ANALISIS HASIL PENILAIAN KINERJA ASISTEN LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
|
|
- Inge Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 ANALISIS HASIL PENILAIAN KINERJA ASISTEN LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (Studi kasus di Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas MIPA, UNG) Nila Novita Gafur 1, Abdul Djabar Mohidin 2, Nurwan 3 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika, UNG 2,3 Dosen Jurusan Pendidikan Matematika, UNG gleapur@gmail.com 1), djabar@ung.ac.id 2), nurwan_mat@ung.ac.id 3) ABSTRAK Penilaian kinerja merupakan bagian dari manajemen kinerja untuk meningkatkan produktivitas kerja. Penilaian seringkali melibatkan unsur-unsur emosional penilai dan bersifat tertutup. Untuk menilai kinerja diperlukan sebuah metode yang mampu menghasilkan bobot dari kriteria yang dinilai tetapi tetap mempertimbangkan unsur subjektif. Penelitian ini dilakukan pada asisten laboratorium dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam menilai kinerja. Metode Analytical hierarchy process (AHP) adalah metode untuk mengurutkan alternatif dengan menetapkan satu tujuan utama. Matriks perbandingan berpasangan digunakan untuk melihat hubungan dari setiap kriteria sehingga didapatkan vektor eigen yang merupakan bobot dari kriteria. Terdapat enam kriteria kinerja asisten yang dinilai yaitu kualitas kerja, tanggung jawab, disiplin, kerja sama, komunikasi dan pengembangan diri. Dari hasil analisis dengan metode AHP diperoleh asisten yang memiliki kinerja terbaik dari asisten-asisten laboratorium yang lain adalah asisten laboratorium B dengan bobot keseluruhan yang diperoleh 22,9%, kemudian diikuti asisten laboratorium A dengan bobot 20,9%, asisten laboratorium C 17,8%, asisten laboratorium D dengan bobot yang diperoleh 10,9%, asisten laboratorium E 7,3%, asisten laboratroium F 6,2%, asisten laboratorium G 5,8%, asisten laboratorium H 5,3% dan terakhir asisten laboratorium I dengan bobot yang diperoleh 2,9%. Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa Analytical hierarchy process (AHP) dapat digunakan untuk menilai kinerja asisten laboratorium secara obyektif. Kata Kunci: Penilaian Kinerja, Analytical Hierarchy Process (AHP), Asisten Laboratorium. 1. PENDAHULUAN Laboratorium adalah perangkat akademis yang merupakan salah satu fasilitas di dunia pendidikan dan berfungsi sebagai tempat untuk melakukan pelatihan ilmiah serta mengembangkan keterampilan intelektual mahasiswa. Perkembangan information and communication technology (ICT) menuntut mahasiswa untuk dapat menggunakan, mengoperasikan bahkan mengembangkan ICT itu sendiri. Untuk itu, diperlukan laboratorium yang dapat membantu mahasiswa dalam melakukan semua itu. Perguruan tinggi merupakan sebuah lembaga pendidikan memegang tanggungjawab besar dalam memasuki era globalisasi, diharapkan menghasilkan mahasiswa-mahasiswi yang kompeten termasuk dalam bidang ICT. Laboratorium komputer pun menjadi tempat bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan ICT mereka. Oleh karena itu, managemen laboratorium merupakan bagian penting yang harus selalu diperhatikan. Terciptanya laboratorium yang produktif dan berkualitas tidak terlepas dari pengelola laboratorium atau kinerja asisten laboratorium. Asisten laboratorium yang membantu dalam mengelola laboratorium dituntut harus berperan aktif. Untuk itu, kinerja asisten laboratorium harus terus selalu ditingkatkan. Salah satu upaya guna meningkatkan kinerja asisten laboratorium yaitu dengan cara menilai kinerja mereka. Selain itu, dengan penilaian kinerja yang tepat, maka produktivitas kinerja asisten laboratorium dapat dihargai sesuai dengan usahanya. Dengan demikian, pemberian insentif kepada asisten laboratorium menjadi sesuai dengan nilai kinerjanya. Akan tetapi, kenyataannya penilaian kinerja terhadap asisten laboratorium selama ini hanya berdasar pada penilaian deskripsi atau hanya mencatat kekuatan dan kelemahan dari asisten saja tanpa mempertimbangkan ukuran kuantitatif dan kriteria mana yang menjadi prioritas utama sehingga dalam menilai kinerja diperlukan suatu metode yang objektif dan transparan. Salah satu metode dalam pengambilan keputusan adalah Analitycal Hierarcy Process.
