BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan di usia tua adalah kehamilan yang terjadi pada wanita yang berusia lebih atau sama dengan 35 tahun. Kelompok usia ini sudah tidak masuk dalam usia aman untuk kehamilan, yakni antara usia tahun, dimana pada rentan usia tersebut, kondisi fisik dan psikis ibu dalam kondisi prima dan dinilai paling cocok untuk menerima kehamilan. Oleh sebab itu, diyakini bahwa pada kehamilan di usia tua terjadi peningkatan berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun janin. Hal ini didukung oleh studi yang dilakukan di Inggris yang mengatakan bahwa ibu yang yang hamil di usia >35 tahun meningkatkan berbagai komplikasi persalinan dan risiko berat bayi lahir rendah serta prematuritas. Seiring perkembangan jaman, jumlah wanita yang memilih untuk menunda kehamilan cenderung meningkat. Hal ini ditunjang dengan semakin berkembangnya teknik pengobatan reproduksi, yang dapat memperpanjang masa kesuburan ibu, serta adanya donasi oosit yang memungkinkan bahkan wanita post menopause untuk hamil.2namun kehamilan merupakan kondisi yang berisiko, sementara kondisi kesehatan ibu akan semakin menurun seiring bertambahnya usia. Hal ini tentu saja berdampak pada kondisi kesehatan baik ibu maupun kesejahteraan janin.2 Dampak tersebut tidak hanya secara interpersonal namun juga berpengaruh terhadap gambaran kesehatan ibu secara umum. Setiap kehamilan mengandung risiko, dimana risiko tersebut akan berdampak pada kesehatan ibu maupun janin. Berbagai risiko yang muncul selama kehamilan melibatkan berbagai macam faktor, seperti usia ibu, riwayat obstetri, kondisi medis ibu saat ini, riwayat penyakit keluarga, dan masih banyak lagi. Usia ibu memegang peranan penting dalam terjadinya komplikasi selama kehamilan. Banyak penyulit kehamilan seperti pre-eklampsi dan ekalmpsia, perdarahan antepartum, dan diabetes mellitus, meningkat insidensinya pada rentan usia tertentu.3 Oleh karena itu, telah disepakati bahwa usia ideal untuk hamil dan melahirkan ialah antara usia tahun. Dimana pada usia tersebut, diharapkan, kondisi ibu yang prima dapat mekenan komplikasi yang mungkin muncul dari terjadinya kehamilan. Hal tersebut dipertegas oleh beberapa survey yang menyebutkan bahwa kematian maternal 2-5 kali lebih tinggi pada wanita hamil dan melahirkan pada usia <20 tahun jika dibandingkan dengan usia20-30 tahun. Angka ini kembali meningkat pada usia >35 tahun.4 Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator dalam melihat kesejahteraan wanita, namun dalam kenyataannya, angka ini masih terus berada jauh diatas target yang diinginkan. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI di Indonesia tercatat sebesar 228 per kelahiran hidup, dimana angka ini masih tertinggi di Asia.3 Sementara di Jawa Tengah, berdasarkan Profil kesehatan EVIDENCE BASED CARE RESIKO KEHAMILAN DI USIA TUA 1

2 Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 menunjukkan peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 116,34/ kelahiran hidup dibanding dengan AKI 2011 sebesar 116,01/ kelahiran hidup.5 Hal tersebut tentu saja masih cukup tinggi dibanding target AKI berdasarkan Millenium Development Goal (MDGs) tahun 2015, yakni sebesar 102 per kelahiran hidup.3 Untuk itu, demi tercapainya target MDGs tahun 2015, dan demi mensukseskan program EMAS (Expanding Maternal and Newborn Survival) dengan target penurunan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%,6perlu dikaji lebih dalam mengenai faktor-faktor yang berisiko meningkatkan AKI di Indonesia, sehingga angka ini dapat ditekan secara signifikan demi tercapainya target yang diinginkan. Berdasarkan hal tersebut, penulis bermaksud mengkaji lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berperan terhadap luaran maternal dan perinatal khususnya pada ibu hamil berusia tua di RS Adhyatma, Semarang. Terpilihnya RS Adhyatma dikarenakan penelitian semacam ini belum pernah dilaksanakan disana, dan RS Adhyatma merupakan rumah sakit rujukan provinsi di Jawa Tengah, sehingga diharapkan dapat diketahui suatu karakteristik ibu hamil usia tua di Jawa Tengah. Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada ibu hamil usia tua, sehingga kejadian morbiditas dan mortalitas terkait kehamilan di usia tua dapat diturunkan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja dampak kelahiran di usia tua pada ibu? 2. Apa saja dampak kelahiran di usia tua pada bayi? 3. Bagaimana cara pencegahannya? 4. Apa masalah-masalah utamanya? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui dampak kelahiran di usia tua pada ibu hamil dan bayinya. 2. Mengetahui cara pencegahannya 3. Mengetahui masalah-masalah utama pada kehamilan di usia tua. BAB II EVIDENCE BASED CARE RESIKO KEHAMILAN DI USIA TUA 2

