Sekarang kita tentu bertanya. Apa kunci rahasianya? Pagi ini kita tiga kunci rahasia sukacita Paulus;

Transkripsi

1 (Filipi 4:10-23) Mark Twain adalah seorang humoris profesional yang ucapan-ucapannya dan tulisan-tulisannya membuat orang di seluruh dunia ini tertawa terbahak-bahak; dan untuk beberapa saat orang-orang akan melupakan kesulitan-kesulitan mereka. Namun demikian sebenarnya kehidupan Mark Twain sendiri sedang mengalami persoalan hidup yang cukup berat. Ketika Jean anak perempuannya yang sangat dikasihinya menionggal secara mendadak karena serangan penyakita ayan. Twain, yang terlalu lemah badannya sehingga tidak bisa hadir waktu penguburan, berkata kepada temannya, "Saya tidak pernah merasa iri kepada siapapun juga, kecuali kepada orang mati.saya selalu iri kepada orang yang mati." Baginya kematian merupakan suatu yang lebih sukacita, dibandingkan dengan kesulitan hidup yang mereka alami. Saudara, jikalau anda berkesempatan untuk membaca Alkitab, jangan sampai mengabaikan surat Filipi. Salah satu keunikan surat Filipi adalah surat yang penuh sukacita, walaupun sesungguhnya rasul Paulus sendiri secara manusia bukan hidup dalam kondisi yang penuh sukacita. Dalam surat Filipi yang terdiri dari empat pasal ini paling sedikit ada enam belas kali Paulus menulis bersuka-cita. Paulus menulis surat ini pada saat ia berada dalam penjara di Roma. Ia menjadi tahanan bangsa Romawi dan tak lama lagi keputusan perkaranya akan dikeluarkan. Mungkin ia kan dibebaskan dan mungkin juga kepalanya akan dipenggal. Memang Lukas menyebutkan dalam Kisah para Rasul 28:31-31 bahwa rasul Paulus ditahan di rumah yang disewanya sendiri, tetapi ia dirantai yang diikatkan pada diri seorang prajurit dan ia tidak boleh berkhotbah. Dalam Roma 1:13-16 Rasul Paulus sebenarnya mempunyai cita-cita hendak mengunjungi kota Roma sebagai seorang pengkhotbah, namun cita-citanya kandas; Paulus memang mendatangi kota Roma bukan sebagai pengkhotbah tetapi sebagai seorang tahanan. Terlebih-lebih orang-orang percaya di Roma terpecah-pecah; sebagian memihak pada Paulus dan yang lainnya menantang (lihat Flp 1:15-17). Namun dibalik bahaya yang mengancam dan juga berbagai kesukaran pelayanan, Paulus rupanya memiliki sukacita yang berlimpah-limpah. Sekarang kita tentu bertanya. Apa kunci rahasianya? Pagi ini kita tiga kunci rahasia sukacita Paulus; akan melihat 1. Pemeliharaan Allah yang Mutlak (4:10) Dalam masa kemajuan ilmiah sekarang, kita makin sedikit mendengar tentang pemeliharaan Allah. Kadang-kadang kita memperoleh gagasan yang mengejutkan dan kontroversial, mereka mengatakan bahwa dunia merupakan sebuah mesin alamiah yang sangat besar sekali dan bahkan Allah sendiri tidak dapat menghentikan lajunya sementara roda-rodanya sedang berbelok. Firman Allah dengan jelas mengajarkan tentang pekerjaan dan pemeliharaan Allah dalam alam dan dalam kehidupan umat-nya. Kata bahasa Inggris "providence" (pemeliharaan) berasal dari dua kata bahasa 1 / 5

