SISTEM AKUISISI DATA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DAN JARAK TEMPUH BERBASIS ARDUINO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM AKUISISI DATA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DAN JARAK TEMPUH BERBASIS ARDUINO"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR SISTEM AKUISISI DATA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DAN JARAK TEMPUH BERBASIS ARDUINO Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro Oleh: BRAM ANGGITA PUTRA NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i

2 FINAL PROJECT DATA ACQUISITION SYSTEM OF FUEL CONSUMPTION AND DISTANCE BASED ON ARDUINO Presented as Partial Fullfillment of Requirements To Obtain the Sarjana Teknik Degree In Electrical Engineering Study Program By: BRAM ANGGITA PUTRA NIM : ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2016 ii

3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6 HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP MOTTO Take a decision and don t look back! Just focus on your future Dengan ini kupersembahkan karyaku ini untuk.. Tuhanku Yesus Kristus, Kedua orang tua yang selalu mendukung serta mendoakan ku, Bapak Djoko Untoro Suwarno,S.Si.,M.T. Selaku Dosen Pembimbing Teman-temanku seperjuangan, Dan semua orang yang mengasihiku Terima Kasih. vi

7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8 INTISARI Informasi data mengenai konsumsi BBM pada kendaraan, ternyata menuai banyak keluhan dari masyarakat ketika konsumsi BBM pada kendaraan mereka tidak sesuai spesifikasi yang diklaim pabrikan. Telah ditelusuri, banyak pabrikan mobil yang mencantumkan informasi data konsumsi BBM yang tidak sesuai dari hasil pengujian dan diterapkan pada seluruh kendaraan yang akan dijual. Meski memiliki mesin yang sama, setiap model yang berbeda pasti memiliki tingkat konsumsi BBM yang berbeda pula. Selain itu, ada kecenderungan data konsumsi BBM pada brosur yang diambil dari hasil pengujian di laboratorium atau lintasan khusus, tidak dibandingkan dengan pemakaian nyata di jalan raya Konsumen perlu untuk diberi suatu kemudahan tentang informasi secara detail tidak hanya jarak yang ditempuh tetapi juga sekaligus besar konsumsi bahan bakar yang dipakai salah satunya dengan Sistem Akuisisi Data Pemakaian Bahan Bakar dan Jarak Tempuh Berbasis Arduino. Keunggulan menggunakan model sistem ini berupa sistem akuisisi data konsumsi bahan bakar sekaligus menghitung jarak tempuh dan informasi akan dicatat berupa file dengan format ekstensi text document (*.txt) yang akan disimpan pada Sdcard/MicroSD/MemoryCard. Informasi data mencantumkan setiap satuan waktu konsumsi bahan bakar dan jarak yang ditempuh. Rancangan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pengembangan model informasi data konsumsi BBM Kata kunci : Sistem Akuisisi Data, Data Logger Shield, Peristaltic Pump, Sensor Phototransistor, Reed Switch, dan Liquid Crystal Display viii

9 ABSTRACT Information data on fuel consumption in the vehicle, was reaping a lot of complaints from the public when the fuel consumption of their vehicles do not match the specifications claimed the manufacturer. Has been traced, many automobile manufacturers of fuel consumption data include information that does not match the results of the testing and applied to all vehicles that will be sold. Although it has the same engine, each a different model certainly has a fuel consumption level is different. In addition, there is a trend of fuel consumption data in the brochure are taken from the test results in the laboratory or special track, not compared to actual usage on highways Consumers need to be given an ease about the information in detail not only the distance but also at a huge consumption of fuel used one of them to the Data Acquisition System Fuel and Mileage-Based Arduino. The advantages of this system using a model form of the data acquisition system fuel consumption and calculate the mileage and the information will be recorded in the form of a file with the extension format text document (*.txt) that will be stored on sdcard / MicroSD / memorycard. Data information lists each unit time fuel consumption and distance traveled. The draft is expected to be taken into consideration the development of the model fuel consumption data information Keywords: Data Acquisition Sistem, Data Logger Shield, Phototransistor Sensor, Reed Switch, and Liquid Crystal Display ix

10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i TITLE... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJAN KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii INTISARI... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR PERSAMAAN... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang TujuanPenelitian Manfaat BatasanMasalah MetodologiPenelitian... 3 BAB II DASAR TEORI 2.1. Peristaltic Pump Reed Switch Rotary Encoder Sensor Optocoupler Motor DC... 8 xi

12 2.6. Arduino Mega Komunikasi serial asinkron Komunikasi serial sinkron Komunikasi Serial Sinkron I2C/IIC/TWI Data Logger Shield RTC dan RAM Address Map LCD (Liquid Crystal Display) Pengiriman data ke LCD Register register LCD BAB III PERANCANGAN PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Sistem Perancangan Hardware Mekanik Kontruksi tampungan cairan dan peristaltic pump Perancangan Pengukuran Jarak yang Ditempuh Perancangan Hardware elektrik Rangkaian Skematik pada Motor DC, driver motor, dan sensor Optocoupler Rangkaian Driver Motor Rangkaian Tombol Rangkaian LCD Perancangan Software Diagram Alir Program Flowchart Sistem Keseluruhan Flowchart Perhitungan Konsumsi BBM Flowchart Perhitungan Jarak Informasi yang akan disimpan pada SDcard xii

13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Mekanik Hardware Mekanik Tampungan Cairan dan Peristaltic Pump Hardware Mekanik Prototype Pedal Gas dan Rem Hasil Perancangan Elektrik Hasil Pengujian Pengujian Peristaltic Pump Pengujian Prototype Pedal Gas dan Rem Pengujian Seluruh Sistem Analisa Perangkat Lunak Inisialisasi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Ukuran dan Jenis Memory pada Arduino Tabel 2.2. Alamat bit pada RTC DS Tabel 2.3. Register kontrol Tabel 2.4. Konfigurasi pin LCD Tabel 2.5. Modus operasi LCD Tabel 3.1. Hubungan kondisi mesin, sudut pedal gas, potensiometer, nilai ADC, tegangan pada motor DC, dan PWM Tabel 3.2. Konfigurasi pin pada potensiometer dan reed switch Tabel 3.3. Konfigurasi pin pada push button Tabel 3.4. Konfigurasi pin LCD ke Arduino Tabel 4.1. Bagian dari Hardware Mekanik tampungan cairan dan peristaltic pump Tabel 4.2. Bagian dari Hardware Mekanik Prototype pedal gas dan rem Tabel 4.3. Bagian dari Hardware elektrik Tabel 4.4. Percobaan Konsumsi Cairan dengan Peristaltic Pump Tabel 4.5. Percobaan Prototype Pedal Gas Tabel 4.6. Bagian part pada prototype pedal rem Tabel 4.7. Percobaan Seluruh Sistem xvii

15 DAFTAR PERSAMAAN Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan Persamaan xvii

16 DAFTAR LAMPIRAN L1. Program Keseluruhan... L1 xviii

17 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar minyak (BBM) masih menjadi energi yang paling besar dikonsumsi dibandingkan dengan jenis energi lainnya. Kebutuhan BBM di Indonesia, khususnya sektor transportasi masih menjadi sektor pengguna BBM terbesar di bandingkan dengan sektor-sektor lainnya seperti industri, dan pembangkit listrik. Peningkatan kebutuhan BBM tertinggi terjadi pada sektor transportasi, hal ini diperkirakan disebabkan karena peningkatan jumlah kendaraan yang cukup tinggi, peningkatan mobilitas perjalanan karena jarak tempat tinggal yang semakin menjauh dari tempat kerja, kemacetan yang semakin padat, ditambah harga BBM yang cenderung masih murah. Konsumsi BBM di sektor transportasi adalah jenis gasoline, termasuk di dalamnya BBM subsidi dan non subsidi. Realisasi volume BBM bersubsidi yang terus mengalami kelebihan kuota setiap tahunnya menjadi perhatian pemerintah. Pulau Jawa merupakan wilayah yang mengalami kelebihan kuota terbesar dibandingkan wilayah lainnya. Diperkirakan kuota yang terjadi disebabkan karena penjualan mobil di atas perkiraan, disparitas harga yang terlalu tinggi antara BBM subsidi dengan BBM non subsidi, penyalahgunaan BBM bersubsidi oleh pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan, dan program pengaturan BBM bersubsidi yang tidak dapat dilaksanakan secara tepat. [1] Informasi data mengenai konsumsi BBM pada kendaraan, ternyata menuai banyak keluhan dari masyarakat ketika konsumsi BBM pada kendaraan mereka tidak sesuai spesifikasi yang diklaim pabrikan. Telah ditelusuri, banyak pabrikan mobil yang mencantumkan informasi data konsumsi BBM yang tidak sesuai dari hasil pengujian dan diterapkan pada seluruh kendaraan yang akan dijual. Meski memiliki mesin yang sama, setiap model yang berbeda pasti memiliki tingkat konsumsi BBM yang berbeda pula. Selain itu, ada kecenderungan data konsumsi BBM pada brosur yang diambil dari hasil pengujian di laboratorium atau lintasan khusus, tidak dibandingkan dengan pemakaian nyata di jalan raya. [2]