3 TINJAUAN TEORI 2.1 Resiko Hamil di Usia Lanjut Risiko kehamilan yang mungkin terjadi saat terjadi kehamilan usia ibu mencapai 40 tahun atau lebih. Terdapat risiko pada ibu dan risiko pada bayi. Sel telur itu kan sudah ada di dalam organ reproduksi sejak wanita dilahirkan. Namun, setiap bulan sel telur itu dilepaskan satu per satu karena sudah matang. Berarti, sel telur yang tersimpan selama hampir 40 tahun ini usianya juga sudah cukup tua. Karena, selama itu sel telur mungkin terkena paparan radiasi. Di usia ini, wanita akan lebih sulit mendapatkan keturunan karena tingkat kesuburan yang sudah menurun. Sebuah riset yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan, sekitar 50 persen wanita usia 40-an mengalami kesulitan dalam memperoleh keturunan. Banyak di antara kita beranggapan bahwa masa subur dan siap hamil itu ideal di usia 30-an, dan mulai menurun jika usia sudah masuk kepala 4. Kabar baiknya, sejumlah peneliti di Amerika mengungkapkan bahwa kemungkinan untuk hamil dan punya bayi di atas usia 40 tahun, masih sangat mungkin. Fertilitas atau masa subur menurun setelah usia 35 tahun. Di usia 40 tahun, kehamilan tanpa bantuan teknologi hanya berkisar 10 persen, setelah 45 turun di angka 1 persen. Namun perkembangan teknologi makin pesat dan membuat kemungkinannya jadi lebih meningkat. Angka kelahiran di New York berkisar antara 28 persen setelah usia 40, 18 persen di usia 42, dan menurut Dr Grifo kurang dari dua persen ketika berusia di atas 44 tahun. 2.2 Dampak Kelahiran 1) Dampak Pada Bayi. Kehamilan di atas usia 40 itu berisiko melahirkan bayi yang cacat. Kecacatan yang paling umum adalah down syndrome (kelemahan motorik, IQ rendah) atau bisa juga cacat fisik. Adanya kelainan kromosom dipercaya sebagai risiko kehamilan di usia 40 tahun. Pertambahan usia dapat menyebabkan terjadinya kelainan terutama pada pembelahan kromosom. Pembelahan kromosom abnormal menyebabkan adanya peristiwa gagal berpisah yang menimbulkan kelainan pada individu yang dilahirkan. Terjadinya kelahiran anak dengan sindroma down, kembar siam, autism sering disangkut pautkan dengan masalah kelainan kromosom yang diakibatkan oleh usia ibu yang sudah terlalu tua untuk hamil. Akan tetapi hal inipun masih berada di dalam penelitian lanjut mengenai kebenarannya. Seiring bertambah usia maka resiko kelahiran bayi dengan down syndrome cukup tinggi yakni 1:50. Hal ini berbeda pada kehamilan di usia tahun dengan rasio 1:1500. EVIDENCE BASED CARE RESIKO KEHAMILAN DI USIA TUA 3

4 Selain itu, bayi yang lahir dari kelompok tertua lebih cenderung untuk memiliki cacat lahir dan harus dirawat di unit perawatan intensif neonatal. Kebanyakan akan mengalami penurunan stamina. Karena itu disarankan untuk melakukan persalinan secara operasi caesar. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan namun mengingat untuk melahirkan normal membutuhkan tenaga yang kuat. Pada ibu hamil dengan usia 40 tahun ke atas kebanyakan tidak kuat untuk mengejan karena nafas yang pendek. Akibatnya bayi bisa mengalami stres karena saat proses persalinan pembukaan mulut rahim akan terasa sulit. Kebanyakan kasus kehamilan di usia 40 tahun ke atas akan mengalami kesulitan saat melahirkan secara normal. Apalagi untuk ibu hamil yang hipertensi, maka sangat dianjurkan untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar. Untuk menyelamatkan ibu dan juga bayi. 2) Dampak pada ibu. Memasuki usia 35, wanita sudah harus berhati-hati ketika hamil karena kesehatan reproduksi wanita pada usia ini menurun. Kondisi ini akan makin menurun ketika memasuki usia 40 tahun. Risiko makin bertambah karena pada usia 40 tahun, penyakit-penyakit degeneratif (seperti tekanan darah tinggi, diabetes) mulai muncul. Selain bisa menyebabkan kematian pada ibu, bayi yang dilahirkan juga bisa cacat. Kehamilan di usia ini sangat rentan terhadap kemungkinan komplikasi seperti, placenta previa, pre-eklampsia, dan diabetes. Risiko keguguran juga akan meningkat hingga 50 persen saat wanita menginjak usia 42 tahun. Terjadi perdarahan dan penyulit kelahiran. Elastisitas jaringan akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Di usia semakin lanjut, maka sering terjadi penipisan dinding pembuluh darah meskipun kasus tidak terlalu banyak dijumpai, namun masalah pada kualitas dinding pembuluh darah khususnya yang terdapat di dinding rahim, dengan adanya pembesaran ruang rahim akibat adanya pertumbuhan janin dapat menyebabkan perdarahan. Hamil di usia 40 merupakan kehamilan dengan resiko komplikasi yang tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, perempuan yang hamil di akhir usia 30-an dan 40-an lebih beresiko mengalami hipertensi saat kehamilan (preeclampsia), kehamilan di luar rahim (kehamilan etopik), mengalami keguguran. Kualitas sel telur yang lemah menyebabkan penempelan janin pada dinding rahim lemah sehingga sering menimbulkan perdarahan. Terjadi pre eklampsia. Pre eklampsia atau perdarahan yang disebabkan oleh adanya tekanan darah yang tinggi melebihi batas normal sering menjadi penyebab kematian ibu yang melahirkan. Pre eklampsia banyak dikaitkan dengan usia ibu yang terlalu tua untuk hamil. Kesulitan melahirkan. Proses melahirkan butuh energi yang ekstra. Tanpa adanya tenaga yang kuat, maka ibu EVIDENCE BASED CARE RESIKO KEHAMILAN DI USIA TUA 4

