BAB II TINJAUAN TEORI. berimbang (Eveline & nanang D, 2010, p.11).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORI. berimbang (Eveline & nanang D, 2010, p.11)."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pola Asuh Gizi. 1. Pengertian Pola Asuh Gizi Pola asuh gizi merupakan asupan makan dalam rangka menopang tumbuh kembang fisik dan biologis balita secara tepat dan berimbang (Eveline & nanang D, 2010, p.11). Pola pengasuhan anak berupa sikap perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal kedekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberikan kasih sayang dan sebagainya. Kesemuanya berhubungan dengan keadaan ibu terutama dalam kesehatan, status gizi, pendidikan umum, pengetahuan dan ketrampilan tentang pengasuhan anak yang baik, peran dalam keluarga atau dimasyarakat, sifat pekerjaan sehari-hari, adat kebiasaan keluarga, masyarakat dan sebagainya dari ibu atau pengasuh anak (Soekirman 2000, p.85). Menurut (LIPI, 2000, p.123), aspek kunci pola asuh gizi: a. Perawatan dan perlindungan bagi ibu untuk anaknya b. Praktek menyusui dan pemberian MP-ASI c. Pengasuhan psiko-sosial d. Penyiapan makanan e. Kebersihan diri dan sanitasi lingkungan 9

2 10 f. Praktek kesehatan dirumah dan pola pencarian pelayanan kesehatan. Masalah gizi dipengaruhi oleh salah satunya adalah pola asuh ibu terhadap anaknya. lemahnya kemampuan ibu dan keluarga untuk memberikan pola asuh akan berakibat pada kejadian gizi kurang bahkan gizi buruk pada anak balita. a. Perawatan dan perlindungan Bagi Anak Setiap orangtua berkewajiban untuk memberikan perawatan dan perlindungan yang aman dan nyaman bagi anak. Masa lima tahun pertama merupakan masa yang akan menentukan pembentukan fisik, psikis, maupun kecerdasan otak sehingga masa ini anak mendapatkan perawatan dan perlindungan yang intensif (Eveline & nanang D, 2010, p.12). Bentuk perawatan bagi anak dimulai sejak bayi lahir sampai dewasa misalnya sejak bayi lahir yaitu memotong tali pusat, pemberian makanan dan sebagainya. Perlindungan bagi anak berupa pengawasan waktu bermain dan pengaturan tidur. b. Pemberian Makan Pemberian makanan merupakan bentuk mendidik ketrampilan makan, membina kebiasaan makan, membina selera terhadap jenis makanan, membina kemampuan memilih makanan untuk kesehatan dan mendidik perilaku makan yang baik dan benar sesuai kebudayaan masing-masing. Kekurangan dalam pemberian makan akan berakibat sebagai masalah kesulitan makan atau kekurangan nafsu makan yang pada gilirannya akan

3 11 berdampak negatif pada kesehatan dan tumbuh kembang nantinya (Waryana, 2010, p.85) Makanan tambahan mulai diberikan pada bayi setelah bayi berusia 6 bulan, ASI pun harus tetap diberikan kepada bayi paling tidak sampai usia 24 bulan. Makanan tambahan bagi bayi ini harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi. Jadi makanan tambahan bagi bayi berguna untuk menutupi kekurangan zat gizi yang terkandung didalam ASI. (Waryana, 2010, p.85). 1) Tujuan Pemberian makanan Tambahan Tujuan pemberian makanan tambahan pada bayi usia lebih dari 6 bulan adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat mencukupi kebutuhan bayi yang semakin meningkat, seiring dengan bertambahnya umur dan berat badan. Gangguan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal dapat terjadi ketika kebutuhan energi dan zat gizi bayi tidak terpenuhi. Hal ini dapat disebabkan asupan makanan bayi yang hanya mengandalkan ASI saja atau pemberian makanan tambahan yang kurang memenuhi syarat. Disamping itu faktor terjadinya infeksi pada saluran pencernaan memberi pengaruh yang cukup besar (Waryana, 2010, p.85).

4 12 2) Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan menurut Waryana (2010, p.87 88) adalah: a) Makanan harus mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi. b) Berikan makanan setelah bayi menyusui. c) Pada permulaan, makanan tambahan harus diberikan dalam keadaan halus. d) Gunakan cendok atau cangkir untuk memberi makanan. e) Makanan bayi mudah disiapkan dengan waktu pengolahan yang singkat. f)makanan hendaknya mengandung protein. g) Susunan hidangan sesuai dengan pola menu seimbang, bahan makanan yang tersedia dan kebiasaan makan. h) Bentuk dan porsi disesuaikan dengan selera dan daya makan bayi. i)makanan harus bersih dan bebas dari kuman. 3) Cara Pemberian Makanan tambahan Makanan tambahan dapat diberikan secara efisien, untuk itu dapat diperlihatkan hal-hal sebagai berikut: a) Berikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer, berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental.

5 13 b) Makanan baru diperkenalkan satu persatu dengan memperhatikan bahwa makanan betul-betul dapat diterima dengan baik. c) Cara pemberian makanan bayi mempengaruhi perkembangan emosinya. Oleh karena itu jangan dipaksa, sebaiknya diberikan pada saat ia lapar (Hanum Marimbi, 2010, p.59) 4) Waktu pemberian makanan tambahan pada bayi Menurut Hanum Marimbi (2010, p.22) makanan tambahan diberikan pada bayi setelah bayi berumur 6 bulan. Adapun garis besar pemberian makanan tambahan menurut umur: a) 0 6 bulan Bayi hanya diberikan ASI, lebih sering, lebih baik segera setelah lahir, ASI yang berwarna kekuningkuningan (kolostrum) diberikan kepada bayi. b) 6 8 bulan Pada usia 6 8 bulan merupakan usia awal bayi mengenal makanan. Fungsi pencernaan bayi sudah cukup berkembang baik, walaupun belum optimal. Selama enam bulan pertama, bayi hanya memperoleh ASI sebagai bahan utama sehingga pada tahap awal pengenalan makanan tambahan selain ASI, sebaiknya bayi diberi makanan yang