18 2 Telah ditemukan suatu suatu jurnal tentang monitoring banyaknya BBM pada generator berbasis mikrokontroler PIC dengan memanfaatkan sensor ultrasound yang prinsip kerjanya berfungsi sebagai sensor levelmeter. Pengambilan data dilakukan dengan sistem akuisisi data. Hasil data disimpan pada SDcard dalam bentuk file dengan format ekstensi text document (*.txt). [3] Dalam kasus ini, bukan terjadi pada generator melainkan pada kendaraan. Konsumen perlu untuk diberi suatu kemudahan tentang informasi secara detail tidak hanya jarak yang ditempuh tetapi juga sekaligus besar konsumsi bahan bakar yang dipakai salah satunya dengan Sistem Akuisisi Data Pemakaian Bahan Bakar dan Jarak yang Ditempuh Berbasis Arduino. Keunggulan menggunakan model sistem ini berupa sistem akuisisi data konsumsi bahan bakar sekaligus menghitung jarak tempuh dan informasi akan dicatat berupa file dengan format ekstensi text document (*.txt) yang akan disimpan pada Sdcard/MicroSD/MemoryCard. Informasi data mencantumkan setiap satuan waktu konsumsi bahan bakar dan jarak yang ditempuh. Rancangan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pengembangan model informasi data konsumsi BBM.[2] 1.2. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu prototype untuk mengukur dan mencatat konsumsi bahan bakar dan jarak yang ditempuh, di dalamnya terdapat integrasi sistem antara mekanik, elektrik dan program. Bagian mekanik di dalamnya antara lain adanya integrasi antara pedal gas dengan motor DC dan peristaltic pump. Bagian elektrik menghasilkan rangkaian komunikasi antara mekanik ke Arduino. Di bagian program terdapat pengolahan data RTC (Real Time Clock) ke Arduino, mengkonversi data analog ke digital, pembuatan database yang disimpan di Arduino dan diaplikasikan ke SDcard Manfaat Penelitian ini memiliki manfaat kepada masyarakat sebagai acuan data konsumsi bahan bakar. Penelitian ini juga bermanfaat meminimalisasi kecurangan pada pengisian bahan bakar khususnya untuk para pengusaha di bidang rental mobil, motor, dan taksi. Data yang diinformasikan berupa data real konsumsi bahan bakar dan jarak yang telah ditempuh berdasarkan waktu.

19 Batasan Masalah Penelitian akan dibatasi pada pembuatan sistem akuisisi data berupa model prototype berbasis Arduino, spesifikasi alat yang digunakan sebagai berikut: 1. Metode pengukuran konsumsi bahan bakar dengan menghitung banyak pulsa reed switch pada peristaltic pump. 2. Pengaturan kecepatan motor DC dengan menggunakan pedal gas yang melalui driver motor. 3. Pengukuran panjang lintasan dengan menghitung pulsa yang terjadi pada rotary encoder. 4. Kecepatan motor pada peristaltic pump di atur melalui pedal gas. 5. Menggunakan mikrokontroler berupa modul Arduino Mega Menggunakan Data Logger Shield 7. Menggunakan RTC sebagai timing / clock yang sudah terdapat di Data Logger Shield. 8. Menggunakan tombol push button 9. Menggunakan LCD untuk menampilkan hasil pengukuran. 10. Hasil pengukuran akan dicatat dan disimpan ke SDcard Metodologi Penelitian Metode penelitian yang dikerjakan di Lab. digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah: 1. Pengumpulan bahan-bahan referensi berupa buku-buku dan jurnal penelitian terkait. Studi pustaka yang mencakup literatur mengenai Arduino, Data Logger Shield, RTC, motor DC, peristaltic pump, reed switch, driver motor, optocoupler, rotary encoder dan LCD. 2. Perancangan kontruksi mekanik: pengukuran bahan bakar dan pengukuran jarak yang ditempuh. 3. Perancangan elektrik: rangkaian skematik pada peristaltic pump, motor DC, driver motor, tombol push button, dan LCD. 4. Perancangan software: penampil LCD, penyimpanan SDcard, dan pemrogaman RTC. 5. Pengolahan data berupa penyajian data dalam bentuk grafik dan table.

20 4 6. Perbaikan dan penyempurnaan alat. 7. Penulisan laporan.

21 4 BAB II DASAR TEORI Bab ini akan menjelaskan mengenai teori tentang komponen pendukung, perhitungan, serta teknik pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini. Dasar materi yang digunakan pada penelitian ini antara lain adalah peristaltic pump, rotary encoder, optocoupler, motor servo, motor DC, Arduino Mega 2560, Data Logger Shield, RTC, LCD 16x2, dan rangkaian elektronika lainnya. Rangkaian elektronika yang dibutuhkan adalah rangkaian driver motor dc, konsep aktif high dan aktif low, dan rangkaian reset Peristaltic Pump Peristaltic pump adalah jenis pompa perpindahan positif yang digunakan untuk memompa berbagai cairan. Tabung fleksibel yang dipasang melingkar di dalam casing pompa mengandung fluida. Sebuah baling-baling dengan sejumlah kawat penggulung, penyeka, atau lekukan melekat pada lingkar luar baling-baling tabung fleksibel. Ketika baling-baling bergerak, bagian bawah tabung akan tertekan dan terjepit sehingga menjadi tertutup, dan akhirnya akan memaksa cairan yang akan dipompa untuk bergerak malalui tabung. Setelah itu, tabung akan terbuka seperti keadaan semula. Setelah meninggalkan roda, aliran fluida akan diinduksi ke pompa. Terdapat dua atau lebih kawat penggulung atau lekukan yang menutup tabung, yang juga akan mengikat tubuh cairan. Tubuh cairan ini kemudian diangkut, pada tekanan lingkungan menuju outlet pompa. Peristaltic pump dapat terus berjalan, atau dapat diindeks melalui revolusi parsial untuk memberikan jumlah yang lebih kecil dari cairan. Peristaltic pump bekerja dengan tekanan dan perpindahan. Hal ini digunakan terutama untuk pompa cairan melalui tabung, yang membedakan dari pompa lain yaitu di mana bagian dari pompa lain benar-benar masuk ke dalam bersentuhan langsung dengan cairan. Alat ini merupakan salah satu alat yang paling umum digunakan untuk memompa cairan. Karena mekanisme kerja peristaltic pump tidak pernah bersentuhan langsung dengan cairan, sehingga alat ini sangat bermanfaat terutama dalam situasi dimana cairan steril diperlukan. Berikut ini adalah cara kerja dari peristaltic pump ditunjukan pada gambar 2.1.

22 5 Gambar 2.1. Mekanisme peristaltic pump Peristaltic pump beroperasi dengan memungkinkan cairan manuju ke selang. Cairan ini kemudian mengalir ke dalam casing pompa melalui selang. Baling-baling dengan sejumlah kompres pengait tabung memaksa cairan melalui pompa dan mengarahkannya ke tujuan akhir. Teknik ini dikenal sebagai peristaltik. [4] 2.2. Reed Switch Gambar 2.2. Reed Switch Reed Switch adalah saklar yang bekerja berdasarkan ada tidaknya medan magnet. Reed switch didalamnya terdapat 2 buah lempengan logam yang terdiri dari besi dan nikel terlihat seperti gambar 2.2 Secara umum kondisi awal pada reed switch ini adalah normally open. Saat magnet didekatkan, maka kondisi yang terjadi adalah normally closed, dan ketika magnet dijauhkan maka akan kembali menjadi normaly open. [5] 2.3. Rotary Encoder Rotary encoder adalah suatu perangkat elektromekanik yang digunakan untuk mengkonversi perpindahan angular dari suatu poros menjadi kode-kode analog maupu digital. Terdapat 2 jenis umum rotary encoder yaitu tipe absolute dan tipe incremental. Absolute rotary encoder menghasilkan kode yang unik untuk tiap posisi sudut poros tertentu., sedangkan incremental rotary encoder menghasilkan kode yang bias diterjemahkan sebagai jarak perpindahan sudut relative terhadap posisi awal. Incremental rotary encoder ditunjukan pada gambar 2.2 menerjemahkan putaran poros encoder tersebut menjadi sinar cahaya terputus-putus yang selanjutnya diolah

23 6 menjadi bentuk pulsa. Sinar cahaya putus-putus dihasilkan dari kontruksi gabungan sumber cahaya, glass disk, dan photosensor. [6] Gambar 2.3. Skema kontruksi bagian dalam Incremental rotary encoder Sinyal tersebut kemudian diubah menggunakan Schmitt Trigger menjadi bentuk pulsa ditunjukan pada gambar 2.4 berikut ini. Gambar 2.4. Bentuk pulsa pada rotary encoder Untuk menggunakan arah putaran clockwise maka bentuk pulsa berubah dari kondisi high ke low, sedangkan untuk arah putaran counter clockwise maka bentuk pulsa berubah dari kondisi low ke high. [7] 2.4. Sensor Optocoupler Sensor Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya terpisah ditunjukan pada gambar 2.5 Biasanya optocoupler digunakan sebagai saklar elektrik, yang bekerja secara otomatis.

24 7 Gambar 2.5. Sensor Optocoupler Pada dasarnya sensor Optocoupler adalah suatu komponen penghubung (coupling) yang bekerja berdasarkan picu cahaya optic. Optocoupler terdiri dari dua bagian yaitu: 1. Pada transmitter dibangun dari sebuah LED inframerah. Jika dibandingkan dengan menggunakan LED biasa, LED infra merah memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap sinyal tampak. Cahaya yang dipancarkan oleh LED infra merah tidak terlihat oleh mata telanjang. 2. Pada bagian receiver dibangun dengan dasar komponen phototransistor. Phototransistor merupakan suatu transistor yang peka terhadap tenaga cahaya. Suatu sumber cahaya menghasilkan energi panas, begitu pula dengan spektrum inframerah. Karena inframerah mempunyai efek panas yang lebih besar dari cahaya tampak, maka phototransistor lebih peka untuk menangkap radiasi dari sinar inframerah. [8] Prinsip kerja dari optocoupler ditunjukan pada gambar 2.6 dibawah ini: Gambar 2.6. Prinsip kerja optocoupler 1. Output1 akan berlogika LOW jika cahaya dari LED infra merah masuk ke phototransistor, dan sebaliknya akan berlogika HIGH jika cahaya dari LED infra merah terhalang ke phototransistor.

