ASPEK HORTONOMI DAN BUDIDAYA TANAMAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ASPEK HORTONOMI DAN BUDIDAYA TANAMAN"

Transkripsi

1 Dasar-Dasar Hortikultura ASPEK HORTONOMI DAN BUDIDAYA TANAMAN Disampaikan oleh BAMBANG B. SANTOSO Semester Ganjil 2010/2011 Fakultas Pertanian UNRAM 9 Desember 2010

2 PENGANTAR Bila merujuk pada kata Agronomi, maka Hortonomi diartikan sbgi suatu kumpulan ilmu pengetahuan yg digunakan bagi upaya bercocok tanam tanaman hortikultura utk memenuhi tujuan hidup manusia.

3 PENGANTAR Usaha bercocok tanam tanaman hortikultura berujung pd perolehan hasil yg baik secara kuantitas maupun kualitas. Oki, pengendalian pertumbuhan dan perkembangan tanaman diperlukan untuk mengontrol pertumbuhan tanaman tsb sesuai dgn yg diinginkan, dan menjaga keamanan serta kesehatan tanaman itu sendiri.

4 BAHAN ORGANIK TANAH Bahan Organik merupakan komponen utama dalam tanah (media) tanam. Dalam hortonomi bahan organik (BO) digunakan secara individu maupun bersama dgn pupuk anorganik lainnya. bahan organik, 5% udara, 25% mineral, 45% air, 25%

5 Komposisi Kimia BO Sumber BO : pupuk hijau, sisa tanaman, pukan dll. Setiap sumber BO berbeda komposisi kimianya. Perbedaan komposisi menyebabkan ada perbedaan dalam laju dekomposisi. Berbeda pula kandungan nutrisinya.

6 Sifat dan Nilai Humus Humus merupakan senyawa sintetik yg terbuat oleh organisme hidup (bakteri). Partikel individu humus dlm status koloidal, scr relatif mantap, scr kimiawi mirip lignoproteion. Penting dlm pertukaran kation, ketersediaan fosfat, keracunan Aluminium, daya pegang air, dan aerasi tanah.

7 Perbandingan C/N Bahan Organik Bila BO diberikan ke dlm tanah, maka C/N tinggi Saat perombakan berlangsung, CO2 dilepas sedangkan N-ammonium dan N-nitrat sedikit terbentuk. Perombakan terus terjadi hingga C/N agak rendah (sekitar 10) Kondisi tsb akhirnya menghasilkan karbon dan nitrogen yg seimbang keberadaannya.

8 Perbandingan C/N Bahan Organik BO dgn C/N rendah akan lebih efektif dlm membangun kandungan humus dlm tanah dibanding BO dgn C/N tinggi. Merendahkan C/N : dgn cara dekomposisi dipercepat melalui penambahan mikroba dekomposer

9 Penggunaan Bahan Organik (BO) Pengelolaan BO di lapangan produksi merupakan hal penting bagi pemeliharaan tanah utk program produksi berkelanjutan Menjual tanm, berarti mengangkut sebagian tanah beserta nutrisinya, akan menyebabkan BO terus menurun/berkurang menyebabkan kesuburan tanah menurun kualitas tumbuh tanaman menurun dan akhirnya meningkatkan biaya produksi.

10 BO berperan : Meningkatkan kesuburan biologi, kimia, dan fisika tanah Menyediakan nutrisi makro dan mikro Meningkatkan kelembaban tanah krn adanya humus Memperbaiki porositas tanah, berarti memperbaiki draenase tanah

11 Sumber BO : Pupuk kandang (manure) Pupuk hijau (green manure) Kompos Dsb. BO akan meningkatkan kepadatan dan diversitas populasi mikroorganisme sehingga tanah semakin sehat dan subur.

12 TANAH SINTETIK Produksi hortikultura dalam wadah/pot atau kontainer yg biasanya dibawah lingkungan terkendali, memerlukan media/subtrat tumbuh yg standar. Subtrat yg ideal tsb harus cukup ringan, tidak mahal, mudah dikelola, baik draenasenya, bebas gulma dan hama-penyakit, dan mengandung hara yg cukup. Telah dikembangkan media sintetik utk memenuhi kebutuhan produksi hortikultura, kemudian dikenal sbg TANAH SINTETIK.

