PEMBANGKIT LlSTRI K TENAGA NU KLI R SISTIM AIR MENDIDIH (BWR)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBANGKIT LlSTRI K TENAGA NU KLI R SISTIM AIR MENDIDIH (BWR)"

Transkripsi

1 PEMBANGKIT LlSTRI K TENAGA NU KLI R SISTIM AIR MENDIDIH (BWR) MARTIAS NURDIN *) ABSTRAK PEMBANGKIT LlSTRIK TENAGA NUKLIR SISTIM AIR MENDIDIH (B.W.R.). lebih kurang 85 prosen dari seluruh kontribusi tenaga nuklir untuk pembangkit tenaga 1istrik di dunia dewasa ini dibangkitkan 01 eh Pembangkit listrik Tenaga Nukl ir (Pl T_Nuklir) sistim air ringan (light Water Reactor, disingkat l.w.r.). Keadoan ini menyatakan bahwa baik secara teknis maupun ekanomis PlT_Nuklir jenis lwr adalah merupakan pembangkit tenaga yang kampetitif terhadap pembangkit_pembangkit tenaga lainnya. Sistim reaktor air mendidih (Bailing Water Reactor, disingkat dengan BWR) adalah merupakan salah satu dari duo jenis sistim yang tergolong pada l WR tersebut. Pada kertas karya ini diusahakan untuk member ikon gambaran teknis dari sistim BWR yang telah beraperasi di beberapa negara terutama sistim BWR dengan daya rendah don sedang. Maksud dari pembahasan sistim BWR daya rendah don sedang ini adalah mengingat adanya masalah interkoneksi jaringan Iistrik, di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, peda ma~a total tenaga listrik terpasang masih rendah. Disamping itu akan dijelaskan bahwa sistim reaktor air mendidih ini mempunyai keandalan operasi cukup tinggi serta mempunyai Aeksibil itas operasi cukup besar untuk periode yang cukup panjang. Pada akhir kertas karya ini juga akan dibicarakan mengenai masalah standarisasi dari kompenen_ komponen sistim BWR untuk mendapatkan performance ekonomi don teknalo!,!i yang lebih baik untuk mengembangkan selanjutnya. PENDAHULUAN Pada sistim reaktar air mendidih (BWR) digambarkan teknik pal ing langsung untuk memindahkan energi panas menjadi energi yang bisa digunakan (secara mekanis). Zat pendingin yang digunakan pada sistim ini adalah air biasa (H20). Disamping sebagai zat pendingin a,ir tersebut juga berfungsi moderator don working fiuid. Dari lower plenum zat pendingin dilewatkan melalui teras reaktor. Panas hasil reaksi fissi langsung diekstrak dari permukaan elemen bahan bakar yang dilewati setelah menempuh jarak tertentu energi panas yang diterima cairan pendingin baru mampu membentuk gelembung uap didalam cairan don terjadilah pendidihan. *) Pusat Reaktar Atom Bandung, BATAN 5

2 Fluida duo phasa ditampung pada main chimney atau upper plenum yang direncana_ kan untuk itu. Dengan pengal iran terus menerus (men iago operasi yang stasioner) campuran uap don air terus menuju steam separator dan di sana uap dapat dipisahkan dari air. Uap terus melewati pengering (steam dryer), baru dialirkan ke turbin don air saturasi kembali ke lower plenum bersama_sama dengan feed water melalui down comer, don campuran kedua cairan tersebut terus mel ewati teras reaktor lagi don begitu seterusnya. Mengal irnya campuran air saturasi dengan feed water ke lower plenum bisa secara sirkulasi alamiah (perbedaan densitas) dan bisa dengan pemompaan. Untuk memudahkan pengertian di bawah ini diberikan skema sistim B. W. R. turbine trip valve throttl e valve spef:!d governor Reak tor turbine trip valve Steam seperator by pass Ival ve throttl e valve spe~d governor Reaktor Secundary steam generator Condenser Reci rcul ation pump Feed water pump 6

3 Gambar pertama menunjukkan sistim BWR saikel langsung dan gambar kedua menunjukkan saikel BWR berganda. Saikel langsung dan berganda mempunyai keuntungan yang khas untuk masing_masing_ nya. Namun saikel Iangsung Iebih bisa dikembangkan (di naikkan effisiensinya) dengan menggunakan low pressure turbine. Untuk sampai pada tujuannya, uraian akan mencakup beberapa hal yaitu: I. Perancangan sistim_sistim BWR secara umum. II. Gambaran teknis dari beberapa BWR. III. Masalah standarisasi untuk pengembangan selanjutnya. IV. Masalah keselamatan operasi dan lingkungan. V. Kesi mpul an dan saran. 7

4 BA B PERANCANGAN SISTIM BWR SECARA UMUM Design sebuah reaktor nukl ir pembangkit daya memberikan anal isa yang mencakup: 1. Langkah_langkah dalam analisa design. Pada bagian ini dicari suatu kondisi yang optimal dari macam material bahan bakar, besarnya ratio vol ume bahan bakar terhadap cladding dan terhadap moderator untuk suatu bentuk dan ukuran tertentu. 2. Dipilih tipe BWR tertentu, umpamanya saja saikel langsung. Reaktor tersebut dilengkapi dengan inner vapor separator, jadi tidak menggunakan steam drum di Iuar tanki reaktor. 3. Karakteri stik reaktor nukl irnya. Karakteristik reaktornya adalah mendidihkan zat pendingin yang juga berfungsi sebagai moderator, zat pendingin dididihkan pada kondisi operasi yang diinginkan. Syarat_syarat yang harus dipenuhi dalam merencanakan sebuah reaktor nuklir pembangkit daya adalah: Syarat phisis : - apa ienis bahan bakar yang digunakan dan bagaimana susun_ annya dal am suatu kanal bahan bakar agar reaksi fissi berantai bisa berlangsung lama untuk daya yang diinginkan. Syarat teknis : _ mengingat tipe reaktornya (BWR) maka dipilih kanal bahan bakar yang mampu menahan fluk panas yang tinggi. _ agar daya yang dikeluarkan tidak mengalami oscillosi, kanal bahan bakar perlu dirancang hingga mencegah instabilitas aliran. Dari macam uraian di atas maka tahap_tahap perancangan dapat ditulis sebagai berikut: _ Perancangan teras reaktor _ Perancangan thermis dan hidraul is a. Perancangan teras reaktor Sistim BWR menggunakan uranium diperkaya sebagai bahan bakarnya dan air ringan sebagai moderator. Komposisi demikian memberikan sistim yang Iebih kompak, dimana daya persatuan volume teras cukup tinggi. Untuk bisa menahan fluk panas yang tinggi maka cluster bahan bakarnya secarq termodi namis dipil ih dari kanal persegi empat: (Q"r.c > Q"r.t) Batang_batang bahan bakar nuklir disusun dalam kanal persegi tersebut di atas. Penyusunan batang_batang bahan bakar adalah berdasarkan suatu perhitungan yang akan menjamin bahwa dengan prosentasi penambahan bahan fissile tertentu akan didapatkan faktor mul tipl ikasi yang Iebih besar dari satu. Besarnya prosentase pengayaan, jumlah elemen bahan bakar dalam suatu cluster dan ratio vol ume bahan bakar terhadap moderator dan ciaddi ng akan menentukan bentuk dan ukuran cluster bahan bakar; design yang paling baik tentu merupakan opti misasi dari semua faktor -faktor yang mempengaruhi nya. 8

5 Dengan mengetahui bentuk teras reaktor diketahui pula distribusi melintang dan memanjang dari fluk panasnya. Selain faktor bentuk tersebut di atas perlu pula faktor bentuk dari cluster bahan bakar yang ditentukan secara experimen dan faktor karena depresiasi fiuk neutron. Setelah mengetahui besaran_besaran di atas, untuk suatu reaktor nukl ir dengan daya tertentu dapat dicari jumlah bahan bakar yang digunakan. Untuk melanjutkan perancangan perlu ditetapkan terlebih dulu panjang batang bahan bokor, sehingga jumlah cluster bahan bakar dapat dicari. Selanjutnya harus dicari umur dari teras reaktor yang dipakai, disebut juga umur reaktor. Gui de Spri ng Tap Tie Plate Channel Zircalay _ 2 Cladding Fuel Rod Spacer Bottom Support and Orifice FUEL ASSEMBLY 9._~

