BAB I ILMU PELAYARAN DATAR
|
|
- Farida Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I ILMU PELAYARAN DATAR PENDAHULUAN Untuk pelayaran sebuah kapal dari tempat tolak ke tempat tujuan dengan aman dan efisien dipergunakan bermacam-macam pengetahuan Navigasi dimana salah satu diantaranya dikenal dengan nama Ilmu Pelayaran. Ilmu Pelayaran atau Navigasi ialah ilmu yang mengajarkan kepada kita bagaimana cara membawa kapal dari tempat tolak ke tempat tiba, aman praktis dan ekonomis. Adapun Navigasi itu sendiri didalam praktek terdapat empat jenis yaitu : 1. Navigasi Duga, dimana penentuan posisi kapal diatas peta laut ditentukan berdasarkan haluan dan kecepatan kapal. 2. Pelayaran menyusur pantai, dimana penentuan posisi kapal diatas peta laut ditentukan dengan cara membaring benda duniawi (pulau, tanjung, suar dll) 3. Navigasi Astronomi dimana penentuan posisi kapal di atas peta laut ditentukan dengan menggunakan benda-benda angkasa seperti : matahari, bintang dan lain-lain dengan cara mengukur tinggi benda angkasa tersebut. 4. Pelayaran elektronik, dimana berkedudukan kapal ditentukan dengan menggunakan alat-alat elektronik seperti : radar, RDF, dan lain-lain. Ilmu Pelayaran itu sendiri dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu : 1. Ilmu Pelayaran Datar 2. Ilmu Pelayaran Astronomi dan, 3. Hitung Pelayaran
2 LINGKARAN BESAR DAN LINGKARAN KECIL Diatas permukaan sebuah bola kita dapat membuat lingkaran-lingkaran yang terdiri dari : 1. Lingkaran besar ialah lingkaran yang membagi bola menjadi 2 bagian yang sama besar. Titik pusat lingkaran berimpit dengan titik pusat bola. 2. Lingkaran kecil ialah lingkaran yang membagi menjadi 2 bagian yang tidak sama besar. 3. Titik pusat lingkaran tidak berimpit dengan titik pusat bola. Gambar 1
3 B U M I Bentuk dan ukuran Bumi : Bumi dimana kita berada ini merupakan suatu benda yang bergerak bebas di ruang angkasa mengitari matahari dan berbentuk seperti bola, disamping beredar mengelilingi matahari bumi juga berputar pada porosnya satu kali putaran dalam jangka waktu 23 jam 56 menit 4 detik, dari barat ke timur sehingga semua benda seakan-akan terbit dari timur dan terbenam di barat. Jari-jari bumi : m Keliling bumi : Km = M Bukti-bukti bahwa bumi berbentuk seperti bola sebagai berikut : 1. Apabila kita mendekat suatu benda ( menara suar, kapal dll ), maka nampak lebih dahulu ialah bagian atasnya, kemudian bagianbagian yang letaknya lebih rendah. 2. Di tengah laut batas bagian yang nampak dari permukaan bumi berbentuk lingkaran yang disebut cakrawala ( horizon ). 3. Pada gerhana bulan bayangan bumi yang jatuh diatas permukaan bulan berbentuk busur lingkaran atau lingkaran atau lingkaran penuh. DEFINISI-DEFINISI Poros Bumi Ialah garis menengah bumi keliling dimana bumi berputar Kutub-kutub Ialah titik-titik potong permukaan bumi dengan poros bumi. Titik potong yang satu disebut kutub utara (KU) dan yang lain disebut kutub selatan (KS)
4 Katulistiwa ( equator ) Ialah lingkaran besar yang merupakan irisan permukaan bumi dengan bidang yang melalui pusat bumi dan tegak lurus pada poros bumi. Katulistiwa ini membagi bumi menjadi 2 bagian yang sama besar ialah belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Jajar ( Paralel ) Ialah lingkaran-lingkaran kecil di permukaan bumi yang sejajar dengan katulistiwa. Diantara jajar-jajar diatas permukaan bumi yang sejajar dengan katulistiwa: a. Lingkaran balik Mangkara ialah jajar yang letaknya 23 ½ disebelah Utara Katulistiwa. b. Lingkaran balik Jadayat ialah jajar yang letaknya 23 ½ disebelah Selatan Katulistiwa c. Lingkaran Kutub Utara/Selatan ialah sejajar yang letaknya 66½ disebelah Utara/Selatan Katulistiwa Jajar-jajar istimewa ini membagi bumi menjadi 5 daerah iklim. Gambar. 2
5 Derajah ( meridian ) ialah setengah lingkaran besar yang dtarik melalui kutub-kutub bumi dan tegak lurus pada katulistiwa. Diantara derajah-derajah di permukaan bumi ada yang istimewa : 1. Derajah nol ( derajah pertama ) ialah derajah yang melalui kota GREENWICH di Inggris. 2. Garis batas tunggal ialah derajah yang letaknya 180 % terhadap derajah nol. 3. Derajah-derajah disebut juga lingkaran bujur. Bujur dihitung dari derajah nol sampai 180 disebut bujur Timur, dari nol derajat sampai 180 Barat disebut bujur Barat. Kedua derajah tersebut merupakan lingkaran besar yang membagi bumi menjadi 2 (dua) bagian yang sama besar ialah belahan bumi Timur dan belahan bumi Barat. Gambar. 3
6 KOORDINAT-KOORDINAT DI BUMI Untuk menentukan letak suatu titik di atas permukaan bumi dipergunakan sistem tata koordinat dengan 2 buah sumbu, sebagai sumbu mendatar diambil katulistiwa dan sebagai sumbu tegak diambil derajah nol. LINTANG Suatu tempat di bumi ialah sebagian busur dari derajah yang melalui tempat tersebut diukur dari katulistiwa sampai pada tempat itu. Dalam hal ini dibedakan lintang utara dan lintang selatan tergantung letak tempat tersebut terhadap katulistiwa. Lintang dihitung dari 0 sampai dengan 90 Utara atau Selatan. BUJUR Suatu tempat dibumi ialah sebagai busur dari katulistiwa diukur dari derajah nol sampai pada derajah yang melalui tempat tersebut. Dalam hal ini dibedakan bujur Timur dan bujur Barat tergantung letak tempat tersebut terhadap derajah nol Bujur dihitung dari 0 sampai dengan 80
7 Gambar 4 Selisih Lintang ( Δl ) ialah perbedaan antara lintang tempat tolak dan lintang tempat tiba. Selisih bujur (Δb ) ialah selisih (perbedaan) antara bujur tempat tolak dan bujur tempat tiba. Untuk mendapatkan Δ II atau Δ bu sebagai berikut : 1. Jika lintang kedua tempat tersebut senama diambil selishnya. 2. Jika lintang kedua tempat tersebut tidak senama diambil jumlahnya.
8 Gambar. 5 Kapal berlayar dari tempat tolak A ke tempat tiba B. Lintang B = 15 Lintang A = 5 Δl = 10 Lintang menengah ( lim ) Antara 2 tempat ialah jajar yang letaknya tepat di tengah-tengah diantara jajar-jajar yang melalui kedua tempat tersebut. Untuk menentukan lim adalah sebagai berikut : 1. Jika kedua lintang senama maka diambil setengah dari kedua jumlah lintang tersebut. 2. Jika kedua lintang tidak senama maka diambil setengah dari selisih dari kedua lintang, ditambahkan pada lintang kecil, atau dikurangkan dari lintang yang besar.
9 Contoh I T t 0 = 02 U T t i = 08 U Lim = = 10 = Contoh II T t 0 = 02 U T t i = 08 U Lim = = 5-2 = 3 U 2 Pipihan Bumi Dari pengukuran derajat pada berbagai lintang menunjukkan bahwa bumi tidak berbentuk bulat penuh, tetapi pipih pada katub-katubnya. Menurut Bayfort pipihan bumi = 1/297 artinya sebagai berikut : Gambar. 6
10 a-b = _1_ a 297 Menit derajah : Akibat dari pipihan bumi tersebut diatas maka derajah berbentuk elips : Satu menit derajah pada lintang yang tinggi adalah lebih panjang daripada lintang yang rendah. a. 1 derajah pada katub = 1861 m b. 1 derajah pada katuliswa = 1843 m c. 1 derajah lintang 450 = 1852 m d. 1 katulistiwa = 1855 m Mil Laut Satu mil laut ialah menengah dari panjangnya satu menit derajah = 1843 m m = 1852 m 2 Atau Keliling bumi = m 1 mil laut = m = 1851, x 60 = 1852 m Lintang Geografis dan lintang Geocentris Akibat yang lain dari pipihan bumi terjadinya lintang geografis dan lintang geocentris Lintang Geografis Alah sudut yang dibentuk antara normal tempat penilik dengan bidang katulistiwa ( < α ). Lingtang Geocentris
11 Ialah sudut antara jari-jari bumi, dimana sipenilik berada dengan bidang katulistiwa ( < β ) Gambar 7 Kl = Katulistiwa β = lintang geografis α = lintang geocentris T = Sipenilik Lintang geografis = lintang geocentris Apabila sipenilik di katulistiwa atau di kutub PROYEKSI PETA Peta adalah proyeksi bumi atau sebagian muka bumi yang digambarkan diatas bidang datar. Untuk dapat menggambarkan permukaan bumi atau sebagian dari padanya digunakan peta-peta. Dalam pembuatan peta laut dipergunakan bermacam-macam jenis proyeksi peta tergantung dari pada keperluannya.
12 Di Indonesia pada umumnya dipergunakan proyeksi silinder dimana bidang silindernya disinggungkan pada katulistiwa dan dikenal dengan nama Proyeksi Mercator. JARINGAN PETA Gambar 8 Jaringan peta ialah gambaran derajah-derajah dan jajar-jajar didalam peta yang saling,memotong tegak lurus. Oleh karena permukaan bola bumi tidak dapat dibuka menjadi bidang datar maka sebuah peta tidak dapat memberikan gambaran yang sebenarnya dari permukaan bumi. Syarat-syarat untuk membuat peta yang sempurna sebagai berikut : 1. Harus sebangun yang berarti sudut-sudut dibumi harus sama dengan sudut-sudut dipeta 2. Loxodron dilukis sebagai garis lurus 3. Daerah-daerah dan jajar-jajar tegak lurus satu sama lain.
13 4. Skala tetap, Di dalam kenyataan persyaratan-persyaratan tersebut diatas tidak mungkin dicapai dengan jenis proyeksi peta manapun. Oleh sebab itu peta-peta yang dipakai dalam pelayaran adalah peta yang sebanyak mungkin memenuhi persyaratan tersebut diatas, SKALA PETA Skala peta ialah perbandingan antara panjang suatu garis di peta dengan panjang garis tersebut diatas permukaan bumi. Pada umumnya ditulis sebagai bilangan dengan pembilang 1. Misalnya : _1 atau 1 : artinya : Untuk mendapatkan panjang garis tersebut diatas permukaan bumi, panjang garis dipeta harus dikalikan dengan PETA LAUT : Untuk kepentingan berlayar pada umumnya sebuah peta laut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Sudut-sudut di bumi harus sama dengan sudut-sudut dipeta (konform) 2. Loksodrom (garis haluan) dipeta harus dapat dilukiskan sebagai garis lurus. Peta yang memenuhi kedua syarat ini disebut peta bertumbuh. Akibatnya pada peta ini : 1. Derajah merupakan garis lurus mengarah ke kutub jalannya sejajar. 2. Jajar-jajar merupakan garis lurus. 3. Tiap derajah tegak lurus tiap jajar
14 4. Derajah-derajah harus sejajar satu sama lain. 5. Jajar-jajar harus sejajar satu sama lain. Peta lintang bertumbuh (Konstruksi Mercator ) Pada Lintang Bertumbuh Ialah peta yang jaringan petanya berbentuk empat persegi panjang, dimana makin mendekati kutub skala tegaknya main panjang. Kutub a < b A < 0 < d < 0 Gambar. 9 PETA LINTANG MENENGAH Peta Lintang Menengah : Ialah peta yang jaringan petanya berbentuk empat persegi panjang yang sebangun (skala tegaknya sama panjangnya) a < b Gambar. 10
15 PETA DATAR Peta Datar : - Ialah peta lintang menengah yang lintang menengahnya adalah Katulistiwa - Jaringan merupakan bujur sangkar Gambar. 11 LOXODRON dan ORTHODROM Loxodron ialah suatu garis yang menghubungkan antara 2 tempat, dibumi merupakan garis lengkung dan dipeta merupakan garis lurus yang memotong derajah-derajah atas sudut yang sama besarnya. Orthodrom ialah haluan yang ditempuh oleh kapal menurut jarak perjalanan yang terpendek, jadi diatas bumi yang berbangun bulat itu menurut lingkaran besar yang memotong derajah-derajah atas sudut yang tidak sama besarnya. ARAH Di dalam perjalan dikenal 3 macam arah : 1. Arah Sejati ialah arah yang memakai patokan garis U S yang jatuh sama dengan arah derajah yang melalui suatu tempat.
16 Di peta laut arah sejati terdapat pada skala luar dari mawar pedoman. 2. Arah Magnetis ialah arah yang memakai patokan garis yang berimpit dengan arah magnit yang semata-mata hanya mendapat pengaruh magnetis bumi Di peta laut arah magnetis ditunjukkan pada skala dalam dari mawar pedoman. 3. Arah Pedoman ialah arah yang memakai patokan garis U-S yang ditunjukkan oleh pedoman di kapal. Pedoman di atas kapal selain mendapat pengaruh magnetis bumi juga mendapat pengaruh dari besi-besi kapal. VARIASI Variasi ialah sudut yang dibentuk antara Utara Sejati (US) dan arah Utara Magnet (UM). Variasi diberi sebutan Timur (positif) bilamana arah Utara magnetis (UM) menyimpang ke arah Timur / kekanan terhadap Utara sejati (US). Variasi diberi sebutan Barat (negatip) bilamana arah utara magnetis (UM) menyimpang kearah Barat/ ke kiri terhadap utara sejati (US).
17 Gambar. 12 Kapal berada di A, variasi = 0 Kapal berada di B, variasi = 180 Kapal berada di UM atau US, variasi tak dapat ditentukan. Kadang-kadang di suatu tempat kekuatan magnet bumi setempat berubah secara periodik sehingga mempengaruhi arah Utara Magnetis. Akibatnya sudut variasi akan membesar atau mengecil sesuai dengan perubahan arah Utara Magnetis. Jika sudut variasi bertambah besar disebut Increasing dan jika sudut variasi bertambah kecil disebut Decreasing. Didalam peta laut kita dapati misalnya : Variasi 15 W (1970) decreasing annually 10 artinya variasi di tempat tersebut pada tahun 1970 adalah 15 W dan setiap tahun berkurang 10.
18 Nilai variasi untuk suatu tempat dibumi dapat diperoleh didalam : 1. Peta laut 2. Peta variasi Besarnya variasi tergantung dari : 1. Tempatnya di bumi 2. Tahun ( Waktu ) Didalam peta variasi terlukis garis-garis yang ditarik melalui tempat-tempat dengan variasi yang sama dan senama sebagi berikut : Isogone : garis dipeta yang ditarik melalui tempat-tempat yang sama variasinya. Agone : garis yang dipeta ditarik melalui tempat-tempat yang variasinya = nol Isologone : garis dipeta, yang ditarik melalui tempat-tempat dengan perubahan variasi yang berbeda. Contoh I : Dalam pera terlukis var. 15 w (1970) decreasing arri 10 1 Ditanyakan variasi tahun 1976? Jawab : Variasi 1970 = 15 Dec = 6 x 10 l 60 l = 1 Variasi 1976 = 14 w Contoh II var. 15 w (1970) inc arri 10 l ditanyakan variasi Jawab : Variasi 1970 = 15 w Inc. = 6 x 10 l = 60 l =1 Variasi 1976 = 16 w
19 DEVIASI Deviasi adalah sudut yang dibentuk antara utara magnet (UM) dengan arah Utara pedoman (UP) Deviasi diberi sebuah positip (+) apabila arah utara pedoman (UP) menyimpang ke kanan terhadap arah Utara magnetic ( UM). Deviasi diberi sebuah negatip (-) apabila arah utara pedoman (UP) menyimpang ke kiri terhadap arah Utara magnetic ( UM). Deviasi = 0 apabila diperoleh didalam daftar deviasi tergantung daripada haluan kapal. deviasi. Besarnya nilai Gambar. 13 Salah tunjuk (S.t) atau salah pedoman Salah tunjuk ialah sudut yang dibentuk antara Utara Sejati (US) dan Utara Pedoman (UP) atau jumlah aljabar antara varisasi dan deviasi. Salah tunjuk diberi sebutan positip (+) apabila arah Utara pedoman (UP) menyimpang ke kanan terhadap arah Utara sejati (US) Salah tunjuk diberi sebutan negatip (-) apabila arah Utara pedoman (UP) menyimpang ke kiri terhadap arah Utara sejati (US)
20 Salah tunjuk =0 apabila arah Utara pedoman (UP) berimpit dengan arah Utara Sejati (US). Salah tunjuk juga merupakan jumlah aljabar dari variasi dan deviasi S.t = Var + Dev Gambar. 14 HALUAN (HK) Haluan ialah sudut yang dibentuk antara garis limas kapal dan arah utara selatan. Berhubung ada 3 macam Utara, maka dikenal pula tiga macam haluan : 1. Haluan Sejati (HS) ialah sudut yang dibentuk oleh arah utara sejati (US) dengan arah haluan kapal (HK). 2. Haluan Magnetis (HM) ialah sudut yang dibentuk oleh arah Utara Magnetis (UM) dengan arah haluan kapal (HK) 3. Haluan Pedoman (HP) ialah sudut yang dibentuk oleh Utara pedoman (UP) dengan arah haluan kapal (HK) Sudut haluan selalu diukur dari arah Utara kekanan searah dengan arah perputaran jarum jam.
21 Gambar. 15 Hubungan antara HS, HM, dan HP 1. HS = HM + Variasi 2. HS = HP + Salah Tunjuk 3. HM = HP + Deviasi RIMBAN Disebabkan oleh arus atau angin pada lambung kapal arah gerakan kapal terhadap permukaan air tidak sama dengan haluan yang dikemudikan. Haluan yang dilayari (Hdil) ialah sudut yang dibentuk oleh arah Utara dengan arah gerakan kapal terhadap permukaan air. Rimban ialah sudut yang dibentuk oleh garis lurus kapal dan arah gerakan kapal. Rimban diberi tanda positip (+) apabila kapal dihanyutkan ke kanan ( Hdi > Hkmd) Rimban diberi tanda negatip (-) apabila kapal dihanyutkan ke kiri ( Hdil < Hkmd)
22 Gambar. 16 Perhitungan haluan dan jauh : Dalam perhitungan haluan dan jauh terdapat 2 macam persoalan. 1. Tempat tolak, haluan dan jauh diketahui. Diminta posisi tempat tiba. 2. Posisi tempat tolak dan tempat tiba diketahui. Diminta haluan dan jauh. Pembagian haluan : 1. Haluan Utara / Selatan Pada haluan ini kapal berlayar sepanjang derajah. Dalam hal ini hanya lintang yang berubah. Adapun bujur tetap tidak berubah. Jarak yang ditempuh = Δ lintang Jumlah mil yang ditempuh =jumlah menit perubahan lintang. Contoh I : Tempat tolak l U dan l T Kapal berlayar dengan HS = Utara, sejauh 72 mil Diminta tempat tiba.
23 Jawab : Jauh yang ditempuh = 72 mil, Δl =72 l =01 12 l U. tt0 = l U dan l T Δl = l U Δb = 0 tti = l U dan l T Contoh II : tt0 = l U dan l T Hs = Selatan, jauh = 100 mil Diminta : Tempat tiba Jawab : Jauh yang ditempuh = 100 mil, Δl = 100 l = l S tt0 = l U dan l T Δl = l S Δb = 0 tti = l S dan l T 2. Haluan Timur / Barat Pada haluan ini kapal berlayar sepanjang sejajar. Dalam hal ini hanya ada perubahan bujur. Adapun lintang tetap tidak berubah. Jauh yang ditempuh = Simpang - Jauh menurut jajar disebut simpang - Jauh menurut katulistiwa disebut perubahan bujur - Di katulistiwa Δb = simpang = jauh. Untuk mendapatkan Δ bujur dapat dilakukan dengan : Rumus : Δ bujur = simpang secan lintang. Untuk penyelesaian digunakan : a. Dengan logaritma b. Dengan daftar II Ilmu Pelayaran.
24 Gambar 17 Kapal berlayar dari C ke D CD = simpang EF = Δb CD : EF = л : R Simpang : Δb = л : R л : R = cos l Simpang = Δb cos l (DAF I, III.p) b = simp.sec l(daf II/p) 3. Haluan Serong Pada haluan ini terjadi perubahan lintang dan perubahan bujur. Untuk mendapatkan Δ lintang, Δbujur, haluan dan jauh dipakai rumus-rumus sebagai beikut : 1. Sin H = Simpang Jauh
25 2. Cos H = Lintang Jauh 3. Tg H = Simpang Lintang 4. Tg. HR= Bujur untuk lintang menengah TgR = Simpang L.b.t Δ a. Dengan skala lintang / tegak Gambar. 18 b. Dengan skala bujur / datar Gambar. 19
26 Haluan Rangkai Berlayar dengan beberapa haluan dan jauh disebut merangkai haluan. 1. Tempat tiba duga = letak kapal yang diperoleh dari perhitungan haluan dan jauh ( pedoman dan topdal ) 2. Tempat tiba sejati = letak kapal yang diperoleh dari baringan dan / atau penilikan benda angkasa atau alat elektronik, 3. Perolehan duga = haluan dan jauh dari tempat tolak ke tempat tiba duga 4. Perolehan sejati = haluan dan jauh dari tempat tolak ke tempat tiba sejati 5. Salah Duga = haluan dan jauh dari tempat tiba duga ke tempat tiba sejati Salah disebabkan oleh arus, penunjukkan topdal yang salah, mengemudikan kurang baik dsb. 6. Merangkai haluan = Menjabarkan berbagai haluan dan jauh menjadi satu haluan dan jauh (satu perolehan duga) serta menghitung tempat tiba duga. Cara merangkai haluan : 1. Merangkai secara datar a. Ambilah jumlah aljabar dari semua Δlintang dan semua simpang untuk tiap-tiap haluan ( Daftar I) b. Tentukan nilai lintang menengah dengan menjumlahkan lintang tolak dan lintang tiba dibagi dua. c. Tentukan Δ bujur dengan argumen lintang menengah dan jumlah simpang (Daftar II) d. Dengan rumus Tg.H = Simpang dapat diperoleh haluan dan Δl jauh. ditempuh ( Daftar I )
27 2. Merangkai secara bulatan Dalam merangkai secara bulatan untuk setiap haluan ditentukan Δbujur Menandingkan arus Yang dimaksud dengan menandingkan arus ialah memperhitungkan arah dan kekuatan arus dalam perhitungan haluan dan jauh. Arah arus ialah arah kemana arus itu mengalir. Kekuatan arus ialah kecepatan arus dalam mil /jam. Arah angin ialah arah dari mana angin bertiup. Haluan dan jauh diatas arus Yang dimaksud dengan haluan dan jauh diatas arus ialah haluan yang harus dikemudikan dan jauh yang harus ditempuh di bawah pengaruh arus, untuk mencapai tempat tujuan. Oleh karena haluan yang dikemudikan itu terhadap perjalanan yang ditempuh terletak pada sisi atas dari arus ialah sisi darimana arus itu datang, maka haluan yang dikemudikan itu disebut haluan diatas arus. Diketahui : Tempat tolak, tempat tiba, kekuatan/arah arus dan laju kapal Diminta : Haluan yang harus dikemudikan dan banyaknya mil yang harus ditempuh Jawab : Secara Konstruksi ( dipeta laut )
28 Gambar. 20 Soal : 1. Tempat tolak l U dan l T Kapal berlayar dengan HS = Utara, sejauh 75 mil Diminta tempat tiba? 2. Lukiskan dari D dengan DE (laju kapal) sebagai kecepatan kapal. 3. Tariklah AF/DE maka < UAF adalah haluan di atas arus dan AF adalah jauh diatas arus. 4. Apa yang dimaksud dengan haluan rangkai?
BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT
BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT Definisi-definisi Membaring ialah mengambil arahnya suatu benda dari kapal lalu arah tersebut dengan arah berlawanan dilukis sebuah garis dari titik yang
Lebih terperinciPERHITUNGAN POSISI SEJATI KAPAL DENGAN PENGAMATAN TERHADAP BENDA-BENDA ANGKASA
PERHITUNGAN POSISI SEJATI KAPAL DENGAN PENGAMATAN TERHADAP BENDA-BENDA ANGKASA Ari Sriantini Jurusan Nautika, Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah ABSTRAK Penentuan posisi astronomi merupakan
Lebih terperinciSOAL DAN JAWAB ILMU PELAYARAN ASTRONOMI AHLI NAUTIKA TINGGKAT III
1 SOAL DAN JAWAB ILMU PELAYARAN ASTRONOMI AHLI NAUTIKA TINGGKAT III 1. Mengikuti lingkaran besar manakah diukurnya, untuk sebuah bintang : a. Tinggi. b. Deklinasi c. Lintang astronomi. a. Tinggi nya diukur
Lebih terperinciNAVIGASI PELAYARAN PANTAI. Jhonny H. Tumiwa dan Yuli Purwanto
NAVIGASI PELAYARAN PANTAI Jhonny H. Tumiwa dan Yuli Purwanto Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung Jl. Tandurusa, Po Bok 12 BTG/Bitung Sulawesi Utara ABSTRACT Based on the way or navigation systems
Lebih terperinciMENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB
MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB A. Gerak Semu Benda Langit Bumi kita berputar seperti gasing. Ketika Bumi berputar pada sumbu putarnya maka hal ini dinamakan
Lebih terperinci5.1 KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR
KONSTRUKSI GEOMETRI Unsur-unsur geometri sering digunakan seorang juru gambar atau ahli gambar teknik untuk menggambar konstruksi mesin. Unsurunsur goemetri yang dimaksudkan ini adalah busur-busur, lingkaran,
Lebih terperinciDiunduh dari BSE.Mahoni.com
KATA PENGANTAR Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap
Lebih terperinciTATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )
TATA KOORDINAT BENDA LANGIT Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah (4201412051) 2. Winda Yulia Sari (4201412094) 3. Yoga Pratama (42014120) 1 bintang-bintang nampak beredar dilangit karena bumi berotasi. Jika
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.2
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.2 1. Pergerakan bumi sebagai benda angkasa yang menempuh waktu 365 hari disebut. gerak presesi gerak rotasi gerak revolusi gerak
Lebih terperinciPelayaran Kapal Niaga. Paket Keahlian : Nautika Kapal Niaga
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2015 Pelayaran Kapal Niaga Paket Keahlian : Nautika Kapal Niaga SMK / MAK Kelas X Semester IV DISKLAIMER (DISCLAIMER) Penulis : Editor Materi :
Lebih terperinciPENGGUNAAN KOMPAS MAGNIT
PENGGUNAAN KOMPAS MAGNIT P BIDANG KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN : PELAYARAN : NAUTIKA PERIKANAN LAUT DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH
Lebih terperinciPROYEKSI PETA DAN SKALA PETA
PROYEKSI PETA DAN SKALA PETA Proyeksi Peta dan Skala Peta 1. Pengertian Proyeksi peta ialah cara pemindahan lintang/ bujur yang terdapat pada lengkung permukaan bumi ke bidang datar. Ada beberapa ketentuan
Lebih terperinciBab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR.
Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS Materi : Konstruksi-konstruksi dasar. Garis-garis lengkung. Gambar proyeksi. Gambar pandangan tunggal. Proyeksi ortogonal (gambar pandangan majemuk). 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI
Lebih terperinciMENENTUKAN DAN MELUKIS GARIS POSISI Kompetensi : Navigasi Pantai. NPL-Prod/H03 BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIKMENJUR
MENENTUKAN DAN MELUKIS GARIS POSISI Kompetensi : Navigasi Pantai NPL-Prod/H03 BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIKMENJUR DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
Lebih terperinciBeberapa Benda Ruang Yang Beraturan
Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan Kubus Tabung rusuk kubus = a volume = a³ panjang diagonal bidang = a 2 luas = 6a² panjang diagonal ruang = a 3 r = jari-jari t = tinggi volume = π r² t luas = 2πrt Prisma
Lebih terperinci5. BOLA LANGIT 5.1. KONSEP DASAR SEGITIGA BOLA
5. BOLA LANGIT 5.1. KONSEP DASAR SEGITIGA BOLA Tata koordinat yang kita kenal umumnya adalah jenis Kartesian (Cartesius) yang memakai sumbu X dan Y. Namun dalam astronomi, koordinat ini tidak sesuai dengan
Lebih terperinciBab 4 SISTEM PROYEKSI 4.1. PENGERTIAN PROYEKSI GAMBAR PROYEKSI
Bab 4 SISTEM PROYEKSI Materi : Pengertian proyeksi. Gambar proyeksi. Gambar pandangan tunggal. Gambar pandangan majemuk 4.1. PENGERTIAN PROYEKSI. Agar dapat menyatakan wujud suatu benda dalam bentuk gambar
Lebih terperinciGERAK EDAR BUMI & BULAN
GERAK EDAR BUMI & BULAN Daftar isi : Pendahuluan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi : 1. Bentuk dan Ukuran Bumi 2. Pengaruh Rotasi Bumi 3. Pengaruh Revolusi Bumi 4. Bulan Sebagai Satelit
Lebih terperinciGERAK BUMI DAN BULAN
MATERI ESENSIAL IPA SEKOLAH DASAR (Pengayaan Materi Guru) KONSEP ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA GERAK BUMI DAN BULAN Agus Fany Chandra Wijaya DIGITAL LEARNING LESSON STUDY JAYAPURA 2010 GERAK BUMI
Lebih terperinciPENDAHULUAN Surveying : suatu ilmu untuk menentukan posisi suatu titik di permukaan bumi
PENDAHULUAN Surveying : suatu ilmu untuk menentukan posisi suatu titik di permukaan bumi Plane Surveying Kelas pengukuran di mana permukaan bumi dianggap sebagai bidang datar, artinya adanya faktor kelengkungan
Lebih terperinciRingkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6
Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA SD Kelas 4, 5, 6 1 Matematika A. Operasi Hitung Bilangan... 3 B. Bilangan Ribuan... 5 C. Perkalian dan Pembagian Bilangan... 6 D. Kelipatan dan Faktor
Lebih terperinciMatematika Proyek Perintis I Tahun 1979
Matematika Proyek Perintis I Tahun 979 MA-79-0 Irisan himpunan : A = { x x < } dan himpunan B = { x < x < 8 } ialah himpunan A. { x x < 8 } { x x < } { x < x < 8 } { x < x < } { x < x } MA-79-0 Apabila
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM NAVIGASI DARAT
PANDUAN PRAKTIKUM NAVIGASI DARAT Disampaikan Pada Acara Kunjungan Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) I Bandung Ke Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia Pada Hari Sabtu Tanggal 5 Juli
Lebih terperinciGeometri Ruang (Dimensi 3)
Geometri Ruang (Dimensi 3) Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan Kubus Tabung volume = a³ luas = 6a² rusuk kubus = a panjang diagonal = a 2 panjang diagonal ruang = a 3 r = jari-jari t = tinggi volume =
Lebih terperinciA. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta
A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute
Lebih terperinciAS Astronomi Bola. Suhardja D. Wiramihardja Endang Soegiartini Yayan Sugianto Program Studi Astronomi FMIPA Institut Teknologi Bandung
AS 2201 - Astronomi Bola Suhardja D. Wiramihardja Endang Soegiartini Yayan Sugianto Program Studi Astronomi FMIPA Institut Teknologi Bandung PENDAHULUAN Menjelaskan posisi benda langit pada bola langit.
Lebih terperinciSistem Proyeksi Peta. Arif Basofi PENS 2015
Sistem Proyeksi Peta Arif Basofi PENS 2015 Contents 1 Proyeksi Peta 2 Jenis Proyeksi Peta 3 Pemilihan Proyeksi Peta 4 Sistem Proyeksi Peta Indonesia Proyeksi Peta Peta : representasi dua-dimesional dari
Lebih terperinciMETODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT
METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT SINOPSIS Disusun oleh: Slamet Hambali. 085112075 PROGRAM MAGISTR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO
Lebih terperinciK = Mxa. K = mxa K = moment magnitis m = kekuatan magnetis a = panjang batang magnit
Salah kalimasi Piringan Pedoman Yang dimaksud dengan salah kolimasi adalah sudut (penyimpangan) antara jarum-jarum magnit dan garis hubung arah Utara Selatan mawar pedoman. Sifat Peka Piringan Pedoman
Lebih terperinciB.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis
BAB II RESULTAN (JUMLAH) DAN URAIAN GAYA A. Pendahuluan Pada bab ini, anda akan mempelajari bagaimana kita bekerja dengan besaran vektor. Kita dapat menjumlah dua vektor atau lebih dengan beberapa cara,
Lebih terperinciPeta Topografi. Legenda peta antara lain berisi tentang : a. Judul Peta
Pendahuluan Sebagai orang yang mengaku dekat dengan alam, pengetahuan peta dan kompas serta cara penggunaannya mutlak dan harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat yang jauh dan tidak dikenal akan lebih
Lebih terperinciUraian Materi. Keliling dan Luas Bangun Datar. A. Macam-Macam Bangun Datar Beraturan. Perlu Tahu
Keliling dan Luas angun atar Segala sesuatu di muka bumi ini memunyai bentuk dan ukuran. i dalam matematika, benda yang memunyai ukuran dapat dilakukan perhitungan terhadap benda tersebut. Ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciMAKALAH SEGITIGA BOLA. disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Program Studi Pendidikan Fisika. oleh. 1. Dyah Larasati ( )
MAKALAH SEGITIGA BOLA disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi Program Studi Pendidikan Fisika oleh 1. Dyah Larasati (4201412042) 2. Lina Kurniawati (4201412091) 3. Qonia Kisbata Rodiya (4201412116)
Lebih terperinciTATA CARA PEMBERIAN KODE NOMOR URUT WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI
LAMPIRAN Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-28/PJ/2011 tentang : Tata Cara Pemberian Kode Nomor Urut Wilayah Kerja Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi I. PENDAHULUAN TATA CARA PEMBERIAN
Lebih terperinciMODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA
1 MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA Sumber: www.google.co.id Gambar 6. 6 Benda berbentuk lingkaran dan bola Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai benda-benda yang berbentuk bola maupun lingkaran.
Lebih terperinciD. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI
D. GEOMETRI 1. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat memahami dan dapat menjelaskan unsur-unsur geometri, hubungan titik, garis dan bidang; sudut; melukis bangun geometri; segibanyak;
Lebih terperinciPembagian kuadran azimuth
Pengikatan ke muka Pengikatan kemuka adalah suatu metode pengukuran dan pengolahan data dari dua buah titik dilapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdirinya
Lebih terperinciPERTEMUAN 6 PENYAJIAN GAMBAR KHUSUS
PERTEMUAN 6 PENYAJIAN GAMBAR KHUSUS 6.1. Cara menunjukkan bagian khusus Disamping gambar-gambar yang dihasilkan dengan cara proyeksi orthogonal biasa, terdapat juga cara-cara khusus untuk memperjelas gambar
Lebih terperinci- Bila kedua penunjukkan adalah sama berarti garis layar telah tepat.
Cincin lenja (sepasang) yang pertama ini dilengkapi juga dengan tanduk yang fungsinya tempat cincin lenja pertama duduk pada sepasang cincin lenja yang kedua. Fungsi kedua pasang cincin lenja tersebut
Lebih terperinciDari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1
1. Diketahui : A = { m, a, d, i, u, n } dan B = { m, e, n, a, d, o } Diagram Venn dari kedua himpunan di atas adalah... D. A B = {m, n, a, d} 2. Jika P = bilangan prima yang kurang dari Q = bilangan ganjil
Lebih terperinciBENTUK BUMI DAN BIDANG REFERENSI
BENTUK BUMI DAN BIDANG REFERENSI Geoid dan ellipsoida merupakan bidang 2 yang sangat penting didalam Geodesi. Karena masing 2 bidang tersebut merupakan bentuk bumi dalam pengertian fisik dan dalarn pengertian
Lebih terperinciBESARAN VEKTOR B A B B A B
Besaran Vektor 8 B A B B A B BESARAN VEKTOR Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan dua anak yang mendorong meja pada gambar di atas. Apakah dua anak tersebut dapat mempermudah dalam mendorong meja?
Lebih terperinciModul 13. Proyeksi Peta MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN. Modul Pengertian Proyeksi Peta
MODUL KULIAH Modul 13-1 Modul 13 Proyeksi Peta 13.1 Pengertian Proyeksi Peta Persoalan ditemui dalam upaya menggambarkan garis yang nampak lurus pada muka lengkungan bumi ke bidang datar peta. Bila cakupan
Lebih terperinciBab ini memperkenalkan mengenai proyeksi silinder secara umum dan macam proyeksi silinder yang dipakai di Indonesia.
BAB 7 PENDAHULUAN Diskripsi singkat : Proyeksi Silinder bila bidang proyeksinya adalah silinder, artinya semua titik di atas permukaan bumi diproyeksikan pada bidang silinder yang kemudian didatarkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yaitu dapat menarik minat, antusiasme siswa, dan memotivasi siswa agar senantiasa belajar
Lebih terperinci: Jarak titik pusat benda langit, sampai dengan Equator langit, di ukur sepanjang lingkaran waktu, dinamakan Deklinasi. Jika benda langit itu
Al-daqaiq al-tamkiniyyah (Ar.) : Tenggang waktu yang diperlukan oleh Matahari sejak piringan atasnya menyentuh ufuk hakiki sampai terlepas dari ufuk mar i Altitude (ing) Bayang Asar Bujur tempat Deklinasi
Lebih terperinciMENENTUKAN NILAI DEVIASI DI KAPAL DENGAN BENDA BUMI ( DARAT ) PK. NPL. D. 03. M
MENENTUKAN NILAI DEVIASI DI KAPAL DENGAN BENDA BUMI ( DARAT ) PK. NPL. D. 03. M BIDANG KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN : PELAYARAN : NAUTIKA PERIKANAN LAUT DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinci4. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear x + y = 5 dan x - 2y = -4 adalah... A.{ (1, 4) }
1. Diketahui himpunan P = ( bilangan prima kurang dari 13 ) Banyak himpunan bagian dari P adalah... 5 25 10 32 P = {Bilangan prima kurang dari 13} = {2, 3, 5, 7, 11} n(p) = 5 2. Dari diagram Venn di bawah,
Lebih terperinciDatum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus
Datum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus 31/03/2015 8:34 Susunan Lapisan Bumi Inside eartth Datum geodetik atau referensi permukaan atau georeferensi adalah parameter sebagai acuan untuk mendefinisikan
Lebih terperinciCan be accessed on:
Pertemuan 4 Pengukuran Mendatar Can be accessed on: http://haryono_putro.staff.gunadarma.ac.id/ 1 Pengukuran-pengukuran dilakukan untuk mendapatkan bayangan dilapangan, dengan menentukan beberapa titik
Lebih terperinciBila kita berkehendak mengadakan perbaikan, maka putar 2 (dua) sekrup yang terpasang di tepi bawah rumah cermin kecil itu.
Cara ketiga Dengan menggunakan garis mendatar (cakrawala). Alhihade pada kedudukan not pandangan kita tujukan pada cakrawala dan kita goyang - goyangkan sextant ke kanan dan kekiri apabila bayangan langsung
Lebih terperinciD. 90 meter E. 95 meter
1. Persamaan kuadrat yang akar-akarnya 5 dan -2 adalah... A. x² + 7x + 10 = 0 B. x² - 7x + 10 = 0 C. x² + 3x + 10 = 0 Kunci : E Rumus : (x - x 1 ) (x - x 2 ) = 0 dimana x 1 = 5, dan x 2 = -2 (x - 5) (x
Lebih terperinciMeridian Greenwich. Bujur
5. TATA KOORDINAT Dalam astronomi, amatlah penting untuk memetakan posisi bintang atau benda langit lainnya, dan menerapkan system koordinat untuk membakukan posisi tersebut. Prinsip dasarnya sama dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN SATUAN PANJANG DENGAN DERAJAT
GEOMETRI BIDANG Pada bab ini akan dibahas bentuk-bentuk bidang dalam ruang dimensi dua, keliling serta luasan dari bidang tersebut, bentuk ini banyak kaitannya dengan kegiatan ekonomi (bisnis dan manajemen)
Lebih terperinci2. Untuk interval 0 < x < 360, nilai x yang nantinya akan memenuhi persamaan trigonometri cos x 2 sin x = 2 3 cos adalah
Soal Babak Semifinal OMITS 007. Hubungan antara a dan b agar fungsi f x = a sin x + b cos x mempunyai nilai stasioner di x = π adalah a. a = b b. a = b d. a = b e. a = b a = b. Untuk interval 0 < x < 60,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Pokok bahasan pada materi Gambar 3 Dimensi meliputi definisi, macam-macam gambar 3 Dimensi, dan teknik-teknik pembuatan gambar 3 Dimensi.
II. GAMBAR 3 DIMENSI PENDAHULUAN Pokok bahasan pada materi Gambar 3 Dimensi meliputi definisi, macam-macam gambar 3 Dimensi, dan teknik-teknik pembuatan gambar 3 Dimensi. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah
Lebih terperinciBAB IV KONSTRUKSI GEOMETRIS
BAB IV KONSTRUKSI GEOMETRIS Panduan Menggambar Teknik Mesin 1 A. Membuat Segilima Beraturan Gambar 4.1 menunjukkan cara membuat suatu segi lima yang panjang salah satu sisinya sudah diketahui. Garis AB
Lebih terperinciGAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri
GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI Gambar Teknik i halaman ini sengaja dibiarkan kosong Gambar Teknik ii Daftar Isi Daftar Isi... iii... 1 1 Pendahuluan... 1 2 Sumbu, Garis, dan Bidang Isometri... 2 3 Skala
Lebih terperinciKESEIMBANGAN BENDA TEGAR
Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal ME KANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINE MATI KA = Ilmu
Lebih terperinciPROSEDUR PENENTUAN POSISI DUGA Kompetensi : Navigasi Pantai. NPL-Prod/H04 BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIKMENJUR
NPL-Prod/H04 PROSEDUR PENENTUAN POSISI DUGA Kompetensi : Navigasi Pantai BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIKMENJUR DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN
Lebih terperinciJARING-JARING BANGUN RUANG
BAHAN BELAJAR MANDIRI 6 JARING-JARING BANGUN RUANG PENDAHULUAN Bahan Belajar mandiri 6 mempelajari tentang Jaring-jaring Bangun ruang : maksudnya jika bangun ruang seperti kubus, balok, kerucut dan yang
Lebih terperinciMateri : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TEKNIS PENGUKURAN DAN PEMETAAN KOTA Surabaya, 9 24 Agustus 2004 Materi : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT
Lebih terperinciSabar Nurohman Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY
Sabar Nurohman Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY Dafatar Isi Bumi dalam Bola Langit Tata Surya Sistem Bumi-Bulan Gerak Planet dan Satelit Fisika Bintang Evolusi Bintang Galaksi Struktur Jagad Raya Bumi dan
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyaratan. C. Petunjuk Penggunaan Modul
BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam modul ini Anda akan mempelajari tentang macam-macam bentuk geometris dan berbagai istilah yang terkait dengan bentuk tersebut yang dikenali dan dipahami. Dari berbagai
Lebih terperinciSEGITIGA BOLA DAN ARAH KIBLAT
SEGITIGA BOLA DAN ARAH KIBLAT Pengetahuan tentang arah kiblat yang benar sangat penting bagi ummat Islam. Ketika ummat Islam malaksanakan ibadah shalat, terdapat sebuah kewajiban untuk menghadap kiblat
Lebih terperinciba - bb j Gambar Pembacaan benang jarak pada bak ukur
ba - bb Yang diukur pada pengukuran waterpas terbuka tak terikat titik tetap adalah a. Jarak antartitik ukur Jarak antartitik ukur dapat dicari dengan persamaan : j = (ba bb) x 100 Keterangan: ba = benang
Lebih terperinciPERSAMAAN GARIS LURUS
1 KEGIATAN BELAJAR 3 PERSAMAAN GARIS LURUS Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menentukan persamaan gradien garis lurus, 2. menentukan persamaan vektoris dan persamaan
Lebih terperinciDASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab III Pengukuran Sudut
BAB III Tujuan : Setelah mempelajari materi pelajaran pada bab III, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menyebutkan bermacam-macam alat ukur sudut, baik alat ukur sudut langsung maupun alat ukur sudut tak
Lebih terperinciSOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN. yos3prens.wordpres.com
SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN 05 yosprens.wordpres.com SOAL DAN PEMBAHASAN MATA UJI MATEMATIKA TKD SAINTEK SBMPTN 05 Berikut ini 5 soal mata uji matematika beserta pembahasannya yang diujikan
Lebih terperinciJudul SKALA DAN PROYEKSI. Mata Pelajaran : Geografi Kelas : I (Satu) Nomor Modul : Geo.I.03
Judul SKALA DAN PROYEKSI Mata Pelajaran : Geografi Kelas : I (Satu) Nomor Modul : Geo.I.03 Penulis: Drs. Sutama Penyunting Materi: Drs. Eko Tri Rahardjo, M.Pd. Penyunting Media: Drs. PC. Sutisno DAFTAR
Lebih terperinciLATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH
LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL MATEMATIKA WAKTU : 0 menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PETUNJUK UMUM 1. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum menjawab.. Jawaban dikerjakan pada lembar
Lebih terperinciParabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik P(x, y) pada
Parabola 6.1. Persamaan Parabola Bentuk Baku Parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik P(x, y) pada bidang sedemikian hingga titik itu berjarak sama dari suatu titik tertentu yang disebut
Lebih terperinciMODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank
1 MODUL 2 GARIS LURUS Gambar 4. 4 Mesin Antrian Bank Persamaan garis lurus sangat berperan penting terhadap kemajuan teknologi sekarang ini. Bagi programmer handal, banyak aplikasi yang membutuhkan persamaan
Lebih terperinciBab 3. Teleskop Bamberg
Bab 3 Teleskop Bamberg 3. 1 Teleskop Refraktor Teleskop optik berfungsi mengumpulkan dan memfokuskan cahaya dari bagian spektrum cahaya tampak elektromagnetik agar dapat langsung melihat gambar yang diperbesar.