13 TANAH SINTETIK Dua tipe media tumbuh Campuran tanah (soil mixes) yg mengandung tanah alami, Campuran tanpa tanah (soilless mixes) yg tidak mengandung tanah alami Semua media campuran yg tidak mengandung tanah, dikenal sebagai TANAH SINTETIK

14 Komponen Tanah Sintetik Komponen anorganik Vermikulit, perlit, liat, fumice, dll. Komponen organik Gambut atu peat, sphagnum moss, sisa kayu, sisa tanaman, pukan.

15 PEAT PERLITE VERMIKULIT BARK (Kulit Kayu) COIR (Serbuk Serabut Kelapa)

16 IRIGASI Air merupakan faktor penting keberhasilan hortonomi. Oki, air perlu ditambahkan pd suatu sistim budidaya tanaman hortikultura Irigasi secara umum didefinisikan sebagai pemberian air kepada tanah dgn maksud untuk memasok kelembaban tanah esensial bagi pertumbuhan tanaman.

17 Tujuan Umum Irigasi Menjamin keberhasilan produksi tanaman dalam menghadapi kekeringan jangka pendek Mendinginkan tanah dan atmosfir sehingga akrab dengan pertumbuhan tanaman Mengurangi bahaya cekaman kekeringan Mencuci atau melarutkan garam dalam tanah Melunakkan lapisan olah dan gumpalangumpalan tanah

18 Walaupun curah hujan di Indonesia relatif cukup tinggi, tetapi ketersediaannya perlu diperhitungkan secara kualitas dan kuantitas. Ketersediaan air pengairan yg cukup banyak dan bebas dari pencemaran dan bahanbahan buangan yg tdk dpt meracuni tanaman merupakan pilihan utk pengairan yg dpt dimanfaatkan.

19 Cara pemberian air pengairan pada bawah permukaan tanah : Penggunaan pipa yg dibenamkan

20 Cara pemberian air pengairan pada permukaan tanah : Cara penggenangan (flooding) Cara penyaluran air di antara bedengan Cara penyaluran air di antara larikan/baris tanaman

21 Cara pemberian air pengairan secara pancaran/semprot : Sprinkel irrigation Pipa yang berlubang-lubang Pipa ber-nozzle (bersemprotan) tetap atau berputar: dll

22 Prinsip prinsip Dasar Dalam Pemilihan Sistim Pengairan Keadaan topografi termasuk karakteristik lahan dan tanah setempat. Keperluan penyediaan air yang dibutuhkan oleh tanamannya. Cara-cara usaha tani, yang dalam hat ini termasuk kedalamanakar tanaman, kebiasaan tumbuh tanaman. Kualitas air pengairan dan kuantitas tersedianya air tersebut pada sumbersumbernya. Cara pemberian air pengairan ke petak-petak lahan pertanaman. Keadaan iklim setempat, terutama unsur-unsurnya. Tata cara penggunaan air pengairan di antara para pemakai air pengairan tersebut.

23 SISTIM PRODUKSI Pada kawasan tropik, sistim produksi hortikultura dpt dipilah ke dlm empat kategori dasar, yaitu : Hortikultura subsistim, Pekarangan dan kebun, Hortikultura komersial, Nurseri, dan Jasa penanaman (instalasi) dalam lansekap

24 Sistim Produksi Di Lapang

25 Sistim Produksi Wadah

26 Sistim Produksi Nursery

27 MENEJEMEN PRODUKSI TANAMAN Bambang B. Santoso Fakultas Pertanian UNRAM

28 MENEJEMEN PRODUKSI TANAMAN Persiapan Perancangan sistim produksi Operasional sistim produksi Pemasaran

29 A. Persiapan Lapang produksi sawah, kebun, pekarangan, rumah plastik, rumah kaca, rumah tirai, cold frame, hot bed Faktor produksi Lingkup produksi konvensional vs inkonvensional setahun musiman dan lain-lain

30 B. Perancangan Sistim Produksi Seleksi dan perancangan sistim & proses produksi Seleksi lokasi dan tapak unit produksi Perancangan tata letak dan arus kerja Studi kelayakan dan studi banding

31 Seleksi dan perancangan sistim & proses produksi Ukuran Lot Unit tunggal Kecil Sedang Besar Terus-menerus Tipe Terputusputus Terusmenerus Fleksibilitas Produksi berskala kecil aneka jenis produk Produksi berskala sedang bbrp jenis produk Produksi berskala besar sejumlah kecil jenis produk Pasar (Pesanan) Produksi berdasarkan pesanan Produksi berdasarkan persediaan Prediksi dan pengembangan/ ciptaan trend

32 Seleksi lokasi dan tapak unit produksi Faktor pertimbangan primer (iklim, tanah, saprodi, pasar, tenaga kerja dll), skunder (rencana pengembangan, harga tanah, fasilitas teknologi, finansial, pajak, perijinan, sikap masy.) Tahapan pemilihan lokasi inventarisasi lokasi (alternatif), membuat perbandingan, mempertimbangkan masyarakat di sekitar Metode pemilihan lokasi Penilaian Hasil, Pembandingan Biaya, dan Analisis Ekonomi

33 Perancangan tata letak dan arus kerja Diatur dengan mempertimbangkan : Arah sinar matahari Terbuka naung Bedengan wadah/pot Ukuran Umur

34 Studi kelayakan dan studi banding Mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai Menghindarkan usaha dari pemborosan karena pembiayaan usaha yang tidak layak Memilih alternatif yang paling menguntungkan Menentukan urutan prioritas penanaman modal

35 C. Operasional Sistim Produksi Peramalan, perencanaan dan pengendalian Pembelian, pemeliharaan, penanganan Pengendalian mutu Pengendalian lingkungan produksi Pengendalian tenaga kerja

36 Pengendalian mutu Mutu > keseluruhan karakteristik barang (tanaman) dan jasa yang mampu memberikan kepuasan konsumen baik yang tersirat maupun tersurat. Sesuai jenis (spesies, varietas) Unggul Sehat nutrisius, bebas hama-penyakit Tepat umur Tips/rekomentasi perawatan

37 D. Pemasaran Order (pesanan) Penjualan bebas trend (yang berjalan) ciptakan ketertarikan instalasi lansekap (indoor outdoor)

38 Tip!!! Yang Perlu Diingat dalam Pengembangan dan Pemeliharaan Tanaman (tujuan produksi tanaman)

39 Kelompok Berbatang Tunggal (Single Stemmed Trees) Tumbuh dan berbuah terus menerus setelah dewasa: pepaya, kelapa, sawit, salak Tumbuh vegetatif terus-menerus diakhiri dengan bunga (mirip kelompok bienial): nenas, pisang Tanpa musim; sulit dilakukan peningkatan produksi dengan memanipulasi tanaman langsung; korelasi positif antara kondisi lahan dengan produksi Breeding lebih berarti dibanding budidaya!!!

40

41 Kelompok Bercabang (Branched Trees) 1. Tumbuh dan berbuah terus-menerus; tidak bermusim: markisa, lamtoro, sowo, kersen. 2. Ada perbedaan antara tunas vegetatif dan tunas bunga: Cauliflorous: tunas bunga tumbuh di batang dan/atau cabang: durian, nangka, kakao, nam-nam Dimorfism: satu tempat, tetapi berbeda wujud: apel, kopi, anggur, jeruk Campuran: bunga ada di batang, cabang dan aksilar: belimbing, jambu bol, jambu air

42 Kelompok Tanaman Bercabang (Branched Trees) 3. Ada irama pertumbuhan (perbedaan waktu antara vegetatif dan pembungaan) Pertumbuhan serempak (bermusim) umumnya berbunga terminal: mangga, rambutan, apokad Tidak serempak; sehingga dalam satu waktu dapat ditemui tunas vegetatif, bunga, buah (muda matang): sawo, sirsat, pala hampir tidak bermusim Dipengaruhi musim: jambu biji, apel, jeruk, anggur

