BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri iklan melalui media massa televisi merupakan kunci

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri iklan melalui media massa televisi merupakan kunci"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri iklan melalui media massa televisi merupakan kunci keberhasilan untuk mempromosikan suatu produk, karenanya tidak mengherankan fenomen kampanye yang dilakukan partai politik jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 9 April 2009 adalah melalui iklan politik. Kalau kita ikuti siaran televisi sepanjang hari khususnya malam hari, kita menyaksikan partai politik tidak hentinya berlomba menayangkan iklan politik. Biaya tayangan iklan politik cukup mahal hanya partai besar atau partai yang memiliki modal politik besar dapat leluasa mempublikasikan visi dan misi partai melalui iklan politik mereka kepada pemirsa yakni khalayak penonton televisi. Diantara partai politik yang beriklan pada pelaksanaan Pilkada 9 April 2009 seperti Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Namun yang paling gencar menayangkan iklan politik adalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pimpinan Prabowo Subianto. Hampir setiap 10 menit sekali iklan politik menghias layar kaca dengan durasi 20 detik sekali tayang (Umri, Waspada, 2009 : 23). Di mana partai yang lain? Apakah mereka menganggap kampanye iklan politik tidak penting? Bukan itu alasannya, karena menurut Kariyantono (2007 : 383), menunjukkan:

2 Parpol harus mengkomunikasikan dengan cara memperkenalkan dan mensosialisasikan diri ke masyarakat secara intensif yakni secara terus menerus. Sarana yang biasa dipilih adalah iklan di media massa terutama televisi, karena kemampuan media menyuntikkan pesan sebagai informasi untuk khalayak secara luas, dan serentak. Masalah keterbatasan dana kampanye menjadi pertimbangan yang menjadi salah satu faktor pembatas yang menjadikan mereka tidak mampu mengiklankan diri secara luas kepada masyarakat. Karena iklan media massa yakni iklan politik di televisi masih dibutuhkan dalam penyampaian visi dan misi Parpol membangun opini. Bagaimana secara luas masyarakat bisa tahu slogan Lanjutkan yang dikemas dalam iklan politik Partai Demokrat kalau tidak melalui media televisi, atau tema pembangunan dalam kebhinekaan yang diusung Partai Golkar, juga ekonomi kerakyatan yang selama ini menjadi visi dan misi Partai Gerindra dan PDI-P. Banyaknya iklan politik menjelang pelaksanaan Pemilu Legislatif 9 April 2009 terutama di televisi, menunjukkan persaingan kekuasaan dalam mendapatkan simpati dan dukungan suara rakyat di negara ini begitu berharga. Tidak terkecuali di Kota Medan dengan keberagaman dan kedewasaan berpikir yang dimiliki masyarakat. Walau iklan politik Pemilu Legislatif lebih bersifat nasional atau tidak secara perseorangan mempromosikan dan pencitraan masingmasing calon legislatif, akan tetapi partai memposisikan iklan politik sebagai bagian dari kampanye secara keseluruhan sebagai sumber informasi untuk masyarakat, tujuannya membangun opini publik positif.

3 Khalayak pemilih dihadapankan pada ketidakpastian informasi (uncertainty) berkaitan dengan program dan kandidat Parpol. Kebingungan politis ini menjadikan kesempatan Parpol semakin besar dalam menarik pemilih yang memiliki keinginan sama hingga informasi semakin gencar disampaikan melalui iklan politik di televisi. Kenyataan tentang pentingnya televisi sebagai media informasi publik saat ini disadari betul oleh tim sukses yang berada di belakang masing-masing Parpol, dengan menggabungkan kekuatan pemikiran mereka ditambah kekuatan media massa pada sisi lain. Hasilnya iklan politik yang terus menerus kritis terhadap lawan politis mereka. Informasi bagi masyarakat terutama bagi khalayak atau tingkat pemilih pemula dalam Pemilu legislatif diharapkan mampu memberikan informasi bagi mereka dan mengurangi ketidakpastian dengan bukti nyata penggunaan hak pilih mereka dalam pesta demokrasi. Menarik untuk dikaji bagaimana pengaruh iklan politik terhadap sikap khalayak pemilih pemula. Pengaruh ini dapat dilihat dari efek iklan politik Parpol di televisi terhadap sikap dan perilaku pemilih pemula. Keadaan yang menunjukkan kemasan iklan politik yang bermaterikan asumsi kekinian serta harapan ke masa depan. (Umri, Waspada, 2009 : 23). Filsuf Aristoteles menggambarkan pembentukan opini publik yang ingin dicapai dalam iklan politik menjadi tiga: yakni didasari logos (akal), pathos (emosi), dan ethos (karakter) (Majalah Islam Sabili, 18 Juni 2009 : 44). Jika berbicara logika khalayak dihadapkan pada kondisi informasi yang menggambarkan visi dan misi yang menawarkan program masuk akal tidak ya?,