6 Umur reaktor Massa bahan bakar yang diperlukan oleh suatu reaktor untuk bisa beroperasi dalam suatu perioda tertentu haruslah Iebih banyak dari massa kri tis yang diperl ukan. Reaktifitas yang ado terlebih dulu harus bisa mengkompensir koeffisien_koeffisien yang negatif, seperti negative void fraction coefficient, negative temperature coefficient, negative poison coefficient dan kebocoran_kebocoran geometris. Sejumlah reaktifitas yang tinggal baru dapat digunakan untuk Burn_Up dan jumlah i niiah yang menentukan umur reak tor. Dalam mencari design sebuah sistim nuklir yang optimum ditinjau baik dari segi teknis ataupun dari segi teknis, terlebih dulu perlu didesign banyak sistim nuklir untuk mendapatkan beberapa 01 ternati f. Dari 01 ternati f_01 ternati f yang ada, maka dipil ih satu diantaranya yang pal ing menguntungkan. Suatu contoh yang sederhana pernah di design sebuah reaktor tipe BWR (tugas akhir untuk mendapatkan gel or sarjana teknik ITB) dengan daya 400 Mwe. Untuk mendapatkan sebuah design yang optimal, terl ebih dul u didesign sebanyak 145 buah teras reak tor. Hasil pemil ihan jatuh pada reaktor dengan ketentuan_ketentuan sebagai berikut: jari _jari batang bahan bakar ti ngkatan enri chment kanal bahan bakar mempunyai jumlah batang 1uas kanal tinggi batang bahan bakar jumlah cluster (kanal bahan bakar) cm 2.5 % 6 x 6 88 cm 2 3 m 824 b. Perancangan thermohidrol is Pada tahap ini akan di cari di mensi _di mensi utama yang akan menentukan konstruksi reaktor, jadi perancangan thermohidrol is adalah merupakan anal isa perancangan reaktornya. Untuk sampai pada tujuannya, perl u dibi carakan hal_hal berikut: - mencari kondisi operasi yang optimal. _ nienentukan dimensi utama sistim pembangkit uap nukl ir. 1. Mencari kondisi operasi yang optimal Untuk menetapkan kondisi operasi yang optimal perl u di tinjau lebih dul u apakah kondisi yang dimaksudkan bisa dipakai untuk reaktor yang direncanakan. Reaktor yang direncanakan adalah jenis BWR, dimana cairon pendingin yang melewati teras reaktor diharapkan dapat meng_ekstrak panas semaksimal mungkin dari permul aan_permul aan bahan bakar nukl ir Kondisi operasi yang optimal maksudnya adalah pada keadaan mana agar proses pengambilan panas oleh zat pendingin pada saat pendidihan terjadi sebaik_baiknya. Menurut eksperimen_eksperimen yang telah dilakukan oleh: Kozakova dan lukomski (sebel umnya juga telah disel idiki 01 eh Ci chell i & Bonill a) perpindahan panas yang paling baik terjadi pada tekanan ± 1/3 tekanan kritis. Pada proses pendidihan air, tekanan kri tis tersebut besarnya kira_kira 3206 psia, sehingga kondisi yang optimal untuk perpindahan panas adalah ± 1070 psia. Dalam keadaan ini terjadilah perpindahan panas paling baik tanpa adanya selubung uap yang menutupi permukaan pemanas sehingga burn-out pelelehan dan instabilitas aliran dapat dihindarkan. 10

7 i q" o P/Pc Dari gambar di atas tekanan optimal diambil pada 1050 psia, don pada tekanan ini keadaan saturasi memberikan: = Btu/lb F. Btu/lb ft3/lbm Ibm t hf v f vg Selanjutnya perlu ditetapkan ratio kecepatan uap terhadap kecepatan cairan (~ ) yang sering disebut SIip ratio " S " diambil S = 2. f Pada permulaan mendesign cluster bahan bakar telah ditetapkan bahwa void fraction = 35 %. Dari kondisi yang ado diperoleh bahwa jumlah uap yang terbentuk adalah sebesar 5,3 % dari sel uruh massa zat pendingin yang melal ui teras reaktor. Kondisi yang lain ialah temperatur dari feed water sewaktu memasuki tanki reaktor, ditetapkan setinggi 3000 F. Dengan demikian didapatkan temperatur zat pendingin pada lower plenum = F don pada temperatur ini rapat masanya=jf = 47.2 Ib/ft~ Berpedoman pada jumlah uap yang dibutuhkan setiap jam pada operasi Reaktor Dresden & Nile Mile Point; maka dengan kwalitas uap 5.3% don temperatur inlet coolant F ditetap kecepatan cairon pendingin sebesar 7 fps. Kondisi operas; di atas perlu diteliti apakah bisa dicapai reaktor yang didesign don di lain pihak apakah kondisi demikian fluk panasnyo masih lebih ked I dari Auk panas kri tis. Pertama akan ditinjau apakah panas tersedia mampu membentuk jumlah uap sebanyak itu. Q th = 1200 MW t Karena feed water masuk dengan temperatur 3000 F don saturasi pada tekanan 1050 psia memberikan uap sebanyak 4.11 x 106 Ibm/ hr. Sedangkan pada kondisi operasi yang telah diklopkan jumlah uap yong terbentuk hanya 3.19 x 106 Ibm/hr. Dengan demikian reaktor nuklir yang didesign memenuhi kondisi operasi yang di tetapkan. Selanjutnya ditinjau apakah fluk panas yang diperoleh dari hasil kondisi operasi masih di bawah Auk panas kritis. 11

8 Dari perhitungan yang telah dibuat pada (3) didapatkan: Q~v = 0.13 X 106 Btu/ft2 Qmax II = 0.59 x 10 6 Btu / ft 2, Q B 0 = 1.18 x 10 6 Btu/ ft 2 Jadi dari hasil_hasil di atas jelaslah bahwa dimana_mana di dalam teras reaktor fluk panas selalu lebih kecil dari fluk panas burn_out_nya, sehingga dengan kondisi operasi yang telah ditetapkan reektor nuklir yang didesign cukup safe dan memenuhi kei nginan operasi. 2. Menentukan dimensi utama sistim pembangkit uap nuklir. Apparatus_apparatus yang akan ditentukan ukuran_ukurannya jelas berhubungan dengan persoalan pengaturan dan keselamatan sistim. Komponen yang akan ditentukan ukuran_ukurannya an tara lain: _ teras reak tor _ main chimney dan small chimney _ pi enum bawah _ dan lain_lain a. Teras Reaktor Ukuran dari teras reaktor ditentukan 01 eh jumlah kelompok batang bahan bakar. Jumlah cluster tergantung dari besarnya daya yang mau dicapai. Disamping itu perlu disediakan ruangan untuk control rod dan temporary control curtain. Menurut (3) yang diambil sebagai contoh, di dalam teras harus disusun 824 ci uster dengan 37 batang pengontrol dan 86 buah temporary control curtain. Penyusunan tersebut menghasil kan di ameter teras reaktor menjadi sebesar 3.90 meter. b. Main Chimney dan Small Chimney Chimney adalah suatu ruangan yang disediakan untuk menampung fluida dua phasa dari kanal_kanal bahan bakar dan ujungnya berfungsi sebagai separator (memisahkan uap dari air saturasi). Selain dari itu chimney digunakan sebagai alat pengaman karena bila terjadi kemacetan yang tidak disangka_sangka pada pompa atau pada keadaan loss of coolant bagian ini dapat membantu memperlancar sirkulasi wajer (chimney berfungsi menaikkan driving pressure), sehingga kemungkinan burn_out dan pelelehan diperkecil. Dengan mengetahui panjangnya daerah pendidihan, tekanan jatuh pada kanal bahan bakar, chimney dan down_comer serta besarnya driving pressure maka tinggi chimney dapat ditentukan. Untuk menjamin terjadinya sirkulasi wajar harus diambil bahwa total tekanan jatuh sama atau sedikit kurang dari driving pressure. Dari kesamaan itu didapatkan tingginya chimney. Perhitungan pada (3) memberikan HCH = 13,5 ft dan untuk lebih terjamin diambil 14.5 ft dimana 6.5 ft adalah tingginya main chimney dan lebihnya untuk small chi mney. c. PIenum Bawah Untuk menjamin effektifitas sirkulasi waiar sewaktu pompa macet, harus ada jumlah cairan yang cukup pada plenum bawah (jumlah zat pending in di sini harus lebih besar dari volume kanal dan main chimney). Pertimbangan teknis dan perhitungan pada (3) memberikan plenum bawah setinggi 16.5 ft. d. Gambar Bagan Reaktor Untuk dapat membuat gambar bagan reaktor masih banyak komponen lain yang perlu 12

