BAB 12 KONTRAK BERJANGKA CPOTR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 12 KONTRAK BERJANGKA CPOTR"

Transkripsi

1 BAB 12 KONTRAK BERJANGKA CPOTR Definisi Kecuali konteks kalimat menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Kontrak Berjangka ini akan mengandung pengertian-pengertian sebagai berikut: Anggota Kliring Pembeli Anggota Kliring Penjual Bulan Kontrak Cidera Janji CPO CPOTR Hari Perdagangan Terakhir Komoditi Yang Harus Diserahkan Komoditi Yang Telah Diterima Kontrak Bulan Spot Nilai Komoditi Yang Diserahkan Pasar Penyerahan (Delivery Market) Pelabuhan Terdaftar Pembeli Penetapan Mutu (Grading) Pengelola Tangki Penjual Penyerahan Fisik Anggota Lembaga Kliring yang mengkliringkan transaksi atas nama Pembeli. Anggota Lembaga Kliring yang mengkliringkan transaksi atas nama Penjual. Bulan yang tersedia untuk transaksi Kontrak Berjangka CPO. Kegagalan memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada Pasal Crude Palm Oil sesuai dengan tingkat mutu sebagaimana disebut dalam Pasal Simbol spesifikasi Kontrak Berjangka Crude Palm Oil dalam satuan 10 (sepuluh) metric ton/lot, dan dalam mata uang Rupiah. Hari yang ditetapkan Bursa sebagai hari terakhir Kontrak Berjangka CPO diperdagangkan. Jumlah CPO dalam lot sesuai mutu yang ditetapkan yang harus diserahkan oleh Penjual pada Tangki Yang Ditunjuk di Pelabuhan Terdaftar. Total jumlah CPO dalam ton pada Tangki Yang Ditunjuk di Pelabuhan Terdaftar, yang telah diuji dan diterima oleh Pembeli melalui Surat Bukti Penerimaan. Kontrak terdaftar untuk diperdagangkan yang memiliki jangka waktu jatuh tempo terdekat. Nilai Rupiah dari jumlah CPO yang ditetapkan berdasarkan harga kontrak pada Pasar Penyerahan (Delivery Market), atau harga pasar yang berlaku yang ditetapkan oleh Bursa pada saat itu. Pasar dimana terjadi transaksi CPO yang diselesaikan melalui mekanisme Penyerahan Fisik. Daerah, area atau lokasi yang ditetapkan oleh Bursa sebagai pelabuhan tempat Penyerahan Fisik komoditi CPO. Pihak yang secara langsung bertangggung jawab untuk menerima Penyerahan Fisik CPO di Pasar Penyerahan (Delivery Market). Pengujian mutu yang dilakukan oleh Lembaga Penguji Mutu yang ditunjuk oleh pemilik tangki atau Pembeli. Pihak yang ditunjuk oleh Pembeli untuk menerima CPO. Pihak yang secara langsung bertanggung jawab untuk melakukan Penyerahan Fisik CPO di Pasar Penyerahan (Delivery Market). Salah satu bentuk penyelesaian Kontrak Berjangka dimana 1

2 Satuan Kontrak/Lot Surat Bukti Penerimaan Tanggal Perdagangan Tangki Yang Ditunjuk pihak Pembeli menerima fisik komoditi dan pihak Penjual menerima pembayaran. Jumlah CPO dengan berat bersih 10 metric ton yang mutunya memenuhi syarat sebagaimana disebut dalam Pasal Surat yang membuktikan mutu dan jumlah dari setiap Komoditi Yang Telah Diterima, yang diterbitkan oleh Pembeli atau Pengelola Tangki yang ditunjuk oleh Pembeli. Tanggal dimana terjadinya transaksi antara Pembeli dan Penjual di Pasar Penyerahan (Delivery Market). Fasilitas tangki atau tempat penampungan terukur yang terletak di kawasan berikat atau tidak berikat, yang ditunjuk oleh Bursa sebagai tempat penyimpanan/penyerahan Fisik CPO, sebagaimana terdapat dalam lampiran B Ketentuan Umum Perdagangan Kontrak Berjangka CPO tunduk pada Peraturan dan Tata Tertib Bursa dan Peraturan Kliring sepanjang tidak ditentukan lain secara khusus dalam Bab ini Bulan Kontrak Adalah dua belas (12) bulan berturut-turut untuk diperdagangkan dan dapat diubah dari waktu ke waktu oleh Bursa Hari Dan Jam Perdagangan 1. Hari Perdagangan adalah hari kerja dari Senin sampai dengan Jumat. 2. Jam perdagangan antara Pk sampai dengan Pk WIB. 3. Hari Perdagangan Terakhir adalah tanggal 15 Bulan Kontrak pada pukul WIB. Apabila tanggal tersebut merupakan Hari Libur, maka Hari Perdagangan Terakhir jatuh pada hari sebelum Hari Libur dimaksud Mutu CPO CPO yang akan diserahkan harus memenuhi persyaratan kualitas, fisik dan kimia sebagai berikut : a. Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid) 4.5% maksimum berdasarkan contoh di dalam tangki; b. Tingkat Kelembaban dan Kotoran (Moisture and Impurities) maksimum 0,5%. CPO yang diserahkan dalam pemenuhan kewajiban atas setiap Komoditi Yang Telah Diterima harus bebas dari kontaminasi Satuan Kontrak Satuan kontrak adalah 10 (sepuluh) metric ton, dengan ketentuan permintaan beli atau penawaran jual hanya diperkenankan dalam lot yang jumlahnya 10 (sepuluh) metric ton atau kelipatannya. 2

3 1206. Kuotasi Harga Dan Perubahan Harga Minimum (Tik) 1. Harga ditetapkan dalam mata uang Rupiah per kilogram berdasarkan harga Free-on-Board (FOB) Ekspor di pelabuhan Dumai dan Belawan, kecuali Pasar Penyerahan yang ditetapkan berdasarkan harga fisik CPO pada masing-masing Pelabuhan Terdaftar. 2. Kuotasi harga tidak termasuk PPN. 3. Perubahan harga minimum (Tik) adalah Rp. 5,- per kilogram dan kelipatannya Harga Penyelesaian 1. Harga Penyelesaian pada Hari Perdagangan ditetapkan berdasarkan: a. Harga terakhir yang terjadi menjelang penutupan (last done). b. Jika kondisi abnormal maka Harga Penyelesaian ditetapkan oleh Komite Produk. 2. Harga Penyelesaian pada Hari Perdagangan Terakhir menggunakan Harga Penyelesaian rata-rata pada 5 (lima) hari terakhir sampai dengan Hari Perdagangan Terakhir Batas Perubahan Harga Jika harga menyentuh diatas/dibawah 10% dari Harga Penyelesaian harian sebelumnya, maka perdagangan akan dihentikan selama 15 menit, kemudian batas perubahan harga berikutnya adalah 15% diatas/dibawah dari Harga Penyelesaian sebelumnya Perhitungan Batas Posisi Posisi yang dimiliki atau dikuasai baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak perseorangan atau gabungan dari orang perorangan secara patungan, akan diakumulasikan dan dianggap sebagai posisi dari masing-masing orang-perorangan Batas Posisi Terbuka Jumlah maksimum posisi beli atau jual netto setiap hari yang diperkenankan untuk dikuasai oleh suatu pihak sebanyak-banyaknya adalah 500 lot untuk satu Bulan Kontrak atau gabungan seluruh Bulan Kontrak. Pihak yang melakukan transaksi lindung nilai bona fide akan diberikan batas posisi khusus Posisi Wajib Lapor Posisi beli atau jual netto yang dikuasai satu pihak, yang mencapai 150 lot atau lebih untuk satu Bulan Kontrak pada saat penutupan Hari Perdagangan harus dilaporkan sesuai dengan ketentuan Peraturan Bursa Pilihan Prosedur Penyelesaian Kontrak Bulan Spot Memasuki Kontrak Bulan Spot sampai dengan Hari Perdagangan Terakhir, seluruh Anggota Kliring Anggota Kliring Pembeli dan Anggota Kliring Penjual yang masih memiliki posisi terbuka diperkenankan untuk melakukan penyelesaian transaksi dengan salah satu pilihan prosedur penyelesaian sebagai berikut : 1. Penyelesaian Penyerahan Fisik a. Penyelesaian Kontrak Melalui Serah Fisik Ketentuan dibawah ini berlaku untuk Anggota Kliring Pembeli atau Anggota Kliring Penjual yang memilih penyelesaian transaksi Bursa dengan serah fisik, yaitu: 3

4 (a) Anggota Kliring Pembeli dan Anggota Kliring Penjual yang telah setuju untuk melakukan serah fisik, akan mengisi dan menandatangani formulir serah fisik dalam format sebagaimana ditetapkan oleh Lembaga Kliring; (b) Setelah Lembaga Kliring menerima formulir serah fisik yang telah ditandatangani, posisi terbuka dari Kontrak Bulan Spot Anggota Kliring Pembeli dan Anggota Kliring Penjual yang bersangkutan akan di-offset dengan menggunakan Harga Penyelesaian hari sebelumnya; (c) Kontrak dari Anggota Kliring Pembeli dan Anggota Kliring Penjual yang bersangkutan akan didaftarkan pada Pasar Penyerahan menggunakan Harga Penyelesaian hari sebelumnya dikurangi bea keluar yang berlaku, dan ditetapkan dalam mata uang Rupiah; dan (d) Prosedur Penyerahan Fisik akan dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal b. Penyelesaian Kontrak Dengan Prosedur Penyerahan Alternafif (PPA) Ketentuan dibawah ini berlaku untuk Anggota Kliring Pembeli dan Anggota Kliring Penjual yang memilih penyelesaian transaksi Bursa dengan PPA, yaitu: (a) Anggota Kliring Pembeli dan Anggota Kliring Penjual akan memberitahukan kepada Lembaga Kliring mengenai keinginannya untuk melakukan penerimaan atau Penyerahan Fisik; (b) Anggota Kliring Pembeli dan Anggota Kliring Penjual bersama-sama akan membuat pernyataan PPA dalam bentuk sebagaimana ditetapkan oleh Lembaga Kliring. (c) Setelah Lembaga Kliring menerima surat pernyataan PPA sebagaimana yang dimaksud dalam butir (b), Anggota Kliring Pembeli dan Anggota Kliring Penjual wajib: i. bertanggung jawab langsung dan sepenuhnya terhadap penyelesaian Penyerahan Fisik. ii. membebaskan Bursa dan Lembaga Kliring dari setiap konsekuensi yang ada antara lain namun tak terbatas pada kewajiban, biaya atau pengeluaran yang timbul. 2. Penyelesaian Secara Tunai (Cash Settlement) Apabila sampai dengan Hari Perdagangan Terakhir, Anggota Kliring Pembeli dan Anggota Kliring Penjual tidak memilih salah satu prosedur penyelesaian tersebut di atas, maka semua Posisi Terbuka yang ada akan diselesaikan melalui penyelesaian tunai Pasar Penyerahan (Delivery Market) Anggota Kliring Pembeli dan Anggota Kliring Penjual yang bermaksud untuk menerima atau menyerahkan CPO melalui mekanisme Penyerahan Fisik wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Mutu CPO sesuai dengan Pasal Satuan Penyerahan a. Satuan Penyerahan Fisik terdiri dari 1 (satu) Lot atau kelipatannya. b. Penyerahan Fisik CPO dapat dilakukan secara terpisah sehingga pelaksanaanya dapat terdiri atas satu atau lebih Surat Bukti Penerimaan. c. Pada saat pemuatan ke Tangki Terdaftar, CPO yang diserahkan harus dipastikan mengenai status kepemilikannya, dan bukan merupakan komoditi yang sedang dipersengketakan, atau tidak sedang dijadikan jaminan untuk menjamin pelaksanaan kewajiban apapun. 3. Margin Pasar Penyerahan Anggota Kliring Pembeli atau Anggota Kliring Penjual yang akan melakukan kegiatan penyerahan atau penerimaan CPO wajib menyetor Margin Pasar Penyerahan sebesar 30 %. 4

5 4. Tempat Penyerahan a. Pelabuhan Penyerahan Fisik dilakukan pada Pelabuhan Terdaftar sebagaimana yang terdapat pada Lampiran B. c. Tangki Penyerahan Fisik dilakukan pada Tangki Yang Ditunjuk sebagaimana yang terdapat pada Lampiran B. 5. Pilihan Penyerahan Fisik a. Prosedur Penyerahan Fisik yang difasilitasi oleh Lembaga Kliring sebagaimana yang diatur pada Pasal 1214; atau b. Prosedur Penyerahan Alternatif sebagaimana yang diatur pada Pasal 1212 ayat (1) huruf b paling lambat Pk WIB pada hari ke 10 (sepuluh) bulan kalender setelah Tanggal Perdagangan Prosedur Penyerahan Fisik Tanpa mengesampingkan ketentuan lainnya, Anggota Kliring Pembeli dan Anggota Kliring Penjual harus memastikan bahwa Pembeli dan Penjual sudah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan waktu dan pelaksanaan Penyerahan Fisik Komoditi Yang Harus Diserahkan. Penyerahan Fisik atas Komoditi Yang Harus Diserahkan melalui Lembaga Kliring harus dilakukan sesuai dengan ketentuan dibawah ini: 1. Pemberitahuan Mengenai Pihak Penjual dan Pembeli Lembaga Kliring akan memberitahukan kepada Anggota Kliring Pembeli mengenai pihak penjualnya dan kepada Anggota Kliring Penjual mengenai pihak pembelinya paling lambat pada Pk WIB di Tanggal Perdagangan. 2. Kewajiban Pembayaran oleh Pembeli Anggota Kliring Pembeli wajib membayar sebesar nilai kontrak CPO ditambah dengan PPN (kecuali pengiriman pada tangki di kawasan berikat tidak dikenakan PPN) ke Lembaga Kliring selambat-lambatnya pukul WIB pada hari kerja ke 2 (dua) setelah Tanggal Perdagangan. Apabila tidak dapat memenuhi kewajiban dimaksud, Anggota Kliring Pembeli akan dinyatakan Cidera Janji. 3. Kewajiban Pemberitahuan Tangki oleh Pembeli Anggota Kliring Pembeli wajib menyerahkan kepada Lembaga Kliring pemberitahuan mengenai tangki Penyerahan Fisik menggunakan format yang telah ditetapkan oleh Lembaga Kliring. Pemberitahuan tersebut wajib disampaikan ke Lembaga kliring selambat-lambatnya pukul WIB pada hari kerja ke 2 (dua) setelah Tanggal Perdagangan. Apabila tidak dapat memenuhi kewajiban dimaksud, Anggota Kliring Pembeli akan dinyatakan Cidera Janji. 4. Pemberitahuan Penyerahan Fisik Kepada Penjual Lembaga Kliring akan melakukan pemberitahuan Penyerahan Fisik kepada Anggota Kliring Penjual setelah Lembaga Kliring menerima: a. Pembayaran dari Anggota Kliring Pembeli sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas; dan b. Pemberitahuan mengenai tangki Penyerahan Fisik dari Anggota Kliring Pembeli sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di atas. 5. Batas Waktu Penyerahan Fisik Batas waktu Penyerahan Fisik adalah 14 (empat belas) hari kalender setelah penerimaan pemberitahuan sebagaimana dimaksud ayat (4) butir b. 5

6 6. Kewajiban Pemberitahuan Penyerahan Fisik Oleh Penjual Penjual wajib memberitahukan kepada Pembeli dan/atau Pemilik Tangki paling lambat 3 hari kerja sebelum tanggal aktual Penyerahan Fisik. 7. Penerimaan Oleh Pembeli Pembeli bertanggung jawab menyediakan tangki yang sesuai untuk penerimaan CPO. 8. Batas Toleransi Jumlah Komoditi Yang Harus Diserahkan a. Batas toleransi untuk Komoditi Yang Harus Diserahkan adalah maksimum 0.5%. Setiap kelebihan atau kekurangan tersebut akan diselesaikan secara tunai dengan menggunakan harga yang berlaku pada Tanggal Perdagangan. b. Apabila sampai dengan jangka waktu Penyerahan Fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Komoditi Yang Telah Diserahkan melebihi dari batas toleransi 0.5% karena kesalahan kualitas atau kuantitas kontrak CPO, maka setiap kelebihan atau kekurangan akan dihitung sebagai berikut : i. untuk Komoditi Yang Telah Diterima kurang dari Komoditi Yang Harus Diserahkan, maka Anggota Kliring Penjual dinyatakan Cidera Janji. Jumlah Cidera Janji yang dimaksud adalah kekurangan dari Komoditi Yang Harus Diserahkan dan akan diselesaikan secara tunai dengan menggunakan harga yang berlaku pada Tanggal Perdagangan atau harga pasar yang berlaku pada saat itu, yang mana yang lebih tinggi.; atau ii. untuk Komoditi Yang Telah Diterima melebihi Komoditi yang Harus Diserahkan, maka Anggota Kliring Pembeli akan membayar secara tunai kelebihannya maksimum sampai batas toleransi sebagaimana dimaksud pada butir a dengan menggunakan harga yang berlaku pada Tanggal Perdagangan. Kelebihan penerimaan komoditi lebih dari batas toleransi akan menjadi hak Pembeli. 9. Berat Bila Penyerahan Fisik dilakukan dengan menggunakan truk, maka berat yang diukur dengan jembatan timbang milik Pembeli akan dianggap final. Jika Penyerahan Fisik dilakukan dengan menggunakan kapal, maka berat yang diukur menggunakan metode sounding/ullage dari tangki penerimaan akan dianggap final. 10. Kualitas a. Sampel diambil dari setiap truk dan/atau kapal pada waktu dan di tempat Penyerahan Fisik. Semua sampel yang diambil dari setiap truk dan/atau kapal akan dianalisa oleh laboratorium Pembeli berdasarkan sampel yang diambil pada saat Penyerahan Fisik. Sampel yang telah diterima dimaksud akan dianggap final, sehingga tidak ada perhitungan rata-rata dari kualitas CPO yang diterima. Penjual dapat mengajukan perwakilannya untuk menyaksikan pengambilan sampel. b. Apabila CPO yang dikirim tidak memenuhi persyaratan mutu sebagaimana dimaksud pasal 1204, Penjual dapat menggantikan CPO yang tidak memenuhi persyaratan dalam jangka waktu empat belas (14) hari kalender setelah diterimanya pemberitahuan Penyerahan Fisik dari Lembaga Kliring. 11. Keterlambatan Penyerahan Fisik Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (5), Anggota Kliring Penjual tidak dapat memenuhi mutu dan Komoditi Yang Harus Diserahkan, Anggota Kliring Penjual wajib membayar kompensasi kepada pihak Anggota Kliring Pembeli sebagaimana diatur dalam Lampiran A. 6

7 12. Kegagalan Penyerahan Apabila keterlambatan Penyerahan Fisik melebihi 2 (Dua) hari kalender dari batas waktu Penyerahan Fisik, maka Anggota Kliring Penjual akan dinyatakan Cidera Janji dan tidak akan diberikan penambahan waktu. Anggota Kliring Penjual yang melakukan Cidera Janji akan dikenakan sanksi sebagaimana yang diatur dalam Lampiran A. 13. Tanggal Penyelesaian Penyerahan Fisik Tanggal penyelesaian Penyerahan Fisik CPO oleh Penjual untuk kepentingan pelaksanaan Pasal ini adalah sesuai dengan tanggal Surat Bukti Penerimaan yang terakhir dikeluarkan oleh Pembeli atau pemilik tangki. 14. Bukti Penerimaan a. Pemilik/pengelola tangki akan menerbitkan Surat Bukti Penerimaan kepada pihak Pembeli dan/atau Anggota Kliring Pembeli. b. Anggota Kliring Pembeli wajib segera menyerahkan salinan Surat Bukti Penerimaan kepada Anggota Kliring Penjual dan Lembaga Kliring. Lembaga Kliring tidak akan melakukan pembayaran kepada Anggota Kliring Penjual sampai dengan diterimanya salinan Surat Bukti Penerimaan oleh Lembaga Kliring. Lembaga Kliring akan menganggap salinan Surat Bukti Penerimaan CPO yang diterima dari Anggota Kliring Pembeli sebagai dokumen yang sah dan asli. c. Setelah Lembaga Kliring menerima salinan Surat Bukti Penerimaan dari Anggota Kliring Pembeli maka Lembaga Kliring akan membayar ke Rekening Terpisah Anggota Klliring Penjual dalam waktu satu hari kerja setelah proses verifikasi. 15. Pengecualian Khusus Ukuran Kontrak untuk Penyerahan Fisik CPO Setiap Komoditi Yang Telah Diterima merupakan suatu pemenuhan sebagian atau seluruhnya dari Komoditi Yang Harus Diserahkan. Untuk menghindari keraguan, dengan pengecualian ukuran kontrak, semua ketentuan lain dari Peraturan Bursa ini masih berlaku untuk pengiriman CPO Kegagalan dalam Proses Penyerahan Fisik dan Konsekuensinya 1. Keadaan Cidera Janji (Event of Default) Yang dimaksud dengan Cidera Janji adalah setiap tindakan atau kelalaian dari setiap Pihak yang terkait dengan Penyerahan Fisik, pembayaran atau kewajiban lain yang diatur dalam Peraturan dan Tata Tertib Bursa, Peraturan Kliring dan spesifikasi kontrak CPO ini, yang menurut pertimbangan Lembaga Kliring akan menimbulkan dampak yang merugikan pada proses Penyerahan Fisik terkait. Keadaan Cidera Janji mencakup antara lain namun tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut: a. Gagal menyetorkan margin ke Lembaga Kliring; b. Gagal menyerahkan CPO berdasarkan persyaratan kualitas yang ditetapkan pada Pasal 1204; c. Gagal menyerahkan Komoditi Yang Harus Diserahkan sesuai dengan batas toleransi yang ditetapkan dalam Pasal 1214 ayat (8); d. Kegagalan Anggota Kliring Penjual dalam melakukan Penyerahan Fisik Komoditi Yang Harus Diserahkan sesuai dengan prosedur Penyerahan Fisik yang diatur dalam spesifikasi kontrak ini. e. Kegagalan Anggota Kliring Pembeli dalam memenuhi kewajiban pembayaran sesuai dengan nilai kontrak. f. Kegagalan Anggota Pembeli untuk mengeluarkan pemberitahuan mengenai tangki Penyerahan Fisik untuk menerima CPO yang ditetapkan dalam Pasal 1214 ayat (3). 7

8 Setiap kegagalan yang dilakukan oleh salah satu pihak yang terlibat dalam proses Penyerahan Fisik, merupakan kegagalan yang terpisah sehingga tidak akan mengakibatkan pihak lawannya dianggap telah melakukan kegagalan dalam memenuhi kewajibannya. 2. Konsekuensi yang timbul akibat Cidera Janji : a. Margin dari Anggota Kliring yang melakukan Cidera Janji tidak dapat dikembalikan kepada Anggota Kliring tersebut sampai pemenuhan kewajiban atas Cidera Janji telah diselesaikan; b. Denda untuk tindakan Cidera Janji akan ditetapkan berdasarkan Lampiran A Keadaan Terpaksa (Force Majeure/kahar) 1. Keadaan terpaksa adalah suatu keadaan diluar kesalahan dan/atau kekuasaan dari salah satu pihak dalam Kontrak Berjangka, yang meskipun telah diadakan upaya pencegahan dan/atau perbaikan yang wajar, tetap menyebabkan tidak mungkin dilaksanakannya atau tertundanya pelaksanaan kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak Berjangka. Keadaan itu mungkin disebabkan oleh, tetapi tidak terbatas pada, kebakaran, banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, topan, angin ribut, peraturan pemerintah, tindakan-tindakan pengalihan atau perampasan oleh Negara, perang baik yang diumumkan maupun yang tidak diumumkan, huru hara, kerusuhan, pemberontakan, pemogokan buruh, dan wabah penyakit. 2. Apabila terjadi keadaan terpaksa, maka pihak yang tidak dapat memenuhi kewajibannya harus segera, pada kesempatan pertama, memberitahukan keadaan itu kepada pihak lainnya dan menyusulkan pemberitahuan tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 3 (Tiga) x 24 (Dua puluh empat) jam sejak kesempatan pertama tersebut. Pihak yang mengalami keadaan terpaksa akan dibebaskan dari kewajiban sampai dengan hambatan tersebut berakhir, dengan ketentuan hambatan tersebut tidak melampaui 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal pemberitahuan. Jika keadaan memaksa berakhir dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sebelum berakhirnya periode perpanjangan, maka pihak yang mengalami hambatan diperkenankan untuk memenuhi kewajibannya dengan perpanjangan waktu duapuluh satu (21) hari berikutnya setelah berakhirnya keadaan terpaksa. 3. Bila pelaksanaan kewajiban Penyerahan Fisik berdasarkan spesifikasi kontrak ini tetap tidak mungkin untuk dilakukan dalam periode perpanjangan waktu yang tercantum dalam ayat (2), Lembaga Kliring memiliki hak untuk membatalkan kontrak CPO terkait dengan penyampaian pemberitahuan tertulis kepada Pihak terkait lainnya, tanpa mengabaikan kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan sebelum keadaan terpaksa itu terjadi Kewajiban-Kewajiban Dalam Praktek Standar Yang Berlaku Di Industri CPO 1. Kecuali sudah ditentukan lain dalam spesifikasi kontrak ini, Anggota Kliring Pembeli dan Anggota Kliring Penjual harus melaksanakan kewajibannya sebagaimana terdapat/diatur dalam praktek dan konvensi industri CPO untuk kontrak Penyerahan Fisik lokal (sebagaimana ditentukan oleh Bursa atau perwakilannya yang ditunjuk oleh bursa untuk tujuan tersebut). Dalam hal terdapat ketidaksesuaian antara terminologi dan kondisi dalam spesifikasi kontrak ini dan praktek-praktek dalam industri CPO, maka yang diberlakukan adalah ketentuan spesifikasi kontrak. 2. Penentuan waktu terhadap jadwal-jadwal yang diatur dalam spesifikasi kontrak ini adalah faktor penting yang harus dijadikan perhatian penuh oleh semua Anggota Kliring, termasuk penempatan marjin di Lembaga Kliring, pengiriman dokumen, penerimaan dan Penyerahan Fisik komoditi dan waktu pembayaran. 8

9 LAMPIRAN A KETENTUAN MENGENAI DENDA DAN KOMPENSASI KOMPENSASI Berikut Kompensasi yang berlaku untuk Keterlambatan Pengiriman CPO oleh Penjual Hari Keterlambatan Status Penyerahan Hari 1 Tidak Cidera Janji Hari 2 Tidak Cidera Janji Sanksi Kompensasi ke Anggota Kliring Pembeli melalui Lembaga Kliring Kompensasi ke Anggota Kliring Pembeli melalui Lembaga Kliring Hari 3 Cidera Janji Denda kepada Lembaga Kliring Besaran nilai Kompensasi/Denda yang Harus Dibayarkan 1.0% dari Nilai Komoditi Yang Diserahkan atas selisih Komoditi Yang Harus Diserahkan dengan Komoditi Yang Telah Diterima. 1.0% dari Nilai Komoditi Yang Diserahkan atas selisih Komoditi Yang Harus Diserahkan dengan Komoditi Yang Telah Diterima. 10% dari nilai selisih Komoditi Yang Harus Diserahkan dengan Komoditi Yang Telah Diterima menggunakan Harga Penyelesaian pada Tanggal Perdagangan atau harga pasar yang berlaku pada saat itu yang ditetapkan oleh Bursa, yang mana yang lebih tinggi. Kompensasi yang harus dibayarkan melalui Lembaga Kliring untuk setiap hari keterlambatan bersifat kumulatif. DENDA (a) Denda untuk Cidera Janji dinilai pada sepuluh persen (10%) dari Nilai Kontrak atau sepuluh persen (10%) dari Nilai Komoditi Yang Diserahkan berdasarkan harga pasar yang berlaku saat itu, mana yang lebih tinggi. (b) Seluruh tambahan biaya/beban yang dikeluarkan oleh Lembaga Kliring sehubungan dengan terjadinya Cidera Janji untuk pemenuhan kewajiban Kontrak Berjangka CPOTR akan sepenuhnya ditanggung oleh pihak yang melakukan tindakan Cidera Janji. 9

10 LAMPIRAN B DAFTAR PELABUHAN DAN TANGKI YANG DITUNJUK PELABUHAN YANG TERDAFTAR Pelabuhan Yang Terdaftar mengacu pada salah satu dibawah ini: (a) Dumai, Indonesia (b) Belawan, Indonesia. TANGKI YANG DITUNJUK Tangki yang Ditunjuk adalah sebagai berikut: (a) Franco DUMAI (rincian dari franco Pembeli akan dikonfirmasikan kemudian) (b) Franco BELAWAN (rincian dari franco Pembeli akan dikonfirmasikan kemudian) 10

BAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU)

BAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU) BAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU) 1401. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Kontrak Berjangka ini akan mengandung pengertian-pengertian

Lebih terperinci

BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL CPOTU

BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL CPOTU BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL (CPOTU) 1101. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf capital dalam Kontrak Berjangka ini akan mengandung

Lebih terperinci

BAB 23 KONTRAK BERJANGKA OLEINTR

BAB 23 KONTRAK BERJANGKA OLEINTR BAB 23 KONTRAK BERJANGKA OLEINTR 2300. Definisi Semua pengertian yang tersebut dalam Pasal 2300 berlaku untuk seluruh Bab ini. Kecuali konteks kalimat menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang

Lebih terperinci

SPESIFIKASI KONTRAK MATA UANG ASING

SPESIFIKASI KONTRAK MATA UANG ASING SPESIFIKASI KONTRAK MATA UANG ASING 1. Definisi dan Interpretasi 2 1.1 Definisi 2 1.2 Interpretasi 2 2. Ketentuan Kontrak..3 2.1 Waktu Perdagangan dan Satuan Kontrak.3 2.1.1 Waktu Perdagangan 3 2.1.2 Satuan

Lebih terperinci

BAB 24 KONTRAK FISIK TIMAH (INATIN)

BAB 24 KONTRAK FISIK TIMAH (INATIN) BAB 24 KONTRAK FISIK TIMAH (INATIN) 2400. Definisi Semua pengertian yang tersebut dalam Pasal 2400 berlaku untuk seluruh Bab ini. Kecuali konteks kalimat menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang

Lebih terperinci

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK Lampiran Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-001/DIR/KPEI/0116 Tanggal : 6-1-2016 PERATURAN KPEI NOMOR: III-2 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA

Lebih terperinci

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT Formulir Nomor IV.PRO.11 PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT Pada hari ini, tanggal.. bulan tahun., bertempat di Kantor Pusat atau

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN PELANGGAN

FORMULIR PENDAFTARAN PELANGGAN FORMULIR PENDAFTARAN PELANGGAN A. IDENTITAS PELANGGAN Nama Konsultan Aktuaria Alamat : Kode Pos: Nomor Izin Usaha No. Telepon Perusahaan : : No. Fax.: B. IDENTITAS PENGGUNA PRODUK Nama Penanggung Jawab

Lebih terperinci

PASAR FISIK KARET TERORGANISIR

PASAR FISIK KARET TERORGANISIR PASAR FISIK KARET TERORGANISIR 1. DEFINISI 2. KEPESERTAAN 3. SATUAN TRANSAKSI 4. KUOTASI HARGA 5. JENIS DAN TEMPAT PENYERAHAN 6. JAM PERDAGANGAN 7. KECUKUPAN JAMINAN 8. BIAYA TRANSAKSI 9. KADAR KARET KERING

Lebih terperinci

BAB 4 PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK LELANG

BAB 4 PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK LELANG BAB 4 PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK LELANG 400. Ketentuan Umum (1) Penyerahan dan penerimaan Komoditas yang dimaksud dalam Kontrak Lelang yang telah jatuh tempo harus dilaksanakan sesuai dengan Peraturan

Lebih terperinci

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : KEP-012/DIR/KPEI/0916 Tanggal: 08-09-2016 PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK

Lebih terperinci

PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK

PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK Pada hari ini, hari... tanggal... di Jakarta, telah dibuat Perjanjian Pembukaan Rekening Efek, oleh dan antara : 1. PT Primasia Securities, dalam hal ini diwakili oleh Heliodorus Sungguhria, dalam jabatannya

Lebih terperinci

PERATURAN TRANSAKSI (TRADING RULES) KONTRAK BERJANGKA DAN GULIR KOMODITI PT. FINEX BERJANGKA DI BURSA BERJANGKA JAKARTA

PERATURAN TRANSAKSI (TRADING RULES) KONTRAK BERJANGKA DAN GULIR KOMODITI PT. FINEX BERJANGKA DI BURSA BERJANGKA JAKARTA PERATURAN TRANSAKSI (TRADING RULES) KONTRAK BERJANGKA DAN GULIR KOMODITI PT. FINEX BERJANGKA DI BURSA BERJANGKA JAKARTA KETENTUAN UMUM Margin In Adalah dana yang disetorkan Nasabah kepada pialang yang

Lebih terperinci

PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 PENYELENGGARAAN KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA EFEK BERSIFAT EKUITAS

PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 PENYELENGGARAAN KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA EFEK BERSIFAT EKUITAS LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : KEP-008/DIR/KPEI/0612 Tanggal: 11-06-2012 PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 PENYELENGGARAAN KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA EFEK

Lebih terperinci

BAB 3 TATA CARA KLIRING DAN PENYELESAIAN

BAB 3 TATA CARA KLIRING DAN PENYELESAIAN BAB 3 TATA CARA KLIRING DAN PENYELESAIAN 300. Ketentuan Umum (1) Sebelum melakukan transaksi, setiap Anggota wajib menyetor Jaminan Risiko Transaksi ke Rekening Kliring yang besaran dan tata caranya akan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA Nomor : Kep-005/DIR/KPEI/0505 Perihal : Perubahan Peraturan Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Tgl. Diterbitkan : 5 Mei

Lebih terperinci

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB Form.# Tgl. R Halaman 1 dari 8 Pasal 1 Letak 1.1. Pengembang dengan ini berjanji dan mengikatkan dirinya sekarang dan untuk kemudian pada waktunya menjual dan

Lebih terperinci

(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan

(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan (dibuat diatas kertas kop perusahaan) FORMULIR NOMOR III.PRO.24.A Nomor :, Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan Kepada Yth, sebagai Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif. Kepala Badan Pengawas

Lebih terperinci

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,

Lebih terperinci

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal :

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal : LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal : 13-05-2005 Diubah dengan: Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-004/DIR/KPEI/0806

Lebih terperinci

KETENTUAN BERLANGGANAN

KETENTUAN BERLANGGANAN KETENTUAN BERLANGGANAN Pasal 1 Definisi 1. Ketentuan Berlangganan adalah ketentuan yang wajib dipatuhi baik oleh Mitra maupun D&K sehubungan dengan pelayanan PEMBUKAAN AKSES ONLINE PAYMENT POINT berdasarkan

Lebih terperinci

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek

Lebih terperinci

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN)

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN) Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA UNTUK TRANSAKSI KONTRAK DERIVATIF DALAM SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF Dokumen

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM 100. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Peraturan ini akan mengandung pengertian-pengertian sebagai berikut:

Lebih terperinci

!"#$#%&'#(&)*%*(%+#(&,*$-./.(#(&%$#(!#)!0&$*)!#&'#(#&

!#$#%&'#(&)*%*(%+#(&,*$-./.(#(&%$#(!#)!0&$*)!#&'#(#& !"#$#%&'#(&)*%*(%+#(&,*$-./.(#(&%$#(!#)!0&$*)!#&'#(#& Berikut di bawah ini merupakan syarat-syarat dan ketentuanketentuan (selanjutnya disebut "Syarat dan Ketentuan") yang berlaku untuk melakukan transaksi

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN PERMOHONAN TRANSAKSI REKSA DANA

SYARAT DAN KETENTUAN PERMOHONAN TRANSAKSI REKSA DANA SYARAT DAN KETENTUAN PERMOHONAN TRANSAKSI REKSA DANA Di bawah ini merupakan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan (selanjutnya disebut "Syarat dan Ketentuan") yang berlaku untuk melakukan pembelian (subscription),

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PELANGGAN KECIL PASAL 1 DEFINISI

KETENTUAN UMUM PELANGGAN KECIL PASAL 1 DEFINISI KETENTUAN UMUM PELANGGAN KECIL PASAL 1 DEFINISI a. "Biaya Pengaliran Kembali" adalah biaya yang harus dibayar oleh Pelanggan dalam rangka pengaliran Gas kembali sebagai akibat adanya penutupan pengaliran

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA 1 No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA Perihal : Perlindungan Nasabah dalam Pelaksanaan Transfer Dana dan Kliring

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) PASAL 1 DEFINISI

KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) PASAL 1 DEFINISI KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) PASAL 1 DEFINISI Dalam ketentuan umum ini yang dimaksud dengan: Untuk Pelanggan IJK 1 atau IJK 2 atau

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI. Peraturan Kepala Badan Pengawas MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI. Pasal

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN BCABIZZ PT BANK CENTRAL ASIA Tbk (BCA)

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN BCABIZZ PT BANK CENTRAL ASIA Tbk (BCA) SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN BCABIZZ PT BANK CENTRAL ASIA Tbk (BCA) A. DEFINISI 1. Layanan Khusus BCABIZZ adalah layanan khusus yang disediakan oleh PT Bank Central Asia Tbk (selanjutnya disebut BCA )

Lebih terperinci

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA SAMA

PERJANJIAN KERJA SAMA ATOSANT BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN PT. GLOBAL INTI SEMESTA NUSANTARA TENTANG PELAYANAN PRODUK INFORMASI GEOSPASIAL BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

Lebih terperinci

BAB 2 KEANGGOTAAN PENJAMINAN. (a) Anggota Penjaminan Biasa, yang terdiri dari :

BAB 2 KEANGGOTAAN PENJAMINAN. (a) Anggota Penjaminan Biasa, yang terdiri dari : BAB 2 KEANGGOTAAN PENJAMINAN 200. Keanggotaan dan Persyaratan (1) Keanggotaan Penjaminan terdiri dari : (a) Anggota Penjaminan Biasa, yang terdiri dari : (i) Perorangan adalah setiap orang perseorangan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BURSA

PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BURSA LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00016/BEI/04-2012 Tanggal ditetapkan : 2 April 2012 Tanggal diberlakukan : 1 Mei 2012 PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM 100. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Peraturan ini akan mengandung pengertian-pengertian sebagai berikut:

Lebih terperinci

Spesifikasi Kontrak Fisik Timah INATIN

Spesifikasi Kontrak Fisik Timah INATIN SIMBOL PERDAGANGAN INATIN Kuotasi Harga 1. Ditetapkan dalam mata uang USD per metrik ton dengan kelipatan 5 (lima) USD. 2. Berdasarkan harga Free On Board (FOB) ekspor di Pelabuhan Pemuatan. 3. Tidak termasuk

Lebih terperinci

PERJANJIAN PEMBIAYAAN PINJAMAN PERSEORANGAN

PERJANJIAN PEMBIAYAAN PINJAMAN PERSEORANGAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN PINJAMAN PERSEORANGAN Data Diri Perusahaan : PT. Crediton Group Indonesia, berkedudukan Tempo Scan Tower, 32 floors, JL. HR Rasuna Said Kav. 3-4, Jakarta 12950, Indonesia. Peminjam

Lebih terperinci

BAB 5 KLIRING DAN PENYELESAIAN

BAB 5 KLIRING DAN PENYELESAIAN BAB 5 KLIRING DAN PENYELESAIAN 500. UMUM 1. Kecuali dinyatakan berbeda dalam Peraturan Lembaga Kliring ini, Anggota Kliring akan menerima dan mengkliringkan semua Kontrak Berjangka atas namanya sendiri

Lebih terperinci

BAB 2 KETENTUAN UMUM

BAB 2 KETENTUAN UMUM BAB 2 KETENTUAN UMUM 200. PEMBERLAKUAN PERATURAN LEMBAGA KLIRING 1. Peraturan ini adalah Peraturan dan Tata Tertib yang dibuat dan diberlakukan oleh Lembaga Kliring setelah mendapatkan persetujuan Bappebti.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KONTRAK SEWA LOKASI PEMASANGAN REKLAME Di Jl... SURABAYA. Nomor :... /.../XII/2014. dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK KEDUA.

SURAT PERJANJIAN KONTRAK SEWA LOKASI PEMASANGAN REKLAME Di Jl... SURABAYA. Nomor :... /.../XII/2014. dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK KEDUA. SURAT PERJANJIAN KONTRAK SEWA LOKASI PEMASANGAN REKLAME Di Jl.... SURABAYA Nomor :... /.../XII/2014 Pada hari ini, Jumat Tanggal Lima Bulan Desember Tahun Dua Ribu Empat Belas (5/12/2012), telah dibuat

Lebih terperinci

PERATURAN TRANSAKSI PERDAGANGAN MULTILATERAL KOMODITI BURSA BERJANGKA JAKARTA

PERATURAN TRANSAKSI PERDAGANGAN MULTILATERAL KOMODITI BURSA BERJANGKA JAKARTA *update 15 May 2014 PERATURAN TRANSAKSI PERDAGANGAN MULTILATERAL KOMODITI BURSA BERJANGKA JAKARTA Gedung Graha Arda Lt.2 Suite B Jl.H.R.Rasuna Said Kav.B-6 Kuningan Jakarta Selatan Phone: 021-5277707 Fax:

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU SURAT PEMBORONGAN PEKERJAAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU PELAJARAN DAN BUKU PEGANGAN GURU MATA PELAJARAN --------------------------------------

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA LAMPIRAN I TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA PEMERINTAH KABUPATEN GARUT KECAMATAN. KANTOR DESA.. Jalan... No... Telp. (0262)... Kode Pos... BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN NOMOR

Lebih terperinci

PT. MAHADANA ASTA BERJANGKA

PT. MAHADANA ASTA BERJANGKA PT. MAHADANA ASTA BERJANGKA Member of Jakarta Futures Exchange Member of Indonesian Derivatives Clearing House PERJANJIAN NASABAH ONLINE TRADING Century Tower 12th Floor Jl.H.R. Rasuna Said Kav X-2 Jakarta

Lebih terperinci

Mekanisme Perdagangan (Sumber :

Mekanisme Perdagangan (Sumber : Mekanisme Perdagangan (Sumber : http://www.idx.co.id) PROSES PELAKSANAAN PERDAGANGAN DI BURSA PROSES PELAKSANAAN PERDAGANGAN SECARA REMOTE PELAKSANAAN PERDAGANGAN Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa

Lebih terperinci

G. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN BARANG Nomor :..

G. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN BARANG Nomor :.. 400 G. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN BARANG Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan :.. Lokasi :.. Sumber Dana :.. Tahun Anggaran

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing : KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masingmasing : 1 Nama Alamat Jabatan Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/11.2009 TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

1. Anggota Bursa adalah perusahaan efek yang telah memperoleh persetujuan keanggotaan Bursa untuk melakukan perdagangan Efek di Bursa.

1. Anggota Bursa adalah perusahaan efek yang telah memperoleh persetujuan keanggotaan Bursa untuk melakukan perdagangan Efek di Bursa. PERATURAN II.D.1 PERDAGANGAN KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK A. DEFINISI 1. Anggota Bursa adalah perusahaan efek yang telah memperoleh persetujuan keanggotaan Bursa untuk melakukan perdagangan Efek di Bursa.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA Nomor : Kep-006/DIR/KPEI/0505 Perihal : Perubahan Peraturan Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Opsi Saham. Tgl. Diterbitkan : 5 Mei 2005

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN. PT.BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk TENTANG

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN. PT.BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk TENTANG PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN PT.BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk TENTANG PENERIMAAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 199/180/dispenda 08/CMI.III/CMFU/PKS/VI/2014

Lebih terperinci

KONTRAK PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN/RENOVASI RUMAH TINGGAL. Pada hari ini,., tanggal.. kami yang bertanda tangan di bawah ini : :..

KONTRAK PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN/RENOVASI RUMAH TINGGAL. Pada hari ini,., tanggal.. kami yang bertanda tangan di bawah ini : :.. KONTRAK PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN/RENOVASI RUMAH TINGGAL Pada hari ini,., tanggal.. kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Alamat No. /HP No. KTP :...... Dan; Dalam hal ini bertindak sebagai

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) Pasal 1 DEFINISI

KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) Pasal 1 DEFINISI KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) Pasal 1 DEFINISI Dalam Ketentuan Umum ini yang dimaksud dengan: Untuk Pelanggan IJK 3 atau IMP 3 (1)

Lebih terperinci

Mekanisme Perdagangan

Mekanisme Perdagangan Mekanisme Perdagangan (Sumber: http://www.idx.co.id) Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa Proses Pelaksanaan Perdagangan secara Remote Pelaksanaan Perdagangan Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 LAMPIRAN : Keputusan Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia Nomor : Kep-04/BAPMI/11.2002 Tanggal : 15 Nopember 2002 Nomor : Kep-01/BAPMI/10.2002 Tanggal : 28 Oktober 2002 PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE

Lebih terperinci

BAB 6 PROSEDUR KLIRING

BAB 6 PROSEDUR KLIRING BAB 6 PROSEDUR KLIRING 600. PENYERAHAN KONTRAK UNTUK PENDAFTARAN Melalui jaringan sistem ATP, seluruh volume dan spesifikasi Kontrak Berjangka yang terjadi akan disampaikan kepada Lembaga Kliring oleh

Lebih terperinci

No.13/ 9 /DPU Jakarta, 5 April 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.13/ 9 /DPU Jakarta, 5 April 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No.13/ 9 /DPU Jakarta, 5 April 2011 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penyetoran dan Penarikan Uang Rupiah oleh Bank Umum di Bank Indonesia Sehubungan dengan berlakunya Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Lebih terperinci

TRADING RULES CRUDE OIL (CLSC) ON-LINE TRADING

TRADING RULES CRUDE OIL (CLSC) ON-LINE TRADING TRADING RULES CRUDE OIL (CLSC) ON-LINE TRADING 1. Waktu Trading Dimulai pada hari: SUMMER TIME Senin Kamis Open market pukul 05.30 WIB sampai dengan pukul 04.00 WIB ( esok harinya ) Jum at - Sabtu Open

Lebih terperinci

PERJANJIAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI UNIT PENYERTAAN Nomor: SP- /BK/KSEI/mmyy

PERJANJIAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI UNIT PENYERTAAN Nomor: SP- /BK/KSEI/mmyy PERJANJIAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI UNIT PENYERTAAN Nomor: SP- /BK/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA LOKASI PEMASANGAN PAPAN IKLAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA LOKASI PEMASANGAN PAPAN IKLAN CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA LOKASI PEMASANGAN PAPAN IKLAN Pada hari ini ( ------------- ), tanggal [( ----- ) ( ------ tanggal dalam huruf ------ )] bulan ( ------------------- ) tahun [( ------ ) ( ------

Lebih terperinci

PT. Gatra Mega Berjangka TRADING RULES OIL

PT. Gatra Mega Berjangka TRADING RULES OIL TRADING RULES OIL. Spesifikasi Produk Kode Kontrak OIL Contract Size/Lot 1000 Barrel / Lot Spread 0.05 Jam Perdagangan Winter Senin : 06.00 WIB - 05.00 WIB (next day) Selasa-Kamis : 06.00 WIB - 05.00 WIB

Lebih terperinci

A D E D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 235.4/PL.420/PA-STP/XI/2012 Tanggal : 30 November 2012

A D E D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 235.4/PL.420/PA-STP/XI/2012 Tanggal : 30 November 2012 A D E D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 235.4/PL.420/PA-STP/XI/2012 Tanggal : 30 November 2012 Untuk PENGADAAN BAHAN MAKAN TARUNA SEKOLAH TINGGI PERIKANAN TAHUN 2013 BAB I BAB II BAB

Lebih terperinci

(KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA

(KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA Formulir Nomor: IV.PRO.10. (KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko ini disampaikan kepada Anda sesuai dengan

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.H.1 : PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

PERATURAN NOMOR IX.H.1 : PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA PERATURAN NOMOR IX.H.1 : PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA 1. KETENTUAN UMUM Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Perusahaan Terbuka adalah Emiten yang telah melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat

Lebih terperinci

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA Copyright (C) 2000 BPHN PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA *36161 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 9 TAHUN 1999 (9/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK

JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK Halaman : 1 dari 9 (RKS) JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK LOKASI : CIKAMPEK-KARAWANG, INDONESIA 0 JASA, ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

PERJANJIAN PENGGUNAAN C-BEST UNTUK POST TRADE PROCESSING Nomor: SP-000/MI/KSEI/mmyy

PERJANJIAN PENGGUNAAN C-BEST UNTUK POST TRADE PROCESSING Nomor: SP-000/MI/KSEI/mmyy PERJANJIAN PENGGUNAAN C-BEST UNTUK POST TRADE PROCESSING Nomor: SP-000/MI/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DANA KOMPENSASI.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DANA KOMPENSASI. 7. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M- DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB II KETENTUAN UMUM

BAB II KETENTUAN UMUM BAB II KETENTUAN UMUM 200. PEMBERLAKUAN PERATURAN BURSA 1. Peraturan ini adalah Peraturan dan Tata Tertib yang dibuat dan diberlakukan oleh Bursa setelah mendapatkan persetujuan Bappebti. 2. Peraturan

Lebih terperinci

TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN... Alamat : UNDANGAN PENGADAAN BARANG/JASA

TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN... Alamat : UNDANGAN PENGADAAN BARANG/JASA LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA A. Contoh Format Surat Undangan Pengadaan Barang/Jasa dan Contoh Format Rencana Anggaran Biaya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 1 DEFINISI 100. DEFINISI

BAB 1 DEFINISI 100. DEFINISI BAB 1 DEFINISI 100. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dengan huruf awal kapital dalam peraturan ini akan mengandung pengertian-pengertian sebagai berikut:

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN TERBUKA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN TERBUKA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

[Sponsor][Title] TEAM

[Sponsor][Title] TEAM PERJANJIAN KERJASAMA [Sponsor][Title] TEAM Perjanjian Kerjasama [Sponsor][Title]Team (selanjutnya disebut Perjanjian ) oleh dan antara : I. Bapak/Ibu.xxx, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/ 17 /PBI/2001 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/ 17 /PBI/2001 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/ 17 /PBI/2001 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penetapan kebijakan moneter serta pemantauan kondisi bank secara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH No. ***

PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH No. *** PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH No. *** Perjanjian Sewa Menyewa Rumah ini ( Perjanjian ) dibuat pada tanggal [*] oleh dan antara: I. PT XYZ, suatu perseroan terbatas terbuka yang didirikan berdasarkan hukum

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat ( Syarat dan Ketentuan Umum ) ini berlaku bagi Nasabah yang permohonan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat

Lebih terperinci

BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN

BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN OTORITAS PENEGAK PERATURAN DAN TATA TERTIB BURSA 500. DIVISI AUDIT DAN PENGAWASAN PASAR 1. Direksi menunjuk kepala Divisi Audit Dan Pengawasan Pasar untuk melaksanakan penegakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/PMK.03/2017 TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/PMK.03/2017 TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/PMK.03/2017 TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut:

Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut: SYARAT & KETENTUAN Safe Deposit Box A. DEFINISI Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut: 1. Anak Kunci

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) Halaman : 1 dari 9 (RKS) JASA KEPABEANAN, HANDLING, ANGKUTAN DAN PEMBONGKARAN DI GUDANG CIKAMPEK UNTUK PUPUK KALIUM CHLORIDE (KCL) FINE GRADE DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG (CIKAMPEK)

Lebih terperinci