PERANAN SANGGAR PURING SARI DALAM MELESTARIKAN TARI KRETEK DI DESA BARONGAN KECAMATAN KOTA KABUPATEN KUDUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN SANGGAR PURING SARI DALAM MELESTARIKAN TARI KRETEK DI DESA BARONGAN KECAMATAN KOTA KABUPATEN KUDUS"

Transkripsi

1 PERANAN SANGGAR PURING SARI DALAM MELESTARIKAN TARI KRETEK DI DESA BARONGAN KECAMATAN KOTA KABUPATEN KUDUS SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Ikha Sulis Setyaningrum NIM : Program Studi : Pendidikan Seni Tari Jurusan : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Keajaiban adalah kata lain dari kerja keras (Mario Teguh). Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik. (Evelyn Underhill) Eksistensi itu dengan berkarya, bukan dengan bicara (Hitam Putih) PERSEMBAHAN Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, atas segala karunianya skripsi ini kupersembahkan kepada: 1. Kedua orang tua Bapak Suharto, Ibu Suyatmi, yang selalu mendukung baik secara moral maupun material serta doa yang selalu terucap selama pembuatan sekripsi 2. Adik Bima dan Adik Tegar yang selalu mendoakan kelancaran dalam pembuatan skripsi 3. Fadhli Dzil Ikram yang selalu mendukung dan membantu dalam penulisan ini 4. Teman-teman Pendidikan Seni Tari angkatan 2011 v

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Peranan Sanggar Puring Sari dalam Melestarikan Tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus dapat selesai dengan baik. Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan studi di Universitas Negeri Semarang, 2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M. Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian, 3. Joko Wiyoso, S.Kar., M. Hum, ketua jurusan Sendratasik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, 4. Moh. Hasan Bisri, S.Sn., M.Sn, Dosen pembimbing Skripsi yang telah memberi bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini, 5. Keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan selama penyusunan skripsi ini, 6. Dosen-dosen jurusan Pendidikan Sendratasik yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti. 7. Sanggar Puring Sari yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi selama penyusunan skripsi ini, vi

7 8. Teman-teman pergelaran srikandi edan dan koreografi dewi sekar arum dan semua angkatan pendidikan seni tari 2011 yang menemani peneliti selama belajar di Unnes. 9. Keluarga besar Pendidikan Sendratasik Universitas Negeri Semarang. Akhirnya semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi pembaca. Semarang, 16 April 2015 Penulis vii

8 SARI Setyaningrum, Ikha Sulis Peranan Sanggar Puring Sari dalam Melestarikan Tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Skripsi. Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Moh. Hasan Bisri, S.Sn.,M.Sn. Kata Kunci: peran, sanggar, pelestarian Tari tradisi suatu bangsa merupakan bentuk seni pertunjukan perlu untuk dilestarikan. Salah satu cara melestarikan yaitu melalui Peranan Sanggar di masyarakat. Sanggar Puring Sari merupakan sanggar yang terdapat di Kabupaten Kudus. Sanggar Puring Sari sebagai wadah penciptaan Tari Kretek dan memiliki peran untuk melestarikan Tari Kretek tersebut. Berdasarkan paparan tersebut rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimana bentuk Sajian Tari Kretek di Sanggar Puring Sari (2) Bagaimana peran Sanggar Puring Sari dalam melestarikan Tari Kretek. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami (1) bentuk sajian Tari Kretek di Sanggar Puring Sari, (2) peran Sanggar Puring Sari dalam Melestarikan Tari Kretek. Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis yaitu Bagi peneliti, dapat memberi wawasan tentang Tari Kretek yang diciptakan dan dilestarikan di Sanggar Puring Sari dan manfaat praktis dapat memberikan sumbangan pikiran pada penelitian lebih lanjut dalam melestarikan tari Kretek. Lokasi dan sasaran penelitian yang dipilih peneliti adalah Sanggar Puring Sari yang berada di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus yang merupakan pusat penciptaan, pelatihan dan pelestarian Tari Kretek di Kabupaten Kudus. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi, sintesisasi dan verifikasi/penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk sajian Tari Kretek terdiri dari sejarah terbentuknya Tari Kretek, ragam gerak, musik iringan, tatarias wajah dan busana, serta tempat pertunjukkan. Sanggar Puring Sari memiliki peran terhadap perkembangan Tari Kretek dengan cara pelestarian, pementasan dan pelatihan. Pelestarian yang dilakukan Sanggar Puring Sari yaitu dengan cara pementasan disetiap kegiatan dan pelatihan yang dilakukan oleh Sanggar Puring Sari sendiri ataupun bekerjasama dengan pihak luar, contohnya dengan PT.Djarum, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, serta Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus. Saran dari hasil penelitian ini yaitu Bagi Sanggar Puring Sari, lebih meningkatkan pelatihan-pelatihan tari khususnya Tari Kretek, lebih membenahi dalam bidang managemen, administrasi, untuk pemerintah dan masyarakat ikut mempromosikan Tari Kretek, dapat lebih melestarikan Tari Kretek di Kabupaten Kudus. viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN BIMBINGAN... ii PENGESAHAN KELULUSAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi SARI... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR BAGAN... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Skripsi... 4 BAB II LANDASAN TEORI Peranan Sanggar Pelestarian Tari Kajian Pustaka ix

10 Halaman 2.6 Kerangka Berfikir BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Sasaran Penelitian Objek Penelitian Data dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Observasi Wawancara Dokumentasi Studi Pustaka Teknik Analisis Data Reduksi Data Penyajian Data Verifikasi Data Teknik Keabsahan Data Triangulasi Sumber Triangulasi Teknik Triangulasi Waktu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Kabupaten Kudus Lokasi Dan Geografis Desa Barongan Demografi Desa Barongan Sanggar Puring Sari Profil Sanggar Puring Sari Struktur Organisasi x

11 Halaman Administrasi Sanggar Puring Sari Program Sanggar Puring Sari Pelatihan Rutin Sanggar Puring Sari Pementasan Intern/Ekstern Sarana dan Prasarana Sanggar Puring Sari Keadaan Siswa Sanggar Puring Sari Tari Kretek Sejarah Terbentuknya Tari Kretek Bentuk Penyajian Tari Kretek Bentuk Tari Kretek Musik Iringan Tari Kretek Tata Rias dan Busana Tari Kretek Tata Rias Tari Kretek Busana Tari Kretek Tempat Pertunjukan Peranan Sanggar Puring Sari dalam Melestarikan Tari Kretek Pelestarian Tari Kretek Sanggar Puring Sari Pelatihan Tari Kretek Pementasan Tari Kretek BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Profesi/Mata Pencaharian Tabel 4.3 Data Siswa Sanggar Puring Sari Tabel 4.4 Data Siswa Sanggar Puring Sari Tabel 4.5 Koleksi Kostum Sanggar Puring Sari Tabel 4.6 Koleksi Kaset Sanggar Puring Sari Tabel 4.7 Koleksi Property Tabel 4.8 Ragam Gerak Tari Kretek xii

13 DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Kerangka Berfikir Bagan 3.1 Analisis Data Model Interaktif Bagan 4.1 Struktur Organisasi Sanggar xiii

14 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4.1 Peta Kabupaten Kudus Gambar 4.2 Pelatihan Materi Wajib (Tari Kretek) Gambar 4.3 Pelatihan Materi Pokok (Golek Manis) Gambar 4.4 Latihan Rutin Modelling di Sanggar Puring Sari Gambar 4.5 Arena Latihan Sanggar Puring Sari Gambar 4.6 Sarana Tape Polytron dan GMC Sanggar Puring Sari Gambar 4.7 Koleksi Kostum Sanggar Puring Sari Gambar 4.8 Koleksi Kaset Sanggar Puring Sari Gambar 4.9 Koleksi Property Sanggar Puring Sari Gambar 4.10 Koleksi Sampur dan Jarit Sanggar Puring Sari Gambar 4.11 Koleksi Selendang Tohwatu Tari Kretek Gambar 4.12 Proses Latihan di Desa Barongan Gambar 4.13 Proses Latihan di Gang Gazebo Perum Muria Gambar 4.14 Tari Kretek Pertama di Pentaskan Gambar 4.15 Ragam Gerak Nampeni Gambar 4.16 Ragam Gerak Ngayak Gambar 4.17 Ragam Gerak Milahi Gambar 4.18 Ragam Gerak Ngiteri Gambar 4.19 Ragam Gerak Melembar Gambar 4.20 Ragam Gerak Ngiping Gambar 4.21 Ragam Gerak Mbathil Gambar 4.22 Ragam Gerak Sembahan Gambar 4.23 Ragam Gerak Mrikso Rokok xiv

15 Gambar 4.24 Ragam Gerak Ngepak Gambar 4.25 Ragam Gerak Pemasaran Gambar 4.26 Rias Wajah (Make Up) Tari Kretek Gambar 4.27 Rias Rambut (Sanggul) Tari Kretek Gambar 4.28 Busana Tari Kretek Gambar 4.29 Property Tari Kretek Gambar 4.30 Pementasan Intern (Ujian Sanggar Puring Sari) Gambar 4.31 Pementasan Hari Jadi Kota Kudus Gambar 4.32 Pementasan Car Free Day Gambar 4.33 Pementasan Gelar Budaya Jawa Tengah Gambar 4.34 Pementasan Tari Kretek Oleh Polwan Kudus Gambar 4.35 Penari Kretek Tampil di Amerika Gambar 4.36 Foto Penari Kretek di Festival Borobudur Gambar 4.37 Tari Kretek Berkolaborasi dengan Bedhaya Lala ISI SOLO.. 88 Gambar 4.38 Tari Kretek dalam Festival Pagelaran di ISI SOLO Gambar 4.39 Gladi Resik Penyambutan Duta Besar di TMII xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Instrumen Penelitian (Pedoman Wawancara) Lampiran 2 Instrumen Penelitian (Pedoman Observasi) Lampiran 3 Instrumen Penelitian (Dokumentasi) Lampiran 4 Program Tahunan Sanggar Lampiran 5 Daftar Pengurus Sanggar Puring Sari Lampiran 6 Daftar Siswa Sanggar Puring Sari Lampiran 7 Surat Tugas Pembimbing Lampiran 8 Surat Tugas Izin Penelitian Lampiran 9 Surat Tugas Panitia Ujian Sarjana Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 11 Hasil Dokumentasi Lampiran 12 Biodata Narasumber xvi

17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Kudus merupakan daerah yang mempunyai potensi alam dan industri yang sangat baik. Selain potensi alam dan industri, Kabupaten Kudus juga memiliki potensi lain dibidang seni tradisional khususnya dalam bidang seni tari. Tari merupakan salah satu bentuk cabang seni perlu dikembangkan dan dilestarikan. Tari bisa menjadi ciri khas dalam sebuah daerah. Tari merupakan salah satu bentuk budaya yang memiliki nilai atau makna dalam kehidupan di masyarakat. Berlatih tari dan bahkan mementaskan sebuah tarian secara tidak langsung telah melestarikan budaya. Terdapat jenis-jenis dalam tari yaitu tari tradisi dan tari kreasi. Sanggar Puring Sari merupakan sanggar seni yang menyelenggarakan kegiatan tentang kesenian. Sanggar ini berada di Desa Barongan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Pendiri Sanggar Puring Sari adalah Ibu Endang Tonny Supriyadi, sanggar ini dibentuk pada tanggal 14 Februari Hal yang menarik dari sanggar Puring Sari ini yaitu lebih mengedepankan Pelatihan dan Pementasan Tari Kretek dalam upaya melestarikan budaya. Sanggar Puring Sari memiliki Peranan dalam melestarikan Tari Kretek kepada masyarakat Kabupaten Kudus. Melalui pementasan tari di Museum Kretek Kabupaten Kudus, Sanggar Puring Sari pada tahun 1986 untuk pertama kali memperkenalkan hasil karya ciptanya yaitu Tari Kretek. Kemudian Sanggar 1

18 2 Puring Sari melestarikan Tari Kretek mulai dari mengadakan kegiatan perlombaan Tari Kretek tingkat Jawa Tengah maupun DIY sebagai program kerja tahunan Sanggar Puring Sari yang diselenggarakan pada bulan April atau Mei, diselenggarakannya lomba bertujuan bahwa Tari Kretek supaya lebih dikenal daerah lain. Dokumentasi kegiatan tahunan (Lampiran hal.99) Sanggar Puring Sari Selain mengadakan pelatihan tari, juga mengadakan pelatihan keterampilan lain, yaitu : (1) Mengadakan pelatihan Modeling, (2) Mengadakan pelatihan Olah Vocal, dan (3) mengadakan pelatihan Dansa untuk kalangan Orang Tua. Barongan merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Tari Kretek adalah tarian kebanggaan masyarakat kudus. Tarian ini melambangkan bahwa Kota Kudus adalah Kota Kretek artinya pusat produksi rokok kretek, baik pembuatannya tradisional dengan tangan maupun modern dengan mesin. Bentuk tarian diwujudkan dengan gerak tari simbol-simbol indah, dinamis, dan menarik. Tarian ini menggambarkan seluruh rangkaian proses produksi rokok kretek tradisional. Tari kretek merupakan sebuah tari asli Kudus yang menceritakan para buruh rokok yang sedang bekerja membuat rokok, mulai dari pemilihan tembakau hingga rokok siap dipasarkan. Tarian ditarikan beberapa penari perempuan sebagai representasi buruh Mbathil dan penari lelaki sebagai representasi dari seorang mandor. Awal diciptakannya Tarian tersebut Tari Kretek diberi nama Tari Mbathil. Namun, karena nama Mbathil tidak begitu dikenal di masyarakat, maka

19 3 diganti dengan nama Tari Kretek, Tari ini mulai populer tahun 1986 dalam Peresmian Museum Kretek. Marilis (2012 : 9) Tari Kretek merupakan salah satu karya yang paling diunggulkan oleh sanggar Puring sari dan yang paling diketahui oleh masyarakat terutama masyarakat kudus. Sehingga sanggar puring sari mengadakan pelatihan wajib bagi anak didik sanggar sebagai upaya melestarikan tari kretek. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Peranan Sanggar Puring Sari Dalam Melestarikan Tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus 1.2 Rumusan Masalah Sehubungan dengan hal tersebut di atas, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah Bentuk Sajian Tari Kretek di Sanggar Puring Sari? Bagaimanakah Peranan Sanggar Puring Sari dalam melestarikan Tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus? 1.3 Tujuan Penelitian Usaha penelitian diarahkan untuk mengungkapkan sejumlah data mengenai Tari Kretek Sanggar Puring Sari di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus yang bertujuan untuk mendeskripsikan : Mengetahui Bentuk Penyajian Tari Kretek di Sanggar Puring Sari Mengetahuin Peranan Sanggar Puring Sari dalam melestarikan Tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.

20 4 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini, dapat memberikan manfaat, baik secara praktis maupun teoritis. Adapun manfaat penelitian antara lain : Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini mampu menghasilkan manfaat teoritis, yaitu dengan memberikan sumbangan pikiran pada penelitian lebih lanjut dalam melestarikan tari Kretek Manfaat Praktis Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang Tari Kretek yang ada di Sanggar Puring Sari Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat umum, khususnya generasi muda sebagai pewaris dan penerus kebudayaan Bangsa, untuk dapat melestarikan Tari Kretek sebagai tarian khas Kabupaten Kudus Bagi Sanggar, hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi latihan pada kegiatan pelatihan tari Kretek di Sanggar Puring Sari Bagi generasi penerus dapat memberikan motivasi untuk mempelajari tari Kretek dan berusaha menjaga kelestariannya. 1.5 Sistematika Skripsi Untuk mengetahui garis besar isi penelitian ini maka terlebih dahulu penulis akan menguraikan secara singkat. Garis besar yang penulis maksud adalah sebagai berikut :

21 Bagian awal Bagian ini berisi tentang halaman judul, pengesahan, persetujuan bimbingan, pernyataan keaslian skripsi, motto dan persembahan, kata pengantar, sari, daftar isi, serta daftar lampiran Bagian Isi Bagian ini terbagi menjadi lima bab yaitu : Bab I : Pendahuluan Berisi tentang alasan pemilihan judul (Latar Belakang Masalah), rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika skripsi. Bab II : Landasan teori Berisi tentang pengertian Peranan, sanggar, Pelestarian, Tari dan kerangka berfikir. Bab III : Metode Penelitian Berisi tentang metode penelitian, sasaran penelitian dan lokasi, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik keabsahan data. Bab IV : Hasil penelitian dan Pembahasan Mencakup tentang gambaran umum lokasi penelitian, sejarah berdirinya sanggar, kegiatan-kegiatan sanggar, bentuk sajian tari Kretek, dan Peranan Sanggar Puring Sari dalam melestarikan tari Kretek. Bab V : Penutup Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian Bagian Akhir

22 6 Bagian Ini terdapat daftar pustaka yang berkaiatan dengan penelitian dan lampiran yang memuat kelengkapan-kelengkapan penelitian.

23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peranan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:641) Peranan merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Menurut (Malarsih, 2007 : 3) Peranan adalah pola kelakuan yang dikaitkan dengan status atau kedudukan. Status dalam Peranan individu atau kelompok sosial senantiasa muncul dalam berbagai bentuk perilaku. Unsur pokok dalam suatu Peranan adalah (1) Peranan yang diharapkan masyarakat, (2) Peranan sebagaimana dianggap oleh masing-masing individu, dan (3) Peranan yang dijalankan didalam kenyataan. Menurut (Ahmadi 2007:106) Peranan adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Peranan merupakan pengertian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam penunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai hubungan dua variable yang mempunyai hubungan sebab akibat (Rahadinta, 2011: 8). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Peranan merupakan pengertian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang pencapaian tujuan yang ditetapkan sebagai hubungan sebab akibat. 7

24 8 2.2 Sanggar Sanggar tari adalah salah satu bentuk pendidikan luar sekolah (PLS). Pendididkan luar sekolah adalah bentuk pembelajaran yang menggunkan pendekatan dan strategi yang berbeda dri pembelajaran formal. PLS memiliki ruang lingkup dan sasaran yang berbeda dari pembelajaran formal. Dalam proses pembelajaran diperlukan seni bagi tutornya, sebab sasaran yang di didik dan yang menjadi peserta didik bukan hanya dari anak-anak usia sekolah, melankan para pemuda dan orang dewasa. (Pramesthi, 2010 : 27) Sanggar tari merupakan tempat yang digunakan untuk aktivitas yang berkaitan dengan kesenian tari. Kegiatan yang ada dalam sebuah sanggar berupa kegiatan pembelajaran yang meliputi proses dari pembelajaran, penciptaan hingga produksi dan semua proses hampir sebagian besar didalam sanggar (tergantung ada atau tidaknya fasilitas dalam sanggar) (Yulistio, 2011: 38-39). Menurut Sutopo dalam Hartono (2000: 45-46) komponen yang dapat menunjang kehidupan seni meliputi seniman sebagai karya, karya seni yang merupakan bentuk nyata dari suatu karya seni yang dapat dihayati, dinikmati dan ditangkap dengan panca indera dan penghayat yaitu masyarakat konsumen tari. Ketiga komponen tersebut harus ada. Bila tidak ada maka syarat untuk kehidupan berkesenian akan gagal. Sanggar tari merupakan tempat yang digunakan untuk aktivitas yang berkaitan dengan kesenian tari. Menurut Sutopo dalam Hartono (2000 : 45-46) komponen yang dapat menunjang kehidupan seni meliputi seniman sebagai karya, karya seni yang merupakan bentuk nyata dari suatu karya seni yang dapat

25 9 dihayati, dinikmati dan ditangkap dengan pancaindera dan penghayat yaitu masyarakat konsumen tari. Ketiga komponen tersebut harus ada. Bila tidak ada maka syarat untuk kehidupan berkesenian akan gagal. Beberapa hal yang terdapat dalam sebuah sanggar yaitu organisasi sanggar, administrasi dan manajemen sanggar itu sendiri Organisasi Hakekat organisasi adalah sebuah bentuk yang secara sadar diciptakan manusia guna mencapai tujuan yang dikehendaki. Fenomena organisasi adalah suatu sistem yang mempunyai aktivitas dengan fungsi dan tujuan yang diperhitungkan (Jazuli, 2001: 14). Sebuah kegiatan akan dapat berjalan manakala suatu wadah yang disebut organisasi dapat berkembang secara optimal didalam mencapai tujuannya (Sutomo, 2011: 3). Menurut Louis dalam Sutomo (2011: ) pengorganisasian adalah proses mengatur dan menghubungkan pekerjaan yang harus dilakukan, sehingga tugas organisasi dapat diselesaikan secara efektif dan efisien oleh orang-orang. Pada intinya organisasi adalah koordinasi secara rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama yang dirumuskan secara eksplesit, melalui pengaturan dan pembagian kerja serta melalui hierarki kekuasaan dan tanggungjawab Administrasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 19) administrasi adalah usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-cara penyelenggaraan pembinaan organiasi. Administrasi dalam arti sempit yaitu

26 10 sebuah kegiatan yang meliputi catat-mencatat, pembukuan ringan, agenda dan segala sesuatu yang bersifat teknis dengan ketatausahaan. Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna. Administrasi erat kaitannya dengan istilah manajemen. Dalam perkembangannya istilah manajemen disamakan secara substansial dengan istilah administrasi. Administrasi lebih luas ruang lingkupnya dibandingkan dengan manajemen. Keduanya menekankan pada tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja untuk keuntungan yang lebih besar (Sutomo, 2011: 1-2) Manajemen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 547) Manajemen merupakan pemanfaatan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan atau sasaran yang dimaksudkan. Manajemen merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer, didalam sebuah sanggar, manajer yang dimaksud adalah pengelola sanggar itu sendiri. Seorang pengelola sanggar dalam pencapaian tujuan sanggar tentunya akan melakukan serangkaian kegiatan yang saling berhubungan dan memiliki tingkatan jenjang tertentu Program Program merupakan kata, ekspresi, atau pernyataan yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang berupa aturan, langkah untuk menyelesaikan masalah yang diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrogaman sehingga dapat dieksekusi oleh computer.

27 11 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 672) program adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan(dalam ketatanegaraan, perekonomian, dan sebagainya). 2.3 Pelestarian Pelestarian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:531) adalah proses atau cara untuk melindungi agar tidak musnah dan menjadikan teteap seperti keadaan semula, tetap bertahan. Strategi pelestarian warisan budaya berkenaan dengan dua aspek, yaitu (1) kelembagaan dan (2) sumber daya manusia. Disamping itu harus pula ditetapkan lebih dahulu, apa tujuan dari pelestarian warisan budaya itu. Pelestarian mempunyai makna bahwa didalamnya terdapat dua aspek yaitu pemertahanan dan dinamika (Sedyawati, 2008: 208). Pelestarian budaya yang dirumuskan dalam draf RUU tentang Kebudayaan (1999) dijelaskan bahwa pelestarian budaya berarti pelestarian terhadap eksistensi suatu kebudayaan dan bukan berarti membekukan kebudayaan didalam bentuk-bentuknya yang sudah pernah dikenal saja. Pelestarian dilihat sebagai sesuatu yang terdiri dari tiga aspek, yaitu (1) perlindungan, (2) pengembangan, dan (3) pemanfaatan (Sedyawati, 2008: 152). Tiga tujuan pemanfaatan budaya yang dapat diidentifikasikan, yaitu (1) pendidikan (baik terstruktur maupun tidak terstruktur; formal maupun non formal atau pendidikan masyarakat), (2) industri, dalam hal ini untuk menghasilkan

28 12 produk kemasan-kemasan industry budaya, (3) pariwisata, baik untuk wisatawan umum maupun wisatawan minat khusus (Sedyawati, 2008: 152) Pemanfaatan kebudayaan untuk tujuan pendidikan adalah sebagai substansi untuk disosialisasikan, demi berbagai tujuan yang khusus, seperti: (1) untuk memacu internalisasi nilai-nilai budaya yang dapat memperkuat integritas sebagai bangsa yang mampu menjunjung moral yang tinggi, (2) untuk menumbuhkan kepekaan dan toleransi dalam pergaulan antar golongan, dan (3) untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran sejarah. Apabila ketiganya terlaksana, maka tercapailah tujuan umum kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (Sedyawati, 2008: 152). Pemanfaatan untuk tujuan pengembangan industri budaya berarti memberikan pada kemasan-kemasan industri budaya (buku, piringan hitam, video, film) isi yang bermanfaat. Kemanfaatan isi tersebut dilihat dari kekuatan pengaruhnya untuk miningkatkan mutu pengetahuan orang mengenai berbagai hal yang bersifat budaya ataupun dilihat dari kemampuannya membentuk selera (seni) yang baik, serta dari kegunaannya sebagai pemberi hiburan yang sehat (Sedyawati, 2008: 153). Tindakan-tindakan pelestarian yang dapat ditempuh yaitu: (1) pendokumentasian secermat mungkin dengan menggunakan berbagai media yang sesuai; hasil dokumentasi ini selanjutnya dapat menjadi sumber acuan, tentunya apabila disimpan di tempat yang aman dan diregistrasi secara sistematis dengan kemungkinan penelusuran yang mudah, (2) pembahasan dalam rangka penyadaran, khususnya mengenai nilai-nilai budaya, norma, dan estetika, (3)

29 13 pengadaan acara penampilan yang memungkinkan orang mengalami dan menghayati. Tanpa ketiga tindakan tersebut maka pelestarian mungkin tidak akan terjadi dengan sendirinya secara alamiah (Sedyawati, 2008: 280) Pelatihan Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan. Terkadang ada batasan yang ditarik antara pelatihan dengan pengembangan yang bersifat lebih luas dalam cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi kegiatan sekarang maupun yang akan datang. ( diunduh tanggal 30 Maret 2015.P Pementasan Pementasan adalah suatu kegiatan apresiasi yang bertujuan menampilkan suatu karya seni yang mana bertujuan sebagai hiburan atau untuk apresiasi suatu karya seni yang dilakukan oleh manusia/penonton sebagai pencipta dan penikmat karya seni ( diunduh tanggal 30 maret 2015 Pementasan tari, adalah kegiatan mempertunjukkan karya-karya di depan penonton, rangkaian kegiatan pementasan tari adalah latihan, pementasan dan pembahasan atau evaluasi. ( diunduh tanggal 30 maret 2015

30 Tari Menurut Rosjid dan Iyus (1979 : 4-45) Tari di Indonesia dapat dibagi menjadi dua bentuk karya tari, yaitu karya tari yang termasuk tari lepas dan karya tari yang berbentuk drama tari. Tari lepas adalah tari-tarian yang hanya menggambarkan suatu keadaan atau peristiwa atau kejadian baik berlatar belakang suatu cerita (legenda, sejarah, wayang, atau gubahan dan sebagainya) maupun tarian yang tidak berlatar belakang suatu cerita, yang tergolong dalam tari lepas yaitu tari tradisional dan tari kreasi baru. Sedangkan yang dimaksud dengan drama tari adalah pertunjukan tari yang pola atau kerangka khususnya dalam plot dan susunan cerita sama dengan pola yang digunakan oleh drama. Menurut Jazuli (1994 : 5) gerak tari adalah gerak yang berasal dari hasil proses pengolahan yang berasal dari hasil proses pengolahan yang telah mengalami stilisasi (digayakan), distorsi (pengubahan). Hasil dari pengelolaan ituadalah gerak murni dan gerak maknawi. Adapun unsur-unsur pendukung tari antara lain : (1) gerak tari (2) tema (3) pelaku, (4) musik atau iringan, (5) tata pentas, (6) tata rias dan busana 1. Gerak Tari Gerak merupakan berpindahnya posisi suatu benda, baik sekali maupun berkali-kali. Gerak tari menurut Jazuli (1994 : 5) adalah gerak yang berasal dari hasil proses pengolahan yang telah mengalami stilasi (digayakan), distorsi (pengubahan). Hasil pengolahan itu adalah gerak murni dan gerak maknawi. Gerak murni (pure movement)adalah gerak yang hanya memperlihatkan

31 15 keindahan semata, sedangkan gerak maknawi (gesture)adalah gerak yang memiliki arti dan makna yang jelas. 2. Tema Tema adalah gagasan utama atau dapat disebut juga dengan ide dasar. Sumber tema dapat berasal dari apa saja yang dapat kita dengar, kita lihat, kita rasakan, maupun yang kita pikirkan. Menurut Jazuli (1994 : 14-15) sumber tema pada dasarnya tidak terlepas dari tiga faktor yaitu Tuhan, manusia, dan lingkungan alam. 3. Pelaku Pelaku dalam sebuah pertunjukan seni merupakan aspek terpenting, tanpa adanya pelaku sebuah totonan seni tidak akan berjalan. Pertama-tama muncul dari wajah penonton adalah sosok atau figur penarinya, menampakan gerakan yang lemah gemuali didukung oleh tata busana, polesan wajah dan tubuh penari. Dalam sebuah pertunjukan seni dimana pelaku seni mempunyai aspek daya tarik tersendiri. Hal ini secara langsung atau tidak langsung sangat mungkin menimbulkan kesan yang mampu merangsang libido penonton (Jazuli, 2001: 7). 4. Musik atau Iringan Musik dalam tari merupakan suatu patner yang tidak boleh ditinggalkan, karena musik adalah patner tari, maka musik yang akan dipergunakan untuk mengiring sebuah tarian harus betul-betul digarap sesuai dengan garapan tarinya (Soedarsono 1981 : 46-47).

32 16 5. Tata Pentas Suatu pertunjukkan pastilah memerlukan tempat pentas guna menyelenggarakan pertunjukkan tersebut. Tempat pentas dapat berupa gedung, panggung, halaman, maupun lapangan. Pentas adalah suatu bagian yang sangat berarti bagi keberlangsungan suatu pementasan dalam seni pertunjukan, karena disanalah gerak dan laku seorang pemain atau penari mengatur posisinya dan membentuk suatu komposisi yang berarti dan dinamis, panggung adalah lantai yang bertiang atau rumah yang tinggi dan atau lantai yang ketinggian di rumah untuk bermain sandiwara, balkon atau podium. Dalam istilah seni pertunjukan panggung dikenal dengan istilah stage, melingkupi pengertian seluruh panggung. (Halilintar 1986:2), 6. Tata Rias dan Busana Tata rias merupakan karakter pribadi menjadi karakter tokoh yang diperlukan, untuk memperkuat ekspresi dan menambah daya tarik penari pada penampilannya (Jazuli 1994 : 18). Jenis-jenis tari tradisional terbagi menjadi tiga yaitu: 1. Tari Tradisional Kerakyatan Yaitu tari yang hidup dan berkembang dikalangan rakyat. Tarian ini berkembang dikalangan rakyat yang bersifat bebas tanpa ada aturan yang mengikat. 2. Tari Klasik Yaitu tari yang semula berkembang dikalangan kerajaan dan bangsawan yang telah mencapai kristalisasi artistik yang tinggi dan telah

33 17 menempuh perjalanan sejarah yang cukup panjang sehingga memiliki nilai tradisional. 3. Tari Kreasi Yaitu suatu bentuk garapan tari/karya tari setelah bentuk-bentuk tari tradisi hidup berkembang cukup lama di di masyarakat. Bentuk tari kreasi bermunculan sebagai ungkapan rasa bebas. Tari Kreasi dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : 3.1 Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi Merupakan tari tradisi yang mempunyai pola garap dilandasi oleh kaidahkaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, music/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya 3.2 Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi) Tari kreasi baru tidak berpolakan tardisi disebut juga dengan tari modern. Tari modern merupakan tari yang pola garapnya lepas dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. 2.5 Kajian Pustaka Berdasarkan hasil penelitian yang ada, penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan hasil penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Shara Marsita (2013) yang berjudul Peranan Sanggar Seni Kaloka Kelurahan Pelutan Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Terhadap Perkembangan Tari Selendang Pemalang. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana bentuk Tari Selendang Pemalang di Sanggar Seni Kaloka dan

34 18 Bagaimana Peranan Sanggar Seni Kaloka terhadap perkembangan Tari Selendang Pemalang. Sanggar Seni Kaloka memiliki Peranan dalam memperkembangkan Tari Selendang Pemalang kepada Kabupaten Pemalang. Persamaan dengan penelitian shara yaitu tentang Peranan Sanggar sedangkan Perbedaannya, shara meneliti perkembangan Tari Selendang Pemalang dan peneliti mencari data tentang pelestariannya. Penelitian berikutnya terdapat pada penelitian Veni Budiyanti (2012) dengan judul Tari Kretek Sebagai Identitas Kota Kudus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menjelaskan Sejarah Tari Kretek sebagai Identitas Kota Kudus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Kretek dijadikan sebagai Identitas Kota Kudus dikarenakan Kudus yang terkenal dengan sebutan Kota Kretek kemudian didalam Tari Kretek menggambarkan tentang bagaimana proses pembuatan rokok dan dapat dijadikan sebagai gambaran penggarapan ragam gerak. Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian peneliti yaitu samasama meneliti Tari Kretek namun mempunyai perbedaan jika Veni meneliti tentang tari kretek sebagai identitas Kota, dan peneliti meneliti tentang Peranan Sanggar dan bagaimana melestarikan Tari Kretek.

35 Kerangka Berfikir Sanggar Puring Sari Peranan Penciptaan Pelatihan Pengembangan 1. Tari Kretek 2. Tari Siskampling 3. Tari Gotongroyong 4. Tari Pesta Rakyat 1. Tari 2. Olah Vocal 3. Modeling 4. Membatik Tari Kretek: 1. Bentuk/Struktur sajian 2. Kostum 3. Tata rias 1. Pelatihan 2. Pementasan 3. Misi Pelestarian Tari Kretek Sumber: Ikha Sulis Setyaningrum Pada penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan dan menjelaskan bagaimana Peranan Sanggar Puring Sari dalam melestarikan Tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Tari Kretek merupakan tari yang diciptakan oleh Sanggar Puring Sari. Tarian yang sudah diciptakan oleh sanggar puring sari yaitu Tari Kretek, Tari Siskampling, Tari Gotongroyong, Tari Pesta Rakyat, semua tarian tersebut mempunyai makna tersendiri, makna tersebut diambil dari cerita atau kisah masyarakat. Dari empat tari tersebut yang terkenal di daerah Kudus adalah Tari Kretek, karena dalam penciptaan tari kretek adalah sebuah permintaan dari bapak Supardjo Rusatam sebagai gubertnur jawa tengah yang meminta perlu adanya tari khas kudus yang nantinya akan digunakan dalam

36 20 acara resmi di Kudus. Sebagai sanggar yang telah terdaftar di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus, memiliki Peranan terhadap pelestarian Tari Kretek di Kabupaten Kudus. Hal ini dilihat dari kegiatan-kegiatan Sanggar Puring Sari yang mengarah pada pelestarian dan pengembangan Tari Kretek. Sanggar Puring Sari mengembangkan tari keretek melalui Misi, Pementasan dan pelatihan. Didalam Sanggar Puring Sari mengadakan pelatihan yaitu Tari (Tari Klasik. Tari Kreasi, Tari Tari Modern), Olah Vocal, Modeling, Batik. Kerangka berfikir di atas maka penelitian akan diarahkan pada Peranan Sanggar Puring Sari terhadap pelestarian Tari Kretek, yang meliputi kajian bentuk atau strukstur sajian, kostum, tata rias dan faktor-faktor lain yang terkait dengan bentuk atau struktur Tari Kretek.

37 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Metode kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Bogdan dan Taylor dalam Sugiyono (2008: 73) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Pendekatan fenomenologi yaitu pendekatan yang mempelajari terbentuknya kehidupan masyarakat bagaimana individu-individu ikut serta dalam proses pembentukan dan pemeliharaan fakta sosial (Jazuli, 2011: 96). Pendekatan fenomenologi menempatkan pokok pikiran kedalam empat perhatian yaitu: (1) Memustkan perhatian kepada aktor, (2) Memusatkan kepada suatu kenyataan yang pokok, penting, dan wajar atau alamiah (natural attitude) karena tidak keseluruhan gejala kehidupan social mampu diamati, (3) Mempelajari proses pembentukan dan pemeliharaan hubungan sosial pada saat interaksi tatap muka selaras dengan situasi dan kondisinya, (4) Memperhatikan keteraturan (pola tertentu) dalam masyarakat yang terpelihara pada kehidupan sehari-hari, sebab aturan dan norma yang mengendalikan tindakan aktor dan yang memantabkan 21

38 22 struktur sosial merupakan hasil interpretasi aktor dari peristiwa-peristiwa yang dialaminya (Jazuli, 2011: 96-97). Fokus dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan serta menguraikan pelestarian tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. 3.2 Sasaran Penelitian Sasaran penelitian ini adalah : Bentuk Sajian Tari Kretek di Sanggar Puring Sari Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus Peranan Sanggar Puring Sari dalam Melestarikan Tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus 3.3 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah di sebuah sanggar yang bernama Sanggar Puring Sari beralamatkan di Jalan Bubutan 208 Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Alasan dipilihnya Sanggar Puring Sari karena merupakan pusat pelatihan tari Kretek dan sekaligus pencipta tari Kretek di Kudus. 3.4 Data dan Sumber Data Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Data pada penelitian ini diperoleh dari Bentuk Sajian Tari Kretek dan

39 23 Peranan Sanggar Puring Sari dalam melestarikannya. Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan maka ditentukan sumber data atau informasi yang terdiri dari nara sumber yang dipandang memiliki pengetahuan atau wawasan yang memadahi tentang informasi yang diperlukan. Nara sumber yang dimaksud adalah Pemilik Sanggar Puring Sari, pengurus Sanggar Puring Sari Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber bacaan atau melalui kegiatan studi keperpustakaan, membaca jurnal dan contoh laporan tugas akhir yang terkait dengan penelitian. Serta browsing menggunakan internet yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti oleh penulis. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian sebab tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara (Sugiyono, 2008: 308) Observasi Observasi merupakan pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian Peranan Sanggar Puring Sari dalam Melestarikan Tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus

40 24 sehingga diperoleh pemahaman atau pembuktian terhadap informasi sanggar atau keterangan yang diperoleh dari Sanggar Puring Sari. Menurut Masnur (2009: 59) ada empat metode observasi yang dapat diterapkan, yaitu terbuka, terfokus, terstruktur, dan sistematis Observasi terbuka dimulai dengan pemikiran netral, kosong dan tidak diadakan pengarahan sebelumnya sehingga pengamatan harus berimprovisasi untuk merekam hal hal penting dalam proses pembelajaran dalam rangka penerapan tindakan perbaikan. Tujuannya agar pengamat dapat merekonstruksi proses penerapan tindakan perbaikan dalam kerangka diskusi balikan Observasi terfokus adalah observasi yang dilakukan secara spesifik, yaitu observasi yang diarahkan kepada aspek tertentu dalam tindakan guru atau aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Observasi terstruktur adalah observasi yang ditandai dengan perekam data yang sederhana, tetapi dengan format lebih rinci Observasi sistematis adalah bentuk observasi yang diarahkan pada pengkategorian bentuk dan jenis data amatan yang disusun secara rinci. Manfaat observasi menurut Patton dalam Sugiyono (2008: 313) adalah: Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi

41 25 oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery Observasi, peneliti dapat melihat hal hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara Observasi peneliti dapat menemukan hal hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga Observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif Peneliti melakukan observasi di Sanggar Puring Sari yang merupakan tempat berlatih dan pusat pelestarian tari Kretek. Hal-hal yang akan diobservasi yaitu mengamati dan mencatat bentuk sajian tari Kretek. Peneliti mengamati dan menganalisis Peranan sanggar dalam melestarikan tari Kretek. Peneliti mengamati dan mencatat hal-hal yang mendukung pelestarian tari Kretek di Sanggar Puring Sari. Metode pengamatan ini, peneliti menggunakan alat bantu sebuah buku, alat tulis dan alat bantu berupa kamera pada saat melakukan observasi. Melalui observasi dapat dilakukan usaha-usaha untuk memperoleh gambaran-gambaran yang konkret tentang bentuk sajian, dan Peranan sanggar dalam melstarikan tari Kretek di Sanggar Puring Sari Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.

42 Wawancara Wawancara (Interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto,1993: 145). Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai data pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, keterlibatan, dan sebagainya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu mengenai bentuk sajian tari dan Peranan sanggar puring sari dalam melestarikan tari kretek. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Teknik wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1991: ) mengatakan bahwa wawancara dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1. Wawancara berfokus, yaitu pertanyaan tidak mempunyai struktur tertentu dan selalu berpusat kepada satu pokok permasalahan. 2. Wawancara bebas, yaitu pertanyaan yang diajukan tidak hanya berpusat pada pokok permasalahan tetapi beraneka ragam selama masih berkaitan dengan objek penelitian. 3. Wawancara sambil lalu, yaitu pertanyaan dalam hal ini diajukan kepada narasumber dalam situasi yang tidak terkonsep ataupun tanpa persiapan. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin yaitu pewawancara membawa pedoman yang merupakan garis besar

43 27 tentang hal yang akan diteliti. Teknik pengumpulan datanya dengan cara mewawancarai pelaku seni atau seniman. Pertanyaan ini secara khusus ditujukan kepada informan peneliti, yakni Endang Toni Supriyadi selaku pencipta Tari Kretek dan Pemilik Sanggar Puring Sari serta Aan selaku anggota Sanggar Puring Sari. Metode pencatatan dalam penelitian ini menggunakan beberapa media yaitu, media pencatat berupa buku tulis, dan kamera digital. Menggunakan media tersebut diharapkan dapat memperoleh data yang jelas dan valid serta sebagai bukti dari pelaksanaan penelitian terhadap pelestarian Tari Kretek di Sanggar Puring Sari Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang berhubungan dengan dokumen baik dalam bentuk laporan, surat-surat resmi maupun catatan harian dan sebagainya. Dokumentasi adalah bahan tertulis atau film lain dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumentasi digunakan untuk memperluas penelitian, karena alasan-alasan yang dapat di pertanggung jawabkan, Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dukumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, serta kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar yaitu foto, gambar hidup, dan sketsa. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, karya seni dapat berupa gambar, patung, film. Namun Perlu

44 28 dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi (Sugiyono, 2008: ). Peneliti dapat mempelajari dokumen yang berhubungan dengan materi Peranan sanggar dalam melestarikan Tari Kretek dengan teknik dokumentasi. Dokumen diperoleh dari buku-buku, foto-foto, arsip-arsip. Berkenaan dengan penelitian ini, dokumen tersebut diharapkan dapat memberikan uraian dan wujud Peranan Sanggar Puring Sari dalam melestarikan tari Kretek. Dokumen-dokumen yang akan disertakan dalam penelitian ini antara lain foto, data Sanggar Puring Sari Studi Pustaka Studi pustaka merupakan alat pendukung berupa buku atau artikel-artikel yang digunakan untuk mendukung memberikan penjelasan dan melengkapi segala hal yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Sumber pustaka dapat diperoleh melalui : buku-buku jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian ( Skripsi ) dan sumber-sumber lainya yang sesuai (koran maupun internet ). 3.6 Teknis Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2008: 335).

45 29 Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis (Sugiyono, 2008: 335). Untuk menganalisis data ada tiga tahapan yang harus dilalui yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 1984) Tahap Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telak direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2008: 338) Penyajian Data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Melalui penyajian data, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, semakin akan mudah dipahami (Sugiyono, 2008: 341) Verifikasi Data Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab dari rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, akan tetapi mungkin juga tidak karena dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan (Sugiyono, 2008: 245).

46 30 Berikut ini merupakan skema analisis data kualitatif model interaktif menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono adalah: Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data Verifikasi (Penarikan Kesimpulan) Bagan 3.1 Analisis data model interaktif (Miles dan Huberman, 1984) Penelitian ini data yang diperoleh bersifat kualitatif. Oleh karena itu analisis data yang digunakan adalah sesuai dengan data kualitatif, yaitu analisis kualitatif. Proses analisis data melalui proses reduksi data, sajian data dan verifikasi data. Reduksi data merupakan data yang diperoleh melalui observasi atau pengumpulan dokumen yang masih berupa uraian panjang dan perlu direduksi. Menurut Sugiyono (2008: 338) mereduksi data berarti merangkum, memilih halhal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data-data tersebut dipisahkan sesuai dengan permasalahan yang dimunculkan kemudian dideskripsikan, diasumsi, serta disajikan dalam bentuk rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasikan. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka dapat disederhanakan dalam pengertian bahwa sejumlah data yang terkumpul melalui teknik wawancara, teknik observasi, dan dokumentasi digabung menjadi satu kemudian dicoba untuk

47 31 interpretasi dan diolah serta dipilah-pilah menurut jenis-jenis atau golongan pokok bahasannya. 3.7 Teknik Keabsahan Data Peneliti dalam melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono, 2008: 372) Triangulasi Sumber Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2008: 373). Teknik pengujian keabsahan ini, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan sumber yang berbeda namun pertanyaan yang diajukan sama agar dapat memperkuat keabsahan data sehingga data yang diperoleh benar-benar teruji keabsahannya Triangulasi Teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2008: 373). Pada penelitian ini, yaitu mengecek hasil penelitian berdasarkan teknik yang sama yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi apakah saling terjadi kesinambungan atau adakah keganjalan pada kegiatan penelitian mengenai Peranan Sanggar Puring Sari dalam Melestarikan Tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Labuhan Ratu pada tahun pelajaran 2014/2015. Adapun alasan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di desa Mungseng yang berada di wilayah Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi

BAB III METODE PENELITIAN. hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif denganmetode studi kasus. Nasution (2003: 5) menyatakan bahwa: Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data yang dilakukan secara ilmiah dengan tujuan dan fungsi tertentu. Cara ilmiah yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TARI MERAK SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN TARI TRADISI DI SANGGAR NGUDI LARAS DESA KARANGMONCOL KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG

PEMBELAJARAN TARI MERAK SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN TARI TRADISI DI SANGGAR NGUDI LARAS DESA KARANGMONCOL KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG . PEMBELAJARAN TARI MERAK SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN TARI TRADISI DI SANGGAR NGUDI LARAS DESA KARANGMONCOL KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG Skripsi Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Bekasi lebih tepatnya di Kampung Galian Kumejing Desa Sukamurni, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif dengan maksud untuk memahami dan menggali lebih dalam mengenai fenomena penyesuaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Kulango Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Karakter merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan dalam jiwa individu. Proses pendidikan karakter dapat dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau 78 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menjembatani antara dunia konseptual dengan dunia empirik. Suatu penelitian sosial diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Lokasi penelitian mudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini bertepatan di kediaman narasumber kesenian Rebana tunggal yaitu Pak Asep yang berada di Jalan Selaawi Rt.06 Rw.02 Kampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa: BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang 75 BAB III METODE PENELITIAN Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang sistematis dan akurat, oleh karena itu diperlukan adanya metode yang digunakan dalam melakukan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga buah sekolah menengah pertama

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga buah sekolah menengah pertama BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga buah sekolah menengah pertama negeri yang berada di Kabupaten Magelang yaitu SMP N 1 Mungkid, SMP N 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian harus benar-benar dipertimbangkan sehingga dapat diperoleh data yang dibutuhkan dan tercapainya tujuan penelitian itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting keberadaannya didalam proses penelitian yang dilakukan secara terencana dan sistematis, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif (field research). Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang berlandaskan pada

Lebih terperinci

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu keadaan secara utuh. Oleh karena itu, penelitian ini bertipe deskriptif yakni

BAB III METODE PENELITIAN. suatu keadaan secara utuh. Oleh karena itu, penelitian ini bertipe deskriptif yakni BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe dan Pendekatan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara tepat mengenai suatu keadaan secara utuh. Oleh karena itu, penelitian ini bertipe

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2) Metodologi merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam suatu penelitian, metode digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk memecahkan suatu permasalahan yang akan diteliti. Metode penelitian merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan cerminan yang terefleksikan dalam keseharian

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan cerminan yang terefleksikan dalam keseharian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan cerminan yang terefleksikan dalam keseharian masyarakat. Adalah hal yang sangat diharapkan bahwa budaya mesti tumbuh dan terus hidup dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi adalah suatu wilayah yang di dalamnya terdapat suatu objek atau subjek dengan karakteristik tertentu dan dapat ditetapkan untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Nasution (1996: 43) mengemukakan bahwa lokasi penelitian merupakan situasi sosial yang mengandung unsur tempat, pelaku dan kegiatan. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara untuk mencapai suatu tujuan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Metode penelitian merupakan cara untuk mencapai suatu tujuan yang dalam penelitian. Dalam kegiatan suatu penelitian, metode memegang peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian banyak dipengaruhi atau ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Pantai Depok yang letaknya masih satu kompleks dengan Pantai Parangtritis dan Pantai Parangkusumo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Situs Cagar Budaya Ciungwanara Karangkamulyan. Kawasan ini terletak di antara jalan raya Ciamis dan Banjar, Kecamatan Cijeungjing,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian tentang volunterisme pemuda kota dalam KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Seni merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia dan bagian dari kebudayaan yang diciptakan dari hubungan manusia dalam lingkungan sosialnya, seni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Ekonomi Syariah (LP2ES) Learning Center Bandung, yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Tiap penelitian memerlukan suatu desain yang direncanakan salah satunya menggunakan metode penelitian. Metode memiliki arti yaitu cara yang teratur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas manusia sepanjang sejarah mencakup berbagai macam kegiatan,di antaranya adalah seni yang di dalamnya termasuk seni tari. Batasan seni tari sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu prosedur penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (sugiyono, 2008: 3). Dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Field Research, yaitu penelitian lapangan dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian Pemetaan Profil Risiko Spekulatif PDAM

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian Pemetaan Profil Risiko Spekulatif PDAM BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Berdasarkan judul penelitian Pemetaan Profil Risiko Spekulatif PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung, sehingga objek penelitian dalam penelitan ini

Lebih terperinci

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan BAB 3 PENDAHULUAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1 Penelitian Kualitatif Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Interaksi sosial orang dengan HIV/AIDS dalam pemudaran stigma diteliti dengan pendeketan kualitatif. Pendeketan ini dipilih karena aspek interaksi dalam

Lebih terperinci

Peranan Sanggar Puring Sari Dalam Melstarikan Tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus

Peranan Sanggar Puring Sari Dalam Melstarikan Tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus Peranan Sanggar Puring Sari Dalam Melstarikan Tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus Ikha Sulis Setyaningrum Moh. Hasan Bisri, S.Sn, M.Sn Mahasiswa Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiono (2011:15) : Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Malioboro, yang merupakan pusat perbelanjaan oleh-oleh di Yogyakarta. Peneliti memilih lokasi tersebut selain objek yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian yang berjudul Model Pendidikan Life Skill di Sekolah Dasar Lebah Putih Kecamatan Sidomukti Kabupaten Salatiga ini merupakan penelitian yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik sangat mengagumkan. Keadaan alam, flora, fauna, peninggalan

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik sangat mengagumkan. Keadaan alam, flora, fauna, peninggalan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi atau tempat penelitian mengenai fenomena perempuan pengangkut garam di Desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak khususnya di pangkalan KUB

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Padepokan Jugala yang beralamat di Kopo No. 15 jl.astana Anyar Kota Bandung. Adapun alasan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penegasan identitas diri di kalangan siswa SMA dilakukan di Daerah Istimewa

METODE PENELITIAN. penegasan identitas diri di kalangan siswa SMA dilakukan di Daerah Istimewa METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan produk distro sebagai bentuk penegasan identitas diri di kalangan siswa SMA dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Topik mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) atau penelitian empiris yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam upaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN PENDEKATAN PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nasir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sikumpul, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Peneliti memilih lokasi ini, karena di daerah ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Setiap penelitian memerlukan metode agar proses penelitian dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan yang telah disiapkan. Usaha manusia untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian dimana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan kajian fenomenologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sanggar Wayang Gogon milik Ki Margono, S.Sn, yang berada di Jl. Halilintar No.140, RT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang terdapat di dalam skripsi ini adalah penelitian field research yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 ranah afektif ini sebagai pondasi bagi siswa dalam menghadapi setiap kejadian ataupun permasalahan ia alami dalam kehidupan sehari-hari. Ranah afektif dapat mengarahkan seseorang untuk dapat berbuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan kegiatan penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah fieldresearch atau penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Suwatu Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan penelitian di tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian kualitatif ini, peneliti ingin mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau usaha yang dilakukan secara sistematis, ilmiah, rasional dan empiris untuk mendapatkan suatu informasi atau data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan Ditinjau dari segi fokus penelitian, maka jenis penelitian yang tepat adalah penelitian kualitatif, yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Boyband Korea (Studi pada Komunitas Safel Dance Club ) mengambil. penggemar boyband Korea di Kota Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Boyband Korea (Studi pada Komunitas Safel Dance Club ) mengambil. penggemar boyband Korea di Kota Yogyakarta. 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian yang berjudul Analisis Perilaku Fanatisme Penggemar Boyband Korea (Studi pada Komunitas Safel Dance Club ) mengambil lokasi penelitian di kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif. Artinya, data yang dikumpulkan bukan berupa data angka, melainkan data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini adalah penelitian pendidikan, maka metode penelitian pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi para penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di berbagai lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti sekolah negeri atau swasta yang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba 58 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian naturalistik kualitatif. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini mengunakan pendekatan naturalistis atau penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif mengungkapkan data deskriptif. Menurut Bogdan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan kegiatan pencarian data, penyelidikan dan percobaan dalam suatu bidang tertentu yang dimaksudkan dan dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta dan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian dimana dengan metode ini diharapkan membantu memudahkan jalannya penelitian untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam Penelitian diperlukan metode penelitian, agar penelitian dapat berjalan sesuai rencana, dapat dipertanggung jawabkan, serta tujuan penelitian dapat tercapai. Beberapa hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejalagejala, fakta-fakta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Mahmud bahwa penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4) BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini mempergunakan paradigma budaya, maka rancangan penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4) menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2015, hlm. 2) mengatakan, Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu kondisi, suatu obyek, suatu pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang. Tujuan yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian atau research yaitu usaha untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana 36 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana cara untuk mempelajari, menyelidiki ataupun melaksanakan suatu kegiatan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja adalah penelitian kualitatif yang berdasarkan fenomenologis. Dimana pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu langkah prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Ciamis merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Ciamis merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki keanekaragaman budaya dan kaya akan berbagai macam kesenian dengan nilai estetis yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian a. Pendekatan kualitatif Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas tentang (1) Pendekatan dan Rancang Penelitian, (2) Kehadiran Peneliti, (3) Sumber Data Penelitian, (4) Teknik Pengumpulan Data, (5) Analisis Data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci