OLEH Ni Nyoman Widiantari Telah diperiksa dan disetujui oleh NIP NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OLEH Ni Nyoman Widiantari Telah diperiksa dan disetujui oleh NIP NIP"

Transkripsi

1 LEMBAR PENGESAHAN JURNAL EFEKTIVITAS SAJIAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN ANALOGI DAN SUBMIKROSKOPIK DALAM MEREDUKSI MISKONSEPSI ASAM BASA PADA SISWA SMA KELAS XI DI GORONTALO OLEH Ni Nyoman Widiantari Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I Pembimbing II Dr. Lukman A.R Laliyo, M.Pd, MM Dr. Akram La Kilo, M.Si NIP NIP Mengetahui: Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Dr. Akram La Kilo, M.Si NIP

2 EFEKTIVITAS SAJIAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN ANALOGI DAN SUBMIKROSKOPIK DALAM MEREDUKSI MISKONSEPSI ASAM BASA PADA SISWA SMA KELAS XI DI GORONTALO Ni Nyoman Widiantari 1, Lukman A.R. Laliyo 2, Akram La Kilo 2 Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo widiantarikimia2011@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sajian bahan ajar menggunakan analogi dan submikroskopik dalam mereduksi miskonsepsi asambasa siswa kelas XI. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Dungaliyo tahun ajaran 2014/2015. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling, dan diperoleh sampel yaitu XI B3 dan XI B5 sebagai kelas eksperimen dan XI B2 dan XI B4 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan bahan ajar menggunakan analogi dan submikroskopik, sebaliknya kelas kontrol diberikan pembelajaran tanpa menggunakan bahan ajar tersebut. Desain penelitian yang digunakan adalah true experimental design yang berbentuk pre test-post test control group design. Data penguasaan konsep siswa diperoleh dari hasil tes diagnostik miskonsepsi dengan menggunakan CRI (Certainly of Response Index). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa pada kelas eksperimen mengalami penurunan miskonsepsi sebesar 8,5% sedangkan pada kelas kontrol mengalami peningkatan miskonsepsi sebesar 11,2%. Nilai gain kelas eksperimen 0,5 dan kelas kontrol 0,1 yang berarti peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan anakova, diperoleh F hitung (84,0203) F tabel (3,9423) yang berarti hasil pembelajaran siswa yang menggunakan sajian bahan ajar berbasis analogi dan submikroskopik tidak sama dengan hasil pembelajaran siswa tanpa menggunakan sajian bahan tersebut, dengan mengendalikan nilai pre test. Oleh karena itu, bahan ajar yang berbasis analogi dan submikroskopik yang digunakan dalam penelitian ini adalah efektif untuk mereduksi miskonsepsi siswa pada materi asam-basa Kata kunci: miskonsepsi, analogi, submikroskopik, asam, basa 1 Mahasiswa Jurusan Kimia 2 Pembimbing I, Dr. Lukman A.R. Laliyo, M.Pd, MM 2 Pembimbing II, Dr. Akram La Kilo, M.Si 2

3 Pendahuluan Kimia dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Siswa kurang paham terhadap konsep-konsep kimia karena banyak konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak (Fitriana dkk., 2010). Siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep pada pelajaran kimia terkadang membuat penafsiran sendiri terhadap konsep yang dipelajari sebagai suatu upaya untuk mengatasi kesulitan belajarnya. Namun, hasil tafsiran siswa terhadap konsep terkadang tidak sesuai dengan konsep ilmiah yang disampaikan oleh para ahli (Yunitasari dkk., 2013). Hal inilah yang akan berdampak pada munculnya miskonsepsi. Kesalahan-kesalahan dalam pemahaman konsep (miskonsepsi) kimia akan memberikan penyesatan lebih jauh jika tidak dilakukan pembenahan. Anehnya, miskonsepsi itu sering sekali tidak disadari oleh guru kimia. Bahasan mengenai miskonsepsi tentang pelajaran kimia sudah sangat banyak diteliti oleh para guru, mahasiswa, peneliti-peneliti di Indonesia. Namun, apa yang dihasilkan itu sangat sedikit yang dipublikasikan. Padahal, jika hasilnya dipublikasikan tentu akan sangat berguna bagi praktisi pengajar untuk mata pelajaran yang menjadi fokus penelitiannya (Suyanti, 2010). Degeng (1989) berpendapat bahwa salah satu kegiatan awal dalam meningkatkan pembelajaran adalah merancang bahan ajar yang mengacu pada suatu model pengembangan agar memudahkan belajar. Perancangan pembelajaran dapat dijadikan titik awal upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Ini berarti bahwa perbaikan kualitas pembelajaran haruslah diawali dari perbaikan kualitas desain pembelajaran, dan merancang pembelajaran dengan pendekatan sistem (Harijanto, 2007). Banyak fenomena dalam kimia yang sulit untuk dipahami karena tidak menggunakan model atau analogi-analogi yang dekat dengan kehidupan seharihari. Dengan kata lain, pembelajaran kimia kurang memperhatikan prakonsepsi siswa. Padahal, penggunaan analogi tersebut dapat mempermudah penyampaian materi kimia pada level mikroskopik. Penyertaan analogi dalam pembelajaran kimia diharapkan akan mempermudah siswa dalam mempelajari struktur, dan pergerakan partikel-partikel suatu zat dalam suatu fenomena, peristiwa, konsep, 3

4 dan proses yang tidak langsung teramati. Salah satu konsep kimia yang menggunakan analogi adalah konsep asam dan basa. Misalnya, analogi kencan digunakan untuk titrasi asam-basa (Delorenzo 1995) dan analogi sepak bola digunakan untuk menjelaskan asam dan basa lemah/kuat (Silverstein, 2000). Dalam kurikulum kimia SMA, asam dan basa menempati tempat yang penting, karena pengertian asam dan basa memiliki peran pokok dalam memahami konsep-konsep lain seperti reaksi kimia, terutama reaksi oksidasireduksi, kesetimbangan asam-basa dan kimia organik. Namun, sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam pemahaman yang berarti dari topik yang berkaitan dengan asam dan basa (Banerjee 1991; Bradley dan Mosimege 1998; Cros dan Maurin 1986; Kousathana dkk., 2005; Ross dan Munby 1991; Treagust 1988 dalam Dogu 2011). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Orto Dogu (2011) pada 50 siswa SMA kelas XI yang ada di kota Ankara diperoleh bahwa banyak siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep-konsep dasar yang berkaitan dengan asam, basa, garam, ph, indikator dan netralisasi. Miskonsepsi dalam diri siswa disebabkan oleh persepsi yang diterima siswa tidak sama dengan persepsi yang dikemukakan oleh ilmuwan. Siswa yang mengalami miskonsepsi tidak menyadari bahwa dirinya telah mengalami miskonsepsi karena siswa tersebut menganggap konsepsi yang telah dimilikinya adalah benar. Oleh sebab itu, cukup sulit membenarkan miskonsepsi yang terjadi pada diri siswa. Miskonsepsi pada satu materi kimia akan menyebabkan kesulitan belajar pada materi yang lain. Hal ini disebabkan antar konsep kimia memiliki keterkaitan seperti yang telah dijelaskan pada uraian di atas. Jika pembelajaran kimia dilakukan dengan penggunaan analogi dan penjelasan pada level submikroskopik, yang dikemas dalam bahan ajar untuk menjelaskan fenomena kimia, mungkin pemahaman siswa terhadap materi kimia lebih baik karena siswa dapat menghubungkan aspek makroskopik dan simbolik. Oleh sebab itu, akan dilakukan penelitian mengenai Efektivitas Sajian Bahan Ajar menggunakan Analogi dan Submikroskopik dalam Mereduksi Miskonsespsi Asam Basa pada Siswa SMA Kelas XI di Gorontalo. 4

5 Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Dungaliyo menggunakan true experimental design yang berbentuk pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Dungaliyo kelas XI jurusan IPA tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 5 kelas. Data dalam penelitian ini diambil dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sampel diambil dengan teknik Simple random sampling dari populasi normal dan homogen. Data diperoleh dari hasil tes konsepsi asam-basa, wawancara dan dokumentasi. a. Test Konsepsi Asam-Basa: Ini dikembangkan oleh penulis. Ada 22 pertanyaan pilihan berganda dalam tes. Setiap pertanyaan dalam tes memiliki satu jawaban yang benar dan tiga membingungkan serta pada opsi bagian (e) siswa diperkenankan untuk memberikan jawaban lain yang menurut mereka benar. Siswa diminta untuk memberikan alasan atas jawaban yang dipilih dan mengisi indeks keyakinan jawaban (CRI). b. Wawancara: dipilih 12 siswa secara acak (6 dari kelompok eksperimen dan 6 dari kelompok kontrol). c. Dokumentasi: Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui nama nama siswa serta foto-foto selama penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan analisis data tahap awal dan analisis data tahap akhir. pada analisis data tahap awal, dilakukan uji normalitas dan homogenitas data hasil pretest sedangkan pada analisis data tahap akhir dilakukan analisis persentase tingkat penguasaan konsep siswa, analisis peningkatan hasil belajar kognitif siswa uji normalitas data, uji homogenitas data dan pengujian hipotesis statistika dengan menggunakan uji anakova. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil pretest mengenai pemahaman siswa pada materi asam basa disajikan pada Gambar 1 sebagai berikut. 5

6 XI B1 XI B2 XI B3 XI B4 XI B5 % miskonsepsi % tahu konsep % tidak tahu konsep Gambar 1. Persentase pemahaman siswa pada hasil pretest Analisis Data Tahap Awal Uji Normalitas Data Hasil Pretest Hasil uji normalitas diperoleh diperoleh bahwa χ 2 hitung kelas eksperimen sebesar 9,013 dan kelas kontrol 4,811 sedangkan χ 2 tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (db) = k-3 = 7-3 = 3 sebesar 9,488 maka dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima. Hal ini berarti bahwa data berdistribusi normal. Uji Homogenitas Data Hasil Pretest Hasil uji Homogenitas diperoleh bahwa F hitung = 1,2125 < F tabel = 1,623 pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat bebas (db) pembilang dan derajat bebas (db) penyebut masing-masing n-1 = 48-1 = 47 maka H 1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa data berasal dari populasi yang homogen. Analisis Data Tahap Ahir Analisis persentase tingkat penguasaan konsep siswa hasil posttest Tingkat penguasaan konsep siswa hasil postest pada kelas kontrol, secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 2. berikut ini. 6

7 Gambar 2. Tingkat penguasaan konsep siswa hasil posttest kelas kontrol Dari Gambar 2. di atas, dapat dilihat bahwa 43,9% siswa tidak tahu konsep, 29,1% siswa mengalami miskonsepsi dan hanya 27% siswa termasuk ke dalam kategori tahu konsep terkait konsep asam-basa berdasarkan hasil posttest. Tingkat penguasaan konsep siswa hasil postest pada kelas eksperimen, secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 3. berikut ini. Gambar 3. Tingkat penguasaan konsep siswa hasil posttest kelas eksperimen Dari Gambar 3. di atas, dapat dilihat bahwa 24% siswa tidak tahu konsep, 19% siswa mengalami miskonsepsi dan 57% siswa termasuk ke dalam kategori tahu konsep terkait konsep asam-basa berdasarkan hasil posttest. Setelah melakukan langkah-langkah yang harus ditempuh pada proses pengolahan data untuk mengidentifikasi konsepsi siswa pada kelompok, maka didapatkan hasil rata-rata nilai CRI yang menjawab benar dan yang menjawab salah serta fraksi siswa yang menjawab benar kelas kontrol disajikan pada Gambar 4 berikut. 7

8 Gambar 4 Perbandingan rata-rata CRIB, CRIS, dan FB hasil posttest pada kelas kontrol. Berdasarkan Gambar 4 di atas, siswa masih mengalami miskonsepsi pada soal no. 1, 2, 3, 4 12, 17, dan 20. Soal no. 1 memiliki nilai CRIS paling tinggi yaitu 3,5 dan FB sebesar 0,8. Data ini menunjukkan bahwa siswa masih mengalami miskonsepsi dalam menentukan pengertian asam-basa Arrhenius, namun tingkat miskonsepsinya tidak kuat karena nilai FB yang rendah. Lain halnya dengan soal no. 20 yang memiliki nilai CRIS sebesar 2,6 dan FB sebesar 0,1. Nilai CRIS di atas 2,5 dan nilai FB di bawah 0,5 menunjukkan bahwa miskonsepsi paling kuat terjadi pada soal no. 20 yaitu menentukan [OH - ] dalam suatu larutan yang telah diketahui konsentrasi [H + ] yang terkandung dalam larutan tersebut. Hasil rata-rata nilai CRI yang menjawab benar dan yang menjawab salah serta fraksi siswa yang menjawab benar kelas eksperimen disajikan pada Gambar 5. berikut ini. 8

9 Gambar 5. Perbandingan rata-rata CRIB, CRIS, dan FB hasil posttest pada kelas eksperimen Dari Gambar 5. di atas, nilai CRIS paling tinggi terdapat pada soal no. 22 dengan nilai CRIS yaitu 4,3 dan FB yaitu 0,9. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada siswa yang mengalami miskonsepsi dalam menentukan sungai yang tercemar asam. Walaupun demikian, miskonsepsi ini tergolong lemah karena nilai FB dari soal tersebut besar yang menunjukkan bahwa banyak siswa yang menjawab benar pada soal tersebut. lain halnya dengan soal no. 14 yang memiliki nilai CRIS sebesar 2,9 dan FB 0,4. Rendahnya nilai FB (<0,5) menunjukkan bahwa miskonsepsi yang terjadi pada soal no. 14 tergolong kuat yaitu dalam menentukan sifat basa kuat. Analisis peningkatan hasil belajar kognitif siswa Hasil perhitungan uji gain terhadap hasil pretest dan posttest siswa diperoleh bahwa peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Nilai indeks gain dari hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 0,5 sedangkan nilai indeks gain dari hasil belajar siswa kelas kontrol sebesar 0,1. Kriteria peningkatan hasil belajar dari kelas kontrol tergolong rendah karena nilai indeks gain dari kelas tersebut lebih kecil dari 0,3 sedangkan peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen tergolong sedang karena berada di antara 0,3 sampai dengan 0,7. Uji Normalitas Data Hasil Posttest 9

10 Uji normalitas data hasil posttest dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil posttest normal atau tidak sebagai syarat uji hipotesis yang menggunakan anakova. Hasil uji normalitas diperoleh diperoleh bahwa χ 2 hitung kelas eksperimen sebesar 6,91dan kelas kontrol 7,4205 sedangkan χ 2 tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (db) = k-3 = 7-3 = 3 sebesar 9,488 maka dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima. Hal ini berarti bahwa data berdistribusi normal. Uji Homogenitas Data Hasil Posttest Hasil uji Homogenitas diperoleh bahwa F hitung = 1,058 < F tabel = 1,623 pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat bebas (db) pembilang dan derajat bebas (db) penyebut masing-masing n-1 = 48-1 = 47 maka H 1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa data berasal dari populasi yang homogen. Uji Anakova Dari hasil perhitungan, diperoleh bahwa Nilai F hitung = 84,0203 > T tabel = 3,9445 pada taraf signifikansi 0,05 dengan df 1 = k -1 = 1 dan df 2 = n-k = 96-2 = 94 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pembelajaran siswa yang menggunakan sajian bahan ajar berbasis analogi dan submikroskopik tidak sama dengan hasil pembelajaran siswa tanpa menggunakan sajian bahan ajar berbasis analogi dan submikroskopik. Pembahasan Bahan Ajar menggunakan Analogi dan Submikroskopik Dalam bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti, terdapat beberapa analogi, gambaran submikroskopik dan penjelasan teoritik yang dibuat berdasarkan kesulitan belajar siswa dan miskonsepsi. Kegiatan belajar dengan menggunakan bahan ajar yang beranalogi dan gambaran submikroskopik sangat mudah dan menyenangkan. Langkah-langkah yang ditempuh adalah 1) guru bertanya tentang suatu topik yang menyebabkan miskonsepsi siswa, 2) guru melanjutkan pertanyaan untuk menggali konsepsi siswa mengenai topik tersebut, 3) guru meminta siswa untuk membaca analogi dalam bahan ajar, 4) mengaitkan analogi dengan topik yang dimaksud dan 5) menyimpulkan kebenaran topik tersebut. Misalnya saat guru ingin menjelaskan bahwa jumlah atom H dalam suatu asam tidak mempengaruhi kekuatan asam. 10

11 Guru mengintruksikan kepada siswa agar melihat daftar asam yang ada dalam bahan ajar. Guru bertanya kepada siswa, apakah HF dan H 2 SO 4 merupakan asam kuat? Melalui daftar tersebut siswa akan menemukan jawabannya dan mereka mengatakan tidak. HF merupakan asam lemah dan H 2 SO 4 merupakan asam kuat. Guru melanjutkan pertanyaannya untuk mengetahui konsepsi siswa. dari pernyataan yang kalian ungkapkan mengenai HF dan H 2 SO 4, apakah menurut kalian banyaknya H dalam struktur mempengaruhi kekuatan asam? siswa mulai bingung dan sebagian siswa mengatakan iya. Semakin banyak H-nya maka semakin kuat asamnya, seperti pada HF yang memiliki H hanya 1 pasti akan lebih lemah dibandingkan H 2 SO 4 yang memiliki H sebanyak 2. Namun, sebagian siswa terdiam karena merasa bingung dengan jawaban yang sebenarnya. Guru meminta siswa untuk membaca analogi lampu yang tercantum pada bahan ajar. Setelah siswa selesai membaca, guru bertanya kembali apa yang kalian peroleh setelah membaca analogi tersebut? seorang siswa menjawab ternyata banyaknya H tidak mempengaruhi kekuatan asam. Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya H + yang dihasilkan dalam air sama halnya dengan kekuatan lampu itu. Guru akan menjelaskan kembali mengenai analogi lampu agar seluruh siswa dapat mengerti. ya, benar. Kekuatan lampu kita lihat dari banyaknya cahaya yang dihasilkan. satu lampu bisa saja memiliki cahaya yang lebih banyak/terang dibandingkan dengan dua lampu atau sebaliknya, dua lampu bisa saja memiliki cahaya lebih terang dari satu lampu. Jadi untuk menentukan lampu mana yang lebih kuat, kita bisa melihat dari banyaknya cahaya yang dihasilkan. Begitu juga dengan asam. kita mengatakan bahwa H 2 SO 4 kuat karena senyawa ini akan menghasilkan H + yang banyak ketika dilarutkan dalam air sementara itu, HF hanya menghasilkan H + yang sedikit karena senyawa ini hanya terionisasi sebagian sedangkan H 2 SO 4 terionisasi sempurna pada ionisasi tingkat pertamanya. Dengan demikian, siswa akan membuat konsep baru dan menyadari bahwa konsep yang dimiliki mengenai kekuatan asam adalah keliru dan konsep yang benar adalah banyaknya H dalam struktur tidak mempengaruhi kekuatan. Kekuatan asam dilihat dari kemampuannya menghasilkan ion H + dalam air. 11

12 Efektivitas Sajian Bahan Ajar menggunakan Analogi dan Submikroskopik dalam Mereduksi Miskonsepsi Siswa Bahan ajar menggunakan analogi dan submikroskopik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa dan terutama mereduksi miskonsepsi siswa pada materi asam-basa. Perbandingan persentase miskonsepsi siswa pada hasil pretest dan hasil posttest kelas kontrol disajikan pada Gambar 6 berikut Kelas kontrol Pre test Kelas kontrol Pos test Gambar 6. Perbandingan persentase miskonsepsi siswa pada hasil pretest dan hasil posttest kelas kontrol Berdasarkan Gambar 10. di atas, diperoleh bahwa rata-rata miskonsepsi siswa kelas kontrol pada hasil pretest sebesar 17,9% sedangkan pada hasil posttest sebesar 29,1%. Miskonsepsi siswa kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 11,2%. Peningkatan yang paling dominan terdapat pada soal no. 20. Dari alasan yang diberikan oleh siswa, ternyata kesalahan siswa terjadi pada saat mereka membagi nilai tetapan ionisasi air dengan nilai konsentrasi H +. Cara siswa: K w = [H + ] [OH - ] [OH - ] = [OH - ] = = Dari cara pengerjaan siswa di atas, dapat dilihat bahwa siswa pada kelas kontrol tidak mengerti dengan operasi pembagian sehingga mereka hanya membagikan bilangan berpangkatnya dan memilih jawaban yang salah. Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah tanpa melakukan upaya pencegahan ataupun upaya untuk mereduksi miskonsepsi yang terjadi pada 12

13 diri siswa, memang secara umum dapat meningkatkan pengetahuan kognitif siswa. Namun, proses pembelajaran tersebut ternyata dapat memicu terjadinya peningkatan miskonsepsi pada diri siswa. Perbandingan persentase miskonsepsi siswa pada hasil pretest dan hasil posttest kelas eksperimen disajikan pada Gambar 7. berikut ini Kelas eksperimen Pre test Kelas eksperimen Pos test Gambar 7. Perbandingan persentase miskonsepsi siswa pada hasil pretest dan hasil posttest kelas eksperimen Berdasarkan Gambar 7. di atas, rata-rata miskonsepsi siswa kelas eksperimen pada hasil pretest sebesar 27,6% sedangkan pada hasil post test sebesar 19,1%. Secara umum siswa pada kelas eksperimen mengalami penurunan persentase miskonsepsi sebesar 8,5%. Namun, peningkatan miskonsepsi juga terjadi pada soal no. 4, 5, 9, 15, 17,18 dan 21. Miskonsepsi pada soal no. 4 terjadi pada 27,1% siswa di kelas eksperimen dengan peningkatan miskonsepsi sebesar 24,9%. Siswa diminta untuk menentukan gambaran submikroskopik dari larutan NH 3. Hanya 43,8% siswa yang menjawab benar dan 12,5% siswa masuk dalam kategori tidak tahu konsep. Banyak di antara mereka yang memilih bahwa gambaran submikroskopik NH 3 dalam air seperti pada basa kuat yaitu hanya terdapat ion NH + 4 dan OH -. Padahal, NH 3 merupakan basa lemah yang sedikit terionisasi ketika dilarutkan dalam air, sehingga pada gambaran submikroskopiknya selain digambarkan ion NH + 4 dan OH - dalam air, juga terdapat molekul NH 3. Miskonsepsi juga terjadi pada soal no. 9. Siswa diminta untuk memilih senyawa yang merupakan asam menurut Lewis pada reaksi antara NH 3 dan BF 3. 13

14 Dari 48 siswa dalam kelas eksperimen, terdapat 18 orang siswa yang memilih NH 4 + adalah asam menurut Lewis. Dari hasil wawancara, diperoleh bahwa kesalahan ini terjadi karena siswa masih bingung dalam menentukan senyawa yang memiliki pasangan elektron bebas. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum mampu mengaplikasikan teori asam-basa Lewis ke dalam teori yang lebih + kompleks. Oleh sebab itu, untuk mengatasi kesulitannya siswa memilih NH 4 sebagai asam Lewis karena menurut mereka senyawa ini telah familiar. Kesalahan konsep serupa terjadi juga pada soal no. 15, 17 dan 18. Soal no. Soal no 15, meminta siswa untuk menentukan ph beberapa larutan asam-basa. Anggapan bahwa larutan yang memiliki valensi sama akan memiliki ph yang sama masih saja berbekas pada diri siswa, sehingga ada siswa yang memilih bahwa ph NaOH 0,1 M dan ph HCl 0,1 M adalah asam. Selain itu, beberapa siswa memilih bahwa H 2 SO 4 0,1 M memiliki ph yang sama dengan Ba(OH) 2 0,1 M. Soal no. 17 meminta siswa untuk menentukan ph larutan HCl dan CH 3 COOH yang memiliki konsentrasi sama yaitu 0,1 M. Sebanyak 38% siswa memilih bahwa ph yang dimiliki kedua larutan adalah sama. Hal ini menunjukkan bahwa siswa beranggapan bahwa konsentrasi H + yang dimiliki oleh kedua larutan sama sehingga memiliki ph yang sama. Mereka tidak tahu bahwa HCl merupakan asam kuat dan CH 3 COOH merupakan asam lemah. Dimana, HCl akan memiliki ph yang lebih kecil daripada CH 3 COOH. Kesalahan siswa dalam menjawab soal no 18 dan 21 terjadi karena ketidaktahuan dalam menganalisa soal sehingga mereka tidak paham dengan cara pengerjaannya. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Kegiatan belajar dengan menggunakan bahan ajar yang beranalogi dan gambaran submikroskopik sangat mudah dan menyenangkan. Langkahlangkah yang ditempuh adalah 1) guru bertanya tentang suatu topik yang 14

15 menyebabkan miskonsepsi siswa, 2) guru melanjutkan pertanyaan untuk menggali konsepsi siswa mengenai topik tersebut, 3) guru meminta siswa untuk membaca analogi dalam bahan ajar, 4) mengaitkan analogi dengan topik yang dimaksud dan 5) menyimpulkan kebenaran topik tersebut. 2. Bahan ajar menggunakan analogi dan submikroskopik efektif untuk mereduksi Saran miskonsepsi siswa pada materi asam-basa. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa siswa mengalami penurunan miskonsepsi sebesar 8,5%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan agar: 1. Guru mengkaji kemungkinan miskonsepsi yang dapat terjadi pada siswa sebelum dilakukannya proses pembelajaran sehingga dapat disusun langkahlangkah pencegahannya. 2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai keefektifan sajian bahan ajar menggunakan analogi dan submikroskopik dalam mereduksi miskonsepsi asam-basa pada siswa kelas XI di Gorontalo. 3. Guru harus memperhatikan analogi yang sesuai dalam menjelaskan suatu fenomena kimia karena tidak semua fenomena kimia dapat dianalogikan agar analogi yang dimaksudkan untuk mencegah atau mereduksi miskonsepsi siswa tidak membuat mereka semakin miskonsepsi. Daftar Pustaka Delorenzo, R Applications and analogies: A dating analogy acid-base titration problems. Journal of chemical education, 72, 1011 Dogu, orto and Orto Dogu Using Conceptual Texts with Analogies for Misconceptions in Acids and Bases. ÇETiNGÛL-Ô. GEBAN I H. V. Journal of Education, 41 (2011 ), Fitriana, R, Winarni, S, Sulastri & Nazar, M Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Pada Konsep Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi. Skripsi. Universitas Negeri Medan Harijanto, Mohammad Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajar Sekolah Dasar, Jurnal Didaktika Vol. 2 No.1 Maret 2007: Suyanti, Dwi retno Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu 15

16 Silverstein, T. P Weak versus strong acids and bases: The football analogy. Joumal of chemical education, 77, Yunitasari, W, Susilowati E, & Nurhayati N. D Pembelajaran Direct Instruction Disertai Hierarki Konsep Untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Larutan Penyangga Kelas XI IPA Semester Genap SMA Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol.2, No.3 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI IA SMAN 2 BOJONEGORO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI IA SMAN 2 BOJONEGORO PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI IA SMAN 2 BOJONEGORO Laily Rohmawati, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DISERTAI HIERARKI

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul: Kemampuan Merepresentasikan Konsep Asam-Basa Arrhenius Secara Sub-Mikroskopik Pada Siswa di SMA Negeri 1 Kabila Oleh: Yulan Taduengo NIM: 441 411 042 Telah

Lebih terperinci

KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO

KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO Ira K. Dali, Mardjan Paputungan, Rakhmawaty A. Asui Jurusan Pendidikan Kimia Faklutas Matematika dan IPA Universitas

Lebih terperinci

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014), telah dikembangkan instrumen tes diagnostik two tier multiple choice pada materi asam basa. Instrumen ini mencakup

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT, DISCUSS, EXPLAIN, OBSERVE, DISCUSS, EXPLAIN) UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM DI SMAN 2 BOJONEGORO Ghoniyatus Sa idah,

Lebih terperinci

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil penelitian diperoleh persentase siswa SMA Negeri 1 Limboto yang menjawab benar dan salah untuk setiap aspek pemahaman

Lebih terperinci

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013 Kurikulum 2006/2013 KIMIa K e l a s XI ASAM-BASA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kesetimbangan air. 2. Memahami pengaruh asam

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Analisis Kesalahan Konsep Mahasiswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi. Oleh. Sriningsih NIM.

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Analisis Kesalahan Konsep Mahasiswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi. Oleh. Sriningsih NIM. Jurnal yang berjudul: PERSETUJUAN PEMBIMBING Analisis Kesalahan Konsep Mahasiswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi Oleh Sriningsih NIM. 441 411 040 Telah diperiksa dan disetujui Pembimbing I Pembimbing

Lebih terperinci

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator! Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang cara menghitung ph dan poh larutan asam basa berdasarkan konsentrasi ion [H + ] dan [OH ] SMA kelas 11 IPA. Berikut contoh-contoh soal yang bisa

Lebih terperinci

G 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4

G 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini quasi experimental, dengan desain penelitian nonequivalen control group design, pada desain penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017 PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI MAN MOJOSARI KOTA MOJOKERTO IMPLEMENTATION OF COGNITIVE CONFLICT STRATEGY

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metodologi penelitian merupakan alat bantu untuk memecahkan permasalahan supaya diperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metodologi

Lebih terperinci

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA ASPEK MAKROSKOPIK, SUBMIKROSKOPIK, DAN SIMBOLIK PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MALANG TAHUN AJARAN 2013/ 2014 Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar Tahun Pelajaran 2012-2013 yang berjumlah 200 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

Muhammad Agus Al Arief, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Muhammad Agus Al Arief, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SISWA KELAS X SMA KHADIJAH SURABAYA Muhammad Agus Al Arief, Suyono Jurusan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 128 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Februari sampai dengan tanggal 20 Maret 2014 di MA Manbaul Ulum Karangawen Kab. Demak. Populasi dalam

Lebih terperinci

THE EFFECT OF THE READING REFUTATION TEXT TO STUDENT S MISCONCEPTIONS REMEDIATION OF ACID BASE CONCEPT IN XI SCIENCES CLASS SMA NEGERI 4 PONTIANAK

THE EFFECT OF THE READING REFUTATION TEXT TO STUDENT S MISCONCEPTIONS REMEDIATION OF ACID BASE CONCEPT IN XI SCIENCES CLASS SMA NEGERI 4 PONTIANAK 154 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun II, No. 2, Desember 2014 PENGARUH PENYEDIAAN BACAAN BERBENTUK REFUTATION TEXT UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG KONSEP ASAM BASA DI KELAS XI IPA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI MODEL LEARNING CYCLE 5E

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI MODEL LEARNING CYCLE 5E PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI MODEL LEARNING CYCLE 5E Emaliya Safithri, Nina Kadaritna, Ila Rosilawati, Chansyanah Diawati Pendidikan Kimia, Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Konsep dan Pemahaman Konsep Kimia Banyak definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli, seperti yang dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan

Lebih terperinci

Asam-Basa. Kimia. Kelas XI. B usiness Name. Indikator: A. Teori Asam-Basa

Asam-Basa. Kimia. Kelas XI. B usiness Name. Indikator: A. Teori Asam-Basa Asam-Basa Kimia Kelas XI B usiness Name Indikator: 3.1.1 Menjelaskan teori asam basa berdasarkan konsep Arrhenius, Brosnted Lowry dan Lewis 3.1.2 Menjelaskan pengertian indikator asam-basa 3.1.3 Menyebutkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan fenomena-fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment, sehingga hanya digunakan satu kelas eksperimen dan tidak menggunakan kelas kontrol.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini berbagai penelitian terkait problematika pembelajaran kimia telah banyak dilakukan. Diantara penelitian yang populer dilakukan adalah studi mengenai miskonsepsi

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI Dhika Amelia, Marheni dan Nurbaity Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pekalongan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 124 siswa dan tersebar dalam empat kelas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA Antina Delhita, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tujuan

Lebih terperinci

Implementasi Pembelajaran dengan Menginterkoneksikan Multipel Representasi pada Materi Hidrolisis Garam untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa

Implementasi Pembelajaran dengan Menginterkoneksikan Multipel Representasi pada Materi Hidrolisis Garam untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa Implementasi Pembelajaran dengan Menginterkoneksikan Multipel Representasi pada Materi Hidrolisis Garam untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa Masrid Pikoli, Mangara Sihaloho Jurusan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 menghendaki pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 menghendaki pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 menghendaki pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah akan melatih tiga ranah yakni

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Subjek penelitian ini adalah enam orang siswa SMA kelas XI IPA yang sudah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar 18 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 158 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK SAJIAN ISI PEMBELAJARAN BERBASIS TAKSONOMI UNJUK KERJA MERRILL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TOPIK TEORI TUMBUKAN

PENGARUH TEKNIK SAJIAN ISI PEMBELAJARAN BERBASIS TAKSONOMI UNJUK KERJA MERRILL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TOPIK TEORI TUMBUKAN PENGARUH TEKNIK SAJIAN ISI PEMBELAJARAN BERBASIS TAKSONOMI UNJUK KERJA MERRILL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TOPIK TEORI TUMBUKAN EFFECT OF SERVING CONTENT-BASED LEARNING TECHNIQUES TAXONOMY MERRILL

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip

JURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Deskripsi Hirarki Kemampuan Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kota Gorontalo dalam Memahami Materi Ikatan Kimia dengan Menggunakan Instrument Tes Terstruktur JURNAL Oleh Jahardi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil III. METODOLOGI PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil SMA Negeri 1 Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasy experiment dengan desain penelitian pretest posttest non equivalen control group design. Pada desain

Lebih terperinci

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER Tri Yunita Maharani, Prayitno, Yahmin Universitas Negeri Malang E-mail: menik.chant@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN 2013/2014

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN 2013/2014 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Development and Validation, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan Conceptual Change Text (CCT)

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN...

BAB I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii HAK CIPTA... iii PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi UCAPAN TERIMA KASIH... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan, meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, prosedur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Ilmu ini mempelajari berbagai fenomena alam yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 III. METODELOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kotaagung, Tanggamus Tahun Ajaran 01-013 yang berjumlah 98 siswa

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain) Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain) Neng Tresna Umi Culsum*, Ida Farida dan Imelda Helsy Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung, Tahun Ajaran 2012-2013 yang berjumlah 128 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data kualitas keterampilan memberikan penjelasan sederhana peserta didik. Sebagaimana dijabarkan

Lebih terperinci

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICE UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICE UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan mata pelajaran yang sarat dengan konsep, mulai dari konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks dan dari konsep yang konkret sampai

Lebih terperinci

LOGO TEORI ASAM BASA

LOGO TEORI ASAM BASA LOGO TEORI ASAM BASA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP 2012 Beberapa ilmuan telah memberikan definisi tentang konsep asam basa Meskipun beberapa definisi terlihat kurang jelas dan berbeda satu sama lain, tetapi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 8 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri Gedongtataan tahun pelajaran 04/05 yang terdiri dari lima kelas, yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK MATERI LARUTAN PENYANGGA

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK MATERI LARUTAN PENYANGGA ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK MATERI LARUTAN PENYANGGA Luh Mentari, I Nyoman Suardana, I Wayan Subagia Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi Eksperimen.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis Bandar Lampung tahun ajaran 0/03 yang berjumlah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas/semester : Madrasah Darul Ihksan Samarinda : Kimia : Larutan Penyangga : XI /Genap Tahun Ajaran : 2012/2013 Alokasi waktu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MEMINIMALISASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MEMINIMALISASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA Fitria, dkk., Penggunaan Multimedia Interaktif. 161 PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MEMINIMALISASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA Fitria*, Sigit Priatmoko, Kasmui Jurusan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA TERHADAP MATERI KESETIMBANGAN KIMIA MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES THREE-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC OLEH Ira Ekawati Hasrat 441 407 027 Telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang didapatkan dari penelitian ini yaitu hasil pretest dan posttest. Hasil pretest digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa dilakukan tiga tahap yaitu tahap pertama melakukan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Identifikasi Hirarki Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia. Oleh Bambang NIM.

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Identifikasi Hirarki Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia. Oleh Bambang NIM. PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul : Identifikasi Hirarki Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia Oleh Bambang NIM. 441410046 Telah diperiksa dan disetujui oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari peserta didik agar dapat bersaing dengan negara maju dalam dalam segala

BAB 1 PENDAHULUAN. dari peserta didik agar dapat bersaing dengan negara maju dalam dalam segala 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar tercipta generasi penerus bangsa yang memiliki kemampuan dalam menghadapi era globalisasi. Kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung, Tahun Ajaran 2012-2013 yang berjumlah 128 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Komala Eka Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Komala Eka Sari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Setelah pembelajaran dilakukan, guru perlu mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi operasonal Untuk memperjelas variabel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan tentang: 1. Hasil Belajar Hasil belajar yang dimaksud dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah... DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iv vii ix x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 7 C. Definisi Operasional...

Lebih terperinci

INTRUKSI Kompetensi Dasar Indikator Sumber Belajar

INTRUKSI Kompetensi Dasar Indikator   Sumber Belajar Lampiran 3 104 INTRUKSI 1. Setiap siswa harus membaca penuntun praktikum ini dengan seksama. 2. Setelah alat dan bahan siap tersedia, laksanakanlah percobaan menurut prosedur percobaan. 3. Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks. Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks. Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Temuan 4.1.1 Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga Penggunaan level mikroskopik dalam buku teks

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... Error! Bookmark not defined. B. Perumusan Masalah... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... Error! Bookmark not defined. B. Perumusan Masalah... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN...ii PERNYATAAN...iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv ABSTRAK...vi DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA 345 EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA Woro Sumarni, Soeprodjo, Krida Puji Rahayu Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Kampus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian Skor hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar siswa. Data hasil penelitian didapatkan dengan membandingkan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini bentuk pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif, karena data yang digunakan bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar 22 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 118 siswa dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012 yang berjumlah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract

PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS Wilda Ulin Nuha dan Sukarmin Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul: Identifikasi Tingkat Kemampuan Siswa Konsep Struktur Atom Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Telaga Tahun Pelajaran 2013/2014 OlehMeyvie Potale NIM. 441407040

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG Artikel Skripsi PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN ISSN 5-73X PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN Ratni Sirait Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200 6 III. METODE PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 00 siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi Sebelum Penelitian SMA NU 01 Hasyim Asy ari Tarub merupakan salah satu sekolah menengah atas yang berada di kecamatan

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp.88-98, May 2014

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp.88-98, May 2014 PENERAPAN STRATEGI KONSTRUKTIVIS UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI LEVEL SUB-MIKROSKOPIK SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMA HANG TUAH 2 SIDOARJO IMPLEMENTATION OF CONSTRUCTIVIST STRATEGY TO REDUCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan cabang ilmu yang paling penting dan dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk siswa oleh guru kimia, peneliti, dan pendidik pada umumnya.

Lebih terperinci

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Laju Reaksi di SMA Negeri 1 Gorontalo

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Laju Reaksi di SMA Negeri 1 Gorontalo Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Laju Reaksi di SMA Negeri 1 Gorontalo Riatun S. Manang. Lukman A.R Laliyo, La Alio Pendidikan Kimia, Fakultas MIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode peer lessons terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pokok

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di M.Ts NU 05 Sunan Katong Kaliwungu mulai tanggal 11 Maret 2014 s.d. 11 April 2014. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Model mental merepresentasikan pikiran tiap individu yang digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan suatu fenomena ketika belajar sains (Harrison & Treagust dalam

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PRESTASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013 IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI LEVEL SUB-MIKROSKOPIK SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI SMAN 1 TARIK SIDOARJO IMPLEMENTATION OF 7-E LEARNING CYCLE MODEL TO REDUCE

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, serta analisis data. A.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR. 18 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR Juli Firmansyah 1 dan Safitri Wulandari 2 1,2) Pendidikan Fisika FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YPU Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YPU Bandar III. METODE PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YPU Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan one group pre-test and post-test design. Pada metode ini diperlukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 200 siswa dan

Lebih terperinci