EVALUASI SKOR DEHIDRASI WHO MODIFIKASI UNIVERSITAS HASANUDDIN PADA PENDERITA DIARE AKUT
|
|
- Ari Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EVALUASI SKOR DEHIDRASI WHO MODIFIKASI UNIVERSITAS HASANUDDIN PADA PENDERITA DIARE AKUT THE EVALUATION OF HASANUDDIN UNIVERSITY - MODIFIED WHO DEHYDRATION SCORE IN ACUTE DIARRHEA PATIENTS Pauzin Mupidah, Setia Budi Salekede, Dasril Daud Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi : Pauzin Mupidah Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, HP : ( pauzinmupidah@gmail.com)
2 Abstrak Angka kematian dan kesakitan pada diare akut masih tetap tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi Universitas Hasanuddin (UNHAS) dalam menentukan derajat dehidrasi dibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHO. Desain penelitian ini adalah cross sectional dan dilakukan di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo dan jejaring dari bulan Oktober 2013 hingga bulan Desember Sampel penelitian adalah pasien diare akut yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penilaian derajat dehidrasi dengan menggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS dan penilaian dehidrasi WHO dilakukan pada semua penderita diare akut yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan. Analisis dari 140 sampel penelitian, menunjukkan adanya perbedaan penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS dan penilaian dehidrasi WHO dalam menentukan pasien tanpa dehidrasi dan dehidrasi berat (p 0,00). Pada penentuan dehidrasi ringan sedang tidak ditemukan perbedaan penilaian antara skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS dan penilaian dehidrasi WHO (p 0,864) dengan kesesuaian bersifat sedang (kappa 0,45). Penelitian ini juga menunjukkan skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS lebih teliti menentukan derajat dehidrasi dibandingkan penilaian WHO. Kata kunci. Diare, dehidrasi, penilaian dehidrasi WHO, skor WHO modifikasi Universitas Hasanuddin Abstract Diarrhea remain a leading cause of pediatric morbidity and mortality in the world. The aim of this study is to evaluate the diffrences between Hasanuddin University modified WHO dehydration score in assessing dehydration state in children with acute diarrhea compared with WHO dehydration assesment. The study design was a cross sectional study was conducted at dr. Wahidin Sudirohusodo hospital and satelit hospital from October 2013 until December The population included children with acute diarrhea that fullfill inclusion and exclusion croteria. The subjects were observed using both UNHAS-modified WHO dehydration score and WHO assesment. From analyzing a total of 140 samples, there are differences between UNHAS modified score and WHO assesment in determinity subjects without dehydration and severe dehydration (p<0,00). There is no diffrence between UNHAS modified score with WHO assesment in determining mild to mederate dehydration (p 0,084, kappa value 0,45). The study also showed that Hasanuddin University modified score was more accurate than WHO assessment Key word : Diarrhea, dehydration, WHO dehydration assesment, Hasanuddin University-modified. WHO dehydration score
3 PENDAHULUAN Saat ini, diare masih menjadi masalah global dan merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka morbiditas dan mortalitas anak di dunia. Di negara berkembang, diare masih merupakan penyebab utama kesakitan dengan perkiraan 1,5 milyar episode dan 1,5 2,5 juta kematian setiap tahun pada anak di bawah 5 tahun (Black dkk., 2003; Kosek dkk., 2003). Di Indonesia, diare juga masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas balita. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdirektorat Diare Departemen Kesehatan tahun terlihat kecenderungan peningkatan insiden yaitu 301/1000 penduduk pada tahun 2000, 374/1000 penduduk pada tahun 2003, naik menjadi 423/1000 penduduk pada tahun 2006, dan mencapai 411/1000 penduduk pada tahun 2010 (Kementerian Kesehatan, 2011). Di Sulawesi Selatan angka morbiditas diare adalah 7,19/1000 penduduk dan 23,3% diantaranya di bawah umur 5 tahun (Hira, 2002). Selama diare akan terjadi peningkatan kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses. Kehilangan cairan yang terus berlangsung dan tidak diimbangi dengan penggantian yang cukup, maka akan berakhir menjadi dehidrasi. Dan jika keadaan ini berlangsung terus maka dapat terjadi dehidrasi berat dan bahkan kematian (WHO, 2005). Resiko dehidrasi pada anak balita lebih besar karena komposisi cairan tubuh yang besar dan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri secara bebas (Huang dkk., 2012). Cara terbaik untuk menentukan derajat dehidrasi adalah persentase kehilangan volume cairan yang bisa dihitung dari selisih berat badan sebelum sakit dan berat badan saat sakit dibagi dengan berat badan sebelum sakit. Namun data berat badan sebelum sakit masih sulit diperoleh terutama di negara-negara berkembang termasuk juga Indonesia (National collaborating centre for women s & children s health, 2009; Liebelt, 1998; Freedman dkk., 2008). Melihat pentingnya penentuannya derajat dehidrasi dalam penanganan pasien diare dan sulitnya menghitung penurunan berat badan selama dehidrasi maka World Health Organization (WHO) telah membuat penilaian derajat dehidrasi berdasarkan empat parameter penilaian gejala klinik yaitu keadaan
4 umum, mata, rasa haus dan penilaian turgor kulit. Penilaian derajat dehidrasi WHO sangat mudah digunakan oleh masyarakat awam sehingga diharapkan dapat mengurangi komplikasi dehidrasi. Namun penilaian dehidrasi WHO ini pada umumnya bersifat subjektif. Sebagai akademisi dan pelayan kesehatan tentu perlu suatu penilaian dehidrasi dengan menggunakan kriteria objektif. Atas dasar ini, maka dibuat skor dehidrasi dehidrasi WHO modifikasi Universitas Hasanuddin (UNHAS) yang merupakan modifikasi dari penilaian derajat dehidrasi WHO. Yang membedakan skor dehidrasi UNHAS dengan penilaian WHO adalah sistem penggunaan skor dan ditambahnya dua parameter penilaian dehidrasi yang bersifat obyektif yaitu penilaian frekuensi napas dan frekuensi nadi serta penilaian membran mukosa mulut (Abbas, 2003). Selama ini, penggunaan skor dehidrasi modifikasi UNHAS untuk menilai derajat dehidrasi belum pernah diteliti keakuratannya. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk menilai keakuratan skor dehidrasi modifikasi UNHAS. BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK- UNHAS/RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan jejaringnya. Merupakan suatu penelitian cross sectional untuk mengevaluasi penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi "UNHAS dibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHO dalam menentukan derajat dehidrasi pada penderita diare akut. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah penderita diare akut yang dirawat di bagian anak RSUP Wahidin Sudirohusodo dan RS jejaring. Cara pengambilan sampel adalah Consecutive Sampling yaitu subjek penelitian diperoleh berdasarkan urutan masuknya di rumah sakit. Subyek penelitian adalah umur 1 bulan sampai dengan 15 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan bersedia menjadi subyek penelitian (mendapat izin dari orang tua) serta menandatangani persetujuan informed consent. Selanjutnya dilakukan penilaian dehidrasi dengan
5 menggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS dan penilaian dehidrasi WHO. Metode Pengumpulan Data Semua sampel yang memenuhi kriteria penelitian dilakukan pencatatan umur, jenis kelamin, status gizi, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan, kesadaran). Selanjutnya dilakukan penilaian derajat dehidrasi dengan menggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS dan penilaian dehidrasi WHO dengan urutan penilaian berdasarkan table random sampling. Analisis dilakukan dengan menggunakan Uji X 2 (Chi square) untuk analisis jenis kelamin dan status gizi dan hubungannya dengan penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS dan penilaian dehidrasi WHO. Uji McNemar untuk melihat kesesuaian penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS dan penilaian dehidrasi WHO. HASIL Karakteristik Sampel Tabel 1 memperlihatkan karakteristik sampel penelitian. 140 subyek penelitian terdiri dari 78 laki-laki (55,7%) dan 62 perempuan (44,3%). 103 subjek penelitian memiliki status gizi baik (73,6%) dan 37 subyek merupakan gizi kurang (26,4%). Berdasarkan penilaian derajat dehidrasi WHO didapatkan 30 subyek diare diare akut tanpa dehidrasi (21,4%), 93 subyek dehidrasi ringan sedang (66,4%) dan 17 subyek diare akut dehidrasi berat (15,7%). Penilaian dengan skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS didapatkan 12 subyek diare akut tanpa dehidras Umur rata-rata subyek penelitian (mean) 29,59 bulan dengan umur median 12,5 bulan (1 tahun 5 bulan). Subyek penelitian termuda berumur 2 bulan dan tertua berumur 14 tahun. Tabel 2 menunjukkan kesesuaian penilaian pasien dehidrasi dan tanpa dehidrasi. Hasil analisis menunjukkan frekuensi penderita tanpa dehidrasi dan dehidrasi yang dijaring oleh skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS adalah berbeda bila dibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHO (p 0,00).
