II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Kultur Jaringan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Kultur Jaringan"

Transkripsi

1 II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kultur Jaringan Kultur jaringan merupakan teknik untuk menumbuhkembangkan bagian tanaman baik berupa sel, jaringan ataupun organ dalam keadaan aseptik secara in vitro, yang ditandai dengan kondisi kultur aseptik, penggunaan media buatan yang mengandungan nutrisi lengkap, Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) serta kondisi ruang kultur, suhu dan pencahayaan yang terkontrol (Yusnita, 2003) Teknik kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman dalam waktu yang relatif singkat untuk menghasilkan jumlah tanaman yang seragam dalam jumlah banyak. Metode kultur jaringan juga dapat digunakan untuk konservasi plasma nutfah atau biji secara in vitro (Karjadi dan Buchory, 2008). Menurut Pierik (1987), kultur in vitro berasal dari kata culture yang berarti budidaya dan vitrous yang berarti transparan. Kultur in vitro dapat diartikan menumbuhkan sel, jaringan atau organ di dalam suatu wadah kultur yang transparan (gelas) menjadi tanaman lengkap pada kondisi lingkungan yang terkontrol. Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, jaringan atau organ serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan menjadi tanaman lengkap (Gunawan, 1992). Metode kultur jaringan pertama kali diaplikasikan pada tanaman anggrek oleh Morel (1964) yang kemudian diikuti oleh tanaman lain. Perbanyakan tanaman dengan metode kultur jaringan memberi peluang besar untuk menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif singkat. Teknik perbanyakan tanaman dengan metode kultur jaringan dapat dilakukan sepanjang waktu, tidak dipengaruhi oleh musim. Perbanyakan tanaman dengan teknik in vitro dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak, serentak dan bebas dari penyakit sehingga bibit yang dihasilkan sehat dan seragam. Metode kultur jaringan merupakan cara alternatif untuk menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dan waktu yang relatif singkat (Hendaryono dan Wijayani, 1994). 5

2 Keberhasilan dalam kultur jaringan sangat bergantung pada eksplan dan media tumbuh yang digunakan. Menurut Gunawan (1992), eksplan merupakan bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan inisiasi kultur. Media tumbuh terdiri dari garam-garam mineral, sumber karbohidrat, vitamin, Zat Pengatur Tumbuh serta suplemen lain seperti senyawa-senyawa nitrogen organik dan asam-asam organik (Gamborg dan Skyluk, 1981). Karbohidrat dalam kultur jaringan berfungsi sebagai sumber energi dan menjaga keseimbangan tekanan osmotik dalam medium. Sukrosa digunakan sebagai sumber karbon dengan kadar 2-5% (Pierik, 1987). Asam amino tertentu seperti analin, asam glutamat, glutamin dapat merangsang pertumbuhan eksplan (Staba, 1982). Keasaman ph merupakan faktor lingkungan eksplan yang sangat menentukan. Pertumbuhan sel memerlukan ph yang digunakan antara 5-6 (Katuuk, 1989). Manfaat ph dalam media yaitu untuk membantu penyerapan unsur hara dan menjaga kestabilan membran sel dalam mengatur garam-garam agar tetap dalam bentuk terlarut (George dan Sherrington, 1984). Apabila ph terlalu tinggi dapat dilakukan penurunan ph dengan menambahkan HCl dan jika terlalu rendah dapat ditambahkan NaOH (0,1-1,0 M) untuk meningkatkan ph. ph terlalu tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan eksplan terhenti dan jika ph terlalu rendah dapat menyebabkan IAA menjadi kurang stabil (Pierik, 1987). Hormon yang terdapat pada tanaman dikenal dengan sebutan fitohormon. Fitohormon adalah senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh tanaman itu sendiri secara endogen. Senyawa tersebut berperan dalam merangsang dan meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan sel, jaringan dan organ tanaman menuju arah diferensiasi tertentu. Senyawa-senyawa lain yang memiliki fungsi seperti hormon dan diproduksi secara eksogen adalah Zat Pengatur Tumbuh atau hormon sintetik (Pierik, 1987). Hormon sintetik yang ditambahkan merupakan Zat Pengatur Tumbuh (Hendrayono dan Wijayani, 1994). Zat Pengatur Tumbuh merupakan senyawa organik bukan hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit yang dapat mendukung, menghambat dan merubah fungsi fisiologi tumbuhan (Abidin, 1985). Jenis Zat 6

3 Pengatur Tumbuh yang sering digunakan dalam kultur jaringan antara lain auksin, sitokinin dan giberelin (Gunawan, 1995). Selain hormon sintetik, bahan alami seperti air kelapa, pisang dan juice tomat ditambahkan dalam media. Penggunaan dari hormon sintetik dan bahan alami dapat ditambahkan dalam media secara terpisah, namun tidak jarang perpaduan dari keduanya. Aplikasi kultur jaringan pada mulanya untuk propagasi tanaman. Dewasa ini penggunaan metode kultur jaringan digunakan untuk menghasilkan tanaman yang bebas penyakit, untuk koleksi plasma nutfah, memperbaiki sifat genetik tanaman, untuk tujuan produksi serta ekstraksi zat-zat kimia yang bermanfaat dari sel-sel yang dikultur (George dan Sherrington, 1984). Teknik kultur jaringan sudah diakui sebagai metode baru untuk perbanyakan tanaman. Tanaman pertama yang berhasil diperbanyak dalam jumlah besar adalah anggrek, dan disusul oleh tanaman hias dan tanaman hortikultura lainnya (Gunawan, 1992). 2.2 Anggrek Morfologi Famili Orchidaceae termasuk golongan tanaman yang paling modern dari sisi evolusi. Anggrek termasuk tanaman yang paling banyak spesiesnya karena mampu hidup pada berbagai habitat kecuali di daerah gurun dan kutub. Beberapa ahli memperkirakan bahwa 1/10 dari jumlah tanaman yang hidup di dunia atau sekitar spesies merupakan tanaman anggrek. Hampir seluruh famili Orchidaceae termaksud dalam CITES (Convention On International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) kategori appendix II yang berarti walaupun keberadaannya belum terancam, namun jika tidak diatur perdaganggannya akan menyebabkan kepunahan. Akibat ulah manusia, keberadaan habitat anggrek alami didaerah tropis sangan rawan terhadap kerusakan (Yuzammi et al., 2009). Tanaman anggrek memiliki akar, batang, daun, bunga dan biji. Sifat khas dari famili Orchidaceae terlihat jelas pada akar, batang, daun, bunga, buah dan bijinya (Tjitrosoepomo, 1996). Bentuk bunga anggrek ada yang mirip kalajengking 7

4 (Arachnis), kupu-kupu (Phalaenopsis) dan kantung (Paphiopedilum), selain itu jumlah kuntum, ukuran dan warna kuntum juga terlihat keragaman yang cukup banyak. Demikian juga dengan keragaman bentuk daun dan batangnya (pseudobulb) (Sastrapradja et al., 1977; Widiastoety, 1990 dan Djaafarer, 2002). Tanaman anggrek mempunyai bentuk, warna dan tekstur yang berbeda antara satu spesies dengan spesies yang lain, tergantung pada genus dan spesiesnya (Chan et al., 1994). Bunga anggrek mempunyai ukuran bervariasi (kecil besar), berwarna cerah, biseksual. Menurut Soeryowinoto (1991), mahkota anggrek berjumlah 6 helai yang terdiri dari : 1. Sepal Sepal merupakan pelindung bunga paling luar ketika bunga masih dalam keadaan kuncup. Anggrek memiliki tiga helai sepal, dimana bentuk dari ketiga sepal ini hampir sama. Sepal teratas disebut sepal dorsal, sedangkan kedua sepal lain yang terletak di sebelah kiri dan kanan bawah disebut sepal lateral. Ketiga sepal tersebut terletak dalam satu lingkaran 2. Petal Petal merupakan perhiasan bunga yang memiliki bermacam-macam bentuk dan warna. Ketika masih kuncup, petal terbungkus oleh sepal. Kedua petal yang paling atas mempunyai bentuk yang sama, sedangkan petal ketiga yang terletak paling bawah termodifikasi menjadi bibir atau labellum. Setiap jenis anggrek mempunyai bentuk labellum yang berbeda. Umumnya labellum dijadikan sebagai karakter pembeda antara satu spesies anggrek dengan spesies anggrek yang lain. Secara fungsional, area labellum merupakan tempat terjadinya pembuahan karena pada bagian tersebut terdapat polen dan stigma. Polen dan stigma tersimpan dalam suatu struktur yang disebut tugu atau column. Column berada tepat di atas helain bibir atau labellum. Bentuk column biasanya menyerupain bentuk paruh burung. Secara umum, bentuk labellum yang unik berfungsi menarik serangga yang akan membantu proses pembuahan pada anggrek. 8

5 Gambar 1. Morfologi bunga anggrek Sumber: Daun anggrek memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda tergantung dari genus atau spesies anggrek. Daun tidak memiliki tulang daun yang berbentuk jala menyebar seperti pada daun tanaman monokotil lainnya, tetapi daun anggrek mempunyai tulang daun yang sejajar dengan helaian daun. Tebal daun bervariasi dari tipis sampai tebal (Gunawan, 2004). Tanaman anggrek umumnya memiliki dua bentuk sistem pertumbuhan yaitu monopodial dan simpodial. Pertumbuhan batang monopodial terjadi di ujung batang yang menyebabkan batangnya terus memanjang contohnya pada anggrek Vanda dan Aracnis. Simpodial merupakan pertumbuhan batang yang dimulai dari pangkal batang tua sampai panjang tertentu lalu berhenti, kemudian diikuti oleh pertumbuhan batang baru sehingga berbentuk rumpun seperti anggrek Dendrobium (Sudarnadi, 1995). 9

6 Gambar 2. Batang Simpodial dan Batang Monopodial Sumber: (Irawati, 2011) Buah anggrek merupakan buah yang berbentuk kapsul yang terbelah dengan 6 rusuk. Kapsul anggrek yang masak akan mudah pecah. Kapsul berisi biji yang sangat banyak, berukuran kecil dan halus seperti tepung. Biji anggrek tidak memiliki endosperm sehingga tidak memiliki cadangan makanan. Proses perkecambahan biji anggrek memerlukan nutrisi dari luar atau lingkungan sekitarnya (Widiastoety dan Purdadi, 2003). Biji anggrek pada setiap genus atau spesies berbeda-beda. Biji anggrek Vanda berwarna coklat dengan bentuk seperti kapas. Anggrek Vanda merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan dan tumbuh pada ketiak daun (Irawati, 2011). Kelopak dan mahkota bunga berbentuk dayung, pada anggrek V. helvola bunga berwarna coklat kekuningan dimana pada bagian pinggir sepal dan petalnya berwarna putih kekuningan. Vanda mempunyai banyak akar aerial yaitu akar yang keluar dari batang (Gunawan, 2004). 10

7 (a) Gambar 3. (a) Anggrek V. helvola, (b) bunga anggrek V. helvola Sumber: (a) tonytheme_cloudzoom_big/vanda-helvola.jpg, (b) tonytheme_cloudzoom_big/vanda-helvola.jpg (b) Klasifikasi anggrek Vanda helvola Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Sub Divisi : Angiospermae Classis : Monocotyledoneae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Vanda Spesies : Vanda helvola (Darmono, 2005) 1.3 Media Tanam Kultur Jaringan Keberhasilan kultur jaringan sangat ditentukan oleh pilihan media yang akan digunakan. Metode kultur jaringan menekankan pada lingkungan yang cocok agar eksplan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Lingkungan yang cocok akan terpenuhi bila media yang digunakan sesuai dengan yang diperlukan oleh tanaman. 11

8 Kebutuhan tiap tanaman akan komposisi dan jumlahnya berbeda-beda (Santoso dan Nursadi, 2003). Media yang digunakan tidak hanya mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro saja, tetapi juga mengandung karbohidrat. Karbohidrat berasal dari gula yang ditambahkan dalam media. Gula berfungsi menggantikan karbon yang biasanya diperoleh dari hasil fotosintesis (Gunawan, 1992). Dua macam media yang dapat digunakan yaitu media cair dan media padat. Media cair digunakan untuk menumbuhkan suspensi sel, sedangkan media padat digunakan untuk menumbuhkan kalus dan organ tanaman. Media kultur yang baik adalah media yang mengandung makronutrien dan mikronutrien. Unsur makronutrien terdiri dari N, P, K, S, Ca, dan Mg sedangkan unsur mikronutrien terdiri atas Co, Mn, Fe, Cu, Zn, B dan Mo (George dan Sherrington, 1984). Menurut Gunawan (1992), media kultur tersusun dari beberapa atau seluruh komponen berikut ini: 1. Unsur hara makro yang digunakan pada semua jenis media 2. Unsur hara mikro hampir selalu digunakan. Terdapat beberapa komposisi media yang hanya menggunakan besi atau besi-kelat 3. Vitamin, umumnya ditambahkan dalam jumlah yang bervariasi 4. Gula, merupakan komponen yang harus ada dalam media, kecuali untuk tujuan khusus. 5. Asam amino dan N organik 6. Bahan-bahan alami yang mengandung senyawa kompleks seperti juice tomat, ekstrak kentang, air kelapa, ekstrak ragi (yeast extract) dan sebagainya 7. Buffer, terutama buffer organik 8. Arang aktif. Sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar. 9. Zat Pengatur Tumbuh. ZPT yang biasa digunakan yaitu auksin dan sitokinin. Zat Pengatur Tumbuh merupakan komponen yang sangat penting dalam media kultur dengan jenis dan konsentrasi ZPT sesuai dengan jenis tanaman dan tujuan tanaman tersebut dikultur. 10. Bahan pemadat yaitu agar 12

9 Media tumbuh yang biasa digunakan untuk perkecambahan anggrek adalah media Vaccin and Went (VW) (Gunawan, 2002; Bey et al., 2006), media Knudson C (KC) dan media Murashinge and Skoog (MS) (Marveldani, 2009). Menurut hasil penelitian Rupawan dkk. (2014) komposisi media VW + 2 ppm GA ml air kelapa/l media menghasilkan pertumbuhan yang optimal terhadap anggrek Vanda, karena memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap tinggi tanaman, jumlah tunas, jumlah daun dan jumlah akar pada eksplan Vanda sp. dengan rata-rata tinggi planlet, jumlah tunas, jumlah daun dan jumlah akar yang terbentuk masing - masing 1,82 cm, 2,55 tunas, 2,00 helai daun dan 2,25 helai akar per planlet. Berdasarkan hasil penelitian Widiyatmanto dkk. (2012) menunjukkan bahwa jenis media, konsentrasi NAA serta interaksi antara kedua faktor tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji D.capra. Jenis media yang terbaik yaitu KC, sedangkan konsentrasi NAA yang memberikan respon terbaik yaitu 0,5 mg/l. Perlakuan yang dapat menginduksi pertumbuhan dan perkembangan biji sampai ke fase planlet (fase 4 dan fase 5) yaitu media MS + 0,5 mg/l NAA, media KC + 0 mg/l NAA, media KC + 0,1 mg/l NAA, media KC mg/l NAA, media VW + 0,3 mg/l NAA, dan media VW + 0,5 mg/l NAA. Perlakuan yang memberikan respon pertumbuhan planlet terbaik yaitu media MS + 0,5 mg/l NAA dan Media VW + 0,5 mg/l NAA. Sedangkan menurut hasil penelitian Hardiana dkk. (2012) persentase pertumbuhan dan perkembangan biji anggrek D. taurulinum yang ditumbuhkan di media VW, KC, dan MS tidak berbeda nyata (P 0.05). Pada media VW rata-rata persentase perkecambahannya sebesar 1,3 %, pada media KC sebesar 0,3 % dan pada media MS sebesar 0 %. Semuanya menunjukkan persentase pertumbuhan biji yang rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Stewart dan Kane (2006) bahwa media tumbuh untuk embrio anggrek sangat bervariasi dan sangat spesifik untuk masing-masing spesies. Salah satu kendala dalam pengadaan media kultur jaringan adalah harga bahanbahan kimia penyusun media yang cukup mahal. Penggunaan pupuk cair dan ekstrak buah dapat menjadi alternatif pengganti vitamin sintetik dan unsur-unsur lain yang dikandungnya. Pada saat pembuatan media dapat ditambahkan 13

10 bahan-bahan organik seperti air kelapa, ekstrak tomat, ekstrak tauge dan ekstrak buah pisang sebagai sumber gula, vitamin, Zat Pengatur Tumbuh dan asam amino (Ummi, 2008). Penggunaan air kelapa dalam media kultur pertama kali dilakukan oleh Van Overbeek pada tahun 1941 dalam kultur embrio Datura stramonium (Gunawan, 1992). Gautheret (1942) menemukan bahwa air kelapa dapat digunakan untuk pertumbuhan jaringan. Menurut Gunawan (1992), air kelapa mengandung asam amino, asam-asam organik, asam nukleat, purin, gula, gula alkohol, vitamin, mineral dan Zat Pengatur Tumbuh.Air kelapa mengandung Zat Pengatur Tumbuh alami yang termasuk golongan sitokinin (Pierik, 1987). Penggunaan air kelapa dengan konsentrasi 250 ml/l menghasilkan pembentukan daun dan akar lebih cepat pada kultur in vitro anggrek Phalaeonopsis amabilis BL. (Bey et al., 2006) Ekstrak pisang yang ditambahkan dalam media kultur jaringan dapat merangsang pembelahan sel dan mendorong diferensiasi sel, sehingga biji dapat tumbuh dan berkembang. Ekstrak pisang mengandung kalium (K), fosfor (P) dan besi (Fe) sehingga memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan tunas (Widiastoety dan Bahar, 1995). Kentang mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan eksplan dalam kultur jaringan seperti kalsium, fosfor, besi, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, dan niacin. Menurut Salisbury dan Ross (1995) kalsium berperan dalam pembentukan bulu akar dan pemanjangan akar. Penelitian Kasutjianingati dan Irawan (2013), penambahan BAP 2 mg/l; air kelapa 150 ml/l dan ekstrak pisang ambon 50 gr/l memberi pengaruh pada penambahan jumlah tunas. Berdasarkan hasil penelitian Untari dan Puspitaningtyas (2006) interaksi antara jenis media organik dan konsentrasi NAA berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan eksplan anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) baik tinggi eksplan, jumlah daun, jumlah tunas, jumlah akar dan panjang akar. Dimana Media Vaccin & Went (VW) dengan penambahan ekstrak ubi jalar 150 g/l memberikan rata-rata panjang akar dan jumlah akar yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain, media VW dengan penambahan kentang 200 g/l menghasilan tinggi planlet dan jumlah daun yang paling baik, sedangkan hasil terbaik dengan 14

11 penambahan NAA 5 ppm untuk parameter jumlah daun dan NAA 5 ppm + ekstrak ubi jalar 150 g/l untuk jumlah akar. Dalam penelitiannya, Untari dan Puspitaningtyas (2006) menggunakan 2 faktor yaitu faktor pertama jenis media organik yaitu tanpa bahan organik, dengan penambahan air kelapa 250 ml/l, pisang ambon 150 g/l, kentang 200 g/l, ubi jalar 150 g/l dan kedelai 150 g/l. Faktor ini dikombinasikan dengan faktor kedua yaitu lima taraf konsentrasi NAA (0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm dan 20 ppm). Berdasarkan hasil penelitian Dwiyani dkk. (2012) menyatakan bahwa penambahan 150 g/l ekstrak tomat pada media New Phalaenopsis (NP) memberikan respon terbaik pada pertumbuhan dan perkecambahan biji anggrek V. tricolor forma Bali dibandingkan dengan V. tricolor forma Merapi. Menurut Desai dan Chism (2006) dari 1000 g buah tomat hijau didapatkan 10.35μg benzylaminopurin, sedangkan dari 1000 g buah tomat yang sudah masak merah mengandung 0.15 μg benzylaminopurin. Neumann et al. (2009) menyebutkan bahwa fitohormon dalam konsentrasi rendah memiliki efek stimulan yang spesifik pada tanaman, sedangkan pada konsentrasi tinggi memiliki efek menghambat. Berdasarkan hasil analisa kromotografi (Tabel 2) buah tomat mengandung vitamin C, dan karoten total yang tinggi yang kesemuanya berfungsi untuk mengatasi oksidasi senyawa fenolik dan mencegah pencoklatan (Dwiyani dkk., 2009). Dan (2008) menyatakan bahwa vitamin C dapat menstimulasi organogenesis, embriogenesis somatic dan pertumbuhan tunas dalam mikropropagasi pada beragam spesies tanaman. 15

12 Tabel 2. Hasil analisis kandungan buah tomat (per 100 g ekstrak tomat kultivar Arthaloka) * (Dwiyani dkk., 2009) * Dikerjakan oleh Laboratorium Uji Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada (2008). Menurut hasil penelitian Dwiyani dkk. (2009), penambahan ekstrak tomat dalam media dapat mempercepat perkecambahan, menginduksi protokom berwarna dan menekan kematian embrio/protokom anggrek V. tricolor Lindl. Selama periode perkembangannya, dimana efek serupa tidak ditemukan pada perlakuan likopen murni. Likopen yang terkandung dalam buah tomat merupakan antioksidan yang berperan dalam menetralisir efek toksik senyawa fenolik yang dihasilkan embrio anggrek. Macam Analisis Hasil Analisis Kadar air (%) Kadar abu (%) 0.31 Lemak (%) 0.47 Protein (%) 1.78 Serat Kasar (%) 1.05 Protein terlarut (%) 1.46 Gula reduksi (%) 3.39 Gula total (%) 3.70 ph 4.34 Vitamin C (mg/100g) Antiokisidan (DPPH) Karoten total (mg/100g) P2O5 (mg/100g) Mg (ppm) Mn (ppm) 0.31 Na (ppm) K (ppm) Dewasa ini, penggunaan pupuk sebagai medium untuk kultur jaringan telah banyak dilakukan. Penggunaan pupuk tersebut telah dilakukan oleh Soedjono (2005) pada tahap subkultur persiapan aklimatisasi dan memberikan hasil yang signifikan. Namun penggunaan medium pupuk pada tahap perkecambahan masih jarang dilakukan. Zulfan (2010) menambahkan pupuk Super Vit 6 ml/l pada media sub kultur tanaman anggrek Dendrobium sp. dan mampu memperlihatkan pertumbuhan yang baik pada jumlah anakan, pertumbuhan tinggi tanaman, dan 16

13 rata rata bobot segar tanaman. Menurut penelitian Zasari dan Ramadiana (2010), penambahan pupuk Growmore dalam media kultur memberikan hasil yang baik untuk regenerasi protocorm like bodies (plb) dan pertumbuhan planlet anggrek. Perkecambahan dan pertumbuhan anggrek dipengaruhi oleh banyak faktor yang kompleks dan spesies yang berbeda akan memberikan respon yang berbeda pula. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkecambahan dan pertumbuhan anggrek antara lain (Pierik, 1987): a. Temperatur. Pada umumnya biji anggrek berkecambah pada temperatur 20 o 25 o C. b. Penyinaran. Penyinaran yang dibutuhkan jam/hari dengan intensitas rendah W.m2. Namun pada Paphiopedilum dan Cypripedium, biji hanya dapat tumbuh apabila pada fase awal perkecambahan tidak diberikan perlakuan penyinaran. c. Agar. Disarankan agar ditambahkan dengan konsentrasi %. d. Mineral. Pada umumnya perkecambahan biji anggrek tidak membutuhkan mineral dalam konsentrasi tinggi, bahkan pada Paphiopedilum dapat berkecambah dengan baik pada medium yang tidak mengandung kalsium. e. Gula. Dibutuhkan untuk sumber energi. Gula ditambahkan pada medium dengan konsentrasi 1-3%. f. ph. Rentang ph medium yang biasanya digunakan pada perkecambahan biji anggrek adalah g. Vitamin. h. Zat Pengatur Tumbuh. Pada perkecambahan biji anggrek biasanya tidak perlu ditambahkan Zat Pengatur Tumbuh, karena memberikan efek yang tidak diinginkan (misalnya pembentukan kalus atau tunas adventif). i. Senyawa kompleks. Senyawa kompleks yang biasa digunakan antara lain air kelapa, juice pisang, peptone, juice nenas, casein hydrolisate. j. Arang aktif. Pada spesies anggrek tertentu dibutuhkan penambahan arang aktif ke dalam medium. Arang aktif merupakan arang yang telah dipanaskan selama beberapa jam dengan menggunakan uap air atau udara panas (George dan Sherrington, 1984). 17

14 18

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Coelogyne asperata dan Coelogyne pandurata Indonesia terletak di daerah katulistiwa yang mempunyai tipe hutan hujan tropika yang sampai saat ini dikenal sebagai tipe

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman anggrek termasuk familia Orchidaceae terdiri atas

I. PENDAHULUAN. Tanaman anggrek termasuk familia Orchidaceae terdiri atas 1 I. PENDAHULUAN Tanaman anggrek termasuk familia Orchidaceae terdiri atas 25.000-30.000 spesies yang tersebar ke dalam 800 genus (Trenggono dan Wiendi, 2009). Menurut Iswanto (2001) Phalaenopsis adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang populer di

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang populer di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang populer di Indonesia, karena saat ada tanaman lain yang muncul menjadi pusat perhatian, anggrek tetap bertahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang unik adalah hibrida Phalaenopsis Sogo Vivien yang merupakan hasil

I. PENDAHULUAN. yang unik adalah hibrida Phalaenopsis Sogo Vivien yang merupakan hasil I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman hias merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian Indonesia, terutama pada tanaman hias tropis. Permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan

BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggrek merupakan jenis tanaman hias yang digemari konsumen. Jenis anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan Phalaenopsis dari Negara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Jones dan Luchsinger (1979), tumbuhan anggrek termasuk ke dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari sekian banyak tumbuhan berbunga

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju (Sugeng, 1985)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju (Sugeng, 1985) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya keanekaragaman tanaman khususnya anggrek. Anggrek yang ada di Indonesia dikategorikan terbesar kedua didunia setelah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bunga anggrek memiliki pesona yang menarik penggemar baik di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Bunga anggrek memiliki pesona yang menarik penggemar baik di Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bunga adalah salah satu komponen aspek estetika yang merupakan bagian dari hidup manusia. Salah satu bunga yang telah menarik perhatian adalah anggrek. Bunga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor anggrek maupun masyarakat pada umumnya. Anggrek menjadi daya tarik tersendiri karena bunganya yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai bentuk dan penampilan yang indah (Iswanto, 2002). Tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gunung Merapi. Bunga Anggrek dengan warna bunga putih dan totol-totol merah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gunung Merapi. Bunga Anggrek dengan warna bunga putih dan totol-totol merah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggrek Vanda tricolor merupakan jenis tanaman endemik di kawasan lereng Gunung Merapi. Bunga Anggrek dengan warna bunga putih dan totol-totol merah keunguan ini banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias yang termasuk ke dalam famili Orchidaceae,

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias yang termasuk ke dalam famili Orchidaceae, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Anggrek merupakan tanaman hias yang termasuk ke dalam famili Orchidaceae, yang sangat banyak menarik perhatian konsumen. Selain mempunyai nilai estetika yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang diyakni merupakan anggrek terbesar yang pernah ada. Anggrek ini tersebar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Anggrek Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili tanaman terbesar yang terdiri dari 900 Genus dan 25.000 spesies (La Croix, 2008).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena penampilan bunga anggrek yang sangat menarik baik dari segi warna maupun. oleh masyarakat dan relatif mudah dibudidayakan.

I. PENDAHULUAN. karena penampilan bunga anggrek yang sangat menarik baik dari segi warna maupun. oleh masyarakat dan relatif mudah dibudidayakan. I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang dan Masalah Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang paling banyak diminati oleh masyarakat. Ketertarikan masyarakat terhadap tanaman anggrek, sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar jenis anggrek spesies tersebar di hutan-hutan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar jenis anggrek spesies tersebar di hutan-hutan Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki tingkat keanekaragaman anggrek yang sangat tinggi dan diperkirakan ada sekitar 6 000 jenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons pertumbuuhan tertinggi diperoleh pada eksplan biji panili yang ditanam dalam medium tomat. Pada perlakuan tersebut persentase rata-rata

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor berupa rerata pertambahan tinggi tunas, pertambahan jumlah daun, pertambahan jumlah tunas, pertambahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki kondisi yang memenuhi persyaratan bagi pertumbuhan berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan atas berbagai pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan tanaman secara generatif biasanya dilakukan melalui biji dan mengalami penyerbukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman tanaman hortikultura meliputi tanaman buah, tanaman sayuran dan tanaman hias. Menurut Wijaya (2006), Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian air kelapa yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl. Dari berbagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Fabaceae. Kedudukan tanaman kacang hijau dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Fabaceae. Kedudukan tanaman kacang hijau dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Tjitrosoepomo (1989) tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) Fabaceae. Kedudukan tanaman kacang hijau dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. m yang mempunyai batang di bawah tanah atau rhizom. Bonggol (Corm) mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. m yang mempunyai batang di bawah tanah atau rhizom. Bonggol (Corm) mempunyai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Pisang Barangan Pisang merupakan tanaman monokotil dan herba perennial dengan tinggi 2-9 m yang mempunyai batang di bawah tanah atau rhizom. Bonggol (Corm) mempunyai pucuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Anggrek

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Anggrek II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Anggrek Tanaman anggrek merupakan tanaman hias yang mempunyai 25.000 30.000 spesies di dunia (Kasutjianingati dan Irawan, 2013). Tanaman anggrek telah menjadi tanaman

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit disebut dengan nama latin Elaeis guineensis Jacq. Elaeis berasal dari Elaion yang dalam bahasa Yunani berarti minyak. Guineensis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pisang merupakan salah satu jenis tanaman asal Asia Tenggara yang kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tanaman pisang memiliki ciri spesifik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.) Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Nigeria di Afrika Barat, kemudian menyebar ke Amerika Selatan dan sampai kesemenanjung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penggemarnya. Selain itu bunga anggrek memiliki variasi bentuk, warna dan ukuran

I. PENDAHULUAN. penggemarnya. Selain itu bunga anggrek memiliki variasi bentuk, warna dan ukuran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek merupakan tanaman dengan bunga yang cukup indah, menarik dan banyak penggemarnya. Selain itu bunga anggrek memiliki variasi bentuk, warna dan ukuran bunga yang

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 205 ISBN: 978-602-8962-5-9 PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA DAN BUBUR PISANG PADA MEDIA MS TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK KELINCI (Dendrobium antennatum Lindl.) SECARA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman panili termasuk famili Orchidaceae, yang terdiri dari 700 genus

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman panili termasuk famili Orchidaceae, yang terdiri dari 700 genus II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman panili termasuk famili Orchidaceae, yang terdiri dari 700 genus dan 20.000 species. Kedudukan tanaman ini dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan sebagai Divisi Spermatophyta,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pisang Barangan (Musa acuminata L.) Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya seperti

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1. Percobaan I: Persilangan dialel lengkap dua tetua anggrek Phalaenopsis. Perkembangan Ovari menjadi buah (polong buah). Teknik penyilangan anggrek mudah dipelajari,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi, IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan terhadap proses induksi akar pada eksplan dilakukan selama 12 minggu. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan pengaruh pada setiap perlakuan yang diberikan.

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium dan vitamin B1 yang efektif bila dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada proses perbanyakan tanaman

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO ABSTRAK Ernitha Panjaitan Staf Pengajar Fakultas Pertanian UMI Medan Percobaan untuk mengetahui respons

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Pisang

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Pisang TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Pisang Pisang termasuk ke dalam famili Musaceae. Famili Musaceae terdiri dari dua genera, yaitu genus Musa dan Ensete. Genus Musa terbagi atas empat kelompok, yaitu Australimusa,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingdom : Spermatophyta Superdivisio : Angiospermae Divisio

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. stroberi modern (komersial) dengan nama ilmiah Frageria x ananasa var

PENDAHULUAN. stroberi modern (komersial) dengan nama ilmiah Frageria x ananasa var PENDAHULUAN Latar belakang Tanaman stroberi telah dikenal sejak zaman Romawi, tetapi bukan jenis yang dikenal saat ini. Stroberi yang dibudidayakan sekarang disebut sebagai stroberi modern (komersial)

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NPM Program Studi Departemen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan nasional sebagai sumber protein dan minyak nabati, dalam setiap 100 g kacang tanah mentah mengandung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang berguna untuk bahan pangan, pakan, dan bahan baku industri. Selain itu, kacang tanah merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Kultur in vitro merupakan suatu budidaya dalam botol. Salah satu kegiatan dalam kultur in vitro adalah kultur jaringan yaitu budidaya in vitro yang menggunakan

Lebih terperinci

Substitusi Medium Sintetik dengan Pupuk Daun, Air Kelapa dan Ekstrak Nabati pada Subkultur Anggrek Cattleya pastoral Innocence secara In Vitro

Substitusi Medium Sintetik dengan Pupuk Daun, Air Kelapa dan Ekstrak Nabati pada Subkultur Anggrek Cattleya pastoral Innocence secara In Vitro Planta Tropika Journal of Agro Science Vol No / Agustus 14 Substitusi Medium Sintetik dengan Pupuk Daun, Air Kelapa dan Ekstrak Nabati pada Subkultur Anggrek Cattleya pastoral Innocence secara In Vitro

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang megabiodiversity

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang megabiodiversity I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biodiversitas flora dan fauna mempunyai peran yang sangat penting bagi umat manusia, karena sumber kehidupan manusia secara esensial tergantung dari variabilitas kekayaan

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO Zohiriah 1, Zulfarina 2, Imam Mahadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ekosistemnya dalam pasal 20 ayat 1 dan 2 serta Peraturan Pemerintah No. 77

I. PENDAHULUAN. Ekosistemnya dalam pasal 20 ayat 1 dan 2 serta Peraturan Pemerintah No. 77 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kantong Semar merupakan tanaman yang unik dan langka di Indonesia. Status tanaman ini termasuk tanaman yang dilindungi berdasarkan Undang- Undang No. 5 Tahun 1990 tentang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Dracaena Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan beruas-ruas. Daun dracaena berbentuk tunggal, tidak bertangkai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat keanekaragaman sumber daya hayati yang tinggi, khususnya tumbuhan. Keanekaragaman genetik tumbuhan di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Jati Emas (Cordia subcordata) kultur in vitro dengan induk tanaman pada mulanya berasal dari Myanmar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Jati Emas (Cordia subcordata) kultur in vitro dengan induk tanaman pada mulanya berasal dari Myanmar. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jati Emas (Cordia subcordata) Jati Emas (Cordia subcordata) merupakan bibit unggul hasil teknologi kultur in vitro dengan induk tanaman pada mulanya berasal dari Myanmar. Jati Emas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diminati orang (Widiastoety dkk, 2010). Tingginya minat akan bunga anggrek

I. PENDAHULUAN. diminati orang (Widiastoety dkk, 2010). Tingginya minat akan bunga anggrek 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Anggrek merupakan tanaman hias yang mempunyai nilai estetika tinggi. Bentuk dan warna bunganya yang unik menjadi daya tarik tersendiri sehingga banyak diminati

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas pertanian perkebunan rakyat. Tanaman ini menjadi andalan bagi petani dan berperan penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Nanas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikasi sebelum masa

Lebih terperinci

GAHARU. Dr. Joko Prayitno MSc. Balai Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

GAHARU. Dr. Joko Prayitno MSc. Balai Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Kuliah 11 KULTUR JARINGAN GAHARU Dr. Joko Prayitno MSc. Balai Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi KULTUR JARINGAN Apa yang dimaksud dengan kultur jaringan? Teknik menumbuhkan

Lebih terperinci

PENGARUH BEBERAPA MEDIA KULTUR JARINGAN TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK PHALAENOPSIS BELLINA

PENGARUH BEBERAPA MEDIA KULTUR JARINGAN TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK PHALAENOPSIS BELLINA PENGARUH BEBERAPA MEDIA KULTUR JARINGAN TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK PHALAENOPSIS BELLINA Astri Oktafiani*, Melia Puspitasari, Titiek Purbiati, Destiwarni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya Brasil (Lingga dkk., 1986 ; Purwono dan Purnamawati, 2007). Ubi kayu yang juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hidup, terkontaminasi dan eksplan Browning. Gejala kontaminasi yang timbul

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hidup, terkontaminasi dan eksplan Browning. Gejala kontaminasi yang timbul IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Keberhasilan suatu penelitian kultur in vitro dipengaruhi oleh eksplan yang hidup, terkontaminasi dan eksplan Browning. Gejala kontaminasi yang timbul dapat dicirikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Pembentukan Kalus Pada Media MS Kombinasi ZPT BAP dan 2,4-D.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Pembentukan Kalus Pada Media MS Kombinasi ZPT BAP dan 2,4-D. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Pengaruh Pembentukan Kalus Pada Media MS Kombinasi ZPT BAP dan 2,4-D. Selama masa inkubasi, kalus mulai terlihat tumbuh pada minggu ke-5. Data hari tumbuhnya kalus seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang produknya digunakan sebagai bahan baku industri serta sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. yang produknya digunakan sebagai bahan baku industri serta sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Vanilla planifolia Andrews atau panili merupakan salah satu tanaman industri yang produknya digunakan sebagai bahan baku industri serta sangat penting peranannya

Lebih terperinci

JENIS SENYAWA ORGANIK SUPLEMEN PADA MEDIUM KNUDSON C UNTUK PERTUMBUHAN PROTOCORM LIKE BODIES DENDROBIUM BERTACONG BLUE X DENDROBIUM UNDULATUM

JENIS SENYAWA ORGANIK SUPLEMEN PADA MEDIUM KNUDSON C UNTUK PERTUMBUHAN PROTOCORM LIKE BODIES DENDROBIUM BERTACONG BLUE X DENDROBIUM UNDULATUM JENIS SENYAWA ORGANIK SUPLEMEN PADA MEDIUM KNUDSON C UNTUK PERTUMBUHAN PROTOCORM LIKE BODIES DENDROBIUM BERTACONG BLUE X DENDROBIUM UNDULATUM The Organic Compound Supplement in Knudson C Medium on The

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk tanaman dari keluarga Orchidaceae. Tanaman berbunga indah ini

III. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk tanaman dari keluarga Orchidaceae. Tanaman berbunga indah ini 10 III. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggrek Dendrobium Anggrek termasuk tanaman dari keluarga Orchidaceae. Tanaman berbunga indah ini tersebar luas di pelosok dunia, termasuk di Indonesia. Kontribusi Anggrek

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Tebu Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu rumput-rumputan. Saccharum officinarum merupakan spesies paling penting

Lebih terperinci

Skrispi untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna mencapai derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Jurusan / Progam Studi : Agronomi

Skrispi untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna mencapai derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Jurusan / Progam Studi : Agronomi PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK UBI JALAR DAN EMULSI IKAN TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK Dendrobium alice noda x Dendrobium tomie dan Phalaenopsis pinlong Cinderella x Vanda tricolor PADA MEDIUM VACIN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung karbohidrat dan kalori yang cukup tinggi. Sehingga kentang. termasuk dalam komoditi diversifikasi pangan.

BAB I PENDAHULUAN. mengandung karbohidrat dan kalori yang cukup tinggi. Sehingga kentang. termasuk dalam komoditi diversifikasi pangan. BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosuml) adalah salah satu komoditi sayuran yang sangat penting Kentang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, baik sebagai cemilan maupun

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN MERISTEM KENTANG (Solanum tuberosuml) TERHADAP PENAMBAHAN NAA DAN EKSTRAK JAGUNG MUDA PADA MEDIUM MS

RESPON PERTUMBUHAN MERISTEM KENTANG (Solanum tuberosuml) TERHADAP PENAMBAHAN NAA DAN EKSTRAK JAGUNG MUDA PADA MEDIUM MS 1 RESPON PERTUMBUHAN MERISTEM KENTANG (Solanum tuberosuml) TERHADAP PENAMBAHAN NAA DAN EKSTRAK JAGUNG MUDA PADA MEDIUM MS Nurhafni Pembimbing : Dra. Yusmanidar Arifin, M. Si dan Milda Ernita, S. Si. MP

Lebih terperinci

LAMPIRAN D1 E1 C5 B2 D3 B3 D6 E6 C10 B7 D8 B8 E4 A3 E2 B5 E3 B4 E9 A8 E7 B10 E8 B9 D5 F2 E5 A4 F4 C3 D10 F7 E10 A9 F9 C8

LAMPIRAN D1 E1 C5 B2 D3 B3 D6 E6 C10 B7 D8 B8 E4 A3 E2 B5 E3 B4 E9 A8 E7 B10 E8 B9 D5 F2 E5 A4 F4 C3 D10 F7 E10 A9 F9 C8 LAMPIRAN Lampiran I. Layout Penelitian D1 E1 C5 B2 D3 B3 D6 E6 C10 B7 D8 B8 E4 A3 E2 B5 E3 B4 E9 A8 E7 B10 E8 B9 D5 F2 E5 A4 F4 C3 D10 F7 E10 A9 F9 C8 F3 A1 F5 B1 D4 F1 F8 A6 F10 B6 D9 F6 C1 D2 C4 A2 A5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan usaha komersil pada mulanya hanya dikenal di negara-negara maju, namun

BAB I PENDAHULUAN. dan usaha komersil pada mulanya hanya dikenal di negara-negara maju, namun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Budaya menggunakan tanaman hias dan bunga bagi tujuan kesenangan dan usaha komersil pada mulanya hanya dikenal di negara-negara maju, namun akhirnya meluas hingga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek tanah merupakan salah satu tumbuhan dari famili Orchidaceae yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek tanah merupakan salah satu tumbuhan dari famili Orchidaceae yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggrek Tanah (Spathoglottis plicata Blume) Anggrek tanah merupakan salah satu tumbuhan dari famili Orchidaceae yang banyak digemari karena bentuk dan warna bunganya yang menarik.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara umum, eksplan yang diberi perlakuan 1 mgl -1 TDZ atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara umum, eksplan yang diberi perlakuan 1 mgl -1 TDZ atau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum, eksplan yang diberi perlakuan 1 mgl -1 TDZ atau kombinasi TDZ dan BAP (Tabel 1) dapat membentuk plb, tunas, atau plb dan tunas (Gambar 4). Respons eksplan terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Anggrek 2.1.1 Deskripsi Anggrek Anggrek merupakan famili terbesar dalam tumbuhan biji, seluruhnya meliputi 20.000 jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja atau Soja max, tetapi pada tahun 1984 telah disepakati nama botani yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal dari organik maupun anorganik yang diperoleh secara

Lebih terperinci

KULTUR JARINGAN TANAMAN

KULTUR JARINGAN TANAMAN KULTUR JARINGAN TANAMAN Oleh : Victoria Henuhili, MSi Jurdik Biologi victoria@uny.ac.id FAKULTAS MATEMATIKA DA/N ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 Kultur Jaringan Tanaman Pengertian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan kacang tanah dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan kacang tanah dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Kacang Tanah Kedudukan kacang tanah dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi Sub divisi Kelas Ordo Famili Genus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Temulawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Tanaman temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di beberapa negara tropis produsen anggrek seperti Thailand, Singapura dan Taiwan,

I. PENDAHULUAN. Di beberapa negara tropis produsen anggrek seperti Thailand, Singapura dan Taiwan, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Di beberapa negara tropis produsen anggrek seperti Thailand, Singapura dan Taiwan, anggrek sebagai bunga potong maupun tanaman hias pot merupakan komoditas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis (L.) Blume) merupakan jenis. pesona, bahkan menjadi penyumbang devisa bagi negara.

I. PENDAHULUAN. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis (L.) Blume) merupakan jenis. pesona, bahkan menjadi penyumbang devisa bagi negara. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis (L.) Blume) merupakan jenis anggrek asli Indonesia yang penyebarannya meliputi daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) adalah salah satu komoditas utama kacangkacangan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) adalah salah satu komoditas utama kacangkacangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L] Merr.) adalah salah satu komoditas utama kacangkacangan yang menjadi andalan nasional karena merupakan sumber protein nabati penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan siklamat semakin meningkat. Hal ini nampak pada industri makanan, meningkatkan gizi makanan, dan memperpanjang umur simpan.

BAB I PENDAHULUAN. dan siklamat semakin meningkat. Hal ini nampak pada industri makanan, meningkatkan gizi makanan, dan memperpanjang umur simpan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenaikan jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar mengakibatkan keperluan gula tebu dan pemanis sintetis lain seperti sakarin dan siklamat semakin meningkat. Hal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cattleya merupakan salah satu jenis anggrek yang memiliki banyak variasi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cattleya merupakan salah satu jenis anggrek yang memiliki banyak variasi, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggrek Cattleya Cattleya merupakan salah satu jenis anggrek yang memiliki banyak variasi, meliputi 113 spesies. Habitat asli Cattleya berasal dari Amerika Tengah dan Selatan termasuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TANAMAN LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TANAMAN MULTIPLIKASI TUNAS DARI TUNAS IN VITRO (TANAMAN ANGGREK DAN KRISAN) Disusun Oleh : Puji Hanani 4411413023 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang (Musa paradisiacal Linn) merupakan jenis buah yang paling umum

I. PENDAHULUAN. Pisang (Musa paradisiacal Linn) merupakan jenis buah yang paling umum 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang (Musa paradisiacal Linn) merupakan jenis buah yang paling umum ditemui tak hanya di perkotaan tetapi sampai ke pelosok desa. Saat ini, permintaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam industri otomotif dan merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memberikan sumbangan besar bagi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Alfalfa termasuk tanaman kelompok leguminose yang berkhasiat

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Alfalfa termasuk tanaman kelompok leguminose yang berkhasiat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alfalfa (Mediago sativa L.) merupakan tanaman asli daerah subtropis yang tumbuh liar di pegunungan Mediterania di sebelah barat daya Asia (Sajimin, 2011). Alfalfa termasuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2010 sampai dengan Juni 2010.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sintetis dan mulai beralih dengan mengkonsumsi obat-obatan herbal.

BAB I PENDAHULUAN. sintetis dan mulai beralih dengan mengkonsumsi obat-obatan herbal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masyarakat mulai faham akan efek samping dari penggunaan obatobatan sintetis dan mulai beralih dengan mengkonsumsi obat-obatan herbal. Sekarang, banyak dilakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Pisang Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Sudah lama buah pisang menjadi komoditas buah tropis yang sangat populer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu penambahan konsentrasi

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu penambahan konsentrasi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu penambahan konsentrasi fosfor dalam media kultur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa (Cocos nucifera L) disebut pohon kehidupan, karena hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa (Cocos nucifera L) disebut pohon kehidupan, karena hampir semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera L) disebut pohon kehidupan, karena hampir semua bagian dari pohon yaitu akar, batang, daun dan buahnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi lingkungan tumbuh. Selain itu anggrek Dendrobium memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kondisi lingkungan tumbuh. Selain itu anggrek Dendrobium memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek Dendrobium adalah salah satu genus anggrek favorit bagi pecinta anggrek. Hal ini dikarenakan anggrek ini mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Suhadirman (1997) menyebutkan bahwa Musa acuminata ini berdasarkan. klasifikasi tumbuhan ini sebagai berikut : Kingdom : Plantae;

TINJAUAN PUSTAKA. Suhadirman (1997) menyebutkan bahwa Musa acuminata ini berdasarkan. klasifikasi tumbuhan ini sebagai berikut : Kingdom : Plantae; TINJAUAN PUSTAKA Pisang Barangan Suhadirman (1997) menyebutkan bahwa Musa acuminata ini berdasarkan klasifikasi tumbuhan ini sebagai berikut : Kingdom : Plantae; Filum : Magnoliophyta; Kelas : Magnoliopsida;

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai nilai estetika

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai nilai estetika I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai nilai estetika tinggi. Bisnis anggrek di Indonesia sangat prospektif. Keindahan bunga anggrek memang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti Asia, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti Asia, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, terdiri dari 800 genus dan 25.000 hingga 30.000 spesies yang tersebar di seluruh dunia kecuali daerah Antartika (Latifa et

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani, Penyebaran dan Manfaat Tanaman Jarak Pagar ( Jatropha curcas L.) Kultur Jaringan Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani, Penyebaran dan Manfaat Tanaman Jarak Pagar ( Jatropha curcas L.) Kultur Jaringan Tanaman 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani, Penyebaran dan Manfaat Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Klasifikasi botani jarak pagar menurut Hambali et al. (2006) yaitu : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman dalam pot. Dari ribuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk segar. Warna, tekstur, dan aroma daun selada dapat

Lebih terperinci

PEMBUATAN MEDIA KULTUR JARINGAN TANAMAN

PEMBUATAN MEDIA KULTUR JARINGAN TANAMAN Laporan Pratikum Dasar-Dasar Bioteknologi Tanaman Topik 1 PEMBUATAN MEDIA KULTUR JARINGAN TANAMAN Oleh : Arya Widura Ritonga ( A24051682 ) Agronomi dan Hortikultura 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kultur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Mansur (2006) menyebutkan bahwa Nepenthes ini berbeda dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Mansur (2006) menyebutkan bahwa Nepenthes ini berbeda dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mansur (2006) menyebutkan bahwa Nepenthes ini berbeda dengan tumbuhan carnivorous plant lainnya (Doaea muscipula, Drosera sp, Pinguicula sp dan Utriculara sp), karena Nepenthes

Lebih terperinci