PEMILIHAN POLA PENGELOLAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN REJANG LEBONG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMILIHAN POLA PENGELOLAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN REJANG LEBONG"

Transkripsi

1 PEMILIHAN POLA PENGELOLAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN REJANG LEBONG M. Syamsul ma arief 1, Anak Agung Gde Kartika, Wahju Herijanto 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian Manajemen Aset, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya m.samara@rocketmail.com Dosen Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, kartika@ce.its.ac.id 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, herijanto@ce.its.ac.id ABSTRAK Jaringan jalan merupakan prasarana transportasi darat memegang peranan yang sangat penting, untuk itu harus dikelola dengan baik. Sesuai dengan karakteristiknya, jalan cenderung mengalami penurunan kondisi yang diindikasikan dengan terjadinya kerusakan pada perkerasan jalan. Untuk mempertahankan kondisi jalan agar sesuai dengan umur rencana (life design), maka selama masa layan (life service) perlu dilaksanakan pemeliharaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pola pengelolaan, dan pemilihan pola pekerjaan pemeliharaan rutin jalan kabupaten di Kabupaten Rejang Lebong. Dalam penelitian ini dilakukan survai kuesioner kepada pelaksana pemeliharaan jalan yaitu Penyedia Barang dan Jasa dengan jalan dikontrakkan (KO), Dinas Pekerjaan Umum (Swakelola) serta Organisasi Masyarakat Setempat (OMS). Untuk mendukung hasil tujuan di atas dalam penelitian digunakan Structural Equation Model (SEM) dengan metode alternatif Partial Least Square (PLS). Hasil analisa menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pola pengelolaan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan kabupaten yaitu Alokasi Dana, Jadwal Pelaksanaan, Ketersediaan Alat, SDM, Volume lalu-lintas. Sementara prediksi pola pengelolaan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan kabupaten didapat nilai R-square KO 0.756, OMS dan Swakelola Maka pola pengelolaan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan kabupaten di Kabupaten Rejang Lebong adalah dengan jalan dikontrakkan. Kata Kunci : Faktor-faktor pemilihan pola pengelolaan, Pemeliharaan rutin jalan kabupaten, PLS. PENDAHULUAN Kabupaten Rejang Lebong merupakan salah satu kabupaten dari 9 (sembilan) kabupaten/kota di Propinsi Bengkulu, di Kepulauan Sumatera bagian selatan yang memiliki potensi pertanian dan wisata yang cukup terkenal di Propinsi Bengkulu. Untuk mencapai dan mengembangkan potensi yang ada diperlukan prasarana jalan kabupaten yang baik dan mantap. Jalan kabupaten merupakan prasarana transportasi yang penting dalam pertumbuhan pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat pada suatu daerah/kabupaten. Jalan kabupaten digunakan sebagai aksesibilitas angkutan manusia dan barang/komoditi dari daerah sentra-sentra produksi ke pusat-pusat koleksi atau pasar, serta kepelabuhan-pelabuhan untuk melakukan kegiatan pengiriman barang ke luar daerah atau bahkan juga melakukan ekspor ke luar negeri. Jaringan jalan yang merupakan prasarana transportasi darat memegang peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa, untuk itu harus dikelola dengan baik agar dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Sesuai dengan karakteristiknya, jaringan jalan selalu cenderung mengalami penurunan kondisi yang diindikasikan dengan terjadinya kerusakan pada perkerasan jalan. Maka untuk mempertahankan kondisi jalan agar sesuai dengan umur rencana (life design) yang telah dibuat, maka selama masa layan (life service) jalan tersebut perlu dilaksanakan kegiatan pemeliharaan jalan. ISBN Pemeliharaan jalan ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala. Pemeliharaan rutin dilakukan pada jalan kondisi mantap dan dilaksanakan secara terus menerus sepanjang tahun yang meliputi perawatan dan perbaikan terhadap kerusakan-kerusakan ringan dan lokal tanpa bermaksud untuk meningkatkan kemampuan struktural jalan, dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Sedangkan pemeliharaan berkala dilakukan pada jalan kondisi mantap dan dilaksanakan secara berkala, yang meliputi perawatan dan perbaikan terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi dan bersifat luas, tanpa dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan struktur jalan yang bersangkutan. Pada pemeliharaan jalan, khususnya pada pemeliharaan rutin jalan salah satu perencanaan yang dilakukan adalah menentukan pemilihan pola pengelolaan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan kabupaten yang akan dipergunakan untuk melaksanakan pemeliharaan rutin jalan kabupaten. Penentuan pemilihan pola pengelolaan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan kabupaten yang akan dipergunakan haruslah memperhatikan kondisi dan sumber daya yang dimiliki daerah tempat dilaksanakannya pemeliharaan rutin jalan tersebut, sehingga pemeliharaan jalan yang akan dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Hal tersebut akan menyebabkan hasil pemeliharaan rutin jalan kabupaten tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya penurunan kondisi jalan kabupaten lebih cepat dari apa yang telah A-05

2 direncanakan. Oleh sebab itu maka penentuan faktor dan pemilihan pola pengelolaan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan kabupaten yang tepat sangat diperlukan. Dengan ditentukannya faktor dan pemilihan pola pengelolaan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan kabupaten, selanjutnya akan dipergunakan untuk melaksanakan pemeliharaan rutin jalan kabupaten sesuai dengan kondisi dan sumber daya yang ada. Untuk mengetahui faktor faktor apa yang mempengaruhi dan pemilihan pola pengelolaan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan kabupaten apakah yang tepat dalam pemeliharaan rutin jalan kabupaten Rejang Lebong, maka penelitian ini perlu untuk dilakukan TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jalan. Menurut Undang Undang Nomor 38 Tahun 004 tentang Jalan, pengertian jalan adalah suatu prasarana hubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Selanjutnya sistem jaringan jalan dikelompokkan menjadi : 1. Sistem jaringan jalan primer. Adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional dengan simpul jasa distribusi yang kemudian berwujud kota.. Sistem jaringan jalan sekunder. Adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di dalam kota. Berdasarkan peranannya, jalan dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu : 1. Jalan arteri. Jalan Kolektor 3. Jalan Lokal Jalan yang ada di Indonesia dikelompokkan juga berdasarkan wewenang pembinaan. Yaitu : 1. Jalan nasional. Jalan propinsi 3. Jalan kota /kabupaten 4. Jalan desa, 5. Jalan khusus Kondisi dan Tingkat Pelayanan Jalan. Kondisi jalan adalah suatu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam menentukan program pemeliharaan jaringan jalan. Menurut Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga (199), kondisi jalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Jalan dengan kondisi baik adalah jalan dengan permukaan perkerasan yang benar-benar rata, tidak ada gelombang dan tidak ada kerusakan permukaan.. Jalan dengan kondisi sedang adalah jalan dengan kerataan permukaan perkerasan sedang, mulai ada gelombang tetapi tidak ada kerusakan permukaan. 3. Jalan dengan kondisi rusak ringan adalah jalan dengan permukaan perkerasan sudah mulai bergelombang, mulai ada kerusakan permukaan dan penambalan (kurang dari 0% dari luas jalan yang ditinjau). A-06 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah Jalan dengan kondisi berat adalah jalan dengan permukaan perkerasan sudah banyak kerusakan seperti bergelombang, retak-retak buaya dan terkelupas yang cukup besar ( 0-60% dari luas jalan yang ditinjau) disertai dengan kerusakan lapis pondasi dengan kerusakan lapis pondasi seperti amblas, sungkur dan sebagainya. Untuk studi jalan kabupaten/kota menurut Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga (1995) digunakan penafsiran yang subyektif terhadap tingkat kerusakan permukaan jalan berdasarkan 3 (tiga) sumber informasi, antara lain : 1. Penafsiran subyektif yang dibuat oleh surveyor sewaktu melakukan survei penyaringan ruas jalan serta ikhtisar pada kolom data ruas jalan.. Foto-foto yang diambil sewaktu survei. 3. Survei kecepatan, dimana sering merupakan petunjuk yang baik untuk kondisi jalan. Pada Tabel 1 di bawah ini dapat dilihat hubungan yang khas antara kondisi dan kecepatan. Tabel 1: Kecepatan dan Kondisi Jalan Sumber : Departemen PU. Dirjen Bina Marga, (1995) Sedangkan untuk melakukan penilaian pekerjaan yang akan diberikan kepada ruas jalan yang telah dilaksanakan survai kondisi ruas jalan. Terdapat beberapa kategori kerusakan perkerasan yang ditetapkan untuk penilaian jalan berasapal dan tidak beraspal. Skor penilaian diberikan untuk setiap kategori tergantung pada jenis perkerasan ruas jalan tersebut. Sistem penilaian yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kerusakan perkerasan terdiri dari empat tingkatan yaitu (Tabel ): nilai (1) untuk kondisi Baik, nilai () untuk kondisi Sedang, nilai (3) untuk kondisi Rusak Ringan dan nilai (4) untuk kondisi Rusak Berat. Penilaian tingkat kerusakan tersebut ditentukan berdasarkan persentase luas kerusakan terhadap luas seluruh perkerasan ruas jalan yang dinilai per satuan jarak (Dept. PU Dirjen Bina Marga, 1995).

3 Tabel : Persentase Tingkat Kerusakan Perkerasan Jalan Terhadap Luas Seluruh Perkerasan Sumber : Departemen PU. Dirjen Bina Marga, (1995) Untuk penilaian drainase secara umum diberikan penilaian untuk setiap jarak 1 km, yaitu : nilai (0) untuk yang tidak ada dan tidak perlu drainase, nilai (1) untuk kondisi drainase Baik, nilai () untuk kondisi drainase Sedang dimana hanya diperlukan pembersihan saja, nilai (3) untuk kondisi drainase rusak yang memerlukan perbaikan, nilai (4) untuk kondisi drainase rusak berat sehingga memerlukan pembangunan kembali, nilai (5) untuk kondisi yang tidak ada drainase tapi sangat diperlukan (Dept. PU Dirjen Bina Marga, 1995). Penilaian pekerjaan merupakan total penjumlahan dari penilaian tingkat kerusakan perkerasan ruas jalan dengan penilaian kondisi drainase (Dept. PU Dirjen Bina Marga, 1995), dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Pekerjaan pemeliharaan rutin dengan total nilai Pekerjaan pemeliharaan berkala dengan total nilai antara Pekerjaan peningkatan/penyangga dengan total nilai >16 Pola Pengelolaan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Jalan Kabupaten. Dalam Petunjuk Praktis Pemeliharaan Rutin Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 199 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 39 Tahun 199 tentang Pedoman Organisasi Dinas Daerah pengelolaan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan kabupaten dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu : 1. KONTRAK Pelaksanaan Pemeliharaan Rutin dimungkinkan untuk dikontrakkan bila UPTD-I (Unit Pelayanan Teknis Daerah) yang bersangkutan belum mempunyai UPR (Unit Pemeliharaan Rutin) atau peralatan yang dimiliki kurang memadai, dan mengacu pada aturan dan ketentuan dalam Keppres No. 80 Tahun 003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.. SWAKELOLA Di dalam Keppres No. 80 Tahun 003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Swakelola adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh pelaksana swakelola dengan ISBN menggunakan tenaga sendiri dan/atau tenaga dari luar baik tenaga ahli maupun tenaga upah borongan. Tenaga ahli dari luar tidak boleh melebihi 50% (lima puluh persen) dari tenaga sendiri. Swakelola dilihat dari pelaksana pekerjaan dibedakan menjadi : a. Swakelola oleh pengguna barang/jasa adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh pengguna barang/jasa dengan menggunakan tenaga sendiri, dan/atau tenaga dari luar baik tenaga ahli maupun tenaga upah borongan. b. Swakelola oleh instansi pemerintah lain non swadana (universitas negeri, lembaga penelitian/ilmiah pemerintah, lembaga pelatihan) adalah pekerjaan yang perencanaan dan pengawasannya dilakukan oleh pengguna barang/jasa, sedangkan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh instansi pemerintah yang bukan penanggung jawab anggaran. Swakelola oleh penerima hibah adalah pekerjaan yang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya dilakukan oleh penerima hibah (kelompok masyarakat, LSM, komite sekolah/pendidikan, lembaga pendidikan swasta/lembaga penelitian/ilmiah non badan usaha dan lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah) dengan sasaran ditentukan oleh instansi pemberi hibah. Kriteria pekerjaan penanganan jalan yang dapat dilakukan dengan swakelola : 1. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis sumber daya manusia dan sesuai dengan fungsi dan tugas pokok Dinas. Pekerjaan yang operasi pemeliharaannya memerlukan partisipasi masyarakat setempat. 3. Pekerjaan yang jika dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh penyedia jasa. Pekerjaan pemeliharaan jalan adalah pekerjaan yang sifatnya menangani kerusakan jalan yang terus berkembang sepanjang tahun, terus muncul dilokasi-lokasi yang sulit diprediksi karena banyaknya faktor yang menjadi penyebab rusaknya jalan. Jenis kerusakan yang terjadi juga sangat bervariasi, sehingga bentuk penanganannyapun bervariasi. Penanganan kerusakan tersebut harus dilakukan sepanjang tahun mengingat pengutamaan pelayanan kepada masyarakat. Volume pekerjaan perbulan belum dapat dipastikan, demikian pula besaran pembiayaannya. Dengan demikian jika dikerjakan oleh Badan Usaha Penyedia Jasa Konstruksi tentu membutuhkan biaya overhead yang tinggi. Dengan cara swakelola, banyak pos pembiayaan yang dapat dihemat seperti gaji/upah dan sewa alat. 3. KSO (Kerjasama Oprasional) dengan OMS (Organisasi Masyarakat Setempat). Menurut Somodiningrat (1996) dalam Pranoto (005) setelah berlakunya UU No. 3 Tahun 004 tentang Pemerintahan Daerah, ternyata banyak hasil fisik pembangunan pemerintah kurang lestari dan kurang A-07

4 memenuhi syarat-syarat teknis yang ditetapkan, sehingga perlu merubah paradigma pembangunan yang beroretiansi pada masyarakat dalam setiap aspek pembangunan, menurut Pranoto (005) konsep pemberdayaan masyarakat sebagai suatu pemikiran tidak dapat dilepaskan dari paradigma pembangunan berpusat dari masyarakat (people center development atau community base development). Kerjasama oprasional atau subkontrak adalah kontrak pekerjaan/bagian pekerjaan yang termasuk dalam lingkup tugas pihak penyedia yang dikerjakan/diserahkan pihak ketiga. Proses pelaksanaan pekerjaan yang disubkontrakkan mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dan Kepmen PU No. 349 Tahun 004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kontrak Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan) dapat dilihat, dengan ketentuan : Pelaksanaan pekerjaan/bagian pekerjaan yang akan di subkontrakkan harus disetujui pihak Satker/SNVT/Bagian Pelaksanaan (PPK). Jenis pekerjaan yang disubkontrakkan adalah bukan pekerjaan pokok, dengan nilai subkontrak tidak melebihi 0% (dua puluh persen) dari nilai kontrak. Tanggung jawab terhadap terhadap kualitas dan selesainya pekerjaan yang disubkontrakan tetap menjadi tanggung jawab pihak penyedia jasa utama. Structural Equation Modeling (SEM) dengan metode Partial Least Square (PLS). Structural Equation Model (SEM) merupakan sekumpulan teknik statistika yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit secara simultan. Hubungan tersebut dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independent. Seringkali SEM disebut juga Path Analysis. Teknik analisis dengan metode PLS tidak mengasumsikan data harus menggunakan skala tertentu, arah hubungan kausalitas dapat bersifat refleksif (dari variabel laten ke indikator) atau dapat bersifat formatif (dari indikator ke variabel laten), dan dapat digunakan untuk jumlah sampel yang tidak besar (antara ). PLS juga dapat digunakan untuk konfirmasi teori (Ghozali,006:18). Analisis jalur semua variabel laten dalam model spesifikasi PLS terdiri dari tiga set hubungan, yaitu : 1) outer model yang menspesifikasikan hubungan antar variabel laten dengan indikatornya (measurement model), ) inner model yang menspesifikasikan hubungan antar variabel laten (Structural model) serta 3) weight relation. Evaluasi model PLS didasarkan pada model non parametrik, sehingga teknik parametrik tidak diperlukan untuk menguji signifikasi parameter karena PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk parameter. Untuk model pengukuran (outer model) yang bersifat refleksif, dievaluasi dengan convergent atau discriminant validity dari indikatornya, dan composite reliability untuk blok indikator. Nilai discriminant validity ini dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi suatu konstruk dengan item pengukuran lebih besar dari ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya. Metode lain untuk menilai discriminant validity, adalah membandingkan nilai akar variance extracted atau average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk itu dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki discriminant validity yang baik. Rumus untuk menghitung nilai AVE adalah (Ghozali,006:5): AVE = ( ( λi) λi + ) (1 λi )... (1) Evaluasi model pengukuran yang lainnya, yaitu composite reliability untuk blok indikator, dan dikatakan baik jika > 0.6, dan nilainya dapat dihitung dengan rumus (Ghozali,006:5): pc = ( ( λi) λi + ) (1 λi )...() Untuk outer model yang bersifat formatif, dievaluasi dengan membandingkan besarnya relatif weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut. METODE Penelitian ini merupakan penelitian explanatory research guna menjelaskan konsep pemikiran dengan melihat beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan mengamati kenyataan yang ada di lapangan terutama pemilihan pola pengelolaan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan kabupaten berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemeliharaan rutin jalan kabupaten di 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong dengan beberapa cara antara lain adalah swakelola, dikontrakkan, dan dilakukan oleh masyarakat sekitar jalan kabupaten melalui wadah OMS (Organisasi Masyarakat Setempat), sesuai dengan kondisi dan sumber daya yang ada di Kabupaten Rejang Lebong. A-08 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 009

5 Gambar 1: Diagram Alir Penelitian Teknik Pengumpulan Data. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai beikut : 1. Observasi.. Kuisioner. 3. Dokumentasi. Variabel Penelitian 1.Variabel terikat (dipengaruhi) Variabel terikat adalah tingkat pelaksana pengelolaan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan kabupaten yang dilaksanakan dengan cara dikontrakkan oleh penyedia barang/jasa, swakelola dan dilakukan oleh masyarakat..variabel bebas (berpengaruh) Merupakan sebagai faktor-faktor pengaruh dalam pelaksanaan pengelolaan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan kabupaten tersebut, antara lain adalah : a. Volume lalu lintas b. Skala kerusakan c. Jadwal pelaksanaan d. Alokasi Dana e. Ketersediaan Alat f. Kemampuan SDM Teknik Analisis Data. Data dan informasi yang diperoleh dilapangan maupun literatur selanjutnya akan dianalisa dengan teknik pengolahan data Structural Equation Modelling (SEM), dengan metode Partial Least Square (PLS) dengan alat bantu software statistik Smart Partial Least Square (PLS) versi 1.01 Beta, sehingga di dapat hasil analisa data untuk menarik suatu kesimpulan. Untuk menjawab rumusan masalah. HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis penanganan yang akan dianalisa adalah penanganan jalan yang paling dominan terjadi dan juga memiliki nilai yang besar, berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Rejang Lebong Tahun 007. Analisis yang akan dilakukan untuk menentukan sumber daya (sumber daya manusia, peralatan, material, dan dana) yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeliharaan rutin jalan kabupaten berdasarkan kepada Petunjuk Teknis Analisa Biaya dan Harga Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten No. 015/T/Bt/1997, Nopember 1997, yang dikeluarkan oleh Bina Marga. Berdasarkan Petunjuk Teknis Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten maka pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan bulan Februari setiap tahunnya. Waktu kerja efektif yang dapat dilakukan dalam melaksanakan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan kabupaten : a) Mulai efektif bekerja: Mei. b) Akhir efektif bekerja: Februari. c) Periode mulai-akhir bekerja : 304 hari (10 bulan). d) Jumlah hari libur : 50 hari. e) Waktu mobilisasi armada : hari. f) Waktu perbaikan alat: hari untuk 50 hari kerja. g) Waktu efektif bekerja : 4 hari. Estimasi kebutuhan total SDM, Alat dan Material dapat di lihat pada Tabel 3. Tabel 3: Estimasi Total SDM, Material dan Peralatan Pemeliharaan Rutin Jalan Kabupaten di Kabupaten Rejang Lebong No Tenaga Kerja Satuan Unit 1 Mandor Org/Hr 3.00 Operator Terampil Org/Hr Pembantu Operator Org/Hr Supir Terampil Org/Hr.00 5 Pembantu Supir Org/Hr Buruh Terampil Org/Hr Buruh Tak Terampil Org/Hr No Material Satuan Unit 1 Alat Bantu Set 7,76 Batu Pecah 3 5 cm m 3 6,05 3 Batu Pecah 3 cm m 3 3,36 Tabel 3: Estimasi Total SDM, Material dan Peralatan Pemeliharaan Rutin Jalan Kabupaten di Kabupaten Rejang Lebong (lanjutan). No Material Satuan Unit 4 Batu Pecah 1 cm m 3 1,68 5 Aspalt Kg 75,55 6 Miyak Bakar Ltr 48,59 7 Pasir Ayak m 3 0,05 No Peralatan Satuan Unit 1 Asphalt sprayer Buah 1 ISBN A-09

6 Dump truck Buah 1 3 Motor grader Buah 1 4 Wheel loader Buah 1 5 A-10 Mesin Gilas 3 roda 6 8 T Buah 1 6 Grass cutting Buah 1 7 Truck Bak Terbuka Buah 1 Estimasi biaya pemeliharaan rutin jalan kabupaten di Kabupaten Rejang Lebong adalah Rp ,- /km. Perhitungan di atas di dapat dari data survai dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rejang Lebong Tahun 007 seperti terlihat pada Tabel 4. Tabel 4: Volume penanganan rata-rata per km di Kabupaten Rejang Lebong Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab.RL 007 Data dan Profil Responden. Pengambilan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada semua responden sejumlah 154 responden/sampel. Tingkat pengembalian kuesioner sebesar % artinya dari 154 responden/sampel, yang bersedia mengisi dan menyerahkan kuesioner adalah 89 responden/sampel dan yang dinyatakan layak sebagai sampel dari populasi adalah 83 responden/sampel. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen (Evaluasi Outer Model). Hasil pengujian yang diolah melalui program Smart Partial Least Square (PLS) Versi 1.01 Beta, yang hasil lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran. Indikator indikator dari variable laten dapat dievaluasi melalui convergent validity dari model dan dikatakan reliabel jika mempunyai loading factor di atas 0,5 dan dikatakan signifikan dalam hal ini dilihat nilai T Stat > 1,96. Uji validitas dengan discriminant validity juga dilakukan untuk setiap variable laten melalui pembandingan cross loading antara indikator dan konstruknya, atau melalui perbandingan nilai akar average variante extracted (AVE) dengan nilai korelasi antar variabel laten, nilai nilai akar average variante extracted (AVE) harus lebih besar dari korelasi antar variabel laten. Uji Convergent Validity. Convergent validity dapat diuji dari model dan dikatakan reliabel jika mempunyai loading factor di atas 0,5 dan dikatakan signifikan dalam hal ini dilihat nilai T Stat > 1,96. Jika Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 009 terdapat nilai loading factor < 0,5, indikator tidak reliabel maka model diuji kembali. Dengan melihat hasil output korelasi antara indikator dengan konstruknya dapat dilihat loading factornya, seperti pada Tabel 5. Tabel 5: Korelasi antara indikator dengan konstruk L. Factor T-Statistic Keterangan AD AD Signifikan AD Signifikan AD Signifikan AD Signifikan AD Signifikan JP JP Signifikan JP Signifikan JP Signifikan JP Signifikan JP Signifikan KA KA Signifikan KA Signifikan KA Signifikan KA Signifikan KA Signifikan SDM SDM Signifikan SDM Signifikan SDM Signifikan SDM Signifikan SDM Signifikan VOL VOL Signifikan VOL Signifikan VOL Signifikan Tabel 5: Korelasi antara indikator dengan konstruk (lanjutan) VOL Signifikan VOL Signifikan SDM Signifikan VOL VOL Signifikan VOL Signifikan VOL Signifikan VOL Signifikan VOL Signifikan SK SK Signifikan SK Signifikan SK Signifikan SK Signifikan KO KO Signifikan KO Signifikan

7 OMS OMS Signifikan OMS Signifikan SW SW Signifikan SW Signifikan Uji Discriminant Validity. Uji validitas dengan discriminant validity juga dilakukan untuk setiap variable laten melalui pembandingan cross loading antara indikator dan konstruknya, atau melalui perbandingan nilai akar average variante extracted (AVE) dengan nilai korelasi antar variabel laten, nilai akar average variante extracted (AVE) harus lebih besar dari korelasi antar variabel laten. (Tabel. 6 dan Tabel. 7) Tabel. 6: Nilai Korelasi Antar Variabel Laten AD 1 VARIABEL AD JP KA SDM JP KA SDM VOL SK KO OMS SW AD JP KA VOL SK KO OMS Tabel. 6: Nilai Korelasi Antar Variabel Laten (lanjutan) SDM VOL 1 SK KO OMS SW AD JP KA JP KA SDM VOL SK KO OMS SW SW 1 Tabel. 7. Nilai Average variance extracted (AVE) (AVE) ISBN Akar AVE AD JP KA SDM VOL (AVE) Akar AVE SK KO OMS SW Uji Model Struktural (Evaluasi Inner Model. Dari hasil analisis Partial Least Square untuk pengujian model structural dengan program Smart PLS Beta, diperoleh hasil-hasil sebagaimana pada Tabel 8. Tabel 8: Nilai R-Square R-square KO OMS SW 0.16 KESIMPULAN Dari pengujian terhadap Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen (Evaluasi Outer Model) dan Uji Model Struktural (Evaluasi Inner Model), dapat disimpulkan A. Hubungan antara variabel 1. Estimasi Hubungan Volume Lalu-lintas terhadap Pelaksana Pemeliharaan. Koef. parameter T - Statistik VOL -> KO VOL -> OMS VOL -> SW Estimasi Hubungan Skala Kerusakan dengan Pelaksana Pemeliharaan SK -> KO SK -> OMS SK -> SW Estimasi Hubungan Jadwal Pelaksanaan Terhadap Pelaksana Pemeliharaan JP -> KO JP -> OMS JP -> SW Estimasi Hubungan Alokasi Dana dengan Pelaksana Pemeliharaan AD -> KO AD -> OMS AD -> SW Estimasi Hubungan Ketersediaan Peralatan terhadap Pelaksana Pemeliharaan KA -> KO KA -> OMS A-11

8 KA -> SW Estimasi Hubungan Kemampuan Sumber Daya Manusia terhadap Pelaksana Pemeliharaan SDM -> KO SDM -> OMS SDM -> SW B. Model Struktural. 1. KO (kontraktor) mempunyai nilai R-Square sebesar artinya semua variabel independen yang dimodelkan mampu menjelaskan 75.6% dari model yang ada sedangkan 4.4% dijelaskan oleh variabel yang tidak ada dalam model.. OMS mempunyai nilai R-Square sebesar artinya semua variabel independen yang dimodelkan mampu menjelaskan 41.5% dari model yang ada sedangkan 58.5% dijelaskan oleh variabel yang tidak ada dalam model. 3. SWA (swakelola) mempunyai nilai R-Square sebesar 0.16 artinya semua variabel independen yang dimodelkan mampu menjelaskan 1.6% dari model yang ada sedangkan 78.4% dijelaskan oleh variabel yang tidak ada dalam model. Pemerintah Republik Indonesia, (004), Undang- Undang RI No. 38 Tahun 004 tentang Jalan, Jakarta Pranoto, S., (006), Mendesain Pembangunan Berbasis Komunitas, Bandung Riduwan, (008), Motode dan Teknik Penyusunan Tesis, Alfabeta, Bandung Suparmoko, (00), Ekonomi Publik, Penerbit Andi, Yogyakarta Sugiarto, Siagian, D. Sunaryanto, L.T dan Oetomo, DS., (003) Teknik Sampling Cetakan kedua. PT. Garamedia Pustaka Utama, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum, (199), Manual Pemeliharaan Rutin Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta Departemen Pekerjaan Umum, (1995), Petunjuk Teknis Pedoman dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten, Direktorat Jenderal Bina Marga, Prosedur Singkat Bagian B, Jakarta Departemen Pekerjaan Umum, (1997), Petunjuk Teknis Analisa Biaya dan Harga Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta Dhiandini, S., (004), Perbandingan Urutan Prioritas Pemeliharaan Jalan Secara Swakelola di Kota Bandung Antara Kondisi Eksisting dan Metoda Multi Kriteria, Tesis Program Magister Teknik Manajemen Aset Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan ITS, Surabaya Ferdinand, A., (00), Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajeman, BP UNDIP Ghozali, I., (008), Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS), BP UNDIP Kodoatie, R.J., (003), Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur, Cetakan I, Pustaka Pelajar, Jakarta Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 80, (003), Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Jakarta Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.349, (004), Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kontrak Jasa Pelaksanaan Konstruksi (pemborongan), Jakarta Olglesby, C, H. dan Hicks, R, G., (1996), Teknik Jalan Raya, Erlangga, Jakarta Pemerintah Republik Indonesia, (1993), Peraturan Pemerintah RI No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, Jakarta A-1 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 009

PEMILIHAN POLA PENGELOLAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMILIHAN POLA PENGELOLAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN REJANG LEBONG PEMILIHAN POLA PENGELOLAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN REJANG LEBONG PEMILIHAN POLA PENGELOLAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN REJANG LEBONG M.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 kabupaten dan 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi APBD

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 dan diperkirakan akan selesai pada bulan Mei 2012. Dengan waktu penelitian tersebut diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit II Gamping yang merupakan salah satu instansi rumah sakit yang berada di Jl. Wates

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITAN BAB III METODE PENELITAN A. Obyek / Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada PUSKESMAS Mantrijeron, sebagai unit pelayanan jasa yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara. Penyebaran kuesioner dilakukan menggunakan penyebaran secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen beserta karakteristiknya yang menjadi objek penyelidikan atau penelitian secara menyeluruh. Karakteristik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. WOM Finance merupakan salah satu perusahaan pembiayaan (finance), dimana bidang usahanya memberikan pembiayaan kepada konsumen dengan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Gagasan pertama berdirinya Rumah Sakit Islam Jakarta, bermula dirasakannya kebutuhan akan pelayanan rumah sakit yang bernafaskan islam.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. convergent validity yaitu apakah loading factor indikator untuk masing-masing konstruk sudah

BAB V ANALISA HASIL. convergent validity yaitu apakah loading factor indikator untuk masing-masing konstruk sudah BAB V ANALISA HASIL 5.1 Langkah langkah Pengujian 5.1.1 Convergent Validity (Uji Validitas) Langkah pertama yang dilakukan adalah menguji apakah model sudah memenuhi convergent validity yaitu apakah loading

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian mulai dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data. 40 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai arah dan cara melaksanakan penelitian yang mencakup jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Saat ini SDM berperan aktif dan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, SDM suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah moda. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Direktorat Jendral Pajak (DJP) merupakan Direktorat Jendral di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Alamat: Jalan Lingkar Selatan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dari tahap awal sampai pada pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini. Selanjutnya akan dibahas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada universitas yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara menyeluruh yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari membuat hipotesis dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Gambar 3.1 Tahapan Penelitian. 3.2 Tahap Pendahuluan Pada tahap ini hal yag dilakukan terdiri atas 3 tahapan, yaitu melakukan studi literatur, melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelakasanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 48 SKPD. Dari populasi ditarik sejumlah sampel,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahap Awal Dinas Koperasi dan UMKM Surabaya merupakan bagian dari unit layanan kepada masyarakat. Salah satu ruang lingkup tugas yang terdapat pada Dinas Koperasi dan UMKM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Proses Metodologi Penelitian Pada gambar dibawah ini adalah alur proses dari tahapan metodologi penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.1 Tahap Awal 1. Studi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan pada responden yang tinggal di Jakarta Selatan dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini tentang pengaruh keamanan dan kemudahan terhadap kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT) BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada sub bab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Dalam suatu penelitian, populasi dan sampel digunakan untuk menentukan atau memilih subjek penelitian a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang

Lebih terperinci

BAB lll METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dilakukan di MGMP PAI SMKN Surabaya, kualitas pembelajaran PAI di MGMP PAI SMKN Surabaya.

BAB lll METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dilakukan di MGMP PAI SMKN Surabaya, kualitas pembelajaran PAI di MGMP PAI SMKN Surabaya. BAB lll METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dilakukan di MGMP PAI SMKN Surabaya, terkait dengan hubungan kompetensi, motivasi dan kinerja guru terhadap kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber aslinya (Sekaran, 2003). Objek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Keripik Talas Dessy Padang-Panjang adalah usaha keripik Talas dengan bahan baku utama umbi talas berskala rumah tangga merupakan

Lebih terperinci

2 METODE. Kerangka Pemikiran

2 METODE. Kerangka Pemikiran 16 2 METODE Kerangka Pemikiran PTT padi merupakan suatu metode pendekatan untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas padi secara berkelanjutan dan efisiensi produksi. PTT menekankan pada prinsip

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di Gedung Berita Satu Plaza Lantai 5 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 35-36 Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pendekatan deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH ASPEK PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA AKADEMIK MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN SEM-PLS

ANALISA PENGARUH ASPEK PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA AKADEMIK MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN SEM-PLS ANALISA PENGARUH ASPEK PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA AKADEMIK MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN SEM-PLS Fuji Rahayu W. 1), Erwin Widodo 2) dan Bambang Syairudin 3) 1) Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Lokasi penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian hanya pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kepanjen, yang terletak di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kepanjen, yang terletak di Jl. A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kepanjen, yang terletak di Jl. Panglima Sudirman No.1, Jatirejoyoso, Kepanjen, kota Malang. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran dan pejabat pelaksana anggaran di Satuan Kerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research). Menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 5) dalam Liyana (2015: 48), penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini menerapkan adalah analisis asosiative karena penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan kausal antara variabel independen terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan sampel Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja Pengelola Daerah (SKPD) Kota Bandarlampung. Sampel diambil dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei untuk mengumpulkan data. Penelitian kuantitatif dilakukan berdasarkan ukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Gambir Tiga, Jakarta Pusat, tempat ini sengaja dipilih karena akses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota Bandarlampung. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan jumlah keseluruhan sampel kurang dari 100. Dikarenakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan jumlah keseluruhan sampel kurang dari 100. Dikarenakan penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Bank Syaraiah Mandiri KCP Wirobrajan, Yogyakarta. Sedangkan untuk subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Teknik pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Teknik pemilihan 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Teknik pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi empiris, yaitu penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk menguji dan membuktikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif. Penelitian

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif. Penelitian BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Disesuaikan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan untuk menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti setelah kejadian. Peneliti menyelidiki permasalahan dengan mempelajari peubahpeubah.

Lebih terperinci

STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS

STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS Program Studi MMTITS, Surabaya 3 Pebruari 2007 STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU LINTAS Hery Wiriantoro Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian dengan suatu landasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta Barat Sejarah berdirinya kantor Keluarga Berencana dimulai dari pembentukan

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah. Peneliti : Marliona Phesa Haurissa. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Artikel Ilmiah. Peneliti : Marliona Phesa Haurissa. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Analisis Keberhasilan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dengan Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi DeLone & McLean (Studi Kasus : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG M. Rizal 1, Wahju Herijanto 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdapat di pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Pemilihan dinas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdapat di pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Pemilihan dinas 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terdapat di pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan Bagian Akuntansi dan Keuangan BMT Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sekitarnya. Sedangkan responden

Lebih terperinci

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk 23 3.2.2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk menggambarkan kinerja aparat pemerintah daerah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory,

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory, III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data dikumpulkan secara khusus dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Batasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai pengaruh Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan sampel Populasi dari penelitian ini adalah karyawan tingkat kepala bagian di lima rumah sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis

Lebih terperinci

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS SPSS for Windows A. PENILAIAN MODEL PENGUKURAN Penilaian model pengukuran dibagi menjadi 2 pengukuran yaitu pengukuran model reflektif dan pengukuran model formatif.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survey. Survey adalah penelitian yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Deskripsi Data Responden Untuk dapat memberikan gambaran mengenai deskripsi data responden, peneliti menggunakan tabel distribusi sebaran untuk menunjukkan data responden

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerja di sektor publik khususnya di institusi kepolisian. Dipilihnya institusi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerja di sektor publik khususnya di institusi kepolisian. Dipilihnya institusi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Dalam penelitian ini populasi yang digunakan oleh penulis adalah karyawan yang bekerja di sektor publik khususnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah Karyawan PT Tuin Abadi. Penelitian ini diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Pada proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Deskriptif Data Penelitian Gambaran data hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang terlibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Ahmad Dahlan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penyusunan skripsi yang dilakukan oleh penulis membutuhkan data-data yang relevan guna menunjang proses penelitian. Usaha untuk mengumpulkan data-data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Umum Fakultas Ekonomi UMY didirikan pada tanggal 24 Rabi ul Akhir 1401 H, bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1981 M. Pada

Lebih terperinci

Eka Susila Anggraeni 1), Dr. Ir. Imam Santoso, MP. 2), Dhita Morita Ikasari STP, MP. 2)

Eka Susila Anggraeni 1), Dr. Ir. Imam Santoso, MP. 2), Dhita Morita Ikasari STP, MP. 2) ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PROSES ADOPSI TEKNOLOGI PADA INDUSTRI KECIL KERUPUK SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTIAL LEAST SQUARE (Studi Kasus Pada Industri Kecil Kerupuk Singkong

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memiliki nomor ijin usaha No /P-01/ Dengan memulai bisnis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memiliki nomor ijin usaha No /P-01/ Dengan memulai bisnis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Rotaryana Prima didirikan pada tahun 1973 oleh Kameron Kamdani yang memiliki nomor ijin usaha No. 03526/P-01/1-824.271. Dengan memulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAAN...13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAAN...13 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL...i HALAMAN JUDUL...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...iv KATA PENGANTAR...v ABSTRAK...vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xii DAFTAR GAMBAR...xiii BAB

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38)

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38) BAB III METODE PENELITIAN.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (01:8) bahwa Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan nilai dari variabel variabel yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan nilai dari variabel variabel yang BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Yang Digunakan Jenis penelitian yang peneliti gunakan bersifat deskriptif asosiatif, dikarenakan penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan nilai dari variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. Bab ini merupakan hasil analisis data dan pembahasan penelitian

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. Bab ini merupakan hasil analisis data dan pembahasan penelitian 45 BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN Bab ini merupakan hasil analisis data dan pembahasan penelitian mengenai Pengaruh Kepuasan Pengguna terhadap Efektivitas Sistem Informasi E-procurement di Organisasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik penentuan sampel pada

III. METODE PENELITIAN. meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik penentuan sampel pada III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Tipe Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012). Penelitian ini dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012). Penelitian ini dimaksudkan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian kuantitatif, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer. Data primer diperoleh dari kuisioner yang disebarkan berupa pernyataanpernyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif ekspalanatori yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Pendekatan ini dipilih karena penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif ini digunakan dalam meneliti para karyawan di PT. Wira Saka Abadi dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka untuk melaksanakan proyek riset

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka untuk melaksanakan proyek riset BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah kerangka untuk melaksanakan proyek riset pemasaran. Desain penelitian merupakan rincian prosedur dalam memperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bintaro Jaya Sektor IV Tangerang Selatan pondok betung no. 88 bintaro jaya sektor IV Tangerang Selatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bintaro Jaya Sektor IV Tangerang Selatan pondok betung no. 88 bintaro jaya sektor IV Tangerang Selatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada bulan September hingga Januari 2016. Lokasi penulis skripsi ini

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran 54 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditempat yang akan digunakan sebagai, perumusan masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. ditempat yang akan digunakan sebagai, perumusan masalah yang 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dantempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai, perumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang terdiri dari broad scope, aggregation, integration, timeliness, terhadap kinerja Manajer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini BAB III 40 METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari sekelompok orang yang memiliki katarestik tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian penulis adalah PT Surya Toto Indonesia, Tbk Divisi Fitting.

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian penulis adalah PT Surya Toto Indonesia, Tbk Divisi Fitting. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Salah satu komponen penting dari sebuah penelitian adalah tempat penelitian (dalam hal ini adalah sebuah perusahaan). Perusahaan yang menjadi objek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau tidak.

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau tidak. BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai pengaruh perilaku oportunistik, etika dan komitmen organisasi terhadap senjangan anggaran. Berdasarkan teori yang dipaparkan,

Lebih terperinci