BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Liani Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kondom Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) via internet, pengertian dari kondom adalah alat kontrasepsi keluarga berencana yang terbuat dari karet dan pemakaiannya dilakukan dengan cara disarungkan pada kelamin laki-laki ketika akan bersanggama. ( Kondom adalah alat konstrasepsi satu-satunya yang terbukti dan dapat dipercaya untuk menekan resiko infeksi yang menular karena hubungan seksual / sexually transmitted infections (STIs) termasuk HIV/AIDS. Kondom dapat digunakan untuk dua kepentingan yaitu mencegah kehamilan dan pencegahan terhadap STIs atau PMS (penyakit menular seksual). ( Lalu fungsi kondom adalah sebagai alat kontrasepsi yang terbuat dari karet latex yang berfungsi untuk mencegah kehamilan, tertularnya penyakit seksual, tertularnya virus HIV/AIDS. Jenis kondom secara umum terdapat dua jenis, yaitu dipakaikan pada alat kelamin wanita ataupun alat kelamin pria. ( Dalam era sekarang ini kondom bukan saja sebagai alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, tertularnya penyakit menular seksual (PMS), dan tertularnya 8
2 9 virus HIV/AIDS tetapi kondom sudah sedikit berubah menjadi alat bantu seksual dengan macam-macam bentuk serta variant/jenis aroma. 2.2 Merek (Brand) Asal kata dari brand adalah brandr yang berarti membakar, membakar disini ditujukan untuk memberikan tanda kepemilikan, seperti pada hewan ternak yang ditandai dengan besi panas dengan lambang tertentu sebagai bukti kepemilikan. (Keller, 2003,p.3) Kata Brand diartikan oleh Philip Kotler (Kotler, 2006, p.229) sebagai sebuah nama, tanda, simbol, design, atau kombinasi dari semuanya, yang mengidentitaskan pembuat atau penjual dari suatu produk atau layanan. Brand dimasa sekarang ini menjadi sangat penting dalam menentukan harga suatu produk atau jasa, brand sekarang ini telah menjadi nilai tambah bagi sebuah produk atau jasa. Brand mengandung enam arti yang menjadikannya simbol yang kompleks, yaitu: (Kotler, 2003, pp ) 1. Atribut (Attributes) Sebuah merek dapat memberikan gambaran kepada konsumennya mengenai atribut yang terdapat didalam brand itu sendiri. Contoh: Jam tangan Rolex mencerminkan kualitas, keindahan, elegan, kelas atas. 2. Manfaat (Benefits) Atribut dari sebuah merek harus dapat diterjemahkan dalam bentuk manfaat yang baik dari segi fungsional maupun emosional.
3 10 Contoh: Atribut elegan dapat diartikan atau dijabarkan dengan bahan dasar produk yang bermutu terbaik, mahal, dan eksklusif serta dirancang oleh perancang terkenal. 3. Nilai (Value) Sebuah merek dapat turut serta memberikan nilai lebih bagi produsennya. Contoh: Jam tangan Rolex selalu mencerminkan keindahan, mahal, detil, ketelitian, performa sempurna, serta gengsi yang besar. 4. Budaya (Culture) Merek dapat turut mencerminkan sebuah budaya tertentu. Contoh: Jam tangan Rolex mencerminkan negara Swiss yang memiliki standar produksi produk terbaik. 5. Personal (Personality) Sebuah merek dapat mencerminkan kepribadian dari individu pemakainya. Contoh: Rolex sangat mencerminkan pemiliknya yang berkelebihan, gaya hidup kelas atas, terhormat. 6. Pengguna (User) Merek dapat memberikan sekilas gambaran tentang jenis/kelas dari penggunanya yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Contoh: Gambaran dari pemakai Rolex adalah top eksekutif yang sudah agak berumur dan sukses membangun usaha bisnisnya, bukan anak muda yang baru berumur 20 tahunan.
4 11 Sebuah perusahaan perlu melakukan penelitian untuk mengetahui posisi merek dari produk mereka didalam persepsi/benak konsumen/pasar. Menurut Kotler (Kotler, 2006, p.229) sebuah merek dapat memberikan nilai tambah kepada produk atau jasa itu sendiri dan sebuah merek-lah yang membedakan produk atau jasa tersebut dengan para pesaingnya. Ada tiga pendekatan penelitian yang sering digunakan untuk mendapatkan pengertian merek, yaitu: (Kotler, 2003, p.419) 1. Asosiasi kata (Word Associations) Dapat ditanyakan kepada konsumen, apa yang terlintas dalam benaknya pertama kali mendengar sebuah brand/merek. 2. Perlambangan dari sebuah merek (Personifying the brand) Dapat ditanyakan kepada konsumen untuk menjelaskan manusia, hewan, atau benda seperti apa yang terlintas ketika nama sebuah brand/merek didengar. 3. Melangkah lebih tinggi untuk mencari intisari dari merek tersebut (Laddering up to find the brand essence) Intisari dari sebuah merek berhubungan dengan kedalaman, tujuan yang lebih abstrak dari konsumen yang mengharapkan kepuasan dari merek tersebut. Mereka akan membantu para pemasar untuk mengetahui motivasi/keinginan dari konsumen ketika memilih merek tersebut. David Aaker membedakan lima tingkatan sikap setia konsumen terhadap sebuah merek dari yang paling rendah hingga ke yang paling tinggi, yaitu: (Kotler, 2003, p.422)
5 12 1. Konsumen akan mengganti merek yang telah dipakai karena alas an harga, cepat berubah-ubah tergantung dari merek yang menawarkan harga paling rendah, tidak ada kesetiaan terhadap merek tertentu. 2. Konsumen puas dan tidak mempunyai alasan untuk pindah ke merek lain. 3. Konsumen puas dan akan mengeluarkan biaya dengan mengganti dengan merek lain. 4. Konsumen mengahargai merek tersebut dan melihatnya sebagai teman. 5. Konsumen memutuskan untuk tetap setia terhadap merek tersebut. Menurut Andreas Buchholz dan Wolfram Wordermann dalam bukunya What Makes Winning Brands Different (Buchholz and Wordermann, 2000, pp.9-12) mengatakan bahwa merek yang menang dalam pasaran adalah merek yang selalu melekat dalam pikiran konsumen dan akan membuat konsumen tersebut termotiasi untuk emmilikinya yang kemudian lebih dikenal dengan teori Buchholz-Wordermann (B/W method). Dalam tujuannya agar sebuah merek dapat melekat dalam pikiran konsumen, metode B/W terbagi atas lima hukum universal yang dapat diterapkan dalam semua jenis produk dan jasa yang ada: 1. Keunggulan dan janji (Benefits and Promises) Konsumen lebih memilih merek dari produk tertentu yang dapat menawarkan nilai lebih atau keunggulan disbanding dengan produk lain. Aturan-aturan untuk pengembangan keunggulan dan Janji adalah: a. Mengarahkan kepada kepentingan hidup konsumen. b. Menghilangkan ancaman pada konsumen. c. Memberikan semangat kepada konsumen.
6 13 d. Mencari nilai lebih yang terdapat dalam merek. e. Membuat merek sebagai pemicu dalam pikiran konsumen. 2. Norma dan nilai (Norms and Values) Konsumen lebih memilih merek yang dapat memberikan nilai lebih kepada konsumen tersebut. Suatu nilai juga akan mempengaruhi kesetian konsumen dalam menggunakan sebuah merek. Aturan-aturan untuk mengembangkan metode Norma dan Nilai: a. Menghilangkan rasa bersalah. b. Memberikan rasa bangga kepada konsumen. c. Memaparkan ketidak kosistenan. d. Menghilangkan rasa tabu. 3. Persepsi dan program (Perceptions and Programs) Konsumen lebih memilih sebuah merek karena persepsi dan kebiasaan yang diarahkan pada merek tersebut sebagai suatu pilihan yang logis. Persepsi yang baik akan tercipta bila konsumen mempunyai penilaian yang bagus terhadap merek tersebut. Aturan-aturan untuk mengembangkan metode persepsi dan program: a. Membuat batasan wilayah. b. Masuk ke pasar lain. c. Memposisikan merek. d. Membalikkan kekurangan. e. Menciptakan kembali suatu kebiasaan.
7 14 4. Identitas dan ekspresi diri (Identity and Self-expression) Konsumen akan memilih dan menggunakan sebuah merek karena dapat mengekspresikan karakter, kepribadian, dan identitas mereka. Aturan-aturan untuk mengembangkan metode Identitas dan ekspresi diri: a. Menunjukan karakter. b. Mendukung suatu ideologi. c. Menciptakan rasa kekeluargaan. d. Menciptakan rasa kepahlawanan. e. Ekspresi pesan pribadi. 5. Cinta dan emosi (Love and Emotions) Konsumen lebih memilih sebuah produk atau layanan tertentu karena mereka mencintai mereknya. Loyalitas merupakan loncatan dari rasa suka ke rasa cinta, bila konsumen hanya menyukai suatu merek maka bukan tidak mungkin mereka akan pindah begitu merek lain memberikan keunggulan lebih. Aturan-aturan untuk pengembangan metode cinta dan emosi: a. Menjadi teman. b. Pencabangan ke dalam emosi. c. Membina rasa rindu. d. Membangkitkan rasa empati.
8 15 Benefit & Promises Norms & Values Norms & Values Identity & Self Expression Perceptions & Program Gambar 2.1 The Buhhloz Wordermann (B/W Method) 2.3 Brand Awareness Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu (Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak, 2001, p.54). Brand Awareness mengacu kepada kekuatan dari kehadiran suatu merek didalam benak konsumen. Strategi yang
9 16 sukses dari brand awareness harus dapat menjelaskan keunikan dari merek itu sendiri dan menjadikannya berbeda dari pesaing yang ada. Awareness diukur berdasarkan cara-cara yang berbeda dimana konsumen mengingat suatu merek, dimulai dari recognition hingga proses recall pada benak utama ke yang dominan. Bagaimanapun juga menurut psikolog dan ahli ekonomi proses recognition dan recall lebih dari sekedar tanda-tanda dalam mengingat suatu merek. Dikarenakan konsumen setiap hari dihadapkan dengan begitu banyaknya pesan pemasaran, tantangan untuk memantapkan recognition dan recall secara ekonomis patut diperhatikan. Ada dua faktor yang terkait dengan tantangan ini, yaitu: a. Dengan diberikannya sumber daya yang diinginkan untuk menciptakan level kepedulian yang sehat, basis penjualan lokal biasanyamerupakan aset berharga. Perusahaan-perusahaan ingin mengurangi jumlah merek mereka dengan tujuan untuk bias memfokuskan pada uasha membangun merek itu sendiri. b. Untuk beberapa tahun kedepan, perusahaan yang terlatih dalam beroperasi diluar media yang biasanya digunakan (acara promosi, beasiswa, publisitas yang tujuannya mendapatkan perhatian) akan menjadi yang tersukses dalam membangun brand awareness. Pengenalan ataupun peringatan suatu merek akan melibatkan upaya mendapatkan identitas nama dan menghubungkannya ke kategori produk. Agar brand awareness dapat dicapai dan diperbaiki maka dapat ditempuh beberapa cara berikut ini:
10 17 a. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda dibandingkan dengan lainnya, serta memiliki koneksi antara merek dengan kategori produknya. b. Memakai slogan atau jingle yang menarik sehingga konsumen terbantu untuk mengingat merek tersebut. c. Jika produk memiliki simbol, sebaiknya simbol yang dipakai dapat dihubungkan dengan mereknya. d. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat konsumen. e. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai kategori produk, merek, atau keduanya. f. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan TINGKATAN BRAND AWARENESS Menurut Aaker (1996), pengukuran tingkat brand awareness dapat didasarkan kepada pengertian-pengertian dari brand awareness yang mencakup tingkatan brand awareness yaitu: 1. Puncak pikiran (Top of Mind) Top of mind adalah merek yang pertama kali diingat oleh kosumen atau pertama kali disebut ketika konsumen ditanya tentang suatu produk tertentu. Top of mind menggunakan single respond question yang artinya konsumen hanya boleh memberikan satu jawaban untuk pertanyaan ini.
11 18 2. pengingatan kembali (Brand Recall) Yang dimaksud dengan brand recall adalah pengingatan kembali merek yang dicerminkan dengan merek lain yang diingat oleh konsumen setelah konsumen menyebutkan merek yang pertama. Brand recall menggunakan multi respond questions yang artinya konsumen memberikan jawaban tanpa dibantu. 3. Pengenalan merek (Brand Recognition) Yang dimaksud dengan brand recognition adalah pengenalan merek dimana tingkat kesadaran konsumen terhadap suatu merek diukur dengan diberikan bantuan dengan menyebutkan ciri-ciri dari produk tersebut. Pertanyaan diajukan untuk mengetahui berapa banyak konsumen yang perlu diingatkan tentang keberadaan merek tersebut. 4. Tidak menyadari merek (Unaware of Brand) Yang dimaksud dengan unaware of brand adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek. 2.4 Asosiasi Merek Pengertian sosiasi merek (brand association) adalah kesan yang muncul dalam benak konsumen terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek (Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak, 2001). Asosiasi ini meliputi atribut yang melekat pada produk
12 19 tersebut, selebritis (duta produk), atau simbol-simbol tertentu yang melambangkan produk tersebut. Berbagai asosiasi yang saling berhubungan akan menimbulkan sebuah kesan dalam benak konsumen yang biasanya sering disebut dengan brand image dan semakin banyak asosiasi yang terlibat dan berhubungan dalam merek itu, akan semakin kuat brand image dari merek produk tersebut. Asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan berbagai hal berikut: 1. Atribut produk Mengasosiasikan stribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi positioning yang paling sering digunakan. 2. Atribut tak berwujud Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsi kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang obyektif. 3. Manfaat bagi konsumen Karena sebagian besar atribut produk memberikan manfaat bagi pelanggan, maka biasanya terdapat hubugnan antar keduanya. Manfaat bagi pelanggan dapat dibagi dua, yaitu: manfaat rasional dan manfaat psikologis. Manfaat rasional berkaitan dengan atribut produk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional. Sedangkan manfaat psikologis seringkali merupakan konsekuensi ekstrim dalam proses pembentukan sikap, berkaitan dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau menggunakan merek tersebut.
13 20 4. Harga Evaluasi terhadap suatu merek disebagian kelas produk ini akan diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga. 5. Penggunaan Pendekatan ini dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu aplikasi tertentu. 6. Konsumen Pendekatan ini dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan tipe pengguna dan atau pelanggan dari produk tersebut. 7. Artis/orang terkenal (endorsement) Mengkaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi yang kuat dimiliki oleh orang terkenal tersebut kedalam merek tersebut. 8. Gaya hidup/kepribadian Asosiasi sebuah merek dapat diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama. 9. Kelas produk Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas dari produk tersebut. 10. Pesaing Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan mengungguli pesaing.
14 Negara/wialyah geografis Sebuah negara dapat dijadikan simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan. 2.5 Komunikasi Pemasaran (Integrated Marketing Communication) Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah alat perusahaan dalam menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung akan merek yang mereka jual. (Keller, K.L., 2003, p.283) Pilihan-pilihan dalam komunikasi pemasaran adalah: a. Media Advertising: televisi, radio, koran, majalah, tabloid. b. Direct Respond advertising: surat, telpon, media penyiaran, media cetak. c. Online Advertising: dunia maya/internet/website, iklan interaktif. d. Place Advertising: billboards dan poster, bioskop, airport, dan lounge, penempatan produk, point of purchase. e. Point of Purchase AdvertisingI: Shelf talker, aisle market, shopping cart ads, in-store radio/tv. f. Trade Promotions: trade deals and buying allowances, point-of-purchase display allowances, push money, contest and dealer incentives, program pelatihan, pameran perdagangan, iklan kooperatif. g. Consumer Promotions: pemberian contoh/sample, kupon, premiums, refund and rebates, kontes/lomba, paket bonus.
15 22 h. Event Marketing and Sponsorship: acara olahraga, kesenian, hiburan, pameran, dan hiburan. i. Public Relation dan publisitas j. Penjual personal. 2.6 Marketing Mix Marketing mix atau bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran yang sudah dibidik (Kotler, 2003, p.15). Alat-alat pemasaran itu terdiri dari empat variabel yang kemudian disebut dengan 4P dari marketing, yaitu Product, Price, Promotion, and Place. Marketing mix adalah salah satu konsep utama dalam pemasaran modern saat ini. Marketing mix merupakan satu set marketing tools yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan oleh target pasar. (Kotler, 2003,p.15)
16 23 Marketing Mix 4P Target Market Product Price Place Promotion -Product variety -Quality -Design -Features -Brand Name -Packaging -Sizes -Services -Warranties -Returns -List Price -Discounts -Allowances -Payment period -Credit Terms -Channels -Coverage -Assortments -Locations -Inventory -Transport -Sales Promotion -Advertising -Sales Force -Public Relation -Direct Marketing Gambar 2.2 Komponen 4 P
17 24 Empat variabel dari marketing mix tersebut masing-masing memilki pengertian, yaitu: a. Product (barang) Sesuatu yang ditawarkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan keinginan konsumen. Produk yang ditawarkan dapat berupa barang jadi, jasa pelayanan, property, dan informasi. Produk yang ditawarkan harus dapat memperhatikan segi kualitas, manfaat, desain, jaminan, dan pengembangan produk baru. b. Price (harga) Harga adalah julah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk memperoleh suatu produk. c. Promotion (promosi) Promosi berarti aktivitas-aktivitas yang mengkomunikasikan kelebihankelebihan dari produk dan mempengaruhi target konsumen untuk membelinya. d. Place (tempat) Penempatan sebuah produk melibatkan logistic perusahaan dan kegiatankegiatan pemasaran dikonsentrasikan dengan membuat dan mendistribusikan barang jadi tersebut kepada konsumen.
18 Segmentation, Targeting, Positioning (STP) Suatu perusahaan dalam menawarkan produk maupun pelayanan tidak dapat melayani semua konsumennya yang terdiri dari berbagai segmen pasar yang sangat beragam. Masing-masing konsumen memiliki kebutuhan yang berbeda dan sangat bervariasi keinginannya, selain itu jumlah konsumen yang ada sangat banyak. Suatu perusahaan perlu mengidentifikasikan segmen pasarnya sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan konsumennya dengan lebih efektif. (Kotler, 2003, p.278) Target pemasaran (target marketing) dari suatu perusahaan memerlukan pemasarannya untuk mengambil tiga tahap utama, yaitu: (Kotler, 2003, p.279) 1. Mengidentifikasi dan membagi sekelompok pembeli secara terpisah berdasarkan kebutuhan dan pilihan yang beragam (market segmentation). 2. Memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki (market targeting). 3. Menetapkan dan mengkomunikasikan kelebihan perusahaan dari para pesaingnya atas produk dan jasa yang ditawarkan untuk setiap segmen yang dituju (market positioning) SEGMENTATION Segmen pasar terdiri dari sekelompok konsumen yang memiliki kebutuhan yang sama. Para pemasar tidak menciptakan segmen, tetapi tugas seorang pemasar adalah emngidentifikasikan segmen yang ada dan menetapkan target mana yang akan
19 26 dituju. Perusahaan akan lebih mudah memilih jalur distribusi dan komunikasi yang terbaik dan hal tersebut akan mengetahui para kompetitornya secara jelas yang memiliki target segmen yang sama. (Kotler, 2003, p.279) TARGETING Setelah perusahaan melakukan segmentasi pasar, tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan target pasar yang dituju dalam menawarkan produk dan jasa mereka. (Kotler, 2003, p.299) Dalam mengevaluasi segmen yang berbeda, perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola dalam pemilihan target pasar, yaitu: (Kotler, 2003, p.299) 1. Memusatkan perhatian pada satu segmen tunggal. 2. Mengkhususkan pada beberapa segmen pilihan yang tidak berhubungan. 3. Memusatkan pada sebuah produk. 4. Memusatkan pada sebuah segmen pasar. 5. Menjangkau keseluruhan pasar POSITIONING Tahap yang akan dilakukan setelah perusahaan menetapkan target pasar yang akan dituju dan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh para konsumennya, maka perusahaan dapat menyesuaikan serta menetapkan posisi produknya di pasar (market positioning). Positioning adalah suatu kegiatan merancang penawaran dan image perusahaan untuk menduduki tempat khusus dibenak target pasar yang dituju. (Kotler, 2003, p.308)
20 27 Pada saat ini, perusahaan dapat memilih beberapa kemungkinan positioning yang berbeda, yaitu: (Kotler, 2003, pp ) a. Attribute positioning Perusahan memposisikan dirinya melalui atributnya, seperti ukuran atau berapa lama keberadaan perusahaan tersebut. b. Benefit positioning Suatu produk diposisikan sebagai leader dan menciptakan beberapa keuntungan tertentu yang belum dimiliki oleh pesaingnya. c. Use or application positioning Produk diposisikan sebagai kategori yang terbaik dalam aplikasi ataupun penggunaannya dibandingkan pesaingnya. d. User positioning Produk diposisikan sebagai kategori yang terbaik untuk beberapa kelompok pengguna. e. Competitior positioning Perusahaan menyatakan bahwa produknya lebih baik daripada produk pesaingnya. f. Product category positioning Produk diposisikan sebagai leader di dalam kategori produk tertentu. g. Quality or price positioning Suatu produk dianggap menawarkan nilai dan harga yang terbaik dibandingkan produk pesaingnya.
BAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Merek (Brand) Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek sebagai sebuah nama, tanda, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya, dengan tujuan untuk mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Konsep Produk Konsep produk berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja atau fitur inovatif terbaik. Manajer dari organisasi ini
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Merek (Brand) Asosiasi pemasaran Amerika mendefinisikan merek sebagai sebuah nama, tanda, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya, dengan tujuan untuk mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab V Simpulan dan Saran 112 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian serta analisis mengenai pengaruh brand image Toko Buku Karisma terhadap keputusan pembelian konsumen di
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pasta Gigi Pasta gigi adalah sejenis pasta atau gel yang digunakan untuk membersihkan dan menambah penampilan serta kesehatan dari sebuah gigi. Menjaga kebersihan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori A. Definisi Merek Menurut Durianto, dkk (2001:1) Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Produk obat merupakan produk industri yang mempunyai pasar yang sangat besar di Indonesia. Persaingan antar produsen obat di dalam industri farmasi tetap tumbuh meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,
Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Merek Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam sektor industri minuman semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market
Lebih terperinciKARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG
KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG OLEH DAUD ERWIN AYAMISEBA 10.11.4209 S1TI-2I STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 STRATEGI MARKETING ABSTRAK Persaingan industri bisnis kopi sudah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Merek dan Perspektif Merek 1. Definisi Merek Menurut UU No.15 Tahun 2001 merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan penempatan orientasi dalam pemenuhan dan kepuasan konsumen sebagai tujuan perusahaan yang utama.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem
20 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan salah satu cabang dari ilmu manajemen yang sangat penting dalam suatu perusahaan selain cabang ilmu manajemen lainnya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktifitas aktifitas individu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang dan mendapatkan
Lebih terperinciKARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS ANJING RAS
KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS ANJING RAS OLEH ROBINSONLIN SIMBOLON 10.11.4600 S1TI-2N STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 STRATEGI MARKETING ABSTRAK Persaingan didalam bisnis Pasar Anjing Ras
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN PROMOSI Pokok Bahasan 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana Magister Ilmu 52024 Komunikasi 05 Abstrak Promosi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merek Kotler (1997) mengemukakan bahwa definisi merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau kombinasi dari ketiganya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Menurut Engel et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang terlibat langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi,
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. Pengertian Ekuitas Merek ( Brand equity ) pada faktor-faktor yang menurut merek penting, semakin banyak faktor yang
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Ekuitas Merek (Brand equity) 2.1.1. Pengertian Ekuitas Merek ( Brand equity ) Ekuitas berarti nilai. Nilai sebuah merek sebenarnya didapatkan dari kata-kata dan tindakan konsumennya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Pemasaran Selain perencanaan, suatu perusahaan memerlukan pemasaran yang efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan. Pemasaran yang efektif meliputi kombinasi dari elemen-elemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Pendahuluan Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari penelitian ini. Dalam bab ini akan dijabarkan landasan teori yang menjadi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan dukungan hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang sedang diteliti. Begitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Ekuitas Merek Kotler dan Keller (2007), mendefinisikan ekuitas merek sebagai nilai tambah yang diberikan kepada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Definisi Perilaku konsumen adalah kegiatan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang barang dan jasa, termasuk
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (Brand) Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek dibubuhkan pada produk yang dijual untuk memberikan identifikasi khusus pada suatu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Brand Kata brand (merek) berasal dari kata bahasa Jerman dari abad ke- 14, yakni brandr, yang berarti membakar; seperti menandai hewan ternak sebagai bukti kepemilikan. (Keller,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya perkembangan bisnis operator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala bidang usaha semakin ketat, hal ini ditandai dengan berdirinya banyak perusahaan besar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo atau kemasan) dengan maksud
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek Aaker (1997:9) mengungkapkan bahwa merek adalah nama dan simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Keputusan Pembelian Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Marketing 2.1.1 Definisi Marketing Menurut Kurtz, marketing adalah fungsi organisasi dan suatu kumpulan dari proses pembuatan, komunikasi, dan pemberian nilai kepada konsumen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasikan berbagai faktor untuk merumuskan strategi perusahaan. SWOT mengidentifikasikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Pemasaran 1.1.1. Pengertian Pasar Menurut Kotler & Amstrong (2008, p7), pasar adalah seperangkat aktual dan potensial pembeli dari sebuah produk. 1.1.2. Pengertian Pemasaran
Lebih terperinciBAB II Landasan Teori
BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi
95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemasaran merupakan sekumpulan rancangan kegiatan yang berkaitan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan pengembangan, mendistribusikan, mempromosikan, serta menetapkan harga
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks
Bab II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks penelitian ini, meliputi perilaku konsumen, motivasi konsumen, loyalitas konsumen, produk, bauran pemasaran, merek
Lebih terperinciMy First Experience in Marketing Class
Tugas Individu Mata Kuliah Manajemen Pemasaran (Marketing Management) PMB 541 My First Experience in Marketing Class Dosen : Prof.Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc. Oleh Ekko Harjanto (P056134242.51E) PROGRAM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk merupakan keputusan pembelian. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Marketing Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management-Eleventh Edition membedakan pengertian definisi marketing ke dalam dua aspek yaitu sosial dan manajerial. Definisi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan
Lebih terperinciJURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 1, Edisi Februari 2012 (ISSN : )
MEMBANGUN BRAND IMAGE PRODUK MELALUI PROMOSI EVENT SPONSORSHIP DAN PUBLISITAS Th. Susetyarsi Dosen PNS DPK STIE Semarang Abstraksi Perusahaan dalam kegiatannya tidak bisa lepas dengan merk produk yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap niat pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). a. Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei, Seyed Hessamaldin Mahdavinia
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti yang terdahulu sudah banyak dilakukan terkait masalah kesadaran merek, asosiasi merek, dan persepsi kualitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis menghadapi era baru persaingan global yang makin ketat yang disebabkan oleh globalisasi. Globalisasi didorong oleh kemajuan pesat dalam bidang teknologi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Brand Brand menurut Kotler (2002:63) adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Marketing 2.1.1 Barang Konsumsi Barang Konsumsi (consumer goods) adalah produk yang ditujukan untuk pengguna akhir. Dasar klasifikasi barang konsumsi yang biasa digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya
Lebih terperinciPENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si
PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah bekerja untuk orang lain untuk menyelesaikan tugas tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran
6 BAB II LANDASAN TEORI 2. 2 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciF o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto
B R A N D E Q U I T Y The Way to Boost Your Marketing Performance Dheni Haryanto dheni_mqc@yahoo.com Marketing Quotient Community http://www.mqc.cjb.net F o c u s On Marketing Hakekat suatu bisnis industri
Lebih terperinciBerikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu elemen pokok yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Pemasaran berkaitan erat dengan bagaimana cara perusahaan dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Merek Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga
15 II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemasaran Menurut Philip Kotler (2006) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan barang/ jasa yang yang ditawarkan kepada konsumen.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan
BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Kata perancangan berasal dari kata benda rancang, yang kemudian mendapat awalan per dar akhiran an. Perancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan yang bersifat intangible. Merek adalah nama, istilah, simbol atau kombinasi
Lebih terperinciMarketing Communication Management
Modul ke: Marketing Communication Management Ruang Lingkup Bisnis Komunikasi Pemasaran Fakultas FIKOM Mujiono Weto, S.Ikom. Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id Abstrak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Keputusan Pembelian 2.1.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian Proses keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh bermacam-macam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Promosi adalah salah satu dari empat komponen bauran pemasaran sebagaimana disebutkan oleh Kotler (2005:17) yang mendefinisikan bauran pemasaran (marketing mix) sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan secara terus-menerus. Perkembangan teknologi dan ekonomi yang pesat menyebabkan persaingan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi 1. Definisi asuransi menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1992 tentang perasuransian bab 1, pasal 1: Asuransi atau pertanggungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Banyak para ahli telah mendefinisikan pemasaran dari sudut pandang yang berbeda-beda. Berikut definisi dari para ahli mengenai pemasaran:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Perusahaan merupakan hal yang penting dalam upaya untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. Dalam setiap perusahaan, aktivitas dibidang pemasaran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Fast Food Strategi Pemasaran
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Fast Food Restoran fast food merupakan restoran komersial yang mengutamakan kecepatan pelayanan. Ciri-ciri lain dari restoran ini adalah menyajikan menu hidangan dalam bentuk tertentu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan ekonomi dunia yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi. Kedua kekuatan ini telah menyebabkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor, yang merupakan salah satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang digunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI DASAR / TEORI UMUM 2.1.1 DEFINISI PUBLIC RELATIONS Hubungan masyarakat ( humas ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Public Relation merupakan serangkaian kegiatan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini, kebutuhan manusia sudah sangat bermacam-macam. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbedabeda terlebih untuk tampil menarik dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Menurut Swasta (2009:42) Marketing mix adalah kombinasi empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan,
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial
II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran 2.1.1 Arti Pemasaran Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan
Lebih terperinciHAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek
HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek Pertemuan : VII (Tujuh) Topik/Pokok Bahasan : Faktor-Faktor Pembentuk Citra Merek Pokok-Pokok Perkuliahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi dan komunikasi yang cepat berubah sehingga telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin maju yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cepat berubah sehingga telah memberikan dampak perubahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas pasar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai ketidakpastian paling besar. Oleh karena itu, dalam abad millenium seperti sekarang perusahaan dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial politik memberi perubahaan besar pada industri media masa di Indonesia. Fungsi media masa sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran menjadi suatu fungsi bisnis yang sangat penting, yang berurusan dengan pelanggan.
Lebih terperinciBAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
9 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menurut Engel et al (simamora 2004, p1) adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di
II. LANDASAN TEORI A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Segmentation, Targeting, dan Positioning (STP) Dalam sebuah proses pemasaran produk, terdapat 3 hal penting yang harus diperhatikan yaitu segmentation, targeting, dan positioning.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Teori Tahapan Evolusi Pemasaran Teori-teori dalam pemasaran terus berkembang dan menurut Barnes (2003), perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah faktor sangat penting yang harus dilakukan perusahaan dalam hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan sebagian dari strategi bisnis yang diupayakan setiap perusahaan untuk meningkatkan laba demi menaikkan nilai perusahaan. Strategi pemasaran
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6):
II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6): Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Promosi merupakan salah satu elemen yang penting dalam bauran pemasaran, dengan kegiatan promosi perusahaan dapat memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada konsumen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tidak dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan dihadapkan dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Asosiasi Pemasaran Amerika mendeskripsikan pemasaran sebagai suatu proses analisis, perencanaan, dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan endorser dalam komunikasi merek sangat penting. Karena menunjukan hasil positif, kebutuhan endorser pun semakin berkembang dalam bentuknya saat ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk
Lebih terperinci