43

44 (E.W.M. Verheij, Towards a classification of tropical fruit tress. Acta Horticulturae 175: ) Comparison of major characteristics of single-stemmed and branched species SINGLE STEMMED SPECIES Growth continous Top : Root ratio stable Yield : high steady year-round Improved growing conditions raise fruiting more than growth Potential progress limited, priotity: improved growing conditions plant breeding BRANCHED SPECIES Growth rhythmic Top : Root ratio oscillating Yield : low erratic mostly seasonal Improved growing conditions often stimulate growth at the expense of fruiting; fruiting has to be balanced with growth Potential progress spectacular, priority: manipulation of the trees

45 DAFTAR PUSTAKA Verheij, E.W.M., Towards a classification of tropical fruit tress. Acta Horticulturae, 175: Davidson, H., R. Mecklenburg, C. Peterson Nursery Management-Administration and Culture. Prentice Hall. Acquaah, G Horticulture Principles and Practices. Second Edition. Pentice Hall, New Jersey. Angelina de los Rosarios López del Castillo Media Influence On Post-harvest Container Plant Quality In A Retail Nursery Setting. The Department of Horticulture, B.L.A., Louisiana State University.

46

PRODUKSI TANAMAN NURSERY

PRODUKSI TANAMAN NURSERY PRODUKSI TANAMAN NURSERY Bambang B. Santoso Senen, 30 Maret 2009 PRODUKSI TANAMAN NURSERY A. Perencanaan Produksi B. Perbanyakan C. Produksi di Lapangan D. Produksi dalam Pot/wadah C. PRODUKSI DI LAPANGAN

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN HIAS RUANGAN (INDOOR ORNAMENTAL PLANT) Bambang B. Santoso Fakultas Pertanian UNRAM Semester Gasal 2010/ Desember 2010

BUDIDAYA TANAMAN HIAS RUANGAN (INDOOR ORNAMENTAL PLANT) Bambang B. Santoso Fakultas Pertanian UNRAM Semester Gasal 2010/ Desember 2010 BUDIDAYA TANAMAN HIAS RUANGAN (INDOOR ORNAMENTAL PLANT) Bambang B. Santoso Fakultas Pertanian UNRAM Semester Gasal 2010/2011 11 Desember 2010 PENGANTAR Ruang digunakan utk tempat tinggal, kantor, sekolah,

Lebih terperinci

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA DAN KLASIFIKASI BUAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA DAN KLASIFIKASI BUAH PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI BUAH Arti Botani organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium) disebut buah sejati Arti Pertanian tidak terbatas yang terbentuk

Lebih terperinci

DASAR-DASAR HORTIKULTURA. Disampaikan oleh BAMBANG B. SANTOSO Semester Ganjil 2010/2011 Fakultas Pertanian UNRAM

DASAR-DASAR HORTIKULTURA. Disampaikan oleh BAMBANG B. SANTOSO Semester Ganjil 2010/2011 Fakultas Pertanian UNRAM DASAR-DASAR HORTIKULTURA Disampaikan oleh BAMBANG B. SANTOSO Semester Ganjil 2010/2011 Fakultas Pertanian UNRAM PENGANTAR HORTIKULTURA A. Pengertian Hortikultura B. Cabang Ilmu Hortikultura (Aspek Kajian)

Lebih terperinci

Syekhfani. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Syekhfani. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 1 KONSEP KESUBURAN TANAH BERKELANJUTAN DAN AKRAB LINGKUNGAN Syekhfani Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Apa tanah subur? 2 DEFINISI MENURUT PETANI Drainase baik dan lembab di musim kering Tidak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brizilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang memiliki prospek pengembangan cukup cerah, Indonesia memiliki luas areal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurun waktu 30 tahun terakhir, negara-negara industri mulai berpendapat bahwa pertanian modern yang memberikan hasil panen tinggi ternyata menimbulkan dampak terhadap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600 SM. Tanaman ini dapat tumbuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis tanaman pangan yang menjadi mata pencaharian masyarakat adalah tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pupuk Bokasi adalah pupuk kompos yang diberi aktivator. Aktivator yang digunakan adalah Effective Microorganism 4. EM 4 yang dikembangkan Indonesia pada umumnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Umum Tanaman Cabai Tanaman cabai mempunyai daya adaptasi yang cukup luas. Tanaman ini dapat diusahakan di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai ketinggian 1400