2 2 Analytical Hierarchy Process atau lebih dikenal dengan AHP merupakan sebuah formula matematis untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dan memecahkan persoalanpersoalan yang didapat kedalam bagianbagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hierarki, memberi nilai numerik (berdasarkan skala Saaty) pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi. Dengan metode AHP pengambilan keputusan akan lebih objektif, sehingga tidak ada kecemburuan dari setiap asisten karena masing-masing asisten akan mengetahui sendiri kualitas kinerja mereka. Metode AHP banyak digunakan pada suatu penelitian dalam pengambilan keputusan yang melibatkan multikriteria, misalnya dalam pemilihan mahasiswa berprestasi, perekrutan karyawan bahkan penentuan jabatan. Berdasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti memiliki gagasan untuk menerapkan metode AHP guna menilai kinerja asisten laboratorium. Untuk menghindari terlalu meluasnya masalah maka pada penelitian ini permasalahan hanya dibatasi pada asisten laboratorium Jurusan Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Gorontalo dengan objek penelitian menitikberatkan pada penilaian kinerja asisten laboratorium dan metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode analytical hierarchy process. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) Sebagai bahan informasi bagi pimpinan laboratorium untuk dapat meningkatkan kinerja asisten laboratorium, (2) Sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian insentif, (3) Meningkatkan pelayanan laboratorium, (4) Untuk menambah wawasan bagi mahasiswa matematika terkait dengan matriks dan vektor eigen, dan (5) Dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pengambilan keputusan lainnya. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Kinerja adalah perilaku yang ditampilkan oleh setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan yang sesuai dengan perannya dalam organsisasi (Rivai dan Sagala, 2009). Dengan menilai kinerja karyawan suatu organisasi dapat melihat sejauh mana perkembangan organisasi tersebut. Dale S. Beach (dalam Ruky, 2001) mengartikan penilaian kinerjakaryawan adalah sebuah penilaian sistematis terhadap individu karyawan mengenai prestasinya dalam pekerjaannya dan potensinya untuk pengembangan. Selain itu tujuan dilaksanakannya penilaian kinerja menurut milkovich (1991) dalam bukunya Suwatno dan Priansa (2011:198) ialah untuk mengenali kekuatan dan kelemahan karyawan, sehingga proses umpan balik sebagai motivator dapat berjalan dengan baik untuk memperbaiki kesalahan karyawan dalam bekerja dan penentuan alokasi rewards yang tepat sesuai dengan prestasi kerja masing-masing karyawan. 2.2 Metode Penilaian Kinerja Metode-metode penilaian kinerja yang bisa dan sering digunakan menurut Mondy dan Noe (dalam Suwatno dan Priansa, 2011) antara lain: 1) Written Essays Merupakan teknik penilaian kinerja yaitu evaluator menulis deskripsi mengenai kekuatan pekerja, kelemahannya, kinerjanya pada masa lalu, potensinya dan memberikan saran-saran untuk pengembangan pekerja tersebut. 2) Critical Incidents Merupakan teknik penilaian kinerja yaitu evaluator mencatat apa saja perilaku dan pencapaian terbaik dan terburuk karyawan. 3) Graphic Rating Scales Merupakan teknik penilaian kinerja yaitu evaluator menilai kinerja karyawan dengan menggunakan skala dan mengukur faktorfaktor kinerja. 4) Multiperson Comparison Merupakan teknik penilaian kinerja yaitu seorang karyawan dibandingkan dengan rekan kerjanya. 5) Manajement By Objectives Metode ini juga merupakan penilaian kinerja, yaitu karyawan dinilai berdasarkan pencapaiannya atas tujuan-tujuan spesifik yang telah ditentukan sebelumnya. 2.3 Analytical Hierarchy Process Analytical Hierarchy Process dikenal sebagai salah satu metode dalam sistem pengambilan keputusan. Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu formula
3 matematis yang digunakan untuk mengambil keputusan dari berbagai multikriteria dengan cara meranking kriteria-kriteria tersebut sehingga didapat suatu susunan yang hirarki. Metode ini sangat baik digunakan karena membantu memecahkan persoalan yang kompleks atau tidak terstrukutur, struktur masalahnya belum jelas, data tidak akurat dan pengambil keputusan lebih dari satu orang. 2.4 Prinsip Dasar AHP Ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami antara lain (Kusrini, 2007:133): 1. Membuat Hierarki Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemenelemen pendukung. Agar bisa mendapatkan hasil yang akurat, persoalan dipecahkan secara terus-menerus sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga diperoleh beberapa tingkatan dari persoalan tersebut. 2. Penilaian Kriteria dan Alternatif Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh terhadap urutan prioritas dari elemen elemennya. Hasil dari penilaian ini lebih mudah disajikan dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan yang berguna untuk melihat kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya. 3. Menentukan Prioritas (Synthesis of Priority) Bobot dan prioritas bisa dihasilkan dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika yaitu dengan menggunakan eigen vector method agar mendapatkan bobot relatif untuk unsur-unsur pengambilan keputusan. 4. Konsistensi logis (Logical Consistency) Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat Tabel 1 Matriks Perbandingan Berpasangan X A 1 A 2... A n A 1 1 a a 1n A 2 a a 2n A n a n1 a n hubungan antarobjek yang didasarkan pada kriteria tertentu. 