6 Tabel 3 menunjukkan kesesuaian penilaian pasien dehidrasi ringan sedang dan bukan dehidrasi ringan sedang (dehidrasi berat dan tanpa dehidrasi). Hasil analisis menunjukkan frekuensi penderita dehidrasi ringan sedang dan bukan dehidrasi ringan sedang yang dijaring oleh skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS adalah tidak berbeda bila dibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHO (p 0,864). Nilai kappa 0,45. Tabel 4 menunjukkan kesesuaian penilaian pasien dehidrasi berat dan bukan dehidrasi berat (dehidrasi ringan sedang dan tanpa dehidrasi). Hasil analisis menunjukkan frekuensi penderita dehidrasi berat dan bukan dehidrasi berat (dehidrasi ringan sedang dan tanpa dehidrasi) yang dijaring oleh skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS adalah berbeda bila dibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHO (p 0,00). Penilaian secara keseluruhan menunjukkan skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS lebih cepat dalam menentukan derajat dehidrasi dibanding penilaian dehidrasi WHO. PEMBAHASAN Di kalangan UNHAS selama ini menggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS yang merupakan pengembangan dari penilaian dehidrasi WHO. Penelitian ini dilakukan untuk melihat keakuratan skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS dalam menentukan derajat dehidrasi bila dibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHO. Pemilihan penilaian dehidrasi WHO sebagai baku emas didasarkan karena penggunaan yang luas serta sulitnya mendapat persentase penurunan berat badan saat dehidrasi sebagai baku emas yang sebenarnya. Pada penelitian yang kami lakukan ternyata menunjukkan adanya perbedaan penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS dibandingkan dengan penilaian WHO yaitu dalam menentukan pasien tanpa dehidrasi dan pasien dehidrasi berat (p 0,00). Meskipun dalam penilaian dehidrasi ringan sedang, penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS adalah tidak berbeda bermakna dibandingkan penilaian dehidrasi WHO (p=0,864), namun uji
7 kesesuaian antara skor dehidrasi UNHAS dan penilaian WHO dalam menilai dehidrasi ringan sedang menunjukkan kesesuaian yang bersifat sedang antara keduanya (nilai kappa 0,45). Secara umum penelitian ini juga menunjukkan bahwa penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS dalam menentukan derajat dehidrasi lebih teliti dibanding penilaian dehidrasi WHO (gambar 1). Hal ini didasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa dari 30 subyek yang diklasifikasi sebagai penderita diare tanpa dehidrasi oleh penilaian dehidrasi WHO, 18 subyek (60%) diantaranya sudah dianggap telah mengalami dehidrasi ringan sedang oleh skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS. Begitu pula pada penilaian dehidrasi ringan sedang, terlihat bahwa dari 93 subyek penelitian yang diklasifikasikan oleh penilaian dehidrasi WHO sebagai dehidrasi ringan sedang, ternyata 16 subyek (17,2 %) telah dianggap dehidrasi berat oleh skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS. Namun dari semua penderita yang dinilai sebagai dehidrasi berat oleh penilaian WHO, juga dinilai sama sebagai dehidrasi berat oleh skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS. Berdasarkan penelitian ini dan fakta bila parameter skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS lebih banyak menilai secara objektif, maka kita bisa menyimpulkan bahwa skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS mungkin lebih terpercaya dan lebih teliti dalam menentukan derajat dehidrasi dibandingkan penilaian WHO. Namun penggunaan skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS juga memiliki keterbatasan karena adanya penilaian frekuensi nadi dan napas yang hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis terlatih. Karena keterbatasan penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS ini pada akhirnya peneliti menyarankan penggunaan penilaian dehidrasi WHO tetap digunakan oleh masyarakat awam. Namun bagi medis dan paramedis lebih disarankan untuk menggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS karena ketelitian yang lebih tinggi Bagi tenaga medis maupun paramedis perlu memperhatikan penilaian parameter frekuensi napas dan nadi dengan hati-hati. Di samping kekurangan volume plasma akibat dehidrasi tentu juga ada beberapa faktor lain yang dapat
8 mengakibatkan perubahan frekuensi nadi dan napas, antara lain penyakit lain yang dapat menyebabkan peningkatan frekuensi nadi dan napas (penyakit kardiovaskuler dan paru), faktor umur dan stres (saat anak tidak tenang, gelisah maupun menangis). Faktor-faktor tersebut perlu dipertimbangkan pada penggunaan skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS Pada penelitian ini, semua faktor perancu yang bisa mempengaruhi penilaian skor dehidrasi telah disingkirkan. Pasien-pasien yang mengalami diare disertai penyakit penyerta lain telah dikeluarkan dari sampel penelitian. Begitu pula penilaian frekuensi nadi dan napas dilakukan saat anak dalam keadaan tenang sehingga mengurangi bias dalam penelitian. Umur juga akan mempengaruhi nilai frekuensi nadi dan napas, namun pada penelitian tidak terlihat adanya hubungan umur dan jenis kelamin dengan skor UNHAS. Keterbatasan penelitian ini adalah skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS tidak diuji dengan baku emas yang sebenarnya yaitu persentase kehilangan cairan tubuh selama dehidrasi. Sehingga peneliti tetap menyarankan adanya penelitian lebih lanjut untuk menguji kedua penilaian tersebut dibandingkan dengan baku emas sebenarnya. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penilaian derajat dehidrasi berdasarkan skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS adalah berbeda bila dibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHO yaitu dalam menentukan pasien tanpa dehidrasi dan dehidrasi berat. Namun penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS tidak berbeda dengan penilaian dehidrasi WHO untuk menentukan pasien dehidrasi ringan sedang dengan nilai kappa 0,45. Penelitian ini juga menunjukkan skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS lebih teliti menentukan derajat dehidrasi dibandingkan penilaian WHO. Berdasarkan penelitian, maka dapat disarankan bagi tenaga medis terlatih disarankan untuk menggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS dalam menentukan derajat dehidrasi penderita diare. Penggunaan skor dehidrasi WHO modifikasi
9 UNHAS perlu hati-hati digunakan bila diare disertai penyakit lain (penyakit paru dan kardiovaskuler).penilaian frekuensi nadi dan napas harus dilakukan dalam kondisi anak tenang.untuk kalangan awam tetap dianjurkan menggunakan penilaian dehidrasi WHO.Perlunya penelitian lanjut untuk menilai skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS dan penilaian WHO dalam menentukan derajat dehidrasi dengan membandingkan dengan gold standar (persentase penurunan berat badan). DAFTAR PUSTAKA Abbas N.(2003). Disentri. Dalam: Diktat gastroenterologi. Makassar. BIKA FK- UNHAS. Black, R.E., Morris, S.S., and Bryce, J. (2003).Where and why are 10 million children dying every year. Lancet, 361: Freedman SB, Thull-Freedman JD.(2008). Pediatric dehydration assessment and oral rehydration therapy. Pediatr Emerg Med Rep, 13:13 28 Gorelick MH, Shaw KN, Murphy KO. (1997). Validity and reliability of clinical signs in the diagnosis of dehydration in children. Pediatrics, 99(5):E6. Hira, A.M. (2002). Analisis Faktor Resiko terhadap kejadian diare pada anak Balita di Kecamatan bantimurung Tahun 2002: Analisis Faktor Kejadian Diare. Huang, Lennox H.(2012). Dehydration. emedicine. Diakses 6 Mei Available from: http//emedicine.medscape.com Kementerian Kesehatan RI. (2011). Situasi Diare di Indonesia. Buletin Jendela dan Info Kesehatan. Kosek, M., Bern, C., and Guerrant, R.L.(2003). The global burden of diarrhoeal disease, as estimated from studies published between 1992 and Bull World Health Organ, 81: Liebelt EL. (1998). Clinical and laboratory evaluation and management of children with vomiting, diarrhea, and dehydration. Curr Opin Pediatr, 10(5):
10 National Collaborating Centre for Women s and Children s Health.(2009). Diarrhoea and vomiting caused by gastroenteritis: diagnosis, assessment and management in children younger than 5 years: Commissioned by the National Institute for Health and Clinical Excellence; April 2009; London, UK. London, UK: RCOG Press World Health Organization.(2005). The treatment of diarrhea: a manual for physicians and other senior health worker. Jenewa; Swiss; 14.
11 Tabel 1. Karakteristik Sampel penelitian No Karakteristik sampel Penelitian Keterangan (n=140) 1 Jenis kelamin: Laki-laki Perempuan 78 (55,7 %) 62 (44,3 %) 2 Umur Mean Median Minimun Maximun 3 Status Gizi Gizi baik Gizi kurang 4 Penilaian WHO Diare akut tanpa dehidrasi Diare akut dehidrasi ringan sedang Diare akut dehidrasi berat 5 Skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS Diare akut tanpa dehidrasi Diare akut dehidrasi ringan sedang Diare akut dehidrasi berat 29,59 bulan 12,5 bulan 2 bulan 168 bulan 103 (73,6 %) 37 (26,4 %) 30 (21,4 %) 93 (66,4 %) 17 (12,1%) 12 (8,6%) 95 (67,9 %) 33 (23,6 %) Tabel 2. Analisis Kelompok dehidrasi dan tanpa dehidrasi WHO Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Total UNHAS Tanpa Dehidrasi 12 (8,6 %) 0 (0%) 12 (8,6%) Dehidrasi 18 (12,8 %) 110 (78,6%) 128(91,4%) Total 30 (21,4%) 110 (78,6%) 140 (100%) Mc Nemar p = 0,00
12 Tabel 3 Analisis kelompok dehidrasi ringan sedang dan bukan dehidrasi ringan sedang UNHAS WHO Ringan Sedang Tanpa Dehidrasi + Dehidrasi Berat Total Ringan Sedang 77 (55%) 18 (12,9 %) 95(67,9%) Tanpa Dehidrasi + Dehidrasi Berat 16(11,4%) 29 (20,7%) 45 (32,1%) Total 93(66,4%) 47 (33,6%) 140(100%) McNemar p= 0,864 Nilai kappa 0,45. Tabel 4 Analisis Kelompok Dehidrasi Berat Dan Bukan Dehidrasi Berat Tanpa WHO Dehidrasi Dehidrasi + Berat Ringan Sedang UNHAS Total Dehidrasi Berat 17 (12,1 %) 16 (11,5 %) 33(23,6%) Tanpa Dehidrasi + Ringan Sedang 0 (0%) 107 (76,4%) 107(76,4% Total 17(12,1%) 123 (87,9%) 140(100%) McNemar p= 0,00
JST Kesehatan, Juli 2014, Vol.4 No.3 : ISSN EVALUASI SKOR DEHIDRASI WHO MODIFIKASI UNIVERSITAS HASANUDDIN PADA PENDERITA DIARE AKUT
JST Kesehatan, Juli 2014, Vol.4 No.3 : 277 282 ISSN 2252-5416 EVALUASI SKOR DEHIDRASI WHO MODIFIKASI UNIVERSITAS HASANUDDIN PADA PENDERITA DIARE AKUT The Evaluation of Hasanuddin University -Modified Who
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Perbedaan Faktor Lingkungan, Perilaku Ibu dan Faktor Sosiodemografi Pasien Diare Anak di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Al Islam Bandung pada Peserta BPJS dan
Lebih terperinciABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung
ABSTRAK Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung Ananda D. Putri, 2010 ; Pembimbing I : H. Edwin S., dr, Sp.PD-KKV FINASIM
Lebih terperinciHubungan derajat dehidrasi dengan kadar hematokrit pada anak penderita diare di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Hubungan derajat dehidrasi dengan kadar hematokrit pada anak penderita diare di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 1 Angely C. Rumayar 2 Jeanette I. Ch. Manoppo 3 Max F. J. Mantik 1 Kandidat Skripsi Fakultas
Lebih terperinciArtikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Silvia Rane 1, Yusri Dianne Jurnalis 2, Djusmaini Ismail 3
391 Artikel Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Kejadian Diare Akut pada Balita di Kelurahan Lubuk Buaya Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2013 Silvia Rane 1,
Lebih terperinciABSTRAK. Lidya K S Arung, 2015 Pembimbing Utama : Dani, dr., M.Kes. Pembimbing Pendamping: Dr. Philips Onggowidjaja, S.Si.,M.Si.
ABSTRAK PENGARUH TERAPI SINBIOTIK DAN NONSINBIOTIK TERHADAP LAMA RAWAT INAP PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2013 Lidya K S Arung, 2015 Pembimbing
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN Militia K. Wala*, Angela F. C. Kalesaran*, Nova H. Kapantow* *Fakultas
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013 Melianti Mairi, 2014. Pembimbing 1 : dr. Dani, M.Kes Pembimbing 2 : dr. Budi Widyarto, M.H Pneumonia
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita
ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADAPENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Steven Awyono Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Diare masih merupakan penyebab kematian
Lebih terperinciYusri Dianne Jurnalis, Yorva Sayoeti, Sari Dewi. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unand/RS. DR. M. Djamil
ARTIKEL PENELITIAN PROFIL GANGGUAN ELEKTROLIT DAN KESEIMBANGAN ASAM BASA PADA PASIEN DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI BERAT DI RUANG RAWAT INAP BAGIAN ANAK RS DR. M. DJAMIL PADANG Yusri Dianne Jurnalis, Yorva
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO TAHUN 2014 Merry M. Senduk*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2012 Erfina Saumiandiani, 2013 : Pembimbing I : dr. Dani,M.Kes.
Lebih terperinciABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010
ABSTRAK GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010 Ezra Endria Gunadi, 2011 Pembimbing I : Freddy Tumewu Andries, dr., MS Pembimbing
Lebih terperinciPREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dapat menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa). Penyebab utama kematian diare
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian observasional non eksperimental yang dilakukan dengan metode Crosssectional,
Lebih terperinciPROFIL PENDERITA DIARE PADA ANAK BALITA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN Oleh : AHMAD SYAFIQ AKMAL BIN ISHAK
PROFIL PENDERITA DIARE PADA ANAK BALITA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2009 Oleh : AHMAD SYAFIQ AKMAL BIN ISHAK 070100463 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciPerbedaan Kecepatan Kesembuhan Anak Gizi Buruk yang Diberi Modisco Susu Formula dan Modisco Susu Formula Elemental Di RSU dr.
Sari Pediatri, Sari Vol. Pediatri, 8, No. Vol. 3, Desember 8, No. 3, 2006: Desember 226-2006 230 Perbedaan Kecepatan Kesembuhan Anak Gizi Buruk yang Diberi Modisco Susu Formula dan Modisco Susu Formula
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Ditinjau dari penelitian yang akan dicapai, penelitian ini bersifat observasional deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah yang disarankan untuk mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
34 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4. 2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah
Lebih terperinciHUBUNGAN PERBEDAAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN DI ICU DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK, MEDAN PERIODE BULAN JULI 2014 HINGGA OKTOBER
HUBUNGAN PERBEDAAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN DI ICU DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK, MEDAN PERIODE BULAN JULI 2014 HINGGA OKTOBER 2014 Oleh : Thanaletchumy A/P Veranan 110100318 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi
Lebih terperinciHUBUNGAN DERAJAT BERAT PENYAKIT PADA ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PENDERITA DI PERAWATAN INTENSIF ANAK
HUBUNGAN DERAJAT BERAT PENYAKIT PADA ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PENDERITA DI PERAWATAN INTENSIF ANAK RELATIONSHIP BETWEEN SEVERITY LEVEL OF DISEASE IN CHILDREN WITH MATERNAL ANXIETY AT PEDIATRIC
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN
ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN, Ana Ulfah Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Email: perdana_182@yahoo.co.id ABSTRAK Menurut WHO (World Health Organization)
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015 Oleh : SEO ZIH SIANG 120100438 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita
Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita (WHO, 2013 & 2016). Sebanyak 760 ribu balita meninggal karena diare di tiap tahunnya (WHO, 2013).
Lebih terperinciAbstrak. Abstract. Pendahuluan. Rahmah et al., Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita tentang Diare terhadap Tindakan...
1 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita tentang Diare terhadap Tindakan Pemberian Cairan Rehidrasi pada Anak Balita Diare, Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember) (The Relation
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Gusti Ridha Ahda Putri 1 ; Amaliyah Wahyuni 2 ; Rina Feteriyani 3 Menurut WHO,
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANGSAWIT KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
20 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional di mana variabel bebas dan variabel tergantung diobservasi
Lebih terperinciABSTRAK. UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN TUBEX-TF DAN WIDAL TERHADAP BAKU EMAS KULTUR Salmonella typhi PADA PENDERITA TERSANGKA DEMAM TIFOID
ABSTRAK UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN TUBEX-TF DAN WIDAL TERHADAP BAKU EMAS KULTUR Salmonella typhi PADA PENDERITA TERSANGKA DEMAM TIFOID Melisa, 2010, Pembimbing I : Penny S.M., dr., Sp.PK., M.Kes Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr.Kariadi Semarang setelah ethical
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI 2011 31 DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG Dwirama Ivan Prakoso Rahmadi, 1110062 Pembimbing I : dr. Sri Nadya J Saanin, M.Kes Pembimbing
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE ARTIKEL
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE 2011-2012 ARTIKEL Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciAbstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Arya Widyatama 1, Imam Rusdi 2, Abdul Gofir 2 1 Student of Medical Doctor, Faculty of Medicine,
Lebih terperinciAndi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu
PENGARUH PEMBERIAN SUSU BEBAS LAKTOSA TERHADAP KARAKTERISTIK BUANG AIR BESAR PASIEN ANAK 1 24 BULAN DENGAN DIARE AKUT DI RUANG PERAWATAN ANAK RSU ANUTAPURA PALU 2013 Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
Lebih terperinciPerbedaan Lama Rawat Inap Balita Diare Akut dengan Probiotik dan Tanpa Probiotik
78 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2011 Perbedaan Lama Rawat Inap Balita Diare Akut dengan Probiotik dan Tanpa Probiotik Studi analitik di RSUD Kota Semarang Periode Januari Desember 2007 The Length of Stay
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi bidang ilmu penyakit dalam dengan sub bidang geriatri dan endokrinologi serta bidang ilmu saraf dan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mencari hubungan
Lebih terperinciHUBUNGAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA PASEIN POST-STROKE ISKEMIK AKUT SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan
HUBUNGAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA PASEIN POST-STROKE ISKEMIK AKUT SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Eksy Andhika W G.0010068 FAKULTAS
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BAYI PENDERITA GASTROENTERITIS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN TAHUN
KARAKTERISTIK BAYI PENDERITA GASTROENTERITIS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN TAHUN 2011-2012 Rivando Fernandus 1 ; Sori Muda Sarumpaet 2 ; Hiswani 2. 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciBAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007
50 BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di Bangsal Rawat Inap UPF Penyakit
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita oleh masyarakat
Lebih terperinciPERBEDAAN TITER TROMBOSIT DAN LEUKOSIT TERHADAP DERAJAT KLINIS PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
PERBEDAAN TITER TROMBOSIT DAN LEUKOSIT TERHADAP DERAJAT KLINIS PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciHEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Hubungan Obesitas Sentral Sebagai Salah Satu Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner Pada Usia 40-60 Tahun Di RSUP H.Adam Malik, Medan. Oleh: HEMAKANEN NAIR A/L VASU 110100413 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Penyakit Dalam, sub ilmu Pulmonologi dan Geriatri. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat peneltian ini adalah
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU dr. SLAMET GARUT PERIODE 1 JANUARI 2011 31 DESEMBER 2011 Novina
Lebih terperinciGAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :
GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI 2013 - DESEMBER 2013 OLEH : LUSIA A TARIGAN 110100243 NIM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Sarjana Kedokteran Faris Budiyanto G0012074
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J
PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN DIARE BALITA PADA KELOMPOK MASYARAKAT YANG SUDAH MEMILIKI JAMBAN KELUARGA DENGAN KELOMPOK MASYARAKAT YANG BELUM MEMILIKI JAMBAN KELUARGA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : Januariska
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan, fungsi otak secara
Lebih terperinciGrafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya
Lebih terperinciABSTRAK. Pembimbing II : Penny S M., dr., Sp.PK., M.Kes
iv ABSTRAK UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI IgM ANTI SALMONELLA METODE IMBI DAN RAPID TEST TERHADAP BAKU EMAS KULTUR Salmonella typhi PADA PENDERITA TERSANGKA DEMAM TIFOID Gabby Ardani L, 2010.
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1
Lebih terperinciKata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012
HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR
HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO Yosprinto T. Sarampang 1), Heedy
Lebih terperinciHUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM
HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM 080100410 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ABSTRACT Introduction.
Lebih terperinciPENANGANAN ORAL HIDRASI DAN KEJADIAN DEHIDRASI ANAK DIARE
81 PENANGANAN ORAL HIDRASI DAN KEJADIAN DEHIDRASI ANAK DIARE Fera Dwi Purwanti ¹, Retno Sumiyarini 1 1 STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta ABSTRACT Background: Many deaths due to diarrheal dehydration.
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat sangat ditunjang oleh pengetahuan
Lebih terperinciRINGKASAN. Sepsis merupakan masalah global dengan angka morbiditas dan mortalitas yang
RINGKASAN Sepsis merupakan masalah global dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Insiden sepsis di unit perawatan intensif pediatrik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai rumah sakit
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan meliputi Anestesiologi dan terapi intensive. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat penelitian Tempat penelitian adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO) 2014, bahwa Diabetes Melitus (DM) diperkirakan menjadi penyebab utama ke tujuh kematian di dunia pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : kecemasan dental, tanaman bunga berwarna biru muda, pencabutan gigi
ABSTRAK Kecemasan dental terdapat pada 1 dari 7 populasi dan membutuhkan perawatan yang hati-hati serta penanganan yang lebih oleh dokter gigi. Pencabutan gigi merupakan pencetus utama kecemasan dental.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi
Lebih terperinciPOLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL
POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL 2015 purnamirahmawati@gmail.com riza_alfian89@yahoo.com lis_tyas@yahoo.com
Lebih terperinciKADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA DI RSUP H. ADAM MALIK TAHUN Oleh : SUJITHA MUNAIDY
KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA DI RSUP H. ADAM MALIK TAHUN 2009 Oleh : SUJITHA MUNAIDY 070100270 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciPENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Mohamad Judha Staf pengajar Fakultas Ilmu kesehatan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua yang menginfeksi manusia. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia dan menyebabkan angka kematian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran variable hanya
Lebih terperinciPERBEDAAN SATURASI OKSIGEN AWAL MASUK TERHADAP LUARAN PNEUMONIA PADA ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PERBEDAAN SATURASI OKSIGEN AWAL MASUK TERHADAP LUARAN PNEUMONIA PADA ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum
Lebih terperinciRelation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan
Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan Hubungan antara Polusi Udara Dalam Rumah dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia Balita
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI Oleh : CANTIKA NUKITASARI K100130065 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciHubungan Status Gizi dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Balita di Puskesmas Plered Bulan Maret Tahun 2015
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Status Gizi dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Balita di Puskesmas Plered Bulan Maret Tahun 2015 1 Dea Guntur Rahayu, 2 Dadi S. Argadireja,
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian pulmonologi Ilmu
Lebih terperinciThe Incidence of Conjunctivitis in Rural Hospital Compared with Urban Hospital 1 January-31 December 2013
The Incidence of Conjunctivitis in Rural Hospital Compared with Urban Hospital 1 January-31 December 2013 Angka Kejadian Konjungtivitis di RS Pedesaan dibandingkan dengan RS Perkotaan 1 Januari -31 Desember
Lebih terperinciCucu Saepuloh, Siti Jundiah, Rika Nurhasanah ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN PENANGANAN AWAL DIARE DI RUMAH PADA ANAK USIA TODLER (1-3 TAHUN) YANG MENGALAMI DEHIDRASI DIRUANG MIRAH RSUD dr. SLAMET GARUT TAHUN 2014 ABSTRAK Cucu Saepuloh,
Lebih terperinciKata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, INDEKS MASSA TUBUH DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT TK.III R. W. MONGISIDI MANADO Pretisya A. N. Koloay*, Afnal Asrifuddin*, Budi T. Ratag*
Lebih terperinciKata Kunci: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), Dengue Shock Syndrome (DSS), morbiditas, mortalitas. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PREVALENSI DAN MORTALITAS PADA ANAK-ANAK AKIBAT DENGUE HEMORRHAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI 2006 SAMPAI DENGAN DESEMBER 2006 Dharma Indraprasta, 2007; Pembimbing: H. Tisna
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014
386 Artikel Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 Selvia Emilya 1, Yuniar Lestari 2, Asterina 3 Abstrak
Lebih terperinciPROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012
PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012 1 Patricia I. Tiwow 2 Renate T. Kandou 2 Herry E. J. Pandaleke 1
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Sienny Anggraini Setiawan, 2014. Pembimbing I : Dr. dr. Felix Kasim,
Lebih terperinci4.6 Instrumen Penelitian Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Etika Penelitian BAB V.
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... I LEMBAR PERSETUJUAN... II PENETAPAN PANITIA PENGUJI... III KATA PENGANTAR... IV PRASYARAT GELAR... V ABSTRAK... VI ABSTRACT... VII DAFTAR ISI... VIII DAFTAR TABEL... X Bab I.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitan ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitan ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional melalui pengamatan sesaat atau dalam suatu periode tertentu dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal dan/atau global
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN LUARAN PREEKLAMPSI DI RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO
KARAKTERISTIK DAN LUARAN PREEKLAMPSI DI RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO 1 Wahyuni Silomba 2 John Wantania 2 Joice Kaeng 1 Kandidat SKRIPSI Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara-RSUP-HAM Medan
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KOAGULOPATI DAN KADAR SERUM LAKTAT SEBAGAI INDIKATOR MORBIDITAS DAN MORTALITAS PADA KASUS MULTIPEL TRAUMA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Eka Prasetia Wijaya 1, Chairiandi Siregar 2
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK Yumeina Gagarani 1,M S Anam 2,Nahwa Arkhaesi 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa
Lebih terperinci