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal

Lebih terperinci

HORTIKULTURA LANSEKAP

HORTIKULTURA LANSEKAP Materi 10 HORTIKULTURA LANSEKAP Bambang B. Santoso Fakultas Pertanian, Universitas Mataram Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 TERRARIUM & DISH GARDEN Bambang B. Santoso Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

hasil tanaman seperti yang diharapkan. Syarat tumbuh tanaman dari faktor teknologi budidaya tanaman (T) meliputi: (a) jenis dan varietas tanaman; (b)

hasil tanaman seperti yang diharapkan. Syarat tumbuh tanaman dari faktor teknologi budidaya tanaman (T) meliputi: (a) jenis dan varietas tanaman; (b) BAB I PENGANTAR Guna melakukan budidaya tanaman, agar tanaman dapat menghasilkan secara optimal, maka harus memerhatikan syarat tumbuh tanaman, sebab setiap jenis tanaman memiliki kekhasan sendiri-sendiri.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin, seperti Peru, Ekuador, dan Meksiko. Selanjutnya, tomat menyebar ke seluruh Amerika,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional, selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga mengarah pada kesejahteraan

Lebih terperinci

Mutiara Dewi P. Pertemuan 4

Mutiara Dewi P. Pertemuan 4 Mutiara Dewi P. Pertemuan 4 Ketika kita melakukan budidaya tanaman, faktor apa saja yang mempengaruhi produksi tanaman? Genetika tan. Lingkungan: Air Udara Tanah : Sifat Fisik Kimia Bahan Mineral Bahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dalam tiga dasawarsa terakhir telah mencapai tingkat rendah bahkan sangat rendah.

PENDAHULUAN. dalam tiga dasawarsa terakhir telah mencapai tingkat rendah bahkan sangat rendah. 19 PENDAHULUAN Latar Belakang Kandungan bahan organik tanah pada sebagian besar lahan pertanian di Indonesia dalam tiga dasawarsa terakhir telah mencapai tingkat rendah bahkan sangat rendah. Menurut Karama,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Botani Tanaman Sawi Sendok. Tanaman sawi sendok termasuk family Brassicaceae, berasal dari daerah pantai Mediteranea yang telah dikembangkan di berbagai

Lebih terperinci

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair Pupuk Organik Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah 1. List Program Untuk Menu Utama MPenjelasan_Menu_Utama.Show 1 2. List Program Untuk Penjelasan Menu Utama MPenjelasan_Tanah.Show 1 3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah MSifat_Bentuk2.Show

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat menguntungkan jika dibudayakan secara berkelanjutan. Khususnya kopi Lampung memiliki peranan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari bahan-bahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi tanah pada lahan pertanian saat sekarang ini untuk mencukupi kebutuhan akan haranya sudah banyak tergantung dengan bahan-bahan kimia, mulai dari pupuk hingga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kacang Hijau Kacang hijau dikenal dengan beberapa nama, seperti mungo, mung bean, green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama daerah,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20. PENDAHULUAN Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk di lahan pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan yang cepat melapuk. Salah satu contoh bahan organik yang

Lebih terperinci

MEMBUAHKAN TANAMAN BUAH DALAM POT

MEMBUAHKAN TANAMAN BUAH DALAM POT iptek hortikultura MEMBUAHKAN TANAMAN BUAH DALAM POT Tanaman buah dalam pot (tabulampot) semakin banyak digemari di kawasan perkotaan karena tabulampot menjadi solusi hobi berkebun tanaman buah dengan

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 09: Sifat Kimia (2)- Mineral Liat & Bahan Organik Tanah

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 09: Sifat Kimia (2)- Mineral Liat & Bahan Organik Tanah Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 09: Sifat Kimia (2)- Mineral Liat & Bahan Organik Tanah Mineral Liat Liat dan bahan organik di dalam tanah memiliki kisi yang bermuatan negatif

