Sukristiyonubowo, Suwandi, dan Rahmat H. Balai Penelitian Tanah ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sukristiyonubowo, Suwandi, dan Rahmat H. Balai Penelitian Tanah ABSTRAK"

Transkripsi

1 PENGARUH PEMUPUKAN NPK, KAPUR, DAN KOMPOS JERAMI TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH, PERTUMBUHAN, DAN HASIL PADI VARIETAS CILIWUNG YANG DITANAM PADA SAWAH BUKAAN BARU Sukristiyonubowo, Suwandi, dan Rahmat H. Balai Penelitian Tanah ABSTRAK Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian neraca hara yang dilaksanakan di Desa Panca Agung, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur pada tahun Penelitian dilaksanakan pada sawah bukaan baru yang berumur tiga tahun, yang dibuka pada tahun Perlakuan yang diuji sebanyak dua belas perlakuan yang diatur dalam Rancangan Acak Kelompok yang diulang tiga kali. Hanya untuk perlakuan T7 dan T8, dimana pupuk N dan K diberikan tiga kali, yaitu 50% saat tanam, 25% saat tanaman padi berumur 21 HST (Hari Setelah Tanam) dan 25% sisanya saat tanaman padi berumur 35 HST. Sementara, untuk perlakuan lainnya pupuk N dan K diberikan dua kali, yaitu 50% saat tanam dan 50% saat tanaman berumur 21 HST. Dolomit dan kompos jerami diberikan tujuh hari sebelum tanam dengan cara disebar merata dalam petak. Ukuran petak percobaan adalah 5 x 5 m dengan jarak antar ulangan 1 m. Padi varietas Ciliwung digunakan sebagai tanaman indikator, yang ditanam dengan cara pindahan (transplanting system) dengan jarak tanam 25 x 25 cm dengan tiga bibit per lubang. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh pemupukan NPK, kapur dan kompos jerami terhadap sifat tanah, pertumbuhan dan hasil padi varietas Ciliwung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan NPK, dolomit dan kompos jerami, terutama pada perlakuan T8 mampu meningkatkan N organik tanah, P dan K potensial yang diekstrak dengan HCl 25%, P tersedia dengan metoda Bray I serta menurunkan kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya dan tanah awal. Pemupukan NPK dosis rekomendasi yang dikombinasikan dengan dolomit dan kompos jerami dimana pupuk N dan K diberikan tiga kali (T8) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan (tinggi dan jumlah anakan) dan produksi biomassa (berat jerami dan gabah) padi varietas Ciliwung. Dibandingkan dengan cara petani, perlakuan T8 mampu meningkatkan hasil padi sebesar 73% atau setara dengan 1,62 t ha -1. PENDAHULUAN Beras merupakan bahan makan pokok dan penyedia lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk Indonesia, sehingga kedudukan beras menjadi sangat strategis baik ditinjau dari aspek sosial, politik maupun ekonomi. Lebih dari 90% 209

2 Sukristiyonubowo et al. total beras dihasilkan melalui sawah beririgasi dan sisanya dihasilkan dari sistem sawah non irigasi (BPS, 2006). Penciutan lahan sawah irigasi di Pulau Jawa dan Bali akibat alih fungsi lahan, gejala leveling off (pelandaian hasil) pada sawah beririgasi teknis, dan semakin meningkatnya kompetisi penggunaan air untuk keperluan rumah tangga, industri dan pengairan serta meningkatnya kebutuhan akan beras telah mengganggu produksi padi dan kemandirian beras nasional. Impor beras di kwartal terakhir tahun 2010 dari Vietnam dan China sebanyak 400 ribu ton menyadarkan kita bahwa pencetakan sawah bukaan baru harus dipandang sebagai pencetakan lumbung lumbung beras baru untuk Indonesia di masa mendatang. Pada umumnya, lahan sawah bukaan baru yang dicetak di luar Pulau Jawa yang berasal dari lahan kering didominasi oleh Ultisols. Tanah ini umumnya mempunyai kendala-kendala yang berhubungan dengan aspek fisik, kimia dan biologi tanah. Pemberian pupuk yang tidak berimbang dan bergantung pada pupuk mineral saja menyebabkan produksi padi masih belum optimal. Pengembangan teknologi pemupukan dengan mengkombinasikan antara dosis rekomendasi, cara petani dengan pupuk organik dan perbaikan waktu pemberian akan meningkatkan efisiensi pengunaan pupuk yang berlanjut pada perbaikan hasil padi. Sawah bukaan baru yang berasal dari lahan kering yang digenangi mempunyai sifat yang relatif sama dengan tanah asalnya. Dilaporkan bahwa penggenangan akan menyebabkan perubahan sifat kimia tanahnya. Ponnamperuma (1978) menyimpulkan bahwa penggenangan akan menurunkan Eh, meningkatkan dan menurunkan ph, serta meningkatnya ketersediaan P dan Ca. Selanjutnya Tadano dan Yoshida (1978) mengamati hal yang sama bahwa penggenangan pada tanah masam meningkatkan ph tanah, dan pada tanah alkali akan menurunkan ph tanah. Pencetakan sawah baru dari lahan kering di luar Pulau Jawa umumnya didominasi tanah jenis Oksisols, Ultisols, dan Inseptisols. Menurut Tan (1982) tanah tanah tersebut terutama yang berwarna kemerahan sampai merah mempunyai kandungan oksida Fe dan Al yang tinggi. Dalam suasana reduksi, oksida-oksida yang terlarut dapat meracuni tanaman. Apabila kandungan Fe dalam tanah melebihi 200 ppm, maka tanaman akan keracunan Fe (Puslittanak, 1993) atau apabila konsentrasi besi dalam tanaman lebih dari 300 ppm (Yusuf et al., 1990). Tanah sawah bukaan baru yang berasal dari lahan basah, misalnya lahan pasang surut, lahan rawa lebak maupun aluvial umumnya tidak terjadi 210

3 Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami Terhadap Sifat Kimia Tanah pergerakan air vertikal ke arah solum, sehingga tidak terjadi horison penimbunan Fe maupun Mn. Produksi padi sawah bukaan baru yang berasal dari tanah kering masam di areal irigasi Sungai Batang Hari tergolong rendah karena terdapatnya beberapa kendala yaitu (1) belum efektifnya pemanfaatan air berkaitan dengan belum terbentuknya lapisan tapak bajak (plow pan), (2) rendahnya efisiensi pemupukan karena tingginya kehilangan hara akibat pelindian dan pencucian, (3) terjadinya perubahan fisiko kimia maupun biologi yang meningkatkan kelarutan beberapa unsur hara mikro yang meracuni tanaman dan (4) keracunan besi merupakan penyebab utama gagal panen (Anonymous, 2005). Hasil penelitian Widowati dan Rochayati (2008) di Kalimantan Selatan menyimpulkan bahwa penambahan amelioran yang mengandung Ca, Mg, dan unsur mikro selain penambahan pupuk NPK dan bahan organik dapat meningkatkan produktivitas sawah bukaan baru. Selanjutnya, dilaporkan pula bahwa pemberian amelioran 1500 kg Kaptan Phospatan ha -1 atau kg Dolomit ha -1 meningkatkan produksi hingga 36% dan 30% pada musim I dan 16% dan 42% pada musim II (residu). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian pupuk NPK, kompos jerami, dan dolomit terhadap sifat tanah, pertumbuhan dan hasil padi varietas ciliwung pada sawah bukaan baru. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan mulai bulan April 2010 sampai dengan Agustus 2010 di sawah bukaan baru yang dibuka tahun 2007 di Desa Panca Agung, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan. Dua belas perlakuan yang mencakup dosis petani, dosis introduksi dan waktu pemberian pupuk yang dikombinasi dengan dolomit dan kompos jerami diuji dalam penelitian ini, yang diatur dalam rancangan percobaan RAK (Rancangan Acak Kelompok) yang diulang tiga kali. Dosis pemupukan NPK introduksi adalah dosis rekomendasi yang ditetapkan berdasarkan PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) yang diperkuat oleh hasil analisa tanah. Dosis rekomendasi NPK yang digunakan berasal dari pupuk tunggal urea, SP-36 dan KCl masing-masing sebesar 250 kg urea, 100 kg SP-36 dan 100 kg KCl ha -1. Dosis ini dikombinasikan dengan dolomit dan kompos jerami. Sementara, untuk dosis petani adalah 100 kg urea dan 100 kg SP-36 ha -1. Perlakuan selengkapnya disajikan pada Tabel 1. Ukuran petak yang digunakan adalah 5 x 5 m dengan jarak antar ulangan 1 m. Padi varietas Ciliwung 211

4 Sukristiyonubowo et al. digunakan sebagai tanaman indikator yang ditanam dengan cara pindahan dengan jarak tanam 25 x 25 cm dengan tiga bibit per lubang. Bibit padi dipindahkan saat berumur 21 hari setelah sebar di persemaian. Pada perlakuan T7 dan T8, pupuk urea dan KCl diberikan tiga kali pemberian. Pemberian pertama sebanyak 50%, yaitu pada saat tanam bersamaan dengan pupuk SP-36 yang diberikan semuanya saat tanam. Pemberian pupuk N dan K kedua sebanyak 25% diberikan saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam (HST), dan pemberian ke tiga sebanyak 25% diberikan saat tanaman berumur 35 HST. Sementara, untuk perlakuan yang lain, pupuk urea dan KCl diberikan dua kali pemberian, yaitu 50% saat tanam dan 50% sisanya saat tanaman padi berumur 21 HST. Kompos jerami dan dolomit masing-masing sebanyak 2 t ha -1 diberikan saat pengolahan tanah kedua selesai, yaitu setelah pemetakan selesai dikerjakan yaitu satu minggu sebelum tanam dengan cara disebar merata pada petak. Tabel 1. Perlakuan pada penelitian pengaruh pemupukan NPK, kompos jerami dan dolomit terhadap sifat kimia dan hasil padi sawah bukaan baru Kode Perlakuan Urea SP-36 KCl Dolomit Kompos jerami... kg ha T0 Dosis petani (kontrol) T1 Dosis petani + BO + dolomit T2 NPK dosis rekomendasi T3 NPK dosis rekomendasi + BO T4 ¾ NPK dosis rekomendasi + BO 187, T5 ½ NPK dosis rekomendasi + BO T6 1¼ NPK dosis rekomendasi + BO 312, T7 NPK dosis rekomendasi (N dan K diberikan 3 kali) T8 NPK dosis rekomendasi + BO dolomit (N dan K diberikan 3 kali) T9 NPK dosis rekomendasi + BO dolomit T10 NPK dosis rekomendasi + 1 ½ BO T11 NPK dosis rekomendasi + ½ BO Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan analisa sidik ragam dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncant Multiple Range Test masing masing pada tingkat kepercayaan 95%. 212

5 Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami Terhadap Sifat Kimia Tanah HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh perlakuan terhadap sifat tanah Pengaruh pemupukan NPK, dolomit, dan kompos jerami terhadap sifat tanah disajikan pada Tabel 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, pemupukan NPK, dolomit, dan kompos jerami menaikkan N organik, P tersedia, P dan K potensial serta menurunkan kandungan Mn jika dibandingkan dengan tanah awal dan cara petani (kontrol). Pada perlakuan T7 dan T8 peningkatkan N organik tanah, P dan K potensial yang diekstrak dengan HCl 25%, P tersedia yang diekstrak dengan Bray I serta penurunkan kadar besi dan Mn lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya, sehingga hara N, P, dan K yang dibutuhkan tanaman lebih banyak tersedia bagi tanaman padi (Tabel 2). Perbaikan sifat tanah khususnya pada perlakuan T7 dan T8, terutama meningkatnya kandungan N organik dan P tersedia ini diduga kuat karena adanya pengaruh langsung dari penambahan dolomit, kompos jerami dan pupuk NPK (dimana pupuk N dan K diberikan tiga kali pemberian). Pemberian ini akan secara langsung merperbaiki ph tanah, kandungan bahan organik dan P tersedia, selain pengaruhnya terhadap penurunan Fe dan Mn. Menurunnya kandungan besi dari ppm menjadi ppm dan kandungan Mn dari 50 ppm menjadi 16,80 dan 13,52 ppm selain karena pengaruh langsung dari penambahan dolomit, diduga juga karena pengaruh penggenangan (De Datta. 1981; Ponnamperuma, 1972, 1976). Selanjutnya dilaporkan bahwa penggenangan akan meningkatkan ph dan P tersedia, kadar N, K, dan Ca dapat ditukar dan kadar Mn (Hartatik, 1998; Ponnamperuma, 1976; Sulaeman et al., 1998). Pengaruh pemupukan NPK, penambahan dolomit, dan kompos jerami terhadap pertumbuhan dan hasil padi Pengaruh pemupukan NPK, pemberian dolomit dan kompos jerami terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan padi umur 60 HST dan saat panen disajikan pada Tabel 3. Pada saat tanaman padi berumur 60 hari setelah tanam (HST) semua perlakuan yang dicoba (pemupukan NPK dosis rekomendasi dan komboinasinya dengan dolomit dan kompos jerami) cenderung menunjukkan tinggi tanaman padi yang lebih baik dibandingkan dosis petani (kontrol). 213

6 214 Tabel 2. Pengaruh pemupukan, kapur, dan kompos jerami terhadap sifat kimia tanah sawah bukaan baru di lokasi Panca Agung, Kabupaten Bulungan Perlakuan Sifat tanah N total P HCl 25% K HCl 25% P Bray I Fe Mn % ppm P ppm K 2 0 ppm P ppm. Tanah awal 0, , T0 = Dosis petani (kontrol) 0, , ,09 T1 = Dosis petani + pupuk organik + dolomit 0, , ,46 T2 = NPK dosis rekomendasi 0, , ,58 T3 = NPK dosis rekomendasi + pupuk organik 0, , ,41 T4 = ¾ NPK dosis rekomendasi + pupuk organik 0, , ,45 T5 = ½ NPK dosis rekomendasi + pupuk organik 0, , ,51 T6 = 1¼ NPK dosis rekomendasi + pupuk organik 0, , ,32 T7 = NPK dosis rekomendasi (N dan K diberikan 3X) 0, , ,80 T8 = NPK dosis rekomendasi + pupuk organik + dolomit (N 0, , ,52 dan K diberikan 3 kali) T9 = ½ NPK dosis rekomendasi + pupuk organik + dolomit O, , ,31 T10 = ½ NPK dosis rekomendasi + 1½ pupuk organik 0, , ,49 T11 = ½ NPK dosis rekomendasi + ½ pupuk organik 0, , ,20 Sukristiyonubowo et al.

7 Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami Terhadap Sifat Kimia Tanah Pada umur 60 HST tanaman padi varietas Ciliwung pada perlakuan T10 (NPK dosis rekomendasi + 1½ kompos jerami) menunjukkan tinggi tanaman yang tertinggi, yaitu 85,60 ± 28,4 cm, walaupun tidak menunjukkan beda yang nyata dengan perlakuan T7 dan T8. Namun demikian pada saat panen, perlakuan T8 menunjukkan tinggi tanaman yang tertinggi, yaitu 96,97 ± 5,5 cm (Tabel 3). Hasil ini memperkuat dugaan awal bahwa selain karena perbaikan sifat tanah akibat pemberian dolomit, kompos jerami dan penggenangan juga disebabkan karena unsur hara N dan K yang diberikan tiga kali pemberian lebih banyak tersedia ketika dibutuhkan oleh tanaman padi. Kejadian yang sama terjadi pada jumlah anakan tanaman padi, baik pada umur 60 HST dan saat panen. Pada perlakuan T8 (pupuk NPK dosis rekomendasi yang dikombinasikan dengan dolomit dan kompos jerami dimana pupuk N dan K diberikan tiga kali) menunjukkan jumlah anakan padi yang terbanyak dan berbeda nyata dibandingkan kontrol. Ini membuktikan bahwa pemupukan N dan K yang diberikan tiga kali lebih baik dibandingkan dosis petani dan pupuk N dan K yang diberikan dua kali. Artinya bahwa jumlah hara N dan K yang tersedia dan dibutuhkan tanaman padi lebih baik, sehingga tanaman dapat menggunakan secara optimal untuk pertumbuhannnya. Jumlah anakan padi varietas Ciliwung pada umur 60 HST dan saat panen masing-masing sebanyak 21,20 ± 6,0 dan 13,80 ± 1,6. Selanjutnya, pengaruh pemupukan NPK dosis rekomendasi dan kombinasi dengan dolomit dan kompos jerami terhadap produksi biomassa padi varietas Ciliwung lokasi Panca Agung disajikan pada Tabel 4. Pada umumnya, pemupukan NPK dosis rekomendasi yang dikombinasikan dengan 2 ton ha -1 dolomit dan 2 t ha -1 kompos jerami meningkatkan produksi biomassa padi jika dibandingkan perlakuan dosis petani. Lebih lanjut, perlakuan T8 (dimana pupuk N dan K diberikan dua kali, yaitu 50% saat tanam, 25% umur 21 HST dan 25% umur 35 HST) memberikan produksi jerami segar dan berat gabah saat panen dan berat gabah kering giling yang tertinggi, masing masing sebesar 11,26 ± 1,2; 4,48 ± 0,2; dan 3,85 ± 0,2 t ha -1. Apabila dibandingkan dengan kontrol atau dosis petani, perlakuan T8 meningkatkan produksi gabah kering giling sebesar 1,62 t ha -1 atau meningkat sebesar 73% (Tabel 5).. 215

8 216 Tabel 3. Pengaruh pemupukan, kapur, dan kompos jerami terhadap tinggi dan jumlah anakan padi varietas Ciliwung umur 60 HST dan saat panen sawah bukaan baru di lokasi Panca Agung, Kabupaten Bulungan Perlakuan Tinggi tanaman Jumlah anakan 60 HST Panen 60 HST Panen.. cm.. T0 = Dosis petani (kontrol) 50,53 ± 7,3 b 81,93 ± 7,4 cd 14,93 ± 2,5 bc 10,43 ± 1,4 c T1 = Dosis petani + pupuk organik + dolomit 46,53 ± 25,8 b 79,90 ± 9,0 d 13,37 ± 2,9 c 10,73 ± 1,6 bc T2 = NPK dosis rekomendasi 56,67 ± 9,0 b 93,37 ± 3,1 a 16,83 ± 2,0 bc 12,17 ± 1,4 abc T3 = NPK dosis rekomendasi + pupuk organik 62,23 ± 2,8 ab 90,57 ± 1,1 abc 15,50 ± 1,0 bc 12,73 ± 0,5 abc T4 = ¾ NPK dosis rekomendasi + pupuk organik 59,73 ± 2,8 b 89,47 ± 3,6 abc 16,73 ± 0,8 bc 11,90 ± 1,1 abc T5 = ½ NPK dosis rekomendasi + Pupuk organik 57,93 ± 6,3 b 89,67 ± 7,2 abc 16,47 ± 1,3 bc 12,20 ± 1,7 abc T6 = 1¼ NPK dosis rekomendasi + pupuk organik 64,50 ± 5,9 ab 89,93 ± 3,5 abc 18,50 ± 0,7 ab 12,30 ± 0,4 abc T7 = NPK dosis rekomendasi (N dan K diberikan 3X) 62,53 ± 3,5 ab 92,10 ± 3,5 ab 17,87 ± 2,3 ab 13,10 ± 1,1 ab T8 = NPK dosis rekomendasi + pupuk organik + dolomit 62,27 ± 0,7 ab 96,97 ± 5,5 a 21,20 ± 6,0 a 13,80 ± 1,6 a (N dan K diberikan 3 kali) T9 = ½ NPK dosis rekomendasi + pupuk organik + 57,77 ± 5,5 b 89,30 ± 8,2 abc 15,57 ± 1,2 bc 12,60 ± 1,1 abc dolomit T10 = ½ NPK dosis rekomendasi+1½ pupuk organik 85,60 ± 28,4 a 91,57 ± 0,9 ab 16,00 ± 1,8 bc 11,57 ± 0,4 abc T11 = ½ NPK dosis rekomendasi + ½ pupuk organik 55,57 ± 9,3 b 83,83 ± 7,6 bcd 14,50 ± 0,7 bc 10,40 ± 0,5 c CV (%) 20,90 5,40 12,70 10,1 Sukristiyonubowo et al. Keterangan : Pupuk organik yang digunakan adalah kompos jerami

9 Tabel 4. Pengaruh pemupukan N P K, kapu,r dan kompos jerami terhadap produksi biomassa padi varietas Ciliwung yang ditanam di sawah bukaan baru di Panca Agung, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur Perlakuan Berat jerami segar Berat gabah saat panen Berat gabah kering... t ha -1. 6,90 ± 2,0 c 2,58 ± 0,6 f 2,23 ± 0.5 e T1 = Dosis petani + kompos jerami + dolomit 8,38 ± 1,5 bc 3,12 ± 0,3 def 2,70 ± 0,3 cde T2 = NPK dosis rekomendasi 9,86 ± 0,9 ab 3,94 ± 0,1 abc 3,06 ± 0,6 abcd T3 = NPK dosis rekomendasi + kompos jerami 9,36 ± 0,5 abc 3,84 ± 0,4 abcd 3,32 ± 0,3 abc T4 = ¾ NPK dosis rekomendasi + kompos jerami 8,48 ± 0,2 abc 3,50 ± 0,4 bcde 3,04 ±0,3 bcd T5 = ½ NPK dosis rekomendasi + kompos jerami 9,54 ± 2,1 abc 4,04 ± 0,8 abc 3,48 ± 0,7 abc T6 = 1¼ NPK dosis rekomendasi + kompos jerami 8,74 ± 3,3 abc 3,80 ± 0,4 abcd 3,41 ± 0,5 abc T7 = NPK dosis rekomendasi (N dan K diberikan 3X) 9,68 ± 2,9 ab 4,18 ± 0,3 ab 3,60 ± 0,2 ab T8 = NPK dosis rekomendasi + kompos jerami + dolomit (N 11,26 ± 1,2 a 4,48 ± 0,2 a 3,85 ±0,2 a dan K diberikan 3 kali) T9 = NPK dosis rekomendasi + kompos jerami + dolomit 7,82 ± 1,6 bc 3,14 ± 0,7 23 a 3,60 ± 0,6 ab T10 = NPK dosis rekomendasi + 1½ kompos jerami 8,90 ± 2,4 abc 3,30 ± 0,5 cdef 2,80 ± 0,5bcde T11 = NPK dosis rekomendasi + ½ kompos jerami 7,42 ± 0,9 bc 2,78 ± 0,8 ef 2,50 ± 0,7 de CV (%) 15,60 11,60 13,9 Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami Terhadap Sifat Kimia Tanah 217

10 218 Tabel 5. Persentase kenaikan hasil padi varietas Ciliwung terhadap kontrol yang ditanam pada sawah bukaan baru di Panca Agung, Kabupaten Bulungan Perlakuan Persentase kenaikan hasil terhadap kontrol t ha -1 % T0 = Dosis petani (kontrol) T1 = Dosis petani + kompos jerami + dolomit 0,47 21 T2 = NPK dosis rekomendasi 0,83 37 T3 = NPK dosis rekomendasi + kompos jerami 1,09 49 T4 = ¾ NPK dosis rekomendasi + kompos jerami 0,81 36 T5 = ½ NPK dosis rekomendasi + kompos jerami 1,25 56 T6 = 1¼ NPK dosis rekomendasi + kompos jerami 1,18 53 T7 = NPK dosis rekomendasi (N dan K diberikan 3 kali) 1,37 61 T8 = NPK dosis rekomendasi + kompos jerami + dolomit (N dan K diberikan 3x) 1,62 73 T9 = NPK dosis rekomendasi + kompos jerami + dolomit 1,37 61 T10 = NPK dosis rekomendasi + 1½ kompos jerami 0,57 26 T11 = NPK dosis rekomendasi + ½ kompos jerami 0,27 12 Sukristiyonubowo et al.

11 Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami Terhadap Sifat Kimia Tanah KESIMPULAN 1. Pemupukan NPK dengan dosis rekomendasi yaitu 250 kg urea, 100 kg SP- 36, dan 100 kg KCl ha -1 dimana pupuk N dan K diberikan tiga kali (50% saat tanam, 25% umur 21 HST, dan 25% sisanya umur 35 HST) yang dikombinasikan dengan pemberian dolomit dan kompos jerami sebanyak 2 ton ha -1 meningkatkan kandungan N total, P dan K total yang diekstraksi dengan HCl 25% dan P tersedia yang diukur dengan Metoda Bray I, serta menurunkan kadar Fe dan Mo. 2. Pemupukan NPK dengan dosis rekomendasi yaitu 250 kg urea, 100 kg SP- 36 dan 100 kg KCl ha -1 dimana pupuk N dan K diberikan tiga kali (50% saat tanam, 25% umur 21 HST dan 25% sisanya umur 35 HST) yang dikombinasikan dengan pemberian dolomit dan kompos jerami sebanyak 2 ton ha -1 secara nyata meningkatkan pertumbuhan padi, produksi jerami dan gabah padi sawah bukaan baru Panca Agung-Kabupaten Bulungan. Besarnya hasil gabah kering giling varietas Ciliwung yang dicapai adalah 3,85 ± 0,2 t ha -1, meningkat 1,62 t ha -1 atau setara dengan 73% jika dibandingkan cara petani DAFTAR PUSTAKA Anonymous Teknologi sawah bukaan baru areal irigasi Batang Hari Januari Anonymous Rekomendasi pemupukan N, P dan K pada padi sawah spesifik lokasi. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/ Permentan/OT.140/4/2007, tanggal 11 April Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Hlm 286. BPS Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta. BPS Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta. De Datta, S.K Principles and practices of rice production. IRRI, Los Banos, Philippines. P 618. Hartatik, W., Widowati, L. Retno, dan Sulaeman Pengaruh potensial redoks terhadap ketersediaan hara pada tanaman padi sawah. Prosiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat. Hlm Keerseblick, N.C. dan S. Soeprapto Physical measurement in lowland soils techniques and standardization. In Soil Physic and Rice. International Rice Research Institute, Los Banos, Philippines. 219

12 Sukristiyonubowo et al. Ponnamperuma, F.M Electrochemical changes in submerged soil and the growth of rice. IRRI. Los Banos, Philippines. Ponnamperuma, F.M The chemistry of submerged soils Prasetyo, B.H Genesis Tanah Sawah Bukaan Baru. F. Agus, Wahyunto dan D. Santoso (Penyunting). Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Bogor. Hlm Puslittanak (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat) Survey dan Penelitian Tanah Merowi I, Kalimantan Barat. Badan Litbang Pertanian. Bogor. Sulaeman, Eviati, dan Sri Adiningsih, J Pengaruh Eh dan ph terhadap sifat erapan fosfat, kelarutan besi dan hara lain pada tanah Hapludox Lampung. Prosiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian tanah dan Agroklimat. Hlm: Cisarua, Bogor 4-6 Maret Sys, C Evaluation of the physical environment for rice cultivation. In Soil Physics and Rice. International Rice Research Institute, Los Banos, Laguna, Philippines. Pp Tadano, T. and S. yoshida Chemical changes in submerged soils and their on rice growth. The International Rice Research Institute. Tan, K. H Principle of soils chemistry. The University of Georgia. College of Agriculture, Athens, Georgia. Widowati, L.N. dan Rochayati, S Pengelolaan hara untuk meningkatkan produktivitas lahan sawah bukaan baru di Harapan Masa-tapin Kalimantan Selatan. Makalah disajikan pada Seminar Nasional BBSDLP, November Hlm 13. Yusuf, A., D. Syamsudin, G. Satari, dan S. Djakasutmi Pengaruh ph dan Eh terhadap kelarutan Fe, Al dan Mn pada lahan sawah bukaan baru jenis Oxisol Sitiung. Prosiding Pengelolaan Sawah Bukaan Baru Menunjang Swasembada Pangan dan Program Transmigrasi: Prospek dan Masalah. Hlm

PENDAHULUAN. Pelajar No. 12, Bogor Sukristiyonubowo, 1 Tagus Vadari, dan 2 Kusumo Nugroho

PENDAHULUAN. Pelajar No. 12, Bogor Sukristiyonubowo, 1 Tagus Vadari, dan 2 Kusumo Nugroho Pengaruh Pemupukan NPK, Kapur, dan Kompos Jerami Terhadap Kesuburan Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Padi Varietas Ciliwung yang Ditanam Pada Sawah Bukaan Baru 25 1Sukristiyonubowo, 1 Tagus Vadari, dan 2 Kusumo

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELOLAAN HARA TERHADAP SIFAT TANAH DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS IR-42 PADA SAWAH BUKAAN BARU

PENGARUH PENGELOLAAN HARA TERHADAP SIFAT TANAH DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS IR-42 PADA SAWAH BUKAAN BARU PENGARUH PENGELOLAAN HARA TERHADAP SIFAT TANAH DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS IR-42 PADA SAWAH BUKAAN BARU Sukristiyonubowo, L.R. Widowati, Ea Kosman, dan Suwandi Balai Penelitian Tanah, Bogor

Lebih terperinci

DINAMIKA ph, Fe, DAN Mn SERTA P TANAH SAWAH BUKAAN BARU BERKADAR BAHAN ORGANIK TINGGI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI

DINAMIKA ph, Fe, DAN Mn SERTA P TANAH SAWAH BUKAAN BARU BERKADAR BAHAN ORGANIK TINGGI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI DINAMIKA ph, Fe, DAN Mn SERTA P TANAH SAWAH BUKAAN BARU BERKADAR BAHAN ORGANIK TINGGI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI L.R. Widowati dan Sukristiyonubowo ABSTRAK Penelitian pengelolaan hara tanah sawah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORITIS 2.1.1 Karakteristik Lahan Sawah Bukaan Baru Pada dasarnya lahan sawah membutuhkan pengolahan yang khusus dan sangat berbeda dengan lahan usaha tani pada lahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat peningkatan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN HARA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH BUKAAN BARU DI HARAPAN MASA-TAPIN KALIMANTAN SELATAN

PENGELOLAAN HARA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH BUKAAN BARU DI HARAPAN MASA-TAPIN KALIMANTAN SELATAN PENGELOLAAN HARA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH BUKAAN BARU DI HARAPAN MASA-TAPIN KALIMANTAN SELATAN LR. Widowati dan S. Rochayati ABSTRAK Salah satu upaya pemenuhan pangan nasional adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Contoh Tanah Hasil analisa sudah diketahui pada Tabel 4.1 dapat dikatakan bahwa tanah sawah yang digunakan untuk penelitian ini memiliki tingkat kesuburan

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

I. Pendahuluan. II. Permasalahan A. PENJELASAN UMUM I. Pendahuluan (1) Padi sawah merupakan konsumen pupuk terbesar di Indonesia. Efisiensi pemupukan tidak hanya berperan penting dalam meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga terkait

Lebih terperinci

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN Tanah sulfat masam merupakan tanah dengan kemasaman yang tinggi

Lebih terperinci

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor Data statistik menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir, rata-rata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di desa Kleseleon, kecamatan Weliman, kabupaten Malaka, proinsi Nusa Tenggara Timur pada lahan sawah bukaan baru yang

Lebih terperinci

Untuk menunjang pertumbuhannya, tananam memerlukan pasokan hara

Untuk menunjang pertumbuhannya, tananam memerlukan pasokan hara Penentuan Takaran Pupuk Fosfat untuk Tanaman Padi Sawah Sarlan Abdulrachman dan Hasil Sembiring 1 Ringkasan Pemanfaatan kandungan fosfat tanah secara optimal merupakan strategi terbaik untuk mempertahankan

Lebih terperinci

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 01/Kpts/SR.130/1/2006 TANGGAL 3 JANUARI 2006 TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. 28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi ciherang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi merupakan komoditas utama yang selalu dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Tetapi ada banyak hal yang menjadi kendala dalam produktivitas budidaya tanaman padi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU Nurmegawati dan Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl Irian km 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK Pemanfaatan

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Lahan 4. 1. 1. Sifat Kimia Tanah yang digunakan Tanah pada lahan penelitian termasuk jenis tanah Latosol pada sistem PPT sedangkan pada sistem Taksonomi, Tanah tersebut

Lebih terperinci

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan Ahmad Damiri dan Yartiwi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai Oktober 2014 Februari 2015. Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung Kec. Andong, Kab. Boyolali,

Lebih terperinci

Pengelolaan Hara Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Lahan Rawa Pasang Surut Sulfat Masam Potensial

Pengelolaan Hara Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Lahan Rawa Pasang Surut Sulfat Masam Potensial Pengelolaan Hara Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Lahan Rawa Pasang Surut Sulfat Masam Potensial Yulia Raihana dan Muhammad Alwi Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Jln. Kebun Karet P.O.Box

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR Oleh : Yudhi Mahmud Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jawa Barat

Lebih terperinci

PEMUPUKAN LAHAN SAWAH BERMINERAL LIAT 2:1 UNTUK PADI BERPOTENSI HASIL TINGGI

PEMUPUKAN LAHAN SAWAH BERMINERAL LIAT 2:1 UNTUK PADI BERPOTENSI HASIL TINGGI PEMUPUKAN LAHAN SAWAH BERMINERAL LIAT 2:1 UNTUK PADI BERPOTENSI HASIL TINGGI A. Kasno dan Nurjaya ABSTRAK Padi merupakan makanan pokok yang mempunyai nilai strategis dalam keamanan pangan nasional. Swasembada

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa) JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH PUPUK N, P, K, AZOLLA (Azolla pinnata) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa) THE

Lebih terperinci

PENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU ABSTRAK

PENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU ABSTRAK PENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU Izhar Khairullah, Sutami, R. Humairie, dan M. Imberan Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) ABSTRAK Budidaya padi di

Lebih terperinci

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Juni, 2012 KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH Gatot Kustiono 1), Jajuk Herawati 2), dan Indarwati

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Awal Tanah Gambut Hasil analisis tanah gambut sebelum percobaan disajikan pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis didapatkan bahwa tanah gambut dalam dari Kumpeh

Lebih terperinci

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO Sutardi, Kristamtini dan Setyorini Widyayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ABSTRAK Luas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung, Kec. Andong, Boyolali (lahan milik Bapak Sunardi). Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 15 II. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilaksanakan terdiri atas dua percobaan yaitu percobaan inkubasi dan percobaan rumah kaca. Percobaan inkubasi beserta analisis tanah

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Seminar Nasional : Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Asmarhansyah 1) dan N. Yuliani 2)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah di Bontonompo Gowa-Sulsel yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang meliputi kurang lebih 25 spesies dan tersebar di daerah tropis dan subtropis seperti di Asia, Afrika,

Lebih terperinci

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH M. A. Firmansyah 1, Suparman 1, W.A. Nugroho 1, Harmini 1 dan

Lebih terperinci

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG 1-8 REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG Agusni Dosen Program Studi Agroteknologi Universitas Almuslim Email: aisyahraja2017@gmail.com

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN DAN KETERSEDIAAN KALIUM DALAM TANAH DENGAN BERBAGAI INPUT PUPUK PADA SISTEM SAWAH TADAH HUJAN Sukarjo 1, Anik Hidayah 1 dan Ina Zulaehah 1 1 Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Jl. Raya

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor, serta di kebun percobaan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH Oleh : Chairunas, Basri AB, Tamrin, M.. Nasir Ali dan T.M. Fakhrizal PENDAHULUAN Kelebihan pemakaian dan atau tidak tepatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat

Lebih terperinci

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor,

Lebih terperinci

PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT. Munif Ghulamahdi Maya Melati Danner Sagala

PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT. Munif Ghulamahdi Maya Melati Danner Sagala PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT Munif Ghulamahdi Maya Melati Danner Sagala PENDAHULUAN Produksi kedelai nasional baru memenuhi 35-40 %, dengan luas areal

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan tanah gambut dari Kumpeh, Jambi dilakukan pada bulan Oktober 2011 (Gambar Lampiran 1). Penelitian dilakukan mulai dari bulan Februari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan Indonesia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,

Lebih terperinci

PENAMPILAN BEBERAPA VARIEATAS INBRIDA PADI RAWA PADA LAHAN SAWAH BUKAAN BARU DI MANOKWARI PAPUA BARAT

PENAMPILAN BEBERAPA VARIEATAS INBRIDA PADI RAWA PADA LAHAN SAWAH BUKAAN BARU DI MANOKWARI PAPUA BARAT Abdul Wahid Rauf et.al.: Penampilan Beberapa Varietas.. PENAMPILAN BEBERAPA VARIEATAS INBRIDA PADI RAWA PADA LAHAN SAWAH BUKAAN BARU DI MANOKWARI PAPUA BARAT Abdul Wahid Rauf, Atekan dan Muhammad Arif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu merupakan bahan pangan pokok ketiga setelah beras dan jagung. Daunnya dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

ABSTRAK PENDAHULUAN ABSTRACK D. NURSYAMSI, L.R. WIDOWATI, D. SETYORINI, DAN J. SRI ADININGSIH 1 ISSN

ABSTRAK PENDAHULUAN ABSTRACK D. NURSYAMSI, L.R. WIDOWATI, D. SETYORINI, DAN J. SRI ADININGSIH 1 ISSN Pengaruh Pengolahan Tanah, Pengairan Terputus, dan Pemupukan Terhadap Produktivitas Lahan Sawah Baru pada Inceptisols dan Ultisols Muarabeliti dan Tatakarya The Effect of Soil Tillage, Intermittent Irrigation,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI Endjang Sujitno, Kurnia, dan Taemi Fahmi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat Jalan Kayuambon No. 80 Lembang,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada lahan bekas tambang PT. Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa tengah pada bulan Maret

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT Baiq Tri Ratna Erawati 1), Awaludin Hipi 1) dan Andi Takdir M. 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi p-issn: Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-issn:

Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi p-issn: Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-issn: STATUS HARA LAHAN SAWAH DAN REKOMENDASI PEMUPUKAN PADI SAWAH PASANG SURUT DI KECAMATAN RANTAU RASAU KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR JAMBI Busyra Buyung Saidi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR Oleh : Ir. Indra Gunawan Sabaruddin Tanaman Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penting karena merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Karakteristik Tanah Awal Podsolik Jasinga Hasil analisis kimia dan fisik Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan kriteria PPT (1983), Podsolik Jasinga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600- 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-700 ribu ton per tahun dengan kebutuhan kedelai nasional mencapai 2 juta ton

Lebih terperinci

Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Tanah Ultisol

Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Tanah Ultisol Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Tanah Ultisol 20 Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah, Jl. Tentara Pelajar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Sifat Kimia Tanah Pengaplikasian Electric furnace slag (EF) slag pada tanah gambut yang berasal dari Jambi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 35 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini terdiri dari penelitian survei dan penelitian pot. Penelitian survei pupuk dilaksanakan bulan Mei - Juli 2011 di Jawa Barat, Jawa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih BAHAN DAN METODE Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang penapisan galur-galur padi (Oryza sativa L.) populasi RIL F7 hasil persilangan varietas IR64 dan Hawara Bunar terhadap cekaman besi ini dilakukan

Lebih terperinci

NERACA HARA N, P, DAN K PADA PENGELOLAAN HARA TERPADU LAHAN SAWAH BERMINERAL LIAT CAMPURAN DAN 1:1

NERACA HARA N, P, DAN K PADA PENGELOLAAN HARA TERPADU LAHAN SAWAH BERMINERAL LIAT CAMPURAN DAN 1:1 NERACA HARA N, P, DAN K PADA PENGELOLAAN HARA TERPADU LAHAN SAWAH BERMINERAL LIAT CAMPURAN DAN 1:1 A. Kasno, Nurjaya, dan D.A. Suriadikarta Balai Penelitian Tanah, Bogor ABSTRAK Beras merupakan makanan

Lebih terperinci

PENGUJIAN MUTU DAN EFEKTIVITAS BEBERAPA JENIS PUPUK ALTERNATIF DI SULAWESI SELATAN

PENGUJIAN MUTU DAN EFEKTIVITAS BEBERAPA JENIS PUPUK ALTERNATIF DI SULAWESI SELATAN PENGUJIAN MUTU DAN EFEKTIVITAS BEBERAPA JENIS PUPUK ALTERNATIF DI SULAWESI SELATAN Inawaty Sidabalok Staf Pengajar Universitas Islam Makassar ABSTRAK Pengujian ini bertujuan unutk mengevaluasi kandungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131- 3-1///IR64

Lebih terperinci

BAB. VII. PEMBAHASAN UMUM. Konsentrasi Fe dalam Tanah dan Larutan Hara Keracunan Fe pada Padi

BAB. VII. PEMBAHASAN UMUM. Konsentrasi Fe dalam Tanah dan Larutan Hara Keracunan Fe pada Padi BAB. VII. PEMBAHASAN UMUM Konsentrasi Fe dalam Tanah dan Larutan Hara Keracunan Fe pada Padi yang Menyebabkan Berdasarkan hasil-hasil penelitian penyebab keracunan besi beragam, bukan hanya disebabkan

Lebih terperinci

KERAGAAN VARIETAS PADI RAWA ADAPTIF PADA LAHAN RAWA LEBAK DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

KERAGAAN VARIETAS PADI RAWA ADAPTIF PADA LAHAN RAWA LEBAK DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK KERAGAAN VARIETAS PADI RAWA ADAPTIF PADA LAHAN RAWA LEBAK DI PROVINSI BENGKULU Nurmegawati dan Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl Irian km 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK Lahan rawa

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

Decision Support System (DSS) Pemupukan Padi Lahan Rawa

Decision Support System (DSS) Pemupukan Padi Lahan Rawa Decision Support System (DSS) Pemupukan Padi Lahan Rawa Muhammad Alwi dan Arifin Fahmi Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Jln. Kebun Karet P.O.Box 31, Loktabat Utara, Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Lebih terperinci

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN SAWAH DI PROVINSI BENGKULU

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN SAWAH DI PROVINSI BENGKULU ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN SAWAH DI PROVINSI BENGKULU Nurmegawati dan Eddy Makruf Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian Km. 6,5 Kelurahan Semarang Kota

Lebih terperinci

Latar Belakang. Kalium merupakan salah satu hara makro setelah N dan P yang diserap

Latar Belakang. Kalium merupakan salah satu hara makro setelah N dan P yang diserap I. PENDAHULUAN Latar Belakang Kalium merupakan salah satu hara makro setelah N dan P yang diserap tanaman dalam jumlah banyak. Pada tanaman jagung hara Kdiserap lebih banyak daripada hara N dan P. Lei

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisol Indramayu Inceptisol Indramayu memiliki tekstur lempung liat berdebu dengan persentase pasir, debu, liat masing-masing 38%,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah Lahan sawah adalah lahan yang dikelola sedemikian rupa untuk budidaya tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau sebagian dari masa pertumbuhan padi.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 Februari 2010. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di berbagai bidang memerlukan sumberdaya manusia yang berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah defisiensi nutrisi Zn.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Karakteristik Latosol Cikabayan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan pupuk organik granul yang dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan, diambil

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK ORGANIK BERKADAR BESI TINGGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

PENGARUH PUPUK ORGANIK BERKADAR BESI TINGGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH AGRIC Vol.25, No. 1, Desember 13: 58-63 PENGARUH PUPUK ORGANIK BERKADAR BESI TINGGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH EFFECT OF ORGANIC FERTILIZER WITH HIGH IRON CONTENT ON THE GROWTH AND PRODUCTION

Lebih terperinci

VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23

VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23 VI. UBIKAYU 6.1. Perbaikan Genetik Kebutuhan ubikayu semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya berbagai industri berbahan baku ubikayu, sehingga diperlukan teknologi

Lebih terperinci

RESPON TIGA VARIETAS KEDELAI TERHADAP APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DI TANAH ULTISOL

RESPON TIGA VARIETAS KEDELAI TERHADAP APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DI TANAH ULTISOL RESPON TIGA VARIETAS KEDELAI TERHADAP APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DI TANAH ULTISOL Yafizham Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM. Pembukaan tanah sulfat masam untuk persawahan umumnya dilengkapi

PEMBAHASAN UMUM. Pembukaan tanah sulfat masam untuk persawahan umumnya dilengkapi 102 PEMBAHASAN UMUM Pembukaan tanah sulfat masam untuk persawahan umumnya dilengkapi dengan pembuatan saluran irigasi dan drainase agar air dapat diatur. Bila lahan tersebut dimanfaatkan untuk bertanam

Lebih terperinci

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut,

Lebih terperinci

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN RESPON PERTUMBUHAN STEK TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) TERHADAP JENIS DAN TAKARAN PUPUK ORGANIK Lendri Yogi, Gusmiatun, Erni Hawayanti Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Sawah Perubahan kimia tanah sawah berkaitan erat dengan proses oksidasi reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat ketersediaan hara dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan September 2011 di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan, IPB Darmaga Bogor. Analisis tanah

Lebih terperinci

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Sumanto, L. Pramudiani dan M. Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalinatan Selatan ABSTRAK Kegiatan dilaksanakan di

Lebih terperinci

REKOMENDASI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN PASANG SURUT KECAMATAN ARUT SELATAN, KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, KALIMANTAN TENGAH

REKOMENDASI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN PASANG SURUT KECAMATAN ARUT SELATAN, KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, KALIMANTAN TENGAH REKOMENDASI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN PASANG SURUT KECAMATAN ARUT SELATAN, KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, KALIMANTAN TENGAH Masganti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung ABSTRAK Pemanfaatan lahan

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN

IV. HASIL PENELITIAN IV. HASIL PENELITIAN Karakterisasi Tanah Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tanah Ultisol memiliki tekstur lempung dan bersifat masam (Tabel 2). Selisih antara ph H,O dan ph KC1 adalah 0,4; berarti

Lebih terperinci

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

Nurjaya, Ibrahim Adamy, dan Sri Rochayati

Nurjaya, Ibrahim Adamy, dan Sri Rochayati Neraca Hara dan Produktivitas pada Usahatani Padi Sistem Konvensional, PTT, SRI, dan Semi Organik di Lahan Sawah Irigasi dengan Tingkat Kesuburan 22 Nurjaya, Ibrahim Adamy, dan Sri Rochayati Peneliti Badan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL Bagi Indonesia, ubi kayu merupakan komoditas pangan penting, dan ke depan komoditas ini akan semakin srategis peranannya bagi kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005 PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN SORGUM ( (L) Moench DAN (Piper) Stafp) YANG MENDAPATKAN KOMBINASI PEMUPUKAN N, P, K DAN CA (The Use Combined Fertilizers of N, P, K and Ca on Growth and Productivity

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mentimun merupakan suatu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan

I. PENDAHULUAN. Mentimun merupakan suatu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mentimun merupakan suatu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan (Cucurbitacae) yang sudah popular di seluruh dunia. Siemonsma dan Piluek (1994), menyatakan

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk

Lebih terperinci

Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis

Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis PENGARUH DOSIS PUPUK DAN JERAMI PADI TERHADAP KANDUNGAN UNSUR HARA TANAH SERTA PRODUKSI PADI SAWAH PADA SISTEM TANAM SRI (System of Rice Intensification) Effect of Fertilizer Dosage and Rice Straw to the

Lebih terperinci