25 8 2. Output2 akan berlogika HIGH jika cahaya dari LED infra merah masuk ke phototransistor, dan sebaliknya akan berlogika LOW jika cahaya dari LED infra merah terhalang ke phototransistor. [9] 2.5. Motor DC Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik maka arah putaran motor akan terbalik pula seperti pada gambar 2.7. Polaritas dari tegangan yang diberikan pada dua terminal menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari beda tegangan pada kedua terminal menentukan kecepatan motor. Gambar 2.7. Motor DC Konstruksi motor DC pada gambar 2.7. memiliki 2 bagian dasar,yaitu: 1. Bagian yang tetap/stasioner yang disebut stator. Stator ini menghasilkan medan magnet, baik yang dibangkitkan dari sebuah koil (elektro magnet) ataupun magnet permanen. 2. Bagian yang berputar disebut rotor. Rotor ini berupa sebuah koil dimana arus listrik mengalir. Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada arus yang mengalir pada penghantar yang berada dalam medan magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh megnet permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub magnet dari kutub utara ke kutub selatan. Menurut hukum gaya Lourentz, arus yang mengalir pada penghantar yang terletak dalam medan magnet akan menimbulkan gaya. Gaya F, timbul tergantung pada arah arus I, dan arah medan magnet B.

26 9 Pengendali arus-searah banyak digunakan dalam industri karena kecepatan variabel, regulasi kecepatan yang baik, pengereman, dan kemampuan pembalikannya. Sebagian besar pengendali arus searah menggunakan metode kontrol tegangan jangkar dan kontrol fluksi medan, untuk mencapai regulasi kecepatan, masing-masing di bawah kecepatan nominal (rated speed) dan di atas kecepatan nominal. Dalam kedua kasus, konverter atau penyearah yang setengah terkontrol atau terkontrol sepenuhnya digunakan untuk mencapai tegangan searah variabel, dari tegangan bolak-balik, untuk mensuplai ke tegangan jangkar. [10] 2.6. Arduino Mega 2560 Arduino Mega memiliki 54 digital pin input / output (14 diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 16 analog input, 4 UART (hardware port serial), osilator kristal 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header ICSP, dan tombol reset. Seperti pada gambar 2.8 merupakan contoh board Arduino Mega Gambar 2.8. Board Arduino Mega 2560 Berikut ini adalah konfigurasi dari Arduino Mega 2560 : a. Mikronkontroler ATmega2560 b. Beroperasi pada tegangan 5V c. Tegangan input yang direkomendasikan 7-12V d. Pin digital input/output 54, 14 diantaranya mendukung output PWM e. Pin analog input 16 f. Arus pin per input/output 20 ma g. Arus untuk pin 3.3V adalah 50 ma h. Flash Memory 256KB, dimana 8 KB digunakan oleh bootloader i. SRAM 8 KB

27 10 j. EEPROM 4KB k. Kecepatan clock 16 MHz l. SRAM 2 KB (ATmega328) m. EEPROM 1KB (ATmega328) n. Kecepatan clock 16 MHz Pada tabel 2.1. merupakan tabel perbedaan ukuran dan jenis memory pada arduino: Tabel 2.1. Ukuran dan Jenis Memory pada Arduino Mikrokontroler Memori Flash (byte) SRAM (byte) EEPEROM (byte) ATmega168 16K 1K 512 ATmega328 32K 2K 1K ATmega K 8K 4K ATmega K 8K 4K Memori flash, atau flash ROM (Read Only Memory) adalah tipe memori yang digunakan untuk menyimpan program. Program atau koding yang dibuat akan disimpan disini. Oleh karena itu, memori flash juga dikenal sebagai program ROM atau code ROM. Algoritma-algoritma yang kita buat dalam program, misalnya if..else, for, while, operasi aritmatika, dan sebagainya akan disimpan di dalam ROM. Memori dalam ROM tidak akan hilang bila daya ke papan Arduino ditiadakan (nonvolatile). Memori SRAM (Static Random Access Memory) adalah tipe memori yang digunakan untuk menyimpan data. Berbeda dengan ROM yang menyimpan program, memori bertipe RAM ini digunakan untuk menyimpan data. Data dalam memori ini akan hilang ketika daya ke mikrokontroler ditiadakan (volatile). Data disini misalnya saat mendeklarasikan variabel tertentu atau array, atau data hasil penjumlahan dan pengurangan, dan sebagainya. Memori EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory), adalah tipe nonvolatile memori yang digunakan untuk menyimpan data yang sifatnya tidak sering dihapus, misalnya untuk menyimpan konfigurasi tertentu, password, atau data-data

28 11 penting lainnya. Mikrokontroler Atmel dilengkapi sejumlah kecil ROM, dan dapat diakses menggunakan EEPROM pada Arduino. Komunikasi Serial adalah komunikasi dimana pengiriman data dilakukan per bit, sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi parallel seperti pada port printer yang mampu mengirim 8 bit sekaligus dalam sekali detak. Sebuah modul Arduino memiliki jenis komunikasi data serial yaitu serial asinkron dan serial sinkron (I2C, TWI, dan SPI). Serial asinkron merupakan komunikasi serial yang tidak memiliki jaluk clock sinkronisasi, sedangkan serial sinkron memiliki jalur clock. [11] Komunikasi serial asinkron Sebuah Arduino Mega memiliki 4 hardware serial berbentuk UART. Serial 0 UART pada Arduino Mega berada pada pin digital 0 (RX0) dan 1 (TX0). Serial 1 berada pada pin digital 19 (RX1) dan 18 (TX1). Serial 2 berada pada pin digital 17 (RX2) dan 16 (RX2). Serta serial 3 berada pada pin digital 15 (RX3) dan 14 (RX3). Level elektrikal data serial pada UART menggunakan level tegangan digital 0V untuk logika 0 dan 5V untuk logika 1 atau sering disebut TTL (Transistor-transistor Logic). Jika pairing device komunikasi serial berada pada level yang sama (sama-sama mikrokontroler) maka antar pin serial dapat dihubungkan langsung secara menyilang. Sedangkan jika pairing device komunikasi serial berada pada level serial RS232 (misalnya komputer) harus menggunakan konveter serial TTL ke RS232 untuk menyesuaikan tegangan kedua device agar dapat berkomunikasi. Berikut adalah ilustrasi komunikasi serial ditunjukan pada gambar 2.9 dan gambar 2.10 dibawah ini: Gambar 2.9. Ilustrasi wiring komunikasi serial UART Gambar Ilustrasi wiring komunikasi serial dengan level tegangan konverter TTL ke RS232 [12]

29 Komunikasi serial sinkron Komunikasi serial sinkron SPI (Serial Peripheral Interface) adalah komunikasi data secara serial antara transmitter dan receiver. SPI memiliki 3 jalur kabel yaitu MISO (Master In Slave Out), MOSI (Master Out Slave In), dan SCLK (Serial Clock). MOSI merupakan jalur keluaran data dari master ke slave, sedangkan MISO kebalikannya. Terdapat tambahan pin untuk mengaktifkan atau menonaktifkan perangkat slave SPI yang dinamakan CS (Chip Select) atau SS (Slave Select). Pada gambar 2.11 dibawah ini menunjukan cara kerjanya SPI. Gambar Ilustrasi cara kerja SPI [13] Komunikasi Serial Sinkron I2C/IIC/TWI Komunikasi RTC dengan Arduino Mega2560 menggunkan komunikasi serial sinkron I2C/IIC/TWI. Pada Arduino Mega2560 menggunakan 2 kabel yaitu SDA(Serial Data) dan SCL (Serial Clock). Letak pin SDA terletak pada pin digital 20 dan letak pin SCL terletak pada pin digital 21. [14] 2.7. Data Logger Shield Data Logger Shield adalah modul tambahan yang berfungsi untuk menyimpan data pada SDcard. Interface SDcard bekerja pada format FAT16(File Allowcation Table 16- Bit) dan FAT32(File Allowcation Table 32-Bit). Berikut adalah tampilan Data Logger Shield: Gambar Board Data Logger Shield

30 13 Berikut adalah konfigurasi pada Data Logger Shield: Gambar Board Data Logger Shield beserta keterangannya Keterangan pada gambar 2.13 adalah: - Top Left - Terdapat RTC yang memiliki chip, kristal, dan baterai cadangan. - Middle Left Terdapat regulator 3.3V yang merupakan tegangan referensi untuk menjalankan SDcard. - Top Middle Slot adapter SDcard, apabila SDcard berupa MicroSD. - Top Right LED yang berfungsi sebagai indikator, dan tombol reset untuk merestart modul Arduino. - Middle Sebuah Shifter yang berfungsi melindungi SDcard dari potensi sinyal tegangan 5V pada Arduino. - 3V Tegangan referensi sebesar 3,3V pada regulator dan tersedia 50mA di dalamnya. - SQ Square Wave merupakan gelombang keluaran yang berasal dari RTC. - WP - Pad untuk mendeteksi apakah disk memory pada Sdcard terproteksi atau tidak. - CD Pad digunakan untuk mendeteksi Sdcard dengan cara menghubungkan pin ini ke ground.

