Lampiran 1. Contoh Perhitungan Data Pengambilan Sampel T CR02659 AUG11A01

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Contoh Perhitungan Data Pengambilan Sampel T CR02659 AUG11A01"

Transkripsi

1 Lampiran Contoh Perhitungan Data Pengambilan Sampel Sampel dibagi menjadi 3 kelompok populasi yaitu sampel kelompok mahal, sampel kelompok menengah, dan sampel kelompok murah karena harga tiap sampel berbeda. Lalu digunakan metode n + 1 yaitu sampel yang terpilih diambil dari akar jumlah sampel + 1 dari tiap populasi dengan maksud untuk memperkecil jumlah sampel namun masih mewakili populasi. Sampel Kelompok Mahal No Nama Sampel No. Batch Exp. Date Keluaran Harga. Tablet Acitral Tablet Lagesil Tablet Mylanta Tablet Madrox T CR059 AUG11A PT. Interbat PT. Lapi PT. Pfizer PT. Konimex Rp. 7000,- Rp. 7000,- Rp. 000,- Rp. 000,- Populasi (n) = sampel, maka jumlah sampel yang di sampling adalah + 1 = 3 sampel. Sampel diambil secara acak dengan cara undian, dan sampel yang terpilih sebagai sampel untuk penelitian adalah: Lagesil, Mylanta, dan Madrox.. Sampel Kelompok Menengah No Nama Sampel No. Batch Exp. Date Keluaran Harga Tablet Aludonna-D PT. Armoxindo Rp. 000,-. Tablet Trianta PT. Ifars Rp. 3500,- Populasi (n) = sampel, maka jumlah sampel yang di sampling adalah + 1 = sampel, maka Aludonna D, dan Trianta digunakan sebagai sampel untuk penelitian. Sampel Kelompok Murah No Nama Sampel No. Batch Exp. Date Keluaran Harga. Tablet Dexanta Tablet Lambucid Tablet Magtral Tablet Triocid Tablet Stomach OH PT. Dexa Medica PT. Hexpharm Jaya PT. Otto PT. Zenith PT. Mutifa Rp. 000,- Rp. 000,- Rp. 000,- Rp. 000,- Rp. 000,- Populasi (n) = 5 sampel, maka sampel yang di sampling adalah = 3 sampel. Sampel diambil secara acak dengan cara undian, dan sampel yang terpilih sebagai sampel untuk penelitian adalah: Dexanta, Lambucid, dan Stomach. Keterangan: Harga tersebut di atas merupakan hasil survei harga rata rata per 10 tablet dari beberapa apotek di kota Medan.

2 Lampiran. Bagan Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida Timbang seksama 0 tablet sampel Gerus, timbang serbuk tablet yang ekivalen dengan 80 mg Alumunium Hidroksida, masukkan kedalam erlenmeyer Tambahkan 0, ml asam klorida P dan 0 ml aquadest Aduk dan panaskan perlahan lahan sampai larut sempurna lalu dinginkan Tambahkan,0 ml titran dinatrium edetat Cek ph. Jika ph rendah tambahkan natrium hidroksida 1 N hingga suasana larutan berada pada ph 5 Tambahkan 0 ml dapar asam asetat-amonium asetat LP Panaskan larutan hingga hampir mendidih selama 5 menit, lalu dinginkan Tambahkan 50 ml etanol P dan ml ditizon LP Titrasi dengan zink sulfat 0,05 M LV sampai berwarna merah muda cerah Lakukan percobaan sebanyak kali Hasil 1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 3,900 mg Al(OH) 3 Lakukan penetapan blanko menggunakan 0 ml aquadest

3 Lampiran Contoh Perhitungan Molaritas Zink Sulfat Yang Digunakan Ditimbang seksama 7,03 g ZnSO.7H O, dilarutkan dengan aquadest dalam labu tentukur sampai volume 500 ml. Perhitungan: M = g BM x 1 Liter M = 7,03 87,5 x 1 0,5 M = 7,03 13,77 M = 0,0501 Maka Molaritas Zink Sulfat yang digunakan adalah 0,0501 M

4 Lampiran Contoh Perhitungan Titrasi Blanko Data Titrasi Blanko No. Aquadest Na EDTA 0,05 M Ṽ (volume rata rata) Titrasi Blanko = Volume Titer ZnSO 0,0501 M,35,30,35 (V1 + V + V3 ) n Keterangan : V 1,V,V 3 = Volume titer ZnSO 0,0501 M 1, dan n = Jumlah pengulangan pada titrasi blanko Ṽ = Ṽ = (,33 +,30 +,35) ml 3 7 ml 3 Ṽ =,33ml Maka volume rata rata pada titrasi blanko yang digunakan adalah,33 ml.

5 Lampiran Contoh Perhitungan Kadar Alumunium Hidroksida % Kadar Al(OH) 3 = (Vb - Vs) x M x Bsetara x 100% 0,05 x BS Keterangan: Vb = Volume titrasi blanko Vs = Volume titrasi sampel M = Molaritas ZnSO yang digunakan Bsetara = 1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 3,900 mg Al(OH) 3 BS = Bobot Al(OH) 3 dalam sampel yang digunakan dalam mg Contoh untuk penetapan kadar Al(OH) 3 pada sampel tablet Lagesil: % Kadar Al(OH) 3 = (,33-5,0) ml x 0,0501M x 3,900 mg x 100% 0,05 x 80,005 mg % Kadar Al(OH) 3 = 3, x 100%,0003 % Kadar Al(OH) 3 = 98,3% Keterangan: Data yang digunakan diambil dari Lampiran halaman Dilakukan perhitungan yang sama untuk data selanjutnya.

6 Lampiran. Data Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida pada Sampel Kelompok Mahal Data Penetapan Kadar Al(OH) 3 pada Sampel Tablet Lagesil No.. Bobot Serbuk Lagesil 35, 35,8 3,1 3, 35, 35,5 Jumlah Al(OH) 3 80,005 80,1 80, 80,3 80,075 80,005 Na EDTA 0,05 M Blanko,33,33,33,33,33,33 Volume Titer ZnSO 0,0501 M 5,0 5,35 5,35 5, 5,30 5,30. Data Penetapan Kadar Al(OH) 3 pada Sampel Tablet Mylanta No.. Bobot Serbuk Mylanta 7,1 7,7 7,5 75,9 7, 7,9 Jumlah Al(OH) 3 80, ,9 80,199 80,009 80,159 80,3109 Na EDTA 0,05 M Blanko,33,33,33,33,33,33 Volume Titer ZnSO 0,0501 M 5,5 5,55 5,5 5,0 5,50 5,50 Data Penetapan Kadar Al(OH) 3 pada Sampel Tablet Madrox No.. Bobot Serbuk Madrox 39,8 370,5 370,1 370,7 39,9 370,3 Jumlah Al(OH) 3 80,07 80,191 80,13 80, 80,089 80,1758 Na EDTA 0,05 M Blanko,33,33,33,33,33,33 Volume Titer ZnSO 0,0501 M 5,70 5,75 5,80 5,80 5,70 5,75 Kadar (%) 98,3 97, 97,30 97, 97,75 97,79 Kadar (%) 97,01 9,3 9,87 97,33 9, 9,9 Kadar (%) 95,81 95,38 95, 95,09 95,9 95,3

7 Lampiran 7. Data Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida pada Sampel Kelompok Menengah Data Penetapan Kadar Al(OH) 3 pada Sampel Tablet Aludonna-D No.. Bobot Serbuk Aludonna-D 0,9 1,1 1,3 0,5 0, 0,8 Jumlah Al(OH) 3 80, 80, ,38 80,1 80,158 80, Na EDTA 0,05 M Blanko,33,33,33,33,33,33 Volume Titer ZnSO 0,0501 M 5,5 5,5 5,75 5,55 5,0 5,0 Kadar (%) 95,83 95,75 95,19 9,7 9,19 9,11. Data Penetapan Kadar Al(OH) 3 pada Sampel Tablet Trianta No.. Bobot Serbuk Trianta 0,3 03,1 03, 0,5 03,3 0,9 Jumlah Al(OH) 3 80,08 80,379 80,981 80,119 80,58 80,3003 Na EDTA 0,05 M Blanko,33,33,33,33,33,33 Volume Titer ZnSO 0,0501 M,00,05,00 5,95,00 5,95 Kadar (%) 9,35 93,73 93,8 9,9 93,88 9,31

8 Lampiran 8. Data Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida pada Sampel Kelompok Murah Data Penetapan Kadar Al(OH) 3 pada Sampel Tablet Dexanta No.. Bobot Serbuk Dexanta 77,5 77, 78,1 78, 78, 77,9 Jumlah Al(OH) 3 80, , ,73 80,30 80,179 80,159 Na EDTA 0,05 M Blanko,33,33,33,33,33,33 Volume Titer ZnSO 0,0501 M,0,0,5,50,5,55 Kadar (%) 91,38 91,8 91,91 91,5 91,7 91,9. Data Penetapan Kadar Al(OH) 3 pada Sampel Tablet Lambucid No.. Bobot Serbuk Lambucid,1,5,,3,9,5 Jumlah Al(OH) 3 80,753 80,179 80, ,3 80,039 80,013 Na EDTA 0,05 M Blanko,33,33,33,33,33,33 Volume Titer ZnSO 0,0501 M,80,75,70,75,75,80 Data Penetapan Kadar Al(OH) 3 pada Sampel Tablet Stomach No.. Bobot Serbuk Stomach 71,9 71, 7,1 7, 7, 71,7 Jumlah Al(OH) 3 80,19 80,089 80,5 80,09 80,89 80,137 Na EDTA 0,05 M Blanko,33,33,33,33,33,33 Volume Titer ZnSO 0,0501 M,30,,35,30,35,30 Kadar (%) 90,0 90,9 90,89 90,37 90,53 90,5 Kadar (%) 9,73 93,1 9, 9,9 9,38 9,79

9 Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada Sampel Tablet Lagesil No x Kadar (%).. 98,3 97, 97,30 97, 97,75 97,79 0,1-0,9-0,1-0,05 0,0 0,08 0,371 0,081 0,181 0,00 0,001 0,00 Σ 58, 0,38 x 97,71 0,38 s = = = 0, 353 n 1 5 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel =,570. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n t hitung data 1 = 0,1 0,353/ =,193 (data ditolak) t hitung data = 0,9 0,353/ = 1,9937 (data diterima) t hitung data 3 = 0,1 0,353/ =,8187 (data ditolak) t hitung data = 0,05 0,353/ = 0,337 (data diterima) t hitung data 5 = 0,0 0,353/ = 0,79 (data diterima) t hitung data = 0,08 0,353/ = 0,599 (data diterima) Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data ke 1 dan

10 No x Kadar (%).. 97, 97, 97,75 97,79-0,3 0,01 0,1 0,1 0,059 0,0001 0,01 0,019 Σ 390, 0,08 x 97,5 0,08 s = = = 0, 159 n 1 3 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) = 3, diperoleh nilai dari t tabel = 3,180. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n 0,3 t hitung data = =, 778 0,159 / (data diterima) t hitung data = 0,01 0,159 / = 0, 10 (data diterima) t hitung data 5 = 0,1 0,159 / = 1, 055 (data diterima) t hitung data = 0,1 0,159 / = 1, 878 (data diterima) Karena t hitung t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan Underwood (1981), maka kadar rata rata yang diperoleh: t. s µ = x ± n 3,180.0,159 =97,5 % ± = 97,5 % ± 0,

11 Lampiran 10. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada Sampel Tablet Mylanta No X Kadar (%).. 97,01 9,3 9,87 97,33 9, 9,9 0,3-0, 0,09 0,55-0,1-0,9 0,059 0,11 0,0081 0,30 0,01 0,081 Σ 580,8 0,73 x 9,78 0,73 s = = = 0, 370 n 1 5 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel =,570. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n t hitung data 1 = 0,3 0,370 / = 1,5351 (data diterima) t hitung data = 0, 0,370 / = 3,070 (data ditolak) t hitung data 3 = 0,09 0,370 / = 0,007 (data diterima) t hitung data = 0,55 0,370 / = 3,709 (data ditolak) t hitung data 5 = 0,1 0,370 / = 0,8009 (data diterima) t hitung data = 0,9 0,370 / = 1,935 (data diterima)

12 Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data ke dan No x Kadar (%). 97,01 9,87 9, 9,9 0, 0,11-0,1-0,7 0,0 0,011 0,01 0,079 Σ 387,03 0,1575 x 9,7 0,1575 s = = = 0, 91 n 1 3 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) = 3, diperoleh nilai dari t tabel = 3,180. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n t hitung data 1 = 0, 0,91/ =, 18 (data diterima) t hitung data 3 = 0,11 0,91/ = 0, 93 (data diterima) 0,1 t hitung data 5 = = 0, 879 0,91/ 0,7 t hitung data = =, 18 0,91/ (data diterima) (data diterima) Karena t hitung t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan Underwood (1981), maka kadar rata rata yang diperoleh: t. s µ = x ± n 3,180.0,91 = 97,5 % ± = 9,7 % ± 0,3

13 Lampiran 1 Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada Sampel Tablet Madrox No x Kadar (%).. 95,81 95,38 95, 95,09 95,9 95,3 0, 0,01-0,13-0,8-0,08 0,0 0,193 0,0001 0,019 0,078 0,00 0,003 Σ 57, 0,99 x 95,37 0,99 s = = = 0, 5 n 1 5 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel =,570. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n t hitung data 1 = 0, 0,5/ =,081 (data ditolak) t hitung data = 0,01 0,5/ = 0,100 (data diterima) t hitung data 3 = 0,13 0,5/ = 1,30 (data diterima) t hitung data = 0,8 0,5/ =,8051 (data ditolak) t hitung data 5 = 0,08 0,5/ = 0,8015 (data diterima) t hitung data = 0,0 0,5/ = 0,011 (data diterima) Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data ke 1 dan

14 No x Kadar (%).. 95,38 95, 95,9 95,3 0,0-0,1-0,05 0,09 0,001 0,01 0,00 0,0081 Σ 381,3 0,0 x 95,3 0,0 s = = = 0, 080 n 1 3 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) = 3, diperoleh nilai dari t tabel = 3,180. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n t hitung data = 0,0 0,080 / = 0,930 (data diterima) t hitung data 3 = 0,1 0,080 / =,3 (data diterima) t hitung data 5 = 0,05 0,080 / = 1,18 (data diterima) t hitung data = 0,09 0,080 / =,0930 (data diterima) Karena t hitung t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan Underwood (1981), maka kadar rata rata yang diperoleh: t. s µ = x ± n 3,180.0,080 = 95,3 % ± = 95,3 % ± 0,1

15 Lampiran Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada Sampel Tablet Aludonna-D No x Kadar (%).. 95,83 95,75 95,19 9,7 9,19 9,11-0,09-0,17-0,73 0,55 0,7 0,19 0,0081 0,089 0,539 0,30 0,079 0,031 Σ 575,5 0,981 x 95,9 0,981 s = = = 0, 30 n 1 5 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel =,570. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n t hitung data 1 = 0,09 0,30 / = 0, 97 t hitung data = 0,17 0,30 / = 0, 9399 (data diterima) (data diterima) t hitung data 3 = 0,73 0,30 / =,03 (data ditolak) t hitung data = 0,55 0,30 / = 3,011 (data ditolak) t hitung data 5 = 0,7 0,30 / = 1,99 (data diterima) t hitung data = 0,19 0,30 / = 1,050 (data diterima) Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data ke 3 dan

16 No x Kadar (%).. 95,83 95,75 9,19 9,11-0,1-0, 0, 0,1 0,019 0,08 0,08 0,019 Σ 383,88 0,13 x 95,97 0,13 s = = = 0, 19 n 1 3 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) = 3, diperoleh nilai dari t tabel = 3,180. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n 0,1 t hitung data 1 = = 1, 315 0,19 / (data diterima) t hitung data = 0, 0,19 / =, 07 (data diterima) t hitung data 5 = 0, 0,19 / =, 07 (data diterima) t hitung data = 0,1 0,19 / = 1, 315 (data diterima) Karena t hitung t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan Underwood (1981), maka kadar rata rata yang diperoleh: t. s µ = x ± n 3,180.0,19 = 95,97 % ± = 95,97 % ± 0,3

17 Lampiran 1 Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada Sampel Tablet Trianta No x Kadar (%).. 9,35 93,73 93,8 9,9 93,88 9,31 0, - 0,37-0, 0,39-0, 0,1 0,0 0,139 0,07 0,151 0,08 0,01 Σ 5, 0,511 x 9,1 0,511 s = = = 0, 3199 n 1 5 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel =,570. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n t hitung data 1 = 0, 0,3199 / = 1,913 (data diterima) t hitung data = 0,37 0,3199 / =,8331 (data ditolak) t hitung data 3 = 0, 0,3199 / = 1,9908 (data diterima) t hitung data = 0,39 0,3199 / =,98 (data ditolak) t hitung data 5 = 0, 0,3199 / = 1,8 (data diterima) t hitung data = 0,1 0,3199 / = 1,079 (data diterima) Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data ke dan

18 No x Kadar (%). 9,35 93,8 93,88 9,31 0, - 0, - 0,1 0, 0,07 0,0 0,01 0,08 Σ 37,38 0, x 9,09 0, s = = = 0, 7 n 1 3 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) = 3, diperoleh nilai dari t tabel = 3,180. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n t hitung data 1 = 0, 0,7 / = 1,9089 (data diterima) t hitung data 3 = 0, 0,7 / = 1,8355 (data diterima) t hitung data 5 = 0,1 0,7 / = 1,519 (data diterima) t hitung data = 0, 0,7 / = 1,153 (data diterima) Karena t hitung t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan Underwood (1981), maka kadar rata rata yang diperoleh: t. s µ = x ± n 3,180.0,7 = 9,09 % ± = 9,09 % ± 0,3

19 Lampiran 1 Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada Sampel Tablet Dexanta No x Kadar (%).. 91,38 91,8 91,91 91,5 91,7 91,9-0,1-0,11 0,3-0,03 0,15-0,1 0,01 0,011 0,10 0,0009 0,0 0,01 Σ 59,5 0,19 x 91,59 0,19 s = = = 0, 1959 n 1 5 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel =,570. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n t hitung data 1 = 0,1 0,1959 / =,8 (data ditolak) t hitung data = 0,11 0,1959 / = 1,375 (data diterima) t hitung data 3 = 0,3 0,1959 / =,001 (data ditolak) t hitung data = 0,03 0,1959 / = 0,3751 (data diterima) t hitung data 5 = 0,15 0,1959 / = 1,875 (data diterima) t hitung data = 0,1 0,1959 / = 1,0 (data diterima) Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data ke 1 dan

20 No x Kadar (%).. 91,8 91,5 91,7 91,9-0,09-0,01 0,17-0,08 0,0081 0,0001 0,089 0,00 Σ 3,7 0,035 x 91,57 0,035 s = = = 0, 10 n 1 3 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) = 3, diperoleh nilai dari t tabel = 3,180. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n t hitung data = 0,09 0,10 / = 1,950 (data diterima) t hitung data = 0,01 0,10 / = 0,11 (data diterima) t hitung data 5 = 0,17 0,10 / =,839 (data diterima) t hitung data = 0,08 0,10 / = 1,389 (data diterima) Karena t hitung t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan Underwood (1981), maka kadar rata rata yang diperoleh: t. s µ = x ± n 3,180.0,10 = 91,57 % ± = 91,57 % ± 0,19

21 Lampiran 1 Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada Sampel Tablet Lambucid No x Kadar (%).. 90,0 90,9 90,89 90,37 90,53 90,5-0, - 0,17 0,3-0,09 0,07-0,01 0,07 0,089 0,189 0,0081 0,009 0,0001 Σ 5,73 0,95 x 90, 0,95 s = = = 0, 7 n 1 5 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel =,570. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n t hitung data 1 = 0, 0,7 / =,1 (data ditolak) t hitung data = 0,17 0,7 / = 1,7158 (data diterima) t hitung data 3 = 0,3 0,7 / =,3398 (data ditolak) t hitung data = 0,09 0,7 / = 0,9083 (data diterima) t hitung data 5 = 0,07 0,7 / = 0,705 (data diterima) t hitung data = 0,01 0,7 / = 0,1009 (data diterima) Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data ke 1 dan

22 No x Kadar (%).. 90,9 90,37 90,53 90,5-0,1-0,0 0,1 0,0 0,01 0,001 0,01 0,001 Σ 31, 0,03 x 90,1 0,03 s = = = 0, 1033 n 1 3 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) = 3, diperoleh nilai dari t tabel = 3,180. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n t hitung data = 0,1 0,1033/ =,333 (data diterima) t hitung data = 0,0 0,1033/ = 0,77 (data diterima) t hitung data 5 = 0,1 0,1033/ =,333 (data diterima) t hitung data = 0,0 0,1033/ = 0,77 (data diterima) Karena t hitung t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan Underwood (1981), maka kadar rata rata yang diperoleh: t. s µ = x ± n 3,180.0,1033 = 90,1 % ± = 90,1 % ± 0,1

23 Lampiran Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada Sampel Tablet Stomach No x Kadar (%).. 9,73 93,1 9, 9,9 9,38 9,79 0,07 0,8-0, - 0,17-0,8 0,13 0,009 0,30 0,057 0,089 0,078 0,019 Σ 555,95 0,171 x 9, 0,171 s = = = 0, 888 n 1 5 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel =,570. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n t hitung data 1 = 0,07 0,888/ = 0,5937 (data diterima) t hitung data = 0,8 0,888/ =,071 (data ditolak) t hitung data 3 = 0, 0,888/ =,035 (data diterima) t hitung data = 0,17 0,888/ = 1,19 (data diterima) t hitung data 5 = 0,8 0,888/ =,379 (data diterima) t hitung data = 0,13 0,888/ = 1,10 (data diterima)

24 Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data ke. No x Kadar (%). 9,73 9, 9,9 9,38 9,79 0,17-0,1-0,07-0,18 0,3 0,089 0,019 0,009 0,03 0,059 Σ,81 0,1387 x 9,5 0,1387 s = = = 0, 18 n 1 Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05 dengan derajat kebebasan ( n 1 ) =, diperoleh nilai dari t tabel =,77. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = s / n t hitung data 1 = 0,17 0,18 / 5 =,015 (data diterima) t hitung data 3 = 0,1 0,18 / 5 = 1,813 (data diterima) t hitung data = 0,07 0,18 / 5 = 0,80 (data diterima) t hitung data 5 = 0,18 0,18 / 5 =,11 (data diterima) t hitung data = 0,3 0,18 / 5 =,71 (data diterima) Karena t hitung t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan Underwood (1981), maka kadar rata rata yang diperoleh: t. s µ = x ± n,77.0,18 = 9,5 % ± = 9,5 % ± 0,3 5

25 Lampiran 17. Contoh Pembuatan Rentang Konsentrasi Spesifik 80 %, 90 %, dan 100 % Berat 0 tablet sampel Lagesil = 1770,8 mg Jumlah Al(OH) 3 dalam 1 tablet sampel Lagesil = 0 mg Jumlah Al(OH) 3 dalam 0 tablet sampel Lagesil = 5000 mg, diserbukkan. Rentang Spesifik 80 % 80 Total Al(OH) 3 yang akan ditimbang = x80 mg (sesuai prosedur) = mg 100 Perbandingan jumlah Al(OH) 3 dari Analit + Baku = 70 : 30, maka: 70 Analit Al(OH) 3 dari serbuk Lagesil = x mg =,8 mg 100 Maka jumlah serbuk Lagesil yang direncanakan untuk ditimbang: = =,8 mg x Bobot 0 tablet Lagesil Jumlah Al(OH) dalam 0 tablet Lagesil,8 mg x 1770,8 mg 5000 mg = 13,3 mg Baku Al(OH) 3 yang ditambahkan = x mg = 19, mg 100 Kadar Baku Al(OH) 3 yang digunakan = 78,15 % Baku Al(OH) 3 dibuat dalam 100 % Maka Baku Al(OH) 3 yang direncanakan untuk ditimbang: 100 = x 19, mg 78,15 =,57 mg

26 Lampiran 17. Sambungan.... Rentang Spesifik 90 % 90 Total Al(OH) 3 yang akan ditimbang = x 80mg (sesuai prosedur) = 7 mg 100 Perbandingan jumlah Al(OH) 3 dari Analit + Baku = 70 : 30, maka: 70 Analit Al(OH) 3 dari serbuk Lagesil = x 7 mg = 50, mg 100 Maka jumlah serbuk Lagesil yang direncanakan untuk ditimbang: 50, mg x Bobot 0 tablet Lagesil = Jumlah Al(OH) dalam 0 tablet Lagesil = 50, mg x 1770, mg = 18,9 mg Baku Al(OH) 3 yang ditambahkan = x 7 mg = 1, mg 100 Kadar Baku Al(OH) 3 yang digunakan = 78,15 % Baku Al(OH) 3 dibuat dalam 100 % Maka Baku Al(OH) 3 yang direncanakan untuk ditimbang: 100 = x 1, mg 78,15 = 7, mg

27 Lampiran 17. Sambungan... Rentang Spesifik 100 % 100 Total Al(OH) 3 yang akan ditimbang = x80 mg (sesuai prosedur) = 80 mg 100 Perbandingan jumlah Al(OH) 3 dari Analit + Baku = 70 : 30, maka: 70 Analit Al(OH) 3 dari serbuk Lagesil = x 80 mg = 5 mg 100 Maka jumlah serbuk Lagesil yang direncanakan untuk ditimbang: 5 mg x Bobot 0 tablet Lagesil = Jumlah Al(OH) dalam 0 tablet Lagesil = 5 mg x 1770,8 mg 5000 mg = 15, mg Baku Al(OH) 3 yang ditambahkan = x 80 mg = mg 100 Kadar Baku Al(OH) 3 yang digunakan = 78,15 % Baku Al(OH) 3 dibuat dalam 100 % Maka Baku Al(OH) 3 yang direncanakan untuk ditimbang: 100 = x mg 78,15 = 30,71 mg

28 Lampiran 18. Data Penimbangan Recovery Data Penimbangan Serbuk Sampel Lagesil Berat 0 tablet sampel Lagesil = 1770,8 mg Jumlah Al(OH) 3 dalam 1 tablet sampel Lagesil = 0 mg Jumlah Al(OH) 3 dalam 0 tablet sampel Lagesil = 5000 mg No Rentang Konsentrasi Sampel Tablet Lagesil Berat Serbuk Jumlah Analit Al(OH) 3 13,9,99. 80% 133, 5, 133,5 5,19 19,8 50,71 90% 150,0 50, ,3 50, ,0 5, % 15, 5, ,8 5,1 Keterangan: Jumlah Analit Al(OH) 3 diperoleh dari perhitungan: Berat serbuk yang ditimbang x Jumlah Al(OH) 3 dalam 0 tablet Lagesil Berat 0 tablet Lagesil Contoh data No.1: Jumlah Analit Al(OH) 3 = 13,9 mg 1770,8 mg =,9 mg x 5000 mg Keterangan: Dilakukan perhitungan yang sama untuk data selanjutnya.

29 Lampiran 18. Sambungan.... Data Penimbangan Baku Al(OH) 3 Kadar Baku Al(OH) 3 yang digunakan = 78,15 % No Rentang Konsentrasi Bobot Baku Al(OH) 3 yang ditimbang Baku Al(OH) 3 Jumlah Baku Al(OH) 3 yang ditambahkan, 19,. 80%,0 19,5,7 19,3 8,0 1,9 90% 8,,0. 7,8 1, ,9, % 31,, 9. 30,8,1 Keterangan: Jumlah Baku Al(OH) 3 yang ditambahkan diperoleh dari perhitungan: Kadar Baku Al(OH) 3 yang digunakan x Bobot Baku Al(OH) 3 yang ditimbang Contoh data No.1: Jumlah Baku Al(OH) 3 yang ditambahkan = 78,15 x, mg = 19, mg 100 Keterangan: Dilakukan perhitungan yang sama untuk data selanjutnya.

30 Lampiran 19. Contoh Perhitungan Uji Persen Perolehan Kembali (% Recovery) Alumunium Hidroksida pada Sampel Tablet Lagesil CF C % Perolehan Kembali (% Recovery) = * C A A x 100% Untuk Rentang Konsentrasi 100 %: - C F = Didapat kembali Analit+Baku yang diperoleh dari pengukuran (Vb - Vs)ml x M x 3,900mg = 0,05 (,33 -,80)ml x 0,0501M x 3,900mg = 0,05 = 80,3 mg - C A = Analit Al(OH) 3 dalam serbuk Lagesil = 5,19 mg - C* A = Jumlah Baku Al(OH) 3 yang ditambahkan =,1 mg % Perolehan Kembali (% Recovery) = 80,3 mg - 5,19 mg x 100 %,1mg = 99,75 % Keterangan: Data yang digunakan diambil dari Lampiran 0 halaman 57. Dilakukan perlakuan yang sama untuk data selanjutnya.

31 Lampiran 0. Data Hasil Uji Validasi Metode Analisis dengan Parameter Akurasi yaitu Persen Perolehan Kembali (% Recovery) dengan Metode Penambahan Baku (standard addition method) dan Presisi yaitu Relatif Standar Deviasi (RSD) Volume Blanko =,33ml No Sampel Tablet Lagesil Berat Serbuk Analit Al(OH) 3 (C A ) Baku Al(OH) 3 yang ditambahkan (C* A ) Total Analit + Baku Volume Titrasi Didapat Kembali Analit + Baku (C F ) % Recovery CF C A C * A x 100% (%) 13,9,99 19,,19 9,00 3,81 98,0. 133, 5, 19,5,7 8,85,0 98,3 133,5 5,19 19,3,9 8,90,1 98,55 19,8 50,71 1,9 7,1,85 7, 98, 150,0 50,78,0 7,78,75 7,1 99,3. 150,3 50,88 1,7 7,58,85 7, 98,3 7. 1,0 5,19,1 80,9,80 80,3 99, , 5,0, 80,,80 80,3 99, ,8 5,1,1 80,,85 80,03 99,1 Kadar rata rata % Perolehan Kembali (Recovery) 98,75 % Standar Deviasi (SD) 0,58 % Relatif Standar Deviasi (RSD) 0,59 % Keterangan: Data penimbangan serbuk sampel Lagesil dan Baku Al(OH) 3 yang ditambahkan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18 halaman 5 sampai dengan halaman 5

32 Lampiran Sertifikat Analisis Alumunium Hidroksida Baku (VASUNDHARA RASAYANS LTD)

33 Lampiran. Catatan Bahan Baku Alumunium Hidroksida (PT. Mutifa)

34 Lampiran Gambar Sampel Lagesil Milanta Madrox Aludonna-D Trianta Dexanta Lambucid Stomach Gambar Sampel Tablet Antasida yang Mengandung Alumunium Hidroksida, Magnesium Hidroksida, dan Simeticone

35 Lampiran Gambar Kerja Gambar. Proses Penimbangan Gambar Proses Pemanasan Gambar Proses Titrasi

36 Lampiran. Gambar Hasil Titrasi Gambar Titrasi Blanko Gambar. Titrasi Sampel Gambar 7. Titrasi Recovery Konsentrasi Spesifik 80 % Gambar 8. Titrasi Recovery Konsentrasi Spesifik 90 % Gambar 9. Titrasi Recovery Konsentrasi Spesifik 100 %

37 Lampiran. Tabel Nilai t Tabel Tabel Distribusi t-student α V 0,9 0,8 0, 0,5 0, 0, 0,1 0,05 0, ,158 0,1 0,137 0,13 0,13 0,131 0,130 0,130 0,19 0,19 0,19 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,17 0,17 0,17 0,3 0,89 0,77 0,71 0,7 0,5 0,3 0, 0,1 0,0 0,0 0,9 0,9 0,8 0,8 0,8 0,7 0,7 0,7 0,7 0,77 0,17 0,58 0,59 0,559 0,553 0,59 0,5 0,53 0,5 0,50 0,539 0,538 0,537 0,53 0,535 0,53 0,53 0,533 0,533 1,000 0,81 0,75 0,71 0,77 0,718 0,711 0,70 0,703 0,700 0,97 0,95 0,9 0,9 0,91 0,90 0,89 0,88 0,88 0,87 1,37 1,01 0,978 0,91 0,90 0,90 0,89 0,889 0,883 0,879 0,87 0,873 0,870 0,88 0,8 0,85 0,83 0,8 0,81 0,80 3,078 1,88 1,38 0,533 1,7 1,0 1,15 1,397 1,383 1,37 1,33 1,35 1,350 1,35 1,31 1,337 1,333 1,330 1,38 1,3,31,90,353,13,015 1,93 1,895 1,80 1,833 1,81 1,79 1,78 1,771 1,71 1,753 1,7 1,70 1,73 1,79 1,7 1,70,303 3,18,77,571,7,35,30,,8,01,179,10,15,131,10,110,101,093,08 3,57 9,9 5,81,0,03 3,707 3,99 3,355 3,0 3,19 3,10 3,055 3,01,977,97,91,898,878,81,85

Hasil Penetapan Kadar Baku Ibuprofen (PT.Mutifa) Secara Alkalimetri. Volume Larutan NaOH 0,1056 N

Hasil Penetapan Kadar Baku Ibuprofen (PT.Mutifa) Secara Alkalimetri. Volume Larutan NaOH 0,1056 N Lampiran 1. Hasil Penetapan Kadar Baku Ibuprofen (PT.Mutifa) Secara Alkalimetri. Berat bahan baku (mg) Volume Larutan NaOH 0,1056 N Kadar Bahan baku (%) 250,7 11,75 98,83 251,4 11,75 98,35 250,2 11,75

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran Diketahui: Nilai Absorptivitas spesifik (A 1 1 = 351b) λ= 276 nm Tebal sel (b) = 1 cm A = A 1 1 x b x c c = c = c = 0,001237 g/100ml c = 12,37 µg/ml Konsentrasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aluminium Hidroksida 2.1.1 Sifat Fisika Aluminium Hidroksida Rumus Molekul: Al(OH) 3 OH Al OH OH Berat Molekul: 78,00 Aluminium hidroksida merupakan padatan berbentuk serbuk

Lebih terperinci

Lampiran 1.Sertifikat Bahan Baku Pembanding. Lampiran 2. Sampel yang digunakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lampiran 1.Sertifikat Bahan Baku Pembanding. Lampiran 2. Sampel yang digunakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lampiran 1.Sertifikat Bahan Baku Pembanding Lampiran 2. Sampel yang digunakan Lampiran 2 Gambar 2: Mangga Arumanis Gambar 3: Mangga Golek Gambar 4: Mangga Shrimp Lampiran 3. Flowsheet Buah Mangga Filtrat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3. Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) 1. 1000 5,1. 1003 5,14 3. 101 5, Normalitas NaOH Berat Kalium Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) Berat Ekivalen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) 500 ppm 500 mcg/ml Berat Natrium tetraboraks yang ditimbang 500 mcg / ml

Lebih terperinci

Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding

Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding Lampiran 3. Sampel yang digunakan Nanas yang masih utuh Nanas yang sudah dibuang kulitnya Lampiran 4. Flowsheet Nanas Kota Medan Dibersihkan dari kulitnya Ditimbang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Mata air yang terletak di Gunung Sitember Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat 48 Air minum yang dialirkan menggunakan pipa besi Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Moffat, dkk., (2004), uraian tentang tramadol adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Moffat, dkk., (2004), uraian tentang tramadol adalah sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tramadol HCl berikut: Menurut Moffat, dkk., (2004), uraian tentang tramadol adalah sebagai Gambar 1. Struktur Tramadol HCl Tramadol HCl dengan rumus molekul C 16 H 25 N 2, HCl

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Triprolidin HCl BPFI Lampiran 3. Kurva Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan sifat dari suatu keadaan sampel dalam hal ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan sifat dari suatu keadaan sampel dalam hal ini dilakukan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah metode deskriptif, karena penelitian bertujuan menggambarkan sifat dari suatu keadaan sampel dalam hal ini dilakukan penetapan kadar vitamin C dari bawang

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan. BAB 3 PERCOBAAN Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan. 3.1 Bahan Buah jeruk nipis, belimbing, jeruk lemon, vitamin C baku (PPOMN),

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015 BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Lampiran 2. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Fosfor Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan 1 Persiapan bahan baku 2 Proses Hidrolisis Melarutkan 100 gr kulit pisang yang telah halus

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding Lampiran 3. Sampel Gambar 6. Pepino Pepino Pada Penyimpanan Suhu Ruang Pepino Pada Penyimpanan Lemari (+ 25 0 C) Pendingin (5 0 C) Gambar 7. Pepino setelah

Lebih terperinci

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 I. Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur. Analis

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Gambar 1. Gambar krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol 48 Lampiran 2. Komposisi krim merek X Contoh

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Penentuan Trayek ph Indikator Alami Dalam penentuan trayek ph, dilakukan beberapa persiapan seperti pembuatan ekstrak buah naga merah dan buah murbei. Selain itu, juga diakukan

Lebih terperinci

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml Lampiran 1. Spektrum Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis Spektrum serapan derivat kedua deksametason 5 mcg/ml Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml 45 Lampiran 1. (lanjutan)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl Gambar 10. Alat KCKT (Shimadzu) Gambar 11. Syringe 100 µl (SGE) Lampiran 2. Gambar Sonifikator (Branson 1510) dan Penyaring Gambar. 12. Sonifikator (Branson

Lebih terperinci

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Gambar 1 Krim merek Klorfeson Gambar 2 Krim merek Chloramfecort-H 48 Lampiran 2. Komposisi krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Daftar Spesifikasi krim 1. Klorfeson

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR KLORIDA Selasa, 1 April 2014 EKA NOVIANA NINDI ASTUTY 1112016200016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PEDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015 Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel 1. Celestamin (Schering-plough) No. Reg : DKL 9106604510A1 Expire Date : September 2015 Komposisi : Betametason... 0,25 mg

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet 50 Lampiran 2. Komposisi Tablet Pulna Forte Daftar Spesifikasi Sampel 1. Pulna Forte No. Reg : DKL 0319609209A1 ExpireDate :Agustus 2017 Komposisi : Ethambutol HCL...

Lebih terperinci

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG PENDAHULUAN Obat maag atau antasida adalah obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif yang menetralkan asam dilambung.

Lebih terperinci

kimia TITRASI ASAM BASA

kimia TITRASI ASAM BASA Kurikulum 2006/2013 2013 kimia K e l a s XI TITRASI ASAM BASA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan macam-macam titrasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto BAB III TEKNIK PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai dari Tanggal

Lebih terperinci

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Deksklorfeniramin maleat Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M - Metanol yang Optimal untuk Analisis. A Perbandingan fase

Lebih terperinci

No Nama RT Area k Asym N (USP)

No Nama RT Area k Asym N (USP) Lampiran 1. Hasil kromatogram Penyuntikan Propranolol HCl Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak Metanol-Air dan Laju Alir yang Optimal untuk Analisis. 1 Propranolol HCl 3.1 24823 359.7 2.32* 1410*

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 = Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi 1. 500 ml Natrium Fosfat 28 mm M massa 1 x Mr V(liter) 0,028 massa 1 x 164 0, 5 massa 2,296 gram 2. 500 ml Amonium Molibdat 4 mm M massa 1 x Mr V(liter) massa

Lebih terperinci

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N. Lampiran 1 Prosedur uji asam basa dan Net Acid Generation (Badan Standardisasi Nasional, 2001) A. Prinsip kerja : Analisis perhitungan asam-basa meliputi penentuan potensi kemasaman maksimum (MPA) yakni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Medan pada bulan

Lebih terperinci

VALIDASI DAN PENGEMBANGAN PENETAPAN KADAR TABLET BESI (II) SULFAT DENGAN METODE TITRASI PERMANGANOMETRI DAN SERIMETRI SEBAGAI PEMBANDING SKRIPSI

VALIDASI DAN PENGEMBANGAN PENETAPAN KADAR TABLET BESI (II) SULFAT DENGAN METODE TITRASI PERMANGANOMETRI DAN SERIMETRI SEBAGAI PEMBANDING SKRIPSI VALIDASI DAN PENGEMBANGAN PENETAPAN KADAR TABLET BESI (II) SULFAT DENGAN METODE TITRASI PERMANGANOMETRI DAN SERIMETRI SEBAGAI PEMBANDING SKRIPSI Oleh : WAHYU PURWANITA K100050239 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Kalsium, Magnesium dan Timbal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat. Alat pencetak kapsul (batang besi) Alat pencetak kapsul yang dilapisi natrium alginat

Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat. Alat pencetak kapsul (batang besi) Alat pencetak kapsul yang dilapisi natrium alginat Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat Alat pencetak kapsul (batang besi) Alat pencetak kapsul yang dilapisi natrium alginat dicelupkan kedalam larutan natrium alginate 5% dengan viskositas

Lebih terperinci

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan BAB III METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan Penyegar, Unit Pelayanan Terpadu Pengunjian dan Sertifikasi Mutu Barang (UPT. PSMB) Medan yang bertempat

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4 2- secara turbidimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

TITRASI KOMPLEKSOMETRI TITRASI KOMPLEKSOMETRI I. TUJUAN a. Menstandarisasi EDTA dengan larutan ZnSO 4 b. Menentukan konsentrasi larutan Ni 2+ c. Memahami prinsip titrasi kompleksometri II. TEORI Titrasi kompleksometri adalah

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT 1. Kertas saring a. Kertas saring biasa b. Kertas saring halus c. Kertas saring Whatman lembar d. Kertas saring Whatman no. 40 e. Kertas saring Whatman no. 42 2. Timbangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan TEKNIK VALIDASI METODE ANALISIS KADAR KETOPROFEN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Erina Oktavia 1 Validasi metode merupakan proses yang dilakukan melalui penelitian laboratorium untuk membuktikan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl. BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penetapan kadar ini dilakukan di Ruang Laboratorium yang terdapat di Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Data Hasil Penelitian dan Perhitungan

LAMPIRAN. Data Hasil Penelitian dan Perhitungan 45 LAMPIRAN 1 Data Hasil Penelitian dan Perhitungan 46 DATAHASIL PENELITIAN Tabel 10. Jumlah Titran Yang Dibutuhkan Selama Analisa Konsentrasi Menit ke- Na 2 SO 4 0,1N (ml) H 2 SO 4 (N) Tapioka Maizena

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian 14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.

Lebih terperinci

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 12: Cara uji kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode titrimetri

Air dan air limbah Bagian 12: Cara uji kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode titrimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 12: Cara uji kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen klorida encer, natrium tiosulfat 0,01 N, dan indikator amilum. Kalium hidroksida 0,1 N dibuat dengan melarutkan 6,8 g kalium hidroksida

Lebih terperinci

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar Lampiran 1. Diagram analisis pemeriksaan kualitatif boraks dalam bakso secara sentrifugasi 10 gram Bakso Air Panas Diblender Halus Supernatan Dimasukkan kedalam sentrifgasi Hidupkan Alat selama menit dengan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PE ELITIA

IV. METODOLOGI PE ELITIA IV. METODOLOGI PE ELITIA 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Mei 2012 di laboratorium kimia departemen Quality Control (QC)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Optimasi esterifikasi DHA Dilakukan dua metode esterifikasi DHA yakni prosedur Lepage dan Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir DHA

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN 1.1 Hasil Pengamatan Analisa 1.1.1 Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein No. 1. Perlakuan Pengamatan Sampel sebanyak 1 gr K2SO4 Larutan

Lebih terperinci

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 15: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) refluks terbuka dengan refluks terbuka secara titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati Lampiran 1. Flow Sheet Pembuatan Pati Kentang Kentang Residu Filtrat Ditimbang ± 10 kg Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong Diblender hingga halus Disaring dan diperas menggunakan kain putih yang bersih

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm No Menit ke- Absorbansi 1 4 0,430 5 0,431 3 6 0,433 4 7 0,434 5 8 0,435 6 9 0,436 7 10 0,437 8 11 0,438 9 1 0,439

Lebih terperinci

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Kimia, dan Formulasi Tablet Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok. Waktu pelaksanaannya adalah dari bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam klorida pekat 37% (Merck KG aa), akuadestilata, sampel hand body lotion, standar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam Ditimbang 10,90 mg fenobarbital dan 10,90 mg diazepam, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam

Lebih terperinci

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Kromatogram penyuntikan larutan Naa Siklamat ph dapar fosfat yang optimum pada analisis untuk mencari Dapar fosfat ph 4,5 dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30) dan

Lebih terperinci

Gambar 2. Daun Tempuyung

Gambar 2. Daun Tempuyung Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Tanaman Daun Tempuyung Gambar. Daun Tempuyung 41 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 3 Kapsul Ekstrak Tempuyung Gambar 4. Kemasan Kapsul 4 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 5.

Lebih terperinci

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 Hal-0 Instruksi Pastikan bahwa nama dan kode peserta Anda sudah tertulis pada halaman pertama lembar soal dan lembar

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan kadar Aspartam ini dilakukan menggunakan alat KCKT, dengan sistem kromatografi fasa terbalik, yaitu polarisitas fasa gerak lebih polar daripada fasa diam dengan kolom

Lebih terperinci

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Penentuan Kesadahan Dalam Air Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN L1.1 DATA HASIL ANALISIS BILANGAN ASAM MINYAK KELAPA Tabel L1.1 Data Hasil Analisis Bilangan Asam Kadar Flavonoid Total aktu Kontak (Hari) Volume KOH (ml) Bilangan Asam

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks 61 LAMPIRAN Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks A. Pembakuan HCl dengan NaOH Molaritas HCl Pekat 37% yaitu: M = gram x 1000 Mr ml M = 37 gram 36,5 M = 10,1 M x 1000 100 Diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Januari 2017. Bertempat di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Alat yang digunakan pada analisis kuantitatif protein kasar adalah

Alat yang digunakan pada analisis kuantitatif protein kasar adalah BAB III CARA PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat: Analisis kuantitatifmenggunakan metode kjeldahl Alat yang digunakan pada analisis kuantitatif protein kasar adalah 1. Neraca timbang digital (Dragon 3002,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Sumber: James Mapple, Chemistry an Enquiry-Based Approach Pengukuran ph selama titrasi akan lebih akurat dengan menggunakan alat ph-meter. TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet Gambar 1.TabletPritacort Lampiran 2. Komposisi Tablet Pritacort Daftar spesifikasi sampel Nama sampel : Pritacort No. Reg : DKL9730904510A1 Tanggal Kadaluarsa : Mei 2017

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH I. Tujuan Praktikan dapat memahami dan menstandarisasi larutan baku sekunder NaOH dengan larutan baku primer H 2 C 2 O 4 2H 2 O II. Dasar Teori Reaksi asam basa

Lebih terperinci

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan Lampiran 1. Flowsheet Destruksi Basah Sampel yang telah dihomogenkan Ditimbang 5 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 5 ml Didiamkan selama 4 jam Sampel + HNO 3 (p) Larutan Sampel Hasil Dipanaskan di

Lebih terperinci

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging. III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang mengarah pada pengembangan metode dengan tujuan mengembangkan spektrofotometri ultraviolet secara adisi standar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengembangan Metode Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun hanya salah satu tahapan saja. Pengembangan metode dilakukan karena metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitianeksperimental. Dalam hal ini 3 sampel kecap akan diuji kualitatif untuk mengetahui kandungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aa), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia

Bab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu sintesis dan karakterisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O. Pada sintesis garam rangkap tersebut dilakukan variasi perbandingan

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian BAB V METODOLOGI Penelitian ini akan dilakukan 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Lebih terperinci

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI) KIMIA DASAR TITRASI (VOLUMETRI) Drs. Saeful Amin, M.Si., Apt. PRINSIP TITRASI Titrasi (volumetri) merupakan metode analisis kimia yang cepat, akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tablet Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian

Lebih terperinci