6 14 sudah dihaluskan, encer dan lembut seperti sari buah atau bubur susu. makanan yang diberikan juga terdiri dari satu macam bahan atau campuran dua bahan makanan agar bayi lebih mudah menerimanya. Tujuan pemberian makanan yang sudah dihaluskan agar sistem pencernaan bayi tidak kaget saat menerima makanan selain ASI, sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan. makanan yang dihaluskan terdiri dari buah dan sayuran misalnya buah pisang merupakan sumber kalori yang baik bagi bayi karena tinggi karbohidrat dan fruktusa atau gula dalam buah. Pepaya salah satu jenis buah yang baik diberikan untuk bayi, selain kaya akan vitamin dan mineral, pepaya juga tinggi serat (Budi sutomo & Dwi Yanti A, 2010, p.58). Selain makanan yang sudah dihaluskan, bubur beras yang terbuat dari tepung beras merah maupun tepung beras putih dapat menjadi makanan tambahan selain ASI. Pada tahap awal, kepadatan bubur beras dapat dibuat encer dengan menambahkan komposisi ASI, susu atau air matang. Setelah beberapa waktu kepadatan bubur dapat dibuat lebih kental (Budi sutomo & Dwi Yanti A, 2010, p.33).

7 15 c) 8 10 bulan Pada usia 8 10 bulan sistem pencernaan bayi sudah berkembang dan gigi geligi mulai tumbuh. Tingkat keinginan bayi untuk mengeksplorasi makanan juga mulai tumbuh, karena itu di usia 8 10 bulan, bayi mulai diperkenalkan dengan makanan berbentuk lembek dan lembut. Pada usia 9 10 bulan dapat diperkenalkan dengan bubur saring yang memiliki tekstur sedikit lebih kasar daripada bubur lembek yang diberikan pada usia 8 9 bulan (Budi sutomo & Dwi Yanti A, 2010, p.33). Pada usia ini bayi sudah dapat diperkenalkan dengan makanan yang mengandung pati seperti karbohidrat komplek dan sayuran. Protein baru dapat diberikan saat bayi berusia delapan bulan ke atas. Proses pencernaan pada bayi sudah mulai kompleks dan rumit, apalagi bila ditambah dengan protein. Biarkan pencernaan bayi bekerja secara perlahan. Gandum dan produk olahan juga baru dapat diperkenalkan kepada bayi saat bayi berusia delapan bulan ke atas (Budi sutomo & Dwi Yanti A, 2010, p.34). Menu bayi usia 8 10 bulan sebaiknya berupa campuran dua atau tiga jenis bahan makanan, seperti bubur beras dengan ayam dan wortel. Campuran bahan

8 16 yang beragam bertujuan agar kebutuhan gizi bayi tercukupi (Budi sutomo & Dwi Yanti A, 2010, p.73). d) bulan Memasuki usia bulan, kebutuhan gizi bayi semakin bertambah dan sistem pencernaan bayi semakin sempurna serta bisa menerima makanan yang lebih beragam. Gigi geligi bayi juga sudah mulai tumbuh sehingga diperlukan tekstur makanan yang semi padat agar bayi belajar menggigit (Budi sutomo & Dwi Yanti A, 2010, p.88). Bayi mulai diperkenalkan dengan bentuk makanan semi padat seperti nasi tim, dan makanan yang dicincang kasar, dengan rasa dan tekstur yang lebih kaya. Namun putih telur belum bisa diberikan untuk menghindari alergi. Jangan berikan makanan seperti makanan berpengawet, makanan yang mengadung pewarna dan makanan yang mengandung penguat rasa buatan. Jika memungkinkan gunakan produk nabati dan hewani organik, bila ingin memberikan makanan selingan kepada bayi, orangtua dapat membuat sendiri. Pemberian garam dan gula juga tetap harus dibatasi, karena gula dapat menimbulkan obesitas, merusak gigi, dan

9 17 memberantaskan kerja hati dan ginjal (Budi sutomo & Dwi Yanti A, 2010, p.36). Pada usia ini, kegiatan bayi juga sudah mulai meningkat, bayi juga mulai belajar berjalan sehingga kebutuhan energinya lebih besar. Diperlukan porsi lebih banyak agar kebutuhan gizi tercukupi. Bayi juga sudah mulai memahami dan tertarik dengan bentuk dan warna sehingga alat saji dan makanan sebaiknya dibuat yang menarik agar bayi lebih tertarik untuk makan (Budi sutomo & Dwi Yanti A, 2010, p.89). e) Lebih dari 12 bulan Pada usia 12 bulan, bayi sudah mulai besar. Pencernaan juga sudah mendekati sempurna sehingga bisa menerima makanan yang kian beragam. Kebutuhan gizi juga semakin meningkat sehingga perlu diberikan makanan tambahan seperti makanan selingan untuk mencukupi kebutuhan gizi. Makanan selingan untuk bayi sebaiknya tidak mengenyangkan sehingga tidak mengganggu jadwal makan. Snack yang bisa dipegang sangat baik diberikan pada bayi agar belajar menggenggam, memasukkan makanan ke mulut, dan melatih otot saraf jari tangan, seperti nugget ayam, biskuit, roti basah dll. Pemberian

10 18 makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan porsi separuh makanan orang makanan orang dewasa setiap kali makan. Selain itu tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari (Budi sutomo & Dwi Yanti A, 2010, p.107). 5) Jenis-jenis Makanan tambahan bagi bayi usia lebih dari 6 bulan a) Makanan utama yaitu ASI dan pengganti ASI atau susu formula. b) Makanan lumat Makanan yang dihancurkan atau disaring tampak kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus. Misalnya buah-buahan. (1) Buah-buahan Buah-buahan sudah diberikan dengan maksud mendidik bayi mengenal jenis makanan baru dan sebagai sumber vitamin. Berikan buah sesuai kesukaan bayi pada awal, biasanya yang bersifat air atau sari seperti: sari jeruk, sari tomat, sari pepaya dan lainnya yang tidak bersifat asam. Pada usia 6 bulan sudah dapat diberikan (Hanum Marimbi, 2010, p.29).

11 19 c) Makanan lunak Makanan lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak berair, Contohnya bubur. (1) Bubur Bubur susu cocok untuk bayi yang berusia 6 bulan ke atas, tekstur lembut mudah dicerna dan diserap alat perencanaan bayi. Penambahan tepung seperti tepung beras atau tepung maizena bisa dilakukan. Tujuan penambahan tepung adalah meningkatkan nilai gizi dari bubur, susu sebagai sumber protein dan tepung sebagai sumber karbohidrat pemberi energi bayi (Hanum Marimbi, 2010, p.28). d) Makanan padat Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak nampak berair dan biasanya disebut makanan keluarga contohnya nasi tim, biskuit dll. (1) Nasi tim Nasi tim sering diberikan pada bayi berusia 9 bulan. Variasi nasi tim untuk makanan tambahan selain ASI sebaiknya jangan menggunakan bahan yang monoton. Variasikan setiap hari, ini penting agar bayi tercukupi semua gizinya. Mengingat kandungan

12 20 gizi setiap bahan pangan juga berbeda satu dengan lainnya. Selain nasi sebagai bahan utama sumber karbohidrat, di dalam nasi tim juga mengandung protein nabati hewani dan sayuran. Seperti nasi tim, ditambah dengan daging cincang dan potongan kecil wortel atau nasi tim dikombinasi dengan tahu, tomat atau bayam (Hanum Marimbi, 2010, p.28). (2) Biskuit Biskuit diberikan dengan maksud untuk mendidik kebiasaan makan dan mengenal jenis makanan lain dan bermanfaat untuk penambahan kalori. Kebanyakan bayi akan menyukai biskuit rasa manis dan sebagian lagi akan menyukai rasa asin (Atikah Proverawati & Siti Asfuah, 2009, p.120). Tabel 2.1. Jadwal Pemberian Makanan dengan Waktu yang Sama Setiap hari usia Makanan yang diberikan Jumlah pemberian dalam sehari Waktu pemberian makan 0 6 bulan ASI Eksklusif Sepuasnya, sesuai yang dikehendaki bayi Setiap kali bayi menghendaki 6 8 bulan ASI Sepuasnya, sesuai yang Setiap kali bayi dikehendaki bayi menghendaki Bubur susu 1 2 kali sehari Pagi dan sore hari Jus buah 1 kali sehari Siang hari 8 10 ASI Sepuasnya, sesuai yang Setiap kali bayi bulan dikehendaki bayi menghendaki

13 bulan Bubur susu 1 2 kali sehari Pagi atau sore hari Nasi Tim 1 2 kali sehari Pagi atau sore hari Jus buah 1 kali sehari Siang hari biskuit 1 kali sehari Malam hari ASI Sepuasnya, sesuai yang dikehendaki bayi Setiap kali bayi menghendaki Bubur susu 1 2 kali sehari Pagi atau sore hari Nasi tim 1 2 kali sehari Pagi atau sore hari Jus buah 1 kali sehari Siang hari biskuit 1 kali sehari Malam hari c. Pengasuhan Psiko-Sosial Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya tidak hidup sendiri-sendiri tetapi saling membutuhkan antar sesama dalam kehidupan sehari-hari. Pengasuhan psiko-sosial terwujud dalam pola interaksi dengan anak dan orangtua interaksi timbal balik antara anak dan orangtua akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orangtuanya, sehingga komunikasi bisa dua arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama karena adanya keterdekatan dan kepercayaan antara orangtua dan anak. Pengasuhan psiko-sosial ini antara lain terdiri dari cinta dan kasih sayang serta interaksi antar ibu dan anak. Salah satu hak anak adalah untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orangtuanya. Agar kelak

14 22 menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih sayangnya pula kepada sesamanya. Sebaliknya kasih sayang yang diberikan secara berlebihan yang menjurus kearah memanjakan, akan menghambat bahkan mematikan perkembangan kepribadian anak. Akibatnya anak akan menjadi manja, kurang mandiri, pemboros, sombong, dan kurang bisa menerima kenyataan. Pengasuhan psiko-sosial ini di dasarkan pada hubungan timbal balik antara ibu dan anak. Meningkatkan kedekatan ibu dan anak ditentukan dengan frekuensi interaksi dan sikap selalu menebarkan senyum terhadap anaknya (Soetjiningsih, 1998, p.9). d. Kebersihan Diri dan Sanitasi Lingkungan Perilaku kesehatan merupakan salah satu atau penyebab atau resiko utama penyebab masalah gizi (LIPI, 2000, p.149) Lingkungan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak. Lingkungan juga berfungsi menyediakan kebutuhan dasar bagi tumbuh kembang anak. peran orangtua dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak adalah dengan membentuk kebersihan diri dan sanitasi lingkungan yang sehat. Lingkungan rumah bersanitasi buruk, paparan sinar matahari yang minim, sirkulasi udara yang tidak lancar, akan berdampak buruk bagi proses tumbuh kembang anak. Apalagi jika lingkungan sangat kaya dengan kandungan zatzat berbahaya (Eveline & Nanang D, 2010, p.21). e. Praktek Menyusui dan Pemberian Makanan Pendamping ASI.

15 23 1) Menyusui Menyusui adalah proses pemberian ASI kepada ibu. Pemberian ASI berarti menumbuhkan kasih sayang antar ibu dan bayinya seperti berbicara, mendekap dan mengelus bayi. pemberian ASI akan mempengaruhi tumbuh kembang dan kecerdasan anak (Budi Sutomo & Dwi Yanti A, 2010, p.18) 2) Makanan pendamping ASI Makanan pendamping ASI merupakan makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan sampai bayi berusia 2 tahun. Selain ASI, ASI pun harus tetap diberikan kepada bayi, maknan ini harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi kebuhan bayi. Jadi makanan pendamping ASI berguna untuk menutupi kekurangan zat gizi yang terkandung didalam ASI. Dengan demikian, cukup jelas bahwa peranan makanan pendamping ASI bukan sebagai pengganti ASI tetapi untuk melengkapi atau mendampingi ASI (Waryana, 2010, p.85) Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi ang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat mencukupi kebutuhan bayi yang semakin meningkat dengan bertambahnya umur dan berat badan. Gangguan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal terjadi ketika kebutuhan energi dan zat gizi tidak terpenuhi. Makanan yang diberikan kepada bayi.

16 24 Misalnya bubur yang terbuat dari tepung beras, nasi yang dilumatkan, sayur, buah, nasi tim. f. Praktek Kesehatan di Rumah dan Pola Pencarian Pelayanan Kesehatan Balita perlu diperiksakan kesehatannya dibidan atau dokter bila sakit sebab mereka masih mempunyai resiko yang tinggi untuk terserang penyakit. Adapun praktik kesehatan yang dilakukan dalam rangka pemeriksaan pemantaun kesehatannya adalah 1) Imunisasi Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada anak untuk melindunginya dari pada beberapa penyakit tertentu seperti Hepatitis B, Tuberkolusis, Tetanus, Polio, Campak. Pemberian harus sedini mungkin dan lengkap (Hanum Marimbi, 2010, p.109) 2) Pemantauan Pertumbuhan Anak Pemantauan pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan aktif melakukan pemeliharaan gizi misalkan dengan datang keposyandu. Dengan aktif datang keposyandu maka orang tua dapat mengetahui pertumbuhan anak (Hanum Marimbi, 2010, p. 72). 2. Faktor yang Mempengaruhi pola asuh

17 25 a. Faktor Pendidikan Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan gizi yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan menerapkan dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari khususnya dalam kesehatan dan gizi (LIPI, 2000, p.153) Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik, maka orangtua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikan dan sebagainya. Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya, dan sebagainya (Soetjiningsih, 1998, p.10). b. Faktor Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra yakni

18 26 penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagaian besar perasaan pengetahuan manusia dapat diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007, p.139) Pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi mempunyai hubungan yang erat dengan pendidikan. Anak dari ibu dengan latar belakang pendidikan yang tinggi mungkin akan dapat kesempatan untuk hadir dan tumbuh kembang dengan baik. Membesarkan anak sehat tidak hanya dengan kasih sayang belaka namun seorang ibu perlu ketrampilan yang baik. Kurangnya pengetahuan tentang gizi akan kemampuan untuk menerapkan informasi dalam kehidupan sehari-hari merupakan penyebab kejadian gangguan kurang gizi. Menurut Suharjo (1996, p.25) suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada: 1) Tingkat pengetahuan sangat penting dalam meningkatkan status gizi yang optimal. Status gizi yang cukup merupakan syarat penting untuk kesehatan. 2) Pengetahuan gizi seseorang akan mempengaruhi status gizinya jika makanan yang dimakan dapat menyediakan zat-zat gizi yang nantinya diperlukan untuk pertumbuhan tubuh. 3) Dengan adanya ilmu gizi masyarakat dapat belajar menggunakan pangan untuk perbaikan gizi.

19 27 Ibu yang mempunyai pengetahuan tentang makanan yang bergizi, cenderung mempunyai anak dengan status gizi yang baik. Tingkat pengetahuan gizi ibu akan berpengaruh terhadap sikap perawatan anak serta dalam perawatan memilih makanan. c. Faktor Pekerjaan Aspek sosio ekonomi akan berpengaruh pada partisipasi masyarakat di Posyandu. Semua ibu yang bekerja di rumah maupun di luar rumah, keduanya akan tetap meninggalkan anak anaknya untuk sebagian besar waktu. d. Pendapatan Kemiskinan faktor penyebab gizi kurang menduduki pertama dalam kondisi yang umum. Hal ini harus mendapat perhatian yang serius karena keadaan ekonomi relatif mudah diukur dan berpengaruh besar pada konsumsi pangan (Suhardjo, 1996) Dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan penghasilan maka masalah gizi akan diatasi karena mempunyai efek terhadap makanan. Makin banyak pendapatan yang diperoleh

20 28 berarti makin baik makanan sumber zat gizi diperoleh. Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orangtua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang skunder (Soetjiningsih, P.10). e. Keluarga (Dukungan Suami) memberikan pengaruh dan mengambil keputusan akhir untuk memberi pendapat pada istri. Hal ini sudah menjadi tradisi, yaitu segala sesuatu harus dengan persetujuan suami atau yang berkuasa dirumah. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi seorang ibu untuk memberikan pola asuh gizi pada balitanya. Suami mempunyai peran penting dalam keikutsertaan merawat anaknya. Suami juga mempunyai hak yang sama dengan ibu dalam pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Dalam hal ini suami juga harus memperhatikan gizi yang diberikan ibu untuk anaknya apakah sudah memenui gizi yang dibutuhkan oleh anaknya atau belum. Tentunya suami harus mempunyai pengetahuan tentang makanan apa saja yang baik, sehat, dan mengandung gizi yang seimbang yang dibutuhkan oleh anak, sehingga ibu bisa bertukar pendapat dengan suami untuk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

21 29 f. Sosial Ekonomi kondisi sosial ekonomipunya kaitan dengan proses tumbuh kembang anak. Keluarga dengan kondisi sosial ekonomi yang memadai, akan lebih mampu memenuhi kebutuhan gizi anaknya. mereka lebih sadar tentang kebersihan lingkungan dan mereka memahami apa yang untuk bayinya. Sementara kemiskinan yang dialami sebuah keluarga, menjadikan pilihan-pilihan gizi bagi anaknya lebih terbatas. Kemudian, kesehatan lingkungan pun biasanya terabaikan. Karenanya anak pun lebih sering diserang penyakit yang akan menghambat tumbuh kembangnya (Eveline & Nanang D, 2010, p. 22). g. Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan adalah ketersediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Pelayanan gizi dan kesehatan untuk anak balita dapat dilaksanakan dengan pemantauan pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan balita melalui sarana kesehatan yang baik meliputi posyandu, puskesmas, program kesehatan keluarga dan program lainnya. Berbagai lembaga pelayanan dasar harus terjangkau baik secara fisik maupun ekonomi (sesuai daya beli) oleh setiap

22 30 keluarga termasuk mereka yang miskin dan hidup di daerah terpencil (Soekirman, 2000, p.86). Makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang baik membantu mencegah terjadinya infeksi dan membantu mengatasi masalah gizi. B. Dukungan Suami 1. Pengertian Dukungan Sosial Menurut cohen & syme (1996, p.241) dukungan sosial keluarga adalah suatu yang bermanfaat untuk individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan dicintainya (Setiadi, 2007, p.21). Dukungan sosial keluarga adalah suatu proses antara keluarga dengan lingkungan sosialnya, dimana proses ini terjadi sepanjang masa

23 31 kehidupannya. Dukungan keluarga mengacu pada dukungan-dukungan yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan keluarga, dukungan keluarga terutama suami dapat atau tidak digunakan, akan tetapi keluarga memandang orang yang bersifat mendukung selalu siap memberi pertolongan dan bantuan bila diperlukan (Friedman, 1998, p.196). Menurut Friedman (1998, p.196) dalam buku (Setiadi, 2007, p.21) jenis dukungan sosial terdiri dari: a. Dukungan Informasional. Keluarga berfungsi sebagai penyebar informasi tentang dunia. Dukungan keluarga yang tergolong dukungan informatif dapat berupa nasehat, usulan, petunjuk, saran dan pemberian informasi (Informasi tersebut dapat pula terwujud buku atau majalah). Dukungan informasional adalah tingkah laku yang berhubungan dengan pemberian informasi dan nasehat. Dukungan informasi yaitu memberikan penjelasan tentang situasi dan gejala sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi oleh individu. Dukungan ini mencakup: pemberian nasihat, saran, pengetahuan, dan informasi serta petunjuk, menurut Depkes (2002) dalam Nursalam (2009, p.29).

24 32 Dalam hal ini suami juga perlu mempunyai pengetahuan dalam perawatan balitanya, perawatan balita bukan sepenuhnya urusan dari ibu tetapi ayah juga berperan, tanpa pengetahuan suami tidak bisa memberi dukungan secara informasi. Dengan pengetahuan suami dapat memberi nasehat, usulan, petunjuk dan saran tentang pemberian asupan gizi anak mereka. Saat istri merawat anaknya mungkin yang diperhatikan hanya bagaimana anak bisa diberikan makanan yang mengandung gizi tanpa ibu memperhatikan makanan apa yang bergizi untuk anaknya, bagaimana cara pengolahannya, serta makanan apa yang harus diberikan pada anaknya pada usia sekarang. Dukungan dari suami sangat dibutuhkan oleh ibu untuk merawat anaknya, misalnya suami dapat mencarikan buku atau majalah tentang cara pemberian makanan pada anaknya. Dengan seperti itu ibu merasa bahwa dia mendapat dukungan untuk lebih baik dalam merawat buah hatinya. b. Dukungan penghargaan (penilaian). Merupakan dukungan keluarga yang bisa membuat kita mempunyai perasaan bahwa kita ini bernilai, dan masuk penghargaan diri adalah suatu bagian yang penting dari manajemen stres yang sukses. Kita mendapatkan dukungan dan penghargaan dari hubungan kita dengan seseorang yang akrab dan saling percaya dan dapat memberi rasa tentram.

25 33 Menurut Depkes (2002) dalam Nursalam (2009, p.29), dukungan penghargaan yaitu dukungan yang terjadi lewat ungkapan hormat atau penghargaan positif untuk orang lain, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan seseorang, dan perbandingan positif antara orang tersebut dengan orang lain yang bertujuan meningkatkan penghargaan diri orang tersebut. c. Dukungan Instrumental Depkes (2002) dalam Nursalam (2009, p.29) menyatakan, dukungan instrumental adalah bantuan yang diberikan secara langsung, misalnya: menyediakan fasilitas yang dibutuhkan, memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan, menolong dengan memberi pekerjaan pada orang yang tidak punya pekerjaan, serta bantuan yang lain. Dukungan instrumental adalah tingkah laku yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan yang sifatnya materi atau tenaga. Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan nyata, diantaranya kesehatan penderitan dalam hal kebutuhan makan, minum dan istirahat. Dukungan secara langsung dalam bentuk pinjaman, pemberian atau pelayanan. Penyediaan fasilitas juga termasuk dalam dukungan imstrumental, dimana fasilitas tersebut sangat berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku hidup bersih dan sehat pada diri anak, misalnya menyediakan tempat untuk membuang sampah,

26 34 menyediakan tempat untuk mencuci tangan, menyediakan air bersih (untuk memasak, mandi, mencuci), menyediakan jamban atau WC, dan lain-lain. Aspek dari dukungan material adalah dukungan yang diberikan dalam bentuk uang, peralatan, waktu, dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk pemberian makanan tambahan pada balita, misalnya membelikan makanan tambahan, membelikan tempat untuk makan, anak membutuhkan alas atau celemek supaya makanan yang sedang dimakan tidak mengotori bajunya dan lain-lain. d. Dukungan Emosional. Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi adanya kepercayaan, ungkapan empati, perhatian, didengarkan dan mendengarkan. Dukungan keluarga yang terpenting adalah suami (Setiadi, 2008, p.22). Dukungan emosional adalah tingkah laku yang berhubungan dengan rasa tenang, senang, rasa memiliki, kasih sayang pada anggota keluarga, baik pada anak maupun orang tua. Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan, menurut Depkes (2002) dalam Nursalam (2009, p.29)

27 35 Suami memperhatikan dan peduli terhadap keluarga terutama terhadap ibu misalnya dalam hal pola asuh gizi terhadap anaknya. suami juga selalu memberikan kepercayaan dalam hal pola asuh gizi yang diberikan oleh ibu terhadap anaknya. Ibu membutuhkan dukungan dari oranglain untuk merawat anaknya, dengan dukungan dari keluarga khususnya suami maka ibu akan lebih baik dalam perawatan anaknya terutama dalam pemberian gizi yang baik. 2. Sumber Dukungan Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial kelurga internal, seperti dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal (Friedman, 1998). 3. Manfaat Dukungan Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda

28 36 dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Namun demikian, dalam semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, 1998).

29 37 e. Kerangka Teori Status Gizi konsumsi Makan penyakit Infeksi Ketersediaan Pangan Pola Asuh Anak Sanitasi Kurang pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan Pemberdayaan wanita dan keluarga (Dukungan suami) pengangguran, kurang pangan dan kemiskinan Krisis Ekonomi, politik, dan sosial ekonomi

30 38 Gambar 2.2. Kerangka Konsep Sumber: disesuaikan dari bagan UNICEF (1998). The state of the World s Children Press dalam soekirman, f. Kerangka Konsep Dukungan Suami Pola Asuh Gizi 2.3. Gambar Kerangka Konsep g. Hipotesis Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Biasanya dirumuskan dalam bentuk hubungan antara variabel yaitu variabel bebas maupun variabel terikat (Notoatmodjo, 2010, p.105). dari uraian dan rumusan masalah di atas dapat ditarik hipotesis penelitian sebagai berikut: Ada hubungan antara dukungan suami dengan pola asuh gizi pada bayi usia 6 12 bulan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping ASI 1. Pengertian Makanan Pendamping ASI Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi mulai usia 4-6 bulan untuk memenuhi kebutuhan energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan pendamping air susu ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi disamping air susu ibu, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mulai umur

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu Sejak lahir makanan pokok bayi adalah Air Susu Ibu. Air Susu Ibu merupakan makanan paling lengkap, karena mengandung zat pati, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya immunoglobulin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya immunoglobulin BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI ASI adalah karunia Tuhan yang sangat berharga karena didalam ASI mengandung berbagai zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh bayi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping ASI (MP ASI) Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi mulai usia 4-6 bulan untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi lain yang tidak

Lebih terperinci

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kesehatan Bayi Sub Pokok Bahasan : Penyuluhan MP ASI Sasaran : Ibu yang mempunyai Bayi usia 0-2 tahun di Puskesmas Kecamatan Cilandak Waktu : 30 menit (08.00-08.30)

Lebih terperinci

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si Siapa Bayi dan Balita Usia 0 12 bulan Belum dapat mengurus dirinya sendiri Masa pertumbuhan cepat Rentan terhadap penyakit dan cuaca Pada

Lebih terperinci

Ingatlah bahwa pemberian MP ASI ini bertujuan mengenalkan variasi, tekstur serta rasa baru. Selera makan juga bervariasi setiap hari, hari ini dia men

Ingatlah bahwa pemberian MP ASI ini bertujuan mengenalkan variasi, tekstur serta rasa baru. Selera makan juga bervariasi setiap hari, hari ini dia men Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini menyimpulkan, sebaiknya makanan pendamping (MP) ASI diberikan paling cepat pada usia 6 bulan. Hal ini sesuai dengan anjuran WHO untuk memberikan ASI eksklusif selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan Pendamping Air Susu Ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi di samping air susu ibu kecuali air putih, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Ibu Dalam Pemberian MP-ASI 1. Perilaku Ibu a. Pengertian Respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode:... PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI Nama responden :... Nomor contoh :... Nama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Konsep Batita atau Tooddler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Konsep Batita atau Tooddler BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Batita atau Toddler a. Konsep Batita atau Tooddler Toodler atau batita merupakan anak usia 12-36 bulan (1-3 tahun), dimana pada periode ini anak berusaha

Lebih terperinci

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan Berikan Makan Lebih Banyak Selagi Bayi Tumbuh HalHal Yang Perlu Diingat Mulai beri makan di usia Usia antara 6 bulan sampai 2 tahun, seorang anak perlu terus disusui. Bila Anda tidak menyusui, beri makan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Usia Pertama Pemberian Makanan Pendamping ASI a. Pengertian Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) merupakan makanan yang diberikan

Lebih terperinci

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Anak bukan miniatur orang dewasa Anak sedang tumbuh dan berkembang Anak membutuhkan energi per kg BB lebih tinggi Anak rentan mengalami malnutrisi Gagal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyapihan 1. Pengertian Penyapihan adalah suatu proses berhentinya masa menyusui secara berangsur-angsur atau sekaligus. Proses tersebut dapat disebabkan oleh berhentinya sang

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL 71 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Tanggal wawancara: Kode responden PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL Nama Responden :... Alamat :...... No. Telepon :... Lokasi penelitian

Lebih terperinci

Bab 1.Pengenalan MP ASI

Bab 1.Pengenalan MP ASI Bab 1.Pengenalan MP ASI Apa sih MPASI itu? MPASI adalah singkatan dari Makanan Pendamping ASI. Pendamping ASI, jadi ASI tetap diberikan kepada bayi ya... Hal pertama yang harus kita ingat adalah usia bayi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an berarti menunjukkan adanya proses. Jadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an berarti menunjukkan adanya proses. Jadi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengetahuan Pengetahuan adalah, kata dasarnya tahu, mendapatkan awalan dan akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an berarti menunjukkan adanya proses. Jadi menurut susunan perkataannya,

Lebih terperinci

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Apa itu Nutrisi???? Defenisi Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan Setiap anak mempunyai

Lebih terperinci

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA 19 SERI BACAAN ORANG TUA JAGUNG Bahan Pangan Alternatif Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN POLA PEMBERIAN MP-ASI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI POSYANDU MENUR IV KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah bayi berusia 6 bulan. Selain MP-ASI, ASI harus tetap diberikan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah bayi berusia 6 bulan. Selain MP-ASI, ASI harus tetap diberikan kepada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) 2.1.1 Pengertian MP-ASI MP-ASI adalah makanan tambahan selain ASI yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan. Selain MP-ASI,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian Lampiran 1. Angket Penelitian KATA PENGANTAR Ibu yang terhormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah kami meminta bantuan Ibu untuk mengisi angket yang telah kami berikan, angket ini berisi tentang : 1)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Definisi ASI Menurut WHO (2005) dalam Kementerian Kesehatan (2014), ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain (bahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya. pemenuhan kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya. pemenuhan kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya pemenuhan kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal (Sulastri, 2004

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DAN STATUS GIZI ANAK USIA 6 23 BULAN DI POSYANDU DURI KEPA JAKARTA BARAT TAHUN 2016

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DAN STATUS GIZI ANAK USIA 6 23 BULAN DI POSYANDU DURI KEPA JAKARTA BARAT TAHUN 2016 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DAN STATUS GIZI ANAK USIA 6 23 BULAN DI POSYANDU DURI KEPA JAKARTA BARAT TAHUN 2016 Saya Yudan Nur Mubarok, mahasiswa Jurusan Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI (Air Susu Ibu) 1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai kira kira bayi berumur 6 bulan, dan ASI mempunyai banyak manfaatnya. Karena itu penting

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4.

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4. LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PERILAKU GIZI SEIMBANG IBU KAITANNYA DENGAN STATUS GIZI DAN KESEHATAN BALITA DI KABUPATEN BOJONEGORO Nama sheet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur pembangunan. Peningkatan kemajuan teknologi menuntut manusia untuk dapat beradaptasi dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode bayi baru lahir selama dua minggu. Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya untuk proses

Lebih terperinci

Makanan Sehat Bergizi Seimbang Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

Makanan Sehat Bergizi Seimbang Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Makanan Sehat Bergizi Seimbang Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Balita KAPAN SAATNYA BALITA MULAI MEMERLUKAN MAKANAN NON ASI? Masa ketergantungan bayi terhadap ASI dimulai sejak bayi lahir sampai usia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian bayi dan anak mencerminkan tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. tim, kecuali vitamin, mineral dan obat (Prasetyono, 2009).

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. tim, kecuali vitamin, mineral dan obat (Prasetyono, 2009). BAB II TINJAUAN TEORI A. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 1. Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

Karakteristik sosial-ekonomi keluarga: Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Besarnya keluarga. Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu contoh.

Karakteristik sosial-ekonomi keluarga: Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Besarnya keluarga. Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu contoh. 22 Karakteristik sosial-ekonomi keluarga: Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Besarnya keluarga Ketersediaan Pangan Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu contoh Kondisi Lingkungan Pola Asuh Tingkat kepatuhan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lembaran permohonan menjadi responden LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Lampiran 1. Lembaran permohonan menjadi responden LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN 66 Lampiran 1. Lembaran permohonan menjadi responden LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Yogyakarta, Maret 2017 Kepada Yth. Saudara/Responden Di Posyandu Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi. BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan hidupnya, manusia memerlukan makanan karena makanan merupakan sumber gizi dalam bentuk kalori,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Status gizi yang baik pada masa bayi dapat dipenuhi dengan pemberian ASI secara eksklusif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi serta mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia atau susu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Tinjauan Teori Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI

PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI Pengertian MENU Susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis dan saling melengkapi untuk kebutuhan makan seseorang MENU SEIMBANG Menu yang mengandung

Lebih terperinci

sebagainya dari si ibu atau pengasuh anak (Sunarti, 1998).

sebagainya dari si ibu atau pengasuh anak (Sunarti, 1998). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Balita Bawah Garis Merah (BGM) Balita merupakan individu yang berumur 0-5 tahun, dengan tingkat plastisitas otak yang masih sangat tinggi sehingga akan lebih terbuka untuk

Lebih terperinci

KONSUMSI MAKANAN ANAK BALITA DI DESA TANJUNG TANAH KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

KONSUMSI MAKANAN ANAK BALITA DI DESA TANJUNG TANAH KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI KONSUMSI MAKANAN ANAK BALITA DI DESA TANJUNG TANAH KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI Yuliana 1, Lucy Fridayati 1, Apridanti Harmupeka 2 Dosen Fakultas Pariwisata dan perhotelan UNP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat

Lebih terperinci

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd TERDAPAT 6 REKOMENDASI 1. Konsumsi menu Gizi Seimbang 2. Sesuaikan konsumsi zat gizi dengan AKG 3. Selalu Sarapan 4. Pelihara Otak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedekatan dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedekatan dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Asuh Anak Pola asuh anak berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal kedekatan dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih sayang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersedian sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik tangguh, mental

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Responden :

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Responden : LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Responden : PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT, POLA ASUH, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN ANAK BALITA DI WILAYAH PROGRAM WARUNG ANAK SEHAT (WAS) KABUPATEN SUKABUMI

Lebih terperinci

BAB II PENTINGNYA SARAPAN PAGI UNTUK ANAK-ANAK. 2008, Sarapan atau breakfast (dalam bahasa Inggris), break (istirahat)

BAB II PENTINGNYA SARAPAN PAGI UNTUK ANAK-ANAK. 2008, Sarapan atau breakfast (dalam bahasa Inggris), break (istirahat) BAB II PENTINGNYA SARAPAN PAGI UNTUK ANAK-ANAK 2.1 Pengertian Sarapan Pagi Menurut sumber dari laman (page) web http://www.fbuzz.com/2008/12/13/pentingnya-sarapan-atau-makan-pagi/. 13 des 2008, Sarapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyusui bayinya, meyakinkan ibu akan keuntungan Air Susu Ibu (ASI) dan

BAB I PENDAHULUAN. menyusui bayinya, meyakinkan ibu akan keuntungan Air Susu Ibu (ASI) dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya. Setiap ibu untuk

Lebih terperinci

Resep MPASI Bagi Balita Berumur Setengah Tahun

Resep MPASI Bagi Balita Berumur Setengah Tahun Resep MPASI Bagi Balita Berumur Setengah Tahun Bayi Ibu sekarang sudah berusia 6 tarikh. Jika Pokok sudah sukses menjalankan BERTERIMA eksklusifnya tengah 6 bulan maka sehabis lepas 6 bulan Permulaan sudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di bahas yang pertama mengenai ASI Eksklusif, air susu ibu yang meliputi pengertian ASI, komposisi asi dan manfaat asi. Kedua mengenai persepsi yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya, program pemberian ASI ekslusif tidak berlansung secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya, program pemberian ASI ekslusif tidak berlansung secara optimal BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :... KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG 1. Nomor Responden :... 2. Nama responden :... 3. Umur Responden :... 4. Pendidikan :... Jawablah

Lebih terperinci

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah. Kata pengantar Saat akan makan, pertama-tama yang kamu lakukan melihat makananmu. Setelah itu, kamu akan mencium aromanya kemudian mencicipinya. Setelah makanan berada di mulut, kamu akan mengunyah makanan

Lebih terperinci

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Penanganan diabetes berfokus pada mengontrol kadar gula darah (glukosa). Hal tersebut dapat dijalankan dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, serta merubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garamgaram organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai

Lebih terperinci

KUESIONER PERAN IBU. Lampiran:

KUESIONER PERAN IBU. Lampiran: Lampiran: KUESIONER PERAN IBU Petunjuk Pengisian 1. Untuk pertanyaan A, B, C, D diharapkan mengisi jawaban sesuai kolom yang tersedia dan memilih satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016 Catur Setyorini Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, 04 10.00-4. Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Mei 2017 12.00 tentang asupan nutrisi pada anak yaitu menggali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Status Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENYEDIAAN MENU SEIMBANG UNTUK BALITA DI DESA RAMUNIA-I KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010 Tanggal

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu sumber mineral mikro yang berperan sangat penting dalam proses metabolisme tubuh (Indira, 2015). Mineral mikro sendiri merupakan mineral

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Pemanfaatan Konsultasi Gizi Untuk Peningkatan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Pemanfaatan Konsultasi Gizi Untuk Peningkatan 96 A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN Kesimpulan penelitian Pemanfaatan Konsultasi Gizi Untuk Peningkatan Penyelenggaraan Makanan Anak Balita (Penelitian terbatas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung zat gizi, yang diberikan pada bayi atau anak yang berusia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung zat gizi, yang diberikan pada bayi atau anak yang berusia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan dan minuman yang mengandung zat gizi, yang diberikan pada bayi atau anak yang berusia 6-24 bulan guna memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampai saat ini diare masih menjadi masalah kesehatan di dunia sebagai penyebab mortalitas dan morbiditas. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013

Lebih terperinci

Memperkenalkan Makanan pada Bayi.

Memperkenalkan Makanan pada Bayi. Memperkenalkan Makanan pada Bayi. Bayi sangat membutuhkan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama dan utama bayi pada enam bulan pertama kehidupannya.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN GIZI KURANG PADA BALITA

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN GIZI KURANG PADA BALITA SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN GIZI KURANG PADA BALITA A. JUDUL Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Gizi Kurang pada Balita B. TUJUAN 1. Tujuan Umum : Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan

Lebih terperinci

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja) NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja) dr. Maria Ulfa, MMR Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Kepada Yth. Ibu Balita Di Tempat Kabanjahe, Juli 2015 Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul. Dalam hal ini

Lebih terperinci

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN ANGKET / KUESIONER PENELITIAN Kepada yth. Ibu-ibu Orang tua Balita Di Dusun Mandungan Sehubungan dengan penulisan skripsi yang meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makanan Balita

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN ORANGTUA

LEMBAR PERSETUJUAN ORANGTUA LAMPIRAN Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN ORANGTUA Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Usia :.tahun Alamat :... Telepon/HP : selaku Bapak/ibu/lainnya(sebutkan..) dari.. usia..bulan, setelah mendapatkan

Lebih terperinci

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN Wahyu Setya Ningsih 1), Ari Andayani 2) 1 Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo email: wahyusetya14@yahoo.co.id 2 Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan disiplin terhadap perintah, aturan dan sebagainya (Departemen. oleh dokter atau orang lain (Slamet, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan disiplin terhadap perintah, aturan dan sebagainya (Departemen. oleh dokter atau orang lain (Slamet, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepatuhan a. Definisi Kepatuhan Kepatuhan berasal dari kata patuh yang berarti taat, suka menurut dan disiplin terhadap perintah, aturan dan sebagainya (Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetap tinggi. Maka dari itu orang tua harus pandai pandai dalam memilih zat gizi pada anak

BAB I PENDAHULUAN. tetap tinggi. Maka dari itu orang tua harus pandai pandai dalam memilih zat gizi pada anak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan selama masa anak-anak berlangsung dengan kecepatan yang lebih lambat dari pada pertumbuhan bayi, akan tetapi kegiatan fisik pada tahap kehidupan tersebut

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes GIZI DAUR HIDUP Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id Pengantar United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi usia 6-12 bulan melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER A. Identitas Sampel LAMPIRAN 1 KUESIONER KARAKTERISTIK SAMPEL Nama : Umur : BB : TB : Pendidikan terakhir : Lama Bekerja : Unit Kerja : Jabatan : No HP : B. Menstruasi 1. Usia awal menstruasi : 2. Lama

Lebih terperinci

19/02/2016. Siti Sulastri, SST

19/02/2016. Siti Sulastri, SST Siti Sulastri, SST Usia 0 12 bulan Fase atau tahap awal untuk menentukan kondisi serta perkembangan bayi untuk tahun yang akan datang/ tahun perkembangan bayi berikutnya Tumbuh dengan sangat cepat Mulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kekurangan Energi Kronis (KEK) 1. Pengertian Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan ibu hamil dan WUS (Wanita Usia Subur) yang kurang gizi diakibatkan oleh kekurangan

Lebih terperinci

Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh

Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh Ditulis oleh : Sanjaya Yasin Artikel Pola asuh gizimerupakan praktek dirumah tangga yang diwujudkan dengan tersedianya pangan dan perawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping ASI 1. Pengertian Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas tinggi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Balita dengan berat badan BGM menjadi indikator awal bahwa balita tersebut mengalami masalah gizi. Balita merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bayi. Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas hidup manusia dimulai sedini mungkin sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI sangat dianjurkan pada bayi sampai usia 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai usia 2 tahun karena ASI akan memberikan sejumlah zatzat gizi yang berguna untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jangka Menengah untuk pencapaian program perbaikan gizi 20%, maupun target

BAB I PENDAHULUAN. Jangka Menengah untuk pencapaian program perbaikan gizi 20%, maupun target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia prevalensi balita gizi buruk adalah 4,9% dan gizi kurang sebesar 13,0% atau secara nasional prevalensi balita gizi buruk dan gizi kurang adalah sebesar

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Ibu Post partum di Ruang Perawatan Alamanda. Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2013

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Ibu Post partum di Ruang Perawatan Alamanda. Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2013 SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Makanan Pendamping ASI Sasaran : Ibu Post partum di Ruang Perawatan Alamanda Waktu : 40 menit Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2013 Penyuluh : Apri Rahma Dewi

Lebih terperinci

01/04/ TAHUN (USIA(Th)) x 2 + 8) RUMUS PERKIRAAN TINGGI BADAN TAHUN USIA (th) x RUMUS PEERKIRAAN BERAT BADAN PERHITUNGAN

01/04/ TAHUN (USIA(Th)) x 2 + 8) RUMUS PERKIRAAN TINGGI BADAN TAHUN USIA (th) x RUMUS PEERKIRAAN BERAT BADAN PERHITUNGAN By Yetti Wira Citerawati SY Apa yang di makan bayi sejak usia dini merupakan fondasi penting bagi kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan. SDM akan optimal jika gizi dan kesehatan pada beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada usia 6 bulan saluran pencernaan bayi sudah mulai bisa diperkenalkan pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada usia 6 bulan saluran pencernaan bayi sudah mulai bisa diperkenalkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada usia 6 bulan saluran pencernaan bayi sudah mulai bisa diperkenalkan pada makanan padat sebagai makanan tambahannya. Berdasarkan ilmu gizi, para bayi perlu diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang paling sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret Lowson, 2003). Sejak awal kelahirannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan pelayanan medis dan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011).

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang mudah ditemukan dalam bahan pangan dan hampir selalu terdapat pada hidangan sehari-hari masyarakat Indonesia,

Lebih terperinci