31 14 - CS - Chip Select, digunakan untuk memotong jejak pada pin 10 dikarena pada pin ini bertentangan, dengan cara pad ini disolder dan dihubungkan ke pin digital manapun, kemudian upload ulang software. - L2 dan L1 - Sebuah optional LED dengan menghubungkan ke pin digital dan telah dilengkapi resistor 470 ohm dirangkai secara seri. Data Logger Shield ini dilengkapi dengan RTC DS1307 yang akan terus menjalankan waktu ketika Arduino dicabut karna dilengkapi dengan baterai. DS1307 adalah IC serial real time clock 8 pin dengan konsumsi daya rendah, menggunakan format full binary coded decimal (BCD) pada pengaturan tanggal dan kalender serta memiliki nonvolatile SRAM sebesar 56 byte. Alamat dan data dikirim secara serial melalui 2 jalur dan 2 arah. Jam dan tanggal dilengkapi dengan informasi detik, menit, jam, hari, tanggal, bulan serta tahun. Setiap akhir bulan secara otomatis tanggal akan berubah sesuai dengan tanggal pada bulan berikutnya, sama halnya dengan akhir tahun maka akan berubah sesuai tahun yang baru. Jam dapat di set dengan format 24 jam atau 12 jam. DS1307 menggunakan teknologi built-in power sense circuit yang dapat mengetahui adanya kesalahan pada catu daya dan secara otomatis akan berubah menggunakan catu daya pada baterai. [15] Blok diagram internal DS1307 adalah: Gambar Blok Diagram RTC DS1307

32 15 1. X1 dan X2 adalah pembangkit pulsa yang terhubung dengan quart krtstal 32,768Khz sebagai internal circuit oscillator yang didesain dengan C L 12,5pF. X1 adalah osilator input yang terhubung langsung dengan kristal, sedang X2 adalah keluaran dari osilator kristal internal. 2. Power Control merupakan catu daya yang mensuplay tegangan ke DS1307, Vcc adalah daya luar sebesar 5V dan V BAT sebagai suplai input dengan 3V lithium Cell. Tegangan baterei harus berada diantara batasan minimum dan maksimum pengoperasian. Baterei lithium 48mAh atau lebih dapat mempertahankan fungsi RTC selama 10 tahun. 3. Serial Bus Interface And Address Register merupakan jalur data serial dan pengalamatan register DS1307 dengan akses pulsa melalui SCL dan SDA. SCL (Serial Clock) berfungsi sebagai clock input I 2 C dan digunakan untuk sinkronisasi data serial. SDA (Serial Data) berfungsi sebagai data input/output untuk I 2 C serial, baik SCL dan SDA masih memerlukan pull up eksternal. 4. Control Logic merupakan pengendali data-data yang dibaca ataupun ditulis melalui SCL dan SDA dengan pewaktu dari osilator kristal. 5. Buffer (7 bytes) adalah penyangga sementara sebelum data diterima atau dikirim, berkisar 7 bytes (7 x 8 bit) sebagai transit pengalamatan register 8 bit detik-menitjam-hari-tanggal-bulan-tahun. 6. Clock, Calender and Control Register atau CR berisi informasi clock dan kalender serta register pengendali untuk mengontrol pengoperasian SQW/OUT RTC dan RAM Address Map Register RTC berada dialamat 00h sampai 07h. Sedangkan register RAM dimulai dari alamat 08h sampai 3Fh. Pada waktu multi byte access dan alamat pointer mencapai 3Fh, alamat pointer akan kembali ke 00h pada putaran kedua. Informasi waktu dan kalender didapat dari membaca byte register. Inisialisasi waktu dan tanggal dilakukan dengan write pada byte register. Isi dari waktu dan tanggal menggunakan format BCD(Binary Code Decimal). Pada bit 7 register 0 adalah bit clock halt (CH). Jika CH = 1 maka osilator akan disable sebaliknya akan mengaktifkan osilator. Pengalamatan bit dapat dilihat pada tabel 2.2. berikut ini:

33 16 Tabel 2.2. Alamat bit pada RTC DS1307 DS1307 dapat menggunakan 2 mode, 12 jam (AM/PM) atau 24 jam. Bit 6 pada register jam merupakan bit select dari mode 12 atau 24 jam. Jika bit 6 = 1 adalah mode 12 jam sedangkan bit 6 = 0 adalah mode 24 jam. Pada bit 5 merupakan pengaturan bit AM/PM dengan logika 1 pada saat PM atau sebaliknya. Pada mode 24 jam, bit 5 adalah bit yang menyatakan detik dari jam ( ) Register Kontrol digunakan untuk mengontrol operasi dari pin SQW/OUT dapat dilihat pada tabel 2.3. berikut ini: Tabel 2.3. Register kontrol Keterangan: 1. OUT (Output control) adalah bit ini mengontrol level output dari pin SQW/OUT ketika output square wave disable. Jika SQWE = 0, logika pada pin SQW/OUT = 1, OUT = 1 dan jika pin SQW/OUT = 0 maka OUT = SQWE (Square Wave Enable) adalah bit tersebut ketika di set logika 1 maka akan meng-enable output osilator. Frekuensi pada output square wave bergantung pada nilai bit RS0 dan RS1. Dengan output square wave 1Hz, update register-register clock terjadi pada kondisi falling edge pada square wave. 3. RS (Rate Select) adalah Bit tersebut mengontrol frekuensi output square wave ketika output square wave enable. [16]

34 Liquid Crystal Displays (LCD) 16x2 LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. Display LCD ini memiliki 16 kolom dan 2 baris karakter seperti pada gambar 2.15 berikut. Gambar LCD 16x2 Berikut adalah konfigurasi pin dari LCD 16x2 ditunjukan pada tabel 2.4. berikut: Tabel 2.4. Konfigurasi pin LCD Pin 4 (RS) pada LCD merupakan Register Selector yang berfungsi untuk memilih Register Kontrol atau Register Data. Register kontrol digunakan untuk mengkonfigurasi LCD. Register Data digunakan untuk menulis data karakter ke memori display LCD. Pin 5 (R/W) pada LCD digunakan untuk memilih aliran data apakah READ ataukah WRITE.

35 18 Karena kebanyakan fungsi hanya untuk membaca data dari LCD dan hanya perlu menulis data saja ke LCD, maka kaki ini dihubungkan ke GND (WRITE). Pin 6 (ENABLE) pada LCD digunakan untuk mengaktifkan LCD pada proses penulisan data ke Register Kontrol dan Register Data LCD. Menyambungkan LCD dengan Board Arduino: a. Pin RS (kaki 4) di sambungkan dengan pin arduino digital pin 12 b. Pin E (kaki 6) di sambungkan dengan pin arduino digital pin 11 c. Pin D4 (kaki 11) di sambungkan dengan pin arduino digital pin 5 d. Pin D5 (kaki 12) di sambungkan dengan pin arduino digital pin 4 e. Pin D6 (kaki 13) di sambungkan dengan pin arduino digital pin 3 f. Pin D7 (kaki 14) di sambungkan dengan pin arduino digital pin 2 g. sambungkan potensio 10 KOhm ke +5v dan GND, dan Pin LCD 3 ke potensio h. Pin 5 (R/W) ke Ground Pengiriman data ke LCD Pada modul LCD Terdapat 16 Buah pin yang digunakan untuk melakukan komunikasi dengan mikrokontroler. Pin-pin tersebut diantaranya adalah pin VSS, VDD, VO, RS, R/W, E, DB0, DB1, DB2, DB3, DB4, DB5, DB6, DB7, A, K. Catudaya yang diberikan untuk LCD 16X2 adalah 5V. Kisaran toleransi catudaya yang diijinkan agar LCD dapat beroperasi dengan baik adalah antara 4.5V hingga 5.5V. Pemberian catudaya Yang tidak sesuai dengan batas toleransi yang telah ditentukan dapat menimbulkan masalah pada LCD seperti kerusakan pada komponen LCD atau LCD tidak dapat bekerja dengan semestinya. Didalam modul LCD terdapat kontroler, kontroler tsb memiliki 2 buah register 8 bit yaitu instruction register (IR) dan data register (DR)IR menyimpan kode Kode instruksi, Seperti membersihkan tampilan dan pergeseran kursor, dan informasi alamat untuk Display Data RAM (DD-RAM) dan Character Generator (CG-RAM). DR menyimpan data sementara untuk ditulis atau dibaca dari DD-RAM atau CG-RAM. Ketika informasi alamat ditulis ke IR, kemudian menyimpan data kedalam DR dari DD-RAM atau CG-RAM. Dengan Menggunakan sinyal register selector (RS), kedua register dapat dipilih. Modus operasi LCD ditunjukan pada tabel 2.5 berikut.

36 19 Tabel 2.5. Modus operasi LCD Register register LCD Register-register yang terdapat dalam LCD adalah sebagai berikut: IR (Instruction Register), digunakan untuk menentukan fungsi yang harus dikerjakan oleh LCD serta pengalamatan DDRAM atau CGRAM. DR (Data Register), digunakan sebagai tempat data DDRAM atau CGRAM yang akan dituliskan ke atau dibaca oleh komputer atau sistem minimum. Saat dibaca, DR menyimpan data DDRAM Atau CGRAM, Setelah itu data alamat berikutnya secara otomatis masuk ke DR. Pada Waktu menulis, cukup lakukan inisialisasi DDRAM atau CGRAM, Kemudian untuk selanjutnya data dituliskan ke DDRAM Atau CGRAM sejak alamat awal tersebut. BF (Busy Flag), Digunakan untuk memberi tanda bahwa LCD Dalam keadaan siap atau sedang sibuk. Apabila LCD sedang melakukan operasi internal, BF diset menjadi 1, sehingga tidak akan menerima perintah dari luar. Jadi, BF Harus dicek apakah telah direset menjadi 0 ketika akan menulis LCD (memberi data Kepada LCD). Cara Untuk menulis LCD adalah dengan mengeset RS menjadi 0 dan mengeset R/W menjadi 1. AC (Address Counter), digunakan untuk menunjuk alamat pada DDRAM atau CGRAM dibaca atau ditulis, maka AC secara otomatis menunjukkan alamat berikutnya. Alamat yang disimpan AC Dapat dibaca bersamaan dengan BF. DDRAM (Display Data Random Access Memory), Digunakan sebagai tempat penyimpanan data (data storage) sebesar 80 byte. AC menunjukkan alamat karakter yang sedang ditampilkan. CGROM (Character Generator Read Only Memory), Pada LCD Telah terdapat ROM Untuk menyimpan karakter-karakter ASCII (American Standard

37 20 Code for Interchange Instruction), sehingga cukup memasukkan kode ASCII untuk menampilkannya. CGRAM (Character Generator Random Access Memory), sebagai data storage untuk merancang karakter yang dikehendaki. Untuk CGRAM terletak pada kode ASCII Dari 00h sampai 0Fh, tetapi hanya delapan karakter yang disediakan. Alamay CGRAM Hanya 6 bit, 3 Bit untuk mengatur tinggi karakter dan 3 bit tinggi menjadi 3 bit rendah DDRAM yang menunjukkan karakter, sedangkan 3 bit rendah sebagai posisi data. [17]

38 21 BAB III RANCANGAN PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan yang menyangkut pembuatan prototype sistem akuisisi data pemakaian bahan bakar dan jarak yang ditempuh berbasis arduino. Perancangan ini dimulai dari diagram alir sistem, perancangan konstruksi hardware baik dari segi desain mekanik maupun elektrik, dan juga perancangan software Diagram Blok Sistem Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem Diagram blok sistem penelitian pada gambar 3.1. menunjukkan urutan cara kerja sistem secara keseluruhan. Sistem ini terdiri dari beberapa bagian diantaranya : 1. Arduino sebagai mikrokontroler berfungsi untuk memproses sistem kerja alat. 2. Potensiometer sebagai pedal gas berfungsi memberikan besaran nilai yang akan menentukan kecepatan motor DC dan peristaltic pump. 3. Reed Switch sebagai sensor untuk masukan data ke mikrokontroler.

39 22 4. Driver Motor sebagai pengatur kecepatan motor. 5. Motor DC sebagai penggerak rotary encoder. 6. Rotary Encoder digunakan untuk mengkonversi perpindahan angular dari suatu poros menjadi kode-kode analag maupu digital. 7. Optocoupler adalah suatu sensor yang akan memberikan masukan data ke mikrokontroler. 8. Push button sebagai tombol untuk memberikan perintah atau instruksi. 9. LCD sebagai penampil. 10. Data logger shield berfungsi sebagai mikrokontroler tambahan. 11. SD Card sebagai media penyimpan file. Potensiometer sebagai pedal gas, ketika ditekan akan memberikan nilai tegangan yang akan berpengaruh ke motor pada peristaltic pump. Nilai tegangan semakin besar maka putaran motor semakin cepat dan aliran air pada selang akan terpompa secara cepat pula. Terdapat sebuah reed switch pada peristaltic pump sebagai masukan data ke mikrokontroler. Driver motor dc sebagai pengatur kecepatan motor DC. Motor DC pada prototype ini akan menggerakan rotary encoder sebagai roda sekaligus digunakan untuk mengkonversi perpindahan angular dari suatu poros menjadi kode-kode analag maupun digital. Kode tersebut sebagai masukan dari sensor optocoupler. Sensor ini terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver yang memberi masukan data ke arduino. Tombol dalam rancangan ini menggunakan push button sebagai suatu perintah pada menu progam yang akan di tampilkan ke LCD (Liquid Crystal Display). Indikator menu progam akan ditampilkan ke LCD untuk mempermudah penjelasan alir sistem. Data Logger shield merupakan suatu modul tambahan yang akan saling berkomunikasi dengan arduino. Data logger shield akan mengkonversi data dari arduino untuk diolah ke bentuk file dengan format ekstensi text document (*.txt) dan di dalam data logger shield terdapat RTC (Real Time Clock) yang digunakan untuk pemberi keterangan waktu. File akan disimpan ke SD Card sebagai media penyimpanan Perancangan Hardware Mekanik Hardware menjadi salah satu bagian penting untuk membangun suatu prototype agar semua sistem dapat bekerja dengan baik. Pada penelitian ini, hardware dibagi dalam dua kategori, yaitu perancangan hardware mekanik dan perancangan hardware elektrik.

40 Kontruksi tampungan cairan dan peristaltic pump. dibawah ini: Kontruksi tampungan cairan disertai peristaltic pump ditunjukan pada gambar 3.2. Gambar 3.2. Tampungan cairan disertai dengan peristaltic pump Tampungan cairan berbentuk kubus disertai dengan peristaltic pump untuk memompa cairan dan terdapat sebuah reed switch sebagai sensor untuk menghitung konsumsi cairan. Terdapat pula sebuah gelas ukur untuk mencocokan hasil data yang diukur melalui peristaltic pump. Pada perancangan ini terdapat 2 buah kondisi yaitu kondisi stasioner, dan kondisi dinamis. Mesin pada kondisi dinamis maupun dalam keadaan stasioner, perhitungan nilai konsumsi cairan akan tetap menghitung banyak konsumsi cairan. Berbeda dengan perancangan perhitungan jarak, saat kondisi stasioner nilai jarak tempuh tidak terhitung. Sebuah pedal gas semakin ditekan maka aliran cairan yang keluar akan semakin banyak. Dalam hal ini reed switch di bagian casing motor pada peristaltic pump digunakan sebagai inputan data counter ke mikrokontroler. Banyaknya konsumsi cairan diukur melalui putaran baling-baling pada peristaltic pump. Satu putaran baling-baling mengaktifkan 3 satuan volume. Pengukuran cairan dilakukan dengan mengukur pulsa pada reed switch. gambar 3.4: Bentuk dan ukuran dimensi peristaltic pump ditunjukan pada gambar 3.3 dan Gambar 3.3. Bentuk dan ukuran dimensi peristaltic pump

41 24 Gambar 3.4. Peristaltic Pump dilihat dari dimensi berbeda dibawah ini: Bentuk pulsa reed switch dan gambar 1 satuan volume ditunjukan pada gambar 3.3 Gambar 3.5. Bentuk pulsa pada reed switch dan 1 satuan volume pada peristaltic pump Perancangan Pengukuran Jarak yang Ditempuh Pada perancangan ini ketika mesin pada kondisi stasioner, motor DC tetap berputar namun optocoupler tidak aktif sehingga tidak menghitung jarak tempuh. Berbeda saat kondisi dinamis, motor DC berputar dan optocoupler aktif sehingga menghitung jarak tempuh. Terdapat sebuah tombol yang digunakan untuk merubah dari kondisi mesin stasioner ke kondisi dinamis. Sebelum tombol itu ditekan maka mesin akan dalam kondisi stasioner. Pada gambar 3.6 menunjukan sebuah prototype pedal gas yang dilengkapi sebuah pedal rem. Pedal gas menggunakan sebuah potensiometer untuk menggerakan putaran motor DC. Motor DC terhubung secara mekanik dengan sebuah rotary encoder yang memiliki jari-jari 15,9cm. Rotary encoder memiliki 10 lubang yang berfungsi inputan data untuk sensor optocoupler. Rotary encoder terbuat dari material almunium dan pedal rem dilengkapi dengan sebuah magnet. Rotary encoder yang berputar dapat berhenti dengan menekan pedal rem karena putaran almunium pada rotary encoder dapat berhenti oleh medan magnet pada pedal rem.

42 25 Gambar 3.6. Prototype pedal gas dan rem Sensor optocoupler saat kondisi stasioner sensor dalam keadaan tidak aktif. Saat kondisi dinamis sensor optocoupler akan aktif. Aktif dan tidaknya dengan menonaktifkan digital input pada arduino. Pin yang terhubung adalah PD7/T0 (pin 38) pada arduino, dengan memprogam pada arduino dengan memberi kondisi LOW. Pada gambar 3.7 merupakan bentuk rotary encoder dan pola keluaran pulsa pada rotary encoder. Gambar 3.7. Bentuk dan pola keluaran pulsa pada rotary encoder Untuk menghitung panjang 1 lintasan putaran roda digunakan rumus keliling lingkaran yaitu sebagai berikut: Lintasan 1 putaran = 2 π r, dimana r=15,9cm = 2 x 3,14 x 15,9cm = 100 cm Rotary encoder yang berfungsi mengkonversi perpindahan angular dari suatu poros menjadi kode-kode analag maupun digital. Rotary encoder di sini memiliki 10 lubang. Itu berarti 10 lubang mewakili 1 putaran roda (1 sampel) jadi menghitung banyaknya lintasan roda dengan perkalian 1 lintasan putaran (100cm) dikalikan dengan banyak sampel yang terjadi.

43 26 Kecepatan motor DC diatur dengan mengatur lebar PWM. Semakin lebar pulsanya maka motor DC akan semakin cepat berputar. Lebar PWM dapat diatur menggunakan sebuah potensiometer sebagai pedal gas. Saat kondisi stasioner terdapat tegangan referensi pada ADC sebesar 0-0,5V. Saat kondisi itu lebar PWM sebesar 10%. Kondisi dinamis terdapat tegangan pada referensi 0,6 5V. Berikut ini merupakan tabel kondisi saat stasioner dan dinamis. Tabel 3.1. Hubungan kondisi mesin, sudut pedal gas, potensiometer, nilai ADC, tegangan pada motor DC, dan PWM No Kondisi Sudut pedal gas Hambatan Potensiometer 1. Stasioner 45 6,3k Ω (63% x 10k Ω) Nilai ADC ( 25,5 Tegangan motor DC PWM (% duty cycle) 0,5V 10% ( 2. Dinamis 23 2,5k Ω (25% x 10k Ω) ( 114,75 2,25V 45% ( 3. Dinamis 0 0kΩ (0% x 10k Ω) ( 255 4,46V 100% (

44 Perancangan Hardware Elektrik Perancangan Hardware elektrik dibuat menyesuaikan dengan dimensi hardware mekanik. Komponen penyusun hardware elektrik meliputi rangkaian skematik pada peristaltic pump beserta motor DC, rangkaian driver motor, dan rangkaian LCD. Rangkaian elektronik yang menyusun sistem prototype ini meliputi rangkaian-rangkaian elektronika sebagai berikut : Rangkaian Skematik pada Motor DC, driver motor, dan sensor optocoupler Pada rangkaian skematik ini bertujuan mengatur kecepatan motor DC dan motor pada peristaltic pump. Motor diatur melalui potensiometer sebagai pedal gas yang terhubung dengan rangkaian driver motor. Sensor optocoupler yang terdiri dari sebuah infrared dan phototransistor sebagai sensor untuk rotary encoder. Sebuah reed switch berfungsi untuk perhitungan counter pada peristaltic pump. Rangkaian skematik dapat dilihat pada gambar 3.8 dibawah ini: Gambar 3.8. Rangkaian Skematik pada motor DC, driver motor, reed switch, dan sensor optocoupler Perancangan pada gambar 3.8 dapat diketahui konfigurasi pin driver motor dan sensor pada Arduino. Pada driver motor berfungsi sebagai pengendali kecepatan motor yang terhubung ke pin 34 dan pin 36. Kecepatan motor di atur dari potensiometer yang terhubung pada pin 30. Sensor optocoupler yang terdiri dari sebuah infrared dan sebuah photodioda terhubung pada pin 38. Sensor optocoupler aktif saat kondisi dinamis, aktif dan tidaknya dengan memprogam pada mikrokntroler pada pin 38. Sebuah reed switch terhubung ke pin 40 sebagai masukan data ke mikrokontroler. Konfigurasi pin ditunjukan pada tabel 3.2. di bawah ini:

45 28 Tabel 3.2. Konfigurasi pin pada potensiometer dan reed switch No. Nama Komponen Konfigurasi Pin 1. Potensiometer PC7/A15 (pin 30) 2. Driver Motor DC PC1/A9 (pin 36) 3. Driver Motor PC3/A11 (pin 34) Peristaltic Pump 4. Optocoupler PD7/T0 (pin 38) 5. Reed Switch PGI/RD (pin 40) Rangkaian Driver Motor Pada rangkaian driver motor bertujuan untuk mengatur kecepatan motor dc. Rangkaian ini dapat dilihat pada gambar 3.10 berikut ini: Gambar 3.9. Rangkaian driver motor Pada gambar 3.9 potensiometer berfungsi untuk mengatur level tegangan basis transistor BFY51 yang dirangkai secara darlington dengan transistor TIP31. Besar tegangan bias basis dikontrol dengan potensiometer 10KΩ. Dari luar transistor Darlington nampak seperti transistor biasa dengan 3 buah kutub: B (basis), C (Kolektor), dan E (Emitter). Dari segi tegangan listriknya, voltase baseemitter rangkaian ini juga lebih besar, dan secara umum merupakan jumlah dari kedua tegangan masing-masing transistornya, hal ini dapat dilihat seperti gambar 3.10 berikut:

46 29 Gambar Tegangan bias pada rangkaian darlington Tegangan Base Emitter dari rangkaian darlington adalah hasil jumlah dari kedua transistor dapat dirumuskan sebagai berikut: VBEtotal = VBE1 + VBE2...(3.1) 1.5 Volt = 0.78 Volt Volt Motor dapat bergerak berdasarkan tegangan bias basis yang dikeluarkan tegangan tersebut. Dioda 1N4148 berfungsi sebagai pelindung transistor dari tegangan balik efek induksi dari motor DC. Pada gambar 3.11 merupakan gambar rangkaian driver saat kondisi stasioner. Gambar Kondisi stasioner pada driver motor Rangkaian Tombol Tombol yang digunakan dalam pembuatan prototype ini ada 3 seperti pada gambar Tombol yang digunakan adalah 1 push button yang dihubungkan ke arduino dengan konsep aktif high yang berfungsi sebagai tombol start dan tombol stasioner.

47 30 Gambar Rangkaian skematik pada push button Arus yang dapat masuk ke pin arduino adalah arus DC maksimal 40mA. Sehingga untuk menentukan nilai dari resistor minimal dapat dihitung menggunakan persamaan:...(3.2) Pada rangkaian ini menggunakan resistor sebesar 10KΩ, sehingga arus yang masuk ke pin arduino tidak terlalu besar yaitu sebesar 0,5mA. Rangkaian push button menggunakan rangkaian pull down ditunjukan pada gambar 3.13 dibawah ini: Gambar Rangkaian Pull Down Berikut ini adalah tabel konfigurasi pin pada push button ke Arduino Mega: Tabel 3.3. Konfigurasi pin pada push button No. Nama Komponen Konfigurasi Pin 1. Push Button 1 PL6 (pin 43) 2. Push Button 2 PL4/OC5B (pin 45) Pada rangkaian tombol on/off, digunakan indikator LED sebagai penanda bahwa rangkaian telah bekerja. Nilai resistor (R 1 ) dapat diperoleh sebagai berikut :

48 31 Dengan nilai tegangan output regulator sebesar 5V DC (V OUT ), tegangan minimal LED sebesar 1,6V DC (V MIN LED ) dan arus minimal LED sebesar 10m. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai resistor (R 1 ) sebesar 340Ω. Pada perancangan indikator LED digunakan resistor (R 1 ) sebesar 330Ω, sehingga diperoleh nilai arus yang mengalir pada LED sebesar 10,3mA. LED akan menyala karena arus minimal yang dibutuhkan LED adalah 10mA Rangkaian LCD LCD yang digunakan pada perancangan gambar menggunakan sistem pengiriman 4-bit dan diperlukan 6 jalur data untuk komunikasi dengan sistem mikrokontroler Atmega2560. Keenam jalur yang digunakan tersebut adalah : 1. Empat jalur data untuk mengirimkan data instruksi dari data karakter yang akan ditampilkan. Keempat jalur tersebut adalah pin11 (DB4), pin12 (DB5), pin13 (DB6), dan pin14 (DB7) 2. Dua jalur lainnya adalah pin4 (RS/Register Select) dan yang terakhir adalah pin6 (Enable) Gambar Rangkaian skematik pada LCD ke Arduino Maksimal arus LED pada LCD adalah 50mA ( datasheet ), sehingga untuk menentukan nilai resistor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan seperti di bawah ini:...(3.3)

49 32 Pada rangkaian ini menggunakan resistor sebesar 1KΩ. Dengan menggunakan persamaan hukum ohm arus yang masuk ke pin mikrokontroler Atmega 2560 sebesar 5mA. Dengan demikian arus yang mengalir pada LED tidak terlalu besar, sehingga dapat menghemat pemakaian baterai. Konfigurasi pin LCD ke Arduino Mega ditunjukan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.4. Konfigurasi pin LCD ke Arduino LCD Arduino Pin 1 (GND) Ground Pin 2 (VCC) Tegangan +5V Pin 3 (Vo) Resistor 1K ke +5V Pin 4 (RS) PG0/WR (pin 41) Pin 6 (E) PG2/ALE (pin 39) Pin 11 (DB4) PC0/A8 (pin 37) Pin 12 (DB5) PC2/A10 (pin 35) Pin 13 (DB6) PC4/A12 (pin 33) Pin 14 (DB7) PC6/A14 (pin 31) Pin 15 (Anoda) Tegangan +5V Pin 16 (Katoda) Ground 3.3. Perancangan Software Perancangan software dalam prototype ini merupakan perintah yang akan diproses oleh mikrokontroler untuk mengatur sistem kerja prototype secara keseluruhan. Software meghasilkan tampilan berbagai menu ke LCD ketika saklar utama dinyalakan. Saat kondisi seperti ini berarti mesin dalam kondisi stasioner. Perhitungan konsumsi akan aktif tetapi perhitugan jarak tidak aktif. Terdapat sebuah push button untuk mengganti dari kondisi stasioner ke kondisi normal, yaitu dengan perhitungan konsumsi cairan dan jarak tempuh semua berjalan. Terdapat sebuah tampilan pada LCD ditunjukan pada gambar dibawah ini:

50 33 Gambar Tampilan Menu Utama Terdapat informasi pada LCD berupa time, fuel dan distance. Time berupa informasi waktu dalan satuan detik, fuel merupakan informasi banyaknya konsumsi cairan dalam satuan liter, dan distance adalah informasi jarak tempuh dalam satuan kilometer Diagram Alir Program Diagram alir program dapat dilihat pada gambar Program diawali dengan menghidupkan saklar utama terlebih dahulu, setelah saklar dalam posisi on maka hal yang pertama adalah masuk ke kondisi stasioner. Saat kondisi ini, tampilan LCD akan menampilkan seperti gambar 3.15, tetapi perhitungan jarak tempuh tidak aktif. Apabila tombol push button ditekan, maka tampilan LCD tetap sama akan tetapi perhitungan jarak tempuh aktif. Data yang diketahui dapat berupa waktu dan seberapa banyak nilai konsumsi cairan dan jarak tempuh yang sudah dikonversi. Sistem akan menyimpan data setelah dikonversi dan otomatis akan disimpan di SDcard. Apabila saklar utama pada kondisi off, sistem pada kondisi off dan data disimpan saat kondisi terakhir. Flowchart diagram alir ditunjukan pada gambar 3.16, gambar 3.17, dan gambar 3.18 berikut ini:

51 Flowchart Sistem Keseluruhan Gambar Flowchart Sistem Keseluruhan Diagram alir progam sistem secara keseluruhan diawali dengan membaca data saklar, setelah tombol saklar ditekan, maka motor DC dan motor peristaltic pump aktif dalam kondisi stasioner. Pada saat kondisi stasioner perhitungan konsumsi BBM aktif, tetapi perhitungan jarak tempuh belum aktif. Setelah itu, baca data tombol push button, dan pada saat tombol push button ditekan berarti langsung membaca nilai potensiometer sebagai pedal gas. Konversi nilai potensiometer, menggunakan ADC 8-bit dengan nilai maksimal 255 dan tegangan referensi maksimal 5V. Pengaturan PWM dengan 100% duty cycle berdasarkan tegangan referensi 5V. Sesudah PWM diatur masuk ke perhitungan jarak tempuh. Saat nilai potensiometer lebih dari set point yang ditentukan maka alur progam akan kembali berulang untuk membaca nilai potensiometer. Apabila nilai potensiometer kurang dari set point maka akan mematikan optocoupler. Sensor optocoupler bisa aktif dan tidaknya dengan memprogam pada mikrokontroler.

52 Flowchart Perhitungan Konsumsi BBM Gambar Flowchart Sistem Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Diagram alir progam perhitungan konsumsi bahan bakar diawali dengan mengaktifkan counter pada peristaltic pump. Selanjutnya, membaca data satuan volume, apabila sudah 1 satuan volume maka counter reed switch +1. Konversi nilai konsumsi bahan bakar dengan menghitung banyak pulsa reed switch dikalikan 1 satuan volume. Setelah data dikonversi, data disimpan ke SDcard dan ditampilkan ke LCD Flowchart Perhitungan Jarak Gambar Flowchart Sistem Perhitungan Jarak

53 36 Diagram alir progam perhitungan jarak tempuh diawali dengan mengaktifkan counter sensor optocoupler. Selanjutnya, membaca data counter pada rotary encoder, apabila sudah 10 counter maka counter rotary encoder +1. Konversi nilai jarak tempuh dengan menghitung banyak pulsa optocoupler dikalikan keliling lingkaran roda. Setelah data dikonversi, data disimpan ke SDcard dan ditampilkan ke LCD Informasi yang akan disimpan pada SDcard Informasi yang akan di simpan di SDcard dapat berupa waktu, seberapa besar konsumsi bahan bakar dan panjang jarak. Informasi pada waktu dapat berupa tanggal, bulan, tahun, jam, menit, dan detik. Informasi konsumsi bahan bakar yang telah dikonsumsi isinya adalah total cairan yang keluar dalam satuan mililiter (ml). Informasi panjang jarak lintasan didalamnya terdapat total panjang yang terjadi dalam satuan milimeter (mm). Contoh tampilan file.txt yang di simpan di SDcard ditunjukan seperti pada gambar di bawah ini: Gambar Tampilan file text yang disimpan pada SDcard

54 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil implementasi alat beserta dengan pembahasan pada bab ini dibagi menjadi dua bagian yaitu hasil perancangan pada hardware mekanik, hardware elektrik dan software. Hasil implementasi perancangan Sistem Akuisisi Data Pemakaian Bahan Bakar dan Jarak yang Ditempuh Berbasis Arduino ini secara keseluruhan sudah sesuai dengan perancangan pada BAB III Hasil Perancangan Hardware Mekanik Hasil Perancangan hardware mekanik Sistem Akuisisi Data Pemakaian Bahan Bakar dan Jarak yang Ditempuh Berbasis Arduino ini terdiri atas beberapa bagian, diantaranya adalah kontruksi tampungan cairan, peristaltic pump, prototype pedal gas dan rem. Gambar 4.1. merupakan hasil dari perancangan kontruksi tampungan cairan dan peristaltic pump. Keterangan dan fungsi dari masing-masing bagian dapat dilihat pada tabel Hardware Mekanik Tampungan Cairan dan Peristaltic Pump Gambar 4.1. Hasil Perancangan Hardware Mekanik tampungan cairan dan peristaltic pump

55 38 Tabel 4.1. Bagian dari Hardware Mekanik tampungan cairan dan peristaltic pump No Nama Fungsi 1 Gelas Ukur Mengukur volume cairan 2 Selang Pengalir cairan 3 Bearing Part untuk mendorong cairan 4 Sprocket Transmisi penggerak 5 Rantai Penghubung kedua sprocket 6 Reed Switch Sensor magnet untuk menghitung satuan cairan 7 Motor DC Penggerak transmisi Terdapat perubahan pada perancangan desain peristaltic pump yaitu menggunakan rantai dan sprocket. Hal ini terjadi karena untuk mengurangi beban pada motor yang terlalu berat. Terdapat error pada posisi reed switch maka harus diletakan secara tepat agar tidak terjadi dua kali penghitungan dalam sekali satuan volume. Magnet harus diletakan secara tepat agar terdeteksi oleh reed switch Hardware Mekanik Prototype Pedal Gas dan Rem Gambar 4.2. merupakan hasil dari perancangan mekanik Prototype pedal gas dan rem. Keterangan dan fungsi dari setiap bagian dapat dilihat pada tabel Gambar 4.2. Hasil Perancangan Hardware Mekanik Prototype pedal gas dan rem

56 39 Tabel 4.2. Bagian dari Hardware Mekanik Prototype pedal gas dan rem No Nama Fungsi 1 Piringan Roda Sebagai rotary encoder 2 Sprocket Transmisi penggerak 3 Rantai Penghubung kedua sprocket 4 Motor DC Penggerak transmisi 5 Sensor phototransistor Sensor untuk menghitung jarak tempuh 6 Magnet Part untuk rem rotary encoder 7 Driver Motor Rangkaian elektrik untuk mengendalikan motor DC Pada bagian konstruksi ini terdapat perubahan sensor yang pada perancangan menggunakan sensor optocoupler, namun pada kontruksi ini menggunakan sensor phototransistor, yang mempunyai prinsip kerja sama karena roda tidak berputar secara center. Begitupula desain roda ada sedikit perubahan dikarenakan roda ketika berputar tidak secara konstan putarannya Hardware Elektrik Gambar 4.3. merupakan hasil dari perancangan hardware elektrik. Keterangan dan fungsi dari setiap bagian dapat dilihat pada tabel Gambar 4.3. Penampang Luar Hardware Elektrik

57 40 Gambar 4.4. Rangkaian Driver Motor Gambar 4.5. Data Logger Shield dan Arduino Mega 2560 Tabel 4.3. Bagian dari Hardware elektrik No Nama Fungsi 1 LCD Sebagai penampil hasil data 2 Tombol Reset Tombol untuk reset data 3 Tombol Pindah Gigi Tombol sebagai syarat perhitungan sensor phototransistor 4 Tombol Start Tombol untuk memulai sistem 5 Rangkaian Driver Motor Rangkaian pengendali motor DC 6 Data Logger Shield Modul untuk penyimpanan data ke SD Card 7 Arduino Mega 2560 Mikrokontroler pengendali sistem

58 41 Pada rangkaian hardware elektrik sudah berjalan sesuai rencana, hanya saja perlu tata letak yang tepat agar terlihat lebih rapi. Terdapat 3 inputan tombol yaitu tombol start, tombol gigi, dan reset. Data akan ditampilkan melalui LCD dan disimpan ke SD Card Hasil Pengujian Pengujian Peristaltic Pump Pada pengujian peristaltic pump, pengambilan data pada kondisi stasioner dan kondisi dinamis. Saat tombol start ditekan perhitungan pada peristaltic pump akan langsung berjalan. Banyaknya konsumsi cairan diukur melalui putaran baling-baling pada peristaltic pump. Satu putaran baling-baling mengaktifkan 3 satuan volume (1 satuan volume cairan ±1,5ml). Berikut adalah tabel hasil uji 3 kali percobaan pengambilan data dengan waktu yang sama yaitu 60 detik. Tabel 4.4. Percobaan Konsumsi Cairan dengan Peristaltic Pump Tegangan Pada Potensiometer 1 V (Stasioner) 2 V (Dinamis) 3 V (Dinamis) 4 V (Dinamis) 5 V (Dinamis) Percobaan ke - Cairan Dalam Perhitungan Teori Tertampil LCD (ml) Ratarata (ml) Cairan Dalam Perhitungan Real Tertampil Gelas Ukur (ml) 20 Ratarata (ml) Presentase Error Tiap Percobaan I 20 0% II ,70% III ,16% I ,03% II ,50% III ,77% I ,08% II ,17% III ,04% I ,66% II ,61% III ,07% I % II ,33% III ,16% Ratarata 2,62% 2,76% 2,09% 2,11% 2,83% Dari tabel 4.4. diatas dapat disimpulkan semakin tinggi tegangan semakin banyak cairan yang tertampil pada LCD dan pada gelas ukur pada setiap percobaan. Semakin tinggi tegangan semakin banyak pula rata-rata cairan baik dalam perhitungan teori dan perhitungan

59 42 real. Presentase error untuk tiap percobaan masih di bawah 5% dan untuk presentase error rata-rata dibawah 3%. Tabel 4.4. dapat dibuat grafik output tegangan pada potensiometer dengan konsumsi cairan ditunjukan pada gambar 4.6. dibawah ini: Gambar 4.6. grafik output tegangan pada potensiometer dengan konsumsi cairan tertampil LCD dan gelas ukur Rumus mencari presentase error adalah:...(4.1) Faktor yang menyebabkan terjadinya error, diantaranya adalah cairan dalam selang saat proses memompa yang tidak maksimal kinerjanya, desain pada peristaltic pump yang tidak stabil, dan kecepatan motor DC.

60 Pengujian Prototype Pedal Gas dan Rem Pada perancangan ini terdapat 2 buah kondisi yaitu kondisi stasioner, dan kondisi dinamis. Mesin hanya akan melakukan perhitungan nilai jarak tempuh saat kondisi dinamis. Motor hanya berputar dan tidak melakukan perhitungan jarak tempuh saat kondisi stasioner. Jarak tempuh diukur melalui sensor phototransistor pada lingkaran roda yang terdapat 10 lubang. Satu putaran lingkaran roda mengaktifkan 10 satuan jarak (1 satuan jarak ± 4,5 mm). Berikut adalah tabel hasil uji 3 kali percobaan pengambilan data dengan waktu yang sama yaitu 60 detik. Tabel 4.5. Percobaan Prototype Pedal Gas Tegangan Pada Potensiometer 1 V (Stasioner) 2 V (Dinamis) 3 V (Dinamis) 4 V (Dinamis) 5 V (Dinamis) Percobaan ke - Jarak Tempuh Perhitungan Teori Tertampil LCD (mm) I 0 II 0 III 0 I 1022 II 1027 III 1024 I 1125 II 1121 III 1126 I 1224 II 1244 III 1219 I 1273 II 1296 III 1260 Rata-rata (mm) ± ± ± ± 18 Dari tabel diatas dapat disimpulkan semakin tinggi tegangan semakin banyak jarak tempuh tertampil pada LCD dan jarak tempuh rata-rata. Pada tegangan 1 V menunjukan nilai nol karena saat kondisi stasioner sistem tidak menghitung jarak tempuh. Pada saat kondisi stasioner yaitu potensiometer pada tegangan 1V diperkirakan kondisi tersebut masih pada keadaan transien yaitu kondisi awal pada sistem yang baru dimulai. Berbeda dengan saat kondisi dinamis yaitu potensiometer pada tegangan ±2-5V kondisi tersebut sudah pada keadaan steady state, kondisi ini sudah mulai konstan. Ketidaktepatan data dalam percobaan I,II,dan III dikarenakan oleh pengaruh kondisi rotary encoder yang tidak stabil ketika

61 Jarak Tempuh Rata-rata (mm) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 berputar dan pembacaan sensor yang terkadang tidak konstan. Tabel 4.5. dapat dibuat grafik output tegangan pada potensiometer dengan konsumsi cairan ditunjukan pada gambar 4.7. dan grafik ketidaktepatan data mulai dari 2V-5V ditunjukan pada gambar 4.8. dibawah ini: Grafik Output Tegangan Pada Potensiometer Dengan Jarak Tempuh Y Tegangan Pada Potensiometer (V) X Gambar 4.7. Grafik output tegangan pada potensiometer dengan jarak tempuh Pengujian pada pedal rem dapat dilihat pada gambar 4.8. di bawah ini: 1 2 Gambar 4.8. Prototype pedal rem

62 45 Tabel 4.6. Bagian part pada prototype pedal rem No Nama Fungsi 1 Plat Besi Sebagai penampang untuk magnet sebagai media rem 2 Magnet Part untuk media rem Pengujian pedal rem masih belum bisa sesuai harapan dikarenakan ketika motor DC dalam aktif dan rotary encoder berputar dan pada saat itu juga pedal rem ditekan, magnet hanya akan bergesekan dengan plat pada rotary encoder dan tidak ada hasil mengurangi kecepatan pada motor DC. Berbeda kondisi dengan ketika motor DC dari aktif kemudian di non aktifkan, percobaan yang diamati tidak ada space pada rotary encoder untuk berputar untuk sepersekian detik, jadi ketika motor DC dinonaktifkan seketika itu juga rotary encoder berhenti sehingga ketika pedal rem ditekan, kondisi rotary enoder sudah tidak berputar. Plat dari material besi sebaiknya diganti dengan almunium sehingga ketika terkena magnet tidak langsung melekat pada plat Pengujian Seluruh Sistem Pengamatan Sistem Akuisisi Data Penggunaan Bahan Bakar dan Jarak Berbasis Arduino dilakukan berdasarkan hasil pengujian dari keseluruhan sistem. Metode pengamatan yang digunakan dalam pengujian keselurahan sistem ini sesuai dengan metodologi penelitian yaitu merancang kontruksi hardware mekanik, hardware elektrik, perancangan software, pengolahan data berupa penyajian data dalam bentuk grafik dan table. Hasil cairan yang keluar dan jarak tempuh yang ditampilkan pada LCD dibandingkan dengan tegangan pada potensiometer. Dari hasil perbandingan tersebut akan dilakukan perhitungan tingkat eketifitas tegangan dengan konsumsi cairan dan jarak tempuh. Berikut adalah tabel hasil uji 3 kali percobaan pengambilan data seluruh sistem dengan waktu pengambilan data sama yaitu 60 detik:

63 46 Tabel 4.7. Percobaan Seluruh Sistem Tegangan Pada Potensiometer 1 V (Stasioner) 2 V (Dinamis) 3 V (Dinamis) 4 V (Dinamis) 5 V (Dinamis) Percobaan ke - Cairan Dalam Perhitungan Teori Tertampil LCD (ml) Ratarata (ml) Jarak Tempuh Perhitungan Teori Tertampil LCD (mm) 0 I 27 II III 28 0 I II III I II III I II III I II III Rata rata (mm) Tingkat Efisiensi alat (mm/ml) Dari tabel diatas dapat disimpulkan tingkat efektifitas terjadi pada tegangan 2V dengan nilai yaitu 27 mm/ml dengan konsumsi bahan bakar rata-rata 38 ml dan jarak tempuh rata-rata 1022 mm. Semakin tinggi tegangan pada potensiometer maka tingkat efektifitas semakin rendah. Rumus untuk mencari efektifitas tegangan dengan konsumsi cairan dan jarak tempuh yaitu:...(4.2) Dari hasil data keseluruhan sistem, pengujian alat ini memiliki kelemahan pada saat penggunaan peristaltic pump untuk transmisi gerak dari motor DC masih sering ada masalah, kondisi selang dan bearing yang terkadang error dikarenakan licin pada selang. Sedangkan pada perhitungan jarak tempuh keakuratan data pada kondisi stasioner masih dalam keadaan transien yaitu kondisi awal dari sistem.

64 Analisa Perangkat Lunak Inisialisasi Inisialisasi pada sistem ini berisi tentang pendefinisian dari fungsi dan variabel yang digunakan dalam proses pengoperasian data. Seperti pada bab perancangan pada diagram alir program, bagian dari inisialisasi meliputi LCD, input, dan output baik digital maupun analog yang digunakan. Listing program inisialisasi dari alat ini dapat dilihat seperti pada gambar 4.9. Sedangkan hasil implementasi tampilan pada LCD dapat dilihat pada gambar Gambar 4.9. Inisalisasi Program Tampilan awal pada LCD ketika sistem berjalan akan menampilkan waktu, konsumsi bahan bakar, dan jarak. Waktu setiap 1 menit akan mereset tampilan kembali ke angka 0 dan memulai berjalan kembali. Berikut contoh tampilan pada LCD saat mulai pada perhitungan ditunjukan pada gambar Gambar Tampilan LCD awal

SISTEM AKUISISI DATA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN JARAK YANG DITEMPUH BERBASIS ARDUINO

SISTEM AKUISISI DATA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN JARAK YANG DITEMPUH BERBASIS ARDUINO Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor 1 2016 ISSN 123.456.7890 SISTEM AKUISISI DATA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN JARAK YANG DITEMPUH BERBASIS ARDUINO Bram Anggita Putra 1* dan Djoko Untoro Suwarno 2

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015. 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015. Perancangan, pembuatan alat dilaksanakan di Laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisa Kebutuhan Sistem Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu kesatuan sistem yang berupa perangkat lunak, perangkat keras, dan manusianya itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain motor servo, LCD Keypad Shield, rangkaian pemantik, mikrokontroler arduino uno dan kompor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini memuat hasil pengamatan dan analisis untuk mengetahui kinerja dari rangkaian. Dari rangkaian tersebut kemudian dilakukan analisis - analisis untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Dasar teori yang digunakan dalam merealisasikan sistem ini antara

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi dengan mudah dan interaksi dengan masyarakat umum juga menjadi

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi dengan mudah dan interaksi dengan masyarakat umum juga menjadi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bahasa Isyarat Abjad Bahasa isyarat adalah media komunikasi bagi para penderita tuna-rungu agar dapat berinteraksi dengan para penderita tuna-rungu lainnya dan manusia normal,

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan sistem keamanan pada kendaraan roda dua menggunakan sidik jari berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin

BAB III PERANCANGAN ALAT. menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Dalam pembuatan suatu alat diperlikan adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini Bluetooth sebagai alat komunikasi penghubung

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik gorden dan lampu otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 36 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat sistem keamanan rumah. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 30 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam membuat suatu alat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana cara merancang sistem yang akan diimplementasikan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015. 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 24 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian Perancangan system monitoring Thermometer data logger menggunakan Arduino uno, yang berfungsi untuk mengontrol atau memonitor semua aktifitas yang

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar dari sistem meteran air digital yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem, prinsip kerja sistem dan komponen komponen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR SINGKATAN...

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan argo becak motor berbasis arduino dan GPS ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan dibahas mengenai perancangan alat yang konsep kerja sistem serta komponen-komponen pendukungnya telah diuraikan pada Bab II. Perancangan yang akan dibahas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi 68 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi perangkat elektronik. Perancangan rangkaian elektronika terdiri

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. tertarik dalam menciptakan objek atau lingkungan yang interaktif.

BAB II DASAR TEORI. tertarik dalam menciptakan objek atau lingkungan yang interaktif. BAB II DASAR TEORI 2.1 Karakteristik Ikan Karakteristik ikan yang dapat dihitung ialah ikan yang dapat hidup di berbagai lingkungan air tawar, misalnya ikan lele. Ikan lele hidup di air tawar, tahan penyakit,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 37 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Perancangan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632)

M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632) M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632) Deskripsi: M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didisain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan tugas, petugas PT. PLN (Persero) terkadang kesulitan dalam menjalankan tugas untuk menyegel atau memutus aliran listrik kepada pelanggan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mikrokontroler Mikrokontroler adalah suatu mikroposesor plus. Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer.

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik

Lebih terperinci

kan Sensor ATMega16 Oleh : JOPLAS SIREGAR RISWAN SIDIK JURUSAN

kan Sensor ATMega16 Oleh : JOPLAS SIREGAR RISWAN SIDIK JURUSAN Rancang Bangun Robot Pemindah Barang Berdasarkan Garis Hitam Menggunak kan Sensor Warna RGB Berbasis Mikrokontroler ATMega16 LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaik kan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan adalah mikrokontroler jenis

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Diagram Alir

BAB II DASAR TEORI Diagram Alir BAB II DASAR TEORI Pada Bab ini dibahas mengenai dasar teori dan hubungan antar perangkat keras yang digunakan yaitu mikrokontroler, SRF-05, photointerrupter, bluetooth HC-05. Selain itu juga akan dibahas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan disajikan dalam mekanisme perancangan alat, baik perangkat keras (hardware) ataupun perangkat lunak (software). Tahapan perancangan dimulai dari perancangan blok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

Nama : Zulham.Saptahadi Nim : Kelas : 08 Tk 04

Nama : Zulham.Saptahadi Nim : Kelas : 08 Tk 04 Nama : Zulham.Saptahadi Nim : 10808017 Kelas : 08 Tk 04 Latar Belakang Dalam bidang transportasi masih banyak sekali permasalahan-permasalahan yang sering ditemukan salah satunya di terminal. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan membahas mengenai perancangan alat yang dibuat berdasarkan pemikiran dan mengacu pada sumber yang berhubungan dengan alat, seperti pengkabelan

Lebih terperinci