2 Latin : pro berarti "sebelum", dan video berarti melihat. Pemeliharaan Allah itu berarti bahwa Allah telah memelihara mereka sebelumnya. Ini tidak berarti bahwa bukan hanya Allah sudah tahu sebelumnya apa yang terjadi, tetapi pemeliharaan Allah melibatkan lebih banyak hal. Allahlah yang lebih dahulu mengatur keadaan dan situasi untuk memenuhi rencana-nya. Cerita yang terkenal tentang Yusuf dan saudara-saudara laki-lakinya menggambarkan arti dari pemeliharaan Allah (Kej 37:50). Saudara-saudaranya iri terhadapnya dan menjual dia sebagai budak ketika ia masih baru 17 tahun. Ia dibawa ke Mesir dan di sana Allah mengungkapkan bahwa 7 tahun bahaya kelaparan akan tiba setelah mengalami masa kelimpahan. Kenyataam kehidupan ini terjadi karena hasil tafdiran terhadap Yusuf tentang apa yang terjadi. Oleh sebab itu Yuusuf naik pangkat, ia menjadi penguasa nomer dua di Mesir. Setelah 20 tahun berpisah, hubungan Yusuf dengan saudara-saudaranya terjalin kembali; dan mereka mengerti apa yang telah dilakukan Tuhan. "Sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menmyuruh aku mendahului kamu" (Kej 45:5). "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan (Kej 50:20). Paulus mengalami pemeliharaan yang luar biasa dalam hidupnya, sebagai seoranmg pelayan Tuhan, Paulus mengalami berbagai percobaan dan penderitaan; ia pernah mengalami kapal karam, ia pernah dipenjarakan, ia pernah dicambuk, dipukul dan sebagainya; tetapi ia tetap menerima pemeliharaan Allah yang mutlak itu. Oleh sebab itu tidak heran Paulus sanggup menulis "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28). Allah dalam pemeliharaan-nya telah menyebabkan jemaat Filipi memperhatikan kebutuhan Paulus, dan memang pada saat itu Paulus sangat membutuhkan kasih mereka. Sebenarnya jemaat Filipi suka memberi, tetapi mereka tidak mempunyai kesempatan. Bagaimana dengan kita? Memang banyak alasannya... Di gereja kita banyak sekali kesempatan diberikan pada kita untuk memberi, tetapi masalahnya adalah kita kurang memperhatikan semua ini. Kalau kita kembali melihat ayat 10, jemaat Filipi mempunyai kerinduan untuk memberi tetapi kesempatannya selalu tidak ada; barulah saat ini mereka berhasil memberikan persemahan untuk pekerjaan pelayanan Paulus. Hari ini di depan pintu gereja ada spanduk yang cukup besar, kemudian di warta Gereja juga dimuat ditambah lagi brosur untuk kita bawa pulang. Gereja kan mengadakan Malam Misi pada tanggal 15 dan 16 Mei Lalu saya sebagai anggota jemaat, apa yang harus aku lakukan? Saya akan katakan ini merupakan suatu kesempatan bagi anda untuk berbuat sesuatu bagi gereja Tuhan. Jangan samapi ketinggalan. Anda boleh mendukung dalam tiga hal, yang saya sebut tiga D, yang pertama DOA, kedua DAYA dan yang ke tiga DANA.. Jemaat Filipi memiliki uang 2 / 5

3 untuk dipersembahan buat pekerjaan Tuhan, namun kesempatannya selalu tidak ada; sekarang di depan mata kita ini ada kesempatan, maka saran saya lakukanlah! 2.Kekuatan Allah yang tidak pernah gagal (4:11-13) Saudara, Paulus segera mengetahui bahwa ia tidak mengeluh. Kebahagiaannya tidak tergantung pada keadaan maupun hal-hal tertentu; kesukacitaannya berasal dari sesuatu yang lebih mendalam, sesuatu yang terpisah dari kemiskinan dan kemakmuran. Kebanyakan dari kita telah mempelajari bagaimana untuk menjadi "rendah hati", karena bila ada kesulitan-kesulitan datang kita segera lari kepada Tuhan! Tetapi sedikit yang belajar bagaimana dengan "hidup kelimpahan". Kemakmuran dan kesuksesan lebih merusak daripada kesengsaraan. Mari kita perhatikan ayat 12, Paulus telah mengenal rahasia kehidupan manusia secara keseluruhan; baik tatakala menderita susah atau ketika seseorang mengalami kelimpahan. Mengenal rahasia itu berarti "dituntun untuk menyelami rahasia". Kata seperti ini sering dipakai oleh agama penyembah berhala berkenan dengan "rahasia yang tersembunyi". Ayat 13 "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" Paulus tidak merasa asing sudah di dalam menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan; nampaknya ia melatihnya dan sekarang menjadi biasa. Ayat 11 Paulus mengatakan ia belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Ini tidak mudah kita lakukan? "Merasa cukup" merupakan Pekerjaan Rumah yang cukup sukar bagi kita. Kekayaan seseorang tidak menjamin orang itu merasa cukup dan menikmati kebahagiaan. Kemarin saya baca di surat kabar ada seorang isteri yang memiliki tiga anak, dibunuh oleh suaminya di Blitar. Dari namanya kelihatannya beliau orang Kristen namnya Gracia. Wajahnya cukup cantik, cukup kaya juga; ya paling sedikit dari salaha satu indikasi merek mobil yang dimilikinya. Saudara, dampak Krisis Moneter yang kita lalui bersama di negara ini bagi setiap orang berbeda-beda. Ada yang menganggap sebagai suatu kesempatan untuk mengeruk keuntungan. Namun bagi seorang pegawai yang menerima gaji tetap, cukup bingung dan stress, belum lagi kalau di PHK. Kalau rasul Paulus berhasil mencukupkan diri dalam segala keadaan, itu berarti kita akan belajar dari dia. Ini tidak segampang omongan. Saya masih ingat tiga tahun yang lalu, harga-harga barang cukup seimbang dibandingkan dengan pendapatan seorang pegawai; saya tidak katakan sebagai seorang pengusaha; sebab kalau seorang pengusaha sewaktu lagi mujur pemasukan bisa berlipat-lipat ganda. Namun sekarang, harga Lombok per kilogram di atas harga ayam, nampaknya tidak masuk akal tetapi kita hadapi kenyataan ini. Dulu ada pepatah yang mengatakan, kalau tidak salah "Jikalau tidak ada ayam sepotong sebagai temannya nasi, itu tidak masalah, yang penting ada Lombok" Oh pepatah ini hancur luluh, tidak berlaku lagi. Hanya orang yang bersandar sepenuhnya pada Allah akan kuat dan tidak gagal menghadapi badai kehidupan ini. 3 / 5

