I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas
|
|
- Erlin Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas baik intelektual, emosional maupun spiritualnya. Penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU RI No 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu; mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Pemerintah telah berusaha untuk mengembangkan dan menyempurnakan kurikulum dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pengembangan dan penyempurnaan kurikulum dilakukan dengan menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum Kurikulum 2013 mengharapkan adanya hubungan dan pelaksanaan indikatorindikator untuk mencapai kompetensi-kompetensi inti dari sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini juga sesuai dengan hakikat ilmu kimia yang menekankan pada proses, produk, sikap, dan aplikasi sebagai suatu ciri dari pembelajaran yang tak dapat dipisahkan satu sama lain (Tim Penyusun, 2013a). Selama proses pembelajaran, siswa dapat memperoleh produk ilmiah seperti fakta, prinsip, teori, dan hukum. Siswa juga mengalami proses ilmiah
2 2 selama pembelajaran, seperti prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah. Kemudian siswa juga mendapatkan sikap ilmiah setelah pembelajaran, misalnya rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat, dan lain-lain. Siswa juga mendapat ilmu dalam aplikasi ilmiah seperti penerapan metode ilmiah dan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai tuntutan kurikulum, tentu saja pada akhir pembelajaran, guru perlu melakukan penilaian terhadap peserta didik. Penyelenggaraan penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, produk pengetahuan, proses dan aplikasi tertuang dalam Permendikbud No 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Permendikbud No 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik. Penilaian atau asesmen yang digunakan sebagai alat ukur tingkat keberhasilan pembelajaran, dan tujuan-tujuan pembelajaran, sesuai kategori dalam taksonomi Bloom. Setelah disempurnakan, taksonomi ini terdiri dari kata kerja dan kata benda. Kata kerja untuk mendeskripsikan proses kognitif, dan kata benda untuk mendeskripsikan penguasaan pengetahuan siswa. Taksonomi dari kemampuan berpikir tingkat rendah ke berpikir tingkat tinggi meliputi: 1) mengingat (remembering); 2) memahami (understanding); 3) menerapkan (applying); 4) menganalisis (analyzing); 5) mengevaluasi (evaluating); 6) menciptakan (creating). Taksonomi ini kemudian dilengkapi dengan dimensi dari jenis pengetahuan yang saling berkaitan dengan taksonomi kemampuan berpikir. Urutan dari dimensi pengetahuan konkrit ke pengetahuan abstrak terdiri dari empat kategori yaitu: pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif (Anderson, dkk., 2001).
3 3 Hasil penelitian Sunyono, dkk (2009), menunjukkan bahwa untuk pembelajaran sains (misalnya kimia) banyak konsep sains yang masih dianggap sulit untuk diajarkan pada peserta didik. Salah satu materi dalam mata pelajaran kimia kelas X SMA adalah teori atom Bohr dan mekanika kuantum, materi ini terdiri dari fakta, konsep, hipotesis, aturan dan prinsip sebagai produk pengetahuan yang pada akhirnya dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan atau struktur dari suatu atom. Struktur atom menurut teori atom Bohr dan mekanika kuantum adalah salah satu materi kimia yang meliputi bilangan kuantum, diagram tingkat energi, persamaan gelombang, teori probabilitas dan lain-lain yang sangat menuntut kemampuan pengetahuan konseptual siswa untuk mempelajari materi pembelajaran kimia selanjutnya seperti konfigurasi elektron, sifat-sifat elektron dan seterusnya. Aspek pengetahuan yang dominan pada materi ini adalah aspek pengetahuan konseptual, sedangkan ranah kognitif mencakup tahap mengingat, memahami, mengaplikasi dan menganalisis. Meskipun memiliki banyak pilihan bentuk tes, pada kenyataannya bentuk tes objektif berbentuk pilihan jamak dan tes uraian berbentuk essay menjadi bentuk tes yang paling sering digunakan sebagai evaluasi pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002), hasil belajar yaitu hasil dari suatu interaksi dari pembelajaran. Guru mengakhiri pembelajaran dengan evaluasi belajar, dan melakukan proses penilaian bagi siswa sebagai hasil belajar. Soal pilihan jamak, dianggap lebih representatif mewakili isi dan luas materi (Arikunto, 2002), pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum memiliki beberapa submateri yang akan diukur, sehingga lebih cocok menggunakan pilihan jamak.
4 4 Faktanya, belum banyak guru yang tahu bagaimana membuat serta menggunakan instrumen asesmen pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan dimensi pengetahuan dan kognitif yang akan diukur. Hal ini dikemukan juga oleh Baehaki (2014), yang menyatakan bahwa banyak ditemukan kegiatan evaluasi yang tidak sesuai dengan kaidah penyusunan instrumen asesmen yang baik. Fakta tersebut juga tercantum dalam hasil penelitian Samosir (2013), dan Soleha (2014). Hasil observasi instrumen asesmen yang digunakan di enam sekolah di kabupaten Lampung Selatan yaitu SMAN 1 Kalianda, SMAN 2 Kalianda, MAN 1 Kalianda, SMA Al-Irsyad Kalianda, SMAN 1 Palas dan SMAN 1 Sidomulyo, ternyata belum semuanya dilengkapi dengan penyusunan kisi-kisi soal karena guru merasa materi teori atom cukup abstrak, dan belum semua guru membuat sendiri soal tes yang diberikan kepada siswa. Guru juga belum lengkap dalam membuat asesmen yang mengukur ranah kognitif sesuai pencapaian kompetensi dasar pada materi teori atom yaitu yang mencakup ranah kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan, dan menganalisis. Berdasarkan fakta-fakta di atas, maka perlu disusun instrumen asesmen pengetahuan yang mengukur dimensi konseptual baik dari ranah kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan dan menganalisis yang juga memperhatikan reliabilitas, validitas serta sensitivitas instrumen asesmennya, karena alasan-alasan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Instrumen Asesmen Pengetahuan Pada Materi Teori Atom Bohr dan Mekanika Kuantum.
5 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah validitas (kelayakan) instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan? 2. Bagaimanakah reliabilitas instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan? 3. Bagaimanakah validitas butir pada instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan? 4. Bagaimanakah tingkat kesukaran dari instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan? 5. Bagaimanakah daya beda dari instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan? 6. Bagaimanakah daya pengecoh opsi jawaban dari instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan? 7. Bagaimanakah sensitivitas instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan? 8. Bagaimanakah kepraktisan instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan berdasarkan respon guru dan siswa?
6 6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan validitas (kelayakan) instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum. 2. Mendeskripsikan reliabilitas instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan. 3. Mendeskripsikan validitas butir pada instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan. 4. Mendeskripsikan tingkat kesukaran instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan. 5. Mendeskripsikan daya beda instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan. 6. Mendeskripsikan daya pengecoh jawaban pada instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan. 7. Mendeskripsikan sensitivitas instrumen asesmen pengetahuan pada materi struktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan. 8. Mendeskripsikan kepraktisan instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan berdasarkan respon guru dan siswa.
7 7 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini menghasilkan instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dapat bermanfaat berbagai pihak. 1. Peserta Didik Pengembangan instrumen asesmen pengetahuan ini diharapkan dapat memberikan motivasi lebih untuk peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran kimia. 2. Guru Pengembangan instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum sebagai sumber dan referensi dalam mengembangkan instrumen asesmen pengetahuan pada pembelajaran kimia Kurikulum 2013 bagi guru. 3. Sekolah Pengembangan instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum sebagai informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran kimia di sekolah. 4. Peneliti lain Pengembangan instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut oleh para peneliti lain pada pelajaran kimia di SMA maupun tingkat satuan pendidikan lainnya.
8 8 E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Pengembangan adalah suatu proses (perbuatan) yang bertujuan untuk mengembangkan sesuatu yang didasarkan kepada pengalaman, prinsip yang telah teruji, pengamatan yang seksama dan percobaan yang terkendali (Arikunto, 1997). Produk yang dikembangkan adalah instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum. 2. Materi pada penelitian ini adalah teori atom Bohr dan mekanika kuantum meliputi model atom Bohr, lintasan stasioner, dualisme sifat elektron, prinsip ketidakpastian Heisenberg, definisi orbital, bilangan kuantum, bentuk-bentuk orbital dan diagram tingkat energi orbital. 3. Instrumen asesmen yang dikembangkan meliputi dimensi pengetahuan konseptual yang mencakup empat dari enam dimensi kognitif yang diukur yaitu dimensi mengingat, memahami, mengaplikasikan dan menganalisis (Anderson, dkk., 2001). 4. Validitas ; validitas hasil pengembangan dapat dilihat dari tingkat validitas isi menurut ahli dan juga harus memenuhi validitas konstruk (Nieveen, 1999). 5. Kepraktisan ; kepraktisan merupakan salah satu kriteria kualitas produk yang ditinjau dari hasil penilaian pengguna yang terdiri dari guru dan siswa (Nieveen, 1999). 6. Validitas instrumen asesmen adalah ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen, suatu instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto,2002).
9 9 7. Reliabilitas merupakan salah satu ciri dari suatu instrumen asesmen dimana soal yang digunakan adalah sebagai alat ukur yang mengukur skor peserta tes yang benar-benar menggambarkan kemampuan mereka (Mulyasa, 2009). 8. Sensitivitas butir tes digunakan untuk menentukan apakah suatu butir soal mampu mengukur efek pembelajaran yang telah dilaksanakan (Sunyono, 2014).
II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada hakikatnya sains meliputi empat unsur, yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sains dan Ilmu Kimia Pada hakikatnya sains meliputi empat unsur, yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PENGETAHUAN PADA MATERI TEORI ATOM BOHR DAN MEKANIKA KUANTUM
91 PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PENGETAHUAN PADA MATERI TEORI ATOM BOHR DAN MEKANIKA KUANTUM Dian Agustin*, Nina Kadaritna, Lisa Tania FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen
27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen pengetahuan ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemerintah telah berupaya untuk mengembangkan serta menyempurnakan kurikulum
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah berupaya untuk mengembangkan serta menyempurnakan kurikulum dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan nasional di Indonesia. Pengembangan dan penyempurnaan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMAN. : Kimia : X MIA/ Ganjil : Struktur Atom Bohr : 3 x 45 Menit (1 x Pertemuan) I. Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tiga aspek utama dalam komponen sistem pendidikan adalah Kurikulum, Pembelajaran,dan Penilaian. Kurikulum merupakan aspek yang paling menentukan dalam proses
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA N 1 Kasihan Bantul Kelas/semester : X MIA 4/I Subtopik Alokasi waktu : Bilangan Kuantum dan Konfigurasi Elektron : 1 x 45 menit A. Kompetensi Inti 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa adalah efektivitas pembelajaran melalui kurikulum. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penerapan kurikulum 2013 dalam dunia pendidikan menuntut siswa memilikipengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif yang tercantum pada KI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan dalam meneliti status suatu objek, kondisi, atau
Lebih terperinci2014 PENGEMBANGAN TES PIKTORIAL UNTUK MENGUKUR DIMENSI PENGETAHUAN SISWA SMA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia. Hal ini karena pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan hidup manusia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi penting dalam menghadapi globalisasi, sehingga
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan investasi penting dalam menghadapi globalisasi, sehingga pendidikan harus dapat menyiapkan generasi muda abad ke-21 yang unggul, berdaya saing tinggi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sanden Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 3 JP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sanden Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 3 JP Standar Kompetensi 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahan ajar merupakan kebutuhan penting dalam proses belajar mengajar, karena dengan adanya bahan ajar maka dapat terselenggara pembelajaran yang baik. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Satrisman, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang berfungsi untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap istilah yang ada dalam penelitian ini. 1. Analisis kualitas soal, soal dianalisis
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU
PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU HO - 7 A. Tujuan Penyusunan Instrumen Tes Uji Kompetensi Guru Penyusunan instrumen tes Uji Kompetensi Guru bertujuan untuk menghasilkan seperangkat alat ukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Menurut Ambarjaya (2012:7) pendidikan merupakan sejumlah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan pada dasarnya memberikan kita pengetahuan bagaimana bersikap, bertutur kata dan mempelajari perkembangan sains yang pada akhirnya bisa dimanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem pendidikan di Indonesia telah lama menggunakan teori taksonomi pendidikan secara adaptif sebagai landasan pendekatan belajar. Implikasi dari penggunaan
Lebih terperinciApa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur
Struktur Atom Apa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur Atom tersusun atas partikel apa saja? Partikel-partikel penyusun atom : Partikel Lambang Penemu Muatan Massa 9,11x10-28g
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Pelaksanaan penelitian berlokasi di dua SMA Negeri di kota Bandung. Subyek penelitian ini adalah alat ukur diagnostik yang dikembangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Analisis Struktur Analisis struktur yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu dilakukan pemecahan setiap aspek yang ada pada desain kegiatan laboratorium
Lebih terperinciPEMETAAN KI / KD KLS/ SMT/ TAHUN : X/ GASAL/ TM TT KMTT Rasa ingin tahu Teliti dalam mengolah dan PEMBELAJARAN
PEMETAAN KI / KD MAPEL : KIMIA KLS/ SMT/ TAHUN : X/ GASAL/ 2014 2015 SATUAN PENDIDIKAN : MAN YOGYAKARTA III KOMPETENSI INTI 1. Mnghayati mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KOMPETENSI DASAR 1.1 Menyadari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I Pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. dipisahkan dari kegiatan mengajar.
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Evaluasi Pembelajaran Matematika Dalam suatu sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang perlu dilakukan guru
Lebih terperinciKimia Xa (Peminatan) 1
Kimia Xa (Peminatan) 1 KIMIA Xa (PEMINATAN) KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
Lebih terperinciTEKNIK PENGEMBANGAN SOAL OBJEKTIF Vinta A. Tiarani
TEKNIK PENGEMBANGAN SOAL OBJEKTIF Vinta A. Tiarani (vtiarani@yahoo.com) Tujuan pendidikan memiliki tiga bidang sasaran yaitu bidang kognitif, bidang afektif, dan bidang psikomotor. Masing-masing bidang
Lebih terperinciC. Indikator 1. Menentukan konfigurasi elektron suatu unsur golongan utama.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA N Kasihan Bantul Kelas/semester : X MIA 4/I Subtopik Alokasi waktu : Struktur atom : x 45 menit A. Kompetensi Inti. KI : Menghayati dan mengamalkan ajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui proses kerja praktikum di laboratorium untuk menghasilkan sikap
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan praktikum di laboratorium merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya mata pelajaran kimia. Kimia
Lebih terperinci9. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR KIMIA SMA/MA KELAS: X
9. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR KIMIA SMA/MA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Kimia Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) STRUKTUR ATOM MEKANIKA KUANTUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA SMAN 13 PADANG SKRIPSI Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional memiliki fungsi sesuai yang tertera pada pasal 3 UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional yaitu untuk mengembangkan dan
Lebih terperinciBIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN
BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701 UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI MELALUI PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR
Lebih terperinciIndikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
PENGERTIAN INDIKATOR Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam merespon soal tes diagnosis serta latar belakang siswa yang mempengaruhi kemampuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain.
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan untuk menghindari kesalah pahaman, maka perlu diberikan definisi operasional yaitu: 1.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Latar Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA4 SMA YP Unila Bandar Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai sejak
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING
PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul: Identifikasi Tingkat Kemampuan Siswa Konsep Struktur Atom Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Telaga Tahun Pelajaran 2013/2014 OlehMeyvie Potale NIM. 441407040
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMAN : Kimia : X MIA/ Ganjil : Sistem Periodik Unsur : 6 x 45 menit (2 pertemuan) A. Kompetensi
Lebih terperinciBAB II. PENGUASAAN KONSEP FISIKA BAGI MAHASISWA
ppwwipldaftar ISI HALAMAN JUDUL. LEMBAR PENGESAHAN.. PERNYATAAN KATA PENGANTAR.. ABSTRAK. DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.... BAB I. PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pendidikan di Indonesia ditandai dengan berubahnya kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013. Terdapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, temuan, dan pembahasan, diperoleh
BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, temuan, dan pembahasan, diperoleh kesimpulan tentang perkembangan konsepsi pembelajar tentang struktur atom dari SMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita. Disadari atau tidak, pendidikanlah yang telah membuat kita menjadi lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu persoalan penting dalam kehidupan kita. Disadari atau tidak, pendidikanlah yang telah membuat kita menjadi lebih maju dan bermartabat
Lebih terperinciKEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN IPA DALAM PEMBUATAN SOAL ULANGAN DI SMP NEGERI 5 PURWODADI
KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN IPA DALAM PEMBUATAN SOAL ULANGAN DI SMP NEGERI 5 PURWODADI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Biologi Disusun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
15 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2006), penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan
Lebih terperincisuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, karena bertujuan untuk mengungkap dan mendeskripsikan kemampuan kognitif siswa setelah digunakannya
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMAN 1 SANDEN : Kimia : X / Ganjil : Struktur Atom : 3 x 45 menit A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemberlakuan kurikulum 2013 menuntut sejumlah perubahan mendasar pada proses
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan kurikulum 2013 menuntut sejumlah perubahan mendasar pada proses pembelajaran. Pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 diorientasikan untuk menghasilkan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan standar kriteria. Pengukuran dan evaluasi merupakan dua kegiatan yang berkesinambungan. Evaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kompetensi yang harus dikembangkan dalam mata pelajaran fisika adalah aspek pemahaman. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Gardner (1999) bahwa salah satu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang memberikan gambaran mengenai (1) ketercakupan dimensi kognitif, (2) konten soal berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN TEORI 1. Lingkungan Sekolah a. Pengertian Lingkungan Sekolah Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar,
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
Program Tahunan Lampiran E-4 Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Smt. : X / I Tahun Pelajaran : 2013-2014 smt 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI YANG BERJUDUL IDENTIFIKASI KESULITAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FMIPA DALAM MEMAHAMI KONSEP STRUKTUR ATOM Jurnal Oleh ASRAZULIDA UMAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama tentang struktur materi, komposisi materi, sifat dan perubahan materi serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat sifat materi yang ada di alam dan gejala yang ditimbulkan oleh sifat materi tersebut terutama tentang
Lebih terperinciTeori Atom Mekanika Klasik
Teori Atom Mekanika Klasik -Thomson -Rutherford -Bohr -Bohr-Rutherford -Bohr-Sommerfeld Kelemahan Teori Atom Bohr: -Bohr hanya dapat menjelaskan spektrum gas hidrogen, tidak dapat menjelaskan spektrum
Lebih terperinciANALISIS SOAL ULANGAN TENGAH HARIAN I. Total. Dimensi Proses Pengetahuan Kognitif Menerapkan Menganalisa (C4) 8,12,14,15,16,17, 18,19
ANALISIS SOAL ULANGAN TENGAH HARIAN I Mata pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI IPA 1/1 Kisi Butir Soal Class XI Mudah Sedang Susah C1 C2 and C3 C 4,5,6 Total Presentase 12,5% 87,5% - 100% Jumlah soal
Lebih terperinciANALISIS KUALITASDESAIN KEGIATAN LABORATORIUM (DKL)MATERI PENCEMARAN LINGKUNGANJENJANG SMP DAN SMA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pembelajaran sains lebih menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Hal ini dikarenakan pembelajaran sains memiliki objek kajian berupa
Lebih terperinciLISAN TULISAN OBSERVASI SKALA PENILAIAN SOSIOMETRI STUDI KASUS CHECKLIST
BAHAN AJAR EVALUASI PEMBELAJARAN TES URAIAN DAN TES OBJEKTIF LISAN INDIVIDUAL KELOMPOK ESAI BERSTRUKTUR BEBAS TULISAN TERBATAS ALAT PENILAIAN TES OBSERVASI OBJEKTIF B-S MENJDHKAN MELENGKAPI NON TES KUESIONER/WAWANCARA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu SMA negeri di kabupaten Bandung Barat. Subjek penelitian berupa soal-soal piktorial sebagai alat ukur dimensi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan jumlah dan kategori ranah dari pertanyaan yang diajukan siswa adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembenahan di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Hal ini juga dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Majunya suatu negara sangat ditentukan oleh majunya pendidikan di negara tersebut. Pada era globalisasi saat ini, seluruh negara di dunia berusaha melakukan pembenahan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa
35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan saintifik menggunakan model discovery learning ini adalah metode
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013)
32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013) metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang zat, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang zat, yang meliputi komposisi, struktur, dan sifat; perubahan, dinamika, dan energetika zat (BSNP, 2006).
Lebih terperinciAbstrak. Pendahuluan. Anas et al., Analisis Deskriptif Soal Ujian Nasional Matematika...
1 ANalisis Deskriptif Soal Ujian Nasional Matematika Tingkat Sekolah Menengah Pertama Tahun Ajaran 2012/2013 dan 2013/2014 Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi (Descriptive Analysis of Mathematics National
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembebasan peserta didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembebasan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Belajar sains harus sesuai dengan karakteristiknya yaitu belajar yang dimulai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar sains harus sesuai dengan karakteristiknya yaitu belajar yang dimulai dengan mempelajari fenomena yang terkait langsung dengan kehidupan seharihari siswa. Mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesinya sebagai seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu kunci penting dalam keberhasilan pendidikan. Untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, diperlukan guru yang memiliki kemampuan (kompetensi)
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan Mata pelajaran Kelas / semester Materi pokok Alokasi waktu : MAN YOGYAKARTA III : Kimia : X (Sepuluh) / Ganjil : Bilangan kuantum dan bentuk orbital
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang terjaring menggunakan seluruh instrumen penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data penelitian yang terjaring menggunakan seluruh instrumen penelitian dikelompokkan menjadi lima data utama berdasarkan pertanyaan penelitian. Bagian pertama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran secara menyeluruh, menuntut adanya kemampuan yang memadai dari guru sebagai pelaksana pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun ajaran 2013/ 2014. Subjek yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metode demontrasi Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun ke dalam bentuk kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum memiliki peranan penting dalam pendidikan. Istilah kurikulum menunjukkan beberapa dimensi pengertian, setiap dimensi tersebut memiliki keterkaitan satu dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Pelaksanaan penelitian berlokasi di salah satu SMA Negeri di Kab. Bandung Barat pada tahun ajaran 2014-2015. Subjek penelitian ini adalah siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kemajuan bangsa Indonesia. Dengan demikian bangsa Indonesia dapat menciptakan sumber daya manusia
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Kelas/semester Mata Pelajaran Materi pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri. : X/Ganjil :Kimia :Ikatan Ion : 2 x 45 menit Kompetensiinti : KI. 1 Menghayati
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN KIMIA KELAS X STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR KURIKULUM 2013 Oleh: Khoirotun Nafilla 11303241039 PROGRAM PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar
22 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 118 siswa dan
Lebih terperincid. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kimia
d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kimia KELAS: X KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini diuraikan beberapa definisi operasional dari istilah yang terkait dalam permasalahan penelitian ini, di antaranya: 1. Pengembangan tes tertulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi peserta didik untuk menghadapi masa depannya. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses kompleks yang mencakup
Lebih terperinciNina Selvizia, Zainuddin, dan Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS PADA POKOK BAHASAN IMPULS DAN MOMENTUM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DI SMA MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN Nina Selvizia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju, meningkatkan diri, punya motivasi, dan jiwa pencari pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMAN 1 SANDEN : Kimia : X / Ganjil : Struktur Atom : 3 x 45 menit A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Kelas/semester Subtopik Alokasi waktu : SMA N 1 Muntilan : XI/I : Konfigurasi elektron (prinsip aufbau, aturan Hund, dan larangan Pauli) dan hubungannya dengan
Lebih terperinciPROFIL JENIS PERTANYAAN SISWA SMA BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI
PROFIL JENIS PERTANYAAN SISWA SMA BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI Lissa Universitas Wiralodra e-mail: lissa@unwir.ac.id p-issn: 2338-4387 e-issn: 2580-3247 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasa sulit bagi kebanyakan peserta didik. Prestasi belajar untuk memahami pelajaran fisika dalam suatu sekolah
Lebih terperinciSANTI BBERLIANA SIMATUPANG,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah merupakan hal yang mendasar dalam peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan IPA, dimana dalam pembelajarannya tidak hanya menuntut penguasaan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia adalah salah satu rumpun IPA yang memiliki karakteristik yang sama dengan IPA, dimana dalam pembelajarannya tidak hanya menuntut penguasaan pengetahuan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 19 Bandung tahun ajaran 2010/2011. Sampel dalam penelitian ini sebanyak tiga kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan maka akan membantu kemajuan bangsa dan Negara dalam berbagai hal. Kemajuan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan dari waktu ke waktu terus dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan dari waktu ke waktu terus dilakukan dengan memperbaiki kualitas pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Salah satu
Lebih terperinci