9 ditentukan ukurannya. Menurut perti mbangan_perti mbangan teknis, perhi tungan pada (3) didapat sebagai berikut: _ diameter dalam tanki reaktor 4.22 meter _ diameter feed water inlet 1.7 ft _ diameter inlet & autlet air resirkulasi 2.84 ft Sebelum bagan reaktor digambarkan, perlu dilukiskan kembali ukuran_ukuran yang pernah didapat, yaitu: a. Teras reaktor mempunyai tinggi 11.5 ft, dimana : 1. tinggi sangkutan orifice pada grid bawah = 0.5 ft 2. tinggi bagian yang aktif = 10 ft 3. tinggi sangkutan bagian atas = 1 ft 4. diameter teras = 15 ft b. Chimney mempunyai tinggi 14.5 ft, dimana: 1. main chimney = 6.5 ft 2-. small chi mney = 8 ft c. Plenum bawah mempunyai tinggi = 16.5 ft diameter = 13 ft d. Tinggi cairan di atas chimney = 4.5 ft. 1. diameter sel ubung separator 22 cm = ft 2. tinggi selubung = 4.5 ft 3. masuknya selubung ke dalam cairan sepanjang 0.75 ft e. Diameter dalam tanki reaktor = 14.1 ft f. Feed water inlet berdiameter = 1.6 ft g. Diameter outlet don inlet air resirkulasi = 2.84 ft h. Tinggi steam dryer keseluruhan = ft, dimana: 1. tinggi selubung uap = 6.65 ft 2. tinggi dryer = 6.0 ft 3. tinggi pelindung atas = 1.65 ft 4. diameter selubung uap = ft 5. diameter Iuar susunan dryer = ft 6. di ameter pel indung atas = 8 ft i. Tinggi tutup atas tanki reaktor = 6.60 ft Tinggi tutup bawah tanki reaktor = 6.30 ft i. Core spray sparger ditempatkan pada tanki reaktor satu level dengan atap dari mai n chimney. Diameter sparger dapat diambil = 1 ft. 13

10 Steam dryer Steam seperator 2 Core spray Feed water inlet Nlain chimney 5 Sil inder bahanbakar 6 - J;'; I' '... -.,.,..; :0 o Susunan bahanbakar 7 Temporary control curtain 8 Grid penyanggal 9.~ ';~I: :: :~ Outl et dari resi rkul asi 10 Daun_daun pengontrol 11 dengan tabung penuntun Buffle 12 Inl et air resirkulasi Control vool drives 15 In CO RE flux monitor 14

11 BA B II GAMBARAN TEKNIS DARI BEBERAPA SISTIM BWR Sisti m BWR telah banyak digunakan don dikembangkan di Jerman Barat, Jepang, Swedia don terutama Amerika Serikat. Di Jerman Barat sistim BWR telah dikembangkan aleh Allgemeine Electrizitats, Gesellschaft. Reaktor yang pertama "VAK" di Kohl dengan daya 16 MWe, dimana permulaan konstruksi September 1958 dan operasi komersiil November VAK mempunyai steam drum sebagai pembangkit uapnya; air dipompakan melalui teras reaktor dan setelah menempuh jarak tertentu mengalami pendidihan cairan duo phasa ini baru dipisahkan fiuida_fi uidanya pada steam drum di luar tanki reaktor BEJANA TEKAN Bejana tekan bentuknya selindris dibuat dari baja dengan diameter dalam 2438 mm, tinggi bagian dalam 8230 mm don tebal 98 mm. Karakteristik operasi dan designnya adalah sebagai berikut: tekanan operasi 71.3 atm abs temperatur operasi C tekanan design 89 atm abs temperatur design 3430 C tekanan testi ng 133 atm abs KANAL DAN ELEMEN BAHAN BAKAR Bahan bakar dibuat dari U02 pellet yang diperkaya dengan U235 Pellet_pellet disusun dalam suatu klongsong dibuat dari zircaloy_zircaloy yang tebalnya 0.89 mm. Penyusunan ini disertai dengan pertimbangan_pertimbangan teknis memperlihatkan effek kenaikan panas dan irradiasi. Elemen_elemen bahan bakar disusun dalam suatu kanal yang sering disebut cluster bahan bakar, di dalam kanal disusun 36 batang bahan bakar. Kanal ini juga terbuat dari zircaloy _ 2 don Iebar bagian dalamnya 119 mm SISTIM PEMBENTUKAN UAP DAN TRANSFER PANAS Panas yang keluar dari bahan bakar diambil oleh cairan pendingin yang di lewatkan pada kanal_kanalnya. Fluida duo phasa ditampung di luar tanki dan di sini dipisahkan uapnya dan air saturasi. Sebagian dari uap air yang telah melewati turbin, setelah didinginkan dipompakan ke tempat pembangkit uap ke duo sehingga menguap dengan tekanan tidak begitu tinggi. Uap ini dialirkan stages yang lebih rendah. Fungsi_fungsi lain yaitu untuk mendinginkan teras sewaktu shut down karena teras masih panas. Pada sistim ini juga disediakan sistim pendingin darurat yang bertujuan untuk men_ dinginkan teras reaktor bilamana terjadi kehilangan zat pendingin karena pecahnya pipa uap atau pipa feed water. Di samping itu sistim ini dilengkapi pula dengan alat pengendal ian sifat kimia moderator _ zat pendingin. 15

12 1104. SISTIM TURBO_GENERATOR Uap pada kondisi yang telah ditetapkan (pada operasi stasioner) dial irkan ke turbi n. Pada soot start_up atau penolakan beban parsiil, kelebihan uap dialirkan ke kondensor dengan menggunakan by pass val ve. Bila dengan tiba_tiba beban hilang speed governor memberikan signal agar trip val ve menutup dan uap mel ewati by pass val ve sebel um sampai ke kondensor, uap yang melewati by pass valve tersebut terlebih dulu melewati de heating system BAHAN BAKAR DAN HANDLING FUEL SYSTEM Bahan bakar nukl ir dari U02 yang diperkaya disusun dol am bentuk batang sel indris. Dengan bentuk teras reaktor, diketahui distribusi panas mel intang don memanjang. FIuk panas rata_rata (rated power) 27.5 W/ cm 3 Fluk panas maximum (rated power) 102 W/cm2 Faktor keamanan (Q ;;'ax / Q b.o) 2.2 Luas sel uruh permukaan bahan bakar m 2 Untuk sistim pengelolaan bahan bakar disediakan tempat penyimpanan bahan bakar yang akan di pakai, tempat penyi mpanan bahan bakar don 01 at _01 at untuk rei oadi ng INSTRUMENTASI DAN SISTIM PROTEKSI Instrumen_instrumen don alat_alat sistim proteksi yang digunakan telah melewati pengujian_pengujian yang perlu don baik, sehingga sampai pada kwalitas yang tinggi dengan derajat keandalan yang besar. Alat_alat tersebut dipakai untuk mengetahui don mengendalikan: - daya reaktor - beban sisti m - jumlah uap - distribusi fiuk - temperatur kanal pendingin Semua proses di atas diatur dari control room. Prinsip_prinsip kerja instrumennya meliputi: _ instrumen _ instrumen _ instrumen fluida el ectroni c mekanik Di atas telah diberikan sedikit uraian teknis dari sistim BWR yang pertama di Jerman Barat, di bawah ini juga diberikan gambaran teknis dari reaktor Oskarshamn dari Swedia. Konstruksi reaktor ini spring 1966, reaktor kritik pada spri ng 1970 dan operasi daya penuh Autumn Reaktor ini menggunakan innervapor separator, tidak menggunakan steam generator. Sedangkan hal_hal lain hampir soma saja. Secara ringkas data teknis stasion pembangkit adalah sebagai berikut: Daya thermis (MW) Daya Iistrik total (MWe) Daya Iistrik netto (MWe) Efisiensi netto stasion (%)

13 Pada garis besarnya reaktor yang baru dengan yang sudah lama tidak mempunyai perbedaan prinsipiil, hanya ada perkembangan_perkembangan baru yang ditrapkan pada sistim terakhir. Oskarshamn 1 mula_mula direncanakan untuk daya 400 MW (e) dengan kapasitasnya fieksibil itas sampai 440 MWe, sekarang operasi nominal dari PLTN tersebut sudah pada 400 MWe. Perkembangan_perkembangan serupa juga telah dilakukan untuk teras reaktor 1575 MWth dengan Fleksibilitas sampai 1700 MW(th) bila kondisi air pendingin setempat mengi zi nkan untuk i tu. Sistim BWR dari ASEA mempunyai design control rod drive yang sedikit berbeda dengan sistim AEG - Jerman Barat, perbedaan mana dapat dilihat pada gambar_ gambar di bawah ini : Control rod Control rod guide tube Control drive rod ASEA-A TOM BWR Core madul e Control rod in bottom position Normal manuevering wi th el ectri c rod Fast insertion with pressurized water 17

14 Control T---:rl'---r, I, 1 1 _ rod Housing Guide tube with toothed rack Throttl e gap Buffer sf eeve \' \, Ball_screw Jaw Scram limit switch Drive shaft with seal NORMAL TRAVELLING POSITION AFTER SCRAM '8

15 Sistim_sistim Apr. Oct. Sept. Nov. II March construction Gundremmi Wurgassen Khal Rheinshanzisel Brunsbuttel805 Lingen Start 6_7 Start 8 Comercial Location Months March _up Power operation of BWR ngen padaperiod (MWe) tabel di bawah ini, kecuali VAK, semuanya menggunakan inner (month) pump. vapor separator, dan di samping itu juga telah menggunak-an internal recirculator GStat BWR ion Nuclear Power Plants TABEL Plant TREND OF ASEA-A TOM BWR ITABEL I 2270 Reactor Equil (MWd/tn) Power (KW thermal burn_up / density Kg n) Dari tabel terakhir diperlihatkan perkembangan_perkembangan teknis dalam menaikkan burn_up bahan bakar. Menaikkan burn_up bisa dilalui dengan menambah enrichment dan bila enrichment tidak ditambah berarti harus absorber neutron dikurangi sehingga kebolehjadian reaksi fissi bertambah besar dalam suatu volume yang sama. Dapat dikemukakan di sini skema internal recirculation pump yang didesign oleh A. E. G., sebaga imana pada gambar di bawah in i Dengan menggunakan internal axial pump untuk pompa resirkulasi akan memperbaiki segi_segi ekonomi dan keselamatan operasi PLTN. Di samping itu juga problema kontaminasi saluran luar dapat pula dicegah serta masalah layout dapat diperbaiki, lebih efisien dan praktis. 19

16 SKEMA POMPA RESIRKULASI DALAM AEG _ BWR I Impeller Seal ed seat Inlet pipe with guide vanes Upper hydrosfat beari ng Beari ng sleeve Spline shaft Pump connection lower hydrostat beari ng Throttl ing sl eeve Heat shield Nearing pressure water Cool ing_water connection for the heat shoil d Main seal 1 & 2 Auxiliary seals leak outl et of mai n seal Seal housi ng leak outl et of No. auxil iary seal Intermediate casing 3. Radial bearing (oil_lubricated) Cooling water connection to bearing housi ng Axial bearing, double acting, oil lubricated Spiral_toothed coupli ng Motor with junction casing 20

17 BA B III tvlasalah STANDARISASI UNTUK PENGEMBANGAN SELANJUTNYA Untuk memperbaiki performen ekonomi don teknologi diperlukan adanya standarisasi (series production) Jerman Barat (AEG - Tel efunken) telah melakukan usaha_usaha untuk mendapatkan standari sasi beberapa komponen reaktor. Setel ah mel akukan penyelidikan selama 10 tahun (AEG) terhadap element bahan bakar control rod _ control rod drive dan internal recirculation pump, maka AEG dapat melaksanakan standarisasi tersebut. STANDARISASI ELEMEN BAHAN BAKAR Elemen bahan bakar terbuat dari UOz pellet yang diperkaya, disusun dalam kelongsong sehi ngga menjadi batang_batang bahan bakar nukl ir. Batang_batang bahan bakar nukl i r di susun dol am suatu channel persegi empat. Di bawah ini dapat dilihat gambar elemen bahan bakar nuklir yang sudah standar dari A EG Tel efunken, Jerman Barat. ---:'it I ~_IFi";O"90' i I i spoce 410 mm f Acti~ length 3660 mm 4473 mm ENLARGED REPRESENTATION OF PRINCIPAL COMPONENt SECTIONS I GENERAL VIEW TO SCALE 21

18 STANDARISASI CONTROL ROD DAN CONTROL ROD DRIVE Control rod dibuat bentuk sol ib memonjong, don bentuknyo dibuat soma untuk semua ukuran sistim AEG. BWR. Namun jarak naik turunnya berbeda sesuai dengan ukuran reck tor.,-- : -!---,I,. -~ r Control rod \ I / _! I Housing Guide tube with toothed rock I , - I I I Throttl e gap Buffer sl eeve Jaw Magnet swi tch Drive shaft with seal NORMAL TRAVELLING POSITION AFTER SCRAM 22

19 STANDARISASI INTERNAL RESIRCULATION PUMPS Bentuk don ukuran dari uni t_uni t pompa dibuat soma untuk sel uruh reaktor. Dengan adanya internal pump diperoleh perbaikan cukup besar pada keandalan reaktor. Pompa tersebut dijalankan dengan motor yang mempunyai variasi kecepatan yang ditempatkan di luar bagian tekan. Shaft pompa masuk menembus bejana tekan termasuk seal don bearingnya. Shaft diseal terhadap tekanan reaktor dengan seal mekanis. Di bawah ini dibebankan diberikan internal axial pump. SKEMA POMPA RESIRKUlASI DAlAM AEG _ BWR l"",eller Sealed seat Inlet pipe with guide vanes Upper hydros~' earlng Beari 09 51eeve Spli ne shoft Pump connection lower hydrostot bearing Throttl ing sleeve Heat shield Nearing pressure water Cooling_water connection for the heat shoild Main seal 1 & 2 Auxiliary seals leak outlet of moin seal Seal housi ng leak outlet of No. auxiliary seal Intermediate casing 3. Radial bearing (oil_lubricated) Cooling water connection to bearing housing Axial bearing, double acting, oil lubricated Spiral_toothed coupling Iv'otor with junction casing 23

20 Dengan standarisasi bisa dibuat bermacam_macam ukuran daya reaktor, yaitu menggunakan design yang sudah ado. Fuel yang dipakai untuk reaktor dengan daya 1000 MW sama dengan fuel yang digunakan untuk reaktor dengan daya 400 MWe, hanya jumlohnyo berbedo. Untuk menjaga agar design reaktor tetap dalam batas_batas yang opti mum, hanya perl u perubahan enri chment, supaya di dapatkan burn_up yang diinginkan. Control rod don control rod drive juga dibikin samo ukuran don bentuknya, hanya berbeda jumlah don panjangnya soja. Pompa resirkulasi dalam juga dibikin demikian selain dari itu, grid bawah don atas serta pengering uap bisa dibuat seperti itu. 24

21 BA B IV MASALAH KESELAMATAN OPERASI DAN LlNGKUNGAN Keselamatan aperasi menyangkut pada 3 pihak yaitu: _ keselamatan alat yang dioperasikan _ keselamatan personil _ kesel amatan Ii ngkungan Yang dimaksudkan dengan safety di sini adalah bagaimana target operasi bisa dicapai don baik personil ataupun lingkungan tidak menerima dosis radioaktip lebih besar dari yang ditetapkan hukum internasional. Hal_hal yang menyebabkan kel uarnya partikel_partikel radioaktip ada beberapa macam : 1. kel uarnya gas_gas hasil reaksi fissi dari el emen bahan bakar dan terus menembus contai nment sampai pada personil dan Iingkungan. 2. terj adi nya pel el ehan atau kerusakan pada el emen bahan bakar yang menyebabkan produk_produk fissi terbawa oleh zat pendingin. 3. terjadi nya kebocoran (pecah) pada pipa uap utama atau pada pipa feed water, sehingga zat pendingin keluar dari loop dan bejana tekan. Walaupun control rod sudah dapat menyerap neutron yang ado namun panas yang telah terjadi akan berakumul asi dan menyebabkan pel el ehan bahan bakar dan kel uarnya produk_produk fissi yang aktip. Ad. 1. Dalam hal ini perlu didesign shielding radioaktif yang betul_betul dapat menurunkan aktifitas sampai pada dosis yang dibolehkan. Cairan pendingin yang melewati down_comer juga berfungsi sebagai shielding yang akan menurunkan energi dari partikel_partikel yang akan lolas. Di samping itu secara khusus juga didesign suatu shield yang disebut biological shield. Ad. 2. Keadaan ini bisa terjadi bila dalam mendesign reaktor, terdapat kesalahankesalahan waktu menetapkan kondisi operasi perhitungan_perhitungan yang kurang tel iti akan setiap komponen-komponen yang ado dalam bejana tekan. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa design yang keliru akan bisa menimbulkan burn_out_pelelehan pada bahan bakar pada soot lose of cooling accident. Di samping itu juga bisa terjadi pelelehan bila waktu menetapkan kondisi operasi besarnya Auk panas pada sal ah satu tempat di dal am teras reaktor Iebi h besar dari Auk panas burn..out. Dalam hal mendesign haruslah segal a kemungkinan dil ihat, untuk mendapatkan engineering safety yang dapat dipertanggung jawabkan. Ad. 3. Bila terjad; kebocoran pada pipa utama, atau pada pipa feed water akan menyebabkan (keluarnya cairan yang masih mengandung partikel_partikel radioaktip) mengurang don bahkan habis keluar dari pressure vessel. Kecelakaan begini hampir tidak mungkin terjadi, namun segala pertimbangan keselamatan masih harus mencari jolon bagaimana bila tidak diduga soma sekal i kecelakaan demikian terjadi. Bila hal ini terjadi, coolant dengan cepat kel uar dari bejana tekan, walaupun secara 25

22 automatic terjadi scram, namun panas dari hasil reaksi fissi masih besar dan teras masih panas sekal i Dengon cepot tekonon noik koreno tekonon uop yang besor 01 eh pemonoson yang begitu hebat. Dengan suatu sistim kontrol, tekanan yang besar tersebut membuka switch yang akan memancarkan air ke dalam teras secepatnya. Penyiraman pada tekanan tinggi dapat mengambil panas dengan baik dari permukaan_permukaan bahan bakar. Setelah tekanan turun sistim kedua mulai pula bekerja, untuk dapat mengambil panas lebih effektif, cairan pendingin dilewatkan melalui teras sehingga pelelehan bahan bakar dapat di cegah. Kedua sistim di atas disebut emergency core cooling system. Sudah sekian lama industri nuklir beroperasi dan memberikan kontribusinya buat mencukupi kebutuhan manusia akan energi, bel urn ada sampai sekarang kecelakaan yang merusak tiga pihak yang telah disebutkan di atas. Demikian pula halnya dengan penggunaan sistim BWR yang sudah lebih kurang 15 tahun beroperasi sampai sekarang untung sekali bel urn ada kecelakaan serius yang disebabkannya. Namun demikian segal a usaha tetap dilakukan untuk mencegah segala kemungkinan_ kemungkinan kecelakaan dan untuk memperkecil akibat kecelakaan itu sendiri. 26

23 BA B V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Sistim BWR telah digunakan dan dikembangkan oleh banyak negara di dunia (Amerika Serikat, Jerman Barat, Swedia) dan juga telah banyak dipakai oleh negara-negara maju dan berkembang. Hal ini menyebabkan bahwa derajat keandalan setiap komponennya betul_betul sudah mencapai kwal i tas yang ti nggi, dengan kata lain sistim ini sudah safe segi ekonomi dan teknologinya. 2. Dengan modi fikasi atau perencanaan t ertentu telah dibuktikan di Swedia dan Jepang bahwa sistim BWR mempunyai fleksibilitas daya yang cukup baik, dia dapat meng_ ikuti beban pada jaringan yang masih rendah jumlah listrik terpasangnya. 3. Berdasarkan penyelidikan dan pangalaman selama sepuluh tahun, AEG Telefunken tel ah berhasi I membuat komponen_komponen standar seperti el emen bahan bakar, control rod_control rod drive, internal recirculation pump, lower grid, upper grid, dan steam dryer. Jelas keadaan ini sangat menggembirakan dari segi ekonomi dan teknologi dan malahan sangat baik dan lebih praktis buat pengembangan. 4. Bahun bakar nukl ir yang digunakan adalah Uranium dioksida yang diperkaya. SARAN 1. BWR merupakan PLTN yang cukup baik ditinjau 'dari utility approach bila masalah pembel ian bahan bakarnya bisa berjalan dengan baik. 2. Ukuran rendah dan sedang cukup cocok dengan negara berkembang mengingat masalah jaringan dan variasi beban yang masih banyak. 3. Untuk maksud-maksud pengembangan penggunaan tenaga nuklir di Indonesia di masa mendatang, dan melihat perkembangan teknologi nuklir dewasa ini untuk masa mendatang PUN jenis BWR tidak memberikan prospek yang baik untuk Indonesia, karena selain di luar kemampuan ekonomi, juga jauh di luar kemampuan teknis (masalah pengayaan uranium). 27

24 DAFTAR PUSTAKA 1. Small and Medium Power Reactor$ Vol. 1. Conference Proceding Vienna, 5 _ 9 September 19f:IJ. 2. Directory of Nuclear Reactors Vol. VII. Power Reactor IAEA, Vienna, MARTIAS NURDIN, Perancangan sebuah sistim nuclear tipe BWR dengan kapasitas 400 MWe, Institut Teknologi Bandung, Bandung Small and Medi um Power Reactors Proceedi ngs of A Symposi um, Oslo 12 _ 16 October Peaceful Uses of Atomic Energy Vol. 2, Proceedings of the Fourth International Conference Geneva, 6 _ 16 September

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR) REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR) RINGKASAN Reaktor Air Didih adalah salah satu tipe reaktor nuklir yang digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Reaktor tipe ini menggunakan

Lebih terperinci

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR

TEKNOLOGI PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR TEKNOLOGI PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR Proceedings dari Lokakaiyc. Teknologi Pusat Listrik Tenaga Nuklir diselenggarakan oleh Badan Tenaga Atom Nasional dengan kerjasama Departenr. 1 Pekerjaan Umum dan

Lebih terperinci

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

REAKTOR PEMBIAK CEPAT REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Elemen bakar yang telah digunakan pada reaktor termal masih dapat digunakan lagi di reaktor pembiak cepat, dan oleh karenanya reaktor ini dikembangkan untuk menaikkan rasio

Lebih terperinci

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) Bab 2 Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga nuklir secara umum tidak berbeda dengan pembangkit listrik

Lebih terperinci

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK RINGKASAN Apabila ada sistem perpipaan reaktor pecah, sehingga pendingin reaktor mengalir keluar, maka kondisi ini disebut kecelakaan

Lebih terperinci

REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)

REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU) REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU) RINGKASAN Setelah perang dunia kedua berakhir, Kanada mulai mengembangkan PLTN tipe reaktor air berat (air berat: D 2 O, D: deuterium) berbahan bakar uranium alam. Reaktor

Lebih terperinci

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU RINGKASAN Reaktor Pendingin Gas Maju (Advanced Gas-cooled Reactor, AGR) adalah reaktor berbahan bakar uranium dengan pengkayaan rendah, moderator grafit dan pendingin gas yang

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK) REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK) RINGKASAN RBMK berasal dari bahasa Rusia "Reaktory Bolshoi Moshchnosti Kanalynye" (hi-power pressure-tube reactors: Reaktor pipa tekan berdaya

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi 3.1 Konfigurasi Teras Reaktor Spesifikasi utama dari HTTR diberikan pada tabel 3.1 di bawah ini. Reaktor terdiri

Lebih terperinci

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK) REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK) RINGKASAN RBMK berasal dari bahasa Rusia "Reaktory Bolshoi Moshchnosti Kanalynye" (hi-power pressure-tube reactors: Reaktor pipa tekan berdaya

Lebih terperinci

BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM

BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM 3.1. Siklus Bahan Bakar Nuklir Siklus bahan bakar nuklir (nuclear fuel cycle) adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan

Lebih terperinci

BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR

BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR RINGKASAN Beberapa tipe Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah Reaktor Air Tekan (Pressurized Water Reactor, PWR), Reaktor Air Tekan Rusia (VVER),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pengembangan pemanfaatan energi nuklir dalam berbagai sektor saat ini kian pesat. Hal ini dikarenakan energi nuklir dapat menghasilkan daya dalam jumlah besar secara

Lebih terperinci

REACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION

REACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION REACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION Puradwi I.W. Bidang Analisis Risiko dan Mitigasi Sistem P2TKN-BATAN NATIONAL BASIC PROFESSIONAL TRAINING COURSE ON NUCLEAR SAFETY PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Di Susun Oleh: 1. Nur imam (2014110005) 2. Satria Diguna (2014110006) 3. Boni Marianto (2014110011) 4. Ulia Rahman (2014110014) 5. Wahyu Hidayatul

Lebih terperinci

REAKTOR AIR TEKAN (PRESSURIZED WATER REACTOR, PWR)

REAKTOR AIR TEKAN (PRESSURIZED WATER REACTOR, PWR) REAKTOR AIR TEKAN (PRESSURIZED WATER REACTOR, PWR) RINGKASAN Dalam PLTN tipe Reaktor Air Tekan, air ringan digunakan sebagai pendingin dan medium pelambat neutron (moderator neutron). Teras reaktor diletakkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong

I. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan listrik di Indonesia semakin meningkat, sedangkan bahan bakar fosil akan segera habis. Oleh karena itu dibutuhkan pembangkit listrik yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

Reactor Safety System and Safety Classification BAB I PENDAHULUAN

Reactor Safety System and Safety Classification BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Tujuan Keselamatan... 3 1.2. Fungsi Keselamatan Dasar... 3 1.3. Konsep Pertahanan Berlapis... 6 BAB II SISTEM KESELAMATAN REAKTOR DAYA PWR DAN BWR... 1 2.1. Pendahuluan...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin : BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara

Lebih terperinci

Session 11 Steam Turbine Protection

Session 11 Steam Turbine Protection Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI

TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI Dosen : Hasbullah, S.Pd., MT. Di susun oleh : Umar Wijaksono 1101563 PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar - Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. - PLTN dikelompokkan

Lebih terperinci

Nomor 36, Tahun VII, April 2001

Nomor 36, Tahun VII, April 2001 Nomor 36, Tahun VII, April 2001 Mengenal Proses Kerja dan Jenis-Jenis PLTN Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang luar biasa besarnya. Tenaga nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reaktor nuklir membutuhkan suatu sistem pendingin yang sangat penting dalam aspek keselamatan pada saat pengoperasian reaktor. Pada umumnya suatu reaktor menggunakan

Lebih terperinci

PEMBANGKIT PENGENALAN (PLTN) L STR KTENAGANUKLTR

PEMBANGKIT PENGENALAN (PLTN) L STR KTENAGANUKLTR PENGENALAN (PLTN) PEMBANGKIT L STR KTENAGANUKLTR I _ Sampai saat ini nuklir khususnya zat radioaktif telah dipergunakan secara luas dalam berbagai bidang seperti industri, kesehatan, pertanian, peternakan,

Lebih terperinci

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Spesifikasi Alat Utama 3.1.1 Mixer (NH 4 ) 2 SO 4 Kode : (M-01) : Tempat mencampurkan Ammonium Sulfate dengan air : Silinder vertical dengan head

Lebih terperinci

2. Prinsip kerja dan Komponen Utama PLTN

2. Prinsip kerja dan Komponen Utama PLTN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) DAN JENIS-JENIS REAKTOR PLTN (Yopiter L.A.Titi, NRP:1114201016, PascaSarjana Fisika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh November (ITS Surabaya) 1. Pendahuluan Nuklir

Lebih terperinci

TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN REAKTOR DAYA TIPE PWR

TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN REAKTOR DAYA TIPE PWR TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN REAKTOR DAYA TIPE PWR Oleh : Suharno Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN ABSTRAK TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN REAKTOR DAYA TIPE PWR. Tinjauan sistem keselamatan

Lebih terperinci

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Disamping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara

Lebih terperinci

STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O

STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 18, No. 3, Juli 2015, hal 95-100 STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O Very Richardina 1*, Wahyu Setia Budi 1 dan Tri

Lebih terperinci

NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY

NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Lecture Presentation NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY By : NANIK DWI NURHAYATI, S,Si, M.Si Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan

Lebih terperinci

JENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap

JENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap TURBINE PERFORMANCE ABSTRACT Pada umumnya steam turbine di operasikan secara kontinyu dalam jangka waktu yang lama.masalah-masalah pada steam turbin yang akan berujung pada berkurangnya efisiensi dan performansi

Lebih terperinci

PEMBUATAN KODE KOMPUTER UNTUK ANALISIS AWAL TERMOHIDROLIK SUBKANAL PENDINGIN REAKTOR LWR

PEMBUATAN KODE KOMPUTER UNTUK ANALISIS AWAL TERMOHIDROLIK SUBKANAL PENDINGIN REAKTOR LWR PEMBUATAN KODE KOMPUTER UNTUK ANALISIS AWAL TERMOHIDROLIK SUBKANAL PENDINGIN REAKTOR LWR Muhammad Khoiri 1, Tri Wulan Tjiptono 2, Adhi Prihastomo 3 1.Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-Badan Tenaga Nuklir

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITIAN

BAB III 1 METODE PENELITIAN 17 BAB III 1 METODE PENELITIAN 1.1 Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah. Langkah pertama, yaitu melakukan studi literatur dari berbagi sumber terkait.

Lebih terperinci

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik Makalah Seminar Kerja Praktek SIMULASI PLC SEDERHANA SEBAGAI RESPRESENTASI KONTROL POMPA HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE BYPASS TURBINE SYSTEM Fatimah Avtur Alifia (L2F008036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION Session 13 STEAM TURBINE OPERATION SISTEM OPERASI Operasi plant yang baik harus didukung oleh hal-hal berikut: Kelengkapan buku manual dari pabrikan Prosedur operasi standar yang meliputi instruksi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) didesain berdasarkan 3 (tiga) prinsip yaitu mampu dipadamkan dengan aman (safe shutdown), didinginkan serta mengungkung produk

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA 1 EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PERANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID DENGAN PROSES DBWESTERN KAPASITAS 16.000 TON/TAHUN Oleh : FAHRIYA PUSPITA SARI SHOFI MUKTIANA SARI NIM. L2C007042

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan V. SPESIFIKASI ALAT Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan pabrik furfuril alkohol dari hidrogenasi furfural. Berikut tabel spesifikasi alat-alat yang digunakan.

Lebih terperinci

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW

Lebih terperinci

MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN

MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN Muhammad Ilham, Annisa Khair, Mohamad Yusup, Praba Fitra Perdana, Nata Adriya, Rizki Budiman 121178, 12115, 121177, 121118, 12116, 12114 Program Studi Fisika, Institut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 2 Mei 2015; 47-52

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 2 Mei 2015; 47-52 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 2 Mei 2015; 47-52 KINERJA MULTISTAGE HP/IP FEED WATER PUMP PADA HRSG DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON F Gatot Sumarno, Suwarti Program Studi Teknik Konversi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN PROTEKSI BAHAYA INTERNAL SELAIN KEBAKARAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya teknologi dan peradabaan manusia, kebutuhan terhadap energi mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Di Susun Oleh: 1. AFRI YAHDI : 2013110067 2. M.RAZIF : 2013110071 3. SYAFA RIDHO ILHAM : 2013110073 4. IKMARIO : 2013110079 5. CAKSONO WIDOYONO : 2014110003

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH

KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Kata kunci: analisis transient aliran, SSSR, aliran sirkulasi alam, loop primer, kondisi normal.

Kata kunci: analisis transient aliran, SSSR, aliran sirkulasi alam, loop primer, kondisi normal. J. Tek. Reaktor. Nukl. Vol. 10 No. 3, Oktober 2008, Hal. 126-135 ISSN 1411 240X ANALISIS TRANSIEN ALIRAN PENDINGIN SMALL SIMPLE AND SAFE REACTOR TANPA POSTULASI KECELAKAAN Enjang Ruhiat, Andang Widi Harto,

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS 70.000 TON / TAHUN JESSICA DIMA F. M. Oleh: RISA DEVINA MANAO L2C008066 L2C008095 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERANGKAT BAHAN BAKAR PLTN TIPE PWR AP 1000 DAN PWR 1000 MWe TIPIKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERANGKAT BAHAN BAKAR PLTN TIPE PWR AP 1000 DAN PWR 1000 MWe TIPIKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERANGKAT BAHAN BAKAR PLTN TIPE PWR AP 1000 DAN PWR 1000 MWe TIPIKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER Arif Nurmawan 1), Suroso 2) dan Harto Tanujaya 1) 1) Program Studi

Lebih terperinci

TUGAS. Di Susun Oleh: ADRIAN. Kelas : 3 IPA. Mengenai : PLTN

TUGAS. Di Susun Oleh: ADRIAN. Kelas : 3 IPA. Mengenai : PLTN TUGAS Mengenai : PLTN Di Susun Oleh: ADRIAN Kelas : 3 IPA MADRASAH ALIYAH ALKHAIRAT GALANG TAHUN AJARAN 2011-2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam

Lebih terperinci

EFISIENSI MATERIAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR LWR (LIGHT WATER REACTOR) DAN PHWR (PRESSURIZED HEAVY WATER REACTOR)

EFISIENSI MATERIAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR LWR (LIGHT WATER REACTOR) DAN PHWR (PRESSURIZED HEAVY WATER REACTOR) EFISIENSI MATERIAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR LWR (LIGHT WATER REACTOR) DAN PHWR (PRESSURIZED HEAVY WATER REACTOR) Mochammad Ahied Program Studi Pendidikan IPA, Universitas Trunojoyo Madura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gesekan pada saat rotor turbin berputar, maka bantalan-bantalan. penyangga tersebut harus dilumasi dengan minyak pelumas.

BAB I PENDAHULUAN. gesekan pada saat rotor turbin berputar, maka bantalan-bantalan. penyangga tersebut harus dilumasi dengan minyak pelumas. 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pelumas sistem yang cukup vital untuk turbin. Fungsinya bukan hanya terbatas untuk pelumasan kerja saja, tetapi juga untuk memindahkan panas, memindahkan

Lebih terperinci

PEMODELAN TERMOHIDROLIKA SUB-KANAL ELEMEN BAKAR AP-1000 MENGGUNAKAN RELAP5

PEMODELAN TERMOHIDROLIKA SUB-KANAL ELEMEN BAKAR AP-1000 MENGGUNAKAN RELAP5 Urania Vol. 16 No. 4, Oktober 2010 : 145-205 PEMODELAN TERMOHIDROLIKA SUB-KANAL ELEMEN BAKAR AP-1000 MENGGUNAKAN RELAP5 ABSTRAK Suroso (1) dan Sukmanto Dibyo (1) Pusat Teknologi Rekayasa dan Keselamatan

Lebih terperinci

TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER

TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER Oleh : Mohammad Choirul Anam 4213 105 021 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2014 BOILER 1. Dasar Teori

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PERPINDAHAN KALOR DI CELAH SEMPIT ANULUS SELAMA BOTTOM FLOODING BERDASARKAN VARIASI TEMPERATUR AWAL BATANG PANAS

STUDI EKSPERIMENTAL PERPINDAHAN KALOR DI CELAH SEMPIT ANULUS SELAMA BOTTOM FLOODING BERDASARKAN VARIASI TEMPERATUR AWAL BATANG PANAS TUGAS AKHIR TF 091381 STUDI EKSPERIMENTAL PERPINDAHAN KALOR DI CELAH SEMPIT ANULUS SELAMA BOTTOM FLOODING BERDASARKAN VARIASI TEMPERATUR AWAL BATANG PANAS Disusun Oleh : Choirul Muheimin NRP. 2408 100

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 SPESIFIKASI TURBIN Turbin uap yang digunakan pada PLTU Kapasitas 330 MW didesain dan pembuatan manufaktur dari Beijing BEIZHONG Steam Turbine Generator Co., Ltd. Model

Lebih terperinci

SISTEM mpower DAN PROSPEK PEMANFAATANNYA DI INDONESIA

SISTEM mpower DAN PROSPEK PEMANFAATANNYA DI INDONESIA Sistem mpower dan Prospek Pemanfaatannya di Indonesia (Sudi Ariyanto) SISTEM mpower DAN PROSPEK PEMANFAATANNYA DI INDONESIA Sudi Ariyanto Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN) BATAN Jalan Kuningan Barat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fase merupakan keadaan dari suatu zat, dapat berupa padat, gas maupun cair. Dalam kehidupan sehari-hari selain aliran satu fase, kita juga temukan aliran multi fase.

Lebih terperinci

RISET KEUTUHAN PENGUNGKUNG REAKTOR SAAT TERJADI KECELAKAAN PARAH

RISET KEUTUHAN PENGUNGKUNG REAKTOR SAAT TERJADI KECELAKAAN PARAH RISET KEUTUHAN PENGUNGKUNG REAKTOR SAAT TERJADI KECELAKAAN PARAH RINGKASAN Pengungkung (containment) reaktor nuklir adalah dinding pelindung terluar yang mencegah emisi produk belah (Fision Product, FP)

Lebih terperinci

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR RINGKASAN Meskipun terjadi kecelakaan kehilangan air pendingin ( Loss Of Coolant Accident, LOCA), seandainya bundel bahan bakar dapat

Lebih terperinci

LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR

LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR CARA KERJA GENERATOR AC JARINGAN LISTRIK LISTRIK SATU PHASE LISTRIK TIGA PHASE MOTOR LISTRIK Konversi energi listrik menjadi energi mekanikyang terjadi pada bagian

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header

Lebih terperinci

Definisi PLTN. Komponen PLTN

Definisi PLTN. Komponen PLTN Definisi PLTN PLTN adalah sebuah pembangkit daya thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIKA FRAKSI VOID PADA KONDISI RE-FLOODING POST LOCA MENGGUNAKAN RELAP5

ANALISIS KARAKTERISTIKA FRAKSI VOID PADA KONDISI RE-FLOODING POST LOCA MENGGUNAKAN RELAP5 Sukmanto Dibyo ISSN 0216-3128 197 ANALISIS KARAKTERISTIKA FRAKSI VOID PADA KONDISI RE-FLOODING POST LOCA MENGGUNAKAN RELAP5 Sukmanto Dibyo PTRKN- BATAN, E-mail : sukdibyo@batan.go.id ABSTRAK ANALISIS KARAKTERISTIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat besar. Hampir 27.000 MWe potensi panas bumi tersimpan di perut bumi Indonesia. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Memperoleh energi yang terjangkau untuk rumah tangga dan industri adalah aktivitas utama pada masa ini dimana fisi nuklir memainkan peran yang sangat penting. Para

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

STUDI TEKNO-EKONOMI REAKTOR MAJU APWR- MITSUBISHI

STUDI TEKNO-EKONOMI REAKTOR MAJU APWR- MITSUBISHI STUDI TEKNO-EKONOMI REAKTOR MAJU APWR- MITSUBISHI Bandi Parapak, Sahala M. Lumbanraja Pusat Pengembangan Energi Nuklir-Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Kuningan Barat Jakarta Selatan Telp/Fax: (021) 5204243,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Reaksi pembentukan C8H4O3 (phthalic anhydride) adalah reaksi heterogen fase gas dengan katalis padat, dimana terjadi reaksi oksidasi C8H10 (o-xylene) oleh

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS 30000 TON PER TAHUN Disusun Oleh : Gita Lokapuspita NIM L2C 008 049 Mirza Hayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bising energi listrik juga memiliki efisiensi yang tinggi, yaitu 98%, Namun

BAB I PENDAHULUAN. bising energi listrik juga memiliki efisiensi yang tinggi, yaitu 98%, Namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan energi paling cocok dan nyaman bagi rumah tangga dan berbagai bidang industri karena selain energi llistrik itu tidak menimmbulkan bising energi listrik

Lebih terperinci

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi

Lebih terperinci

BAB III DESAIN REAKTOR DAN METODE PERHITUNGAN

BAB III DESAIN REAKTOR DAN METODE PERHITUNGAN BAB III DESAIN REAKTOR DAN METODE PERHITUNGAN 3.1 Spesifikasi Umum Desain Reaktor Pada penelitian ini, penulis menggunakan data-data reaktor GCFR yang sedang dikembangkan oleh para ilmuwan dari Argonne

Lebih terperinci

DESAIN TERAS SUPERCRITICAL WATER COOLED FAST BREEDER REACTOR

DESAIN TERAS SUPERCRITICAL WATER COOLED FAST BREEDER REACTOR DESAIN TERAS SUPERCRITICAL WATER COOLED FAST BREEDER REACTOR R. Sigit E.B. Prasetyo, Andang Widi Harto, Alexander Agung Program Studi Teknik Nuklir, Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik UGM ABSTRAK DESAIN

Lebih terperinci

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing, Pengoperasian pltu PERSIAPAN COLD START PLTU 1. SISTEM AUXILIARY STEAM (UAP BANTU) FUNGSI : a. Menyuplai uap ke sistem bahan bakar minyak pada igniter untuk mengabutkan bahan bakar minyak (Atomizing sistem).

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN ECCS TERHADAP FREKUENSI KERUSAKAN TERAS PADA PWR

ANALISIS DESAIN ECCS TERHADAP FREKUENSI KERUSAKAN TERAS PADA PWR ANALISIS DESAIN ECCS TERHADAP FREKUENSI KERUSAKAN TERAS PADA PWR D. T. Sony Tjahyani, Surip Widodo Bidang Pengkajian dan Analisis Keselamatan Reaktor Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR BEKAS BERBAGAI TIPE REAKTOR. Kuat Heriyanto, Nurokhim, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR BEKAS BERBAGAI TIPE REAKTOR. Kuat Heriyanto, Nurokhim, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR BEKAS BERBAGAI TIPE REAKTOR Kuat Heriyanto, Nurokhim, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR BEKAS BERBAGAI TIPE REAKTOR. Telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reaktor Kartini merupakan reaktor nuklir tipe TRIGA Mark II (Training Research and Isotop Production by General Atomic) yang mempunyai daya maksimum 250 kw dan beroperasi

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS 44.000 TON / TAHUN MURTIHASTUTI Oleh: SHINTA NOOR RAHAYU L2C008084 L2C008104 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR 27 BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR 4.1 Pemilihan Sistem Pemanasan Air Terdapat beberapa alternatif sistem pemanasan air yang dapat dilakukan, seperti yang telah dijelaskan dalam subbab 2.2.1 mengenai

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 1, April 1999 : 8-13 Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang turbin uap ini dengan baik meskipun

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS HARI SUDIRJO Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Abstrak RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI

Lebih terperinci

PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945. Sedemikian

Lebih terperinci

DISTRIBUSI TEMPERATUR SAAT PEMANASAN DAN PENDINGINAN PER- MUKAAN SEMI-SPHERE HeaTING-03 BERDASARKAN TEMPERATUR AWAL

DISTRIBUSI TEMPERATUR SAAT PEMANASAN DAN PENDINGINAN PER- MUKAAN SEMI-SPHERE HeaTING-03 BERDASARKAN TEMPERATUR AWAL DISTRIBUSI TEMPERATUR SAAT PEMANASAN DAN PENDINGINAN PER- MUKAAN SEMI-SPHERE HeaTING-03 BERDASARKAN TEMPERATUR AWAL Keis Jury Pribadi 1, G. Bambang Heru 2, Ainur Rosidi 2, Mulya Juarsa 1,2 1 Laboratorium

Lebih terperinci

KRITERIA PENERIMAAN UNTUK KECELAKAAN INSERSI REAKTIVITAS PADA REAKTOR DAYA

KRITERIA PENERIMAAN UNTUK KECELAKAAN INSERSI REAKTIVITAS PADA REAKTOR DAYA Kriteria Penerimaan Untuk Kecelakaan ISSN : 0854-2910 Budi Rohman P2STPIBN-BAPETEN KRITERIA PENERIMAAN UNTUK KECELAKAAN INSERSI REAKTIVITAS PADA REAKTOR DAYA Budi Rohman Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol No. 2 Mei 214; 65-71 ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 Anggun Sukarno 1) Bono 2), Budhi Prasetyo 2) 1)

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT PROSES ESTERIFIKASI DENGAN KATALIS H 2 SO 4 KAPASITAS 18.000 TON/TAHUN Oleh : EKO AGUS PRASETYO 21030110151124 DIANA CATUR

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENJELASAN BENTUK-BENTUK YANG DIGUNAKAN DALAM DOKUMEN

LAMPIRAN PENJELASAN BENTUK-BENTUK YANG DIGUNAKAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN PENJELASAN BENTUK-BENTUK YANG DIGUNAKAN DALAM DOKUMEN A.1. Hubungan antara perawatan pencegahan, perawatan perbaikan, pengujian berkala dan inspeksi tidak-rutin dijelaskan sebagai berikut. PERAWATAN,

Lebih terperinci

EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR TIPE PWR PADA KECELAKAAN PUTUSNYA JALUR UAP UTAMA

EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR TIPE PWR PADA KECELAKAAN PUTUSNYA JALUR UAP UTAMA EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR TIPE PWR PADA KECELAKAAN PUTUSNYA JALUR UAP UTAMA Oleh Andi Sofrany Ekariansyah Pusat Teknologi Reaktor Keselamatan Nuklir BATAN ABSTRAK EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR TIPE PWR

Lebih terperinci