2.5 Aksioma AHP Aksioma adalah dasar dari setiap metode dan teknik. Ada empat aksioma dalam AHP yang telah ditetapkan oleh Saaty. Akan tetapi, Forman dan Gass (dalam Lewis Warren, 2004:2-3) menjelaskannya lebih sederhana yaitu: 1. Aksioma timbal balik, aksioma ini mensyaratkan bahwa jika adalah perbandingan berpasangan dari elemen A dan B terhadap elemen induk C. Mewakili berapa banyak elemen A memiliki properti daripada elemen B, maka : (1) 2. Aksioma homogenitas, aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang yang dibandingkan tidak boleh berbeda terlalu banyak dalam properti yang dibandingkan. 3. Aksioma sintesis, aksioma ini menyatakan bahwa penghakiman tentang prioritas elemen dalam hirarki tidak harus tergantung pada elemen-elemen tingkat rendah. 4. Aksioma keempat mengatakan bahwa prioritas keluaran tidak harus radikal berbeda dengan pengetahuan sebelumnya atau harapan yang dimiliki pembuat keputusan. 2.6 Matriks Perbandingan Berpasangan Menyusun Matriks perbandingan berpasangan dilakukan sebagai langkah awal dalam menentukan prioritas elemen. Proses perbandingan berpasangan dimulai dari tingkat hirarki teratas yang ditujukan untuk memilih kriteria. Misalkan kriteria X memiliki beberapa elemen di bawahnya, yaitu A 1, A 2,...,A n. Suryadi dan Ramdhani (dalam Shega, Rahmawati dan Yasin, 2012:76) menggambarkannya seperti pada Tabel 1. 3 X adalah kriteria yang digunakan sebagai dasar perbandingan dan A 1, A 2,..., A n adalah elemen-elemen pada satu tingkat di bawah X. Setiap elemen yang ada dikolom sebelah kiri selalu dibandingkan dengan elemen-elemen yang ada di puncak. Perbandiangan terhadap elemen itu sendiri pada matriks ini terdapat pada diagonal utama dan bernilai 1.
4 4 Nilai numerik yang digunakan dalam skala preferensi adalah 1-9 karena skala ini adalah yang terbaik untuk mengeskpresikan pendapat. Definisi pendapat kualitatif oleh Intensitas Kepentingan Saaty ditetapkan dalam nilai numerik atau skala kuantitaif. Standar skala preferensi dapat dilihat dalam Saaty Scale (Kusrini, 2007:134) Tabel 2 Skala Perbandingan Tingkat Kepentingan (Skala Saaty) Definisi 1 Kedua elemen sama pentingnya (Equal importance) 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya (Weak importance of one over another) 5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya (Essential or strong importance) 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya (Demonstrated importance) 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya (Extreme importance) 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan (Intermediate values between the two adjacent judgments). Kebalikan/ Resiprokal Jika aktifitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktifitas j, maka j memiliki nilai kebalikkannya dibandingkan dengan i atau 2.7 Nilai Eigen dan Vekor Eigen dalam AHP Suatu vektor dengan n dimensi (Sinaga, 2009) merupakan suatu susunan elemen elemen yang teratur berupa angkaangka sebanyak n buah, yang disusun baik menurut baris, dari kiri ke kanan (disebut vektor baris atau row vector dengan ordo 1 x n) maupun menurut kolom dari atas ke bawah (disebut vektor kolom atau colomn vector dengan ordo n x 1). Terdapat matriks A berukuran n x n maka vektor taknol x yang berada dalam disebut vektor eigen dengan skalar λ adalah nilai eigen. Definisi 1 : Jika A adalah matriks n x n maka vektor taknol x di dalam dinamakan eigen vector dari A jika Ax kelipatan skalar x, yakni: (2) Skalar λ dinamakan nilai eigen atau eigen value dari A dan x dikatakan eigen vektor yang bersesuaian dengan λ (Sinaga, 2009). 2.8 Konsistensi Matriks Perbandingan Berpasangan Tabel 3.Nilai Random Indeks (RI) Untuk menjamin bahwa keputusan yang telah ditetapkan oleh pengambil keputusan konsisten maka Rasio inkonsistensi data akan dianggap baik jika nilai rasio konsistensi atau CR-nya 0,1. Saaty (dalam Sinaga, 2009) telah membuktikan bahwa indeks konsistensi dari matriks berordo n dapat diperoleh dengan rumus: (3) Keterangan: CI = rasio penyimpangan (deviasi) konsistensi (consistency index) = nilai eigen terbesar dari matrik berordo n n = orde matriks Sedangkan Rasio konsistensi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (4) Keterangan : CI = rasio konsistensi RI = indeks random Salah satu kekurangan dari AHP terletak dari kekeliruan input saat pengambil keputusan menetapkan bobot pada matrik perbandingan berpasangan. n R 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59
5 5 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini mengambil lokasi di Laboratorium Komputer Jurusan Pendidikan Matematika dan dilaksanakan dalam kurun waktu ± 4 bulan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan (applied research) karena mengaplikasikan teori yang sudah ada dan dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat. Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan dari hasil penelitian, sehingga yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah Asisten laboratorium. Sedangkan objek adalah apa yang akan diteliti dalam penelitian yang dilakukan. Untuk itu, penilaian kinerja dengan menggunakan metode Analitycal hierarchy process merupakan objek penelitian. Tahap awal yang dilakukan pada penelitian adalah mengamati permasalahan yang sedang terjadi dalam manajemen laboratorium matematika, kemudian merumuskan masalah yang didapat dan mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut sehingga tujuan melakukan penelitian pun menjadi jelas. Selanjutnya mengamati apakah penelitian dengan menggunakan metode AHP dapat diterapkan, bermanfaat bagi manajemen laboratorium matematika dan mudah untuk diteliti, sehingga tidak akan ada kesulitan