5 dapat sulit mengejan sehingga justru berbahaya bagi bayi yang dilahirkan. Semakin tua usia ibu dikhawatirkan tenaga sudah relatif menurun, meskipun tidak dapat disamaratakan antara individu satu dengan lainnya. Di saat melahirkan, pembukaan mulut rahim mungkin akan terasa sulit sehingga bayi bisa mengalami stres. Oleh karena itu, proses melahirkan pada ibu yang berusia 40 tahun pada umumnya dilakukan secara Caesar. Penelitian terhadap ibu yang baru kali pertama melahirkan di salah satu rumah sakit Irlandia antara tahun 2000 dan Para peneliti kemudian membandingkan proses melahirkan antara ibu yang masih muda dan yang lebih tua. Dalam studi ini sekitar 3 persen kelompok termuda atau calon ibu yang menjadi responden masih berusia 17 tahun dan lebih muda; kelompok menengah sebanyak 78 persen merupakan ibu berusia di antara 20 dan 34 tahun; dan kelompok tertua berusia 40 tahun atau di atasnya. Hasilnya, secara keseluruhan sekitar 6 persen dari kelompok menengah melahirkan sebelum usia kehamilannya mencapai 37 minggu. Sementara kelahiran prematur pada kelompok termuda terjadi sebanyak 10 persen. Pasalnya, kehamilan dianggap normal jika berlangsung selama minggu. Untuk operasi caesar, para peneliti menemukan bahwa kelompok termuda paling sedikit melakukan operasi caesar, yaitu hanya 11 persen. Sementara sekitar 54 persen operasi caesar dilakukan oleh kelompok tertua. Dan 24 persennya dilakukan oleh kelompok menengah. 2.3 Pencegahan 1. Rajin menjaga kebugaran tubuh, Anda tak perlu terlalu khawatir. Karena, Anda tetap bisa melahirkan secara normal. Anda dan bayi pun akan sehat-sehat saja. 2. Berkonsultasi kepada dokter mengenai asupan gizi yang perlu bagi kesehatan kehamilan. Jangan lupakan menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumi makanan sehat bernutrisi yang dibutuhkan untuk ibu hamil dan janin dalam perut. 3. Karena adanya sejumlah risiko komplikasi ini, Anda yang berusia 35 tahun ke atas cukup besar kemungkinannya untuk melahirkan secara Caesar. 4. Sejumlah risiko di atas tetap dapat diminimalkan dengan berkonsultasi secara intensif dengan dokter kandungan. 5. Ibu hamil dengan usia beresiko lebih sering melakukan pemeriksaan dan konsultasi. Segeralah melakuan screening atau tes untuk mencegah atau mengurangi resiko yang membahayakan ibu dan anak. Pemeriksaan yang bisa dilakukan seperti, USG, Triple Test dengan mengambil sample darah, Nuchal Translucency yang mengukur ketebalan belakang leher janin, dan Amniocentesis yaitu pengambilan cairan ketuban dari dalam rahim, yang selanjutnya dikirim ke laboratorium genetik untuk dilihat adakah kelebihan atau kelainan kromosom. EVIDENCE BASED CARE RESIKO KEHAMILAN DI USIA TUA 5

6 6. Disarankan untuk mengonsumi minuman suplemen asam folat dan rajin mengunjungi dokter spesialis kandungan. 7. Melakukan olahraga low impact juga bisa dilakukan untuk melatih stamina selama menjalani kehamilan. 8. Di pertengahan usia 30 tahunan bahkan lebih dari usia 40 tahun. Kehamilan pada usia advanced, memerlukan penanganan ekstra baik untuk persiapan ibu maupun bayinya. Kehamilan ideal di usia 25 tahun hingga sebelum berusia 35 tahun. Menurut dokter spesialis kandungan Didi Danukusumo, penyulit yang mungkin terjadi pada kehamilan setelah usia 35 tahun selain menurunnya kesuburan, juga ancaman pada ibunya dan hasil kehamilan (bayi). Pada ibunya, risiko hipertensi pada kehamilan, diabetes karena hamil, persalinan dengan tindakan seksio sesarea (caesar), sampai kematian. Sementara terhadap hasil kehamilan terjadi peningkatan risiko keguguran, kelainan janin akibat kelainan kromosom, dan kematian hasil konsepsi\lahir mati. Untuk mengurangi risiko tersebut diperlukan skrining. Terutama di trismester pertama (11-14 minggu). Dengan pemeriksaan darah dan USG. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, bisa diambil cairan ketuban jika ditemukan diagnosis kelainan kromosom dan biopsi plasenta. Menurut dokter spesialis kebidanan Nurwansyah, jika ditemukan kelainan kromosom seperti down syndrome, thalessemia, sudah tidak bisa dilakukan terapi. Banyak wanita yang mempertanyakan mengapa hamil di usia 30-an atau 40-an dianggap memiliki resiko tinggi. Di atas usia 35 tahun, memang ada beberapa resiko yang meningkat baik untuk sang ibu (seperti tekanan darah tinggi dan pre-eklampsia) dan juga untuk sang bayi (seperti resiko Down Syndrome) meningkat tiap tahunnya. Tapi, tanpa mengabaikan resiko-resiko tersebut, wanita yang berusia di atas 35 tahun juga bisa kok menjalani kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi yang sempurna. Jika Anda seorang wanita berusia di atas 35 tahun dan sedang hamil, dokter Anda biasanya memperlakukan Anda dengan ekstra hati-hati. Anda akan diminta untuk check up kehamilan lebih sering, dan lebih diwajibkan untuk menjalani serangkaian tes, konseling genetik dan skrining kendala-kendala yang mungkin terjadi pada wanita hamil usia 30-an. Pilihan proses melahirkan juga biasanya lebih terbatas. Anda kemungkinan tidak akan disarankan untuk melahirkan di bidan atau rumah bersalin kecil, karena resiko melahirkan Anda lebih besar sehingga Anda akan diminta untuk melahirkan di rumah sakit besar atau rumah bersalin besar. Namun, dengan melakukan perawatan prenatal yang baik, Anda bisa mengurangi komplikasi yang berhubungan dengan usia persalinan secara signifikan. Kabar baiknya adalah, kebanyakan wanita yang hamil di usia 40-an ternyata berhasil menjalani kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula. Dan wanita hamil pada usia 40-an biasanya lebih berhati-hati terhadap kehamilannya dibandingkan wanita yang lebih muda. Mereka akan lebih mencari dan menyerap EVIDENCE BASED CARE RESIKO KEHAMILAN DI USIA TUA 6

7 informasi dengan baik tentang kondisi-kondisi dan resiko-resiko yang mungkin terjadi pada kehamilan mereka. Mereka biasanya lebih sering bertanya tentang perkembangan janin mereka. Mereka juga lebih mementingkan perawatan pre-natal dan biasanya mempersiapkan diri mereka lebih baik sebelum hamil, jika kehamilan tersebut memang direncanakan. Karena itu para ilmuwan sekarang mempercayai bahwa resiko ibu hamil di usia yang lebih tua tidak meningkat secara tajam hanya karena faktor usia saja. 2.4 Masalah-masalah utama Ada beberapa masalah yang sering ditemukan dokter pada wanita hamil dengan usia di atas 35 tahun, seperti diabetes gestational (diabetes yang muncul pada saat kehamilan), tekanan darah tinggi dan juga masalah-masalah pada janin. Wanita hamil dengan usia yang lebih tua juga akan lebih sering mengalami masalah pada kandung kemih dibandingkan wanita hamil dengan usia yang lebih muda. Resiko-resiko lainnya adalah resiko keguguran lebih besar, lebih banyak yang melahirkan melalui operasi Caesar karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal, dan juga memiliki resiko lebih tinggi melahirkan bayi cacat. Saat berusia akhir 30-an, wanita cenderung mengalami kondisi-kondisi medis berkaitan dengan sistem reproduksi, seperti fibroid uterine dan tumor otot. Fibroid uterine adalah pertumbuhan sel otot atau jaringan lain di dinding uterus, membentuk tumor. Fibroid uterine dan tumor otot bisa menimbulkan rasa nyeri atau perdarahan vagina saat kehamilan berkembang. Jika wanita tersebut hamil di atas usia 40 tahun, tingkat keparahannya bahkan lebih berat lagi. Problem-problem tadi bisa bertambah dengan adanya hemoroid (wasir), inkontinensi (kesulitan menahan keluarnya urin), varises, problem-problem pembuluh darah, nyeri otot, nyeri punggung, dan juga proses melahirkan yang lebih sulit dan lebih panjang. Selain resiko melahirkan bayi dengan Sindroma Down, resiko keguguran dan melahirkan dengan operasi Caesar, wanita hamil berusia di atas 35 tahunan juga memiliki resiko bayi meninggal saat dalam rahim atau saat proses melahirkan. Walaupun resiko ini ada di setiap usia kehamilan, namun pada wanita dengan usia 35 tahun ke atas, resiko ini lebih besar, yaitu 7 dari 1000 kehamilan. a) Konseling Genetik Wanita yang hamil dengan usia di atas 35 tahun biasanya juga akan diminta untuk melakukan konseling genetik, atau konseling ini bisa juga dilakukan oleh dokter kandungan. Ada 3 wilayah yang menjadi fokus pada saat melakukan konseling genetik, yaitu sejarah/riwayat reproduksi pasien, riwayat kesehatan keluarga, serta consanguinity, yaitu kondisi genetika yang disebabkan perkawinan antar-saudara. Riwayat reproduksi meliputi apakah pasien pernah hamil, pernah mengalami keuguguran, atau pernah mengalami kematian janin di dalam rahim atau saat proses melahirkan. Selain itu penggunaan metode KB, lama EVIDENCE BASED CARE RESIKO KEHAMILAN DI USIA TUA 7

8 waktu penggunaan KB, dan apakah pasien pernah terpapar zat-zat berbahaya misalnya karena lingkungan pekerjaan juga menjadi informasi yang penting dalam konseling. Riwayat kesehatan keluarga pasien juga penting untuk menentukan apakah kehamilan yang sedang dijalani termasuk kehamilan berresiko tinggi atau tidak. Informasi ini mencakup tentang status kesehatan pasien dan pasangan, para saudara kandung pasien dan pasangan, jika ada yang sudah meninggal juga akan ditanyakan penyebab dan usia saat meninggal serta apakah ada yang meninggal sehubungan dengan proses kelahiran (saat melahirkan atau saat dilahirkan). Riwayat kesehatan keluarga akan membantu dokter mengidentifikasi abnormalitas yang telah muncul di keluarga pasien dan membantu memprediksi kemungkinannya untuk muncul pada pasien. Jika pasien dan pasangan masih tergolong saudara, hal ini juga penting untuk diinfokan pada dokter/konselor, karena jika pasangan suami istri adalah sepupu langsung, mereka memiliki 1/16 gen yang sama. Artinya kemungkinan terjadi kelainan-kelainan genetika pada anak yang akan dilahirkan lebih tinggi dibanding jika mereka menikah dengan orang yang tidak dalam satu kerabat. Beberapa orang Afrika dan etnis Mediterania juga memiliki kecenderungan untuk menurunkan penyakit Anemia sickle cell pada turunannya. Yang penting untuk diperhatikan adalah, konselor atau dokter tidak akan memberikan keputusan pada pasien dan pasangannya berkenaan dengan hasil konseling. Mereka hanya akan menyediakan informasiinformasi yang dibutuhkan sang pasien tentang kehamilan dan janinnya, dan keputusan bahwa apakah kehamilan tersebut akan diteruskan atau digugurkan (jika prediksi terhadap resiko-resiko yang mungkin dialami terlalu tinggi) diserahkan sepenuhnya pada calon orang tua. b) Prenatal Testing Prenatal Testing atau pengujian-pengujian pada saat kehamilan yang dilakukan pada kehamilan beresiko tinggi tidak dapat mendeteksi semua abnormalitas yang mungkin terjadi. Namun abnormalitas kromosom bisa dideteksi pada saat perkembangan janin melalui serangkaian tes seperti amniocentesis, ultrasound, sampling chorionic villus dan fetoscopy. Hasil dari serangkaian pengujian ini akan memberi pilihan bagi pasangan untuk melanjutkan kehamilan atau menggugurkan janin yang dikandung jika ternyata terdeteksi adanya kelainan. Hasil testes ini juga akan menjadi panduan bagi dokter dan tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan-tindakan yang dirasa perlu pada saat kehamilan, kelahiran, dan membantu sang orang tua untuk memberi saran-saran tentang tumbuh-kembang sang buah hati. EVIDENCE BASED CARE RESIKO KEHAMILAN DI USIA TUA 8

9 Kehamilan di usia di atas 35 tahun kedengarannya memang menyeramkan, tapi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kebanyakan wanita yang hamil di atas usia 35 tahun berhasil menjalankan kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi yang sempurna. Memang benar bahwa resiko akan bertambah sejalan dengan meningkatnya usia calon ibu saat hamil, namun dengan persiapan yang lebih matang, informasi yang lebih lengkap, serta bantuan tenaga kesehatan yang lebih sigap dan informatif terhadap kondisi kehamilan beresiko tinggi akan membantu sang calon ibu untuk bisa tetap percaya diri, sehat, dan semangat saat menjalani kehamilannya. BAB III PENELITIAN 1. Menurut penelitian yang dilakukan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, perempuan yang hamil diakhir usia 30-an dan 40-an lebih beresiko mengalami hipertensi saat kehamilan (preeclampsia), kehamilan di luar rahim (kehamilan etopik), mengalami keguguran. 2. Bayi Beresiko Down Syndrome. Menurut penelitian yang dilakukan Dr. Ivan R Sini, MD FRANZCOG, GDRM, EVIDENCE BASED CARE RESIKO KEHAMILAN DI USIA TUA 9

10 ahli kebidanan dari RS Bunda Menteng, Jakarta. Seiring bertambah usia maka resiko kelahiran bayi dengan down syndrome cukup tinggi yakni 1:50. Hal ini berbeda pada kehamilan di usia tahun dengan rasio 1:1500. Hal ini disampaikan oleh Bahkan resiko ini akan lebih meningkat pada kehamilan bukan anak pertama. Salah satu resiko yang seringkali dialami ibu hamil dengan usia 40an adalah terjadi pendarahan saat hamil atau setelah melahirkan. Untuk itu dr. Ivan, menyarakan agar ibu hamil dengan usia beresiko lebih sering melakukan pemeriksaan dan konsultasi. Saat tahu hamil, segeralah melakuan screening atau tes untuk mencegah atau mengurangi resiko yang membahayakan ibu dan anak, katanya. Ada berbagai pilihan pemeriksaan yang bisa dilakukan seperti, USG, Triple Test dengan mengambil sample darah, Nuchal Translucency yang mengukur ketebalan belakang leher janin, dan Amniocentesis yaitu pengambilan cairan ketuban dari dalam rahim, yang selanjutnya dikirim ke lab genetik untuk dilihat adakah kelebihan atau kelainan kromosom. 3. Lebih Cepat Lelah Ibu hamil pada usia 40 ke atas kebanyakan akan mengalami penurunan stamina. Karena itu disarankan untuk melakukan persalinan secara operasi caesar. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan namun mengingat untuk melahirkan normal membutuhkan tenaga yang kuat. Sedangkan pada ibu hamil dengan usia 40 tahun ke atas kebanyakan tidak kuat untuk mengejan karena nafas yang pendek. Akibatnya bayi bisa mengalami stres karena saat proses persalinan pembukaan mulut rahim akan terasa sulit. Kebanyakan kasus kehamilan di usia 40 tahun ke atas akan mengalami kesulitan saat melahirkan secara normal. Apalagi untuk ibu hamil yang hipertensi, maka sangat dianjurkan untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar. Untuk menyelamatkan ibu dan juga bayi, kata dr. Ivan MD FRANZCOG, GDRM. Untuk itu ibu yang hamil di usia 40 tahun, disarankan untuk mengonsumi minuman suplemen asam folat dan rajin mengunjungi dokter spesialis kandungan. Melakukan olahraga low impact juga bisa dilakukan untuk melatih stamina selama menjalani kehamilan. Selain itu, jangan lupakan menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumi makanan sehat bernutrisi yang dibutuhkan untuk ibu hamil dan janin dalam perut. 4. Menurut Dr. OZ ( Dr.Ryan Tamrin ) Resiko Hamil Usia 40 Tahun Akibatkan Komplikasi Melahirkan. Kehamilan merupakan saat yang sangat ditunggu dan didambakan bagi setiap pasangan suami istri. Dari beberapa studi kesehatan mengenai kehamilan diatas usia 35 tahun ditemukan hasil riset yang menakjubkan. Ternyata pada usia antara 35 tahun hingga 40 tahun memiliki resiko komplikasi pada saat melahirkan. Sebagai contoh adalah Paramitha Rusady yang melahirkan EVIDENCE BASED CARE RESIKO KEHAMILAN DI USIA TUA 10

11 dengan usia tersebut mengalami beberapa masalah komplikasi seperti bayi sungsang, tali plasenta yang melekat terlalu dalam bahkan Paramitha Rusady mengalami koma saat melahirkan. Namun beruntung bayi yang dikandung selamat lahir ke muka bumi ini. Update sebelum ini tentang Cara Redakan Nyeri Menstruasi Dengan Pijatan. Selain hal itu, bahaya melahirkan dan hamil di usia 40 tahun melahirkan komplikasi. Dan untuk ibu hamil yang usianya masih remaja biasanya akan mengalami bayi prematur. Studi ilmiah yang dilakukan oleh Trinity College, Dublin dan diteliti oleh Dr Deirdre Murphy ini merupakan hasil yang sudah dikonfirmasi dan disahkan. Bahaya Hamil di Usia 45 Tahun Harus Operasi Caesar. Jadi, kalau misalnya anda mempunyai bayi pertama kalinya pada usia anda yang menginjak usia 40 tahun, dari studi ilmiah biasanya akan kurang toleran dengan komplikasi dan juga pada masalah apa saja. Tidak soal itu saja, kondisi tubuh dan fisik anda dan mengalami kehamilan usia 40 tahun akan cenderung melahirkan secara operasi caesar. 5. Melahirkan di Usia 40 Tahun Turunkan Risiko Kanker Endometrium. Wanita yang melahirkan anak ketika menginjak usia tahun memiliki keuntungan dengan menurunnya risiko terkena kanker endometrium. Persentase penurunan berbeda untuk tiap usia pada rentang tersebut. Demikian menurut sebuah studi dari University of Southern California Keck School of Medicine. Kanker endometrium tumbuh di lapisan rahim wanita. Jika penanganan terlambat, kanker akan semakin membesar dan menimbulkan masalah di organ reproduksi. Ketika wanita melahirkan di rentang usia tahun, mereka bisa mendapatkan penurunan risiko kanker ini selama bertahun-tahun. Wendy Setiawan, profesor dan peneliti di University of Southern California Keck School of Medicine, mengatakan, belum sepenuhnya bisa dimengerti alasan melahirkan di usia tersebut dapat menurunkan risiko kanker endometrium. Kemungkinan terdapat hormon yang bermanfaat untuk mencegah kanker tersebut yang bekerja lebih efektif ketika menginjak usia tahun. Wanita yang menjalani proses kelahiran diduga juga turut membersihkan sel penyebab kanker yang ada di rahimnya. Bisa pula, rahim wanita di rentang usia tersebut mungkin juga lebih sehat. Perlindungan berlangsung selama bertahun-tahun, kata Setiawan yang studinya diterbitkan online melalui American Journal of Epidemiology. Studi ini mengolah data dari 17 studi yang melibatkan wanita yang terkena kanker endometrium dan wanita dengan rahim sehat. Peneliti meneliti pengaruh melahirkan dengan kemunculan kanker endometrium dengan memperhatikan faktor lain yang mungkin terlibat. Misalnya, jumlah anak dan penggunaan alat kontrasepsi. Pada wanita yang terakhir melahirkan pada usia tahun, mereka memiliki penurunan risiko kanker endometrium sebesar 32 persen. Wanita yang melahirkan EVIDENCE BASED CARE RESIKO KEHAMILAN DI USIA TUA 11

12 terakhir kali di usia tahun, penurunan risiko sebesar 17 persen. Namun, wanita yang terakhir kali melahirkan pada rentang usia tahun, dimungkinkan memiliki risiko lebih tinggi mendapatkan kanker endometrium. Hamil dan melahirkan pada usia tua tidak dianjurkan. Menurut sebuah studi lain, efek yang bisa muncul adalah ukuran bayi lebih kecil, lebih mudah mengalami komplikasi selama kehamilan, dan dimungkinkan bermasalah pada saat kelahiran. Hamil pada usia lanjut turut meningkatkan risiko terkena kanker ovarium dan kanker payudara. 6. Peneliti menyarankan agar wanita tak menunda memiliki anak hingga mereka berusia 30 sampai 40 tahun. Wanita yang menunda memiliki anak pertama hingga usia tersebut kemungkinan akan semakin ragu untuk memiliki anak, karena proses melahirkan di usia tersebut akan semakin berisiko, sementara tingkat kesuburan wanita akan menurun sejalan dengan usia mereka, seperti dilansir oleh Daily Mail. Penelitian terbaru ini menemukan bahwa wanita yang hamil di atas usia 40 tahun memiliki tingkat melahirkan caesar 22,4 persen, dan 24 persen untuk melahirkan dengan banyak prosedur operasi. ANgka ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan tingkat melahirkan caesar pada wanita berusia 20 hingga 24 tahun yang sebesar 6,7 hingga 13 persen, serta 8,4 hingga 16,2 persen pada wanita berusia 25 sampai 29 tahun. Usia juga mempengaruhi kemungkinan penggunaan epidural selama melahirkan. Wanita yang melahirkan di usia 20 hingga 24 tahun berkemungkinan menggunakan epidural 5,9 persen, sementara wanita berusia di atas 40 tahun berkemungkinan hingga 12,9 persen. Peneliti akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor lainnya yang bisa berpengaruh terhadap proses persalinan selain usia, seperti tingkat obesitas. Penelitian lanjutan juga diharapkan bisa memberikan informasi lebih lanjut pada wanita yang berencana menunda memiliki anak hingga mereka berusia 30 tahun atau 40 tahunan. EVIDENCE BASED CARE RESIKO KEHAMILAN DI USIA TUA 12

13 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan. I. Kehamilan di usia tua adalah kehamilan yang terjadi pada wanita yang berusia lebih atau sama dengan 35 tahun. II. Terdapat Risiko kehamilan yang mungkin terjadi saat kehamilan di usia ibu mencapai 40 tahun atau lebih, yaitu risiko pada ibu dan risiko pada bayi. III. Akan terdapat dampak-dampak yang timbul pada saat kehamilan di usia tua yang sangat membahayakan bagi ibu dan bayi. IV. Resiko tersebut masih bisa di cegah dan diatasi dengan berbagai macam cara dan penanganannya. IV.2 Saran. I. Untuk mengurangi dan mencegah terjadinya resiko kehamilan di usia tua, bidan harus memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan kebutuhan ibu. II. Bidan harus bisa memberikan konseling yang baik kepada ibu dan suami tentang kehamilan yang di alaminya pada usia tua, agar ibu tidak merasa takut dengan kehamilan di usia tuanya. EVIDENCE BASED CARE RESIKO KEHAMILAN DI USIA TUA 13

14 III. Bidan harus menyarankan dan menjelaskan kepada ibu bagaimana cara pencegahannya. DAFTAR PUSTAKA Fimela, Seputar Kehamilan, dalam diakses 6 April Ryan, Resiko Hamil, dalam di akses 6 April Dimoji, hamil di usia 40 tahun, dalam tahun-mungkinkah.html, di akses 9 april EVIDENCE BASED CARE RESIKO KEHAMILAN DI USIA TUA 14

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia lebih atau sama dengan 35 tahun. Kelompok usia ini sudah tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia lebih atau sama dengan 35 tahun. Kelompok usia ini sudah tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan di usia tua adalah kehamilan yang terjadi pada wanita yang berusia lebih atau sama dengan 35 tahun. Kelompok usia ini sudah tidak masuk dalam usia aman untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan terdiri dari 3 metode. Metode pertama yaitu persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan terdiri dari 3 metode. Metode pertama yaitu persalinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan terdiri dari 3 metode. Metode pertama yaitu persalinan normal yaitu proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 42 minggu) lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persalinan preterm (prematur) merupakan persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan Kesehatan Dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehamilan adalah perkembangan serta pertumbuhan janin saat berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur (ovum) dan sel sperma (spermatozoa)

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indikator kesejahteraan suatu bangsa menurut World Health Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian saat persalinan. Pada tahun 2006 WHO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu indikator terpenting untuk menilai keberhasilan kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi dapat tercermin dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman 1. Definisi Pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Suatu kejadian yang pernah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi dan memiliki peluang untuk terjadi pada semua ibu hamil. Komplikasikomplikasi ini bila dapat dideteksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembentukan manusia yang berkualitas dimulai sejak masih di dalam kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Millenium development goal (MDG) menargetkan penurunan AKI menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Millenium development goal (MDG) menargetkan penurunan AKI menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Perinatal merupakan salah satu masalah kesehatan yang memerlukan perhatian khusus di Indonesia. AKI di Indonesia masih merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran prematur adalah kelahiran yang berlangsung pada umur kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. 1 Kelahiran prematur merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Varney (2006) dijelaskan bahwa Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu tindakan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menikah dan hamil pada usia diatas 35 tahun pada saat ini sudah merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menikah dan hamil pada usia diatas 35 tahun pada saat ini sudah merupakan hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menikah dan hamil pada usia diatas 35 tahun pada saat ini sudah merupakan hal yang biasa, terlebih zaman dimana perempuan banyak bekerja dan berkarir. Secara psikologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kehamilan merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) merupakan suatu deklarasi hasil kesepakatan kepala-kepala negara dan perwakilan dari 191 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan terkait angka kematian ibu dan anak merupakan masalah global yang sejak dulu hingga sekarang masih merupakan persoalan besar dalam dunia kesehatan. Menurut

Lebih terperinci

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 - Ada banyak pertanda yang menyertai kehamilan, berdasarkan pengalaman para wanita yang telah hamil, tanda dan gejala kehamilan biasanya muncul pada minggu-minggu awal kehamilan. Berikut ini 9 tanda-tanda

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD) Elvi Nola Gerungan 1, Meildy Pascoal 2, Anita Lontaan 3 1. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 2. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian Maternal merupakan kematian seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 22

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSAKA 2.1. Definisi Prematuritas didefinisikan sebagai anak yang baru lahir belum berkembang dengan berat lahir rendah yang lahir sebelum 37 minggu kehamilan. Bayi prematur yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan remaja telah menjadi masalah kesehatan yang penting di banyak negara di dunia, baik negara maju maupun Negara yang sedang berkembang. Sebenarnya kehamilan

Lebih terperinci

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA Sri Hartatik*, Henny Juaria* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bayi yang dilahirkan sebelum masa gestasi 38 minggu dianggap sebagai bayi prematur. Ada banyak alasan yang menyebabkan kelahiran prematur, beberapa faktor seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio caesaria merupakan proses persalinan atau pembedahan melalui insisi pada dinding perut dan rahim bagian depan untuk melahirkan janin. Indikasi medis dilakukannya

Lebih terperinci

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Perawatan kehamilan & PErsalinan Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep kehamilan Tanda tanda kehamilan Tanda tanda persalinan Kriteria tempat bersalin Jenis tempat bersalin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur (sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur (sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur (sebelum 37 minggu usia kehamilan), dan angka ini terus meningkat. Persalinan prematur merupakan kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian maternal menurut WHO (World Health Organization) seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu merupakan dua indikator sensitif untuk menilai derajat kesehatan masyarakat. Kematian ibu diantaranya disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi kehamilan merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan. Komplikasi kehamilan merupakan salah satu penyebab angka kematian ibu dan janin.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan, tekanan darah mencapai nilai 140/90

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya tanda tanda persalinan, yang ditandai dengan pembukaan serviks 3 cm pada primipara atau 5 cm pada

Lebih terperinci

Baru Hamil di Atas Usia 35? Ini yang Perlu Dicatat!

Baru Hamil di Atas Usia 35? Ini yang Perlu Dicatat! Baru Hamil di Atas Usia 35? Ini yang Perlu Dicatat! Baru Hamil di Atas Usia 35? Ini yang Perlu Dicatat! Jakarta, Karena asyik mengejar gelar akademis atau karier, banyak wanita modern yang baru hamil di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatkan kesehatan ibu adalah salah satu dari tujuan Millenium Development Goals ( MDGs ) yang diadopsi oleh komunitas internasional pada tahun 2000. Di bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri dengan usia istri

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri dengan usia istri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri dengan usia istri berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun atau usia istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravid,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Persalinan seksio sesar ialah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus. Dewasa ini cara ini jauh lebih aman daripada dahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia yakni suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat mengganggu kapasitas darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Amerika serikat (AS), kematian ibu pada kelahiran caesar jarang terjadi. Bahkan, banyak data menunjukkan bukti pada resiko mortalitas. Dalam tinjauan pada hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health Organisation (WHO) angka kematian dan kesakitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memperoleh mutu pelayanan yang layak merupakan keinginan setiap individu. Hal ini menyangkut tentang kepuasaan individu dalam menerima pelayanan yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka kematian dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (usia tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61 persen dari jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. (usia tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61 persen dari jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang WHO (2005) menyatakan sekitar seperlima penduduk dunia adalah remaja berusia 10-19 tahun, dan 900 juta berada di negara berkembang. Berdasarkan data Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang bulan (prematur), masih merupakan problem dunia dan nasional karena mempunyai angka kematian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seseorang wanita dikatakan hamil secara normal apabila di dalam rahimnya bertumbuh kembang manusia baru. Kehamilan dapat pula terjadi di luar rahim (dinamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan yang paling penting untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak. Penyebab (AKI) Angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan pada primigravida dan atau wanita dengan umur 35 tahun atau lebih, diberi prioritas bersalin di rumah sakit dan diperlakukan pelayanan sama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa Plasenta merupakan bagian dari kehamilan yang penting, mempunyai bentuk bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 gram. Plasenta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara langsung dapat menentukan kualitas sumber daya manusia serta derajat kesehatan masyarakat. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Kesehatan ibu dan anak merupakan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan

Lebih terperinci

SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI

SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sustainable Development Goals (SDG) tahun 2015-2030 terdiri dari 17 tujuan yang terbagi menjadi 169 target dan sekitar 300 indikator. Terjaminnya kehidupan yang sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Target Milleneum Development Goals (MDGs) sampai dengan tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Target Milleneum Development Goals (MDGs) sampai dengan tahun 2015 adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Target Milleneum Development Goals (MDGs) sampai dengan tahun 2015 adalah mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari tahun 1990 yaitu sebesar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan menyusui. Suami dan istri berperan penting dalam menjaga dan merawat bayinya mulai dari janin agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu hal yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Kehamilan sebagai hal yang fisiologis akan dapat menjadi patologis jika terdapat kelainankelainan

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bayi sehat adalah modal utama dalam mewujudkan manusia berkualitas. Keadaan ibu sebelum dan saat hamil akan menentukan berat bayi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu prioritas utama dalam pembangunan sektor kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah 27 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Setiap menit diseluruh dunia 380 wanita mengalami kehamilan, 190 merupakan kehamilan tidak direncanakan dan tidak diinginkan, 110 diantaranya mengalami komplikasi

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi

GIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi GIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi By Suyatno,, Ir., MKes. Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp Telp: : 08122815730 / 024-70251915 Gambaran Kesehatan Reproduksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara di dunia memiliki konsep pemeriksaan kehamilan yang berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu momen istimewa yang dinanti oleh pasangan suami istri. Kehamilan merupakan serangkaian proses alamiah yang dialami seorang wanita yaitu mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. 1 Berdasarkan data dari WHO dan United

Lebih terperinci

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan BAB XXII Perdarahan dari Vagina yang tidak normal Beberapa masalah terkait dengan menstruasi Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan Perdarahan setelah aborsi atau keguguran Perdarahan setelah

Lebih terperinci

ABORSI DISUSUN OLEH: NOVIYANTI PUTRI AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDARLAMPUNG

ABORSI DISUSUN OLEH: NOVIYANTI PUTRI AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDARLAMPUNG ABORSI DISUSUN OLEH: NOVIYANTI PUTRI 201207107 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDARLAMPUNG 2014 Jl. Soekarno-Hatta By Pass (depan polinela) Rajabasa BandarLampung Telp.Fax. 0721 784370 Email: akbid.adila@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah saat yang paling menggembirakan dan ditunggutunggu setiap pasangan suami istri. Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin

Lebih terperinci

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG Dian Hanifah Prodi D III Kebidanan STIKes Kendedes Malang Jalan R. Panji Suroso No. 6 Malang Telp. 0341-488 762

Lebih terperinci

Small for Gestational Age: What We Have Worried about?

Small for Gestational Age: What We Have Worried about? Small for Gestational Age: What We Have Worried about? DR. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA (K) Terminologi small for gestational age (SGA) mengacu pada ukuran bayi pada saat lahir, yaitu bayi yang lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian anak merupakan salah satu indikator untuk kesehatan anak dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals (MDGs) berakhir pada tahun 2015,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia angka kematian ibu tertinggi dibandingkan negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju maupun negara berkembang. 1 Kelainan kongenital pada bayi baru lahir dapat berupa satu jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Preeklampsia dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu dan bayi yang tinggi terutama di negara berkembang. Kematian akibat eklampsia meningkat lebih tajam dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator angka kematian yang berhubungan dengan bayi baru lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan mengakibatkan ancaman, baik bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dunia luar. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsia, gawat janin,

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dunia luar. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsia, gawat janin, BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BBLR penting diperhatikan karena sangat erat berkaitan dengan kelangsungan hidup bayi tersebut selanjutnya. BBLR akan meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah peristiwa kodrati bagi perempuan, seorang perempuan akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologi. Status gizi merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian bayi di Indonesia masih tinggi. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia merupakan yang tertinggi ASEAN dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH NURLAILA RAMADHAN 1 1 Tenaga Pengajar Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abtract

Lebih terperinci

LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA WANITA USIA LEBIH DARI 35 TAHUN di RSUP Dr. KARIADI, SEMARANG, TAHUN 2008

LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA WANITA USIA LEBIH DARI 35 TAHUN di RSUP Dr. KARIADI, SEMARANG, TAHUN 2008 LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA WANITA USIA LEBIH DARI 35 TAHUN di RSUP Dr. KARIADI, SEMARANG, TAHUN 2008 ABSTRAK Damayanti AR, Pramono BA, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANGAN KASUARI RSU ANUTAPURA PALU

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANGAN KASUARI RSU ANUTAPURA PALU KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANGAN KASUARI RSU ANUTAPURA PALU Elsye Theresia Akademi Kebidanan Palu Yayasan Pendidikan Cendrawasih ABSTRAK Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. bersalin umur sebanyak 32 ibu bersalin (80%). Ibu yang hamil dan

BAB V PEMBAHASAN. bersalin umur sebanyak 32 ibu bersalin (80%). Ibu yang hamil dan BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi ibu berdasarkan karakteristik umur saat bersalin di RSUD Sukoharjo didapatkan hasil ibu bersalin umur 20-35

Lebih terperinci