Lebih terperinci

PENGENDALIAN LINGKUNGAN TUMBUH

PENGENDALIAN LINGKUNGAN TUMBUH PENGENDALIAN LINGKUNGAN TUMBUH DASAR-DASAR HORTIKULTURA PENGENDALIAN LINGKUNGAN TUMBUH Disampaikan oleh BAMBANG B. SANTOSO Semester Ganjil 2010/2011 Fakultas Pertanian UNRAM 21 Oktober 2010 TUJUAN BELAJAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Dalam beberapa tahun terakhir ini, sistem berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sedang digalakkan dalam sistem pertanian di Indonesia. Dengan semakin mahalnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Limbah Pertanian Pengomposan merupakan salah satu metode pengelolaan sampah organik menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. Pengomposan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan komoditas strategis kacang-kacangan yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan

Lebih terperinci

MATERI-9. Unsur Hara Mikro: Kation & Anion

MATERI-9. Unsur Hara Mikro: Kation & Anion MATERI-9 Unsur Hara Mikro: Kation & Anion Unsur Hara Mikro: Kation & Anion Pengelolaan tanaman secara intensif, disadari atau tidak, dapat menjadi penyebab munculnya kekurangan ataupun keracunan unsur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan bahan pangan terpenting di Indonesia mengingat makanan pokok penduduk Indonesia sebagian besar adalah beras. Sementara itu, areal pertanian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia pada tahun 1960 melakukan modernisasi pertanian melalui program bimbingan massal (bimas) dan intensifikasi massal (inmas) untuk meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

PENGENDALIAN LINGKUNGAN TUMBUH

PENGENDALIAN LINGKUNGAN TUMBUH DASAR-DASAR HORTIKULTURA PENGENDALIAN LINGKUNGAN TUMBUH Disampaikan oleh BAMBANG B. SANTOSO Semester Ganjil 2010/2011 Fakultas Pertanian UNRAM 21 Oktober 2010 TUJUAN BELAJAR Mampu menyebutkan dan kemudian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. Susunan morfologi kedelai terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan

Lebih terperinci

MENEJEMEN MEDIA DAN NUTRISI PADA PRODUKSI BIBIT/TANAMAN DALAM WADAH

MENEJEMEN MEDIA DAN NUTRISI PADA PRODUKSI BIBIT/TANAMAN DALAM WADAH MENEJEMEN MEDIA DAN NUTRISI PADA PRODUKSI BIBIT/TANAMAN DALAM WADAH Bambang B. Santoso Senen, 12 April 2010 Hortikultura Produksi Bibit dalam Wadah SUB-POKOK BAHASAN A. Fungsi dan kriteria media B. Campuran

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci

HORTIKULTURA LANSEKAP (SKS 2/1)

HORTIKULTURA LANSEKAP (SKS 2/1) HORTIKULTURA LANSEKAP (SKS 2/1) Pokok Bahasan Pendahuluan (Tinjauan Umum) Tanaman Sebagai Unsur Lansekap Pengendalian Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Taman Pemeliharaan Taman Sub-Pokok Bahasan a.

Lebih terperinci

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO NERACA HARA KEBUN KAKAO PRODUKSI = f (Tanaman, Tanah, Air, Cahaya) Tanaman = bahan tanam (klon, varietas, hibrida) Tanah = kesuburan tanah Air = ketersediaan air Cahaya = intensitas cahaya KOMPOSISI TANAH

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi. Pakchoy dan sawi dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan pupuk di Indonesia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (± 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (± 45 hari), termasuk dalam famili Brassicaceae. Umumnya, pakchoy jarang dimakan mentah,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur hara guna mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian organik merupakan sistem managemen produksi yang dapat. tanaman. Dalam pelaksanaannya pertanian organik menitikberatkan pada

I. PENDAHULUAN. Pertanian organik merupakan sistem managemen produksi yang dapat. tanaman. Dalam pelaksanaannya pertanian organik menitikberatkan pada I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik merupakan sistem managemen produksi yang dapat meningkatkan kesehatan tanah maupun kualitas ekosistem tanah dan produksi tanaman. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Tanaman Sorgum Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. Tanaman ini sudah lama dikenal manusia sebagai penghasil pangan, dibudidayakan