Lebih terperinciIPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI
IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI KOMPETENSI INTI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciMEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA
MEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA DASAR-DASAR PEMBERIAN UKURAN Membaca gambar adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang teknisi, oleh karena itu dalam menyajikan gambar, kita perlu memperhatikan
Lebih terperinciEvaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1986 Matematika
Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 986 Matematika EBTANAS-SMP-86-0 Himpunan faktor persekutuan dari dan 0 {,,, 6} {,, 6} {, } {6} EBTANAS-SMP-86-0 Bilangan 0,0000 jika ditulis dalam bentuk baku.0
Lebih terperinciMenemukan Dalil Pythagoras
Dalil Pythagoras Menemukan Dalil Pythagoras 1. Perhatikan gambar di bawah ini. Segitiga ABC adalah sebuah segitiga siku-siku di B dengan sisi miring AC. Jika setiap petak luasnya 1 satuan, tentukan luas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beraktifitas pada malam hari. Terdapat perbedaan yang menonjol antara siang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari manusia disibukkan dengan rutinitas pekerjaan ataupun aktifitas lainya, ada yang beraktifitas pada siang hari dan ada pula yang beraktifitas pada malam
Lebih terperinciRuang Lingkup Pengukuran di SD
PENGUKURAN DI SD Ruang Lingkup Pengukuran di SD Pengukuran tentang: 1. panjang dan keliling 2. luas 3. luas bangun gabungan 4. volum 5. volum bangun gabungan 6. sudut 7. suhu 8. waktu, jarak dan kecepatan
Lebih terperinciGerak Melingkar Pendahuluan
Gerak Melingkar Pendahuluan Gerak roda kendaraan, gerak CD, VCD dan DVD, gerak kendaraan di tikungan yang berbentuk irisan lingkaran, gerak jarum jam, gerak satelit mengitari bumi, dan sebagainya adalah
Lebih terperinciBagian 7 Koordinat Kutub
Bagian 7 Koordinat Kutub Bagian 7 Koordinat Kutub mempelajari bagaimana teknik integrasi yang telah Anda pelajari dalam bagian sebelumnya dapat digunakan untuk menyelesaikan soal yang berhubungan dengan
Lebih terperinciDoc. Name: XPFIS0201 Version :
Xpedia Fisika Soal Mekanika - Kinematika Doc. Name: XPFIS0201 Version : 2017-02 halaman 1 01. Manakah pernyataan di bawah ini yang benar? (A) perpindahan adalah besaran skalar dan jarak adalah besaran
Lebih terperinciBAB V PEDOMAN MAGNET
BAB V PEDOMAN MAGNET PENDAHULUAN Di dalam bab ini akan dibahas mengenai alat navigasi yang paling konvensional dan penting di kapal, yang digunakan untuk menentukan arah di laut, yaitu pedoman magnit.
Lebih terperinciKarena hanya mempelajari gerak saja dan pergerakannya hanya dalam satu koordinat (sumbu x saja atau sumbu y saja), maka disebut sebagai gerak
BAB I. GERAK Benda dikatakan melakukan gerak lurus jika lintasan yang ditempuhnya membentuk garis lurus. Ilmu Fisika yang mempelajari tentang gerak tanpa mempelajari penyebab gerak tersebut adalah KINEMATIKA.
Lebih terperinciC. y = 2x - 10 D. y = 2x + 10
1. Diantara himpunan berikut yang merupakan himpunan kosong adalah... A. { bilangan cacah antara 19 dan 20 } B. { bilangan genap yang habis dibagi bilangan ganjil } C. { bilangan kelipatan 3 yang bukan
Lebih terperinciPERSAMAAN GARIS BAHAN BELAJAR MANDIRI 4
BAHAN BELAJAR MANDIRI 4 PERSAMAAN GARIS PENDAHULUAN Secara umum bahan belajar mandiri ini menjelaskan tentang konsep garis, dan persamaan garis lurus yang dinyatakan ke dalam bentuk implisit maupun bentuk
Lebih terperinciPertemuan ke 11. Segiempat Segiempat adalah bidang datar yang dibatasi oleh empat potong garis yang saling bertemu dan menutup D C
Pertemuan ke Segiempat Segiempat adalah bidang datar yang dibatasi oleh empat potong garis yang saling bertemu dan menutup D C B Empat persegi panjang d D E a c C B b B = CD dan B // CD D = BC dan D //
Lebih terperinciCahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.
Bab 7 Cahaya Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 7. Pensil yang dicelupkan ke dalam air Coba kamu perhatikan Gambar 7.. Sebatang pensil yang dicelupkan ke dalam gelas berisi air akan tampak bengkok jika dilihat
Lebih terperinciC. 9 orang B. 7 orang
1. Dari 42 siswa kelas IA, 24 siswa mengikuti ekstra kurikuler pramuka, 17 siswa mengikuti ekstrakurikuler PMR, dan 8 siswa tidak mengikuti kedua ekstrakurikuler tersebut. Banyak siswa yang mengikuti kedua
Lebih terperinciKESEIMBANGAN BENDA TEGAR
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINEMATIKA = Ilmu gerak Ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciBAB 2 KONSEP PENGOLAHAN DATA SIDE SCAN SONAR
BAB 2 KONSEP PENGOLAHAN DATA SIDE SCAN SONAR Pengolahan data side scan sonar terdiri dari dua tahap, yaitu tahap real-time processing dan kemudian dilanjutkan dengan tahap post-processing. Tujuan realtime
Lebih terperinci360 putaran. Ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat adalah menit ( ) dan detik ( )
BB 7 GRIS DN SUDUT. SUDUT 1. Pengertian Sudut Sudut dibentuk dari dua sinar yang titik pangkalnya berimpit. Sinar digambarkan berupa garis lurus yang di ujungnya tanda panah dan di pangkalnya tanda titik.
Lebih terperincia. Pedoman dikapal b. Menara suar c. Sudut baringan (relatiop)
BAB VI ALAT BARING PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai alat navigasi yang umumnya hanya digunakan di kapal bersama-sama dengan pedoman magnit untuk mendapatkan posisi kapal, yaitu alat baring.
Lebih terperinciBerdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN
3 GEAK MELINGKA BEATUAN Kincir raksasa melakukan gerak melingkar. Sumber: Kompas, 20 Juli 2006 Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu benda bergerak pada garis lurus, gerak
Lebih terperinciKU = kutub utara bumi KS = kutub selatan bumi
BABV TEKANAN UDARA Pada prinsipnya, maka tekanan udara adalah sama dengan berat udara yang berada tegak lurus diatas tempat penilik yang bersangkutan, dengan demikian, maka dapatlah dimengerti bahwa, jika
Lebih terperinciII. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x)
II. TINJUAN PUSTAKA 2.1. Limit Definisi lim f(x) = L, dan mengatakan limit f (x) ketika x mendekati a sama dengan L, jika dapat dibuat nilai f (x) sebarang yang dekat dengan L dengan cara mengambil nilai
Lebih terperinciBAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
1 BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Grafik disamping ini menggunakan posisi x sebagai fungsi dari waaktu t. benda mulai bergerak saat t = 0. Dari graaafik ini dapat diambil
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PEDOMAN MAGNET
BAB I PEDOMAN MAGNET A. PENDAHULUAN Pedoman, adalah alat navigasi yang berfungsi untuk menetapkan arah dilaut. Yaitu arah kemana kapal harus berlayar, dan arah benda-benda diluar kapal terhadap kapal kita
Lebih terperinciTabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional
Rekap Nilai Ujian Nasional tahun 2011 Pada tahun 2011 rata-rata nilai matematika 7.31, nilai terendah 0.25, nilai tertinggi 10, dengan standar deviasi sebesar 1.57. Secara rinci perolehan nilai Ujian Nasional
Lebih terperinci