4 Kalau tadi yang pertama, Pemeliharaan Allah yang mutlak dan yang kedua Kekuatan Allah yang tidak pernah gagal merupakan dua sumber rohani yang kita dapat andalkan sehingga kita dapat melakukan segala tugas-tugas dalam kehidupan kita. Tetapi, jangan lupa ada satu hal yang merupakan sumber lebih penting lagi yakni: 3. Janji Allah yang tidak pernah berubah (4:14-20) Saudara, sekali lagi Paulus berterima kasih kepada jemaat Filipi untuk kemurahan hati mereka. Ia membandingkan pemberian mereka menjadi tiga hal yang umum: (1) Pohon yang sedang bertunas (ayat 10). Kata "bertumbuh kembali" mengandung pengertian setangkai bunga atau pohon yang sedang bertunas atau berkembang. Sering kita menmgalami musim dingin secara rohani, tetapi kemudian musim semi tiba dan ada kehidupan dan berkat yang baru. Pohon itu sendiri tidak dipetik dan dipindahkan; keadaan-keadaan tidak berubah. Perbedaannya ialah kehidupan yang baru yang ada di dalamnya. (2) Suatu Penanamn Modal (ayat 14-17). Paulus menganggap persembahan mereka sebagai suatau penanaman modal yang akan memberi mereka keuntungan-keuntungan rohani yang berlimpah-limpah. Kata "Mengambil bagian" dapat diartikan "Persekutuan pada masa sekarang". Jemaat melaksanakan "memberi dan menerima"; jemaat memberi materi kepada rasul Paulus dan menerima hal-hal rohani dari Tuhan. Tuhan adalah ibarat pemegang buku keuangan dan tidak pernah untuk membayar satu keuntungan rohanipun kepada anda. (3) Suatu pengorbanan (ayat 18). Paulus menganggap pemberian mereka sebagai suatu pengorbanan rohani; menaruh di mezbah demi kemuliaan Allah. Ada hal-hal seperti persembahan rohani dalam kehidupan Kristen (lihat 1 Petrus 2:5). Kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai suatu persembahan rohani (Rm 12:1-2), demikian juga ucapan bibir kita memuliakan nama-nya (Ibrani 13:15).Pekerjaan baik merupakan suatu persembahan kepada Allah (Ibrani 13:16), dan demikian juga jiwa-jiwa yang terhilang diberi hak istimewa untuk dimenangkan kepada Kristus (Roma 15:16). Di sini Paulus meliohat orang-orang percaya di Filipi sebagai imam-imam, yang memberikan persembahan mereka sebagai kurban kepada Tuhan. Maleakhi 1:6-14 menyatakan bahwa kita perlu mempersembahkan milik kita yang terbaik kepada Tuhan. Saudara, sekali lagi rasul Paulus tidak pernah menganggap pemberian ini sekadar berasal dari jemaat Filipi. Ia melihat sebagai pemenuhan kebutuhannya dari surga. Kepercayaan Paulus ialah kepada Allah. Ada suatu perbedaan yang menarik antara ayat 18 dan ayat 19. Kita dapat menyatakannya dengan kata-kata kita sendiri: "Kalian yang memenuhi kebutuhanku, dan Allah akan memenuhi kebutuhanmu.kalian memenuhi satu kebutuhanku, tetapi Allah akan memenuhi segala kebutuhanmu. Kalian memberikan dari kemiskinanmu tetapi Allah akan memenuhi kebutuhan dari segala kekayaan-nya dalam kemuliaan!" 4 / 5

5 Seberapa besar persembahan yang diberikan oleh jemaat Filipi kita tidak tahu, mungkin jumlahnya tidak besar; kalau dibandingkan dengan situasi ekonomi mereka (bnd 2 Kor 8:2). Tetapi itu tidak penting bagi rasul Paulus, karena yang terpenting baginya Kasih Karunia Tuhan yang ia sampaikan dan sekarang ini telah berbuah. Saudara, apabila kita melakukan kehendak Allah, melayani untuk kemuliaan Allah, maka setiap kebutuhannya akan dipenuhi. Hudson Taylor juga sering mengatakan, "Bila pekerjaan Allah dilaksanakan dalam cara Allah untuk kemuliaan Allah, maka Allah akan memenuhi segala keperluan kita." 23 Juni 2003 Saumiman Saud 5 / 5