang tiada henti-hentinya ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke waktu. Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan suatu bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memiliki karakteristik antara lain : 1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar yang dipelajari di Sekolah Dasar. Sesuai dengan tingkatan pendidikan yang ada, pembelajaran
Lebih terperincibeberapa kali, sehingga tercapai tujuan yang diinginkan pada pembelajaran
22 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) attau Classroom action research. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga 2.1.1. Pengertian Alat Peraga Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam proses pembelajaran. Berdasarkan fungsinya media dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar merupakan fondasi pada proses pendidikan selanjutnya. Keberhasilan guru dalam mendidik siswa menjadi prioritas utama bagi keberlangsungan siswa
Lebih terperinciSITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK
131 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PESAWAT SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 SIMEULU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SITI ARFAH, S.Pd 1 Oleh: ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan. keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar dan wajib belajar 9 tahun, merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia. Dalam Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1989
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kemampuan mengelola
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan potensi-potensi siswa harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dalam proses pembelajaran. Aqib (2013: 66) menjelaskan, proses belajar mengajar (pembelajaran)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pembentukan kepribadian manusia. Pada dasarnya pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penentu keberhasilan pembagunan nasional, baik itu dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia indoesia seutuhnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Matematika Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan, simbul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Masrini, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seolah ada pertanyaan bayangan mengapa matematika merupakan salah satu pelajaran yang sulit di pahami dan siswa kurang memahami apa yang di anjurkan? apakah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan merupakan modal suatu bangsa untuk dapat berkembang secara optimal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan dari berbagai sudut pandang, misalnya pendidikan berwujud sebagai suatu sistem, artinya pendidikan dipandang sebagai keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan keterampilannya kepada generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Pra Siklus Kondisi awal ketika guru menerapkan metode ceramah dan penggunaan alat peraga dalam kelompok kecil adalah siswa tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang telah mereka peroleh sebelumnya. Joyce dkk (2009: 5)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa memiliki kemampuan awal yang beragam dalam pembelajaran. Kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa tergantung pada pendidikan dan ketrampilan yang telah mereka
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Hakikat Matematika Dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dinyatakan bahwa Matematika merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berdasarkan pada Data Rekapitulasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dimulai dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah pertama (SMP) yang
Lebih terperinciKegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK
Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK A. Pengantar Kita mengetahui bahwa dalam perkembangannya seorang anak berbeda dengan orang dewasa. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas baik itu dalam bentuk fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Suhito, (strategi Pembelajaran Matematika Madrasah Ibtidaiyah(MI)), Modul
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan diharapkan manusia dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumberdaya manusia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat di berbagai bidang, sehingga membutuhkan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Media Tabel Perkalian pada Siswa Kelas IV SD Negeri Maahas
Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Media Tabel Perkalian pada Siswa Kelas IV SD Negeri Maahas Ketsia DJibran SD Negeri Maahas, Kab. Banggai, Sulawesi Tengah
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALAT PERAGA KEPING PECAHAN DALAM PEMBELAJARAN DERET GEOMETRI TAK HINGGA
βeta p-issn: 2085-589 e-issn: 25-058 Vol. No. (Mei) 20, Hal. -29 βeta 20 PENGGUNAAN ALAT PERAGA KEPING PECAHAN DALAM PEMBELAJARAN DERET GEOMETRI TAK HINGGA Syahrul Azmi Abstrak: Pelajaran matematika merupakan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS 1 SD NEGERI TELAJUNG 03 KECAMATAN CIKARANG BARAT
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS 1 SD NEGERI TELAJUNG 03 KECAMATAN CIKARANG BARAT Desy Anggraini 1), Arrahim 2) 1) YPI Al- Imaroh, Jl. Kampung Bojong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar mata pelajaran matematika di MI adalah kurangnya pengetahuan bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang menyangkut pengelolaan proses belajar mengajar mata pelajaran matematika di MI adalah kurangnya pengetahuan bagi guru MI, serta
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Obyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Pagerharjo 02 terletak di Desa Pagerharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati yang dipimpin oleh seorang Kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan sikap seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika memegang peranan penting dalam semua aspek kehidupan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika memegang peranan penting dalam semua aspek kehidupan, karena disadari atau tidak matematika selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari. Matematika
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA
1 DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA Ingko Humonggio, Nurhayati Abbas, Yamin Ismail Jurusan Matematika, Program Studi S1. Pend.
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling Rini, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada TYME, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Ada beberapa hal yang lebih dahulu perlu dipahami dalam penelitian ini, diantaranya: pengertian belajar dan pembelajaran, hasil belajar, pembelajaran matematika,
Lebih terperinciSarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi di Kelas IIIB SD Integral Rahmatullah Tolitoli Sarina Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan RPP. Pembelajaran dalam dua siklus,
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan RPP. Pembelajaran dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Tiap pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya manusia sangat diperlukan Indonesia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi kebutuhan akan sumberdaya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Media Media adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai alat bantu dalam kehiduan sehari-hari. Standar Kompetensi kelas V. pelajaran matematika SD/MI adalah :
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah banyak pendapat dikemukakan oleh berbagai pihak bahwa siswa masih mengalami kesulitan belajar matematika yang ditandai dengan rendahnya prestasi belajar mereka pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan bagian dari kegiatan guru di sekolah. Proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan bagian dari kegiatan guru di sekolah. Proses belajar mengajar atau yang sering disebut dengan pembelajaran berguna untuk menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia dewasa, beradab dan normal (Jumali.dkk. 2004:1). Setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan menumbuh kembangkan potensi manusia agar menjadi manusia dewasa, beradab dan normal (Jumali.dkk. 2004:1). Setiap manusia wajib mendapatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Soal Matematika Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan dengan matematika. Soal tersebut dapat berupa soal pilihan ganda ataupun soal uraian. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut James dan James (Suherman, 2003: 31) matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu
Lebih terperinci