Lebih terperinci

Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru Tujuan Instruksional Khusus Pada Akhir Perkuliahan Mhs memahami konsep dasar Kimia Tanah dlm hub.nya dg Kes.ling.,dan Kes.Masy.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang bernilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah tropika seperti di Indonesia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dulu. Ada beberapa jenis tomat seperti tomat biasa, tomat apel, tomat keriting,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan yang dianggap memiliki prospek yang baik. Hal ini terkait dengan semakin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa) Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa) 1. Cara memperbaiki tanah setelah mengalami erosi yaitu dengan cara?? Konservasi Tanah adalah penempatansetiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan

Lebih terperinci

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Kompos Cacing Tanah (CASTING) Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan menunjukkan dampak positif terhadap kenaikan produksi padi nasional. Produksi padi nasional yang

Lebih terperinci

MATERI-13 Aplikasi Pupuk

MATERI-13 Aplikasi Pupuk MATERI-13 Aplikasi Pupuk Aplikasi Batuan Mineral & Pupuk Artifisial (Anorganik) Sumber Alami: Sumber Proponen dari permakultur & pertanian organik menggunakan 'batuan' alami utk pupuk. Bahan ditebar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan tanaman perdu dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya. Tomat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup banyak digemari, karena memiliki kandungan gula yang relatif tinggi

Lebih terperinci

SOIL COMPONENT EKOSARI R. 2011

SOIL COMPONENT EKOSARI R. 2011 SOIL COMPONENT EKOSARI R. 2011 Tanah = Pedosfer Merupakan hasil perpaduan antara: 1. lithosfer 2. biosfer 3. hidrosfer 4. atmosfer Perpaduan/hubungan tsb digambarkan oleh Patrick, F. (1974) Komponen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Sawah Perubahan kimia tanah sawah berkaitan erat dengan proses oksidasi reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat ketersediaan hara dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gandum (Triticum aestivum L.) berasal dari daerah subtropik dan salah satu serealia dari famili Gramineae (Poaceae). Komoditas ini merupakan bahan makanan penting di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Karo merupakan suatu daerah di Propinsi Sumatera Utara yang terletak di dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan dan merupakan daerah hulu sungai. Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mempunyai prospek pasar yang unik dan menarik. Selama ini budidaya cabai dilakukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai komersial tinggi di Indonesia. Hal ini karena buah melon memiliki kandungan vitamin A dan C

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia pada umumnya, khususnya Provinsi Lampung. Hal ini dikarenakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia pada umumnya, khususnya Provinsi Lampung. Hal ini dikarenakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan bagian penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia pada umumnya, khususnya Provinsi Lampung. Hal ini dikarenakan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, karena memiliki kandungan gizi cukup,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi awal blotong dan sludge pada penelitian pendahuluan menghasilkan komponen yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Karakteristik blotong dan sludge yang digunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tergolong tanaman setahun, berbentuk perdu dari suku (famili), terong-terongan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tergolong tanaman setahun, berbentuk perdu dari suku (famili), terong-terongan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Cabai Merah Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman sayuran yang tergolong tanaman setahun, berbentuk perdu dari suku (famili), terong-terongan (Solanaceae)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan yang juga merupakan tanaman setelah tanaman kedelai. Kacang tanah merupakan salah satu tanaman tropic yang tumbuh yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH. Oleh: Arif Nugroho ( )

PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH. Oleh: Arif Nugroho ( ) PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH Oleh: Arif Nugroho (10712004) PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

9/26/2013. TRANSFORMASI SENYAWA C (Bahan Organik) TRANSFORMASI SENYAWA C (Bahan Organik) PEROMBAK BAHAN ORGANIK

9/26/2013. TRANSFORMASI SENYAWA C (Bahan Organik) TRANSFORMASI SENYAWA C (Bahan Organik) PEROMBAK BAHAN ORGANIK TRANSFORMASI SENYAWA C (Bahan Organik) Bahan Organik Tanah Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil gula dan lebih dari setengah produksi gula berasal dari tanaman tebu (Sartono, 1995).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian di Indonesia berpeluang besar dalam peningkatan perekonomian rakyat dan pembangunan perekonomian nasional.adanya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci