BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian ini"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian ini melalui tahapan-tahapan yang ada pada metode eksperimen. 4.1 Hasil Pengumpulan Data dan Analisis Sistem Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan kurang optimalnya penilaiani dan memilihn supplier baik dari segi kualitas maupun dari segi waktu. Hal ini menyebabkan kurang optimalnya pengadaan barang. Memilihn dan evaluasi masing-masing supplier dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh Departemen Pengadaan dan Kontrak. Evaluasi supplier ini bertujuan untuk memperoleh rekanan yang mampu memenuhi kebutuhan perusahaan sesuai dengann standar mutu yang ditetapkan CV. Q-Mart. Evaluasi ini menjadi wewenang dan tanggung jawab Departemen Pengadaan dan Kontrak, sehingga sistem pengadaan barang dapat terjaga dan mampu memenuhi target. untuk memilihn supplier departemen pengadaan dan kontrak melakukan evaliasi terlebih dahulu terhadap semua supplier, kemudian setelah itu hasil dari evaluasi tersebut disesuaikan dengann kriteria-kriteria dalam memilihn supplier yang telah ditetapkan oleh CV. Q-Mart. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, didapatkan data syaratsyarat utama yang menjadi kriteria dalam memilihn supplier yakni:

2 1. Kualitas Barang 2. Harga Barang 3. Pengiriman Barang 4. Return 5. Layanan Pengaduan 6. Jalur/Fasilitas pengiriman. Pada analisis sistem dalam penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahapan yakni analisis siste manual, analisis permasalahan, analisis kebutuhan sistem pendukung keputusan Analisis Sistem Manual Memilihn supplier untuk dijadikan prioritas dalam mensupplier barang jenis tertentu dilakukan selama enam bulan sekali atau selama masa berlaku MoU. Pada saat memilih supplier dilakukan evaliasi terlebih dahulu terhadap semua supplier, kemudian setelah itu hasil dari evaluasi tersebut disesuaikan dengann kriteria-kriteria dalam memilihn supplier. Pada proses memilihn supplier masih dilakukan secara manual, dilihat berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh pihak CV. Q-Mart, terkadang dalam memilih supplier, ada data supplier yang saling mempengaruhi antara suplier satu dengann supplier yang lainnya. Sehingga pihak CV. Q-Mart mengalami kesulitan untuk membedakan hal tersebut. Data hasil evaluasi dan

3 memilihn supplier akan menjadi data sebagai evaluasi CV. Q-Mart dan menjadi data pertimbangan ketika akan melakukan MoU dengann supplier Bagan Alir Sistem Yang Sedang Berjalan Mulai Mengumpulkan data supplier Evaluasi data awal Menyesuaikan data supplier dengann data kriteria Mengefaluasi kinerja dan meyeleksi supplier Hasil evaluasi, supplier terpilih. selesai Gambar 4.1 Bagan Alir Sistem Berjalan

4 Analisis Permasalahan Dari hasil peneltian yang telah peneliti lakukan, didapatkan proses memilihn supplier kurang optimal, baik dari segi hasil maupun dari segi waktu, disebabkan proses peilihan supplier masih dilakukan secara manual dan pennanggulangan yang dilakukan dengann menggunakan beberapa cara yang ada masih dirasakan belum optimal pula. Metode AHP merupakan metode yang baik digunakan untuk memilihn Supplier karena bersifat multikriteria. Untuk itulah digunakan metode AHP yang dapat digunakan untuk proses memilihn supplier melalui perhitungan yang membandingan kriteria sesuai dengann tingkat kepetingannya. Sehingga mendapatkan solusi terbaik sebagai masukan dalam pengambilan keputusan. Dengann adanya masalah yang ditemui oleh peneliti maka dibangun sebuah sistem pendukung keputusan menggunakan metode AHP untuk memilih supplier. Dalam memilihn supplier akan digunakan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh CV. Q-Mart. Selain itu, dalam menyelesaikan masalah tersebut diatas tentunya dibutuhkan data-data seperti sub kriteria dan sub-sub kriteria yang dapat mendukung proses memilihn supplier agar lebih baik. Kemudian kriteria, su kriteria dan sub-sub kriteria tersebut diisi dengann skala penilaian yang sesuai dengann kenyataan di lapangan. Adapun data-data baru tersebut sebagai mana terlihat pada tabel 4.1.

5 Tabel 4.1., Sub dan Sub-Sub Kualiatas Barang Harga Barang Pengiriman Barang Return Layanan Pengaduan Jalur dan Fasilitas Pengiriman Ketahanan Barang Mutu Produk Kesesuaian Harga Diskon Sub Ketentuan Pembayaran Kelancaran Pengiriman Waktu Pengiriman Jumlah Pengiriman Kemudahan Menanggapi Produk Cacat Kecepatan Menanggapi Produk Cacat Kemudagan dihubungi Kecepatan Menanggapi Permintaan Kemudahan Perubahan Jalur Pengiriman Kemudahan Perubahan Waktu Pengiriman Sub-Sub Baik Kurang baik Tidak baik bermutu Kurang bermutu Tidak bermutu sesuai tidak sesuai 7% 6% 5% lansung tidak lansung Lancar tidak lancar 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari seluruh Sebagian mudah tidak mudah Cepat lambat mudah Sulit Cepat lambat mudah Sulit mudah Sulit

6 Nilai berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing sub-sub kriteria. dengann ketentuan kepentingan akan diurutkan berdasarkan prioritas dari setiap sub-sub criteria yang di tetapkan, dan dengan ketentuan angka sebagai berikut: 1 = sangat rendah 2 = rendah 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik Analisis Kebutuhan Sistem Dalam pembuatan sistem langka pertama menentukan software-software yang akan digunakan. Adapun software yang digunakan diantaranya yaitu sistem operasi, web browser, web server, html editor, database server dan lain-lain. Dari beberapa software yang disebut diatas maka yang digunakan untuk membangun web site ini adalah. 1. Browser Browser adalah software yang menghubungkan client dan server, sebagai pintu masuk ke semua situs web yang ada di server. Dalam pembuatan situs digunakan Mozilla Firefox 22.0 dan situs web yang dibuat telah berjalan dengann baik pada browser tersebut. 2. Program Aplikasi Program aplikasi yang digunakan pengetikan kode sumber (Source Code) dan untuk merancang desain web adalah AdobeDreamweaver yang menyediakan kemampuan profesional untuk tiap-tiap aspek atau pengarah

7 pengembangan web, menggabungkan semuanya dalam satu paket. Membangun website dengann menciptakan isi yang interaktif. 3. Sistem Operasi Sistem operasi yang digunakan pada saat merancang desain tersebut dan yang digunakan untuk mengeksekusi rancangan adalah Windows Database Server Merupakan penampung data pada saat pengolaha data Sistem Pendukung Keputusan. Dalam hal ini digunakan MySQL. MySQL merupakan database server yang paling populer saat ini dalam membangun website yang dinamis. 5. Script language Bahasa pemrograman yang digunakan untuk menulis skrip-skrip dalam pembuatan web, dalam hal ini menggunakan PHP sebagai bahasa standar yang digunakan untuk mengakses database. 6. Web Server World wide web server adalah serverinternet mampu melayani koneksi transfer data dalam protokol HTTP, dalam hal ini menggunakan Xampp Version. 7. Desain Gambar Adobe PhotoshopCS3 mendukung proses penyuntingan dan pewarnaan gambar ataupun foto yang dipakai pada desain web yang dirancang.

8 Eksperimen Analisis Pemecahan Masalah Dengann Metode AHP Dalam menentukan prioritas kriteria pada metode AHP dapat dilakukan dengann langkah. a) Menentukan Prioritas. 1. Menentukan kriteria yang akan digunakan, dalam objek penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada CV. Q-Mart yang menggunakan kriteria dalam memilihn supplier untuk dijadikan partner yang utama dalam pengadaan barang terdiri dari 6 kriteria, yaitu C1 C2 C3 C4 C5 C6 Kualitas barang Harga barang Pengiriman barang Return Layanan pengaduan Jalur dan fasilitas pengiriman 2. Mengisi nilai masing-masing kriteria pada matriks berpasangan. Cara mengisi masing-masing kriteria pada matriks,. a. Matriks a[i,j] = 1. b. Matriks segitiga atas sebagai nilai input. c. Matriks segitiga bawah mempunyai rumus a i, j = 1 a[i,j ] Untuk i j d. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks Untuk mengisi kriteria-kriteria diperlukan analisis perbandingan berpasangan sesuai kriteria yang diberikan seperti terlihat pada tabel 4.2.

9 Tabel 4.2 Matrks Berpasangan Utama C1 C2 C3 C4 C5 C6 C C C C C C Jumlah Nilai berwarna merah merupakan nilai inputan. Setelah dimasukkan data pada tabel 4.2, maka tahap selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing kriteria perbandingan berpasangan dan menjumlahkan masing-masing kriteria secara perkolom seperti pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Matriks Hasil Bagi Nilai Perbandingan Berpasangan C1 C2 C3 C4 C5 C6 C C C C C C Jumlah Langkah selanjutnya membagi setiap elemen pada kolom dengann jumlah per kolom yang sesuai. Dari nilai-nilai elemen matriks tabel 4.3 dan jumlah masing-masing kolom diatas maka dapat dihitung matriks normalisasi dengann cara membagi setiap elemen pada kolom dengann jumlah per kolom yang sesuai,.. Kolom baris 1 = Nilai matrix perbandingan kriteria baris 1 kolom 1 Jumlah Kolom 1 =

10 Tabel 4.4 Hasil Matriks Nilai Jumlah Prioritas C1 C2 C3 C4 C5 C6 Baris C C C C C C Setelah matriks nilai kriteria didapatkan, langkah selanjutnya menjumlahkan tiap baris pada matriks tersebut. Jumlah masing-masing baris dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Matriks Penjumlahan Tiap Baris C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah Baris C C C C C C Kemudian jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 4.5 dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria seperti pada tabel 4.6.

11 Tabel 4.6 Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah Perbaris Prioritas Jumlah Hasil C C C C C C Jumlah Total 7.14 Lamda Max 1.19 Nilai total pada table diatas diperoleh dari penjumlahan semua nilai hasil kriteria, sedangkan lamda max diperoleh dari nilai Total dibagi banyaknya kriteria yang ada yakni 5 kriteria. Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI (Lamda max - n) / n / Setelah mendapatkan nilai CI, selanjutnya mencari nilai CR, Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2 x 2 adalah seperti. CR CI / IR /

12 Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak. b) Menentukan Prioritas Sub. Untuk menghitung sub kriteria dilakukan terhadap semua kriteria utama. Terdapat 6 kriteria utama yang berarti akan ada 6 proses perhitungan prioritas subkriteria. Adapun matriks perhitungan sub kriteria. 1. C1 = Kualitas barang Untuk menghitung matrisk kualitas barang dapat dilakukan dengann beberapa langkah Membuat matriks perbandingan berpasangan, seperti pada tabel 4.7 Tabel 4.7 Matriks Nilai Perbandingan Berpasangan C1 ketahanan barang mutu produk ketahanan barang mutu produk Jumlah Langkah selanjutnya membagi setiap elemen pada kolom dengann jumlah per kolom yang sesuai. Dari nilai-nilai elemen matriks tabel 4.6 dan jumlah masing-masing kolom diatas maka dapat dihitung matriks normalisasi dengann cara membagi setiap elemen pada kolom dengann jumlah per kolom yang sesuai, seperti pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Matriks Nilai kriteria C1 ketahanan barang ketahanan barang mutu produk mutu produk Jumlah Prioritas Prioritas Sub

13 Langkah selanjutnya mejumlahkan baris yang dihasilkan pada tabel 4.8 nilai prioritas masing-masing kriteria seperti pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Matriks Penjumlahan Setiap Baris C1 ketahanan barang mutu produk Jumlah Baris ketahanan barang mutu produk Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil, seperti pada tabel Tabel 4.10 Perhitungan Rasio Konsistensi C1 Jumlah Baris Prioritas Hasil ketahanan barang mutu produk Total 3.00 Lamda Max 1.50 Nilai total pada tabel 4.9 diperoleh dari menjumlakan nilai hasil secara keseluruhan dan nilai lamda maksimal diperoleh dari nilai jumlah total dibagi dengann banyaknya kriteria yang digunakan yakni 2 kriteria. Selanjutnya mencari nilai Consistency Index dan nilai Consistemcy Ratio sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CI (Lamda max - n) / n /

14 adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2 x 2 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak. 2. C2 = Harga barang ` Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria harga barang adalah. Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan. Sama halnya dengann yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. Seperti pada tabel Tabel 4.11 Matriks Perbandingan Berpasangan C2 kesesuaian ketentuan diskon harga pembayaran kesesuaian harga diskon ketentuan pembayaran Jumlah Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.12.

15 Tabel 4.12 Matriks Nilai C2 kesesuaian harga diskon ketentuan pembayaran Jumlah Prioritas Prioritas Sub kesesuaian harga diskon ketentuan pembayaran Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel Tabel 4.13 Matriks Penjumlahan Setiap Baris kesesuaian ketentuan Jumlah C2 diskon harga pembayaran Baris kesesuaian harga diskon ketentuan pembayaran Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel Tabel 4.14 Perhitungan Rasio Konsistensi C2 Jumlah Baris Prioritas Hasil kesesuaian harga diskon ketentuan pembayaran Total 4.06 Lamda Max 1.35

16 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CI (Lamda max - n) / n / adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 3x3 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak. 3. C3 = Pengiriman barang Untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria pengiriman barang yaitu dengann membuat matriks perbandingan berpasangan. Sama halnya dengann yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. Seperti pada tabel 4.15.

17 Tabel 4.15 Matriks Perbandingan Berpasangan C3 kelancaran pengiriman waktu pengiriman Jumlah Pengiriman kelancaran pengiriman waktu pengiriman jumlah pengiriman Jumlah Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas subkriteria. Seperti pada tabel Tabel 4.16 Matriks Nilai C3 kelancaran pengiriman waktu pengiriman jumlah pengiriman kelancaran pengiriman waktu pengiriman Jumlah Pengiriman Jumlah Prioritas Prioritas Sub Setelah membuat matriks nilai krteria, langkah selanjutnya yaitu menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel Tabel 4.17 Matriks Penjumlahan Tiap Baris C3 kelancaran pengiriman waktu pengiriman jumlah pengiriman kelancaran pengiriman waktu pengiriman Jumlah Pengiriman Jumlah Baris

18 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil. Tabel 4.18 Perhitungan Rasio Konsistensi C3 Jumlah Baris Prioritas Hasil kelancaran pengiriman waktu pengiriman jumlah pengiriman Total 4.06 Lamda Max 1.35 Nilai total pada tabel 4.18 diperoleh dari menjumlakan nilai hasil secara keseluruhan dan nilai lamda maksimal diperoleh dari nilai jumlah total dibagi dengann n (3) banyaknya kriteria yang digunakan. Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Seperti. CI (Lamda max - n) / n / Selanjutnya mencari nilai CR. Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 3x3 adalah CR CI / IR / Nilai Consistemcy Ratio (CR) diterima jika <=0.1, jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak.

19 4. C4 = Return Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria return adalah. Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan. Sama halnya dengann yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. seperti pada tabel Tabel 4.19 Matriks Perbandingan Berpasangan C4 kemudahan menanggapi produk cacat kecepatan menanggapi produk cacat kemudahan menanggapi produk cacat kecepatan menanggapi produk cacat Jumlah Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel Table 4.20 Matriks Nilai C4 kemudahan menanggapi produk cacat kecepatan menanggapi produk cacat kemudahan menanggapi produk cacat kecepatan menanggapi produk cacat Jumlah Prioritas Prioritas Sub Setelah membuat matriks nilai krteria, langkah ketiga yaitu menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann

20 mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. seperti pada tabel Tabel 4.21 Matriks Penjumlahan Setiap Baris C4 kemudahan menanggapi produk cacat kecepatan menanggapi produk cacat kemudahan menanggapi produk cacat kecepatan menanggapi produk cacat Jumlah Baris Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel Tabel 4.22 Perhitungan Rasio Konsistensi C4 Jumlah Baris Prioritas Jumlah Hasil kemudahan menanggapi produk cacat kecepatan menanggapi produk cacat Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CI (Lamda max - n) / n /

21 adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak. 5. C5 = Layanan pengaduan Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria layanan pengaduan yaitu dengann membuat matriks perbandingan berpasangan. Seperti pada tabel Tabel 4.23 Matriks Perbandingan Berpasangan kemudahan di C5 hubungi kemudahan di hubungi kecepatan menanggapi permintaan kecepatan menanggapi permintaan Jumlah Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel Tabel 4.24 Matriks Nilai C5 kemudahan di hubungi kecepatan menanggapi permintaan kemudahan di hubungi kecepatan menanggapi permintaan Jumlah Prioritas Prioritas Sub

22 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel Tabel 4.25 Matriks Penjumlahan Setiap Baris C5 kemudahan di hubungi kecepatan menanggapi permintaan kemudahan di hubungi kecepatan menanggapi permintaan Jumlah Baris Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.26 Tabel 4.26 Perhitungan Rasio Konsistensi C5 Jumlah Perbaris Prioritas Jumlah Hasil kemudahan di hubungi kecepatan menanggapi permintaan Jumlah Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n

23 CI (Lamda max - n) / n / adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR / C6 = Jalur dan fasilitas pengiriman Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria jalur dan fasilitas pengiriman yaitu dengann membuat matriks perbandingan berpasangan. Seperti pada tabel Tabel 4.27 Matriks Perbandingan Berpasangan C6 kemudahan perubahan jalur pengiriman kemudahan perubahan waktu pengiriman kemudahan perubahan jalur pengiriman kemudahan perubahan waktu pengiriman Jumlah Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.28.

24 Tabel 4.28 Matriks Nilai C6 kemudahan perubahan jalur pengiriman kemudahan perubahan waktu pengiriman kemudahan perubahan jalur pengiriman kemudahan perubahan waktu pengiriman Jumlah Prioritas Prioritas Sub Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.29 Tabel 4.29 Matriks Penjumlahan Setiap Baris C6 kemudahan perubahan jalur pengiriman kemudahan perubahan waktu pengiriman kemudahan perubahan jalur pengiriman kemudahan perubahan waktu pengiriman Jumla h Baris Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.30.

25 Tabel 4.30 Perhitungan Rasio Konsistensi C6 Jumlah Baris Prioritas kemudahan perubahan jalur pengiriman kemudahan perubahan waktu pengiriman Jumlah Hasil Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CI (Lamda max - n) / n / x2 adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak.

26 c) Menentukan Prioritas Sub-Sub. Dalam hal ini untuk menentukan prioritas sub-sub kriteria, maka hasur membuat semua matrik sub-sub kriteria tersebut berdasarkan sub-sub kriteria yang paling awal. Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat pada langkah-langkah. 1. CA = Ketahanan Barang Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan. seperti yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. Seperti pada tabel Tabel 4.31 Matriks Perbandingan Berpasangan CA Baik Kurang Baik Tidak Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Jumlah Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel Tabel 4.32 Matriks Nilai CA Baik Kurang Baik Tidak Baik Jumlah Prioritas Prioritas Sub Baik Kurang Baik Tidak Baik Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann

27 mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel Tabel 4.33 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kurang Jumlah CA Baik Tidak Baik Baik Baris Baik Kurang Baik Tidak Baik Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel Tabel 4.34 Perhitungan Rasio Konsistensi CA Jumlah Baris Prioritas Hasil Baik Kurang Baik Tidak Baik Total 4.06 Lamda Max 1.35 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CA (Lamda max - n) / n /

28 adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 3x3 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak. 2. CB = Mutu Produk Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan. Sama halnya dengann yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. Seperti pada tabel Tabel 4.35 Matriks Perbandingan Berpasangan CB Bermutu Kurang Bermutu Tidak Bermutu Bermutu Kurang Bermutu Tidak Bermutu Jumlah Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel 4.36.

29 Tabel 4.36 Matriks Nilai CB Bermut u Kurang Bermutu Tidak Bermut u Jumla h Priorita s Prioritas Sub Bermutu Kurang Bermutu Tidak Bermutu Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel Tabel 4.37 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CB Bermutu Kurang Tidak Jumlah Bermutu Bermutu Baris Bermutu Kurang Bermutu Tidak Bermutu Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.38.

30 Tabel 4.38 Perhitungan Rasio Konsistensi CB Jumlah Prioritas Baris Hasil Bermutu Kurang Bermutu Tidak Bermutu Total 4.06 Lamda Max 1.35 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CB (Lamda max - n) / n / adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 3x3 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak. 3. CC = Kesesuaian Harga Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel 4.39.

31 Tabel 4.39 Matriks Perbandingan Berpasangan CC Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Jumlah Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel Tabel 4.40 Matriks Nilai Prioritas CC Sesuai Tidak Sesuai Jumlah Prioritas Sub Sesuai Tidak Sesuai Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel Tabel 4.41 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CC Sesuai Tidak Sesuai Jumlah Baris Sesuai Tidak Sesuai Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.42.

32 Tabel 4.42 Perhitungan Rasio Konsistensi CC Jumlah Baris Prioritas Hasil Sesuai Tidak Sesuai Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CC (Lamda max - n) / n / adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak. 4. CD = Diskon Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel 4.43.

33 Tabel 4.43 Matriks Perbandingan Berpasangan CD Tujuh % Enam % Lima % Tujuh % Enam % Lima % Jumlah Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel Tabel 4.44 Matriks Prioritas Tujuh Prioritas CD Enam % Lima % Jumlah Prioritas % Sub Tujuh % Enam % Lima % Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel Tabel 4.45 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CD Tujuh % Enam % Lima % Jumlah Baris Tujuh % Enam % Lima % Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.46.

34 Tabel 4.46 Perhitungan Rasio Konsistensi CD Jumlah Baris Prioritas Hasil Tujuh % Enam % Lima % Total 4.06 Lamda Max 1.35 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CD (Lamda max - n) / N / adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 3x3 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak.

35 5. CE = Ketentuan Pembayaran Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan. Sama halnya dengann yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. Seperti pada tabel Tabel 4.47 Matriks Perbandingan Berpasangan CE Langsung Tidak Langsung Langsung Tidak Langsung Jumlah Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel Tabel 4.48 Matriks Nilai Langsun Tidak Priorita Prioritas Sub CE g Langsung Jumlah s Langsung Tidak Langsung Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel Tabel 4.49 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CE Langsung Tidak Jumlah Langsung Baris Langsung Tidak Langsung

36 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel Tabel 4.50 Perhitungan Rasio Konsistensi CE Jumlah Prioritas Baris Hasil Langsung Tidak Langsung Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. adalah CI = (Lamda max n) n CE (Lamda max - n) / n / Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima.

37 6. CF = Kesesuaian Harga Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan. Sama halnya dengann yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. Seperti pada tabel Tabel 4.51 Matriks Perbandingan Berpasangan CF Lancar Tidak Lancar Lancar Tidak Lancar Jumlah Selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel Tabel 4.52 Matriks Nilai CF Lancar Tidak Lancar Jumlah Prioritas Prioritas Sub Lancar Tidak Lancar Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel Tabel 4.53 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CF Lancar Tidak Lancar Jumlah Baris Lancar Tidak Lancar

38 Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel Tabel 4.54 Perhitungan Rasio Konsistensi CF Jumlah Baris Prioritas Hasil Lancar Tidak Lancar Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CE (Lamda max - n) / N / adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka diterima. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka CR ditolak.

39 7. CG = Waktu Pengiriman Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel Tabel 4.55 Matriks Perbandingan Berpasangan CG 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari 3 Hari Hari Hari Hari Hari Jumlah Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel Tabel 4.56 Matriks Nilai 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari Prioritas Sub CG Jumlah Baris Prioritas 3 Hari Hari Hari Hari Hari Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.57.

40 Tabel 4.57 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CG 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari Jumlah Baris 3 Hari Hari Hari Hari Hari Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel Tabel 4.58 Perhitungan Rasio Konsistensi CG Jumlah Baris Prioritas Jumlah Hasil 3 Hari Hari Hari Hari Hari Total 6.37 Lamda Max 1.27 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI = (Lamda max n) n CG (Lamda max - n) / n /

41 adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 5x5 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima. 8. CH = Jumlah Pengiriman Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel Tabel 4.59 Matriks Perbandingan Berpasangan CH Seluruh Sebagian Seluruh Sebagian Jumlah Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel Tabel 4.60 Matriks Nilai CH Seluruh Sebagian Jumlah Prioritas Prioritas Sub Seluruh Sebagian Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann

42 mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.61 Tabel 4.59 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CH Seluruh Sebagian Jumlah Baris Seluruh Sebagian Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel Tabel 4.62 Perhitungan Rasio Konsistensi CH Jumlah Baris Prioritas Hasil Seluruh Sebagian Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CH (Lamda max - n) / n / adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2

43 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima 9. CI = Kemudahan Menaggapi Produk Cacat Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan. Sama halnya dengann yang dilakukan pada matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan kriteria utama. Seperti pada tabel Tabel 4.63 Matriks Perbandingan Berpasangan CI Mudah Sulit Mudah Tidak Mudah Jumlah Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel Tabel 4.64 Matriks Nilai CI Mudah Sulit Jumlah Prioritas Prioritas Sub Mudah Sulit Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann

44 mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel Tabel 4.65 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CI Mudah Sulit Jumlah Baris Mudah Sulit Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel Tabel 4.66 Perhitungan Rasio Konsistensi CI Jumlah Baris Prioritas Hasil Mudah Sulit Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CI (Lamda max - n) / n / adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima

45 10. CJ = Kecepatan Menanggapi Produk Cacat Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel Tabel 4.67 Matriks Perbandingan Berpasangan CJ Cepat Lambat Cepat Lambat Jumlah Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel Tabel 4.68 Matriks Nilai CJ Cepat Lambat Jumlah Prioritas Prioritas Sub Cepat Lambat Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel Tabel 4.69 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CJ Cepat Lambat Jumlah Baris Cepat Lambat Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel 4.70.

46 Tabel 4.70 Perhitungan Rasio Konsistensi CJ Jumlah Baris Prioritas Hasil Cepat Lambat Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CJ (Lamda max - n) / n / adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima. 11. CK = Kemudahan Dihubungi Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel Tabel 4.71 Matriks Perbandingan Berpasangan CK Mudah Sulit Mudah Sulit Jumlah

47 Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel Tabel 4.72 Matriks Nilai Prioritas Sub CK Mudah Sulit Jumlah Prioritas Mudah Sulit Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel Tabel 4.73 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CK Mudah Sulit Jumlah Baris Mudah Sulit Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel Tabel 4.74 Perhitungan Rasio Konsistensi CK Jumlah Baris Prioritas Hasil Mudah Sulit Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah.

48 CK (Lamda max - n) / N / 2.00 adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima. 12. CL = Kecepatan Menanggapi Permintaan Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel Tabel 4.75 Matriks Perbandingan Berpasangan CJ Cepat Lambat Cepat Lambat Jumlah Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel Tabel 4.76 Matriks Nilai CJ Cepat Lambat Jumlah Prioritas Prioritas Sub Cepat Lambat

49 Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel Tabel 4.77 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CJ Cepat Lambat Jumlah Baris Cepat Lambat Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel Tabel 4.78 Perhitungan Rasio Konsistensi CJ Jumlah Prioritas Baris Hasil Cepat Lambat Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CJ (Lamda max - n) / n /

50 adalah 0.00 Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima. 13. CM = Kemudahan Perubahan Jalur Pengiriman Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel Tabel 4.79 Matriks Perbandingan Berpasangan CM Mudah Sulit Mudah Sulit Jumlah Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel Tabel 4.80 Matriks Nilai CM Mudah Sulit Mudah Sulit Jumlah Prioritas Prioritas Sub Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann

51 mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel Tabel 4.81 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CM Mudah Sulit Jumlah Baris Mudah Sulit Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel Tabel 4.82 Perhitungan Rasio Konsistensi CM Jumlah Baris Prioritas Hasil Mudah Sulit Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CK (Lamda max - n) / N / adalah 0.00 Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2

52 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima. 14. CN = Kemudahan Perubahan Waktu Pengiriman Langkah pertama yaitu membuat matriks perbandingan berpasangan seperti pada tabel Tabel 4.83 Matriks Perbandingan Berpasangan CM Mudah Sulit Mudah Sulit Jumlah Langkah selanjutnya membuat matriks nilai kriteria sekaligus menentukan prioritas kriteria dan prioritas sub kriteria. Seperti pada tabel Tabel 4.84 Matriks Nilai CM Cepat Lambat Jumlah Prioritas Prioritas Sub Cepat Lambat Setelah membuat matriks nilai krteria, selanjutnya menentukan matriks penjumlahan setiap baris. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas. Seperti pada tabel 4.85.

53 Tabel 4.85 Matriks Penjumlahan Setiap Baris CM Cepat Lambat Jumlah Baris Cepat Lambat Langkah selanjutnya yaitu nilai jumlah baris dijumlahkan dengann nilai prioritas masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai hasil seperti pada tabel Tabel 4.86 Perhitungan Rasio Konsistensi CM Jumlah Prioritas Baris Hasil Cepat Lambat Total 3.00 Lamda Max 1.50 Selanjutnya mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR) sesuai dengann rumus yang ada pada metode AHP. Hasilnya adalah. CK (Lamda max - n) / n / adalah Untuk nilai IR diperoleh dari tabel Index Random dengann matrik 2x2 CR CI / IR / Karena nilai Consistemcy Ratio (CR) 0.1, maka CR diterima.

54 d) Menghitung Matriks Hasil Untuk menhitung matriks hasil dapat dilakukan dengan beberapa langkah Utama Nilai pada tabel kriteria utama diperoleh dari nilai prioritas kriteria pada tabel 4.4. seperti pada tabel Tabel 4.87 Nilai Prioritas Utama kriteria utama C1 C2 C3 C4 C5 C6 Nilai Sub Nilai pada tabel sub kriteria diperoleh dari nilai prioritas sub kriteria pada tiap-tiap tabel sub kriteria. Untuk lebih jelasnya dapat dilihap pada tabel Tabel 4.88 Nilai Prioritas Sub Sub C1 C2 C3 C4 C5 C Nilai Sub-Sub Langkah selanjutnya yaitum menentukan nilai pada sub-sub kriteria, untuk nilai pada tiap-tiap baris, diperoleh dari nilai prioritas pada tabel sub-sub kriteria, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.89.

55 Tabel 4.89 Nilai Prioritas Sub-Sub Sub-Sub CA CC CF CI CK CM Baik Sesuai Lancar Mudah Mudah Mudah Kurang Baik Tidak Sesuai Tidak Lancar Tidak Mudah Sulit Sulit Tidak Baik 0.11 CB CD CG CJ CL CN Bermutu Tujuh % 3 Hari Cepat Cepat Mudah Kurang Bermutu Enam % 4 Hari Lambat Lambat Sulit Tidak Bermutu Lima % 5 Hari CE Langsung 6 Hari Hari 0.03 CH Seluruh Tidak Langsung setengah

56 Permisalan Untuk Memilihn Tiga Supplier Jenis Barang Kue PIA Untuk menerapkan nilai pada tabel 4.87, tabel 4.86 dan tabel 4.89 dalam memilihn supplier dapat dilihat pada tabel Tabel 4.90 Simulasi Untuk Memilihn Tiga Supplier Jenis Kue Pia Alternati f Cafesera PIA Cemerlan g PIA Ceria PIA Edi PIA Sengkang Extra PIA kualitas barang (C1) Ketahana n barang baik baik baik baik baik mutu produk bermut u bermut u bermut u bermut u bermut u kesesuaia n harga Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Harga Barang (C2) Pengiriman Barang (C3) Retur (C4) disko n lima % enam % tujuh % enam % lima % ketentuan pembayara n kelancara n pengirima n waktu pengirima n jumlah pengirima n kemudaha n menangga pi roduk cacat kecepata menangga pi produk cacat Layanan Pengaduan (C5) kemudaha n dihubungi kecepatan menangga pi permintaa n Jalur dan Fasilitas Pengiriman (C6) kemudaha n perubaha n jalur pengirima n kemudaha n perubaha n waktu pengirima n langsung lancar 3 hari seluruh mudah lambat mudah cepat mudah mudah langsung lancar 3 hari seluruh mudah cepat mudah cepat mudah mudah langsung lancar 3 hari seluruh mudah cepat sulit cepat mudah mudah langsung lancar 3 hari seluruh mudah cepat mudah cepat mudah mudah langsung lancar 3 hari seluruh mudah cepat mudah cepat mudah mudah

PENERAPAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MEMILIH SUPPLIER Rudin Himu 1, Arip Mulyanto 2, Dian Novian 3 S1 Sistem Informasi /

PENERAPAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MEMILIH SUPPLIER Rudin Himu 1, Arip Mulyanto 2, Dian Novian 3 S1 Sistem Informasi / PENERAPAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MEMILIH SUPPLIER Rudin Himu 1, Arip Mulyanto 2, Dian Novian 3 S1 Sistem Informasi / Informatika Intisari Penelitian ini akan menerapkan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diuraikan pada bab sebelumnya, maka yang menjadi objek penelitian adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diuraikan pada bab sebelumnya, maka yang menjadi objek penelitian adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka yang menjadi objek penelitian adalah Sistem Pendukung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian tersebut yaitu melakukan uraian hasil metode Analytical Hierarchy Proses (AHP) dan Simple Additive

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE AHP PADA TRANSAKSI JUAL-BELI DI JEJARING KOMUNITAS PECINTA REPTIL

PENERAPAN METODE AHP PADA TRANSAKSI JUAL-BELI DI JEJARING KOMUNITAS PECINTA REPTIL PENERAPAN METODE AHP PADA TRANSAKSI JUAL-BELI DI JEJARING KOMUNITAS PECINTA REPTIL Putra Prima Naufal 1, Wiratmoko Yuwono, S.T 2,Edi Satriyanto,S.Si, M.Si 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Organisasi 1. Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Secara umum gambaran pendidikan saat ini di Kabupaten Bone Bolango yaitu sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Analisa terhadap sistem yang sedang berjalan adalah suatu kegiatan untuk mempelajari interaksi sistem yang terdiri atas pelaku proses dalam sistem, prosedur, dan data serta informasi

Lebih terperinci

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal METODE AHP INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit. Intro analytical

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan didistribusikan kepada para pemakai.

BAB II LANDASAN TEORI. dan didistribusikan kepada para pemakai. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Didalam bukunya, Abdul Kadir (2014) mendefinisikan arti sistem informasi menurut pendapat ahli. Menurut Haal didalam buku karangan Abdul Kadir (2014), definisi

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Haditsah Annur haditsah@gmail.com Universitas Ichsan Gorontalo Abstrak Penempatan bidan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian akan dilakukan di instansi wilayah kecamatan Margorejo Kab.PATI tepatnya pada Unit Pengelola Program Keluarga Harapan (UPPKH) yang merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem pendukung keputusan pemberian cuti pegawai dengan metode AHP dengan menggunakan bahasa pemogram Microsoft Visual Basic.Net

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. : Multi sistem operasi, bisa Windows, Linux, Mac OS, maupun Solaris

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. : Multi sistem operasi, bisa Windows, Linux, Mac OS, maupun Solaris BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 XAMPP XAMPP merupakan singkatan dari : X A M P P : Multi sistem operasi, bisa Windows, Linux, Mac OS, maupun Solaris : Apache HTTP Server : MySQL Database Server : PHP Scripting

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL Asep Nurhidayat Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company) SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company) Zakaria 1, Addy Suyatno 2, Heliza Rahmania Hatta 3 1 Lab Software Engineering, Program Studi

Lebih terperinci

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014 PENERAPAN METODE TOPSIS DAN AHP PADA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA BARU, STUDI KASUS: IKATAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI STMIK MIKROSKIL MEDAN Gunawan 1, Fandi Halim 2, Wilson 3 Program

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bahan baku merupakan sumber daya utama dalam kegiatan produksi selain sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan mesin sebagai sumber daya teknologi, dengan alasan diatas maka perlu dilakukan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR TI BAHREN, MUNAR a Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Jln. Almuslim Tlp.

Lebih terperinci

Rekayasa Sistem Web. Teguh Wahyono. Fakultas Teknologi Informasi Semester Antara Tahun 2012/2013

Rekayasa Sistem Web. Teguh Wahyono. Fakultas Teknologi Informasi Semester Antara Tahun 2012/2013 Rekayasa Sistem Web Teguh Wahyono tegoeh@uksw.edu Fakultas Teknologi Informasi Semester Antara Tahun 2012/2013 1. Silabus dan Aturan Main Aturan main : Masuk mulai 07.15, toleransi keterlambatan maksimal

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK Surmayanti, S.Kom, M.Kom Email : surmayanti94@yahoo.co.id Dosen Tetap Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Padang Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan kelas pada SMA Ar Rahman dengan sistem yang dibangun dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Karyawan pada CV. Fountain dengan menggunakan metode AHP berbasis WEB

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Metode Analytical Hierarchy Process 2.2.1 Definisi Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Rudiansyah Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang benar-benar mempunyai skill atau kemampuan dalam bidang Teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang benar-benar mempunyai skill atau kemampuan dalam bidang Teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini sangat berkembang pesat sehingga memberikan kemudahan bagi semua kalangan. Misalnya membantu dalam pengolahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan

Lebih terperinci

Analytic Hierarchy Process

Analytic Hierarchy Process Analytic Hierarchy Process Entin Martiana INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU KELUARGA MISKIN METODE AHP BERBASIS WEB DINAMIS STUDY KASUS KELURAHAN KETAON, BANYUDONO, BOYOLALI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU KELUARGA MISKIN METODE AHP BERBASIS WEB DINAMIS STUDY KASUS KELURAHAN KETAON, BANYUDONO, BOYOLALI ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU KELUARGA MISKIN METODE AHP BERBASIS WEB DINAMIS STUDY KASUS KELURAHAN KETAON, BANYUDONO, BOYOLALI Zenna Atmaja (zennaatmaja@gmail.com) Muhammad Hasbi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pemilihan Kualitas busa springbed ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya. Proses pemilihan Kualitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Fotografi Amir Hamzah Sulaeman mengatakan bahwa fotografi berasal dari kata foto dan grafi yang masing-masing kata tersebut mempunyai arti sebagai berikut: foto artinya cahaya

Lebih terperinci

Implementasi Metode AHP dalam Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Kuota Pembimbing Mahasiswa. Irfan Dwi Jaya

Implementasi Metode AHP dalam Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Kuota Pembimbing Mahasiswa. Irfan Dwi Jaya 2 Implementasi Metode AHP dalam Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Kuota Pembimbing Mahasiswa Irfan Dwi Jaya IMPLEMENTASI METODE AHP DALAM PERANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global Sri Subekti 1, Arni Retno Mariana 2, Andri Riswanda 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010 PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCES (AHP) STUDI KASUS PT. UNITED TRACTORS, TBK CABANG PADANG Abulwafa Muhammad 1 ABSTRACT In evaluate the performance of employee is

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Sistem yang dibangun berdasarkan dari data-data yang diperoleh dari perusahaan. Berdasarkan data-data tersebut maka dapat dibuat kriteria-kriteria karyawan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS 1 Rikky Wisnu Nugrha, 2 Romi 1 Program Studi Komputerisasi Akuntansi Politeknik LPKIA 2 Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang berkembang dengan pesat adalah teknologi internet yang. mampu menyajikan informasi secara cepat dan akurat.

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang berkembang dengan pesat adalah teknologi internet yang. mampu menyajikan informasi secara cepat dan akurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. Teknologi informasi berkembang sesuai dengan kebutuhan manusia akan kemudahan, kecepatan dan keakuratan. Salah satu teknologi informasi yang berkembang dengan pesat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Fitri Hanung Wibowo (f3z0n3@yahoo.com) 1 Wawan Laksito Y.S. (wlaksito@yahoo.com) 2 Sri Siswanti (syswanty@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB (STUDI KASUS CV. WISMA ANUNGKRIYA DEMAK) ARTIKEL ILMIAH

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB (STUDI KASUS CV. WISMA ANUNGKRIYA DEMAK) ARTIKEL ILMIAH SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB (STUDI KASUS CV. WISMA ANUNGKRIYA DEMAK) ARTIKEL ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Aplikasi Web yang semakin berkembang pesat sejak munculnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Aplikasi Web yang semakin berkembang pesat sejak munculnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan Aplikasi Web yang semakin berkembang pesat sejak munculnya teknologi internet sangat membantu dalam kemudahan serta kecepatan pengiriman, penyampaian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi

BAB II LANDASAN TEORI. Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi BAB II LANDASAN TEORI 2.1Perangkat Lunak Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi memberikan fungsi dan petunjuk kerja seperti yang diinginkan. Struktur data yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7 BAB 2 2.1. Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan pustaka yang dipakai dalam penelitian ini didapat dari penelitian yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan

Lebih terperinci

Teknologi Aplikasi Web Server. Pemrograman Web Dinamis ; RPL XI-1 Guru Mapel : Hendri Winarto, S.T.

Teknologi Aplikasi Web Server. Pemrograman Web Dinamis ; RPL XI-1 Guru Mapel : Hendri Winarto, S.T. Teknologi Aplikasi Web Server Pemrograman Web Dinamis ; RPL XI-1 Guru Mapel : Hendri Winarto, S.T. Disampaikan pada peer teaching PLPG Tahap 4 Tahun 2016 Hotel Sahid Montana, Malang, 13 November 2016 Pemrograman

Lebih terperinci

Kata Kunci : AHP (Analytical Hierarchy Process), SPK, seleksi, bobot, calon karyawan.

Kata Kunci : AHP (Analytical Hierarchy Process), SPK, seleksi, bobot, calon karyawan. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROSCESS (STUDI KASUS: PT. INFOMEDIA SOLUSI HUMANIKA (INSANI) KALIMANTAN BARAT) Randi Ariefianto 1, M

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi internet maka kebutuhan dalam memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi internet maka kebutuhan dalam memperoleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi internet maka kebutuhan dalam memperoleh informasi dengan cepat,akurat dan mudah dalam segala kegiatan baik itu dalam bisnis, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 54 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi Struktur Hierarki PT. POWERPLAST memiliki kira-kira 100 supplier pilihan untuk menunjang proses produksinya mulai dari bahan baku, yakni

Lebih terperinci

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang penerapan Analitycal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang dapat dilihat pada tabel 2.1.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang dapat dilihat pada tabel 2.1. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Terdapat perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SEKOLAH (STUDI KASUS SMP N 2 PATIKRAJA BANYUMAS)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SEKOLAH (STUDI KASUS SMP N 2 PATIKRAJA BANYUMAS) PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SEKOLAH (STUDI KASUS SMP N 2 PATIKRAJA BANYUMAS) Ajeng Puspitasari Rahastri 1, Tengku A. Riza, ST.,MT.2, Rohmat Tulloh 3 1,2, Prodi D3 Teknik Telekomunikasi,

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP). Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP). Pengembangan Pendekatan SPK Pengembangan SPK membutuhkan pendekatan yg unik. Pengembangan SPK Terdapat 3 (tiga) pendekatan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) Frans Ikorasaki 1 1,2 Sistem Informasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.Kom.) Pada Progam Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tujuan analisa sistem dalam pembangunan aplikasi sistem pendukung keputusan ini adalah untuk mendapatkan semua kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet yang sangat membantu dalam kemudahan serta kecepatan pengiriman,

BAB I PENDAHULUAN. internet yang sangat membantu dalam kemudahan serta kecepatan pengiriman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan aplikasi web saat ini begitu pesat terutama sejak munculnya teknologi internet yang sangat membantu dalam kemudahan serta kecepatan pengiriman,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan seleksi pemilihan agen terbaik dengan sistem yang dibangun dapat dilihat sebagai

Lebih terperinci

No HP :

No HP : PEMETAAN VORD KEDALAM CMMI UNTUK MENINGKATKAN ANALISA KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK Mata (STUDI Kuliah KASUS : APLIKASI MEDIA MANAGEMENT DI PT.EBDESK INDONESIA) PEMROGRAMAN WEB LANJUT Untuk Mahasiswa Semester

Lebih terperinci

ULANGAN UMUM SEKOLAH SMA ISLAM AL-IZHAR PONDOK LABU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ULANGAN UMUM SEKOLAH SMA ISLAM AL-IZHAR PONDOK LABU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 1. Istilah umum yang digunakan untuk mencakup bagaimana isi web konten ditampilkan, yang dikirimkan ke pengguna akhir melalui internet untuk di publish adalah. A. Website D. Web Designer B. Web Design.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. commit to user

BAB IV PEMBAHASAN. commit to user digilib.uns.ac.id 26 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan Sistem 4.1.1 Deskripsi Data Data yang berhasil dikumpulkan dari hasil wawancara dengan pegawai Kementrian Sosial di dapatkan data hasil survey

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Sleman, yang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian pada pembuatan sistem ini menggunakan SDLC Model

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian pada pembuatan sistem ini menggunakan SDLC Model BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada pembuatan sistem ini menggunakan SDLC Model Waterfall. Seperti yang dijelaskan pada Gambar 3.1. - Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1 Uraian Hasil Metode Gabungan AHP dan TOPSIS Dalam penyelesaian permasalahan dengan metode AHP dan TOPSIS ada beberapa langkah-langkah pemecahannya, yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komputer saat ini berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komputer saat ini berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komputer saat ini berkembang dengan sangat pesat. Kebutuhan akan itu pun semakin diminati oleh semua kalangan masyarakat,

Lebih terperinci

Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V2.i1( )

Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V2.i1( ) Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Peserta Paskibraka Dengan Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Procces (AHP) (Study Kasus : Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. berbasis web dengan gambaran umum rancangannya.

: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. berbasis web dengan gambaran umum rancangannya. BAB 4 : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi tentang perancangan sistem aplikasi E- Learning berbasis web dengan gambaran umum rancangannya. BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini penulis menyajikan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI APLIKASI WEB BERBASIS SERVER

TEKNOLOGI APLIKASI WEB BERBASIS SERVER A. Tujuan Memahami cara kerja aplikasi web berbasis server Memahami perangkat pengembangan aplikasi web berbasis server Mengenal dan memahami pemrograman web berbasis teknologi server B. Dasar Teori Web

Lebih terperinci

PERANCANGAN WEBSITE CHELSEA INDONESIA SUPPORTERS CLUB REGIONAL MEDAN MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR IMAM ANUGRAH

PERANCANGAN WEBSITE CHELSEA INDONESIA SUPPORTERS CLUB REGIONAL MEDAN MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR IMAM ANUGRAH PERANCANGAN WEBSITE CHELSEA INDONESIA SUPPORTERS CLUB REGIONAL MEDAN MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR IMAM ANUGRAH 102406213 PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia membuat manusia yang dalam hal ini sebagai user menginginkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia membuat manusia yang dalam hal ini sebagai user menginginkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Akibat perkembangan teknologi yang semakin pesat dan semakin akrab menyentuh kehidupan manusia membuat manusia yang dalam hal ini sebagai user menginginkan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN SISTEM. Pada penelitian ini aplikasi yang dibangun yaitu aplikasi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN SISTEM. Pada penelitian ini aplikasi yang dibangun yaitu aplikasi BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN SISTEM 4. Implementasi Sistem Pada penelitian ini aplikasi yang dibangun yaitu aplikasi pemilihan halte dengan menggunakan metode AHP berbasis android. Dalam membangun

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan

BAB III LANDASAN TEORI. bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis, bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan permasalahan yang ada dan landasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dari penelitian yang dilakukan Dewi Sawitri mahasiswa STMIK Amikom,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dari penelitian yang dilakukan Dewi Sawitri mahasiswa STMIK Amikom, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dari penelitian yang dilakukan Dewi Sawitri mahasiswa STMIK Amikom, Yogyakarta tahun 2014, berjudul Perancangan Sistem Informasi Manajemen Persediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi informasi pada saat ini telah berkembang sangat pesat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi informasi pada saat ini telah berkembang sangat pesat sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada saat ini telah berkembang sangat pesat sehingga mempunyai dampak dalam meningkatkan efektifitas dan ke-efisienan dalam melakukan setiap pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Pariwisata(Tour) Berikut ini adalah definisi atau pengertian Pariwisata menurut beberapa ahli: 1. Menurut Hanson Ward (2000) menjelaskan definisi pariwisata sebagai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan tentang beberapa konsep tentang supra desa, Sistem Informasi, web, PHP, framework, Model-View-Controller (MVC), CodeIgniter, MySQL. 3.1 Supra Desa Menurut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 FlowChat Penelitian Berikut merupakan diagram penelitian yang menggambarkan urutan proses dari awal penelitian hingga tahap akhir dilakukannnya penelitian : Mulai Tahap Persiapan

Lebih terperinci

Perancangan Website Ujian. Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML

Perancangan Website Ujian. Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML TUGAS TEKNOLOGI INFORMASI Perancangan Website Ujian Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML OLEH: AULIA RAHMAN 21060113120007 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 Abstrak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah pengembangan dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok dalam pendekatan mendefinisikan system, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang

Lebih terperinci

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. : PEMROGRAMAN INTERNET Oleh : Foni Agus Setiawan Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012 Hak Cipta 2012 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau

Lebih terperinci

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Disusun Oleh: Moh.Arifin NPM : 12.1.03.03.0318 Dibimbing

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi. Contoh aplikasi

BAB III LANDASAN TEORI. berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi. Contoh aplikasi 3.1 Layanan Aplikasi Internet BAB III LANDASAN TEORI Terdapat banyak sekali layanan aplikasi di internet dan masih terus akan berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi. Contoh aplikasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Sistem merupakan kumpulan dari sub-sub sistem, elemen-elemen,

BAB III LANDASAN TEORI. Sistem merupakan kumpulan dari sub-sub sistem, elemen-elemen, 14 BAB III LANDASAN TEORI Sistem Informasi Sistem merupakan kumpulan dari sub-sub sistem, elemen-elemen, prosedur-prosedur yang saling berinteraksi, berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu seperti

Lebih terperinci

DASAR-DASAR Web Programing(WP) copyright by : japikinfo.com

DASAR-DASAR Web Programing(WP) copyright by : japikinfo.com DASAR-DASAR Web Programing(WP) OLEH : ARIRIK JAPIK, S.KOM Defenisi Website : Website adalah suatau halaman di internet yang menyediakan berbagai layanan informasi. Internet merupakan singkatan dari interconnected

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya sistem pendukung keputusan merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi. Sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Berbasis Web Yang dimaksud dengan aplikasi web atau aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dijalankan melalui browser. Aplikasi seperti ini pertama kali dibangun hanya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SPK UNTUK SELEKSI CALON GURU DI SMK BINA MARTA

IMPLEMENTASI SPK UNTUK SELEKSI CALON GURU DI SMK BINA MARTA IMPLEMENTASI SPK UNTUK SELEKSI CALON GURU DI SMK BINA MARTA Tri Widayanti 1), Wahyu Noer Hidayat 2), Mulia Sulistiyono 3) 1) Program S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah

Lebih terperinci

Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 2, No.

Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 2, No. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tempat Kost Khusus Mahasiswa dengan Metode AHP dan TOPSIS Berbasis Web (Studi Kasus : Kota Pontianak) Herik Sugianto, Yulianti, Hengky Anra Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Pt. BPR Syariah Artha Madani Bekasi

Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Pt. BPR Syariah Artha Madani Bekasi Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Pt. BPR Syariah Artha Madani Bekasi Ade Nine Nuraeni Program Studi Sistem Informasi, STMIK Cikarang Email :

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PRIORITAS PERBAIKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PRIORITAS PERBAIKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS INFORMATIKA, Vol.3 September 2016, pp. 200~207 ISSN: 2355-6579 E-ISSN: 2528-2247 200 SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PRIORITAS PERBAIKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Ade Mubarok 1,

Lebih terperinci

Rici Efrianda ( )

Rici Efrianda ( ) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN PINJAMAN PADA PUSAT KOPERASI KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Rici Efrianda (14111028) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET TOUR PADA PERANGKAT MOBILE (STUDI KASUS : ARUNA TRAVEL)

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET TOUR PADA PERANGKAT MOBILE (STUDI KASUS : ARUNA TRAVEL) PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET TOUR PADA PERANGKAT MOBILE (STUDI KASUS : ARUNA TRAVEL) ROBI DIRGANTARA NIM 206700183 Jurusan Teknik Informatika ABSTRAK Dalam kehidupan modern saat ini yang

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS) ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS) M.Fajar Nurwildani Dosen Prodi Teknik Industri, Universitasa Pancasakti,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. di jaman sekarang, namun apakah Anda mengetahui sejarah nya itu?. Mungkin,

BAB II LANDASAN TEORI. di jaman sekarang, namun apakah Anda mengetahui sejarah nya itu?. Mungkin, BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sekilas Mengenai Web Internet sudah menjadi hal yang sangat dekat bagi masyarakat ataupun penggunanya di jaman sekarang, namun apakah Anda mengetahui sejarah nya itu?. Mungkin,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi. APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN WARNET DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (Studi Kasus : PT. Pika Media Komunika) Sri Winiarti 1), Ulfah Yuraida 2) Program

Lebih terperinci

Dasar Pemrograman Web. Pemrograman Web. Adam Hendra Brata

Dasar Pemrograman Web. Pemrograman Web. Adam Hendra Brata Dasar Pemrograman Web Pemrograman Web Adam Hendra Brata Teknologi Client Server Arsitektur Client Server Model komunikasi yang terdiri server sebagai pemberi layanan dan client sebagai pengguna layanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang serupa menggunakan sistem pelayanan bisinis secara online.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang serupa menggunakan sistem pelayanan bisinis secara online. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dibidang informasi mendorong setiap instansi atau perusahaan untuk tetap mengikuti perkembangannya, terutama berkenaan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E-Government menjadi sangat popular sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. E-Government menjadi sangat popular sejalan dengan perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang E-Government menjadi sangat popular sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Berbagai Negara dibelahan dunia berlomba mengimplementasikan E-Government

Lebih terperinci

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ Mia Rusmiyanti Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Bandung

Lebih terperinci