SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA GALA DINNER NETWORKING SESSION DENGAN IKATAN ILMUWAN INTERNASIONAL INDONESIA (I-4) JAKARTA, 18 DESEMBER 2010
|
|
- Verawati Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA GALA DINNER NETWORKING SESSION DENGAN IKATAN ILMUWAN INTERNASIONAL INDONESIA (I-4) JAKARTA, 18 DESEMBER 2010 Selamat malam dan salam sejahtera bagi kita semua, Kami berterima kasih telah diberi kesempatan untuk melakukan interaksi dengan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4). Ini merupakan kelompok luar biasa, putra putri terbaik Indonesia yang telah mencapai suatu prestasi di luar negeri. Kita patut bangga bahwa ternyata banyak orang Indonesia yang mewakili kita di luar negeri dan mencapai prestasi yang luar biasa. Ini harus dipublikasikan untuk dijadikan sebagai inspirasi. Bagian dari 100% Cinta Indonesia adalah kebanggaan kita mengenai Indonesia. Bukan hanya masalah membeli produk Indonesia, tetapi kita harus percaya terhadap diri kita sendiri. Banyak orang di luar Indonesia yang seringkali tidak yakin pada kemampuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kisah yang sangat menginspirasi dari teman-teman yang ada di network ini perlu dipublikasikan untuk menjadi bukti bahwa ternyata kita tidak kalah dari segi bukan hanya produk tetapi kemampuan kita sebagai bangsa yang tercermin dari teman-teman kita yang ada di luar. Saya selalu menggunakan contoh saat mempromosikan 100% Cinta Indonesia. Saya sering menggunakan cerita yang inspirational sebagai contoh, misalnya apakah anda tahu saat Presiden Obama di malam inagurasi, koreografernya adalah orang Indonesia? Atau apakah anda tahu bahwa salah satu baju Michele Obama kainnya berasal dari Indonesia?. Kita juga bisa menjadikan cerita sukses para anggota I-4 ini sebagai contoh dalam mempromosikan 100% Cinta Indonesia. Kita harus bangga karena salah satu yang hadir di sini telah memiliki paten Four G, dan ini merupakan cerita yang bagus untuk dibanggakan. Ada beberapa program atau inisiatif yang sedang dicoba dikembangkan, bukan saja dari Kementerian Perdagangan tetapi juga dari Pemerintah Indonesia. Asal
2 usulnya muncul dari pertanyaan daya saing, yaitu bagaimana Indonesia bisa mempunyai daya saing untuk terus berkembang. Mengenai daya saing Indonesia, menurut World Economic Forum, peringkat Indonesia melompat sepuluh rangking dari rangking 55 menjadi rangking 44 dari 139 negara pada tahun ini. Indonesia dianggap membaik dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) dan pendidikan dasar, yang artinya 20% SDM yang berpendidikan sudah mulai menunjukkan hasil. Jadi dari sektor pendidikan, daya saing kita meningkat cukup baik. Kemudian dari sisi kepemerintahan (governance) juga membaik, termasuk biaya melakukan kegiatan bisnis (cost of doing business), yang berarti program reformasi sudah berjalan dengan baik. Namun di beberapa hal kita masih lemah, diantaranya adalah di sektor infrastruktur, kesiapan teknologi dan inovasi (Technological readiness and innovation), dan kesehatan juga masih lemah. SDM yang memiliki keahlian tinggi juga masih rendah, padahal ke depan jika bicara daya saing, Indonesia harus melakukan peningkatan di bidang itu. Jika dalam ilmu ekonomi sebuah negara harus memiliki sumber daya alam (natural resources) dan tenaga kerja yang relatif rendah biayanya, hal tersebut tidak cukup lagi saat ini karena kita berbicara mengenai rantai distribusi (supply chain), yaitu bagaimana suatu barang itu diproduksi. Dalam rantai distribusi, proses suatu barang diproduksi dimulai dari inovasi sampai menjadi produk, kemudian dipasarkan. Apabila kita melihat ipod, berapa persen muatan lokalnya dan produksinya di mana? Sebagian besar pekerjaan dilakukan di China, tetapi tidak untuk assembling dan komponen produksinya. Dari segi nilai, lebih tinggi di Amerika karena inovasinya dan services higher value added berada di Amerika. Jadi kita harus mengejar yang di atas (inovasi) bukan hanya yang di bawah (produksi). Yang mengerikan adalah China akan sangat berhasil dalam sisi produksi. Mereka sudah tahu bahwa mereka harus menekan biaya produksi (the low cost mass production), menerapkan teknologi tinggi (hi-tech), meningkatkan nilai tambah, meningkatkan jumlah pekerja yang berkeahlian tinggi, dan melakukan lebih banyak penelitian dan pengembangan (research and design (R&D)). China juga besar-besaran menarik kembali SDM mereka yang berada di luar negeri untuk kembali ke negerinya untuk melakukan strategi-strategi yang telah ditetapkan oleh China. Istilahnya adalah tripatriasi dimana orang-orang yang dahulunya berasal dari China tetapi sudah menjadi warga negara AS, ditarik pulang ke China dengan menggunakan insentif. China sangat strategic dalam mengindentifikasi hal ini. China juga memiliki seminar seperti yang dilakukan I-4, tetapi jumlahnya lebih besar dan sudah dilakukan bertahun-tahun. China memiliki SDM dengan gelar Phd Ekonomi di mana-mana, di seluruh dunia.
3 Mereka datang ke China setahun sekali untuk menghadiri sebuah konferensi besar dimana mereka bisa sharing dan melakukan mentoring, serta talent consulting. Saat pulang ke China, mereka mencari orang-orang yang potensial untuk diberikan beasiswa. Saya rasa hal ini bisa juga dilakukan untuk orang Indonesia karena keberadaan mereka di luar dapat mewakili Indonesia dalam berbagai hal. Satu usul yang sangat baik untuk disampaikan adalah memperkokoh network ini dari segi database keberadaan. Saat ini masih banyak orang yang belum teridentifikasi keberadaannya. Kelompok I-4 ini bagi kami, sebagai Kementerian Perdagangan, adalah kalian menjadi mata dan telinga kami di luar negeri. Kita sedang naik daun di dunia internasional, terutama dalam 3 atau 4 tahun terakhir ini. Sangat terasa bahwa tiba-tiba dunia mulai sadar bahwa ada negara Indonesia yang ternyata lumayan hebat. Indonesia adalah emerging ASEAN economy, modern, democratic country dengan populasi islam terbesar. Ini merupakan sesuatu yang unik. Indonesia secara politik juga stabil dan dapat bertahan (survive) dalam krisis, mengalami pertumbuhan serta proses transisi di dalam demokrasi yang juga berjalan lancar. Di mata dunia, ini adalah hal yang positif, dan ini berarti kita berperan aktif di forum internasional dan forum regional. Para hadirin yang kami hormati, Tahun depan Indonesia akan menjadi tuan rumah ASEAN, tahun 2013 kita akan menjadi tuan rumah APEC. Indonesia juga sudah menjadi anggota G20 dimana kita berada di peringkat 16 diantara negara-negara G20. Kita adalah negara yang ekonominya sedang meningkat dan dinamis. Saya juga sudah promosi ke mana-mana mengenai fakta menarik terkait potensi SDM kita. Sebanyak 50% populasi kita berumur di bawah 29 tahun dan 30% berada di bawah 40 tahun. Indonesia memiliki penduduk muda yang sangat dinamis, dan angka tersebut merupakan faktanya. Kondisi SDM di Indonesia ini mirip dengan di India, namun kebalikan dari China. China akan mengalami sebaliknya dimana penduduk mudanya tidak lagi banyak dikarenakan kebijakan satu anak (one child policy). Fakta lain adalah bahwa kita merupakan negara yang paling banyak menggunakan jaring sosial di antara negara-negara berkembang lainnya. Indonesia merupakan pengguna kedua terbesar Facebook di dunia dengan 29 juta pengguna Facebook. Kita juga pengguna terbesar keenam jaringan sosial Twitter, kemudian Blackberry pertumbuhannya juga paling tinggi. Jadi kita adalah masyarakat yang tingkat sosialisasinya sangat tinggi, ini mungkin karena harga
4 telepon genggam saat ini sangat murah serta biaya pulsa juga murah. Hal tersebut merupakan kekuatan dari berbagai macam hal. Saat ini, kita tidak bisa lagi menyimpan informasi. Jika ingin menyampaikan suatu pesan (message), atau apabila kita berusaha menutupi sesuatu karena melakukan kesalahan, maka penyebarannya cepat sekali. Ini adalah kekuatan dari segi dinamisasi bangsa yang merefleksikan kreativitas anak-anak muda dimana sesungguhnya hal ini memiliki nilai ekonomi yang besar. Harus ada yang membuat content, product and services yang terkait dengan semua ini. Cara pemasaran (marketing) juga sudah sangat berubah. Ini sesuatu yang sangat dinamis, kreatif, dan inovatif. Sesungguhnya ini bisa menjadi sebuah topik penelitian yang bagus. Indonesia membebaskan atau tidak melarang perkembangan informasi, tidak seperti China yang melarang penggunaan Facebook. Jaringan sosial di Indonesia pertumbuhannya lebih tinggi daripada di India, mungkin ini karena masyarakat Indonesia ikatannya kuat dan sering berdiskusi. Mengenai industri kreatif (creative industry), ini sesuatu yang didorong oleh Kementerian Perdagangan. Ada 14 sektor ekonomi kreatif, antara lain Arsitektur; Desain; Fesyen; Film, Video dan Fotografi; Kerajinan; Layanan Komputer dan Piranti Lunak; Musik; Pasar Barang Seni; Penerbitan dan Percetakan; Periklanan; Permainan Interaktif; Riset dan Pengembangan; Seni Pertunjukan; Televisi dan Radio. Ini adalah industri yang bahan bakunya ide dan tidak akan pernah habis. Tantangannya adalah bagaimana ide ini bisa menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomi. Para hadirin yang berbahagia, Ekonomi Kreatif ini telah dilakukan dari tahun 2006 dimana ini didasarkan pada kreativitas, dan ada ahlinya, penelitiannya, serta bidangnya. Apa yang harus dilakukan untuk merubah ide menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi? Apa tantangannya? Kita menemukan ada lima hal yang ternyata dianggap menghambat potensi industri kreatif di Indonesia untuk berkembang: 1. Intellectual property right protection. Ini tentunya sangat dipahami oleh komunitas ini. Bagaimana ide, inovasi, kreativitas, desain anda diproteksi di sini. Ternyata implementasi perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual masih belum baik di Indonesia. Penghasilan kita dari paten dan royalti juga belum berkembang. Ini sesuatu yang menjadi pekerjaan rumah kita bersama.
5 2. Creative mindset. Di bidang pendidikan, misalnya, kurikulum dan cara mengajar harus dirubah, seperti yang disarankan oleh cluster pendidikan I-4, dan ini adalah tugas Kementerian Pendidikan. Bagaimana kita membuat pelajar untuk berpikiran lebih terbuka dan lebih kritis. Saat saya pulang dari luar negeri, saya terbiasa dengan cara berpikir yang terbuka (open minded). Pada saat saya mengajar di universitas, mahasiswanya tidak ada yang bertanya. Akhirnya saya memberi bobot nilai sebesar 30% untuk bertanya. Hal ini menunjukkan belum adanya budaya mengkritisi. Oleh sebab itu, perlu dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan kita. 3. Modal. Ide untuk membuat Four G chips di Indonesia merupakan ide yang bagus, tetapi bagaimana kita mencari investor. Pemerintah bisa menyediakan science part dan proses inkubasi. Sebenarnya bagian Riset dan Teknologi memiliki program tersebut, tapi pada akhirnya kita membutuhkan investor. Apakah itu single investor atau venture capital, seperti yang kita ketahui bahwa semua Bill Gates dan Steve Job di dunia ini, mereka memulai proyek mereka dari garasi, namun ada juga investor yang berani menanam uangnya untuk ide mereka. Mungkin ada kegagalan 90%, tetapi tetap ada 10% ini yang berhasil. Untuk itu, kita sedang mengembangkan entrepreneurship process di dalam negeri. Menteri Pendidikan juga ikut dalam hal ini. Kita perlu menumbuhkan entrepreneurship di dalam negeri dan belajar untuk bagaimana menghargai inovasi. 4. Appreciation. Kita kurang menghargai penelitian (research). Satu yang harus kita punya adalah pusat penelitian yang berkelas internasional di universitas. Kondisi saat ini adalah tidak cukupnya dana yang dialokasikan untuk membangun pusat penelitian tersebut dan tidak cukupnya apresiasi. Disamping itu, gaji dosen masih minim sehingga banyak dosen yang menjadi konsultan untuk menambah penghasilan, padahal seharusnya mereka melakukan penelitian penuh (full time research). Bagaimana kita mendorong agar mereka mau melakukan penelitian penuh? Ini sangat penting. Saya dan ketua cluster ekonomi I-4 dulu memiliki mimpi untuk membangun Pusat Antar Universitas, punya mimpi untuk membuat pusat penelitian kelas dunia (world class research center). Saat ini kita masih bermimpi, tetapi kita harus sadar dengan kondisi saat ini. Pada intinya, kami ingin network antara Kementerian Perdagangan dan I-4 dibangun terus, bagaimana kita saling memberikan informasi dan mengidentifikasi kesempatan untuk bekerjasama. Jika ada misi dagang atau kunjungan ke luar negeri, biasanya saya bertemu dengan beberapa kelompok profesional. Jadi sudah ada network yang terjalin sebelumnya, namun sekarang
6 mungkin kita bisa masukan dalam program dimana jika kementerian ada kunjungan ke luar negeri, kita bisa berkumpul guna saling memberi informasi (updating each other). Kita bisa mulai dari hal yang sederhana seperti bagaimana membangun kolaborasi ke depan. Terima Kasih. Menteri Perdagangan MARI ELKA PANGESTU
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi kreatif merupakan pengembangan konsep berdasarkan modal kreatifitas yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Presiden Susilo Bambang
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Konvensi Nasional Hak Kekayaan Intelektual Sedunia, Jakarta, 26 April 2011 Selasa, 26 April 2011
Sambutan Presiden RI pada Konvensi Nasional Hak Kekayaan Intelektual Sedunia, Jakarta, 26 April 2011 Selasa, 26 April 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN KONVENSI NASIONAL HAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia sampai saat ini adalah salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia sampai saat ini adalah salah satu permasalahan yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak. Hal ini disebabkan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif adalah industri yang bermuara pada intelektualitas, ide, dan gagasan orisinil yang kemudian di realisasikan berdasarkan pemikiran insan kreatif yang
Lebih terperinci1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia.
Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PEMBUKAAN PAMERAN 22 TAHUN DAVINCI DI INDONESIA JAKARTA, 14 OKTOBER 2015 Yang Saya Hormati: 1. Yulianty Widjaja (Direktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, sektor ekonomi Indonesia mengalami perubahan. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor pertanian. Namun seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia telah mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan jatuhnya perekonomian nasional. Banyak usaha-usaha skala besar pada berbagai sektor termasuk industri, perdagangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1990-an, dimulailah era baru ekonomi dunia yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, era tersebut populer dengan sebutan ekonomi kreatif atau industri
Lebih terperinciPEREKONOMIAN INDONESIA
PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang pertumbuhan perekonomian mengalir dalam era ilmu pengetahuan dan ide yang menjadi motor dalam perkembangan ekonomi. Era tersebut pada saat ini dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam rencana pengembangan industri kreatif Indonesia tahun 2025 yang dirumuskan oleh Departemen Perdagangan RI dijelaskan adanya evaluasi ekonomi kreatif. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan banyaknya kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak terjadinya suatu kelangkaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari bisnis itu sendiri. Menurut Peter Drucker (1954) 2 fungsi dalam bisnis itu adalah marketing dan
Lebih terperinci2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia senantiasa melakukan pembangunan di segala bidang, termasuk pembangunan di bidang ekonomi adalah sektor perindustrian. Dalam era globalisasi,
Lebih terperinciAssalaamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Om Swastiastu.
KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN INTERNATIONAL CONFERENCE ON CREATIVE INDUSTRY (ICCI) 2015 DI BALI Denpasar, 11 Agustus 2015 Distinguished Fellow Speakers Ladies and gentlemen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peradaban ekonomi dunia terbagi dalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN. Kreativitas ditemukan di semua tingkatan masyarakat. Kreativitas adalah ciri
BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kreativitas ditemukan di semua tingkatan masyarakat. Kreativitas adalah ciri internal manusia yang berkaitan dengan aspek orisinalitas, imajinasi, aspirasi, kecerdasan,
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KREATIF SEBAGAI PENGGERAK INDOSTRI PARIWISATA
PERTUMBUHAN EKONOMI KREATIF SEBAGAI PENGGERAK INDOSTRI PARIWISATA Sumarno Dwi Saputra Fakultas Ekonomi UNISRI Surakarta ABSTRAK Modal utama dalam menghadapi era globalisasi adalah keatifitas. Untuk membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keempat, yaitu industri ekonomi kreatif (creative economic industry). Di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini dunia telah memasuki era industri pada gelombang keempat, yaitu industri ekonomi kreatif (creative economic industry). Di negara-negara maju sendiri mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan industri baik dari segi manufaktur maupun jasa. Salah satu strategi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan zaman saat ini yang ada di Indonesia telah banyak sekali pertumbuhan industri baik dari segi manufaktur maupun jasa. Salah satu strategi pengembangan industri
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini menginstruksikan: Kepada : 1. Menteri
Lebih terperinciSambutan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017
Sambutan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. maupun internasional mengawali terbukanya era baru di bidang ekonomi yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan global dalam transformasi ekonomi, baik secara regional maupun internasional mengawali terbukanya era baru di bidang ekonomi yaitu dari era pertanian
Lebih terperinciIndustri Kreatif Jawa Barat
Industri Kreatif Jawa Barat Dr. Togar M. Simatupang Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB Masukan Kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat 2007 Daftar Isi Pengantar Industri Kreatif Asal-usul
Lebih terperinciMENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI SAMBUTAN MENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI PADA ACARA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2016
1 MENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI SAMBUTAN MENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI PADA ACARA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2016 TANGGAL 2 MEI 2016 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG
Lebih terperinciTERMS OF REFERENCE (TOR) EAGLE AWARDS DOCUMENTARY COMPETITION 2014
TERMS OF REFERENCE (TOR) EAGLE AWARDS DOCUMENTARY COMPETITION 2014 ============================================================== Tahun 2014 ini adalah 1 dekade Eagle Award Documentary Competition menginspirasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan menjadikan segala sektor di Indonesia mengalami persaingan yang lebih ketat terutama sektor industri.
Lebih terperinciin 5 Apa itu? Kami adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Social Network Marketing
in 5 Halo! Selamat datang di HDI in 5, sebuah panduan singkat untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai bisnis HDI. Kami juga akan memberikan Anda ide mengenai bagaimana Enterpriser lainnya memulai bisnis
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Peringatan HUT ke-3 Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 18 Maret 2013 Senin, 18 Maret 2013
Sambutan Presiden RI pada Peringatan HUT ke-3 Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 18 Maret 2013 Senin, 18 Maret 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HUT KE-3 GERAKAN KEWIRAUSAHAAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Animasi (anime) merupakan sebuah produk entertaintment, media, bahkan industri yang sangat pesat perkembangannya seiring dengan perkembangan teknologi. Penggunaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini, industri memiliki peran yang besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Khususnya di Indonesia yang sering di bahas oleh
Lebih terperinciPENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF
PENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF Dr. Sabartua Tampubolon (sabartua.tampubolon@bekraf.go.id, sabartuatb@gmail.com) Direktur Harmonisasi Regulasi dan Standardisasi Badan Ekonomi
Lebih terperinciMenuju Revolusi Ketiga Sains Teknologi:
Menuju Revolusi Ketiga Sains Teknologi: Pengembangan Ekonomi Kreatif Prof. Dr. Bustanul Arifin barifin@uwalumni.com Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA Dewan Pendiri/Ekonom Senior INDEF Anggota Komite
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif memiliki peran penting
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian suatu negara. Hal ini akan menjawab tantangan permasalahan mendasar
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ekonomi kreatif yang digerakkan oleh industri kreatif, didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Pada awalnya seperti diketahui, kegiatan perekonomian hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian semakin cepat seiring dengan munculnya potensi ekonomi baru yang mampu menopang kehidupan perekonomian masyarakat dunia. Pada awalnya
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG
1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN PENUNJANG PARIWISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu untuk menggunakan kekreatifitasannya untuk menjadi lebih unggul dibandingkan para pesaing. John Howkins
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN GELAR BATIK NUSANTARA 2015 JAKARTA CONVENTION CENTER JUNI 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN GELAR BATIK NUSANTARA 2015 JAKARTA CONVENTION CENTER 24 28 JUNI 2015 Yth. Presiden Republik Indonesia beserta istri; Yth. Para Menteri Kabinet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi ekonomi inovatif mulai bermunculan seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat di Indonesia. Potensi ini memberikan dampak pada perkembangan ekonomi di Indonesia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Semakin sulitnya keadaan perekonomian dunia saat ini yang diakibatkan krisis
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin sulitnya keadaan perekonomian dunia saat ini yang diakibatkan krisis perekonomian global yang dampaknya dirasakan oleh seluruh dunia saat ini. Tidak ada satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta, M. Ali Fahmi, SE, MM yang dikutip dalam artikel koran Kedaulatan Rakyat 24 Agustus 2015, selain Yogyakarta mendapat predikat
Lebih terperinciINDUSTRI KREATIF: MOTOR PENGGERAK UMKM MENGHADAPI MASAYARAKAT EKONOMI ASEAN. Vita Kartika Sari 1 ABSTRAK
INDUSTRI KREATIF: MOTOR PENGGERAK UMKM MENGHADAPI MASAYARAKAT EKONOMI ASEAN Vita Kartika Sari Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS Surakarta E-mail: kartikavirgo@gmail.com
Lebih terperinciStrategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1
Strategi Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1 Hasil kajian Tim Inisiasi ( taskforce) Ekonomi Kreatif Propinsi Jawa Barat 2011, bersama Bappeda Jawa Barat, dimana penulis terlibat
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN INTERNATIONAL FURNITURE & CRAFT FAIR INDONESIA (IFFINA
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN INTERNATIONAL FURNITURE & CRAFT FAIR INDONESIA (IFFINA 2016) Jakarta, 10 Maret 2016 Yang terhormat Sdr. Menteri Perdagangan; Sdr. Menteri Lingkungan
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI TENGAH
GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN LOMBA SENI BUDAYA MEDIA TRADISIONAL KEPENDUDUKAN DAN KB TINGKAT PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2011 SENIN, 30 MEI
Lebih terperinciWejangan Presiden RI pada acara Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional, di Cipanas, Jabar tgl. 9 Agt 2014 Sabtu, 09 Agustus 2014
Wejangan Presiden RI pada acara Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional, di Cipanas, Jabar tgl. 9 Agt 2014 Sabtu, 09 Agustus 2014 WEJANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA LOMBA CIPTA SENI PELAJAR NASIONAL
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013
Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN KONGRES XXI PGRI DAN KONGRES GURU
Lebih terperinciDampak Positif Ekonomi Kreatif
KAJIAN MODEL USAHA EKONOMI KREATIF SEBAGAI PENUNJANG PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI LAMPUNG PENDAHULUAN Transformasi struktur perekonomian dunia, dari yang tadinya berbasis Sumber Daya Alam (SDA) menjadi
Lebih terperinciPengembangan Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda Indonesia Ahmad Buchori Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan
Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda Indonesia Ahmad Buchori Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan Bogor, 29 Desember 2015 1 Agenda 1. Potensi dan Tantangan Kondisi
Lebih terperinciGUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU
GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi negara merupakan suatu hal yang sangat penting karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih baik untuk dicapai sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung Gambar 1.1 Logo Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK)
Lebih terperinciLANDASAN AKTIVITAS PEMIMPIN BISNIS
LANDASAN AKTIVITAS PEMIMPIN BISNIS KEBUTUHAN AKAN INOVASI DAN KREATIVITAS Pengenalan barang dan jasa baru Metode produksi baru Sumber bahan mentah baru Pasar-pasar baru Organisasi industri baru Kreativitas,
Lebih terperinciMata Kuliah - Advertising Project Management-
Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: Konsep Manajemen Jasa Dan Isu Strategik Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBab V Kesimpulan dan Saran
Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini akan membahas kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, diikuti saran-saran yang ditujukan baik kepada pihak-pihak/lembaga-lembaga
Lebih terperinciPENINGKATAN DAYASAING UKM EKONOMI KREATIF MELALUI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PRODUK LOKAL
PENINGKATAN DAYASAING UKM EKONOMI KREATIF MELALUI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PRODUK LOKAL Agri-Marine Economy Industrial Economy Information Economy Creative Economy Academic/ University Business/ Industry
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI
1 BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Mungkin belum banyak orang yang tahu tentang industri kreatif. Mungkin juga banyak yang mengira industri kreatif merupakan sesuatu yang baru atau langka, padahal
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA PEMBUKAAN TRADE EXPO INDONESIA YANG KE-25 JAKARTA, 13 OKTOBER 2010
SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA PEMBUKAAN TRADE EXPO INDONESIA YANG KE-25 JAKARTA, 13 OKTOBER 2010 Yth. Wakil Presiden RI Bapak Budiono beserta Ibu Herawati Budiono, Yth. pimpinan dan anggota lembaga
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011
SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011 Yang terhormat Ibu Ani Yudhoyono; Yang terhormat Ibu Herawati Budiono; Yang terhormat Ibu-Ibu dari Solidaritas Istri
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010
Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN PEKAN RAYA JAKARTA KE-43 DI ARENA PRJ-KEMAYORAN, JAKARTA
Lebih terperinciSambutan oleh: Ibu Shinta Widjaja Kamdani Ketua Komite Tetap Kerjasama Perdagangan Internasional Kadin Indonesia
Sambutan oleh: Ibu Shinta Widjaja Kamdani Ketua Komite Tetap Kerjasama Perdagangan Internasional Kadin Indonesia Disampaikan Pada Forum Seminar WTO Tanggal 12 Agustus 2008 di Hotel Aryaduta, Jakarta Kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi kendaraan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Data dari badan pusat statistik dari tahun 2000 hingga 2012 menunjukkan kenaikan jumlah kendaraan
Lebih terperinciEKONOMI KREATIF DALAM PERSPEKTIF PERDAGANGAN, HAMBATAN DAN PERAN PERGURUAN TINGGI
EKONOMI KREATIF DALAM PERSPEKTIF PERDAGANGAN, HAMBATAN DAN PERAN PERGURUAN TINGGI Dedi Budiman Hakim dan Muhammad Fazri, Bogor, 29 Desember 2015 Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut
Lebih terperinciKetua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI
PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan
Lebih terperinciCIPTAKAN PENGUSAHA MUDA KREATIF & BRILIAN
CIPTAKAN PENGUSAHA MUDA KREATIF & BRILIAN PENGANTAR Kompas dan BRI Peduli mengadakan program Teras Usaha Mahasiswa. Progam ini merupakan kompetisi proposal usaha dengan skala nasional, dimana proposal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki keanekaragaman seni dan budaya. Hal ini yang menjadi salah satu daya tarik wisata di Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 12: Industri kreatif
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Industri Kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri kreatif juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah ekonomi di dunia tergambar sejak revolusi industri di Inggris antara tahun 1750-1850 masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin industri yang mampu menciptakan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN dan SARAN
BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN 6.1 Kesimpulan A. Dari hasil Analisa Input Output 1. Dari analisa input output yang dilakukan, maka nilai Industri Kreatif di DKI Jakarta pada Tahun 2007 memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah kesenjangan sosial ekonomi dimasyarakat. Sektor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang berupaya dalam menyelesaikan masalah kesenjangan sosial ekonomi dimasyarakat. Sektor pendapatan terbesar negara ini
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KABUPATEN BELITUNG DENGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif dapat dibilang merupakan salah satu industri paling menjanjikan dan diminati para pebisnis di era global saat ini terutama di negeri kita tercinta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang dilakukan oleh setiap negara tak terkecuali Indonesia. Adapun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesejahteraan merupakan sebuah perwujudan yang hendak dicapai dalam perekonomian yang dilakukan oleh setiap negara tak terkecuali Indonesia. Adapun upaya
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Hari Anak Nasional, 23 Juli 2010 Jumat, 23 Juli 2010
Sambutan Presiden RI pada Hari Anak Nasional, 23 Juli 2010 Jumat, 23 Juli 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA HARI ANAK NASIONAL, TANGGAL 23 JULI 2010 DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab 1 berisikan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang diangkatnya penelitian ini, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika dalam penulisan laporan
Lebih terperinciPERAN PERGURUAN TINGGI DALAM TRIPLE HELIX SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF. Dewi Eka Murniati Jurusan PTBB FT UNY ABSTRAK
PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM TRIPLE HELIX SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF Dewi Eka Murniati Jurusan PTBB FT UNY ABSTRAK Industri kreatif telah membuktikan proporsi kontribusinya yang signifikan
Lebih terperinciParadigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan
BAB II PARADIGMA WIRAUSAHA PELAJAR SMK Pengetahuan tentang wirausaha di kalangan pelajar SMK saat ini sangat minim, hal ini disebabkan karena SMK dibuat untuk mencetak lulusan-lulusan yang siap bekerja.
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. Gambar 1.1 Gelombang Perekonomian Dunia. (sumber:
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Era Ekonomi Kreatif Kondisi ekonomi di Dunia saat ini telah memasuki era ekonomi gelombang ke- 4 yang dikenal dengan nama Era Ekonomi Kreatif.
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN GELAR PRODUK UNGGULAN LAPAS JAKARTA, APRIL 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN GELAR PRODUK UNGGULAN LAPAS JAKARTA, 31-02 APRIL 2015 Yth. Bapak Yasonna Hamonangan Laoly Menteri Hukum Dan HAM. Yth. Bapak Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Peringatan 1 Tahun Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 8 Maret 2012 Kamis, 08 Maret 2012
Sambutan Presiden RI pada Peringatan 1 Tahun Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 8 Maret 2012 Kamis, 08 Maret 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN SATU TAHUN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN
Lebih terperinciJakarta, 10 Maret 2011
SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,
Lebih terperinciLAPORAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA PEMBUKAAN TRADE EXPO INDONESIA Ke - 26 TAHUN 2011 JAKARTA, 19 OKTOBER 2011
LAPORAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA PEMBUKAAN TRADE EXPO INDONESIA Ke - 26 TAHUN 2011 JAKARTA, 19 OKTOBER 2011 Yang Terhormat Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Boediono beserta Ibu Ani Herawati
Lebih terperinciYang terhormat, Direktur Jenderal Arsip Nasional Republik Demokratik Tomor Leste Mr. Horacio do Santos Marques, beserta jajarannya;
SAMBUTAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENANDATANGAN EXECUTIVE PROGRAMME (EP) ANTARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR LESTE DENGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG
Lebih terperinciPerkembangan Industri Kreatif
Perkembangan Industri Kreatif Togar M. Simatupang Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung Abstrak Istilah industri kreatif telah mulai banyak dibicarakan oleh kalayak ramai. Tetapi pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar untuk berkomunikasi dan terhubung dengan manusia lain. Manusia cenderung berkumpul dengan
Lebih terperinciBAB 1 LATAR BELAKANG
BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pemilihan Usaha Definisi Ekonomi Kreatif menurut Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia adalah penciptaan nilai tambah yang berbasis ide yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Hasil Analisis Budaya perusahaan merupakan salah satu aspek yang penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Hasil analisis mengenai budaya perusahaan yang
Lebih terperinci# $ !!" ! # $! $ % !!" # %!!! '(!! # * $ %!+ + +!! % %+!'!! " " " #! # % # '!$ #, #,-! # '-!!! #! )!! %" .'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!
!!"! # $! $ %!&!'!!" # %!!! '(!!!$)!" # * $ %!+ + +!! % %+!'!! " " " #! # % # '!$ #, #,-! # '-!!! #! )!! %" # $.'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!'" /!.!% % ) $ % & (!!!!.!% %!$!!!%.!% % "!.!% % )!')!! %!+!.!%
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA PENCANANGAN HARI SEPATU INDONESIA JAKARTA, 9 MARET 2011
SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA PENCANANGAN HARI SEPATU INDONESIA JAKARTA, 9 MARET 2011 Yth. Para Wakil Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Yang kami Hormati dan Cintai, Perwakilan Solidaritas Isteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga bisa mengurangi tingkat pengangguran. Selain UMKM ada juga Industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan
Lebih terperinciPengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Teknologi Informasi dan Multimedia: Peluang dan Tantangan
Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Teknologi Informasi dan Multimedia: Peluang dan Tantangan Oleh: Prof. Zainal A. Hasibuan, PhD. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia Materi ini disampaikan
Lebih terperinci2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara R
No.1015, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Pemasaran Produk Ekonomi Kreatif Nasional. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEMASARAN PRODUK EKONOMI KREATIF NASIONAL
Lebih terperinciLAPORAN MENTERI PERDAGANGAN PADA PEMBUKAAN PAMERAN EKONOMI KREATIF 2009 VIRUS K DAN PAMERAN PANGAN NUSA 2009 JAKARTA, 7 AGUSTUS 2009
LAPORAN MENTERI PERDAGANGAN PADA PEMBUKAAN PAMERAN EKONOMI KREATIF 2009 VIRUS K DAN PAMERAN PANGAN NUSA 2009 JAKARTA, 7 AGUSTUS 2009 Yth. Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono, Yth. Ibu Hj. Mufidah Yusuf Kalla,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri Kecil Menengah (IKM). Sektor industri di Indonesia merupakan sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia dapat ditunjang oleh beberapa faktor salah satunya peningkatan tenaga kerja melalui sektor ketenagakerjaan yang meliputi Industri Kecil Menengah
Lebih terperinci