Penyusun Buku Panduan Studi Pascasarjana di Inggris

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penyusun Buku Panduan Studi Pascasarjana di Inggris"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Pengembangan dosen merupakan salah satu sasaran pengembangan pendidikan tinggi saat ini. Hal ini tidak dapat disangkal, mengingat kemampuan dosen adalah salah satu unsur yang menentukan mutu lulusan perguruan tinggi. Berdasarkan pemikiran tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi berupaya meningkatkan mutu dosen, antara lain dengan cara memberikan kesempatan melanjutkan studi pascasarjana, baik di dalam maupun di luar negeri. Pendidikan pascasarjana di luar negeri memerlukan perhatian dan pengelolaan tersendiri. Hal ini antara lain didasarkan pada dua alasan, yaitu (a) pendidikan pascasarjana memerlukan dana yang sangat besar dan (b) keberadaan mahasiswa pascasarjana di luar negeri menghadirkan suatu tantangan bagi mereka, dalam arti penyesuaian diri dalam berbagai hal seperti budaya, akademik dan alam lingkungan. Menyadari kedua hal ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sejak tahun 80-an berupaya meringankan tantangan ini. Upaya itu dilakukan dengan cara menyelenggarakan predeparture training bagi calon karyasiswa luar negeri, khususnya untuk beberapa negara tujuan seperti Australia, Jerman dan Jepang. Kegiatan ini mencakup pelatihan bahasa asing, orientasi akademik dan pemahaman tentang kebudayaan. Sasaran pokok predeparture training adalah untuk mempersingkat dan meringankan proses penyesuaian diri para karyasiswa di luar negeri dan bagaimanapun pada akhirnya paling tidak akan membuahkan dua keuntungan, yaitu (a) menambah kemampuan kepada karyasiswa dalam menjalankan tugas studinya dan (b) mempersingkat masa studi dan sekaligus memperkecil pembiayaan. 1

2 Untuk mencapai sasaran ini Proyek menyajikan keterangan mengenai berbagai aspek tantangan tersebut dalam bentuk buku yang lebih mudah disimak dan praktis dipakai sebagai sumber informasi. Bahan-bahan yang termuat dalam buku ini dipetik dari pengalaman para karyasiswa, yang pada umumnya perlu diketahui oleh mereka yang pertama kali memasuki lingkungan akademik di luar negeri. Perlu diketahui bahwa sistem pendidikan yang akan ditempuh di luar negeri belum tentu sama dengan sistem pendidikan di Indonesia. Kenyataan ini makin meyakinkan kita bahwa buku panduan ini sangat bermanfaat bagi mereka yang akan menyelesaikan studi di luar negeri. Beberapa sponsor pemberi beasiswa menyarankan pelaksanaan penelitian sebaiknya dilakukan di Indonesia, sehingga permasalahan yang diambil dapat dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan nasional. Dengan jujur dan setulus hati patut diakui bahwa informasi yang dikemukakan dalam buku ini tidak mencakup setiap hal yang diperlukan oleh karyasiswa yang akan berangkat ke luar negeri. Namun demikian kami tetap berharap, mudah-mudahan buku ini dapat menjadi salah satu referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Penyusunan buku ini hanya dapat berhasil berkat darma bakti dan dukungan penuh dari segenap Tim Penyusun. Untuk itu ucapan terima kasih yang tulus kami sampaikan kepada : Dr.Ir. Heru Sutomo Brodjonegoro Penyusun Buku Panduan Studi Pascasarjana di Inggris Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Drs. A. Hidayat, M.M., selaku Kasubdit Ketenagaan Perguruan Tinggi yang telah memberikan dukungan serta input dan koreksi sehingga memungkinkan terbitnya buku 2

3 ini. Tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih juga kepada Drs. Andi Ichsan dan Damrin Fachroddin, sebagai pengelola Program Beasiswa Luar Negeri Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, yang telah membantu tim dalam berbagai kesempatan dalam proses penyusunan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi karyasiswa luar negeri yang melakukan tugas mulia dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka mencerdaskan bangsa. Jakarta, Agustus 2002 Direktur Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 3

4 PANDUAN STUDI PASCASARJANA DI LUAR NEGERI BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peranan perguruan tinggi dalam pembangunan tercermin pada mutu lulusan, hasil penelitian serta pengabdiannya pada masyarakat. Untuk mencapai hasil yang diinginkan tersebut, salah satu syarat utama adalah dosen yang tinggi kemampuan akademiknya, jumlah yang cukup, serta menyebar di semua bidang ilmu dan teknologi. Di samping itu harus didukung oleh mahasiswa yang handal, tenaga penunjang pendidikan yang profesional, program pendidikan yang relevan, sarana pendidikan yang memadai, serta suasana akademik yang mendorong. Mengingat masih terbatasnya pendidikan pascasarjana di Indonesia dalam cabang ilmu atau teknologi tertentu, program pendidikan di tingkat pascasarjana ke luar negeri dianggap perlu. Pedoman ini ditujukan bagi mereka yang akan belajar atau mengikuti pelatihan ke luar negeri, dengan harapan dapat meringankan dan mengurangi kesulitan serta hambatan untuk hidup dan belajar di negara antara lain Amerika Serikat, Australia, Denmark, Inggris, Jepang, Jerman, Kanada, Perancis, Philipina dan Thailand. 4

5 2. Pengembangan Dosen Pengembangan dosen mencakup usaha meningkatkan kemampuan atau mutu serta meningkatkan jumlah dosen melalui rekruitmen secara selektif. Peningkatan mutu dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain pendidikan pascasarjana dan pelatihan. Beberapa bidang ilmu dan teknologi masih belum sepenuhnya dikembangkan oleh program pascasarjana dalam negeri, oleh karena itu dosen perlu dikirim ke luar negeri untuk mempelajari bidang ilmu dan teknologi tersebut. Bidang ilmu dan teknologi yang dianggap strategis dan perlu dikembangkan antara lain Informatika, Bioteknologi, Ilmu dan Teknologi Kelautan, Teknik Penerbangan, Mikro Elektronika, Teknologi Manufaktur, Agribisnis, Manajemen, Ilmu Lingkungan dan beberapa bidang ilmu lain. 3. Adaptasi pada Kebudayaan Asing Dasar pemikiran konseptual berakar pada berbagai cabang ilmu yaitu bahwa: Kebudayaan adalah ragam utama untuk dapat mengerti perilaku yang berbeda-beda. Sangat banyak batasan mengenai kebudayaan, salah satunya adalah sebagai berikut: kebudayaan adalah pemrograman gabungan dari berbagai pikiran yang membedakan anggota suatu kelompok manusia atau suatu kategori manusia yang satu dengan lainnya; Perilaku manusia dan interaksi manusia adalah normatif, terikat oleh nilai-nilai; Perilaku kebudayaan itu dipelajari dan dikaji; 5

6 Kebudayaan ke dalam merupakan peta-peta kognitif perorangan atau pemrograman-pemrograman mental; Pindah ke kebudayaan lain berarti pindah ke program lain Pindah dari satu kebudayaan ke kebudayaan yang lain memerlukan penyesuaian. Hal ini pada umumnya dialami oleh mereka yang untuk pertama kali tinggal di negeri lain dalam waktu tertentu, seperti dosen yang sedang mengikuti tugas belajar di luar negeri. Secara ringkas tahapan-tahapan yang akan dilalui adalah sebagai berikut: 1) Masa berbunga-bunga. Mula-mula banyak orang terpesona dan tertarik oleh semua yang baru. Pendatang merasa gembira dan bangga dalam memasuki suatu kebudayaan baru; 2) Masa resah. Orang mulai mengalami masalah baru, antara lain berkaitan dengan masalah perumahan, pengangkutan, perbelanjaan dan bahasa. Kelelahan mental terjadi akibat tekanan yang terus-menerus untuk memahami bahasa dalam lingkungan asing ini; 3) Penyesuaian awal. Pemecahan masalah dalam kegiatan sehari-hari seperti perumahan dan perbelanjaan sudah tidak merupakan masalah utama. Meskipun pendatang belum dapat berbicara secara fasih, pengertian utama dan perasaan telah dapat dinyatakan dengan bahasa kedua ini; 4) Masa risau. Seseorang yang telah jauh dari keluarga dan teman akrab dalam waktu yang lama akan merasa kesepian. 6

7 Banyak yang masih merasa belum dapat menyatakan keinginannya sebaik seperti dengan bahasa aslinya. Perasaan kecewa, murung dan kadang-kadang berakibat kurang percaya diri sendiri akan timbul. Banyak orang yang mengalami tahapan ini dalam waktu yang lama; 5) Masa Penerimaan dan Perpaduan. Hal-hal rutin telah mantap. Pendatang telah menerima kebiasaan, adat, makanan dan sifat-sifat dari orang dalam kebudayaan baru itu. Pendatang merasa santai bersama teman, rekan dan bahasa negeri kedua ini. Proses penyesuaian dalam kebudayaan baru Masa ber- Masa Masa Masa Masa bunga- Resah Penyesuaian Risau Penerimaan Awal dan Perpaduan bulan Di samping kebudayaan umum seperti tersebut di atas perlu pula diperhatikan kebudayaan kampus, terutama perbedaan pendekatan Asia dan Barat dalam proses belajar. Secara ringkas proses belajar dapat digambarkan sebagai berikut : 7

8 Pendekatan Asia Pendeakatan Barat Sikap pada ilmu : Melestarikan Mengembangkan Pendekatan Belajar : Penggandaan Analitis Spekulatif Siasat Belajar Tipe Kegiatan Pertanyaan khas Menghafal dan menirukan Meringkas, memaparkan, mengenal, menerapkan rumus dan informasi Apa? Berfikir kritis Bertanya, menentukan, menggabungkan pemikiran dan informasi menjadi suatu alasan Mengapa? Bagaimana? Bagaimana berlakunya? Berapa pentingnya? Tujuan "Kebenaran" Orijinalitas "sederhana" bahan dalam pola yang lain Membahas, mencari kemungkinan baru dan penjelasan Spekulasi dan membuat hipotesa Bagaimana jika? Orijinalitas 'kreatif" sama sekali pendekatan baru, pengetahuan baru Dalam bagan di atas tampak bahwa dalam Pendekatan Asia tergambar sebagai berikut : 8

9 Sikap pada ilmu mengutamakan sasaran "melestarikan", pendekatan belajar mengutamakan "penggandaan", dan siasat belajar adalah menghafal dan menirukan, meringkas, memaparkan, mengenal, menerangkan rumus dan informasi, dengan pokok pertanyaan "apa" dan tujuan "kebenaran". Sementara itu Pendekatan Barat mengutamakan analisis dan hipotesis (spekulatif), siasat belajar adalah membahas, mencari kemungkinan baru dan penjelasan, membuat hipotesis (spekulatif) dengan pokok pertanyaan "bagaimana jika" dan tujuan "orijinalitas kreatif", pendekatan dan pengetahuan baru yang sama sekali baru. Untuk mencapai Pendekatan Barat diperlukan siasat belajar dengan berfikir kritis, bertanya dengan pokok pikiran "mengapa" dsb., dengan tujuan menemukan "orijinalitas". Masalah-masalah lain yang sering dihadapi karyasiswa di luar negeri adalah : 1) Masalah pengkucilan sosial, yaitu : kesulitan memulai hubungan dengan orang lain, tidak dapat menikmati obrolan santai, jarangnya undangan dari rekan, ragu-ragu untuk mengundang teman, merasa malu dalam pertemuan sosial, ketagihan televisi, kurangnya berita dari Indonesia, sehingga merasa kesepian, kurangnya masyarakat Indonesia di tempat belajar, rindu untuk pulang, menutup diri, tidak mau membagi masalah dengan orang lain, dll.; 9

10 2) Masalah kurangnya pengenalan etika sosial; 3) Masalah kewanitaan; 4) Masalah keluarga. 4. Mempelajari Bahasa Asing Tidak sedikit orang berupaya keras mencari jalan yang paling baik untuk mempelajari bahasa asing. Demikian juga sudah banyak buku yang ditulis untuk mencari jalan yang paling baik. Mempelajari bahasa asing menyangkut berbagai hal. Cara mempelajari bahasa asing bagi orang dewasa berbeda dengan cara yang dipakai oleh seorang anak sekolah, dan berbeda pula dengan cara yang dipakai oleh anak kecil (prasekolah). Demikian pula kesulitan yang dihadapi dalam mempelajari bahasa asing di antara ketiga kelompok umur tadi sangat berbeda-beda. Begitu juga, tujuan mempelajari bahasa asing dapat berbedabeda. Hal ini akan menentukan muatan pelajaran dan metode belajar bahasa asing tersebut. Oleh karena itu staf akademik muda yang berniat mempelajari bahasa asing untuk tujuan studi lanjut, perlu menyadari dan mengetahui terlebih dahulu beberapa hal sebelum mendaftarkan diri pada suatu pelatihan bahasa asing, yakni : 1) Tujuan pelatihan bahasa asing bagi mereka yang ingin melanjutkan studi di luar negeri adalah penguasaan bahasa sebagai alat komunikasi secara umum (language proficiency). 10

11 Penguasaan bahasa mencakup keterampilan dalam menulis, membaca, mendengar dan berbicara; 2) Untuk menguasai keempat aspek bahasa tersebut diperlukan bahan ajar yang terdiri dari tata bahasa dan sejumlah katakata. Perlu diketahui bahwa untuk keperluan penguasaan bahasa asing sebagai alat komunikasi umum (medium of instruction) diperlukan sejumlah kata yang termasuk sebagai kata-kata yang paling tinggi pemakaiannya (the most frequently used words). Mempelajari kata-kata asing yang langka pemakaiannya hanyalah pekerjaan yang kurang bermanfaat bagi seseorang yang berminat mempelajari bahasa asing sebagai medium of instruction; 3) Istilah-istilah teknik (technical words) sebaiknya dipelajari secara khusus, bukan dalam pelatihan umum bahasa asing; 4) Mempelajari bahasa asing bagi seorang dewasa adalah suatu proses penguasaan "kebiasaan" (habit) baru, karena mempergunakan bahasa adalah suatu proses yang berjalan menurut suatu kebiasaan. Kebiasaan yang dimaksud terjadi dalam proses pengucapan kalimat (speaking), mendengar bunyi bahasa (listening) dan dalam aspek-aspek lainnya. Agar "kebiasaan" baru ini dapat dikuasai, diperlukan latihan (drill) yang sangat intensif; 5) Bagi seorang dosen yang ingin mempelajari bahasa asing sebagai medium of instruction, keterampilan menerjemahkan bahasa perlu dikuasai, khususnya untuk tujuan akademik. 11

12 Istilah-istilah teknik (technical words) hanya dapat dikuasai oleh mereka yang berkecimpung dalam bidang yang terkait atau alih bahasa dalam konteks yang jelas. Ada kalanya kata-kata atau istilah-istilah tersebut hanya dapat dijelaskan, tetapi tidak diterjemahkan karena belum mempunyai padanan kata dalam bahasa Indonesia. 5. Syarat-syarat dan Prosedur untuk Studi di Luar Negeri Dalam rangka pengusulan tugas belajar ke luar negeri, perlu diketahui hal-hal sebagai berikut : 5.1.Instansi yang terkait : 1) Departemen Pendidikan Nasional: Perguruan Tinggi, Kopertis (untuk karyasiswa dari PTS), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Biro Kerjasama Luar Negeri dan Hubungan Masyarakat, Biro Kepegawaian; 2) Sekretariat Kabinet, untuk S.K. Tugas Belajar; 3) Departemen Luar Negeri untuk paspor biru/dinas; 4) Departemen Kehakiman (Kantor Imigrasi) untuk paspor hijau; 5) Perwakilan negara asing yang bersangkutan di Indonesia untuk urusan visa. 12

13 5.2.Syarat-syarat dan kelengkapan untuk tugas belajar ke luar negeri 1) Syarat-syarat : a. Tersedianya penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi di luar negeri untuk program studi yang diinginkan; b. Tersedianya dana untuk pelaksanaan studi (dana pinjaman, hibah, dll.); c. Mendapat persetujuan pimpinan perguruan tinggi atau Koordinator Kopertis bagi dosen pegawai negeri sipil yang dipekerjakan di perguruan tinggi swasta; d. Surat Keputusan/Persetujuan tugas belajar dari Setkab. Informasi tentang tersedianya kesempatan studi luar negeri dan beasiswa dapat diperoleh melalui penawaran tugas belajar dan beasiswa dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang disampaikan melalui pimpinan perguruan tinggi atau dari sumber lain. 2) Kelengkapan: a. Keterangan mengenai status kepegawaian (sudah lulus pelatihan prajabatan (STTPL) bagi calon pegawai negeri sipil); b. Surat pernyataan tugas belajar ke luar negeri dari karyasiswa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Belajar (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara 13

14 Nomor 2278 dan Keputusan Menteri Pertama Nomor 224/MP/1961) yang isinya antara lain menyatakan bahwa selama di luar negeri tidak akan melakukan halhal yang merugikan negara, ditandatangani di atas materai Rp 6000,-. Dokumen ini disediakan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi; c. Daftar Riwayat Hidup untuk tugas belajar ke luar negeri (formulir dikeluarkan oleh Biro Kerjasama Luar Negeri Depdiknas); d. Permohonan paspor dinas (formulir telah tersedia); e. Pasfoto berwarna (minimal berdasi bagi pria) ukuran 3 x 4 cm sebanyak empat lembar (dibaliknya dituliskan nama dan NIP yang bersangkutan dan dimasukkan ke dalam amplop); f. Surat keterangan penerimaan di perguruan tinggi di luar negeri (Letter of Acceptance atau Call Forward); g. Surat keterangan jaminan biaya (Letter of Award) atau Surat Pernyataan Biaya Sendiri di atas materai Rp 6000,- (bila atas biaya sendiri); h. SK Kepegawaian Terakhir 3) Pelamar Pelamar tugas belajar luar negeri dapat dibedakan dalam dua kategori : 14

15 a. Pelamar tugas belajar luar negeri dengan beasiswa (dari/melalui pemerintah) adalah dosen tetap PTN dan dosen tetap PTS (dengan syarat-syarat tertentu). b. Pelamar tugas belajar luar negeri dengan tanggungan biaya sendiri adalah dosen tetap PTN dan dosen tetap PTS (dengan syarat-syarat tertentu pula). 5.3.Syarat-syarat dan kelengkapan untuk usul perpanjangan izin tugas belajar, perpanjangan beasiswa, perubahan bidang studi dan meningkatkan strata pendidikan 1) Persyaratan untuk perpanjangan izin tugas belajar : a. Rekomendasi Pembimbing/Dekan/Ketua Program Studi perguruan tinggi luar negeri tentang rencana penyelesaian studi; b. Surat keterangan jaminan pembiayaan dari pihak penyandang dana; c. Surat persetujuan pimpinan perguruan tinggi asal; d. Fotokopi surat persetujuan/keputusan Sekretaris Kabinet yang terakhir tentang tugas belajar yang bersangkutan. 2) Persyaratan untuk perpanjangan beasiswa/dana : a. Rekomendasi Pembimbing/Dekan/Ketua Program Studi perguruan tinggi luar negeri tentang rencana penyelesaian studi; b. Surat keterangan jaminan pembiayaan dari penyandang dana; 15

16 c. Surat persetujuan pimpinan perguruan tinggi asal; d. Apabila izin belajar sudah habis waktunya, perlu dilampir-kan Surat Keputusan/Persetujuan Setkab yang terakhir. 3) Persyaratan untuk perubahan bidang studi : a. Surat keterangan dari pembimbing/dekan/ketua program studi perguruan tinggi di luar negeri tentang perubahan program studi; b. Fotokopi Surat Persetujuan/Keputusan Sekretaris Kabinet; c. Surat persetujuan pimpinan perguruan tinggi asal. 4) Persyaratan untuk meningkatkan strata pendidikan : a. Surat keterangan dari Pembimbing/Dekan/Ketua Program Studi perguruan tinggi di luar negeri tentang penerimaan yang bersangkutan untuk meningkatkan strata pendidikan dimaksud; b. Adakalnya diperlukan academic transcript serta Grade Point Average (GPA)/nilai mutu rata-rata program master yang baru ditempuh; c. Keterangan jaminan biaya dari pihak penyandang dana; d. Fotokopi Surat Persetujuan/Keputusan Sekretaris Kabinet; e. Surat persetujuan pimpinan perguruan tinggi asal 16

17 6. Syarat-syarat tambahan untuk mendapatkan beasiswa tugas belajar (Fellowship) dari Program Bilateral 6.1.Umur Umur calon harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh pihak pemberi beasiswa 6.2.Keluarga Beberapa negara pemberi beasiswa menyediakan bantuan atau dana sosial bagi keluarga yang ikut mendampingi mahasiswa, sementara negeri lain tidak menyediakan fasilitas atau bantuan sosial. 6.3.Kesempatan bekerja setengah waktu Pada umumnya mahasiswa penerima beasiswa Program Bilateral tidak diperkenankan bekerja sambil studi. 6.4.Syarat kesehatan Negeri pemberi beasiswa menentukan syarat-syarat kesehatan bagi calon penerima beasiswa yang harus dipatuhi oleh yang bersangkutan. 6.5.Beberapa negeri pemberi beasiswa menentukan masa bakti di Indonesia setelah menyelesaikan studi dengan beasiswa Program Bilateral, sebelum melanjutkan ke program lanjutan dengan beasiswa yang sama. 17

18 6.6.Beberapa negeri pemberi beasiswa tidak mengizinkan pemberian beasiswa secara bersamaan waktu kepada suami isteri, tetapi biaya salah satu. 7. Alur Pemrosesan Alur pemrosesan keberangkatan ke luar negeri ini dapat dibedakan dalam delapan tahapan sebagai berikut : 7.1.Perguruan Tinggi/Kopertis : 1) Pada tahap ini proses pengajuan calon karyasiswa dimulai dari tingkat jurusan dan fakultas untuk diajukan kepada pimpinan perguruan tinggi; 2) Pengajuan selanjutnya oleh pimpinan perguruan tinggi kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Bagi dosen yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil yang dipekerjakan (PNSD) di perguruan tinggi swasta, pengusulan diajukan oleh Koordinator Kopertis yang bersangkutan kepada Dirjen Dikti. 7.2.Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) : 1) Surat usulan/persetujuan pimpinan perguruan tinggi/ Koordinator Kopertis dilengkapi dengan dokumen kelengkapan sebagaimana tersebut pada butir 2 di atas (syarat dan kelengkapan); 2) Berkas usulan dari pimpinan perguruan tinggi kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tersebut dikelola oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga 18

19 Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi (P2TK- KPT). Titik tolak pertimbangan ialah aspek administratif dan pengembangan tenaga akademik, dalam kaitan dengan pengembangan bidang ilmu, relevansi kebutuhan, pemerataan, efisiensi dan kebutuhan masa depan. Secara teknis urusan ini ditangani oleh Subdirektorat Ketenagaan Perguruan Tinggi (Subdit KPT). 7.3.Biro Kerjasama Luar Negeri dan Hubungan Masyarakat/ Sekretariat Jenderal Depdikbud : 1) Proses penelaahan ditinjau dari aspek administratif dan kerjasama luar negeri; 2) Mengusulkan pencalonan dan rencana keberangakatan ke luar negeri kepada Sekretaris Kabinet; 7.4.Sekretariat Kabinet (Setkab) : 1) Penelaahan usulan pada Setkab berdasarkan pada aspek administratif dan aspek kebijakan pemerintah tentang kerjasama luar negeri; 2) Setkab mengeluarkan Surat Persetujuan/Keputusan bepergian ke luar negeri untuk keperluan studi, mengikuti pelatihan studi, training, seminar, konferensi, dsb, dengan ketentuan : a. Status sebagai pegawai negeri sipil tetap berlaku, sekalipun yang bersangkutan dalam waktu tertentu meninggalkan pekerjaan untuk mengikuti tugas belajar; 19

20 b. Yang bersangkutan diizinkan meninggalkan pekerjaannya tanpa mengurangi perhitungan masa kerja selama tugas belajar yang diizinkan tersebut; c. Yang bersangkutan tetap berhak atas gaji pokoknya, dengan penyesuaian berdasarkan ketentuan yang berlaku; d. Yang bersangkutan akan meneruskan tugas dan tanggungjawabnya ditempat kerja semula sekembali dari tugas belajar luar negeri. 3) Surat Persetujuan/Keputusan Setkab tersebut ditujukan kepada pihak-pihak : a. Departemen Luar Negeri untuk pengadaan paspor dinas; b. Departemen Keuangan untuk penghentian pembayaran tunjangan fungsional (tunjangan jabatan dosen); c. Pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan d. Biro Kerjasama Luar Negeri Depdiknas; e. Yang bersangkutan. 7.5.Departemen Luar Negeri (Deplu): 1) Berdasarkan keputusan/persetujuan Setkab, maka Departemen Luar Negeri mengeluarkan paspor dinas bagi karyasiswa yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil; 2) Memberikan izin keberangkatan ke luar negeri (exit permit). 20

21 7.6.Ditjen Imigrasi (Departemen Kehakiman dan HAM) : 1) Bagi karyasiswa yang tidak berstatus sebagai pegawai negeri sipil diperlukan paspor hijau, yang dikeluarkan oleh Kantor Imigrasi; 2) Yang bersangkutan dapat mengurus sendiri dengan mengisi formulir yang telah tersedia di Kantor Imigrasi. Pembuatan pasfoto paspor dilakukan di Kantor Imigrasi; 3) Persyaratan lain adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP). 7.7.Kedutaan Besar/Perwakilan Asing di Indonesia: 1) Mengisi formulir permohonan visa serta melengkapi syaratsyarat yang ditentukan oleh masing-masing Kedutaan Besar atau perwakilan asing yang bersangkutan; 2) Memberikan izin masuk ke negara yang bersangkutan (visa). Ketentuan mengenai visa dikeluarkan oleh masingmasing negara yang bersangkutan. 7.8.Bandara Internasional/Keberangkatan: 1) Pemeriksaan keabsahan dokumen perjalanan yaitu tiket internasional dan masa berlaku exit permit (paspor); 2) Tanda pembayaran fiskal keberangkatan ke luar negeri (bebas fiskal luar negeri bagi pemegang paspor dinas dan menunjukkan surat persetujuan/keputusan Setkab); 3) Untuk negara-negara tertentu mungkin masih diperlukan kartu kesehatan (health certificate); 4) Pengisian kartu keberangkatan untuk penerbangan internasinal (diperoleh pada waktu check-in); 21

22 5) Perlu diketahui barang-barang yang terlarang dibawa/ memasuki suatu negara; 6) Membawa sejumlah mata uang yang berlaku di negara tujuan atau mata uang yang berlaku secara internasional. 8. Prosedur Administrasi Karyasiswa di Luar Negeri Berbagai kegiatan administratif perlu dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi/perguruan tinggi asal/proyek dengan karyasiswa memelihara hubungan timbal balik. Berikut ini beberapa contoh keadaan di mana inisiatif untuk mengadakan hubungan administratif dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi/perguruan tinggi asal/proyek, harus dimulai oleh karyasiswa: Mengadakan alih program studi (pindah bidang studi atau melanjut-kan studi ke jenjang yang lebih tinggi); 1) Perpanjangan masa studi dan bantuan beasiswa; a. Peralihan sponsor beasiswa; b. Laporan akhir semester/kuartal atau akhir tahun kuliah; c. Perubahan-perubahan lain yang berlaku di perguruan tinggi tempat belajar; d. Rencana perjalanan antar negara, termasuk pulang cuti; e. Berhasil atau gagal studi; f. Kedatangan kembali di tanah air setelah selesai melakukan tugas belajar. 22

23 9. Pedoman Penilaian Ijazah Pendidikan Tinggi Luar Negeri Penilaian terhadap ijazah lulusan pendidikan tinggi luar negeri dilakukan berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 dan Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 05/SE/1980. Ketentuan ini diberlakukan bagi setiap pemilik ijazah lulusan pendidikan tinggi luar negeri yang bekerja pada instansi pemerintah atau lembaga lain yang memerlukan keterangan. Legalisasi ijazah luar negeri diberikan oleh Panitia Penilaian Ijazah Luar Negeri Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Unit kerja untuk menilaikan ijazah pendidikan tinggi luar negeri adalah Seksi Penilaian ijazah Pendidikan Tinggi Luar Negeri, Subdirektorat Kurikulum dan Program Studi Direktorat Pembinaan Akademis dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi., Jalan Pintu Satu Senayan Jakarta Seksi ini dibantu oleh tim yang beranggotakan para ahli untuk melakukan pemeriksaan berkas ijazah luar negeri. Sebagai hasil penilaian, dikeluarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi mengenai kesetaraan dengan ijazah lulusan perguruan tinggi Indonesia serta gelar akademik/sebutan profesional yang berhak dipakai. Syarat-syarat dan kelengkapan yang diperlukan untuk penilaian ijazah pendidikan tinggi luar negeri ialah : 1) Mengisi formulir permohonan penilaian yang telah disediakan di Seksi Penilaian Ijazah Pendidikan Tinggi Luar Negeri Ditjen Pendidikan Tinggi; 23

24 2) Melampirkan fotokopi ijazah perguruan tinggi di Indonesia yang diperoleh sebelumnya. Ijazah asli dibawa untuk dilihat kesesuaian-nya dengan fotokopi yang diserahkan; 3) Melampirkan fotokopi ijazah yang diperoleh di luar negeri, sekaligus membawa ijazah asli untuk dilihat kesesuainnya dengan fotokopi tersebut. Apabila ijazah luar negeri tidak berbahasa Inggris, Belanda, Perancis, dan Jerman, pemilik ijazah diminta untuk melampirkan terjemahannya ke dalam bahasa Inggris atau Indonesia yang disahkan oleh Kedutaan Besar masing-masing negara tempat mengikuti pendidikan; 4) Melampirkan fotokopi surat persetujuan tugas belajar dari Setkab (bagi pegawai negeri sipil yang dikirim dengan tugas belajar/biaya pemerintah) dengan membawa yang asli untuk disesuaikan isinya; 5) Meminjamkan handbook/catalog dari perguruan tinggi di mana ijazah diperoleh. Apabila tidak memungkinkan, agar diusahakan mendapatkan fotokopi dari halaman-halaman yang paling relevan dalam menjelaskan: a. Syarat penerimaan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi tersebut; b. Syarat akademik yang diperlukan untuk mendapatkan gelar akademik/sebutan profesional yang diperoleh; c. Uraian singkat mengenai mata kuliah yang telah diikuti selama pendidikan; 24

25 d. Status akreditasi perguruan tinggi di negara tersebut dengan catatan siapa yang melakukan akreditasi tersebut. 6) Bagi pendidikan yang mensyaratkan tesis/disertasi, laporan tugas akhir diminta agar dibuat fotokopi tentang halaman judul, halaman pengesahan, daftar isi, abstrak, bab : introduction, conclussion/ Summary; 7) Tiga lembar pasfoto terakhir ukuran 4 x 6; 25

Untuk pelaporan ini agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Untuk pelaporan ini agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut : INFORMASI BAGI MAHASISWA INDONESIA DI JEPANG Untuk kelancaran dan ketertiban semua proses, seluruh mahasiswa, karyasiswa, trainee, dan researcher diharapkan memenuhi persyaratan sebagaimana ditentukan.

Lebih terperinci

PEDOMAN PERPANJANGAN BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA LUAR NEGERI TAHUN 2015 DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PEDOMAN PERPANJANGAN BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA LUAR NEGERI TAHUN 2015 DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PEDOMAN PERPANJANGAN BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA LUAR NEGERI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2015 DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NO. : 1029/Kpts/OT.210/12/98

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NO. : 1029/Kpts/OT.210/12/98 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NO. : 1029/Kpts/OT.210/12/98 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI LINGKUP PERTANIAN MENTERI PERTANIAN, Menimbang : 1. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1000, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Tugas Belajar. Kesehatan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2013 TENT ANG PEDOMAN PENANGANAN ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2013 TENT ANG PEDOMAN PENANGANAN ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2013 TENT ANG PEDOMAN PENANGANAN ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER- 2 /PP/2017 TENTANG KEBIJAKAN TEKNIS PENGELOLAAN BEASISWA PROGRAM GELAR PASCASARJANA DI LINGKUNGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, - 2 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IJIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI (PDLN)

PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI (PDLN) PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI (PDLN) DITJEN PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN DITJEN SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2017 PRINSIP UMUM (1) 1. PDLN memerlukan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.168, 2009 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Tugas Belajar. Izin Belajar. PNS. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.168, 2009 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Tugas Belajar. Izin Belajar. PNS. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.168, 2009 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Tugas Belajar. Izin Belajar. PNS. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-01.DL.07.01 TAHUN 2009 TENTANG

Lebih terperinci

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1901, 2015 BKPM. Tugas Belajar. Izin Belajar. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 375/H23/DT/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAPORAN SELESAI STUDI

LAPORAN SELESAI STUDI KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA PARIS 47-49, rue Cortambert 75116 Paris LAPORAN SELESAI STUDI A. Penjelasan Mahasiswa/Karyasiswa yang telah menyelesaikan studi di Prancis diwajibkan melapor kepada Atase

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN - 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR (Standard Operating Procedure Manual) STUDI LANJUT DOSEN

MANUAL PROSEDUR (Standard Operating Procedure Manual) STUDI LANJUT DOSEN MANUAL PROSEDUR (Standard Operating Procedure Manual) STUDI LANJUT DOSEN Tanggal Terbit Edisi I : Juli 2013 Status Revisi : 00 Disusun Oleh : Tim UPM Faperika UR Diperiksa dan disetujui oleh : Ketua Jurusan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PENUGASAN TENAGA ASING DALAM KERANGKA KERJA SAMA TEKNIK LUAR NEGERI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PENUGASAN TENAGA ASING DALAM KERANGKA KERJA SAMA TEKNIK LUAR NEGERI PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PENUGASAN TENAGA ASING DALAM KERANGKA KERJA SAMA TEKNIK LUAR NEGERI SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2008 PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

E. PERSYARATAN Bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan mengajukan Tugas Belajar harus memenuhi persyaratan umum dan khusus :

E. PERSYARATAN Bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan mengajukan Tugas Belajar harus memenuhi persyaratan umum dan khusus : TUGAS BELAJAR A. PENGERTIAN Yang di maksud dengan Tugas Belajar adalah tugas yang diberikan oleh pejabat berwenang kepada Pegawai Negeri Sipil berdasarkan kebutuhan organisasi untuk mengikuti pendidikan,

Lebih terperinci

BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA LUAR NEGERI

BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA LUAR NEGERI PEDOMAN PERPANJANGAN BPP-LN 2017 PERPANJANGAN BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA LUAR NEGERI Direktorat Kualifikasi Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,

Lebih terperinci

BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU

BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU PANDUAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 351/H23/DT/2009 TGL 31 AGUSTUS 2009 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2008 PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PERMENDIKNAS NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR BAGI PNS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL (terdiri atas 17 bab,

PERMENDIKNAS NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR BAGI PNS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL (terdiri atas 17 bab, PERMENDIKNAS NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR BAGI PNS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL (terdiri atas 17 bab, 31 pasal) Pasal 1 (9) Tugas belajar adalah penugasan

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

2016, No Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang No.1424, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Dinas Luar Negeri. Administrasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI PERJALANAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Nomor : 108/DIKTI/Kep/2001 Tentang PEDOMAN PEMBUKAAN PROGRAM STUDI DAN / ATAU JURUSAN BERDASARKAN KEPUTUSAN

Lebih terperinci

TATA CARA SELEKSI CALON PESERTA TUGAS BELAJAR PROGRAM SARJANA DAN PASCASARJANA DI DALAM NEGERI BAGI PEGAWAI SEKRETARIAT NEGARA

TATA CARA SELEKSI CALON PESERTA TUGAS BELAJAR PROGRAM SARJANA DAN PASCASARJANA DI DALAM NEGERI BAGI PEGAWAI SEKRETARIAT NEGARA SUBLAMPIRAN 1 PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2006 TANGGAL : 29 DESEMBER 2006 TATA CARA SELEKSI CALON PESERTA TUGAS BELAJAR PROGRAM SARJANA DAN PASCASARJANA DI DALAM

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN CALON MAHASISWA PROGRAM MAGISTER & DOKTOR

FORMULIR PENDAFTARAN CALON MAHASISWA PROGRAM MAGISTER & DOKTOR Nomor Seleksi : MAGISTER (S2) DOKTOR (S3) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FORMULIR PENDAFTARAN CALON MAHASISWA PROGRAM MAGISTER & DOKTOR Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 No.1052, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal Terbatas. Permohonan dan Pemberian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Nomor : 108/DIKTI/Kep/2001 Tentang PEDOMAN PEMBUKAAN PROGRAM STUDI DAN / ATAU JURUSAN BERDASARKAN KEPUTUSAN

Lebih terperinci

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG [1] DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 33 2011 SERI. D PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN TUGAS BELAJAR DAN PROGRAM PRIORITAS BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/2011 TENTANG IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI,

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI, SALINAN 1 BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. Tentang

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. Tentang KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 108/DIKTI/Kep/2001 Tentang PEDOMAN PEMBUKAAN PROGRAM STUDI DAN/ATAU JURUSAN BERDASARKAN KEPUTUSAN

Lebih terperinci

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA TATA CARA SELEKSI CALON

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/2011 TENTANG IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG - 1 - SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor)::

::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor):: Contributed by Administrator adalah program pendidikan strata 3 (S3) yang ditujukan untuk memperoleh gelar akademik doktor sebagai gelar akademik tertinggi. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan

Lebih terperinci

Kembali Dibuka! Siapkan Diri Anda untuk Meraih

Kembali Dibuka! Siapkan Diri Anda untuk Meraih Program 5000 Doktor Dalam Negeri Kembali Dibuka! Siapkan Diri Anda untuk Meraih BEASISWA PROGRAM DOKTOR dan BANTUAN PENYELESAIAN PENDIDIKAN 2018/2019 Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.68, 2013 HUKUM. Keimigrasian. Administrasi. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negri Kemdikbud 2012

Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negri Kemdikbud 2012 Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negri Kemdikbud 2012 PrinsipUmum Setiap PNS yang melakukan perjalanan luar negeri untuk kepentingan dinas perlu ijin dari Pemerintah RI (SP=Surat Persetujuan) Ijin

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jalan Prof.dr. HR. Boenjamin No. 708 Kotak Pos 115 Purwokerto 53122 Telp (0281) 635292 hunting Faks. 631802 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.09/MEN/2011 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 16 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN BELAJAR DAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.29/Menhut-II/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.29/Menhut-II/2007 TENTANG MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.29/Menhut-II/2007 TENTANG PEDOMAN STUDI DENGAN BIAYA MANDIRI (SWADANA) BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN MENTERI

Lebih terperinci

BEASISWA PASTI Beasiswa Pascasarjana untuk Tenaga Kependidikan Berprestasi

BEASISWA PASTI Beasiswa Pascasarjana untuk Tenaga Kependidikan Berprestasi Direktorat Kualifikasi Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi BEASISWA PASTI Beasiswa Pascasarjana untuk Tenaga Kependidikan

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

2 Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1128, 2015 KEMENPAR. Izin Belajar. Tugas Belajar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR

Lebih terperinci

FORMULIR PERMOHONAN. Nama Lengkap dan Gelar Akademis. Program Studi Pilihan [ ] DOKTOR

FORMULIR PERMOHONAN. Nama Lengkap dan Gelar Akademis. Program Studi Pilihan [ ] DOKTOR FORMULIR PERMOHONAN Nama Lengkap dan Gelar Akademis Program Studi Pilihan Jenjang Studi [ ] MAGISTER [ ] DOKTOR PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN 2016 FORMULIR : A PERNYATAAN CALON Yang bertanda-tangan

Lebih terperinci

PROSEDUR MUTU PERMOHONAN PENGAKTIFAN KEMBALI DAN PENYETARAAN IJAZAH DOSEN STUDI LANJUT LUAR NEGERI. Penanggung jawab

PROSEDUR MUTU PERMOHONAN PENGAKTIFAN KEMBALI DAN PENYETARAAN IJAZAH DOSEN STUDI LANJUT LUAR NEGERI. Penanggung jawab Halaman - PENGESAHAN PROSEDUR MUTU PERMOHONAN PENGAKTIFAN STUDI LANJUT LUAR NEGERI Proses 1. Penyusunan Kantor Jaminan Mutu Penanggung jawab Unit Kerja Nama Jabatan Dr. rer. nat. Fajar Rakhman Wibowo Wakil

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER DAN PROGRAM DOKTOR SEMESTER GASAL TA. 2017/2018. Program. Pascasarjana. Institut Teknologi. Sepuluh. Nopember.

PROGRAM MAGISTER DAN PROGRAM DOKTOR SEMESTER GASAL TA. 2017/2018. Program. Pascasarjana. Institut Teknologi. Sepuluh. Nopember. PROGRAM MAGISTER DAN PROGRAM DOKTOR SEMESTER GASAL TA. 2017/2018 Nama : Program : MAGISTER / DOKTOR (coret yang tidak perlu) Program Program Studi : Pascasarjana Institut Teknologi Bidang Keahlian : Sepuluh

Lebih terperinci

SHORT TERM TRAINING (STT) LUAR NEGERI TENAGA KEPENDIDIKAN

SHORT TERM TRAINING (STT) LUAR NEGERI TENAGA KEPENDIDIKAN PANDUAN PENYELENGGARAAN SHORT TERM TRAINING (STT) LUAR NEGERI TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI 2018 I. PENDAHULUAN Berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN TENTANG BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN 20132009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 10/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 10/MEN/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 10/MEN/2009 TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS KE LUAR NEGERI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 500/Kpts-II/2002 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 500/Kpts-II/2002 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 500/Kpts-II/2002 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG IZIN BELAJAR DAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-309.IZ TAHUN 1995 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-309.IZ TAHUN 1995 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-309.IZ.01.10 TAHUN 1995 TENTANG TATACARA PEMBERIAN, PERPANJANGAN, PENOLAKAN DAN GUGURNYA IZIN KEIMIGRASIAN I. PENDAHULUAN a. Maksud dan Tujuan.

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

04/SKA/DITAK/2010 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI

04/SKA/DITAK/2010 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI 04/SKA/DITAK/2010 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT AKADEMIK 2010 KATA PENGANTAR Pedoman Umum Pemilihan Pustakawan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR Study Lanjut Dosen

MANUAL PROSEDUR Study Lanjut Dosen MANUAL PROSEDUR Study Lanjut Dosen FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 i MANUAL PROSEDUR Study Lanjut Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 0040006203 Revisi :

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Pengawas Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul

Pedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Pengawas Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI CALON PENGAWAS SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL TAHUN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhatian terhadap dunia pendidikan merupakan hal yang mutlak untuk terus

Lebih terperinci

Pedoman. Program Academic Recharging Luar Negeri DIKTI Tahun Anggaran 2009

Pedoman. Program Academic Recharging Luar Negeri DIKTI Tahun Anggaran 2009 Pedoman Program Academic Recharging Luar Negeri DIKTI Tahun Anggaran 2009 Tahun Anggaran 2009 DIKTI cq Ditnaga memberikan beasiswa untuk Program Academic Recharging (PAR) bagi dosen yg telah berpendidikan

Lebih terperinci

Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

Lebih terperinci

FORMULIR 2A PERNYATAAN CALON

FORMULIR 2A PERNYATAAN CALON FORMULIR 2A PERNYATAAN CALON Diberikan Kepada: 1. PPs Penyelenggara 2. PT Pengirim/ Kopertis Yang bertandatangan di bawah ini : Nama :... Status Kepegawaian :... NIP/ NIK/ SK Yayasan :... Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS KE LUAR NEGERI BAGI PEJABAT/PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Gedung DIKTI Jl. Jenderal Sudirman Pintu I, Senayan, Jakarta 10270 Telp.(021) 57946100; Faks. (021) 5731846 Nomor : 66/D3/LL/2010 19

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: (1) Universitas adalah Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1079, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BMKG. Tugas Belajar. Izin Belajar. Pemberian. Pedoman. Perubahan PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

SURAT EDARAN NOMOR : DM.01.03/I/V.3/4382/2013

SURAT EDARAN NOMOR : DM.01.03/I/V.3/4382/2013 Yang terhormat, 1. Inspektur Jenderal Kemenkes 2. Sekretaris Jenderal Kemenkes 3. Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemenkes 4. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes 5. Direktur

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.298, 2014 KKI. Registrasi. Sementara. Bersyarat. Dokter. Dokter Gigi. WNA. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI SEMENTARA DAN

Lebih terperinci

SERI PANDUAN SDM TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR UNTUK PEGAWAI TETAP

SERI PANDUAN SDM TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR UNTUK PEGAWAI TETAP SERI PANDUAN SDM TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR UNTUK PEGAWAI TETAP DIREKTORAT SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS INDONESIA 2016 Pendahuluan Panduan Tugas Belajar dan Izin Belajar ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

1/1/2017 PANDUAN PMB ONLINE http://pmbpasca.isi.ac.id/ PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA Waktu Pendaftaran dan Seleksi Penerimaan Program Magister Beasiswa BUDI DN Mandiri Waktu Pendaftaran

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut:

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut: PERATURAN AKADEMIK Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut: PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS JAMBI BAB I KETENTUAN

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) Faks. (0283) Kode Pos 52123

SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) Faks. (0283) Kode Pos 52123 PEMERINTAH KOTA TEGAL SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) 355137 Faks. (0283) 353673 Kode Pos 52123 Tegal, 25 Januari 2011 Kepada Yth. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah di

Lebih terperinci

KERJA PRAKTIK. 2. ACUAN NORMATIF Panduan ini disusun dengan mengacu pada : 1. Kurikulum Program Studi Fakultas MIPA Unlam tahun 2007.

KERJA PRAKTIK. 2. ACUAN NORMATIF Panduan ini disusun dengan mengacu pada : 1. Kurikulum Program Studi Fakultas MIPA Unlam tahun 2007. PENDAHULUAN Untuk memenuhi dan menjawab tantangan pasar kerja serta menyiapkan mahasiswa akrab dan mengetahui seluk beluk dunia kerja, maka Fakultas MIPA UNLAM melakukan pembinaan terhadap mahasiswa melalui

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.721, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Tugas Belajar. PNS. SDM. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR

Lebih terperinci

Dengan ini mengajukan permohonan rekomendasi untuk memperoleh Beasiswa Afirmasi Tahun anggaran 2015 kategori : DOSEN

Dengan ini mengajukan permohonan rekomendasi untuk memperoleh Beasiswa Afirmasi Tahun anggaran 2015 kategori : DOSEN Perihal : Permohonan Rekomendasi Beasiswa Afirmasi Makassar, 2015 Kepada Yang Terhormat, Ibu Koordinator Kopertis Wilayah IX di T e m p a t Assalamu alaikum Wr, Wb. Dengan hormat, yang bertanda tangan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA

Lebih terperinci

PANDUAN PENGAJUAN USULAN PROGRAM PENULISAN BUKU TEKS PERGURUAN TINGGI TAHUN 2011

PANDUAN PENGAJUAN USULAN PROGRAM PENULISAN BUKU TEKS PERGURUAN TINGGI TAHUN 2011 PANDUAN PENGAJUAN USULAN PROGRAM PENULISAN BUKU TEKS PERGURUAN TINGGI TAHUN 2011 Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 2011 PANDUAN PENGAJUAN USULAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2016

UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2016 PANDUAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM PROFESI DAN PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas calon mahasiswa (input) sangat mempengaruhi kualitas lulusan

Lebih terperinci

DATA STASTISTIK PDLN TAHUN

DATA STASTISTIK PDLN TAHUN DATA STASTISTIK PDLN TAHUN 2013-2016 50,000 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 Total Surat Biaya APBN Biaya Non APBN Jumlah Orang 15,000 10,000 5,000 0 1 2 3 4 1. Tahun 2013 2. Tahun 2014 3. Tahun

Lebih terperinci

Pedoman Beasiswa PasTi

Pedoman Beasiswa PasTi Pedoman Beasiswa PasTi (Beasiswa Pascasarjana Tenaga Kependidikan Berprestasi) Direktorat Kualifikasi Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG BEASISWA UNGGULAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG BEASISWA UNGGULAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG BEASISWA UNGGULAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka penyiapan insan Indonesia

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENINGKATAN KUALIFIKASI S2 BAGI PENGAWAS SEKOLAH / CALON PENGAWAS PENDIDIKAN MENENGAH

PEDOMAN PENINGKATAN KUALIFIKASI S2 BAGI PENGAWAS SEKOLAH / CALON PENGAWAS PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN PENINGKATAN KUALIFIKASI S2 BAGI PENGAWAS SEKOLAH / CALON PENGAWAS PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

Pengumuman CPNS Setkab 2008 IV Jumat, 19 Desember 2008

Pengumuman CPNS Setkab 2008 IV Jumat, 19 Desember 2008 Pengumuman CPNS Setkab 2008 IV Jumat, 19 Desember 2008 Sekretariat Negara Republik Indonesia PENGUMUMAN NOMOR : P. 958/SETKAB/DA/XII/2008 Berdasarkan hasil seleksi akhir penyaringan Calon Pegawai Negeri

Lebih terperinci