4 untuk pemilih pemula, tentu bagi mereka yang dibutuhkan adalah mengikat emosi (ethos) dalam menentukan pilihan. PDI-P menerjemahkan keadaan saat ini di dalam keadaan masyarakat yang sulit secara ekonomi, harga sembako tidak terawasi hingga mudah dimainkan oleh sebagian orang dengan harga yang mahal, antrian BBM yang menunjukkan kegagalan dalam pengelolaan minyak dan gas, juga semakin sulitnya lapangan pekerjaan di negara ini, maka mereka menginfomasikan di dalam iklan politik mereka, melalui agenda kontrak politik dengan upaya memberikan sembako murah, pendidikan yang baik, dan mengatasi permasalahan pengangguran. Tidak jauh berbeda dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), mereka mengangkat isu petani, buruh, dan nelayan sebagai kelompok masyarakat yang hampir tidak disentuh oleh pembangunan, petani dengan kesulitan pertanian, langkanya pupuk, dan sulitnya menjual hasil panen mereka menjadi agenda pengentasan yang ditawarkan, bahan bakar solar untuk kepentingan melaut bagi nelayan juga tidak diabaikan, termasuk nasib buruh melalui berbagai peninjauan ulang dalam proses peningkatan ekonomi kerakyatan. Berkebalikan dari itu, Partai Demokrat, dan Partai Golkar, sebagai bagian dari penguasa negeri ini hingga sekarang, malah mengekspos keberhasilan mereka membangun negara. Inilah yang menunjukkan bahwa komunikasi politik dalam membangun opini publik masih relevan untuk dikaji pengaruhnya terhadap sikap masyarakat. Terutama bagi pemilih pemula yang menunjukkan minimnya pengalaman mereka dalam menentukan pilihan tidak berdasarkan logika atau akal (logos), akan tetapi lebih pada aspek emosional (pathos).

5 1.2. Perumusan Masalah Untuk lebih fokusnya penelitian dan menghindari permasalahan yang terlalu luas, dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana hubungan iklan politik Pemilu 9 April 2009 di televisi dalam menimbulkan minat memilih pemilih pemula di Kelurahan Mangga Medan Tuntungan? Pembatasan Masalah Pembatasan masalah penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini melihat hubungan iklan politik di televisi swasta dan minat pemilih pemula. 2. Penelitian ini melihat tayangan iklan politik di televisi swasta. 3. Objek penelitian terbatas pada pemilih pemula yang diperkirakan berusia antara 17 tahun sampai dengan usia 20 tahun, dan baru satu kali mengikuti Pemilu yang bertempat tinggal di Kelurahan Mangga Medan Tuntungan. 4. Iklan politik yang diamati pada penayangan Maret 2009 April Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2008 April Tujuan Penelitian Tujuan penelitian sebagai hasil akhir yang hendak dicapai dalam penelitian, adalah: 1. Untuk mengetahui hubungan tayangan iklan politik di televisi swasta terhadap minat memilih pemilih pemula. 2. Untuk mengetahui tayangan iklan politik di televisi swasta.

6 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat dibedakan menjadi manfaat teoritis, manfaat akademis dan manfaat praktis adalah seperti di bawah ini: 1. Secara teoritis, manfaat yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini sebagai langkah aplikasi atau penerapan pengetahuan melalui dukungan teori dan pengetahuan pendukung lain selama perkuliahan. 2. Secara praktis, penelitian ini merupakan masukan bagi media massa televisi dengan beragam kreasi karya mereka untuk dapat mengemas iklan politik yang mampu menjadi sumber informasi dan memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai pelaksanaan Pemilu Legislatif, 9 April 2009 mendatang Kerangka Teori Kerangka teori merupakan dasar yang dapat dijadikan pedoman penelitian yang mengungkapkan segenap permasalahan dengan berbagai teori yang dianggap mempunyai keterkaitan langsung terhadap permasalahan yang akan menjadi tujuan pembahasan penelitian. Hadari Nawawi memberikan batasan pengertian kerangka teori sebagai landasan berfikir yang berguna sebagai pendukung pemecahan masalah susunan teori-teori yang digunakan dalam menjawab permasalahan penelitian memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti. Dalam penelitian ini kerangka teori sebagai landasan berfikir yang digunakan sebagai pendukung pemecahan masalah penelitian, adalah sebagai berikut: 1. Pengertian Komunikasi Massa Menurut Mc. Quail dalam bukunya Understanding Mass Communication bahwa komunikasi massa adalah suatu proses di mana komunikator

7 menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dengan berbagai cara. Nabel Jurdi seperti yang dikutip dalam Nurudin memberikan batasan pengertian komunikasi massa dari bentuk interaksi khalayak dan komunikator secara terlembaga yang menunjukkan dalam komunikasi massa tidak ada tatap muka antar penerima pesan. Komunikasi media massa pada dasarnya ditujukan untuk khalayak yang luas dan heterogen yang tersebar serta tidak mengenal batas pendidikan ataupun status sosial, seperti yang dikemukakan Cangara berikut: komunikasi massa sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alatalat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film. Komunikasi massa berlangsung sebagai sebuah proses penyampaian pesan yang melembaga kepada khalayak sasaran yang sifatnya massal melalui alatalat mekanis. Kegiatan komunikasi massa dilaksanakan secara terencana, terjadwal, dan terorganisir. Media massa, seperti surat kabar, radio, televisi, dan film berfungsi sebagai media mekanis penyampai pesan kepada khalayak dari lembaga penyampai pesan yang terorganisir, baik dalam bentuk informasi berita, hiburan, pendidikan, dan lain sebainya. Tidak ada proses tatap muka dalam penyampaian pesan dengan menggunakan media massa, dengan umpan balik tertunda. 2. Televisi Sebagai Media Massa Setiap pemasang iklan harus bisa memutuskan dimana iklannya akan ditempatkan. Pemilihan media penting untuk mengetahui media massa mana

8 yang bisa digunakan dalam menjangkau khalayak sasarannya. Untuk memperluas khalayak sasaran tentunya media yang perlu digunakan adalah media massa. Media massa dalam iklannya dibedakan atas tiga golongan, menurut sifatnya, yakni: Bersifat auditif (lisan), atau disebut juga the spoken word, yang bersifat visual (tertulis) atau the printed word, dan yang bersifat audio visual (perpaduan gambar/tulisan dengan suara). Namun kini orang mengenalnya sebagai media cetak (surat kabar, majalah, dan barangbarang cetakan lainnya) dan media elektronik (seperti radio, televisi, film, dan internet). (Suhandang, 2002:86). Jika demikian, maka penggunaan televisi sebagai media iklan bagi parpol untuk meningkatkan peran aktif masyarakat menggunakan hak pilihnya bersifat audio visual jika dilihat dari proses komunikasi termasuk proses komunikasi sekunder atau bermedia. Iklan televisi telah menjadi sajian pemenuhan kebutuhan, sehingga pemirsa (massa) memposisikan televisi sebagai referensi pemenuhan kebutuhannya. 3. Iklan Politik Iklan politik berisikan pesan persuasi dan informasi. Meskipun keduanya sulit dibedakan secara mendasar dengan perasaan pribadi, banyak orang percaya bahwa para politisi akan menghargai usaha persuasi (Suhandang, 2005 : 36). Iklan politik jenis iklan yang dikembangkan menggunakan prinsip dasar periklanan, untuk menginformasikan tujuan-tujuan masyarakat secara keseluruhan (public goals) dan bukan atas tujuan pribadi (private goals). Berisikan pesan iklan yang bersifat persuasi dan informasi agar khalayak tujuan dengan suka rela memberikan pilihan terhadap isi pesan yang ditujukan kepadanya.

9 Minat dalam kamus umum Bahasa Indonesia berarti perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu, keinginan (Poerwadarminta, 1982 : 650). Sedangkan dalam pengertian lain, minat berarti keinginan, kehendak, kesukaan (Indrawan, W.S., 2008 : 365). Menurut pandangan ahli ilmu komunikasi, minat adalah proses-proses dari taraf ekspose melalui taraf persepsi hingga taraf bertindak (Sumartono, 2002 : 66). Proses komunikasi di dalam iklan hingga mencapai persepsi hingga taraf bertindak menurut Crawford (dalam Sumartono, 2002 : 66) melalui beberapa jenis proses, yakni: a. Cognitive component atau komponen rasional berdasarkan pemikiran dan penilaian rasional tentang apa yang dianjurkan komunikan. b. Affective component atau komponen perasaan (emosional) sebelum mengambil keputusan terakhir terhadap isi pesan. c. Connotative and motivational component atau penilaian berdasarkan arti khusus dari arti pesan, sebagaimana disajikan oleh komunikator. 4. Minat Minat dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1) Perhatian terhadap stimulus 2) Mengerti atau tidaknya audiens terhadap stimulus 3) Penerimaan terhadap stimulus itu serta frekuensi. (Effendy, 2005 : 70) Berdasarkan inilah dikatakan bahwa iklan (dalam pandangan B. Lucas dan S.H. Britt, dikutip kembali dalam Sumartono, 2002 : 67) merupakan kegiatan appeal atau usaha menarik perhatian yang positif terhadap komunikator atau juga negatif terhadap saingan. Fase ini merupakan affective atau emosional. Tahapan timbulnya minat terhadap produk atau jasa yang ditawarkan produsen kepada konsumen ditandai dengan keaktifan khalayak mengumpulkan informasi-informasi yang diperlukan (Sumartono, 2002 : 98). Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan keiginan, kesukaan, atau kehendak terhadap sesuatu. Selanjutnya di

10 dalam komunikasi diterjemahkan melalui iklan sebagai proses ekspose, hingga membentuk persepsi dan aksi dari khalayak terhadap produk atau jasa yang ditawarkan melalui iklan. Proses pembentukan minat di dalam diri khalayak tidak dapat dipisahkan dari berfikir rasional, emosional, dan penilaian dalam arti khusus, dari isi pesan sebagaimana disajikan oleh komunikator. Sederhanya, iklan merupakan kegiatan menarik perhatian yang positif terhadap isi pesan yang disampaikan, jika ada perhatian negatif menunjukkan perlunya evaluasi terhadap isi pesan yang disampaikan kepada khalayak hingga komunikasi yang dimaksud tidak dapat menarik minat mereka dengan ketersediaan informasi memadai dalam pemenuhan keingin tahuan terhadap keuntungan dan kemungkinan terburuk dari apa yang akan dihadapi konsumen termasuk pemilih pemula sebagai konsumen iklan politik yang ditayangkan di berbagai media massa elektronik yakni di televisi. 5. Teori S-O-R Iklan televisi menjadi sarana penting memperkenalkan produk kepada konsumen. Produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Partai Politik (parpol) dalam Pemilu Legislatif 9 April Secara substansi iklan televisi memiliki kontribusi membentuk pesan didalam pemikiran pemirsa. Akibatnya, secara tidak langsung pemirsa telah melakukan proses belajar dalam mencerna dan menginterpretasikan serta mengingat pesan yang telah diterimanya. Kondisi ini tentunya tanpa disadari sebagai upaya mengubah sikap pemirsa (Sumartono, 2002 : 44). Jika misalnya, isi pesan polotik melalui iklan televisi dari satu parpol tertentu menguntungkan bagi pemirsa secara individu atau kelompok, maka mereka menerima dan mengolahnya melalui pengalaman dan berarti terdapat proses belajar sosial.

11 Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara-cara pemberian imbalan yang efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang dikehendaki. Sedangkan pemberian informasi adalah penting untuk dapat berubahnya komponen kognisi. Komponen kognisi merupakan dasar untuk memahami dan mengambil keputusan agar dalam keputusan itu terjadi keseimbangan. Keseimbangan ini penentu arah dan tingkah laku pemirsa. Pembentukan arah & tingkah laku seseorang akan membentuk motif yang mendorong ia ingin mencapai perubahan tingkah laku itu sendiri, dinamika ini dipengaruhi faktor internal dan eksternal didalam interaksi sosial. Pilihan tetap di tangan masyarakat, stimulus (S) yang dikemas dan diinformasikan secara terbuka di televisi akan diolah di dalam diri sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan (O), hingga membangun reaksi (R) sebagai perubahan sikap yang melandasi tindakan melakukan penentuan pilihan didalam pesta demokrasi. Jika menguntungkan imbalan yang diterima secara nyata tentu pilihan pilihan akan diberikan berdasarkan pertimbangan tersebut Kerangka Konsep Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi, 1995 : 40). Konsep merupakan generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomen yang sama (Bungin, 2001 : 73). Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional dalam menentukan hipotesis penelitian, sebagai dasar jawaban sementara dari masalah yang diuji

12 kebenarannya. Agar konsep-konsep dalam penelitian ini dapat diuji secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang diinginkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (Independent Variable / Variabel X) Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau variabel yang mempengaruhi variabel yang lain (Umar, 2007 : 58).Variabel lain yang dimaksud menurut Nawawi (1995 : 57) disebut variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklan politik di televisi baik di Televisi Republik Indonesia dan televisi swasta yang menyebarkan siaran secara luas. 2. Variabel Terikat (Dependent Variable / Variabel Y) Variabel terikat merupakan variabel yang dijelaskan atau variabel yang dipengaruhi variabel independen (Umar, 2007 : 58). Munculnya variabel terikat ditentukan adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain (Nawawi, 1995 : 57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat pemilih pemula di Kelurahan Mangga Medan Tuntungan dalam Pemilu legislatif 9 April Variabel Antara (Intervening Variable / Variabel Z) Yakni variabel penjelas berupa karakteristik responden, antara lain meliputi: a. Usia b. Pendidikan c. Pekerjaan

13 d. Penghasilan e. Status responden f. Frekuensi mengikuti Pemilu 1.8. Model Teoritis Berdasarkan variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam karangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut: Gambar 1.1 Model Teoritis Penelitian Variabel Bebas (X) Iklan Politik Variabel Terikat (Y) Minat Memilih Dari model teoritis menunjukkan bahwa iklan politik mempengaruhi minat memilih pemilih pemula yang kebenarannya akan diuji melalui penelitian yang dilakukan Operasional Variabel Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih memudahkan penelitian, peneliti membuat operasional variabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Operasional Variabel No Variabel Teoritis Variabel Operasional 1 Iklan Politik (Variabel Bebas / Variabel X) 1) Suasana saling percaya (credibility)

14 2) Dibutuhkan masyarakat (contex) 3) Menyangkut kepentingan orang banyak (content) 4) Kata-kata isi pesan jelas (clarity) 5) Isi pesan yang terus menerus (contuinity and consistency) 6) Saluran media tepat (chanels) 7) Kebermanfaatan bagi individu (capability of the audience) 2 Minat Memilih (Variabel Terikat / Variabel Y) 1) Perhatian terhadap iklan politik: - menonton tayangan iklan politik 2) Mengerti tayangan iklan politik 3) Menerima tayangan iklan politik 3 Karakteristik Responden 1) Usia 2) Pendidikan 3) Pekerjaan 4) Penghasilan 5) Status responden 6) Frekuensi

15 1.10. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan unsur sebagai bagian penelitian yang memberikan pengertian bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995 : 46). Definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah: 1) Iklan politik (variabel X) sebagai informasi kepada khalayak yakni masyarakat berupa pemberitahuan tentang visi, misi, dan program partai politik disebarkan melalui televisi. Variabel operasional yang dilihat adalah: 1.1. Suasana saling percaya (credibility), sikap percaya yang ditunjukkan khalayak sebagai individu atau kelompok di dalam masyarakat terhadap kemasan iklan politik yang ditampilkan dan isi pesan politik yang disampaikan secara terbuka di televisi. Contoh: Iklan politik Partai Demokrat, Partai Golkar, PD-I P, PKS, dan Gerindra, yang mengikut sertakan masyarakat dalam iklan politik ditunjukkan dengan dukungan kuat masyarakat terhadap visi dan misi pertai mereka Dibutuhkan masyarakat (contex), informasi di dalam iklan mengemas pemberitahuan untuk mendukung keputusan pemilih menentukan pilihan dalam Pemilu Legislatif 9 April 2009, dan gambaran kepercayaan pemilih dengan isi pesan iklan. Contoh: Iklan PDI-P dengan visi dan misi ekonomi kerakyatan dibutuhkan keberpihakan terhadap ekonomi rakyat terutama sembako murah Menyangkut kepentingan orang banyak (content), kemasan dan isi pesan iklan mampu mendukung pembentukan pemahaman mengenai pentingnya isi informasi di dalam iklan. Contoh: Isi pesan iklan politik PDI-P, dan Gerindra dengan memperjuangkan ekonomi kerakyatan.

16 1.4. Kata-kata isi pesan iklan jelas (clarity), informasi yang sampai kepada masyarakat dapat dipahami tujuannya. Contoh: Iklan Partai Demokrat dengan slogan Lanjutkan, yakni melanjutkan kepemimpinan nasional saat ini Isi pesan yang terus menerus (continuity and consistency), bahwa isi pesan iklan sebagai informasi disampaikan secara teratur dan dalam jangka waktu lama bertujuan membangun pemahaman di dalam diri khalayak. Contoh: Iklan Politik Partai Gerindra dengan membangun ekonomi berbasis kerakyatan, melalui petani, nelayan, dan buruh Saluran media tepat (chanels), penggunaan berbagai stasiun televisi sebagai media informasi sudah sesuai dengan keinginan masyarakat. Misalnya, dengan menggunakan stasiun televisi TV One, dan Metro TV Kebermanfaatan bagi individu (capability of the audience), menunjukkan manfaat positif yang secara langsung dapat diperoleh khalayak dengan kebenaran informasi yang dapat diperoleh khalayak dari media lain, hingga membentuk kebermanfaatan bagi masyarakat secara luas mendukung partisipasi politik Pemilu Legislatif 9 April Ini dapat dibuktikan dengan tayangan iklan politik Partai Demokrat dan Partai Golkar dalam kepemimpinan lima tahun terakhir, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), konversi minyak ke gas, dan penanganan masalah korupsi melalui kinerja KPK. 2) Minat Memilih (Variabel Terikat / Variabel Y), keinginan yang kuat di dalam diri pemilih pemula terhadap iklan politik di televisi, dengan pertimbangan berdasarkan variabel operasional berikut:

17 2.1. Perhatian Adalah tingkat keingintahuan yang lebih besar terhadap iklan politik di televisi dengan kekuatan audio dan visual menumbuhkan rasa ingin melihat tayangan iklan politik di televisi swasta. Perhatian dapat diraih oleh Parpol dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi, atau dengan memanfaatkan ukuran atau bentuk iklan dalam waktu yang tepat, termasuk pemilihan media juga frekuensi penayangan iklan politik di media televisi Pengertian audiens Mengerti tentang isi pesan iklan politik yang ditayangkan di televisi swasta. Hingga mampu menciptakan keinginan untuk menggunakan hak pilih dalam Pemilu sebagai hak demokratis setiap warga negara Penerimaan terhadap iklan politik Menerima dan mencoba berpartisipasi dengan memberikan pilihan politik kepada salah satu partai politik pada waktu pelaksanaan pemilihan umum. 3) Karakteristik Responden Sebagai gambaran tentang karakteristik responden: 3.1. Usia : Umur responden ketika mengisi kuesioner Pendidikan : Pendidikan formal terakhir responden Pekerjaan : Mata pencaharian responden sebagai sumber ekonomi Penghasilan : Besar penghasilan responden dari pekerjaan yang menjadi mata pencaharian.

18 3.5. Status : Sebagai identitas responden yang menunjukkan sudah menikah atau belum menikah ketika mengisi kuesioner Frekuensi : Frekuensi memilih yakni keikutsertaan dalam Pemilu yang dialami responden untuk memperkuat pengalaman Pemilu yang dimiliki Hipotesis Hipotesis adalah generalisasi atau kesimpulan yang bersifat tentatif (sementara), yang hanya akan berlaku apabila sudah terbukti kebenarannya (Nawawi, 2001 : 161). Berdasarkan pengertian di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak ada hubungan antara iklan politik di televisi dengan minat memilih pemilih pemula di Kelurahan Mangga Medan Tuntungan. H a : Terdapat hubungan antara iklan politik di televisi dengan minat memilih pemilih pemula di Kelurahan Mangga Medan Tuntungan.

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang ada di tengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407). 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki

Lebih terperinci

2. Usia Responden : tahun tahun tahun ke atas

2. Usia Responden : tahun tahun tahun ke atas Kuesioner IKLAN POLITIK DAN MINAT MEMILIH (Studi Korelasional tentang Iklan Politik di Televisi terhadap Minat Memilih Pemilih Pemula di Kelurahan Mangga Medan Tuntungan) Petunjuk Pengisian 1. Seluruh

Lebih terperinci

semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga

semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga 1. Latar Belakang Dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat di iringi dengan semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga selalu berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab ini disarikan kesimpulan penelitian Analisis Wacana Kritis

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab ini disarikan kesimpulan penelitian Analisis Wacana Kritis BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam bab ini disarikan kesimpulan penelitian Analisis Wacana Kritis Iklan Kampanye Partai Politik Pemilu 2009. Secara tekstual, penggunaan kosakata, gaya bahasa,

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Diajukan oleh: RIANO NIM.

SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Diajukan oleh: RIANO NIM. IKLAN POLITIK DAN MINAT MEMILIH (Studi Korelasional tentang Iklan Politik di Televisi terhadap Minat Memilih Pemilih Pemula di Kelurahan Mangga Medan Tuntungan) SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai macam kebutuhan salah satu kebutuhan yang mendasar adalah kebutuhan akan informasi. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan

BAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan sebagai pengganggu ketika sedang serius menonton acara televisi. Namun iklan juga ibarat darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi digulirkan akhir Mei 1998, kebebasan media massa di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pemberitaan media tidak lagi didominasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan media massa, baik elektronik maupun cetak mengalami pertumbuhan luar biasa. Indikasinya, bisa dilihat dari pertumbuhan jumlah media massa yang terus mengalami

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang dimulai sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di segala bidang, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa memiliki sebuah peran penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam salah satu fungsi media massa sebagai penyebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita lakukan perlu melibatkan aktivitas yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga mampu membentuk opini publik melalui tayangan yang disajikannya, seperti

BAB I PENDAHULUAN. juga mampu membentuk opini publik melalui tayangan yang disajikannya, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan di masyarakat telah memberikan pengaruh yang begitu signifikan di masyarakat. Berbagai bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 24 BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori II.1.1. Komunikasi dan Komunikasi Efektif Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada kelompok lain untuk memberitahu atau untuk merubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (produsen atau pengiklan), pesan, media massa, komunikan (audiens), dan efek

BAB I PENDAHULUAN. (produsen atau pengiklan), pesan, media massa, komunikan (audiens), dan efek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Iklan merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan mempengaruhi setiap lapisan atau anggota masyarakat. Melihat hal ini, banyak produsen maupun biro iklan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu media komunikasi massa yaitu televisi memiliki peran yang cukup besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kepada masyarakat. Sebagai media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Menurut Effendy (2003:254) teori Stimulus-Organism-Responses (S-O-R), respon yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan gambar dan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan media massa yang paling luas jangkauannya dalam hal meraih penggunanya. Televisi mampu menyajikan informasi secara serentak dan secara langsung dapat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.HASIL PENELITIAN PERAN MEDIA MASSA DALAM MEMPENGARUHI PERSPEKTIF DAN SIKAP MEMILIH PEMILIH PEMULA DALAM PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2014 Dalam bab ini penulis menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masyarakat pada era teknologi ini benar-benar merasakan bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa adanya interaksi terhadap lingkungan dan media massa. Ada berbagai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran yang sangat penting. Setiap manusia yang hidup memerlukan media massa. Masyarakat mendapat informasi dengan membaca surat kabar, menonton

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Hakikat komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas pada saat ini. Beraneka ragam partai politik yang bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial dan memerlukan hubungan dengan orang lain. Manusia ingin mendapatkan perhatian diantara sesama dan kelompok. Diperlukan serba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, bentuk, pola, dan peralatan komunikasi juga mengalami perubahan secara signifikan. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial, dimana satu sama lain saling menumbuhkan yang didalamnya akan terbentuk dan terjalin suatu interaksi atau hubungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLAN PARTAI POLITIK DI TELEVISI DENGAN SIKAP PEMILIH PADA PEMILU 2009

HUBUNGAN ANTARA IKLAN PARTAI POLITIK DI TELEVISI DENGAN SIKAP PEMILIH PADA PEMILU 2009 HUBUNGAN ANTARA IKLAN PARTAI POLITIK DI TELEVISI DENGAN SIKAP PEMILIH PADA PEMILU 2009 Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat S-1 Oleh : ISTIYANI PRATIWI F 100 040 087 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses menyampaikan informasi kepada orang lain. Proses komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : komunikasi langsung dan tidak langsung.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v i DAFTAR ISI Daftar isi... i Daftar Tabel....... iv Daftar Gambar... v I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 12 C. Tujuan Penelitian... 12 D. Kegunaan Penelitian... 12 II.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyentuh ke setiap lini kehidupan seiring dengan perkembangan media massa sebagai salah satu sarana penyebaran informasi. Komunikasi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Semakin berkembangnya media massa, masyarakat dapat semakin mudah untuk menjangkau informasi dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari kehidupan kita sehari hari. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication, berasal

Lebih terperinci

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? Jakarta, 29 Januari 2014 Q: Apakah Ibu/Bapak/Saudara tahu atau tidak tahu bahwa Tahun 2014 akan dilaksanakan Pemilihan Legislatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa. Radio mempunyai sifat khas yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari sebuah proses yang dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Karakteristik demografi pemilih yang mencakup usia antara 20-49 tahun, berpendidikan SLTA dan di atasnya, memiliki status pekerjaan tetap (pegawai negeri sipil, pengusaha/wiraswasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan manusia yang esensial untuk mencapai tujuan. Melalui informasi manusia dapat mengetahui peristiwa yang terjadi di sekitarnya, memperluas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah suatu pernyataan antar manusia, baik secara perorangan maupun berkelompok, yang bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti, maka akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengertian komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sampai

Lebih terperinci

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007 KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA Temuan Survei 22 25 Juli 2007 Ringkasan temuan utama Secara umum, kampanye yang sedang berlangsung tidak merubah perilaku pemilih. Kampanye

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. hidupnya. Komunikasi berlangsung apabila antara orang orang yang

BAB II URAIAN TEORITIS. hidupnya. Komunikasi berlangsung apabila antara orang orang yang BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Komunikasi Komunikasi sebuah ilmu yang luas, meliputi segala aspek kehidupan manusia. Intinya manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi, manusia harus hidup berinteraksi dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian dari pola interaksi unsur-unsur dalam sistem sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita buruh merupakan salah satu berita yang jarang dilihat dalam tayangan pemberitaan media TV. Berita buruh masih belum mendapatkan porsi yang pas dalam

Lebih terperinci

BAB III DATA RESPONDEN

BAB III DATA RESPONDEN BAB III DATA RESPONDEN A. JENIS KELAMIN RESPONDEN Penelitian ini sebagian besar mengambil kelompok laki-laki sebagai responden. Dari 8 responden yang diwawancarai dan yang ikut FGD, terdapat orang responden

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas penayangan iklan melalui media televisi di Indonesia dalam perkembangannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan semakin sering munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. Karena melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang sedang dan telah terjadi

Lebih terperinci

CHECKLIST PENGAWASAN KAMPANYE PEMILU KADA JAWABAN

CHECKLIST PENGAWASAN KAMPANYE PEMILU KADA JAWABAN Lampiran PERATURAN BAWASLU REPUBLIK INDONESIA Nomor : 23 Tahun 2009 Tanggal : 4 Desember 2009 CHECKLIST PENGAWASAN KAMPANYE PEMILU KADA I. Pemilu Kada Provinsi NO. PERTANYAAN JAWABAN YA TDK RUJUKAN UU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Selain itu pemilu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I 1.1.Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Reformasi yang dimulai sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di segala bidang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bila kita amati animo individu atau masyarakat terhadap berbagai program

BAB I PENDAHULUAN. bila kita amati animo individu atau masyarakat terhadap berbagai program BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Hidup ini dikendalikan media massa. Kalimat itu tidak dapat dipungkiri bila kita amati animo individu atau masyarakat terhadap berbagai program komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi mempunyai definisi yaitu sebuah transmisi sebuah pesan dari sumber kepada penerima, lebih dari 50 tahun konsep komunikasi dikemukakan olehn Harold Lasswell,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH JAWA BARAT TAHUN

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH JAWA BARAT TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji strategi komunikasi politik calon gubernur dan wakil gubernur Jabar periode 2013-2018 yang direalisasikan dengan tindak tutur dan kesantunannya

Lebih terperinci

Giat Riyadi B

Giat Riyadi B ANALISIS PENGARUH PESAN IKLAN YAMAHA MIO DI TELEVISI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI IKLAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa merupakan alat yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi. Di era globalisasi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting. Fungsi penting komunikasi dilakukan untuk memperoleh informasi. Komunikasi adalah proses penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup hanya bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. Umumnya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat khususnya di Indonesia. Televisi memiliki keunggulan yang menyebabkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN 109 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Bentuk- Bentuk Kampanye Massa Yang Digunakan Di Kelurahan Pekauman Kabupaten Gresik Dalam Pemilu Presiden 2014 Pemilu Presiden merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Tanggal 15 Februari 2017 merupakan pesta demokrasi bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Media Relations adalah relasi yang dibangun dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan tercapainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Daya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi media dewasa ini memberikan andil yang sangat besar dalam perkembangan dan kemajuan komunikasi massa. Dari semua media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya perekonomian. Keadaan inilah yang mendorong perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya perekonomian. Keadaan inilah yang mendorong perusahaanperusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha kian gencar seiring dengan tumbuh dan berkembangnya perekonomian. Keadaan inilah yang mendorong perusahaanperusahaan harus memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal terpenting dalam menunjukkan keberadaan seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula melibatkan sekian banyak

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Dikutip dari Kasali (1992), menurut Crompton dan lamb yang disebut Public

BAB I. Pendahuluan. Dikutip dari Kasali (1992), menurut Crompton dan lamb yang disebut Public BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Periklanan merupakan segala bentuk penyajian dan promosi ide. Kita dapat membedakan periklanan menjadi dua jenis antara lain periklanan komersial & periklanan nonkomersial.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut M. Rosit. Melirik Potensi Pemilih Pemula pada Pemilu 2014 [online] (http://news.liputan6.com/read/558286/melirik-potensi-pemilih-pemulapada-pemilu-2014)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan wilayah yang luas, pertumbuhan media dari waktu kewaktu semakin menunjukan peningkatan. Keberadaan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Televisi merupakan satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Priyowidodo (2008) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kompleks jelasnya media adalah pemain utama dalam komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kompleks jelasnya media adalah pemain utama dalam komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi tidak mengalir begitu saja dan yang bergerak adalah prosesnya dan penyampaian pesan interprestasi terhadap penyampaian tersebut dan penciptaan penyampaian

Lebih terperinci

Selain itu, dari segi perencanaan anggaran periklanan, media primer biasanya mendapatkan dana yang jauh lebih besar daripada media sekunder.

Selain itu, dari segi perencanaan anggaran periklanan, media primer biasanya mendapatkan dana yang jauh lebih besar daripada media sekunder. Majalah digunakan sebagai media pendukung karena frekuensinya tidak setinggi surat kabar, tetapi memiliki kemampuan menampilkan gambar berwarna dengan kualitas baik. Sedangkan radio digunakan sebagai media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini kita tidak bisa melepaskan diri dari media massa. Ini terbukti dari adanya berbagai program komunikasi melalui media massa seperti surat kabar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak pernah lepas dari bahasa, karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci