BAB VI PEMBAHASAN. Persepsi merupakan suatu proses yang diawali oleh rangsangan yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI PEMBAHASAN. Persepsi merupakan suatu proses yang diawali oleh rangsangan yang"

Transkripsi

1 78 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pembahasan Hasil Penelitian a. Hubungan Persepsi Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013 Persepsi merupakan suatu proses yang diawali oleh rangsangan yang diterima dari luar yang kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga menimbulkan suatu pemahaman (Walgito, 2010). Seseorang yang mempunyai persepsi kuat terhadap suatu obyek seperti contoh dalam penelitian ini terkait gurah vagina teknik ratus yang banyak ditawarkan oleh berbagai pusat kecantikan, dimana persepsi itu terbentuk karena banyak faktor yang mempengaruhi. Sebagai contoh perhatian yang ditujukan pada suatu obyek secara terus menerus sehingga menimbulkan suatu persepsi yang kuat. Hasil analisis secara univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai persepsi dengan kategori positif dibandingkan dengan kategori negatif. Berdasarkan uji statistik dengan chi-square ada hubungan yang signifikan antara persepsi dengan gurah vagina teknik ratus. Hal ini sesuai dengan penelitian McKee (2009) bahwa keyakinan, sikap, dan norma-norma sosial yang terkait dengan douching telah dilakukan oleh perempuan Amerika dan Afrika. Seseorang yang mempunyai keyakinan yang kuat akan mempengaruhi persepsi. Dengan semakin positif persepsi responden terhadap gurah vagina maka semakin banyak yang mengambil gurah vagina teknik ratus, seharusnya semakin

2 79 positif persepsi dari responden maka perempuan yang melakukan gurah vagina teknik ratus menjadi lebih sedikit. Namun kenyataan di lapangan diperoleh hasil bahwa semakin positif persepsi responden semakin banyak yang melakukan gurah vagina teknik ratus. Terkait dengan pernyataan pada variabel persepsi yang paling banyak dijawab dengan kategori ya oleh responden adalah gurah vagina teknik ratus memberikan aroma wangi pada organ intim kewanitaan dengan rata-rata skor tertinggi diantara pernyataan variabel persepsi lainnya. Sedangkan skor yang terendah pada pernyataan variabel persepsi pada pernyataan bahwa gurah vagina teknik ratus dapat mengobati penyakit kelamin. Terlihat bahwa sedikit responden yang menjawab dengan kategori ya untuk pernyataan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebenarnya sebagian besar responden mengetahui bahwa gurah vagina teknik ratus tidak dapat mengobati penyakit kelamin namun karena terpengaruh oleh keyakinan yang kuat bahwa setelah melakukan gurah vagina teknik ratus organ intim menjadi wangi maka hal tersebut yang dominan mempengaruhi pengambilan keputusan. Demikian pula dengan hasil rata-rata skor untuk pernyataan variabel persepsi mengenai kesan rapat seperti layaknya perempuan yang masih gadis dibawah rata-rata skor pernyataan yang menyatakan bahwa gurah vagina teknik ratus memberikan aroma wangi, namun tetap memberi pengaruh terhadap pengambilan keputusan. Sehingga dengan persepsi yang positif tidak akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam melakukan gurah vagina teknik ratus karena sudah tertanam kuat keyakinan tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Hilber et al.,(2010) yang menyatakan bahwa motif untuk melakukan

3 80 douching adalah mengurangi lendir sehingga memberikan sensasi rapat saat berhubungan seksual. Demikian pula hasil penelitian yang dikemukakan oleh Farida (2006), masih banyak pendapat yang salah tentang KA (Kondiloma Akuminata) yaitu salah satunya vaginal douching membuat tubuh kebal terhadap KA. Dengan kata lain melakukan vaginal douching akan terbebas dari infeksi menular seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Sedangkan persepsi dari responden dengan kategori negatif dalam pengambilan keputusan melakukan gurah vagina teknik ratus semakin sedikit. Hal ini karena terkait dengan persepsi para responden mengenai gurah vagina teknik ratus tersebut. Analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel persepsi memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan gurah vagina teknik ratus. Berdasarkan teori perubahan perilaku Green, persepsi termasuk dalam faktor predisposisi dimana persepsi dipengaruhi oleh pengetahuan, kepercayaan, dan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang. b. Hubungan Pengetahuan Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013 Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang terhadap suatu objek tertentu dan menjadi domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Namun pengetahuan ini juga tidak mutlak menjadikan seseorang mengambil suatu tindakan yang sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki, hal ini sangat dipengaruhi berbagai faktor dari lingkungan luar. Menurut Hendra (2008) dalam Notoatmodjo (2007), menyatakan bahwa lingkungan

4 81 merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya serta dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berpikir seseorang. Hasil analisis secara univariat menunjukkan bahwa responden dengan kategori pengetahuan baik lebih banyak daripada kategori yang kurang. Berdasarkan uji statistik dengan chi-square ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pengambilan keputusan gurah vagina teknik ratus yaitu semakin baik pengetahuan dari responden mengenai gurah vagina teknik ratus baik dari segi manfaat, efek atau dampak yang ditimbulkan maka semakin banyak responden yang memilih untuk melakukan gurah vagina teknik ratus. Berdasarkan pernyataan mengenai variabel pengetahuan yang paling banyak dijawab dengan kategori ya oleh responden diketahui bahwa gurah vagina teknik ratus untuk mencegah serta meningkatkan kesehatan, kenyamanan, dan ketenangan namun bukan untuk mengobati. Hal ini sesuai dengan penelitian McKee et al., (2009) bahwa sebagian besar perempuan yang melakukan douching mempunyai pengetahuan bahwa dengan douching akan merasa bersih setelah berhubungan seksual, merasa bersih setelah menstruasi dan untuk mencegah infeksi. Teori mengatakan bahwa perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Namun hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori

5 82 kesehatan, responden dengan pengetahuan yang baik bukan berarti lebih sedikit mengambil gurah vagina teknik ratus, walaupun gurah vagina tersebut masih kontroversial di masyarakat luas karena berkaitan dengan efek atau dampak yang ditimbulkan. Hal ini tidak dapat dipungkiri apabila berkacamata dari dua sisi yaitu medis dan herbal yang pada kenyataan memang bertolak belakang (Putra, 2013). Pengetahuan yang dimiliki masing-masing responden tentunya berbeda antara satu dengan lain, karena gurah vagina teknik ratus ini merupakan salah satu perawatan yang ditawarkan di dunia kecantikan yang saat ini sangat berkembang pesat maka pengetahuan yang dimiliki responden akan dipengaruhi juga oleh gaya hidup (life style) dan trend yang ada. Dengan kata lain walaupun pengetahuan responden mengenai efek ataupun dampak dari gurah vagina dari segi medis tidak baik, tetapi karena dipengaruhi oleh trend dan perkembangan zaman serta life style maka walaupun pengetahuan tinggi mengenai hal tersebut tetap mengambil keputusan untuk melakukan gurah vagina teknik ratus. Analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel pengetahuan memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan gurah vagina teknik ratus. Menurut Green dalam teori perubahan perilaku menyatakan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan yang termasuk dalam faktor predisposisi. Dalam penelitian ini apabila dikaitkan dengan teori perubahan perilaku, responden yang mengambil gurah vagina lebih banyak dengan kategori

6 83 pengetahuan baik daripada kategori kurang, hal ini disebabkan karena perubahan perilaku terkait dengan pengetahuan yang dimilikinya dan perubahan sikap karena mempunyai kepercayaan dan tradisi yang kuat mengenai efek melakukan perawatan gurah vagina teknik ratus. c. Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013 Tingkat pendidikan merupakan salah satu tolok ukur seseorang untuk mengambil suatu keputusan dalam berbagai hal, dengan kata lain sedikit tidaknya dengan tingkat pendidikan yang dimiliki dapat menjadikan seseorang lebih kritis terhadap sesuatu hal yang diamati. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan luas dibandingkan tingkat pendidikan lebih rendah (Notoatmodjo, 2003). Hasil analisis secara univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan dengan kategori tinggi daripada kategori menengah. Berdasarkan uji statistik dengan chi-square tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan gurah vagina teknik ratus. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Martens dan Monif (2003) yang menyatakan bahwa perempuan dari ras kulit hitam dengan pendidikan rendah sering melakukan douching dan cenderung menderita BV (Bacterial Vaginosis) sebesar 76,5%. Hasil penelitian Grimley et al.,(2006) menyatakan bahwa wanita yang secara teratur melakukan douching sebesar 28,5% yang tidak sekolah menengah umum (SMU),

7 84 17,6% wanita yang berjenjang SMU, 13,0% tanpa gelar kesarjanaan dan dengan gelar kesarjanaan (S1) atau lebih tinggi 3,7%, dan lainnya 37,2%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas apabila dibandingkan dengan penelitian yang sebelumnya dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian dengan variabel tingkat pendidikan tidak sesuai dengan teori. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan melakukan gurah vagina teknik ratus sebesar 25 orang (62,5%) dan yang tidak melakukan 15 orang (37,5%) sedangkan responden dengan tingkat pendidikan menengah yang melakukan gurah vagina teknik ratus sebesar 19 orang (82,6%) dan yang tidak melakukan 4 orang (17,4%). Dapat disimpulkan bahwa responden yang melakukan gurah vagina teknik ratus sebagian besar dengan pendidikan yang menengah dengan persentase 82,6% namun dalam hal ini hasil menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel tingkat pendidikan dengan gurah vagina teknik ratus. Analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan tidak memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan gurah vagina teknik ratus. d. Hubungan Status Ekonomi Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013 Hasil analisis secara univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengambil gurah vagina teknik ratus mempunyai status ekonomi dengan kategori tinggi dibandingkan dengan kategori menengah. Berdasarkan analisis secara bivariat dengan chi-square tidak ada hubungan yang signifikan

8 85 antara status ekonomi dengan gurah vagina teknik ratus. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian McKee et al.,(2009), vaginal douching secara luas dipraktekkan oleh perempuan Amerika dan lebih sering dan lebih umum di kalangan perempuan minoritas dan kalangan perempuan dengan status sosial ekonomi rendah. Demikian pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Gama et al. (2008), bahwa vaginal douching banyak dilakukan oleh responden dengan status ekonomi rendah seperti PSK (Pekerja Seks Komersil). Analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel status ekonomi tidak memberikan pengaruh terhadap gurah vagina teknik ratus. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa status ekonomi dari golongan tinggi maupun menengah tidak ada hubungan yang signifikan namun dilihat dari distribusi frekuensi responden dengan status ekonomi yang tinggi lebih banyak mengambil gurah vagina teknik ratus karena dengan alasan bahwa dengan ekonomi yang tinggi maka secara finansial mempunyai daya beli dan pengeluaran lebih dan digunakan untuk perawatan tubuh dalam hal ini para responden mengambil gurah vagina teknik ratus sebagai kebutuhan tersier. e. Hubungan Fasilitas Pendukung Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013 Pada umumnya fasilitas pendukung merupakan salah satu sarana untuk menarik minat konsumen dalam pengambilan keputusan. Notoatmodjo (2007), mengatakan bahwa ketersediaan fasilitas akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Hasil analisis univariat menyatakan bahwa sebagian besar responden melakukan gurah vagina teknik ratus dengan fasilitas pendukung

9 86 kategori baik lebih banyak dibandingkan dengan fasilitas pendukung kategori kurang. Berdasarkan uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa variabel fasilitas pendukung dengan gurah vagina teknik ratus secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan. Analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel fasilitas pendukung tidak memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan gurah vagina teknik ratus. Hal ini disebabkan karena kemungkinan besar fasilitas pendukung yang disediakan di tiga tempat penelitian tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh konsumen karena dirasa tidak terlalu penting setelah melakukan perawatan gurah vagina teknik ratus. Berdasarkan pernyataan dari variabel fasilitas pendukung yang paling banyak dijawab dengan kategori ya oleh responden adalah dalam melakukan perawatan terapis menyediakan kain atau sarung. Sedangkan pernyataan yang paling sedikit dijawab oleh responden adalah terapis menyediakan gayung untuk membasuh organ intim kewanitaan dengan rebusan daun sirih dan menyediakan handuk untuk menyeka (mengelap) keringat, hal ini karena tidak semua tempat pelayanan Spa menyediakan fasilitas tersebut. Fasilitas pendukung termasuk dalam servis quality seperti kelengkapan alat dan lingkungan fisik yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen (Setiadi, 2010). Fasilitas yang tertata rapi dan menarik juga akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan serta dapat meningkatkan sikap positif pelanggan terhadap suatu jasa. f. Hubungan Media Massa Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013

10 87 Perilaku seseorang adalah semua kegiatan baik yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007). Perubahan perilaku juga dapat dipengaruhi oleh adanya media massa yang banyak beredar baik berupa iklan di televisi, brosur, internet, majalah maupun koran. Media massa yang merupakan salah satu media informasi yang tidak dapat dipungkiri memegang peranan penting dalam menyampaikan pesan dimana pesan yang disampaikan dikemas secara menarik dengan tujuan untuk memberikan kemudahan dalam penerimaan informasi dan tentunya untuk menarik konsumen. Media massa sebagai alat bantu dalam memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi yang dapat dilihat dan didengar (Mubarak, 2011). Informasi mengenai gurah vagina teknik ratus ini telah banyak beredar di masyarakat luas yang dapat diakses melalui situs internet maupun brosur-brosur yang disebarkan dan menu yang disediakan di berbagai tempat perawatan tubuh yang berupa salon dan spa. Akses internet sangat memudahkan seseorang untuk mencari informasi, sehingga dengan media elektronik seperti itu memberikan peluang yang besar dalam mempengaruhi perilaku seseorang. Salah satu contoh produk organ intim kewanitaan yang direkomendasikan oleh seorang dokter Boyke Dian Nugraha (2012) yang diberi nama Tissue Majakani dan dapat diakses melalui internet menyatakan bahwa tissue majakani dapat melindungi, membersihkan, dan mengencangkan organ intim kewanitaan. Tissue majakani terbuat dari buah majakani yang dikenal dengan istilah pohon Oak banyak mengandung unsur yang kaya dengan tannin, vitamin A dan C, kalsium,

11 88 protein untuk mengencangkan otot vagina serta unsur astringent untuk menghilangkan bakteri penyebab keputihan. Dalam hal ini, dari berbagai tawaran layanan gurah vagina baik ratus maupun jenis lainnya yang tidak jauh berbeda dilihat dari segi fungsi, tujuan, dan alasan para kaum perempuan menggunakan layanan gurah vagina teknik ratus di Spa serta tissue majakani, tongkat gurah vagina maupun jenis lainnya tergantung dari personal atau subyek yang menggunakan. Tidak dipungkiri bahwa layanan ini bertolak belakang secara teori maupun medis, namun kenyataan yang ada dilapangan bahwa berbagai macam penawaran yang ada mendorong para kaum perempuan untuk mencoba dan menggunakan layanan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa media massa sangat memberi pengaruh yang besar terhadap pengambilan keputusan. Terutama bila iklan dalam internet menguatkan motif melakukan gurah vagina misalnya kehadiran seorang ginekologis. Terkait dengan teori perubahan perilaku dimana media massa merupakan salah satu bagian dari faktor pendorong (reinforcing) yang dapat mengubah perilaku seeorang dalam pengambilan keputusan suatu objek yang diamati. Hasil penelitian secara univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden terpapar media massa dengan kategori sering daripada yang jarang terpapar media massa. Berdasarkan analisis bivariat dengan chi-square ada hubungan yang signifikan antara media massa dengan layanan gurah vagina teknik ratus, dimana semakin sering terpapar media massa maka semakin banyak responden yang mengambil gurah vagina teknik ratus. Hal ini sesuai dengan penelitian Hilber et al., (2010), menyatakan bahwa di Indonesia para wanita

12 89 menggunakan produk-produk herbal atau jamu yang dibuat khusus untuk mengencangkan vagina yang disebut dengan nama generik jamu sari rapat. Dapat disimpulkan bahwa produk herbal atau jamu tersebut diperoleh oleh para wanita tentunya melalui media massa baik brosur dan iklan, pengalaman orang lain maupun mencari langsung. Demikian pula hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh Hendarin (2009) di Kabupaten Tegal, menyatakan bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap praktek bilas vulvo-vaginal adalah pencetus tindakan berupa iklan kesehatan seksual wanita. Berdasarkan pernyataan dari variabel media massa yang paling banyak dijawab dengan kategori ya oleh responden yaitu sumber informasi diperoleh melalui brosur mengenai gurah vagina teknik ratus. Analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel media massa memberikan kontribusi tertinggi dengan layanan gurah vagina teknik ratus dibandingkan dengan variabel lainnya yang diteliti. g. Hubungan Sikap Terapis Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013 Sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten (Setiadi, 2010). Suatu sikap belum terwujud dalam suatu tindakan apabila tidak ada faktor pendukung (Notoadmojo, 2007).

13 90 Dalam penelitian ini sikap yang dimaksud adalah sikap seorang terapis terhadap konsumen pada saat melakukan perawatan. Hasil analisis univariat menyatakan bahwa sebagian besar responden mempunyai pandangan positif terhadap sikap terapis daripada pandangan negatif terhadap sikap terapis saat melakukan gurah vagina teknik ratus. Berdasarkan uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel sikap terapis dengan gurah vagina teknik ratus. Analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel sikap terapis tidak memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan gurah vagina teknik ratus. Berdasarkan pernyataan dari variabel sikap terapis yang paling banyak dijawab dengan kategori sangat setuju oleh responden adalah sikap terapis saat memberikan pelayanan jasa tergolong ramah. Dari hasil penelitian di atas, tidak ada hubungan yang signifikan karena disebabkan oleh faktor personal dari responden tersebut yang bersifat relatif terhadap penilaian dari sikap terapis saat melakukan perawatan gurah vagina teknik ratus. Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu (Notoatmodjo, 2007). Dalam hal ini tidak hanya sikap ramah yang menjadi prioritas penilaian namun perhatian serta kesediaan membantu dan respon yang tanggap juga berpengaruh serta seseorang dalam menentukan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan yang penting. Dalam penelitian ini sikap tertuju pada terapis yang menangani perawatan gurah vagina teknik ratus terhadap konsumen, terkadang sikap yang tergolong ramah belum tentu konsumen menanggapinya dengan baik. Pada kenyataannya ada

14 91 sebagian orang yang merasa bahwa sikap ramah belum pasti memberikan tanggapan yang positif. Oleh karena itu penilaian terhadap sikap sangatlah relatif dan tergantung dari individu yang menilai karena sikap mempunyai beberapa tingkatan seperti menerima, merespon, menghargai, dan bertanggung jawab. h. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013 Keluarga merupakan kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama (Setiadi, 2003). Sedangkan dukungan keluarga adalah suatu bentuk perhatian dan motivasi terhadap suatu objek. Hasil analisis univariat menyatakan bahwa sebagian besar responden yang mendapat dukungan keluarga dengan kategori tinggi lebih banyak daripada dukungan keluarga kategori rendah. Berdasarkan uji statistik dengan chisquare menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel dukungan keluarga dengan gurah vagina teknik ratus. Semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin banyak responden yang mengambil gurah vagina teknik ratus. Demikian pula dengan analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel dukungan keluarga memberikan pengaruh terhadap gurah vagina teknik ratus. Hal ini sesuai dengan penelitian McKee et al., (2009) menyatakan bahwa responden biasanya mengetahui tentang douching dari anggota keluarga dan teman-teman perempuan. Dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga sangat memberikan peranan yang penting dalam pengambilan keputusan. Apabila dihubungkan dengan teori perubahan perilaku dukungan keluarga termasuk dalam

15 92 faktor pendorong (reinforcing). Berdasarkan pernyataan dari variabel dukungan keluarga yang paling banyak dijawab dengan kategori ya oleh responden adalah keluarga menyarankan untuk melakukan gurah vagina teknik ratus. 6.2 Keterbatasan Penelitian Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini baik karena faktor keterbatasan kemampuan dari peneliti itu sendiri maupun kesulitan situasi di lapangan. Adapun yang menjadi keterbatasan penelitian, dapat diuraikan seperti di bawah ini. 1. Pada saat proses pengambilan data dengan menggunakan kuesioner, dari pihak pengelola Spa tidak diijinkan untuk menggunakan waktu terlalu lama di tempat penelitian dengan beberapa pertimbangan, sehingga kuesioner dititipkan. Keterbatasan ini berusaha peneliti atasi dengan memberikan penjelasan secara mendetail mengenai langkah-langkah pengisian kuesioner dan mengetahui kuesioner yang sudah terisi dengan memantau setiap dua hari sekali ke tempat penelitian dan menggunakan waktu yang diberikan oleh pihak pengelola dengan maksimal. 2. Dalam penelitian ini variabel tradisi tidak diteliti, maka secara substansi menjadi keterbatasan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. perawatan tubuh di berbagai kota besar, yang tergolong ke dalam perawatan

BAB I PENDAHULUAN. perawatan tubuh di berbagai kota besar, yang tergolong ke dalam perawatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan banyak bermunculan pusat layanan yang berhubungan dengan perawatan tubuh di berbagai kota besar, yang tergolong ke dalam perawatan medis maupun non medis

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara persepsi, sosial

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara persepsi, sosial 48 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara persepsi, sosial ekonomi, dukungan keluarga, dan peranan media massa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. jenis penelitian termasuk penelitian analitic observational. Rancang bangun

BAB IV METODE PENELITIAN. jenis penelitian termasuk penelitian analitic observational. Rancang bangun 53 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif, dengan jenis penelitian termasuk penelitian analitic observational. Rancang bangun penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan layanan pada fasilitas spa khusus untuk perawatan organ pada alat kelamin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan layanan pada fasilitas spa khusus untuk perawatan organ pada alat kelamin 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gurah Vagina Teknik Ratus Gurah vagina merupakan suatu istilah yang digunakan untuk perawatan dan layanan pada fasilitas spa khusus untuk perawatan organ pada alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada saluran reproduksi (Romauli&Vindari, 2012). Beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada saluran reproduksi (Romauli&Vindari, 2012). Beberapa masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan alat-alat reproduksi berperan penting dalam menunjang terlaksananya fungsi reproduksi yang optimal pada wanita. Dengan alat reproduksi yang sehat, wanita

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja juga merupakan masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering

Lebih terperinci

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan : KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MENGGUNAKAN METODE IVA PADA PUS DI WILAYAH PUSKESMAS KELURAHAN KEMANGGISAN KECAMATAN PALMERAH JAKARTA BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA Nama : RABITA NIM : 095102004 Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna Tahun 2010 Menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian tentang kesehatan reproduksi menunjukkan bahwa 75% wanita di dunia pasti mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala hal

Lebih terperinci

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN 2012 I. INFORMASI WAWANCARA Tanggal Wawancara.../.../... No. Urut Responden...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN 37 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran umum Laboratorium Klinik di Cilegon Pelayanan laboratorium klinik merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan

Lebih terperinci

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PENDERITA HIV/AIDS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TENTANG PENYAKIT AIDS DAN KLINIK VCT TERHADAP TINGKAT PEMANFAATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum penelitian Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang terletak di Jalan Sambiroto Semarang. Letak Geografis & Wilayah Kerja terletak di RT 01 RW I, Kelurahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau

TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau BAB II 2.1. HIV/AIDS TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian HIV/AIDS Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI LAMPIRAN 1 GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan lingkari pada jawaban yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Feminine hygiene merupakan cara menjaga dan merawat kebersihan organ kewanitaan bagian luar. Salah satu cara membersihkannya adalah dengan membilas secara benar. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan Juli tahun 2016 di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka harus menghadapi

Lebih terperinci

Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual

Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual a. Penyebab penyakit (agent) Penyakit menular seksual sangat bervariasi dapat berupa virus, parasit, bakteri, protozoa (Widyastuti, 2009).

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Karakteristik responden yang diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui kuisioner kepada beberapa pelanggan pada Salon dan Spa Moz5 PTC Palembang yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya, guna mencapai kesejahteraan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya, guna mencapai kesejahteraan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi ialah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Kuesioner A1 Harapan dan Kenyataan yang dirasakan Pelanggan

Lampiran 1 : Kuesioner A1 Harapan dan Kenyataan yang dirasakan Pelanggan 95 Lampiran 1 : Kuesioner A1 Harapan dan Kenyataan yang dirasakan Pelanggan Data Responden : Nama :.. (Boleh dikosongkan) Umur (lingkari) : 50 tahun Jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku adalah tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan atau lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa dalam masa transisi ini perilaku

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS Sukatmi*, Nikmaturohmah.** *) Dosen Akper Pamenang Pare Kediri **) Perawat Puskesmas Badas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Karakteristik responden a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Responden dalam penelitian ini adalah pasien LBP yang sebagian besar berjenis kelamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi pada wanita akan berpengaruh pada fungsi reproduksinya dalam memperoleh keturunan dimasa yang akan datang. Masalah yang timbul akibat kurangnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dari 48 responden terhadap Pengaruh Iklan di Media Cetak terhadap Minat beli Masyarakat pada produk Perusahaan teh wangi Dua Burung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1987). Penyakit Menular Seksual (PMS) dewasa ini kasuanya semakin banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1987). Penyakit Menular Seksual (PMS) dewasa ini kasuanya semakin banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak seperti genitor genital, oro genita lmaupun anogenital

Lebih terperinci

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nomor Responden : (diisi oleh peneliti) 2. Jenis Kelamin : 3. Usia :

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nomor Responden : (diisi oleh peneliti) 2. Jenis Kelamin : 3. Usia : KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI PAPARAN PORNOGRAFI OLEH MEDIA MASSA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA SISWA SMU MUHAMMADIYAH 3 JAKARTA SELATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) semakin meningkat dan

Lebih terperinci

A. Pengetahuan Kanker Serviks NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Kanker leher rahim ( serviks ) merupakan penyakit?

A. Pengetahuan Kanker Serviks NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Kanker leher rahim ( serviks ) merupakan penyakit? Lampiran 1 Kuesioner A. Pengetahuan Kanker Serviks NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Kanker leher rahim ( serviks ) merupakan penyakit? a. Penyakit ganas yang disebabkan oleh bakteri dan menyerang rahim (0) b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama dikalangan masyarakat. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan sekarang ini yang terus mengalami perubahan dan semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus menerus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker leher rahim

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker leher rahim BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Serviks termasuk dalam organ reproduksi wanita bagian dalam yang berfungsi baik dalam sistem reproduksi. Serviks sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu mulut rahim

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016 Noorhidayah 1, Asrinawaty 2, Perdana 3 1,2,3 Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Faktor-faktor yang Menjadi Pertimbangan Konsumen Dalam Memilih Salon Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa faktor-faktor yang dipentingkan

Lebih terperinci

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon Serambi Saintia, Vol. V, No. 1, April 2017 ISSN : 2337-9952 Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon Maya Maulida Fitri 1, Masyudi 2 1,2) Fakultas Kesehatan Masyarakat USM Email: masyudi29@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 38 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Rumah sakit Islam Kendal adalah rumah sakit swasta yang dikelola oleh amal usaha muhammadiyah. Rumah sakit tipe C yang sudah terakreditasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) sudah diketahui sejak dari zaman dahulu kala dan tetap ada sampai zaman sekarang. Penyakit infeksi menular seksual ini penyebarannya

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan Program Studi Ilmu

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan Program Studi Ilmu Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan Program Studi Ilmu Keperawatan akan melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut menjadi perhatian masyarakat secara umum dan individu secara khusus. Kesehatan reproduksi juga merupakan salah satu unsur

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO Asih Setyorini, Deni Pratma Sari ABSTRAK Perubahan pada masa remaja adalah hormon reproduksi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU EKSTERNAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU EKSTERNAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA HUBUNGAN PERILAKU EKSTERNAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai GelarSarjanaSains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan reproduksi telah menjadi perhatian bersama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan reproduksi telah menjadi perhatian bersama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan reproduksi telah menjadi perhatian bersama dan bukan hanya individu yang bersangkutan. Kesehatan reproduksi menurut WHO (World Health Organization)

Lebih terperinci

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi HUBUNGAN PARITAS DAN PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL PADA KEHAMILAN TRIMESTER III DI RS. KIA KOTA BANDUNG BULAN SEPTEMBER 2011 Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina.

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina. Dalam keadaan biasa, cairan ini tidak sampai keluar namun belum tentu bersifat patologis (berbahaya).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi di masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa pendidikan seks perlu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 1 Tahun 2012 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU Dirhan* Sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang

Lebih terperinci

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang Yuli Irnawati 1, Vivi Nur Setyaningrum 2 1,2 DIII Kebidanan, Akbid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organ reproduksi merupakan bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam melanjutkan keturunan.kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL FAKTOR IBU DALAM MERAWAT ANAK BALITA DENGAN DIARE

BAB IV HASIL FAKTOR IBU DALAM MERAWAT ANAK BALITA DENGAN DIARE 1 BAB IV HASIL FAKTOR IBU DALAM MERAWAT ANAK BALITA DENGAN DIARE Pada bab ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tentang kajian ibu dalam merawat anak yang mengalami diare pada anak usia balita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perjalanan hidup, manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lima hari lamanya setiap 28 hari, dia menghabiskan rata-rata tujuh tahun dari

BAB I PENDAHULUAN. lima hari lamanya setiap 28 hari, dia menghabiskan rata-rata tujuh tahun dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi dan siklus menstruasi wanita berperan sangat besar dalam hidupnya. Jika anda mempertimbangkan rata-rata menstruasi wanita dari waktu dia berusia 12 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Leukorea atau keputihan (white discharge/flour albus) adalah gejala

BAB I PENDAHULUAN. Leukorea atau keputihan (white discharge/flour albus) adalah gejala 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Leukorea atau keputihan (white discharge/flour albus) adalah gejala yang sering kali dialami oleh para wanita, sewaktu ada cairan (bukan darah) yang keluar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan tentang kesehatan reproduksi perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Upaya untuk menuju reproduksi yang sehat sudah harus dimulai terutama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian bertempat di Pasar Kembang Yogyakarta,tepatnya di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian bertempat di Pasar Kembang Yogyakarta,tepatnya di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Pasar Kembang Yogyakarta,tepatnya di berada di RW Sosrowijayan Kulon Gang 3 kelurahan Sosromenduran Kecamatan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISI ABSTRAK. i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian...... 1 1.2. Identifikasi Masalah....

Lebih terperinci

Gambar 5.1: Tipe Member Sumber: Hasil Penelitian Penulis Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis membersh

Gambar 5.1: Tipe Member Sumber: Hasil Penelitian Penulis Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis membersh BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN V.1 Analisis Data Pada bagian ini akan dilakukan analisis pada data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan analisis data karakteristik responden, mean score, overall mean

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orang di Indonesia, terutama di kalangan perempuan, mengaitkan warna kulit yang lebih putih dengan kekayaan dan gaya hidup yang terkini. Penampilan merupakan

Lebih terperinci

Treatment di Yogyakarta. Sedang obyek penelitiannya adalah atribut Larissa Skin

Treatment di Yogyakarta. Sedang obyek penelitiannya adalah atribut Larissa Skin BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan di perusahaan kualitas pelayanan pada Larissa Skin Care and Hair Treatment di Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh atribut Larissa

Lebih terperinci

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( ) GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 (633-646) HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA TENTANG KELUARGA BERENCANA DENGAN PERILAKU PRIA DALAM BERPARTISIPASI MENGGUNAKAN METODE KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya perbedaan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bebas dengan variabel terikat (Notoatmodjo, 2002). Sedangkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. bebas dengan variabel terikat (Notoatmodjo, 2002). Sedangkan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dengan

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Wiwin Widia Astuti 201510104060 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Desember 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khususnya bila menghadapi ketidakpastian dan ancaman dari luar dirinya.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khususnya bila menghadapi ketidakpastian dan ancaman dari luar dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk memenuhi kebutuhannya baik secara fisik maupun psikis. Kehadiran orang lain ini akan mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam kehidupan, merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai percepatan perkembangan

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : TIARA DEWI AZOLLAWATI 090201035 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Riska Rosita APIKES Citra Medika Surakarta ross_rzkrosita@gmail.com Masyarakat selalu mengharapkan agar pelayanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di

I. PENDAHULUAN. seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah terpenting yang dialami oleh negara berkembang, seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup merupakan prilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktifitas kesehariannya. Gaya hidup sangat berpengaruh terhadap pola pikir, tingkah laku, dan kesehatan

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMERIKSAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) DALAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS PADA PASANGAN USIA SUBUR Retno Palupi Yonni Siwi (STIKes Surya Mitra Husada Kediri)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan atau fluor albus merupakan salah satu masalah yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan atau fluor albus merupakan salah satu masalah yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keputihan atau fluor albus merupakan salah satu masalah yang banyak dikeluhkan wanita mulai dari usia muda sampai usia tua. Lebih dari sepertiga penderita yang

Lebih terperinci

No. Responden: B. Data Khusus Responden

No. Responden: B. Data Khusus Responden KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN TEST IVA PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TAHUN 2016 A.

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan tabel gambaran umum responden pada penelitian ini: Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan tabel gambaran umum responden pada penelitian ini: Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden penelitian ini yaitu meliputi: usia, jenis kelamin, lama usaha dan pendidikan terakhir. Berikut adalah tabel yang akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh HIV (Human Immune Deficiency Virus), relatif mudah menular dan mematikan.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memanjakan, merawat dan mempercantik diri merupakan kebutuhan setiap wanita. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan adanya pengaruh dari budaya luar yang masuk dan

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Bab ini memaparkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelurahan Sukaramai kecamatan Baiturrahman Banda Aceh pada tanggal 14 April sampai dengan 20 Mei 2009. Hasil penelitian

Lebih terperinci

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV LAMPIRAN No Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni I II III I V I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1 Pengajuan masalah penelitian 2 BAB I Pendahulua

Lebih terperinci

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang   ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMPN 2 TELUKNAGA TANGERANG Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang Email : atnesia.ajeng@gmail.com

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN KONSEP DIRI PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL YANG MENGALAMI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN KONSEP DIRI PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL YANG MENGALAMI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PENELITIAN KONSEP DIRI PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL YANG MENGALAMI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL Ade Septia Lumban Gaol*, Hernawilly**, Gustop Amatiria ** Penyakit menular seksual (PMS) adalah salah satu penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uterus. Pada organ reproduksi wanita, kelenjar serviks bertugas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. uterus. Pada organ reproduksi wanita, kelenjar serviks bertugas sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serviks merupakan bagian penghubung vagina uterus. Kelenjar serviks berfungsi sebagai pelindung terhadap masuknya organisme lain yang bersifat parasit pada saluran vagina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputihan merupakan keluhan yang sering menyerang wanita dan tidak mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat mempengaruhi kepercayaan

Lebih terperinci

Laboratorium 7 orang petugas, dan Instalasi Gizi 11 orang petugas. Setiap

Laboratorium 7 orang petugas, dan Instalasi Gizi 11 orang petugas. Setiap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu Rumah Sakit Umum milik yayasan

Lebih terperinci

Peningkatan Pengetahuan Remaja dan Pemuda tentang Kesehatan Reproduksi dan Hubungannya dengan Lingkungan Sosial di Palangka Raya ABSTRAK

Peningkatan Pengetahuan Remaja dan Pemuda tentang Kesehatan Reproduksi dan Hubungannya dengan Lingkungan Sosial di Palangka Raya ABSTRAK 60 Peningkatan Pengetahuan Remaja dan Pemuda tentang Kesehatan Reproduksi dan Hubungannya dengan Lingkungan Sosial di Palangka Raya Oleh : Septi Handayani ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk meningkatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa Dirgahayu Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dimana akan menggali hubungan antara perilaku eksternal douching vagina dengan kejadian fluor

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI KONDOM PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKALISASI SUKOSARI KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG.

GAMBARAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI KONDOM PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKALISASI SUKOSARI KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG. GAMBARAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI KONDOM PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKALISASI SUKOSARI KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG. Aya Soffiya, Surjani, Eko Mardiyaningsih ABSTRAK Latar Belakang : Salah satu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Usia. Pendidikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Usia. Pendidikan. 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Usia. Tiga per lima (60%) dari 100 contoh berusia antara 21-30 tahun. Dua orang contoh berkategori usia lebih dari atau sama dengan 31 tahun (Tabel 3). Perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa hasil penelitian bahwa yang

Lebih terperinci