yang signifikan dalam melakukan penelitian serta pengambilan data. Setelah itu, peneliti melakukan studi pustaka dari jurnal, buku dan artikel di internet untuk penelitian yang berhubungan dengan penilaian kinerja maupun metode analitycal hierarchy process. Tahap berikut yaitu mengumpulkan data melalui wawancara dan memberikan kuisioner kepada pimpinan laboratorium, kemudian data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan prinsip dasar Analitycal Hierarchy Process. Setelah itu, menyimpulkan hasil penelitian siapa yang memiliki kinerja terbaik di laboratorium jurusan pendidikan matematika. Adapun tahap-tahap metode analytical hierarchy process jika disajikan dalam bentuk bagan alir penelitian (flowchart) akan seperti pada Gambar 3.1 yaitu: Mulai Menyusun Struktur Hirarki Menetapkan Preferensi pada Tiap Tingkat Hierarki Membentuk Matriks Perbandingan Berpasangan Menormalkan Data Mencari Vektor Eigen Menguji konsistensi CR 0,1? tidak ya Vektor eigen tidak konsisten Vektor eigen konsisten Selesai Gambar 3.1 Bagan Alir Metode AHP
6 6 4. HASIL PENELITIAN Data hasil penelitian yang telah diperoleh dengan mengumpul informasi melalui kuisioner dan wawancara didapatkan bahwa kriteria yang diuji untuk menilai kinerja asisten laboratorium ada enam kriteria yaitu (1) Kualitas kerja, (2) Tanggung jawab, (3) Komunikasi, (4) Kerja sama, (5) Disiplin dan (6) Pengembangan diri. 4.1 Penentuan Bobot Untuk Kriteria 1. Menyusun struktur hierarki Proses penyusunan struktur hirarki ini sangat penting untuk mencegah terjadinya kesalahan yang akan berdampak pada ketidakkonsistenan nanti. Untuk itu, sebelum mengisi dan menetapkan preferensi berdasar skala Saaty maka pengelola laboratorium terlebih dahulu menyusun kriteria tersebut dari yang paling dominan dinilai hingga yang paling rendah untuk dinilai. Diperoleh struktur hirarki dari kriteria tersebut adalah kriteria tanggung jawab menduduki tingkat pertama yang paling penting untuk dinilai, kemudian diikuti oleh kualitas kerja, disiplin, kerja sama, komunikasi dan terakhir pengembangan. 2. Membentuk matriks perbandingan berpasangan Hasil kuisioner tersebut kemudian dibuat dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan untuk mendapatkan bobot dari kriteria masing-masing. Hasil matriksnya dapat dilihat pada Persamaan 4.1 (4.1) Untuk lebih mempermudah perhitungannya Persamaan 4.1 kemudian dibuat dalam bentuk tabel dan setiap elemennya didesimalkan seperti pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria (1a) Kriteria KK TJ Kom KS Dis PD KK 1,000 0,500 5,000 3,000 3,000 6,000 TJ 2,000 1,000 7,000 5,000 4,000 8,000 Kom 0,200 0,143 1,000 0,333 0,250 3,000 KS 0,333 0,200 3,000 1,000 0,333 5,000 Disiplin 0,333 0,250 4,000 3,000 1,000 5,000 PD 0,167 0,125 0,333 0,200 0,200 1,000 4,033 2,218 20,333 12,533 8,783 28, Menormalkan data dan mencari vektor eigen Nilai yang ada pada matriks perbandingan berpasangan selanjutnya dinormalkan sehingga kita dapat mencari bobot dari masing-masing kriteria atau yang disebut sebagai vektor eigen. Penormalan data dilakukan dengan cara membagi setiap elemen dengan jumlah kolom masing-masing sehingga jumlah kolomnya menjadi 1. Tabel 4.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria (1b) Kriteria KK TJ Kom KS Dis PD Total Bobot KK 0,248 0,225 0,246 0,239 0,342 0,214 1,514 0,252 TJ 0,496 0,451 0,344 0,399 0,455 0,286 2,431 0,405 Kom 0,050 0,064 0,049 0,027 0,028 0,107 0,325 0,054 KS 0,083 0,090 0,148 0,080 0,038 0,179 0,617 0,103 Dis 0,083 0,113 0,197 0,239 0,114 0,179 0,924 0,154 PD 0,041 0,056 0,016 0,016 0,023 0,036 0,189 0,031 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 6,000 1,000
7 7 Kolom bobot yang sekaligus merupakan vektor eigen diperoleh dari total setiap baris dibagi dengan n atau banyaknya kriteria yang di uji. Dalam hal ini ada enam kriteria yang di uji maka total masing-masing baris dibagi enam. Dari Tabel 8.2 dapat dilihat bahwa tanggung jawab memiliki bobot paling tinggi. 4. Menguji konsistensi Pengujian konsistensi dilakukan dengan menghitung konsistensi rasio (CR). Untuk mendapatkan nilai konsistensi rasio maka terlebih dahulu mencari indeks konsistensi. Rumus Indeks konsistensi CI dapat dilihat pada Persamaan 2. atau nilai eigen maksimum pada indeks konsistensi didapat dari penjumlahan keseluruhan bobot yang sebelumnya dikali dengan jumlah kolom masing masing sebelum data dinormalkan. Penentuan nilai eigen maksimum: Nilai eigen maksimum yang didapat disubtitusi kepersamaan 3. Karena matriks persegi berordo 6 yakni ada 6 kriteria yang akan di uji maka: Dari hasil diatas terlihat bahwa nilai eigen maksimum ( ). Oleh karena itu, akan selalu lebih besar dari n atau nilainya sama dengan n. Setelah mendapatkan nilai indeks konsistensi, dilanjutkan dengan mencari nilai ratio konsistensi (RI). Nilai RI untuk berdasarkan Tabel 3 adalah 1,24. Dengan menggunakan rumus sehingga: Karena nilai CR yang diperoleh maka vektor eigen konsisten yang artinya preferensi dari pengelola laboratorium dapat diterima atau tingkat kekonsistenan dari pengelola laboratorium masih dalam batas toleransi. Besarnya nilai eigen akan berpengaruh terhadap konsistensi rasio. Untuk itu, jika didapatkan konsistensi rasio bernilai 0 yang artinya preferensi yang di buat sangat konsisten. Akan tetapi, sangat jarang pengambil keputusan menetapkan preferensi yang sangat konsisten. Oleh karena itu, saaty menyarankan agar pengambil keputusan adalah orang yang ahli. Dengan adanya keraguan dalam menetapkan preferensi atau tidak konsisten dari pengambil keputusan maka dalam AHP tidak ada syarat kosistensi mutlak. Hal ini juga yang menjadikan AHP unggul dari metode pengambil keputusan lainnya. Dari hasil perhitungan pada Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria menunjukan bahwa tanggung jawab merupakan kriteria yang paling penting untuk menilai kerja asisten laboratorium dengan bobot 40,5% dan selanjutnya kualitas kerja dengan bobot 25,2%, disiplin nilai bobotnya 15,4%, kerjasama dengan bobot 10,3%, komunikasi 5,4% dan terakhir pengembangan diri nilai bobotnya 3,1%. Setelah bobot masing-masing kriteria diketahui maka dilanjutkan dengan mencari bobot dari setiap asisten laboratorium pada masing-masing kriteria menggunakan cara yang sama. 4.2 Penentuan bobot Setiap Asisten Laboratorium Untuk Masing-Masing Kriteria Setelah Bobot dari masing-masing kriteria dan setiap asisten laboratorium diperoleh selanjutnya untuk melihat mana di antara asisten laboratorium yang memiliki bobot atau nilai tertinggi di semua kriteria maka perlu membuat tabel yang merangkum semua hasil penilaian dengan menghitung bobot keseluruhan. Bobot keseluruhan untuk kriteria dan semua asisten telah disajikan dalam Tabel 4.3 yaitu: Tabel 4.3 Bobot Keseluruhan Bobot A B C D E F G H I KK 0,252 0,198 0,222 0,182 0,120 0,076 0,066 0,055 0,050 0,031 TJ 0,405 0,201 0,242 0,185 0,103 0,069 0,058 0,061 0,051 0,030 Kom 0,054 0,214 0,225 0,186 0,111 0,080 0,060 0,049 0,045 0,031 KS 0,103 0,228 0,219 0,165 0,107 0,078 0,063 0,056 0,057 0,027
8 8 Dis 0,154 0,234 0,213 0,170 0,105 0,070 0,062 0,059 0,060 0,027 PD 0,031 0,212 0,238 0,141 0,112 0,080 0,072 0,059 0,056 0,027 Bobot keseluruhan 0,209 0,229 0,178 0,109 0,073 0,062 0,058 0,053 0,029 Bobot keseluruhan didapat dari penjumlahan semua bobot masing-masing asisten yang sebelumnya telah dikali dengan bobot kriteria. Untuk memperjelas Tabel 4.3 tentang perhitungan bobot keseluruhan maka akan dibuat dalam bentuk matriks: Tabel 4.3 menunjukkan bahwa asisten laboratoriumyang memiliki nilai tertinggi adalah asisten laboratorium B dengan nilai 22,9%, yang kedua adalah asisten laboratorium A dengan nilai 20,9% kemudian asisten laboratorium C = 17,8 % dan seterusnya secara berurut yaitu asisten laboratorium D = 10,9%, asisten laboratorium E = 7,3%, asisten laboratorium F = 6,2%, asisten laboratorium G = 5,8%, asisten laboratorium H = 5,3 % dan terakhir asisten laboratorium I dengan nilai yang diperoleh 2,9 %. 5. SIMPULAN Dalam proses pengambilan keputusan yang melibatkan banyak kriteria metode AHP sangat cocok digunakan karena metode ini memperlihatkan perbandingan antara kriteria yang satu dengan yang lainnya, menghasilkan bobot dari masing-masing kriteria maupun alternatif yang diuji dan memperhitungkan tingkat kekonsistensinan dari pengambil keputusan. Penetapan preferensi harus dilakukan dengan cermat karena kesalahan kecil akan berdampak pada nilai vektor eigen. Pada penelitian ini, kinerja asisten di laboratorium matematika dinilai dengan enam kriteria yaitu kualitas kerja, tanggung jawab, disiplin, kerja sama, komunikasi dan pengembangan diri. Hasil analisa dengan metode AHP diperoleh bahwa tanggung jawab mempunyai bobot tertinggi 40,5% yang artinya tanggung jawab merupakan kriteria yang paling penting dalam menilai kerja asisten laboratorium, selanjutnya kualitas kerja dengan bobot 25,2%, disiplin nilai bobotnya 15,4%, kerjasama dengan bobot 10,3%, komunikasi 5,4% dan terakhir pengembangan diri dengan nilai bobot 3,1%. Dari bobot kriteria ini dengan menggunakan metode AHP diperoleh juga bahwa asisten yang memiliki nilai tertinggi adalah asisten laboratorium B. 6. REKOMENDASI Pengambilan keputusan yang melibatkan sumber daya manusia sebaiknya dilakukan dengan metode AHP untuk menjaga obyektiftas, apalagi terdapat kriteria-kriteria tertentu. Metode AHP dapat dijadikan alat untuk penilaian kinerja di laboratorium jurusan pendidikan matematika. DAFTAR PUSTAKA Kusrini Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: ANDI Rivai, Veithzal dan Ella J. Sagala Manajemen SDM untuk Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Ruky, Achmad S Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Shega, Hanien Nia H, Rita Rahmawati dan Hasbi Yasin Penentuan Faktor Prioritas Mahasiswa dalam Memilih Telepon Seluler Merk Blackberry dengan Fuzzy AHP. Jurnal Gaussian Vol. 1, No 1, Hal Sinaga, Johannes Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam Pemilihan Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sebagai Tempat Kerja Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU). Jurusan Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan. Skripsi dipublikasikan (Online). Suwatno dan Donni Juni Priansa Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta. Taylor, Bernard W Introduction To Management Science. Terjemahan Vita Silvira. Prentice Hall: Newjerse.
9 9 Warren, Lewis Uncertainties in the Analytic Hierarchy Process. DSTO- TN-0597, Published by DSTO Information Sciences Laboratory Edinburgh South Australia 5111 Australia.
BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)
BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1 Analytial Hierarchy Process (AHP) 2 1 1 Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor
Lebih terperinciBAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)
BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70 an ketika di Warston school. Metode AHP merupakan salah
Lebih terperinciMATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)
Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai metode Analytic Hierarchy Process (AHP) sebagai metode yang digunakan untuk memilih obat terbaik dalam penelitian ini. Disini juga dijelaskan prosedur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya sistem pendukung keputusan merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi. Sistem
Lebih terperinciANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN
Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 75 ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN Dyna
Lebih terperinciSesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)
Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan AHP
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. MCDM (Multiple Criteria Decision Making) Multi-Criteria Decision Making (MCDM) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif
Lebih terperinciPenerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ
Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ Mia Rusmiyanti Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Bandung
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpasatian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab
Lebih terperinciMATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)
Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor
Lebih terperinciPengertian Metode AHP
Pengertian Metode AHP Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan
Lebih terperinciAPLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK
APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK Siti Komsiyah Mathematics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,
Lebih terperinciSistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP
Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP A Yani Ranius Universitas Bina Darama, Jl. A. Yani No 12 Palembang, ay_ranius@yahoo.com ABSTRAK Sistem
Lebih terperinciPengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )
Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) A. Pengertian AHP ( Analitycal Hierarchy Process ) AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN PUSTAKA. perumahan yang terletak di jalan Kedungwringin Patikraja, Griya Satria Bukit
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. PERUMAHAN Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan(basri,
Lebih terperinciANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP)
Jurnal DINAMIKA TEKNIK, Vol 8 No 2 Juli 2014, h.1 10 ISSN: 1412-3339 ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) Antoni Yohanes Program Studi Teknik Industri Universitas Stikubank Semarang, Jawa Tengah, Indonesia antonijohanes@gmail.com
Lebih terperinciPEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi
PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang penerapan Analitycal
Lebih terperinciFasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096
PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SEBAGAI TEMPAT KERJA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) 1. Permasalahan Pemilihan Perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manusia dan Pengambilan Keputusan Setiap detik, setiap saat, manusia selalu dihadapkan dengan masalah pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. Bagaimanapun
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Memilih Vendor Pengembang Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus Pengembangan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP Mayang Anglingsari Putri 1, Indra Dharma Wijaya 2 Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)
PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) Frans Ikorasaki 1 1,2 Sistem Informasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi
Lebih terperinciAPLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN
Indriyati APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Abstrak Dalam era globalisasi dunia pendidikan memegang peranan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleg Prof. Thomas Lorie Saaty dari Wharton Business School diawal tahun 1970, yang digunakan
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah
Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah A Yani Ranius Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Palembang ay_ranius@yahoo.com Abstrak Sistem
Lebih terperinciAnalytic Hierarchy Process
Analytic Hierarchy Process Entin Martiana INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Pendahuluan Ngatawi 1 dan Ira Setyaningsih 2 Abstrak:
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran
24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran San Diego Hills Visi dan Misi Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran Bauran Pemasaran Perusahaan: 1. Produk 2. Harga 3. Lokasi 4. Promosi
Lebih terperinciBab II Analytic Hierarchy Process
Bab II Analytic Hierarchy Process 2.1. Pengertian Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor logika, intuisi, pengalaman,
Lebih terperinciPENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom
Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 213-224. PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.Kom.) Pada Progam Studi Sistem Informasi
Lebih terperinciPENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI
PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI Dwi Nurul Izzhati Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : dwinurul@dosen.dinus.ac.id
Lebih terperinciISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014
PENERAPAN METODE TOPSIS DAN AHP PADA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA BARU, STUDI KASUS: IKATAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI STMIK MIKROSKIL MEDAN Gunawan 1, Fandi Halim 2, Wilson 3 Program
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terkait Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dita Monita seorang mahasiswa program studi teknik informatika dari STMIK Budi Darma Medan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
20 BAB 2 LANDASAN TEORI Mengambil sebuah keputusan tidak pernah lepas dari kehidupan setiap orang, setiap detik dari hidupnya hampir selalu membuat keputusan dari keputusan yang sederhana hingga keputusan
Lebih terperinciANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7
BAB 2 2.1. Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan pustaka yang dipakai dalam penelitian ini didapat dari penelitian yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE AHP UNTUK REKOMENDASI TEMPAT KOST PADA APLIKASI KOST ONLINE
IMPLEMENTASI METODE AHP UNTUK REKOMENDASI TEMPAT KOST PADA APLIKASI KOST ONLINE Galang Bogar Santos 1, Hendra Pradipta 2, Mungki Astiningrum 3 1,2 Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi,
Lebih terperinciProgram Studi Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia
Sistem Promosi Jabatan Karyawan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Multi-Attribute Utility Theory (MAUT) (Studi Kasus pada PT. Ginsa Inti Pratama) 1) Eka Andrita Gusdha M, 2) Asep Wahyudin,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)
IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia) ABSTRAK Sistem pengambilan keputusan adalah sistem yang membantu
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT. PJB CIRATA BADAN PENGELOLAAN WADUK CIRATA Erika Susilo Jurusan Teknik Informatika Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Keputusan Keputusan (decision) yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan dapat dilihat pada kaitannya dengan proses,
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR PRIORITAS MAHASISWA DALAM MEMILIH TELEPON SELULER MERK BLACKBERRY DENGAN FUZZY AHP ABSTRAK
JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 73-82 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN FAKTOR PRIORITAS MAHASISWA DALAM MEMILIH TELEPON SELULER MERK BLACKBERRY
Lebih terperinciSistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process
Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process Joko Dwi Raharjo 1, Andriyan Darmadi 2 1 Dosen STMIK Bina Sarana Global, 2 Mahasiswa STMIK Bina Sarana Global Email
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytical Hierarchy Process (AHP) Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah salah satu metode dari Multi Criteria Decision Making (MCDM) yang dikembangkan oleh Prof. Thomas Lorie
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas
IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu
Lebih terperinciPENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ISBN: 978-602-72850-3-3 SNIPTEK 2016 PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Dewi Ayu Nur Wulandari AMIK BSI Karawang Jl. Ahmad Yani No.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini dilaksanakan di PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciTechno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:
Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013: 223-230 MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KARYAWAN PADA INSTANSI KESATUAN BANGSA POLITIK DAN PELINDUNGAN MASYARAKAT
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan kelas pada SMA Ar Rahman dengan sistem yang dibangun dapat
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 160-171) ISSN : 2450 766X FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) E. Salim 1, S. Musdalifah
Lebih terperinciJURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU BERDASARKAN HASIL EVALUASI UMPAN BALIK DARI BEBAN KERJA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SD LPI AT-TAUFIQ) Oleh : Fahrizal
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN RATING RISIKO PROYEK PT. XYZ METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROSES (AHP)
ANALISIS PENENTUAN RATING RISIKO PROYEK PT. XYZ METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROSES (AHP) Hadi Setiawan 1, Shanti Kirana Anggraeni 2, dan Fitri Purnamasari 3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciINTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal
METODE AHP INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit. Intro analytical
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan
Lebih terperinciKuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016
1 Kuliah 11 Metode Analytical Hierarchy Process Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi METODE AHP 2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Analytical Network Process (ANP) dapat digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga, nomos berarti aturan. Sehingga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Lebih terperinciAnalisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM
Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM Dian Gustina 1, Rendi Haposan Siahaan 2 1 Universitas Persada Indonesia Y.A.I, 2 STMIK Nusa Mandiri 1 Jl Salemba
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara
6 BAB 3: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjabarkan tentang tujuan dari perancangan sistem, kriteria dan pilihan kesimpulan dalam menentukan pemilihan pegawai terbaik. Selain itu juga tahapan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Literatur Berikut adalah beberapa penelitian serupa mengenai kualitas yang telah dilakukan dilakukan sebelumnya, yaitu: 1. Harwati (2013), yaitu: Model Pengukuran Kinerja
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.
PENENTUAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN PELAKSANA PROYEK Chintya Ayu Puspaningtyas, Alvida Mustika Rukmi, dan Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENENTUAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT. SMS FINANCE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCY PROCESS)
2011 Antoni Yohanes 12 PENENTUAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT. SMS FINANCE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCY PROCESS) Antoni Yohanes Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank
Lebih terperinciPEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Dahriani Hakim Tanjung Sistem Informasi, Teknik dan Ilmu Kompuer, Universitas Potensi Utama JL. KL. Yos Sudarso
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA Deni Andrianto 1), Eddie Krishna Putra 2), Fajri Rakhmat
Lebih terperinciPEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI
PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI Sudarto STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 sudarto@mikroskil.ac.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,adapun metode yang digunakan adalah dengan pendekatan Analitycal Hierarchy
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL Asep Nurhidayat Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Metode Analytical Hierarchy Process 2.2.1 Definisi Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem yang efektif dalam membantu mengambil suatu keputusan yang kompleks, sistem ini menggunakan aturan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)Pada Jurusan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR TI BAHREN, MUNAR a Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Jln. Almuslim Tlp.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. AHP dan Promethee. Bahasa pemrograman yang digunakan Microsoft Visual
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sebagai pembanding dan bahan acuan dalam pengembangan sistem pakar ini penulis mengkaji mengenai sistem pendukung yang pernah dibuat oleh
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN METODE AHP DAN SAW DALAM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS DI PT. GRAFINDO MEDIA PRATAMA BANDUNG)
ANALISIS PERBANDINGAN METODE AHP DAN SAW DALAM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS DI PT. GRAFINDO MEDIA PRATAMA BANDUNG) Diqy Fakhrun Shiddieq, S.T., M.Kom. 1, Ervan Septyan, A.Md. 2 1 Program Studi
Lebih terperinciPENERAPAN AHP UNTUK SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI
bidang TEKNIK PENERAPAN AHP UNTUK SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI SRI NURHAYATI, SRI SUPATMI Program Studi Teknik Komputer Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Tujuan dari Perguruan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR PRIORITAS MAHASISWA DALAM MEMILIH TELEPON SELULER MERK BLACKBERRY DENGAN FUZZY AHP. Hanien Nia H Shega, Rita Rahmawati, Hasbi Yasin 3
PENENTUAN FAKTOR PRIORITAS MAHASISWA DALAM MEMILIH TELEPON SELULER MERK BLACKBERRY DENGAN FUZZY AHP Hanien Nia H Shega, Rita Rahmawati, Hasbi Yasin 3 Mahasiswa Jurusan Statistika FSM Universitas Diponegoro,3
Lebih terperinciP11 AHP. A. Sidiq P.
P11 AHP A. Sidiq P. http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan ( decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis computer termasuk sistem berbasis
Lebih terperinciBAB III ANP DAN TOPSIS
BAB III ANP DAN TOPSIS 3.1 Analytic Network Process (ANP) Analytic Network Process atau ANP adalah teori matematis yang memungkinkan seorang pengambil keputusan menghadapi faktor-faktor yang saling berhubungan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK Surmayanti, S.Kom, M.Kom Email : surmayanti94@yahoo.co.id Dosen Tetap Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Padang Sumatera
Lebih terperinciBAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir
29 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir Penerapan AHP dalam menentukan prioritas pengembangan obyek wisata dilakukan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA
22 SEBATIK STMIK WICIDA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA M. Irwan Ukkas 1), Amelia Yusnita 2), Eri Wandana 3) 1,2 Sistem
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 521~526 521 ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Maria Hestiningsih
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA Ian Febianto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonrsia Jl.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permainan Bola Basket Bola basket adalah salah satu olahraga yang terkenal/populer didunia. Penggemarnya dari segala usia merasakkan permaian bola basket adalah olahraga yang
Lebih terperinciPenentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical. Hierarchy Process)
K O M P U Vol13, No.2, Juli 2016, pp. 94-104 ISSN: 1693 7-554 Penentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical A Hierarchy Process) S I, Lis. Uta.ri V
Lebih terperinciMETODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,
98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
24 Dinamika Teknik Juli PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Antono Adhi Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol.
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : Imam Husni A Abstrak - Penelitian ini mengembangankan Sistem Pendukung
Lebih terperinci